acara v uji kesukaan

30
ACARA V UJI KESUKAAN–RANKING A. Tujuan Praktikum Tujuan dari praktikum acara V “Uji Kesukaan- Ranking” ini adalah mahasiswa mampu melakukan uji kesukaan sampel dengan metode ranking. B. Tinjauan Pustaka 1. Tinjauan Teori Pada bidang industri, perbaikan produk maupun pemilihan produk terbaik merupakan salah satu alternatif penunjang pemasaran. Keinginan konsumen yang selalu menghendaki produk dengan mutu yang terbaik harus dapat dipenuhi bila perusahaan tersebut ingin menjaring keuntungan atas penjualan produk yang dihasilkan. Dengan menggunakan uji rangking perubahan mutu produk akibat perubahan atau perbaikan proses produksi dapat diukur dan diketahui, apakah produk baru tersebut sama, lebih baik atau bahkan lebih buruk dari produk yang lama. Selain itu, dapat juga ditentukan mutu produk yang terbaik dan mana yang paling digemari oleh konsumen, sehingga untuk selanjutnya jenis dan tingkat produk tersebut dapat digunakan sebagai standar proses pembuatan suatu produk. Uji

Upload: eka-nur

Post on 08-Nov-2015

37 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

Uji kesukaan produk makanan

TRANSCRIPT

ACARA VUJI KESUKAANRANKING

1. Tujuan PraktikumTujuan dari praktikum acara V Uji Kesukaan-Ranking ini adalah mahasiswa mampu melakukan uji kesukaan sampel dengan metode ranking.

1. Tinjauan Pustaka1. Tinjauan TeoriPada bidang industri, perbaikan produk maupun pemilihan produk terbaik merupakan salah satu alternatif penunjang pemasaran. Keinginan konsumen yang selalu menghendaki produk dengan mutu yang terbaik harus dapat dipenuhi bila perusahaan tersebut ingin menjaring keuntungan atas penjualan produk yang dihasilkan. Dengan menggunakan uji rangking perubahan mutu produk akibat perubahan atau perbaikan proses produksi dapat diukur dan diketahui, apakah produk baru tersebut sama, lebih baik atau bahkan lebih buruk dari produk yang lama. Selain itu, dapat juga ditentukan mutu produk yang terbaik dan mana yang paling digemari oleh konsumen, sehingga untuk selanjutnya jenis dan tingkat produk tersebut dapat digunakan sebagai standar proses pembuatan suatu produk. Uji rangking adalah uji yang meminta panelis untuk mengurutkan contoh yang telah diberi kode sesuai urutannya untuk suatu atribut sensori tertentu, contohnya atribut kekerasan, kemanisan atau intensitas aroma. Batas maksimal yang diujikan dalam suatu waktu adalah lima sampai tujuh contoh, dan panelis yang dilibatkan minimal sebanyak 30 orang. Uji statistik yang dapat digunakan untuk mengolah data hasil uji ragking diantaranya dengan Friedman rank test (Setyaningsih, 2010).Uji kesukaan pada dasarnya merupakan pengujian yang panelisnya mengemukakan responnya yang berupa senang tidaknya terhadap sifat bahan yang diuji. Penelis diminta untuk mengemukakan pendapatnya secara spontan, tanpa membandingkan dengan sampel standar atau sampel-sampel yang diuji sebelumnya. Oleh karena itu sebaiknya cara penyajian secara berurutan, tidak disajikan bersama-sama. Pengujian ini umumnya digunakan untuk mengkaji reaksi konsumen terhadap suatu bahan atau memproduksi reaksi konsimen terhadap sampel yang diujikan, oleh karena itu panelis sebaiknya diambil dalam jumlah besar, yang mewakili populasi masyarakat tertentu (Kartika, 1988).Analisis sensori dilakukan dengan uji pembeda menyeluruh, uji pembeda atribut, uji kesukaan, dan uji rangking. Metode uji kesukaan menggunakan skala hedonik 17 untuk mengetahui seberapa besar kesukaan panelis terhadap beberapa contoh filet patin dilakukan dalam kondisi segar dan matang (kukus). Hasil uji sensori kemudian dianalisis dengan menggunakan statistik dengan program SPSS terhadap atribut sensori yang dinilai (Suryaningrum dkk, 2010).Evaluasi sensori atau organoleptik adalah ilmu pengetahuan yang menggunakan indera manusia untuk mengukur tekstur, penampakan, aroma dan flavor produk pangan. Penerimaan konsumen terhadap suatu produk diawali dengan penilaiannya terhadap penampakan, flavor dan tekstur. Oleh karena pada akhirnya yang dituju adalah penerimaan konsumen, maka uji organoleptik yang menggunakan panelis (pencicip yang telah terlatih) dianggap yang paling peka dan karenanya sering digunakan dalam menilai mutu berbagai jenis makanan untuk mengukur daya simpannya atau dengan kata lain untuk menentukan tanggal kadaluwarsa makanan. Uji hedonik merupakan pengujian yang paling banyak digunakan untuk mengukur tingkat kesukaan terhadap produk. Tingkat kesukaan ini disebut skala hedonik, misalnya sangat suka, suka, agak suka, agak tidak suka, tidak suka, sangat tidak suka dan lain-lain. Skala hedonik dapat direntangkan atau diciutkan menurut rentangan skala yang dikehendaki. Dalam analisi datanya, skala hedonik ditransformasikan ke dalam skala angka dengan angka menaik menurut tingkat kesukaan (diperoleh sebesar 5, 7 atau 9 tingkat kesukaan). Dengan data ini tentunya dapat dilakukan analisa statistik (E-book, 2006).Uji proksimat diambil hasil terbaik, yaitu permen saga dengan penambahan 10% air daun pandan wangi dilihat dari uji kesukaan dan umur simpan. Pengujian proksimat bertujuan untuk mengetahui bagaimana perubahan kualitas gizi biji saga hingga menjadi produk jadi permen saga. Kualitas gizi yang dianalisa meliputi; kadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar protein, dan kadar karbohidrat. Sampel yang digunakan adalah sampel terbaik yang paling disukai oleh panelis menurut SPSS dengan Duncan, yaitu permen saga dengan penambahan air rebusan daun pandan wangi 5% (v/v) mendapatkan hasil terbesar pada subset terakhir. Sampel yang baik berpengaruh terhadap penilaian panelis (Anam dkk, 2013).Rasa merupakan faktor yang penting dari suatu produk makanan selain penampakan dan warnanya. Terong Belanda merupakan salah satu komoditas buah yang multiguna, tergolong sebagai komoditas komersial dan masih memiliki harga jual yang murah, apalagi jika musim panen. Terong belanda termasuk buah klimaterik yang memiliki rasa asam, banyak mengandung zat gizi yang berguna bagi kesehatan tubuh, kandungan zat gizi tersebut diantaranya yaitu vitamin C, antioksidan, vitamin E, dan masih banyak yang lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan pektin dan sorbitol terhadap kualitas fisik, kimia, dan organoleptik selai lembaran. Pembuatan selai lembaran apel dengan menambahkan bahan pengental seperti karaginan yang dapat berfungsi untuk membentuk lembaran selai yang plastis dan lembaran yang dihasilkan tidak lengket satu sama lain. Tekstur merupakan faktor yang penting dari suatu produk makanan selain penampakan dan rasanya. Berdasarkan uji friedman menunjukkan bahwa perlakuan penambahan pektin dan sorbitol, berpengaruh nyata (p 0,05) terhadap tekstur selai lembaran yang dihasilkan. Nilai ranking rasa selai lembaran yang diberi perlakuan penambahan pektin dan sorbitol, maka nilai rata-rata terbaik didapatkan pada penambahan cairan pektin 0,25% dan penambahan kandungan sorbitol 15 % dengan kadar air 22,169% , aktifitas antioksidan 28,444%, rendemen 60,433%, dan kekerasan gel 3,273 mm/gr dt. Berdasarkan penelitian organoleptik memberikan tingkat kesukaan rasa sebesar 162 dan tekstur 16 (Nurismanto dkk, 2002).Hasil uji sensoris menunjukkan bahwa rerata ranking kesukaan panelis terhadap warna kertas berkisar antara 15. Semakin tinggi rerata ranking kesukaan panelis, maka tingkat kesukaan panelis terhadap warna kertas semakin besar. Rerata nilai kesukaan panelis terhadap warna kertas mempunyai nilai terendah 1 didapatkan dari A3 B1 C1 (CaO 15%, suhu 800 C, 60 menit), sedangkan nilai tertinggi 5 didapatkan dari A1 B1 C1 (CaO 5%, suhu 800 C, 60 menit). Hasil analisis Uji Friedman menunjukkan bahwa pembuatan kertas memberikan pengaruh nyata ( = 0,05) terhadap rerata kesukaan warna kertas. Kombinasi perlakuan terbaik tingkat kesukaan warna diperoleh dari A1 B1 C1 (CaO 5%, suhu 800 C, 60 menit) yang dilakukan pada pengujian ini (Zulfikar dkk, 2008).Penilaian organoleptik suatu benda atau subjek dapat dilakukan dengan banyak cara. Sebuah Principal Component Analysis (PCA) dilakukan pada hasil dari penelitian organoleptik, uji kesukaan berdasarkan kesukaan panelis dan rangking rata-rata dari uji penilai. Melalui nilai yang didapat dari tim penilai dan tes panel, yaitu berdasarkan: sensitivitas penilai, penilai reproduktifitas, Crossover, perjanjian panel dan cangkang tes. Baris dalam tabel adalah enam atribut lebih dari 10 penilai, kolom adalah hasil dari masing-masing tes (p - nilai untuk tes ANOVA dan korelasi peringkat untuk tes cangkang). Data adalah standar dan model cross divalidasi melalui sub-segmen 6 sampel masing-masing, meninggalkan hasil dari satu penilai pada saat itu (Kermit et al, 2006).Pada uji skoring diberikan pada penilaian terhadap mutu sensorik dalam suatu jenjang mutu. Tujuan uji skoring adalah pemberian suatu nilai atau skor tertentu terhadap karakteristik mutu. Pemberian skor dapat dilakukan dengan skala yang jumlah skalanya tergantung pada tingkat kelas yang dikehandaki. Pengujian organoleptik meliputi penampakan, bau, rasa dan tektur dari bakasang dengan kisaran nilai :19. Hasil uji secara organoleptik diolah dengan uji statistik nonparametrik Kruskal-Wallis, bila hasil uji berbeda nyata maka dilakukan uji lanjut Multiple comparassion (Purwaningsih dkk, 2011).Terdapat dua metode evaluasi sensori yang umum digunakan untuk analisa organoleptik (warna, rasa, dan aroma) pada bubuk coklat, yaitu uji kesukaan (preference test) ataupun uji triangle. Uji kesukaan dilakukan dengan tujuan menentukan produk yang paling disukai dan biasanya dilakukan oleh panelis umum, baik yang sudah maupun yang belum terlatih. Sedangkan uji triangle dilakukan apabilaakan ditentukan penggantian jenis produk dengan tujuan produk pengganti tidak berbeda secara signifikan terhadap produk standar, biasanya uji triangle dilakukan oleh panelis yang sudah terlatih (Wahyudi dkk, 2004).Uji kesukaan dirancang untuk mengetahui peringkat kesukaan dari sebuah produk. Sembilan orang panelis digunakan dalam percobaan ini. Kategori ranking dimulai dari sangat suka, suka, agak suka, tidak suka.Panelis mengevalusai masakan dan diberi kode pada masing-masing sampel; peringkat jamur yang paling disukai. Panelis mengindikasi peringkat kesukaan mereka dari sampel yang dipilih pada masing-masing kategori. Kategori tidak suka 1 dan sangat suka 9 (Ukoima, 2009).Boos (1986) dan Nair (1986) memberikan metode nonparametrik untuk membandingkan K independen Sampel rubah kasus data Berkatagori dan dikelompokkan masing-masing. Statistik mereka berikan melihat efek dispersi serta lokasi yang biasa. Statistik ini untuk lokasi dan dispersi efek dapat diperoleh melalui partisi pendekatan chi-kuadrat, sedangkan terbaik memberikan contoh yang menunjukkan bahwa pendekatan yang sama juga berguna untuk blok acak atau sampel K-terkait peringkat data. Dalam catatan ini kita memperpanjang partisi Pendekatan chi-kuadrat acak ke blok situasi di mana produk atau perawatan yang dibandingkan memiliki apriori memesan terkait dengan mereka (Rayner et al, 1999).

1. Tinjauan Alat dan BahanSusu merupakan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi (mengandung protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral) sehingga baik untuk memenuhi kebutuhan gizi manusia. Susu merupakan media tumbuh yang baik untuk perkembangan mikroorganisme, oleh karena itu penanganan susu setelah pemerahan sangat penting sehingga saat sampai konsumen kualitasnya masih tetap baik. Mikroorganisme yang terdapat pada susu dapat berasal dari hewan ataupun dari lingkungan sekitarnya (Yulistiani dkk, 2007).Susu merupakan makanan yang hampir sempurna, karena kandungan nutrisinya lengkap dan cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok manusia. Sebagaimana produk peternakan, susu sangat mudah mengalami kerusakan akibat pertumbuhan mikroorganisme patogen. Oleh karena itu, diperlukan suatu tindakan pengolahan susu untuk mempertahankan mutu produk susu. Teknologi fermentasi dengan menggunakan bakteri asam laktat merupakan alternatif tindakan pengembangan produk susu seperti dadih. Produk olahan susu ini cukup aman dan sehat untuk dikonsumsi. Dadih merupakan salah satu produk olahan susu yang dibuat dengan cara fermentasi secara alami pada suhu kamar selama 48 jam. Produk fermentasi ini merupakan makanan tradisional yang cukup dikenal di wilayah Sumatra Barat, Riau dan Kabupaten Kerinci Propinsi Jambi (Afriani dkk, 2011).Susu murni adalah cairan yang berasal dari kambing sapi sehat dan bersih, yang diperoleh dengan cara pemerahan yang benar, yang kandungan alaminya tidak dikurangi atau ditambah sesuatu apapun dan belum mendapat perlakuan apapun. Susu segar adalah susu murni yang disebutkan diatas dan tidak mendapat perlakuan apapun kecuali proses pendinginan tanpa mempengaruhi kemurniannya. susu pasteurisasi adalah susu segar, susu rekonstitusi, susu rekombinasi yang telah mengalami proses pemanasan pada temperatur 63C 66C selama minimum 30 menit atau pada pemanasan 72C selama minimum 15 detik, kemudian segera didinginkan sampai 10C, selanjutnya diperlakukan secara aseptis dan disimpan pada suhu maksimum 4,4C. Susu UHT (Ultra High Temperature) adalah produk susu yang diperoleh dengan cara mensterilkan susu minimal pada suhu 135C selama 2 detik, dengan atau tanpa penambahan bahan makanan dan bahan tambahan makanan yang diijinkan, serta dikemas secara aseptik (Tim Penulis Unpad, 2002).

1. Metodologi2. Alata. Borang penilaianb. Alat tulisc. 5 buah gelas kecild. Nampane. Sendok kecil2. Bahana. Sampel susu cair merk Indomilkb. Sampel susu kedelai merk ABCc. Sampel susu cair merk Calpicod. Sampel susu cair merk Ultramilke. Air putih2. Cara Kerja

a. Penyaji

Sampel susu

Diberi kode berbeda tiap jenisnya

Disiapkan borang pengujian

Diberikan penjelasan kepada panelis tentang cara pengujian

Diolah data yang diperoleh kemudian ditabulasi

Dibersihkan tempat yang digunakan untuk pengujian baik sebelum dan sesdudah dilakukan pengujian

b. Panelis

Diisi nama, tanggal pengujian dan produk yang diuji dalam borang penilaian

Dibaca instruksi yang ada pada borang penilaian

Diperiksa kelengkapan sampel

Dianalisis sampel yang diuji

Ditulis hasil penilaian dalam kolom yang tersedia

Diperiksa kembali hasil pengujian secara keseluruhan

Diserahkan borang penilaian kepada tim penyaji

1. Hasil dan PembahasanTabel 5.1 Hasil Pengujian Uji Kesukaan-RangkingPanelisSampel

546713901382

14213

23124

34123

44123

52134

64213

74213

81342

93124

104213

112143

121432

132134

141234

152431

164123

171342

182431

192341

201342

211324

Jumlah52455558

Rata-rata2,4762,1432,6192,762

Sumber: Laporan SementaraUji kesukaan-rangking merupakan uji yang meminta panelis untuk mengurutkan sampel yang telah diberi kode sesuai urutannya untuk suatu atribut sensori tertentu, seperti atribut kekerasan, kemanisan atau intensitas aroma. Batas maksimal yang diujikan dalam suatu waktu adalah lima sampai tujuh sampel (Setyaningsih, 2010). Panelis diminta untuk mengemukakan pendapatnya secara spontan, tanpa membandingkan dengan sampel standar atau sampel-sampel yang diuji sebelumnya. Oleh karena itu sebaiknya cara penyajian secara berurutan, tidak disajikan bersama-sama. Pengujian ini umumnya digunakan untuk mengkaji reaksi konsumen terhadap suatu bahan atau memproduksi reaksi konsumen terhadap sampel yang diujikan, oleh karena itu panelis sebaiknya diambil dalam jumlah besar, yang mewakili populasi masyarakat tertentu (Kartika, 1998).Pada percobaan uji kesukaan-rangking digunakan sebanyak 21 orang panelis dan 4 buah sampel susu yang berbeda. Setiap sampel tersebut kemudian diberi kode yang berupa 3 digit angka yang berbeda secara urut. Berikut kode beserta sampel susu yang digunakan dalam percobaan uji kesukaan-rangking: kode 546 dengan sampel susu merk Indomilk, kode 713 dengan sampel susu kedelai merk ABC, kode 901 dengan sampel susu merk Calpico dan kode 382 dengan sampel susu merk Ultramilk. Keempat sampel tersebut kemudian diujikan kepada para panelis untuk mengetahui tingkat kesukaan panelis terhadap susu cair dengan berbagai merk yang ada dipasaran. Skala hedonik yang digunakan dalam percobaan berkisar 1-4 dengan tingkat kesukaan 1= sangat suka, 2= suka, 3= kurang suka dan 4= tidak suka. Dengan adanya skala tersebut maka panelis lebih mudah dalam memberikan respon mengenai urutan kesukaan dari keempat sampel.Berdasarkan percobaan uji kesukaan-rangking setiap sampel memiliki nilai skor yang berbeda-beda, kode sampel 546 dengan sampel susu Indomilk memiliki nilai skor 52 dan rata-rata 2,476. Kode sampel 713 dengan sampel susu kedelai merk ABC memiliki nilai skor 45 dan rata-rata 2,143. Kode sampel 901 dengan sampel susu Calpico memiliki nilai skor 55 dan rata-rata 2,619 sedangakan kode 382 dengan sampel susu Ultramilk memiliki nilai skor 58 dan rata-rata 2,762. Hasil pengujian dapat diketahui bahwa sampel susu kedelai merk ABC dengan nilai skor 45 merupakan sampel susu yang paling banyak disukai panelis. Hal tersebut dikarenakan pada skala hedonik semakin besar skala maka panelis semakin tidak menyukai sampel, sehingga jumlah nilai skor yang terkecil merupakan sampel yang paling banyak disukai panelis.

Tabel 5.2 Transformasi Data dengan Tabel Fisher dan YatesPanelisSampelTotal

546713901382

1-1,030,31,03-0,30

2-0,31,030,3-1,030

3-1,031,030,3-0,30

4-1,031,030,3-0,30

50,31,03-0,3-1,030

6-1,030,31,03-0,30

7-1,030,31,03-0,30

81,03-0,3-1,030,30

9-0,31,030,3-1,030

10-1,030,31,03-0,30

110,31,03-1,03-0,30

121,03-1,03-0,30,30

130,31,03-0,3-1,030

141,030,3-1,03-0,30

150,3-1,03-0,31,030

16-1,031,030,3-0,30

171,03-0,3-1,030,30

180,3-1,03-0,31,030

190,3-0,3-1,031,030

201,03-0,3-1,030,30

211,03-0,30,3-1,030

Jumlah0,175,15-1,76-3,560

Rata-rata0,0080,245-0,084-0,170

Sumber: Laporan SementaraPada tabel Fisher & Yates skala hedonik yang diperoleh dari pengujian kemudian ditransformasikan ke dalam skala numerik. Prosedur Fisher & Yates digunakan untuk menentukan nilai numerik dari tiap skor yang diberikan oleh panelis kepada setiap sampel. Sampel yang mempunyai tingkat kesukaan pertama sangat suka menghasilkan nilai skala numerik 1,03, tingkat kesukaan kedua suka menghasilkan skala numerik 0,3, tingkat kesukaan ketiga kurang suka menghasilkan skala numerik -0,3 dan tingkat kesukaan keempat tidak suka menghasilkan skala numerik -1,03. Untuk skala hedonik yang menyatakan kesukaan panelis terhadap sampel skala numerik yang diberikan bernilai positif dan sebaliknya skala hedonik yang menyatakan ketidak sukaan panelis terhadap sampel skala numerik yang diberikan bernilai negatif.Berdasarkan transformasi data dengan tabel Fisher dan Yates diketahui jumlah nilai pada sampel dengan kode 546 sebesar 0,17 dan rata-rata 0,008, sampel dengan kode 713 memiliki jumlah nilai 5,15 dan rata-rata 0,245, sampel dengan kode 901 memiliki jumlah nilai -1,76 dan rata-rata -0,084 sedangkan sampel dengan kode 382 memiliki jumlah nilai -3,56 dan rata-rata -0,170. Sampel dengan kode 713 yang berupa susu kedelai merk ABC mempunyai jumlah nilai terbesar yang menunjukkan bahwa sampel tersebut disukai oleh banyak panelis.Tabel 5.3 Analisis Sidik Ragam Uji Kesukaan-RangkingSKdbJKJKRFhitungFKStandar Error (SE)Nilai LSDNilai pembanding antar sampel

Panelis2000-00,1873,740,699

Sampel32,0150,6720,916

Error6044,0210,734-

Total8346,036--

Sumber: Laporan SementaraAnalisis sidik ragam (Analysis of Variance) merupakan analisis yang paling umum yang digunakan untuk mengolah data secara kuantitatif. Analisis sidik ragam bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang terdapat diantara sampel yang diujikan berdasarkan tingkat kesukaan panelis.Pada pengujian beberapa sampel susu dengan uji kesukaan-rangking digunakan tingkat signifikansi 5% untuk perhitungan secara kuantitatif. Pada tingkat signifikansi 5%, diperoleh tingkat kepercayaan atau kebenaran dari penelitian sebesar 95% dan 5% merupakan kemungkinan pengujian mengalami kesalahan. Dengan menggunakan tingkat signifikasi 5% dimaksukan dapat meminimalisir terjadinya kesalahan yang ditimbulkan pada pengujian. Dengan adanya tingkat signifikansi yang digunakan maka nilai F hitung dan F tabel dapat diketahui dan digunakan untuk menunjukkan tingkat perbedaan pada sampel yang diujikan. F hitung dapat diperoleh dengan hitungan manual melalui perbandingan jumlah kuadrat rata-rata (JKR) sampel dengan jumlah kuadrat rata-rata (JKR) error yaitu 0,672 : 0,734 sehingga diperoleh nilai F hitung sebesar 0,916. Jumlah kuadrat rata-rata (JKR) sampel diperoleh dari perbandingan antara jumlah kuadrat (JK) panelis dengan derajat bebas (db) panelis, sedangkan jumlah kudarat rata-rata (JKR) error diperoleh dari perbandingan antara jumlah kuadrat (JK) error dengan derajat bebas (db) error. Untuk F tabel dapat diperoleh dari tabel Friedman dengan perbandingan anatara derajat bebas (db) sampel pada sumbu x tabel dan derajat bebas (db) error ada sumbu y tabel. Derajat bebas (db) sampel diperoleh dengan jumlah sampel 1 (4 1) sehingga db sampel sebesar 3. Derajat bebas (db) error diperoleh dengan mengalikan antara db sampel dengan db panelis ( 2 x 20) sehingga db error sebesar 60. Pada tabel Friedman dengan perbandingan (3:60) diperoleh nilai F tabel sebesar 2,76. Perbandingan antara F hitung dan F tabel pada signifikansi 5% menunjukkan bahwa F hitung < F tabel (0,916 < 2,76) menunjukkan tidak ada perbedaan nyata pada uji kesukaan-rangking dari keempat sampel susu yang dilakukan oleh 21 orang panelis.Nilai Standard Error dapat diperoleh dengan pengakaran nilai dari perbandingan antara jumlah kuadrat rata-rata (JKR) error dengan jumlah respon tiap sampel atau bisa disebut juga sebagai jumlah panelis. Jumlah kuadrat rata-rata (JKR) error yang diperoleh sebesar 0,734 dan jumlah panelis yang digunakan sebanyak 21 orang. Berdasarkan perbandingan tersebut diperoleh hasil sebesar 0,035 kemudian hasil tersebut diakar pangkat 2 untuk mendapatkan nilai Standard Error, sehingga diketahui nilai Standard Error sebesar 0,187.Nilai Least Significant Difference dapat diperoleh dengan perbandingan antara derajat basis (db) error dengan jumlah sampel yang diujikan. Jumlah sampel yang diujikan sebanyak 4 buah sampel susu dan nilai derajat bebas (db) error sebesar 60. Untuk mengetahui nilai Least Significant Difference dapat digunakan tabel Significant studentized dengan tingkat signifikansi 5%. Pada tabel Significant studentized sumbu x atau bagian mendatar merupakan jumlah sampel yang diujikan dan sumbu y atau bagian vertikal merupakan nilai derajat basis (db) error. Berdasarkan perbandingan antara jumlah sampel dengan db error (4:60) diperoleh nilai LSD sebesar 3,74.Tabel 5.4 Perbedaan Antar SampelPerbandingan antar sampelHasil Perbandingan antar sampelNPASKeterangan

A B- 0,2370699Tidak berbeda nyata

A C0,0920,699Tidak berbeda nyata

A D0,1780,699Tidak berbeda nyata

B C0,3290,699Tidak berbeda nyata

B D0,4150,699Tidak berbeda nyata

C D0,0860,699Tidak berbeda nyata

Sumber: Laporan SementaraKeterangan :>: berbeda nyata/< NPASB C = l m >/< NPASA C = k m >/< NPASB D = l n >/< NPASA D = k n >/< NPASC D = m n >/< NPASKeterangan :>: berbeda nyata