hasil dan pembahasan - repository.ipb.ac.id v... · syukuran deskripsi acara 1 seren tahun syukuran...

44
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kampung Adat Urug Kampung Adat Urug merupakan kampung Suku Sunda yang masih memegang budaya turun temurun dari nenek moyang. Kampung ini berada di daerah Desa Kiarapandak, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor. Kampung Adat Urug terbagi menjadi tiga wilayah yaitu Urug Lebak, Urug Tengah dan Urug Tonggoh. Kampung adat yang berada di lereng Pegunungan Halimun ini memiliki keadaan topologi yang berupa daerah perbukitan. Batas wilayah Kampung Adat Urug yaitu: sebelah utara berbatasan dengan Desa Harkatjaya, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Kiarasari dan Desa Cisarua, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Nanggung dan sebelah barat berbatasan dengan Desa Pasir Mandang. Kampung Adat Urug berada di dusun 2 Desa Kiarapandak dan terdiri dari empat RW dan 15 RT. Jarak tempuh Kampung Urug dari ibukota Provinsi Jawa Barat lebih kurang 165 Km ke arah barat. Jarak dari ibukota Kabupaten Bogor lebih kurang 48 Km, dari kota Kecamatan Sukajaya lebih kurang 6 Km, sedangkan dari kantor Desa Kiarapandak lebih kurang 1,2 Km. Berdasarkan data potensi sumberdaya manusia tahun 2011, jumlah penduduk keluarga di Desa Kiarapandak adalah sebanyak 10.294 jiwa. Proporsi penduduk terbesar adalah laki-laki sebanyak 5.412 jiwa (52,6%) dan sisanya adalah penduduk perempuan yaitu sebanyak 4.882 jiwa (47,4%). Potensi sumberdaya alam yang dimiliki Desa Kiarapandak adalah pertanian, pertambangan emas dan perkebunan kepala sawit. Sumberdaya alam yang melimpah ini berdampak pada pekerjaan masyarakat yaitu sebagai petani, petambang emas liar, dan wiraswasta. Masyarakat di kampung adat masih mempertahankan adat istiadat yang berhubungan dengan berbagai aspek kehidupan salah satunya pada aspek pertanian. Pertanian yang menjadi inti kebudayaan dari masyarakat kampung adat ini sangat kental dengan nilai-nilai budaya baik berupa larangan, kebiasaan, dan anjuran. Larangan terkait bidang pertanian ini seperti larangan untuk melakukan tandur

Upload: trankiet

Post on 03-Mar-2019

361 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · syukuran Deskripsi acara 1 Seren tahun Syukuran yang berlangsung setelah panen padi, dilakukan dengan mengucapkan doa/ziarah kepada

33

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kampung Adat Urug

Kampung Adat Urug merupakan kampung Suku Sunda yang masih

memegang budaya turun temurun dari nenek moyang. Kampung ini berada di daerah

Desa Kiarapandak, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor. Kampung Adat Urug

terbagi menjadi tiga wilayah yaitu Urug Lebak, Urug Tengah dan Urug Tonggoh.

Kampung adat yang berada di lereng Pegunungan Halimun ini memiliki keadaan

topologi yang berupa daerah perbukitan.

Batas wilayah Kampung Adat Urug yaitu: sebelah utara berbatasan dengan

Desa Harkatjaya, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Kiarasari dan Desa

Cisarua, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Nanggung dan sebelah barat

berbatasan dengan Desa Pasir Mandang. Kampung Adat Urug berada di dusun 2 Desa

Kiarapandak dan terdiri dari empat RW dan 15 RT. Jarak tempuh Kampung Urug

dari ibukota Provinsi Jawa Barat lebih kurang 165 Km ke arah barat. Jarak dari

ibukota Kabupaten Bogor lebih kurang 48 Km, dari kota Kecamatan Sukajaya lebih

kurang 6 Km, sedangkan dari kantor Desa Kiarapandak lebih kurang 1,2 Km.

Berdasarkan data potensi sumberdaya manusia tahun 2011, jumlah penduduk

keluarga di Desa Kiarapandak adalah sebanyak 10.294 jiwa. Proporsi penduduk

terbesar adalah laki-laki sebanyak 5.412 jiwa (52,6%) dan sisanya adalah penduduk

perempuan yaitu sebanyak 4.882 jiwa (47,4%). Potensi sumberdaya alam yang

dimiliki Desa Kiarapandak adalah pertanian, pertambangan emas dan perkebunan

kepala sawit. Sumberdaya alam yang melimpah ini berdampak pada pekerjaan

masyarakat yaitu sebagai petani, petambang emas liar, dan wiraswasta.

Masyarakat di kampung adat masih mempertahankan adat istiadat yang

berhubungan dengan berbagai aspek kehidupan salah satunya pada aspek pertanian.

Pertanian yang menjadi inti kebudayaan dari masyarakat kampung adat ini sangat

kental dengan nilai-nilai budaya baik berupa larangan, kebiasaan, dan anjuran.

Larangan terkait bidang pertanian ini seperti larangan untuk melakukan tandur

Page 2: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · syukuran Deskripsi acara 1 Seren tahun Syukuran yang berlangsung setelah panen padi, dilakukan dengan mengucapkan doa/ziarah kepada

34

sebelum ketua adat tandur serta larangan untuk memasak hasil pertanian atau

memasak kue sebelum istri dari ketua adat memasak. Selain itu setiap hari minggu

dan jumat tidak boleh mencangkul sawah dan setiap hari Senin dan Jumat tidak boleh

menumbuk atau menjemur padi. Pada saat pertama kali menumbuk tidak

diperbolehkan untuk berbicara.

Kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat yaitu menumbuk padi yang telah

dipanen oleh istri. Setelah padi selesai ditumbuk, maka dilakukan pesta panen yang

disebut seren tahun sebagai ungkapan rasa syukur. Inti acara seren tahun ini adalah

ucapan doa kepada leluhur karena telah diberikan rezeki melalui padi. Acara yang

menjadi hajat seluruh masyarakat Kampung Adat Urug dimeriahkan dengan makanan

seperti kue yang berasal dari beras seperti ampyang, rengginang, renggining, ketan,

jipang dan lain-lain. Kue ini dibuat di setiap rumah dan dibagikan ke tetangga dan

kepada ketua adat. Selain itu setiap keluarga diharuskan membuat ameng berupa nasi

yang disimpan di dalam boboko/wadah nasi dilengkapi dengan bakakak ayam yang

sebelumnya telah disembelih secara bersamaan. Makanan yang telah diolah dari hasil

panen harus didoakan terlebih dahulu sebelum dimakan. Kebersamaan yang begitu

kental diantara masyarakat merupakan budaya paguyuban khas masyarakat pedesaan.

Banyak nilai-nilai moral yang dapat dipelajari dari masyarakat adat tersebut yaitu

saling berbagi, saling menghormati, keramahan, dan kekeluargaan.

Pengasuhan atau interaksi antara orang tua dengan anak juga dipengaruhi oleh

nilai-nilai budaya. Orang tua tidak hanya mengasuh anak, tapi juga mendidik anak

mengenai budaya yang terus dipelihara dari generasi ke generasi. Orang tua

mentransfer segala nilai-nilai dari leluruh serta menjaga anak untuk tidak melanggar

semua aturan leluhur. Selain itu juga ada pengajaran yang khas untuk anak laki-laki

dan perempuan, dimana perempuan sejak usia tujuh tahun sudah diajari mengenai

pekerjaan domestik sedangkan anak laki-laki sudah diajari urusan publik terutama di

bidang pertanian.

Selain dalam aspek pertanian, dalam hal pendidikan pun terdapat nilai-nilai

budaya yang melekat. Masyarakat Kampung Adat Urug sudah memiliki kesadaran

untuk menyekolahkan anaknya namun karena keterbatasan akses menuju sekolah

Page 3: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · syukuran Deskripsi acara 1 Seren tahun Syukuran yang berlangsung setelah panen padi, dilakukan dengan mengucapkan doa/ziarah kepada

35

SMP dan SMA sehingga hampir seluruh masyarakat bersekolah sampai tingkat

sekolah dasar. Selain itu pendidikan yang lebih diutamakan oleh masyarakat adalah

pendidikan agama. Anak usia 7 tahun diperintahkan untuk ikut pengajian setelah

dzuhur atau setelah maghrib. Hal ini karena anggapan bahwa setiap anak harus

belajar mengenai ilmu agama. Selain itu masyarakat Kampung Adat Urug yang

mayoritas beragama Islam, memiliki ritual keagamaan yang rutin dirayakan setiap

tahun yaitu Muharam, Maulud Nabi dan Ruwah (Tabel 3).

Tabel 3 Deskripsi acara syukuran masyarakat di Kampung Adat Urug

Sumber : Hasil wawancara mendalam kepada Ketua Adat

Selain syukuran yang mencakup seluruh masyarakat terdapat syukuran yang

khusus diselenggarakan oleh sebuah keluarga (Tabel 4). Hajatan atau syukuran ini

membuat hubungan bermasyarakat di kampung adat menjadi lebih dekat, ketika

terdapat salah satu warga yang melangsungkan hajatan, maka warga yang lain harus

No Nama syukuran

Deskripsi acara

1 Seren tahun Syukuran yang berlangsung setelah panen padi, dilakukan dengan mengucapkan doa/ziarah kepada leluhur sebagai rasa syukur, setelah itu seluruh keluarga membuat kue tradisional dan ameng (bakakak ayam). Biasanya seren tahun dimeriahkan dengan berbagai hiburan seperti jaipongan, layar tancep, dangdutan, drama sunda dan lain-lain. Acara ini membuat banyak pedagang dari dan tamu penjuru wilayah yang datang sehingga acara ini begitu semarak

2 Sedekah bumi

Sedekah bumi merupakan syukuran atas rezeki yang telah diberikan berupa seluruh hasil bumi baik padi, sayuran ataupun segala tanaman. Acara dilakukan dengan mengubur kepala kerbau di tanah. Selain itu setiap keluarga memasak dan dibagikan ke tetangga dan juga diserahkan kepada kepala adat

3 Ruwah Acara ini merupakan ritual keagamaan yang dimeriahkan dengan ceramah, dan kebiasaan masak-masak seperti acara lainnya dan dibagi-bagikan ke tetangga. Kemudian ada budaya untuk membuat nasi kuning.

4 Muharam Seperti acara keagamaan ruwah, muharam juga dimeriahkan dengan pengajian dan ceramah serta makanan yang dibuat oleh setiap keluarga.

5 Maulid Nabi

Hari kelahiran Nabi Muhammad ini juga diselenggarakan dengan ceramah, pengajian, dan memasak makanan khas saat syukuran. Pada Maulud nabi ini terdapat acara asrakal yaitu pembacaan doa-doa oleh paraji untuk membuat kalung yang dirajut dari benang berwarna hitam, kemudian diberikan untuk anak sejak lahir sampai usia 5 tahun agar menjaga anak dari gangguan setan.

Page 4: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · syukuran Deskripsi acara 1 Seren tahun Syukuran yang berlangsung setelah panen padi, dilakukan dengan mengucapkan doa/ziarah kepada

36

mengirimi makanan kepada orang yang hajatan tersebut. Hal itu dilakukan bergantian

sehingga bila ada sebuah keluarga yang melakukan hajatan maka ada iring-iringan

tetangga yang mengirimkan makanan atau kue.

Tabel 4 Deskrispi acara syukuran keluarga di Kampung Adat Urug

Sumber : Hasil wawancara mendalam kepada Ketua Adat

Kebudayaan yang melekat pada setiap sendi-sendi kehidupan di Kampung

Adat Urug ini juga tercermin pada aktivitas sehari-hari seperti saat makan, tidur,

mandi, masak dan lain-lain. Begitu pula dengan hubungan antara orang tua dan anak

yang diwarnai dengan budaya. Anak laki-laki atau anak perempuan lebih dekat

dengan sosok ibu karena ibu yang bertugas untuk mengasuh anak dan memiliki

interaksi yang lebih banyak dengan anak. Selain itu terdapat budaya untuk membuat

anak melupakan ayahnya yang telah bercerai dengan ibu yaitu dengan cara membawa

anak ke atas para atau atap rumah agar tidak ingat lagi dengan ayahnya. Tingkat

perceraian yang cukup tinggi ini menjadi salah satu masalah yang terjadi dalam

hubungan antara ayah dan anak.

No Nama syukuran

Deskripsi acara

1 Pernikahan Pada setiap hajatan seluruh tetangga harus mengirimi makanan kepada keluarga yang melakukan hajatan. Meriahnya pernikahan sesuai dengan kemampuan setiap keluarga sehingga tidak ada budaya perkawinan yang mengharuskan keluarga mengeluarkan banyak biaya.

2 Empat bulan kehamilan

Syukuran pada kehamilan yang berusia empat bulan dengan diadakan pengajian. Syukuran ini sesuai dengan ajaran agama Islam

3 Tujuh bulan kehamilan

Syukuran pada kehamilan yang berusia tujuh bulan dengan mengadakan pengajian dan membagikan rujak bagi tetangga

4 3 hari kelahiran

Setelah tiga hari setelah kelahiran dilakukan syukuran dan dilakukan pemotongan tali pusar bayi

5 40 hari kelahiran

Setelah empat puluh hari setelah kelahiran bayi dilakukan pengajian lalu bayi dicukur rambutnya, bila bayi perempuan maka dilakukan sunatan

6 Sunatan Syukuran saat anak laki-laki disunat (sesuai dengan kemampuan) 7 Tahlilan Seminggu kematian anggota keluarga dilakukan pengajian namun

bereda dengan hajatan lain, saat tahlilan tetangga diberi makanan atau uang.

Page 5: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · syukuran Deskripsi acara 1 Seren tahun Syukuran yang berlangsung setelah panen padi, dilakukan dengan mengucapkan doa/ziarah kepada

37

Tabel 5 Larangan yang terkait dengan aktivitas sehari-hari di Kampung Adat Urug

Sumber : Hasil wawancara mendalam kepada Ketua Adat

Karakteristik Keluarga

Usia Orang Tua

Usia orang tua pada penelitian ini mengacu pada pembagian usia menurut

Papalia et al. (2009), dibagi menjadi tiga kategori yaitu diantaranya dewasa muda

(18-40 tahun), dewasa madya (41-60), dan dewasa akhir (>60 tahun). Tabel 6

menunjukkan bahwa rata-rata usia ayah yaitu 22-60 tahun sedangkan rata-rata usia

ibu yaitu 20-47 tahun. Sebagian besar orang tua dalam kategori dewasa muda baik

usia ayah (83,3%) maupun usia ibu (95%). Hal ini karena masyarakat di Kampung

Adat Urug telah menikah pada usia 16-17 tahun.

Tabel 6 Sebaran contoh berdasarkan usia orang tua

Usia orang tua Ayah Ibu n % n %

Dewasa muda (18-40 tahun) 50 83,3 57 95,0 Dewasa madya (41-60 tahun) 10 16,7 3 5,0 Dewasa akhir (>60 tahun) 0 0,0 0 0,0 Total 60 100,0 60 100,0 Min-Max (tahun) 22-60 20-47 Rata-rata±SD (tahun) 33,3 ± 8,2 27,9 ± 6,1

No Aktivitas Larangan 1 Makan - Tidak boleh makan saat magrib

- Tidak boleh makan sambil berdiri - Tidak boleh makan sambil minum - Tidak boleh menyisakan makanan nanti suaminya brewokan

2 Tidur - Posisi tidur yang tidak diperbolehkan yaitu menghadap ke timur karena itu adalah arah kebalikan dari arah kiblat, selain itu juga jangan menghadap ke selatan karena seperti arah mayat

3 Mandi - Dimandikan anak yang baru lahir dengan menggunakan air dingin agar kuat.

- Tidak boleh bergosip sambil mandi dipancuran 4 Masak - Tidak meninggalkan nasi saat ditanak

- Tidak boleh berhadapan lurus dengan tungku bagi perawan - Tidak boleh mengepit boboko (tempat nasi) diketiak

5 Saat malam hari

- Tidak boleh ngebutkeun kain - Tidak boleh jemur pakaian - Tidak boleh menggunting kuku

Page 6: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · syukuran Deskripsi acara 1 Seren tahun Syukuran yang berlangsung setelah panen padi, dilakukan dengan mengucapkan doa/ziarah kepada

38

Besar Keluarga

Besar keluarga dibagi menjadi tiga kategori menurut BKKBN yaitu, keluarga

besar (≥ 8 orang), keluarga sedang (5-7 orang), dan keluarga kecil (≤ 4 orang).

Sebanyak 53,3 persen anak berasal dari keluarga kecil dengan jumlah anggota

keluarga ≤ 4 orang . Terdapat sebanyak 13,3 persen anak berasal dari keluarga besar

dengan jumlah anggota keluarga yang paling banyak adalah 12 orang (Gambar 3).

Gambar 3 Sebaran contoh berdasarkan besar keluarga.

Pendidikan Orang Tua

Pendidikan orang tua dilihat dari jenjang pendidikan terakhir yang ditempuh

oleh ayah dan ibu. Tabel 7 menunjukkan bahwa terdapat tiga perempat ayah dan ibu

memiliki pendidikan terakhir SD. Sebanyak 18,3 persen ayah dan 21,7 persen ibu

yang tidak tamat SD. Pendidikan yang paling tinggi ditempuh oleh ayah adalah SMA

(3,3%), sedangkan pendidikan yang paling tinggi ditempuh ibu adalah SMP (3,3%).

Dilihat dari nilai rata-rata pendidikannya, lama pendidikan ayah lebih tinggi (4,8

tahun) dibandingkan dengan pendidikan ibu yaitu (4,3 tahun).

Tabel 7 Sebaran contoh berdasarkan pendidikan orang tua

Pendidikan orang tua Ayah Ibu n % n %

Tidak tamat SD (≤ 5 tahun) 11 18,3 13 21,7 Tamat SD (6 tahun) 46 76,7 45 75,0 Tamat SMP (9 tahun) 1 1,7 2 3,3 Tamat SMA (12 tahun) 2 3,3 0 0,0

Total 60 100,0 60 100,0 Min-max (tahun) 0-12 0-10 Rata-rata±SD (tahun) 4,8 ± 2,5 4,3 ± 2,3

Keluarga kecil (<4 orang)

Keluarga sedang (5-7 orang)

Keluarga besar (>7 orang)

33,3%

53,3%

13,4%

Keluarga kecil (<4 orang)

Keluarga sedang (5-7 orang)

Keluarga besar (>7 orang)

Page 7: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · syukuran Deskripsi acara 1 Seren tahun Syukuran yang berlangsung setelah panen padi, dilakukan dengan mengucapkan doa/ziarah kepada

39

Pekerjaan Orang Tua

Pekerjaan utama yang dilakukan orang tua yaitu sebagai petani, buruh tani,

buruh bangunan, buruh tambang, wiraswasta/dagang, ABRI, becak/ojek/ sopir. Tabel

8 menunjukkan sebanyak 38,3 persen ayah bekerja sebagai wiraswasta atau dagang

seperti dagang ikan basah, baso dan lain-lain. Selain sebagai wiraswasta, sebanyak 20

persen ayah yang bekerja sebagai petani, dan 15 persen bekerja sebagai buruh

tambang emas baik legal ataupun ilegal yang biasa disebut sebagai gurandil.

Hampir tiga perempat ibu (73,3%) tidak bekerja dan sisanya bekerja sebagai

petani untuk membantu suaminya atau bekerja sebagai pedagang sayuran. Mayoritas

ibu yang tidak bekerja ini dikarenakan pandangan bahwa seorang wanita lebih

dituntut untuk mengerjakan pekerjaan domestik, akan tetapi tidak terdapat larangan

bagi wanita untuk membantu suaminya untuk menjadi petani (21,7%).

Tabel 8 Sebaran contoh berdasarkan pekerjaan orang tua

Pekerjaan orang tua Ayah Ibu n % n %

Tidak bekerja 0 0,0 44 73,3 Petani 12 20,0 13 21,7 Buruh tani 3 5,0 1 1,7 Buruh bangunan 8 13,3 0 0,0 Buruh tambang 9 15,0 0 0,0 Wiraswasta/dagang 23 38,3 2 3,3 PNS/ABRI 1 1,7 0 0,0 Becak/ ojek/sopir 4 6,7 0 0,0 Total 60 100,0 60 100,0

Pendapatan Orang Tua

Berdasarkan Tabel 9, separuh ayah memiliki pendapatan berkisar dari

Rp100.001 - Rp500.000. Rata-rata pendapatan ayah yaitu sebesar Rp798.000. Hampir

seluruh ibu (96,7%) tidak memiliki pendapatan karena ibu tidak bekerja atau bekerja

sebagai petani namun tidak memiliki penghasilan karena hasil dari sawah tersebut

digunakan sebagai konsumsi keluarga. Terdapat 3,3 persen ibu yang memiliki

pendapatan Rp2.000.000 – Rp3.000.000 dari pekerjaannya sebagai penjual sayur

Page 8: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · syukuran Deskripsi acara 1 Seren tahun Syukuran yang berlangsung setelah panen padi, dilakukan dengan mengucapkan doa/ziarah kepada

40

keliling. Hampir separuh anak (46,7%) berasal dari keluarga dengan total pendapatan

keluarga berkisar antara Rp100.001 - Rp500.000.

Tabel 9 Sebaran contoh berdasarkan pendapatan orang tua

Pendapatan orang tua Ayah Ibu Total n % n % n %

Rp 0- Rp 100.000 0 0,0 58 96,7 0 0,0 Rp 100.001 - Rp 500.000 30 50,0 0 0,0 28 46,7 Rp 500.001 - Rp 1.000.000 21 35,0 0 0,0 20 33,3 Rp 1.000.001 - Rp 2.000.000 6 10,0 0 0,0 5 8,3 Rp 2.000.001 - Rp 3.000.000 1 1,7 2 3,3 4 6,7 ≥ Rp 3.000.001 2 3,3 0 0,0 3 5,0 Total 60 100,0 60 100,0 60 100,0 Min-max (Rp) 150.000–5000.000 0 – 2.000.000 150.000-5.000.000 Rata-rata±SD (Rp) 798.000±762.900 154.000±543.500 900.000±851.900

Data BPS (2010) menunjukkan bahwa garis kemiskinan Kabupaten Bogor

adalah sebesar Rp185.335 per kapita. Tabel 10 menunjukkan bahwa dua pertiga anak

(66,6%) termasuk pada keluarga miskin dengan jumlah pendapatan perkapita kurang

dari Rp185.335, sedangkan sisanya sebanyak 33,4 persen termasuk pada keluarga

tidak miskin. Rentang pendapatan perkapita ini sangat lebar yaitu dari Rp 25.000

sampai Rp 1.000.000.

Tabel 10 Sebaran contoh berdasarkan pendapatan perkapita

Pendapatan perkapita (Rp) n % < Rp 185.335 (miskin) 40 66,6 > Rp 185.335 (tidak miskin) 20 33,4 Total 60 100,0 Min-max (Rp) 25.000 – 1.000.000 Rata-rata±SD (Rp) 220.767,2 ± 211.558

Karakteristik Anak

Jenis Kelamin dan Usia

Kisaran usia anak pada penelitian ini adalah usia 3-5 tahun yang termasuk

pada kategori anak prasekolah. Tabel 11 menunjukkan bahwa separuh anak laki-laki

Page 9: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · syukuran Deskripsi acara 1 Seren tahun Syukuran yang berlangsung setelah panen padi, dilakukan dengan mengucapkan doa/ziarah kepada

41

dan perempuan berusia 3 tahun (50% dan 43,3%). Sebanyak 46,7 persen berusia 3

tahun dan hanya 11,7 persen yang berusia 5 tahun.

Tabel 11 Sebaran contoh berdasarkan usia dan jenis kelamin

Usia Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Total

n % n % n % 3 Tahun 15 50,0 13 43,3 28 46, 7 4 Tahun 14 46,7 11 36,7 5 41, 7 5 Tahun 1 3,3 6 20,0 7 11, 7 Total 30 100,0 30 100,0 60 100,0

Urutan Kelahiran

Setiap anak dalam keluarga memiliki kedudukan masing-masing sesuai urutan

kelahiran, yaitu anak tunggal, anak sulung, anak tengah, dan anak bungsu. Penelitian

ini menunjukkan bahwa separuh anak laki-laki dan separuh anak perempuan

merupakan anak bungsu. Sebanyak 51,7 persen dari keseluruhan anak termasuk anak

bungsu atau anak terakhir dan sebanyak 8,3 persen anak yang termasuk anak tengah

(Tabel 12).

Tabel 12 Sebaran contoh berdasarkan usia dan jenis kelamin

Urutan kelahiran Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Total

n % n % n % Anak tunggal 9 30,0 8 26,7 17 28,3 Anak sulung 3 10,0 4 13,3 7 11,7 Anak tengah 3 10,0 1 3,3 5 8,3 Anak bungsu 15 50,0 17 56,7 31 51,7

Total 30 100,0 30 100,0 60 100,0

Riwayat Perkembangan Anak Riwayat Kehamilan

Riwayat kehamilan merupakan pengalaman ibu ketika mengandung anak.

Riwayat kehamilan ini dilihat dari keadaan kesehatan, keadaan psikologis dan

perilaku pengasuhan selama kehamilan. Tabel 13 menunjukkan bahwa keadaan

kesehatan ibu selama kehamilan dilihat dari konsumsi ibu yang lebih banyak

Page 10: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · syukuran Deskripsi acara 1 Seren tahun Syukuran yang berlangsung setelah panen padi, dilakukan dengan mengucapkan doa/ziarah kepada

42

memakan sayuran (83,3), namun masih sedikit ibu yang mengkonsumsi daging

(51,7%) dan susu (31,7).

Keadaan kesehatan dapat dilihat melalui keadaan fisik ibu selama kehamilan.

Terdapat 95 persen ibu hamil normal tanpa ada kelainan kehamilan, namun sebanyak

43,3 persen mengalami mual dan muntah selama kehamilan. Pemeriksaan kehamilan

merupakan salah satu indikator dari keadaan kesehatan ibu selama kehamilan.

Sebanyak 86,7 persen ibu memeriksakan kehamilannya di posyandu, 66,7 persen ibu

mendapatkan vitamin, dan 60 persen ibu mendapatkan imunisasi.

Tabel 13 Sebaran contoh berdasarkan riwayat kehamilan

Riwayat kehamilan

Jumlah ibu menjawab

iya n %

Keadaan kesehatan selama kehamilan Ibu meningkatkan jumlah makan ketika kehamilan anak 32 53,3 Ibu lebih banyak makan daging selama kehamilan anak 31 51,7 Ibu lebih banyak makan sayuran selama kehamilan anak 50 83,3 Ibu minum susu selama kehamilan anak 19 31,7 Ibu mengkonsumsi vitamin untuk meningkatkan kesehatan 40 66,7 Ibu melakukan olahraga selama kehamilan 18 30,0 Ibu memeriksakan kondisi kehamilan kepada bidan di posyandu 52 86,7 Ibu diimunisasi tetanus ketika kehamilan anak 36 60,0 Ibu memiliki KMS (Kartu Menuju Sehat) Ibu Hamil 24 40,0 Ibu hamil dalam keadaan normal 57 95,0 Ibu sering mual dan muntah selama kehamilan anak 26 43,3 Keadaan psikologi selama kehamilan Ibu telah merencanakan kehamilan anak sebelumnya 38 63,3 Ibu merasa bahagia pada saat mengetahui kehamilan anak 54 90,0 Ibu merasa stres atau cemas selama kehamilan anak 39 65,0 Ibu menjadi lebih sering sedih selama kehamilan anak 38 63,3 Ibu merasa lelah karena beban kerja yang berat selama kehamilan anak 34 56,7 Ibu merasa takut atau khawatir selama kehamilan anak 36 60,0 Suami memberikan perhatian yang lebih saat ibu hamil 52 86,7 Keluarga besar memberikan perhatian yang lebih saat ibu hamil 51 85,0 Perilaku pengasuhan selama kehamilan Ibu mengelus-elus perut ibu 50 83,3 Ibu mengajak berbicara anak didalam kandungannya 32 53,3 Ibu memijit payudara untuk persiapan menyusui 31 51,7 Ibu memperdengarkan solawat/ doa-doa saat kehamilan anak 54 90,0 Ibu mempersiapkan kebutuhan bayi sejak anak di dalam kandungan 22 36,7 Ibu mengadakan ritual khusus untuk anak saat hamil 56 93,3

Page 11: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · syukuran Deskripsi acara 1 Seren tahun Syukuran yang berlangsung setelah panen padi, dilakukan dengan mengucapkan doa/ziarah kepada

43

Riwayat psikologis dilihat dari keadaan psikis ibu yang dirasakan selama

kehamilan dan dukungan sosial dari pihak luar. Keadaan psikis yang dirasakan oleh

ibu ketika kehamilan anak adalah bahagia (90%), stres atau cemas (65%), sedih

(63,3%), cape atau lelah (56,7%) dan takut atau khawatir (60%). Sebanyak 63 persen

ibu merencanakan kehamilan anak. Dukungan sosial yang didapatkan ibu selama

kehamilan yaitu dari suami (86,7%) dan keluarga besar (85%).

Riwayat kehamilan juga dilihat dari perilaku pengasuhan yang dilakukan ibu

selama mengandung anak seperti mengelus-elus perut (83,3%), memperdengarkan

doa/ solawat (90%) dan berbicara dengan janin (53,3%). Hampir seluruh ibu

mengadakan ritual khusus untuk anak pada usia kehamilan 4 dan 7 bulan. Perilaku

pengasuhan juga meliputi persiapan yang dilakukan oleh ibu, separuh ibu memijit

payudara untuk mempersiapkan menyusui dan satu pertiga ibu mempersiapkan

kebutuhan bayi sejak dalam kandungan (Lampiran 1).

Tabel 14 Sebaran contoh berdasarkan kategori riwayat kehamilan

Tabel 14 menunjukkan bahwa keadaan kesehatan selama kehamilan termasuk

pada kategori kurang (48,3%), sedangkan keadaan psikologi ibu selama kehamilan

termasuk pada kategori baik (41,7%). Perilaku pengasuhan selama kehamilan tersebar

pada tiga kategori yaitu kurang (33,3%), sedang (33,3%), dan baik (33,3%). Secara

keseluruhan, riwayat kehamilan ibu termasuk pada kategori sedang (71,7%), artinya

ibu selama kehamilan memiliki riwayat kesehatan yang cukup baik, pelayanan bidan

yang cukup baik, memakan makanan yang cukup bergizi seperti sayuran, memiliki

Kategori

Riwayat kehamilan Keadaan kesehatan

selama kehamilan

Keadaan psikologi selama

kehamilan

Perilaku pengasuhan

selama kehamilan

Total

n % n % n % n % Kurang (<60%) 29 48,3 17 28,3 20 33,4 15 25,0 Sedang (60%-80%) 19 31,7 18 30,0 20 33,3 43 71,7 Baik (>80%) 12 20,0 25 41,7 20 33,3 2 3,3 Total 60 100,0 60 100,0 60 100,0 60 100,0 Rata-rata±SD (%) 56,6 ± 18,8 69,4 ± 24,5 67,5 ± 19,2 63,3 ± 12,0

Page 12: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · syukuran Deskripsi acara 1 Seren tahun Syukuran yang berlangsung setelah panen padi, dilakukan dengan mengucapkan doa/ziarah kepada

44

psikologis yang positif, dukungan yang besar dari suami dan keluarga, dan memiliki

interaksi yang intim dengan anak selama kehamilan.

Riwayat Persalinan

Jenis persalinan

Menurut Hurlock (1980), jenis persalinan terdiri atas persalinan normal,

persalinan sungsang, persalinan melintang, persalinan menggunakan alat dan

persalinan caesar. Tabel 15 menunjukkan bahwa sebagian besar persalinan anak yaitu

persalinan normal (98,3%). Terdapat satu ibu yang mengalami persalinan sungsang

dan dibantu oleh paraji.

Tabel 15 Sebaran contoh berdasarkan jenis persalinan

Proses Persalinan

Menurut Nurdianti (2010), gangguan atau kelainan persalinan diantaranya

adalah plasenta previa (pusar melilit), distosia (kelambatan persalinan), ketuban

pecah dini, dan anoxia (kesulitan bernafas). Gambar 4 menunjukkan mengenai

kelainan persalinan yang dialami anak. Sebagian besar anak tidak mengalami

kelainan (83%) dan sisanya mengalami kelainan berupa ketuban pecah dini (12%),

distosia (3%), dan plasenta previa (2%).

Pendarahan n % Persalinan normal 59 98,3 Persalinan sungsang 1 1,7 Persalinan melintang 0 0,0 Persalinan menggunakan alat 0 0,0 Persalinan caesar 0 0,0 Total 60 100,0

Page 13: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · syukuran Deskripsi acara 1 Seren tahun Syukuran yang berlangsung setelah panen padi, dilakukan dengan mengucapkan doa/ziarah kepada

45

Gambar 4 Sebaran contoh berdasarkan proses persalinan.

Jasa Persalinan

Jasa persalinan yang paling banyak digunakan oleh masyarakat di Kampung

Adat Urug untuk membantu persalinan yaitu menggunakan paraji (83,3%). Terdapat

8,3 persen anak yang dilahirkan dengan bantuan bidan karena mengalami kesulitan

kehamilan dan sulit ditangani oleh paraji. Sebanyak 8,3 persen anak dilahirkan

sendiri oleh ibu tanpa dibantu oleh jasa persalinan (Gambar5).

Gambar 5 Sebaran contoh berdasarkan jasa yang membantu persalinan.

Usia Kehamilan

Berdasarkan usia kehamilan, persalinan dapat dibedakan menjadi persalinan

prematur, matur dan postmatur. Sebagian besar anak lahir matur yaitu dilahirkan pada

usia kehamilan 37-42 minggu (90%) dan terdapat 6,67 persen anak yang lahir

83,0%

12,0% 3,0% 2,0%

Tidak ada kelainan

Ketuban pecah dini

Distosia

Placenta Previa

83,4%

8,3% 8,3%

Paraji

Bidan

Sendiri

Page 14: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · syukuran Deskripsi acara 1 Seren tahun Syukuran yang berlangsung setelah panen padi, dilakukan dengan mengucapkan doa/ziarah kepada

46

prematur atau persalinan yang terjadi belum pada waktunya yaitu pada usia

kehamilan 20-37 minggu. Sisanya sebanyak 3,3 persen anak lahir postmatur yaitu

kehamilan melewati waktu 294 hari atau 42 minggu (Gambar 6).

Gambar 6 Sebaran contoh berdasarkan usia kelahiran.

Lama proses persalinan

Lama proses persalinan merupakan salah satu indikator kelainan saat proses

persalinan. Berdasarkan Tabel 16, terdapat 70 persen ibu yang lama proses

persalinannya kurang dari enam jam dan terdapat 8,3 persen ibu yang lama proses

persalinannya lebih dari 12 jam. Lama proses persalinan yang paling singkat yaitu

setengah jam dengan mengalami persalinan sendiri.

Tabel 16 Sebaran contoh berdasarkan lama proses persalinan

Berat Lahir

Berat lahir bayi merupakan hal yang penting untuk melihat derajat kesehatan

bayi. Berat lahir bayi yang rendah merupakan salah satu gangguan atau kelainan saat

kelahiran yaitu bayi yang memiliki berat badan kurang dari 2,5 kg ketika lahir.

Lama proses persalinan n % < 6 jam 42 70,0 6-12 jam 13 21,7 >12 jam 5 8,3

Total 60 100,0 Min-max (jam) 0,5 – 48 Rata-rata±SD (jam) 5,88 ± 6,99

Prematur (<37 minggu)

Matur (37-42 minggu)

Postmatur (>42 minggu 6,7%

90,0%

3,3%

Page 15: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · syukuran Deskripsi acara 1 Seren tahun Syukuran yang berlangsung setelah panen padi, dilakukan dengan mengucapkan doa/ziarah kepada

47

Gambar 7 menunjukkan bahwa 30 persen anak memiliki berat di bawah 2,5 kg saat

lahir sedangkan sisanya memiliki berat lahir yang normal atau lebih dari 2,5 kg.

Gambar 7 Sebaran contoh berdasarkan berat bayi lahir.

Riwayat Pemberian ASI

Riwayat pemberian ASI dibedakan menjadi kuantitas pemberian ASI dan

kualitas interaksi ibu dan anak selama menyusui. Kuantitas pemberian ASI ibu

dilihat dari jumlah, frekuensi, lama dan jenis ASI yang diberikan ibu. Berdasarkan

Tabel 17, tidak ada ibu yang melakukan inisiasi dini. Tidak adanya ibu yang

melakukan inisiasi dini ini karena terdapat anjuran di Kampung Adat Urug untuk

mempuasakan bayinya sehabis melahirkan. Terdapat separuh ibu yang memberikan

kolostrum.

Pemberian prelaktal yaitu pemberian minuman, makanan atau susu formula

sebelum bayi diberikan ASI. Seperti halnya di Kampung Adat Urug, terdapat 85

persen ibu yang memberikan prelaktal berupa madu, pisang kadut, nasi, biskuit, sagu

atau air putih. Pemberian prelaktal ini membuat seluruh ibu tidak memberikan ASI

eksklusif karena bayi diberi tambahan makanan atau minuman selain ASI sampai

usia 6 bulan. Makanan pendamping ASI yang biasa diberikan kepada anak sampai

usia 6 bulan biasanya seperti bubur, pisang, dan biskuit. Frekuensi pemberian ASI

sudah terbilang baik dilihat dari ibu yang menyusui siang dan malam (98,3%) serta

menyusui dimana saja (85%). Dilihat dari lama pemberian ASI, terdapat 43,3 persen

ibu memberikan ASInya sampai usia 2 tahun. Ibu untuk menyapih anaknya dengan

30,0%

Berat Bayi Lahir Normal (>2,5 kg)

Berat Bayi Lahir rendah (<2,5 kg)

70,0%

Page 16: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · syukuran Deskripsi acara 1 Seren tahun Syukuran yang berlangsung setelah panen padi, dilakukan dengan mengucapkan doa/ziarah kepada

48

cara-cara khusus seperti obat samiloto, obat merah, lipstik, daun pare, buah mahoni,

dan jamu pait (61,7%).

Tabel 17 Sebaran contoh berdasarkan riwayat pemberian ASI

Riwayat Pemberian ASI

Jumlah ibu menjawab

iya n %

Kuantitas pemberian ASI Ibu melakukan inisiasi dini menyusui 0 0,0 Ibu memberikan kolostrum kepada anak 31 51,7 Ibu memberikan prelaktal kepada anak 51 85,0 Ibu memberikan ASI eksklusif kepada anak 0 0,0 Ibu menyusui anak siang dan malam 59 98,3 Ibu menyusui anak dimana saja 51 85,0 Ibu memberikan ASI kepada anak hingga 2 tahun 26 43,3 Ibu menyapih anak dengan cara-cara khusus 37 61,7 Kualitas pemberian ASI Ibu menyusui anak sambil mengelus-elus kepala 53 88,3 Ibu menyusui sambil mengobrol dengan anak 50 83,3 Ibu menyusui anak sambil menepuk pantat anak dengan lembut 58 96,7 Ibu menyusui anak sambil menggendong dan menimang-nimang 52 86,7 Ibu menyusui anak sambil menatap mata anak 60 100,0 Ibu mencium kening anak sekali-kali selama menyusui 57 95,0

Kualitas pemberian ASI merupakan interaksi yang dilakukan ibu selama

menyusui anak. Berdasarkan Tabel 17, ibu memiliki interaksi yang baik dengan anak

selama menyusui seperti mengelus-elus kepala (83,3%), mengobrol (83,3%),

menepuk pantat dengan lembut (96,7%), menggendong dan menimang-nimang

(86,7%), serta mencium kening (95%). Seluruh ibu menyusui anak sambil menatap

mata anak.

Gambar 8 menunjukkan bahwa lebih dari separuh anak (53,3%) memiliki

riwayat kuantitas pemberian ASI yang termasuk pada kategori kurang, sedangkan

berdasarkan riwayat kualitas pemberian ASI sebagian besar anak termasuk pada

kategori baik (88,3%). Secara keseluruhan, sebanyak 61,7 persen anak memiliki

riwayat pemberian ASI yang tergolong pada kategori sedang artinya anak memiliki

riwayat pemberian ASI yang cukup baik dalam hal interaksi antara ibu dan anak

Page 17: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · syukuran Deskripsi acara 1 Seren tahun Syukuran yang berlangsung setelah panen padi, dilakukan dengan mengucapkan doa/ziarah kepada

49

selama menyusui namun kurang memberikan kolostrum, tidak ada yang melakukan

inisiasi dini menyusui, dan ASI eksklusif.

Gambar 8 Sebaran contoh berdasarkan riwayat pemberian ASI.

Sensitivitas Ibu

Sensitivitas ibu merupakan bagian dari pengasuhan ibu yang membutuhkan

kemampuan untuk merespon kebutuhan anaknya. Sensitivitas terbagi menjadi lima

dimensi yaitu ekspresi wajah, ekspresi bicara, ekspresi kasih sayang, posisi dan

kontak fisik, serta pengendalian disiplin. Ekspresi wajah merupakan respon, rona, dan

mimil muka ibu ketika berinteraksi dengan anak. Berdasarkan Tabel 18, sebanyak

46,7 persen ibu sering memandang wajah anak ketika sedang berbicara, 45,0 persen

ibu sering tersenyum ketika anak memperlihatkan perbuatan yang baik, dan hanya 5

persen ibu yang tidak berekspresi saat anak menunjukkan keberhasilannya.

Sayangnya masih banyak juga ibu yang sering menunjukkan ekspresi marah ketika

anak mengganggu ibu saat bekerja di rumah (40,0%).

Ekspresi bicara adalah nada, intonasi, bahasa, kelembutan, ketanggapan

menjawab dan respon ibu ketika sedang berkomunikasi dengan anak. Lebih dari

separuh ibu sering menjawab pertanyaan anak dengan segera (56,7%) dan ibu sering

berbicara dengan lembut saat meminta anak untuk makan (30,0%), namun ketika

anak tidak menuruti perintah, ibu sering menggunakan nada suara yang tinggi

(41,7%).

53,3%

5,0%

41,7%

88,3%

35,0%

61,7%

3,3% 6,7% 5,0%

Rendah Sedang Tinggi

Page 18: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · syukuran Deskripsi acara 1 Seren tahun Syukuran yang berlangsung setelah panen padi, dilakukan dengan mengucapkan doa/ziarah kepada

50

Tabel 18 Sebaran contoh berdasarkan sensitivitas ibu

Sensitivitas ibu

Jumlah ibu menjawab

sering n %

Ekspresi wajah Ibu memandang wajah anak ketika sedang berbicara 28 46,7 Ibu menunjukkan ekspresi marah ketika anak mengganggu ibu 24 40,0 Ibu tersenyum ketika anak memperlihatkan perbuatan yang baik 27 45,0 Ibu tidak berekspresi saat anak menunjukkan keberhasilannya 3 5,0 Ibu cuek/ tak acuh saat anak datang dari bermain 8 13,3 Ekspresi bicara Ibu berbicara dengan nada suara tinggi saat anak tidak menuruti perintah 25 41,7 Ibu berbicara dengan lembut saat meminta anak untuk makan 18 30,0 Ibu membentak anak ketika merengek menginginkan sesuatu 29 48,3 Ibu dengan segera menjawab saat anak bertanya 34 56,7 Ibu hanya diam saat merespon tangisan anak 18 30,0 Ekspresi kasih sayang Ibu memeluk ketika anak merasa takut atau sedih 35 58,3 Ibu merangkul anak selama observasi berlangsung 28 46,7 Ibu menyediakan makanan favorit anak 28 46,7 Ibu mengucapkan kata-kata “sayang” 8 13,3 Ibu memiliki nama panggilan kesayangan 24 40,0 Posisi dan kontak fisik Ibu menghindar/ berpaling ketika anak membutuhkan bantuan ibu 5 8,3 Ibu menyentuh/ mengelus anak sebagai pujian 21 35,0 Ibu mendatangi anak dengan segera saat anak memanggil-manggil 33 55,0 Ibu membungkuk/ menunduk setara dengan anak ketika berbicara 23 38,3 Ibu menggandeng anak ketika berjalan bersama 37 61,7 Pengendalian disiplin Ibu memarahi anak saat anak tidak menuruti perintah 33 55,0 Ibu mengajarkan kepada anak untuk merapikan mainan sendiri 17 28,3 Ibu membatasi anak atau melarang anak secara fisik 20 33,3 Ibu mengawasi anak secara langsung saat anak sedang bermain 11 18,3 Ibu mengarahkan anak untuk makan tepat waktu 28 46,7

Ekspresi kasih sayang merupakan ungkapan rasa cinta dan sayang ibu kepada

anak melalui pelukan, rangkulan, kata-kata sayang serta pemenuhan kebutuhan anak

seperti makanan favorit. Separuh ibu memeluk ketika anak merasa takut atau sedih

(58,3%), ibu merangkul anak selama observasi berlangsung (46,7%) dan ibu

menyediakan makanan favorit anak (46,7%). Hanya 13,3 persen ibu yang sering

mengungkapkan kasih sayangnya dengan kata-kata ‘sayang’.

Page 19: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · syukuran Deskripsi acara 1 Seren tahun Syukuran yang berlangsung setelah panen padi, dilakukan dengan mengucapkan doa/ziarah kepada

51

Posisi dan kontak fisik merupakan salah satu aspek penting dalam sensitivitas ibu

karena berupa sikap ibu dalam berinteraksi untuk memenuhi kebutuhan anak dengan

tepat dan segera. Terdapat 55,5 persen ibu sering mendatangi anak dengan segera saat

anak memanggil-manggil dan 61,7 persen ibu sering menggandeng anak ketika

berjalan bersama. Posisi dan kontak fisik yang diperlihatkan oleh ibu adalah sering

menunduk dan membungkuk ketika berbicara dengan anak (38,3%) dan sering

mengelus/menyentuh anak (35%).

Pengendalian disiplin merupakan bagian yang penting dalam pengasuhan

karena terkait dengan cara mendidik anak untuk dapat mendisiplinkan anak secara

positif. Pengendalian disiplin yang dilakukan ibu adalah memarahi anak saat anak

tidak menuruti perintah (55,5%) dan mengarahkan anak untuk makan tepat waktu

(46,6%). Selain itu sepertiga ibu membatasi atau melarang anak secara fisik seperti

memukul dan mencubit. Hanya 18,3 persen ibu yang mengawasi anak secara

langsung saat bermain (Lampiran 2).

Berdasarkan Tabel 19 memperlihatkan kategori dari dimensi dilihat dari lima

dimensi. Masing-masing dimensi diklasifikasikan menjadi rendah, sedang, dan tinggi.

Penelitian ini menunjukkan bahwa separuh ibu memiliki sensitivitas yang sedang

pada dimensi ekspresi wajah (50,0%), ekspresi bicara (53,3%), posisi dan kontak

fisik (51,7%) dan pengendalian disiplin (51,7%), sedangkan 53,3 persen ibu memiliki

sensitivitas yang tinggi pada dimensi ekspresi kasih sayang. Berdasarkan total

sensitivitas dilihat dari lima dimensi, sebanyak 70 persen anak memiliki ibu yang

sensitivitasnya tergolong pada kategori sedang. Dilihat dari nilai rata-ratanya

sensitivitas ibu yang paling tinggi yaitu ekspresi kasih sayang (79,0%), sedangkan

dimensi sensitivitas yang paling rendah yaitu pengendalian disiplin (59,5%).

Page 20: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · syukuran Deskripsi acara 1 Seren tahun Syukuran yang berlangsung setelah panen padi, dilakukan dengan mengucapkan doa/ziarah kepada

52

Tabel 19 Sebaran contoh berdasarkan kategori sensitivitas ibu

Kelekatan

Menurut Water (1985) diacu dalam Bost (1998), kelekatan memiliki tiga

dimensi yaitu perilaku eksplorasi, respon kasih sayang, dan kesadaran sosial. Perilaku

eksplorasi ini menyangkut kemampuan anak untuk dapat mengeksplor lingkungan

saat ditinggalkan oleh ibu. Tabel 20 menunjukkan bahwa sebanyak 56,7 persen anak

yang rewel saat pulang bermain sendiri, 35 persen anak yang tidak berhenti menangis

saat ditinggal ibu, 75 persen ibu mudah pergi meninggalkan anak dan 46,7 persen

anak tidak kenal takut. Anak yang lekat mampu mengeksplor lingkungan namun

masih menjaga kedekatannya dengan ibu seperti memilih bermain dekat dengan ibu

(61,7%) dan selalu meminta bantuan kepada ibu (80%).

Eksplorasi dapat dilihat pada perilaku anak saat bermain dengan mainannya,

pada Tabel 20 menunjukkan bahwa sepertiga anak tidak mau melakukan aktifitas

yang sulit, lebih dari sepertiga anak menghabiskan waktu dengan mainan favoritnya

hampir separuh anak serius ketika bermain, dan lebih dari separuh anak menguji

mainannya dengan detil.

Respon kasih sayang merupakan respon anak dalam menjalin kasih sayang baik

dengan ibu sebagai tokoh lekat, orang yang baru dikenal atau secara simbolik melalui

permainan seperti boneka. Berdasarkan Tabel 20, respon kasih sayang yang

diungkapkan oleh anak kepada ibu yaitu berbagi (80%) memeluk (66,7%) nyaman di

pangkuan ibu (73,3%) tidak bertindak kasar (45%) tidak mudah marah pada ibu

(36,7%) dan menyambut ibu setelah kembali (60%). Kasih sayang juga dapat

Kategori

Sensitivitas Ibu (%) Total sensitivitas

ibu (%)

Ekspresi wajah

Ekspresi bicara

Ekspresi kasih

sayang

Posisi & kontak fisik

Pengen- dalian

disiplin Rendah (<60%) 26,7 31,7 5,0 16,6 36,6 18,3 Sedang (60%-80%) 50,0 53,3 41,7 51,7 61,7 70,0 Tinggi (>80%) 23,3 15,0 53,3 31,7 1,7 11,7 Total 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0

Rata-rata ± SD (%) 68,1± 14,6

62,5± 113,0

79,0± 13,2

75,1± 13,7

59,5± 13,1

68,8± 9,6

Page 21: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · syukuran Deskripsi acara 1 Seren tahun Syukuran yang berlangsung setelah panen padi, dilakukan dengan mengucapkan doa/ziarah kepada

53

diungkapkan melalui permainan seperti yang dilakukan oleh anak yaitu bermain

dengan lembut (58,3%) dan berpura-pura sebagai orang tua saat bermain dengan

boneka (65%). Kelekatan pada dimensi respon kasih sayang tidak hanya diukur

dengan kedekatan anak dengan ibu melainkan juga kasih sayang anak dengan asing.

Sebanyak 51,7 persen anak nyaman digendong orang asing dan 43,3 persen anak

menumbuhkan kasih sayang pada orang asing.

Tabel 20 Sebaran contoh berdasarkan kelekatan ibu dengan anak

Kelekatan Jumlah

jawaban iya n %

Perilaku eksplorasi Anak rewel tanpa alasan yang jelas kepada ibunya setelah pulang bermain 34 56,7

Anak tidak berhenti menangis setelah ditinggal ibunya pergi beberapa saat 21 35,0 Anak memilih bermain disekitar rumah yang dekat dengan ibu 37 61,7 Ibu dengan mudah pergi meninggalkan anak karena anak bermain sendiri 45 75,0 Anak tidak mau melakukan aktifitas yang terlihat sulit 20 33,3 Anak selalu meminta ibu untuk membantunya 48 80,0 Anak menghabiskan lebih banyak waktu dengan mainan favoritnya 22 36,7 Anak serius atau cekatan ketika bermain jauh dari ibu atau bermain sendiri 29 48,3 Anak menguji mainan baru secara detil dengan cara yang berbeda 33 55,0 Anak tidak kenal takut 28 46,7 Respon kasih sayang Anak mau berbagi dengan ibunya atau memberikan barang jika ibu meminta 48 80,0 Anak berhati-hati dan berperilaku lembut dengan mainan atau peliharaannya. 35 58,3 Anak sering memeluk ibu, tanpa diminta terlebih dahulu oleh ibu 40 66,7 Anak berpura-pura sebagai orang tua melalui permainan boneka 39 65,0 Anak merasa nyaman ketika berada dalam pangkuan ibu 44 73,3 Anak menikmati digendong oleh orang dewasa yang baru dikenal 31 51,7 Anak tidak bertindak kasar pada ibu saat aktif bermain 27 45,0 Anak dengan mudah menumbuhkan rasa sayang terhadap tamu 26 43,3 Anak dengan cepat menyambut ibu ketika ibu memasuki ruangan 36 60,0 Anak mudah marah kepada ibu 22 36,7 Kesadaran sosial Ketika anak sedih, anak merasa nyaman dengan orang dewasa selain ibu. 23 38,3 Anak lebih tertarik pada orang dibandingkan benda atau mainan 24 40,0 Anak tertawa dan tersenyum dengan mudah kepada orang yang berbeda. 31 51,7 Anak dengan cepat dekat dengan orang dewasa yang baru dikenal 26 45,0 Anak bersedia menunjukkan mainan atau menunjukkan keahlian anak 27 26,7 Anak ingin mendapatkan perhatian dari orang dewasa yang baru dikenalnya 16 63,3 Anak meniru sejumlah perilaku dari melihat perilaku ibu 38 61,7 Jika tamu menyetujui hal yang dilakukan anak, maka anak mengulangnya lagi 37 65,0 Anak mendengar orang berbicara dengannya walaupun sedang asyik bermain 39 65,0

Page 22: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · syukuran Deskripsi acara 1 Seren tahun Syukuran yang berlangsung setelah panen padi, dilakukan dengan mengucapkan doa/ziarah kepada

54

Anak siap berbagi barang dengan orang dewasa yang baru dikenal 32 48,3 Kesadaran sosial menyangkut interaksi anak dengan orang yang baru dikenal

seperti halnya tamu atau peneliti. Anak yang memiliki kesadaran sosial yang baik

mudah dekat (45%) mencari perhatian (43,3%) mendapatkan kenyamanan (38,3%)

mudah tertawa (51,7%) bersedia menunjukkan mainan (26,7%) dan berbagi dengan

orang dewasa yang baru dikenal (48,3%). Selain itu anak dengan kesadaran sosial

yang tinggi lebih memilih bermain bersama orang dibanding dengan benda (40%) dan

anak mendengar orang berbicara dengannya walaupun sedang asyik bermain.

Kesadaran sosial ini juga dapat dilihat dari perilaku imitasi anak, sebanyak 61,7

persen anak mengikuti perilaku ibu dan sebanyak 65 persen anak mengulang perintah

orang dewasa baru (Lampiran 3)

Gambar 9, menunjukkan bahwa dua pertiga anak memiliki perilaku eksplorasi

yang tergolong pada kelekatan yang aman dan terdapat 70 persen anak memiliki

respon kasih sayang yang tergolong pada kelekatan yang aman. Begitu pula dengan

dimensi kesadaran sosial, terdapat separuh anak yang termasuk pada kelekatan yang

aman. Jika dilihat dari skor kelekatan secara keseluruhan, terdapat 68,33 persen anak

yang termasuk pada kelekatan yang aman. Berdasarkan nilai rata-ratanya, dimensi

respon kasih sayang memiliki rata-rata yang paling tinggi (53,5%).

Gambar 9 Sebaran contoh berdasarkan kelekatan.

70,0% 66,7%

30,0%

70,0% 66,7%

33,3% 30,0%

70,0% 66,7%

33,3%

50,0% 50,0%

31,7%

68,3%

30,0%

70,0% 66,7%

33,3%

Kelekatan aman Kelekatan tidak aman

Page 23: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · syukuran Deskripsi acara 1 Seren tahun Syukuran yang berlangsung setelah panen padi, dilakukan dengan mengucapkan doa/ziarah kepada

55

Hubungan Karakteristik Keluarga dengan Riwayat Perkembangan Anak

Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan negatif

antara besar keluarga dengan riwayat kehamilan (p<0,05). Selain itu terdapat

hubungan signifikan positif antara pendidikan ayah dan pendidikan ibu dengan

riwayat pemberian ASI (p<0,05) artinya semakin tinggi pendidikan orang tua maka

riwayat pemberian ASI akan semakin baik. Riwayat pemberian ASI juga

berhubungan signifikan negatif dengan pendapatan orang tua (p<0,01) artinya

semakin tinggi pendapatan orang tua maka riwayat pemberian ASI akan semakin

baik. (Tabel 21).

Tabel 21 Hasil uji korelasi Pearson karakteristik keluarga dan

riwayat perkembangan anak

Variabel Riwayat perkembangan anak Riwayat

kehamilan Riwayat

persalinan Riwayat pemberian ASI

Besar keluarga -0, 260* -0,012 -0,157 Usia ibu -0,072 0,221 -0,225 Lama pendidikan ayah 0,024 0,076 0,307* Lama pendidikan ibu 0,012 0,085 0,432** Pendapatan orang tua -0,012 0,081 -0,339**

Keterangan : *) nyata pada p<0,05; **) nyata pada p<0,01

Hubungan antara Karakteristik Keluarga dan Anak dengan Sensitivitas Ibu

Jenis Kelamin Anak

Tabel 22 menunjukkan bahwa anak laki-laki sebagian besar (76,7%) memiliki

ibu yang sensitivitasnya sedang, begitu pula dengan anak perempuan sebanyak 63,3

persennya memiliki ibu yang sensitivitasnya sedang. Berdasarkan nilai rata-rata, anak

perempuan memiliki sensitivitas ibu yang lebih tinggi (70,8%) dibandingkan anak

laki-laki (67,7%). Berdasarkan uji chisquare terdapat hubungan signifikan antara

jenis kelamin dengan sensitivitas (p<0,05).

Page 24: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · syukuran Deskripsi acara 1 Seren tahun Syukuran yang berlangsung setelah panen padi, dilakukan dengan mengucapkan doa/ziarah kepada

56

Tabel 22 Sebaran contoh berdasarkan jenis kelamin dan sensitivitas ibu

Jenis kelamin Sensitivitas ibu Rata-rata sensitivitas

(%) Rendah Sedang Tinggi Total

n % n % n % n % Laki-laki 4 13,3 23 76,7 3 10,0 30 100,0 67,7 Perempuan 7 23,3 19 63,3 4 13,3 30 100,0 70,8

Total 11 18,3 42 70,0 7 11,7 60 100,0 69,4 chisquare (p=0,033)

Usia anak

Berdasarkan Tabel 23, sebanyak 60,7 persen anak yang berusia tiga tahun,

84,0 persen anak yang berusia empat tahun dan 57,1 persen anak yang berusia lima

tahun memiliki ibu dengan sensitivitas sedang. Anak yang berusia tiga tahun

memiliki ibu dengan rata-rata yang sensitivitas paling tinggi yaitu 70 persen,

dibandingkan dengan anak yang berusia empat (69,4%) dan lima tahun (67%).

Tabel 23 Sebaran contoh berdasarkan usia anak dan sensitivitas ibu

Usia Anak Sensitivitas ibu Rata-rata Kurang Sedang Baik Total sensitivitas

n % n % n % n % (%) 3 Tahun 5 17,9 17 60,7 6 21,4 28 100,0 70,0 4 Tahun 3 12,0 21 84,0 1 4,0 25 100,0 69,4 5 Tahun 3 42,9 4 57,1 0 0,0 7 100,0 67,0

Total 11 18,3 42 70,0 7 11,7 60 100,0 68,8 Koefisien

korelasi (r) -0,056 (p=0,671)

Besar keluarga

Tabel 24 memaparkan bahwa anak dari keluarga kecil memiliki ibu dengan rata-

rata sensitivitas paling tinggi yaitu 70,8 persen dan semakin menurun seiring

bertambahnya besar keluarga. Hasil uji korelasi Pearson menyatakan bahwa terdapat

hubungan signifikan negatif antara sensitivitas dengan besar keluarga (p<0,05)

artinya semakin banyak jumlah anggota keluara maka sensitivitas ibu semakin tinggi.

Page 25: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · syukuran Deskripsi acara 1 Seren tahun Syukuran yang berlangsung setelah panen padi, dilakukan dengan mengucapkan doa/ziarah kepada

57

Tabel 24 Sebaran contoh berdasarkan besar keluarga dan sensitivitas ibu

Besar keluarga Sensitivitas ibu Rata-rata sensitivitas

(%) Rendah Sedang Tinggi Total

n % n % n % n % Kecil (<4 orang) 5 15,6 23 71,9 4 12,5 32 100,0 70,8 Sedang (5-7 orang) 4 20,0 14 70,0 2 10,0 20 100,0 68,3 Besar (>8 orang) 2 25,0 5 62,5 1 12,5 8 100,0 67,0

Total 11 18,3 42 70,0 7 11,7 60 100,0 69,4 Koefisien korelasi

(r) -0,261* (p=0,033)

*) signifikan pada p<0,05

Usia Ibu

Berdasarkan Tabel 25, sebanyak 70,2 persen anak yang memiliki ibu dewasa

muda berasal dari ibu yang sensitivitasnya sedang. Rata-rata sensitivitas ibu dewasa

muda (69,7%) lebih tinggi dibandingkan sensitivitas ibu dewasa madya (62,3%).

Hasil uji korelasi menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara usia

ibu dengan sensitivitas (p>0,05).

Tabel 25 Sebaran contoh berdasarkan usia ibu dan sensitivitas ibu

Usia ibu Sensitivitas ibu Rata-rata sensitivitas

(%) Kurang Sedang Baik Total

n % n % n % n % Dewasa Muda 10 17,5 40 70,2 7 12,3 57 100,0 69,7 Dewasa Madya 1 33,3 2 66,7 0 0,0 3 100,0 62,3

Total 11 18,3 42 70,0 7 11,7 60 100,0 66,0 Koefisien

korelasi (r) -0,112 (p=0,394)

Pendidikan Ibu

Tabel 26 menunjukkan bahwa contoh yang memiliki ibu tidak tamat sekolah,

memiliki nilai rata-rata sensitivitas yang paling tinggi (72,8%), dan semakin menurun

seiring dengan meningkatnya tingkat pendidikan. Contoh dengan ibu yang

berpendidikan terakhir SD memiliki rata-rata sensitivitas 68,9 persen dan contoh

dengan ibu yang berpendidikan terakhir SMP memiliki rata rata sensitivitas 58

Page 26: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · syukuran Deskripsi acara 1 Seren tahun Syukuran yang berlangsung setelah panen padi, dilakukan dengan mengucapkan doa/ziarah kepada

58

persen. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang

signifikan antara pendidikan ibu dengan sensitivitas (p>0,05).

Tabel 26 Sebaran contoh berdasarkan pendidikan dan sensitivitas ibu

Pendidikan ibu Sensitivitas ibu Rata-rata sensitivitas

(%) Kurang Sedang Baik Total

n % n % n % n % Tidak tamat SD 0 0,0 11 84,6 2 15,4 13 100,0 72,8 Tamat SD 10 22,2 30 66,7 5 1,1 45 100,0 68,9 Tamat SMP 1 50,0 1 50,0 0 0,0 2 100,0 58,0

Total 11 18,3 42 70,0 7 11,7 60 100,0 66,6 Koefisien

korelasi (r) -0,242 (p=0,063)

Status Pekerjaan Ibu

Tabel 27 menunjukkan bahwa anak yang memiliki ibu yang bekerja dan tidak

bekerja paling banyak berasal dari ibu dengan sensitivitas yang sedang (75% dan

68,2%). Rata-rata sensitivitas ibu yang tidak bekerja yaitu 70 persen sedangkan rata-

rata sensitivitas ibu yang bekerja (67,8%). Berdasarkan uji chisquare, tidak terdapat

hubungan signifikan antara status pekerjaan ibu dengan sensitivitas ibu (p>0.05).

Tabel 27 Sebaran contoh berdasarkan status pekerjaan ibu dan sensitivitas ibu

Status pekerjaan ibu

Sensitivitas ibu Rata-rata sensitivitas

(%) Rendah Sedang Tinggi Total

n % n % n % n % Tidak Bekerja 8 18,2 30 68,2 6 13,6 44 100,0 70,0 Bekerja 3 18,8 12 75,0 1 6,3 16 100,0 67,8

Total 11 18,3 42 70,0 7 11,7 60 100,0 69,4 chisquare p=0,990

Pendapatan Perkapita

Berdasarkan hasil uji korelasi, terdapat hubungan yang signifikan antara

pendapatan dengan sensitivitas (p<0,05) artinya semakin tinggi pendapatan maka

sensitivitas ibu akan semakin tinggi pula. Tabel 28 menunjukkan bahwa ibu yang

memiliki pendapatan perkapita kurang dari Rp185.335 memiliki rata-rata sensitivitas

Page 27: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · syukuran Deskripsi acara 1 Seren tahun Syukuran yang berlangsung setelah panen padi, dilakukan dengan mengucapkan doa/ziarah kepada

59

yang lebih kecil (68,8%) dibanding dengan rata-rata sensitivitas ibu dari keluarga

dengan pendapatan perkapita lebih dari Rp185.335 (70,6%).

Tabel 28 Sebaran contoh berdasarkan pendapatan dan sensitivitas ibu

Pendapatan Sensitivitas ibu Rata-rata sensitivitas

(%) Rendah Sedang Tinggi Total

n % n % n % n % < Rp185.335 8 20,0 27 67,5 5 12,5 40 100,0 68,8 > Rp185.335 3 15,0 15 75,0 2 10,0 20 100,0 70,6

Total 11 18,3 42 70,0 7 11,7 60 100,0 69,4 koesifisen korelasi (r) 0,259* (p=0,046)

*) signifikan pada p<0,05

Tabel 29 menunjukkan hasil uji korelasi Pearson dan diketahui bahwa besar

keluarga berhubungan signifikan negatif dengan sensitivitas ibu (p<0,05) artinya

semakin banyak jumlah anggota keluarga maka sensitivitas ibu semakin tinggi,

sedangkan pendapatan perkapita berhubungan signifikan positif dengan sensitivitas

ibu (p<0,05) artinya semakin tinggi pendapatan maka sensitivitas semakin tinggi.

Tabel 29 Hasil uji korelasi Pearson karakteristik keluarga dan karakteristik anak

dengan sensitivitas ibu

Karakteristik keluarga dan anak Sensitivitas ibu

Usia anak -0,056 Besar keluarga -0,261* Usia ibu -0,112 Lama Pendidikan ibu -0,242 Pendapatan orang tua 0,259* Keterangan : *) nyata pada p<0,05

Hubungan antara Riwayat Perkembangan Anak dan Sensitivitas Ibu

Riwayat kehamilan

Tabel 30 menunjukkan bahwa persentasi terbesar anak yang memiliki riwayat

kehamilan yang kurang, sedang dan baik termasuk pada kategori sedang (53,3%,

74,4%, dan 100%). Berdasarkan nilai rata-rata sensitivitas, anak yang memiliki

Page 28: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · syukuran Deskripsi acara 1 Seren tahun Syukuran yang berlangsung setelah panen padi, dilakukan dengan mengucapkan doa/ziarah kepada

60

riwayat kehamilan yang baik, memiliki rata-rata sensitivitas yang lebih tinggi

(72,5%) dibandingkan dengan anak yang riwayat kehamilannya kurang (64,7%).

Tabel 30 Sebaran contoh berdasarkan riwayat kehamilan dan sensitivitas ibu

Riwayat kehamilan

Sensitivitas ibu Rata-rata sensitivitas

(%) Rendah Sedang Tinggi Total

n % n % n % n % Kurang 6 40,0 8 53,3 1 6,7 15 100,0 64,7 Sedang 5 11,6 32 74,4 6 14,0 43 100,0 70,8

Baik 0 0,0 2 100,0 0 0,0 2 100,0 72,5 Total 11 18,3 42 70,0 7 11,7 60 100,0 69,4

Koesifisen korelasi (r)

0,217 (p=0,117)

Riwayat Persalinan

Tabel 31 menunjukkan bahwa riwayat persalinan terdiri atas jenis persalinan,

proses persalinan, jasa persalinan, usia kehamilan dan berat lahir. Anak yang lahir

secara normal memiliki ibu dengan rata-rata sensitivitas 69,2 persen, sedangkan anak

yang lahir sungsang memiliki ibu dengan rata-rata sensitivitas yang lebih tinggi yaitu

82 persen. Anak yang mengalami kelainan persalinan memiliki ibu dengan rata-rata

sensitivitas yang lebih tinggi (75%) dibandingkan dengan anak yang tidak mengalami

kelainan selama persalinan (68,5%).

Anak yang dilahirkan dengan bantuan paraji memiliki ibu dengan rata-rata

sensitivitas 68,9 persen, anak yang dilahirkan dengan bantuan bidan memiliki ibu

dengan rata-rata sensitivitas 72,6 persen, sedangkan anak yang dilahirkan dengan

tanpa bantuan jasa persalinan memiliki ibu dengan rata-rata sensitivitas 74,4 persen.

Anak yang prematur memiliki ibu dengan rata-rata sensitivitas yang tinggi yaitu 74,5

persen, sedangkan anak yang matur memiliki ibu dengan sensitivitas 69,1 persen.

Anak yang memiliki berat lahir normal (>2,5kg) memiliki ibu dengan rata-rata

sensitivitas yang lebih rendah yaitu 69,2 persen dibandingkan dengan anak yang

memiliki berat lahir rendah (<2,5kg) yaitu 69,9 persen.

Page 29: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · syukuran Deskripsi acara 1 Seren tahun Syukuran yang berlangsung setelah panen padi, dilakukan dengan mengucapkan doa/ziarah kepada

61

Tabel 31 Rata-rata sensitivitas ibu berdasarkan riwayat persalinan

Riwayat persalinan Sensitivitas ibu n % Rata-rata

Jenis persalinan Persalinan normal 59 98,3 69,2 Persalinan sungsang 1 1,7 82,0 Proses persalinan Tidak mengalami kelainan persalinan 50 83,0 68,5 Kelainan persalinan 10 17,0 75,0 Jasa persalinan Sendiri/ tanpa bantuan jasa persalinan 5 8,3 74,4 Paraji 50 83,4 68,9 Bidan 5 8,3 72,6 Usia kehamilan Prematur (<37 minggu) 4 6,6 74,5 Matur (37-42 minggu) 54 90,0 69,1 Postmatur (>42 minggu) 2 3,4 68,5 Berat badan lahir Berat bayi lahir rendah (<2,5 kg) 42 30,0 69,9 Berat bayi lahir normal (>2,5 kg) 18 70,0 69,2

Riwayat Pemberian ASI

Berdasarkan Tabel 32, anak yang memiliki riwayat pemberian ASI yang

kurang dan sedang memiliki ibu dengan sensitivitas yang sedang (66,7% dan 73%).

Anak yang memiliki riwayat pemberian ASI yang baik, memiliki rata-rata sensitivitas

yang paling tinggi (70,4%). Hasil uji korelasi Pearson, menunjukkan tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara riwayat pemberian ASI dengan sensitivitas ibu

(p>0,05).

Tabel 32 Sebaran contoh berdasarkan riwayat pemberian ASI dan sensitivitas ibu Riwayat

pemberian ASI

Sensitivitas ibu Rata-rata sensitivitas

(%) Rendah Sedang Tinggi Total

n % n % n % n % Kurang 2 9,5 14 66,7 5 23,8 21 100,0 66,7 Sedang 8 21,6 27 73,0 2 5,4 37 100,0 67,8 Baik 1 50,0 1 50,0 0 0,0 2 100,0 70,4

Total 11 18,3 42 70,0 7 11,7 60 100,0 69,4 Koesifisen korelasi (r)

0,105 (p=0,389)

Page 30: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · syukuran Deskripsi acara 1 Seren tahun Syukuran yang berlangsung setelah panen padi, dilakukan dengan mengucapkan doa/ziarah kepada

62

Terdapat hubungan positif antara riwayat kehamilan dengan sensitivitas ibu

pada dimensi ekspresi wajah ibu (p<0,05) artinya semakin baik riwayat kehamilan

maka ekspresi wajah ibu akan semakin baik. Sebaliknya terdapat hubungan signifikan

negatif antara riwayat persalinan dengan sensitivitas ibu (p<0,01) artinya semakin

buruk riwayat persalinannya maka sensitivitas ibu akan semakin baik. Selain itu

terdapat hubungan signifikan positif antara riwayat pemberian ASI dengan

sensitivitas ibu pada dimensi posisi dan kontak fisik artinya semakin baik riwayat

pemberian ASI maka posisi dan kontak fisik ibu akan semakin baik.

Tabel 33 Hasil uji korelasi Pearson riwayat perkembangan anak dan sensitivitas ibu

Variabel Sensitivitas ibu Total sensitivitas Ekspresi

wajah Ekspresi

bicara Ekspresi

kasih sayang

Posisi dan kontak fisik

Pengen-dalian

disiplin Riwayat kehamilan 0,267* 0,046 0,183 0,205 0,060 0,217 Riwayat persalinan -0,423** -0,256* -0,307* -0,246 -0,268* -0,418** Riwayat pemberian ASI -0,182 -0,151 0,149 0,283* -0,008 0,105 Keterangan : *) nyata pada p<0.05, **) nyata pada p<0.01

Hubungan antara Riwayat Perkembangan Anak dan Kelekatan

Riwayat Kehamilan

Terdapat hubungan signifikan positif antara riwayat kehamilan dan kelekatan

(Tabel 34). Hal ini didukung dari nilai rata-rata kelekatan anak yang memiliki riwayat

kehamilan yang baik (65,8%) lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang memiliki

riwayat kehamilan yang sedang (59,1%) dan riwayat kehamilan yang kurang (50,6%).

Tabel 34 Sebaran contoh berdasarkan riwayat kehamilan dan kelekatan

Riwayat kehamilan Kelekatan Rata-rata Kelekatan

(%) Tidak aman Aman Total

n % n % n % Kurang 7 46,7 8 53,3 15 100,0 50,6 Sedang 12 27,9 31 72,1 43 100,0 59,1 Baik 0 0,0 2 100,0 2 100,0 65,8

Total 19 31.7 41 68,3 60 100,0 57,2 Koesifisen korelasi (r) 0,256* (0,048)

Page 31: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · syukuran Deskripsi acara 1 Seren tahun Syukuran yang berlangsung setelah panen padi, dilakukan dengan mengucapkan doa/ziarah kepada

63

Riwayat Persalinan

Berdasarkan Tabel 35, anak dilahirkan dengan persalinan normal memiliki

rata-rata kehamilan yang lebih rendah (56,6%) dibandingkan dengan anak yang

dilahirkan dengan persalinan sungsang (93,3%). Anak yang mengalami kelainan

persalinan memiliki rata-rata kelekatan yang lebih tinggi (70,2%) dibandingkan

dengan anak yang tidak mengalami kelainan persalinan.

Anak yang dilahirkan tanpa bantuan jasa persalinan memiliki rata-rata

kelekatan 64,7 persen, anak yang dilahirkan dengan bantuan paraji memiliki rata-rata

kelekatan 58,4 persen, sedangkan anak yang dilahirkan dengan bantuan bidan

memiliki rata-rata kelekatan 54,7 persen. Anak yang matur atau usia kehamilan 37-42

minggu memiliki rata-rata kelekatan 57,8 persen, sedangkan anak yang prematur dan

post matur memiliki rata-rata kelekatan 47,9 persen dan 58,3 persen. Anak yang

memiliki berat lahir rendah (<2,5kg) memiliki rata-rata kelekatan yang lebih tinggi

yaitu 57,4 persen dibandingkan dengan anak yang memiliki berat lahir normal

(>2,5kg) yaitu 57,1 persen.

Tabel 35 Rata-rata kelekatan berdasarkan riwayat persalinan

Riwayat persalinan Kelekatan n % Rata-rata

Jenis persalinan Persalinan normal 59 98,3 56,6 Persalinan sungsang 1 1,7 93,3 Proses persalinan Mengalami kelainan persalinan 50 83,0 54,9 Kelainan persalinan 10 17,0 70,2 Jasa persalinan Sendiri/ tanpa bantuan jasa persalinan 5 8,3 64,7 Paraji 50 83,4 58,4 Bidan 5 8,3 54,7 Usia kehamilan Prematur (<37 minggu) 4 6,6 47,9 Matur (37-42 minggu) 54 90,0 57,8 Postmatur (>42 minggu) 2 3,4 58,3 Berat badan lahir Berat bayi lahir rendah (<2,5 kg) 42 30,0 57,4 Berat bayi lahir normal (>2,5 kg) 18 70,0 57,1

Page 32: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · syukuran Deskripsi acara 1 Seren tahun Syukuran yang berlangsung setelah panen padi, dilakukan dengan mengucapkan doa/ziarah kepada

64

Riwayat Pemberian ASI

Tabel 36 menunjukkan bahwa anak dengan riwayat pemberian ASI yang

termasuk kategori kurang, sedang dan baik memiliki presentasi terbesar pada

kelekatan yang aman (71,4%, 64,9% dan 100%). Hasil uji korelasi Pearson

menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara riwayat pemberian ASI

dengan kelekatan (p>0,05)

Tabel 36 Sebaran contoh berdasarkan riwayat pemberian ASI dan kelekatan

Riwayat pemberian ASI

Kelekatan Rata-rata Kelekatan

(%) Tidak aman Aman Total

n % n % n % Kurang 6 28,6 15 71,4 21 100,0 61,9 Sedang 13 35,1 24 64,9 37 100,0 54,4 Baik 0 0,0 2 100,0 2 100,0 60,0

Total 19 31.7 41 68,3 60 100,0 57,2 Koefisien korelasi (r) -0,135 (p=0,296)

Hasil uji korelasi Pearson menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan

positif antara keadaan psikologi ibu selama kehamilan dengan kelekatan (p<0,05)

artinya semakin baik kondisi psikologis ibu maka kelekatannya akan semakin aman.

Riwayat persalinan memiliki hubungan signifikan negatif dengan kelekatan (p<0,05)

artinya semakin buruk riwayat persalinan maka kelekatannya semakin tidak aman.

Tabel 37 Hasil uji korelasi Pearson riwayat perkembangan anak dan kelekatan

Variabel Kelekatan Total kelekatan Perilaku

eksplorasi Respon kasih

sayang Kesadaran

sosial Riwayat kehamilan - Keadaan kesehatan -0,028 0,166 0,009 0,056 - Keadaan psikologi 0,345** 0,031 0,270* 0,286* - Perilaku pengasuhan

selama kehamilan -0,108 0,128 -0,083 -0,038

- Total riwayat kehamilan 0,185 0,249 0,144 0,256* Riwayat persalinan -0,135 -0,153 -0,244 -0,255* Riwayat pemberian ASI -0,087 -0,071 -0,140 -0,135 Keterangan : *) nyata pada p<0,05

Page 33: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · syukuran Deskripsi acara 1 Seren tahun Syukuran yang berlangsung setelah panen padi, dilakukan dengan mengucapkan doa/ziarah kepada

65

Hubungan antara Sensitivitas Ibu dan Kelekatan

Berdasarkan Tabel 38 terlihat bahwa seluruh anak yang memiliki ibu dengan

sensitivitas tinggi memiliki kelekatan yang aman. Terlihat dari nilai rata-rata

kelekatannya, semakin tinggi sensitivitas ibu maka rata-rata kelekatan semakin tinggi

pula. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata kelekatan pada sensitivitas ibu yang kurang

adalah 47,9 persen, sedangkan rata-rata kelekatan pada sensitivitas ibu yang sedang

adalah 50,8 persen dan terus meningkat pada sensitivitas ibu yang baik yaitu 70,5

persen.

Tabel 38 Sebaran contoh berdasarkan sensitivitas ibu dan kelekatan

Sensitivitas Ibu Kelekatan Rata-rata Kelekatan

(%) Tidak aman Aman Total

n % n % n % Rendah 5 45,5 6 54,5 11 100,0 47,9 Sedang 14 3,3 28 66,7 42 100,0 50,8 Tinggi 0 0,0 7 100,0 7 100,0 70,5

Total 19 31,7 41 68,3 60 100,0 69,4 Koefisien korelasi (r) 0,624** (p=0,000)

Kelekatan antara ibu dan anak terbentuk melalui sikap ibu yang sensitif

terhadap kebutuhan anak. Tabel 39 menunjukkan bahwa terdapat hubungan

signifikan positif antara kelekatan dengan sensitivitas (p<0,05), artinya semakin

tinggi sensitivitas ibu maka kelekatannya akan semakin aman.

Tabel 39 Hasil uji korelasi Pearson sensitivitas ibu dan kelekatan

Sensitivitas Kelekatan Total kelekatan Perilaku

eksplorasi Respon kasih

sayang Kesadaran

sosial Ekspresi wajah 0,571** 0,307* 0,450** 0,568** Ekspresi bicara 0,271* 0,298* 0,365** 0,409** Ekspresi kasih sayang 0,278* 0,531** 0,347** 0,486** Posisi dan kontak tubuh 0,225 0,464** 0,116 0,315* Pengendalian disiplin 0,424** 0,245 0,350** 0,436** Total sensitivitas 0,500** 0,518** 0,459** 0,624** Keterangan : *) nyata pada p<0,05; **) nyata pada p<0,01

Page 34: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · syukuran Deskripsi acara 1 Seren tahun Syukuran yang berlangsung setelah panen padi, dilakukan dengan mengucapkan doa/ziarah kepada

66

Pembahasan

Kampung adat merupakan kampung yang masih mempertahankan budaya,

sehingga terdapat kekhasan yang terlihat pada seluruh bidang kehidupan keluarganya.

Kebudayaan ini tercermin dari riwayat perkembangan anak, sensitivitas dan kelekatan

antara ibu dan anak yang khas dan unik. Riwayat perkembangan anak terdiri dari

pengalaman ibu yang terkait rentang perkembangan anak selama kehamilan,

persalinan dan pemberian ASI. Pada masa kehamilan terdapat beberapa larangan

yang membuat batasan-batasan untuk ibu hamil seperti tidak boleh makan di piring

besar, tidak boleh makan cabai, tidak boleh makan bakso, tidak boleh mandi lama,

tidak boleh duduk di depan pintu dan mengucapkan amit-amit ketika melihat orang

cacat.

Pada dimensi keadaan kesehatan selama kehamilan, sebagian besar ibu

tergolong pada kategori kurang karena ibu kurang mendapatkan fasilitas yang

memadai dari posyandu seperti kartu menuju sehat (KMS) ibu hamil, vitamin, dan

imunisasi. Selain itu ibu kurang berolahraga selama kehamilan karena beranggapan

bahwa pekerjaannya sehari-hari sudah merupakan olah raga baik pekerjaan domestik

atau bekerja sebagai petani. Akses makanan yang sulit dan daya beli yang rendah

menjadi faktor yang menyebabkan tidak terpenuhinya makanan bergizi bagi ibu

seperti daging dan susu. Selain itu terdapat pemikiran budaya yang membuat ibu

mengalami ketakutan memiliki janin yang besar sehingga tidak meningkatkan

konsumsi makan.

Berdasarkan dimensi keadaan psikologi selama kehamilan, persentasi terbesar

ibu tergolong pada kategori baik. Hampir seluruh ibu memiliki perasaan bahagia

terhadap kehamilannya, hal ini karena anggapan masyarakat Kampung Adat Urug

yang selalu bersyukur dengan apa yang diberikan oleh Tuhan. Menurut Sastroasmoro

(2007), masa kehamilan merupakan masa penuh pengharapan dan perasaan bahagia,

namun di lain pihak terdapat kecemasan akan keselamatan bayi.

Dukungan sosial dari keluarga besar dan masyarakat kepada ibu hamil sangat

tinggi karena hampir seluruh masyarakat Kampung Adat Urug ini masih terikat dalam

hubungan kekerabatan dan kekeluargaan. Pada dimensi perilaku pengasuhan selama

Page 35: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · syukuran Deskripsi acara 1 Seren tahun Syukuran yang berlangsung setelah panen padi, dilakukan dengan mengucapkan doa/ziarah kepada

67

kehamilan, terdapat larangan untuk mempersiapkan kebutuhan bayi selama

kehamilan. Selain itu terdapat budaya untuk melakukan syukuran ketika kehamilan

menginjak usia empat dan tujuh bulan. Secara keseluruhan riwayat kehamilan yang

termasuk pada kategori sedang, artinya ibu selama kehamilan memiliki kesehatan

yang cukup baik, pelayanan bidan yang cukup optimal, makan makanan yang cukup

bergizi, memiliki psikologis yang positif, dukungan yang besar dari suami dan

keluarga, dan memiliki interaksi yang intim dengan anak selama kehamilan.

Berdasarkan penelitian, hampir seluruh ibu melakukan persalinan normal.

Terdapat seorang ibu yang melakukan persalinan sungsang dengan dibantu paraji.

Berdasarkan wawancara mendalam dengan responden terdapat mitos terkait

persalinan sungsang ini, yaitu ketika memasak ibu harus mengetahui mana ujung

kayu atas dan bawah, apabila ujung bawah yang dimasukan ke kompor maka terdapat

kepercayaan bahwa akan mengalami kehamilan sungsang.

Pada masyarakat di Kampung Adat Urug ini, sebagian besar persalinan dibantu

oleh seorang paraji. Hal ini dikarenakan persalinan dengan bantuan bidan harganya

mahal. Terdapat beberapa kelainan kehamilan yang sulit ditangani oleh paraji

sehingga ibu meminta bidan untuk membantu persalinan seperti ketuban pecah dini,

plasenta previa (terlilit tali pusar) dan distosia (kelambatan atau kesulitan persalinan).

Terdapat lima ibu yang melahirkan sendiri karena ibu sudah melahirkan sebelum

paraji datang dari rumahnya yang jauh di balik gunung.

Berdasarkan hasil penelitian terdapat enam persen anak yang lahir prematur dan

tiga persen yang lahir postmatur. Nurdianti (2010) menjelaskan bahwa faktor

penyebab kelahiran prematur adalah hipertensi, perkembangan janin terhambat, pusar

melilit, kelainan rhesus darah, diabetes, ketuban pecah terlalu dini, dan kehamilan

kembar. Persalinan postmatur biasanya terjadi dengan tidak munculnya his (mules)

karena kurangnya cairan ketuban, ketidaknormalan plasenta, dan kerentanan terhadap

stres.

Lama proses persalinan anak berkisar dari 0,5 jam – 48 jam atau dua hari dua

malam. Waktu setengah jam tersebut yaitu waktu yang dihabiskan oleh seorang ibu

yang melakukan persalinan sendiri karena persalinan terlalu cepat sedangkan paraji

Page 36: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · syukuran Deskripsi acara 1 Seren tahun Syukuran yang berlangsung setelah panen padi, dilakukan dengan mengucapkan doa/ziarah kepada

68

berlokasi jauh dari kampung, sedangkan ibu yang mengalami persalinan sampai 48

jam karena ibu mengalami kesulitan/kelambatan persalinan yang disebut distosia.

Masyarakat Kampung Adat Urug memiliki beberapa pantangan yang berkaitan

dengan lama proses persalinan yaitu ketika hamil, tidak boleh mandi lama nanti

persalinannya akan lama. Selain itu ibu hamil harus didahulukan saat mengantri

mandi agar persalinannya lama.

Kelainan persalinan lainnya yaitu Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR). Terdapat

satu pertiga anak yang memiliki BBLR. Tingginya jumlah BBLR berkaitan dengan

budaya masyarakat Kampung Adat Urug yang lekat dengan berbagai tahayul yang

berkaitan dengan berat lahir bayi seperti tidak boleh makan di piring besar dan tidak

boleh makan baso agar nanti bayi tidak besar. Hal ini mengakibatkan ibu memiliki

ketakutan memiliki bayi yang besar dan sulit saat melahirkan, sehingga

mengakibatkan beberapa ibu tidak meningkatkan konsumsi makan dan memilih-milih

makanan. Menurut Santrock (2009); Kusumawati dan Mutalazimah (2004), bayi

dengan berat lahir rendah biasanya memiliki berbagai resiko komplikasi kesehatan

dan kemungkinan untuk bertahan hidup lebih kecil.

Pada riwayat pemberian ASI, faktor yang mempengaruhi adalah anjuran budaya

setempat yaitu memuasakan anak hingga 1-3 malam semenjak dilahirkan, hal ini

menyebabkan tidak adanya ibu yang melakukan Inisiasi Dini Menyusui (IMD). Hal

ini berimbas pada separuh ibu yang tidak memberikan kolostrum kepada anaknya.

Kolostrum (ASI yang pertama kali keluar), menurut nenek moyang masyarakat

Kampung Adat Urug merupakan cairan yang kotor sehingga harus dibuang. Hal ini

sesuai dengan pendapat Afifah (2007) bahwa pemberian kolostrum pada beberapa

masyarakat tradisional, dianggap sebagai susu yang sudah rusak dan tidak baik

diberikan pada bayi.

Sebelum anak dipuasakan, terdapat budaya untuk memberikan prelaktal

(makanan atau minuman yang diberikan sebelum ASI) kepada anak berupa madu atau

pisang kadut karena dipercaya untuk menghindari sakit pada mulut bayi. Pemberian

prelaktal menyebabkan tidak adanya ibu yang memberikan ASI secara eksklusif

selama enam bulan. Selain itu budaya yang terkait dengan pemberian ASI berupa

Page 37: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · syukuran Deskripsi acara 1 Seren tahun Syukuran yang berlangsung setelah panen padi, dilakukan dengan mengucapkan doa/ziarah kepada

69

kepercayaan bahwa anak laki-laki diberikan ASI sampai usia 1,5 tahun, sedangkan

anak perempuan sampai usia satu tahun agar anak menjadi pintar. Cara-cara khas

yang dilakukan ibu untuk menyapih anaknya yaitu dengan menggunakan obat

samiloto, obat merah, lipstik, daun pare, buah mahoni, dan jamu pait. Hal yang unik

bahwa budaya di Kampung Adat Urug, tidak ada larangan untuk menyusui dimana

saja sehingga banyak ibu yang menyusui anaknya di muka umum.

Menurut hasil penelitian ini, interaksi pemberian ASI antara ibu dengan anak

tergolong baik, artinya ibu menimang-nimang, mengelus kepala, mencium kening,

menggendong, dan menatap mata anak ketika menyusui. Menurut Bich et al. (2002),

interaksi ini merupakan suatu aspek yang penting dalam membina hubungan dengan

anak. Tipe interaksi dalam pemberian makanan dipengaruhi oleh budaya dan

kepercayaan.

Sensitivitas ibu berkaitan dengan teori kelekatan yang berfokus pada anak

dalam menerima sumberdaya fisik dan psikologis orang tua. Sensitivitas ibu

berkaitan dengan kesediaan dan orang tua meluangkan perhatiannya kepada anak

sehingga orang tua memiliki perencanaan yang berbeda dalam menginvestasikan

perhatian (Grossmann & Grossmann 2009). Sensitivitas ibu pada dimensi ekspresi

bicara, ekspresi wajah, posisi dan kontak fisik serta pengendalian disiplin tergolong

pada kategori sedang, sedangkan ekspresi kasih sayang tergolong pada kategori

tinggi.

Pada dimensi ekspresi wajah, sensitivitas ibu tergolong pada kategori sedang

karena ibu sudah mengekspresikan emosi positifnya melalui ekspresi wajah dengan

tersenyum dan memandang anak saat berbicara namun dilain pihak ketika ibu sedang

kesal dengan perbuatan anak maka ibu menunjukkan ekspresi marah. Begitu pula

dengan dimensi ekspresi bicara termasuk pada kategori sedang. Sebagian besar

masyarakat di Kampung Adat Urug menggunakan bahasa Sunda yang kasar dengan

nada suara yang tinggi karena keadaan topografi kampung berupa perbukitan

sehingga diperlukan suara yang tinggi untuk berkomunikasi.

Dimensi kasih sayang termasuk pada kategori tinggi. Hal ini disebabkan ibu

menunjukkan kasih sayangnya kepada anak selama kunjungan seperti memeluk dan

Page 38: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · syukuran Deskripsi acara 1 Seren tahun Syukuran yang berlangsung setelah panen padi, dilakukan dengan mengucapkan doa/ziarah kepada

70

memangku. Namun ekspresi kasih sayang yang dilakukan ibu tidak didukung dengan

ekspresi kasih sayang secara verbal karena secara budaya, kebanyakan masyarakat

terkesan malu untuk mengucapkan kata-kata ‘sayang’ pada buah hatinya.

Persentasi terbesar ibu memiliki kategori sedang pada dimensi posisi dan

kontak fisik. Ibu menggandeng anaknya pada saat berjalan hal ini dikarenakan

jalanan di Kampung Adat Urug yang ekstrim dengan tanjakan atau turunan yang

terjal. Dimensi pengendalian disiplin tergolong pada kategori sedang dengan nilai

rata-rata paling rendah karena sebagian besar ibu membatasi anaknya dengan

kekerasan baik verbal maupun fisik seperti pukulan dan cubitan, namun terdapat

budaya untuk tidak memukul anak di daerah kepala.

Secara keseluruhan sensitivitas ibu tergolong sedang artinya ibu terkadang

mengekspresikan emosi positifnya melalui ekspresi wajah dengan tersenyum,

memandang anak saat berbicara, menunjukkan ekspresi kasih sayang dengan

memeluk, merangkul, memangku, menggandeng anaknya pada saat berjalan, dilain

pihak terkadang jika ibu kesal maka ibu menunjukkan ekspresi marah, menggunakan

bahasa Sunda yang kasar dengan nada suara yang tinggi, jarang mengungkapkan

kasih sayang secara verbal dan membatasi anaknya dengan kekerasan baik verbal

maupun fisik seperti pukulan.

Menurut Water (1985) diacu dalam Bost (1998), kelekatan memiliki tiga

dimensi yaitu perilaku eksplorasi, respon kasih sayang, dan kesadaran sosial.

Kelekatan yang diukur oleh instrumen Attachment Q-Sort, membagi kelekatan

menjadi kelekatan yang aman dan kelekatan yang tidak aman. Menurut Bowlby

(1973) diacu dalam Demulder et al. (2000), anak yang memiliki kelekatan yang aman

mempunyai perasaan berharga, diperhatikan dan didukung, memiliki harapan sosial

yang positif, berbagi dan mampu menilai diri. Anak yang memiliki kelekatan yang

tidak aman tidak memiliki perasaan aman dan bernilai, memiliki harapan negatif dan

tidak memiliki rasa percaya, tidak peka, marah, agresi, dan kurang empati.

Berdasarkan observasi, anak-anak di Kampung Adat Urug memiliki kelekatan

yang aman pada perilaku eksplorasi karena anak mampu mengeksplor lingkungan

saat ditinggalkan oleh ibu tanpa rewel, dan tidak menangis terus menerus sehingga

Page 39: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · syukuran Deskripsi acara 1 Seren tahun Syukuran yang berlangsung setelah panen padi, dilakukan dengan mengucapkan doa/ziarah kepada

71

mudah ditinggalkan oleh ibu. Anak juga mampu mengeksplor lingkungan namun

masih menjaga kedekatannya dengan ibu seperti memilih bermain dekat dengan ibu

dan selalu meminta bantuan kepada ibu. Eksplorasi dapat dilihat pada perilaku anak

saat bermain dengan mainannya seperti melakukan aktifitas yang sulit, bermain

dengan ceria dan menguji mainannya dengan detil. Menurut Bost (1998), dasar dari

kelekatan yang aman yaitu mampu menyeimbangkan antara mencari seseorang yang

dekat dengannya dan perilaku bereksplorasi. Menurut Alward (2002) diacu dalam

Hastuti (2008), anak yang mendapatkan kasih sayang dari sosok ibunya akan merasa

aman ketika dia hendak melakukan eksplorasi dunianya.

Salah satu dimensi dari kelekatan adalah respon kasih sayang yang

diperlihatkan oleh sikap anak terhadap ibunya. Menurut Grossmann dan Grossmann

(2009), teori kelekatan merupakan hubungan sebab akibat antara pengalaman

individu dengan orang tua atau tokoh lekat dan kapasitas ikatan afeksi/ kasih sayang

setiap anak. Jika anak menerima cinta dan perhatian ketika anak membutuhkan dan

mendapatkan dukungan dari ibu maka pengalaman itu akan memberikan anak rasa

percaya dan rasa aman.

Pada aspek respon kasih sayang, anak memiliki kelekatan yang aman dengan

ibu, karena selama observasi berlangsung anak memperlihatkan kasih sayang dengan

ibu seperti duduk di pangkuan, memeluk dan mendekat kepada ibu. Selain itu kasih

sayang juga dapat diungkapkan melalui permainan seperti bermain dengan lembut

dan berpura-pura sebagai orang tua saat bermain dengan boneka.

Perilaku anak yang lebih mencari kenyamanan pada ibu merupakan sebagai

sikap pertahanan yang dilakukan anak karena anak malu terhadap orang yang baru

dikenal, sehingga anak memilih untuk mendekati ibu sebagai tokoh lekatnya. ketika

dikunjungi oleh peneliti. Anak di masyarakat Kampung Urug jarang berinteraksi

dengan orang dewasa yang asing karena lokasi kampung yang terpencil sehingga

anak jarang bertemu dengan orang asing. Separuh anak sulit akrab, kurang mencari

perhatian, sulit tertawa dan tidak mau berbagi dengan orang dewasa yang baru

dikenal. Alasan ini menyebabkan anak kurang dekat dengan orang asing (peneliti),

sehingga dimensi kesadaran sosial memiliki rata-rata yang paling rendah.

Page 40: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · syukuran Deskripsi acara 1 Seren tahun Syukuran yang berlangsung setelah panen padi, dilakukan dengan mengucapkan doa/ziarah kepada

72

Kesadaran sosial merupakan salah satu dimensi kelekatan karena anak yang

memiliki kedekatan emosi yang aman dengan sosok ibu akan tumbuh menjadi anak

yang pandai secara sosial dan emosi (Alward 2002 diacu dalam Hastuti 2006).

Menurut Grossmann dan Grossmann (2009), kelekatan membuat anak pertama kali

belajar mengenai hubungan emosi terhadap lingkungan eksternal yang berarti

baginya. Hubungan kelekatan ini merupakan dasar perkembangan sosial.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kelekatan secara keseluruhan termasuk

pada kelekatan yang aman. Kelekatan ini berhubungan erat dengan budaya di

Kampung Adat Urug karena menurut Grossmann dan Grossman (2009) hubungan

kelekatan memediasi penerimaan dan pandangan anak terhadap budayanya karena

secara alami anak belajar pertama kali budaya keluarga melalui bahasa ibu.

Anak yang memiliki kelekatan yang aman ini sebagian besar merupakan anak

perempuan dan memiliki ibu yang berusia dewasa muda, tidak bekerja dan memiliki

keluarga yang kecil dengan anggota keluarga kurang dari empat orang. Anak

perempuan lebih dekat dengan sosok ibu yang menjadi model dalam berperilaku,

sedangkan anak laki-laki lebih dekat dengan sosok ayah yang selalu mengajarkan

anak mengenai peran sosial sebagai laki-laki di mata masyarakat adat. Hal ini

berkenaan dengan budaya yang mengajarkan peran sosial untuk anak laki-laki dan

perempuan. Sejak kecil anak laki-laki diajarkan mengenai masalah pertanian oleh

ayah sedangkan anak perempuan telah diajarkan masalah domestik seperti memasak,

mencuci, menyapu dan sebagainya oleh ibu.

Ibu yang usianya semakin tua akan memiliki fisik yang menurun sehingga tidak

mampu menstimulus anaknya untuk dapat mengeksplorasi lingkungannya seperti

mengajak anak bermain di luar. Selain itu ibu yang bekerja memiliki anak dengan

kelekatan tidak aman sesuai dengan pernyataan Hastuti (2008) bahwa ibu yang

bekerja biasanya memiliki alokasi waktu yang lebih sedikit dalam berinteraksi

dengan anak dan kurang membangun hubungan lekat. Besar keluarga juga merupakan

faktor yang menentukan kelekatan anatra ibu dan anak. Hal ini sesuai dengan teori

“resource dilution model”, bahwa kualitas sumberdaya yang menurun karena

pertambahan anggota keluarga membuat orang tua dan keluarga menurunkan

Page 41: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · syukuran Deskripsi acara 1 Seren tahun Syukuran yang berlangsung setelah panen padi, dilakukan dengan mengucapkan doa/ziarah kepada

73

perhatian, waktu, jumlah materi dan kelekatan emosi antara ibu dan anak (Hastuti

2008).

Berdasarkan hasil uji korelasi pearson, riwayat kehamilan berhubungan

signifikan negatif dengan besar keluarga artinya semakin banyak jumlah anggota

keluarga maka riwayat kehamilan akan semakin buruk. Hal tersebut dikarenakan ibu

dengan keluarga yang besar telah mengalami kehamilan berkali-kali sehingga kondisi

kesehatan rahim dan fisik ibu sudah menurun.

Uji korelasi Pearson tidak menunjukkan adanya hubungan yang signifikan

antara riwayat persalinan dengan karakteristik keluarga seperti besar keluarga, usia

ibu, pendidikan dan pendapatan. Hal ini diduga karena secara keseluruhan riwayat

persalinan dipengaruhi oleh latar belakang budaya yang sama sehingga ibu memiliki

riwayat persalinan yang relatif sama/homogen.

Riwayat pemberian ASI berhubungan signifikan positif dengan lama

pendidikan ibu, artinya semakin tinggi pendidikan ibu maka riwayat pemberian ASI

juga semakin baik. Hal ini senada dengan penelitian Jacobson et al. (1991)

menunjukkan bahwa sebagian besar ibu yang memiliki riwayat pemberian ASI yang

baik memiliki pendidikan yang tinggi pula. Pemberian ASI berhubungan positif

dengan kemampuan kognitif ibu pada berbagai ras. Hal ini dikarenakan ibu yang

memiliki pendidikan yang tinggi lebih mengetahui manfaat ASI.

Hasil uji korelasi Pearson menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif

signifikan antara pendapatan orang tua dengan riwayat pemberian ASI. Hal ini diduga

karena ibu yang memiliki pendapatan yang tinggi akan mampu memenuhi kebutuhan

susu formula atau MP-ASI yang lain sehingga pemberian ASI berkurang. Hal ini

mendukung penelitian Latifah (2007) bahwa ibu dengan pendapatan yang tinggi

memberikan sedikit ASI karena lebih banyak menggunakan susu formula. Menurut

Berg (1986), pembelian susu formula meningkat pesat proporsinya sehubungan

dengan bertambahnya pendapatan.

Berdasarkan uji chisquare, sensitivitas ibu berhubungan dengan jenis kelamin

anak. Hal ini diduga karena budaya masyarakat yang menganggap bahwa anak

perempuan harus lebih diperhatikan dibanding anak laki-laki yang lebih diberikan

Page 42: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · syukuran Deskripsi acara 1 Seren tahun Syukuran yang berlangsung setelah panen padi, dilakukan dengan mengucapkan doa/ziarah kepada

74

kebebasan sehingga boleh main kemana saja tanpa terlalu memperhatikan kebutuhan

anak. Sevon (2009) juga menuturkan bahwa budaya dan lingkungan sosial telah

membedakan peran antara laki-laki dan perempuan sehingga berpengaruh pada

pengalaman yang dialami oleh laki-laki dan perempuan.

Sensitivitas ibu tidak berhubungan signifikan dengan usia anak. Hal ini diduga

ibu memiliki sensitivitas yang relatif sama terhadap anak pada usia 3-5 tahun, karena

ibu memiliki anggapan bahwa anak usia 3-5 tahun masih kecil sehingga

membutuhkan perhatian ibu untuk memenuhi kebutuhannya. Besar keluarga

berhubungan signifikan negatif dengan sensitivitas ibu, artinya semakin banyak

jumlah anggota keluarga maka sensitivitas ibu semakin rendah. Hal ini sesuai dengan

penelitian Saputra (2010) yang menunjukkan bahwa besar keluarga akan

mempengaruhi perhatian orang tua kepada anak, semakin besar keluarga maka

semakin sedikit perhatian yang diperoleh dari orang tua.

Terdapat hubungan signifikan positif antara pendapatan orang tua dengan

sensitivitas ibu, artinya semakin tinggi pendapatan orang tua maka sensitivitas ibu

semakin tinggi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hastuti (2008), keluarga yang

memiliki ekonomi yang mapan akan berpeluang untuk memberikan pengasuhan yang

lebih baik dan mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan anak.

Sensitivitas ibu juga berhubungan dengan riwayat perkembangan anak.

Penelitian ini menemukan bahwa terdapat hubungan positif signifikan antara riwayat

kehamilan dengan sensitivitas ibu pada dimensi ekspresi wajah, artinya semakin baik

riwayat kehamilan ibu maka ekspresi wajah ibu semakin baik. Hasil ini dikarenakan

ibu yang memiliki psikologis positif dan interaksi yang intim selama kehamilan akan

menumbuhkan sensitivitas ibu pada periode selanjutnya khususnya dalam sikap ibu

dalam mengekspresikan wajah secara positif dengan tersenyum dan memandang

anak.

Riwayat persalinan memiliki hubungan signifikan negatif dengan sensitivitas

ibu, artinya apabila riwayat persalinan semakin rendah maka sensitivitas ibu juga

semakin rendah. Hal ini diduga karena anak yang mengalami kelainan selama proses

persalinan membutuhkan perhatian khusus dari ibu sehingga meningkatkan

Page 43: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · syukuran Deskripsi acara 1 Seren tahun Syukuran yang berlangsung setelah panen padi, dilakukan dengan mengucapkan doa/ziarah kepada

75

sensitivitas ibu terhadap kebutuhan anak. Menurut Santrock (2009), salah satu

kelainan pada persalinan yaitu BBLR. Bayi BBLR dapat mengalami gangguan

mental dan fisik pada usia balita, sehingga memerlukan perawatan yang lebih tinggi,

hal ini menyebabkan sensitivitas ibu lebih tinggi. Selain itu Nurdianti (2010)

menuturkan bahwa bayi yang belum cukup umur (prematur) biasanya mengalami

komplikasi dalam penyesuaian diri dengan lingkungan, selain itu perawatan yang

diberikan juga lebih khusus.

Riwayat pemberian ASI tidak memiliki hubungan signifikan positif dengan

sensitivitas. Hal ini diduga karena sebagian besar anak memiliki kuantitas riwayat

pemberian ASI yang kurang seperti tidak ada ibu yang melakukan inisiasi diri, tidak

ada yang memberikan ASI eksklusif, pemberian ASI kurang dari dua tahun dan

berbagai budaya lain yang menyebabkan kurangnya pemberian ASI sehingga riwayat

pemberian ASI tidak berkontribusi untuk menciptakan sensitivitas ibu.

Kelekatan juga berhubungan dengan riwayat perkembangan anak sejak anak di

dalam kandungan, dilahirkan dan disusui oleh ibunya. Hasil uji korelasi Pearson

menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif signifikan antara keadaan psikologi

ibu selama kehamilan dengan kelekatan. Artinya semakin baik keadaan psikologi ibu

selama kehamilan maka kelekatannya akan semakin aman. Hal ini dimungkinkan

karena psikologis ibu yang bahagia dan tenang selama hamil mempengaruhi

terjalinnya ikatan emosi antara ibu dan anak. Menurut Henningsen (2004) diacu

dalam Hastuti (2008), periode kelekatan emosi ibu dan anak pertama dimulai sejak

masa uterogestation, yaitu masa gestasi dalam rahim ibu selama 206 hari.

Riwayat persalinan memiliki hubungan signifikan negatif dengan total

kelekatan, artinya apabila riwayat persalinan semakin buruk atau mengalami kelainan

maka kelekatannya semakin aman. Menurut Illingworth (1974), kelahiran yang sulit

mempengaruhi perilaku ibu dalam merawat anaknya sehingga meningkatkan ikatan

emosi antara ibu kepada anaknya sehingga ibu berusaha memberikan rasa aman bagi

anak dan terjalinlah kelekatan yang kuat antara ibu dan anak.

Soetjiningsih (1995) menyatakan bahwa rasa kasih sayang melalui hangatnya

pelukan ibu pada saat menyusui akan dirasakan oleh anaknya dan menimbulkan rasa

Page 44: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · syukuran Deskripsi acara 1 Seren tahun Syukuran yang berlangsung setelah panen padi, dilakukan dengan mengucapkan doa/ziarah kepada

76

aman pada diri anak. Hal ini tidak sesuai dengan hasil uji korelasi yang menunjukkan

tidak ada hubungan yang signifikan antara riwayat pemberian ASI dengan kelekatan.

Hal ini diduga karena seluruh anak tidak melakukan inisiasi menyusui dini dan tidak

mendapatkan ASI Eksklusif sehingga riwayat pemberian ASI ini tidak berhubungan

dengan terbentuknya dengan kelekatan. Penelitian Astari (2007) terdapat hubungan

positif yang signifikan antara riwayat pemberian ASI eksklusif dan non eksklusif

dengan kelekatan emosi.

Pada penelitian ini ditemukan bahwa terdapat hubungan positif yang sangat

signifikan antara sensitivitas ibu dan kelekatan (p=0,000) artinya semakin tinggi

sensitivitas ibu maka kelekatan antara ibu dan anak semakin erat pula. Menurut

Ainsworth (1978) diacu dalam Santrock (1997), kelekatan yang aman dipengaruhi

oleh sensitivitas seorang pengasuh dalam hal ini ibu terhadap sinyal yang diberikan

anak. Anak dengan kelekatan yang aman memiliki ibu yang lebih peka, menerima,

dan ekspresif dengan penuh kasih sayang dibandingkan dengan ibu dari anak dengan

kelekatan yang tidak aman. Pengasuh yang tidak menyenangkan akan membuat anak

tidak percaya dan mengembangkan kelekatan yang tidak aman.

Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian ini adalah jumlah populasi yang sedikit sehingga tidak

memungkinkan untuk mengambil sampel dalam jumlah yang banyak. Selain itu

terdapat beberapa data yang diambil secara Retrospective sehingga dapat

dimungkinkan data kurang akurat. Disamping itu observasi yang dilakukan dalam

penelitian ini masih kurang mendalam karena keterbatasan waktu penelitian hanya

melihat interaksi ibu dan anak selama kunjungan berlangsung sehingga interaksi

antara ibu dan anak kurang terlihat secara menyeluruh selama 24 jam.