acehtourism edisi 001

100
9772338 586006 Museum Tsunami Aceh (Lorong Memori Duka) 1 (September 2013)

Upload: saryulis-sar

Post on 23-Oct-2015

195 views

Category:

Documents


20 download

DESCRIPTION

acehtourism Edisi 001

TRANSCRIPT

Page 1: acehtourism Edisi 001

9 7 7 2 3 3 8 5 8 6 0 0 6

Museum Tsunami Aceh(Lorong Memori Duka)

1

(September 2013)

Page 2: acehtourism Edisi 001

2 ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Page 3: acehtourism Edisi 001

3ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Page 4: acehtourism Edisi 001

4 ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Aceh unik. Aceh menarik. Sebagai provinsi paling ujung di wilayah barat Indonesia, Aceh punya modal besar di dunia pariwisata: culture dan nature. Budaya yang mengakar dalam segenap sendi kehidupan masyarakatnya yang didukung keindahan alam yang terda-pat di hampir seluruh daerahnya, Aceh menjanjikan pesona luar biasa.

Di segi budaya, wisata sejarah dan wisata religi merupakan objek wisata unggulan di antara objek wisata lainnya. Dengan peninggalan situs-situs bersejarah masa jaya beberapa kerajaan Islam antara abad XII – XVII. Sejarah Aceh juga diperkuat oleh kisah heroik masyarakatnya pada masa kolo-nialisme Belanda di Nusantara.

Hingga yang terakhir, bencana tsu-nami yang pernah melanda Aceh pada 26 Desember 2004 silam, telah mem-buat mata dunia tertuju ke Aceh. Aceh pun menjadi perbincangan masyarakat dunia dan masyarakat di tanah air yang ikut simpati atas bencana yang menelan ribuan nyawa para suhada.

Begitu tercengangnya mereka yang mengunjungi Aceh. Cerita duka dan keindahan bahari, serta alam Aceh mu-lai menjadi perbincangan dari mulut ke mulut. Sehingga berselancar di dunia maya. Akhirnya kunjungan pun mulai ramai karena Aceh mulai dirasa damai dan aman untuk dikunjungi.

Aceh tidak lagi sebagai daerah dengan lika-liku sejarah yang unik. Kenyataan ini bertambah menarik saat masyarakat Nasional dan Internasional mengetahui banyak kultur budaya ke-hidupan masyarakatnya yang religius, ramah, dan heterogen yang belum digali dan diinformasikan ke publik.

Begitu pun dengan pesona

alamnya. Aceh memiliki banyak tempat yang tidak kalah indahnya dengan destinasi-destinasi wisata Nasional maupun dunia. Dengan kontur alam dan gugusan pulau-pulau yang terletak di ujung barat dan selatan, Aceh punya tempat-tempat wisata layak untuk dikunjungi dan masih alami.

Sekarang ini mata dunia tertuju ke Pulau Weh, Kota Sabang. Karena kein-dahan pantai dan pesona alam bawah lautnya. Sehingga Kota Sabang telah ditempatkan sebagai salah satu titik destinasi Wonderful Indonesia oleh Departemen Pariwisata dan Industri di Jakarta.

Begitu juga dengan pulau-pulau terluar lain seperti Simeulue dan Pulau Banyak, Aceh Singkil yang berbatasan dengan Samudera Hindia. Kesemuanya memiliki keindahan pantai, taman bawah laut yang membuat para pengunjung tidak pernah bosan untuk menghabiskan waktunya di sana.

Wisata kuliner dengan keragaman jenis makanan tradisional, mampu memanjakan lidah masyarakat dunia dan daerah lain di Indonesia. Hingga tak salah jika Aceh kini dijuluki sebagai destinasi wisata yang komplit dan wajib dikunjungi.

Untuk itu, sebagai petunjuk wisata bagi wisatawan yang akan mengun-jungi Aceh, Majalah Aceh Tourism edisi perdana telah lahir menjawab semua kebutuhan itu.

Menyajikan berbagai informasi pesona culture and nature di seku-jur tubuh Aceh, majalah ini adalah referensi wisata terlengkap yang layak dibaca ketika Anda ingin menjejak-kan kaki di tanah Serambi Mekkah ini. Wellcome to Aceh....

Pemimpin Umum/Pemimpin Perusahaan: Salman Varisi

Dewan Redaksi:Salman Varisi AK JailaniDR. Husaini Ibrahim, MAIr. Fauzi DaudMahindren, S.SosIbnoe Arhas Zulfikri (Joel’s Bungalow)

Administrasi dan Keuangan:MarshallSafrizal Ys.

Penasehat Hukum:Zulfikar Sawang, SH

Pemimpin Redaksi:Saniah LS

Sekretaris Redaksi: Muliadi

Redaktur:Misbah IlyasReza Yusuf S. Paru

Redaktur Photo:AK. Jailani

Photografer:Aqil Rozha (Simeulue)Irfan M.Nur

Kontributor: Banda Aceh/Aceh Besar : Yanti, Kesia Sabang: Imelda, Idrus

Layout:Maimun YulifAfifuddin

Manager Iklan: Bulqaini Ilyas

Manager Pemasaran:Misbah Ilyas

Staf Iklan dan Pemasaran: Banda Aceh/Aceh Besar: Zafrul Firda RahmadiSabang: Yusra

Sirkulasi:Musrizal

Alamat Redaksi, Iklan dan Berlangganan: Jalan T. Lamgugop, Simpang 4Lamgugop, Syiah Kuala Banda AcehHp: 0812 6938 8822 - 0813 9654 3016website. www.acehtourism.infoemail: [email protected]

Iklan dan Pemasaran: 0813 6012 9501- 0812 690 1302email: [email protected]

Redaksi menerima tulisan/foto dari pembacatulisan/foto dapat dikirim ke alamat redaksi

Penerbit :CV. Aceh Multivision

A c e h T o u r i s m Majalah Aceh TourismSajian Informasi Wisata Aceh

Salman Varisi |Pemimpin Umum

EDITORIAL

Page 5: acehtourism Edisi 001

5ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Provinsi Aceh termasuk salah satu wilayah yang memi-liki kawasan wisata sangat

lengkap. Berbagai lokasi wisata bisa dinikmati di provinsi terujung di Pulau Sumatera ini. Mulai dari wisata bahari, budaya, religius, pegunungan, kuliner, sejarah, dan wisata tsunami.

Bagi Provinsi Aceh, tahun kun-jungan wisata ini merupakan yang pertama, sebab sebelumnya wilayah Aceh cukup lama larut dalam konflik dan bencana yang hebat. Namun kini semua kisah masa lalu itu telah berlalu. Aceh yang sekarang jauh berbeda dengan Aceh yang dulu.

Gubernur Aceh, dr Zaini Abdul-lah mengatakan, untuk mendukung Visit Aceh Year 2013, Aceh telah berbenah, menata wilayah, membang-kitkan semangat budaya, berkesenian,

Welcome toAceh

dan berkreasi kepada masyarakatnya. “Kami siap menyambut kedatangan para wisatawan nasional dan man-canegara yang ingin berkunjung ke Provinsi Aceh. Welcome to Aceh,” ujarnya.

Sebut Gubernur Aceh, paling tidak ada 808 lokasi wisata yang menarik untuk dikunjungi para wisatawan jika datang ke Provinsi Aceh. Lokasi wisata itu terdiri dari 426 kawasan wisata alam, 268 wisata budaya, dan ada 114 jenis wisata khusus yang kesemuanya memiliki keunikan tersendiri.

Di samping itu, para pengunjung juga akan bisa menikmati sensasi berbagai aneka kuliner khas Aceh, kehidupan di kampung-kampung tradisional, budaya masyarakat desa dari berbagai etnik dan bahasa lokal. Serta ribuan jenis kerajinan rakyat yang unik dan menarik.

Lanjutnya, dalam peluncuran program tahun kunjungan wisata Aceh 2013 ini, dengan tema “Serambi Mek-kah Kaya Budayanya, Indah Alamnya”, mengandung arti bahwa keanekaraga-man budaya serta keindahan alam Aceh akan siap menebar kesan yang mendalam bagi kalangan wisatawan yang berkunjung.

“Di Provinsi Aceh, bukan hanya hiburan, budaya, dan keindahan alam yang bisa dinikmati. Berbagai ilmu pengetahuan juga bisa didapatkan. Seperti antaranya, pengetahuan di bidang mitigasi bencana, situs sejarah yang belum banyak terungkap kep-ermukaan, dan sejarah Islam,” sebut Zaini Abdullah.

Pada masa lalu, sehubungan dengan dinamika politik yang melanda Aceh, kata Zaini Abdullah sebagian

dari kawasan wisata di Aceh luput dari perhatian, sehingga orang luar kurang memahami potensi yang ada di Aceh. Tapi sekarang menurut Gubernur Aceh, situasi telah berubah. Sejak perdamaian, pasca rehabilitasi dan rekontruksi, kondisi Aceh sangat kondusif untuk segala aktivitas bisnis dan wisata.

Melihat potensi yang ada, Zaini Abdullah mengajak para investor un-tuk mengembangkan bisnis di Aceh. Selain bisa berinvestasi di bidang pariwisata, menurut Gubernur Aceh berbagai sektor usaha lain terbuka lebar untuk dikembangkan. Sebut dia, baik itu sektor pertanian, perikanan, industri, pertambangan, dan seba-gainya.

“Kami memiliki regulasi yang cukup memihak investor jika mena-namkan investasi di Aceh. Hal ini pula yang mendorong kami begitu percaya diri untuk menjanjikan kenyamanan bagi siapa saja yang datang ke Aceh,” tegas Zaini Abdullah.

Pemerintah Aceh menurut pejabat nomor satu di Aceh ini telah melaku-kan pembenahan di sana-sini, baik itu di sektor infrastruktur, aksesibili-tas, pelatihan sumber daya manusia bidang pariwisata, pelayanan, dan sarana perhotelan. Serta susunan agenda seni budaya yang akan tampil sepanjang 2013.

Juga memberi kemudahan bagi wisatawan asing yang ingin datang ke Aceh, karena tidak perlu repot-repot lagi mengurus visa di negara asalnya. Sebab di Bandara Iskandar Muda (SIM), kata Zaini Abdullah telah tersedia fasilitas Visa on Arrival (Visa bagi Kunjungan). nril

Zaini Abdullah | Gubernur Aceh

Page 6: acehtourism Edisi 001

6 ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

CULINARYMasam Keu-eungRestauran Khas Aceh Rayeuk

SABANG TOURIboih Beach, Syurga Bawah Laut bagi Pecinta Diving

SPECIAL REPORTPKA VI Aceh Satu Bersama

ACEH HISTORYSelamatkan Peninggalan Sejarah Aceh

SIMEULUE TOURPulau SimeuluePulau Indah Dibatas Samudera Hindia

CULTUREKenduri Sepanjang Tahun

CULINARYNegeri Seribu Warung Kopi

WORKS OF ARTSeni Tradisional AcehEnergik, Indah dan Kaya Improvisasi

BANDA ACEH TOURBandar Aceh Kota Sejarah Kota Raja-raja

ACEH TENGAH TOURMemburu Depik di Danau nan Indah

ACEH BESAR TOURPantai Lampu-ueknan Eksotis

SINGKIL TOURRawa SingkilSyurga Ekowisata

13

36

71

20

39

78

26 34

44

87

52

91

10MAIN REPORTMuseum Tsunami AcehLorong Memori Duka

CONTENT

Page 7: acehtourism Edisi 001

7ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Lembut dan penuh kasih say-ang adalah sifat masyarakat Aceh sesungguhnya. Kalau

pun terdapat stigma yang beredar di daerah luar, orang Aceh punya sifat dasar keras kepala dan suka member-ontak. Ini bukanlah kemutlakan sifat ureueng Aceh secara keseluruhan.

Disebut bukan sifat mutlak orang Aceh karena biasanya sifat ini timbul kemudian hari karena suatu sebab. Semisal dikhianati, dicerca, dimaki, ditipu, dan sebagainya. Hal ini dengan jelas terungkap dalam rangkuman hadih maja. “Surôt lhèe langkah meureundah diri, mangat jituri nyang bijaksana”. (Mundur tiga langkah merendah diri, agar mereka bisa men-genali arti bijaksana).

Dua karakter yang paling menon-jol dari masyarakat Aceh yaitu sikap militansi dan loyal. Hal ini bisa dibaca melalui syair do da idi. Senandung me-nidurkan bayi yang mengajarkan dan mengajak sang bayi agar setelah besar nanti tidak takut ke medan perang

untuk berjuang membela bangsa. Selain sikap militansi, loyalitas

bagi orang Aceh adalah sebuah nilai dengan harga mahal. Hal ini agar membuat orang Aceh menjadi loyal. Seseorang haruslah mampu menun-

jukkan diri jujur dan dapat diper-caya. Tidak berkhianat ketika

diberikan kepercayaan padanya.

Untuk ini se-buah hadih maja mengungkapkan,“Ureueng Aceh nyoe hate hana teupeh,

boh kreh jeuet ta raba. Meu-nyoe hate ka teupeh, bu leubeh han dipeutaba”. (Orang Aceh kalau hatinya tidak tersingung, kehormatannya pun bisa disentuh. Kalau hatinya sempat tersingung nasi berlebihan pun tidak akan ditawarkan).

Lima watak orang Aceh yang menonjol adalah sebagai berikut:

MilitanArtinya memiliki semangat juang

yang tinggi. Bukan hanya dalam memperjuangkan makna hidup tetapi juga dalam mempertahankan harga diri atau eksistensinya. Militansi Aceh adalah militansi dalam makna mem-pertahankan kebenaran yang diyakini masyarakatnya.

ReaktifArtinya sebagai sebuah sikap awas

atas harga diri yang keberadaannya dipertaruhkan dalam konstelasi sosial budaya. Orang Aceh sangat peka terhadap situasi sosial di sekitarnya. Orang Aceh tidak suka diusik, sebab jika tersinggung dan menanggung malu reaksi yang timbul adalah akan dibenci dan bahkan menimbulkan dendam. Hingga orang Belanda pada masa perang kolonial melebeli orang Aceh sebagai ‘Aceh Pungo’.

KonsistenHal ini tampak dalam sikap dan

pendirian yang tidak plin plan, tegas, taat. Apalagi jika berkaitan dengan harga diri dan kebenaran. Sebagai representasi dari sifat ini terungkap dalam idiom masyarakat Aceh ‘meu-nyoe ka bak u, han mungken bak pine-ung’ (Jika sudah pohon kelapa, tidak mungkin pohon pinang). Konsistensi orang Aceh terlihat dalam patriotisme melawan penjajah, sejak zaman kera-jaan, perang kolinialis, sampai pada zaman kemerdekaan.

OptimisTampak dalam melakukan suatu

pekerjaan tertentu. Orang Aceh be-ranggapan bahwa setiap pekerjaan yang kelihatan sulit dan berat harus dicoba dan dilalui. Perang terlama melawan penjajah Belanda dilakoni hingga Belanda benar-benar harus angkat kaki dari Aceh. Walau pun ber-hadapan dengan kecanggihan mesin perang, masyarakat Aceh tetap optimis dengan modal militansi.

LoyalIni amat berkaitan dengan keper-

cayaan. Jika seseorang, lebih-lebih pemimpin, menghargai, mempercayai, tidak menipu, tidak mencurigai orang Aceh, mereka akan membaktikan diri sepenuhnya kepada sang pemimpin.

Kendati tidak semua hadih maja dapat berlaku secara harfiah di segala zaman, nilai filosofis di dalamnya tetap menggambarkan tipologi masyarakat Aceh secara keseluruhan. Filosofis yang diemban hadih maja tersebut masih terlihat dalam masyarakat Aceh hingga saat ini. n

(Sumber: Memahami Orang Aceh, Karangan Dr. Mohd. Harun M.Pd)

Mengenal Karakter Masyarakat Aceh

ACEHNESE PEOPLE

Page 8: acehtourism Edisi 001

8 ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Alamat:Jl. Banda Aceh - Medan km. 9 Lambaro Aceh Besar

Page 9: acehtourism Edisi 001

9ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Head Office:Jl. Mohd. Jam No. 38/40 Banda Aceh, Indonesia. Telp. (0651) 23631-23502

Fax: (0651) 23502-33317 email: [email protected]

Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh

NikmatiNikmatiPaket Tour Wisata Lawatan

Sambil Bercuti Bersamake Aceh Darussalam

Paket Tour Wisata Lawatan Sambil Bercuti Bersama

ke Aceh Darussalam

Page 10: acehtourism Edisi 001

10 ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Lorong Memori DukaMuseum Tsunami Aceh

MAIN REPORT

Foto

: AK.

Jaila

ni Gedung Museum Tsunami Aceh (kiri), Lorong masuk ke ruang galeri foto musibah Tsunami (bawah)

Berjarak 1 kilo meter dari Mesjid Baiturahman Banda Aceh, Museum Tsunami Aceh

adalah penanda ingatan betapa dah-syat bencana tsunami menyapu Aceh tanggal 26 Desember 2004 silam. Mengunjungi museum ini ibarat mele-wati lorong memori untuk mengingat kembali kedasyatan tsunami yang meluluhlantakan Aceh.

Dari pusat kota menuju Museum Tsunami Aceh bisa ditempuh dengan menggunakan kendaraan umum sep-erti labi-labi (angkot) dan becak mesin. Museum megah ini berada di jalan Sultan Iskandar Muda (jalan arah Ulee Lheue/menuju Pelabuhan Ulee Lheue).

Terletak bersebelahan dengan kom-plek pekuburan tentara Belanda, korban perang Aceh, Peutjut Kherkoff, Museum Tsunami Aceh juga berhadapan lang-sung dengan lapangan Blang Padang.

Museum dengan arsitektur berbentuk kapal pesiar ini dibangun melalui dana bantuan yang diberikan oleh negara-negara donor dibawah koordinasi BRR. Kemudian diresmi-kan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 23 Februari 2009. Setelah diresmikan, maka mulai dibuka untuk umum pada tanggal 08 Mei 2011 sampai dengan saat ini.

Museum Tsunami didesain den-gan nama “Rumoh Aceh Escape Hill”. Museum ini dirancang oleh arsitek kawakan M Ridwan Kamil ini berdiri dengan luas 2.500 meter persegi. Dengan dinding panjang melengkung dalam relief geometris, berlantai 4.

Sebagai dosen Arsitektur ITB, M Ridwan Kamil adalah Ketua Bandung Creative City Forum. Akrab disapa Emil, ia telah banyak menghasilkan karya arsitektur di berbagai negara seperti Singapura, Thailand, Bahrain, Cina, Vietnam, Uni Emirat Arab. Pun pria yang memenang lomba desain Museum Tsunami Aceh pada 2007 ini juga sangat dikenal di Indonesia.

Rangkaian Peristiwa Terdokumentasi

Begitu memasuki Museum Tsunami Aceh dari lantai dasar, akan melalui “lorong kebingungan”. Lorong kebingungan adalah lorong gelap

Page 11: acehtourism Edisi 001

11ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

yang diapit oleh dua tembok tinggi yang di aliri air.

Gemericik air menggema dan bergemuruh di sepanjang lorong ada-lah penggambaran tentang detik-detik ketika bencana tsunami melanda. Keluar dari lorong, terdapat sebuah ruang remang-remang berdinding cermin. Di dalam ruang ini, puluhan perangkat visual berupa standing screen yang memuat foto-foto tragedi tsunami berdiri menyatu di atas lantai dalam formasi apik.

Dari ruang ini juga terlihat se-buah ruangan berbentuk cerobong yang mengerucut sampai ke atapnya adalah ruangan yang memuat nama-nama korban tsunami. Nama-nama korban yang terpajang di sepanjang dinding bundarnya di desain hingga berujung pada sebuah nama di atapnya.

Itulah lafaz Allah dalam tulisan kaligrafi Arab yang merupakan ujung

dari segala nama, yang mengukuhkan ruang ini dengan sebutan the light of god. Nama Allah adalah representasi dari tempat satu-satunya sandaran masyarakat Aceh akan kekuatan iman terhadap keyakinannya yang menga-kar dalam berbagai sisi kehidupan.

Selanjutnya pengunjung diajak ke lantai 2, berjalan menuju sebuah jem-batan harapan (hope bridfe) yang me-maknai harapan korban tsunami men-capai ketinggian saat menyelamatkan diri dari bencana tsunami.

Dari sini akan tampak suasana lantai 1 yang merupakan area terbuka yang dilengkapi dengan kolam di tengahnya. Beberapa prasasti berupa batu bulat bertulis negara-negara yang memberikan bantuan pasca bencana tsunami di Aceh.

Menengadah ke atas, pengunjung akan melihat nama negara-negara pendonor, lengkap dengan kata damai sesuai dengan bahasa nasional dari negara-negara tersebut.

Di lantai 2, pengunjung bisa menonton film dokumentasi peristi-wa gempa bumi dan tsunami dengan gratis di ruang audiovisual. Di lantai ini juga terdapat beberapa ruangan yang berisi rekaman kejadian tsu-nami di Aceh.

Disamping gambar-gambar peris-tiwa tsunami, di lantai ini juga terda-pat diorama dan artefak-artefak jejak tsunami. Berada di lantai ini seperti kita berada di antara para syuhada, korban tsunami.

Lanjut ke lantai 3, berisi media-media pembelajaran (edukasi) berupa perpustakaan serta beberapa panel edukasi dan alat peraga. Pengunjung dapat menikmati pembelajaran yang menarik dengan media 4D (empat dimensi).

Ada banyak manfaat pembelajaran jika suatu waktu bencana kembali hadir di tempat kita. Meski pun, segala bencana tidak dapat diterka kehad-irannya. Sebagai manusia hanya bisa siaga semata-mata.

Lantai teratas museum tsunami adalah atap (roof). Sebuah ruang terbuka luas dan didesain agar dapat dimanfaatkan untuk ruang penampungan (shelter) pada saat terjadi bencana. Mengikuti tempat penampungan escape building yang dibangun beberapa titik pesisir pantai seperti di Alue Deah Teungoh, Deah Geulumpang, dan Lambung.

Museum tsunami dibuka setiap hari, dari jam 09.00 WIB dan tutup pada pukul 18.00 WIB. Pengunjung tidak dipungut bayaran. Hanya mem-bayar uang pakir kendaraan. Setiap hari Museum ini tidak pernah sepi dari pengunjung, baik masyarakat lokal maupun di luar Aceh.

Biasanya mereka yang berkunjung kemari ingin mengetahui lebih detail bagaimana peristiwa maha dasyat itu terjadi dalam bentuk gambar bergerak, foto, dan miniatur kejadian yang direkam dengan seni nan indah. nIdrus/dsb

MAIN REPORT

Foto

: AK.

Jaila

ni Suasana lantai dasar Meseum Tsunami Aceh (atas), Ruang galeri foto Tsunami Aceh (bawah)

Page 12: acehtourism Edisi 001

12 ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Sebelumnya kapal berbo-bot berat yang terdampar di daratan dan kini menjadi

icon wisata tsunami di Kota Banda Aceh merupakan kapal generator listrik bernama PLTD Apung-I.

Kapal dengan berat 2.600 ton, panjang 63 meter, lebar 19 meter, dan tinggi 4,3 meter itu sebelum tsunami melanda Aceh beroperasi di perairan Ulee Lheue sejak tahun 2003. Kapal ini diperbantukan untuk mengatasi krisis listrik di Kota Banda Aceh dan sekitarnya.

Saat tsunami menerjang Aceh, pada 26 Desember 2004 silam. Kapal ini terseret sejauh 2,5 km dari pantai. Terdampar di tengah perumahan penduduk di Desa Punge Blang Cut, Kecamatan Jaya Baru, Kota Banda Aceh.

Objek wisata PLTD Apung setelah mengalami perluasan dan rehab lokasi pada Juli 2011 oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Ke-mudian resmi dibuka kembali pada 04 April 2012 untuk masyarakat umum.

Untuk bisa ke situs tsunami yang telah dijadikan sebagai icon wisata tsunami di Kota Banda Aceh. Anda bisa menggunakan kendaraan umum becak mesin. Atau naik labi-labi (angkot) den-gan trayek jurusan Punge-Ulee Lheue dari teminal labi-labi di Keudah.

Kendaraan umum ini akan melewati Jalan Iskandar Muda menuju Punge Blang Cut. Menyelusuri jalan-jalan kam-pung dengan jarak sekitar 1 Kilometer dari pusat kota atau dengan jarak tem-puh sekitar lima menit dari pusat kota.

PLTD Apung Icon Wisata Tsunami

PLTD Apung yang banyak dikun-jungi wisatawan nusantara dan asing ini dibuka rutin setiap harinya dari jam 10.00 WIB dan tutup pukul 21.00 WIB. Di sini Anda bisa berjalan-jalan di taman-taman yang indah yang dipenuhi pepohonan yang rindang dan air mancur.

“Ini kali kedua saya ke PLTD Apung. Dulu tidak seperti sekarang ini. PLTD Apung semakin indah setelah direhab. Apalagi saya dengar dibuka sampai malam,” kata Ucok (40) yang membawa keluarganya untuk melihat situs-situs tsunami dari dekat.

Anda tidak saja menikmati indahn-

ya taman yang dibangun tetapi juga bisa menaiki tangga kapal PLTD Apung untuk menjelajahi setiap lantainya (ada tiga lantai). Di lantai paling atas Anda bisa melihat panorama sekitar bangkai kapal ini terdampar. Terlihat sebagian Kota Banda Aceh dan laut lepas.

Selain itu, Anda juga bisa meli-hat foto-foto kedasyatan tsunami di Museum Foto yang terdapat di dalam kapal ini. Ada sekitar puluhan foto yang terpajang. Foto-foto yang bisa mem-buat Anda menangis jika mengingat kembali tragedi memilukan yang telah menelan ribuan nyawa para syuhada di Aceh. nIdrus/dbs

MAIN REPORT

Foto

: AK.

Jaila

ni

Monumen Kapal PLTD Apung di Gampong Punge Blang Cut Band Aceh

Page 13: acehtourism Edisi 001

13ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Aceh Satu Bersama. Inilah tema yang diusung dalam Pekan Kebudayaan Aceh

(PKA) -VI tahun ini. Diselenggarakan 7-16 September 2013 dan berpusat

di komplek Taman Sulthanah Safiatud-din, Banda Aceh. PKA-VI akan me-nampilkan keberagaman seni budaya masyarakat yang menjadi fondasi utama kesatuan sebuah bangsa ber-nama Aceh.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Adami Umar menye-butkan “Aceh adalah daerah plural. Ia ditopang oleh berbagai suku yang memiliki seni budaya khas di setiap daerah Kabupaten/Kota. Tidak hanya itu, masyarakatnya juga memiliki beberapa bahasa berbeda yang menguatkan bahwa Aceh merupakan daerah yang memiliki khasanah seni budaya tinggi,” sebutnya.

Menurutnya, dalam catatan sejarah bisa didapatkan sejak zaman kerajaan, Aceh telah berinteraksi dengan dunia

internasional. Dengan negara-negara besar seperti Turki, Arab, Inggris, dan negara-negara besar lainnya. Ini telah

Pekan Kebudayaan Aceh VI

Aceh Satu Bersama 7 - 16 September 2013

SPECIAL REPORT

Aceh telah berinteraksi dengan dunia

internasional. Dengan negara-negara

besar seperti Turki, Arab, Inggris, dan

negara-negara besar lainnya. Ini telah memungkinkan

terjadinya persinggungan budaya

bagi masyarakatnya

Drs. Adami Umar, M.Pd | Kadis BUPDAR Aceh

Page 14: acehtourism Edisi 001

14 ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

memungkinkan terjadinya persing-gungan budaya bagi masyarakatnya. Namun dari fakta sejarah demikian, jati diri keacehan atau identitas Aceh sebagai sebuah kesatuan tetap mengakar dalam tatanan kehidupan masyarakat. Aceh Satu Bersama se-bagai tema PKA VI adalah wujud dari identitas Aceh yang ditopang oleh berbagai keragaman seni budayanya.

Kekayaan khasanah seni budaya yang dimiliki, merupakan aset daerah yang perlu dipertunjukkan kepada publik, baik Nasional maupun Interna-sional. Kekayaan seni budaya ini tentu saja akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan, peneliti, praktisi bu-daya, serta masyarakat umum lainnya.

Maka sebagai usaha mempersem-bahkan keanekaragaman seni budaya masyarakat Aceh yang tersebar di

seluruh kabupaten/kota, PKA VI akan menyajikan serangkaian acara, yang di antaranya tergambar dalam beberapa ulasan berikut.

Pembukaan PKA VI Direncanakan akan dibuka oleh

Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, pembukaan PKA VI akan dilaksanakan di Stadion H. Dimurthala, Lampineung Banda Aceh. Di samping acara seremonial sesuai tradisi masyarakat Aceh, pembukaan PKA VI juga akan diisi dengan serang-kaian pertunjukkan yang meriah.

Atraksi seni berupa tarian massal yang menampilkan kolaborasi seni tari tradisi Aceh seperti Ratoh, Seudati, Rapa-i Geleng, Saman Likok, dan berb-agai seni tradisi lainnya adalah bagian dari rangkaian pertunjukan tersebut. Tarian massal kolaboratif ini merupa-kan wujud dari penyatuan keragaman suku, bahasa, seni dan budaya yang ada di Aceh. Lagu-lagu tradisional seperti Tanoh Lon Sayang dan Prang

Sabi juga akan ditampilkan dengan iringan musik etnik yang dimainkan secara orkestra.

Pawai Budaya Kegiatan ini merupakan agenda

tetap dalam setiap pelaksanaan Pekan Kebudayaan Aceh (PKA). Pawai Budaya akan diikuti oleh 23 kontingen dari kabupaten/kota di Aceh. Setiap kon-tingen akan menampilkan berbagai atraksi seni budaya yang dimainkan sepanjang jalan utama Kota Banda Aceh.

Dimulai dari Lapangan Blang Padang, peserta Pawai Budaya akan melakukan longmarch di sepanjang jalan protokol yang berakhir di Taman Sulthanah Safiatuddin, sebagai lokasi utama pelaksanaan Pekan Kebu-dayaan Aceh VI.

Dalam pawai budaya, unsur Pemerintah Aceh seperti Gubernur, Sekretaris Daerah, Wakil Gubernur segenap stafnya merupakan rombon-gan utama. Rombongan ini diikuti

Foto

: AK.

Jaila

ni

Pawai budaya pada PKA 5 di Banda Aceh

Page 15: acehtourism Edisi 001

15ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

oleh Muspida kabupaten/kota beserta rombongan kontingen masing-masing yang melakukan atraksi budaya sepan-jang rute longmarch berlangsung.

Pameran dan Pertunjukan Taman Sulthanah Safiatuddin yang

berisi rumah adat 23 kabupaten/kota merupakan tempat utama pameran budaya. Khasanah warisan budaya yang terdapat di seluruh Aceh akan dipamerkan di setiap anjungan kabu-

paten/kota. Mulai dari produk kon-temporer masing-masing kabupaten/kota yang khas, seperti barang-barang kerajinan dan kuliner, obat-obatan tradisional, benda-benda kuno yang dimiliki setiap daerah seperti naskah kuno, koleksi uang kuno, juga akan ditampilkan dalam pameran ini. Secara keseluruhan, pameran benda-benda kuno dipamerkan lengkap di stand Museum Aceh.

Setiap anjungan yang menjadi galeri pameran warisan budaya kabu-paten/kota seluruh Aceh, juga akan diisi dengan berbagai pertunjukan seni tradisi sesuai asalnya masing-masing. Seperti Didong di anjungan Aceh Tengah, Tari Saman di anjungan Gayo Lues, Nandong di anjungan Kabupaten Simeulu, Rapai Geleng di anjungan Kabupaten Aceh Selatan, dan lain sebagainya.

Seminar BudayaSeminar Budaya adalah salah satu

agenda penting yang rutin dilaksana-kan dalam Pekan Kebudayaan Aceh. Pada PKA VI, seminar budaya akan menghadirkan pakar atau ilmuwan se-jarah dan budaya, dalam dan luar neg-eri. Dalam seminar ini biasanya akan dibahas isu-isu penting dan menarik tentang budaya Aceh yang nantinya akan melahirkan suatu format ran-cangan penguatan kebudayaan Aceh di masa yang akan datang. Seminar Budaya ini pada tahap sebelumnya telah menarik perhatian para ma-hasiswa dan peneliti yang mengkaji kebudayaan Aceh secara mendalam.

Gebyar Seni Gebyar Seni adalah salah satu

acara yang paling banyak menyedot perhatian pengunjung. Sebagai acara yang memperlombakan berbagai

pertunjukan seni tradisi di Aceh, sep-erti perlombaan Tari Saman, Seudati, Ranup Lampuan, Rapai Geleng, Zikir Maulid Nabi, Dalail Khairat, Teater Rakyat, dan berbagai pertunjukan seni lainnya.

Diikuti oleh sejumlah sanggar seni di seluruh Aceh, Gebyar Seni dilak-sanakan di panggung utama PKA VI yang terletak di tengah-tengah Taman Sulthanah Safiatuddin sebagai lokasi utama perhelatan ini. Acara ini juga digelar secara penuh selama Pekan Kebudayaan Aceh berlangsung.

Permainan Rakyat Di samping atraksi seni dan bu-

daya, permainan rakyat adalah salah satu acara yang tak kalah menariknya untuk disaksikan. Disajikan dalam bentuk lomba, beberapa permainan rakyat yang berkembang di hampir seluruh Aceh seperti Geulayang Tunang, Meu-en Geunteut Trieng, dan Meu-en Galah disajikan dalam bentuk perlombaan. Di samping diadakan pula demonstrasi permainan rakyat yang berkembang di daerah-daerah tertentu sebagai pengenalan bagi masyarakat luas tentang kekayaan seni budaya yang ada di Aceh.

Atraksi Budaya Kegiatan atraksi budaya merupa-

kan serangkaian acara yang mende-monstrasikan berbagai upacara adat di Aceh. Setiap kabupaten/kota akan menampilkan tata cara pelaksanaan

Foto

: AK.

Jaila

ni Pawai barisan berkuda (atas), persembahan gajah putih pada PKA 5 di Banda Aceh (kiri)

Page 16: acehtourism Edisi 001

16 ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

upacara tertentu sesuai dengan adat yang berkembang di daerahnya masing-masing.

Peragaan Upacara Adat Perkawinan

Peragaan upacara adat perkawinan adalah salah satu upacara adat yang paling sakral di Aceh. Dengan menampilkan sepasang pengantin dan seorang perantara (seulangke) serta dua orang tua dari kedua belah pihak pengantin, peragaan upacara adat perkawinan ini juga akan disertai dengan berbagai perlengkapan menu-rut daerah kabupaten/kota masing-masing. Event ini selalu menjanjikan bagaimana unik dan beragamnya adat yang berkembang dalam masyarakat Aceh secara keseluruhan, namun tetap terbingkai dalam asas keislaman.

Peragaan Busana AdatDikemas sebagai ajang perlom-

baan, peragaan busana adat diikuti oleh sepasang remaja, lelaki, dan perempuan yang berpakaian adat masing-masing daerah Kabupaten/Kota. Dalam peragaan busana adat

ini, setiap peserta yang menjadi duta kabupaten/kota di seluruh Aceh akan dinilai oleh dewan juri. Tidak hanya menyangkut penampilan peserta, penguasaan terhadap budaya masing-masing daerah kabupaten/kota juga akan menjadi bahasan utama yang akan dinilai juga.

Lomba Suson Ranup Masing-masing Kabupaten/Kota,

akan merangkai sirih (Ranup) dengan kreasi ciri khas masing-masing daerah. Selanjutnya akan dinilai oleh dewan juri untuk ditetapkan sebagai peme-nangnya.

Anugerah Budaya Anugerah budaya merupakan tan-

da terimakasih pemerintah terhadap para pelaku dan pegiat kebudayaan di Aceh yang telah memberi kontribusi dalam melestarikan budaya Aceh. Gelar Meukuta Alam dan Tajul Alam adalah gelar yang diberikan kepada tokoh-tokoh yang mendapat anuge-rah budaya ini. Meukuta Alam untuk tokoh laki-laki, Tajul Alam untuk tokoh perempuan.

Pada PKA VI anugerah budaya akan diberikan kepada 23 nominasi mewakili kabupaten/kota seluruh Aceh. Gelar Meukuta Alam dan Tajul Alam terhadap tokoh-tokoh yang ter-pilih akan disematkan oleh Gubernur sebagai Kepala Pemerintahan Aceh.

Penutupan Acara penutupan akan dilak-

sanakan di panggung utama Taman Sulthanah Safiatuddin, lokasi utama Pekan Kebudayaan Aceh berlang-sung. Dalam penutupan ini akan di isi dengan serangkaian acara seperti serimonial, pembacaan keputusan penerima anugerah budaya, pem-bacaan keputusan pemenang setiap perlombaan, penyerahan piala ber-gilir PKA VI, dan sejumlah penampi-lan kesenian.

Dalam penutupan ini, ke-kayaan seni budaya Aceh yang telah ditampilkan secara sambung menyambung selama PKA VI berlang-sung akan terangkum dalam penu-tupan yang dikemas dengan tema: “Malam Maha Karya Semesta Raya”. nReza/dsb

SPECIAL REPORT

Foto

: AK.

Jaila

ni Atraksi kesenian alat musik Rapa-i (atas), atraksi Debus pada PKA 5 di Banda Aceh (kiri)

Page 17: acehtourism Edisi 001

17ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Page 18: acehtourism Edisi 001

18 ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Guna memberi kemudahan kepada para nasabahnya dan menyahuti kemajuan

teknologi informasi yang semakin berkembang dan diterapkan pihak perbankan di tanah air, PT. Bank Aceh kini telah memiliki 81 jaringan ATM yang tersebar di seluruh wilayah di Aceh dan Kota Medan.

Menurut Pj Direktur Utama PT Bank Aceh, H Busra Abdullah SE upaya itu dilakukan pihaknya, sebagai bank daerah untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada nasabah mereka.

Busra juga menambahkan, dengan adanya penambahan jumlah jaringan ATM di seluruh Kantor Cabang Bank Aceh baik di Provinsi Aceh maupun di Kota Medan, diharapkan dapat menciptakan tingkat kepuasan dan loyalitas yang tinggi kepada seluruh nasabahnya.

“Bank Aceh kini sudah memiliki 81

unit anjungan ATM yang setiap harinya melayani kebutuhan nasabah kami se-lama 24 jam. Ke depannya jumlah ini diharapkan akan terus bertambah. Apa lagi kini semua ATM Bank Aceh sudah terkoneksi dengan ATM bersama,” sebut Busra di Banda Aceh beberapa waktu lalu.

Sebutnya lagi, 81 unit ATM Bank Aceh yang sudah terkoneski ATM bersama, baik yang ada di Provinsi Aceh maupun di Kota Medan, dapat digunakan pada 25.011 ATM di 71 bank anggota ATM Bersama.

“Jadi nggak perlu repot-repot lagi mencari ATM Bank Aceh jika keluar kota. Karena kita sudah terkoneksi ATM bersama, jadi nasabah kita bisa menggunakan sekitar 25.0011 ATM di 71 bank anggota ATM bersama saat mereka berada di luar Aceh,” ungkapnya lagi.

ATM Bank Aceh tersebar di seluruh Provinsi Aceh dan satu unit di kota Medan dengan fasilitas antaranya dapat mengecek informasi saldo,

penarikan tunai, pemindahanbukuan antar rekening Bank Aceh, transfer antar bank, pembelian voucher pulsa kartu prabayar, pembayaran tagihan ponsel kartu pasca bayar, pembayaran rekening telpon, listrik, dan air.

“Dukungan ini juga Bank Aceh beri-kan untuk mendukung Visit Aceh Year 2013. Jadi wisatawan yang berkunjung ke Aceh juga bisa melakukan penarikan uang tunai atau melakukan transaksi lainnya di ATM Bank Aceh yang sudah terkoneksi ATM bersama,” pungkas Busra yang juga sebagai salah satu direksi di PT Bank Aceh.

Bank Aceh sesuai visi dan misinya untuk senantiasa menjadi mitra strat-egis bagi masyarakat, dunia usaha, dan pemerintah terus akan melakukan kajian dan evaluasi guna mening-katkan kualitas pelayanan mereka dari waktu ke waktu. Hal ini sebagai bentuk atas kesetian dan loyalitas bank milik Pemerintah Aceh yang 06 Agustus mendatang akan genap beru-sia 40 tahun. nSaniah LS

Bank AcehMiliki 81 Jaringan ATM

80 Unit di Aceh dan 1 Unit di Medan

Busra Abdullah | Pj. Direktur Utama PT Bank Aceh

ADVERTORIAL

Page 19: acehtourism Edisi 001

19ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Page 20: acehtourism Edisi 001

20 ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Aceh memiliki banyak war-isan kesenian tradisional yang tersebar di berbagai

etnis yang ada di Aceh. Kekayaan kesenian tradisi Aceh dapat dilihat dari banyaknya jenis kesenian yang di warisi dari generasi ke generasi hingga sekarang ini.

Diantara sekian banyak jenis kesenian Aceh yang sangat di kenal oleh masyarakat Aceh khususnya, dan masyarakat Indonesia pada umumnya, adalah Tari Saman, Tari Seudati, Rapa-I Geleng, Likok Pulo, Rapa-i Daboh, dan Tari Ranup Lampuan.

Banyaknya ragam kesenian

tradisional Aceh, seni tari, merupa-kan kesenian unggulan yang dapat dijadikan salah satu daya tarik wisata, sehingga, jenis-jenis seni tari yang ada di Aceh, sering disajikan sebagai hiburan menarik untuk sebuah paket wisata di Aceh. Karena kesenian tradisi Aceh, mampu menampilkan gerakan-

Seni Tradisional Aceh Energik, Indah

dan Kaya Improvisasi

WORKS OF ART

Foto: AK. Jailani

Page 21: acehtourism Edisi 001

21ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

WORKS OF ART

gerakan yang energik, variatif, serta memiliki daya inprovisasi yang tinggi.

Tari Ranub LampuanTari Ranub Lampuan sangat terk-

enal di Aceh. Tari ini biasanya dimain-kan untuk menyambut tamu terhormat dan pejabat-pejabat yang berkunjung ke Aceh. Tari ini juga di tampilkan pada acara-acara khusus, seperti para acara preh linto (menunggu pengantin pria), tueng dara baro (menjemput pengantin wanita).

Tarian ini dimainkan oleh tujuh orang penari wanita dan diiringi dengan instrumen musik tradisional seurunee kale. Para penari ditangannya memegang ceurana atau puan yang di dalamnya berisi ranub (sirih) yang akan diberikan kepada tamu-tamu sebagai tanda kemuliaan bagi para tamu.

Tari SeudatiTari Seudati, banyak terdapat di

bagian pesisir utara dan timur Provinsi Aceh. Tari ini dimainkan dengan formasi personil sebanyak 12 penari, yang di pimpin oleh seorang syeh, dan didukung oleh dua orang penyair (aneuk syahi).

Bait-bait syair-syair yang lantunkannya aneuk syahi, dikuti tempo dengan suara ketipan jari yang serentak, hentakan, dan gerakan yang harmoni, dibarengi bunyi pukulan tel-apak tangan ke bagian perut pemain dengan suara keras, menjadikan tari seudati menjadi sebuah sajian seni tari yang energik, atraktif, dan kaya inprovisasi.

Pada era tahun 90-an, kesenian ini telah mampu melakukan expansi ke beberapa negara di benua Eropa, Amerika, dan beberapa negara Asia.

Tari Rapa-i GelengRapa-i adalah jenis alat musik

perkusi yang biasanya dipakai untuk mengiringi bait-bait lagu atau tarian. Permainan Rapa-i telah dikembangkan dan diiringi dengan lagu-lagu dan berbagai macam jenis tari.

Dinamakan tari Rapa-i, karena para pemain yang menampilkan kesenian ini, menggunakan alat Rapa-i sebagai tempo dalam menampilkan atraksi geleng/gerakan kepala pemain yang mengarah ke berbagai arah.

Aksi geleng kepala para pemain di sajikan dalam gerakan yang serentak, mengikuti gerak tempo Rapa-i yang dimainkan sambil menari. Formasi pemain biasanya sebanyak 11 sampai 12. Kesenian ini, banyak terdapat di wilayah pesisir barat dan selatan Provinsi Aceh. nSal

Foto

: AK.

Jaila

ni

Seni tradisi Rapa-i Geleng (kiri), Tarian Ranup Lampuan (kiri bawah)

Page 22: acehtourism Edisi 001

22 ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Dia, Said Akram, salah satu dari pelukis kaligrafi na-sional yang tetap bertahan

di tengah serbuan badai seni lukis kontemporer Indonesia. Pria yang dilahirkan di Pidie pada tahun 1967 ini, merupakan anak dari Said Ali Abdullah yang juga seorang pelukis kaligrafi senior di Aceh.

Untuk mengasah dan mengem-bangkan kemampuan melukis yang diwarisi oleh ayahnya, ia melanjutkan pendidikan tinggi di Institut Seni Indonesia (ISI), Yogyakarta. Di kota ini, pria yang sudah mulai mengelar pameran karya lukisan kaligrafi sejak 1989, mulai banyak belajar dan men-genal kehidupan.

Setelah memperoleh banyak pengalaman dalam dunia seni lukis di Yogyakarta, ia kembali ke Kota

Lelehan Air atau Akar

Said Akram - Seniman Pelukis

yang membulat dan mengalir. Dua stylenya ini kemudian memunculkan ciri khas dari lukisan kaligrafi yang dibuatnya.

“Ada tuntutan kreatifitas dan inovasi sehingga pada waktu itu saya mencoba mencari bentuk-bentuk yang baru sehingga saya bisa keluar dari kepungan pakem penulisan kaligrafi baku yang pernah ada sebelumnya. Akhirnya saya memu-tuskan untuk mengambil air yang meleleh dan akar yang membulat dan mengalir menjadi style lukisan saya,” paparnya.

Said Akram menjelaskan filosofi air yang lembut , penyejuk, dan pemberi keberkahan sesungguhnya memiliki kekuatan jika dikanvaskan ke dalam lukisan kaligrafi. Air juga bisa menjadi elemen yang saling merajut dan mengikat sehingga memiliki makna. Begitu juga dengan bentuk akar yang membulat. nSal

Membulat dan MengalirBanda Aceh. Di kota inilah ia mela-hirkan banyak ide dan gagasan yang dituangkan dalam bentuk karya lukis visual, yang memunculkan ciri khas kaligrafinya yang berbeda dengan karya lukis lainnya di indonesia.

Di beberapa karyanya, Said Akram mengatakan, komposisi yang mengarah pada keseimbangan visual sengaja ia munculkan. Keseimbangan yang dimaksud yaitu keseimbangan sisi spritual yang coba mengingatkan manusia untuk menyikapi hidup se-laras dengan alam dan sang pencipta.

Misal seperti pada karyanya berjudul Akibat Rusaknya Hutan, Banjir (2007), anak laki-laki dari pasangan Said Ali Abdullah dan Cut-wan Khadijah ini mencoba berbicara kepada penikmat lukisan kaligrafi. Mengingatkan manusia perlunya menjaga keseimbangan alam, tidak merusaknya, dan apa akibatnya jika hutan dirusak

“Saya mencoba memberikan kandungan energi yang kuat dalam setiap karya lukisan kaligrafi saya. Se-hingga karya-karya yang saya kanvas-kan ini masuk ke dalam ruang-ruang imajiner yang tidak saja mengandung nilai-nilai spritual yang amat tinggi. Bagaimana kita menyingkapi hidup yang selaras dengan alam dan Sang Pencipta,” jelasnya.

Pelukis yang pernah menggelar pameran lukisan tunggal di Galeri Cipta III, Taman Ismail Marzuki, Jakarta pada 2004 ini memilih style lukisan-nya kaligrafi yang menonjolkan dan mengambil efek lelehan air yang membentuk seperti labu atau akar

WORKS OF ART

Foto

: Dok

. Prib

adi

Kaligrafi karya Said Akram judul: An Nuur 42 (oil on canvas)

Page 23: acehtourism Edisi 001

23ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

ADVERTORIAL

Pada saat ini banyak orang yang ingin membuat acara atau kegiatan secara simpel

dan efisien. Contohnya dalam hal penyiapan makanan dan hidangan. Biasanya mereka lebih memilih untuk memesan makanan daripada mem-

buatnya sendiri dengan alasan pertim-bangan waktu dan tenaga walaupun memang sedikit mahal.

Untuk itu Restoran Nasi Kotak hadir di Kota Banda Aceh guna memenuhi kebutuhan tersebut. Serta memberi efisiensi dan kemudahan

Pesan Nasi di Restoran

Nasi Kotak

kepada mereka yang membuat acara baik besar maupun kecil. Harga nasi kotak di restoran ini Rp13.000/kotak dan minimal bisa dipesan 10 kotak. Pesanan akan diantar langsung ke tempat tanpa dipungut lagi bayaran.

Paket nasi kotak khas Solo Rp13.000 terdiri dari menu nasi uduk/nasi putih, tempe, tahu, telur goreng, slada, timun, dan sambal. Sedangkan lauknya bisa dipilih ayam goreng/bakar atau lele goreng/bakar. Selain itu di restoran ini juga bisa dipesan Mie Pangsit Kampoeng Solo dan atau Bakso Kampoeng Solo.

Pemesanan nasi kotak di Restoran Nasi Kotak milik Fadli ini dapat dipe-san melalui Hp. 085260951001 atau bisa langsung ke alamat Jalan Teuku Umar (depan pasar), Setui, Banda Aceh.

Selain itu Anda bersama kelu-arga bisa menikmati berbagai menu makanan dan minuman ala kraton Solo di restoran ini mulai dari harga Rp5.000-Rp13.000/porsi. Di sini juga menyediakan minuman spesial, Es Teller 76 (junior dan biasa) dan Es D’ghan Jinggo. nSaniah LS

Page 24: acehtourism Edisi 001

24 ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Tidak afdhal rasanya jika bertandang ke suatu daerah tanpa membawa

cenderamata atau oleh-oleh khas daerah tersebut. Biasanya barang yang menjadi buah tangan memiliki nilai budaya dan sejarah bagi suatu daerah.

Nah, jika Anda melancong ke provinsi terujung di Pulau Sumatera, Aceh, maka Anda akan banyak men-emui kios-kios penjual souvenir di daerah tujuan wisatanya. Antaranya, Kota Takengon (Aceh Tengah), Pidie Jaya (Pijay), Kota Banda Aceh, Aceh Besar, Kota Sabang, dan Aceh Singkil. Mulai dari rencong, bros, tas tangan, dompet, kupiah, kain songket, hingga kain batik.

Namun jika Anda penasaran dan ingin tahu lebih dekat lagi proses pembuatannya, maka jika bertandang ke Kota Banda Aceh sebaiknya Anda menyempatkan diri mengunjungi Desa Baet Mesjid, Kecamatan Sibreh, Aceh Besar. Jaraknya tidak terlalu jauh sekitar 22 Kilometer atau setengah melalui jalan darat dari Kota Banda

Aceh.Di Desa Baet Mesjid, Anda akan

menemui para perajin rencong yang umumnya digeluti para kaum adam ini. Mereka memandai besi secara turun temurun hingga menjadi rencong.

Seperti yang dilakoni, Dani salah seorang pengrajin rencong yang telah bergelut sejak sepuluh tahun lalu. Pria berusia 28 tahun ini sejak tamat SMA telah mempelajari pembuatan rencong dari orang tuanya. Kini Ia me-miliki langganan sendiri yang datang memesan rencong dari berbagai toko souvenir di Kota Banda Aceh.

“Sekitar seratus orang laki-laki di sini berprofesi sebagai pembuat ren-cong,” kata Dani beberapa waktu lalu kepada media ini disela-sela kesibu-kannya membuat senjata tradisional Aceh ini.

Menurut Dani, menjadi pengrajin rencong memang profesi tetap para lelaki di tiga desa tersebut. Namun mereka masih meluangkan waktu untuk menggarap sawah seperti biasanya.

Dia mengaku dalam sehari, rata-rata pengrajin dapat menyelesaikan dua buah rencong. Desa ini juga memiliki tempat untuk mencetak sendiri mata rencong dari kuningan. Kemudian, barulah dipasang gagang dan sarung yang terbuat dari tanduk kerbau maupun sapi.

Desa Baet Lampu-ot dan desa Ba-et Meusagoe, dua desa tetangga Desa Baet Mesjid menjadi desa pem-buat benda pusaka ini. Kaum lelaki di sini terus mempertahankan dan melestarikan senjata yang memiliki nilai budaya dari peninggalan nenek moyang mereka.

Ketiga desa ini juga sering kedatangan wisatawan yang ingin melihat langsung proses pembua-

tannya. Pengunjung tidak saja bisa melihat dari awal hingga akhir proses pembuatan rencong. Tetapi mereka juga mendapatkan senjata tradisional Aceh berbentuk huruf L berukiran “Basmallah” (panjang 10 Cm hingga 50 Cm) dari pengrajin dengan harga lebih murah dari toko souvenir.

Dari amatan media ini, pada setiap rumah pengrajin terdapat tempat khusus untuk mereka bekerja. Bangunan tanpa dinding berukuran 3x4 Meter itu terbuat dari beton. “Tempat ini dibangun oleh BRR dulu,” ungkap Dani.

Rencong bagi masyarakat Aceh, memiliki nilai budaya dan sejarah yang tinggi. Sehingga senjata tradis-ional ureung Aceh (orang Aceh) yang biasa dipakai para bangsawan, pan-glima perang, saat melawan penjajah kini sudah bisa Anda dapatkan sebagai souvenir untuk dibagikan kepada ko-lega, kerabat, sahabat, dan keluarga.

Alat perang masa kolonial ini dalam bahasa Acehnya disebut rincong. Rincong merupakan lambang keperkasaan atau keberanian para pejuang Aceh pada masa penjajahan melawan tentara Portugis, Jepang, dan maupun Belanda. Dengan semangat perjuangan, rencong mulai menjadi warisan budaya dan kini diminati sebagai cenderamata. nYanti

Mengintip Pengrajin

RencongWORKS OF ART

Foto

: Sya

hrul

Riza

l

Pengrajin Rencong Aceh

Page 25: acehtourism Edisi 001

25ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Jika Anda melancong ke Ibu Kota Provinsi Aceh, Kota Banda Aceh, jangan lupa membawa

pulang cenderamata khas Aceh. Sep-erti rencong, gantungan kunci, kupiah, tas tangan wanita, dompet, koper, bros, kain songket, kain batik Aceh, kopi Ulee Kareng, dan kue-kue tradisional Aceh lainnya.

Mengapa? Jika Anda menginap di Hotel sekitaran Peunayong maka Anda cukup berjalan kaki ke Toko Pusaka Souvenir yang terletak di Jalan Sri Ratu Safiatuddin No.47 Peunayong (dekat REX).

Atau jika Anda mengunjungi Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, maka Anda cukup mampir membeli cender-amata di Toko AD Souvenir di Jalan Mohd Djam (depan Masjid Baiturrahman).

Kedua toko ini menjual semua jenis souvenir Aceh yang Anda ingin-kan untuk dibawa pulang sebagai buah tangan untuk keluarga, kolega, kerabat, maupun sahabat Anda. Harganya mulai dari Rp5.000/pcs hingga jutaan rupiah (tergantung jenisnya).

Di Toko Pusaka Souvenir dan AD Souvenir, Anda juga bisa membeli aneka merk kopi Aceh jenis robusta, arabika, maupun luwak, dan serta kue tradisional untuk dibawa pulang. Jika Anda membeli dalam jumlah besar, maka Anda tidak perlu sunkan mena-war harga kepada pegawai toko.

“Produk paling baru yang dijual di AD Souvenir adalah travelling bag yai-tu koper yang memiliki roda. Motifnya pun berbagai macam dan berbagai warna. Tas ini baru dipasarkan sekitar

tiga bulan yang lalu dan Alhamdulillah laku keras,” sebut Darmawati.

Jika memilih aneka jenis souve-nir untuk dibawa pulang, maka Anda “wajib” mengetahui nama dan asal mo-tif kerajinan tangan khas Aceh. Begitu juga dengan jenis kopi dan kue tradi-sional Aceh. Sehingga begitu tiba di toko souvenir Anda tidak perlu bingung lagi untuk memilihnya.

Motif yang dijadikan aneka jenis produk souvenir ini memiliki nama dan asal daerah atau kabupaten yang ber-beda di Aceh. Misal motif Reubong be-rasal dari daerah bagian pesisir Utara dan Timur Aceh seperti Pidie dan Aceh Besar. Sedangkan corak lainya seperit Pinto Aceh dari Aceh Besar. Untuk motif Kerawang Gayo dari Aceh Tengah dan Gayo Lues. nYanti

Oleh-oleh dari AcehSOUVENIR

Page 26: acehtourism Edisi 001

26 ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Kenduri dirayakan dalam ben-tuk menyediakan hidangan berbagai macam makanan

untuk disantap secara bersama-sama. Kenduri atau masyarakat Aceh me-

nyebutnya khanduri, sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya kehidupan masyarakat. Sepanjang tahun selalu ada kenduri.

Saat melaksanakan kenduri masyarakat melakukannya secara kolektif. Karena, hakikat dari kenduri adalah merekatkan atau mempererat

tali persatuan antar masyarakat. Maka tak heran, semangat kegotongroyon-gan tumbuh besar dalam budaya khanduri.

Kenduri-kenduri yang rutin di-lakukan antara lain, kenduri Perayaan Maulid, yaitu dilaksanakan selama tiga bulan secara bergilir di semua desa dan kecamatan, yang dimulai dari bu-lan Rabiul Awal hingga Rabiul Akhir.

Selain itu ada bermacam kenduri lain yang dilaksanakan masyarakat Aceh. Antaranya, khanduri blang (ken-duri turun ke sawah), khanduri ureueng meukawen (kenduri pesta perkaw-inan), khanduri ureueng mate (kenduri orang meninggal), khanduri aqiqah (kenduri kelahiran anak).

Kemudian, khanduri peutron aneuk (kenduri pertama sekali anak dibawa keluar rumah), khanduri

Sepanjang TahunKenduri

CULTURE

peusunat aneuk (kenduri sunatan anak), khanduri beuru-at, (kenduri menjelang ramadhan/nisfu syakban), dan khanduri tamat Qur’an (kenduri khatam Qur’an).

Tradisi kenduri dalam masyarakat Aceh adalah warisan terlama. Hal ini berkait erat dengan budaya hinduisme pra Islam. Namun, dalam mengadopsi budaya Hindu, masyarakat Aceh yang dikenal kuat dengan agama Islam telah melak-sanakan budaya kenduri dengan nilai-nilai Islam.

Hal ini diperkuat lagi dengan kehadiran Majelis Adat Aceh (MAA) yang ada di 23 kabupaten/kota di Aceh sebagai lembaga yang menjaga budaya dan adat istiadat Aceh agar terus dilestarikan hingga tidak hilang ditelan zaman. nSal

Foto

: AK.

Jaila

ni

Kuah Beulangong ciri khas masakan Aceh Besar (atas), Suasana masyarakat sedang mempersiapkan makanan untuk kenduri (kiri bawah)

Page 27: acehtourism Edisi 001

27ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Budaya minum kopi di Aceh sudah ada sejak dahulu. Hingga sekarang berjamur

warung kopi di setiap sudut kota dan pelosok desa. Warung kopi di Aceh ibarat rumah kedua, bagi tempat sing-gahnya kaum lelaki.

Bagi sebagian besar masyarakat Aceh, minum kopi di warung kopi sudah menjadi bagian dari kebutu-han rutin mereka, alias kecanduan. Dari kebiasaan ini muncul istilah, “ka candu kupi” yang berarti sudah kecan-duan kopi.

Kecanduan inilah yang membuat para pecandu kopi di Aceh harus me-luangkan waktu khusus beberapa kali dalam sehari hanya untuk menikmati secangkir kopi.

Orang Aceh adalah masyarakat yang mengutamakan kebersamaan. Warung kopi adalah ruang publik menjadi tempat tali silaturrahmi dier-atkan. Jadi jangan heran jika bertan-dang ke Aceh melihat warung kopi tak pernah sepi dari pengunjung.

Selain itu, banyak kebiasaan lain tumbuh di warung kopi. Apalagi surat kabar selalu tersedia di rata warung kopi. Sehingga isu-isu tertentu yang belum dibahas media atau yang sudah dibahas media menjadi perbincangan hangat di sini. nSal

CULTURE

Foto: AK. Jailani

TRADISI NGOPI ala

AcehFo

to: A

K. Ja

ilani

Penikmat kopi sedang menikmati secangkir kopi Aceh

Page 28: acehtourism Edisi 001

28 ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Page 29: acehtourism Edisi 001

29ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Penilaian dalam PerlombaanTajuddin mengatakan, saemakin

besar ukuran layang-layang semakin sulit membuat dan memainkannya. Sehingga diperlukan keahlian dan kekompakkan dari tim dalam memain-kannya. Jika tidak layang-layang akan jatuh dan patah.

Dalam perlombaan geulayang tunang, biasanya memiliki syarat tertentu, misal peserta harus memiliki panjang tali 700-800 meter dengan ketebalan benang 30-40 centimeter. Geulayang tunang kemudian harus di-mainkan secara berkelompok. Dalam satu grup dimainkan 4-5 orang tanpa batas usia.

Sementera itu, dalam sebuah kompetisi biasanya kata Tajuddin, para juri akan menilai keuletan tim menai-kkan layang-layang, kemudian meng-gulung benang layang-layang hingga sepanjang 800 meter. Mem-buat layang-layang berdiri pada posisi tegak lurus. Setelah benang ditarik dengan hitun-gan menit yang telah ditentukan. Serta ketepatan waktu menurunkan layang-layang dan kekompakan tim. nSaniah LS

Aceh memiliki tradisi per-lombaan layang-layang yang dimainkan setiap

musim panen tiba. Kekuatan layang-layang yang umumnya dimainkan para lelaki dewasa ini terletak pada rangkanya. Maka itu pembuatan rang-kanya dari bambu duri dan diperlukan keahlian khusus.

Geulayang tunang dalam bahasa Indonesia permainan layang-layang. Di Aceh permainan ini dilakukan usai panen raya dan disaat musim angin timur. Tetapi sekarang ini kompetisi geulayang tunang digelar saat per-ayaan hari-hari besar.

Di Kota Banda Aceh kompetisi ini diperlombakan pada saat memperin-gati HUT Republik Indonesia atau HUT Kota Banda Aceh yang diperingati se-tiap setahun sekali. Atau pada Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) yang digelar setiap lima tahun sekali.

Di provinsi paling barat Indonesia, Aceh, permainan ini sudah ada pada masa Sultan Iskandar Muda. Per-mainan layang-layang ini dimainkan para petani setelah panen, disela-sela waktu luang mereka. Permainan yang dimainkan kaum pria dewasa ini dengan cara mengadunya atau sering disebut adu geulayang.

Permainan yang dimainkan secara tim dengan jumlah orang 4-5 laki-laki ini biasanya si pemenang akan dihadiahkan seekor kambing atau sapi sebagai hadiah. Hewan tersebut kemudian disembelih dan dimasak untuk dimakan bersama-sama, setelah pertandingan digelar.

Tradisi Permainan Layang-Layang Aceh

Geulayang Tunang

Foto

: AK.

Jaila

ni

Lomba geulayang Tunang

CULTURE

Page 30: acehtourism Edisi 001

30 ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Listrik adalah salah satu unsur penting yang sangat diperlukan untuk pemban-

gunan industri pariwisata di Provinsi Aceh. Karena jika industri pariwisata berkembang, maka perekonomian di daerah wisata ikut berkembang.

General Manager PT PLN Wilayah Aceh, Sulaiman Daud, berapa hari lalu di ruang kerjanya di Banda Aceh mengatakan, bahwa pihaknya sangat mendukung industri pariwisata di Provinsi Aceh. Bentuk dukungan yang diberikan dengan membangun insta-lasi listrik di daerah-daerah kunjungan

wisata yang ada di Aceh. Dengan memanfaatkan potensi energi listrik primer atau menghibahkan bantuan lampu solar sell.

Sulaiman Daud mencontohkan bentuk dukungan yang telah diberikan PT PLN Wilayah Aceh seperti di Kota Sabang untuk menghidupkan pari-wisata di sana yaitu untuk program jangka panjang, pihaknya akan mem-beli pembangkit listrik geothermal yang akan dibangun pihak pemenang tender.

Diharapkan pembangkit listrik geothermal yang rencananya akan

PLN Dukung Industri Pariwisata di Aceh

Foto

: San

iah L

S

Sulaiman Daud General Manager PT PLN Wilayah Aceh

diproduksi dua tahap, tahap pertama 2x5 MW dan tahap kedua 2x40 MW itu akan cepat selesai. Dengan sele-sainya pembangkit listrik panas bumi Jaboi diharapkan pariwisata di Kota Sabang akan hidup dan begitu pula dengan industri lainnya.

ADVERTORIAL

Page 31: acehtourism Edisi 001

31ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Sementara itu dukungan dalam jangka pendek yang diberikan yaitu, PLN telah menghibahkan lampu solar sell di enam titik di Kilometer Nol Kota Sabang, sebagai lampu penerangan di waktu malam. Sehingga saat malam hari Kilometer Nol bisa dikunjungi.

Lalu, kata Sulaiman Daud lagi, di Kabupaten Simeulue dibangun Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan kapasitas listrik sebesar 27 MW Begitu juga di Takengon, Aceh Tengah akan dibangun instalasi listrik dan kini pihaknya sedang mencari potensi en-ergi listrik primer yang ada di daerah tersebut, begitu juga di daerah-daerah wisata lainnya di Aceh.

“Kalau di Pulau Aceh, karena

tidak ada potensi energi listrik primer, maka salah satu jalan kita akan membangun kabel listrik bawah laut. Ini masih kita rencanakan dalam waktu jangka panjang, kita lihat dulu anggaran dan jaraknya terlalu jauh tidak,” ujarnya.

GM PT PLN Wilayah Aceh ini yakin, dengan dibangun instalasi listrik di daerah-daerah wisata di Aceh, bukan saja industri wisata yang akan tumbuh, tetapi industri-industri lainnya juga akan tumbuh dan berkembang, menyerap banyak tenaga kerja. Serta perekonomian masyarakat di daerah tersebut akan hidup dan berkembang.

Sekarang ini kata Sulaiman Daud,

Aceh perlu berbangga. Karena rasio elektrifikasi ke desa-desa yang ada di Aceh sudah mencapai 90 persen. Den-gan demikian Aceh berada dinomor urut dua setelah DKI Jakarta. Sedan-gkan di luar DKI Jakarta, Aceh berada diurutan nomor satu untuk pencapa-ian rasio elektrifikasinya.

“Kita targetkan lima tahun akan datang akan mencapai 100 persen rasio elektrifikasinya. Untuk itu kita mengharapkan dukungan dari Pemerintah Aceh mensuport angga-ran dari APBA. Karena jika bergan-tung dengan anggaran APBN saja, untuk mencapai angka 100 persen itu akan memakan waktu lama,” pungkasnya. nSaniah LS

ADVERTORIAL

Page 32: acehtourism Edisi 001

32 ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Melancong ke tanah rencong belum pas jika tak singgah di warung kopinya. Anda penikmat kopi

tinggal memilih tempat tongkrongan yang pas dengan citra rasa kopi yang nikmat. Nah, Kota Banda Aceh yang dikenal dengan sebutan kota seribu warung kopi, membuat Anda tak sulit mencari warung kopi di sini.

Namun tak semua warung kopi di Ibu Kota Provinsi Aceh ini menyajikan kopi Aceh yang diracik sendiri. Dan di Solong Ulee Kareng lah, warung kopi yang dulu bangunannya berkontruksi papan dan sudah ada sejak 1974, didirikan Haji Muhammad atau yang dikenal dengan sebutan Abu Solong, meracik bubuk kopinya sendiri.

Mulai dari mengongseng dengan bara, kemudian menambahkan telur, mentega, dan sedikit gula. Setelah itu bubuk kopi digiling hing-ga halus. Bubuk kopi saring siap disajikan untuk Anda menyeruputnya dengan nikmat bersama beberapa potong kue tradisional Aceh.

“Kami memilih biji kopi terbaik yang dida-tangkan dari Geumpang (Kabupaten Pidie) dan Lamno (Aceh Jaya). Biji-biji kopi jenis robusta pilihan inilah kemudian digongseng pelan-pelan dengan menggunakan bara api (bukan api),” jelas generasi kedua Solong Ulee Kareng, Nawawi atau yang akrab disapa Cek Nawi kepada media ini beberapa waktu lalu.

Pada 1982, Ayahnya, Haji Muhammad atau yang lebih dikenal dengan Haji Muhammad Solong menyerahkan warung kopi yang mulai berkontruksi semi permanen kepadanya. Pria

yang kini sudah berusia 53 tahun ini terus mempertahankan citra rasa kopi turun temurun dari ayahnya ini di warung kopi yang kini sudah berusia 39 tahun.

Cerita Cek Nawi, awalnya warung kopi yang melegenda ini tak seramai saat ini. Penikmat kopi di warung yang dulu dikenal dengan Warung Kopi Jasa Ayah ini hanya masyarakat sekitar dan warga yang hendak atau pulang dari pasar. Pada sekitar 1990, delapan tahun setelah dialihkan ke dirinya, warung kopi ini mulai ramai dikunjungi penikmat kopi.

Umumnya, dari mulut Cek Nawi, mereka yang datang ke Solong selain menikmati kopi juga membicarakan bisnis dan mendiskusikan isu politik yang sedang hangat dibicarakan. Tak sedikit juga mahasiswa yang datang ikut men-jadikan warung kopi ini sebagai tempat mereka membahas tugas-tugas dari kampus.

“Sehari ada sekitar 1.000 pengunjung yang menikmati kopi. Lima puluh persennya adalah wisatawan dan 50 persen lagi pen-duduk lokal. Selesai menikmati kopi sambil berdiskusi kemudian mereka pulang,” ujar Cek Nawi. nSaniah LS

Menyeruput si Hitam Pekat di Solong Ulee Kareng

Foto

-foto

: AK.

Jaila

ni

Cek Nawi pemilik warkop solong Ulee Kareng (atas kanan), pekerja sedang menyaring kopi (kanan tengah), turis sedang menikmati kopi solong Ulee Kareng (kanan bawah), para penikmat kopi solong Ulee Kareng (bawah)

Cek Nawi | Pemilik Warung Solong Ulee Kareng

CULINARY

Page 33: acehtourism Edisi 001

33ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Sate Matang, memang rasanya beda dengan sate Padang maupun sate Madura. Selain

satenya tidak dimakan dengan lon-tong atau ketupat melaikan dengan nasi. Sate Matang juga disajikan dengan kuah kaldu dan bumbu kacang

yang khas.Sate Matang menunjukkan daerah

asal sate ini, yaitu Matang Geulump-ang Dua, sebuah kota kecil di Kabu-paten Bireuen yang terletak sekitar 12 kilometer dari arah timur pusat Kota Bireuen.

Lezatnya Sate Matang D’Wan

Nah, jika Anda bertandang ke Kota Banda Aceh, ingin menikmati sate Matang, Anda bisa menikmatinya di Warung Sate Matang D’wan di Jalan T Imum Lueng Bata, Gampong Blang Cut Kota Banda Aceh. Di warung sate milik H. Darmawan atau yang akrab disapa D’wan ini Anda bisa menikmati sate Matang yang sudah dikenal kelezatan-nya sejak 1990.

Warung Sate Matang D’wan buka setiap hari mulai pukul 17.00-24.00 WIB. Harga satu porsi sate Matang D’wan, terdiri nasi, 10 tusuk sate (dag-ing sapi), bumbu kacang, dan kuah kaldu, Anda hanya perlu membayar Rp30 ribu ditambah nasi putih. Sedangkan jika Anda ingin menam-bah satenya, Anda hanya membayar Rp2500 per tusuknya.

Menurut Darmawan, sate Matang di warungnya ini menggunakan dag-ing sapi. Sebelum dibakar, daging sapi yang sudah dipotong-potong itu direndam di dalam wadah yang sudah berisi bumbu khas Aceh yang diraciknya sendiri. Setelah tunggu beberapa menit daging segar itu pun dibakar di atas arang.

“Sate Matang kami ini memang beda. Dari aromanya saja sudah mengundang selera. Saya hanya menggunakan bumbu rempah khas Aceh, paparnya beberapa waktu lalu di Banda Aceh.

Selain menjual sate Matang, di warung yang telah berusia 23 tahun ini Anda juga bisa menikmati minu-man segar seperti jus timun, timun serut, dan aneka jus lainnya. Kasiat tak lainnya untuk menurunkan tensi darah. nMul

H. Darmawan, A.Md | Pemilik

CULINARY

Page 34: acehtourism Edisi 001

34 ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Tanpa segelas kopi, terasa ada yang kurang dalam kun-jungan ke Aceh. Berkunjung

ke Aceh, lengkapilah kunjungan Anda dengan menikmati sajian ala warung atau kedai kopi Aceh. Kenikmatan rasa dan aroma kopi Aceh sudah terkenal hingga mancanegara.

Rasa dan aroma kopi yang sudah terkenal itu ditambah lagi dengan uniknya warung kopi di Aceh. Dengan cara penyajiannya yang khas, dimana kopi disaring berkali-kali dengan teknik khusus dan tidak dapat dilaku-kan oleh orang yang tidak terlatih.

Banda Aceh adalah kota seribu warung kopi. Hampir setiap sudut-sudut jalan utama terdapat warung kopi yang dipenuhi pengunjung secara bergantian sepanjang hari. Orang-orang berhimpun di warung kopi untuk berbagai kepentingan. Dari

Negeri Seribu Warung Kopi

jadi adat kebiasaan, walau bertemu dengan tamu istimewa sekalipun. Menerima tamu untuk urusan penting semacam bisnis atau kepentingan lain kerap di lakukan di warung kopi.

Untuk ini karena ramainya pen-gunjung hampir semua warung kopi di Aceh menyediakan fasilitas meeting room, internet free (WiFi) dan mush-alla. Tapi tak sedikit juga yang tetap mempertahankan warung kopi den-gan polesan tradisional tanpa WiFi.

Seperti yang dikemukan Din (24), pegawai di kantor pemerintah ini mengatakan, sehari dia bersama koleganya menghabiskan waktu satu hingga dua jam di warung kopi, jika tak ada isu hangat yang dibahas. Jika ada yang akan dia bicarakan bersama kolega maka waktu bisa berjam-jam di warung kopi hingga topik bahasan selesai dibahas.

Kebiasaan ini sudah dilakoninya sejak dia masih dibangku kuliah. Namun Din mengakui kalau sekarang telah banyak menjamur warung kopi dengan settingan modern maupun yang masih mempertahankan tradis-ionalnya.

“Saya kadang suka mencoba kalau ada warung kopi yang baru dibuka, tapi akhirnya saya kembali lagi ke warung kopi yang biasa saya duduk bersama teman,” katanya tertawa sambil mengisap dalam-dalam asap rokok kreteknya.

Ketersediaan fasilitas pendukung telah memudahkan orang untuk melakukan aktifitas apa pun dalam jangka waktu tertentu tidak menemui kendala sama sekali. Di Aceh pemilik warung kopi sadar benar, pelanggan adalah ibarat raja yang mesti dimanja-kan. nReza

CULINARY

sekedar menikmati kopi hingga janji meeting non formal dan membahas isu-isu politik yang sedang hangat diberitakan.

Menjamurnya warung kopi di Aceh terjadi paska tsunami. Saat mulai masuknya berbagai bangsa dari seantero dunia. Warung kopi menjadi tempat singgah selepas penat kerja. Hal ini menjadikan minum kopi yang sudah menjadi rutinitas orang Aceh kembali menjadi tren dan bagian dari gaya hidup.

Bagi orang Aceh, membuat per-temuan di warung kopi telah men-

Foto

: AK.

Jaila

ni Seorang pekerja sedang menyaring kopi di warung kopi Solong Mini Banda Aceh

Page 35: acehtourism Edisi 001

35ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Tak ada yang beda, begitu kita duduk di Solong Mini Cafe Lampineung dengan Solong

Ulee Kareng. Baik pelayanan yang diberikan maupun citra rasa kopinya. Solong Mini Cafe Lampineung, Banda Aceh tetap mempertahankan ke khasan warung kopi mereka yang tradisional. Jadi jangan cari WiFi di sini karena di sini hanya menjual kopi.

Manager Solong Mini Cafe, Sarbaini atau yang akrab disapa Bess mengatakan, kalau pengunjung warung kopi mereka tidak membutuh-kan WiFi. Pengunjung dari berbagai usia dan latar belakang yang berbeda datang ke sini ingin menikmati kopi.

“Kami menjual kopi bukan WiFi,” tegas Bess ketika ditanya media ini soal WiFi beberapa waktu lalu.

Bess mengatakan, meski warung kopi lain di Kota Banda Aceh berlom-ba-lomba menjadikan warung kopi mereka lebih moderen dengan me-manjakan pengunjung dengan WiFi. Justru di Solong Mini Cafe mereka tetap mempertahankan tradisionalnya.

“Jika semua warung kopi di Aceh jadi moderen. Maka warung kopi tradisional akan hilang. Padahal kan Aceh dikenal dengan warung kopi tradisionalnya,” tutur Bess.

Di cabang ketiga Warung Kopi So-long ini Anda akan dijamu selayaknya

Pelayanan Prima, Bikin Betah Berlama-lama

Solong Mini

raja. Begitu tiba di depan pintu masuk, Anda akan dipersilakan pelayan warung kopi ini duduk di meja dan kursi yang kondisinya sudah bersih.

Ada 14 pelayan laki-laki muda yang lengkap dengan seragam akan melayani Anda dengan ramah dan cepat. Para pelayan ini dengan sabar menunggu dan mencatat semua pesanan Anda. Dan tak lama kemu-dian secangkir kopi, sanger (kopi susu) hangat atau teh tarik dingin dan dua piring kue sudah tersedia di meja Anda.

“Kami sangat menjaga pelayanan. Memberi pelayanan yang prima agar pengunjung warung kopi yang datang kemari betah dan berlama-lama. Mereka merasa nyaman dan tidak terganggu dengan pelayanan yang diberikan,” kata pria berusia 30 tahun yang sudah lama bekerja di warung kopi Solong.

Di warung kopi yang awalnya dibuka satu pintu pada 2010 dan kini sudah tiga pintu Anda bisa leluasa memilih kue-kue tradisional yang Anda suka. Jika kue yang disajikan pelayan tidak sesuai selera Anda, Anda bisa meminta pelayan mengantikannya dengan kue yang lainnya. Karena ada sekitar puluhan jenis kue yang dititip-kan para ibu rumah tangga di sini.

Di tempat ini juga, jika Anda ingin memesan makanan yang lebih berat, Solong Mini Cafe Lampineung yang buka dari jam 06.30 WIB hingga tutup pukul 24.00 WIB, pun menyediakan menu makanan lainnya, seperti mie goreng, martabak telur, dan nasi sayur.

Di sini juga menyediakan bubuk kopi Ulee Kareng, bila Anda ingin membawa pulang sebagai oleh-oleh untuk keluarga, kerabat, kolega, dan sahabat. Jadi Anda tidak perlu repot-repot membelinya ke tempat lain.

Kemasan plastik isi 250 gram, Anda cukup membayar Rp21.500, 500 gram Rp42.500, dan 1 kilogram Rp85.000. Bubuk kopi Ulee Kareng merek Solong ini digongseng dan digiling sendiri dari biji kopi pilihan. Jadi komplit bukan? nSaniah LS

Foto

: AK.

Jaila

ni

Bess, Pimpinan Solong Mini sedang memantau para pekerja (atas), Foto bersama pimpinan dan pekerja warung Solong Mini

ADVERTORIAL

Page 36: acehtourism Edisi 001

36 ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Berawal dari ide bersama untuk mempertahankan kuliner asli Aceh Rayeuk .

Pada 2010 tepatnya di Jalan Soekar-no Hatta, Lampeuneurut, Aceh Besar, hadir Restoran Masam Keu-eung Khas Aceh Rayeuk.

Restoran ini bukan Restoran biasa. Soalnya di sini Anda akan men-emukan masakan tradisional Aceh yang mungkin sudah sulit ditemukan di daerah perkotaan. Restoran yang buka dari jam 10.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB setiap hari ini men-yajikan berbagai menu masakan yang diolah dengan bumbu khas Aceh.

“Racikan bumbu ini sudah turun temurun. Warisan dari endatu saya,” kata pemilik Restoran Masam Keu-ueng, Meksalmina yang didampingi oleh Martunis dan Direktur bapak Rusli Hamzah, kepada media ini beberapa waktu lalu.

Bukan itu saja, menurut dia, di Restoran miliknya ini selain masam keu-eung juga menyajikan menu tambahan dengan berbagai variasi yang disajikan berganti-ganti setiap

harinya. Seperti antaranya, sie reuboh (daging rebus), sop daging khas Aceh Rayeuk, asam udeung (asam udang), deudah boh itek (telur bebek pang-gang), keumamah tumeh (tumis ikan kayu), ayam tangkap, eungkot paya (ikan gabus), dan sie manok masam keu-eung (ayam asam pedas).

“Ada puluhan menu masakan tradisional Aceh. Menu yang menjadi andalan di sini adalah masam keu-

Foto

: Dok

. Prib

adi Aneka menu hidangan (atas),

Kuah Masam Keu-eung salah satu menu utama di rumah makan Masam Keu-eung (bawah)

Restoran

Khas Aceh RayeukMASAM KEU-EUNG

CULINARY

Page 37: acehtourism Edisi 001

37ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

eung atau asam pedas. salah satu menu istimewa lainnya yaitu asam udeung, Udang rebus yang dirajang kecil dan diberi bumbu asam pedas,” sebut Meksalmina.

Masam dalam bahasa Indonesia diartikan asam, sedangkan keu-eung berarti pedas. Ikan yang dimasak masam keu-eung ini warna kuahnya kekuning-kuningan dan agak kem-erah-merahan. Karena penggunaan kunyit di dalam bumbunya dan serta sedikit cabe merah.

Menurut Meksalmina dari sekian banyak menu yang ada di Restoran Masam Keueung, sebagian sudah dire- komendasikan oleh program

kuliner di televisi swasta Nasional di Jakarta yaitu pada acara kuliner yang dibawakan Bondan Winarno (Makny-us) dan Benu Buloe (Lazies).

“Kami tidak saja memanjakan pengunjung dengan beragam menu masakan khas Aceh Rayeuk. Tetapi kami juga memberi kenyamanan kepada pengunjung Restoran kami dengan berbagai fasilitas. di lan-tai 2, seperti ruang VIP/meeting room, mushalla, dan toilet standar restoran,” paparnya.

Restoran dengan interior minima-lis dan menu siap saji ini, Anda ber-sama keluarga, kerabat, sahabat, dan rekan kerja Anda bisa memilih menu masakan khas Aceh Rayeuk menurut selera Anda. Karena tanpa menunggu lama, menu-menu yang tersaji pada

hari itu akan dihidangkan di depan Anda dan Anda

cukup memilihnya menurut selera.

Bicara masakan tradisional Aceh Rayeuk

bukan sekedar tentang selera atau masakan luar

biasa. Sebagaimana motto dari Rumah Makan Masam

Keu-eung “Lazat Laziem Kayem Biasa Ngon Masam Keu-eung”.

Tetapi bicara bagaimana masakan tradisional warisan dari nenek moy-ang Aceh ini tetap dipertahankan jangan sampai hilang ditelan masa. Apalagi dengan banyaknya muncul kuliner siap saji dari Barat maupun daerah lainnya yang mulai menjamur di Aceh. nSaniah LS

Foto

: Dok

. Prib

adi

Bondan Winarno dan Thalita Latief di Rumah Makan Asam Keu-eung (kiri bawah), Benu Buloe dan Rierie Rianthy Elissa di Rumah Makan Asam Keu-eung (bawah)

Sie Manok Goreng

Sie Manok Masak Mirah

Asam Udeueng Boh Limeng

Sup Daging Khas Aceh Rayeuk

Muloh Masam Keu-eung

CULINARY

Page 38: acehtourism Edisi 001

38 ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Mie Aceh telah menjadi salah satu makanan fa-vorit di Indonesia. Bisa

didapatkan di beberapa kota besar Indonesia seperti Kota Medan, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan beberapa kota lainnya. Selain itu mie Aceh juga

sudah dikenal di Malaysia. Di Banda Aceh, salah satu tempat

untuk menikmati hidangan mie yang me-miliki cita rasa khas Aceh ini adalah Mie Simpang Lima Peuniti. Mengapa di Mie Simpang Lima? Karena di sini Anda akan merasa mie Aceh yang sesungguhnya.

Mie Simpang Lima Peuniti sudah berdiri sejak 1961 dan merupakan salah satu pelopor bagi berkem-bangnya usaha kuliner yang khusus menyuguhkan mie Aceh sebagai menu andalannya dengan olahan kepiting, daging, udang, dan cumi.

Restoran milik Saipullah dengan konsep desain ruang yang minima-lis, tertutup, bersih, dan memberi

kenyamanan bagi pengunjungnya ini memiliki cara masak mie Aceh yang berbeda. Karena bumbu yang diracik sendiri ini dipadu dengan kekayaan bumbu dapur yang khas Aceh banget.

Tak heran begitu Anda menyan-tap mie Aceh di Mie Simpang Lima langsung ketagihan, ingin dan ingin

lagi untuk mencobanya di sini. Selain harganya mie Aceh yang bervariasi, Anda pun diberi leluasa untuk memilih sesuai selera.

“Banyak olahan mie Aceh di sini. Mau yang biasa atau yang spesial se-mua ada di Mie Simpang Lima Peuniti. Mie Aceh biasa harganya Rp8.000 per porsi. Mau yang spesial Rp45 ribu per porsi. Atau mau yang mie Aceh kepiting, kami hanya mematok harga Rp25 ribu per porsi,” papar Saipullah kepada media ini beberapa waktu lalu di Banda Aceh.

Mie Simpang Lima Peuniti, kata Saipullah ingin memanjakan lidah pengunjung mereka dengan bumbu racikan yang khas dan olahan mie tanpa bahan pengawet, sehingga pen-gunjung restorannya akan berkunjung kembali dan terus ingin menikmati mie Aceh di Mie Simpang Lima Peuniti.

“Ini merupakan konsep baru untuk lebih memuaskan pelanggan. Namun kekhasan cita rasanya Mie Aceh yang disuguhi di sini adalah yang paling utama,” kata owner Mie Simpang Lima Peuniti ini lagi. nSaniah LS

Santap Mie Aceh di Mie Simpang Lima Peuniti

CULINARY

Mie Kepiting

Mie Daging

Mie Sotong

Mie Udang

Page 39: acehtourism Edisi 001

39ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Peninggalan sejarah meru-pakan wujud peristiwa masa lalu yang sekaligus

boleh dijadikan sebagai alat yang mengandung pesan dari rekaman masa lalu.

Masing-masing daerah di Indonesia memiliki peningalan sejarah yang ber-beda-beda. Begitupun di Provinsi Aceh. Peninggalan seperti ini merupakan kekayaan budaya bangsa yang penting maknanya bagi pemahaman suatu peristiwa sejarah di suatu daerah.

Biasanya peninggalan sejarah ini dapat dijadikan sebagai sumber dan berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Oleh ka-rena itu perlu dilindungi dan diselamat-kan demi memupuk kesadaran sejarah dan menjadi jatidiri sebuah bangsa.

Peninggalan sejarah adalah salah satu peninggalan budaya yang bersifat material, di samping itu ada juga peninggalan budaya yang bersifat spiritual. Kedua peninggalan budaya ini tidak boleh dipisahkan dan memiliki hubungan yang amat erat. Sifat-sifat itulah yang menentukan nilai budaya bangsa yang hidup pada zamannya.

Peninggalan sejarah khususnya masa Islam seperti masjid kuno, makam, naskah, bangunan tua dan

benda-benda sejarah lainnya meru-pakan objek yang cukup banyak di-jumpai di Aceh. Kehadirannya adalah berhubungan dengan perjalanan yang panjang dari pertumbuhan dan masa kejayaan beberapa kerajaan Islam yang ada di Aceh.

Peninggalan sejarah yang banyak dijumpai di Aceh mempunyai nilai kesejarahan yang sangat penting, namun sangat disayangkan banyak di antaranya telah mengalami kerusakan bahkan lenyap ditelan masa.

Hingga saat ini peninggalan sejarah di Aceh baru sebagian kecil yang terpelihara, selebihnya proses pengru-sakan dan pemusnahan berjalan terus bahkan ada yang rusak dan musnah se-belum diselidiki dan didokumentasikan.

Hancurnya peninggalan sejarah selain disebabkan oleh peristiwa-peristiwa alam seperti gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi dan lain-lain, juga kerusakan terjadi karena tangan manusia seumpama penggalian liar, pencurian, penyelundupan barang-barang antik ke luar negeri dan lain-lain.

Secara tidak disengaja pengrusa-kan dan penghancuran peninggalan se-jarah juga bisa terjadi, misalnya mem-bangun sesuatu yang baru, pelebaran jalan dan lain-lain di sekitarnya, malah ada upaya dari dinas tertentu mem-

Selamatkan Peninggalan

Sejarah Aceh

DR. Husaini Ibrahim, MA

ACEH HISTORY

bangun kembali peninggalan sejarah, tetapi karena cara dan prosedurnya tidak sesuai dengan tata cara pemu-garan sejarah yang berlaku, hasilnya bukan baik justru menjadi rusak.

Oleh karena itu fungsi perlind-ungan, pemeliharaaan, pelestarian, termasuk ekskavasi yang dijalankan, juga fungsi museum sebagai tempat pengamanan dan sarana pendidi-kan serta pemahaman peninggalan sejarah perlu ditingkatkan.n

Foto

: Irfa

n Beberapa batu nisan makam kuno di Gampong Pande Banda Aceh

Foto

: dok

. prib

adi

Oleh: DR. Husaini Ibrahim, MA | Arkeolog Aceh

Page 40: acehtourism Edisi 001

40 ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Kolektor dan Budayawan

Haji Harun Keuchik Leumiek

Sosok Harun Keuchik Leumik adalah sosok yang kom-plit, multi dimensi. Beliau

sebagai pemilik toko emas terkenal di Aceh. Setelah mempelajari beberapa catatan perjalanan hidup beliau, tidaklah berlebihan jika beliau seba-gai seniman, budayawan, kolektor, pengusaha, wartawan. dan sekaligus tokoh masyarakat Aceh.

Haji Harun Keuchik Leumiek lahir di Banda Aceh pada tanggal 19 September 1942. Pendidikan formal beliau adalah Fakultas Ekonomi Uni-versitas Syiah Kuala sampai Semester I. Selanjutnya, ilmu bisnis beliau pela-jari dengan terjun langsung dalam bisnis keluarga.

Sejak tahun 1950-an pria yang mengoleksi benda-benda bersejarah ini telah memiliki usaha kerajinan emas dan toko emas. Dunia tulis men-ulis beliau tekuni sejak tahun 1970-an dengan menjadi wartawan Mimbar

Swadaya di Banda Aceh, Wartawan Harian Mimbar Umum Medan,

dan Wartawan Harian Analisa Medan, yang

hingga kini masih ditekuninya.

Minat beliau pada barang-barang kuno mulai diwu-judkan dengan mengumpulkan benda-benda antik dan berse-jarah terutama benda-benda peninggalan Aceh sejak tahun 1980. Salah satu

koleksinya pernah dipakai Chritine Hakim pada pembuatan film Cut Nyak Dhien yang disutradarai Eros Djarot.

Budayawan dan sejarahwan Aceh yang juga sebagai seorang kolektor dan penyelamat benda bersejarah Aceh ini tercatat telah mengoleksi 300 lebih jenis perhiasan kuno yang terbuat dari emas Aceh. Selain emas kuno, Harun Keuchik Leumik juga mengoleksi 30 kain sutera Aceh, 13 stempel kerajaan Aceh, lima Al-Quran tulisan tangan dari abad 13, senjata tajam sebanyak 100 an buah, dan 600 buah koin kerajaan Aceh

Semua barang berharga yang dikumpulnya selama 30 tahun itu di-simpannya di Museum Mini miliknya. Tujuannya agar anak cucunya kelak bisa melihat warisan leluhur Aceh.

“Saya ingin anak-anak kita teru-tama kaum muda Aceh, belajar dan menghargai seni dan budaya Aceh melalui benda-benda seni yang sep-erti saya koleksi ini,” tuturnya singkat kepada media ini. nSal

Foto

: Irfa

n Berbagai koleksi benda pusaka di museum pribadi H. Harun Keuchik Leumiek

PROFILE

Page 41: acehtourism Edisi 001

41ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

PROFILE

Kolektor Naskah Kuno Aceh,Tarmizi A. Hamid menghabiskan separuh usia dan hartanya untuk melestarikan peninggalan indatu. Agar anak cucu Aceh kelak bisa membaca kitab-kita

kuno yang ditulis para leluhur mereka. Upaya untuk menyelamatkan naskah kuno (manuskrip) Aceh

terus dilakukan pria kelahiran Pidie, 06 Juni 1966 ini. Bahkan kini Pegawai Negeri Sipil (PNS) disalah satu instansi Pemerintah Aceh ini telah mendirikan Lembaga Rumoh Manuskrip Aceh yang beralamat di Jalan Seroja, No.08/A, Ie Masen Kayee Adang, Banda Aceh.

Jelas Cek Midi (panggilan akrabnya) kepada media ini beberapa waktu lalu di kediamannya di Banda Aceh, latar belakang lahirnya Rumoh Manuskrip Aceh (kini sedang direhab) pada 28 April 2010, lantaran dia ingin menunaikan janjinya kepada masyarakat Aceh, agar 482 manuskrip Aceh koleksinya ini bisa dibaca masyarakat umum.

“Kalau dulu kan koleksi naskah-naskah saya ini lebih pribadi ka-rena di rumah saya simpan. Kalau pribadi, orang segan mengunjungi rumah saya. Seperti janji saya dulu, naskah ini ditujukan kepada gen-erasi seterusnya dengan tujuan mengumpulkan sebanyak-banyaknya manuskrip Aceh agar kedepannya, para akademisi, mahasiswa, peneliti, dan pecinta naskah kuno bisa mempelajari manuskrip ini,” jelas suami dari Nurul Husna ini lagi.

Rumoh Manuskrip Aceh miliknya ini tidak saja memajangkan semua koleksi naskah kuno miliknya, tetapi juga sebagai tempat un-tuk menjaga, mendistorasi, melakukan konservasi naskah, revertasi, digitalisasi, dokumentasi, dan serta publikasi terhadap naskah kuno itu sendiri.

Untuk itu dengan tangan terbuka, Ketua Umum Rumoh Manuskrip Aceh ini menerima dengan senang hati jika ada yang ingin menghibahkan atau menitipkan naskah-naskah kuno Aceh mereka di Rumoh Manuskrip Aceh untuk dijaga dan dilestarikan sehingga tidak rusak dan bisa dibaca generasi seterusnya.

“Manuskrip Aceh ini bukti kearifan, kecerdasan orang aceh tempo dulu. Juga nilai-nilai intelektualitas ulama tempo dulu. Nah, menurut saya orang Aceh sendiri harus mengetahui apa yang diting-galkan dan diwariskan orang Aceh dulu. Maka itu Aceh harus memi-liki Rumoh Manuskrip,” tegas alumni Fakultas Pertaniah Universitas Syiah Kuala ini seraya memperlihatkan naskah-naskah kuno hasil koleksinya itu.

Menurut cerita Cek Midi, tradisi penulisan manuskrip oleh pemikir Islam di Aceh di mulai dari abad ke-13 sampai abad ke-20, bedasarkan penulisan itu sendiri, Aceh mendapat puncak kegemi-langnya yang sangat maju pada abad ke-17 melalui manuskrip.

Dengan rasa kepeduliannya, agar warisan leluhurnya ini bisa terus dibaca, maka pada 1995, pria berkulit hitam manis ini hunting dan mengumpulkan benda-benda peninggalan sejarah Aceh, dari satu hingga dua dan kini sudah ratusan terkumpul. nSal/Saniah LS

Rumoh Manuskrip Aceh

Tarmizi A. Hamid | Kolektor Naskah Kuno Aceh

Upaya Menyelamatkan Naskah Kuno Aceh

BEBERAPA JUDUL KOLEKSI NASKAH RUMOH MANUSKRIP

BUSTANUS SALIKINSyekh Muhammad Khatib Langgien

MANDHURUL AJLA Pakeh Jalaluddin

SYIFAUL QULUBSyekh Nurdin Hasanji Muhammad Hamid Ar- Raniry

DARUL FARAED Syekh Nurdin Bin Hasanji Bin Muhammad Hamid Ar-Raniry

HIDAYATUL HABIB Syekh Nurdin Bin Hasanji Bin Muhammad Hamid Ar-Raniry

Foto

: Irfa

n

Manuskrip kuno Aceh, koleksi Tarmizi A. Hamid

Page 42: acehtourism Edisi 001

42 ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Mengoleksi batu, bagi para kolektor batu, menjadi kepuasan tersendiri, karena

jenis-jenis batu yang dikoleksi, menjadi pembicaraan yang sangat menarik bagi komunitas pecinta batu, baik batu akik, batu mulia, dan batu suiseki.

Abah Mahfuddin, begitu panggilan yang akrab di panggil di komunitas batu, ia banyak mengoleksi jenis-jenis batu, khususnya batu Suiseki. Menurut Abah, batu suiseki adalah, batu yang terdapat di daerah aliran sungai tertentu. Jenis batu ini, dibentuk oleh proses alam yang sangat lama, sehingga batu bekas letusan gunung berapi ini terbentuk dengan sendirinya, dengan berbagai bentuk yang unik dan menarik.

Sebut Abah Mahfuddin, ada bebera-pa kategori bentuk dari batu suiseki ini. Bentuk wujudnya bisa terbentuk yang mirip dengan benda sesuatu, seperti bentuk gunung, bentuk binatang tertentu, dan berbagai bentuk lainnya.

“Batu Suiseki ini tergolong barang langka, karena batu ini tidak mudah di-dapatkan di setiap sungai, akan tetapi ia hanya terdapat di daerah aliran sungai tertentu,” jelasnya.

Untuk mendapatkan batu ini, Abah sering melakukan expedisi ke beberapa daerah aliran sungai di Aceh bersama beberapa temannya yang juga suka mengoleksi jenis batu ini. Biasanya mereka melakukan expedisi, disaat musim kemarau tiba.

Karena menurut Abah, daerah aliran sungai sudah mulai kering, sehingga batu-batu yang di buru Abah Mahfud-din dan teman-temanya, muncul ke permukaan sungai. Sehingga, para pemburu batu suiseki ini dapat dengan mudah mendapatkan batu-batu yang ingin dikoleksinya.

Harga batu-batu suiseki yang dikoleksi Abah, kalau dinilai dengan harga, itu bisa berkisar, dari sepuluh hingga ratusan juta rupiah. Menurut Abah batu suiseki Aceh, memiliki bentuk yang sangat unik di bandingkan batu suiseki yang terdapat di daerah lain di Indonesia.

Hal ini terbukti, saat koleksi Abah Mahfuddin diikutkan pada pameran tingkat Nasional dan Asia Pasifik di Jakarta. Koleksi Abah terpilih sebagai juara I (juara pertama /koleksi terbaik) batu suiseki. nSal

Batu Suiseki AcehPeringkat Pertama di Indonesia

HOBBY

Foto

: Dok

. Prib

adi

Batu Suiseki Aceh, koleksi Abah Mahfuddin

Abah Mahfuddin | Kolektor Batu Suiseki Aceh

Page 43: acehtourism Edisi 001

43ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Page 44: acehtourism Edisi 001

44 ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Banda Aceh, asal kata Bandar Aceh, merupakan sebuah kota yang sangat banyak

menyimpan sejarahnya. Kota yang da-hulu kala disebut dengan Bandar Aceh ini, merupakan sebuah kota, dimana para peniaga dari seluruh nusantara bahkan mancanegara, singgah di Aceh dengan berlabuh di beberapa pelabu-han yang ada di sepanjang pantai Bandar Aceh.

Ketika Aceh pada masa puncak kejayaannya, sekitar abad ke-16 Masehi, Bandar Aceh menjadi kota penting untuk para pedagang yang berlayar melewati Selat Malaka dan Samudera Hindia. Karena letaknya yang sangat strategis, pelabuhan-pelabuhan di sepanjang pantai Bandar Aceh terutama Ulee Lheue, menjadi singgahan para pedagang yang datang dari berbagai belahan dunia.

Kuta Raja, sebagai sebuah pusat kerajaan besar di Aceh. Kota ini juga

mendapat julukan, Kuta Raja yang bermakna, kota nya para raja-raja yang pernah berkuasa di Aceh. Hal ini dapat dilihat, dari peninggalan situs-situs se-jarah yang tersebar di berbagai sudut Kota Banda Aceh.

Diantara bukti peninggalan terse-but, diantara nya, terdapat makam raja-raja Aceh yang pernah berkuasa pada masanya, yaitu, situs Kandang XII, yang terdapat di kawasan Peuniti, atau masyarakat Banda Aceh sering menyebutnya dengan nama daerah kraton.

Selanjutnya makam-makam yang terdapat di komplek Museum Aceh. Museum Aceh ini letaknya di samping Pendapa Gubernur Aceh. Dimana komplek makam tersebut, merupakan makam raja-raja Aceh dari keturunan Bugis yang pernah berkuasa di Aceh. Tak jauh dari komplek Museum juga terdapat makam Sultan Iskandar Muda. nSal

Kota Sejarah, Kota Raja-Raja

Bandar Aceh

Komplek makam Kandang XII (kiri atas)foto: Irfan, Makam Sultan Iskandar Muda di Komplek Baperis Banda Aceh (atas) foto: AK. Jailani, Makam keturunan Raja-raja Bugis di komplek Museum Aceh (bawah) foto: IrfanFo

to: A

K. Ja

ilani

BANDA ACEH TOUR

Page 45: acehtourism Edisi 001

45ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Bila anda berada di kota Banda Aceh, kota yang juga dijuluki sebagai kota sejarah kota

raja-raja, maka anda harus menyem-patkan diri untuk mengunjungi salah satu tempat bersejarah yang terdapat di tengah-tengah kota Banda Aceh. Si-tus ini adalah “Taman Putroe Phang” yaitu taman putri pahang, di komplek taman ini juga terdapat sebuah ban-gunan bersejarah yang bernama Pinto Khop komplek taman ini dibangun pada abad ke 16 masehi oleh Sultan Iskandar Muda, sebagai taman cinta sang sultan untuk permaisurinya yang bernama Kamaliah yang berasal dari negeri Pahang semenanjung Melayu.

Menurut beberapa kisah, awal pertemuan Sultan Iskandar Muda dengan putri Kamaliah (Putro Phang), terjadi disaat Sultan Pahang bersama permaisurinya yang bernama Puteri Kamaliah (Putroe Phang) menghadap Sultan Iskandar Muda , dalam perte-muan itu Sultan Pahang yang bernama Raja Abdullah (Raja Raden) menya-takan, mengetahui niat suci Sultan Iskandar Muda menaklukan kerajaan-nya demi memperjuangkan agama dan menyingkirkan kawasan Melayu dari imperialis Barat. Berawal ketika Aceh Darussalam berhasil menaklukkan Pa-

hang pada 1617, Sultan Iskandar Muda membawa keluarga istana Pahang yaitu, Sultan Pahang, Ahmad Syah, dan putranya, Raja Mughal, dan Putri Kama-liah, seorang putri sultan Pahang,serta 10.000 penduduknya, berimigrasi ke Aceh untuk memperkuat pasukan Sul-tan Iskandar Muda.

Tak lama kemudian, Sultan Is-kandar Muda rupanya tertarik dengan puteri dari Pahang yang bernama Put-eri Kamaliah. Puteri Kamaliah kemudi-an dinikahi Sultan Iskandar Muda dan diangkat menjadi permaisurinya. Kare-na Puteri Kamaliah berasal dan Pahang, rakyat Aceh memanggilnya dengan Pu-troe Phang. Sang putri dikenal masy-hur karena cerdas dan bijaksana dalam memutuskan persoalan yang dihadapi masyarakat Aceh Darussalam.

Keberadaan Putroe Phang san-gat berpengaruh dalam pemerin-tahan dan penyusunan undang-undang kerajaan Aceh Darussalam, sampai-sampai lahir semboyan:Adat bak Poeu Meureuhom,Hukum bak Syiah Kuala,Qanun bak Pu-troe Phang,Reusam bak Bentara Artinya:Adat dari Marhum Mahkota Alam, Hukum pada Syiah Kuala ,Qa-nun pada Puteri Pahang, Resam pada Bentara. nsal/dsb

Taman Putroe Phang Taman Cinta untuk Sang Putri

BANDA ACEH TOUR

Foto

: Irfa

n Pinto Khop (kiri), Komplek Taman Putroe Phang di Banda Aceh

Page 46: acehtourism Edisi 001

46 ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Sejarah Aceh mencatat sebuah cerita heroik ketika melawan penjajahan Belanda pada

1873. Dimana serdadu Belanda masuk ke Aceh melalui jalur laut. Namun, upaya Belanda untuk menguasai wilayah Aceh tidak berjalan mulus.

Mereka mendapat perlawanan sengit dari pejuang -pejuang Aceh di berbagai tempat. Usaha Belanda menguasai Aceh mendapat banyak kendala, hingga 1942. Dalam pertem-puran melawan penjajah Belanda sejak 1873 hingga 1942, para pejuang Aceh berhasil menewaskan sekitar ribuan tentara Belanda dalam berbagai per-tempuran di beberapa wilayah di Aceh.

Salah satu komandan perang Belanda yang paling dikenal dalam sejarah yaitu bernama Jenderal Kohler. Dia tewas pada 14 April 1873. Saat itu pasukan yang dipimpinnya berupaya menguasai Masjid Raya Baiturrahman yang pada waktu itu dijadikan rakyat Aceh sebagai pusat pertahanan dalam melakukan perlawanan terhadap pen-jajahan Belanda.

Dalam rentang waktu selama 59

Kerkhof Bukti Perlawanan Rakyat Aceh Terhadap Belanda

tahun, ribuan serdadu Belanda tewas. Serdadu yang terdiri dari orang Be-landa sendiri dan tentara Marsose yang serdadunya berasal dari orang Jawa, Ambon, dan Manado itu tewas dalam berbagai tempat pertempuran di Aceh. Seperti di Pidie, Ulee Gle, Samalanga, Meulaboh, Bakongan, Idi, Paya Bakong, dan beberapa daerah lainnya.

Mereka yang tewas, dimakam-kan di berbagai lokasi pertempuran. Namun, karena banyaknya komplek kuburan yang bertebaran di Aceh, maka pemerintah Hindia Belanda pada waktu itu, melakukan upaya untuk mengumpulkan jasad tentaranya men-jadi satu komplek di Kutaraja, yaitu Banda Aceh sekarang ini.

Untuk mengenang sejarah kelam selama bertugas di Aceh, pada Juli 1970, beberapa mantan komandan veteran Belanda yang pernah bertu-gas di Aceh, datang kembali ke Aceh. Kedatangan mereka, untuk mereno-vasi kembali komplek makam Kerkoff yang keberadaanya sudah ada sejak tahun 1880.

Menurut keterangan sejarahwan senior Universitas Syiah Kuala, Drs. Rusdi Sufi, dana yang digunakan untuk merenovasi komplek ini adalah hasil kampanye para veteran tentara Belanda yang pernah bertugas di Aceh dan sumbangan dari keluarga tentara belanda yang dimakamkan di komplek Kerkoff ini. nSal/dsb

Foto

: AK.

Jaila

ni

Komplek Makam Belanda (atas), Tentara Belanda di Aceh (tengan kiri), Nisan Makam Belanda di Komlek Kerkhof Band Aceh (kiri bawah)

BANDA ACEH TOUR

Page 47: acehtourism Edisi 001

47ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Page 48: acehtourism Edisi 001

48 ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL PROVINSI ACEH

http://nad.bkkbn.go.id

Drs. Saflawi, TB, MMPlt. Kepala Perwakilan BKKBN Aceh

Mayjen TNI. Zahri SiregarPangdam Iskandar Muda

Ir. Iqbal Hasan ShalehPresiden Direktur NGL

Page 49: acehtourism Edisi 001

49ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Duta Mahasiswa GenRe (Generasi Berencana) 2013 ProvinsiAceh, Pinka Satria

Aqsa (17) bersama Syarifah Fitri-anda (20) berangkat ke Jakarta, guna mengikuti Lomba Duta Mahasiswa GenRe 2013 tingkat nasional yang berlangsung di Putri Duyung Resort Ancol, Jakarta Utara, pada 09-14 Juni 2013 lalu.

Pada perlombaan yang setiap tahunnya digelar Badan Kependudu-kan dan Keluarga Berencana Nasional (BkkbN), Pinka (panggilan akrabnya) meraih juara favorit. Kepada media ini di Banda Aceh, mahasiswa Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala (Un-syiah), Jurusan Teknik Sipil, semester dua ini memaparkan kalau dia ber-sama Syarifah Fitrianda bangga bisa mengenalkan budaya dan pariwisata Aceh kepada para juri dan 64 peserta lomba lainnya.

Duta Mahasiswa GenRe 2013 Aceh

Kenalkan Kupiah Meukeutop dan Rencong

Pinka Satria AqsaLahir: Lhokseumawe, 17 Agustus 1995Pendidikan: Mahasiswa Fakultas Teknik Unsyiah, Jurusan Teknik SipilPrestasi:- Juara II Lomba Poster BkkbN tingkat Provinsi Aceh (2012)- Juara I Essay Writing Contes FK UI di Jakarta (2012)- Duta Mahasiswa GenRe 2013 Provinsi Aceh (2013)- Juara Favorit Duta Mahasiswa GenRe 2013 tingkat nasional di

Jakarta (2013)

“Ada tujuh tahap penjurian. Saya waktu itu di depan para juri dan peserta lainnya, dengan pakaian adat Aceh, membawakan tari Saman. Sele-sai menari saya menjelaskan tentang tari Saman. Tari Saman adalah tarian suku Gayo, salah satu suku di Aceh, yang biasa dibawakan pada acara-aca-ra adat dan keagamaan” papar putra ketiga dari pasangan Saidi Nur Yusuf dan Nur Akmal.

Didepan para juri dan Duta Ma-hasiswa GenRe dari seluruh provinsi di Indonesia, laki-laki yang hobi melukis dan menulis ini juga men-jelaskan dengan waktu yang singkat tentang pakaian yang dia kenakan pada waktu itu. Mulai dari kupiah meukeutop hingga rencong.

“Saya jelaskan pakaian yang saya pakai ini adalah pakaian tradisional Aceh untuk pria. Mereka menanyakan soal kupiah meukeutop dan rencong. Saya pun menjelaskan dengan sing-kat,” ujar pria kelahiran Lhokseumawe, 17 Agustus 1995.

Kupiah meukeutop yang lengkap dengan teungkulok, tampok, dan hiasan prik-prik-nya adalah topi tradi-sional Aceh yang digunakan para laki-lakinya pada saat acara adat maupun pada pesta perkawinan.Topi ini dulu sering digunakan Teuku Umar, pahla-wan nasional Aceh saat berperang melawan penjajah, sehingga sering juga disebut topi Teuku Umar.

Sedangkan rencong adalah senjata tradisional masyarakat Aceh. Rencong memiliki makna filosofi religius dan ke-Islaman, karena gagangnya yang berbentuk huruf Arab yang diambil dari padanan kata Bismillah. Kalau dulu rencong dipakai kaum bang-sawan untuk melawan penjajah, kini rencong dipakai kaum pria pada acara perkawinan dan acara adat lainnya.

Dalam pemakaian rencong pada linto baro (pengantin laki-laki) kata Pinka, lekuk gagang rencong harus menghadap ke bawah dan diikat kain warna kuning. Karena bila posisi cunggek (gagang) rencong itu ke atas, secara adat Aceh orang yang memakainya dianggap sedang dalam keadaan bahaya atau siap berperang. Tetapi kalau cunggek rencong yang dipakai itu diposisikan ke bawah, secara adat akan menggambarkan keadaan si pemakai aman atau dalam kondisi damai.

Selain menceritakan soal budaya, Pinka pun mengenalkan pariwisata Aceh. Aceh kata Pinka di depan para juri dan peserta lomba lainnya, memi-liki potensi wisata alam dan bahari-nya yang indah dan masih alami. Juga memiliki objek wisata religi, sejarah, dan tsunami. Seperti di Kota Sabang, Kota Banda Aceh, Aceh Besar, Kota Lhokseumawe, Aceh Tengah, Aceh Singkil, Aceh Selatan, dan Pulau Simeulue. nSaniah LS

YOUTH

Page 50: acehtourism Edisi 001

50 ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Pantai Lampu-uekFo

to: A

K. Ja

ilani

Salah satu sudut panorama pantai Lampu-uek Aceh Besar

Page 51: acehtourism Edisi 001

51ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Page 52: acehtourism Edisi 001

52 ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Pasir putih yang kontras dengan sapuan warna laut biru kehijauan, menjadikan

pantai ini titik destinasi wisata bahari Kabupaten Aceh Besar yang paling

ramai dikunjungi. Dengan semilir angin lembut nan membelai, pantai ini mampu meluruhkan segala penat.

Terletak di arah barat Banda Aceh, berjarak sekitar 20 Km dari Kota Banda

Nan EksotisPantai Lampu-uek

ACEH BESAR TOUR

Foto

: AK.

Jaila

ni Wisatawan domestik dan mancanegara mengikuti event surfing di Pantai Lampu-uek Aceh Besar

Page 53: acehtourism Edisi 001

53ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Foto

: Rin

aldi

AD

Aceh Pantai Lampu-uek memiliki pasir putih serta ombaknya yang cocok bagi peselancar berselancar. Tak heran, sekitar 50 peselancar dunia mewakili beberapa negara seperti Inggris, Per-ancis, Australia, Jepang, Malaysia, dan Thailand meramaikan event surfing internasional yang digelar pada 17-18 Maret 2013 lalu di pantai ini.

Selain itu, di sepanjang pantai ini, berjejer pondok sederhana yang dikelola masyarakat setempat yang menyediakan aneka menu kuliner is-timewa. Suguhan ikan laut yang segar bisa langsung dibakar di tempat. Serta air kelapa muda menjadi pelengkap dan penghilang dahaga setelah penat

bermain di air lautnya yang jernih berwarna kehijauan.

Nita (27), warga Medan yang menghabiskan liburan di Pantai ini mengaku takjub dengan keindahan Pantai Lampu-uek. Kata Nita Pantai Lampuuk bersih, cantik.

“Saya tidak tahu ada pantai secan-tik ini di sini, yang saya tahu hanya Sabang. Saya akan mereferensikan ke kawan-kawan jika ke Sabang jangan lupa singgah di Lampu-uek, menikmati pantainya nan eksotis seraya menikmati ikan bakarnya,” ujarnya penuh kagum.

Masih dalam kawasan pantai Lampu-uek, terdapat lokasi pantai

lainnya yang terkenal dengan nama Babah Dua. Lokasi ini berbatasan langsung dengan bukit hijau bertebing batu yang tak pernah berhenti dihan-tam ombak.

Birunya air laut yang berpendar kehijauan, berpadu birunya langit serta hijaunya pepohonan di atas bukit terjal tersebut adalah sumber eksotikanya pantai ini. Apalagi ketika sang mentari perlahan turun, mer-ebahkan diri diperaduan senja.

Sejauh mata memandang, goresan warna alam dibingkai cakrawala bak mahakarya visual yang tak tertandingi indahnya. Menjadikan Pantai Lampu-uek semakin serasa eksostiknya.nSal

ACEH BESAR TOUR

Foto

: AK.

Jaila

ni

Restauran Joel’s Bungalow Pantai Lampu-uek (kiri atas), pedagang ikan bakar sedang membakar ikan di Pantai Lampu-uek Aceh Besar (kiri)

Page 54: acehtourism Edisi 001

54 ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Page 55: acehtourism Edisi 001

55ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Page 56: acehtourism Edisi 001

56 ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

di Krueng Raba, LhokngaJet Ski

Foto

: AK.

Jaila

ni

Permainan Jet Ski di Krueng Raba Lhoknga Aceh Besar

Page 57: acehtourism Edisi 001

57ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Page 58: acehtourism Edisi 001

58 ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Untuk mengunjungi beberapa situs sejarah menarik, sekaligus menikmati wisata pantai yang

sangat indah di kabupaten Aceh Besar, anda bisa melewati kawasan menuju Krueng Raya hingga Lamreh, jarak tem-puhnya kurang lebih 19 kilometer arah timur kota Banda Aceh

Pantai Ujong BateeDisaat perjalanan anda mulai mendaki

perbukitan yang indah, anda akan men-emui sebuah pantai yang rimbun, ditum-buhi ratusan pohon pinus dan hamparan pantai yang sangat luas, namanya Pantai Ujong Batee. pantai ini ramai dikunjungi wisatawan lokal pada hari-hari libur untuk bertamasya. bersama keluarga.

Benteng Indra Patra Tak Jauh dari Pantai Ujong Batee,

masih sepanjang jalan menuju Krueng Raya, anda bisa singgah sejenak di sebuah benteng tua peninggalan kerajaan hindu

masa lalu, namanya, Benteng Indra Patra. Benteng peninggalan Hindu ini memiliki keunikan pada arsitektur bangunannya. Benteng Indra Patra diperkirakan diban-gun oleh Kerajaan Lamuri. Pada awalnya, ada tiga bagian besar di benteng tersebut dan yang paling luas berukuran 70 x 70 meter dengan tinggi dinding tiga meter lebih. Bagian lain benteng adalah tempat pertahanan yang langsung menghadap ke Selat Malaka, sehingga terlihat strat-egis. Sedangkan di sisi lain, ada sebuah ruangan yang sangat kokoh berukuran 35 x 35 meter dan tinggi 4 meter.

Benteng Iskandar Muda Tidak Jauh dari Benteng Indra Patra,

Anda akan berjumpa dengan Benteng Iskandar Muda, benteng ini dibangun oleh Sultan Iskandar Muda sebagai salah satu benteng pertahanan di pesisir pantai kawasan Krueng Raya.

Pantai LhokmeSetelah melewati pelabuhan Krueng

Raya, mulai tampak perbukitan yang berjejer di sepanjang perjalanan, tak lama lagi anda akan sampai di Pantai lhok Me, pemandangan Pantai Lhok Mee ini tersembunyi di balik pegunungan Lamreh.Untuk mencapai Pantai ini, kita harus melewati beberapa tanjakan dan turunan. Jalannya sudah teraspal, bisa dilewati kendaraan roda empat. Dalam perjalanan, Anda bisa menikmati pemandangan laut yang terbentang dari atas bukit dan land-scape pegunungan. Untuk masuk ke Pantai Lhok Mee, kita cukup membayar Rp 5 ribu untuk satu sepeda motor di pintu masuk. Kemudian, kita bisa menikmati keindahan pantai ini sepuasnya, baik dengan mandi bersama atau memancing. Bukan itu saja, di pantai ini juga terdapat karang-karang yang dihiasi beragam biota laut yang indah. Bagi para pecinta snorkeling, lokasi ini bisa men-jadi salah satu yang patut dicoba. Dengan ragam pesona dan keindahannya.nMul

Berwisata di Sepanjang Pantai Krueng Raya

ACEH BESAR TOUR

Foto

: AK.

Jaila

ni

Pantai Lhokme di kawasan Krueng Raya Ace Besar (bawah)

Foto

: Irf

an

Page 59: acehtourism Edisi 001

59ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Pantai adalah tempat paling cocok untuk menepi dari segala gundah hati. Pasir putih nan lembut, birunya teduh laut, serta hijaunya hutan di perbukitan adalah kombinasi warna alam,

pengukuh keindahan yang tak pernah jenuh dipandang mata. Di sini, di pantai Lhok Nga, pesonanya membuat imajinasi tumbuh, duka lara luruh.

Pantai Lhoknga

ACEH BESAR TOUR

Foto

: AK.

Jaila

ni Pengunjung Pantai Lhoknga (atas), Suasana sore di Pantai Lhoknga (bawah)

Page 60: acehtourism Edisi 001

60 ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Pulo Aceh merupakan sebuah daerah yang terletak dipal-ing ujung batas territorial

provinsi Aceh, kawasan ini terbagi dua pulau yaitu Pulo Nasi dan Pulo Breuh. Kedua pulau ini dinamakan dengan Pulo Aceh dan merupakan salah satu Kecamatan di bawah pemerintah Kabupaten Aceh Besar.

Letaknya yang sangat strategis dan tidak jauh dari kota Banda Aceh yang merupakan ibu kota Provinsi, membuat pulau ini sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai salah satu daerah kawasan objek wisata di

Provinsi Aceh. Karena air lautnya yang jernih, hijau, kebiru-biruan.

Pulo Aceh yang terletak paling barat Indonesia ini ibarat gadis kam-pung yang tersembunyi kecantikan-nya. Pesona keindahan dan kecanti-kan Pulo Aceh yang masih alami ini sangat menjual. Namun sayang belum disentuh dan dipoles sehingga layak menjadi daerah tujuan wisata di Kabu-paten Aceh Besar.

Pertama kali tim media ini meng-injakan kaki di pulau terluar dan masih tertinggal di Indonesia ini, kami lang-sung “jatuh cinta”. Karena keindahan

Pulo Aceh Permata yang Belum Tersentuh

Ir. Fauzi Daud | Ketua LSM Akar Tunggal

ACEH BESAR TOUR

Foto

: AK.

Jaila

ni

Panorama Pantai Nipah Pulo Nasi Kecamatan Pulo Aceh, Aceh Besar

Page 61: acehtourism Edisi 001

61ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

panorama alam dan baharinya yang masih “perawan”.

Dari atas perbukitan, dengan menggunakan transportasi seadanya dengan jalanan yang sudah beraspal, kami melihat pemadangan yang tak biasa dilihat di kepulauan lain yang ada di Aceh. Pemandangan yang mengundang decap kagum yang tak habis-habisnya.

wisata Pantai Nipah, penanaman po-hon di kawasan pantai, penyelamatan terumbu karang, dan merawat potensi alam sekitar.

“Komunitas Akar Tunggal dibentuk sebagai bentuk kepedulian kami ter-hadap lingkungan dan potensi alam khususnya di Pulo Nasi ini. Kami telah melakukan sosialisasi sadar wisata kepada masyarakat setempat dan pengembangan objek wisata Pantai Nipah,” tuturnya.

Pulo Aceh salah satu kecamatan di Aceh Besar yang di dalam kecama-tan ini ada beberapa pulau kecil. Antaranya Pulo Breuh, Pulo Nasi, Pulo Teunom, Pulo Jroeng, Pulo Teung-kurak, Pulo Bunta, Pulo Tuan Diapit, Pulo U, Pulo Sidom, Pulo Geupon, dan Pulo Lhee Blah. Hanya Pulo Breuh dan Pulo Nasi yang dihuni, sedangkan pulau-pulau lainnya tak bertuan.

Oh iya, untuk bisa ke Pulo Aceh, Anda bisa menggunakan jasa boat mi-lik nelayan setempat yang bertengger di dermaga kecil di Lampulo dan Ulee Lheue. Untuk sampai ke Pulo Aceh waktu yang ditempuh bervariatif, tergantung jarak desa yang akan Anda kunjungi, bisa 2 atau 4 jam jika laut sedang bersahabat. nTim

ACEH BESAR TOUR

Pinggiran pasir pantainya berwar-na cream, terlihat batu karang yang tak sama ukurannya berdiri tak rapi, serta puluhan pohon niur (kelapa) dan cemara laut yang memagari bibir pan-tai. Seolah mengucapkan “wellcome” (selamat datang) kepada kami.

Dalam perjalanan kami ke sini, di Pulo Nasi kami bertemu dengan sebuah komunitas yang peduli ling-kungan dan menjaga kelestarian alam. Komunitas ini bernama Akar Tunggal, yang diketuai Ir. Fauzi Daud.

Kepada tim media ini beliau menceritakan program kerja mereka. Antaranya pengembangan objek

Foto

: AK.

Jaila

ni

Jalan utama menuju Pantai Nipah Pulo Nasi (atas), hamparan pasir putih di Pantai Nipah Pulo Nasi (bawah)

Page 62: acehtourism Edisi 001

62 ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Teluk SabangPanorama Teluk Sabang tampak dari atas

Page 63: acehtourism Edisi 001

63ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013Foto: AK. Jailani

Page 64: acehtourism Edisi 001

64 ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Peta Sabang

Page 65: acehtourism Edisi 001

65ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Apabila hendak melengkapi destinasi Anda di Indonesia, Pulau Weh atau Sabang

jangan sampai di lewatkan sebagai tujuan perjalanan. Apabila Anda ting-gal dan menetap di Kota Medan atau Jakarta, ingin ke Sabang, sangatlah mudah. Anda dapat memilih jalur udara dan darat.

Melalui jalur udara tersedia be-berapa penerbangan dengan meng-gunakan pesawat terbang Garuda Indonesia, Air Asia, Lion Air, dan atau Sriwijaya. Melalui jasa maskapai pen-erbangan tersebut Anda akan landing di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM), Blang Bintang, Aceh Besar.

Begitu tiba di Bandara SIM, Anda bisa menggunakan taksi atau Damri menuju Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue, Banda Aceh. Tarif yang dikena-kan sekitar Rp70 ribu per taksi dan sekitar Rp15 ribu/orang untuk damri.

Jika Anda melalui jalan darat dari Kota Medan, maka dapat menggu-nakan bus Kurnia, Anugerah, Pusaka, PMTOH, Simpati Star, dan atau Putra Pelangi di terminal Pinang Baris. Atau

Anda bisa menunggu di loket Gajah Mada, diantarkan dengan mini bus menuju gudang masing-masing bus yang berada di kawasan Jalan Gagak Hitam, Ring Road dan Simpang Pondok Kelapa.

Perjalanan darat dari Kota Medan menuju Banda Aceh sekitar 12 jam perjalanan. Bus akan sampai di ter-minal terpadu Batoh. Di sini ada beca mesin dan ojek yang siap mengan-tarkan Anda ke Pelabuhan Penye-berangan Ulee Lheue yang memakan waktu sekitar 15 menit. Menggunakan beca mesin biasanya Anda akan dikenakan tarif sekitar Rp25 ribu sedangkan ojek Rp15-Rp20 ribu (Anda bisa nego).

Di Pelabuhan Ulee Lheue, Anda dapat menggunaan beberapa pili-han transportasi laut, kapal cepat, dan kapal lambat. Kapal cepat Pulo Rondo dan Expres Bahari yang melayani trayek Ulee Lheue, Banda Aceh dan Balohan, Sabang setiap hari berlayar.

Jadwal pelayaran kapal cepat ini, dari Pelabuhan Ulhee Lheue ke Balo-han berangkat pukul 09.45 WIB dan

16.00 WIB. Khusus Jumat pukul 16.30 WIB. Dengan harga tiket ekonomi (non AC Rp55.000), eksekutif (AC Rp 65.000), VIP (AC + Snack Rp85.000). Perjalanan dengan mengunakan kapal cepat membutuhkan waktu 45 menit.

Sedangkan menggunakan kapal lambat, sekitar 2 jam. KPM BRR berangkat pada Senin, Selasa, Kamis, dan Jumat, dari Balohan pukul 08.00 WIB, dari Ulee Lheue pukul 14.00 WIB. Rabu, Sabtu, dan Minggu dari Balohan pukul 08.00 WIB dan dari Ulee Lheue pukul 14.00 WIB. Harga tiket ekonomi Rp18.500/orang, bisnis Rp27.500/orang, eksekutif Rp36.500/orang.

Setiba di Pelabuhan Balohan, Sabang, Anda bisa menggunakan transportasi L300. Dari Balohan ke Kota Sabang Anda akan dipungut biaya Rp15.000/orang dan Balohan ke Gapang/Iboih Rp50.000/orang. Jika Anda ingin rental mobil berkisar Rp300-Rp400 ribu/hari (sudah supir dan belum termasuk bensin). Untuk keliling pulau, bisa mengunakan rental sepeda motor Rp Rp80-Rp120 ribu/hari. nImelda

JADWAL KAPAL DARI DAN KE SABANG

No Nama Kapal JENIS KAPAL KET

Sabang - B.Aceh Banda Aceh - Sabang

1 2 3 4 5 6

1 KM EXPRESS BAHARI 3B CEPAT 08.00 WIB SETIAP HARI

2 KM EXPRESS BAHARI 9 CEPAT 08.00 WIB SETIAP HARI

3 KM CITRA JET 09 CEPAT 11.00 WIB SETIAP HARI

4 KM PULOU RONDO CEPAT 09.30 WIB SETIAP HARI

5 EXPRESS BAHARI 9 CEPAT 14.00 WIB SETIAP HARI

6 KM CITRA JET 09 CEPAT 14.00 WIB SETIAP HARI

7 KM EXPRESS BAHARI 3B CEPAT 16.00 WIB SETIAP HARI

8 KM PULOU RONDO CEPAT 17.00 WIB SETIAP HARI

9 KMP BRR RORO 08.00 WIB SENIN, SELASA, KAMIS, JUMAT

10 KMP BRR RORO 14.00 WIB SENIN, SELASA, KAMIS, JUMAT

11 KMP BRR RORO 08.00 WIB RABU, SABTU, MINGGU

12 KMP BRR RORO 10.30 WIB RABU, SABTU, MINGGU

13 KMP BRR RORO 13.30 WIB RABU, SABTU, MINGGU

14 KMP BRR RORO 16.00 WIB RABU, SABTU, MINGGU

15 KM PAPUYU RORO 08.00 WIB SENIN, SELASA, KAMIS, JUMAT

16 KM PAPUYU RORO 12.30 WIB SENIN, SELASA, KAMIS, JUMAT

Jadwal Berangkat

Yuk ke

Sabang...

ADVERTORIAL

Page 66: acehtourism Edisi 001

66 ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang yang ditetapkan

dengan Undang Undang Nomor 37 Tahun 2000 terdiri dari Kota Sabang (Pulau Weh, Pulau Klah, Pulau Rubiah, Pulau Seulako, dan Pulau Rondo) dan Kecamatan Pulo Aceh, Aceh Besar (Pulau Breuh, Pulau Nasi, dan Pulau Teunom) yang meliputi luas wilayah 394 Km2.

BPKS di Kawasan Sabang

generasi masa akan datang. Melihat banyaknya kapal-kapal

yang berlayar melewati perairan Sa-bang di Selat Malaka, maka Kawasan Sabang memiliki peran strategis dalam memberikan kontribusi bagi kemajuan ekonomi Aceh di masa yang akan datang.

Untuk mewujudkan Kawasan Sabang sebagai salah satu mo-tor penggerak kemajuan ekonomi Aceh, pemerintah telah menetapkan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang melalui Un-dang Undang Nomor 37 Tahun 2000.

Penetapan ini dalam rangka pemberdayaan potensi dan kekayaan sumber daya alam yang dimiliki Kota Sabang dan Pulo Aceh sebagai wilayah kepulauan yang pernah tum-buh sebagai kawasan Free Port dan tujuan wisata.

Dalam upaya memajukan kembali kawasan Sabang, pemerintah pusat melalui Undang Undang Nomor 37 Tahun 2000 telah membentuk Badan

ADVERTORIAL

Foto

: AK.

Jaila

ni

Pelabuhan Balohan Sabang (atas), Kapal Pesiar MV Amadea (atas kanan)

Kawasan Sabang memiliki posisi geografis strategis bagi jalur perda-gangan dan pelayaran dunia. Karena terletak pada jalur masuk bagian barat antara Kawasan Asia Pasifik dan Asia Barat Daya, juga sebagai pintu masuk Selat Malaka. Sehingga Kawasan Sabang dapat dilalui kapal kontainer yang diprakirakan rata-rata 50.000 kapal setiap tahunnya.

Selain itu, Kawasan Sabang juga memiliki kedalaman laut secara alami. Misal saja di Pelabuhan Sabang kedalamannya mencapai 22 meter, membuat pelabuhan ini siap untuk menerima kedatangan kapal raksasa

Page 67: acehtourism Edisi 001

67ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS) sebagai lembaga yang akan memban-gun dan memajukan kawasan Sabang di bidang industri, perdagangan, dan pariwisata serta bidang-bidang strat-egis lainnya di kawasan Sabang.

BPKS yang diberi mandat memiliki visi “Mengembangkan Kawasan Sa-bang sebagai Pusat Utama Pelayanan Perdagangan Dunia”. Untuk mewu-judkan visi ini, maka dirumuskanlah beberapa misi sebagai acuan kerja dari lembaga BPKS itu sendiri, dianta-ranya :• Mengembangkan pelayanan

pelabuhan untuk kapal-kapal generasi yang akan datang.

• Mengembangkan pelayanan industri dan perdagangan skala global.

• Mengembangkan pelayanan kelas dunia bagi basis operasi kapal cruise Internasional.

• Mengembangkan industri peri-kanan modern yang bersinergi dengan pengembangan sumber daya perikanan nasional.

• Mengembangkan kelembagaan pengusahaan dan infrastruktur ka-wasan yang bertaraf Internasional.

• Sebagai wujud keseriusan pemer-intah dalam memajukan Kawasan Sabang. Pada pasal 8 Undang Undang Nomor 37 Tahun 2000 menjelaskan beberapa hal antara lain:

Untuk memperlancar kegiatan Kawasan Sabang, Badan Pengu-sahaan Kawasan Sabang diberi wewenang mengeluarkan izin-izin usaha dan izin usaha lainnya yang diperlukan bagi para pengusaha yang mendirikan dan menjalankan usaha di Kawasan Sabang melalui pelimpahan wewenang sesuai den-

ADVERTORIAL

Foto

: AK.

jaila

ni Pantai Gapang (kanan), Pantai Iboih (kanan bawah)

gan peraturan perundang-undangan yang berlaku. • Kawasan Sabang sebagai tempat

untuk mengembangkan usaha-usaha di bidang ekonomi seperti sektor perdagangan, jasa, industri, pertambangan dan energi, trans-portasi, maritim dan perikanan, pos dan telekomunikasi, perban-kan, asuransi, pariwisata, dan bidang-bidang lainnya.

• Kawasan Sabang sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabu-han Bebas ditetapkan untuk jangka waktu 70 tahun.

• Badan Pengusahaan Kawasan Sabang diberi wewenang untuk mengeluarkan izin-izin usaha dan izin lainnya yang diperlukan bagi pengusaha yang mendirikan dan menjalankan usahanya di Kawasan Sabang.

• Kawasan Sabang terpisah dari daerah pabean sehingga bebas dari pengenaan bea masuk, pajak

pertambahan nilai, pajak penjua-lan atas barang mewah, dan cukai

• Badan Pengusahaan Kawasan Sabang dapat mengatur tata tertib pelayaran, penerbangan, lalu lintas barang, fasilitas pelabuhan serta penetapan tarif untuk segala macam jasa.

• Kawasan Sabang dapat menerima pinjaman dari dalam dan luar negeri.Sejak dibentuk pada tahun

2000 hingga saat ini, BPKS sedang menjalankan beberapa programnya untuk mendukung kemajuan di Ka-wasan Sabang. Program ini meliputi, pembangunan pelabuhan berskala besar untuk kapal pesiar dan kapal kargo, pembangunan infratrukstur jalan di kawasan Sabang dan Pulo Aceh, penyediaan lahan untuk ka-wasan industri, dan serta beberapa kegiatan promosi kawasan Sabang baik di tingkat Nasional maupun Internasional.nImelda

Page 68: acehtourism Edisi 001

68 ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

ADVERTORIAL

Pantai Gapang

Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sa-bang mempunyai letak yang

relatif dekat dengan zona pariwisata Asia Tenggara yaitu Phuket, Thailand dan Langkawi, Malaysia.

Selain itu memiliki 30 lokasi wisa-ta dengan objek wisata bahari, wisata agro sampai bangunan bersejarah (benteng dan heritages). Namun daya tarik utama yang ditawarkan adalah pariwisata bahari disamping wisata lainnya. Karena alam bawah lautnya yang menyimpan sejuta keindahan sehingga dijuluki sebagai satu surga bawah air di khatulistiwa.

Berbagai objek wisata di Kota Sabang yang memiliki potensi untuk dikembangkan yaitu:

* Kilineter “0”, Kilometer ”0” merupakan salah satu objek wisata di Kota Sabang yang terletak di Kecamatan Su-kakarya dengan luas area 120m2 dengan jarak dari pusat kota sekitar 32 Km.

* Gapang Gapang terletak di Kecamatan Su-

kakarya dengan luas area 100m2 dengan jarak dari pusat kota sekitar 19 Km. Di Gapang terdapat Taman Laut Pulau Rubiah dan hutan wisata dengan luas area 1300 m2. Disamping itu masih tersedia lahan yang cukup luas untuk berinvestasi di pariwisata

* Sarang Gua sarang merupakan salah satu

objek wisata di kawasan Sabang yang terletak di Kecamatan Su-kakarya dengan luas area 100m2 dengan jarak dari pusat kota sekitar 23 Km. Gua sarang dengan keindahan gua alam yang sangat menarik dan dihuni oleh burung laut dan reptilia belum banyak dikunjungi para wisatawan lokal maupun mancanegara karena

21 Potensi Pariwisata SABANG

tempatnya yang tertutup dan dikelilingi hutan lindung.

* Lhong Angen Lhong angen merupakan salah

satu objek wisata di kawasan Sabang yag terletak di Kecama-tan sukakarya dengan luas area 300m2 dengan jarak dari pusat kota sekitar 25 Km, memiliki potensi sumber daya alam yang sangat potensial untuk dikem-bangkan.

* Batee Dua Gapang Batee Dua Gapang merupakan

gugusan batu karang yang begitu menakjubkan. Dengan peralatan snorkeling atau diving, pengun-jung dapat memulai petualangan-nya dari ke dalaman 30 meter mengarah ke terumbu dangkal arah ke pantai. Di sini banyak dite-mui spesies ikan seperti ikan kala-jengking (scorpion fishes), lionfish, frog fishes, see razor fishes, dan kumpulan ikan kupu-kupu. Khusus pada bulan September, Oktober, dan November penyelam juga dapat melihat hiu dan paus.

* Batee Meuroron Batee Meuroron jaraknya sekitar

5 menit dari Pantai Gapang. Di tempat ini, penyelam dapat menyaksikan bebatuan dengan arus yang kuat. Namun, keunikan dari tempat ini pengunjung dapat melihat ikan badut (clown fishes), karang raksasa, ikan pari, penyu, berbagai jenis belut moray, dan kakap hitam.

* Rubiah Seagarde Pulau Rubiah dengan luas

2.600m2 , terdapat berbagai jenis terumbu karang serta ratusan jenis ikan hias di dalamnya. Di lokasi ini penyelam menyaksikan terumbu karang berwarna-warni. Juga penyelam bisa menjumpai nudibranch berwarna, cacing pipih, belut moray (honeycomb morays) dan moray blotched hitam yang sering bersarang di karang-karang berwarna di dasar laut.

* Arus Balee Tidak jauh dari Rubiah Utara, kita

akan sampai di Arus Balee yakni puncak berbatu yang terletak di

Page 69: acehtourism Edisi 001

69ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Foto

: AK.

Jaila

ni

Tempat penyewaan alat penyelaman di Iboih

ADVERTORIAL

antara Pulau Seulako dan Rubiah. Di lokasi ini sering ditemui berba-gai jenis hiu. Tempat menyelam ini sangat popular bagi kalangan penyelam karena terdapat ka-leidoskopik warna, ratusan ikan fusilier terang, dan belut pita biru.

* Seulako Drift Para penyelam sering menye-

butnya “flying while diving”. Dengan kemiringan curam dan panjang penyelam masuk dari arah selatan pulau dan drift sepanjang pulau di utara. Selama menyelam, kita bisa melambung di atas batu karang keras dan karang kulit lembut. Meletakkan tangannya di atas beberapa batu, membiarkan arus mendorong dan menjungkir balik tubuh.

* Batee Tokong dan Shark Plateau

Menuju lokasi ini memerlukan waktu sekitar 20 menit dengan menggunakan perahu. Di tempat ini, ditemukan berbagai macam belut moray yang jarang ditemui di dunia. Seperti giant, fimbriated, white eye, snowflake, whitemouth, yellowhead, serta zebra and yellow margined. Juga ada belut pita biru (blue ribbon), honey comb morays, dan berbagai belut raksasa varietas lokal serta moray bertopeng.

dalam dan menantang. Sebab, dilokasi ini penyelam sering dike-jutkan kehadiran ikan barakuda.

* Pantee Peunateungni Lokasi ini juga termasuk lokasi

yang dalam untuk diselami dan berbahaya bagi penyelam pemula. Butuh penyelam yang benar-benar ahli untuk dapat menikmati pemandangan bawah lautnya. Di sini juga sering melintas ikan barakuda, bobara, belut moray, gurita, nudibranch, lobster, dan napoleon.

* Limbo Gapang Lokasi ini tidak jauh dari pantai

Gapang. Anda bisa menyelam menikmati alam bawah lautnya yang banyak ditemui ikan-ikan indah seperti nudibranch, cacing pipih, karang jamur, dan kura-kura.

* WW II Wreck “Sophie Rick-mers”

Tempat ini merupakan salah satu situs sejarah peninggalan perang dunia ke II. Tidak jauh dari Teluk Pria Laot, penyelam dapat melihat kapal barang bernama “Sophie Rickmers”. dengan panjang 134 meter, telah duduk manis di dasar laut. Untuk menyelam di lokasi ini, hanya penyelam berpengalaman yang disarankan untuk menjela-jahi kapal barang tersebut. Selain karena butuh dekompresi khusus, kapal cargo itu juga telah menjadi sarang berbagai spesies laut. Seperti ikan kerapu raksasa, belut moray raksasa, bobara raksasa, ikan bendera, angel fish hitam, dan ikan unicorn.

* Air Panas Tidak jauh dari lokasi “Sopie Rick-

mers”, biasanya penyelam akan singgah di “Hot Spring Bubbles of the Underwater Volcano”. Lokasi ini merupakan tempat yang langka dan tidak ditemui di banyak dae-rah di Indonesia. Karena penyelam dapat merasakan hangatnya air laut karena terdapat gunung api

* Pantee Idheu Pantee Idheu, perairan yang

dangkal sepanjang 100 meter dari bibir pantai. Pantai ini memiliki karang dan batu-batu besar yang ditutupi oleh gorgonia besar, karang spons, dan karang cabang. Lokasi ini dipenuhi dengan ikan-ikan napoleon dan ikan-ikan air dangkal lainnya.

* Batee GLA (Slippery Rock) Sesuai dengan namanya, lokasi

ini dipenuhi dengan bebatuan layaknya punggung bukit, permu-kaan miring dan terus menurun hingga ke dalaman lebih dari 40 meter. Penyelam seolah-olah terbang di atas punggung gunung. Pada ke dalaman 18 meter, penyelam akan menemukan belut moray menyembulkan kepala keluar dari sarangnya. Di lokasi ini juga banyak ditemui ikan parrot bumphead.

* “The Canyon” Tempat penyelaman ini meru-

pakan lokasi diving yang paling diminati oleh wisatawan man-canegara. Di lokasi yang dipenuhi dengan batu-batu besar bagai di dalam laut. Untuk lokasi ini termasuk titik penyelaman yang

Page 70: acehtourism Edisi 001

70 ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

NO OBJEK WISATA LOKASI OBJEK WISATA I. Desa wisata Lamteng

II.

Wisata pantai 1. Pasi raya 2. Pantai demiet 3. Lho’ reudap 4. lamtadok 5. chip nga 6. pasi balu 7. lambaro 8. keuresek

Pasi janeng Rabo Deudap Aleu reuyeueng Meulingge Gugop Gugop Pulau teunom

III. Wisata Alam Gunung Ceumok

Lapeng

IV. Wisata Budaya 1. makam raja kandang 2. mercusuar

Alue reuyeueng Ujung punie

V. Wisata Belanja 1. Souvenir 2. Argowisata

Pasi janeng Lapeng

bawah laut. Sementara itu dari dasar laut, terlihat gelembung-gelembung udara yang keluar, pemandangan yang menakjubkan.

* Tugboat (Kapal Tunda) Tugboat merupakan lokasi

penyelaman makro yang sangat santai dan ideal untuk penyela-man dangkal pada sore atau malam hari. Di lokasi ini terdapat sebuah bangkai kapal kapal tunda yang tergeletak pada ke dalaman 14 meter. Selain itu penyelam juga bisa menjumpai berbagai spesies ikan seperti spot pipe fish, ghost pipe fish, crocodile fish, lobsters berduri, nudibranchs, cleaner-shrimps, lion fish, dan berbagai jenis ikan kecil lainnya.

* Sumur Tiga Sumur Tiga, menjadi tempat

penyelaman yang terkenal masih asli dan belum tersentuh tangan-tangan jahil. Beningnya air laut di daerah ini, membuat para penyelam merasa nyaman saat bersantai di dasar karang lautan-nya. Sesekali, penyelam juga

dapat melihat lumba-lumba yang melintas.

* Anoi Hitam Anoi Itam (pasir itam) juga meru-

pakan situs baru bagi para pe-nyelam. Di situs baru ini penyelam akan banyak menjumpai banyak jenis ikan dan menikmati kepada-tan batu karang yang luar biasa dari semua jenis karang acropora keras di air dangkal.

* Batee Meuduro Butuh waktu

sekitar 70 menit untuk sampai ke sisi selatan Pulau Weh. Namun, waktu itu tentu tidak akan sia-sia, karena tempat ini paling top untuk diselami. Di dae-

rah ini, visibilitas biasanya sangat baik.

Ada 21 potensi pariwisata di kawasan Sabang. Untuk menikmati keindahan bawah lautnya, Anda bisa mendatangi operator diving dan snorkeling yang ada di Sabang, seperti Pulau Weh Diver, Rubiah Tirta Dive Center, Lumba-Lumba Diving Center, dan Steva Sea Sport.n

Foto

: AK.

Jaila

ni Pantai Sumur Tiga (atas), Pelabuhan Pulau Nasi Kecamatan Pulo Aceh (kanan)

ADVRTORIAL

Page 71: acehtourism Edisi 001

71ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Pantai Iboih di Kota Sabang merupakan kawasan wisata bahari yang sangat terkenal

dengan aktifitas diving (menyelam) dan snorkeling sambil menikmati keanekaragaman terumbu karang, dan jutaan biota laut yang menakjubkan.

Disamping itu di kawasan ini terdapat ikan hias dan ikan karang (angel fish, surgeon fish, parrot fish, dan beragam jenis ikan laut lainnya) yang jarang ditemui pada beberapa taman laut di tempat lain. Pantai paling favorit yang dikunjungi para pencinta diving di tanah air ini telah didukung dengan sarana dan prasarana yang baik. Juga terdapat hutan wisata yang sangat indah dengan keanekaragaman dan kekayaan flora dan faunanya.

Pantai Iboih terletak di Desa Iboih, Kecamatan Sukakarya, Kota Sabang, Provinsi Aceh. Di sini Anda akan ter-diam seribu bahasa ketika menatapi pantainya. Pasir dan air lautnya sangat menggoda. Luas pantai ini sekitar 1.300 hektar.

Untuk bisa ke Pantai Iboih. Jarak

tempuh Pantai Iboih sekitar 29 Km dari Kota Sabang. Untuk menuju Pantai Iboih ini, traveler bisa menggu-nakan minibus ataupun ojek dengan waktu tempuh sekitar 40 menit dari Kota Sabang.

Nah, bagi Anda yang suka kuliner, jangan khawatir karena cukup banyak warung makan yang berjualan di seki-tarnya dengan menu yang bervariasi. Mulai dari ikan bakar lengkap dengan sambal dan lalapan hingga menu mie Aceh pun tersedia.

Tak hanya warung makan, di sini juga terdapat peralatan alat mancing dan tempat yang menyewakan perlengkapan menyelam. Sedangkan untuk penginapan di sekitar kawasan pantai sudah cukup banyak terdapat.

Mulai dari yang model kamar biasa sampai dengan cottage. Harga kamar bervariasi dari kisa-ran Rp150.000/malam hingga Rp250.000/malam. Sementara itu yang paling menarik adalah cottage di Pantai Iboih karena dibangun di sisi tebing. nMul

Surga Bawah Laut Bagi Pencinta Diving

Iboih BeachSABANG TOUR

Foto

: AK.

Jaila

ni

Alam bawah laut Pantai Iboih Sabang (atas), Para turis mancanegara menyelam bawah laut kawasan Iboih Sabang (bawah)

Page 72: acehtourism Edisi 001

72 ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Pantai Sumur Tiga salah sa-tunya Pantai yang berlokasi di pantai timur Pulau Weh,

sekitar 10-15 menit dari Pelabuhan Balohan, Kota Sabang. Tepatnya di Kecamatan le Meule, Sukajaya. Di pan-tai yang pasir lautnya berwarna putih

dan berombak ini, Anda akan temui tiga sumur berusia puluhan tahun yang mata airnya tawar, meski berada tak jauh dari bibir pantai.

Keberadaan tiga sumur berair tawar ini memberi arti tersendiri bagi masyarakat sekitarnya. Sehingga

Sejenak Bersantai

di Sumur TigaFo

to: d

ok. p

ribad

i Turis mancanegara bersantai di Pantai Sumur Tiga (atas), Pantai Sumur Tiga (bawah)

ADVERTORIAL

Page 73: acehtourism Edisi 001

73ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

pantai ini pun diberi nama Pantai Sumur Tiga. Selain memiliki kisah cerita dibalik keberadaan sumur tua yang berair tawar, Pantai Sumur Tiga juga dikenal dengan sunrise (matahari terbit) terbaik di Kota Sabang .

Serta adanya beberapa, kios, kafe, dan resort yang berada di pinggiran pantai, membuat pantai yang dikenal dengan air lautnya yang jernih bergradasi hijau kebiru-biruan ini, semakin ramai dikunjungi wisatawan asing maupun lokal yang ingin menikmati sunrise dan terumbu karangnya.

Santai Sumur TigaResort Freddies Santai Sumur

Tiga adalah tempat penginapan yang tepat bagi Anda dan keluarga. Karena

di resort milik Freddie, warga Afrika Selatan ini juga menyediakan kamar bagi tamu yang membawa keluarga. Menginap di sini serasa membuat Anda berada di rumah sendiri.

Di resort Santai Sumur Tiga, ada 12 kamar. Terdiri dari sembilan bungalow dan tiga family room. Resort ini sendiri berada Jalan KH. Agus Salim, Lingkungan Bahagia, Sumur Tiga, Kota Sabang. Fasilitas di setiap kamar di penginapan ini, dispenser air panas dan dingin, kamar mandi di dalam kamar yang bersih, lemari paka-ian, kursi santai, dan kipas angin.

Kamar –kamar di bungalow kapa-sitasnya untuk dua orang, sedangkan family room untuk tiga orang dewasa atau suami-istri dan dua anak kecil. Tempat tidur disetiap kamar terbuat dari bambu, luas dan bersih. Sedang-kan dinding kamar dari terpal bambu dan berkontruksi kayu. Karena itu kamar tidak memerlukan AC, cukup kipas angin karena tidak terlalu panas.

Harga kamar di bungalow Rp265 ribu/malam dan family room Rp295 ribu/malam. Jadi kapasitas kamar yang ada masih terbatas, membuat Santai Sumur Tiga saat weekend dan hari libur selalu penuh. Untuk memesan kamar Anda bisa memesan-nya langsung melalui Hp: 0813 6025 5001, dan atau bisa via website: www.santai-sabang.com

Menurut pemilik resort ini, Freddie biasanya para tamunya, saat pagi hari sering bersantai di balkon yang mengarah ke laut. Karena di balkon Freddie menyediakan kursi santai agar para tamu resortnya bisa santai sambil menikmati udara pagi dan mendengar nyanyian deburan ombak di waktu pagi.

Jika ingin melakukan aktifitas olahraga seperti jalan kaki mengitari pantai, menikmati sunrise, berenang, berjemur sambil membaca buku, dan atau ber-snorkeling ria, maka akan berjalan menuruni anak tangga yang menuju pantai (tak jauh dari restoran).

Dan saat pukul 10.00 WIB, anda menaiki anak tangga kembali menuju restoran menikmati sarapan pagi yang telah disedikan Freddie. Pria yang hobi masak ini telah memasak menu makan barat maupun lokal untuk disajikan kepada tamu resortnya. nSaniah LS

Foto

: San

iah L

S.

Penginapan santai Sumur Tiga

ADVERTORIAL

Page 74: acehtourism Edisi 001

74 ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Saya berkesempatan men-gunjungi Pulau Samui atas undangan Konsulat Jenderal

Republik Indonesia (KJRI) Songkla, Thai-land Selatan. Luas dan topografi Pulau Samui ini hampir sama persis dengan Pulau Weh Sabang. Demikian juga jarak tempuh melalui jalur laut antara Pulau Samui dengan Provinsi Surathani rata-rata kapal cepat 45 menit dan kapal

lambat 1 jam 45 menit.Memasuki Pulau Samui dengan

kapal lambat seakan tidak terasa lama karena pelayanan kapal lambat tersebut sangat tertib dan kapalnya yang bersih. Kapal yang digunakan tidak jauh berbe-da dengan Kapal KM BRR yang melayani rute Banda Aceh-Sabang. Namun kapal lambat di sana melayani masyarakat hampir setiap jam sekali dari pukul

07.00-18.00 WIB. Tidak terlihat adanya rebutan penumpang, pelancong bisa memilih kenderaan sesuai keinginan dan selera masing-masing.

Setiba di pulau ini, para pelancong dibuat takjub dengan kondisi kehidu-pan masyarakat yang masih meng-gunakan sarung dalam kehidupan sehari-hari ditengah arus masyarakat pendatang yang moderen dan hingar bingar kehidupan malam. Rumah pen-duduk dengan kafe-kafe tradisional maupun moderen, hotel, resort dan spa tumbuh subur sepanjang jalan dan umumnya menghadap ke laut (water front city).

Hal ini didukung pula hampir se-luruh jalan yang dibangun mengikuti kontur alam setempat, berbeda den-gan Sabang yang umumnya memotong kontur dengan tingkat kemiringan

Oleh Fauzi Umar, Pegawai pada BPKS SabangEmail: [email protected]

Antara Sabang dan Samui

CITIZEN REPORTER

Foto

: AK.

Jaila

ni

Pelabuhan mini di kawasan wisata Iboih Sabang

Foto

: dok

. prib

adi

Page 75: acehtourism Edisi 001

75ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

yang sangat terjal.Selain menjadi pilihan wisata ba-

hari dunia khususnya untuk pasangan berbulan madu, pulau ini juga mena-warkan wisata belanja mulai harga termurah hingga termahal di Kawasan Chaweng Road.

Di kawasan Chaweng Road juga menawarkan wisata kuliner, refleksi hingga hiburan malam mulai ala Thai hingga musik moderen. Dikawasan ini sangat mudah ditemukan makanan ala Thai, Eropa. dan bahkan Arab. Dari kawasan ini juga pelancong dapat mengunjungi sejumlah pulau lain dengan boat tour atau jetsky.

Pulau ini tergabung dalam Angthong National Marine Park yang terdiri dari 42 pulau kecil. Pulau berbatu ini hanya memiliki pasir putih sepanjang 20 meter dan umumnya tidak berpenduduk. Itupun dapat dijual ke pelancong untuk sekedar diving dan snorkling, bahkan salah satu pulau dijadikan tempat syuting bintang tampan terkenal Leonardo De Caprio dengan film “The Beach”.

Ohya, dari sisi keindahan dan panorama alam tidak jauh berbeda

dengan Sabang. Sabang menawarkan wisata bahari dan wisata alam lainnya, Samui juga menawarkan paket wisata yang sama dengan Sabang. Hanya saja Samui dikelola secara sangat profesional dan terintegrasi antara potensi wisata bahari dan wisata lainnya. Antraksi budaya dan kearifan lokal dengan kehidupan moderen diupayakan tetap menjaga kelestarian lingkungan.

Samui telah dibangun menjadi destinasi wisata terkenal di dunia. Pulau ini terkoneksi secara langsung dengan Singapura, Kuala Lumpur (Malaysia), Hongkong (China), Bangkok (Thailand), dan Pulau Penang (Malay-sia). Pulau ini dihuni 50.000 jiwa dan kini telah dikunjungi lebih dari 2 juta orang wisatawan setiap tahun.

Sedangkan Sabang sebagai gate way selat Malaka dan berbatasan langsung dengan negara tetangga sudah seharusnya dikembangkan se-cara serius sebagai kawasan interna-sional sebagaimana Samui di Thailand dengan tetap menjaga dan memper-tahankan nilai dan kearifan setempat. Kota Sabang juga harus tertata sesuai

peruntukannya, hijau, bersih, dan berbunga dengan masyarakat yang ramah, taat agama, dan hukum.

Negara tetangga Malaysia dan Thailand bisa dikatagorikan sangat sukses dan berhasil memasarkan po-tensi wisata baharinya. Kedua negara ini berhasil menjaring wisatawan-wisatawan dari seluruh dunia. Tidak tanggung-tanggung menurut data 2010, Malaysia telah dikunjungi lebih dari 25 juta wisatawan dan Thailand mencapai 35 juta wisatawan.

Sedangkan Indonesia hanya ber-hasil mendatangkan wisatawan baru mencapai 7 juta wisatawan dan itupun terkonsentrasi ke Pulau Dewata, Lombok, dan sebagian besar di Pulau Jawa. Ini merupakan suatu tantangan yang harus dapat diwujudkan pemer-intah untuk mempercepat kemajuan Kawasan Sabang sebagai lokomotif ekonomi Aceh dan Indonesia dimasa akan datang, semoga....

CITIZEN REPORTER

Foto

: goo

gle.

com

Salah satu sudut pantai di Samui Thailand

Page 76: acehtourism Edisi 001

76 ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

KAPAL PESIARBerlabuh di Teluk Sabang

Kapal pesiar berlabuh di Teluk Sabang

Page 77: acehtourism Edisi 001

77ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Page 78: acehtourism Edisi 001

78 ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Pulau Simeulue merupakan gugus kepulauan yang terdiri dari 41 pulau besar dan kecil

di sekitarnya. Kepulauan Simeulue terletak di sebelah barat daya Provinsi Aceh dengan jarak 105 mil laut dari Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat atau 85 mil laut dari Labuhan Haji Kabupaten Aceh Barat Daya.Secara geografis kepulauan ini berada pada posisi antara 2°15’ - 2°55’ Lintang Utara dan 95° 40’ - 96° 30’ Bujur Timur. Membentang dari Barat ke Timur sebagian besar wilayahnya dikelilingi oleh Samudera Hindia dan berbatasan dengan perairan Interna-sional. Sinabang dapat dicapai melalui perjalanan laut dan udara. Transpor-tasi Laut dari Singkil (Kabupaten Aceh Singkil) ± 10 jam Sibolga (Provinsi

Sumatera Utara) ± 16 jam Labuhan Haji (Kabupaten Aceh Selatan) ± 9 jam. Armada angkutan laut yang digunakan untuk menyeberang ke Sinabang ada-lah Kapal Ferry dan Kapal Motor. Kapal Ferry melayani jalur Singkil - Sinabang - Labuhan Haji - Sinabang dengan frekuensi pelayaran 3 kali seminggu. Sedangkan kapal motor melayani pe-numpang dari dan ke Sibolga dengan frekuensi 2 kali seminggu.Sedangkan Transportasi udara reguler dilayani oleh Perusahaan Penerbangan Susi Air, Merpati dan NBA. Susi Air (setiap hari 2 kali penerbangan) dan Merpati (Selasa dan Kamis ) melayani rute penerbangan dari dan ke Medan. NBA melayani rute Medan - Sinabang - Meulaboh - Banda Aceh, Pulang Pergi 2 kali seminggu.n

- Pantai Ganting- Pantai Tunggul Indah - Pantai Alus alu - Pantai Angkeo- Tempat Selancar- P. Teupah, - Air Terjun Tanjung Raya- Lokasi Danau laut Tawar- Taman laut Terumbu Karang - Wisata Gunung Sibau

Beberapa Obyek Wisata menarik yang ada di Kabupaten Simeulue :

SIMEULUE TOUR

Simeulue Pulau Indah di Batas Samudera India

Foto

: Irfa

n

Pulau Simeulue tampak dari udara

Page 79: acehtourism Edisi 001

79ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

SIMEULUE TOUR

Kabupaten Simeulue adalah salah satu kabupaten di Provinsi Aceh yang berada

sekitar 150 Kilometer dari lepas pantai Barat Aceh. Kabupaten yang luasnya 2.125,02 Km² ini memiliki panorama alamnya yang indah. Serta memiliki warisan tradisi dari generasi ke generasi yang memiliki nilai jual wisatanya yang tak kalah dengan destinasi wisata lainnya di Indonesia maupun di Aceh.

Bupati Simeulue, Drs H. Riswan NS beberapa waktu lalu kepada media ini mengatakan, Simeulue yang dianugerahi keindahan alamnya oleh Allah SWT, keaslian, dan exotis ba-

Konsep WisataAlamiah, Tradisional, Original dan Spiritual

Drs H. Riswan NS | Bupati Simeulue

harinya, serta nilai spiritual yang ada dalam masyarakatnya menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang berkunjung di kabupaten yang memiliki jumlah penduduk 80.674 jiwa (Sensus 2010) ini.

“Pemkab Simeulue telah merancang rencana pengembangan potensi wisa-tanya dengan konsep pengembangan-nya, alamiah, tradisional, original, dan spiritual. Konsep ini akan menjadi ciri khas pariwisata Simeulue dimasa akan datang, Karena konsep inilah yang bisa menjawab berbagai peluang dan tan-tangan dalam membangun pariwisata di Aceh,” ujar Riswan.

Sementara upaya yang dilakukan Pemkab Simeulue untuk mengaet para wisatawan semakin banyak berkun-jung ke Simeulue, dia menjawab, meski kabupaten yang dipimpinnya ini bukan kota transit dan kota tujuan utama, pihaknya akan terus gencar mempublikasi dan mempromosikan pariwisata di daerahnya. Sehingga nanti akan menjadi daerah tujuan wisata bagi wisatawan lokal, nasional, maupun internasional.

”Untuk fasilitas pendukung, kita akan berupaya menyediakan semua fasilitas yang dibutuhkan. Untuk itu kita sedang mengajukan anggaran ke Pemerintah Aceh, Pemerintah Pusat un-tuk membantu mempercepat pemban-gunan fasilitas tersebut,” katanya lagi.

Kabupaten Simeulue dengan pon-tensi alamnya yang sangat indah akan

menarik para investor menanamkan modal, khususnya untuk bidang pari-wisata, di daerah yang masyarakatnya terdiri dari berbagai suku dan etnis yang ada di Indonesia. Antaranya seperti, etnis Batak, Nias, Jawa, dan Minang.

“Kita akan mengajak semua pihak, terutama para investor untuk bersama-sama membangun pariwisata di Simeulue. Bagi calon investor yang tertarik berinvestasi di pari-wisata akan kita berikan kemudahan perizinan,” janji Riswan.

Dengan dipercepatnya pemban-gunan sektor wisata akan berdampak kepada perkembangan perekonomian masyarakat diberbagai bidang. Untuk itu dia menegaskan lagi, para investor tidak perlu ragu berinvestasi karena Pemkab Simeulue dan masyarakatnya sangat terbuka, serta menerima dengan baik wisatawan yang berkun-jung ke kabupaten yang memiliki 8 kecamantan dan 138 desa.

Masyakat Simeulue menurut Riswan sangat majemuk dan kema-jemukan inilah yang menjadikan Simeulue dari dulu hingga sekarang tidak terjadi konflik antar suku. Ini menandakan Simeulue aman untuk berinvestasi dan aman untuk di-kunjungi. Serta masyarakatnya juga sangat wellcome dengan kedatangan orang asing maupun masyarakat dari berbagai etnis dan suku yang ada di Indonesia. nSal

Page 80: acehtourism Edisi 001

80 ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Birunya laut dan besarnya ombak laut di Simeulue, telah menjadikan pulau ini

sebagai salah satu tujuan wisata bagi pencinta surfing di tanah air dan luar negeri. Selain itu daerah kepulauan di Provinsi Aceh ini juga memiliki keindahan alam dan baharinya yang memang patut untuk dikunjungi.

Potensi Pulau Simeulu dengan pantai dan ombaknya yang besar telah menimbulkan inspirasi para peselan-car muda Aceh yang tergabung dalam Atjeh Extreme Sport Championship (AESC) untuk menjadikannya sebagai lokasi pelaksanaan event surfing.

Serta untuk mempromosikan Simeulue sebagai salah satu desti-nasi wisata di Aceh melalui Visit Aceh Year 2013, maka itu AESC berinisiatif menggelar Aceh International Surfing Championship 2013.

Ketua Pelaksana ISC 2013, Denny Afandy kepada media ini mengatakan event ini akan digelar pada 21-26 Agustus 2013 yang diikuti sekitar

Atjeh Extreme Sport Championship (AESC)

SIMEULUE TOUR

Gelar Aceh Internasional Surfing di Simeulue110 peselancar dari dalam dan luar negeri. Rinci Denny, sembilan negara yang sudah ambil bagian dalam event surfing internasional ini yaitu Amerika Serikat, Australia, Thailand, Malaysia, Philipina, dan Jepang.

“Rencananya event ini akan dibu-ka langsung oleh Bupati Simeulue, Bapak Riswan NS. Melalui event ini kami berharap potensi wisata Aceh khususnya di daerah Pulau Simeulue ini bisa terangkat dan dikenal seluruh dunia,” tutur Denny.

Selain ISC 2013, pada kejuaraan bertaraf internasional yang baru digelar pertama kalinya ini juga akan gelar festival kesenian, festival makanan dan kerajinan tangan karya masyarakat Simeulue.

Kepala Dinas Budaya dan Pari-wisata Aceh, Adami Umar menyebut-kan, ini merupakan salah satu upaya mempromosikan dunia pariwisata Aceh ke mancanegara. Dengan ini Adami Umar optimis wisatawan asing akan semakin meningkat mengunjun-

gi Aceh sebagai salah satu destinasi wisata dunia.

“Kita mengharapkan event ini bisa menjadi salah satu pintu ger-bang masuknya turis mancanegara ke Aceh, khususnya pencinta surfing,” ujarnya.

Adami Umar berpendapat pagelaran event-event bertaraf inter-nasional merupakan hal yang sangat penting untuk diselenggarakan. Menurutnya, dengan event seperti ini akan menjadi ajang promosi ke dunia luar bahwa di Aceh memiliki banyak potensi wisata bahari yang tak kalah menarik dengan tempat-tempat lain baik di dalam maupun luar negeri.

Lebih lanjut Adami Umar men-egaskan Aceh Internasional Surfing Championship 2013 harus didukung dari semua pihak. Dalam hal ini pemerintah sangat berapresiasi dan akan memberikan dukungan penuh agar program Visit Aceh Year 2013 terasa lebih bergaung ke seantero dunia. (Reza)

Foto: Akil Rozha

Page 81: acehtourism Edisi 001

81ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

SIMEULUE TOUR

Foto: Akil Rozha

PANTAI PULAU SELAOT BESAR

TELUK SIBIGO (SIMEULUE BARAT)

PULAU SELAOT BESAR PANTAI BUSUNG

PANTAI LAAYON

Objek-objek Wisata di Pulau Simeulue

Foto-foto: Akil Roztha

Page 82: acehtourism Edisi 001

82 ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Nandong dalam masyarakat Simeulue adalah media mengungkapkan perasaan.

Termasuk dalam seni tutur yang telah lama mengakar dalam kebudayaan Simeulue. Kesenian ini adalah salah satu kesenian yang sangat populer di kalangan masyarakat setempat.

Simeuleu merupakan salah satu daerah yang tak luput dari hantaman bencana tsunami sebagaimana yang menimpa sebagian besar daerah Aceh lainnya akhir tahun 2004 lalu. Namun, walau pun terjangan tsunami di dae-rah ini sama dahsyatnya dengan yang menimpa daerah lainnya, Simeuleu mencatat korban lebih sedikit.

Dalam lembar catatan sejarah, warga Simeuleu sudah mengenal tsunami sejak beberapa abad silam. Seperti halnya cerita tentang smong (gelombang besar) yang terjadi di tahun 1904.

Melalui cerita turun temurun disampaikan dalam bentuk senandung syair-syair. Lazim disebut Nandong kesenian ini telah mampu meminimal-isir jatuhnya korban ketika bencana besar tsunami menghantam.

Nandong pada masyarakat Simeu-lue adalah media mengungkapkan perasaan. Termasuk dalam seni tutur yang telah lama mengakar dalam kebudayaan Simeulue. Kesenian ini

Senandung Linon dan Smong dalam Nandong

Foto

: Akil

Roz

ha Seniman Nandong pada acara Kendang Savano di Simeulue

SIMEULUE TOUR

Page 83: acehtourism Edisi 001

83ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

SIMEULUE TOUR

adalah salah satu kesenian yang san-gat populer di kalangan masyarakat setempat.

Nandong dimainkan oleh dua orang atau lebih diiringi pukulan gendang yang ditabuh di sela-sela bait-bait syair dilantunkan. Dalam seni Nandong, syair yang dilantunkan pu-nya kekhasan tersendiri. Menyampai-kan pesan-pesan yang edukatif, syair yang dipergunakan juga bertingkat dan berlapis.

Biasanya sebelum Nandong dimulai, ia terlebih dahulu diawali dengan Seuramo Gendang. Kemudian kesenian Nandong berturut-turut masuk pada tingkatan syair pantun, serak, samba, rantau, kasih, dan izin.

Syair Nandong dan ketukan gendangnya mempunyai irama yang berbeda antar beberapa kecamatan di Simeulue. Nandong yang dilantunkan di Kecamatan Simeulue Tengah, Teluk Dalam, Salang, Alafan, dan Simeulue Barat berbeda ciri khasnya dengan Kecamatan Simeulue Timur, Teupah Barat, dan Teupah Selatan.

Musik nandong umumnya bernada lirih, dan para penyanyinya bersuara menjerit meratap-ratap. Suara vokalis Nandong mengingatkan pada musik

beluk di Sunda, juga dinyanyikan den-gan suara melengking seperti hendak merobek perut langit agar segera menumpahkan berkah.

Menurut salah satu seniman Aceh asal Simeuleu, Yoppi Andri, asal kata Nandong dari nanga-nanga. Nandong dan nanga-nanga adalah seperti sebuah hati yang terbagi dua.

Berikut sepotong syairnya:

Smong rume-rumemo/ Linon uwak-uwakmo/ Elaik keudang-keudangmo/ Kilek suluhsuluhmo/

Artinya:Tsunami air mandimu/ Gempa ayunanmu/ Petir kendang-kendangmu/ Halilintar lampu-lampumu.

Untuk menghabiskan lantunan syair Nandong membutuhkan waktu pertunjukan semalam suntuk. Kes-enian khas daerah Simeulue ini sering diadakan pada acara-acara tertentu seperti syukuran, sunatan, pesta perni-kahan, dan pesta rakyat.

Nandong, seni budaya masyarakat

Simeulue yang terdiri dari beberapa suku tersendiri seperti Suku Simolol, Daubatu, Defayan telah diwariskan se-cara turun temurun. Kini kesenian ini telah banyak diminati oleh masyarakat luar dan syair-syairnya telah ditelusuri oleh para peneliti secara mendalam.

Salah satu musisi jazz nasional Dwiki Dharmawan telah ikut mempela-jari kesenian ini dengan berkolaborasi bersama para pemain Nandong di Simeulue pada event bertajuk Kend-ang Savana. Acara ini digelar dengan melibatkan sekitar seribuan pemain Nandong pada 29 April 2010 silam.

Menurut Ketua Dewan Kesenian Simeulue, T Satria, saat ini Nandong telah digeluti oleh semua lapisan masyarakat di hampir semua desa yang terdapat di Kabupaten Simeu-lue. Karena kesenian Nandong telah terbukti dapat memberi pesan edu-kasi dan kewaspadaan saat bencana gempa dan tsunami yang terjadi pada 26 Desember 2004 silam.

Dia juga menambahkan, bahwa masyarakat Simeulue yang akrab den-gan budaya Nandong dan menghafal syair-syairnya dengan baik, telah men-unjukkan masyarakat ini tidak hanya menjalankan fungsi klasik pantun atau syair sebagai warisan budaya dalam bentuk hiburan semata.

Lebih dari itu, Nandong menurut T Satria berfungsi sebagai media peny-ampai isyarat, pendidikan, pencatat sejarah yang sangat edukatif untuk terus dikembangkan pada setiap generasi.

“Ini mengisyaratkan penyebaran riwayat Smong (gelombang besar) melalui Nandong (pantun khas masyarakat Simeulue) sangat efektif,” tuturnya. nReza/dsb

Foto

: Akil

Roz

ha Komposer nasional Dwiki Darmawan mencoba alat musik Nandong di Simeulue

Page 84: acehtourism Edisi 001

84 ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Foto: Akil Rozha

PANTAI KAHAT

Simeulue

Page 85: acehtourism Edisi 001

85ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Tanjung RayaAir Terjun

Foto: Akil Rozha

Page 86: acehtourism Edisi 001

86 ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Kabupaten Aceh Tengah merupakan salah satu kabupaten yang terletak

di bagian tengah teritorial Aceh. Ibu kota kabupaten ini adalah Takengon, sebuah kota kecil berhawa sejuk yang berada di salah satu bagian punggung pegunungan Bukit Barisan yang mem-bentang sepanjang Pulau Sumatera.

Daerah ini berada di kawasan dataran tinggi Gayo. Kabupaten lain yang berada di kawasan ini adalah Kabupaten Bener Meriah serta Kabu-paten Gayo Lues. Tiga kota utamanya yaitu Takengon, Blang Kejeren, dan Simpang Tiga Redelong. Jalan yang menghubungkan ketiga kota ini me-lewati daerah dengan pemandangan yang sangat indah.

Sebagian besar penduduknya berasal dari suku Gayo. Selain itu terdapat pula suku-suku lainnya, seperti Suku Aceh dan Suku Jawa. Sembilan puluh sembilan persen masyarakat Aceh Tengah beragama Islam. Masyarakat Aceh Tengah memi-liki tradisi tahunan pada saat perayaan Proklamasi Indonesia yaitu pacuan kuda tradisional.

Hal yang unik dari pacuan kuda tradisional ini adalah jokinya yang

muda berumur antara 10-16 tahun. Selain itu, joki juga tidak menggunakan sadel. Pacuan kuda ini biasanya juga rutin diselengarakan pada 17 Februari yaitu hari ulang tahun kota Takengon dan di event-event wisata lainnya.

Untuk mencapai daerah yang berhawa dingin ini, biasanya ditem-puh dari dua daerah, melalui jalan darat. Apabila Anda berada di Kota Banda Aceh, perjalanan bisa ditempuh melalui terminal Bathoh, Kota Banda Aceh, dengan menggunakan bus mini jenis L300 dengan ongkos Rp75 ribu sampai Rp80 ribu rupiah langsung tiba di pusat kota Takengon.

Rute perjalanannya akan melewa-ti kabupaten Aceh Besar, Pidie, Pidie Jaya, Bireuen dan Kabupaten Bener meriah. Jarak tempuh dari Kota Banda Aceh sekitar 6-7 jam perjalanan. Apabila Anda berada di Kota Medan, Sumatera Utara, Anda bisa datang ke terminal Bus Antar Provinsi di Pinang Baris atau Jalan Gagak Hitam, Ring road (bus Kurnia, PMTOH, Sempati) atau di Sunggal (Putra Pelangi) yang menyediakan trayek Takengon dengan ongkos sekitar Rp150 ribu/orang.

Untuk para traveler yang mengun-jungi KotaTakengon, ada beberapa

objek wisata di Kabupaten Aceh Tengah antara lain, Danau Laut Tawar, Pemandangan Pantan Terong, Loyang Koro, Loyang Pukes, Loyang Datu, Burni Klieten, Gayo Water park, dan Krueng Peusangan.

Disamping alam dan panoramanya yang mempesona, daerah ini memiliki banyak khasanah kesenian tradisi, kesenian tradisionalnya menyaji-kan nilai seni tradisi yang unik dan menarik,antara lain, Didong meru-pakan salah satu kesenian asli yang berasal dari daerah dataran tinggi ini.

Kesenian ini dimainkan oleh sekelompok orang duduk bersila membentuk lingkaran, dengan lantu-nan syair dalam bahasa Gayo, seorang syeh/penyair, akan mendendangkan syair-syairnya yang diiringi dengan tepukan tangan dan tepukan bantal kecil dengan ritme yang harmonis.

Selain itu terdapat juga salah satu seni tari yang bernama tari Guel. Tari Guel merupakan tarian adat tradision-al yang berasal dari Tanah Gayo, dan tarian ini ditarikan oleh para wanita dan juga pria secara berkelompok. Bi-asanya tarian ini dipertunjukkan pada saat menyambut tamu ataupun pada saat acara-acara adat. nSal/dbs

Menapak Kota di Atas Bukit Takengon

Foto: Saniah LS.

ACEH TENGAH TOUR

Page 87: acehtourism Edisi 001

87ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Ikan Depik telah menjadi salah satu sajian kuliner khas di tanah Gayo. Ikan khas yang terdapat

di Danau Laut Tawar, Kabupaten Aceh Tengah yang menyerupai ikan teri ini biasa dikeringkan dulu baru kemudian digoreng dan disambalado. Pertama kali menyantapnya agak pahit, namun kalau sudah terbiasa akan membuat Anda ketagihan.

Telah menjadi rutinitas untuk memburu kawanan ikan kecil ini se-bagai salah satu sumber pendapatan ekonomi dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ikan depik ini tidak terda-pat di daerah lain nya di Aceh, hanya terdapat di Danau Laut Tawar. Bagi traveler yang mengunjungi dataran tinggi Gayo, ikan depik dapat nikmati di beberapa rumah makan, restoran, dan warung-warung makan yang ada di pesisir Danau Laut Tawar.

Sambil menikmati depik goreng

atau depik pepes, Anda akan melihat indahnya panorama dan beningnya air Danau Laut Tawar yang dilewati perahu nelayan, para pemburu depik.

Ikan air tawar bertubuh kecil dan memanjang ini biasanya dipanen sekitar Agustus hingga akhir tahun. Biasanya bila musim panen ikan depik tiba, terjadi perubahan iklim, yaitu an-gin yang berhembus terasa berbeda, agak lebih dingin. Terkadang disertai hujan atau gerimis-gerimis kecil.

Menurut perkiraan para nelayan ikan depik hal itu menandakan musim panen ikan depik telah tiba. Nelayan pun terlihat sibuk menyiapkan jaring untuk menjaring ikan depik dipinggir Danau Laut Tawar.

Setelah para nelayan menjaring ikan depik, biasanya di waktu subuh para agen atau penyalur ikan depik menda-tangi tempat para nelayan ikan depik untuk melakukan transaksi jual beli.

di Danau Nan Indah Memburu Depik

ACEH TENGAH TOUR

Foto

: AK.

Jaila

ni

Pemandangan Danau Laut Tawar di Takengon Aceh tengah

Setelah terjadi transaksi, ikan depik tersebut dijual ke pasar ikan tradisional.

Cara pembelian ikan depik ini memiliki takaran atau timbangan ter-tentu, bukan dalam bentuk kilogram, akan tetapi dalam bentuk katok, dan atau bambo. Biasanya untuk takaran satu mok berukuran 250 gram dan untuk ukuran satu bambo berukuran sekitar satu kilogram.

Untuk penjualan ikan depik ini terbagi dalam dua bentuk, yaitu ikan depik basah dan ikan depik kering. Biasanya ikan depik yang digoreng dan disambalado atau sambal hijau depik kering. Sedangkan pepes depik biasanya depik basah. nSal/dsb

Page 88: acehtourism Edisi 001

88 ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Pacu kuda merupakan keahlian khusus yang dimiliki remaja usia muda di

daerah dataran tinggi Gayo. Keahlian berkuda yang dimiliki remaja Gayo, tidak terlepas dari masih banyaknya populasi kuda di daerah ini.

Kuda telah menjadi bagian pent-ing dalam kehidupan dan kebudayaan masyarakat Gayo, dimana kuda selain sebagai sarana pendukung kegiatan

Joki Muda Piawai Berkuda

Foto

: Sya

hrul

Riza

l Para joki muda mengikuti event pacuan kuda yang rutin dilaksanakan setiap tahun di dataran tinggi Gayo

ekonomi masyarakat, juga sering di pertandingkan dalam event hari-hari besar sepanjang tahun.

Untuk ikut bertanding pada event yang dilaksanakan secara rutin di dataran tinggi Gayo ini, Joki muda tentu harus mempersiapkan diri dengan berlatih secara maksimal bersama kuda andalannya, sehingga memiliki keahlian dan kepiawaian dalam menunggang dan berpacu pada pertandingan di lapangan yang luas.

Bagi para joki muda, pelaksanaan event pacu kuda, merupakan event yang sangat ditunggu-tunggu. Karena dalam event ini, mereka akan mem-pertunjukkan kecepatan dan keahlian masing-masing dalam memacu kuda hingga mencapai finish.

Pengunjung yang ikut menonton pacuan kuda ini, akan melihat secara dekat, para joki muda mempertunjuk-kan keahlian dan kepiawaian dalam memacu kuda. Seperti yang dituturkan

Rina, warga Medan yang mengaku sengaja datang ke Takengon, Aceh Tengah pada hari-hari libur seperti hari peringatan HUT Kemerdekaan RI dan hari jadi Kabupaten Aceh Tengah.

“Asyik aja lihat joki muda memacu kudanya di daratan mau di danau dengan kecepatan tinggi. Ini event yang memang saya nanti-nantikan. Selain itu saya datang ke mari juga in-gin melihat panorama pegununganya yang indah,” ucapnya.

Kalau dulu event pacuan kuda dilakukan di daratan. Tetapi kini event yang tak pernah sepi pengunjung ini juga dilakukan di danau. Tentu keahl-ian joki muda akan tertantang lagi saat mereka melesat dengan kecepatan tinggi di danau. Untuk itu sebelum event digelar, jauh-jauh hari saat men-jelang senja, para joki muda di sini ber-latih sambil memandikan kuda mereka di Danau Laut Tawar, agar mereka lebih piawai berkuda di air. nSal

ACEH TENGAH TOUR

Page 89: acehtourism Edisi 001

89ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Aceh Tengah tidak saja dikenal dengan panorama pengunungan dan keinda-

han Danau Laut Tawarnya. Tetapi juga dikenal dengan wisata petualangan-nya ke gua-gua. Gua dalam bahasa Gayo disebut loyang. Seperti Loyang Koro (gua kerbau), Loyang Puteri Pukes, Loyang Mendale, dan Loyang Ujung Karang Kebayakan.

Mengunjungi dan memasuki gua, terkadang menjadi suatu hal yang me-nyeramkan bagi sebagian orang. Teta-pi mengunjungi beberapa gua yang ada di kawasan Aceh Tengah tidak demikian. Karena gua-gua yang terda-pat di Aceh Tengah memberi edukasi, wawasan tentang keberadaan gua itu sendiri dengan kisah-kisah cerita yang menarik, dan bebatuan yang terdapat di dalam gua.

Salah satu objek yang juga tidak kalah menarik untuk dikunjungi di Kabupaten Aceh Tengah adalah mengunjungi gua peninggalan bekas hunian manusia purba yang pernah hidup di dataran tinggi Gayo yaitu sekitar 5.000 tahun silam. Gua purba ini tersebar di beberapa tempat di Aceh Tengah, yaitu Loyang Mendale dan Loyang Ujung Karang Kebayakan.

Berwisata di Goa Bekas Manusia Purba

Ini dibuktikan dengan temuan dari Tim Balai Arkeologi (Balar) Medan, Sumatera Utara beberapa waktu lalu. Tim Balar Medan menemukan fosil manusia prasejarah yang diperkirakan berusia ribuan tahun. Fosil manusia purba itu ditemukan di 3 Loyang Mendale, dan Loyang Ujung Karang, Kebayakan, Aceh Tengah.

Dalam penggalian yang dilakukan, selain ditemukan tengkorak manusia purba, juga ditemukan benda perala-tan berburu pada zaman prasejarah berupa: kapak dari batu, mata anak panah batu, gerabah, batu giling (mor-tar), dan tulang hewan buruan (aves).

Temuan tiga kerangka manusia prasejarah ini beserta alat zaman purba lainnya, menunjukkan dimung-kinkan pada masa prasejarah, manusia

di daerah dataran tinggi Gayo ini telah memiliki budaya yang cukup tinggi di masa itu.

Ketua Tim Balar Medan, Ketut Wiradnyana kepada wartawan men-gatakan, dengan temuan timnya itu, diperkirakannya manusia prasejarah saat itu telah memiliki keterampilan berburu dan peralatan berburu yang baik seperti penemuan mata anak panah oleh timnya.

Dengan temuan di Loyang Men-dale tiga kerangka manusia prasejarah dan tiga lainnya di Loyang Ujung Karang, Aceh Tengah, Pemkab Aceh Tengah berinisiatif menjadikan dua gua hunian manusia prasejarah ini menjadi objek wisata gua yang patut dikunjungi saat Anda berkunjung ke Takengon. nsal/dbs

ACEH TENGAH TOUR

Foto

: San

iah L

S.

Loyang Putri Pukes di Takengon Aceh Tengah

Page 90: acehtourism Edisi 001

90 ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Aceh Singkil memiliki kekayaan objek wisata laut dan hutan rawa yang tak

ternilai. Keragaman hayati bukan saja pada pepohonannya saja, tetapi juga ikan rawa maupun laut yang beragam, orang utan, harimau sumatera, beru-ang madu, wau-wau tangan putih, dan satwa langka lainnya.

Saat bertandang pertama kalinya ke daerah paling ujung Provinsi Aceh yang diapit 10 kabupaten. Saya hampir tak percaya, melihat panorama alamnya yang sangat indah. Mulai dari daerah perbukitan, laut, hingga hutan rawanya. Tak ada satupun yang dibiarkan berlalu dari tatapan mata kekaguman saya.

Saya memilih melakukan perjala-nan darat dari Kota Medan, Brastagi, Kabanjahe, Nantampukmas (per-

Aceh Singkil Nan Memukau

ACEH SINGKIL TOUR

batasan Dairi dengan Pak Pak Barat), melewati perbatasan Sumatera Utara dengan Aceh yaitu Kota Subulussalam dan akhirnya tiba di Kota Singkil. Perjalanan darat lebih dekat bila ditempuh dari arah Kota Medan ketim-bang dari arah Kota Banda Aceh. Lebih kurang sekitar enam jam perjalanan menggunakan L300.

Ohya, Ke Aceh Singkil sekarang ini anda sudah bisa melalui jalur udara dari Bandara Polonia Medan dengan menggunakan jenis pesawat kecil. Pesawat capung ini akan mendarat di lapangan terbang domestik yang terle-tak di Singkil Utara.

Begitu juga dari Kota Banda Aceh ke Aceh Singkil sudah bisa ditempuh

dengan jalur udara. Lewat Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) Blang Bintang, Aceh Besar, dengan menggu-nakan pesawat jenis kecil, Anda akan tiba di lapangan terbang domestik yang jaraknya dari pusat kota ke Sing-kil Utara sekitar 15 menit.

Pantai Gosong Telaga Hingga Pulau Sarok

Bangun dari perebahan pengi-napan Hotel Aneuk Laot, begitu membuka jendela yang mengarah ke laut, saya kembali terkagum-kagum melihat panorama yang menakjub-kan. Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Aceh Singkil, Iran Fazri beberapa waktu lalu kepada saya pernah menutur-kan bahwa di Aceh Singkil terdapat beraneka kebudayaan dari berbagai suku yang menetap di sini.

Suku Pak Pak, Nias, Minang, Jawa, dan Aceh. Karena keragaman adat dan budayanya sehingga bahasa yang dipakai adalah bahasa jame. “Aceh Singkil tidak saja kaya objek wisata religius, alam, rawa, tetapi juga kaya wisata budaya. Seperti budaya penyambutan tamu di atas robin (sampan) di Simpang kanan yang terus dilestarikan,” ujarnya.

Iran Fazri menginformasikan kalau di Aceh Singkil banyak tempat wisata yang bisa dikunjungi seperti Pulau Banyak, Pantai Gosong Telaga, Pulau Sarok, dan Hutan Rawa Singkil. Karena penasaran saya pun memanjangkan langkah ke Pantai Gosong Telaga yang tak jauh dari tempat penginapan saya.

Sekitar 15 menit saya sudah tiba di Pantai Gosong Telaga. Tak salah disebut Pantai Gosong Telaga, karena teriknya matahari di pantai yang banyak ditumbuhi cemara laut ini akan mengosongkan kulit putih Anda. Di Pantai Gosong Telaga saya bisa menikmati lukisan kanvas langit yang sempurna. Teriknya mentari membuat langit di sini dibalut warna biru.

Di pantai yang lautnya berombak dan pasirnya yang berwarna krim ini saya berjalan menyelusuri pantai. Mata saya tertuju kepada pemancing mania. Mereka tidak menghiraukan teriknya sinar matahari, duduk di atas dermaga kayu yang tak utuh lagi sam-bil melemparkan kail ke laut.

Dari Pantai Gosong Telaga, saya pun melanjutkan perjalanan ke Pulau Sarok. Objek wisata pantai ini persis berada di belakang Pendapa Bupati. Gradasi warna langitnya saat senja sangat menakjubkan. Apalagi saat sang camar terbang mengepakan sayap mengitari mercusuar yang berada di tengah laut.

Beberapa muda mudi terlihat bermalas-malasan duduk di pelabu-han, tempat kapal feri lambat dengan tujuan ke Simeulue bersandar. Mereka menunggu sunset dibibir dermaga. Tapi sayang sore itu sang mentari yang ingin turun dipereba-hannya bersembunyi dibalik awan yang kelam. nSaniah LS

Foto

: San

iah L

S.

Upacara penyambutan tamu di salah satu sungai di Singkil

Page 91: acehtourism Edisi 001

91ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

ACEH SINGKIL TOUR

“Orangutan Sumatera populas-inya sekitar 7.000, di mana dalam catatan Yayasan Ekosistem Lestari (YEL) Medan, tiga perempatnya be-

rada di kawasan hutan Provinsi Aceh dan terbanyak di Kabupaten Aceh

Singkil. Menurut catatan yayasan ini, per satu kilometer terdapat sekitar

delapan orangutan di sini.”

Setelah berwisata tak jauh dari pusat kota, saya melanjutkan perjalanan menuju Suaka

Margasatwa (SM) Rawa Singkil dengan menggunakan robin bermesin mengitari Sungai Alas. Konon menurut sejarah, hutan rawa yang ada disepanjang Sungai Alas terbentuk dari abu letusan Gunung Toba yang meletus sekitar 74 tahun silam. Letusan Gunung Toba telah mem-bentuk danau di tengah lembah Alas.

Tanah endapan gambutnya meny-uburkan tanaman serta menghidupkan beragam satwa liar. Kemudian hutan rawanya ditumbuhi pohon meranti rawa dan pohon malaka yang terbentuk dalam waktu beribu-ribu tahun.

Sekarang ini dari kabar yang saya terima dari masyarakat setempat, setelah isu pemanasan global menyebar, Rawa Singkil pun semakin dirawat. Apalagi di rawa yang dikenal sebagai syurga Ekowisata ini, berlindung puluhan satwa langka seperti orangutannya (pongo

anabelii), harimau Sumatera, beruang madu, dan buaya muaranya (crocodylus porosus).

Robin kayu bermesin yang saya tumpangi tiba di Kuala Baru sebentar dan kemudian melanjutkan perjalanan ke Padang Malaka (baca Padang Malako). Padang Malaka menurut cerita Ahmad, pemilik robin yang saya sewa adalah persingahan kedua masyarakat setempat sebelum warga yang hidup bertani dan berkebun ini menetap di Kuala Baru.

Sementara Suak Buga adalah tempat pertama singgahan warga Kuala Baru. Di tempat inilah kesultanan pernah berdiri. Menurut cerita warga kampung yang saya temui sedang mencari lele, di Suak Buga terdapat Danau Hulu Bubuh. Danau ini memiliki keajaiban, pulaunya bisa berjalan sekali ke timur dan sekali ke barat.

Di danau ini pula banyak dihuni ular raksasa dan buaya muara. Sehingga saya pun membatalkan keinginan saya menuju ke danau yang dimaksud dan hanya menuju Padang Malaka. Di sini saya melihat daratan yang lumayan luas dan sepanjang perjalanan melintasi gang-gang sempit yang ditumbuhi hutan bakong, saya melihat perahu-perahu ke-cil yang berawak satu hingga dua orang sedang mencari lele rawa.

Lele rawa seberat satu kilogram yang dicari warga dijual ke agen. Para

agen ini mengumpulkan ikan lele rawa dan kemudian lele-lele ini di sale hingga kering. Lele sale dijual kepada para tamu yang berkunjung ke mari sebagai oleh-oleh khas di daerah ini. Jadi jika kemari jangan lupa membeli lele sale yang meski berukuran besar namun dagingnya tetap manis meski telah di asapin.

Saya kemudian melanjutkan perjalanan mengitari rawa yang airnya berwarna kemerah-merahan. Dalam per-jalanan itu, saya melihat hutan rawa yang ditumbuhi pohon-pohon rawa. Terlihat beberapa orangutan yang bergantung di batang pohon.

Saya juga melihat itik bertopeng, elang kepala abu-abu, bangau rawa, dan rangkom hitam. Sungguh pemadangan yang menakjubkan, jadi tak salah jika di SM Rawa Singkil dikatakan surga ekowisata.

Aceh Singkil tidak saja kaya objek wisata rawanya. Tetapi juga memiliki pantai yang indah. Jadi Anda tinggal memilih, memulai perjalanan Anda ke pantai atau ke Rawa Singkilnya dulu. Karena keduanya sama-sama men-gasyikan.nSaniah LS

Rawa SingkilSurga Ekowisata

Foto

: San

iah L

S.

Wisatawan mancanegara menelusuri salah satu sungai dan rawa di Singkil

Page 92: acehtourism Edisi 001

92 ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Dua relawan Aceh, Tengku Makhyaruddin Yusuf dan Khairul Amal masuk Gaza

pada Sabtu 6 April 2013 untuk men-gantar bantuan rakyat Aceh sebesar 823 Juta Rupiah. Keberangkatan mereka dilepas oleh Gubernur Aceh dr Zaini Abdullah diwakili Asisten III Setdaprov Aceh, Muzakar, Rabu (27/3/2013).

Perjalanan ke Gaza tersebut dilakukan dalam suasana mencekam paska serangan Israel beberapa hari

Berkunjung ke Negeri yang Subur

sebelumnya, rombongan berjumlah 25 orang berangkat dari kota Iskandariah Mesir melalui jalur darat.

“Kami konvoi satu bis dan dua am-bulans yang akan kita berikan kepada Pemerintah Palestina di Gaza,” jelas relawan Aceh, Makhyaruddin Yusuf.

Sesampainya di Gaza relawan Aceh tersebut menyerahkan langsung bantuan rakyat Aceh kepada Menteri Kesehatan Palestina, DR Mofeed Al Mokhellalati, mewakili PM Palestina Ismail Haniyah.

Selama di Gaza, rombongan terk-agum-kagum dengan kesuburan tanah Palestina, sepanjang perjalanan terlihat lahan pertanian yang subur seperti, gan-dum, zaitun, kol, tomat, timun, semangka,

apel, jeruk, paprika, dan lain-lain.“Semua itu mengingatkan kita

pada ayat Al-Quran bahwa Mes-jid Aqsa merupakan negeri yang diberkati,” ujar Makhyaruddin.

Menurut anggota komisi E DPRA tersebut, Pemerintah Aceh berpelu-ang menjalin kerjasama dengan Pales-tina di bidang Pertanian, Pendidikan, dan syariat Islam.n

Foto

: dok

. prib

adi

Tgk. Mahyaruddin Yusuf, di perkebunan tomat Gaza Palestina (kiri), Khairul Amal di salah satu area perkebunan di Gaza (bawah)

CITIZEN REPORTER

Page 93: acehtourism Edisi 001

93ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Page 94: acehtourism Edisi 001

94 ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

BANDA ACEH

HERMES PALACE HOTELJln. T.P Nyak Makam Lampineung Banda AcehTelp : (0651) 74177222

THE PADE HOTELJln. Iskandar Muda LampeuneurutTelp: (0651) 49999

SULTAN HOTELJln. Sultan Hotel No. 1 Banda AcehTelp : (0651) 22469

GRAND NANGGROE HOTELJln. Tgk. Imum Lueng Bata Banda AcehTelp : (0651) 22788

OASIS ATJEH HOTELJln. Tgk. Imum Lueng Bata No. 115 Banda AcehTelp : (0651) 7405820

PAVILIUN SEULAWAHJln. Prof.A. Majid Ibrahim II No. 3 Banda AcehTelp : (0651) 22788

HOTEL RASAMALA INDAHJln. Teuku.Umar No. 257 Seutui Banda AcehTelp : (0651) 42160

HOTEL 61Jln. Panglima Polem Banda AcehTelp : (0651) 638866 /77

HOTEL CAKRADONYAJln. Khairil Anwar No. 10-12 Banda AcehTelp : (0651) 33623

HOTEL MEDANJln. Ahmad Yani No. 17 Peunayong Banda AcehTelp : (0651) 21501

HOTEL MADINAHJln. T. Daud Beureueh No. Lamprit Banda AcehTelp : (0651) 21416

KUALA RADJA HOTELJln. Tgk. Daud Beureueh No. 187 Banda Aceh

HOTEL NORISJln. Banda Aceh - Medan km. 9 Lambaro, Aceh BesarTelp : (0651) 8070122

HOTEL DIANAJln. M.T. Hamzah Bendahara No. 80 Kuta Alam Banda AcehTelp : (0651) 636634

HOTEL PRAPATJln. Ahmad Yani No. 19 Peunayong Banda AcehTelp : (0651) 22165

HOTEL RAJAWALIJln. Sisingamangaraja No. 213 Lampulo Banda AcehTelp : (0651) 23039

HOTEL WISATAJln. Ahmad Yani No. 19-21 Peunayong Banda AcehTelp : (0651) 21834

HOTEL LADINGJln. Cut Meutia No. 9 Banda AcehTelp : (0651) 7424222

WISMA ANGGREKJln. T. P. Nyak Makam No.31-32 Lampineung Banda AcehTelp : 0811687318

WISMA LAMPRIETJln. Tgk. Mohd. Daud Beureueh No. 123 Banda AcehTelp : (0651) 23995

SIWAH HOTELJln. Twk. Daudsyah No. 18-20 Peunayong Banda Aceh

WISMA PERMATA HATIJln. T. Hamzah Bendahara No. 11 Kuta Alam Banda Aceh

HOTEL REGINAJln. Tgk. Daud Beureueh No. 49 Banda AcehTelp: (0651) 31370

WISMA MEURAH MULIAJln. Prada Utama no. 23 Lamnyong Banda AcehTelp: (0651) 7557455

SABANG

HOTEL SAMUDRAJln. Kota Atas

THE PADE DIVE RESORTJln. Balik Gunung, IboihTelp: (0652) 3324500

SABANG GUESS HOUSEJln. T. UmarTelp : (0652) 21148LOSMEN PULAU JAYAJln. T.UmarTelp : (0652) 21344

NAGOYA INNJln. Cut Mutia No. 34 kota AtasTelp : (0652) 22311

KARTIKA HOME STAYJln. T.Umar No. 25Telp : (0652) 21256

PERDANA BEACH HOTELJln. Sumur TigaTelp : 0852620939

GAPANG RESORT COTTAGEJln. Perdagangan No. 56 Gapang

SINGKIL

HOTEL ANAK LAUTPancang Dua, Singkil Utara

DINA AMELIAPulo Sarok, Singkil

HOTEL CINTA SAUDARAJln. Hamzah Fansuri, Singkil

HOME STAY LESTARIPulau Balal, Pulo Banyak

SINABANG

LOSMEN SIMEULUEJln. Nasional, Sinabang

LOSMEN SUKMA RAYAJln. Nusantara No. 10 Suka Maju

LOSMEN SAMUDRAJln. Nasional No. 187 Suka Makmur

LOSMEN CAHAYA TIP TOPDesa Air Dingin

TAKENGON

HOTEL RANGGALIJln. Takengon-Bintang No. 20 Takengon

MAHARA HOTELJln. Sangeda No. 568 Takengon

List of Hotels in Aceh

Page 95: acehtourism Edisi 001

95ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Di tengah kesibukannya sebagai seorang entertainer yang baru menjadi Runner

Up ajang X-Factor Indonesia 2013, Novita Dewi ternyata menyempatkan diri mengunjungi Kota Banda Aceh dan Kota Sabang di acara internal instansi swasta.

Ditemui ketika berada di Pelabu-han Ulee Lheue, Banda Aceh, Selasa pagi (25/6), Novita Dewi yang nama aslinya Dewi Marfa, baru saja turun dari speed boat yang telah mem-bawanya dari Kota Sabang menuju Kota Banda Aceh. Dara cantik kela-hiran Jakarta, 15 November 1979 silam ini kemudian bergegas menuju

mobil yang akan membawanya ke Bandara Sultan Iskandar Muda Aceh, Blang Bintang, Aceh Besar.

Kepada media ini Novita Dewi mengaku sedang terburu-buru menuju Bandara SIM karena harus kembali ke Jakarta, sebab sorenya harus hadir pada acara live di salah satu televisi swasta. Dengan ramah

dia tetap menyempatkan menjawab sejumlah pertanyaan yang diajukan kepada dirinya.

“Memang tidak banyak yang tahu aku ke Banda Aceh, karena tidak dipublikasikan juga. Nggak ada sempat lihat-lihat, kemarin nyampe langsung ke Sabang. Cuma dengar di Sabang ada titik nol Indonesia namun tidak sempat jalan-jalan. Yang paling menarik tadi, adalah naik speed boat, satu jam. Seru,” ungkapnya.

Mau tidak mau Novita Dewi akhirnya menggunakan speed boat dari Sabang menuju Banda Aceh karena ketinggalan kapal cepat yang

berangkat pagi. Meski sempat cemas karena harus kejar pesawat biar bisa sampai sore di Jakarta, pacar Alex X-Factor ini pun menumpang speed boat yang terbuat dari fyber menyeberangi perairan Aceh yang saat itu cuacanya sedang bersahabat.

Perempuan berdarah Batak ini mengaku cukup terkesan dengan Kota Banda Aceh walau ini adalah kunjungan pertamanya yang tidak secara resmi dipublikasikan namun dia melihat banyak perubahan di Kota Banda Aceh, pasca tsunami 26 Desem-ber 2004. Kota ini bersih, nyaman, dan asri, menurutnya lagi.

Daya tarik Kota Sabang sebagai daerah wisata juga diakui oleh Novita Dewi, bahwa Kota Sabang yang juga dikenal dengan sebutan Pulau Weh, menawarkan keelokan garis pantai yang indah, air laut nan biru, dan pan-tainya yang bersih, serta pepohonan yang hijau.

Dia mengakui, kalau di Sabang bukan wisata bahari saja yang bisa dinikmati para pelancong. Wisata gunung, danau, sejarah, dan keinda-han hutannya yang masih alami dan terjaga menunggu dikunjungi. Sayang Novita Dewi tidak sempat menjelajahi semuanya karena waktu yang singkat.

“Suatu hari saya akan kembali lagi ke mari,” janjinya untuk men-emui pengemarnya di Aceh di tengah kesibukannya sebagai Runner Up X-Factor Indonesia 2013. nKesia

CELEB

Kunjungi Sabang,Novita Dewi Rela Naik Speed Boat

BIODATA:

Novita Dewi Marpaung

Nama Dulu: Dewi Marfa

Lahir : Jakarta, 15 November 1979

Pekerjaan: penyanyi

Karir : vocal

Jenis musik : pop, folk, batak, dan

gospel

Prestasi : Juara Astana International

Song Festival di Kazakhtan dan Runner

Up X-Factor Indonesia 2013

Foto

: Kes

ia

Page 96: acehtourism Edisi 001

96 ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

ARUNG JERAMSungai Tangse

Foto: Syahrul Rizal

Page 97: acehtourism Edisi 001

97ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Page 98: acehtourism Edisi 001

98 ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Foto: AK. Jailani

Page 99: acehtourism Edisi 001

99ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013

Courier Domestic & International

Menerima semua jenis kiriman seperti Documen, Makanan,Pakaian, souvenir, elektronikhandphone, BPKB, STNK, Ijazah, Akte, Paspor, Kenderaan bermotor, dll

Percayakan selalu kiriman anda pada TIKIkiriman akan diterima dengan aman, cepat dan tepat waktu

Alamat Kantor :Jl. T.Panglima Polem No 76 C-D Peunayong-Banda AcehTelp 0651-21554, 26383, Fax 0651-28424Email : [email protected] TIKI......... Solusi Tepat Kiriman Anda

Page 100: acehtourism Edisi 001

100 ACEH TOURISM | EDISI 001 | SEP-DES | 2013