acara v panen

23
ACARA V PANEN DAN PASCA PANEN I. PENDAHULUAN a. Dasar Teori Peningkatan produksi dan perbaikan mutu dari hasil pertanian, tampaknya merupakan masalah penting karena permintaan akan hasil pertanian dan bahan olahannya terus mengalami kenaikan. Oleh karena itu setelah melakukan pemanenan hasil tanaman yang diusahakan, sebelum hasil yang dipanen itu dipasarkan perlu dilakukan tindakan-tindakan tertentu agar hasil yang dipanen mempunyai mutu yang baik. Tindakan tersebut dikatakan sebagai penanganan pasca panen. Di samping penanganan pasca panen, tindakan yang tidak kalah penting adalah penanganan saat panen. Tujuan penanganan saat panen yaitu agar diperoleh hasil yang memuaskan, baik kualitas maupun kuantitas (sesuai dengan yang diharapkan pasar atau konsumen) yang kesemuanya itu akan lebih menguntungkan petani penanamnya. Dengan adanya penanganan dan pengelolaan saat panen diharapkan nantinya : a. Tidak banyak hasil yang terbuang. b. Tidak banyak hasil yang rusak.

Upload: perdos5-cuy

Post on 29-Jul-2015

3.366 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Acara v panen

ACARA V

PANEN DAN PASCA PANEN

I. PENDAHULUAN

a. Dasar TeoriPeningkatan produksi dan perbaikan mutu dari hasil pertanian, tampaknya

merupakan masalah penting karena permintaan akan hasil pertanian dan bahan

olahannya terus mengalami kenaikan. Oleh karena itu setelah melakukan

pemanenan hasil tanaman yang diusahakan, sebelum hasil yang dipanen itu

dipasarkan perlu dilakukan tindakan-tindakan tertentu agar hasil yang dipanen

mempunyai mutu yang baik. Tindakan tersebut dikatakan sebagai penanganan

pasca panen. Di samping penanganan pasca panen, tindakan yang tidak kalah

penting adalah penanganan saat panen.

Tujuan penanganan saat panen yaitu agar diperoleh hasil yang

memuaskan, baik kualitas maupun kuantitas (sesuai dengan yang diharapkan

pasar atau konsumen) yang kesemuanya itu akan lebih menguntungkan petani

penanamnya. Dengan adanya penanganan dan pengelolaan saat panen diharapkan

nantinya :

a. Tidak banyak hasil yang terbuang.

b. Tidak banyak hasil yang rusak.

Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam penanganan pasca panen antara

lain pengeringan, penyortiran, pengolahan hasil (penghilangan kulit atau bagian-

bagian yang dapat merusak mutu, pemisahan hasil yang baik dengan yang tidak

baik, dan sebagainya), penyiapan hasil agar mudah digunakan atau

diperdagangkan, penyimpanan hasil dalam suatu wadah atau tempat yang

memenuhi persyaratan agar tidak rusak mutunya.

Page 2: Acara v panen

Adapun tujuan-tujuan dari penanganan pasca panen antara lain :

1. Agar hasil tanaman yang telah dipungut tetap dalam keadaan baik mutunya atau

tetap segar seperti saat diambil.

2. Agar hasil tanaman menjadi lebih menarik dalam sifat-sifatnya (warna, rasa

atau aroma)

3. Agar hasil tanaman dapat memenuhi standar perdagangan.

4. Agar hasil tanaman selalu dalam keadaan siap dengan mutu yang terjamin

untuk dijadikan bahan baku bagi para konsumen industri yang memerlukannya.

5. Agar hasil tanaman dapat dicegah dari kerusakan dan dapat diawetkan lebih

lanjut dengan baik sewaktu-waktu digunakan atau dilempar ke pasaran dengan

kualitas yang terjamin.

Dari uraian di atas tampaklah sangat penting penanganan saat panen dan

pasca panen yang kesemuanya itu diarahkan pada pencapaian hasil panen yang

memuaskan.

b. Tujuan

Praktikan dapat memahami dan menjelaskan penanganan panen dan pasca panen

dalam usaha meningkatkan produksi tanaman, serta mampu menerapkannya pada

beberapa macam komoditas tanaman pertanian.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Peningkatan produksi dan perbaikan mutu dari hasil pertanian, tampaknya

merupakan masalah yang penting sepanjang jaman karena perminyaan akan hasil

pertanian dan bahan olahannya terus menunjukkan kenaikan. Oleh karena itu,

setelah melakukan pemanenan hasil tanaman yang diusahakan, maka sebelum

hasil yang dipanen dipasarkan perlu dilakukan tindakan-tindakan tertenru agar

hasil yang dipanen mempunyai mutu baik, tindakan-tindakan tersebut dikatakan

sebagai Penanganan Pasca Panen.

Page 3: Acara v panen

Tanpa penanganan yang baik dan cepat segera setelah pemanenan selesai

dilakukan, dapat menyebabkan penyusutan hasil panen, baik secara kualitatif

maupun kuantitatif. Tanpa diperhatikannya teknologi Penanganan Pasca Panen

ini, maka dapat berakibat :

a) Para petani yang telah berjerih payah melangsungkan usaha taninya, akan

merugikan usaha taninya sendiri dengan hilangnya sekitar 20% hasil tanaman

yang diusahakan sehubungan dengan terjadinya kehilangan-kehilangan pada

waktu : panen, pembersihan, pengeringan, pengangkutan, dan sebagainya.

b) Para pengelola lanjutan (KUD, industri-industri), yang menggunakan

sebagian modalnya untuk membeli, menyimpan, mengolah dan memasarkan

lebih lanjut, juga akan menderita kerugian dengan hilangnya sebagian hasil

tanaman yang dikelolanya.

Jadi, penanganan hasil panen ini (sejak panen sampai ke konsumen) perlu

diperhatikan, agar komoditas yang dihasilkan dapat memenuhi persyaratan

pemasaran. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa teknologi penanganan pasca

panen ini penting sekali diperhatikan oleh petani maupun oleh para pengelola

lanjutab hasil pertanian.

Kegiatan pasca panen sayuran segar, ada beberapa perlakuan yang harus

diperhatikan, antara lain : pembersihan, pengeringan, sortasi dan pengemasan.

Kegiatan-kegiatan itu bertujuan agar :

1. Sayuran yang telah dipanen tetap baik mutunya atau tetap segar seperti waktu

diambil;

2. Sayuran menjadi lebih menarik dalam sifat-sifatnya (warna, rasa, bau dan

aroma);

3. Sayuran selalu dalam keadaan siap dengan mutu yang terjamin sebagai bahan

baku industri yang memerlukannya; dan

4. Hasil sayuran dapat dicegah dari kerusakan dan dapat diawetkan dengan baik

untuk digunakan sewaktu-waktu atau dipasarkan dalam kualitas yang terjamin.

Page 4: Acara v panen

III. BAHAN dan ALAT

a. Bahan :

1. Tanaman kangkung darat

2. Baby corn

3. Plastik

4. Label kertas

5. Isolasitif bening

b. Alat :

1. Pisau

2. Timbangan

3. Lemari pendingin

IV. PROSEDUR KERJA

a. Panen dan Pascapanen Kangkung Darat

1. Bahan dan alat yang dibutuhkan disiapkan.

2. Kangkung darat dipanen dengan cara mencabut tanaman bersama akar-

akarnya.

3. Tanah yang terdapat pada akar dibersihkan dengan cara dicuci.

4. Kangkung darat yang telah dipanen dikumpulkan, dipisahkan antara

sampel dan bukan sampel.

5. Kotoran, daun yang telah tua atau rusak dibersihkan.

6. Kangkung darat ditimbang untuk mengetahui berat bruto dan nettonya.

Berat bruto diperoleh dengan menimbang semua tanaman termasuk

sampel tanaman bersama akar-akarnya sedangkan berat neto diperoleh

dengan cara menimbang sampel tanaman yang telah dibuang (dipotong)

akar-akarnya.

Page 5: Acara v panen

7. Data yang diperoleh dicatat.

8. Dilakukan sortasi sesuai dengan kelasnya dengan cara mengamati

penampilan, ukuran, bentuk, bobot dan kesehatan sayuran.

9. Setelah dilakukan sortasi maka kangkung darat diikat dengan tali rafia.

b. Panen dan Pascapanen Baby Corn

1. Setelah detasseling maka 2 hari kemudian tongkol sudah siap dipanen.

2. Pemanenan dilakukan dengan cara memetik pangkal tongkol. Pada waktu

pemetikan harus dilakukan dengan cepat tetapi hati-hati agar batang tidak

ikut patah.

3. Baby corn yang telah dipanen kemudian ditimbang berat bruto dan

netonya. Berat bruto diperoleh dengan menimbang semua baby corn

beserta klobotnya sedangkan berat neto diperoleh dengan menimbang

semua baby corn yang telah dikupas klobotnya (tidak seluruhnya tetapi

disisakan sekitar tiga lembar terakhir sepanjang kira-kira 2 – 3 cm).

4. terakhir kira-kira 2 – 3 cm dari kepala tongkol. Setelah itu dilakukan

pengupasan dengan cara batas klobot yang akan dibuang dilingkar dengan

pisau.

5. Setelah baby corn dikupas klobotnya dan disisakan sekitar tiga lembar

terakhir sepanjang 2 – 3 cm dari kepala tongkol maka baby corn tersebut

dikemas dalam kantong plastik.

Page 6: Acara v panen

V. HASIL PENGAMATAN

a. Jagung

Berat kotor (sebelum dikupas)

Monokultur : 746 gram

Tumpangsari : 420 gram

Berat bersih (setelah dikupas)

Monokultur : 526 gram

Tumpangsari : 280 gram

1. MONOKULTUR

Berat sebelum dikupas : a gram

Berat setelah dikupas : b gram

Luas bedengan monokultur = 3 x 3 m = 9 m2 = 90.000 cm2

Jarak tanam = 50 x 25 cm = 1.250 cm2

Populasi = luas bedengan = 72 buah

Jarak tanam

Hasil =

=

= x = 4208

Produksi per Ha =

y = 4675555 gram

= 4675,5kg

= 4,675 ton/Ha

2. TUMPANG SARI

Berat sebelum dikupas : a gram

Berat setelah dikupas : b gram

Luas bedengan tumpangsari = 3 x 3m = 9m2 = 90.000 cm2

Jarak tanam = 90 x 40 cm = 3600 cm2

Page 7: Acara v panen

Populasi = 25 buah

Hasil (9m2) =

x = 777,8

Produksi per Ha =

=

y = 864222,2 gr

= 864,2 kg

= 0,864 ton/Ha

b. KANGKUNG

1. Berat kangkung sebelum dimasukan dalam kulkas

a. Monokultur

M1 = 200 gram

M2 = 375 gram

M3 = 350 gram

M4 = 150 gram

M5 = 290 gram

M6 = 200 gram

b. Tumpangsari

T1 = 150 gram

T2 = 75 gram

T3 = 90 gram

T4 = 100 gram

T5 = 75 gram

T6 = 125 gram

2. Berat kangkung setelah dimasukkan dalam kulkas

Page 8: Acara v panen

a. Monokultur

M1 = 175 gram

M2 = 300 gram

M3 = 250 gram

M4 = 125 gram

M5 = 200 gram

M6 = 175 gram

b. Tumpangsari

T1 = 75 gram

T2 = 50 gram

T3 = 50 gram

T4 = 40 gram

T5 = 25 gram

T6 = 50 gram

Keterangan :

M1, M2, dan M3 = menggunakan plastik

M4, M5, dan M6 = tanpa plastik

T1, T2, dan T3 = menggunakan plastik

T4, T5, dan T6 = tanpa plastic

VI. PEMBAHASAN

Page 9: Acara v panen

Panen adalah proses pengambilan komponen-komponen produksi dari

tanaman yang dibudidayakan dengan tujuan untuk dikonsumsi, diolah, dipasarkan

atau digunakan untuk keperluan lainnya (Tim Penulis PS, 1996). Dalam kegiatan

praktikum kali ini jenis tanaman yang dibudidayakan adalah baby corn dan

tanaman kangkung. Jenis kangkung yang ditanam adalah kangkung darat (Ipomea

aquatica Forsk). Mengingat umur tanaman kangkung yang cukup pendek, maka

pemanenan tanaman ini dilakukan lebih awal daripada tanaman baby corn.

Tanaman ini dipanen setelah berumur 28-35 hari (Sutarya, dkk., 1995).

1. Panen Kangkung

Tanaman kangkung merupakan salah satu jenis tanaman sayur-sayuran.

Bagian tanaman kangkung yang paling penting adalah batang muda dan pucuk-

pucuknya. Kangkung selain rasanya enak juga memiliki kandungan gizi cukup

tinggi, mengandung vitamin A, B dan vitamin C serta bahan-bahan mineral

terutama zat besi yang berguna bagi pertumbuhan badan dan kesehatan.

Disamping itu hewan juga menyukai kangkung bila dicampur dalam makanan

ayam, itik, sapi, kelinci dan babi.

Seorang pakar kesehatan Filipina: Herminia de Guzman Ladion

memasukkan kangkung dalam kelompok "Tanaman Penyembuh Ajaib", sebab

berkhasiat untuk penyembuh penyakit "sembelit" juga sebagai obat yang sedang

"diet". Selain itu, akar kangkung berguna untuk obat penyakit "wasir"

Kangkung sudah bisa dipanen pertama pada umur 2-3 bulan setelah tanam.

Panen perdana ini untuk mendapatkan hasil bahan sayuran daun juga berfungsi

untuk merangsang pertumbuhan vegetatif (pucuk-pucuk) berikutnya yang lebih

banyak. Saat ini kangkung sudah tumbuh dengan panjang batang kira-kira 20-25

cm. Ada pula yang mulai memangkas sesudah berumur 1,5 bulan dari saat

penanaman. Cara memanen kangkung darat adalah, pangkas batangnya dengan

menyisakan sekitar 2-5 cm di atas permukaan tanah atau meninggalkan 2-3 buku

tua. Cara pemanenan kangkung darat juga dapat dilakukan dengan mencabut

tanaman beserta dengan akar-akarnya Panen dilakukan pada sore hari dengan

tujuan agar tidak mengalami kelayuan yang drastis akibat pengaruh suhu udara

Page 10: Acara v panen

yang panas ataupun terik nya sinar matahari. Panenan dilakukan dengan cara

memotong kangkung yang siap panen dengan ciri batang besar dan ber daun lebar.

Panen dilakukan 2-3 minggu sekali Setiap kali habis panen, biasanya akan

terbentuk cabang-cabang baru. Setelah 5 kali panen atau 10-11 kali panen maka

produksi kangkung akan menurun baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Jika

sudah terlihat berbunga, sisa kan ± 2 m2 untuk dikembangkan terus menjadi biji

yang kira-kira memakan waktu 40 hari sampai dapat dikeringkan. Tanaman

kangkung yang telah berumur satu tahun biasanya tumbuh lambat, kerdil, dan

kurang produktif. Gejala ini dapat disebabkan oleh tuanya umur tanaman dan

kondisi tanah tidak subur lagi. Oleh karena itu, tanaman ini sebaiknya dilakukan

peremajaan kembali. Pertanaman kangkung dibongkar, tanahnya diolah secara

sempurna, dan diberi pupuk kandang seperti pada permulaan berkebun , kemudian

ditanami bahan tanaman /benih/ bibit baru yang unggul dan sehat.

2. Pascapanen Kangkung

Komoditas sayuran memiliki kadar air antara 70%-95% (Sutarya, dkk,

1995). Stomata yang banyak terdapat pada bagian tanaman dapat menyebabkan

tanaman mudah layu. Kememaran pada sayuran akibat benturan akan

menimbulkan perubahan-perubahan penampakan dan susunan kimianya, serta

apabila mengalami luka akan mempercepat kebusukan. Di sini sangat berperan

penanganan produksi kangkung selepas panen. Penanganan pasca panen meliputi

semua kegiatan perlakuan dan pengolahan langsung terhadap produk pangan,

tanpa mengubah struktur asli produk atau pengolahan yang karena sifat panenan

harus segera dikerjakan setelah panen. Penanganan produksi kangkung selepas

panen kangkung pada praktikum kali ini meliputi kegiatan sebagai berikut :

1. Pengumpulan.

Tanaman-tanaman kangkung yang telah dipanen dikumpulkan dan diletakkan

pada tempat yang teduh untuk menghindari kelayuan.

2. Pencucian.

Page 11: Acara v panen

Kangkung dicuci dengan menggunakan air yang mengalir. Setelah dicuci,

tanaman kangkung dibiarkan terlebih dahulu agar air dari pencucian mengalir

dan kangkung tidak terlalu basah.

3. Sortasi dan seleksi.

Tanaman kangkung yang daunnya rusak atau busuk dan batangnya berlubang

dipisahkan dari tanaman kangkung yang masih utuh dan kondisinya bagus.

Dengan sortasi dan seleksi ini didapatkan tanaman kangkung yang kualitasnya

lebih baik sehingga apabila dijual di pasaran kemungkinan terjualnya lebih

besar. Kangkung darat yang masih muda dengan batang yang besar dan rongga

yang cukup besar memiliki kualitas pasar yang lebih baik daripada kangkung

air yang berbatang tipis dan kasar.

4. Pengikatan dan pengemasan.

Semua hasil panen yang telah diseleksi dikumpulkan dan dibagi menjadi

beberapa bagian yang kemudian diikat dengan tali rafia. Bila pengikatan telah

selesai, akar-akar dari tanaman kangkung dipotong dan dibersihkan. Untuk

menjaga kesegarannya kangkung yang telah diikat dimasukkan dalam plastik

bening dan siap diolah ataupun dipasarkan.

3. Panen Baby Corn

Baby corn atau sering disebut sebagai jagung semi merupakan sayuran baby

yang sudah banyak dikenal dan banyak disukai oleh masyarakat. Sayuran baby ini

dipetik saat tongkol masih muda atau belum dibuahi. Tanaman baby corn sangat

bermanfaat bagi kehidupan manusia dan hewan. Di Indonesia, baby corn

merupakan komoditi tanaman pangan kedua terpenting setelah padi. Di Daerah

Madura, baby corn banyak dimanfaatkan sebagai makanan pokok.

Dalam pemanenan hal penting yang harus diperhatikan adalah waktu dan

cara pemanenan. Bila pemanenan dilakukan terlalu awal, mutu sayuran baby

yang dihasikalkan akan sangat rendah. Demikan pula bila pemanenan dilakukan

terlambat maka tekstur sayuran terlalu keras.

Panen biasanya dapat dilakukan pada saat tanaman berumur 1- 1,5 bulan.

Pada saat itu, tongkol telah muncul ketika 5-7 hari saat bunga jantan tumbuh.

Pada satu tanaman tongkol pertama dan kedua dipetik ketika 2-3 hari rambut

Page 12: Acara v panen

muncul dari ujung tongkol (silking) pada pagi atau sore hari. Sebaliknya semua

tongkol dibawahnya dapat dipetik bila tongkol tumbuh dengan baik tanpa harus

berpatokan pada umur munculnya rambut.

Menurut Tim Penulis PS (1993), pemanenan tidak boleh dilakukan terlambat

karena dapat mempengaruhi mutu tongkol yang dihasilkannya setelah tongkol

keluar, harus dilakukan pengontrolan agar panen tidak terlambat. Sebab

keterlambatan sehari saja dapat mengurangi kualitas baby corn. Hal ini

disebabkan semakin hari tongkol akan semakin mengeras dan membesar dan

berwarna pucat sehingga tidak memenuhi mutu yang disukai konsumen.

Sebaliknya pemanenan yang terlalu awal akan diperoleh baby corn yang terlalu

lunak sehingga ujung tongkol mudah patah dan kualitasnya menurun. Pemanenan

sebaiknya dilakukan setiap hari sehingga tongkol dapat dipanen pada saat yang

tepat.

Setelah pembuangan bunga jantan, pengontrolan perlu ditingkatkan

karena sekitar 5-7 hari setelah itu tongkol pertama akan muncul. Paling lambat

dua hari kemudian tongkol pertama harus sudah dipanen. Selesai panen tongkol

pertama maka tongkol kedua segera tumbuh dan keesokan harinya sudah dapat

dipanen, begitu seterusnya untuk tongkol selanjutnya.

Hasil panen jagung tidak semua berupa baby corn, tergantung dari tujuan

panen. Seperti pada tanaman padi, tingkat kemasakan buah jagung juga dapat

dibedakan dalam 4 tingkat: masak susu, masak lunak, masak tua dan masak

kering/masak mati.

Ada 3 masa panen Baby corn, yaitu panen kontrol, panen raya dan panen

pembersihan. Dalam satu lahan biasanya terdapat sebagian kecil tanaman yang

tumbuh lebih cepat sehingga pemetikannya dilakukan mendahului yang lain.

Panen seperti ini disebut panen kontrol. Setelah didahului panen kontrol beberapa

kali, barulah berlangsung panen raya, yaitu sebagian besar tanaman harus di petik

tongkol nya secara serentak. Panen pembersihan adalah pemetikan tongkol untuk

mtanaman yang kurang cepat atau terlambat pertumbuhannya.

Adapun ciri-ciri tongkol baby corn yang siap panen, antara lain rambut

tongkol sudah mencapai 2cm-3cm (Tim penulis PS, 1996). Ciri-ciri ini biasanya

Page 13: Acara v panen

hanya digunakan untuk tongkol pertama dan kedua saja. Sedangkan tongkol

selanjutnya dilihat dari pertumbuhannya. Di samping itu biasanya tongkol

berukuran agak besar.

Cara panen baby corn adalah dengan cara memutar tongkol berikut

kelobotnya, atau dapat dilakukan dengan mematahkan/ memotong tangkai buah

baby corn. Pemetikan ini harus dilakukan cepat tetapi hati-hati agar batang tidak

ikut terpotong karena dapat menyebabkan tanaman mati. Pemetikan tongkol

dapat menggunakan pisau yang ramping. Caranya, pelepah tempat daun tempat

tongkol berada dibelah sedikit lalu tongkol ditarik ke samping pada bagian yang

dibelah tadi dan selanjutnya ujung tongkol dipotong dengan hati-hati sehingga

tongkol tidak rusak atau patah (Soemadi,1996). Pada bekas petikan tongkol dapat

tumbuh tongkol baru, tetapi biasanya bentuknya sudah tidak sempurna Pada lahan

yang luas dan rata sangat cocok bila menggunakan alat mesin pemetikan.

4. Pascapanen Baby Corn

Seperti halnya sayuran pada umumnya, sayuran baby corn biasa dikonsumsi

dalam kondisi segar. Oleh karena itu, kesegarannya harus dapat dipertahankan

semenjak panen hingga sayuran tersebut diterima dan siap dikonsumsi oleh

konsumen.

Penanganan pasca panen sayuran baby memiliki tujuan utama untuk

memperkecil kehilangan dan kerusakan hasil panen serta mempertahankan

kesegarannya. Penanganan pasca panen dilakukan sejak hasil dipanen sampai ke

tangan konsumen. Beberapa penanganan pasca panen meliputi pembersihan,

sortasi , grading, pengemasan, penyimpanan, pengangkutan dan pengolahan.

a. Pembersihan

Selain untuk menghilangkan sumber-sumber kontaminan. Pembersihan juga

bertujuan agar sosok sayuran baby corn lebih menarik. Kegiatan ini merupakan

langkah pertama setelah pemanenan sehingga memegang peranan penting dalam

proses selanjutnya. Pada waktu pembersihan , bagian-bagian yang tidak penting

dipotong dan benda-benda lain yang terikut seperti tanah, dibuang. Setelah itu

dilakukan pencucian.

Page 14: Acara v panen

Pencucian sayuran baby sebaiknya menggunakan air dingin yang mengalir.

Kegiatan ini merupakan suatu cara untuk mengurangi jumlah mikroorganisme

yang berada di permukaan sayuran; terutama bila sayuran tersebut terkena debu

atau hujan; menurunkan suhu sayuran (precooling) sehingga dapat

memperpanjang kesegaran sayuran baby corn; dan mencegah pengkristalan bila

disimpan dalam suhu rendah.

b. Sortasi

Sortasi atau pemilahan adalah tindakan pasca panen yang bertujuan untuk

memisahkan hasil panen yang baik dan jelek . Suatu hasil panen dikatakan baik

bila tidak mengalami kerusakan fisik dan sosoknya tetap menarik. Sebaliknya

hasil panen disebut jelek bila telah mengalami kerusakan fisik, seperti mengerut

akibat proses penguapan atau terdapat bekas serangan hama dan penyakit.

Hasil sortasi yang baik selanjutnya dapat diproses lebih lanjut untuk

memenuhi permintaan konsumen dengan memperhatikan syarat-syarat mutu yang

diinginkan konsumen. Hasil sortasi yang jelek dapat dijual ke konsumen-

konsumen di pasar tradisional atau untuk dikonsumsi sendiri. Apabila tingkat

kerusakannya cukup parah baby corn dapat digunakan sebagai pakan ternak.

c. Granding

Grading adalah tindakan-tindakan pasca panen yang bertujuan

mengelompokkan hasil panen yang akan dijual berdasarkan mutu. Grading

merupakan cara yang dapat dlakukan untuk melihat mutu suatu produk dan

selanjutnya akan menentukan tingkat harga yang disetujui oleh produsen dan

konsumen.

Beberapa syarat mutu yang menentukan kelas suatu produk antara lain

kesamaan sifat varietas, tingkat ketuaan, kerusakan, warna, ukuran dan kotoran.

Sistemgrading sangat bervariasi antara lain tergantung dari negara penghasil,

kebiasaan suatu negara dan selera konsumen.

d. Pengemasan

Page 15: Acara v panen

Pengemasan adalah salah satu cara untuk melindungi dan mengawetkan hasil

panen agar dapat sapai ke tangan konsumen dalam keadaan segar dan dengan

mutu yang baik. Pengemasan juga menentukan dalam pemasaran produk tersebut.

VII. KESIMPULAN

1. Panen adalah proses pengambilan komponen-komponen produksi dari

tanaman yang dibudidayakan untuk dikonsumsi, diolah atau digunakan untuk

keperluan lain.

2. Panen dan penanganan pasca panen yang baik perlu diperhatikan untuk

menjaga kualitas hasil panen dan memberikan penampilan yang lebih baik

kepada hasil panen.

3. Kegiatan pasca panen sayuran segar ada beberapa perlakuan yang harus

diperhatikan, antara lain : pembersihan, pengeringan, sortasi dan pengemasan.

4. Tanaman baby corn harus sangat diperhatikan waktu panennya karena apabila

terlalu tua atau terlalu muda kualitasnya tidak baik.

5. Waktu pemanenan harus benar-benar tepat sesuai dengan keadaan dan sifat

hasil panen yang diinginkan. Bila pemanenan dilakukan terlalu awal, mutu

sayuran baby yang dihasikalkan akan sangat rendah. Demikan pula bila

pemanenan dilakukan terlambat maka tekstur sayuran terlalu keras.

DAFTAR PUSTAKA

Page 16: Acara v panen

Nazaruddin. 1993. Budidaya dan Pengaturan Panen Sayuran Dataran Rendah. Jakarta : Penebar Swadaya.

Rahmat, Sutarya, dkk. 1995. Pedoman Bertanam Sayuran Dataran Rendah. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Rukmana, Rahmat, Ir. 1993. Bertanam Kangkung. Yogyakarta : Kanisius.

Tim Penulis PS. 1996. Sweet Corn Baby Corn. Jakarta : Penebar Swadaya.