edisi ke-31 tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… ·...

74
Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik Dan Sosial Sebagai Pengaplikasian Multikulturalisme dalam Bermasyarakat Melalui Model Pembelajar- an Kolaboratif Bagi Siswa Sekolah Satu Atap (SD/SMP) Di Kabupaten Teluk Bintuni Papua Barat Kata-kata kunci: pembelajaran kolaboratif, akademik, sosial, multikulturalisme, Teluk Bintuni Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Teluk Bintuni bersama Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Pembelajaran Universitas Negeri Malang membangun Sekolah Satu Atap (SD/SMP). Siswa terdiri dari putra-putri terpilih dari seluruh distrik (kecamatan) yang ada di Kabupaten Teluk Bintuni. Sedangkan tenaga pengajar adalah guru-guru kontrak yang didatangkan dari Jawa dengan seleksi yang amat ketat. Masyarakat berharap banyak terhadap proses penyelenggaraan dan hasil belajar di sekolah tersebut, tidak hanya baik dalam segi prestasi akademik, tetapi juga baik dari hasil sosial. Hal tersebut karena siswa terdiri dari beragam latar belakang budaya (mengingat masyarakat Kabupaten Teluk Bintuni terdiri dari beragam suku Nusantara, karena kabupaten ini merupakan lokasi penambangan gas terbesar di Asia oleh British Petroleum). Penelitian ini dimaksudkan untuk menemukan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan kondisi yang tidak sekedar mengantar siswa berprestasi dalam bidang akademik, tetapi juga terbiasa bermasyarakat dalam format multi budaya. Pendekatan pembelajaran yang dimaksud adalah pendekatan pembelajaran kolaboratif. 002 Nindyawati dan B. Sri Umniati. 2011. Pengembangan Model Sambungan Balok Kolom Pada Struktur Portal Beton Terkekang Bertulangan Bambu Tahan Gempa Kata-kata kunci: sambungan balok kolom, angker mekanik, voute Keruntuhan struktur bangunan yang terkena beban gempa sebagian besar didominasi oleh keruntuhan pada sambungan balok kolom. Sementara bagian balok maupun bagian kolom di luar daerah sambungan masih menunjukkan kinerja yang baik. Karena itulah diperlukan penguatan daerah sambungan balok kolom agar kemampuan struktur menahan gaya gempa dapat dioptimalkan. Adapun tujuan jangka panjang dari penelitian ini adalah untuk mengem- bangkan model pengangkeran pada daerah sambungan balok kolom struktur portal beton bertulangan bambu tahan gempa. Model pengangkeran yang dikembangkan adalah model angker mekanik, voute, tulangan balok terdistribusi vertikal dan angker konvensional. Target khusus dari penelitian ini adalah (1) terbentuknya model pengangkeran sambungan balok kolom portal bertulangan bambu tahan gempa; (2) terpilihnya model pengangkeran sambungan balok kolom portal bertulangan bambu tahan gempa untuk dibuat sebagai prototipe; dan (3) terbentuknya karakteristik prototipe sambungan balok kolom struktur portal bertulangan bambu tahan gempa. Penelitian ini direncanakan selama 3 tahun dengan rincian: (1) tahun pertama, membuat model pengangkeran sambungan balok kolom portal bertulangan bambu tahan gempa dan menginvestigasi karakteristiknya; (2) tahun kedua, dari hasil di tahun pertama dipilih model- model pengangkeran terbaik sambungan balok kolom portal beton bertulangan bambu tahan gempa untuk diuji secara eksperimental; dan (3) tahun ketiga, membuat prototipe pengang- keran sambungan balok kolom portal beton bertulangan bambu tahan gempa yang diuji eksperimental untuk mendapatkan karakteristiknya.

Upload: others

Post on 03-Nov-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

Edisi ke-31 Tahun 2012 1

001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik Dan Sosial Sebagai

Pengaplikasian Multikulturalisme dalam Bermasyarakat Melalui Model Pembelajar-an Kolaboratif Bagi Siswa Sekolah Satu Atap (SD/SMP) Di Kabupaten Teluk Bintuni Papua Barat

Kata-kata kunci: pembelajaran kolaboratif, akademik, sosial, multikulturalisme, Teluk

Bintuni

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Teluk Bintuni bersama Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Pembelajaran Universitas Negeri Malang membangun Sekolah Satu Atap (SD/SMP). Siswa terdiri dari putra-putri terpilih dari seluruh distrik (kecamatan) yang ada di Kabupaten Teluk Bintuni. Sedangkan tenaga pengajar adalah guru-guru kontrak yang didatangkan dari Jawa dengan seleksi yang amat ketat. Masyarakat berharap banyak terhadap proses penyelenggaraan dan hasil belajar di sekolah tersebut, tidak hanya baik dalam segi prestasi akademik, tetapi juga baik dari hasil sosial. Hal tersebut karena siswa terdiri dari beragam latar belakang budaya (mengingat masyarakat Kabupaten Teluk Bintuni terdiri dari beragam suku Nusantara, karena kabupaten ini merupakan lokasi penambangan gas terbesar di Asia oleh British Petroleum). Penelitian ini dimaksudkan untuk menemukan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan kondisi yang tidak sekedar mengantar siswa berprestasi dalam bidang akademik, tetapi juga terbiasa bermasyarakat dalam format multi budaya. Pendekatan pembelajaran yang dimaksud adalah pendekatan pembelajaran kolaboratif. 002 Nindyawati dan B. Sri Umniati. 2011. Pengembangan Model Sambungan Balok Kolom

Pada Struktur Portal Beton Terkekang Bertulangan Bambu Tahan Gempa Kata-kata kunci: sambungan balok kolom, angker mekanik, voute

Keruntuhan struktur bangunan yang terkena beban gempa sebagian besar didominasi oleh keruntuhan pada sambungan balok kolom. Sementara bagian balok maupun bagian kolom di luar daerah sambungan masih menunjukkan kinerja yang baik. Karena itulah diperlukan penguatan daerah sambungan balok kolom agar kemampuan struktur menahan gaya gempa dapat dioptimalkan. Adapun tujuan jangka panjang dari penelitian ini adalah untuk mengem-bangkan model pengangkeran pada daerah sambungan balok kolom struktur portal beton bertulangan bambu tahan gempa. Model pengangkeran yang dikembangkan adalah model angker mekanik, voute, tulangan balok terdistribusi vertikal dan angker konvensional. Target khusus dari penelitian ini adalah (1) terbentuknya model pengangkeran sambungan balok kolom portal bertulangan bambu tahan gempa; (2) terpilihnya model pengangkeran sambungan balok kolom portal bertulangan bambu tahan gempa untuk dibuat sebagai prototipe; dan (3) terbentuknya karakteristik prototipe sambungan balok kolom struktur portal bertulangan bambu tahan gempa.

Penelitian ini direncanakan selama 3 tahun dengan rincian: (1) tahun pertama, membuat model pengangkeran sambungan balok kolom portal bertulangan bambu tahan gempa dan menginvestigasi karakteristiknya; (2) tahun kedua, dari hasil di tahun pertama dipilih model-model pengangkeran terbaik sambungan balok kolom portal beton bertulangan bambu tahan gempa untuk diuji secara eksperimental; dan (3) tahun ketiga, membuat prototipe pengang-keran sambungan balok kolom portal beton bertulangan bambu tahan gempa yang diuji eksperimental untuk mendapatkan karakteristiknya.

Page 2: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

2 Abstrak Hasil Penelitian

003 Diana Tien Irafahmi, Endang Sri Andayani, dan Sunaryanto. 2011. Pengembangan Bahan

Ajar Akuntansi Berbasis Komputer Program Delphi untuk SMK Program Keahlian Bisnis dan Manajemen se Kota Malang

Kata-kata kunci: akutansi, bahan ajar, komputer 2

Penelitian pengembangan ini ditujukan untuk mengembangkan bahan ajar akuntansi berbasis komputer. Penelitian ini dilakukan berdasarkan fakta bahwa implementasi kurikulum berbasis kompetensi pada SMK program bisnis dan manajemen menemui beberapa kendala diantaranya mencakup miskonsepsi guru dalam memahami hakekat kurikulum berbasis kompetensi.Bahan ajar didesain berdasarkan temuan dari penelitian di lapangan maupun dari analisis isi kurikulum yang telah dilakukan sebelumnya. Luaran dari penelitian ini adalah bahan ajar akuntansi berbasis komputer yang telah divalidasi menggunakan teknik validasi berupa professional judgment dari ahli. Secara umum komponen bahan ajar mencakup (1) kasus, yang bisa diupgrade oleh guru dan (2) worksheet yang terdiri dari bukti transaksi, jurnal, buku besar, neraca saldo dan laporan keuangan. Agar bisa diimplementasikan secara luas, bahan ajar ini perlu diujicobakan terlebih dahulu di kelas dengan desain eksperimen untuk mendapatkan keyakinan tentang tingkat keefektifan dari penggunaan bahan ajar.

004 Fatchur Rohman dan Mimien Henie Irawati. 2011. Pengembangan Kamus Tesaurus

Elektronik Ekologi

Kata-kata kunci: kamus tesaurus elektronik 2

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Tesaurus Elektronik Ekologi yaitu sebuah software kamus istilah-istilah ekologi yang dapat dioperasikan secara offline dan dilampiri dengan buku petunjuk pemanfaatan program. Software Tesaurus Elektronik Ekologi yang dikembangkan akan disusun berdasarkan partisi keilmuan dalam ekologi meliputi (1) asas-asas dan konsep-konsep ekologi dasar; (2) pendekatan habitat; dan (3) penerapan dan teknologi.

Pada tahun pertama telah dilakukan penyusunan sebuah software Tesaurus Elektronik Ekologi. Kegiatan yang dilakukan meliputi (1) perancangan design system dan database; (2) Pengumpulan data; (3) Pembuatan database; (4) Input data ke dalam database; (5) Pembuatan design dan program system; (6) Pengujian system; (7) Analisis kekurangan dan error pada program; (8) Penyempurnaan design dan program system; (9) Tersusun Tesaurus Elektronik Ekologi; dan (10) Uji validitas isi oleh empat orang pakar dosen Ekologi dan satu orang pakar Teknologi Informasi. Penyusunan Tesaurus Elektronik Ekologi akan dilakukan dengan aplikasi bahasa pemrograman JAVA. Selain produk berupa kamus elektronik juga dilampiri dengan buku petunjuk penggunaan program.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa telah disusun Tesaurus Elektronik Ekologi yang terdiri atas: (1) satu software; (2) satu buku daftar istilah; dan (3) satu Buku Petunjuk Penggunaan Program. Tesaurus Elektronik Ekologi tersebut telah divalidasi isi oleh Pakar ICT dengan skor 4,7 berarti memiliki validasi isi dari segi ICT tergolong sangai tinggi. Sedang hasil uji validitas isi oleh 4 Pakar Ekologi memiika rata-rata skor 4,3 tergolong sangat tinggi.

Pada tahun kedua akan dilakukan uji coba lapangan skala kecil pada 25 mahasiswa (satu kelas) penempuh matakuliah Ekologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang. Sedangkan ujicoba lapangan skala luas dilakukan terhadap seluruh mahasiswa penempuh matakuliah Ekologi kurang lebih 110 mahasiswa (seluruh kelas). Tes diberikan kepada subyek

Page 3: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

Edisi ke-31 Tahun 2012 3

penelitian sebelum dan sesudah ujicoba. Untuk mengetahui keefektifan produk dilakukan dengan analisis gain score ternormalisasi. Untuk menjaring berbagai masukan digunakan instrumen angket berskala. Desiminasi dan promosi dilakukan melalui internet.

005 Ida Lestari dan Nurchasanah. 2011. Pengembangan Bahan Ajar Menulis Karya Ilmiah

(untuk Perguruan Tinggi)

Kata-kata kunci: bahan ajar, menulis karya ilmih, dan pendekatan keterampilan proses 3

Keterampilan menulis, khususnya dasar-dasar menulis, merupakan keterampilan dasar yang perlu dikuasai mahasiswa karena hampir setiap tugas perkuliahan harus dilaporkan secara tertulis. Namun demikian, kenyataan menunjukkan bahwa mahasiswa masih mengalami kesulitan dalam menulis. Kesulitan itu diasumsikan akan teratasi jika ada sarana yang memadai yang dapat memfasilitasi mahasiswa dalam belajar, di antaranya adalah adanya bahan ajar yang memadai yang dapat membimbing mahasiswa untuk dapat menulis secara bertahap. Dengan pertimbangan hal itu, tujuan penelitian ini adalah mengembangkan bahan ajar keterampilan menulis dengan pendekatan “keterampilan proses”. Pendekatan ini dipilih dengan pertimbangan akan dapat menuntun mahasiswa untuk dapat menulis secara bertahap. Bahan tersebut dikembangkan dengan menggunakan desain pengembangan yang diawali dengan kegiatan pengkajian teori dan eksplorasi: silabus, materi/buku-buku keterampilan menulis, dan saran-saran dari dosen pengampu matakuliah yang sama. Hasil eksplorasi tersebut dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan pengembangan bahan ajar. Hasil pengembangan berupa prototype buku ajar yang memiliki karakteristik (1) berjudul Berlatih Menulis Karya Ilmiah; (2) berisi konsep dasar menulis dan praktik menulis dengan pendekatan keterampilan proses; dan (3) agar mahasiswa dapat menulis, diberikan penjelasan singkat beserta contoh agar mahasiswa dapat menulis dengan mengikuti contoh secara bertahap mulai dari tahap prapenulisan, penulisan, dan pascapenulisan. Setelah bahan dikembangkan, selanjutnya bahan divalidasi pakar dan diuji di lapangan (pada tahun II)

006 Iriaji dan Ida Siti Herawati. 2011. Pengembangan Model dan Perangkat Pembelajaran

Apresiasi Seni Berbasis Pengalaman Kognitif di Sekolah Menengah Pertama

Kata-kata kunci : model pembelajaran apresiasi seni, pengalaman kognitif, pendekatan asosiatif, pendekatan kritik semiotik, pendekatan kritik holistik 3

Penelitian ini dimaksudkan untuk menghasilkan produk model dan perangkat

pembelajaran apresiasi seni berbasis pengalaman kognitif. Untuk menghasilkan produk tersebut digunakan model penelitian pengembangan yang merupakan adaptasi dan modifikasi model penelitian dan pengembangan Borg dan Gall (1983) dan rancangan model prosedural yang dikembangkan oleh McKenny (2001). Pada tahun pertama dilakukan survey tentang kesulitan/masalah, kondisi, dan kebutuhan tentang pembelajaran apresiasi seni yang melibat-kan 20 guru SMP di Jawa Timur. Pengembangan draf produk berupa model dan perangkat pendukung pembelajaran melalui konsultasi dan FGD dengan ahli Pendidikan Seni dan Guru Seni Budaya. Hasil survey menunjukkan bahwa guru Seni Budaya SMPmasih kesulitan mengembangkan dan mengimplementasikan pembelajaran apresiasi seni rupa, pembelajaran apresiasi belum menggambarkan kualitas proses dan hasil belajar, dan kebutuhan guru terhadap model pembelajaran apresiasi seni masuk kategori tinggi. Hasil pengembangan produk, meliputi (1) draf model pembelajaran apresiasi seni berbasis pengalaman kognitif

Page 4: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

4 Abstrak Hasil Penelitian

dengan pendekatan asosiatif, pendekatan kritik semiotik, dan pendekatan kritik holistik dan (2) draf perangkat pembelajaran meliputi: Buku Pegangan Guru, Buku Pegangan Siswa, Lembar Kerja Siswa, dan Media/Sarana Pembelajaran.

007 Lokananta THW, Mardianto, dan Sulistyorini. 2011. Pengembangan Buku Ajar Penjaskes

Materi Penjelajahan dan Berkemah untuk Pelestarian Hutan bagi Siswa Sekolah Dasar di Kabupaten Trenggalek

Kata-kata kunci: penjaskes, buku ajar, pelestarian hutan, penjelajahan dan berkemah 4

Hutan belantara yang tersebar di nusantara itu banyak yang dibabat, terlebih hutan di kawasan Jawa, termasuk hutan wilayah Kabupaten Trenggalek. Membabat hutan tanpa kesadaran pengembalian penanaman kayu, flora, dan fauna yang ada didalamnya. Sekarang, ketika musin hujan banyak terjadi kelongsoran tanah pegunungan dan pada musin kemarau terlihat gunung gundul. Bencana banjir dan kekeringan terjadi disebabkan oleh kerusakan kawasan hutan. Kerusakan hutan terjadi karena rendahnya perilaku masyarakat terhadapat pelestarian hutan. Di Kabupaten Trenggalek belum tersedia buku sumber Penjaskes materi Penjelajahan dan Berkemah untuk Pelestarian Hutan bagi Siswa Sekolah Dasar yang relevan menurut isi, penyajian, dan kontektual.

Tujuan penelitian adalah diperoleh Buku Ajar Penjaskes materi Penjelajahan dan Berkemah untuk Pelestarian Hutan bagi Siswa Sekolah Dasar di Kabupaten Trenggalek. Rancangan penelitian menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan metode survei. Subyek penelitian survey meliputi guru Penjaskes dan Kepala SD di Kecamatan Tugu, Karangan, Suruh, Gandusari, dan Bendungan. Tujuan penelitian survei untuk memperoleh draf dan karakteristik buku ajar. Telah diperoleh draf dan karakteristik Buku Ajar Penjaskes materi Penjelajahan dan Berkemah untuk Pelestarian Hutan bagi Siswa Sekolah Dasar di Kabupaten Trenggalek.

008 Grisvia Agustin, Mit Witjaksono, dan Achmad Ali Wafa. 2011. Pengembangan Model

Pembelajaran dan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis TIK dengan Aplikasi Computer Assisted Learning pada Mata Pelajaran Ekonomi SMA di Malang Raya

Kata-kata kunci: Computer Assisted Learning, matapelajaran ekonomi, model dan

media pembelajaran 4

"CALMESMA" (Computer Assisted Learning Matapelajaran Ekonomi SMA) yang dilaporkan disini adalah prototipa dari CAL (Computer Assisted Learning) dalam pemodelan dan mediasi pembelajaran Ekonomi SMA di Malang Raya (Kota Malang, Kabipaten Malang, dan Kota Batu). Prototipa ini diteliti dan dikembangkan bertolak dari asesmen kebutuhan guru-guru di dalam menggunakan perangkat komputer untuk membuat model sekaligus media pembelajaran Ekonomi di kelasnya. CALMESMA dirancang, dirakit, dan dikemas melalui serangkaian simulasi menggunakan perangkat lunak Adobe Flash CS3 Professional, Adobe Photoshop CS3 dan Action Script 2.0. Dari langkah awal hingga langkah akhir penelitian pengembangan peneliti menerapkan penelitian berbasis desain (design-based research, DBR) secara kolaboratif dengan guru-guru dari SMAN 2 Malang. Berdasarkan pendapat guru, versi final prototipa ini relevan dengan standar isi matapelajaran Ekonomi, dan secara teknis layak dalam hal kemudahan dan manfaatnya (ease of use & usefulness).

Page 5: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

Edisi ke-31 Tahun 2012 5

Dari pengalaman guru yang sudah mencoba CALMESMA, ada dua saran sekaligus sebagai tindak lanjut penelitian pengembangan (a) guru yang akan menggunakan paket harus dilatih terlebih dahulu dan (b) setelah terlatih, guru perlu memiliki keterampilan di dalam merancang, merakit, dan mengemas bahan-bahan ajar dengan menggunakan perangkat lunak seperti yang sebelumnya dilakukan oleh peneliti. Kedua saran ini akan menjadi pertimbangan pertama bagi tim peneliti dalam mengajukan usulan (proposal) untuk tahun kedua. 009 Nurika Restuningdiah dan Makaryanawati. 2011. Pengembangan Buku Saku Kamus

Akuntansi dan Ekonomi Bilingual serta Buku Saku Rumus Akuntansi dan Ekonomi Bilingual untuk SMA Jurusan IPS dan SMK

Kata-kata kunci: buku saku kamus akuntansi bilingual, buku saku rumus akuntansi

bilingual

Penelitian ini dilakukan untuk membantu siswa SMA dan SMK dalam mempelajari buku teks ekonomi dan akuntansi yang menggunakan bahasa Inggris, serta mempermudah siswa untuk mempelajari rumus-rumus ekonomi dan akuntansi. Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan buku saku kamus dan rumus akuntansi serta buku saku kamus dan rumus ekonomi yang dapat digunakan dalam mata pelajaran akuntansi dan ekonomi bilingual yang dapat digunakan oleh SMA IPS maupun SMK, terutama yang sedang mengembangkan RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional).

Penelitian ini dirancang dalam dua tahap, meliputi (1) Tahap pertama, terdiri dari: pengembangan awal produk, expert judgement (validasi dan revisi), dengan produk luaran berupa buku saku kamus dan rumus akuntansi bilingual, serta buku saku kamus dan rumus ekonomi dan (2) Tahap Kedua: implementasi pada SMA IPS dan SMK di kota dan kabupaten Malang, untuk mendapatkan validasi lapangan (kritik dan saran) dari guru dan siswa (pengguna). Kemudian dilakukan revisi. Berikutnya pendaftaran ISBN dengan harapan produk luaran dari penelitian ini dapat digunakan secara luas oleh guru dan murid SMA IPS dan SMK di Indonesia. 010 Purwatiningsih dan Mistaram. 2011. Pengembangan Buku Strategi Pembelajaran dan

Media VCD Untuk Calon Guru dan Guru Seni Budaya

Kata-kata kunci: pengembangan, strategi, pembelajaran, seni rupa

Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan kenyataan bahwa guru seni budaya masih sering kebingungan di dalam memilih strategi pembelajaran. Kebanyakan dari mereka masih terjebak pada strategi pembelajaran tradisional. Selama ini belum ada program yang secara khusus memperhatikan bagaimana guru dapat memvariasikan strategi pembelajarannya, sehingga pembelajaran seni menjadi menarik dan dapat menampung harapan Kurikulum Satuan Pendidikan 2006. Kenyataan ini sangat jelas ketika guru mengikuti pelatihan PLPG, saat mereka tidak lulus pemberkasan sertifikasi guru. Nampak bahwa dalam kegiatan praktek mengajar mereka sebagian besar masih menggunakan strategi konvensional. Buku yang membahas dan melatih secara mandiri belum ada di pasaran, bahkan di perguruan tinggi sendiri juga masih langka. Oleh karena itu program penelitian ini akan mengembangkan dan memproduksi buku tentang strategi pembelajaran seni tersebut beserta VCD yang dapat digunakan untuk acuan dan pengayaan tentang strategi pembelajaran seni di SMA.

Page 6: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

6 Abstrak Hasil Penelitian

Tujuan penelitian adalah (1) menghasilkan buku strategi pembelajaran seni yang dapat dimanfaatkan oleh guru maupun mahasiswa yang masih berstatus calon guru seni budaya dan (2) menghasilkan media VCD yang dapat menunjukkan secara jelas hal hal yang perlu divisualisasikan untuk para mahasiswa calon guru maupun guru seni budaya seni rupa. Untuk itu program penelitian di Tahun I dimanfatkan untuk pengembangan isi buku yang didahului dengan need asesment dan studi pendahuluan tentang kondisi pembelajaran di lapangan. Selanjutnya di tahun ke dua program diteruskan dengan produksi media buku dan VCD yang akan divalidasi melalui uji coba baik kelompok, uji lapangan serta uji ahli isi dan ahli media. Model pengembangan yang digunakan adalah model pengembangan sistematis yang lazim digunakan pada banyak program. Model yang sangat sederhana ini memiliki 3 langkah yaitu identifikasi, pengembangan, dan evaluasi.

Hasil penelitian tahun pertama ini menunjukkan bahwa di lapangan terdapat banyak variasi penggunaan strategi pembelajaran seni rupa, baik strategi perencanaan, penyampaian maupun pengelolaan dan pengukuran hasil pembelajarannya. Penelitian pengembangan buku strategi ini didasari hasil penelitian yang menyatakan banyak strategi konvensional yang masih diterapkan para guru. Akan tetapi penelitian ini berhasil menangkap data inovasi inovasi yang telah dilakukan guru, terutama di dalam strategi penyampaian pembelajarannya. Data telah menjadi bagian dari draf isi buku yang nantinya masih akan dikembangkan menjadi buku beserta vcd. Hasil uji coba yang dilakukan menunjukkan bahwa masih ada beberapa komponen yang perlu dikembangkan antara lain contoh nyata lebih dirinci disertai hasil. Kesimpulan hasil penelitian terdapat beberapa inovasi strategi yang dikembangkan di dalam buku berdasar kondisi riil di lapangan. Berdasar hal tersebut maka saran yang perlu disampaikan dalam penelitian ini adalah diperlukan tindak lanjut untuk mewujudkan buku beserta cvdnya.

011 Siti Imroatul Maslikah, Moh. Amin, dan Aris Winaya. 2011. Pemetaan Variasi Genetik

Kerbau Lokal Tana Toraja Berbasis PCR-Restriction Lenght Fragment Polymorphisme (PCR RLFP) sebagai Upaya Awal Konservasi Plasma Nutfah dan Penyediaan Bibit Unggul Kerbau di Wilayah Indonesia Timur

Kata-kata kunci: pemetaan, variasi genetic, kerbau local, konservasi, bibit unggul

Keberadaan kerbau lokal di Indonesia masih kurang mendapat perhatian serius, baik dari pemerintah maupun masyarakat, padahal telah terbukti bahwa ternak lokal lebih mampu bertahan dan beradaptasi dengan kondisi lingkungan setempat maupun secara sosial dan budaya telah lama berinteraksi dengan masyarakat. Maka dari itu, pemanfaatan teknologi modern diharapkan dapat membantu meningkatkan keberadaan kerbau-kerbau lokal, terutama akibat peningkatan kebutuhan pangan berupa protein hewani dan pembibitan yang tidak terencana dengan baik (inbreeding) akan menghilangkan keberadaan ternak lokal bahkan kepunahannya. Penelitian ini dalam jangka panjang berusaha untuk (a) mengungkap keragaman fenotip kerbau lokal yang terdapat di beberapa daerah di Tana Toraja; (b). mengkaji variasi genetiknya melalui analisis DNA dengan metode RFLP; dan (c) mengkaji hubungan variasi fenotip dengan variasi genetik tersebut.

Penelitian di dilaksanaan dalam dua tahap yaitu tahap pertama untuk analisis fenotip kerbau local tahap kedua adalah analisis genetik dengan teknik RFLP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat keragaman hasil potongan enzim pada genom. Enzim HaeIII yang memiliki panjang potongan fragmen antara 280-8000bp, sedangkan hasil pemotongan oleh enzim PstI menghasilkan fragmen yang berkisar 750-10000bp. Semua wilayah memiliki keragaman yang tinggi (berkisar 40%--60%), kecuali wilayah 4 (dengan menggunakan HaeIII). Agak berbeda dengan yang ditampakkan oleh PstI bahwa wilayah 2 yang memiliki keragaman

Page 7: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

Edisi ke-31 Tahun 2012 7

yang paling kecil; (2) jumlah “alela”, potongan HaeIII menunjukkan keragaman yang tinggi yang nilainya mendekati 50% PstI, rentangan heterozigositasnya labih panjang (33%--67%) sehingga keragamannya lebih kecil; dan (3) jumlah polimorfisme, wilayah 3 memiliki keragaman yang paling tinggi, untuk kemampuan mengenali keragaman sekuens, HaeIII lebih tinggi daripada PstI. Hasil PCR-RLFP menunjukkan bahwa ditemukan dua alela dengan frekuensi alele sebesar 0.5556 dan 0.4444. Frekuensi ini cukup tinggi, namun belum dapat menggambarkan kondisi polimorfik yang sesungguhnya. Untuk mendapatkan data yang lebih akurat, maka diperlukan sampel pada penelitian selanjutnya yang lebih banyak dan dibandingkan dengan populasi yang mengintervensi (dalam hal ini populasi dari wilayah NTB). Marker yang digunakan diusulkan menggunakan mikrosatellite, agar dapat dapat diperoleh data yang lebih akurat

012 Endro Wahyuno, Ruminiati, dan Ahmad Samawi. 2011. Pengembangan Kurikulum Pendi-

dikan Inklusif Tingkat Sekolah Dasar

Kata-kata kunci: pengembangan, kurikulum, ABK, inklusif, Sekolah Dasar

Fenomena di lapangan menunjukkan bahwa, dengan adanya PP No.70 tahun 2009, tentang pendidikan inklusif, jumlah sekolah bagi anak penyandang ketunaan dalam pendidikan inklusif tingkat sekolah dasar di Indonesia, semakin meningkat, namun, belum ada kurikulum standar yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran di sekolah-sekolah tersebut. Pasal 7 PP No 70 tahun 2009 memuat tentang kurikulum sekolah inklusif adalah KTSP, yang meng-akomodasi pada kebutuhan dan kemampuan peserta didik. Selama ini, para guru di sekolah-sekolah inklusi tersebut merancang sendiri kurikulum bagi anak didiknya dengan memodifikasi kurikulum KTSP.

Tujuan penelitian tahap pertama ini untuk mengidentifikasi jenis, karakteristik dan permasalahan anak penyandang ketunaan atau Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), di sekolah inklusif tingkat sekolah dasar. Sejalan dengan uraian di atas, rincian tujuan penelitian tahun pertama dijelaskan sebagai berikut (1) mendeskripsikan jenis dan karakteristik ABK di sekolah inklusif tingkat sekolah dasar; (2) mendeskripsikan hambatan pembelajaran yang dialami oleh anak penyandang ketunaan dalam pendidikan inklusif; (3) mengidentifikasi berbagai perma-salahan yang dihadapi guru terkait dengan kurikulum tentatif yang digunakan di sekolah inklusif tingkat sekolah dasar; dan (4) mengembangkan contoh model kurikulum bagi sekolah anak inklusif tingkat sekolah dasar berdasarkan hasil analisis kebutuhan, sebagai pijakan tahun kedua.

Penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian pengembangan yang diawali dengan studi lapangan dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Digunakannya pendekat-an deskriptif kualitatif dikarenakan penelitian ini bermaksud mendeskripsikan hal-hal yang berkaitan dengan jenis-jenis dan kebutuhan ABK pada pendidikan inklusif. Selanjutnya, berdasarkan hasil analisis kebutuhan tersebut dikembangkan contoh model kurikulum bagi sekolah inklusif.

Kegiatan ini dilakukan pada tahun pertama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis-jenis ABK disekolah inklusif tingkat sekolah dasar meliputi berbagai jenis dengan karakteristik-nya masingmasing, yaitu anak lambat belajar, anak kesulitan belajar, anak tunagrahita, anak tunarungu, autis, tunadaksa dan anak tunagrahita, sementara kesulitan-kesulitan yang dialami ABK dalam pembelajaran di sekolah inklusif pada umumnya adalah kesulitan dalam mengikuti pelajaran dikelas reguler, selain itu sebagian ABK mengalami kesulitan berkonsentrasi dalam pembelajaran.

Page 8: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

8 Abstrak Hasil Penelitian

Di sekolah inklusif selama ini masih menggunakan kurikulum regular (KTSP) dimana dalam pelaksanaannya dilakukan modifikasi disesuaikan dengan kemampuan ABK. Sementara untuk ABK yang secara intelektual memiliki kemampuan normal misalnya anak tunanetra, tunarungu mereka dapat mengikuti pelajaran di kelas reguler dengan kurikulum reguler tanpa harus dimodifikasi.

Namun data di lapangan menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran di kelas reguler banyak ABK yang mengalami hambatan dalam mengikuti pembelajaran Di kelas reguler, mereka kesulitan menerima materi pelajaran yang diberikan guru kelas. Hal ini terjadi karena ada kebutuhan-kebutuhan khusus yang sangat diperlukan oleh ABK tapi masih belum terakomodasi dalam kurikulum regular yang mana kebutuhan-kebutuhan tersebut menjadi prasyarat agar ABK dapat mengikuti pembelajaran dikelas reguler secara maksimal.

Kurikulum yang dibutuhkan di sekolah inklusif adalah kurikulum untuk mengatasi hambatan yang timbul akibat dari dampak ketunaannya contohnya tunanetra mempunyai kebutuhan khusus baca tulis huruf braille, orientasi dan mobilitas, latihan dria dan motoris, tunarungu latihan membaca gerak bibir (lip reading), Bina Persepsi Bunyi dan Isyarat (BPBI), Oleh karena dalam pendidikan inklusif selain menggunakan kurikulum reguler (KTSP) sesuai dengan jenjang atau satuan pendidiknya diperlukan adanya kurikulum tambahan (kurikulum plus) yang berisi tentang kebutuhan-kebutuhan khusus ABK yang belum terakomodasi dalam kerikulum reguler.

013 Siti Thoyibatun dan Sunaryanto. 2011. Inovasi Bentuk Akuntabilitas Kepemimpinan

Berbasis Rahmatan Lil’alamin dalam Menunjang Berkembangnya Usaha Rumahan bagi Ibu-ibu di Komplek Pemulung Belakang Rumah Sakit Islam Dinoyo Kota Malang

Kata-kata kunci: akuntabilitas, rahmatan lil’alamin, usaha rumahan, pemulung

Di belakang RSI Dinoyo Malang tinggalah sekelompok masyarakat yang anggotanya sekitar 50 KK. Tempat tinggal mereka bertetangga dengan makam dan sungai yang airnya lancer mengalir sehingga udaranya senantiasa terasa segar. Sebagian besar penduduknya adalah pemulung. Hasil kerja yang didapat pemulung tidak tergantung pada jam kerja yang telah mereka curahkan, melainkan tergantung pada jumlah barang bekas yang berhasil mereka dapatkan dan harga per kilogramnya. Pada akhir-akhir ini mereka sulit untuk mendapatkan barang bekas dalam jumlah yang besar karena banyak teman seprofesi yang ikut menyerbu lokasi-lokasi strategis tempat mereka kerja. Hasil yang mereka dapatkan kurang untuk mendanai kebutuhan hidup seadanya.

Penelitian dilakukan pada ibu-ibu pengelola usaha rumahan di komplek perumahan pemulung di belakang RSI Dinoyo Malang dan ibu X selaku pembimbing dan konsultan yang memprakarsai dan mendampingi perkembangan usaha rumahan di kompleks perumahan pemulung belakang RSID. Objek ini menarik karena peristiwa pendampingan yang dilakukan oleh ibu X merupakan sebuah teladan perilaku yang perlu diketahui dan diikuti. Ibu X ditengah kesibukannya sebagai seorang dosen dan ibu rumah tangga dari pasangan suami seorang professor telah rela dengan tulus untuk bersama mereka mendalami masalah mereka dan menemukan alternatif pemecahannya.

Penelitian ini ditujukan untuk mengembangkan model kepemimpinan berbasis Rahmatan lil Alamin. Diharapkan model tersebut dapat diterapkan untuk membantu ibu-ibu di pemukiman pemulung dalam membina usaha rumahan yang dikelolanya agar tetap eksis, meningkat jumlah pemasarannya, terlepas dari jeratan bunga, memiliki keterampilan di dalam

Page 9: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

Edisi ke-31 Tahun 2012 9

mengelola modal usaha, kebutuhan rumah tangganya, dan memiliki kepribadian yang tangguh dalam berusaha membantu suami yang penghasilannya belum cukup.

Model kepemimpinan berbasis nilai-nilai Rahmatan Lil Alamin tumbuh sebagai hasil ejawantah nilai diri, pengalaman, cita-cita, rasa kecewa, dan kesadaran yang tinggi akan nilai-nilai bahagia dan gagal yang dianugerahkan Alloh dalam perjalanan hidupnya yang pada masa depannya nanti ingin diabdikan kembali kepada Alloh SWT sebagai Ilah Yang Maha Bijaksana. Identitas khusus model kepemimpinan tersebut adalah (1) Strategi usaha yang diterapkan adalah bisnis sebagai usaha bersama bukan monopoli; (2) Tujuan usaha dibimbing oleh niat maju bersama bukan keuntungan yang sebesar-besarnya atas diri sendiri; (3) Ibu-ibu pengelola usaha dengan segala keberadaannya dihargai sebagai human capital yang memiliki peluang sama dengan lainnya untuk sukses; dan (4) Sekecil apapun hasil usaha diperoleh, ibu X sudah memberikan predikat berhasil kepada umkm yang dikelola ibu-ibu sebab dari usaha tersebut telah memunculkan nilai tambah berupa nilai-nilai edukatif bahwa untuk berubah dapat dimulai sekarang tanpa menunggu apapun.

014 Slamet Sujud P.J., Blasius Suprapto, dan Sonny Wedhanto. 2011. Penyusunan Buku

Sejarah Lokal Malang mulai Zaman Prasejarah sampai Masa Hindu-Budha Abad XI untuk Upaya Perbaikan Karakter Bangsa

Kata-kata kunci: sejarah lokal, prasejarah, Hindu-Budha, karakter bangsa

Penelitian ini bertujuan untuk menyusun buku sejarah Lokal Malang mulai zaman prasejarah sampai masa Hindu-Budha abad XI yang memuat nilai-nilai pendidikan karakter bangsa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian arkeologi prosesual yang mengedepankan proses sejarah peradaban. Eksplorasi, analisis, dan interpretasi terhadap sumber-sumber sejarah dan arkeologi digunakan untuk merekonstruksi sejarah lokal Malang. Hasil Rekonstruksi kemudian dieksplorasi kandungan nilai-nilai pendidikan karakter bangsanya. Hasil penelitian ini selanjutnya dituangkan dalam draft buku sejarah lokal Malang untuk upaya perbaikan karakter bangsa. 015 Sri Wahyuni dan Ellyn Sugeng Desyanty. 2011. Pengembangan “Buku Pintar Selamatkan

Bumi” untuk Peningkatan Partisipasi Masyarakat terhadap Upaya Penyelamatan Lingkungan Hidup

Kata-kata kunci: buku pintar, partisipasi masyarakat, lingkungan hidup

Keterbatasan media pembelajaran tentang lingkungan hidup yang ada di masyarakat, menyebabkan rendahnya partisipasi masyarakat terhadap upaya penyelamatan lingkungan hidup. Maka melalui penelitian tahap pertama ini diharapkan dapat diperoleh profil lingkungan hidup dan partisipasi masyarakat terhadap upaya penyelamatn lingkunga hidup. Rancangan penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian dan pengembangan (R&D) dengan mengambil 5 desa di Kecamatan Singosari Kabupaten Malang sebagai sasaran penelitian, yang ditentukan berdasarkan purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui kegiatan studi pustaka dan eksplorasi lapangan dengan teknik wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Analisis data dilakukan secara kualitatif dengan mengikuti aturan Miles and Huberman, yaitu pengumpulan data, pemaparan data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pemahaman dan partisipasi masyarakat tentang lingkungan hidup masih rendah dan terbatas. Hal ini terlihat dari (1) terbatasnya pengetahuan

Page 10: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

10 Abstrak Hasil Penelitian

masyarakat tentang lingkungan hidup; (2) banyaknya kerusakan-kerusakan lingkungan hidup terjadi di sekitar masyarakat; dan (3) terdapat perilaku-perilaku negatif masyarakat yang merusak lingkungan hidup. Berdasarkan temuan tersebut maka dikembangkan sebuah model teoritik “Buku Pintar Selamatkan Bumi”, yang selanjutnya model tersebut akan divalidasi dan diuji coba pada tahun kedua.

016 Sri Weni Utami, Hetti Rahmawati, Rias Gesang Kinanti. 2011. Pengembangan Model

Pelatihan Parent Support Training (Upaya Memberdayakan Orangtua Mencegah Kekambuhan Adiksi NAPZA Anak)

Kata-kata kunci: NAPZA, pengembangan model pelatihan, parent support training,

pengasuhan orangtua, pengetahuan orangtua, perilaku relapse

Peran orangtua penting dalam menanggulangi penyalahgunaan NAPZA remaja dan upaya pencegahan kekambuhan (relapse prevention) karena orangtua adalah subsistem terpenting pengendali sebuah keluarga dengan anak-anak di dalamnya. Sehingga orangtua memerlukan kesempatan belajar ketrampilan dalam hal mengurangi resiko perilaku relapse anak. Pengembangan awal model parent support training (PST) berupa rancangan model pelatihan, rancangan suplemen berupa modul pelatihan, buku panduan pelatih dan buku panduan parenting dan relapse prevention bagi orangtua. Parent Support Training adalah rangkaian kegiatan sebagai salah satu alternatif edukasi bagi orangtua remaja penyalahguna NAPZA untuk belajar dan berlatih tentang : pengetahuan tentang NAPZA, adiksi , pencegahan perilaku relapse dan dimensi pengasuhan efektif serta belajar rencana tindakan.

Sebagai langkah pertama dilakukan penelitian awal dengan tujuan pengembangan instrumen survei analisis kebutuhan pelatihan parent support training untuk memperoleh data tentang karakteristik, bahan dan strategi pelatihan bagi orangtua. Variabel penelitian yaitu perilaku relapse (kambuh) anak sebagai variabel tergantung, variabel bebas adalah variabel pola pengasuhan orangtua dan tingkat pengetahuan orangtua tentang NAPZA. Analisis dekriptif untuk instrumen survei dan analisis regresi digunakan untuk analisis angket variabel penelitian. Subjek penelitian terdiri atas 60 orangtua dari remaja penyalahguna NAPZA yang berada di kota Malang, Yogyakarta dan Bogor.

Hasil survei menunjukkan bahwa sebanyak 60% menghendaki pelatihan mencegah kekambuhan/preventing relapse, 40% coping masalah anak, dan bahan pelatihan sebaiknya memberi pemahaman tentang dimensi pengasuhan, NAPZA, adiksi dan pencegahan kekambuhan. Pelatihan sebaiknya juga dilakukan dalam dua hari dan diberikan pengajar profesional serta difasilitasi dengan modul dan buku panduannya. Hasil analisis regresi menyatakan bahwa pola asuh berpengaruh negatif secara signifikan terhadap perilaku relapse subjek (p-value < 0,05) , pengetahuan orangtua tentang NAPZA tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku relapse subjek (p-value > dari 0,05), sementara variabel pola asuh orangtua dan pengetahuan oragtua tentang NAPZA memberikan kontribusi sebesar 30,10% terhadap perilaku relapse anak (nilai Adjusted R Square = 0,301). Atau 69,99% lain dijelaskan oleh faktor lain diluar kedua variabel bebas tersebut. Model regresi yang digunakan dalam penelitian ini bersifat fit / layak digunakan untuk menjelaskan tentang penelitian ini. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa urgensi dilakukan pengembangan model parent support training dan pengembangan media pembelajaran termasuk modul, panduan dan buku bacaan dengan mempertimbangkan hasil survei tersebut dan melihat faktor penting pengasuhan orangtua dalam pencegahan perilaku relapse anak.

Page 11: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

Edisi ke-31 Tahun 2012 11

017 Sugiyanto, Sonny Wedhanto, dan Priyono. 2011. Pengembangan Pembelajaran Teknik

Konstruksi dengan Metode Pemecahan Masalah Inovatif Berbasis Paikem Guna Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa SMK

Kata-kata kunci: teknik konstruksi, paikem, hasil belajar

Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan bahan ajar mata pelajaran Teknik Konstruksi Bangunan dengan strategi Pemecahan Masalah IDEAL berbasis PAIKEM. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Validasi bahan ajar pada tahun ini hanya menggunakan teknik uji coba perorangan. Berpijak pada teknik tersebut, dilbatkan seorang akhli bidang studi dan ahli pembelajaran sebagai validator bahan ajar. Disamping itu juga dilibatkan 5 orang guru dan 8 orang siswa SMK sebagai validator. Hasil penelitian ini telah menghasilkan bahan ajar Teknik Konstruksi Bangunan sesuai dengan kreteria validitas yang ditetapkan.

018 Suparno, Bambang Supriyanto, dan Made Wena. 2011. Pengembangan Bahan Ajar

Manajemen Proyek Konstruksi Berbasis Social Science Inquiry Guna Meningkatkan Kompetensi Mahasiswa dan Kualitas Pembelajaran Prodi Teknik Sipil

Kata-kata kunci: bahan ajar, manajemen, konstruksi, mahasiswa

Tujuan penelitian ini adalah: Mengembangkan perangkat bahan ajar matakuliah Manajemen Proyek Konstruksi di Jurusan Teknik Sipil dengan metode Social Science Inquiry. Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan. Validator dalam pengembangan bahan ajar ini adalah (1) seorang akhli pembelajaran TEP; (2) seorang praktisi manajemen proyek konstruksi; dan (3) 8 orang dosen pengajar matakuliah manajemen proyek konstruksi. Disamping itu juga dipilih 8 orang mahasiswa jurusan Teknik Sipil yang pernah menempuh matakuliah Manajemen Proyek Konstruksi sebagai validator bahan ajar. Dari hasil validitas tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa produk bahan ajar yang dikembangkan dinyatakan valid, sesuai dengan kreteria yang ditetapkan.

019 Supriyono Koes H., Purbo Suwasono, dan Eddy Supramono. 2011. Pengembangan Paket

Scaffolding Berbasis Kooperatif untuk Meningkatkan Kompetensi Fisika Calon Guru SMA

Kata-kata kunci: scaffolding, Fisika, calon guru, SMA

Saul et al. (2000) menunjukkan bahwa berdasarkan laporan dosen-dosen fisika banyak mahasiswa yang menempuh matakuliah Fisika Dasar yang diselenggarakan melalui ceramah dan kegiatan laboratorium tradisional mengalami berbagai kesulitan. Padahal pemahaman yang diperoleh dalam Fisika Dasar merupakan landasan untuk belajar fisika selanjutnya. Oleh karena itu, para calon guru SMA ini perlu dibantu agar mereka memiliki kompetensi fisika yang optimal. Untuk mencapai hasil tersebut, pada tahun pertama dilakukan survei tentang karakteristik pelaksanaan pembelajaran Fisika Dasar, dan profil kompetensi fisika calon guru SMA di LPTK Jawa Timur sehingga diperoleh kebutuhan pengembangan dan prototipe paket Scaffolding Berbasis Kooperatif dan panduan pelaksanaannya.

Page 12: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

12 Abstrak Hasil Penelitian

Hasil pengamatan terhadap perkuliahan Fisika Dasar diperoleh bahwa perkuliahan Fisika Dasar telah dilaksanakan dengan tepat tetapi masih belum berdampak secara positif terhadap prestasi belajar mahasiswa. Prestasi belajar mahasiswa masih belum memadai jika yang bersangkutan dipersiapkan untuk menjadi guru fisika SMA. Di hampir semua subtopik materi Fisika Dasar mereka mengalami kesulitan dan belum mencapai ketuntasan belajar. Fakta bahwa mahasiswa mengalami kesulitan saat belajar materi Fisik Dasar didukung oleh hasil wawancara dengan dosen dan mahasiswa itu sendiri. Semua mahasiswa yang diwawancarai menyatakan bahwa mereka mengalami kesulitan saat mempelajari materi Fisika Dasar. Semua dosen yang diwawancarai juga menyatakan hal yang sama walaupun dengan persentase jumlah mahasiswa yang bervariasi.

Untuk mengatasi kesulitan mahasiswa dalam memahami materi Fisika Dasar, semua dosen menyatakan bahwa mereka telah memberi bantuan dengan berbagai cara. Pernyataan tersebut juga dibenarkan oleh mahasiswa. Sebagian besar mahasiswa menyatakan bahwa bantuan tersebut masih belum mencukupi untuk mengurangi kesulitan mereka. Beberapa mahasiswa menyatakan bahwa bantuan dari teman yang lebih pintar sangat membantu mereka dalam mengatasi kesulitannya.

Bantuan dosen untuk mengatasi kesulitan mahasiswa dilakukan dengan berbagai cara dan pada umumnya dilakukan setelah perkuliahan berlangsung. Cara semacam ini disamping memerlukan jam tambahan juga sulit menjangkau seluruh mahasiswa yang mengalami kesulitan. Oleh sebab itu, bantuan tersebut harus diintegrasikan ke dalam pelaksanaan perkuliahan sehingga akan membantu mengurangi kesulitan mahasiswa seketika dan dengan memanfaatkan mahasiswa-mahasiswa yang berkemampuan lebih. Ini berarti bahwa perkuliahan Fisika Dasar harus menggunakan alat bantu (scaffold) yang difungsikan melalui pembelajaran kooperatif.

Uraian berdasarkan temuan di atas mengarah pada realitas bahwa paket Scaffolding berbasis pembelajaran kooperatif benar-benar dibutuhkan dalam pelaksanaan perkuliahan Fisika Dasar. Dengan menggunakan paket dalam pola pembelajaran kooperatif, perkuliahan Fisika Dasar diharapkan dapat mengurangi kesulitan mahasiswa memahami materi dan mencapai ketuntasan belajar.

020 Syafaat dan Achmad Sultoni. 2011. Peningkatan Kualitas Buku Ajar Pondok Pesantren

Melalui Pengembangan Kitab Kuning berbasis Multi Source Content (MSC) Kata-kata kunci: buku ajar, kitab kuning, Multi Source Content

Kitab kuning sebagai buku ajar sekaligus kurikulum pesantren memiliki kelebihan dan

juga kelemahan. Kelebihannya terletak pada kualitas kontennya yang telah teruji selama ratusan tahun dan mampu mencetak intelektual muslim yang mendalam keilmuannya. Namun sisi lain, ada kelemahan yang terletak pada segmentasi pengguna hanya pada kalangan pesantren. Seakan masyarakat luas tidak diperkenankan untuk mempelajarinya di luar pesantren. Salah satu sebabnya adalah kekhasan tulisan Arabnya yang tidak berharakat dan tidak menggunakan tanda baca. Di samping itu, bentuk fisiknya jauh dari tampilan buku pada umumnya. Untuk itu, peneliti ingin memberikan sentuhan konten dan desain yang lebih menarik pada kitab kuning, yang diberi nama “Multi Source Content”(MSC).

Pada penelitian tahap I ini, ada empat tujuan yang akan dicapai sesuai rumusan masalah, yaitu (1) Mendeskripsikan judul-judul kitab kuning populer yang diajarkan di pondok pesantren; (2) mendeskripsikan pendukung dalam pengembangan kitab kuning berbasis Multi-Source Content (MSC) untuk pembelajaran pesantren; (3) mendeskripsikan prosedur

Page 13: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

Edisi ke-31 Tahun 2012 13

pengembangan bentuk dasar (prototype) dari kitab kuning MSC; dan (4) mendeskripsikan sistematika buku ajar pesantren berupa kitab kuning dengan menggunakan (MSC).

Sesuai hasil survey disimpulkan bahwa judul-judul kitab kuning yang diajarkan di 10 pesantren di Jawa Timur berjumlah 167 kitab kuning yang diajarkan di pesantren ternyata yang paling populer hanya 3, yaitu fathul muin, fathul Qarib (kitab fiqih), tafsir Jalalain (kitab tafsir). Untuk membuat kitab kuning MSC diperlukan beberapa materi pendukung dari kitab kuning MSC ini adalah: (1) Kitab Taqrib yang asli; (2) Buku terjemahan Taqrib; (3) Kamus kosakata (Arab Indonesia); (4) kumpulan gambar terkait teks; (5) Kumpulan hasil penelitian terbaru terkait teks; (6) Kumpulan kata mutiara Arab Islami; dan (7) Kitab-kitab syarah dari taqrib.

Prosedur pengembangan bentuk dasar (prototype) dari kitab kuning MSC meliputi dua hal, yaitu konten dan tampilan. Terkait dengan pengembangan konten, ada lima prosedur yang ditempuh, yaitu: (1) menyalin kitab asli Taqrib ke dalam file virtual; (2) melakukan editing teks dan menambahkan syakal (harakat); (3) menyalin buku terjemahan Taqrib menjadi file virtual; (4) mengumpulkan berbagai gambar, keterangan, konversi ukuran, kalimat inspiratif dari berbagai sumber; (5) mengidentifikasi kata-kata sulit dan mencari padanannya dalam kamus dan terjemahan. Sedangkan dalam mengembangkan desain tampilan, peneliti menggunakan software TBS Cover untuk mendesain cover dan Microsoft Office Publisher untuk mendesain halaman konten MSC, serta software lainnya yang mendukung seperti CorelDraw dan Adobe Photoshop.

Sistematika kitab kuning ini mengikuti sistematika kitab Taqrib, yang terdiri dari 17 bab, yaitu (1) mukaddimah; (2) bersuci; (3) salat; (4) zakat; (5) puasa; (6) haji; (7) jual beli dan masalah muamalah; (8) waris dan wasiat; (9) nikah (hukum dan problematikanya); (10) jinayat; (11) hukuman; (12) jihad; (13) binatang buruan dan sembelihan; (14) perlombaan dan memanah; (15) sumpah dan nadzar; (16) peradilan dan Persaksian; dan (17) pembebasan budak.

021 Teguh Triwiyanto dan Ahmad Yususf Sobri, Pengembangan Model Audit Operasional

Untuk Meningkatkan Kinerja Di Perguruan Tinggi

Kata-kata kunci: audit operasional, kinerja Perguruan Tinggi

Penelitian Multi tahun ini bertujuan menghasilkan model audit operasional untuk meningkatkan kinerja di perguruan tinggi. Penelitian Tahap I bertujuan: mengidentifikasi masalah dan pembuatan model audit operasional untuk meningkatkan kinerja di perguruan tinggi. Penelitian Tahap II bertujuan Pengembangan model audit operasional untuk meningkat-kan kinerja di perguruan tinggi.

Penelitian ini dilakukan di Universitas Negeri Malang. Jenis penelitian termasuk pengembangan. Tahap penelitian yang dilakukan sampai menghasilkan produk akhir yaitu berupa model audit operasional, dimana langkah-langkah yang akan dilakukan dibatasi pada empat langkah sebagai berikut: (1) menganalisis model awal yang akan dikembangkan; (2) mengembangkan model dan uji coba skala kecil; (3) melakukan validasi ahli; dan (4) melakukan revisi model.

Pengumpulan data penelitian dalam penelitian dilakukan dengan metode dokumentasi, observasi, masukan dari para ahli mengenai kualitas model, dan keberterimaan produk model audit operasional untuk meningkatkan kinerja di PT. Kedua pengambilan data terakhir tersebut diperoleh melalui teknik kuesioner atau angket disertai komentar tertulis oleh ahli manajemen pendidikan.

Analisis data dilakukan dengan cara analisis ekonomi, efisiensi, dan efektivitas pendidikan. Analisis dimaksud dilakukan dengan menggunakan desain kuantitatif deskriptif.

Page 14: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

14 Abstrak Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini menghasilan identifikasi masalah yang berkaitan dengan audit operasional dan berhasil membuat model audit operasional untuk perguruan tinggi. Hasil-hasil pengukuran dengan model audit yang sudah dibuat berupa identifikasi masalah yang disajikan berikut ini. Hasil analisis ekonomi pendidikan, secara umum di Universitas Negeri Malang memperlihatkan bahwa program/kegiatan yang dilakukan pencapaian kinerja ekonominya sebesar 90%, artinya sangat ekonomis.

Hasil analisis efisiensi pendidikan memperlihatkan bahwa seluruh program/kegiatan di UM pencapaian kinerjanya pada level efisien (90%). Hasil analisis efektifitas pendidikan di UM memperlihatkan pencapaian kinerjanya pada tingkat cukup efektif. Produktifitas manajemen pendidikan di UM memperlihatkan pencapaian kinerja cukup baik.

022 Widayati, Imam Nawawi, dan Suminah. 2011. Pengembangan Model pembelajaran PKn

Berbasis Inkuiri Nilai (Value Inquiry) Kata-kata kunci: model, pembelajaran PKn, inkuiri nilai

Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan realita bahwa kemampuan guru SD di Dinas Pendidikan Daerah Kabupaten Blitar untuk mengembangkan pembelajaran PKn yang PAKEM dan pengembangan model yang sesuai dengan karakteristik siswa sekolah dasar yang dapat meningkatkan aktivitas, kreativitas dan rasa senang siswa terhadap mata pelajaran PKn kurang, karena bukanlah pekerjaan yang mudah. Pengembangan Model Pembelajaran Inkuiri Nilai disusun berdasarkan suatu proses yang sistematik agar aplikatif. Ada beberapa faktor yang dapat berpengaruh terhadap pengembangan model pembelajaran Pkn berbasis Inkuiri Nilai, yang dimulai dari proses perancangan dan pengembangannya dapat berupa aktivitas mengembangkan sendiri atau menggunakan bahan ajar yang sudah ada, media sampai pada uji coba model pembelajaran. Tujuan jangka panjang penelitian ini adalah memperoleh model pembelajaran yang dapat meningkatkan kompetensi pembelajaran PKn pada anak usia sekolah dasar. Dengan demikian target khusus penelitian ini adalah memperoleh salah satu model pembelajaran PKn yang dinilai dapat meningkatkan kompetensi anak usia sekolah dasar, yaitu Model Pembelajaran PKn yang Berbasis Inkuiri Nilai yang bernuansa Contextual Teaching and Learning (CTL) dan bernuansa Value Clarification Technique. (VCT) Permasalahan yang timbul (1) Bagaimanakah model pembelajaran yang digunakan guru SD untuk pencapaian kompetensi pendidikan nilai pada mata pelajaran PKn yang diharapkan? (2) Bagaimana perangkat model berbasis inkuiri nilai? (3) Bagaimana Validasi perangkat model pembelajaran PKn SD berbasis inkuiri nilai? Untuk mencapai target tahun pertama, penelitian ini dilakukan dua tahap. Tahap pertama, akan menghasilkan produk berupa (1) Senerai tentang macam-macam model pengembangan PKn SD; (2) Kondisi penerapan model pembelajaran yang diterapkan guru SD; dan (3) Macam-macam pendekatan pembelajaran PKn yang selama ini digunakan oleh guru SD. Tahap kedua, akan menghasilkan produk berupa seperangkat model pembelajaran yang berbasis inkuiri Nilai yang secara perspektif bernuansa Contextual Teaching and Learning (CTL) dan bernuansa Value Clarification Technique (VCT).

Penelitian ini menggunakan rancangan model pengembangan yang dilakukan Borg dan Gall, modifikasi Sukmadinata, yang meliputi (1) Studi Pendahuluan; (2) Pengembangan Model; dan (3) Uji Model. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, studi dokumen, dan pengamatan guru yang sedang mengajar, penyebaran kuesioner. Berdasarkan pada data yang didapat dari survai lapangan dan mengacu pada dasar teori atau konsep, maka peneliti menyusun draf awal model pembelajaran PKn berbasis Inkuiri nilai sebagai salah satu alternative. Implikasi teoritisnya mengarahkan kepada tecapainya pembelajaran PKn sebagai upaya peningkatan pembelajaran

Page 15: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

Edisi ke-31 Tahun 2012 15

PKn SD. Hasil penelitian menunjukkan (1) Model pembelajaran PKn Berbasis Inkuiri Nilai, merupakan model pembelajaran alternative yang membawa siswa belajar mengalami, merasa-kan, membuktikan, mendialogkan dan bukannya menghafal semata; (2) aktivitas belajar siswa menunjukkan peningkatan, terbukti dalam aktivitas siswa dalam memecahkan permasalahan dalam kelompok; (3) Kreativitas siswa menunjukkan peningkatan dengan gaya belajarnya yang semula datang duduk, catat dan hafal menjadi mengamati, mengidentifikasi, menganalisis, membandingkan, membuktikan; dan (4) Membangun komunitas dan menyenangkan.

Hasil penelitian ini dikemas dalam produk pembelajaran berupa CD pembelajaran yang memuat strategi pembelajaran PKn berbasis inkuiri nilai. Diharapkan dapat memiliki implikasi praktis dan teoritis. Implikasi praktis dalam penelitian ini adalah perlu ditumbuhkan kemauan guru untuk memperbaiki kinerjanya dalam rangka memperbaiki kualitas pembelajaran PKn pada anak usia sekolah dasar. Dan perlu disosialisasikan pembelajaran PKn berbasis Inkuiri nilai sebagai alternative. Implikasi teoritisnya mengarahkan tercapainya efektifitas pembelajaran PKn berbasis Inkuiri Nilai sebagai upaya peningkatan pembelajaran PKn di SD.

023 Yerry Soepriyanto, Henry Praherdhiono, dan Eka Pramono Adi. 2011. Mengembangkan

Model Pengelolaan Kuliah Bersama Rumpun Matakuliah Sama pada Karakteristik Lembaga

Kata-kata kunci: pengelolaan kuliah bersama, karakteristik lembaga berbeda, rumpun

matakuliah sama, desain pembelajaran berbasis web

Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan model pengelolaan kuliah bersama antara dua perguruan tinggi dengan karakteristik yang berbeda tetapi memiliki rumpun mata kuliah yang sama. Metodologi yang digunakan adalah model pengembangan desain pembelajaran berbasis web, Hasil pengembangan adalah produk berupa pembelajaran blended berbasis web dengan platform open source, panduan standar operasional prosedur bagi administrator server, mahasiswa pada saat mengikuti perkuliahan dan dosen sebagai pembina mata kuliah.

024 Yusuf Hanafi. 2011. Pengembangan Modul Pendidikan Berorientasi Penyadaran

Kesehatan Reproduksi untuk Pencegahan Perkawinan Anak di Bawah Umur (Child Marriage) pada Masyarakat Daerah Tertinggal

Kata-kata kunci: pencegahan perkawinan anak di bawah umur, kesehatan reproduksi,

masyarakat sub kultur Madura 5

Di beberapa wilayah Jawa Timur, perkawinan anak di bawah umur merupakan hal yang lumrah terjadi, khususnya di kalangan masyarakat sub kultur Madura, termasuk yang berdomisili di wilayah Malang Selatan. Data mutakhir yang diperoleh peneliti, hingga September 2011, dari 538 kasus perkawinan di Kecamatan Gondanglegi, 211 kasus di antaranya pengantin perempuan berusia kurang dari 16 tahun.

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul pendidikan berorientasi penyadaran kesehatan reproduksi untuk pencegahan praktik perkawinan anak di bawah umur yang masih kerap terjadi, khususnya di kalangan masyarakat sub kultur Madura. Pengembang-an ini dilakukan dalam beberapa tahapan proses, yaitu: (1) menemukenali kondisi dan profil sosial dari masyarakat sub kultur Madura di daerah Gondanglegi Malang; (2) merancang prototipe modul pendidikan berorientasi penyadaran kesehatan reproduksi; dan (3) menguji

Page 16: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

16 Abstrak Hasil Penelitian

efektivitas modul pendidikan sehingga produk yang dihasilkan nantinya benar-benar teruji validitasnya, serta siap untuk didiseminasikan.

Tujuan penelitian yang pertama dicapai dengan rancangan penelitian mixing method Selanjutnya, dilakukan pengembangan produk melalui-penelitian pengembangan, dengan hasil akhir tersusunnya prototipe modul pendidikan berorientasi penyadaran kesehatan reproduksi untuk pencegahan perkawinan anak di bawah umur. Pada tahap ketiga, akan dilakukan pengujian efektivitas produk dengan menggunakan rancangan-penelitian eksperimen.

Adapun hasil dari penelitian ini, secara demografis, mayoritas mereka yang menikah di bawah umur adalah kaum perempuan, dengan rerata usia berkisar antara 14--15 tahun dan strata pendidikan hanya lulusan sekolah dasar (SD/MI atau yang sederajat). Selain itu, kebanyakannya berlatar belakang-santri salaf dan berekonomi lemah (bekerja di sektor agraris sebagai tani atau buruh tani). Secara geografis, wilayah yang menjadi sarang dari praktik perkawinan anak di bawah umur itu berkarakteristik terisolir dengan mobilitas penduduknya yang rendah. Karakteristik geografis lain dari wilayah itu, lingkungan tinggalnya bercirikan tandus, kering, dan gersang. Faktor alam ini pulalah yang berkontribusi besar terhadap strata ekonomi mereka yang rendah di mana penduduk setempat sangat bergantung pada hujan untuk bercocok tanam. Secara psikografis, praktik tradisi mengawinkan anak yang masih di bawah umur itu terpupuk dan menjadi lestari, karena justifikasi normatif dari teks-teks agama dan konsesi-konsesi adat. Salah satunya, secara tradisi anak perempuan diposisikan sebagai warga kelas dua. Akibatnya, muncul keinginan dalam diri para orang tua untuk mempercepat perkawinan anak gadisnya dengan berbagai alasan. Di antaranya, pendidikan tinggi tidak terlalu penting bagi anak perempuan, kekhawatiran akan terkena stigma perawan tua, dan kemandiri-an secara ekonomi bukanlah hal penting baginya. Sedangkan dari sudut pandang pola komunikasi, daerah-daerah kantong praktik perkawinan anak di bawah umur itu menjadikan para pemimpin dan pemuka lembaga-lembaga agama dan adat (religious and traditional institutions) menjadi patron. Tokoh-tokoh agama dan adat itulah yang secara tradisional menjadi rujukan (reference) dalam memahami ajaran agama, norma adat, bahkan juru tafsir kehidupan, termasuk dalam persoalan perkawinan di bawah umur.

Produk dari penelitian ini terdiri atas (1) bagian I berisi tentang bahaya dan risiko dari perkawinan anak di bawah umur terhadap kesehatan reproduksi; (2) bagian II berisi tentang perkawinan anak di bawah umur, the harmful traditional practice; dan (3) bagian III berisi tentang program dan aksi untuk mencegah praktik perkawinan anak di bawah umur yang dirancang secara sinergis di segala bidang. Diharapkan, modul pendidikan ini berguna bagi: (1) orang tua dan remaja, khususnya remaja puteri; (2) instansi-instansi terkait, seperti: Dinas Kesehatan, Kantor Urusan Agama (KUA), Pengadilan Agama, Kantor Kecamatan, Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB); dan (3) penelitian selanjutnya. 025 Zainul Abidin, Satia Nur Maharani, dan Anik Nur Handayani. 2011. Perancangan dan

Implementasi Perangkat Lunak (Software) Simulasi Perdagangan Saham yang Diadaptasi dari Sistem Perdagangan di Bursa Efek Indonesia

Kata-kata kunci: pendidikan pasar modal, model simulasi, stock exchange game, client-

server

Pendidikan pasar modal pada saat ini bukanlah suatu hal yang baru dalam dunia pendidikan tinggi, hampir semua perguruan tinggi bidang ekonomi telah memasukkan dalam kurikulum wajibnya. Hal ini secara umum bertujuan untuk meningkatkan kualitas lulusan-nya.Untuk mengetahui dunia praktek khususnya perdagangan saham di pasar modal tidak harus dengan melakukan transaksi sebenarnya. Transaksi perdagangan saham riil dapat

Page 17: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

Edisi ke-31 Tahun 2012 17

diformulasikan dalam suatu permainan perdagangan saham yang menyerupai kondisi sebenarnya dalam bentuk simulasi perdagangan saham.Program aplikasi simulasi perdagang-an saham merupakan suatu bentuk simulasi terintegrasi dengan menggunakan komputer, berdasarkan data historis transaksi saham yang terjadi di Bursa Efek Indonesia. Aplikasi diran-cang berupa paket client-server yang dijalankan dalam jaringan komputer sehingga dapat dimainkan oleh banyak user/peserta secara bersamaan.

026 Agung Haryono dan Sapir. 2011. Pengembangan Model-model Pembelajaran Berbasis

Economic Literacy Siswa SMA

Kata-kata kunci: model pembelajaran, Economic Literacy, siswa SMA

Pelajaran Ekonomi merupakan salah satu pelajaran yang ujian akhirnya dilaksanakan secara nasional (UNAS). Ada kecenderungan di sekolah untuk pelajaran UNAS pelaksanaan pembelajaran belum berjalan optimal, karena orientasi guru masih menekankan pada penguasaan materi. Hal ini disebabkan oleh sistem penilaian hasil pembelajaran yang hanya mengukur aspek pengetahuan, sehingga guru lebih banyak melatih siswa untuk mengerjakan soal-soal ujian. Akibatnya hasil pembelajaran ekonomi tidak optimal, siswa belum mampu mengaplikasikan pengetahuan ekonominya dalam kehidupan sehari-hari.

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar ekonomi SMA yang dilengkapi dengan model-model pembelajaran berbasis economic literacy. Pengembangan model didasarkan pada hasil penelitian pendahuluan yang menunjukkan adanya pengaruh antara proses pembelajaran dengan economic literacy siswa. Pada tahap pertama penelitian ini telah mengahasilkan (1) peta konsep materi pelajaran ekonomi di SMA sesuai dengan kurikulum mata pelajaran ekonomi; (2) tema-tema economic literacy untuk siswa SMA; (3) RPP bahasan tertentu yang dilengkapi scenario pembelajaran dengan model-model pembelajaran yang berbasis pada economic literacy; dan (4) teridentifikasinya beberapa model pembelajaran yang sesuai dengan tema-tema economic literacy.

Pada tahap kedua topik-topik bahasan yang telah diuji cobakan dikembangkan menjadi buku ajar. Buku yang dikembangkan oleh tim telah diuji cobakan disekolah dan didesiminasikan dalam fokus group discussion yang beranggotakan peneliti dan guru ekonomi. Buku ajar yang dikembangkan terdiri dari sebelas bab yang dikelompokkan menjadi tiga bagian. Bagian pertama berisi bab permasalahan ekonomi dan pengantar ekonomi mikro, bagian kedua berisi bab-bab pengantar ekonomi makro dan bagian ketiga tentang ekonomi Indonesia. Diharapkan dengan tersedianya buku ajar ini pembelajaran ekonomi siswa lebih bervariasi dan berkualitas sehingga economic literacy siswa dapat meningkat.

027 Dyah Lestari, Anik Nur Handayani, Aripriharta, Rosa Andrie Asmara. 2011. Pengembang-

an Model Aplikasi Ujian Pilihan Berganda Berbasis Web Untuk Menuju Era Teknologi Informasi dalam Dunia Pendidikan

Kata-kata kunci: evaluasi, ujian online, pilihan ganda

Sasaran jangka panjang penelitian ini adalah membuat model empirik standar ujian online di Indonesia untuk mempermudah evaluasi yang dilakukan oleh guru. dalam penelitian ini dikembangkan sebuah model aplikasi ujian pilihan berganda berbasis web yang akan membuat ujian lebih efisien, praktis, mudah dalam proses pembuatan soal, mengacak soal, pemberian nilai, serta pelaksanaan ujian dapat dilaksanakan secara online dan dimana saja. Pada tahun

Page 18: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

18 Abstrak Hasil Penelitian

pertama telah dibangun sistem aplikasi ujian pilihan berganda berbasis web di Laboratorium Komputer dan Jaringan Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang (UM), kemudian diujicoba dalam skala kecil dan dianalisis. Tahun kedua, hasil penelitian tahun pertama diimplementasikan pada beberapa sekolah menengah umum/kejuruan sebagai tujuan untuk mencari model empirik ujian online berbasis web. Hasil penelitian tahun kedua meliputi: (1) Semua siswa mendapatkan urutan soal yang acak sehingga dapat memperkecil peluang mencontek; (2) Nilai yang diperoleh oleh siswa sesuai dengan jawaban benar yang dikerjakan oleh siswa; (3) Pembahasan hanya diketahui oleh sedikit siswa karena kurangnya waktu untuk eksplorasi sistem; (4) Secara umum penilaian terhadap sistem aplikasi yang dibuat, mencakup kemenarikan tampilan, kemudahan akses, kecepatan akses, keinteraktifan serta penerapan sistem ujian berbasis web mendapat nilai yang sangat valid dari pengguna siswa dan guru; dan (5) Berdasar hasil kuisioner, maka dapat disimpulkan bahwa system ujian berbasis web sudah cocok digunakan untuk media ujian, tetapi perlu dilakukan perbaikan di beberapa hal untuk kesempurnaan sistem tersebut sehingga sistem ini dapat menjadi model empirik ujian berbasis web.

028 Endang Prastuti dan Adi Atmoko. 2011. Pengembangan Pelatihan Keterampilan Hidup

(Life Skills Training) dengan Structured Learning Model untuk Mencegah dan Mengurangi Perilaku Merokok pada Remaja

Kata-kata kunci: pelatihan keterampilan hidup, perilaku merokok, remaja

Usia remaja merupakan usia penuh masalah, karena dihadapkan dengan berbagai stress dan tekanan, di sisi lain periode ini merupakan periode kritis, dimana remaja dituntut untuk mampu membuat keputusan dan komitmen, sehingga dapat berperilaku adaftif dan sehat.Namun, beberapa penenlitian menunjukkan bahwa prevalensi berperilaku meroko dimulai pada usia remaja, khususnya remaja laki-laki, dengan jumlah konsumsi rokok antara 1--10 batang, per-hari. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas Pelatihan Keterampilan Hidup (Life Skills Training) dapat mengurangi perilaku merokokpada remaja.

Desain penelitian menggunakan penelitian eksperimen one group pretest posttest design dengan pendekatan within subject. Penelitian dilakukan di SMK Negeri 9 Malang,

dengan jumlah subjek penelitian berjumlah 15 orang, dengan katakteristik: Jenis kelamin laki-laki, usia 15--19 tahun, intelegensi tergolong ratarata,dan positip meroko Variabel bebas dalam penelitian ini Pelatihan Keterampilan Hidup (Life Skills Training), yang diberikan selama 5 hari @ 3 jam oleh 3 orang trainer. Materi pelatihan meliputi: rokok dari sisi kesehatan, berpikir kritis tentang rokok, stress dan coping stress, membangun konsep diri dan harga diri positif, serta bersikap asertif terhadap rokok (Say No To Smoking). Sedangkan variabel terikat adalah perilaku merokok/intensitas merokok dalam seha Instrumen penelitian: skala perilaku merokok, maupun angket perilaku merokok, serta Panduan Pelatihan Keterampilan Hidup untuk Trainer dan Trainee, yang dikembangkan oleh peneliti. Analisis data menggunakan Uji statistic Non-Parametrik Uji Wilcoxon (Wilcoxon Signed Ranks Test).

Hasil penelitian dengan menggunakan uji statistic non parametric two related sample menunjukkan hasil nilai Z = -3.099 dengan sig 0.002 < 0.05. Hal ini berarti ada perbedaan yang signifikan perilaku merokok remaja sebelum dan sesudah pelatihan. Dengan kata lain, pelatihan Keterampilan Hidup (Life Skills Training) efektif untuk mengurangi perilaku merokok pada remaja. Hal ini didukung pula dengan adanya perbedaan yang signifikan jumlah konsumsi rokok/batang, antara sebelum pelatihan dan sesudah pelatihan. (Z = -3.301; sig 0.001<0.05).

Berdasarkan hasil penelitian disarankan kepada: (1) perokok pemula (dengan konsumsi rokok 1-10 batang per hari) untuk mengikuti pelatihan keterampilan hidup, untuk mengurangi

Page 19: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

Edisi ke-31 Tahun 2012 19

perilaku merokok; (2) sekolah (Guru BK) untuk dapat menggunakan Pelatihan Ketrampilan Hidup yang sudah dikembangkan untuk membantu siswa yang positif merokok untuk mengurangi perilaku merokok; dan (3) Peneliti selanjutnya dapat menyempurnakan hasil penelitian dengan menggunakan desain penelitian lain, misalnya dengan melibatkan kelompok kontrol serta pengukuran post test secara berulang.

029 Ali Ma'sum. 2011. Pengembangan Virtual Library untuk Kitab Kuning dalam Upaya

Peningkatan Kualitas Pembelajaran Pondok Pesantren di Jawa Timur Kata-kata kunci: kitab kuning, virtual library, metode pembelajaran

Pola pembelajaran pesantren memiliki beberapa kekhasan, diantaranya adalah kurikulum dan buku ajarnya yang hampir sama antara pesantren satu dengan lainnya mulai dulu sampai sekarang, yakni menggunakan buku ajar yang disebut dengan kitab kuning. Istilah kitab kuning merujuk pada buku khas pesantren yang biasanya berwarna kuning, dan merupakan hasil karya para ulama pada abad pertengahan masehi. Bahkan, kitab kuning ditempatkan pada posisi istimewa, karena keberadaannya yang menjadi unsur utama, sekaligus unsur pembeda antara lembaga pesantren dengan lembaga-lembaga pendidikan Islam lainnya. Untuk itulah penelitian ini dilakukan demi mengembangkan media pembelajaran pesantren.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk (1) mendeskripsikan proses pengembangan video tutorial sebagai panduan pengoperasian dan pengembangan virtual library kitab kuning dan (2) mendeskripsikan hasil pengembangan video tutorial sebagai panduan pengoperasian dan pengembangan virtual library kitab kuning.

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian pengembangan. Tahapan-tahapan dalam penelitian ini adalah (1) pengkajian teori; (2) survei; (3) pengembangan model (pengembangan tutorial virtual library); (4) uji model; dan (5) revisi model.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: berkaitan proses pengembangan video tutorial sebagai panduan pengoperasian dan pengembangan virtual library kitab kuning terdiri dari tiga langkah, yaitu; Pertama, Prosedur pembuatan skrip audio- video dalam rangka pengembangan video tutorial adalah (a) penentuan nama frame; (b) pembuatan deskripsi tema/frame; (c) pembuatan skrip audio; dan (d) pendeskripsian adegan dalam video. Kedua, Prosedur perekaman (recording) audio-video dalam rangka pengembangan video tutorial adalah (a) Mengaktifkan program Snagit; (b) memilih menu capture; (c) mengaktifkan sound recording; (d) melakukan setting input; (e) melakukan setting output; (f) pemilihan mode penamaan file otomatis; (g) memulai proses capturing dan recording dengan seleksi objek; (h) menghentikan proses capturing; (i) merubah nama file; dan (j) memainkan video hasil capture. Dan Ketiga, Prosedur penyatuan beberapa file audio-video (mixing) dalam rangka pengembangan video tutorial adalah (a) membuat tulisan untuk halaman pembuka; (b) membuat daftar menu; (c) membuat penjelasan untuk masing-masing tema tutorial; (d) menyediakan backround halaman untuk screen video tutorial; (e) menambahkan tombol ”menu”; (f) menambahkan sound effect; (g) memilih file pada folder penyimpanan; (h) memberi tambahan tombol pada menu tutorial; (i) menambahkan tombol pada masing-masing penjelasan menu; (j) mengaktifkan tombol ”menu” pada halaman pembuka; (k) membuat koneksi antar slide/halaman; (l) membuat link melalui tulisan pada menu tutorial; (m) mengarahkan hyperlink pada slide tertentu; (n) melakukan insert video tutorial; (o) mengkonfirmasi teknik start pada video; (p) pengaturan gambar video pada halaman/slide; dan (q) menambahkan tombol dan mengaktifkan hyperlink di bawah gambar video.

Sedangkan berkaitan dengan hasil pengembangan video tutorial sebagai panduan pengoperasian dan pengembangan virtual library kitab kuning, penelitian ini menghasilkan

Page 20: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

20 Abstrak Hasil Penelitian

video tutorial sebagai panduan pengoperasian dan pengembangan virtual library kitab kuning untuk peningkatan kualitas pembelajaran di pondok pesantren. Hasil validasi dari ahli materi, ahli media, dan pengguna menunjukkan bahwa media ini sudah valid dan bisa digunakan sebagai panduan bagi pengoperasian dan pengembangan virtual library kitab kuning.

030 B. Sri Umniati dan Nindyawati Portal Beton Bertulangan Bambu yang Dikekang di Jalur

Gaya Tekannya, Sebuah Solusi Pembangunan Rumah Sederhana Tahan Gempa

Kata-kata kunci: bambu, beton terkekang, sambungan balok kolom

Tujuan jangka panjang dari penelitian ini adalah untuk meneliti bambu sebagai bahan tulangan alternatif pada struktur portal beton bertulang tahan gempa yang terkekang menggantikan tulangan baja yang harganya jauh lebih mahal dari pada tulangan bambu. Adapun target khusus dari penelitian ini adalah (1) terbentuknya model pengekangan portal bertulangan bambu tahan gempa; (2) karakteristik elemen sambungan balok kolom prototipe portal bertulangan bambu tahan gempa dapat terinvestigasi; (3) terbentuknya model elemen non struktural (kusen dan dinding) portal bertulangan bambu tahan gempa; dan (4) tersusunnya draf pengajuan HAKI untuk portal beton terkekang bertulangan bambu.

Metode yang digunakan adalah reseach and development. Sehingga untuk penelitian ini diperlukan waktu 3 tahun dengan rincian (1) tahun pertama, membuat model-model portal bertulangan bambu tahan gempa untuk diuji secara eksperimental; (2) tahun kedua, dari hasil pengujian model di tahun pertama, dipilih model portal beton bertulangan bambu tahan gempa yang terbaik untuk dibuat prototipenya dan mgeinvestigasi karakteristik elemen sambungan balok kolom dengan angker mekanik pada prototipe; dan (3) tahun ketiga, membuat prototipe elemen-elemen non struktural portal beton bertulangan bambu tahan gempa seperti kusen dan dinding pengisi, dan menginvestigasi karakteristik angker dari bahan bambu untuk daerah sambungan balok kolom. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Struktur dan Bahan Teknik Sipil UB. Model penulangan struktur portal bertulangan bambu ini akan digunakan sebagai bahan rekomendasi pembangunan rumah murah sederhana tahan gempa.

031 Boedi Rahardjo, S.A. Judawati, dan Pranoto. 2011. Pengembangan Bahan Ajar Pelak-

sanaan dan Pemeliharaan Jalan Raya Melalui E-Learning Berbasis WBL Guna Meningkatkan Fleksibilitas dan Hasil Belajar Mahasiswa

Kata-kata kunci: bahan ajar, pemeliharaan jalan raya, e-learning, WBL0

Tujuan penelitian ini adalah (1) Menemukan perbedaan hasil belajar matakuliah Pelak-

sanaan dan Pemeliharaan Jalan Raya antara mahasiswa yang belajar dengan pembelajaran konvensional + E-Learning Berbasis WBL dibandingkan mahasiswa yang belajar dengan pem-belajaran konvensional (tatap muka di kelas saja); (2) Menemukan perbedaan retensi mata-kuliah Pelaksanaan dan Pemeliharaan Jalan Raya antara mahasiswa yang belajar dengan pembelajaran konvensional + E-Learning Berbasis WBL dibandingkan mahasiswa yang belajar dengan pembelajaran konvensional (tatap muka di kelas saja). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut (1) Terdapat perbedaan hasil belajar pada matakuliah Pelaksanaan dan Pemeliharaan Jalan Raya dengan antara mahasiswa yang belajar dengan menggunakan metode konvensional + e-learning berbasis WBL dan yang belajar dengan menggunakan metode konvensional, dengan nilat thitung = 3.794, pada taraf signifikansi 0,000.

Page 21: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

Edisi ke-31 Tahun 2012 21

Penggunaaan metode pembelajaran metode konvensional + learning berbasis WBL secara signifikan dapat meningkatkan hasil belajar; dan (2) Terdapat perbedaan retensi pada matakuliah Pelaksanaan dan Pemeliharaan Jalan Raya dengan antara mahasiswa yang belajar dengan menggunakan metode konvensional + learning berbasis WBL dan yang belajar dengan menggunakan metode konvensional, dengan nilat thitung = 6.108, pada taraf signifikansi 0,000. Penggunaaan metode pembelajaran metode konvensional + learning berbasis WBL secara signifikan dapat meningkatkan retensi mahasiswa.

032 Eddy Sutadji dan Amat Nyoto. 2011. Pengembangan Model Evaluasi Mutu Sekolah:

Penerapannya pada Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Ting-kat Pertama (SMP)

Kata-kata kunci: pedoman EMS, komponen mutu, indikator mutu

Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian tahap III ini untuk (1) mendeskripsikan hasil validasi ulang terhadap sepuluh komponen mutu; (2) memperoleh data dan informasi dampak keberhasilan dan kendala dalam penerapan model evaluasi mutu sekolah; (3) mendeskripsikan profil sekolah bermutu menurut Pedoman EMS; dan (4) memperoleh bentuk akhir pedoman evaluasi mutu yang telah divalidasi secara holistik dan komprehensif melalui ujicoba lapangan dan ujicoba operasional di sekolahsekolah.

Secara konseptual dan prosedural, model pengembangan yang digunakan pada penelitian dan pengembangan ini merujuk pada tiga model, yakni (1) Research and Development (R&D) yang dikembangkan Borg dan Gall; (2) Research and Development Stages (R&D) yang dikembangkan Krajewski dan Ritzman; dan (3) Research Development and Diffusion (RD&D) yang dikembangkan Havelock. Subjek coba dalam R&D dilakukan pada delapan sekolah SMA dan SMP Negeri se Malang Raya dengan menggunakan 484 subjek coba dengan melibatkan siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan diskusi panel (FGD) dan penilaian terhadap penerapan sepuluh komponen mutu.

Simpulan penelitian menunjukkan (1) Pedoman EMS memiliki sepuluh komponen mutu Pedoman EMS terdiri atas effective learning and teaching, leadership, teachers, students, school management, physical environment and resources, school culture, stakeholder satisfaction, performance, serta accountability hasil validasi dapat digunakan untuk mengukur mutu sekolah; (2) dampak keberhasilan dan kendala penerapan Pedoman EMS di sekolah; (3) profil sekolah bermutu menurut Pedoman EMS, yakni sekolah yang dapat menampilkan secara utuh sepuluh komponen mutu secara komprehensif; dan (4) bentuk akhir Pedoman EMS yang siap dioperasionalkan di sekolah-sekolah.

033 Priyatni, Endah Tri dan Wahono, Asnawi Susilo. 2011. Pengembangan Perangkat

Pembelajaran Membaca SD/MI Berbasis Pendidikan Multikultural dan E-Learning

Kata-kata kunci:pengembangan, membaca, pendidikan multikultural, dan e-learning

Pada tahun III, penelitian ini bertujuan (1) mengembangkan model panduan penyusunan bahan ajar membaca berbasis pendidikan multikultural dan e-learning yang dapat mening-katkan kemampuan guru SD/MI dalam mengembangkan bahan ajar membaca berbasis pendidikan multikultural dan e-learning dan (2) mendiseminasikan produk yang telah dikem-bangkan.

Page 22: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

22 Abstrak Hasil Penelitian

Untuk mencapai tujuan di atas, digunakan desain penelitian pengem-bangan yang diadopsi dari desain penelitian pengembangan model Recursive, Reflective Design and Development (R2D2). Ada tiga fokus dalam pengembangan ini, yaitu fokus penetapan, fokus penentuan desain dan pengembangan, dan fokus diseminasi produk. Pada fokus penetapan, dilakukan penetapan spesifikasi produk dan penetapan tim partisipatif. Pada fokus penentuan desain dan pengembangan ada dua kegiatan pokok, yaitu persiapan dan pengembangan. Pada kegiatan persiapan dilakukan (1) penentuan kisi-kisi produk yang dikembangkan; (2) penentuan materi; dan (3) penentuan media. Pada kegiatan pengembangan, dilakukan (1) pengembangan draf materi panduan; (2) pengemasan draf materi panduan dalam paket e-learning; (3) uji coba produk kepada calon pengguna produk, tim ahli, dan praktisi; dan (4) penyempurnaan produk berdasarkan masukan dari calon pengguna produk, tim ahli, dan praktisi. Pada fokus diseminasi produk, dilakukan (1) pengemasan produk dalam bentuk compact disk/flashdisk dan diunggah dalam website UM dan (2) pengemasan produk dalam paket cetak dan diajukan ke penerbit.

Pengembangan ini telah menghasilkan produk berupa model panduan penyusunan bahan ajar membaca berbasis pendidikan multikultural dan e-learning. Panduan tersebut me-muat enam topik berikut. Topik 1, memaparkan pengertian bahan ajar membaca, pengem-bangan bahan ajar membaca, tujuan pengembangan bahan ajar membaca, serta panduan untuk mengidentifikasi bahan ajar yang akan dikembangkan disertai dengan contohnya. Topik 2, memaparkan paradigma dalam pengembangan bahan ajar membaca dan panduan untuk mengidentifikasi target, desain, dan acuan yang digunakan dalam pengembangan beserta contohnya. Topik 3, memaparkan aspek-aspek yang dipersiapkan dalam pengembangan bahan ajar membaca dan panduan untuk mengembangkan draf bahan ajar membaca beserta contohnya. Topik 4, memaparkan konsep e-learning dan panduan untuk mengemas draf bahan ajar yang telah dikembangkan dalam paket e-learning disertai dengan contohnya. Topik 5, memaparkan tentang tujuan uji coba produk dan panduan untuk melaksanakan uji coba produk yang telah dikembangkan, disertai dengan contohnya. Topik 6, memaparkan tentang konsep dan tujuan uji efektivitas produk, panduan untuk melaksanakan uji efektivitas produk yang telah dikembangkan, disertai dengan contohnya.

Keenam topik dalam panduan tersebut memberikan keterampilan utuh dan berke-lanjutan agar para pengguna produk terampil mengembangkan bahan ajar secara profesional. Hasil angket menunjukkan bahwa 87% pengguna produk merasa senang dengan panduan yang utuh dan berkelanjutan karena dengan panduan ini mereka merasakan memiliki wawasan yang utuh (tidak hanya setengah-setengah) terkait dengan pengembangan bahan ajar, mulai dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan, uji coba, sampai dengan uji efektivitas produk.

Panduan yang dikembangkan dalam penelitian ini tidak hanya mengajak pengguna untuk melaksanakan praktik menyiapkan dan menyusun bahan ajar, pengguna juga dibekali materi yang bersifat teoretis. Setiap topik pada panduan yang dikembangkan ini dipilah menjadi tiga pilihan menu, yaitu konsep, contoh, dan kegiatan. Sebagai contoh, ketika pengguna mengeklik Topik 1. Hakikat Pengembangan Bahan Ajar, pengguna akan terhubung dengan 3 pilihan materi, yaitu (1) konsep; (2) contoh; dan (3) kegiatan. Pada awal pengembangan, produk tidak dilengkapi dengan contoh. Tanpa contoh, ternyata para pengguna produk kesulitan melaksanakan kegiatan yang terdapat dalam panduan. Setelah produk dilengkapi dengan contoh, para pengguna mampu menghasilkan produk-produk yang lebih baik. Contoh-contoh yang disajikan pada setiap topik berperan sebagai pemodelan.Hasil angket menunjukkan bahwa 90% para pengguna sangat terbantu dengan adanya contoh yang disajikan dalam panduan.

Panduan yang dikembangkan ini dikemas dalam paket multimedia berbasis web sehingga dapat diunggap di internet. Dari hasil uji coba, pengguna sangat antusias dengan menghabiskan banyak waktu untuk berinteraksi dengan produk yang dikemas dalam paket multimedia. Mereka tidak hanya mengoperasikannya di laboratorium komputer tetapi juga

Page 23: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

Edisi ke-31 Tahun 2012 23

mengopinya untuk dipelajari secara mandiri di rumah. Ini berarti produk ini sudah berhasil membangkitkan minat pengguna. Hasil angket menunjukkan 89% calon pengguna produk menyatakan senang belajar dengan menggunakan produk berbasis multimedia ini.

Panduan yang dikembangkan ini telah dikemas dalam bentuk CD dan diupload di

website UM. Di samping itu, produk ini juga telah dibuatkan produk manualnya dalam bentuk

buku dan telah diajukan ke penerbit untuk diterbitkan agar produk dapat dimanfaatkan oleh

khalayak/pengguna yang lebih luas.

Produk yang berupa panduan ini telah dinyatakan layak dari segi isi dan multimedia oleh ahli, praktisi, dan calon pengguna produk. Oleh karena itu, kepada para calon pengembang bahan ajar disarankan untuk memanfaatkan produk ini sebagai salah satu panduan dalam pengembangan bahan ajar berbasis teknologi. Panduan ini memiliki kelemahan terkait dengan keterbatasan kemampuan pengguna dalam melaksanakan program SPSS for windows yang menyebabkan panduan ini tidak bersifat stand alone, perlu pendampingan untuk penggunaan-nya. Kelemahan lain yang harus diwaspadai adalah serangan virus yang sewaktu-waktu dapat terjadi.

Panduan yang dikembangkan dalam penelitian ini diuji coba kepada pengguna produk, tim ahli, dan praktisi. Pada penelitian lanjutan, perlu dilakukan uji efektivitas produk untuk melihat apakah produk ini benar-benar dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan pengguna dalam mengembangkan bahan ajar.

034 Evi Susanti, Neena Zakia, Darsono Sigit, dan M. Dicky Erya. 2011. Optimasi Produksi

Bioetanol Dari Limbah Ampas Tebu Berbasis Sistem Selulase Bacillus Circulans Strain Lokal

Kata-kata kunci: produksi, bioetanol, limbah, ampas tebu

Hidrolisis ampas tebu menjadi glukosa adalah tahap krusial pada produksi bioetanol dari ampas tebu berbasis sistem selulase Bacillus circulans strain lokal. Penelitian sebelumnya menunjukkan hidrolisis 10 g ampas tebu yang mendapat perlakuan awal autoklafing dilanjutkan perendaman dalam H2SO4 encer dengan 50 mL ekstrak kasar sistem selulase pada suhu 40oC, pH 5,0 selama 12 jam menghasilkan % sakarifikasi sebesar 1,21%. Peningkatan produk-tifitas hidrolisis masih dapat ditingkatkan dengan menentukan jumlah ampas optimum. Konsistensi metode hidrolisis ampas tebu tersebut pada skala ganda harus diuji jika metoda ini akan diaplikasikan pada skala industri meliputi metode produksi sistem selulase dari Bacillus circulans strain lokal dan kondisi hidrolisis ampas tebu menggunakan sistem selulase tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Jumlah ampas tebu optimum pada hidrolisis ampas tebu menggunakan 50 mL ekstrak kasar selulase dari Bacillus circulans pada suhu 40oC selama 12 jam dengan pengadukan kontinu adalah 50 gram dengan persen sakarifikasi sebesar 3,33%, berarti terjadi peningkatan % sakarifikasi sebesar 300% dibandingkan metoda sebelumnya; (2) Konsistensi metoda produksi sistem selulase Bacillus circulans pada skala ganda cukup baik dengan nilai deviasi standar sebesar avicelase dan CMC-ase masing-masing 21,66 dan 36,45 dan koefisien variasi masing-masing sebesar 37,15% dan 21,95%; dan (3) Konsistensi kondisi hidrolisis menggunakan sistem selulase Bacillus circulans pada skala ganda sangat baik dengan nilai deviasi standar sebesar 0,025 dan koefisien distribusi 0,74%.

Page 24: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

24 Abstrak Hasil Penelitian

035 Imam Nawawi, Widayati, Singgih Susilo, dan Siti Mubarokah. 2011. Sosialisasi Pengem-

bangan Metode Pembelajaran Moral Berbasis VCT (Value Clarification Technique) Pada Anak TK

Kata-kata kunci: sosialisasi, model, pembelajaran, moral, vct, anak TK

Tujuan jangka panjang penelitian ini adalah mensosialikasikan model pembelajaran yang dapat meningkatkan kompetensi pembelajaran moral pada anak TK. Target khusus penelitian di tahun ketiga ini adalah mensosialisasikan salah satu model pembelajaran moral yang dinilai dapat meningkatkan kompetensi moral anak TK yaitu model pembelajaran moral berbasis VCT (Value Clarififation Technique) dan bernuansa CTL (Contekstual Teaching and Learning). Penelitian ini menggunakan model penelitian pengembangan yang dilakukan Borg dan Gall, memodifikasi dari Sukmadinah yang meliputi tahapan (1) Studi Pendahuluan (2) Pengembangan model; dan (3) uji model.

Hasil atau produk penelitian ini berupa model pembelajaran moral berbasis VCT di TK yang telah disosialisasikan pada para kepala sekolah dan guru TK se Malang raya melalui berbagai forum organisasi profesinya. Model pembelajaran moral berbasis VCT dijabarkan menjadi 8 komponen, terdiri (1) Evocational approach (pendekatan sugesti)l (2) inculcational approach; (3) awareness approach (pendekatan kesadaran); (4) moral reasoning (mencari kejelasan); (5) analisis approach; (6) value clarification (pengungkapan nilai); (7) commitment approach (pendekatan kesepakatan); dan (8) union approach (nilai universal).

Pembahasan sosialisasi hasil dan produk penelitian meliputi (1) pengembangan model pembelajaran moral berbasis VCT dalam KBM menghasilkan temuan dengan kategori baik; (2) pengembangan model pembelajaran moral berbasis VCT pada delapan komponen modelnya menunjukkan temuan yang baik; (3) pengembangan model RPP pembelajaran moral berbasis VCT di cukup baik; (4) pengembangan langkah-langkah pembelajaran moral berbasis VCT juga mendapatkan respon yang baik oleh peserta sosialisasi; dan (5) persepsi guru TK dalam pengembangan model pembelajaran berbasis VCT memperoleh persepsi cukup baik. Pembahasan hasil penelitian telah sesuai dengan kajian teori pembentuknya (Wardhani 1995 dan Marzuki) karena memberikan hasil di tanggapan baik dari responden sebanyak 65%.

Kesimpulan penelitian ini berupa tanggapan yang cukup baik dari para guru TK sewilayah Malang Raya dan disarankan untuk ditindaklanjuti untuk diterapkan dalam praktek pembelajaran moral di sekolah masing-masing.

036 M. Ramli, Lutfi Fauzan, dan Moh. Bisri. 2011. Pengembangan Model Konseling Berbasis

Permainan Simulasi bagi Peningkatan Kecerdasan Emosional Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Kata-kata kunci: model konseling, permainan simulasi, kecerdasan emosional, Siswa

SMK

Penelitian ini dimaksudkan untuk menghasilkan model konseling berbasis permainan simulasi dan panduan pelaksanaannya dalam peningkatan kecerdasan emosional siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Malang Raya yang berterima baik secara teoretis maupun praktis. Subjek uji produk adalah ahli bimbingan dan konseling sedangkan subjek sasaran adalah guru pembimbing SMK di Malang Raya dan siswa-siswa mereka. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner penilaian, wawancara, dan inventori kecerdasan emosional. Data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif dan kualitatif, dan uji

Page 25: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

Edisi ke-31 Tahun 2012 25

t. Hasil penelitian disimpulkan bahwa model konseling berbasis permainan simulasi dan panduan pelaksanaannya dalam peningkatkan kecerdasan emosional siswa SMK yang dikembangkan berterima baik secara teoretis maupun praktis dan efektif dalam meningkatkan kecerdasan emosional siswa SMK. 037 Mardianto, Hartati Eko Wardani, dan Supriyadi. 2011. Pengembangan Kurikulum dan

Bahan Ajar Pendidikan Jasmani untuk Anak Penyandang Autis Pada Lembaga Pendidikan dan Pusat Layanan Terapi

Kata-kata kunci: kurikulum, bahan ajar, pendidikan jasmani dan kesehatan, Autis

Anak penyandang Autis, mengalami gangguan gerak dalam pengorganisasian sensori integrasi (SI), terutama yang menonjol dalam proprioseptif dan vestibular, sehingga kelihatan lamban (akinesia). Penyebab gangguan gerak, karena otak tidak mampu mengolah input sensori. Disfungsi sensori integrasi, terjadi manakala otak dalam menangkap informasi sensori, organisasi sensori, output sensori terputus. Jika aliran sensasi berjalan teratur otak akan bekerja secara normal, sebaliknya jika sensasi pada otak mengalami gangguan, maka output sensori terhambat. Upaya penanganan yang lazim dilakukan adalah terapi sensori integrasi. Tujuan penelitian diperoleh Buku Kurikulum dan Bahan Ajar Penjaskes TKLB-Autis dan Lembaga Pusat Layanan Anak Autis yang relevan dan mantap. Dengan Teknik uji coba yang meliputi Kepala Sekolah TKLB-Autis, Guru/ Psikolog anak Autis, Guru Penjaskes Autis pada lokasi Kota Malang (Sekolah Lab. Autis UM dan TKLB-River Kids), dan Kota Surabaya (TKLB-Autis Permata Hadi dan TKLB-Harapan Bunda). Adanya penilain individual dan kelompok (focuss group discussion/FGD) diperoleh Buku Kurikulum dan Bahan Ajar Penjasorkes TKLB-Autis, meliputi: (1) Strategi Pembelajaran (a) Metode Pembelajaran; (b) Pola Interaksi; (c) Bentuk Komunikasi; (2) Penilaian Proses dan Hasil Pembelajaran; (3) Pengembangan Bahan Ajar; (4) Matrik Pengembangan Bahan Ajar: (a) Standar Kompetensi; (b) Kompetensi Dasar; (c). Hasil Belajar; (d). Fokus Lokasi Gerak dan Jenis Gerakan; dan (5) Model-Model Pengembangan Gerak, sudah relevan dan mantap

038 Nunung Nurjanah, Titi Mutiara Kiranawati, Sa’dun Akbar. 2011. Pengembangan Standar

Makanan Jajanan "Murahati" di Lingkungan Sekolah Dasar Kota Malang Kata-kata kunci: standar makanan, lingkungan sekolah

Penelitian ini menggunakan jenis rancangan penelitian pengembangan bertujuan (1) membangun networking dengan instansi berkaitan dengan mutu dan keamanan jajanan anak sekolah; (2) Pelatihan membuat ’makanan murah sehat bergizi tinggi’ atau (MURAHATI); dan (3) Model pengembangan makanan MURAHATI di lingkungan SD Kota Malang dengan pengawasan dan pembinaan kontinyu dari dinas terkait yang akan dikembangkan di SD Kota Malang.

Hasil penelitian terdapat (1) kesamaan konsep yang diperoleh melalui FGD MURAHATI dari unsur Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan dan Disperindag dalam kebenaran temuan penelitian, melengkapi kekurangan dan memberi masukan; (2) kesamaan temuan peneliti dengan temuan dari Dinkes (penjual, sarana, mutu bahan, bahan tambahan, kebersihan dan bahan dasar dari makanan jajanan yang beredar di lingkar SD kota Malang masih kurang layak yang perlu diperhatikan bersama; (3) Ada kesamaan kebutuhan untuk memperbaiki kualitas makanan jajanan; (4) Sudah ada pembinaan pada industri pangan yang dibina oleh Dinas

Page 26: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

26 Abstrak Hasil Penelitian

Kesehatan; namun akanan yang beredar beberapa masih belum memperhatikan standar; (5) jajajan di lingkungan SD harus memiliki gizi yang baik dan memberikan sumbangan energi yang cukup; dan (6) Harus ada pemahaman tentang jajanan yang baik untuk anak sekolah, cukup mengandung karbohidrat, protein, vitamin, mineral dan air. Terjalin networking dan model pengembangan standar makanan jajanan MURAHATI yang dapat diimplementasikan di lingkungan sekolah dasar Kota Malang.

039 Rini Nurhakiki, Susy Kuspambudi Andaini, dan Mahmuddin Yunus. 2011. Perancangan

dan Pembuatan Kamus Elektronik Matematika dalam Komunitas dan Pembelajar-an Matematika

Kata-kata kunci: kamus elektronik, Matematika

Banyaknya istilah-istilah dan rumus-rumus dalam pelajaran matematika, terkadang membuat siswa kesulitan dalam mempelajari matematika, khususnya siswa yang akan menghadapi ujian nasional (siswa SMP kelas IX, siswa SMA kelas XII). Siswa sering lupa dalam menerapkan sebuah rumus untuk menyelesaikan soal matematika tertentu. Untuk membantu siswa dalam mempelajari matematika, maka perlu dibuat suatu perangkat lunak komputer (software) melalui pembelajaran berbasis komputer dalam bentuk kamus elektronik matematika. Kamus elektronik matematika merupakan pengolah kata yang berisi rumus matematika berbasis komputer. Dengan menggunakan software kamus elektronik ini diharapkan kemampuan siswa menjadi lebih baik.

Berdasarkan hasil uji validasi hasil perancangan dan pengembangan kamus elektronik matematika ini diperoleh rata-rata nilai validasi secara keseluruhan adalah 3,61. Karena rata-rata nilai validasi ≥ 3, maka media pembelajaran ini dianggap cukup valid dan layak untuk digunakan (dengan revisi/perbaikan). Berdasarkan penilaian yang dilakukan terhadap kedua kelas sampel dapat diketahui hasil belajar matematika mengalami peningkatan pada kelas eksperimen. Peningkatan hasil belajar yang diperoleh masing-masing kelas sampel menunjukkan adanya pengaruh berbedanya perlakuan yang diterima kedua kelas, ini membenarkan bahwa penggunaan kamus elektronik matematika memberi peningkatan yang berarti terhadap peningkatan hasil belajar matematika siswa.

040 Endro Wahyuno dan Ruminiati. 2011. Pengembangan Kurikulum Sekolah Anak Ber-

kebutuhan Khusus (Autis) Tingkat Sekolah Dasar

Kata-kata kunci: pengembangan, kurikulum, ABK, Inklusif, Sekolah Dasar

Fenomena di lapangan menunjukkan bahwa, dengan adanya PP No.70 tahun 2009, tentang pendidikan inklusif, jumlah sekolah bagi anak penyandang ketunaan dalam pendidikan inklusif tingkat sekolah dasar di Indonesia, semakin meningkat, namun, belum ada kurikulum standar yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran di sekolah-sekolah tersebut. Pasal 7 PP No 70 tahun 2009 memuat tentang kurikulum sekolah inklusif adalah KTSP, yang meng-akomodasi pada kebutuhan dan kemampuan peserta didik. Selama ini, para guru di sekolah-sekolah inklusi tersebut merancang sendiri kurikulum bagi anak didiknya dengan memodifikasi kurikulum KTSP.

Tujuan penelitian tahap pertama ini untuk mengidentifikasi jenis, karakteristik dan permasalahan anak penyandang ketunaan atau Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), di sekolah inklusif tingkat sekolah dasar. Sejalan dengan uraian di atas, rincian tujuan penelitian tahun

Page 27: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

Edisi ke-31 Tahun 2012 27

pertama dijelaskan sebagai berikut (1) mendeskripsikan jenis dan karakteristik ABK di sekolah inklusif tingkat sekolah dasar; (2) mendeskripsikan hambatan pembelajaran yang dialami oleh anak penyandang ketunaan dalam pendidikan inklusif; (3) mengidentifikasi berbagai per-masalahan yang dihadapi guru terkait dengan kurikulum tentatif yang digunakan di sekolah inklusif tingkat sekolah dasar; dan (4) mengembangkan contoh model kurikulum bagi sekolah anak inklusif tingkat sekolah dasar berdasarkan hasil analisis kebutuhan, sebagai pijakan tahun kedua.

Penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian pengembangan yang diawali dengan studi lapangan dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Digunakan-nya pendekatan deskriptif kualitatif dikarenakan penelitian ini bermaksud mendeskripsikan hal-hal yang berkaitan dengan jenis-jenis dan kebutuhan ABK pada pendidikan inklusif. Selanjutnya, berdasarkan hasil analisis kebutuhan tersebut dikembangkan contoh model kurikulum bagi sekolah inklusif.

Kegiatan ini dilakukan pada tahun pertama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis-jenis ABK disekolah inklusif tingkat sekolah dasar meliputi berbagai jenis dengan karakteristiknya masing-masing, yaitu anak lambat belajar, anak kesulitan belajar, anak tuna-grahita, anak tunarungu, autis, tunadaksa dan anak tunagrahita, sementara kesulitan-kesulitan yang dialami ABK dalam pembelajaran di sekolah inklusif pada umumnya adalah kesulitan dalam mengikuti pelajaran dikelas reguler, selain itu sebagian ABK mengalami kesulitan berkonsentrasi dalam pembelajaran.

Di sekolah inklusif selama ini masih menggunakan kurikulum reguler (KTSP) dimana dalam pelaksanaannya dilakukan modifikasi disesuaikan dengan kemampuan ABK. Sementara untuk ABK yang secara intelektual memiliki kemampuan normal misalnya anak tunanetra, tunarungu mereka dapat mengikuti pelajaran di kelas reguler dengan kurikulum reguler tanpa harus dimodifikasi. Namun data dilapangan menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran dikelas reguler banyak ABK yang mengalami hambatan dalam mengikuti pembelajaran dikelas reguler, mereka kesulitan menerima materi pelajaran yang diberikan guru kelas. Hal ini terjadi karena ada kebutuhan-kebutuhan khusus yang sangat diperlukan oleh ABK tapi masih belum terakomodasi dalam kurikulum reguler yang mana kebutuhan-kebutuhan tersebut menjadi prasyarat agar ABK dapat mengikuti pembelajaran dikelas reguler secara maksimal.

Kurikulum yang dibutuhkan di sekolah inklusif adalah kurikulum untuk mengatasi hambatan yang timbul akibat dari dampak ketunaannya contohnya tunanetra mempunyai kebutuhan khusus baca tulis huruf braille, orientasi dan mobilitas, latihan dria dan motoris, tunarungu latihan membaca gerak bibir (lip reading), Bina Persepsi Bunyi dan Isyarat (BPBI), Oleh karena dalam pendidikan inklusif selain menggunakan kurikulum reguler (KTSP) sesuai dengan jenjang atau satuan pendidiknya diperlukan adanya kurikulum tambahan (kurikulum plus) yang berisi tentang kebutuhan-kebutuhan khusus ABK yang belum terakomodasi dalam kerikulum reguler.

041 Sri Rahayu Lestari, Sofia Ery Rahayu, Nuning Wulandari. 2011. Efek Ekstrak Etanol Kulit

Buah Rambutan (Nephellium lappaeceum) terhadap Apoptosis Sel HeLa Secara In Vitro

Kata-kata kunci: ektsrak etanol kulit buah rambutan, apoptosis, sel HeLa

Setiap tahun 200.000 orang di Indonesia didiagnosa menderita kanker, 20% dari jumlah tersebut (40.000) wanita dengan kanker serviks. Dari 40.000 orang 80% penderita kanker serviks ini meninggal dunia. Pengobatan kanker dengan menggunakan radiology, pembedahan

Page 28: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

28 Abstrak Hasil Penelitian

dan terapi kimia sulit, mahal serta banyak menimbulkan efek samping. Terapi herbal banyak dipilih oleh orang dikarenakan dianggap mempunyai efek samping paling kecil.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji.efek, respon dosis dan efek lama paparan ekstrak etanol kulit buah rambutan (Nephelium lappaceum) terhadap apoptosis sel HeLa. Obyek penelitian adalah sel HeLa yang dipaparkan pada ekstrak etanol kulit buah rambutan dengan kadar 2,5 μg/ml, 5,0 μg/ml dan 10 μg/ml dengan lama pemaparan 24 jam, 48 jam dan 72 jam. Data persen apoptosis dianalisis dengan Anava, selanjutnya diuji dengan Tukey. Hasil penelitian menunjukkan pemaparan ekstrak etanol kulit buah rambutan pada kadar yang berbeda memberikan efek terhadap apoptosis sel HeLa. Konsentrasi ekstrak etanol kulit buah rambutan (Nephellium lappaeceum) berpengaruh terhadap apoptosis sel HeLa secara in vitro. Konsentrasi efektif adalah 5 μg/ml. Semakin lama pemaparan semakin meningkatkan persen-tase apoptosis sel HeLa. Pemaparan paling efektif dalam waktu 72 jam.

042 Sri Sumartini, Nur Hadi, dan Sri Purwendarti. 2011. Pengembangan Buku Pedoman Model

Toleransi Kehidupan Beragama dari Pengalaman Sosial Budaya Komunitas Tengger, Desa Ngadas, Kabupaten Malang

Kata-kata kunci: buku pedoman, toleransi beragama, sosial budaya, komunitas Tengger

Nilai-nilai universal yang dapat dijadikan pedoman bersama antar para pemeluk agama yang berbeda di komunitas Tengger Desa Ngadas dari kehidupan sosial budaya adalah nilai toleransi hidup beragama yang sangat kuat. Hal ini juga merupakan imbas dari latar belakang sejarah kehidupan mereka yang panjang di masa lalu menyangkut hubungan keagamaan. Disamping nilai toleransi beragama, nilai lain yang menonjol adalah gotong royong, kesabaran, taat kepada pemimpin, baik pemimpin formal seperti Kepala Desa dengan perangkatnya, maupun pemimpin informal, seperti Mbah Dukun, Wong Sepuh dan Pak Legen. Seorang pemimpin adalah segalanya dalam kehidupan sosial budaya masyarakat. Segala sesuatu yang sudah diambil sebagai keputusan pemimpin akan mereka ikuti dengan seksama. Hal lain yang juga menonjol pada komunitas Ngadas terutama generasi muda Tengger yang secara episode kehidupan berada dalam masa transisi adalah nampak kepedulian mereka terhadap norma-norma adat yang berlaku. Di samping itu terdapat karakteristik kepemimpinan dan peran pemuka agama dalam menumbuhkan dan mewujudkan toleransi kehidupan beragama di Desa Ngadas. Dari hasil uji coba nilai-nilai toleransi terdapat hal penting bahwa tidak semua nilai ideal yang berlangsung dalam masyarakat Tengger Desa Ngadas dapat diterapkan atau diterima kalangan luas di luar Tengger. Namun terdapat kesepakatan pandangan bahwa orientasi terhadap berbagai upacara tradisional Tengger oleh semua pengikut yang berbeda agama menjadi pengikat bersama bagi toleransi beragama di Tengger.

043 Mimien H.I. Al Muhdhar dan Susilowati. 2011. Pengembangan E-Media Pendidikan

Kepada Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Kata-kata kunci: E-Media, sampah rumah tangga

Penelitian ini secara keseluruhan bertujuan untuk mengembangkan E-Media yaitu enam jenis software dalam bentuk DVD dilampiri buku saku pendidikan kepada masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga. Target khusus yang ingin dicapai adalah terwujudnya salah satu media pendidikan kepada masyarakat berbasis elektronik. Muatan pendidikan berisi

Page 29: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

Edisi ke-31 Tahun 2012 29

pembudayaan 6M yaitu Mengurangi, Menggunakan kembali, Mengganti, Memisahkan, Mendaurulang, dan Mengomposkan. Peneltitian ini tergolong penelitian pengembangan dengan tahap-tahap: (1) Penyusunan E-Media; (2) Uji validitas isi; (3) Ujicoba lapangan skala kecil; (4) Ujicoba lapangan skala luas; dan (5) Produk siap didiseminasi.

Penelitian tahun pertama telah menghasilkan produk E-Media yaitu enam jenis software dalam bentuk VCD 6M dilampiri buku. Produk E-Media tersebut telah berhasil divalidasi isi oleh empat pakar dengan hasil validitas tergolong tinggi.

Penelitian tahun kedua telah diujicoba lapangan skala kecil di Malang raya. Ujcoba dirancang sebagai penelitian tindakan dengan tahap-tahap: Planning, Implementing, Observing, dan Reflecting. Setelah reflecting dilakukan revisi produk. Subyek penelitian melalui jalur pendidikan formal adalah: guru dan satu kelas siswa SD, guru dan satu kelas siswa MI, guru dan satu kelas siswa SMP, guru dan satu kelas siswa MTs, guru dan satu kelas siswa SMA, serta guru dan satu kelas siswa MA di Malang. Subyek penelitian jalur pendidikan non formal adalah: satu kelompok PKK RT, satu kelompok PKK RW, satu kelompok PKK Kelurahan, satu kelompok PKK Kecamatan, dan satu kelompok PKK Kota di Malang. Hasil penelitian menunjukkan produk Software E-Media VCD 6M yang dilampiri buku saku yang telah dikembangkan pada tahun kedua efektif sebagai media pendidikan kepada masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga. E-Media VCD 6M dapat meningkatkan pemahaman dan keterampilan masyarakat baik melalui jalur pendidikan formal maupun melalui jalur pendidikan non formal. Peningkatan pemahaman tertinggi (85%) terdapat pada subyek penelitian siswa kelas X-Bilingual MAN 3 Malang. Peningkatan keterampilan tertinggi terdapat pada ibu-ibu PKK baik PKK Kota (130%) maupun PKK RW (68%). E-Media DVD 6M merupakan perwujudan salah satu media pendidikan kepada masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga berbasis elektronik. Disarankan E-Media DVD 6M segera digunakan oleh lembaga pendidikan formal dan nonformal untuk membantu pemerintah menangani masalah sampah. Peran serta stakeholder yaitu orang tua, guru, Dinas Pendidikan, dan Pemerintah Kota/Kabupaten sangat dibutuhkan untuk mendorong masyarakat menerapkan budaya 6M menggunakan E-Media DVD 6M.

Pada tahun ketiga telah dilakukan uji coba lapangan skala luas terhadap produk E-Media DVD 6M berbasis elektronik televisi melalui J-TV. Penayangan DVD 6M telah dilaksanakan pada tanggal 13 September 2011 oleh Stasiun Televisi JTV, pada pukul 17.00-17.30. Ujicoba dirancang sebagai penelitian tindakan. Subyek penelitian adalah satu kota kecil yaitu Lumajang, satu kota besar yaitu kota Malang, dan satu kota metropolitan yaitu Surabaya. Instrumen pengumpulan data adalah tes pemahaman dan checklist pembudayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga.

Pada tahun ketiga ini telah terwujud E-Media pendidikan kepada masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga yang efektif, siap ditayangkan secara rutin di berbagai televisi dan digandakan untuk dimanfaatkan masyarakat kalangan luas menggunakan VCD/DVD player. Setelah diberi tindakan DVD 6M melalui media Televisi dan DVD player di rumah menunjukkan terjadinya peningkatan nilai pemahaman ataupun pembudayaan 6M oleh masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga. Rata-rata nilai pemahaman sebelum tindakan dari masyarakat di kota kecil Lumajang adalah 75 meningkat setelah tindakan menjadi 82. Nilai rata-rata masyarakat kota kecil Lumajang dalam pembudayaan 6M sebelum tindakan adalah 40 meningkat setelah tindakan menjadi 78. Rata-rata nilai pemahaman sebelum tindakan dari masyarakat di kota besar Malang adalah 77 meningkat setelah tindakan menjadi 86 dan nilai rata-rata pembudayaan masyarakat dalam 6M sebelum tindakan adalah 49 meningkat setelah tindakan menjadi sebesar 81. Untuk masyarakat kota metropolitan Surabaya, rata-rata nilai pemahaman sebelum tindakan adalah 84 meningkat setelah tindakan menjadi sebesar 89 dan nilai rata-rata pembudayaan masyarakat dalam 6M sebelum tindakan adalah 44 meningkat setelah tindakan menjadi sebesar 90. Rata-rata Gain Score pemahaman

Page 30: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

30 Abstrak Hasil Penelitian

masyarakat di tiga kota sebagai sampel penelitian adalah 0,3, artinya DVD 6M cukup efektif dalam meningkatkan pemahaman masyarakat dalam pengelolaan sampah khususnya di kota kecil Lumajang, kota besar Malang, dan kota metropolitan Surabaya. Peningkatan yang tajam dialami masyarakat di ketiga kota penelitian dalam pembudayaan 6M dengan rata-rata Gain Score 0,7 artinya DVD 6M memiliki efektivitas yang tinggi dalam meningkatkan pembudayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga melalui 6M.

044 A. Supriyanto dan Bambang Budi Wiyono. 2011. Pengaruh Regrouping Sekolah terhadap

Kinerja Kepala dan Guru melalui Respons Sikap, Adaptasi Diri, dan Integrasi Budaya Kerja (Studi pada Satuan Pendidikan Dasar Hasil Regrouping di Kota Malang)

Kata-kata kunci: regrouping sekolah, kinerja, respons sikap, adaptasi diri, dan integrasi

budaya kerja

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: pengaruh regrouping sekolah terhadap kinerja kepala dan guru melalui respons sikap, adaptasi diri, dan integrasi budaya kerja pada satuan pendidikan Penelitian ini menggunakan disain expost facto. Populasinya terdiri atas kepala sekolah dan guru, jumlahnya kecil, sehingga menggunakan sampel jenuh. Data dikumpulkan dengan kuesioner dan dianalisis dengan PLS 1.8. Hasilnya menunjukkan: (1) regrouping sekolah berpengaruh terhadap respons sikap; (2) respons sikap berpengaruh terhadap adaptasi diri, komitmen kerja, dan integrasi budaya kerja; dan (3) adaptasi diri tidak berpengaruh terhadap kinerja, sedangkan komitmen kerja dan integrasi budaya kerja (dominan) berpengaruh terhadap kinerja kepala sekolah dan guru. 045 A Munjin Nasih dan Joko Sayono. 2011. Konstruksi Pemikiran Elit Agama Islam di

Malang Raya Mengenai Pluralisme Agama

Kata-kata kunci: pluralisme, elit Agama, Malang Raya

Beberapa tahun belakangan ini pluralisme agama semakin marak diperbincangkan, terutama setelah MUI mengeluarkan fatwa haram terhadap paham pluralisme agama pada pertengahan tahun 2005 dalam Munasnya yang yang ke-VII. Reaksi pun bermunculan dikalangan tokoh agama, sebagian menerima dan sebagian lagi menolak. Pada 27 Mei 2007 misalnya, google mencatat 391.000 situs yang memuat kata ‘pluralisme Indonesia’. Pluralisme menjadi entri penting dalam kamus besar negara multikultural seperti Indonesia. Dan agaknya semakin penting dimasa mendatang.

Para tokoh agama, khususnya dari jajaran pengurus pusat NU dan Muhammadiyah di Jakarta, silih berganti berkomentar secara seporadis tentang fatwa tersebut di berbagai media massa. Karena bersifat spontanitas, komentar yang dikeluarkan terkesan reaksional dan parsial. Pandangan mereka pun belum tentu merepresentasikan suara organisasi atau para ulama NU dan Muhammadiyah di daerah. Hal ini bisa terjadi sebab secara organisatoris dalam hal berfatwa ulama NU dan Muhammadiyah di daerah mempunyai independensi yang tinggi dan tidak bisa dicampuri oleh pengurus NU atau Muhammadiyah pada level di atasnya. Karena itu, sangat dimungkinkan ada perbedaan pendapat antar ulama NU dan Muhammadiyah di daerah dengan di pusat.

Secara umum penelitian ini bertujuan mengkaji konstruksi pemikiran elit agama Islam di Malang Raya mengenai pluralisme agama. Dan secara khusus penelitian ini bertujuan (1)

Page 31: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

Edisi ke-31 Tahun 2012 31

mengungkap kerangka teori tentang pemahaman ulama NU dan Muhammadiyah dalam memaknai pluralisme agama yang meliputi (a) makna pluralisme agama dan (b) implikasi pluralisme agama terhadap keyakinan beragama dan (2) menjelaskan kerangka teori tentang langkah- langkah ulama NU dan Muhammadiyah dalam membangun harmonisasi kehidupan beragama dan upaya pencegahan terhadap konflik keagamaan yang mungkin disebabkan oleh pluralitas pemahaman keagamaan.

Penelitian ini merupakan penelitian deskripstif kualitatif. Pengumpulan data berupa pandangan para elit agama Islam mengenai pluralisme agama dilakukan dengan teknik wawancara. Adapun analisis data dilakukan berdasar model alir yaitu kegiatan pengumpulan data, penyajian data, reduksi data, dan penarikan simpulan yang dilakukan secara simultan dan berkesinambungan.

Hasil penelitian ini menunjukan diseminasi hasil bahtsul masail tidak dilakukan pesantren dengan sistemik, terstruktur, dan terprogram. Diseminasi terjadi secara alami, artinya menyebar dengan sendirinya melalui berbagai sarana dan kegiatan. Diseminasi hasil bahtsul masail terjadi ketika alumnus pondok (Ploso dan Sidogiri) diundang untuk menghadiri acara bahtsul masail yang diselenggarakan oleh pihak pesantren bersamaan dengan momentum-momentum penting, seperti hari jadi pesantren atau memperingati haul kematian pendiri pesantren. Selain itu, diseminasi juga dilakukan dengan mendokumentasikan hasil bahtsul masail dalam bentuk buku, walaupun hanya untuk keluarga pesantren masing-masing.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum para tokoh agama Islam di Malang Raya, baik dari kalangan NU maupun Muhammadiyah memahami pluralisme agama sebagai suatu yang berbeda dengan pluralitas agama. Bagi mereka dua istilah tersebut (pluralisme dan pluralitas) selama ini masih sering disalahartikan. Pluralisme agama yang mendapat imbuhan isme diartikan sebagai sebuah keyakinan tentang kebenaran agama-agama. Sementara itu, pluralitas agama dipahami sebagai keanekaragaman agama-agama. Ia merupakan realitas agama yang sangat beragam, dan menjadi grand desain dari Allah SWT.

Bagi kalangan elit NU faham pluralisme bisa dilihat dalam dua wilayah, yakni teologis dan sosiologis. Pluralisme yang berarti kebenaran agama-agama harus diletakkan pada proporsinya, yakni pada tataran sosiologis dan bukan teologis. Pluralisme agama dalam wilayah teologis itu tidak dibenarkan karena menurutnya hal itu akan mengakibatkan pencampur adukan akidah yang berpotensi merusak aturan-aturan peribadatan dari masing-masing agama. Berbeda lagi kalau pluralisme agama dalam wilayah sosiologis, menurutnya agama itu tidak hanya serangkaian aturan antara manusia dengan Tuhan tetapi di dalamnya juga ada berbagai aturan yang menghubungkan antara manusia dengan manusia. Sementara itu bagi kalangan elit Muhammadiyah, pluralisme agama adalah suatu faham baru yang tidak dikenal dalam Islam. Bahkan faham ini sangat membahayakan kehidupan beragama bagi umat Islam. Karenanya, faham ini harus ditolak. 046 Sobri, A.Y. dan Muslihati. 2011. Nilai-Nilai Kepemimpinan dalam Budaya Madura: Suatu

Kajian Hermeunetik Kata-kata kunci: nilai kepemimpinan, budaya Madura

Masyarakat Madura dikenal memiliki budaya yang khas, unik, stereotipikal, dan stigmatik. Kekhususan kultural masyarakat Madura tampak antara lain pada ketaatan, ketundukan, dan kepasrahan mereka secara hierarkis kepada empat figur utama dalam berkehidupan. Keempat figur itu adalah Buppa,’ Babbu, Guru, ban Rato (Ayah, Ibu, Guru, dan Pemimpin pemerintahan). Kepada figur-figur utama itulah kepatuhan hierarkis orang-orang

Page 32: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

32 Abstrak Hasil Penelitian

Madura menampakkan wujudnya dalam kehidupan sosial budaya mereka sehingga kepemimpinan yang diterapkan oleh orang Madura mengacu kepada figur-figur tersebut.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai-nilai budaya dan kepemimpinan yang dianut dalam budaya Madura, mendeskripsikan implikasi nilai-nilai kepemimpinan yang dianut oleh masyarakat Madura dalam kehidupan kolektif di masyarakat, dan mendeskripsikan konstruksi nilai-nilai kepemimpinan yang diterapkan oleh masyarakat Madura dalam kehidupan masyarakat modern.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dimana peneliti bertindak sebagai instrumen sekaligus sebagai pengumpul data. Penelitian ini selain mengkaji dari literatur yang ada, juga dilakukan dengan mendatangi lokasi dimana budaya tersebut berada. Lokasi penelitian dilakukan di Kabupaten Pamekasan. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data menggunakan content analysis dan pendekatan kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) nilai-nilai budaya dan kepemimpinan yang dianut dalam budaya Madura, yaitu budaya malu, Islam, serta musyawarah dan mufakat. Sedangkan nilai-nilai kepemimpinan dalam budaya Madura tercermin dari ajaran atau konsep bhuppa’ bhabhu’ ghuru rato, yaitu hierarki kepatuhan terhadap Bapak, Ibu, Guru dan Pemerintah; (2) kepatuhan terhadap figur-figur utama secara hierarkis, yakni bhuppa’ bhabhu’ ghuru rato adalah konstruksi kehidupan kolektif masyarakat Madura yang berlangsung dalam sejarah yang panjang. Saat ini masyarakat Madura secara kreatif melakukan strukturisasi atas struktur sehingga terdapat modifikasi dalam konsep kepatuhan tersebut; dan (3) konstruksi nilai-nilai kepemimpinan yang diterapkan oleh masyarakat Madura dalam kehidupan masyarakat modern sesuai dengan ajaran bhuppa’ bhabhu’ ghuru rato. Namun demikian konsep tersebut memerlukan rekonstruksi yang disesuaikan dengan jaman sekarang. 047 GM.Sukamto. 2011. Konstruksi Rakyat pada Negara (Studi Sosial Multiplikasi Identitas

Korban Lumpur di Porong Sidoardjo) Kata-kata kunci: konstruksi, identitas, korban lumpur

Sebagaimana tertuang dalam konstitusi tugas Negara melindungi seluruh warga negara, mencerdaskan kehidupan bangsa dan mensejahterakan kehidupan rakyat. Namun kenyataannya rakyat korban lumpur lapindo tidak mendapatkan perlindungan, pembelaan dan perlakukan sebagaimana dituntut oleh konstitusi.Yang terjadi rakyat harus berjuang sendirian. Bukan hanya melawan korporasi tetapi juga terhadap pemerintah dan negara yang notabena telah terkooptasi oleh korporasi. Artinya negara tidak lagi melindungi hak-hak rakyat melainkan lebih melindungi pemilik modal atau korporasi. Hal ini tampak jelas pada Perpres 14 tahun 2007 itu lebih banyak melindungi dan menguntungkan korporasi dibanding melindungi dan membela rakyat korban lumpur.

Dalam situasi yang demikian bagaimana rakyat menggambarkan (konstruksi) diri dan negara termasuk interaksi antara dirinya dengan negara. Di samping mengkonstruksi dirinya sendiri dan dalam interaksinya dengan negara, maka untuk perjuangan dan perlawanan pada korporasi dan negara rakyat akan memproduksi identitas-identitas sebagai sarana perjuangan-nya. Perbedaan-perbedaan pilihan dalam pemikiran, pilihan-pilihan tindakan termasuk menerima atau menolak kontrak akan sangat ditentukan oleh pandangan tentang dirinya di satu pihak dan negara pada pihak lain serta korporasi sebagai lawan negosiasinya.

Tindakan para korban lumpur lapindo akan selalu berada dalam posisi, reposisi sebagai hasil evaluasi atas dirinya dan berinteraksi dengan orang lain. Bagaimana hasil konstruksi rakyat tentang dirinya dan Negara dinegosiasikan, dipresentasikan serta direpresentasikan

Page 33: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

Edisi ke-31 Tahun 2012 33

dalam kehidupan sehari-hari dalam interaksinya antara rakyat dan Negara, terutama dalam konsteks problema sebagai korban lumpur lapindo yang dihadapinya. 048 Heri Suwignyo dan Roekhan. 2011. Model Komunikasi Among yang Terepresentasikan

dalam Tindak Tutur Pembelajaran (Analisis Wacana Kelas) Kata-kata kunci: model komunikasi, komunikasi among, tintak tutur, wacana kelas

Penelitian ini didasari oleh dua temuan peneliti terdahulu, yakni tentang manifestasi tindak tutur pembelajaran among dalam wacana kelas (Suwignyo, 2009) dan tuturan laku among dalam wacana kelas (Suwignyo, 2010). Temuan pertama menunjukkan bahwa untuk penanaman budi pekerti siswa, guru menggunakan tindak tutur cipta, tindak tutur rasa, dan tindak tutur karsa. Temuan kedua (Suwignyo, 2010) menunjukkan bahwa sebagai seorang pemimpin pembelajaran, guru menggunakan tindak tutur depan, tindak tutur tengah, dan tindak tutur belakang sebagai representasi laku among ing ngarsa sung tuladha, laku ing madya mangun karsa, dan laku tut wuri handayani. Kedua temuan tersebut mengokohkan kebenaran filosofi among dalam pembelajaran yang menyikapi siswa sebagai organisme yang hidup berasaskan kodrat alam dan kemerdekaan.

Perguruan atau sekolah adalah taman, siswa adalah tanaman dan guru adalah juru taman. Sang juru taman berusaha melakukan apa saja bahkan kalau perlu ‘menghamba’ demi kesuburan tanaman, yakni siswa. Demikian juga berbagai bentuk komunikasi perlu dilakukan guru agar pertumbuhan dan perkembangan mental-sosial-emosional siswa optimal. Untuk itu, tiga masalah utama yang mendesak dielaborasi secara empiris dalam penelitian ini adalah (1) bagaimanakah komunikasi among bocah/ing ngarsa direpresentasikan dalam tindak tutur pembelajaran, (2) bagaimanakah komunikasi among kanca/ing madya direpresentasikan dalam tindak tutur pembelajaran; dan (3) bagaimanakah komunikasi among dewasa/tut wuri handayani direpresentasikan dalam tindak tutur pembelajaran?

Penelitian ini menggunakan ancangan etnografi komunikasi dan pragmatic Bahwa komunikasi among dalam tindak tutur pembelajaran disikapi sebagai fakta lingual dan fakta kultural (sosio-budaya among) yang melingkupinya. Aspek sosio-budaya among dimaksud berupa penerapan kaidah empan atau nggo dan papan atau nggon. Empan berarti cara atau modus dan papan berarti tempat atau lokus atau posisi. Posisi atau papan yang berbeda mengisyaratkan empan atau modus bertutur yang berbeda.

Data lingual berupa tindak tutur depan-tengah-belakang dalam wacana kelas direkam melalui rekaman pita kaset. Data ekstralingual berupa data deskriptif dan data reflektif direkam dalam catatan lapangan. Secara deskriptif data dalam catatan lapangan direkam (a) latar fisik, yakni hari, tempat, waktu; (b) latar sosiobudaya among berupa penerapan berbagai tradisi yang telah melembaga; dan (c) sosiometrik hubungan antarsiswa dalam interaksi kelas. Secara reflektif data dalam catatan lapangan memuat interpretasi tentatif tentang wujud atau bentuk komunikasi among bocah-kanca-dewasa dalam tindak tutur depan-tengah-belakang dalam wacana kelas. Secara interaktif, kegiatan redukusi data, penyajian data, penarikan simpulan/verifikasi dan pengumpulan data dilakukan jalin-menjalin sebelum, pada saat, dan sesudah pengumpulan data dalam posisi memutar (siklis).

Data dianalisis dalam empat langkah (a) diseleksi dan diidentifikasi wacana kelas dalam tidak inisiatif dan tindak reflektif berdasarkan indicator tertentu, (b) berdasarkan indikator tertentu dikategorisasi dan dikodifikasi komunikasi among (KA) yang muncul dalam kegitan pertama, (c) ditabulasi dan dieksplanasi KA dalam tidak tutur depan-tengah-belakang, (d) pengecekan ketercukupan data, penarikan simpulan, pemberian interpretasi makna temuan,

Page 34: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

34 Abstrak Hasil Penelitian

penarikan verifikasi, diskusi kesejawatan untuk memperloleh validitas hasil penelitian; dan (e) jika dipandang belum cukup, analisis dilakukan kembali ke langkah sebelumnya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi among bocah atau KAB/KA ing ngarsa dilakukan ketika guru memiliki peran lebih besar daripada siswa. Relasi yang dibangun adalah relasi depan-belakang tidak simetris-negatif, maksudnya guru menempati posisi lebih tinggi atau lebih atas daripada siswa dengan peran dominan. Dalam peran dan relasi demikian guru cenderung mengendalikan, mengarahkan, dan menuntun siswa. Ditemukan bahwa guru cenderung menggunakan tindak tutur depan (TT-De) dengan arah tindak ilokusi guru (P) mengekspresikan (1) keinginan bahwa tuturan guru (P) dalam posisi di atas siswa (T), (2) kepercayaan bahwa tuturan P dilakukan atas otoritasnya terhadap T, dan (3) maksud bahwa T melakukan x karena keinginan P. Diartikan bahwa sifat peran dan relasi pengendalian dan pengarahan oleh guru terhadap siswa merepresentasikan bentuk komunikasi among yang bersifat figuratif.

Komunikasi among kanca atau KAK/KA ing madya dilakukan ketika guru (P) dan siswa (T) memiliki peran dan posisi setara. Relasi yang dibangun dengan siswa adalah relasi tengah-simetris-setara. Dalam posisi dan relasi demikian guru cenderung membimbing dan membombong siswa. Ditemukan bahwa guru menggunakan tindak tutur tengah (TT-Te) dengan arah tindak ilokusi P mengekspresikan (1) keinginan agar T melakukan x, (2) kepercayaan bahwa T memiliki alasan yang kuat, dan (3) maksud agar T melakukan x dengan tidak mengharapkan kepatuhan. Diartikan bahwa sifat peran dan relasi pembimbingan dan pembombongan oleh guru terhadap siswa merepresentasikan bentuk komunikasi among yang bersifat motivatif atau motivasional.

Komunikasi among dewasa atau KAD/KA tut wuri handyani dilakukan ketika guru memberikan peran besar pada siswa. Relasi yang dibangun dengan siswa adalah relasi belakang-depan-tidak simetris-positif. Atas otoritas guru, siswa diposisikan di depan dengan peran lebih besar/banyak daripada guru. Dalam posisi dan relasi demikian guru cenderung berperan selaku pendukung (mentor), fasilitator, promotor bagi siswa yang cenderung mempercayai (memberikan kepercayaan) bahkan melepaskan atau memandirikan. Ditemukan bahwa guru cenderung menggunakan tindak tutur belakang (TT-Be) dengan arah tindak ilokusi P mengekspresikan (1) kepercayaan bahwa tuturan T dalam relasi P di atas T, sebab itu P membolehkan T untuk melakukan x dan (2) maksud bahwa T percaya tuturan P membolehkan T melakukan x. Diartikan bahwa sifat peran dan relasi yang memberikan kepercayaan bahkan melepaskan/memandirikan siswa atas otoritas guru merepresentasikan bentuk komunikasi among yang bersifat delegatif atau delegasional. 049 Sumanto, I Made Seken, dan Usep Kustiawan. 2011. Kajian Estetika dan Tipologi Gambar

Anak-anak Sekolah Dasar di Jawa Timur

Kata-kata kunci: kajian estetika, tipologi, gambar anak, sekolah dasar

Penelitian Kajian Estetika dan Tipologi Gambar Anak-anak di Jawa Timur tujuannya secara umum adalah untuk mendiskripsikan fenomena keragaman estetika dan tipologi gambar anak. Tujuan khusus mendeskripsikan (1) fenomena keragaman tema, judul, bentuk/obyek gambar anak; (2) estetika periodisasi menggambar anak; (3) estetika tipologi dan kesan ruang gambar anak; (4) visualisasi elemen/unsur rupa gambar anak-anak; dan (5) media rupa serta teknik seni yang digunakan pada gambar anak.

Rancangan yang dipilih deskriptif kualitatif.Subyek penelitian adalah gambar anak sekolah dasar yang ada di Jawa Timur dalam kurun waktu tahun 2009-2011. Subyek penelitian berdasarkan sampel wilayah mewakili sekolah dasar di kota besar, sedang dan kecil di wilayah

Page 35: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

Edisi ke-31 Tahun 2012 35

Jawa Timur,keseluruhannya berjumlah 16 kota/kabupaten. Pertimbangannya (a) keterjangkau-an peneliti mengumpulkan dokumentasi bentuk-bentuk gambar anak-anak sekolah dasar,(b) kota/kabupaten yang dijadikan sampel telah mewakili komunitas anak-anak sekolah dasar di Jawa Timur. Analisis data melalui teknik analisis kesenirupaan dengan tahapan (1) penelaahan dan reduksi data dan (2) penyajihan data dalam paparan deskriptif estetika dan tipologi gambar anak-anak.

Hasil penelitian sebagai berikut (1) Keragaman tema dan judul karya gambar anak-anak sekolah dasar adalah sebagai wujud representasi ide/gagasan kreatif, keunikan, ekspresi idividual, ungkapan diri anak dari pengalaman, realitas, dunia imajinatif yang bermakna budaya dan lainnya. Setiap gambar memiliki nilai visual yang spesifik, menarik, dinamis, lugas, dan tidak akan sama kesannya antara satu gambar dengan gambar lainnya. Tema gambar anak berkaitan dengan diri sendiri, alam atau lingkungan sekitar, budaya dan kesenian, dunia binatang, pengalaman, aktivitas, peristiwa alam, obyek sebagai tempat publik, tema imajinatif, dan lainnya; (2) Setiap anak pada dasarnya mengalami masa perkembangan berekspresi visual sesuai kemampuan bawaan (bakat) yang dimilikinya, meskipun kadar bakat yang dimilikinya juga beragam. Masa pengembangan menggambar setiap anak tampak tidak selalu seiring atau bersamaan dengan usianya. Tidak setiap gambar memperlihatkan kesesuaian dengan periodisasi perkembangan menggambar anak. Ada anak yang kemampuan menggambarnya lebih cepat dari usia periodisasinya, dan sebaliknya juga ada yang lambat. Namun ada yang sesuai dengan periodisasi usia menggambarnya. Sebagian gambar kesan periodisasinya jelas, dan sebagian gambar kesan periodisasinya kurang terlihat dengan jelas; (3) Tipologi, gaya, dan kesan ruang gambar anak-anak di Jawa Timur secara umum lebih banyak atau cenderung bertipe Visual, dan lebih sedikit yang bertipe non-visual (Haptic). Pada gambar bertipe visual terlihat adanya keragaman gaya (style) yaitu menampilkan kesan realistis statis atau gaya lyrical, gaya realistis dinamis atau gaya organik, gaya structural form atau gaya bersusun berulang, gaya dekoratif, gaya ekspresif, gaya impresionistik, gaya rhytmical pattern; (4) Estetika kesan ruang gambar anak terlihat pada struktur fisik elemen/unsur visual keragaman kreasi kesan ruang: perebahan, penumpukan, tutup-menutup, perspektif burung, dan Pengecilan; (5) unsur visual garis, warna, bentuk/bangun, bidang, dan tekstur, lebih dominan, sedangkan unsur ruang dan cahaya kurang atau tidak selalu tampak pada setiap karya gambar anak-anak; (6) Keragaman media rupa (peralatan menggambar) yaitu: pensil, pensil warna, crayon (cat pastel), spidol kecil, spidol besar, cat air (water verf), dan bollpoint. Peralatan menggambar yang paling banyak dipilih untuk menghasilkan karya gambar di atas kertas ukuran A4 adalah cat crayon. Teknik-teknik penyelesaian menggambar yang ada pada karya gambar anak-anak usia sekolah dasar adalah teknik arsir, teknik dussel,teknik stipel, teknik sapuan dan paduan teknik lainnya. Fenomena yang paling banyak ditemukan adalah teknik arsir dan paduan dengan teknik dussel.

Berdasarkan hasil penelitian diberikan sasan yaitu perlu ditindaklanjuti dengan (1) penelitian kajian makna estetika keragaman karya gambar anak sekolah dasar; (2) penelitian mengenai perspektif keindahan gambar menurut sikap apresiatif anak usia sekolah dasar; dan (3) perlu ditindaklanjuti dengan penulisan buku teks tentang tipologi gambar anak-anak sekolah dasar di Jawa Timur.

050 Purwanto dan Indriati Nurul Hidayah. 2011. Cacah Titik pada Graph Terhubung Sisi k,

dengan Diketahui Derajat Titik Minimum, Derajat Titik Masimum, dan Deficiency-nya

Kata-kata kunci: derajat titik minimum, derajat titik maksimum, deficiency

Page 36: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

36 Abstrak Hasil Penelitian

Suatu matching M di G adalah himpunan bagian dari E(G) yang tidak memuat dua sisi yang mempunyai titik persekutuan. Matching M disebut matching maksimum jika untuk semua matching M' di G. Matching M disebut matching sempurna (perfect matching) jika setiap titik di G terkait dengan suatu sisi di M. Deficiency def(G) dari G adalah banyaknya titik yang tidak terkait dengan suatu matching maksimum pada G. Perhatikan bahwa def(G) = |V(G)| |M| untuk sembarang matching maksimum M di G. Akibatnya, def(G) dan |V(G)| mempunyai parity yang sama, dan def(G) = 0 jika dan hanya jika G

Pada penelitian ini ditemukan batas bawah dari cacah titik n jika graph G yang terhubung, mempunyai n titik, di antaranya berderajat 3 dan satu titik berderajat 3 + e, , serta def(G e. Juga ditunjukkan bahwa untuk setiap n yang tidak kurang dari batas bawah tersebut dan mempunyai paritas yang sama dengan def(G), graphnya memang ada. 051 Siti Zubaidah, Eko Sri Sulasmi, dan Heru Kuswantoro. 2011. Karakterisasi Morfologi,

Anatomi, dan Agronomi Plasma Nutfah Kedelai untuk Pembentukan Kedelai Tahan CPMMV (Cowpea Mild Mottle Virus)

Kata-kata kunci: morfologi, anatomi, agronomi plasma nutfah, kedelai, cowpea mild

mottle virus

Kedelai merupakan salah satu komoditas pangan yang penting di Indonesia tetapi produksinya terbatas karena adanya berbagai kendala, diantaranya penyakit yang disebabkan CPMMV (Cowpea Mild Mottle Virus). Salah satu cara mencegah kehilangan hasil yang merupa-kan komponen pengendalian penyakit secara terpadu adalah penggunaan varietas tahan. Pembentukan varietas tahan membutuhkan tanaman sumber gen tahan. Identifikasi terhadap 100 plasma nutfah kedelai yang pernah dilakukan oleh tim peneliti menunjukkan bahwa genotipe MLGG 0268 dan MLGG 0021 tergolong tahan CPMMV. Telah dilakukan pula penelitian-penelitian untuk menyilangkan kedua genotipe tersebut dengan varietas-varietas rentan CPMMV namun berdaya hasil tinggi yaitu varietas Anjasmoro, Mahameru, Gumitir, dan Argopuro.

Hasil penelitian menunjukkan kecenderungan bahwa hasil persilangan Mahameru dengan kedua genotipe tersebut menunjukkan lebih tahan terhadap CPMMV dan berdaya hasil tinggi. Namun demikian, sejauh ini belum diketahui faktor-faktor yang menyebabkan MLGG 0268 dan MLGG 0021 tergolong tahan CPMMV dan varietas Anjasmoro, Mahameru, Gumitir, dan Argopuro tergolong rentan CPMMV. Oleh karena itu pada penelitian ini, di tahun I akan ditelusuri karakter morfologi, anatomi, dan agronomi tanaman kedelai yang tahan dan rentan terhadap CPMMV untuk dibandingkan pada situasi dan kondisi yang sama.

Penelitian ini diharapkan akan bermanfaat ke depan dalam bidang penyakit dan pemu-liaan tanaman, sebagai dasar pembentukan tanaman kedelai yang tahan terhadap CPMMV (atau mungkin juga terhadap virus lain), serta berbagai pengetahuan dasar tentang hubungan inang-patogen antara tanaman kedelai dengan CPMMV terkait dengan akibat yang ditimbulkan oleh CPMMV. Selama ini informasi terkait dengan hal tersebut masih belum tersedia.

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei – Nopember 2011 di Balai Penelitian Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang dan di Laboratorium Botani Universitas Negeri Malang. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Terdapat dua perlakuan dalam penelitian, yaitu tanaman sehat dan tanaman diinfeksi dengan CPMMV dengan masing-masing tiga kali ulangan. Setiap ulangan ditanam dalam dua polybag. Obyek penelitian pada tahun I (2011) adalah 6 macam kedelai tetua yang terdiri atas 2 genotipe tahan CPMMV yang pernah ditemukan sebelumnya oleh tim peneliti yaitu MLGG 0268 dan MLGG 0021 dan 4 varietas kedelai rentan CPMMV berdaya hasil tinggi yaitu Anjasmoro, Gumitir, Argopuro dan Mahameru.

Page 37: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

Edisi ke-31 Tahun 2012 37

Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua macam kedelai yang sakit akibat infeksi CPMMV mengalami banyak perubahan pada morfologi daun, batang, akar, dan biji. Perubahan juga terjadi pada anatomi daun dan batang. Secara agronomi, diketahui masa berbunga, masak fisiologis, dan masa panen kedelai sakit lebih panjang dari kedelai sehat. Karakter agronomi juga terdapat perbedaan antara kedelai sehat dan sakit pada karakter jumlah cabang, jumlah polong isi, jumlah polong hampa, jumlah buku subur, jumlah biji, dan berat biji. Dengan demikian, CPMMV telah mengakibatkan perubahan pada banyak karakter kedelai.

Plasma nutfah dua macam kedelai yaitu MLGG 0268 dan MLGG 0021, serta empat varietas kedelai yaitu Gumitir, Argopuro, Anjasmoro, dan Mahameru, saat ini telah disilangkan dan memasuki generasi F6. Oleh karena itu, perlu penelitian lanjutan pada tahun 2012 terhadap tanaman-tanaman kedelai hasil persilangan antara keenam kedelai tetua tersebut. 052 Sunaryo HS dan Djoko Saryono. 2011. Model Dunia-Kehidupan (Lebenswelt) Manusia

dalam Tetralogi Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata

Kata-kata kunci: dunia kehidupan, novel laskar pelangi

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi dan eksplanasi sebara relative holistis dan komprehensif ihwal model dunia-kehidupan manusia yang dikonstruksikan di dalam wacana tetralogi novel Laskar Pelangi sebagai sebuah formasi naratif-imajinatif Indonesia.

Pengumpulan data dilakukan dengan teknik studi dokumentasi atau kajian kepustakaan atau teks, dalam hubungan ini kajian terhadap wacana tetralogi novel Laskar Pelangi yang menjadi sumber data. Secara hermeneuitis, kajian kepustakaan atau kajian teks ini dilakukan dengan disertai penghayatan mendalam secara langsung dan pemahaman arti secara rasional dan mendalam sehingga diperoleh pemerian mendalam dalam, dalam hal ini pemerian men-dalam tentang model dunia-kehidupan manusia di dalam wacana tetralogi novel Laskar Pelangi.

Rambu-rambu inilah yang digunakan dalam oleh peneliti sebagai pedoman untuk mengumpulkan data, dalam hal ini mengidentifikasikan dan mengklasifikasi data. Rambu-rambu pedoman identifikasi dan klasifikasi model dunia-kehidupan manusia khususnya sosok manusia dan interaksi manusia dikembanghkan menjadi du macam (1) rambu identifikasi dan klasifikasi sosok manusia dan (2) rambu identifikasi dan klasifikasi interaksi manusia atau hubungan antar-manusia.

053 Tjitjik Sriwardhani dan Ida Siti Herawati. 2011. Konsep Estetik dan Karakteristik Gaya

Pengantin pada Perkawinan Adat Tradisional Malangan Kata-kata kunci: konsep estetik, karakteristik, gaya pengantin, Malangan

Salah satu peninggalan candi di Malang adalah candi Singasari, sehingga karakteristik gaya pengantin pada perkawinan adat tradisional Malangan yang ada, dimungkinkan mengacu pada pakaian adat dan riasan pada waktu masa kejayaan kerajaan Singosari dengan Raja Tunggul Ametung, dan permaisuri Ken Dedes. dalam hal ini visualisasi konsep estetik dan karakteristik gaya pengantin pada perkawinan adat tradisional Malangan, yang diwujudkan dalam penampilan pengantinnya benar-benar unik, dan memiliki ke khasan tersendiri. Untuk mengetahui konsep estetik dan karakteristik, nilai filosofis dan simbolik tersebut, perlu mengkaji visualisasi gaya pengantin tersebut.

Penelitian ini yang bertujuan untuk mendeskripsikan konsep estetik dan karakteristik gaya pengantin pada perkawinan adat tradisional Malangan. Menggunakan rancangan kualitatif

Page 38: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

38 Abstrak Hasil Penelitian

dengan mengadakan analisis data secara induktif dan menyuguhkan hasil penelitian berupa paparan atau gambaran mengenai konsep estetik dan karakteristik gaya pengantin pada perkawinan adat tradisional Malangan. Desain penelitian ini adalah survey dengan jenis penelitian deskriptif. Fokus penelitian ini adalah perias pengantin, yang menjadi anggota penggali, pengantin, dan budayawan kota dan kabupaten Malang, dengan metode observasi partisipatoris, wawancara, dan dokumentasi, Prosedur analisa data dengan teknik induksi menggunakan form conten analysis, melalui reduksi data, penyajian data, trianggulasi dan penarikan kesimpulan atau verifikasi merupakan proses jalin-menjalin, dan dilaksanakan pada saat sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan data.

Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa (1) visualisasi konsep estetik dan karakteristik gaya pengantin perempuan yang diterapkan, dibedakan menjadi 2 yaitu gaya pengantin Malang Keputren dan Malang Keprabon. Pengantin Malang Keputren mengenakan baju bahan bludru hitam dengan motif bunga padma, dengan batik ‘Grinsing Bang’, pradan, disertai payet motif bunga ‘padma’ disusun berderet melingkar. Mengenakan selendang ‘Nawangan’ dan ‘jamang padma Kumala’ dan sanggul ‘tekuk keputren’dengan ‘kembang goyang’ 5 buah. Sedang ‘Malang Keprabon’ mengenakan busana ‘dodot’, nyamping tumpal warna emas, dengan kain batik bunga ‘padma taman sari’ dan motif stupa, warna dasar hijau, dan bunga merah, kuning dan putih, terkesan agung dan mewah. Mengenakan subang’Kundala’, kalung ‘hak ra’, kalung sulur dan kelat bahu, gelang susun 3, yang terinspirasi dari asesoris arca Ken Dedes dan (2) Visualisasi konsep estetik dan karakteristik gaya pengantin laki-laki ‘Malang Keputren’, bersifat kerakyatan, dan keprajuritan. Kain batik sama dengan gaya pengantin perempuan, kain panjang ‘Kuncoro Mukti’ dan jas Taqwo Malangan.

Mengenakan jamang atau iket-iket bros ‘surya gumelar’, kalung ‘suryo kencono’ dan bandul rantai ‘kuku macan’, karena masyarakat biasa, serta keris diselipkan dibagian depan dimaknai sebagai sikap seorang prajurit siap bertempur. Sedang gaya ‘Malang Keprabon’ mengenakan ‘dodot’ ‘projo gumelar’ motif bunga ‘padma’ dan stupa. Menggunakan ‘kuluk Makhuto Keprabon, yang digali dari kuluk yang dipakai raja Tunggul Ametung, masa kejayaan kerajaan Singosari. Kuluk berhiaskan motif bunga padma tersusun 3 tingkatan,bahwa manusia berawal dari kelahiran, perkawinan dan kematian, sedang (3) nilai filosofis gaya pengantin Malang Keputren bersifat kerakyatan, keprajuritan sehingga dikenal dengan kepangeranan, menunjukkan sikap seorang prajurit yang siap bertempur melindungi raja dan memperjuangkan keamanan negara dan bangsa. Sedang nilai filosofis gaya pengantin Malang Keprabon, digali dari inspirasi jika gaya meniru penampilan raja dan ratu diyakini akan membawa berkah dan kemakmuran dalam kehidupan berumah tangga

054 Wasis, Pribadi dan Tony Sudianto. 2011. Pola Budaya dan Kinerja Manajemen Organisasi

Subak: Studi Kasus pada Subak Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Propinsi Bali

Kata-kata kunci: pola budaya, manajemen, subak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetetahui gambaran pola dan kinerja manajemen organisasi subak Desa Jatiluwih. Penelitian ini tergolong penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi yang berusaha memperoleh laporan langsung tentang subyek penelitian berkenaan sistem organisasi Subak. Pengumpulan data untuk penelitian ini adalah dilakukan dengan menggunakan dua teknik utama (pembuatan catatan harian dan wawancara mendalam/indepth interview) dan satu teknik penunjang (pengamatan penuh, baik dengan ataupun tanpa perangkat bantu lainnya). Berdasarkan atas analisis hasil penelitian dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut (1) Secara sosio-kultural manajemen organisasi subak Desa Jatiluwih

Page 39: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

Edisi ke-31 Tahun 2012 39

berdasarkan atas prinsip falsafat Tri Hita Karana. Filosofi ini mengajarkan bahwa kebahagaian manusia tercapai apabila terbinanya keselarasan dan keharmonisan antara krama subak dengan sesamanya, krama subak dengan lingkungan, dan krama subak dengan Sang Pencipta/Ida Sang Hyang Widi Wasa sebagai unsur parhayangan dan (2)Terdapat hubungan yang sangat erat antara keterkaitan aturan/ sistem adat masyarakat setempat, dengan sistem manajemen organiasi subak, baik yang menyangkut teknologi saluran dan bangunan irigasi serta sistem pemeliharaannya 055 Sutrisno dan Parlan. 2011. Studi Aktivitas Antikoagulan Karagenan Hasilm Isolasi dari

Genius Euchema (Upaya Diversifikasi Pemanfatan Bahan Alam Bahari Rumput Laut)

Kata-kata kunci:eucheuma alvarezii, poligalatan sulfat, karagenan, aktivitas antikoagulan

Salah satu rumput laut yang telah banyak dimanfaatkan adalah alga merah. Bahan kimia yang terkandung dalam alga merah adalah poligalaktan sulfat, yakni agar-agar, karagenan dan alginat. Suatu jenis alga merah dari genus Eucheuma mengandung karagenan yakni polgalaktan sulfat dari D-galaktosa-4-sulfat dan 3,6-anhidro-D-galaktosa dengan ikatan glikosida α-1,3 dan β-1,4. Antikoagulan alamiah yakni heparin secara struktur juga merupakan poligalaktan sulfat. Poligalaktan sulfat dari Codium cylindricum (alga hijau) menunjukkan aktivitasnya sebagai zat antikoagulan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh karakter aktivitas antikoagulan pada karagenan hasil isolasi dari genus Euchema.

Penelitian dilakukan dengan dua tahap, yakni Pertama isolasi poligalaktan sulfat- karagenan dari Eucheuma alvarezii Doty dari berbagai daerah asal, dan Kedua uji aktivitas antikoagulan poligalaktan sulfat-karagenan hasil isolasi tersebut. Tahap Pertama, isolasi dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut (1) ekstraksi dalam suasana basa; (2) fraksinasi dengan KCl(aq) 2,5%; (3) karakterisasi kadar sulfat total, galaktosa total, abu, abu tidak larut dalam asam, abu tidak larut dalam air, dan kelarutan dalam air; dan (4) identifikasi gugus fungsi secara spektrometri IR. Tahap Kedua, uji aktivitas antikoagulasi karagenan dengan uji APTT dan PT terhadap darah manusia dan dibandingkan dengan Na-sitrat.

Polisakarida-sulfat hasil isolasi Eucheuma alvarezii Doty dari berbagai jenis wilayah perairan Indonesia menunjukkan polisakarida-sulfat golongan karagenan. Dari setiap Eucheuma alvarezii Doty mempunyai fraksi yang identik, fraksi total, fraksi larut dalam larutan KCl 2,5%, dan fraksi tidak larut dalam larutan KCl 2,5%. Sifat dari setiap fraksi untuk masing-masing jenis E. alvarezii berbeda antara daerah satu dengan daerah lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan tempat tumbuh suatu organisme tumbuhan sangat mempengaruhi keberadaan senyawa organik bahan alam metabolit primer maupun metabolit sekundernya. Polisakarida-sulfat karagenan hasil isolasi dari Eucheuma alvarezii Doty menujukkan aktivitas antikogulan, baik fraksi total, fraksi larut maupun fraksi tidak larut dalam larutan KCl 2,5%. Namun demikian, aktivitas antikoagulasinya lebih lemah dibanding heparin (antikoagulan intra seluler, alamiah) dan lebih kuat dibanding sitrat (antikoagulan ekstra seluler). Gugus sulfat dalam rantai polisakarida mempunyai peranan dalam menentukan aktivitas antikoagulan polisakarida-sulfat karagenan. Namun demikian, tidak hubungan yang linier antara jumlah atau kandungan gugus sulfat dengan aktivitas antikogulannya.

Page 40: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

40 Abstrak Hasil Penelitian

056 Sutrisno, Yoyok A.L. 2011. Sistem Pengukur Kadar Hemoglobin dalam Darah Tanpa

Melukai (Non-Invasive) Dengan Metode Sistem Pakar (Hemoglobinmeter Non-Invasive Expert System Methode)

Kata-kata kunci: kadar. hemoglobin, tanpa, melukai

Hemoglobin adalah molekul utama dalam sel darah yang berfungsi mengikat oksigen untuk diedarkan keseluruh jaringan tubuh. Pengukuran kadar hemoglobin dalam darah berguna untuk mengetahui kondisi fisik tubuh sehat atau sakit. Pengukuran kadar hemoglobin dilakukan di laboratorium Patologi Klinis dengan cara mengambil darah pasien kemudian di campur dengan larutan anti koagulan dan pelarut kimia kemudian di hitung kadar hemoglobinnya dengan Hb meter. Proses mulai dari mengambil darah sampai keluar hasil perhitungan kadar Hb seseorang pasien sesungguhnya hanya membutuhkan waktu ±10 menit. Pengukuran kadar Hb dengan cara tersebut menimbulkan rasa sakit (invasif/dilukai) pada saat pengambilan darah dan juga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan hasilnya. Untuk menghin-dari hal tersebut dibuat pengukur kadar Hb tanpa menyakiti pasien (non-invasif).

Metode pengukuran yang diterapkan pada alat ini tidak dilakukan lagi pengambilan darah untuk sampel. Pengukuran kadar Hb langsung di lakukan dengan cara mengukur besarnya intensitas sinar yang di serap oleh Hb dalam tubuh pasien pada bagian yang tidak ada tulangnya (contohnya pada daun telinga), dengan mengetahui besarnya intensitas sinar yang diserap oleh Hb pada permukaan kulit pasien yang bermacam-macam (kulit kuning, sawo matang, hitam dan lain-lain) maka keluaran sensor Hb noninvasif dapat diketahui pola kadar Hb dalam darah pasien tersebut.

Sistem alat pengukur kadar hemoglobin dalam darah tanpa melukai (non-invasive) terdiri dari lima unit fungsional yaitu, sumber cahaya, sensor cahaya, penguat sinyal, pengubah sinyal analog menjadi digital dan pengolah data atau unit komputer. Telah dibuat rancang bangun sensor kadar hemoglobin dalam darah tanpa melukai (non-invasive) berbasis komputer dengan metode pengenalan pola diperoleh kesimpulan bahwa (1) Sistem program yang dibuat untuk pengukuran kadar hemoglobin dapat berjalan dengan baik; (2) Alat ini layak digunakan untuk pengukuran kadar Hb secara non invasiv diantarannya (a) Jenis kelamin laki-laki dengan warna kulit coklat serta golongan darah O dan (b) Jenis kelamin laki-laki dengan warna kulit coklat serta golongan darah B; dan (3) Secara umum sistem pengukur kadar hemoglobin dalam darah secara non invasiv dapat dikatakan baik.

057 Wahjoedi. 2011. Pengembangan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi Berkelanjutan (Eco-

nomic Education For Sustainability) dengan Model Pembelajaran Inovatif di SMA

Kata-kata kunci: model pembelajaran, pendidikan Ekonomi, pembelajaran inovatif, SMA

Materi pendidikan ekonomi di lembaga pendidikan kita sangat diwarnai oleh pemikiran ekonomi pasar, yang sangat menekankan prinsip-prinsip efisiensi, persaingan, dan individualistik. Pemikiran ekonomi pasar yang kapitalistik, liberalis telah mewarnai isi pembe-lajaran ekonomi, literatur ekonomi yang menghasilkan pemahaman, sikap dan perilaku anak didik untuk selalu berorientasi pada efisien demi persaingan semata. Prinsip efisiensi sering dimaknai kurang tepat, karena sering mengabaikan masalah keadilan, kebersamaan, kese-imbangan alam, kerusakan alam, bahkan tidak memikirkan keberlanjutan sumberdaya alam, lingkungan dan sosial di Indonesia. Pembelajaran ekonomi selama ini belum memperhatikan untuk berwawasan lingkungan atau berkelanjutan. Oleh karena itu gagasan baru untuk

Page 41: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

Edisi ke-31 Tahun 2012 41

mewujudkan pembelajaran pendidikan ekonomi berwawasan lingkungan atau berkelanjutan di SMA sudah saatnya untuk diintensifkan.

Hasil survei dan wawancara dari para guru ekonomi, kepala sekolah SMA di beberapa kota yang dikunjungi serta pengisian angket oleh para guru peserta PLPG yang menjadi sampel penelitian menunjukkan bahwa, kondisi umum pembelajaran pendidikan ekonomi di SMA di Jawa Timur masih sangat konvensional, belum mewujudkan pembelajaran ekonomi yang inovatif dan berwawasan lingkungan atau berkelanjutan. Kondisi kurikulum Pendidikan ekonomi belum menunjukkan berwawasan lingkungan, sehingga perwujudan silabus dan Rencana Pembelajaran ekonomi oleh guru juga belum berwawasan lingkungan. Kondisi demikian juga diikuti dengan kesiapan guru yang kurang memadai, buku literatur yang masih terbatas, status mata pelajaran ekonomi yang kurang strategis, penataan suasana sekolah yang sangat kurang berwawasan lingkungan. Ke semua kondisi tersebut pada akhirnya berdampak pada minat dan prestasi belajar siswa dalam pendidikan ekonomi berwawasan lingkungan juga kurang optimal.

Sebenarnya para guru sangat menginginkan suasana baru untuk dapat mewujudkan pembelajaran ekonomi berwawasan lingkungan sebagai wujud pendidikan ekonomi berkarak-ter. Guru menginginkan segera adanya acuan dasar untuk mewujudkan pembelajaran ekonomi berwawasan lingkungan, diantaranya berupa dukungan kurikulum integratif, silabus, bahan ajar, metode pembelajaran inovatif , dan suasana sekolah yang kondusif. Guru juga setuju bahwa sebagai wujud pendidikan ekonomi berkarakter adalah dalam bentuk pendidikan ekonomi berkelanjutan. Untuk segera mewujudkan pembelajaran ekonomi berwawasan lingkungan yang inovatif, guru menghendaki adanya model pembelajaran yang dapat dijadikan acuan di lapangan, guru juga menghendaki adanya kegiatan pendidikan dan latihan (diklat) yang secara khusus dapat membekali mereka untuk dapat mengajarkan pendidikan ekonomi berwawasan lingkungan yang inovatif. Oleh karena itu pada tahun ke dua penelitian hibah pascasarjana ini memfokuskan untuk mengembangkan model pembelajaran ekonomi berwawasan lingkungan yang inovatif, guna membekali para guru dalam mewujudkan pendidikan ekonomi yang berkarakter.

058 Anik Dwiastuti, Nunung Nurjanah, dan Suparti. 2011. Pengembangan Model Pendamping-

an dan Konsultasi Bisnis dalam Upaya Menciptakan Wirausaha Baru dari Kala-ngan Ibu Rumah Tangga

Kata-kata kunci: model pendampingan, konsultasi bisnis, wirausaha, ibu rumah tangga

Pelaksanaan program pemberdayaan ekonomi bagi perempuan merupakan bentuk kepedulian dari pemerintah dalam memberdayakan perempuan di bidang ekonomi, program ini berupaya untuk menciptakan lapangan pekerjaan bagi perempuan dengan memberikan pelatihan menjahit, merias penganten, memasak, dan lain sebagainya. Namun pelaksanaan program pemberdayaan ekonomi bagi perempuan dengan berbagai macam keterampilan tersebut sampai saat ini masih belum ada tindak lanjut berupa kegiatan pendampingan, dan bimbingan tentang tata cara berwirausaha. Sehingga pemberian bekal berbagai macam keterampilan masih belum dapat dimanfaatkan untuk pengembangan usaha ekonomi produktif bagi perempuan peserta pelatihan.

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan tersebut diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian Tahap I ini adalah (1) Mendiskripsikan pelaksanaan pemberdayaan perempuan (Ibu-ibu Rumah Tangga) di wilayah Kota Malang; (2) Mendesain dan Menyusun Panduan Model pendampingan dan konsultasi bisnis untuk Ibu-Ibu Rumah Tangga yang ingin membuka usaha produktif; dan (3) Mengkaji kelayakan model pendampingan dan konsultasi bisnis melalui serangkaian uji coba dengan melibatkan pengguna (Ibu Rumah Tangga) dan

Page 42: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

42 Abstrak Hasil Penelitian

tenaga ahli/pakar. Hasil akhir yang Diharapkan pada kegiatan penelitian Tahap I ini hasil yang diharapkan adalah, tersusunnya Panduan Model Pendampingan dan Konsultasi Bisnis yang sudah tervalidasi oleh Tim Ahli dan uji coba implementasi di lapangan. Berdasarkan hasil validasi ahli/pakar dan uji coba model di lapang dapat disimpulkan bahwa: Komponen Model Pendampingan dan Konsultasi Bisnis yang telah dikembangkan layak untuk digunakan sebagai model pendampingan dan konsultasi untuk pemberdayaan masyarakat khususnya Ibu Rumah Tangga yang ingin menjadi wirausaha mandiri. Beberapa hal yang dipandang penting untuk dicermati dan perlu diajukan sebagai saran berdasarkan temuan penelitain sebagai berikut (1) Mengingat Komponen Model Pendampingan dan Konsultasi Bisnis sudah divalidasi oleh Tim Ahli/Pakar dan sudah di uji coba di lapangan dengan subyek yang tepat, maka harapan Tim Peneliti produk pengembanganini ini dapat dimanfaatkan sebagai model alternative untuk pemberdayaan masyarakat khususnya Ibu Rumah Tangga dan (2) Pengembangan produk berupa model ini diharapkan dapat membantu upaya pemberdayaan ekonomi perempuan khususnya di wilayah Kota Malang, oleh karena itu partisipasi pemerintah melalui Dinas BKBPM dalam membantu sosialisasi model ini ke kelompok sasaran yang lebih luas sangat diperlukan.

059 Desiana Merawati dan Budi Wibowotomo. 2011. Pengembangan Makanan Olahragawan

Berbahan Tepung Pisang dan Kurma untuk Mempertahankan Gula Darah, Hb Darah dan Meningkatkan Kebugaran

Kata-kata kunci: makanan olahragawan, tepung pisang, olahan kurma, gula darah

Untuk menjamin kesehatan optimal para olahragawan agar dapat berprestasi tinggi, perlu diciptakan makanan yang bergizi baik sesuai dengan kebutuhan yaitu mengandung lebih banyak karbohidrat kompleks yang dapat meningkatkan asupan energi. Pisang dan kurma mengandung karbohidrat tinggi yang mudah dicerna, sehingga penganekaragaman sumber pangan tersebut perlu diperdayakan. Penelitian ini bertujuan mengkaji potensi dan pengolahan makanan berbahan dasar pisang dan kurma.Langkah penelitian adalah pembuatan produk makanan dari kurma dan tepung pisang, berupa biskuit, flake dan pasta; yang dilanjutkan dengan uji organoleptik kesukaan meliputi warna, rasa dan aroma produk makanan tersebut untuk melihat mutu dan kesukaan. Hasil yang diperoleh, secara umum tingkat penerimaan panelis terhadap Biskuit dan Flakes relatif sama. Flakes kurma lebih disukai dibandingkan dengan Biskuit kurma. Tetapi tingkat penerimaan panelis terhadap Flakes yang ditambah susu sudah baik (disukai). Berdasarkan uji hedonik dan mutu hedonik diketahui bahwa warna biskuit kurang tajam, rasa biskuit kurang manis dan tekstur tidak renyah. Rasa Flakes kurang manis, aroma kurang tajam dan tekstur tidak renyah.Pasta pisang-kurma tidak dapat dianalisis lebih lanjut karena mudah rusak. 060 Laurent Octaviana dan Parlan. 2011. Kajian Fitokimia Metabolit Sekunder dari Kultur

Akar M. Cathayana dan Uji Sitotoksisitasnya terhadap Sel Murin Leukemia P-388 Kata-kata kunci: kultur akar, M. cathayana, adduct Diels-Alder termetoksilasi,

aktivitas sitotoksik

Morus cathayana merupakan salah satu spesies dari famili tumbuhan Moraceae. Berbagai senyawa fenolik yang menunjukkan bioaktivitas yang penting telah berhasil diisolasi dari kulit akar dan kulit batang dari tumbuhan alaminya, di antaranya yaitu flavonoid,

Page 43: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

Edisi ke-31 Tahun 2012 43

arilbenzofuran, dan adduct Diels-Alder. Akan tetapi sejauh ini, kajian fitokimia dari kultur akar belum pernah dilaporkan. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengevaluasi fitokimia dan bioaktivitas metabolit sekunder dari kultur akar Morus cathayana.

Pada penelitian ini, dua senyawa murni golongan adduct Diels-Alder telah berhasil diisolasi dan diidentifikasi dari media cair kultur akar Morus cathayana, yaitu KMMC-2 dan KMMC-3, sedangkan tiga senyawa murni golongan adduct Diels-Alder juga berhasil diisolasi dan dikarakterisasi dari bagian akar kultur akar Morus cathayana, yaitu KAMC-1 dan KAMC-2. Keempat senyawa tersebut menunjukkan indikasi sebagai senyawa baru ditunjukkan oleh adanya gugus metoksi yang selama ini belum pernah dilaporkan dari golongan senyawa adduct Diels-Alder.

Temuan dalam penelitian ini merupakan temuan baru yang sangat penting bagi perkembangan ilmu fitokimia, khususnya tumbuhan hasil kultur jaringan. Hal ini dikarenakan selain mengindikasikan sebagai senyawa baru yang ditunjukkan dengan adanya gugus metoksi yang belum pernah ditemukan dari golongan senyawa adduct Diels-Alder dari genus Morus, senyawa-senyawa adduct Diels-Alder yang berhasil diisolasi juga memiliki unit-unit penyusun yang berbeda dengan senyawa adduct Diels-Alder yang berhasil diisolasi dan dikarakterisasi dari tumbuhan alami Morus cathayana. Struktur senyawa-senyawa tersebut dielusidasi berdasarkan data spektroskopik, meliputi spektrum IR, 13C-NMR dan 1H-NMR. Uji sitotoksik senyawa-senyawa tersebut menunjukkan bahwa tiga senyawa menunjukkan indikasi aktif terhadap sel murin leukemia P388, sedangkan dua lainnya menunjukkan indikasi tidak aktif. 061 Andi Mappiare-AT., Fachrurrazy, dan Ella Faridati Zen. 2011. Pengembangan Media

Bergambar Berbasis Keunggulan Budaya Nusantara untuk Bimbingan Kemandiri-an Siswa Sekolah Menengah: Dimensi Pribadi

Kata-kata kunci: media bergambar, budaya nusantara, kemandirian

Budaya unggul nusantara dijadikan isi media BK yang dikembangkam ini. Penelitian telah difokuskan pada reorganisasi dan rekonstruksi butir-butir budaya sehingga cocok untuk menjadi konten pemandirian lima aspek dimensi pribadi siswa; serta dikembangkan lima media untuk lima aspek pemandirian siswa, yaitu Aspek 1 (Landasan Hidup Religius), Aspek 2 (Landasan Perilaku Etis), Aspek 3 (Kematangan Emosi), Aspek 4 (Kematangan Intelektual), dan Aspek 7 (Pengembangan Pribadi). Penelitian dilakukan dengan prosedur pengembangan, pendekatan kualitatif, tipe “Basic or Generic Qualitatif Study” dipadukan dengan PTK. Diterap-kan teknik sampling ‘tandan’ berdasarkan pertimbangan teoretik peneliti, “theoretical sampling” atau “Judgmental sampling” atas kelompok Guru BK dan kelompok siswa pada SMA/sederajat dalam Wilayah PLPG eks Rayon 15 Jawa Timur. Digunakan instrumen bentuk skala dan pertanyaan terbuka mengenai tingkat kepuasan pengguna media. Analisis data dilakukan dengan deskripsi, kategorisasi, dan Abstraksi/koneksi. Ditemukan dalam penelitian ini: (1) Butir-butir budaya unggul nusantara yang diharapkan berkembang melalui lima media dimensi pribadi siswa merupakan muatan pengembangan karakter bangsa Indonesia dan (2) Kelima media pemandirian dimensi pribadi dinilai oleh pengguna sebagai hampir sangat memuaskan, banyak unsur yang dinilai sangat memuaskan. Semua media yang diujicobakan adalah bermanfaat baik bagi konselor/guru BK maupun bagi para siswa. Sejumlah saran telah diajukan terkait dengan temuan kongkret penelitian.

Page 44: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

44 Abstrak Hasil Penelitian

062 Herawati Susilo. 2011. Pengembangan Skripsi yang Ditulis Berdasarkan Program

Pengalaman Lapangan (PPL) Berbasis Lesson Study (LS) di Jurusan Biologi FMIPA UM

Kata-kata kunci: PPL, lesson study, skripsi, mahasiswa, biologi

Telah dilaksanakan penelitian tindakan yang melibatkan 11 orang dosen Biologi dan 9 orang mahasiswa Biologi FMIPA UM pada semester genap 2010/2011 berkenaan dengan pengembangan skripsi yang ditulis berdasarkan PPL berbasis LS. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kelayakan penggunaan Lesson Study sebagai alternatif macam penelitian yang dapat dilaksanakan sebagai dasar menyusun skripsi mahasiswa, sekaligus untuk memaksimalkan pengalaman melakukan Lesson Study sebagai kegiatan belajar menjadi guru yang reflektif, yang terampil berkolaborasi sebagai sarana berlatih mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan, yang dapat dialami mahasiswa dalam PPL berbasis LS selama tiga bulan di sekolah. Masalah yang dapat diangkat sebagai masalah utama penelitian bervariasi mulai dari bagaimana meningkatkan keterampilan guru praktikan dalam membelajarkan siswa, bagaimana meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa, dan bagaimana memanfaatkan berbagai media maupun sumber belajar biologi. Hasil penelitian menunjukkan penelitian yang menggunakan LS layak dijadikan dasar untuk menyusun skripsi mahasiswa dan bahwa praktik memaksimalkan pengalaman PPL mahasiswa bervariasi bergantung pada lingkungan sekolah, guru pamong yang terlibat, dosen pembimbing lapangan (DPL), dosen pembimbing skripsi, maupun maha-siswa lain peserta PPL di sekolah. Jumlah kelas yang dapat digunakan untuk melaksanakan penelitian sebagai dasar penyusunan skripsi mahasiswa bervariasi dari 1-4 kelas, jumlah guru model praktikan juga bervariasi dari 1 hingga 4 orang, dan jumlah “buka kelasnya” juga bervariasi antara 4-16 kali. Disimpulkan bahwa PPL berbasis LS dapat dijadikan salah satu alternatif penelitian yang dapat dilakukan mahasiswa sebagai dasar menyusun skripsi sekaligus sebagai sarana memaksimalkan pengalaman PPLnya.

063 Dewa Agung Gede Agung dan Ahmad Munjin Nasih. 2011. Model Keharmonisan Interaksi

Sosial antara Umat Muslim dan Hindu sebagai Upaya Menjaga Integritas Bangsa Kata-kata kunci: keharmonisan interaksi sosial, umat Muslim-Hindu, integritas bangsa

Setiap agama, baik Islam, Kristen, Hindu, Budha, dan Konghuchu pada dasarnya tidak pernah mengajarkan umatnya berbuat aniaya terhadap umat lain. Tapi sayangnya, agama yang mengajarkan perdamaian tak jarang dijadikan legitimasi untuk mengganggu, memusuhi bahkan memusnahkan umat lain. Contoh konflik agama yang terjadi di Ambon dan Poso bagi bangsa Indonesia tidak menutup kemungkinan bisa terjadi pada agama-agama yang lain, seperti antara Islam dan Hindu, Islam dan Budha, serta Kristen dengan Hindu atau Kristen dengan Budha atau Islam dengan Konghuchu dsb. Hal ini bisa difahami mengingat masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk dengan pemeluk agama yang beragam.

Di Malang Raya terdapat komunitas Hindu yang dapat hidup berdampingan dengan masyarakat Muslim. dalam pengamatan awal peneliti, secara kuantitas jumlah mereka sangat sedikit, akan tetapi keberadaan mereka tetap bisa hidup berdampingan tanpa ada persoalan yang berarti. Beragam aktivitas keagamaan bisa dijalankan dengan baik, tanpa adanya kekhawatiran.

Objek penelitian ini adalah kehidupan masyarakat Muslim dan Hindu di Malang Raya, terutama pada daerah kantong-kantong umat Hindu yang tersebar di beberapa kecamatan di

Page 45: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

Edisi ke-31 Tahun 2012 45

Malang Raya, yakni Kecamatan Batu, Pakisaji, Pujon, Nagajum, Sukun, Wagir, Bumiaji, dan Kebonagung. Hal-hal yang akan diteliti meliputi kiat para tokoh Muslim dan Hindu dalam membangun kerukunan umat beragama, upaya masyarakat Hindu sebagai komunitas minoritas dalam membangun harmonisasi hubungan sosial kemasyarakatan dengan mayarakat Muslim sebagai komunitas mayoritas, demikian juga sikap masyarakat Muslim di sekitar daerah kantong umat Hindu dalam mengembangkan interaksi sosial dalam mewujudkan toleransi beragama yang bermuara pada integrasi bangsa.

Pendekatan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan rancangan studi kasus. Rancangan ini diharapkan dapat menghasilkan teori dengan generalisasi lebih luas dan lebih umum penerapannya untuk kasus harmonisasi hubungan antar umat beragama khususnya umat Islam dan Hindu. dalam penelitian studi kasus ini digunakan rancangan studi kasus observasional dan multi situs, dimana peneliti akan hadir di daerah kantong-kantong masyarakat Hindhu yang tersebar di beberapa kecamatan di Malang Raya untuk melihat lebih dekat bagaimana mereka membangun toleransi beragama dengan masyarakat lain. Rancangan metode tersebut digunakan untuk menelaah sebuah fenomena toleransi beragama di berbagai tempat yang berbeda. dalam pelaksanaannya dilakukan beberapa kali pengumpulan data dan hasilnya dianalisis sehingga tersusun teori sementara. Penelitian ini memiliki dua target yaitu; tahun pertama: terkumpulnya data tentang interaksi sosial antara masyarakat Muslim dan Hindu yang meliputi (1) data teoritik tentang konsep interaksi sosial; (2) data teoritik tentang toleransi beragama dalam ajaran Islam dan Hindu; (3) data tentang kiat para tokoh agama Islam dan Hindhu di Malang Raya dalam membangun kerukunan antar umat beragama; (4) bentuk-bentuk kerjasama antara masyarakat Muslim dan Hindu dalam membangun toleransi beragama; dan (5) penyusunan draf model keharmonisan interaksi sosial antara umat Muslim dan Hindu sebagai upaya menjaga integritas bangsa. Tahun kedua, Produk model keharmonisan interaksi sosial antara umat Muslim dan Hindu sebagai upaya menjaga integritas bangsa meliputi (1) uji produk model keharmonisan interaksi sosial antara umat Muslim dan Hindu sebagai upaya menjaga integritas bangsa dan (2) uji efektifitas model keharmonisan interaksi sosial antara umat Muslim dan Hindu sebagai upaya menjaga integritas bangsa.

064 Didik Dwi Prasetya, Yuni Rahmawati, dan Triyanna Widianingtyas. 2011. Rancang

Bangun Interactive Learning System Berbasis Web untuk Meningkatkan Layanan Pendidikan Anak Berkesulitan Belajar (Learning Disability) pada Usia Dini

Kata-kata kunci: Interactive learning, learning disability, web, layanan pendidikan, usia

dini

Prevalensi jumlah anak berkesulitan belajar (learning disability) terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Sebuah penelitian di DKI Jakarta mengungkapkan bahwa dari 3.215 murid kelas satu hingga enam SD terdapat 16,52% yang dinyatakan sebagai anak berkesulitan belajar. Sayangnya, kondisi ini kurang diimbangi dengan ketersediaan layanan pendidikan yang memadai bagi mereka. Di sisi lain, apabila hal ini tidak ditangani maka berpotensi besar menimbulkan berbagai bentuk gangguan emosional (psikiatrik) yang akan berdampak buruk bagi perkembangan kualitas hidup di kemudian hari.

Penelitian ini mengemukakan rancang bangun interactive learning system berbasis web sebagai upaya untuk meningkatkan layanan pendidikan anak berkesulitan belajar pada usia dini. Tujuan utama dari penelitian tahap kedua ini adalah menghasilkan sebuah produk perangkat lunak pembelajaran beserta konten yang interaktif untuk membantu anak-anak yang mengalami gangguan kesulitan membaca (disleksia), kesulitan menulis (disgrafia), dan

Page 46: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

46 Abstrak Hasil Penelitian

kesulitan berhitung/matematika (diskalkulia). Metode penelitian yang digunakan adalah metode pengembangan dengan merujuk pada model proses waterfall.

Pengembangan layanan pendidikan anak berkesulitan belajar pada usia dini dipandang sangat penting sekali mengingat usia ini merupakan periode emas (golden age). Penggunaan unsur-unsur multimedia mampu menghasilkan media pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan memotivasi. Pemanfaatan teknologi aplikasi berbasis web memiliki potensi besar dalam pemerataan layanan pendidikan secara luas. Hasil validasi dan uji coba memper-lihatkan bahwa pembelajaran multimedia interaktif sudah layak digunakan, di mana didapatkan tingkat validitas sangat tinggi, yaitu 91,66% (untuk validitas materi) dan 88,75% (untuk validitas media). Hasil uji coba kelompok kecil yang melibatkan 10 siswa TK Lab UM juga menunjukkan respon yang sangat baik dengan rata-rata persentase sebesar 96,4%.

065 F. Danardana Murwani dan H. Suharto S.M. 2011. Pengembangan Model Manajemen

Kinerja Strategik pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia/KPRI di Jawa Timur (Upaya Meningkatkan Kinerja KPRI)

Kata-kata kunci: keefektifan model, desain eksperimen, KPRI

Penelitian ini adalah penelitian pengembangan tahap kedua, dengan luaran berupa model Manajemen Kinerja Strategik (MKS) KPRI. Pre-test/post-test without control group design digunakan untuk menguji keefektifan model MKS KPRI. Sampel diambil berdasarkan teknik purposif mencakup KPRI sampel yakni KPRI Keluarga SMPN 1 Sidoarjo dan KPRI Jaya Tuban, serta insan KPRI sampel yang terdiri atas perwakilan unsur pengurus, pengawas, anggota, dan karyawan. Field testing model MKS KPRI dilakukan dalam forum workshop. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner skala Likert, tes, lembar pengamatan proses workshop, dan lembar penilaian produk workshop. Data dianalisis menggunakan paired-samples t test dan one-sample t test. Hasil analisis data menunjukkan bahwa field testing model MKS KPRI (1) memberikan kontribusi positif pada sikap insan KPRI; (2) memberikan efek bagi peningkatan pengetahuan insan KPRI mengenai prinsip-prinsip model MKS KPRI; dan (3) efektif baik dari segi proses maupun produknya.

066 Hardika dan Supriyono. 2011. Model Pembelajaran Transformatif Berbasis Learning How

to Learn untuk Peningkatan Kreativitas Belajar

Kata-kata kunci: pembelajaran transformatif, kreativitas belajar

Penelitian ini bertujuan untuk memecahkan masalah pembelajaran yang berkenaan dengan upaya peningkatan kreativitas belajar mahasiswa. Inovasi pembelajaran yang dikembangkan adalah model pembelajaran transformatif dengan berlandaskan pada prinsip learning how to learn. Metode yang digunakan adalah penelitian pengembangan (R&D). Hasil pembelajaran diketahui, bahwa pembelajaran transformatif berbasis learning how to learn dapat menciptakan keleluasaan mahasiswa untuk beraktualisasi dan berekspresi dalam pembelajaran sehingga mampu menghasilkan kreativitas belajar.

Page 47: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

Edisi ke-31 Tahun 2012 47

067 Nasikh dan Triadi Agung Sudarto. 2011. Model Manajemen Sumberdaya Hutan yang

Berkeadilan dan berkelanjutan Berbasis Masyarakat Miskin Petani Pesanggem untuk Meningkatkan Pendapatan Rumah Tangga di Pasuruan Jawa Timur Indonesia

Kata-kata kunci: petani pesanggem, manajemen sumberdaya hutan, pendapatan rumah

tangga

Model manajemen sumberdaya hutan berbasis masyarakat miskin petani pesanggem adalah strategi alternatif yang penting dalam melestarikan hutan, sangat bermanfaat bagi penduduk sekitar hutan dan para pihak yang terkait. Walaupun demikian, kebijakan-kebijakan makro selama ini tidak sedikit yang kurang mendukung adanya keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan hutan. Petani pesanggem dalam beraktivitas mengelola sumberdaya hutan mengandung arti pembangunan berkelanjutan dan pengelolaan sumberdaya hutan yang mengintegrasikan sistem ekologi, sosial dan budaya masyarakat sekitar hutan. Fokus penelitian ini adalah pengelolaan sumberdaya hutan oleh petani pesanggem. Tujuan utama penelitian ini adalah menganalisis keterlibatan petani pesanggem dalam pengelolaan sumberdaya hutan untuk pembangunan hutan yang berkelanjutan. Penelitian ini dilakukan di wilayah Pasuruan. Jumlah responden dalam penelitian sebanyak 60 petani pesanggem. Hasil penelitian menunjuk-kan bahwa tingkat partisipasi petani pesanggem dalam pengelolaan sumberdaya hutan adalah tinggi. Aktivitas tersebut adalah kegiatan penentuan lokasi penanaman, perencanaan, evaluasi dan monitoring sampai dengan persemaian tanaman. Tingkat kontribusi pendapatan petani pesanggem yang aktif dalam pengelolaan sumberdaya hutan terhadap pendapatan keluarga-nya adalah signifikan. Rata-rata pendapatan petani pesanggem dalam pengelolaan sumber-daya hutan berkisar antara Rp 400.000,- sampai Rp 450.000,- setiap bulan. Ini artinya kontribusi pendapatan petani pesanggem sangat berarti bagi pendapatan keluarga.

068 Sa’dun Akbar. 2011. Pengembangan Model Pembelajaran Nilai dan Karakter Berbasis

Nilai-Nilai Kehidupan di Sekolah Dasar Kata-kata kunci: model pembelajaran, nilai dan karakter, nilai-nilai kehidupan

Tujuan penelitian Strategis Nasional tahun ke-2 ini secara umum adalah “menghasilkan model pembelajaran nilai kerjasama dan kepatuhan peraturan yang valid dan efektif untuk pembelajaran di SD”. Adapun secara terperinci tujuan penelitian ini adalah: (1) menghasilkan model pembelajaran nilai kerjasama dan kepatuhan pada aturan yang valid menurut pengguna dalam skala luas; dan (2) menghasilkan model pembelajaran nilai kerjasama dan kepatuhan pada peraturan yang efektif dapat mencapai tujuan pembelajaran nilai kerjasama dan kepatuhan kepada peraturan yang ditargetkan dalam skala luas.

Rancangan penelitian ini adalah penelitian pengembangan Model Tumpangsari, disebut tumpangsari karena terdapat dua pekerjaan yang perlu dilakukan dalam riset (2011) ini. Pertama, melakukan ujicoba Model Pembelajaran Nilai Kepatuhan dan Model Pembelajaran Nilai Kerjasama dalam skala luas di Jawa Timur; dan Kedua, pengembangan Model Konsep-tual Pembelajaran Nilai Kesehatan, Penghargaan, Kerendahan Hati; dan Pengembangan Grand Desain Pendidikan Karakter secara konseptual dalam rangka pengembangan kultur se-kolah dalam rangka pendidikan karakter. Ujicoba Model dalam skala luas dilakukan di SD-SD yang menjadi latar ujicoba di Jawa Timur.

Page 48: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

48 Abstrak Hasil Penelitian

Penelitian ini dirancang dalam penelitian pengembangan model deskriptif dengan nafas kualitatif. Disebut pengembangan karena berdasarkan ujicoba skala luas, model yang diujicobakan ini sangat memungkinkan direvisi lagi berdasarkan ujicoba skala luas. Bernafas kualitatif, karena pendekatan kualitatif dipandang lebih tepat untuk dapat mengungkap nilai-nilai yang terinternalisasi pada diri peserta didik sebagai efek dari implementasi model pembelajaran nilai yang dikembangkan. Meskipun penelitian ini cenderung bernafas kualitataif, karena ujicoba dilakukan dalam skala luas maka peneliti juga akan juga akan melakukan analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

Hasil yang dicapai dalam penelitian ini adalah (1) Model Pembelajaran Nilai Kepatuhan, dan Model Pembelajaran Nilai Kerjasama yang diujicobakan dalam skala luas di Jawa Timur adalahsangat valid bagi pengguna sehingga model tersebut dapat dipergunakan untuk pembelajaran nilai kepatuhan dan kerjasama di SD tanpa revisi dan (2) Model Pembelajaran Nilai Kepatuhan, dan Model Pembelajaran Nilai Kerjasama yang diujicobakan dalam skala luas di Jawa Timur keduanya sangat efektif dapat mecapai tujuan pembelajaran yang ditargetkan.

069 Moeljadi Pranata dan Iriaji. 2011. Pengembangan Paket Bahan Ajar Model Pembelajaran

'Tumpang Sari' untuk Membantu Guru Mengatasi Kesulitan dalam Menerapkan Pendidikan Karakter Terintegrasi

Kata-kata kunci: pendidikan karakter terintegrasi, tumpang sari, bahan ajar, multimedia

Untuk mengoptimalkan pembelajaran pendidikan karakter terintegrasi dibutuhkan

beberapa peranti yang standar, mudah dibuat dan diterapkan. Hal ini karena para guru menga-lami kesulitan dalam melaksanakan program tersebut. Untuk itu, dikembangkan model kuri-kulum, model bahan ajar, dan model pembelajaran pendidikan karakter berpola tumpang-sari. Penelitian ke-2 dari tiga tahapan penelitian ini telah menghasilkan model bahan ajar yang lulus validasi ahli materi (N=6) dan ahli media (N=6); juga lulus uji coba dengan responden guru (N=82) yang tersebar di Indonesia. Model bahan ajar tersebut memiliki spesifikasi produk seba-gai berikut (a) berformat multimedia; (b) berbasis Power Point; (c) berdurasi sekitar 5 menit; (d) sarat dengan nilainilai kebajikan; (e) materinya inspiratif; (f) berpotensi mengubahkan sikap siswa; (g) sesuai nilai-nilai kepribadian bangsa; (h) bermanfaat bagi siswa; (i) pesannya jelas; (j) pesannya menarik; (k) pesannya ringkas; (l) mudah dibuat; dan (m) mudah dioperasikan.

070 Hakkun Elmunsyah, Syaad Pathmantara, dan Hary Suswanto. 2011. Pengembangan Mo-

del Perluasan dan Pemerataan Akses Pendidikan dalam Mensinergikan Kebijakan Depdiknas pada Implementasi Program BSE

Kata-kata kunci: model perluasan, akses pendidikan, BSE, BNSP

Untuk menjawab amanah UUD’45 dimana sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, maka Depdiknas dengan trobosan visioner telah meluncurkan Buku Sekolah Elektronik (BSE). Ada dua fasilitas yang disediakan dalam website tersebut, yakni Download dan Baca Online. Masyarakat luas dapat mengakses secara gratis buku dalam bentuk elektronik atau ebook yang telah dibeli hak ciptanya oleh Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) yang telah dinilai kelayakannya oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

Namun, bagaimana halnya dengan sekolah-sekolah pinggiran yang masih jauh dari sentuhan internet? Alih-alih koneksi internet, perangkat komputer saja masih banyak yang

Page 49: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

Edisi ke-31 Tahun 2012 49

belum memilikinya. Sekolah-sekolah pinggiran semacam itulah yang perlu mendapatkan perhatian dan subsidi lebih optimal untuk mengatasi lebarnya kesenjangan desa-kota. Selain itu, website BSE juga belum didukung dengan software yang praktis dan memudahkan bagi publik dalam mengaksesnya. Proses download dan membaca onlinenya tergolong berat. Menggunakan flash player, akses terhadap BSE cenderung melelahkan dan memboroskan bandwith.

Melalui penelitian ini, akan dilakukan penelitian pengembangan dengan pendekatan analisa kuantitatif dan kualitatif, diharapkan dapat diperoleh pengembangan model perluasan dan pemerataan akses pendidikan bagi pelajar sekolah dasar dan menengah serta masyarakat di daerah kabupaten yang jauh dari fasilitas akses informasi pendidikan. Pengembangan ini berupa model media akses informasi dan modul-modul pembelajaran pengelolaan, peng-aksesan dan pengolahan informasi pendidikan.

Hasil penelitian antara lain menunjukkan bahwa (1) hasil survey daerah perbatasan Kota-Kabupaten Malang diketahui bahwa tidak ada sekolah yang memenuhi kriteria "Sangat tidak layak dikembangkan", dengan range skor 0s/d5, secara keseluruhan daerah yang tersurvey berada pada skor 3,32 yang menjelaskan berada dikategori ke 4 yaitu “layak dikembangkan” dan (2) Efektifitas model perluasan dan pemerataan akses pendidikan pada 143 sekolah di 14 kecamatan kabupaten Malang dapat diketahui bahwa (a) berdasarkan kelompok siswa SD, SMP, SMA, SMK dan masyarakat umum, pengetahuan masyarakat tentang BSE masih menduduki pengetahuan paling rendah dibanding pengetahuan komputer dan internet; (b) Efektifitas diklat akses dan pengolahan informasi pendidikan cukup positif dari adanya peningkatan rata nilai sebesar 65%, dimana hal ini menandakan adanya kontribusi yang cukup baik bagi kelima kelompok peserta diklat; dan (c) Kontribusi unit akses informasi pendidikan di daerah pegunungan dan pesisir, mulai nampak memberikan dampak langsung pada masyarakat sekitarnya berupa peningkatan pengakses informasi pendidikan dan pendapatan bagi sekolah. 071 Cipto Wardoyo. 2011. Pengaruh Profesionalitas Guru, Kompensasi, Kepuasan Kerja dan

Academic Atmosphere terhadap Kinerja Guru (Studi pada Pendidik Ekonomi SMA di Malang Raya dengan Embedded Correlational Mixed Methods Approach Model)

Kata-kata kunci: profesionalitas, kompensasi, kepuasan kerja, academic atmosphere,

kinerja guru

Sistem Pendidikan Nasional (sisdiknas) yang diatur di dalam Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989, kemudian diperbaharui dengan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003, merupakan babak awal untuk menatap dunia pendidikan di Indonesia semakin terencana. Dunia pendidikan, khususnya profesi guru semakin jelas dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 tentang Guru dan Dosen disebutkan bahwa profesionalitas mengan-dung 4 kompetensi, yaitu (1) kompetensi pedagogik; (2) kompetensi kepribadian; (3) kompetensi sosial; dan (4) kompetensi profesional. Keempat kompetensi tersebut di tambah dengan kompensasi sebenarnya dapat digolongkan ke dalam dua faktor yaitu internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut dapat menentukan langsung terhadap kinerja guru, tetapi juga secara tidak langsung melalui kepuasan kerja dapat menentukan kinerja guru. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh variabel profesionalitas guru yang terdiri dari empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional dan kompensasi terhadap kepuasan kerja, dan kepuasan kerja ter-hadap kinerja Pendidik Ekonomi SMA di Malang Raya dengan dimoderasi oleh variabel academic atmosphere.

Page 50: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

50 Abstrak Hasil Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan gabungan (mixed methods approach correlational embedded model) khususnya untuk variabel kompetensi kepribadian yang berfungsi untuk memperkuat/mendukung temuan hasil pendekatan kuantitatif dengan disain penelitian expose facto. Jumlah populasi pada penelitian ini sebanyak 152 guru yang tersebar di Kota Malang, Kabupaten Malang dan Kota Batu dengan menggunakan teknik acak propor-sional jumlah sampel ditetapkan sebesar 50% atau sebesar 76 guru (50% x jumlah populasi masing-masing Kota/Kabupaten). Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan inferensial; deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan kualitas masing-masing variabel sedangkan analisis inferensial yang digunakan adalah analisis regresi moderat, analisis jalur dan sequential data analysis.

Hasil analisis menunjukkan bahwa kompetensi sosial dan kompensasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja guru, sedangkan kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian dan kompetensi profesional berpengaruh tidak signifikan. Kompetensi kepribadian berpengaruh tidak signifikan terhadap kepuasan kerja juga didukung hasil analisis dengan pendekatan kualitatif, bahwa seseorang menjadi guru bukan karena cita-cita sejak awal/panggilan jiwa tetapi karena terpaksa walapupun pada akhirnya menyenangkan. Kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja Pendidik Ekonomi SMA di Malang Raya. Kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, dan kompetensi profesional berpe-ngaruh signifikan terhadap kinerja guru, sedangkan kompetensi sosial dan kompensasi berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja Pendidik Ekonomi SMA di Malang Raya. Pada penelitian ini variabel academic atmosphere berperan sebagai variabel moderator yang memoderasi (memperkuat/memperlemah) pengaruh variabel profesionalitas dan kompensasi terhadap kinerja guru melalui variabel kepuasan kerja sebagai intervening variable.

Hasil penelitian ini memunculkan beberapa rekomendasi, yaitu perlunya kemitraan antara sekolah dengan LPTK untuk menambah dan meningkatkan kompetensi guru, penyiapan bentuk seleksi penerimaan calon guru, sehingga jabatan guru merupakan panggilan hati/jiwa, meningkatkan social intelegence bagi guru dan pemikiran mengenai kontrak kerja yang mengatur besarnya tunjangan guru atau istilah lain yang besarnya sesuai dengan kinerja yang telah dilakukan. 072 Muslihati. 2011. Penerapan Pembelajaran Melalui Pengalaman untuk Mengembangkan

Kesadaran Multibudaya Calon Konselor

Kata-kata kunci: pembelajaran melalui pengalaman, kesadaran multibudaya

Penelitian ini bertujuan menerapkan pembelajaran melalui pengalaman untuk mengem-bangkan kesadaran multibudaya calon konselor. Pelaksanaan tindakan pembelajaran merupa-kan upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran konseling multibudaya dan memberikan pengalaman belajar bermakna yang mengembangkan kesadaran multibudaya calon konselor dan pengalaman berharga bagi pengajar dalam mengembangkan pembelajaran yang mendidik.

Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas dengan latar penelitian perkuliahan konseling multibudaya. Perkuliahan diikuti oleh 38 orang mahasiswa kelas B Prodi BK angkatan 2008/2009 jurusan Bimbingan Konseling dan Psikologi. Mereka terdiri dari 11 orang mahasiswa laki-laki dan 27 orang mahasiswa perempuan. Setiap pertemuan berdurasi 100 menit.Penelitian terlaksana dalam empat siklus pembelajaran dengan mengintegrasikan tujuh kontinum kesadaran multibudaya Locke (Locke dalam Brown dan Srebalus, 1986) menjadi beberapa tema perkuliahan.Penelitian yang semula dirancang menerapkan materi kontinum ke 1 hingga ke 6 dari kontinum kesadaran multibudaya berkembang hingga kontinum 7.Aktivitas pembelajaran yang dilaksanakan diantaranya

Page 51: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

Edisi ke-31 Tahun 2012 51

pemutaran film, penugasan membaca karya sastra, dialog dengan figur, penelusuran budaya diri.

Pada siklus pertama, tindakan pembelajaran melalui pengalaman diterapkan untuk membantu mahasiswa memahami konsep-konsep konseling multibudaya. pada siklus kedua dan ketiga, aktivitas perkuliahan ditujukan untuk mengasah kesadaran diri, kesadaran budaya diri, kesadaran pada rasisme, seksisme dan masalah kemiskinan. Pada siklus keempat dilaku-kan pengembangan kesadaran pada keragaman dan pengembangan ketrampilan intervensi multibudaya dalam konseling. Adapun siklus keempat.

Secara umum mahasiswa yang mengikuti perkuliahan ini telah memiliki modal kesadar-an multibudaya yang cukup baik. Aktivitas pembelajaran ini berfungsi memperkuat kompetensi mereka terutama pada aspek ketrampilan intervensi konseling. Alhasil penerapan pembelajaran eksperiensial melalui empat tahapannya secara kualitatif dapat mengembangkan kesadaran multibudaya para calon konselor yang meliputi (1) kesadaran diri; (2) kesadaran budaya diri; (3) kesadaran perbedaan rasisme, seksisme dan kemiskinan; (4) kesadaran pada perbedaan individu; (5) kesadaran pada budaya lain; (6) kesadaran pada keragaman; dan (7) ketrampilan intervensi konseling.Namun dalam evaluasi kuantitatif, perkembangan tersebut tergambar tidaklah terlalu tinggi.

Melalui pengembangan kesadaran multibudaya tersebut, calon konselor dapat mengem-bangkan pengetahuan multibudaya, sikap positif dan kepekaan pada perbedaan budaya serta berlatih mengasah ketrampilan mereka dalam mengembangkan alat asessmen untuk meng-indentifikasi nilai-nilai budaya konseli serta melakukan pendekatan multibudaya dalam pelak-sanaan konseling.Pengembangan kesadaran multibudaya para calon konselor melalui pembelajaran dipengaruhi pula oleh modal sikap yang telah dimiliki mereka sebagai calon konselor. Dengan demikian perkembangan ketrampilan konseling, penguasaan konseptual me-ngenai konseling multibudaya berikut pemahaman mengenai pentingnya kesadaran multi-budaya serta kontribusinya pada kompetensi konselor dapat mereka capai. 073 Wiwi Wikanta. 2011. Pengaruh Penambahan Perasan buah Belimbing Wuluh (verrhoa

bilimbi L) dan Perebusan terhadap Kadar Residu Formalia dan Profil Protein Udang Putih (Letapenaeus vannamei) Berformalin serta Pemanfaatannya sebagai Sumber Pendidikan Gizi dan Keamanan Pangan pada Masyarakat

Kata-kata kunci: residu formalin, profil protein, udang berformalin, belimbing wuluh, gizi

dan keamanan pangan

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) dan perebusan terhadap kadar residu formalin dan profil protein udang putih (Letapenaeus vannamei) berformalin serta pemanfaatannya sebagai sum-ber pendidikan gizi dan keamanan pangan pada masyarakat. Penelitian menggunakan metode eksperimen dengan rancangan acak kelompok faktorial. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah lama perebusan dengan tiga tingkat variasi (0 menit, R0; 30 menit, R1; dan 45 menit, R2) dan konsentrasi perasan buah belimbing wuluh dengan lima tingkat variasi (0%, BW0; 20%, BW1; 40%, BW2; 60%, BW3; dan 80%, BW4). Hasil penelitian ini telah menunjukkan bahwa (1) penambahan belimbing wuluh konsentrasi 80% dan lama perebusan 45 menit (R2BW4) dapat menurunkan kadar residu formalin udang putih paling tinggi, yaitu sebesar 99,20% dari kadar formalin asal 1,127 g% menjadi 0,009 g%; (2) penambahan belimbing wuluh konsentrasi 80% dan tanpa perebusan (R0BW4) dapat meningkatkan kembali kadar protein total udang putih dengan tingkat kehilangan paling kecil, yaitu sebesar 0,76% dari kadar protein asal 23,205 g% menjadi 23,028 g%; (3) penambahan belimbing wuluh dan perebusan dapat merubah

Page 52: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

52 Abstrak Hasil Penelitian

keberadaan pita berat molekul protein udang putih; (4) penambahan belimbing wuluh dan perebusan dapat menghilangkan sifat imunogenisitas protein BM 37,38 kDa udang segar (US) dan udang berformalin (UF) pada mencit jantan (Mus musculus) galur BALB/C. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penambahan belimbing wuluh dan perebusan berpengaruh secara signifikan terhadap kadar residu formalin dan profil protein udang putuh berformalin. Hasil penelitian ini lebih lanjut telah disusun dalam bentuk buku ilmiah populer sebagai bahan pendidikan gizi dan keamanan pangan pada masyarakat.

074 Carolina L Radjah. 2011. Mind Competence Konselor dalam Kegiatan Layanan Konseling

di Sekolah

Kata-kata kunci: mind competence, bimbingan dan konseling

Konseling merupakan sebuah pekerjaanp rofesional yang dalam pelayanan ahlinya tidak hanya sekedar menerapkan seperangkat prosedur tetap, melainkan selalu berpikir dengan mengerahkan kemampuan akademik yang dikuasainya untuk melakukan layanan konseling. Pelayanan professional konseling dan merupakan landasan bagi pengembangan kompetensi profesional yang meliputi: memahami secara mendalam konseling yang dilayani, menguasai landasan dan kerangka teoretik konseling, menyelenggarakan layanan konseling yang meman-dirikan, dan mengembangkan profesionalitas konselor secara berkelanjutan. Unjuk kerja konselor sangat dipengaruhi oleh kualitas penguasaan keempat kompetensit ersebut yang dilandasi oleh sikap, nilai, dan kecenderungan pribadi yang mendukung. Kompetensi akademik dan professional konselor secara terintegrasi (Permendiknas No.27 Tahun 2008). Unjuk kerja konselor sangat ditentukan oleh kualitas penguasaan keempat kompetensi tersebut yang tentu juga dilandasi oleh nilai, sikap, dan kecenderungan pribadi yang mendukung.

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan mind competence yang dimiliki konselor dalam kegiatan layanan konseling. Secara khusus penelitian ini akan mengungkap (1) gambaran mind competence konselor dalam kegiatan layanan konseling; (2) keterampilan mind competence yang dipilih dan digunakan konselor dalam kegiatan layanan konseling; dan (3) pertimbangan-pertimbangan apa yang mendasari pilihan dan penggunaan keterampilan mind competencetersebut.

Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Peneliti bertindak sebagai instrument utama sekaligus pengumpul data. Kehadiran peneliti disadari penuh oleh para konselor sebagai sumber data untuk mengadakan penelitian, yaitu untuk memperoleh gambaran mind competence konselor dalam kegiatan konseling di sekolah. Penelitian ini dilakukan di Malang dengan melibatkan Sekolah Menengah Atasdan Sekolah Menengah Kejuruan yang berasal dari kota Malang dan Bojonegoro. Sumber data dalam penelitian iniialah konselor yang berdomisili di kota Malang dan Bojonegoro. Pengumpulan data dengan prosedur sebagai berikut:(1) pengambilan data dilakukan secara perorangan dalam ruangank husus/ruang konseling pada saat kegiatan konseling; (2) wawancara direkam dengan kamera CCTV, peneliti mencatat dan mengklasifikasi perilaku kegiatan yang dilakukan konselor pada saat konseling; (3) setelah kegiatan konseling peneliti meminta penjelasan atas apa yang sudah dilakukan oleh konselor dalam kegiatan konseling; (4) pengkodean butir-butir indikator yang muncul selama proses konseling; (5) waktu pelaksanaan konseling tidak dibatasi; (6) peneliti melakukan analisis dan interpretasi data; dan (7) peneliti menarik kesimpulan. Analisis datanya dilakukan dengan menggunakan pendekatan induktif-konseptualistik, dalam arti dari informasi-informasi empiris yang diperoleh dibangun konsep-konsep atau proposisi-proposisi kearah pengembangan suatu teori substantif, teori yang bertolak dari data dan dicerna dengan pengetahuan dan pengalaman masa lalu.

Page 53: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

Edisi ke-31 Tahun 2012 53

Beberapa kesimpulan berhubungan dengan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: (1) Terdapat kecenderungan, adanya kaitan yang erat dan saling mempengaruhi antara satu indikator dengan indikator mind competence lainnya; (2) Indikator-indikator mind competence maskipun tidak diterapkan oleh semua konselor, namun sejumlah konselor telah menerapkannya secara utuh; (3) dalam menjalankan fungsinya konselor lebih cenderung mengembangan persepsi positif terhadap masalah yang dihadapi oleh konseli; (4) Penciptaan self talk pada sesi akhir lebih dimaksudkan sebagai refleksi diri konselor terkait tindakan konseling yang sudah dilakukannya; (5) Penciptaan cintra visual konselor lebih terarah pada upaya membangun persahabatan dengan konseli, sehingga tercipta kondisi yang menenang-kan dan menyenangkan. Bagi beberapa konselor, citra visual ini ditampilkan dalam bentuk penataan ruang konseling yang nyaman, sehingga memungkinkan siswa konseli betah selama proses konseling; (6) Konselor menciptakan penjelasan dalam proses konseling dengan tujuan membantu konseli lebih terbuka, dan lebih memudahkan konseli untuk memahami masalah yang dihadapi. Konselor juga sering menggunakan, dirinya sebagai contoh dalam memberikan penjelasan; dan (7) Konselor menciptakan pengrapan positif bahwa setiap masalah yang dihadapi konseli dapat diselesaikan.

Berdasarkan refleksi terhadap temuan penelitian yang ada, maka beberapa implikasi penting dapat dikemukakan (1) Terdapat interelasi indikator-indikator mind competence dalam proses konseling, meskipun tidak semua konselor menerapkannya. Beberapa konselor dapat menerapkan indikator-indikator yang ada secara utuh. Ini berarti bahwa penerapan semua indikator mind competence dapat dilakukan dalam praktek konseling; (2) Pada tataran praktis, penerapan indikator-indkator mind competence sangat tergantung pada kondisi sehingga indikator-indikator ini bukanlah indikator yang bersifat prosedural; (3) Temuan penelitian ini membawa implikasi bagi pengembangan teori mind competnce yang utuh terkait indikator-indikator yang digunakan dalam penelitian; dan (4) Temuan penelitian ini juga membawa implikasi pada kurikulum pendidikan pra jabatan dan dalam jabatan konselor untuk selalu memasukkan bidang kajian tentang mind competence konselor sebagai bagian dari peningkatan kompetensi konselor.

Ada beberapa butir pemikiran rekomendatif yang dapat diajukan terkait dengan penelitian ini (1) Indikator-indikator mind competence yang menjadi substansi penelitian ini dapat dijadikan landasan untuk mengembangkan model konseling yang berbasis pada mind competence di masa mendatang; (2) Di masa depan, sangat diperlukan adanya kajian mind competence lintas budaya, sehingga bisa menjadi dasar untuk membangun generalisasi konseptual yang lebih memadai; dan (3) pada aras praktis, diperlukan training-training terkait penerapan mind competence dalam bidang konseling di masa depan.

075 Jovialine A. Rungkat. 2011. Pemanfaatan Mikoriza Vesikular Arbuskular (MVA) Ketela

Pohon untuk Meningkatkan Produksi Kedelai (Glysine max (L) Merril) dan Penerapannya dalam Pendidikan Masyarakat di Kabupaten Malang

Kata-kata kunci: MVA ketela pohon, kedelai, produksi, pendidikan masyarakat

Rendahnya produksi kedelai disebabkan oleh kurang minat petani menanam kedelai karena biaya produksi yang besar. Untuk itu perlu teknologi yang dapat meningkatkan produk-tivitas kedelai dengan mengurangi biaya produksi. Pemanfaatan jamur MVA merupakan salah satu cara untuk memperbaiki kesuburan tanah. Peranan MVA diantaranya adalah membantu penyerapan unsur hara makro dan mikro, membantu penyerapan air serta meningkatkan ketahanan tanaman terhadap gangguan patogen akar. Pada tanaman legum, keberadaan mikoriza bersifat sinergis dengan mikroba potensial lain seperti bakteri penambat N dan bakteri

Page 54: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

54 Abstrak Hasil Penelitian

pelarut fosfat. MVA dapat diperoleh dari rhizofer tanaman ketela pohon. MVA juga mempunyai kecocokan dengan inang yang berbeda. sehingga diharapkan MVA Ketela Pohon dapat meningkatkan produksi kedelai. Pengetahuan masyarakat tentang MVA dan peranannya sangat kurang. Dengan menerapkan hasil penelitian ini, lewat pendidikan masyarakat dengan metode penyuluhan dan demoplot diharapkan pengetahuan masyarakat akan bertambah, sikap masya-rakat berubah dan masalah rendahnya produksi kedelai dapat teratasi.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menemukan keragaman MVA yang terdapat pada rhizofer tanaman ketela pohon jenis Maniok dan Cece Udang yang tumbuh pada jenis tanah mediteran dan latosol pada umur 1, 5 dan 10 bulan; (2) menemukan adanya kemampuan MVA ketela pohon dalam meningkatkan produksi tanaman kedelai; (3) menemukan adanya kemampuan MVA ketela pohon dalam meningkatan intensitas infeksi MVA pada akar tanaman kedelai, kandungan N dan P, serta kandungan N total, P total, dan P tersedia di tanah; (4) mendapatkan jenis dan dosis MVA ketela pohon yang terbaik dalam meningkatkan produksi tanaman kedelai; (5) memberikan pengetahuan kepada Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) serta Petani kedelai dan ketela pohon di Kabupaten Malang tentang peranan MVA ketela pohon dalam meningkatkan produksi kedelai; dan (6) merubah sikap PPL serta Petani kedelai dan ketela pohon di Kabupaten Malang setelah mengikuti demoplot dan penyuluhan tentang sistem pertanian berkelanjutan yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan MVA ketela pohon sebagai pupuk biologis yang dapat memberikan kontribusi pada peningkatan produksi kedelai.

Penelitian dilakukan dalam 3 tahap. Tahap pertama yaitu identifikasi MVA ketela pohon. Tahap kedua yaitu uji peranan MVA ketela pohon. Tahap ketiga yaitu pendidikan masyarakat. Penelitian tahap pertama merupakan penelitian deskriptif. Data yang dikumpulkan berupa data identifikasi MVA di rhizofer tanaman ketela pohon. Data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif Penelitian kedua merupakan penelitian eksperimen. Data yang dikumpulkan terdiri atas: (1) unsur tanaman yang meliputi hasil tanaman (bobot kering biji/tanaman, bobot kering biji/100 biji, dan jumlah polong isi/tanaman), intensitas infeksi MVA pada akar tanaman kedelai, serta kandungan N dan P jaringan; (2) unsur tanah yang meliputi: kandungan N total, P total, dan P tersedia di tanah bekas ditanami kedelai. Setiap variabel yang diamati dianalisis dengan sidik ragam univariat pada taraf 5%. Untuk mengetahui perbedaan masing-masing, dilanjutkan dengan uji Jarak Berganda Duncan. Untuk melihat hubungan, digunakan analisis regesi sederhana dan uji korelasi. Penelitian ketiga merupakan penelitian tindakan. Data yang dikumpulkan berupa jawaban soal dan kuisioner sebagai tes pengetahuan dan sikap masyarakat. Data dianalisis dengan menggunakan persentase, statistik deskriptif dan uji t.

Berdasarkan hasil isolasi dan identifikasi terhadap contoh tanah rhizofer tanaman ketela pohon jenis maniok dan cece urang umur 1, 5 dan 10 bulan yang tumbuh pada jenis tanah mediteran dan latosol, ditemukan 10 jenis MVA, yaitu: (1) Gigaspora gigantea; (2) Glomus claroideum; (3) Glomus etunicatum; (4) Glomus fistulosum; (5) Glomus fasciculatum; (6) Glomus coronatum; (7) Glomus mosseae; (8) Acaulospora rogusa; (9) Acaulospora morrowiae; dan (10) Acaulospora koskey. Dari sepuluh jenis spora yang ditemukan, jenis spora yang memiliki jumlah spora terbanyak adalah Gigaspora gigantea, Glomus cloroideum dan Glomus etunicatum.

Pemberian MVA ketela pohon pada tanaman kedelai dapat meningkatkan hasil kedelai [bobot kering biji/tanaman (32,5% sampai 40,47%), bobot kering biji/100 biji (3,16% sampai 3,54%), jumlah polong isi/tanaman (32,34% sampai 44,43%)], intensitas infeksi MVA pada akar tanaman kedelai sebesar 46,67% sampai 57,77%, penyerapan N dan P yang terlihat dari kan-dungan N jaringan sebesar 58,65% dan kandungan P jaringan sebesar 53,49%, serta kan-dungan N total sebesar 10,31% sampai 12,37%, P total sebesar 28,67 sampai 33,02%, dan P tersedia di tanah sebesar 32,78% sampai 35,42% dibanding tanpa MVA ketela pohon. Pemberian MVA ketela pohon jenis campuran (Glomus etunicatum, Glomus cloroideum, dan Gigaspora gigantea) dosis 5 g/polybag sudah dapat meningkatkan semua komponen tersebut.

Page 55: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

Edisi ke-31 Tahun 2012 55

Dengan metode penyuluhan dan demoplot tentang manfaat MVA ketela pohon dalam meningkatkan produksi tanaman, pengetahuan masyarakat meningkat serta sikap masyarakat juga berubah dan ada keinginan masyarakat untuk menanam kedelai dengan memanfaatkan MVA ketela pohon sesuai hasil penelitian tersebut.

076 Ahmad Harjono. 2011. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Pemberian Advance Orga-

nizer serta Prior Knowledge terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X Matapelajaran Fisika

Kata-kata kunci: strategi pembelajaran, kooperatif think-pair-share, ekspositori, advance

organizer, prior knowledge, hasil belajar

Paradigma baru pembelajaran memberikan peluang kepada para siswa terlibat secara aktif dalam proses belajar dan strategi pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan aktivitas dan saling membantu meningkatkan pemahaman. Strategi pembelajaran kooperatif dipandang sesuai untuk mengakomodasikan kebutuhan tersebut. Strategi pembelajaran kooperatif berorientasi aktivitas berpusat pada siswa dan berdampak positif terhadap siswa yang memiliki pemahaman rendah untuk meningkatkan pemahamannya. Salah satu strategi pembelajaran kooperatif adalah struktur think-pair-share, memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit, memberikan kepada siswa waktu lebih banyak untuk berfikir, menjawab, dan saling membantu. Penggunaan struktur dalam strategi pembelajaran kooperatif dapat mempengaruhi pola interak-si siswa. Selama ini guru berpengalaman menggunakan strategi pembelajaran ekspositori. Penelitian ini mengintegrasikan strategi pembelajaran (kooperatif struktur think-pair-share dan ekspositori) dengan pemberian advance organizer untuk meningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas X.

Selain strategi pembelajaran yang tepat dan pemberian advance organizer, maka salah satu faktor yang diprediksi mempengaruhi hasil belajar adalah latar belakang pengetahuan dan menjadi salah satu unsur penting untuk diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran. Pengetahuan siswa sebelum pembelajaran baru adalah prior knowledge, yang menjadi salah satu variabel yang penting dalam belajar.

Tujuan penelitian ini adalah menentukan pengaruh utama dan interaksi strategi pembelajaran dan pemberian advance organizer serta prior knowledge terhadap hasil belajar fisika siswa kelas X. Kegunaan dan manfaat penelitian adalah: Pertama, strategi pembelajaran kooperatif struktur think-pair-share dengan pemberian advance organizer sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan hasil belajar. Kedua, pemberian advance organizer berguna untuk mengaktifkan struktur kognitif dan pertolongan untuk menghubungkan pengetahuan lama dengan pengetahuan baru. Ketiga, Prior knowledge berguna dalam mendesain dan melaksana-kan strategi pembelajaran terutama perhatian pada siswa dengan pengetahuan awal rendah. Secara praktis, manfaat penelitian ini: Pertama, bahan pertimbangan guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Kedua, hasil pengembangan perangkat pembelajaran berupa: bahan ajar, rencana pelaksanaan pem-belajaran, lembar kegiatan siswa, dan advance organizer dapat menjadi acuan dalam penga-jaran fisika di SMA. Tiga, guru mitra mendapat pengalaman secara langsung menggunakan strategi pembelajaran (kooperatif struktur think-pair-share dan ekspositori) dan pemberian advance organizer.

Penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen semu pretest-posttest nonequivalent control group design dengan versi faktorial 2 x 2 x 2. Subjek penelitian adalah siswa SMA 7 Kota Mataram Provinsi NTB pada kelas X semester I tahun pelajaran 2010/2011. Sampel penelitian diperoleh dengan melakukan pretest pada tiga belas kelas (XA sampai XM) dan

Page 56: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

56 Abstrak Hasil Penelitian

diperoleh empat kelas dengan nilai setara. Sampel berjumlah 143 siswa untuk empat jenis strategi pembelajaran yang berbeda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Tidak ada perbedaan hasil belajar fisika siswa kelas X antara kelompok siswa yang diberikan perlakuan dengan strategi pembelajaran kooperatif struktur think-pair-share dan kelompok siswa yang diberikan perlakuan dengan strategi pembelajaran ekspositori; (2) Ada perbedaan hasil belajar Fisika siswa kelas X antara kelompok siswa dengan pemberian advance organizer dan kelompok siswa tanpa pemberian advance organizer; (3) Ada perbedaan hasil belajar Fisika siswa kelas X antara kelompok siswa yang memiliki prior knowledge tinggi dan kelompok siswa yang memiliki prior knowledge rendah; (4) Ada interaksi antara strategi pembelajaran dan advance organizer terhadap hasil belajar fisika siswa kelas X; (5) Tidak ada interaksi antara strategi pembelajaran dan prior knowledge terhadap hasil belajar Fisika siswa kelas X; (6) Tidak ada interaksi antara advance organizer dan prior knowledge terhadap hasil belajar fisika siswa kelas X; dan (7) Tidak ada interaksi antara strategi pembelajaran, advance organizer, dan prior knowledge terhadap hasil belajar Fisika siswa kelas X. Namun, statistik deskriptif menunjukkan bahwa strategi pembelajaran kooperatif struktur think-pair-share dengan pemberian advance organizer dapat meningkat hasil belajar lebih tinggi dari tiga strategi pembelajaran yang lain. Secara umum penelitian ini menyatakan bahwa tidak ada interaksi antara strategi pembelajaran, pemberian advance organizer, dan prior knowledge terhadap hasil belajar, tetapi ada interaksi antara strategi pembelajaran, pemberian advance organizer, dan prior knowledge level rendah terhadap hasil belajar fisika siswa kelas X.

Berdasarkan temuan penelitian ini, disarankan kepada para guru fisika hendaknya menggunakan strategi pembelajaran kooperatif struktur think-pair-share sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan hasil belajar selain strategi pembelajaran ekspositori. Advance organizer efektif diberikan jika siswa memiliki prior knowledge rendah dan kurang bermanfaat untuk prior knowledge tinggi sehingga hendaknya tidak sembarang memberikan advance organizer. Walaupun dalam penelitian ini tidak ditemukan ada interaksi antara strategi pembelajaran, pemberian advance organizer, dan prior knowledge terhadap hasil belajar Fisika, tetapi ketiga variabel tersebut dapat dipertimbangkan penggunaannya dalam praktek pembelajaran dengan memperhatikan sisi positif dan negatifnya. 077 Mariana Rengkuan. 2011. Penanda Molekuler Sapi Peranakan Ongole Unggul Berdasar-

kan Variasi Sekuen Gen Hormon Pertumbuhan Kata-kata kunci: Sapi PO, variasi gen hormon pertumbuhan, media belajar

Upaya penyediaan pejantan dan betina sapi PO unggul sebagai stock parental dalam kaitannya dengan sifat ekonomis seperti pertumbuhan dan produksi, dibutuhkan suatu kajian pada tingkat gen yang mengontrol sifat tersebut. Gen hormon pertumbuhan (GH) merupakan penyandi hormon pertumbuhan yang dihasilkan oleh somatotropes dalam kelenjar hipofisa bagian depan dan berperan dalam pertumbuhan jaringan, reproduksi, laktasi, serta meta-bolisme. Adanya variasi gen hormon pertumbuhan diharapkan dapat menjadi informasi dasar dalam memperoleh sapi PO unggul secara genetik. Pengalaman dalam proses tersebut, dikembangkan menjadi media belajar pada materi pengenalan teknik analisis biologi molekuler di perguruan tinggi yang memiliki permasalahan dalam membelajarkan materi pengenalan TABM.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi variasi gen hormon pertumbuhan sapi pejantan unggul di BBIB Singosari dan induk betina sapi PO di UPA Pasuruan dan (2) mengembangkan media pembelajaran audiovisual yang berbasis pengalaman penelitian variasi

Page 57: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

Edisi ke-31 Tahun 2012 57

gen hormon pertumbuhan sapi pejantan unggul di BBIB Singosari dan induk betina sapi PO di UPA Pasuruan. Penelitian dilakukan dalam empat tahap, yaitu isolasi DNA, amplifikasi gen target, sekuensing dan pengembangan media belajar. Data yang dikumpulkan, berupa kemurnian dan konsentrasi DNA, panjang amplifikasi (bp), urutan nukleotida pada gen target, data kuantitatif dan kualitatif. Data pada tahap pertama, kedua dan ketiga diolah dengan menggunakan program MEGA 5.03 sementara pada tahap keempat menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan analisis statistik deskriptif.

Hasil penelitian menujukkan bahwa (1) primer pertama dapat mengungkap adanya variasi gen hormon pertumbuhan pada 13 sampel penelitian dengan uraian sebagai berikut: terdapat urutan nukleotida yang berbeda di sepanjang 214 nt pada gen hormon pertumbuhan dimana perbedaan tersebut merupakan substitusi dasar yang disebabkan oleh transisi dan transversi pada posisi pertama, kedua dan ketiga, terhitung 31 nukleotida (nt) yang berbeda pada 3 sampel induk betina sapi PO dari UPA Pasuruan (no 4, 5 dan 8), sementara 7 sampel yang lain (no 1, 2, 3, 6, 7, 9 dan 10) memiliki urutan nukleotida yang sama dengan 3 sapi pejantan unggul dari BBIB Singosari; (2) hubungan genetik antara 13 sampel tergambar pada hasil analisis dengan metode Neighbore Joining, dimana 3 sampel pejantan unggul dari BBIB Singosari membentuk satu kelompok dengan 7 sampel induk betina sapi PO dari UPA Pasuruan, sementara 3 sampel yang lain tidak masuk dalam kelompok tersebut; (3) tujuh sampel induk betina sapi PO dari UPA Pasuruan dapat direkomendasikan sebagai stock parental di UPA Pasuruan dalam menghasilkan keturunan yang unggul; (4) produk pengembangan berupa multimedia pada materi pengenalan teknik analisis biologi molekuler ini dikembangkan dari serangkaian proses kegiatan yang melibatkan teknik-teknik molekuler yang sederhana dan natural, sehingga produk ini lebih original, terperinci dan mudah dipelajari; dan (5) produk pengembangan berupa multimedia pada materi pengenalan teknik analisis biologi molekuler ini dapat digunakan mahasiswa sebagai sumber atau bahan ajar yang baik, dimana produk ini memaparkan secara gamblang dan jelas tentang materi-materi yang ada dalam materi pengenalan teknik analisis biologi molekuler ini sehingga belajar lebih efisien dan efektif.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, maka disarankan (1) pada penelitian lanjut, dibutuhkan suatu kajian pada sekuen gen hormon pertumbuhan yang berbeda sehingga menghasilkan suatu variasi yang lebih beragam dan komprehensif dalam memperoleh sapi-sapi unggul berdasarkan penciri genetik; (2) dibutuhkan kajian yang lebih lanjut pada perubahan asam amino sampai pada perubahan struktur gen hormon perumbuhan dan pengaruhnya pada penciri fenotip guna memperoleh data yang akurat dalam mendukung seleksi sapi potong lokal yang berkualitas secara genetik; (3) dibutuhkan uji coba lapangan untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi dari aspek pengguna (mahasiswa); dan (4) bagi pihak-pihak yang ingin mengem-bangkan produk lebih lanjut diharapkan mungkin dengan tampilan yang lebih bervariasi dan dapat mengangkat kajian pada organisme yang lain, seperti tumbuhan untuk memperkaya media pembelajaran. 078 Muchtar Yunus. 2011. Pengaruh Pembelajaran Inovatif, Kemitraan Sekolah dengan Dunia

Usaha, Status Sosial Ekonomi dan Motivasi Belajar terhadap Kesiapan Kerja Siswa (Studi pada SMK Negeri Bisnis dan Manajemen di Sulawesi Selatan)

Kata-kata kunci: pembelajaran inovatif, kemitraan, status sosial Ekonomi, motivasi

belajar, kesiapan kerja siswa

Sekolah Menengah Kejuruan di Indonesia telah diarahkan pada tujuan utama yaitu menghasilkan out put yang memiliki kesiapan kerja untuk memasuki lapangan kerja sesuai bidangnya masing-masing. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, diadakan pendidikan sistem

Page 58: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

58 Abstrak Hasil Penelitian

ganda atau dual system sebagai strategi pokok dalam rangka operasionalisasi “link and mach” di mana suatu proses pendidikan yang melibatkan sekolah di satu sisi dan dunia usaha pada sisi lain. Kedua tempat pembelajaran tersebut, telah dirancang dan dioperasionalkan berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK 2006. Keberhasilan siswa memiliki kesiapan kerja akan ditentukan pada proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah dan di dunia usaha. Kemitraan sekolah dengan dunia usaha harus didasari oleh komitmen yang tegas antara sekolah dengan dunia usaha untuk membekali siswa siap kerja. Namun kenyatan di lapangan masih dipertanyakan apakah siswa SMK Bisnis dan Manajemen di Sulawesi Selatan sudah memiliki kesiapan kerja?

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan (1) pengaruh pembelajaran inovatif terhadap motivasi belajar siswa; (2) pengaruh kemitraan sekolah dengan dunia usaha terhadap motivasi belajar siswa; (3) pengaruh status sosial ekonomi terhadap motivasi belajar siswa; (4) pengaruh pembelajaran inovatif terhadap kesiapan kerja siswa; (5) pengaruh kemitraan sekolah dengan dunia usaha terhadap kesiapan kerja siswa; (6) pengaruh status sosial ekonomi terhadap kesiapan kerja siswa; (7) pengaruh motivasi belajar terhadap kesiapan kerja siswa; (8) pengaruh pembelajaran inovatif, kemitraan sekolah dengan dunia usaha, dan status sosial ekonomi terhadap motivasi belajar siswa; dan (9) pengaruh pembelajaran inovatif, kemitraan sekolah dengan dunia usaha, dan status sosial ekonomi terhadap kesiapan kerja siswa.

Untuk mencapai tujuan penelitian, dilakukan pendekatan kuantitatif dengan rancangan penelitian eksplanatori non eksprimental. Metode penelitian yang dipilih adalah “ crosss sectional survay” Populasi penelitian ini adalah semua siswa SMK Kelas III Program Studi Administrasi Perkantoran (AP), Akuntansi (AKT), dan Tata Niaga (Penjualan) yang telah mengikuti PSG/PKL pada dunia usaha, dan terdaftar tahun 2010/2011 pada SMK Negeri Bisnis dan Manajemen di Sulawesi Selatan, populasi sebanyak 1797 siswa. Sampel penelitian ini sebanyak 317 siswa dengan teknik pengambilan sampel adalah “multiple stage random sampling”. Responden penelitian pada SMKN 4 Kota Makassar 59 siswa; SMKN Pancarijang Sidrap 41 siswa; SMKN 1 Palopo 56 siswa; SMKN 1 Watampone Bone 66 siswa; SMKN Bajeng Limbung Gowa 51 siswa; SMKN 1 Bantaeng 44 siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, wawancara, dan dokumentasi. Analisis Statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah Model Persamaan Struktural (Structural Equation Modeling , SEM) dengan program AMOS 4.0.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa telah terdapat kesesuaian antara model dengan data, hal ini terlihat dari nilai Goodneess of Fit (GOF) yang telah memenuhi kriteria. Temuan hasil penelitian secara lebih detail adalah sebagai berikut (1) secara partial maupun simultan, pembelajaran inovatif, kemitraan sekolah dengan dunia usaha, dan status sosial ekonomi, berpengaruh signifikan terhadap motivasi belajar siswa; (2) secara partial dan simultan, pembelajaran inovatif, kemitraan sekolah dengan dunia usaha, status sosial ekonomi, dan motivasi belajar berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kesiapan kerja siswa; (3) Pembelajaran inovatif berpengaruh tidak langsung secara signifikan terhadap kesiapan kerja siswa melalui motivasi belajar. Efek tidak langsung yang signifikan memberikan indikasi bahwa pembelajaran inovatif yang semakin baik dalam jangka panjang dapat mendorong proses pembelajaran yang mampu membangkitkan motivasi belajar siswa, dan dari motivasi inilah kemudian tumbuh harapan-harapan yang terkait dengan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari untuk memiliki dan meningkatkan kompetensinya sebagai bekal kesiapan kerja; (4) Kemitraan sekolah dengan dunia usaha berpengaruh tidak langsung secara signifikan terhadap kesiapan kerja siswa melalui motivasi belajar. Efek tidak langsung yang signifikan memberikan indikasi bahwa kemitraan sekolah dengan dunia usaha yang semakin baik dalam jangka panjang dapat mendorong motivasi belajar siswa dalam upaya optimalisasi pemanfaatan sumber belajar untuk meningkatkan kesiapan kerja; dan (5) Status sosial ekonomi berpengaruh tidak langsung secara signifikan terhadap kesiapan kerja siswa melalui motivasi belajar. Efek

Page 59: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

Edisi ke-31 Tahun 2012 59

tidak langsung yang signifikan memberikan indikasi bahwa status sosial ekonomi orang tua siswa yang semakin baik, cenderung akan terpenuhinya kebutuhan dasar keluarga dan kebutuhan anaknya untuk belajar, fasilitas belajar yang cukup akan memberi ketenangan belajar sehingga dapat memberi rangsangan motivasi belajar untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan sebagai bekal kesiapan kerja. 079 Ardianto. 2011. Tindak Tutur Direktif Guru dalam Wacana Interaksi Kelas Anak

Tunarungu di SLB-B YPTB Malang

Kata-kata kunci: tindak direktif, bentuk, fungsi, strategi

Tindak direktif adalah salah satu dari beragam jenis tindak tutur yang digunakan dalam interaksi lisan antara guru dan siswa pada proses pembelajaran di kelas. Penggunaan tindak direktif oleh guru dalam interaksi lisan di kelas tersebut tidak terlepas dari karakteristik wacana kelas. Karena adanya pengaruh konteks penggunaannya termasuk norma sosial budaya penuturnya, penggunaan tindak tutur guru dalam percakapan di kelas dapat bervariasi, yang ada pada suatu tempat berbeda dengan yang ada di tempat lain. Berdasarkan hal tersebut, kajian terhadap penggunaan tindak tutur guru dalam interaksi lisan dengan anak tunarungu di kelas pada SMALB YPTB Malang menarik dan perlu dilakukan.

Penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsikan dan menjelaskan bentuk tindak tutur direktif guru dalam wacana interaksi kelas anak tunarungu di SLB-B YPTB Malang; (2) mendeskripsi-kan dan menjelaskan fungsi-fungsi komunikasi yang terkandung pada tindak tutur direktif dalam wacana interaksi kelas anak tunarungu di SLB-B YPTB Malang; dan (3) mendeskripsikan dan menjelaskan strategi pengungkapan (pemeroduksian) tindak tutur direktif guru dalam wacana interaksi kelas anak tunarungu di SLB-B YPTB Malang.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan ancangan pragmatik. Data penelitian terdiri atas dua jenis, yaitu (1) data tuturan dan (2) data catatan lapangan. Data tuturan mengandung bentuk, fungsi, dan strategi penyampaian direktif. Data catatan lapangan meliputi catatan lapangan deskriptif dan catatan lapangan reflektif. Data dikumpulkan melalui observasi nonpartisipan secara langsung sambil melakukan perekeman dan pencatatan (catatan lapangan). Data dianalisis dengan menggunakan model analisis interaktif. Prosedur analisis data menggunakan model tersebut melalui empat tahap, yaitu (1) pengumpulan data; (2) pereduksian data; (3) penyajian data; dan (4) penyimpulan temuan dan verifikasi. Berdasar-kan hasil analisis data, diperoleh temuan penelitian sebagai berikut.

Penggunaan bentuk tindak tutur direktif guru dalam wacana interaksi kelas anak tunarungu berupa tuturan modus deklaratif, interogatif, dan imperatif. Tindak tutur direktif modus deklaratif diwujudkan dalam tuturan bermodus pernyataan keinginan, pernyataan keharusan, pernyataan larangan, pernyataan pengizinan, pernyataan ajakan, pernyataan kritik, dan pernyataan teguran. Tindak tutur direktif modus interogatif diwujudkan dalam tuturan bermodus pertanyaan permintaan klarifikasi, pertanyaan permintaan informasi, pertanyaan permintaan konfirmasi, pertanyaan bermodus alasan, dan pertanyaan permintaan tindakan. Sedangkan, tindak tutur direktif modus imperatif diwujudkan dalam tuturan direktif bermodus imperatif perintah, imperatif suruhan, imperatif permintaan, imperatif larangan, imperatif ajakan, imperatif saran, imperatif harapan, dan imperatif desakan. dalam interaksi lisan dengan anak tunarungu di kelas, tuturan guru tersebut digunakan untuk menyampaikan berbagai kategori fungsi direktif sesuai kebutuhan dan tujuan komunikasi. Bentuk direktif yang digunakan untuk menyampaikan berbagai fungsi tindak tutur tersebut menggunakan varian linguistik bervariasi.

Penggunaan fungsi direktif guru dalam wacana interaksi kelas cukup bervariasi. dalam interaksi lisan dengan siswa di kelas, penggunaan fungsi direktif guru meliputi fungsi

Page 60: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

60 Abstrak Hasil Penelitian

memerintah, meminta, melarang, mengizinkan, menyarankan, mengharapkan, mangajak, menegur, dan memancing. Berbagai kategori fungsi direktif tersebut masing-masing diwujudkan dengan tuturan imperatif, deklaratif, atau interogatif dengan varian linguistik yang bervariasi. Penggunaan fungsi direktif guru yang demikian itu terkait erat dengan konteks dalam percakapan di kelas. Hal itu berarti bahwa guru dalam interaksi lisan dengan anak tunarungu di kelas mempunyai fungsi direktif bervariasi dan mempunyai piranti linguistik dengan variasi tersendiri untuk menyatakan masing-masing fungsi tindak tutur tersebut.

Penggunaan strategi penyampaian direktif guru berupa strategi langsung dan tidak langsung. Strategi langsung digunakan untuk menyampaikan berbagai kategori fungsi direktif yang terkait langsung atau tidak terkait langsung dengan topik pembelajaran, yaitu untuk memerintah, meminta, melarang, mengizinkan, menyarankan, mengharapkan, dan menegur. Strategi tidak langsung digunakan untuk menyampaikan berbagai kategori fungsi direktif yang terkait dan tidak terkait langsung dengan topik pembelajaran, yaitu untuk memerintah, meminta, melarang, menegur, dan memancing. Strategi penyampaian fungsi direktif tersebut diwujudkan dengan tuturan dalam berbagai modus dengan varian linguistik bervariasi. Hal itu berarti pula bahwa guru dalam interaksi lisan dengan anak tunarungu di kelas mempunyai strategi penyam-paian direktif yang diwujudkan dengan piranti linguistik untuk menyatakan fungsi-fungsi direktif-nya dengan gaya kontekstual berbeda-beda.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat dirumuskan simpulan, yakni (1) tindak tutur direktif guru dalam wacana interaksi kelas anak tunarungu diwujudkan secara beragam melalui bentuk, fungsi, dan strategi bertutur tertentu. Bentuk, fungsi, dan strategi tindak tutur direktif yang diwujudkan guru berdasarkan pada keragaman konteks yang melatari wacana percakapan di kelas. Kedua, guru dalam interaksi lisan di kelas mempunyai bentuk direktif yang diwujudkan dengan piranti linguistik bervariasi. Ketiga, guru dalam interaksi lisan di kelas mempunyai fungsi direktif bervariasi dan mempunyai piranti linguistik dengan variasi tersendiri untuk mengeks-presikan masing-masing fungsi tindak tutur tersebut. Dan, keempat, guru dalam interaksi lisan di kelas mempunyai strategi penyampaian direktif yang diwujudkan dengan piranti linguistik untuk mengekspresikan fungsi-fungsi direktif dengan gaya kontekstual berbeda-beda.

Sesuai dengan hasil penelitian tersebut, disarankan hal-hal sebagai berikut. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat menjadi acuan untuk merancang dan melaksanakan pembelajaran yang tepat dan efektif melalui penggunaan tindak tutur yang memperhatikan kekuatan dan kebutuhan anak dalam bidang komunikasi. Bagi kepala sekolah, temuan penelitian ini dapat memberi masukan untuk merencanakan dan menciptakan pola interaksi pedagogis dengan anak tunarungu di kelas pada sekolah yang dipimpinnya yang menjadi modal dasar untuk melaksanakan pembelajaran yang efektif. Bagi peneliti berikutnya, dalam rangka replikasi, substansi objek kajian dapat diperluas dan metodologi kajiannya dapat dikembangkan. 080 Aan Erlyana Fardhani. 2011. Mathematics English Performance Test for Junior High

School Mathematics Teachers of Rintisan Sekolah Bertarat Internasional

Kata-kata kunci: tes keterampilan, profisiensi, guru, matematika, RSBI-SMP

Berdirinya dengan resmi model baru sekolah yang dikenal dengan nama Rintisan sekolah bertaraf internasional pada tahun 2003 dan penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam mengajar beberapa mata pelajaran di resmikan berdasarkan Undang-Undang pendidikan no 20 yang disebut Sistem Pendidikan Nasional. Kebijakan tersebut telah membebani para guru Matematika dan ilmu pengetahuan alam untuk memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang memadai untuk mengajarkan matapelajaran yang diampunya dengan

Page 61: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

Edisi ke-31 Tahun 2012 61

menggunakan bahasa Inggris sebagai pengantar pembelajaran. Guna menerapkan program RSBI, pemerintah memfasilitasi guru-guru tersebut dengan memberikan pelatihan bahasa Inggris dan bimbingan teknis untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris mereka yang masih lemah yang diketahui dari hasil skor tes TOEIC. Patokan dari standar bahasa Inggris di tetapkan berdasasrka skor TOEFL 500. Fakta dari kondisi ini patut dipertanyakan berkaitan dengan bahasa Inggris untuk pembelajaran matematika berkaitan dengan bahasa Inggris khusus yang dikenal dengan istilah Register bahasa Inggris Matematika yang terkait secara kontekstual pada bidang matematika. Sedangkan TOEFL dirancang untuk bahasa Inggris akademik yang sifatnya umum, test TOEIC bertujuan khusus bagi komunikasi bahasa Inggris di ranah bisnis. Jaadi kedua jenis tes tersebut menjadi tidak cocok sebagai alat ukur untuk mengukur profisiensi bahasa Inggris guru Matematika RSBI. Test yang sesuai belum tersedia untuk mengevaluasi keberhasilan atau kgagalan penerapan program RSBI. Terkait hal ini, penelitian ini bertujuan mengembangkan tes khusus bahasa Inggris untuk guru Matematika yang diberi nama METT (Mathematics English Test for Teachers) Tes Bahasa Inggris Matematika untuk Guru dengan tujuan menyediakan suatu tes bahasa Inggris di bidang Matematika.

081 Susilaningsih. 2011. Pengembangan Model Program Pendidikan Kewirausahaan di

Perguruan Tinggi: Upaya Peningkatan Kemandirian Lulusan Perguruan Tinggi di Indonesia

Kata-kata kunci: rekonstruksi; program pendidikan kewirausahaan

Tujuan umum penelitian ini utamanya adalah untuk membantu pemerintah Indonesia dalam meningkatkan kemandirian dan daya saing bangsa, khususnya generasi muda - lulusan perguruan tinggi, melalui pendidikan kewirausahaan. Generasi entrepreneurial mutlak diperlu-kan pada lingkungan yang hyper-competitive karena generasi ini akan mampu mengikuti perubahan melalui penciptaan produk atau jasa yang memiliki value, yang dalam jangka panjang dapat mempengaruhi sistem perekonomian suatu bangsa menuju perbaikan. Sedangkan tujuan khusus adalah (1) untuk mengeksplorasi model program pendidikan kewira-usahaan yang diterapkan di Perguruan Tinggi di Indonesia; (2) untuk mengetahui faktor-faktor yang mendukung keberhasilan program pendidikan kewirausahaan; dan (3) untuk mengem-bangkan prototipe model program pendidikan kewirausahaan sebagai sebuah alternatif model yang dapat meningkatkan kemandirian lulusan Perguruan Tinggi di Indonesia. Target khusus yang ingin dicapai penelitian ini adalah melakukan rekonstruksi model program pendidikan kewirausahaan yang sesuai dengan kondisi Perguruan Tinggi di Indonesia.

Dengan pendekatan mixed method, sequential exploratory design, hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) konstruksi model program pendidikan kewirausahaan di Perguruan Tinggi yang menjadi kasus dalam penelitian ini memiliki komitmen mengembangkan budaya kewirausahaan; perguruan tinggi memiliki program kegiatan utama untuk merubah mindset mahasiswa; ditindak lanjuti dengan program kegiatan pendukung (lanjutan); didukung oleh sarana prasarana; dan perguruan tinggi menjalin kerjasama dengan institusi lain untuk meningkatkan program pendidikan kewirausahaan; (2) faktor-faktor yang melingkupi keberhasil-an program pendidikan kewirausahaan di perguruan tinggi di Indonesia adalah komitmen perguruan tinggi; iklim kewirausahaan; kegiatan utama; kegiatan pendukung (lanjutan); dan sarana prasarana. Dengan memenuhi faktor-faktor tersebut, prototipe model program pendidikan kewirausahaan yang diusulkan adalah (3) melaksanakan program secara bertahap dimulai dengan tahap pemicu sadar kewirausahaan; tahap dasar; tahap kesadaran kebutuhan kompetensi; tahap aplikasi kreatifitas dan inovasi; tahap start-up; dan tahap pertumbuhan.

Page 62: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

62 Abstrak Hasil Penelitian

082 Supriyadi. 2010. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berpendekatan Konstruktivis-

me untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karya Ilmiah Mahasiswa

Kata-kata kunci: perangkat pembelajaran, pendekatan konstruktivisme, karya ilmiah terampil menulis karya ilmiah, makalah, prestasi/hasil belajar

Pengembangan perangkat pembelajaran menulis karya ilmiah merupakan salah satu

upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterampilan menulis karya ilmiah mahasis-wa, kualitas proses, dan kualitas prestasi/hasil pembelajaran menulis karya ilmiah di perguruan tinggi. Perangkat pembelajaran menulis karya ilmiah yang layak dan mantap sebagai hasil pengembangan selain dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan keterampilan, kualitas proses, dan hasil pembelajaran juga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan penalaran, minat, motivasi, kretivitas, produktivitas, kepakaan sosial, dan sikap demokratis mahasiswa dalam belajar. Sehubungan dengan itu, secara umum penelitian ini bertujuan mengembangkan perangkat pembelajaran berpendekatan konstruktivisme untuk meningkatkan keterampilan menulis karya ilmiah mahasiswa. Secara khusus, tujuan penelitian ini adalah (a) mengembang-kan silabus berpendekatan konstruktivisme untuk meningkatkan keterampilan menulis karya ilmiah mahasiswa; (b) mengembangkan RPS berpendekatan konstruktivisme untuk meningkat-kan keterampilan menulis karya ilmiah mahasiswa; (c) mengembangkan materi pembelajaran berpendekatan konstruktivisme untuk meningkatkan keterampilan menulis karya ilmiah mahasiswa; (d) mengembangkan perangkat evalua-si pembelajaran berpendekatan konstruk-tivisme untuk meningkatkan keterampilan menulis karya ilmiah mahasiswa; dan (e) mengem-bangkan panduan pelaksanaan proses pembelajaran berpendekatan konstruktivisme untuk meningkatkan keterampilan menulis karya ilmiah mahasiswa.

Dalam rangka mencapai tujuan penelitian tersebut digunakan desain R2D2 dengan komponen penetapan, desain dan pengembangan, dan diseminasi. Pelaksanaannya di lapa-ngan, penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap, yakni tahap prapengembangan, tahap pengembangan, dan tahap uji efektivitas. dalam tahap prapengembangan dilakukan studi pendahuluan untuk memperoleh informasi awal tentang pembelajaran menulis karya ilmiah dan berkolaborasi dengan dosen pembina untuk mengembangkan perangkat pembelajaran menulis karya ilmiah berpendekatan konstruktivisme. Tahap pengembangan dilalui dengan mendesain dan mengembangkan lima perangkat pembelajaran, penelaahan oleh tim praktisi dan tim ahli/pakar yang relevan, dan uji coba perangkat pembelajaran secara berulang sampai diperolah perangkat pembelajaran yang mantap. Terakhir, tahap uji efektivitas perangkat pem-belajaran dilakukan melalui uji lapangan dengan desain kuasieksperimen (desain pretes dan postes).

Data penelahaan tim praktisi dan tim ahli/pakar dan data hasil uji coba produk pengembangan berupa data kualitatif, sedangkan data uji efektivitas berupa data kuantitatif. dalam analisis data kualitatif digunakan teknik analisis domain. Domain yang dimaksud mencakup format, isi, organisasi materi, dan aspek kebahasaan perangkat pembelajaran. Sementara itu, dalam analisis data kuantitatif digunakan SPSS 16,0 for windows.

Hasil penelitian pengembangan ini berupa lima jenis perangkat pembelajaran menulis karya ilmiah berpendekatan konstruktivisme, yakni (a) silabus; (b) RPS; (c) materi pembelajar-an; (d) perangkat evaluasi pembelajaran; dan (e) panduan pelak-sanaan proses pembelajaran berpendekatan konstruktivisme. Perangkat evaluasi pembelajaran mancakup (a) rubrik penilai-an; (b) portofolio; (c) lembar observasi; dan (d) jurnal belajar. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan memiliki kekhasan yang berbeda dengan perangkat pembelajaran konvensional. Kekhasan tersebut tercermin pada penggunaan lima strategi pembelajaran dalam lingkup

Page 63: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

Edisi ke-31 Tahun 2012 63

pendekatan konstruk-tivisme secara bervariasi pada lima jenis perangkat pembelajaran produk pengem-bangan. Kelima strategi pembelajaran tersebut adalah (a) bertanya; (b) inkuri/pene-muan; (c) masyarakat belajar; (d) refleksi; dan (e) evaluasi otentik.Kekhasan silabus dan RPS terdapat pada komponen (a) indikator; (b) tujuan pembelajaran; (c) materi pembelajaran; (d) kegiatan pembelajaran; dan (e) evaluasi pembelajaran. Kekhasan materi pembelajaran terdapat penyajian materi, kegiatan mahasiswa, penilaian diri, dan pendalaman materi setelah proses pembelajaran. Kekhasan empat perangkat evaluasi terdapat pada implementasi perangkat tersebut secara terintegrasi dalam proses pembelajaran. Terakhir, kekhasan panduan pelak-sanaan proses pembelajaran terdapat keseluruhan komponen panduan karena panduan tersebut dimanfaatkan sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran yang konstruktivistik.

Hasil kegiatan eksperimen menunjukkan bahwa proses pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme memiliki keunggulan dibandingkan dengan proses pembelajaran pendekatan behaviorisme/konvensional. Proses pembelajaran yang memanfaatkan perangkat pembelajaran produk pengembangan berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar menulis karya ilmiah mahasiswa. Hasil pembelajaran yang memanfaatkan perangkat pembe-lajaran produk pengembangan lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan hasil pembe-lajaran yang tidak memanfaatkan perangkat pembelajaran produk pengembangan.

Hal itu juga didukung oleh hasil uji coba produk pengembangan yang menunjukkan bahwa pembelajaran menulis karya ilmiah dengan pendekatan konstruktivisme memiliki keunggulan. Pembelajaran menulis karya ilmiah dengan pendekatan kon-struktivisme dapat menjadikan mahasiswa lebih bersemangat dan antusias. Semangat dan antusiasme mahasis-wa tampak pada saat mereka menelusuri bahan rujukan/ literatur, membahas materi pembe-lajaran pada kelompok kecil dan mempresentasikannya dalam diskusi kelas, dan melakukan refleksi bersama dosen pembina. Suasana kelas menjadi lebih hidup dan bergairah karena pembelajaran berfokus pada mahasiswa. Hasil wawancara dengan mahasiswa juga menunjuk-kan bahwa pembelajaran menulis karya ilmiah berpendekatan konstruktivisme telah memberikan sejumlah manfaat, antara lain melatih keberanian mengungkapkan gagasan, bertang-gung jawab bersama, melatih bersosialisasi, melatih kepekaan, menghargai pendapat teman, dan melatih berdemokrasi dalam belajar.

Sejalan dengan temuan penelitian ini adalah bahwa pembelajaran yang memanfaatkan perangkat berpendekatan konstruktivisme perlu terus dikembangkan dan disosialisasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan pembelajaran menulis karya ilmiah. Dosen dapat memanfaatkan produk pengembangan ini dalam proses pembelajaran menulis karya ilmiah dan menjadikan pendekatan konstruk-tivisme dengan lima strategi pembelajarannya sebagai alternatif untuk memvariasikan pelaksanaan proses pembelajaran. 083 Moh. Irtadji. 2011. Tindak Pembelajaran yang Memicu Penumbuhan Kreativitas Siswa

dalam Berbagai Bidang Studi Kata-kata kunci: tindak pembelajaran, guru sekolah dasar, kreativitas siswa

Fokus utama penelitian ini yaitu bagaimana tindak pembelajaran yang memicu penumbuhan kreativitas siswa. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif jenis basic or generic. Hasil penelitian menunjukkkan bahwa tindak pembelajaran guru yang memicu penumbuhan kreativitas siswa beraneka ragam, tetapi tindak pembelajaran yang cenderung sering dilakukan guru ialah memberikan pertanyaan terbuka maupun pertanyaan tertutup pada siswa.

Page 64: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

64 Abstrak Hasil Penelitian

084 Parwati, Ni Nyoman. 2011. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Jenis Masalah terhadap

Kemampuan Pemecahan Masalah pada Siswa SD Kelas V

Kata-kata kunci: strategi pembelajaran, jenis masalah, kemampuan pemecahan masalah

Tujuan pendidikan matematika sekolah dasar adalah agar siswa memahami konsep matematika dan mampu menerapkan konsep-konsep tersebut dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari. dalam kenyataannya pembelajaran matematika di sekolah dasar khusus-nya, masih didominasi oleh latihan keterampilan-keterampilan dasar atau pencapaian kompe-tensi basic skills semata. Sebagai dampak dari pelaksanaan pembelajaran semacam ini adalah rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Rendahnya kemampuan pemecahan masalah siswa, tidak terlepas dari kurang tepatnya pemilihan strategi pembelajaran oleh guru. dalam upaya mengoptimalkan pencapaian kemampuan pemecahan masalah siswa, mereka seharusnya dilibatkan dalam aktivitas pemecahan masalah sejak awal pembelajaran. Salah satu strategi pembelajaran yang akomodatif untuk tujuan tersebut adalah strategi pembelajaran pemecahan masalah.

Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan dan menguji pengaruh strategi pembelajaran dan jenis masalah terhadap kemampuan pemecahan masalah pada siswa SD kelas V. Strategi pembelajaran yang dikaji meliputi strategi pembelajaran pemecahan masalah dan strategi pengajaran langsung. Jenis masalah yang dikaji meliputi masalah matematika terbuka dan masalah matematika tertutup.

Penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen kuasi nonequivalent control group design yaitu the untreated control group design with pretest and posttest. Rancangan ini dimodifikasi dengan memberikan perlakuan pada kedua kelompok, yaitu pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Analisis data menggunakan analysis of covariance (ancova) faktorial 2 x 2. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Laboratorium Undiksha dan SD 1 Banjar Jawa. Subjek penelitian dipilih dari populasi siswa SD di kota Singaraja menggunakan metode cluster random sampling (multistage). Subjek penelitian yang dilibatkan dalam penelitian ini sebanyak 152 orang. Data penelitian dikumpulkan menggunakan tes kemampuan pemecahan masalah matematika. Tes kemampuan pemecahan masalah terdiri dari 6 soal uraian yang dikembangkan berdasarkan analisis validitas butir, daya beda, tingkat kesukaran, reliabilitas internal, dan waktu yang diperlukan siswa dalam menjawab tes. Reliabilitas alpha Cronbach tes kemampuan pemecahan masalah sebesar 0,904. Pengujian hipotesis nol dilakukan pada taraf signifikansi 5% atau α = 0,05. Semua analisis statistik menggunakan software SPSS 15.0 for Windows.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) kemampuan pemecahan masalah siswa yang memperoleh strategi pembelajaran pemecahan masalah lebih tinggi dari siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pengajaran langsung; (2) kemampuan pemecahan masalah siswa yang memperoleh jenis masalah matematika terbuka lebih tinggi dari siswa yang memperoleh jenis masalah matematika tertutup; (3) ada pengaruh interaksi antara strategi pembelajaran dengan jenis masalah terhadap pencapaian kemampuan pemecahan masalah.

Berdasarkan temuan penelitian, guru matematika SD disarankan menggunakan strategi pembelajaran pemecahan masalah dalam upaya mencapai kompetensi pemecahan masalah. Permasalahan-permasalahan yang disajikan di awal pembelajaran sebagai motivator siswa untuk belajar, agar dipilih dari konteks-konteks yang familiar dengan kehidupan sehari-hari siswa. Jenis masalah matematika terbuka disarankan diterapkan untuk melatih siswa mampu memecahkan masalah secara kreatif.

Page 65: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

Edisi ke-31 Tahun 2012 65

085 Susriyati Mahanal, Samsul Bahri, Dwi Haryoto, Wahyudi Siswanto, Bambang Yudi

Cahyono, Achmad Fatchan, Subandi, Sunaryanto, Didik Nurhadi. 2011. Pemetaan dan Pengembangan Mutu Pendidikan di Wilayah Kota Kediri, Kabupaten Kediri, dan Kabupaten Ngawi

Kata-kata kunci: pemetaan, mutu pendidikan

Penelitian tentang “Pemetaan dan Pengembangan Mutu Pendidikan di Kota Kediri, Kabupaten Kediri, dan Kabupaten Ngawi “ bertujuan sebagai berikut (1) Memetakan kompeten-si peserta didik SMA Kota Kediri, Kabupaten Kediri, dan Kabupaten Ngawi pada tiap mata pelajaran; (2) Mengidentifikasi faktor yang menyebabkan peserta didik SMA Kota Kediri, Kabupaten Kediri, dan Kabupaten Ngawi tidak menguasai pokok bahasan tertentu pada setiap mata pelajaran; (3) Menemukan alternatif pemecahan masalah peningkatan kompetensi peserta didik SMA Kota Kediri, Kabupaten Kediri, dan Kabupaten Ngawi; dan (4) Menemukan model implementasi pemecahan masalah yang efektif untuk meningkatkan penguasaan kompetensi peserta didik SMA Kota Kediri, Kabupaten Kediri, dan Kabupaten Ngawi. Penelitian ini merupakan explanatory research, yang dilaksanakan untuk mengungkap informasi imple-mentasi pembelajaran pada SMA di Kota Kediri, Kabupaten Kediri dan Kabupaten Ngawi.. Informasi tentang implementasi pembelajaran yang diungkap itu mengacu kepada kedelapan Standar Pendidikan BSNP. Populasi penelitian adalah seluruh SMA yang terdapat di Kota Kediri, kabupaten Kediri, dan Kabupaten Ngawi yang berjumlah 64 SMA. Sampel penelitian diambil secara purposif yaitu setiap wilayah diambil 2 sekolah katagori tinggi dan 2 sekolah katagori rendah. Berdasarkan analisis dan pembahasan dapat disampaikan beberapa kesim-pulan hasil penelitian sebagai berikut. (1) Peta kompetensi peserta didik SMA Kota Kediri, Kabupaten Kediri, dan Kabupaten Ngawi pada mata pelajaran yang di-UNAS-kan menunjukkan variasi antar sekolah, antar daerah, dan antar waktu; (2) Faktor-faktor yang menyebabkan peserta didik SMA Kota Kediri, Kabupaten Kediri, dan Kabupaten Ngawi tidak menguasai pokok bahasan tertentu pada mata pelajaran yang di-UNAS-kan, yaitu: penentuan guru kelas XII, inisiatif guru untuk mencapai target UNAS, ada pokok bahasan tertentu yang dianggap lemah baik oleh guru maupun siswa, ada kelemahan dalam pembelajaran; (3) Alternatif pemecahan masalah yang dilakukan sekolah untuk meningkatkan kompetensi peserta didik SMA Kota Kediri, Kabupaten Kediri, dan Kabupaten Ngawi, yaitu: penentuan target UNAS, pelibatan pihak luar (komite sekolah, orang tua, dan LBB), upaya pribadi guru untuk mencapai target UNAS, metode pembelajaran, menambah jam pelajaran, mengadakan pelajaran tambahan, try-out dan tindak lanjut try-out, penghargaan pada guru yang berhasil, kondisi input dan perhatian Kepala Sekolah terhadap mata pelajaran yang di UNAS-kan; dan (4) Model implementasi pemecahan masalah yang efektif untuk meningkatkan penguasaan kompetensi peserta didik SMA Kota Kediri, Kabupaten Kediri, dan Kabupaten Ngawi, yaitu: Pembinaan dan pengembangan profesi guru, dan workshop penjaminan mutu sekolah dan pengembangan SOP. Saran yang dapat diajukan kepada pihak terkait dengan peningkatan mutu pendidikan SMA, bahwa sangat perlu dilakukan tindaklanjut penyelesaian masalah kompetensi pada setiap mata pelajaran SMA dengan cara, yaitu: pendampingan pembinaan dan pengembangan profesi guru, workshop penjaminan mutu sekolah dan pengembangan SOP.

Page 66: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

66 Abstrak Hasil Penelitian

086 Bambang Yudi Cahyono, Supriyono, Duran Corebima, Abdul Syukur Ibrahim, Cholis

Sa’diyah, Mit Witjaksono, Darsono Sigit, Sujito, dan Syamsul Bacri. 2011. Pemetaan dan Pengembangan Mutu Pendidikan SMA di Kota Blitar, Kabupaten Blitar, dan Kabupaten Tulungagung

Kata-kata kunci: mutu pendidikan, peta kompetensi, kompetensi peseta pendidik, model

implementasi pemecahan masalah

Mutu pendidikan khususnya pada tingkat SMA di Kota Blitar, Kabupaten Blitar, dan Kabupaten Tulungagung Propinsi Jawa Timur, merupakan hal penting yang perlu dikaji dan dikembangkan. Penelitian ini bertujuan memetakan kompetensi peserta didik SMA pada tiap mata pelajaran, mengidentifikasi faktor yang menyebabkan peserta didik SMAN tidak meng-uasai pokok bahasan tertentu pada setiap mata pelajaran, menemukan alternatif pemecahan masalah peningkatan kompetensi peserta didik, dan menemukan model implementasi pemecahan masalah yang efektif untuk meningkatkan penguasaan kompetensi peserta didik. Penelitian exploratory ini melibatkan dua SMA peringkat atas dan dua SMA peringkat bawah dari setiap daerah tersebut. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah check list dan kuesioner. Data dikumpulkan pada bulan Juli hingga Oktober 2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak siswa SMA di ketiga daerah ter-sebut mencapai nilai rendah kurang dari 60% untuk sejumlah kompetensi dasar dan hal ini terjadi pada semua mata pelajaran yang diujikan dalam UNAS. Faktor-faktor yang mempe-ngaruhi rendahnya nilai UNAS ada yang bersifat khusus pada setiap pelajaran dan ada yang bersifat umum dengan alternatif pemecahan yang sesuai jenis faktor yang berpengaruh. Model implementasi pemecahan yang dihasilkan mencakup dua hal, yaitu Model Lesson Study dan Model Pendampingan Guru Sekolah.

087 Swasono Rahardjo, Sumarmi, Siti Zubaidah, Maryaeni, Sunaryanto, Nurhayati, Endang

Kartini M., M. Alfian Mizar, Marsudi, dan Syamsul Hadi. 2011. Pemetaan dan Pengembangan Mutu Pendidikan di Malang Raya

Kata-kata kunci: pemetaan, pengembangan mutu pendidikan, deskriptif

Penguasaan kompetensi materi berbagai mata pelajaran di SMA belum seperti yang diharapkan pada standard isi, hal ini tampak dari hasil capaian hasil UN tiga tahun terakhir. Karenanya upaya-upaya untuk meningkatkan penguasaan kompetensi lulusan sangat men-desak dilaksanakan.

Penelitian ini bertujuan: (1) memetakan kompetensi peserta didik SMAN di Malang Raya pada tiap matapelajaran; (2) mengidentifikasi faktor yang menyebabkan peserta didik tidak menguasai pokok bahasan tertentu pada setiap matapelajaran; (3) menemukan alternatif pemecahan masalah peningkatan kompetensi peserta didik; dan (4) menemukan model imple-mentasi pemecahan masalah yang efektif untuk meningkatkan penguasaan kompetensi peserta didik.

Penelitian ini merupakan explanatory research, yang dilaksanakan untuk mengungkap informasi implementasi pembelajaran pada SMA Negeri di Malang Raya. Informasi tentang implementasi pembelajaran yang diungkap mengacu kepada ke delapan Standar Pendidikan BSNP. Selama proses pengumpulan data peneliti hadir di sekolah sampel untuk melakukan wawancara terhadap pihak-pihak terkait di sekolah itu, maupun untuk melakukan observasi. Hasil wawancara akan langsung direkam pada instrumen daftar cek yang telah disiapkan.

Page 67: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

Edisi ke-31 Tahun 2012 67

Hasil penelitian dianalisis secara deskriptif baik yang kualitatif maupun yang kuantitatif, serta secara deskriptif akan menjadi masukan untuk merumuskan alternatif pemecahan masalah dalam meningkatkan kompetensi peserta didik serta untuk merumuskan model implementasi pemecahan masalah.

Pada bagian akhir paper ini, disampaikan kesimpulan: (1) terdapat kompetensi materi ujian nasional yang belum dikuasai oleh peserta didik; (2) telah ditemukan faktor penyebab peserta didik tidak menguasai pokok bahasan tertentu pada setiap mata pelajaran; (3) alternatif penyelesaian masalah yang dihadapi bahwa pembelajaran di kelas perlu lebih ditekankan pada penguasaan konsep dengan metode yang bervariasi; (4) model implementasi penyelesaian masalah yang efektif untuk meningkatkan penguasaan kompetensi peserta didik adalah dengan workshop pembuatan intrumen kompetensi dasar, dan penguatan pembelajaran bermakna, melalui pendekatan Lesson Study.

088 Sugeng Utaya, Endang Purwaningsih, Susriyati Mahanal, Ipung Yuwono, Maria Hidayati,

Nurul Murtadlo, Marsudi, Munzil, dan Sugeng Hadi Utomo. 2011. Pemetaan dan Pengembangan Mutu Pendidikan di Wilayah Kota Madiun, Kabupaten Madiun dan Kabupaten Magetan

Kata-kata kunci: pemetaan pendidikan, pengembangan mutu pendidikan

Ujian Nasional (UNAS) sebagai salah satu tolok ukur keberhasilan pendidikan secara terus-menerus perlu dievaluasi dan dibenahi agar mutunya semakin baik. Upaya itu membutuhkaninformasi tentang hasil UNAS dan berbagai strategi sekolah (SMA) dalam menghadapi UNAS sebagai bahan pengambilan kebijakan. Sehubungan dengan itu maka dilakukan penelitian tentang strategi sekolahdalam menghadapi UNAS mencakup manajemen sekolah dan pelaksanaan PBM. Tujuan penelitian pada tahap I adalah: (1) Memetakan kompetensi peserta didik SMAN pada tiap mata pelajaran; (2) Mengidentifikasi faktor yang menyebabkan peserta didik SMAN tidak menguasai pokok bahasan tertentu pada setiap mata pelajaran; (3) Menemukan alternatif pemecahan masalah peningkatan kompetensi peserta didik; dan (4) Menemukan model implementasi pemecahan masalah yang efektif untuk mening-katkan penguasaan kompetensi peserta didik.

Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori (explanatory research) yang dilakukan dengan pendekatan survei. Populasi penelitian adalah seluruh SMA (negeri dan swasta) di kabupaten/kota Madiun dan Kabupaten Magetan.Sampel penelitian ditetapkan secara sengaja (purpossive sampling) yaitu dipilih 2 SMA yang berada di ranking teratas untuk memperoleh data tentang manajemen sekolah yang berhasil, dan 2 SMA ranking terbawah untuk mem-peroleh data tentang manajemen sekolah yang kurang berhasil. Sampel SMA ranking atas adalah SMAN 1 dan SMAN 2 (Kota Madiun), SMAN Mejayan 1 dan SMAN Mejayan 2 (Kabu-paten Madiun), dan SMAN Magetan 1 dan SMAN Magetan 2 (Kabupaten Magetan);sedangkan SMA ranking terbawah untuk SMA neeri dan swasta adalah SMAN 4 dan SMA PSM (Kota Madiun), SMAN Dagangan dan SMA Swasta Kyai Ageng Basyari (Kabupaten Madiun), dan SMAN Parang dan SMA Swasta Darul Ulum Poncol (Kabupaten Magetan). Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara kepada dinas pendidikan, kepala sekolah, guru, dan koordinator tata usaha sekolah. Khusus wawancara dengan guru dilakukan dengan focus group discussion (FGD). Instrumen penelitian berupa daftar cek (check list) dan pedoman wawancara. Data hasil penelitian dianalisis secara deskriptifkuantitatif dan deskriptifkualitatif.

Penelitian ini memperoleh hasil sebagai berikut:(1)Penguasaan kompetensi pada semua mata pelajaran yang di-UNAS-kan bervariasi antara sekolah favorit dan non-favorit; hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan kualitas input siswa dan kualitas kegiatan pembelajaran di

Page 68: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

68 Abstrak Hasil Penelitian

sekolah; (2) Faktor yang menyebabkan siswa tidak menguasai kompetensi mata pelajaran cukup banyak dan kompleks; faktor tersebut berasal darisisi guru, siswa, kondisi sarpras sekolah, dan ketepatan kebijakan yang diambil oleh sekolah; (3) Pemecahan masalahsecara tepat oleh sekolah, guru, dan siswa dapat dilakukan secara tepat, dengan bertitik tolak dari faktor-faktor yang menyebabkan munculnya masalah tersebut; dan (4) Model implementasi pemecahan masalah ditetapkan dalam 2 bentuk kegiatan, yaitu peningkatan kualitas pembelajaran dengan lesson study dan pendampingan peningkatan kinerja guru.

089 Muhardjito, Munzil, Mardianto, Wahyudi Siswanto, Dewa Agung Gede Agung, Nurhayati,

Hendro Permadi, Endang Suarsini, dan Heri Pratikto. 2011. Pemetaan dan Pengembangan Mutu Pendidikan di Wilayah Kabupaten Pacitan

Kata-kata kunci: pemetaan, pengembangan mutu pendidikan, deskriptif

Mutu pendidikan merupakan faktor terpenting bagi harga diri dan kemajuan bangsa. Oleh karena alasan inilah, pemerintah senantiasa berupaya keras meningkatkan mutu pendidik-an di semua jenjang pendidikan termasuk SMA. Namun, penguasaan kompetensi materi belum seperti yang diharapkan, sehingga masih perlu adanya upaya-upaya untuk meningkatkan penguasaan kompetensi lulusan.

Tujuan penelitian ini adalah (1) memetakan kompetensi peserta didik SMA di Pacitan pada tiap mata pelajaran; (2) mengidentifikasi faktor yang menyebabkan peserta didik tidak menguasai pokok bahasan tertentu pada setiap mata pelajaran; (3) menemukan alternatif pemecahan masalah peningkatan kompetensi peserta didik; dan (4) menemukan model implementasi pemecahan masalah yang efektif untuk meningkatkan penguasaan kompetensi peserta didik.

Penelitian ini merupakan explanatory research, yang dilaksanakan untuk mengungkap informasi implementasi pembelajaran pada SMA di kabupaten Pacitan. .Informasi tentang implementasi pembelajaran yang diungkap mengacu kepada ke delapan Standar Pendidikan BSNP. Selama proses pengumpulan data peneliti hadir di sekolah sampel untuk melakukan wawancara terhadap pihak-pihak terkait di sekolah itu, maupun untuk melakukan observasi. Hasil wawancara direkam pada instrumen daftar cek yang telah disiapkan. Data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif baik yang kualitatif maupun yang kuantitatif. Hasil analisis data secara deskriptif diharapkan menjadi masukan untuk merumuskan alternatif pemecahan masalah dalam meningkatkan kompetensi peserta didik serta untuk merumuskan model implementasi pemecahan masalah.

Berdasarkan hasil temuan analisis dapat disimpulkan bahwa (1) terdapat kompetensi materi ujian nasional yang belum dikuasai oleh peserta didik; (2) telah ditemukan faktor penyebab peserta didik tidak menguasai pokok bahasan tertentu pada setiap mata pelajaran; (3) alternatif penyelesaian masalah yang dihadapi bahwa pembelajaran di kelas perlu lebih ditekankan pada penguasaan konsep dengan metode yang bervariasi; dan (4) model implementasi penyelesaian masalah yang efektif untuk meningkatkan penguasaan kompetensi peserta didik adalah dengan workshop pembuatan intrumen kompetensi dasar dan penguatan pembelajaran bermakna.

Page 69: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

Edisi ke-31 Tahun 2012 69

090 Duran Corebima, Achmat Fatchan, Siti Zubaidah, Sugeng Utaya, Abd. Syukur Ibrahim,

dan M. Alfian Mizar. 2011. Pemetaan dan Pengembangan Mutu Pendidikan di Wilayah Pacitan, Trenggalek dan Ponorogo, Blitar dan Tulungagung, Kediri dan Ngawi, Malang dan Batu, Madiun dan Magetan

Kata-kata kunci: pemetaan, mutu pendidikan, SMA Negeri dan Swasta, Standar

Pendidikan

Ujian nasional dipercayai sebagai salah satu parameter penentu mutu pendidikan. Data hasil UNAS selama dua tahun terakhir (2008/2008 dan 2009/2010) menunjukkan adanya perbedaan persentase kelulusan dan capaian skor UNAS antar provinsi dan kabupaten/kota. Pada dasarnya, tingkat keberhasilan UNAS ditentukan oleh banyak faktor, antara lain menejemen sekolah, kualitas guru, keadaan sarana-prasarana, kondisi siswa, dan keadaan budaya masyarakat.

Penelitian ini merupakan explanatory research, yang dilaksanakan untuk mengungkap informasi implementasi pembelajaran pada SMA-SMA Negeri dan Swasta di daerah Pacitan, Trenggalek dan Ponorogo, Blitar dan Tulungagung, Kediri dan Ngawi, Malang dan Batu, Madiun dan Magetan. Informasi tentang implementasi pembelajaran yang diungkap itu mengacu kepada kedelapan Standar Pendidikan BSNP. Berdasarkan hasil analisis regresi, diperoleh beberapa simpulan sebagai berikut. Secara keseluruhan tanpa memperhatikan mata pelajaran (termasuk kelompok mata pelajaran), peran Standar Sarana dan Prasarana adalah yang tertinggi (52%), disusul Standar Isi (28%), Standar Kompetensi (26%), Standar Penilaian Pendidikan (25.7%), dan Standar Proses (22%). Secara keseluruhan, tanpa memperhatikan mata pelajaran (termasuk kelompok mata pelajaran), urutan faktor penyebab dari yang tertinggi hingga yang terendah, adalah berbagai hal dalam wilayah Standar Sarana dan Prasarana, Standar Isi, Standar Kompetensi, Standar Penilaian Pendidikan, dan Standar Proses. Alternatif pemecahan masalah tiap mata pelajaran di tiap kelompok mata pelajaran, pemecahan masalah tiap kelompok mata pelajaran, maupun pemecahan masalah secara keseluruhan (tanpa memperhatikan tiap mata pelajaran maupun tiap kelompok mata pelajaran), harus disesuaikan dengan faktor-faktor penyebab terkait yang memperhatikan urutan persentase perannya. Berbagai hal dalam wilayah tiap faktor penyebab yang harus ditangani akan diungkap lagi melalui upaya-upaya lain, misalnya implementasi Lesson Study dan Pendampingan Guru Sekolah.

091 Yuni Pratiwi, Nurenzia Yannuar, Eddy Buiono,Yudyanto, Abdul Ghofur, Heri Partikto,

Purwanto, dan Irawan. 2011. Pemetaan dan Pengembangan Mutu Pendidikan di Wilayah Trenggalek dan Ponorogo

Kata-kata kunci: pemetaan, mutu pendidikan, SMA Negeri dan Swasta, Standar

Pendidikan

Penelitian ini bertujuan (1) memetakan kompetensi peserta didik SMAN pada tiap mata pelajaran, mengidentifikasi faktor yang menyebabkan peserta didik SMAN tidak menguasai pokok bahasan tertentu pada setiap mata pelajaran, menemukan alternatif pemecahan masalah peningkatan kompetensi peserta didik, dan menemukan model implementasi pemecahan masalah yang efektif untuk meningkatkan penguasaan kompetensi peserta didik.

Penelitian ini merupakan exploratory research, yang dilaksanakan untuk mengungkap informasi implementasi pembelajaran pada SMA Kabupaten Ponorogo dan di Kabupaten

Page 70: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

70 Abstrak Hasil Penelitian

Trenggalek.. Data penelitian ini berupa data hasil UN yang dilaporkan pemerintah, hasil wawancara dengan guru mata pelajaran sekolah, pengawas, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebuadayaan di tingkat Kabupaten, dan observasi sekolah.

Pada sekolah-sekolah kelompok atas (kuat) dapat dikatakan tidak ada masalah, sebab secara akumutif rerata sekolah masih cukup tinggi. Hal ini tidak ditemukan pada sekolah kelompok bawah (lemah). Pada sekolah kelompok atas, seluruh kompenen sistem sekolah sangat menunjang keberhasilan siswa dalam mengikuti UN. Sebaliknya, pada sekolah kelompok bawah kulaitas input dan motivasi belajar rendah, fasilitas belajar belum termanfaat-kan secara optimal, tidak ada motivasi untuk berkompetisi melanjutkan ke perguruan tinggi, inovasi pembelajaran belum dapat dioptimalkan, dan kerjasama dengan orang tua murid/ma-syarakat belum optimal.

Perbaikan kualitas hasil UN dapat dilakukan dengan pendampingan guru oleh ahli, pendampingan untuk siswa, sosialisasi kebijakan UN pada orang tua dan masyarakat, inovasi pembelajarn, pemberdayaan MGMP. Implementasinya dapat dilakukan dengan kerja sama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dengan Perguruan Tinggi untuk memperbaiki sistem yang relevan dengan UN, kinerja guru, dan sikap serta motivasi siswa.

Page 71: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

Edisi ke-31 Tahun 2012 71

INDEKS KATA KUNCI

A ABK 7, 26 academic atmosphere 49 adaptasi diri 30 adduct Diels-Alder termetoksilasi 42 advance organizer 55 agronomi plasma nutfah 36 akademik 1 akses pendidikan 48 aktivitas antikoagulan 39 aktivitas sitotoksik 42 Akuntabilitas 8 akutansi 2 ampas tebu 23 anak TK 24 anatomi 36 angker mekanik 1 apoptosis 27 audit operasional 13 Autis 25

B bahan ajar 2, 3, 20, 25, 48 bambu 20 belimbing wuluh 51 beton terkekang 20 bibit unggul 6 bimbingan dan konseling 52 bioethanol 23 biologi 44 BNSP 48 BSE 48 budaya Madura 31 budaya nusantara 43 buku ajar 4 buku pedoman 28 buku pintar 9 buku saku rumus akuntansi bilingual 5

C Computer Assisted Learning 5 cowpea mild mottle virus 36

D deficiency 35 derajat titik maksimum 35 derajat titik minimum 35 desain eksperimen 46 desain pembelajaran berbasis web 15 deskriptif 66, 68 dunia kehidupan 37

E Economic Literacy 17 ekspositori 55 ektsrak etanol kulit buah rambutan 27 e-learning 20, 21 WBL 20

elit Agama 30 eucheuma alvarezii 39 evaluasi 17

G gambar anak 34 gaya pengantin 38 gizi dan keamanan pangan 51 gula darah 42 guru matematika 60 guru sekolah dasar 63

H hasil belajar 55 Hindu-Budha 9

I ibu rumah tangga 41 identitas 32 indikator mutu 21 Inklusif 7, 26 inkuiri nilai 14 integritas bangsa 44 integrasi budaya kerja 30 Interactive learning 45

K kadar hemoglobin 40 kajian estetika 34

Page 72: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

2 Abstrak Hasil Penelitian

kamus elektronik 26 kamus tesaurus elektronik 2 karagenan 39 karakter bangsa 9 karakteristik 38 karakteristik lembaga berbeda 15 karya ilmiah terampil menulis karya

ilmiah 62 kecerdasan emosional 24 kedelai 36, 53 keefektifan model 46 keharmonisan interaksi sosial 44 kemampuan pemecahan masalah 64 kemandirian 43 kemitraan 57 kepuasan kerja 49 kerbau local 6 kesadaran multibudaya 50 kesehatan reproduksi 15 kesiapan kerja siswa 57 kinerja 30 kinerja guru 49 kinerja Perguruan Tinggi 13 kitab kuning 19 kompensasi 49 kompetensi peseta pendidik 66 komponen mutu 21 komputer 2 komunikasi among 33 komunitas Tengger 28 konsep estetik 38 konservasi 6 konstruksi 11 konstruksi 32 konsultasi bisnis 41 kooperatif think-pair-share 55 korban lumpur 32 KPRI 46 kreativitas belajar 46 kreativitas siswa 63 kultur akar 42 Kurikulum 7, 25, 26

L layanan pendidikan 45 learning disability 45 lesson study 44 limbah 23 lingkungan hidup 9 lingkungan sekolah 25

M M. cathayana 42 mahasiswa 11, 44 makalah 62 makanan olahragawan 42 Malang Raya 30 Malangan 38 manajemen 11 manajemen sumberdaya hutan 46 masyarakat sub kultur Madura 15 matapelajaran ekonomi 5 Matematika 26 media belajar 56 media bergambar 43 membaca 21 menulis karya ilmih 3 metode pembelajaran 19 mind competence 52 model 14, 24 model dan buku saku kamus akuntansi

bilingual 5 model implementasi pemecahan

masalah 66 model komunikasi 33 model konseling 24 model pembelajaran 17, 40, 47 model pembelajaran apresiasi seni 3 model pendampingan 41 model perluasan 48 moral 24 morfologi 36 motivasi belajar 57 multikulturalisme 1 multimedia 48 mutu pendidikan 65, 68, 69 MVA ketela pohon 53

N NAPZA 10 nilai dan karakter 47 nilai kepemimpinan 31 nilai-nilai kehidupan 47 novel laskar pelangi 37

O olahan kurma 42

P parent support training 10

Page 73: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

Edisi ke-31 Tahun 2012 3

partisipasi masyarakat 9 pedoman EMS 21 pelestarian hutan 4 pembelajaran 24 pembelajaran inovatif 40, 57 pembelajaran kolaboratif 1 pembelajaran melalui pengalaman 49 pembelajaran PKn 14 pembelajaran transformatif 46 pemeliharaan jalan raya 20

pemetaan 6, 65, 66, 68, 69 pemetaan pendidikan 67 pemulung 8 pencegahan perkawinan anak di bawah

umur 15 pendapatan rumah tangga 47 pendekatan asosiatif 3 pendekatan keterampilan proses 3 pendekatan konstruktivisme 62 pendekatan kritik holistik 3 pendekatan kritik semiotik 3 pendidikan Ekonomi 40 pendidikan jasmani dan kesehatan 25 pendidikan karakter terintegrasi 48 pendidikan masyarakat 53 pendidikan multikultural 21 pengalaman kognitif 3 pengasuhan orangtua 10 pengelolaan kuliah bersama 15 pengembangan 5, 7, 21, 26 pengembangan model pelatihan 10 pengembangan mutu pendidikan 66 pengembangan mutu pendidikan 67 pengembangan mutu pendidikan 68 pengetahuan orangtua 10 penjaskes 4 penjelajahan dan berkemah 4 perangkat pembelajaran 62 perilaku relapse 10 permainan simulasi 24 peta kompetensi 66 petani pesanggem 46 pilihan ganda 17 pluralisme 30 poligalatan sulfat 39 PPL 43 prasejarah 9 prestasi/hasil belajar 62 prior knowledge 55 produksi 23

Produksi 53 Profesionalitas 48 profil protein 51 program pendidikan kewirausahaan 61

R rahmatan lil’alamin 8 regrouping sekolah 30 Rekonstruksi 61 residu formalin 49 respons sikap 30 RSBI-SMP 60 rumpun matakuliah sama 15

S sambungan balok kolom 1 sambungan balok kolom 20 Sapi PO 56 sejarah lokal 9 Sekolah Dasar 7, 26, 34 sel HeLa 27 seni rupa 5 siswa SMA 17 Siswa SMK 24 skripsi 44 SMA 40 SMA Negeri dan Swasta 69 sosial 1 sosial budaya 28 sosialisasi 24 standar makanan 25 Standar Pendidikan 69 Standar Pendidikan 69 status sosial Ekonomi 57 strategi pembelajaran 5, 55, 64

T Teluk Bintuni 1 tepung pisang 42 tes keterampilan 60 tindak pembelajaran 63 tintak tutur 33 tipologi 34 toleransi beragama 28 tumpang sari 48

U udang berformalin 51 ujian online 17

Page 74: Edisi ke-31 Tahun 2012 1lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/abstrak-2012_____indone… · Edisi ke-31 Tahun 2012 1 001 Amat Nyoto dan Eddy Sutadji. 2011. Peningkatan Hasil Akademik

4 Abstrak Hasil Penelitian

umat Muslim-Hindu 44 usaha rumahan 8 usia dini 45

V variasi gen hormon pertumbuhan 56 variasi genetic 6 vct 24

virtual library 19 voute 1

W wacana kelas 33 web 45 wirausaha 41