addison

25
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Addison adalah kelainan endokrin atau hormon yang terjadi pada semua kelompok umur dan menimpa pria-pria dan wanita-wanita sama rata. Penyakit dikarakteristikan oleh kehilangan berat badan, kelemahan otot, kelelahan, tekanan darah rendah, dan adakalanya penggelapan kulit pada kedua- duanya yaitu bagian-bagian tubuh yang terbuka dan tidak terbuka. Gejala-gejala dari ketidakcukupan adrenal biasanya mulainya secara berangsur-angsur. Karakteristik- karakteristik dari penyakit adalah: • kelelahan yang memburuk kronis. • kelemahan otot. • kehilangan nafsu makan. • kehilangan berat badan. Kira-kira 50 persen dari waktunya, seseorang akan mencatat: • mual. • muntah. • diare 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana ASUHAN KEPERAWATAN pada penyakit addison?? 1.3 Tujuan 1

Upload: putret-kumala-dewi

Post on 29-Jan-2016

12 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

syndrom addison

TRANSCRIPT

Page 1: Addison

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit Addison adalah kelainan endokrin atau hormon yang terjadi pada semua

kelompok umur dan menimpa pria-pria dan wanita-wanita sama rata. Penyakit

dikarakteristikan oleh kehilangan berat badan, kelemahan otot, kelelahan, tekanan darah

rendah, dan adakalanya penggelapan kulit pada kedua-duanya yaitu bagian-bagian tubuh

yang terbuka dan tidak terbuka.

Gejala-gejala dari ketidakcukupan adrenal biasanya mulainya secara berangsur-

angsur. Karakteristik-karakteristik dari penyakit adalah:

• kelelahan yang memburuk kronis.

• kelemahan otot.

• kehilangan nafsu makan.

• kehilangan berat badan.

Kira-kira 50 persen dari waktunya, seseorang akan mencatat:

• mual.

• muntah.

• diare

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana ASUHAN KEPERAWATAN pada penyakit addison??

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui lebih jelas lagi tentang penyakit addison.

2. Untuk digunakan sebagai pengetahuan dalam proses keperawatan.

3. Untuk diterapkan dalam praktek keperawatan.

1

Page 2: Addison

BAB II

ISI

2.1 Definisi

Penyakit Addison adalah suatu kelainan endokrin atau hormon yang terjadi pada

semua kelompok umur dan menimpa pria – pria dan wanita – wanita sama rata.

Penyakit di karakteristikan oleh kehilangan berat badan, kelemahan otot,

kelelahan, tekanan darah rendah dan adakalanya penggelapan kulit pada kedua –

duanya yaitu bagian – bagian tubuh yang terbuka dan tidak terbuka.

(http:/www.total kesehatan nanda.com/Addison 4html)

Penyakit Addison adalah penyakit yang terjadi akibat fungsi korteks tidak

adekuat untuk memenuhi kebutuhan pasien akan hormon – hormon korteks

adrenal (soediman,1996)

Penyakit Addison adalah lesi kelenjar primer karena penyakit destruktif atau

atrofik, biasanya auto imun atau tuberkulosa (baroon, 1994)

Penyakit Addison adalah terjadi bila fungsi korteks adrenal tidak adekuat untuk

memenuhi kebutuhan pasien akan kebutuhan hormon – hormon korteks adrenal

(keperawatan medical bedah, bruner, dan suddart edisi 8 hal 1325)

Penyakit Addison adalah kekurangan partikal ssekresi hormon korteks adrenal.

Keadaan seperti ini terlihat pada hipoado tironisme yang hanya mengenal zona

glomeruluna dan sakresi aldosteron pada sindrom adrenogenetal dimana

gangguan enzim menghambat sekresi steoid (Patofisiologi Edisi 2 Hal 296)

2.2 Etiologi

Penyakit ini dapat disebabkan oleh penyakit tuberculosis, histoplasmosis. Tetapi

penyebab yang tersering adalah kesalahan sistem imun sehingga menyerang organ

fisiologis dalam tubuh, dalam hal ini adalah kelenjar adrenal. Beberapa penyebab dari

penyakit addison :

a. Tuberculosis.

b.   Histo plasmosis.

2

Page 3: Addison

c. Koksidiodomikosisd.

d. Kriptokokissie.

e. Pengangkatan kedua kelenjar adrenal.

f. Kanker metastatik (Ca. Paru, Lambung, Payudara, Melanoma, Limfoma).

g. Adrenalitis auto imun.

2.3 Epidemiologi

Penyakit addison jarang dijumpai dan memiliki prevalensi 4 dari 100.000 orang ; 2/3

pasien adalah perempuan.diagnosis ditegakan antara usia 20 dan 50 tahun. Dahulu,

tuberkulosis adalah penyebab utama penyakit addison. Saat ini dengan kemoterapi yang

lebih baik,hanya sedikit pasien tuberkulosis yang mengalami insufesiensi adrenal. 

2.4 Faktor predisposisi.

penyakit addison atau insufiensi adrenal dapat terjadi ketika seseorang menghentikan

penggunaan obat steroid,atau karena trauma ,pembedahan atau gabungan dari beberapa

stres fisiologis ,penurunan cadangan glikokortikoid pada seseorang dengan hipofungsi

adrenal.

2.5 Manifestasi Klinik.

a. Gejala awal : kelemahan, fatique, anoreksia, hausea, muntah, BB menurun,

hipotensi, dan hipoglikemi.

b. Astenia (gejala cardinal) : pasien kelemahan yang berlebih.

c. Hiperpiqmentasi : menghitam seperti perunggu, coklat seperti terkena sinar

matahari, biasanya pada kulit buku jari, lutut, siku.

d. Rambut pubis dan aksilaris berkurang pada perempuan.

e. Hipotensi arterial (td : 80/50 mmHg/kurang).

f. Abnormalitas fungsi gastrointestinal

2.6 Patofisiologi.

Antigen adrenal spesifik yang autoantibodinya meliputi 21-hidroksilase

(CYP21A2) dan enzim pemecah rantai mungkin bertanggung jawab atas serangkaian

proses yang menyebabkan insufisiensi meskipun tidak diketahui apakah antibody ini

3

Page 4: Addison

secara signifikan dapat menyebabkan insufisiensi kelenjar adrenal. Beberapa antibody

menyebabkan insufisiensi adrenal dengan memblok proses pengikatan ACTH dengan

reseptornya.

2.7 Komplikasi.

a. Syok, (akibat dari infeksi akut atau penurunan asupan garam).

b. Kolaps sirkulasi.

c. Dehidrasi.

d. Hiperkalemiae.

e. Sepsis.

f. Ca. Paru.

g. Diabetes melitus

2.8 Pemeriksaan Penunjang.

a. Pemeriksaan Laboratorium

- Penurunan konsentrasi glukosa dan natrium (hipoglikemia dan hiponatrium)

- Peningkatan konsentrasi kalium serum (hiperkalemia)

- Peningkatan jumlah sel darah putih (leukositosis)

- Penurunan kadar kortisol serum

- Kadar kortisol plasma rendah.

b. Pemeriksaan radiografi abdominal menunjukan adanya klasifikasi diadrenal.

c. CT Scan.

Detektor klasifikasi adrenal dan pembesaran yang sensitive hubungannya dengan

insufisiensi pada tuberculosis, infeksi, jamur, penyakit infiltrasi malignan dan non

malignan dan hemoragik adrenal.

d. Gambaran EKG

4

Page 5: Addison

Tegangan rendah aksis QRS vertical dan gelombang ST non spesifik abnormal

sekunder akibat adanya abnormalitas elektrolik.

e. Tes stimulating ACTH.

Cortisol adarah dan urin diukur sebelum dan setelah suatu bentuk sintetik dari

ACTH diberikan dengan suntikan. Pada tes ACTH yang disebut pendek cepat.

Penyukuran cortisol dalam darah di ulang 30 sampai 60 menit setelah suatu

suntikan ACTH adalah suatu kenaikan tingkatan – tingkatan cortisol dalam darah

dan urin.

f. Tes Stimulating CRH.

Ketika respon pada tes pendek ACTH adalah abnormal, suatu tes stimulasi CRH

“Panjang” diperlukan untuk menentukan penyebab dari ketidak cukupan adrenal.

Pada tes ini, CRH sintetik di suntikkan secara intravena dan cortisol darah diukur

sebelum dan 30, 60 ,90 dan 120 menit setelah suntikan. Pasien – pasien dengan

ketidak cukupan adrenal seunder memp. Respon kekurangan cortisol namun tidak

hadir / penundaan respon – respon ACTH. Ketidakhadiran respon – respon ACTH

menunjuk pada pituitary sebagai penyebab ; suatu penundaan respon ACTH

menunjukan pada hypothalamus sebagai penyebab.

2.9 Penatalaksanaan

a. Medik:

1. Terapi dengan pemberian kortikostiroid setiap hari selama 2 sampai 4 minggu

dosis 12,5 – 50 mg/hr.

2. Hidrkortison (solu – cortef) disuntikan secara IV.

3. Prednison (7,5 mg/hr) dalam dosis terbagi diberikan untuk terapi pengganti

kortisol.

4. Pemberian infus dekstrose 5% dalam larutan saline.

5. Fludrukortison : 0,05 – 0,1 mg/hr diberikan per oral

5

Page 6: Addison

b. Keperawatan:

1. Pengukuran TTV.

2. Memberikan rasa nyaman dengan mengatur / menyediakan waktu istirahat

pasien.

3. Menempatkan pasien dalam posisi setengah duduk dengan kedua tungkai

ditinggikan.

4. Memberikan suplemen makanan dengan penambahan garam.

5. Fallow up : mempertahankan berat badan, tekanan darah dan elektrolit yang

normal disertai regresi gambaran klinis.

6. Memantau kondisi pasien untuk mendeteksi tanda dan gejala yang

menunjukan adanya krisis Addison.

2.10 Merawat Penyakit Addison.

Perawatan penyakit Addison melibatkan penggantian, atau substitusi, hormon-

hormon yang sedang tidak dibuat kelenjar-kelenjar adrenal. Cortisol digantikan secara

oral dengan tablet-tablet hydrocortisone, glukokortikoid sintetik, yang dikonsumsi

sekali atau duakali sehari. Jika aldosteron juga tak mencukupi, ia digantikan dengan

dosis-dosis oral dari mineralocorticoid yang disebut fludrocortisone acetate (Florinef),

yang dikonsumsi sekali sehari. Pasien-pasien yang menerima terapi penggantian

aldosteron biasanya dinasehati oleh seorang dokter untuk meningkatkan pemasukkan

garam mereka. Karena pasien-pasien dengan ketidakcukupan adrenal sekunder secara

normal mempertahankan produksi aldosteron, mereka tidak memerlukan terapi

penggantian aldosteron. Dosis-dosis dari setiap obat-obat ini disesuaikan untuk

memenuhi keperluan-keperluan dari pasien-pasien perorangan.

Selama krisis addisonian, tekanan darah rendah, glukosa darah yang rendah,

dan tingkatan-tingkatan potassium yang tinggi dapat mengancam nyawa. Terapi

standar melibatkan suntikan-suntikan intravena dari hydrocortisone, saline (air

garam), dan dextrose (gula). Perawatan ini umumnya membawa perbaikan yang

cepat. Ketika pasien-pasien dapat mengkonsumsi cairan-cairan dan obat-obatan secara

6

Page 7: Addison

oral (mulut), jumlah hydrocortisone dikurangi hingga dosis pemeliharaan tercapai.

Jika aldosterone tak mencukupi, terapi pemeliharaan juga memasukkan dosis-dosis

oral dari fludrocortisone acetate.

Pasien-pasien dengan ketidakcukupan adrenal yang kronis yang memerlukan

operasi dengan pembiusan umum dirawat dengan suntikan-suntikan hydrocortisone

dan saline. Suntikan-suntikan mulai pada malam hari sebelum operasi dan berlanjut

hingga pasien-pasien sadar sepenuhnya dan mampu meminum obat melalui mulut.

7

Page 8: Addison

BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

3.1. Identitas

Penyakit Addison bisa terjadi pada laki – laki maupun perempuan yang mengalami krisis

adrenal

3.2. Keluhan Utama

Pada umumnya pasien mengeluh kelemahan, fatique, nausea dan muntah.

3.3. Riwayat Penyakit Dahulu

Perlu dikaji apakah klien pernah menderita tuberkulosis, hipoglikemia maupun ca paru,

payudara dan limpama

3.4. Riwayat Penyakit Sekarang

Pada pasien dengan penyakit Addison gejala yang sering muncul ialah pada gejala awal :

kelemahan, fatiquw, anoreksia, nausea, muntah, BB turun, hipotensi dan hipoglikemi,

astenia (gejala cardinal). Pasien lemah yang berlebih, hiperpigmentasi, rambut pubis dan

axila berkurang pada perempuan, hipotensi arterial (TD : 80/50 mm)

3.5. Riwayat Penyakit Keluarga

Perlu dikaji apakah dalam keluarga ada yang pernah mengalami penyakit yang sama /

penyakit autoimun yang lain.

3.6. Pemeriksaan Fisik ( Body Of System)

a. Sistem Pernapasan

8

Page 9: Addison

I : Bentuk dada simetris, pergerakan dada cepat, adanya kontraksi otot bantu

pernapasan (dispneu), terdapat pergerakan cuping hidung

P : Terdapat pergesekan dada tinggi

P : Resonan

A : Terdapat suara ronkhi, krekels pada keadaan infeksi

b. Sistem Cardiovaskuler

I : Ictus Cordis tidak tampak

P : Ictus cordis teraba pada ICS 5-6 mid clavikula line sinistra

P : Redup

A : Suara jantung melemah

c. Sistem Pencernaan

· Mulut dan tenggorokan : nafsu makan menurun, bibir kering

· Abdomen : I : Bentuk simetris

A: Bising usus meningkat

P : Nyeri tekan karena ada kram abdomen

P : Timpani

d. Sistem muskuluskeletal dan integumen

Ekstremitas atas : terdapat nyeri

Ekstremitas bawah : terdapat nyeri

Penurunan tonus otot

9

Page 10: Addison

e. Sistem Endokrin

Destruksi kortek adrenal dapat dilihat dari foto abdomen, Lab. Diagnostik ACTH

meningkat

Integumen à Turgor kulit jelek, membran mukosa kering, ekstremitas dingin,cyanosis,

pucat, terjadi piperpigmentasi di bagian distal ekstremitas dan buku –

buku pad ajari, siku dan mebran mukosa

f. Sistem Eliminasi Uri

Diuresis yang diikuti oliguria, perubahan frekuensi dan krakteristik urin

g. Eliminasi Alvi

Diare sampai terjadi konstipasi, kram abdomen

h. Sistem Neurosensori

Pusning, sinkope, gemetar, kelemahan otot, kesemutan terjadi disorientasi waktu,

tempat, ruang (karena kadar natrium rendah), letargi, kelelahan mental, peka

rangsangan, cemas, koma ( dalam keadaan krisis)

i. Nyeri / kenyamanan

Nyeri otot, kaku perut, nyeri kepala, nyeri tulang belakang, abdomen, ekstremitas

j. Keamanan

Tidak to0leran terhadap panas, cuaca udaha panas, penngkatan suhu, demam yang

diikuti hipotermi (keadaan krisis)

k. Aktivitas / Istirahat

Lelah, nyeri / kelemahan pada otot terjadi perburukan setiap hari), tidak mampu

beraktivitas / bekerja. Peningkatan denyut jantung / denyut nadi pada aktivitas yang

minimal, penurunan kekuatan dan rentang gerak sendi.

10

Page 11: Addison

l. Seksualitas

Adanya riwayat menopouse dini, aminore, hilangnya tanda – tanda seks sekunder

(berkurang rambut – rambut pada tubuh terutama pada wanita) hilangnya libido

m. Integritas Ego

Adanya riwayat – riwayat fasctros stress yang baru dialami, termasuk sakit fisik atau

pembedahan, ansietas, peka rangsang, depresi, emosi tidak stabil.

3.7 Diagnosa

1. Kekurangan volume cairan b/d kekurangan natrium dan kehilangan cairan

melalui ginjal, kelenjar keringat, saluran GIT ( karena kekurangan aldosteron).

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d intake tidak adekuat (mual, muntah,

anoreksia) defisiensi glukontikord.

3. Gangguan harga diri b/d perubahan dalam kemampuan fungsi, perubahan

karakteristik tubuh.

4. Kurang pengetahuan b/d kurangnya informasi ditandai dengan anxietasIntervensi

11

Page 12: Addison

3.8 Intervensi

No

DX

Tujuan Kriteria Hasil Tindakan

Keperawatan

Rasional

1. Setelah diberikan

tindakan kep

selama ....x24

jam diharapkan

volume cairan

terpenuhi.

1)pengeluaran urine

yang adekuat (batas

normal) tanda-

tanda  vital stabil

tekanan nadi perifer

jelas,turgor kulit

baik,pengisiian

kapiler baik,dan

membran mukosa

lembab/basah.

MANDIRI :

1) pantau tanda

vital,catat perubahan

tekanan pada

perubahan posisi,

kekuatan dari nadi

perifer.

2)ukur dan timbang

berat badan setiap

hari

3) auskultasi bising

usus(peristaltic

usus). Catat dan

laporkan adanya

mual,muntah dan

diare

4) pertahankan

kenyamanan

lingkungan .lindungi

pasien dari cahaya

dengan selimut atau

MANDIRI:

1) hipotensi pastural

merupakan bagian

hipovolemia akibat

kekurangan hormone

aldesteron dan

penurunan curah

jantung sebagai akibat

dari penurunan

kortisol.

2) memberikan

perkiraan kebutuhan

akan penggantian

volume cairan dan

keefektifan

pengobatan

3) kerusakan fungsi

saluran cerna dapat

meningkatkan

kehilangan cairan dan

elektrolit dapat

12

Page 13: Addison

sejenisnya

KOLABORASI:

1)berikan  cairan

NACL 0.9 %

( normal saline)

mempengaruhi cara

untuk pemberian

cairan dan nutrisi

4) menghindari panas

berlebihan akan dapat

meningkatkan

kehilangan cairan

KOLABORASI :

1)dengan pemberian

NaCl 0.9% melalui

IV  sebanyak 500-

1000ml/jam  dapat

mengatasi kekurangan

natrium yang telah

terjadi.

2. Setelah diberikan

tindakan kep

selama ....x24

jam diharapkan 

pemenuhan

nutrisi pasien

terpenuhi.

1)berat badan

pasien

meningkat,nafsu

makan meningkat .

MANDIRI:

1) auskultasi bising

usus dan kaji apakah

ada nyeri perut, mual

atau muntah

2) pantau pemasukan

makanan dan

timbang berat badan

tiap hari.

3) berikan atau bantu

perawatan mulut

MANDIRI :

1) kekurangan kortisol

dapat menyebabkan

gejala gastrointestinal

berat yang

mempengaruhi

pencernaan dan

obsorpsi dari makanan

2) anoreksia,

kelemahan dan

kehilangan pengaturan

metabolism oleh

kortisol terhadap

makanan dapat

mengakibatkan

penurunan berat

13

Page 14: Addison

KOLABORASI :

1)Berikan glukosa

intravena dan obat

obatan sesuai

indikasi

badan dan terjadinya

malturasi yang serius.

3) mulut yang bersih

dapat meningkatkan

nafsu makan

KOLABORASI:

1)memperbaiki

hipoglikemia,memberi

sumber energi untuk

fungsi seluler,

3. Setelah diberikan

tindakan kep

selama ....x24

jam diharapkan 

pasien dapat

mengungkapan

penerimaan

terhadap keadaan

diri sendri

diungkapkan

secara verbal.

1)pasien dapt

menunjukan

kemampuan

beradaptasi

terhadap perubahan

yang terjadi 

ditandai dengan

merencanakan

tujuan yang realistik

dan berpartisipasi

dlam bekerja

bernain dan

berhubungan

dengan orang lain.

MANDIRI :

1) dorong pasien

untuk membuat

pilihan dan

berpartisipasi dalam

perawatan diri

sendiri.

2) mengajari teknik

relaksasi dan

member bimbingan

imajinasi

KOLABORASI :

1)rujuk kepelayanan

sosial,konseling dan

MANDIRI:

1) dapat membantu

peningkatan rasa

percaya

diri,memperbaiki

harga diri,

menurunkan

pemikiran terus

menerus terhadap

perubahan, dan

meningkatkan

perasaan terhadap

pengendalian diri

2) meminimalkan

perasaan stress,

frustasi, dan

meningkatkan

kemampuan untuk

14

Page 15: Addison

kelompok

pendukung sesuia

kebutuhan .

mengendalikan diri

KOLABORASI :

1)pendekatan secara

konperehensif dapat

membantu memenuhi

kebutuhan pasien

untuk memelihara

tingkah laku koping.

4. Setelah diberikan

tindakan kep

selama ....x24

jam diharapkan

pasien  dapat

mengungkapkan  

pemahamnya

tentang

penyakit ,progno

sis dan

pengobatanya

1)pasien dapat

mengidentifikasikan

tanda dan gejala

pada proses

penyakit dan

penyebabnya

MANDIRI :

1) menjelasan

kepada pasien

tentang penyakit

yang diderita.

2) sarankan pasien

untuk tetap

mempertahankan

secara aktif jadwal

yang teratur dalam

makan, tidur dan

latihan

MANDIRI :

1) memberikan

pengetahuan pasien

yang dapat memilih

berdasarkan informasi

2) membantu untuk

perasaan

menyenangkan,sehat

dan untuk memahami

bahwa aktivitas fisik

yang tidak teratur

dapat meningkatkan

kebutuhan hormone

15

Page 16: Addison

3.9 Evaluasi

No.dx Evaluasi

1. pengeluaran urine pasien adekuat (batas normal) tanda tanda  vital stabil

tekanan nadi perifer jelas,turgor kulit baik,pengisiian kapiler baik,dan

membran mukosa lembab/basah.

2. berat badan pasien meningkat,nafsu makan meningkat .

3. pasien dapt menunjukan kemampuan beradaptasi terhadap perubahan yang

terjadi  ditandai dengan merencanakan tujuan yang realistik dan

berpartisipasi dlam bekerja bernain dan berhubungan dengan orang lain.

4. pasien dapat mengidentifikasikan tanda dan gejala pada proses penyakit dan

penyebabnya

16

Page 17: Addison

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Penyakit Addison dapat menyebabkan sifat lekas marah (mudah terangsang)

dan depresi. Karena kehilangan garam, permintaan untuk makanan-makanan

bergaram juga adalah umum. Hypoglycemia, atau glukosa darah yang rendah, adalah

lebih berat/parah pada anak-anak daripada pada dewasa-dewasa. Pada wanita-wanita,

periode-periode menstrual mungkin menjadi tidak teratur atau berhenti.Karena gejala-

gejala majunya secara perlahan, mereka umumnya diabaikan hingga kejadian yang

penuh stress seperti penyakit atau kecelakaan menyebabkan mereka menjadi lebih

buruk. Ini disebut krisis addisonian, atau ketidakcukupan adrenal yang akut. Pada

kebanyakan kasus-kasus, gejala-gejala cukup berat sehingga pasien-pasien mencari

perawatan medis sebelum krisis terjadi. Bagaimanapun, pada kira-kira 25 persen dari

pasien-pasien, gejala-gejala pertama kali nampak selama krisis addisonian.

Gejala-gejala dari krisis addisonian termasuk:

• nyeri menembus yang tiba-tiba pada punggung bawah, perut, atau kaki-kaki.

• muntah dan diare yang berat.

• dehidrasi.

• tekanan darah rendah.

• kehlangan kesadaran.

Ditinggalkan tidak dirawat, krisis addisonian dapat menjadi fatal.

17

Page 18: Addison

DAFTAR PUSTAKA

Adnan HM. Artritis Reumatoid. Dalam Suparman dkk, eds. Ilmu Penyakit Dalam. Persatuan Ahli

Penyakit Dalam Indonesia, Edisi Pertama, Jakarta, 1989; Jilid I : 694-713.

Anderson RJ. Rheumatoid arthritis. Clinical features and laboratory. Dalam : Schumacher Jr. HR,

Klippel JH. Koopman WJ, ads. Primer on the Rheumatic Diseases. The Arthritis Foundation,

Atlanta, 1993; 90-95.

Keliigren JH. Heberden Oration, 1963. The epidemiology of rheumatic diseases. Ann Rheum Dis

1964; 23: 109-22.

Tulaar ABM. Rehabilitasi pada rheumatoid arthritis. Bul Reum ind 1994; 1 (3): 7-8.

Nanda ,diagnosa keperawatan,definisi dan klasifikasi 2005-2006

Doenges E. Marilynn dkk,2000.Rencana Asuhan Keperawatan.Jakarta:EGC

18