tradisi ziarah kubur: studi kasus ziarah...

82
TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH MAKAM HABIB ALI BIN ABDURRAHMAN AL-HABSYI KWITANG, JAKARTA PUSAT TAHUN 2014 2018 Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum) Oleh : Naufal Agil Wajdi NIM: 11140220000056 PROGRAM STUDI SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019 M / 1440 H

Upload: others

Post on 12-Jan-2020

29 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH

MAKAM HABIB ALI BIN ABDURRAHMAN AL-HABSYI

KWITANG, JAKARTA PUSAT TAHUN 2014 – 2018

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora Untuk

Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora

(S.Hum)

Oleh :

Naufal Agil Wajdi

NIM: 11140220000056

PROGRAM STUDI SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019 M / 1440 H

Page 2: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

TRADISI ZIARAH K■ lBUR:STUDI KASUS ZIARAH

ⅣIAKANIIHABIB ALI BN ABDIIRRAHMAN AL― HABSYI

KWITANG,JAKARTA PUSAT TAⅡ UN 2014-2018

SKコLIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Ⅱumaniora Untuk

ⅣIemenuhi Persyaratan VIlemperoleh Gelar Sariana

Ⅱumaniora(S・Ⅱum)

C)leh

Nau■ll Agilマ Vaidi

NIⅣI:11140220000056

Pcmbil■ bing

NIP:195410101988031001

PROGRAM STUDISEJARAH DAN PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAⅣI NEGRISYARIF HDAYATULLAH

JAKARTA

2019M/1440卜 1

Page 3: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi ini berjudul Tradisi ziarahKubur: Studi Kasus ziarahMakam Ilabib Ali bin AbdurJakarta Pusat Tahun 2014-Z0lmunaqasyah Fakultas Adab dan

Jakarta,23 ⅣIei 2019

Panitia Sidang ⅣIunaqasyah

Anggota SekretarisM Anggota

NIP。 19690724 199703 1 001 NIP。 1 172005012007

Anggota,

Penguji I

Dro Abd.Wahid Hasvim.M.A2.

NIP.195608171986031006

Pen

Drs.M.Ma'ruf Misbah.M.ANIP。 195912221991031003

Pembimbing

NIP。 195410101988031001

Page 4: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

SURAT PERNYATAAN

Sa1,a yang befianda tangan di bari'ah irri :

Nama Mahasisr,va :NAl-ll'-AL AGIL WAJDI

NIMProgram StLrdi

:11140220000056

: Sejarah Peradaban Islam

Dengan ini menvatakan bahr.r,a Skripsi ini adalah hasil kar1,a

saya sendiri yang merupakan hasil penelitian, pengolahan dan

analisis sa)'a sendiri sefia bukan rrerupakan replikasi

lnaupun sadulan dari hasil karya atau hasil penelitian orang lain.

Apabila terbLrl<ti skripsi ini nrerupakan plagiat atau replikasi maka

skripsi dianggap gugur dan harLrs melakukan penelitian ulang

untuk menvLrsLrn skripsi barLr dan kelulusan serta gelarnya

dibatalkan.

Demil<ian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat .vang

timbr-rl dikerrrLrdian hari menjadi tanggung jarvab saya.

Jakarta,l5 Mei 2019

GIL WAJDINAUFAL

Page 5: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

i

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan

nikmat dan hidayah-Nya serta kelimpahan rahmat sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi. Banyaknya rintangan dan

hambatan yang penulis hadapi dalam merampungkan skripsi yang

berjudul: Tradisi Ziarah Kubur: Studi Kasus Ziarah Makam

Habib Ali Bin Abdurrahman Al-Habsyi Kwitang, Jakarta

Pusat Tahun 2014 - 2018. Namun, semua rintangan dan

hambatan itu bisa terlewati sedikit demi sedikit dan setahap demi

setahap dengan usaha dan kerja keras. Oleh sebab itu penulis

ingin menyampaikan terima kasih setulus-tulusnya kepada

mereka semua, diantaranya:

1. Drs. Saiful Umam, M.A, Ph.D. selaku Dekan Faultas

Adab dan Humaniora.

2. Bapak Nurhasan, MA. selaku Ketua Program Studi

Sejarah dan Peradaban Islam yang telah membantu

penulis selama menjadi mahasiswa dalam beberapa hal

yang berhubungan dengan birokrasi universitas

sehingga segalanya menjadi mudah.

3. Ibu Sholikatus Sa‟diyah, M.Pd. selaku Sekretaris

Program Studi Sejarah dan Peradaban Islam yang telah

banyak membantu penulis saat menjadi mahasiswa di

prodi Sejarah dan Peradaban Islam tercinta ini baik

yang berkenaan dengan surat menyurat maupun

Page 6: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

ii

motivasi untuk terus berkembang menjadi pribadi yang

lebih baik.

4. Bapak Prof. Dr. H. Budi Sulistiono, M.Hum. selaku

dosen pembimbing yang memberikan banyak masukan

serta saran kepada penulis untuk terus mencari sumber

primer dalam penulisan sejarah, serta segala kemudahan

yang penulis dapatkan ketika menjadi mahasiswa

bimbingan beliau.

5. Bapak Dr. Fuad Jabali, M. A. selaku pembimbing

akademis penulis yang telah memberikan arahan dari

seminar proposal hingga selesainya skripsi yang

dikerjakan oleh penulis, terimakasih sedalam-dalamnya.

6. Kepada keluarga tecinta, Umi yang saya cinta Nurul

Nashihah, Abi yang saya sayangi Raden Ismail,

Mbahku Rosmiyati, kakak tersayang Nailatul Farah

Widad, dan adik tercintaku Nafil Ahmad As‟ad yang

selalu memberikan dukungan setiap hari baik moril

maupun materi tak terhingga dan didikan di rumah ini

menjadikan penulis menjadi pribadi yang memiliki

karakter.

7. Habib Ali bin Abdurrahman, selaku narasumber yang

bersedia meluangkan waktu di tengah-tengah

kesibukannya untuk penulis wawancarai.

8. Ustad Anto Djibril, selaku narasumber dan pemberi

pentunjuk untuk melakukan riset kesan kemari yang

Page 7: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

iii

bersedia memberikan waktu di tengah-tengah

kesibukannya untuk penulis wawancarai.

9. Habib Ali bin Yahya alkisah, selaku narasumber yang

bersedia meluangkan waktu di tengah-tengah

kesibukannya untuk penulis wawancarai.

10. Kepada keluarga besar Bali dan Jember Papah Oka

Wijaya, Mamah Anna Moeshafi, Ayah Luthfi, Ibu

Syifa, Holi Nur Hasan, Bude Ba‟, Kakak-kakakku yang

tercinta Alvin, Vivi, Bella, Ifa, Dhia, Nuryz, Pipit,

Ennis, Shazie, dan Bowo, dan Adik-adikku Alit dan

Dinda, yang telah banyak membantu penulis dalam

memberikan tempat bernaung di sana dan mensupport

penulis menyelesaikan kuliah ini dari segi moril

maupun moral.

11. Untuk editor terkasih Febriana Afra Hanifah, yang telah

menemani penulis dalam melakukan pencarian sumber,

penelitian dan wawancara, berdiskusi, travelling, serta

memberi motivasi bagi penulis untuk segera

menyelesaikan penulisan skripsi.

12. Teman-teman Bangku Belakang Squad Andri Danang,

Pak Guru Ade, Ale, Irfan Cunguk, Tama Onye, Rude,

Galih, Taqi, Pucuk Furqon, Gendut Zulvi, Inay Syaddad

yang sehari-hari menjadi teman berbincang penulis dan

menemani penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Page 8: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

iv

13. Teman-teman Yongers Adam Mbek, Ubai, Dika, Fahri,

Joe, Ary, Raden Dimas, Rina, Rika, Novi, Ika, Ziah dan

teman-teman kostan Harun, Surya, Ni‟am, Rino yang

turut serta membantu penulis berdiskusi dan menemani

dalam menyelesaikan skripsi.

14. Untuk Bang Deden, yang telah memberikan jalan untuk

penulis melakukan riset ke dalam kalangan habaib.

15. Himpunanku, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)

Komisariat Fakultas Adab dan Humaniora (KOFAH)

Cabang Ciputat, yang telah menjadi tempat penulis

belajar berorganisasi dan belajar banyak hal. Terima

kasih kepada senior-junior yang tidak bisa disebutkan

namanya satu-persatu. Namun penulis harus berterima

kasih kepada Abong, Ikin, Imam Ma‟sum dan teman-

teman seperjuangan di komisariat.

16. Teman-teman seperjuangan di SPI 2014, dan senior-

juniornya yang saking banyaknya sehingga tidak bisa

disebutkan satu-persatu, namun penulis merasa harus

berterima kasih kepada, Bang Beng-beng, Bang Johan,

Bang Daus, Bang Acin, Bang Fikri, Bang Naufan,

Mpok Lilis, Mpok Danti, Botles, Ncek, Djawir, Kule,

Nadil, Ryan, Irfan, Dyah, Uni Putri, Diki, Arman

sahabat penulis yang banyak membantu selama masa

perkuliahan ini.

Page 9: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

v

17. Teman-teman Himpunan Mahasiswa Jursan (HMJ-SPI)

Sejarah dan Peradaban Islam, Senat Mahasiswa

Fakultas Adab dan Humaniora (SEMA-FAH) Dewan

Eksekutif Mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora

(DEMA-FAH) tempat penulis meluangkan waktu untuk

berproses dan berorganisasi.

18. Yusuf Ambon, Yusuf KF, Oji, dan Zaki sahabatku dari

semasa SMP sampai SMA, terima kasih telah menjadi

tempat menuangkan segala cerita dan memberi motivasi

untuk penulisan skripsi ini.

19. Keluarga besar Al-Munthasir dan Antibells yang tidak

bisa disebutkan satu persatu sangking banyaknya

terimakasih telah memberikan wawasan luas bagi

penulis.

20. Historian Family Irgi, Vier, Galih, Gapil, Rizky, Ervan,

Mohan, Rusdi, Zibun, Malik, Offyando, Zahra, Ines,

Grey, Ulfa dan Faiqoh teman-teman yang berjuang

dalam seni dan musik di SPI, kalian terbaik.

21. Kepada Bang Farih, terima kasih telah membantu

proses penulis dalam menyelesaikan jenjang studi dari

awal masuk sampai penulisan tugas akhir.

22. Terakhir untuk IKPMN Universitas Yanu, Putro, Irfan,

Vivin, Muflih Pane, Rani yang telah berjuang

membangun ikatan kekeluargaan dan berkembang

bersama, terimakasih.

Page 10: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

vi

Akhir kalam, penulis menyadari akan kekurangan dan

tiada yang sempurna dimuka bumi ini, tak terkecuali dengan

skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kepada

pembaca agar berkenan memberikan saran dan koreksi pada

skripsi ini agar dapat diperbaiki untuk penulis berikutnya.

Wasslamu’alaikum Wr.Wb.

Page 11: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

vii

ABSTRAK

Penelitian ini membahas tentang Tradisi Ziarah Kubur: Studi

Kasus makam Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi Kwitang,

Jakarta Pusat 2014-2018. Tujuan dari penulisan tersebut adalah

untuk mengetahui tradisi ziarah yang bertahan di tengah hiruk

pikuk kehidupan modern serta pengaruh dari Habib Ali bin

Abdurrahman Al-Habsyi sendiri dalam melakukan da‟wah

sehingga banyaknya animo masyarakat yang bukan santri atau

jama‟ah nya menziarahi makam. pentingnya kajian tradisi ziarah

bagi perkembangan ilmu sejarah, tradisi dan kebudaayaan

membuat tema ini menarik untuk dibahas.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif

dengan pendekatan Antropologis dan Sosiologis, serta ditulis

secara deskriptif analisis. Sumber data yang digunakan adalah

sumber data tertulis dan non tertulis yang dalam penulisan

melalui studi pustaka, studi lapangan, studi literature. Dalam

menganalisa tradisi ziarah kubur makam Habib Ali bin

Abdurrahman Al-Habsyi Kwitang, Jakarta Pusat penulis

menggunakan teori fungsionalisme struktural yang diperkenalkan

oleh Emil Durkheim dan Talcott Parsons .

Dalam penelitian ini penulis temukan yaitu tradisi ziarah kubur

makam Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi Kwitang

dilakukan sudah turun temurun. Para peziarah makam melakukan

ritual-ritual keagamaan seperti membaca surah Yasin dan

pembacaan tahlil. Jasa Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi

adalah membuat sebuah majlis ta’lim di daerah Kwitang.

sepeninggalan Habib Ali, kegiatan yang berada di majlis ta’lim

kwitang dipindahkan ke makam seperti pembacaan Asma Ul-

Husna. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tradisi ziarah kubur

Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi merupakan daya tarik

tersendiri bagi ummat Islam untuk di ziarahi.

Kata Kunci: Tradisi, Ziarah, Islam, majlis ta’lim, Habib Ali

Kwitang, Peziarah.

Page 12: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

viii

Page 13: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

ix

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................... i

ABSTRAK ......................................................................... vii

DAFTAR ISI ...................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................. xi

BAB I : PENDAHULUAN ....................................... 1

A. Latar Belakang ..................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................. 6

C. Batasan Masalah ................................... 7

D. Rumusan Masalah ................................ 7

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......... 7

F. Metode Penelitian ................................. 8

G. Tinjauan Pustaka Terdahulu ............... 10

H. Sistematika Penulisan ........................... 11

BAB II : KAJIAN PUSTAKA .................................... 13

A. Landasan Teori ..................................... 13

B. Kajian Pustaka ...................................... 15

C. Kerangka Berpikir ................................ 16

BAB III : GAMBARAN UMUM KWITANG .............. 19

A. Sejarah Wilayah Kwitang .................... 19

B. Demografi Wilayah Kwitang ................. 21

C. Kondisi Sosial dan Agama Masyarakat

Kwitang .................................................. 24

BAB IV : ZIARAH KUBUR MENURUT BUDAYA DAN

TRADISI ISLAM ......................................... 29

A. Makna Ziarah Kubur ........................... 29

B. Ziarah Kubur Menurut Pandangan Islam . 30

C. Ziarah Kubur Menurut Tradisi dan Budaya .

.................................................................. 32

D. Tujuan Ziarah Kubur .......................... 36

Page 14: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

x

BAB V :TRADISI ZIARAH KUBUR DI MAKAM

HABIB ALI BIN ABDURRAHMAN AL-

HABSYI ........................................................... 39

A. Profil Habib Ali bin Abdrurrahman Al-

Habsyi .................................................... 39

B. Pelaksanaan Ziarah Kubur di Makam Habib

Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi ........ 46

1. Administrasi ...................................... 48

2. Larangan di Makam Habib Ali Kwitang

............................................................... 50

3. Tatacara Ziarah ................................ 52

C. Hari-Hari Pelaksanaan Ziarah Kubur Habib

Ali Kwitang ............................................ 53

BAB VI : PENUTUP .................................................... 55

A. Kesimpulan ............................................ 55

B. Saran ...................................................... 56

DAFTAR PUSTAKA ........................................................ 57

LAMPIRAN ....................................................................... 61

Page 15: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

xi

DAFTAR TABEL

1.1 Jumlah Penduduk Kwitang 2018 .............................. 23

1.2 Pendidikan di Kwitang 2014 ..................................... 25

1.3 Pemeluk Agama di Kwitang 2014 ............................. 28

Page 16: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

xii

Page 17: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tradisi ziarah kubur masih dipertahankan masyarakat

Kwitang yang berada di tengah-tengah kegiatan perputaran

ekonomi di ibukota Jakarta. Muncul persoalan mengapa tradisi

ziarah kubur di daerah Kwitang masih tetap eksis bertahan?

Menurut asumsi penulis, bahwa tradisi ini tidak lepas dari sosok

peran Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi dalam mensyiarkan

agama Islam di daerah Jakarta bahkan hingga luar negri, sehingga

masyarakat banyak yang masih menjaga dan mengambil hikmah

dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga

oleh para juru kunci atau biasa disebut kuncen. Merekalah yang

biasanya membersihkan makam, menjaga keamanan makam, dan

memberikan izin terhadap para peziarah atau pengunjung yang

ingin memasuki tempat ziarah.2

Pengangkatan juru kunci sendiri diangkat oleh instansi

yang mengurus makam tersebut atau diangkat oleh para sesepuh

desa, ulama setempat atau pamong desa. Biasanya juru kunci

1 Survei penulis pada tanggal 10-14 Desember 2018 di Kwitang,

Kecamatan Senen, Kota Jakarta Pusat. Dalam praktek tradisi ziarah tersebut

masih dipegang teguh oleh masyarakat Kwitang, dan para peziarah yang

datang ke makam Habib Ali bin Abdurrahman dari berbagai kalangan dari

mulai rakyat biasa hingga petinggi negri, dari berbagai wilayah baik dari

Jakarta hingga dari luar negri seperti Malaysia, Brunnei, Singapur dan

sebagainya.

2 Claude Guillot, dan henri Chambert-Loir mengungkapkan, juru

kunci dalam bahasa jawanya kuncen atau yang berbahasa indonesianya juru

kunci. Kuncen sendiri mengacu pada gelar kunci yang kini terlupakan asalnya.

Guillot, Cluade, dan Henri Chambert-Loir, Ziarah dan Wali di Dunia Islam,

(Depok: Komunitas Bambu. 2007), 237.

Page 18: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

2

adalah profesi penjaga turun temurun dari keluarga, seperti

halnya ayah yang menurunkan profesi ke anaknya. Tidak semua

kuncen makam dijaga oleh keturunan kuncen makam

sebelumnya, dan pekerjaan kuncen makam sendiri biasanya

dijalankan oleh para lelaki, tidak menuntut kemungkinan adanya

perempuan yang menjadi juru kunci atau kuncen. Di tahun 1990

M Yayasan Pangeran Sumedang mengelola makam dengan 12

orang kuncen yang terdiri dari 8 orang laki-laki dan 4 orang

perempuan untuk mengawasi dan membersihkan 12 makam di

tempat ziarah tersebut.3 Makam-makam tersebut terawat tidak

lapuk di makan usia selalu dijaga oleh para kuncen, oleh karena

itu maka dibentuklah kuncen makam dari beberapa orang wanita

dan pria yang direkrut oleh para pengurus yayasan. Di Jakarta

sendiri tempat yang sering diziarahi oleh masyarakat sekitar,

diantaranya adalah makam Ulama, makam Pahlawan, serta

makam Keluarga.

Menurut Claude Guillot dan Henri Chambert-Loir,

terdapat tipologi para wali yang kiranya akan diziarahi: yaitu

tokoh-tokoh historia dan tokoh-tokoh rekaan. Tokoh-tokoh

Historia sendiri adalah tokoh-tokoh yang rekam jejak penyebaran

agamanya jelas seperti Wali Songo. Untuk tokoh-tokoh rekaan

adalah tokoh-tokoh yang diragukan identitas historis atau yang

diketahui hasil mengada-ada. Tokoh-tokoh yang diragukan itu

seperti halnya makam-makam yang disebut petilasan. Bukti dari

adanya makam petilasan adalah makam yang didalamnya tidak

3 Claude Guillot, dan Henri Chambert-Loir, Ziarah dan Wali di Dunia

Islam, (Depok: Komunitas Bambu, 2007), . 238.

Page 19: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

3

berisi jenazah namun didirikan untuk mengenang orang yang

memang nyata tetapi tidak dikuburkan di daerah tersebut.4

Jadi ziarah kubur itu menarik daya minat masyarakat

untuk tetap terhubung orang yang masih hidup dengan yang

sudah meninggal. Dimakam Habib Ali Kwitang sendiri para

peziarah berdatangan sebelum majlis ta’lim dimulai pada hari

Minggu jam 8 pagi. Para peziarah ada yang sudah datang sejak

shubuh bahkan di saat majlis sudah dimulai masih ada yang

berziarah.5 Karena yang berdatangan tidak hanya yang ingin

mengikuti majlis ta’lim saja akan tetapi juga yang memang di

khususkan untuk berziarah di hari Minggu. Para peziarah ini

selain melakukan ziarah juga mengikuti kajian-kajian agama

yang berada di majlis ta’lim Kwitang yang didirikan oleh Habib

Ali Al-Habsyi. Para ulama setempat mengibaratakan sambil

menyelam minum air, setelah berziarah melanjutkan penambahan

ilmu agama. Orang-orang yang beziarah ke makam Habib Ali

Kwitang antara lain adalah keluarga, sahabat, santri atau murid

Habib Ali Kwitang, jama‟ah majlis ta’lim, serta para politisi.

Politisi sendiri yang berziarah ke makam Habib Ali Kwitang

adalah orang-orang yang memiliki hubungan kekeluargaan atau

sekedar berdo‟a dan bermunajat kepada Allah SWT. Presiden

Soekarno dan Presiden Abdurrahman Wahid memiliki kedekatan

dengan almarhum. Gubernur DKI Jakarta Anis Baswedan juga

memiliki hubungan dengan keluarga Habib Ali Kwitang. Mereka

4 Claude Guillot, dan Henri Chambert-Loir, Ziarah dan Wali di Dunia

Islam, (Depok: Komunitas Bambu. 2007), 237.

5 Hasil penelitian penulis pada acara ta‟lim setiap hari Minggu di

makam Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi Kwitang.

Page 20: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

4

itu adalah sebagian dari para politisi yang dekat dengan Habib Ali

Kwitang beserta keluarga dan sering berziarah ke makam Habib

Ali Kwitang.

Tempat ziarah Habib Ali Kwitang disebut-sebut oleh

masyarakat sekitar dengan sebutan kramat. Dalam kamus besar

bahasa Indonesia kramat di artikan sebagai bentuk tidak baku dari

kata keramat, dan kata keramat sendiri mengindikasikan sebagai

tempat suci dan bertuah.6 Jadi asal kata Keramat Kwitang berasal

dari Habib Ali sebelum meninggal mendatangi setiap muridnya di

seluruh Indonesia bahkan di luar negri untuk datang ke

pemakamannya , maka dari itu asal kata keramat dipakai oleh

para santrinya.7 Menurut Syahdan di dalam Jurnal Studi Agama

dan Masyarakat menyebutkan bahwa “suatu tempat yang

memiliki cerita legenda yang luar biasa akan menjadi daya tarik

bagi setiap orang untuk datang baik untuk berwisata, berziarah,

atau berobat”.8 Hal ini mengindikasikan bahwa makam Habib Ali

Kwitang memiliki sebuah kisah yang sangat menarik untuk

ditelaah baik dalam kehidupan semasa masih hidup dan setelah

meninggal. Di samping itu selain makam Habib Ali bin

Abdurrahman Al-habsyi terdapat tiga makam yaitu Habib

Muhammad bin Ali Al-Habsyi (putranya), Syarifah Ni‟mah

(menantunya) dan yang terakhir adalah Habib Abdurrahman bin

Muhammad Al-Habsyi (cicitnya).

6 Hamzah Samsuri, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern,

(Surabaya: Greisida Press, 2005), 345.

7 Ustadz Anto Djibril, tangan kanan Habib Ali Abdurrahman,

wawancara pribadi, Jakarta, 11 Maret 2019.

8 Syahdan, “ Ziarah Perspektif Kajian Budaya”, Jurnal Studi Agama

dan Masyarakat 13, no 1, 2017: 78.

Page 21: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

5

Habib Ali Kwitang sendiri adalah salah satu keturunan

ulama Arab yang berasal dari Hadramaut. Kehidupannya sangat

dicintai oleh masyarakat Betawi dan berbagai etnis lainnya.

Habib Ali Kwitang adalah tokoh ulama yang disegani pada

zamannya, Ia termasuk seorang tokoh pejuang Ulama Habaib

bersama dengan Ulama Betawi membasmi kolonialisme di

Jakarta, serta membantu Presiden Soekarno untuk

mempersiapkan kemerdekaan Indonesia di Jakarta.9 Beliau

adalah seorang guru di berbagai wilayah nusantara hingga ke luar

negri. Kwitang sendiri adalah salah satu pusat berkumpulnya

ummat Islam yang berada di Jakarta Pusat, selain dari Luar

Batang, Jakarta Utara, Condet, Jakarta Timur, serta Tanjung

Priok, Jakarta Utara. Kwitang sendiri bertahan dengan adanya

majlis ta’lim tempat mencari ilmu bagi masyarakat. Tahun 1950-

an oleh Habib Muhammad, diperkenalkan majlis ta’lim tersebut

sebagai Islamic Center ke kalangan luar atau tamu dari Arab

seperi pangeran Arab Saudi yang berkunjung ke Kwitang.

President Soeharto meresmikan sebagai Islamic Center di

Kwitang pada tahun 1970-an.10

Kajian skripsi ini membahas tentang tradisi ziarah yang

masih dipertahankan masyarakat Kwitang yang berada di tengah-

tengah kegiatan perputaran ekonomi di DKI Jakarta. Salah

9 Habib Ali bin Abdurrahman membantu President pertama Indonesia

yaitu Soekano dalam mempersiapkan kemerdekaan, sebelum menyatakan

kemerdekaan Soekarno menginap dan dikarantina oleh habib Ali bin

Abdurrahman yang khawatir akan keselamatan Soekarno yang dikerjar-kejar

oleh penjajah. Ustadz Anto Djibril, tangan kanan Habib Ali Abdurrahman,

wawancara pribadi, Jakarta, 11 Maret 2019.

10

Ustadz Anto Djibril, tangan kanan Habib Ali Abdurrahman,

wawancara pribadi, Jakarta, 11 Maret 2019.

Page 22: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

6

satunya yaitu tradisi ziarah Habib Ali bin Abdurrahman Al-

Habsyi. Penulis ingin lebih khusus membahas tentang makam

Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi Kwitang dengan

memfokuskan ke tradisi ziarah yang masih melekat hingga saat

ini. Peran Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi dalam

membangun jaringan dan memperluas da‟wah sehingga dia

sangat dikagumi dan sangat disayang oleh masyarakat dan lebih

khusus ummat Muslim. Oleh karena itu banyak Ulama berguru

untuk mendapatkan ilmu Habib Ali Kwitang. Amalan Habib Ali

Kwitang yang tidak pernah terputus adalah ilmu-ilmu yang

diajarkan para muridnya ke masyarakat. Sehingga sampai detik

ini ilmu-ilmu yang diajarkan Habib Ali Kwitang kepada para

muridnya tidak pernah terputus, dan para muridnya

menganjurkan untuk melakukan ziarah ke makam Habib Ali

Kwitang.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang penulis buat bahwa

ziarah kubur juga mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda di

setiap daerah. Setiap tahunnya banyak tradisi yang dilakukan

dalam ziarah kubur, studi kasus yang dilakukan dalam tradisi

ziarah kubur: studi kasus makam Habib Ali bin Abdurrahaman

Al-Habsyi adalah kasus dimana banyaknya animo masyarakat

yang berziarah dimakam tersebut, dan mengetahui bagaimana

budaya ziarah di daerah Kwitang bertahan sampai saat ini

Page 23: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

7

C. Batasan Masalah

Agar pembahasan dalam skripsi ini tidak melebar perlu

diadakan pembatasan masalah. Penulis membatasi masalah pada

tradisi ziarah kubur, makam Habib Ali bin Abdurrahman Al-

Habsyi Kwitang, Jakarta Pusat.

D. Rumusan Masalah

Adapun perumusan masalah penelitian ini dibuat dalam

bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

1. Mengapa banyak peziarah datang ke makam Habib Ali

bin Abdurrahman Al-Habsyi?

2. Bagaimana fenomena ziarah makam Habib Ali bin

Abdurrahman Al-Habsyi menurut pandangan Islam?

3. Bagaimana tradisi ziarah kubur makam Habib Ali bin

Abdurrahaman Al-Habsyi Kwitang, Jakarta Pusat, tahun

2014-2018?.

Pertanyaan-pertanyaan di atas akan penulis jawab dalam

uraian-uraian dan analisis yang didasarkan pada sumber-sumber

yang penulis gunakan.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini bertujuan Pertama, mengetahui perilaku

peziarah dalam menziarahi makam Habib Ali bin Abdurrahman

Al-habsyi Kwitang yang masih bertahan sampai saat ini. Kedua,

mengetahui tradisi ziarah makam Habib Ali bin Abdurrahman

Kwitang serta mengetahui respon dari para peziarah mengenai

ziarah makam Habib Ali Kwitang.

Page 24: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

8

Adapun dalam penelitian ini diharapkan dapat memberi

manfaat sebagai berikut:

1. Bagi penulis sendiri diharapkan penulisan ini menjadi

salah satu pembelajaran dalam penulisan karya ilmiah.

2. Bagi pembaca semoga penulisan karya ilmiah ini menjadi

sebuah rujukan untuk penulisan-penulisan selanjutnya.

3. Bagi kampus Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah

Jakarta, semoga dengan karya penulisan ilmiah ini dapat

memberikan informasi yang lebih bermanfaat untuk ilmu

pengetahuan baik untuk penulis maupun untuk kampus

sendiri.

4. Bagi pemerintah daerah, karya ilmiah ini mampu

memberikan informasi sebagai bahan evaluasi Tradisi

Ziarah Kubur di daerah Kwitang, Jakarta Pusat.

F. Metode Penelitian

Metode yang akan digunakan di dalam penulisan ini

adalah metode sejarah dan bersifat deskriptif naratif dengan

pendekatan tradisu dan agama dengan ilmu bantu sosiologi dan

antropologi. Metode sejarah adalah proses menguji dan

menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau

yang sudah di teliti secara seksama.11

Adapun dalam melakukan

penelitian ini penulis menggunakan metode historis yang

meliputi empat tahapan,12

yaitu:

11

Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah, (Jakarta: UI Pres, 1975), 32. 12

Abdurahman, Dudung. Metode Penelitian Sejarah, (Jakarta: Logos,

1999), 54.

Page 25: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

9

Heuristik, adalah kegiatan untuk mencari data atau

pengumpulan bahan-bahan atau sumber sejarah. Adapun dalam

pengumpulan data-data dan sumber yang akan digunakan dalam

membuat skripsi ini penulis mencari buku-buku di perpustakaan

yang berhubungan dengan judul. Sumber yang digunakan tidak

hanya berasal dari buku melainkan juga berupa surat kabar,

majalah serta artikel-artikel tradisi ziarah kubur: studi kasus

makam Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi Kwitang yang

diperoleh dari internet dan dari dokumen pribadi. Sumber-sumber

tertulis tersebut ditemukan di Perpustakaan utama UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Islamic Center Kwitang,

Perpustakaan daerah Jakarta, Perpustakaaan Nasional RI,

Perpustakaan Lipi, Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora

dan perpustakaan daerah Jakarta Selatan. Selain buku-buku dari

perpustakaan penulis juga mengunduh buku dan jurnal dari

Internet. Penulis juga menggunakan metode wawancara.

Verifikasi, adalah kritik sumber, usaha untuk

mendapatkan sumber-sumber yang relevan dangan cerita sejarah

yang ingin disusun sesuai dengan judul. Setelah mencari sumber-

sumber dari perpustakan yang telah disebutkan, penulis akan

melakukan verifikasi terhadap sumber-sumber yang telah penulis

temukan seperti buku-buku, majalah, dan koran mengenai tradisi

ziarah kubur: studi kasus makam Habib Ali bin Abdurrahman Al-

Habsyi Kwitang, Jakarta Pusat.

Interpretasi atau penafsiran sejarah yang juga disebut

dengan analisis sejarah, yaitu mencoba menguraikan sebab dan

akibat kejadian tersebut. Karena itu, data-data yang sudah

Page 26: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

10

terkumpul dilakukan metode kritik sumber-sumber yang sudah

saya dapatkan mengenai tradisi ziarah kubur: studi kasus makam

Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi Kwitang, Jakarta Pusat

seperti buku, dan hasil wawancara.

Historiografi, adalah sejarah penulisan sejarah, tahap ini

adalah tahap yang terakhir dalam menulis skripsi ini. Setelah

melakukan tahap heuristik, verifikasi dan interpretasi, selanjutnya

historiografi dengan menulis dalam suatu urutan yang sistematik

yang telah diatur dalam pedoman penulisan skripsi. Dalam

penulisan ini penulis berusaha menyusun cerita sejarah menurut

urutan peristiwa, berdasarkan kronologi waktu dan tema-tema

tertentu yang menjadi isi inti dari skripsi atau klimaks dari skripsi

ini.

G. Tinjauan Pustaka Terdahulu

Penulis hanya menemukan beberapa sumber rujukan

untuk perihal Tradisi Ziarah Kubur:

Pertama, “Ziarah Perspektif Kajian Budaya” di dalam

jurnal Studi Agama dan Masyarakat volume 13, Nomor 1, Juni

2017. Pembahasan di dalamnya tentang perspektif ziarah kubur

dalam kajian budaya. Pembahasannya menitik beratkan kepada

ziarah dalam kebudayaan masyarakat Indonesia.

Kedua, dalam artikel yang berjudul “Ziarah Kubur Pada

Makam Keramat/ Kuno Jakarta: Pendekatan Serjarah” jurnal

Islam and Humanities (Islam and Malay Local Wisdom). Sumber

rujukan yang kedua ini lebih universal dalam pembahasannya

yang menitik beratkan pada pendekatan kajian sejarah.

Page 27: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

11

Pembahasan ziarah yang menitik beratkan pada sejarah yang

mengambil beberapa sampling makam yang banyak diziarahi di

sekitaran Jakarta.

H. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam penelitian maka penulis akan

membagi penulisan ini dalam enam bab, adapun bagian-bagian

dari bab tersebut adalah sebagai berikut:

BAB I : Berisikan pendahuluan yaitu: latar belakang

masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah,

rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode

penelitian, tinjaun kajian terdahulu, dan sistematika

penulisan.

BAB II : Kajian pustaka yang membahas landasan teori,

kajian pustaka, dan kerangka berfikir.

BAB III : Pembahasan mengenai gambaran umum daerah

Kwitang, Jakarta Pusat, dan kondisi sosial dan agama

masyarakat Kwitang.

BAB IV : Pembahasan dari deskripsi tradisi ziarah kubur

adalah makna ziarah kubur, ziarah kubur menurut

pandangan Islam, ziarah kubur menurut tradisi dan

budaya, dan tujuan ziarah kubur.

BAB V : Dibahas dalam bab ini dari tradisi ziarah kubur

di makam Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi adalah

profil Habib Ali bin Abdrurrahman Al-Habsyi,

pelaksanaan ziarah kubur di makam Habib Ali bin Al-

Page 28: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

12

Habsyi, dan hari-hari pelaksanaan ziarah kubur Habib Ali

Kwitang .

BAB VI : Di bab akhir ini terdapat pembahasan mengenai

kesimpulan dan saran.

Page 29: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

13

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

Setiap penulisan akan dibutuhkan teori sebagai landasan

berpikir supaya penulis mampu melakukan penulisan secara

maksimal dengan segala daya dan upaya dalam penelitiannya

dengan sebuah teori. Juga dengan sebuah teori maka akan

mempermudah penulis dalam melakukan upaya pengkajian

terhadap peristiwa-peristiwa masa lampau.1

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teori sosial

yaitu fungsionalisme struktural yang merupakan suatu konsep

kunci dalam teori sosial dan memiliki peranan penting yang

memelihara keutuhan struktur, memelihara yang berarti menjaga

keseimbangan suatu struktur. Teori ini bukan hanya

menggambarkan (deskriptif) melainkan juga menjelaskan

(eksplanatori) Kebenaran suatu adat kebiasaan atau pranata

tertentu menurut para fungsionalis adalah karena kontribusinya

bagi keseimbangan sosial.2 Teori fungsionalisme struktural

adalah suatu teori sosial murni di dalam ilmu sosiologi, yang

mengajarkan secara teknis masyarakat dapat dipahami dengan

pandangan bahwa masyarakat pada hakikatnya tersusun kepada

1

Dudung Abdurrahaman, Metode Penelitian Sejara, (Yogyakarta:

Ar-Ruzz Media, 2007), 25.

2 Keseimbangan dalam analogi yang terkenal diartikan sebagai

keseimbangan antara dunia alam mulai dari mekanika sampai biologi dan

dunia masyarakat. Peter Burke, Sejarah dan Teori Sosial, (Jakarta: Obor,

2011), 156.

Page 30: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

14

bagian-bagian secara struktural dimana di dalam masyarakat ini

terdapat berbagai sistim-sistim dan faktor-faktor, yang satu sama

lain mempunyai peran dan fungsinya masing-masing, saling

berfungsi dan saling mendukung dengan tujuan agar masyarakat

ini terus bereksistensi, dimana tidak ada satu bagianpun dalam

masyarakat yang dapat dimengerti tanpa mengikutsertakan bagian

yang lain, dan jika salah satu bagian dari masyarakat yang

berubah, akan terjadi gesekan-gesekan dan goyangan-goyangan

ke bagian yang lain dari masyarakat ini.

Tokoh yang memperkenalkan teori fungsionalisme adalah

Emil Durkheim seorang ahli dalam bidang sosiologi yang

mempengaruhi pemikiran seorang Talcott Parsons yang

mengenalkan teori fungsionalisme struktural. Daya tarik teori

fungsionalisme Struktural bagi penulis adalah fungsionalisme

struktural mampu mengimbangi tendensi tradisional yang terlalu

banyak menjelaskan hal-hal masa lampau yang menyangkut

kehendak (intensions) individu. Teori fungsionalisme struktural

mempunyai empat imperetatif fungsional bagi sistem yaitu

“AGIL”. “AGIL” adalah sebuah gugusan aktivitas yang di

arahkan untuk memenuhi satu atau beberapa sistem, “AGIL”

sendiri singkatan dari A (adaptasi), G ( goal attainment), I

(integrasi), L (latensi). “AGIL” memeiliki pola hal yaitu:3

Adaptasi: sistem harus mengatasi kebutuhan situasional

yang datang dari luar, ia harus beradaptasi dengan

lingkungan dan menyesuaikan lingkungan dengan

kebutuhan-kebutuhannya.

3 George Ritzer, dan Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi,

(Bantul:Kreasi Wacana,2014), 257-258.

Page 31: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

15

Pencapaian tujuan: sistem harus mendefinisikan dan

mencapai tujuan-tujuan utamanya.

Intergrasi: sistem harus mengatur hubungan bangian-

bagian yang menjadi komponennya. Itu pun harus

mengatur hubungan antar ketiga impretatif fungsional

tersebut (A,G,L)

Sistem harus melengkapi, memelihara, dan

memperbaharui motivasi individu dan pola-pola budaya

yang menciptakan dan mempertahankan motivasi

tersebut.

B. Kajian Pustaka

Tinjauan pustaka sangat diperlukan dalam suatu

penelitian, untuk mengetahui sejauh mana penelitian yang relevan

dengan topik telah dilakukan, di samping untuk memperkaya

data.

Berikut ini beberapa tinjauan pustaka yang akan

digunakan untuk menjawab permasalahan topik tersebut dan juga

untuk menguatkan dan menginspirasi dalam penulisan yang

berjudul “Tradisi Ziarah Kubur: Studi Kasus Makam Habib

Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi Kwitang, Jakarta Pusat

1968-2018”. Dalam membuat penulisan ini buku tentang “Ziarah

& Wali” yang ditulis oleh Henri Chambert-Loir dan Claude

Guillot, mereka adalah peneliti yang membahas lebih terperinci

tentang ziarah kubur di berbagai belahan dunia. Dan salah satu

buku yang menginspirasi saya untuk menulis skripsi tentang

ziarah kubur karena sedikit peneliti yang membahas persoalan ini

dan sedikitnya sumber yang membahas secara gamblang tradisi

ziarah di dunia. Yang kedua “Tiga Serangkai Ulama Tanah

Betawi‟ yang ditulis oleh Abdul Qadir. Pembahasan rinci tentang

Page 32: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

16

tokoh ulama Habib Ali bin Abdurrahman yang saya ambil, salah

satu ulama yang menjadi sumber rujukan para ulama di jakarta

dan sekitarnya. Selanjutnya buku “Menziarahi Para Wali”

mengenai ziarah yang dahulu dilakukan dan diajarkan nabi yang

ditulis oleh Husein Rahim. “Barakah Ziarah Etnografi Kuburan di

Bumi Parahyangan”, buku ini ditulis oleh Abdurrahman Misou,

Bambang Prawiro, dkk. Riset yang mereka lakukan tentang

etnografi kuburan di bumi Parahyangan. Selanjutnya “17 Habaib

Berpengaruh di Indonesia”, buku ini ditulis oleh Abdul Qodir

Umar Mauladdawilah. Buku 17 Habaib ini lebih mengulas

biografi para Habaib Berpengaruh di Indonesia.

C. Kerangka Berpikir

Tradisi ziarah kubur yang bertahan adalah hasil dari

sebuah proses yang cukup lama, mepertahankan tradisi ziarah

kubur di setiap daerah dengan cara yang berbeda-beda. Ziarah

kubur sendiri adalah sebuah tatacara untuk menghormati orang

yang sudah meninggal. Seperti halnya tradisi nyekar oleh

masyakarat Betawi, ngunjung oleh masyarakat Indramayu adalah

penyebutan lain dari tradisi ziarah kubur namun esensinya sama

dengan apa yang sudah ada dari tradisi ziarah kubur yang sudah

ada sejak dahulu. Dalam agama Islam, tradisi ziarah kubur ini

adalah sebuah fenomena yang menarik bagi para peziarah,

dikarenakan proses pelaksanaannya dari setiap daerah berbeda-

beda sehingga menarik untuk di telaah lebih jauh.

Teori yang tepat untuk menjelaskan permasalahan dalam

skripsi, penulis menggunakan teori fungsionalisme berdasarkan

Page 33: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

17

pengaruh pemikiran Emile Durkheim dan Talcott Parsons. Teori

fungsionalisme ini menjelaskan suatu konsep kunci dalam teori

sosial dan memliki peranan penting yang memelihara keutuhan

sebuah tatanan masyakarakat. Pendekatan tradisi dan agama,

adalah pendekatan yang penulis gunakan, karena awal dari ziarah

kubur adalah sebuah tradisi dan ritual keagamaan dari zaman

nenek moyang yang sudah dijaga secara turun temurun.

Page 34: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

18

SKEMA KERANGKA BERFIKIR

Tradisi Ziarah Kubur

Bagaimana Tradisi Ziarah Kubur Makam

Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi

Kwitang, Jakarta Pusat Tahun 2014-2018.

Masalah

Ziarah sudah ada

sejak zaman dahulu ziarah kubur diperbolehkan

agama Islam dengan ketentuan

sesuai dengan syariat agama.

Tiga Serangkai Tanah Jawa

karya Abdul Qodir Umar

Mauladdawilah.

17 Habaib Berpengaruh di

Indonesia karya Abdul Qodir

Umar Mauladdawilah.

Pendekatan Teori

Sumber Primer

Literature

Review

Metode

Temuan

Ziarah dan Wali di Dunia Islam

karya Henri Chambert- Loir dan

Claude Guillot.

Sumur yang Tak Pernah kering

karya Abdurrahman bin

Muhammad.

Historis

Tradisi ziarah makam Habib Ali Kwitang

memiliki tradisi yang hanya ada di saat

haul Habib Ali Kwitang yaitu ghasidah

tradisi mengarak para Ulama.

Fungsionalisme oleh Emil

Durkheim dan Tolcott Parsons

Tradisi Agama

Metodologi

Page 35: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

19

BAB III

GAMBARAN UMUM KWITANG

A. Sejarah Wilayah Kwitang

Nama-nama tempat di Jakarta yang sudah ada sejak masa

prakolonial ditemukan dalam dua naskah lontar kuno yaitu:

Bujangga Manik dan Carita Parahyangan.1 Pada masa kolonial

nama tempat atau kawasan daerah Jakarta pada masa itu dinamai

dengan bahasa Belanda akan tetapi nama-nama kawasan atau

jalan yang sudah dinamai oleh masyarakat sekitar akan

dipertahankan tidak diubah dan nama kawasan atau jalan yang

belum dinamai baru diberikan dengan bahasa Belanda. Daerah

Kwitang sendiri sudah ada sejak dahulu, Kwitang termasuk dari

daerah Senen yang masa itu adalah sebuah kecamatan. Nama

Senen muncul dari sebutan pasar yang didirikan oleh Justinus

Vinck yaitu tuan tanah Belanda. Pasar senen sediri berdekatan

dengan Gunung Sahari yang dahulu bernama Grote Zuiderweg.

Pasar Senen dahulu dikenal oleh masyarkat sekitar dengan

sebutan Vinckpasser (Pasar Vinck) dikarenakan pasar tersebut

didirikan oleh tuan tanah. Pasar Senen hanya dibuka pada hari

senin maka dari itu masyarakat pribumi menamainya dengan

sebutan Pasar Senen.2 Pada tahun 1766 M Pasar Senen dibuka

pada hari-hari lainnya karena animo masyarakat yang berbelanja

disana meningkat.

1 Rachmat Ruchiat, Asal-Usul Nama Tempat di Jakarta, (Jakarta:

Mansup Jakarta, 2012), 19.

2 Rachmat Ruchiat, Asal-Usul Nama Tempat di Jakarta, (Jakarta:

Mansup Jakarta, 2012), 141.

Page 36: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

20

Kwitang disebut sebagai kawasan yang populer dengan

perdagangan buku bekas. Kwitang sendiri berada di sebelah timur

Pasar Senen atau zaman dahulu disebut dengan Vinckpasser yang

didiami oleh orang Cina. Asal- usul Kwitang berasal dari tuan

tanah yang bernama Kwee Tang Kiam atau Kwee Tiam Kiam.3

Daerah timur inilah dari kecamatan senen yang disebut dengan

Kwitang sampai saat ini.

Orang-orang Betawi menyebut kampung si Kwitang,

karena hampir setiap tanah disekitar daerah rumah Kwee Tang

adalah miliknya bisa disebut sebagai tuan tanah atau cukong.

Tanah milik Kwee Tang Kiam mulai berkurang dan di jual

kekalangan komunitas Arab akibat ulah anak semata wayangnya

yang gemar berjudi. Kemudian komunitas Arab mendirikan

masjid yang diberi nama masjid Ar-Riyadh atau biasa disebut

sebagai masjid Kwitang diresmikan pada tahun 1963 oleh

Presiden Soekarno. Kwitang juga terkenal dengan para

pendekarnya, yaitu para jawara silat Betawi yang bertempur

untuk membela tanah kelahirannya dari para penjajah Belanda.4

3 Dia adalah seorang pengembara dari Tiongkok yang mengembara ke

Batavia atau kota Jakarta pada abad ke – 17. Dia adalah pedagang obat

sekaligus ahli bela diri kuntao semacam silat dari negri Tiongkok. Kehebatan

ilmu silat Kwee Tang Kiam di akui masyarakat, dia mengajarkan jurus-jurus

yang memadukan unsur tenaga, kekuatan fisik dan kecepatan. Hal ini sangat

berbeda dengan silat Betawi yang lebih menonjolkan ilmu silat kebatinan.

Akulturasi silat betawi dengan kuntao menyebabkan Kwitang dikenal sebagai

gudangnya jagoan pencak silat. Djulianto Susantio, “Asal-Usul Nama

Kampung Kwitang”. https://nasional.kompas.com.Kwitang. Dikutip pada

pukul 01.30 hari kamis tanggal 15Desember 2019.

4 Sampai pada tahun 1960 Kwitang disebut sebagai gundangnya para

jawara, salah satu jawara tersebut ialah H. Djaelani atau lebih dikenal Mad

Djaelani yang mendirikan pedepokan silat di Kwitang dengan nama Mustika

Page 37: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

21

B. Demografi Wilayah Kwitang

Secara topografi Kwitang termasuk dataran rendah sekitar

4 meter di atas permukaan laut. Kepadatan penduduk di Kwitang

mencapai 358 orang perkm2. Sisi barat dengan selatan Kwitang

dilalui oleh jalur sungai Ciliwung, sisi timur dan utara dibatasi

dengan pertokoan. Di Kwitang terdapat situs budaya makam yang

dijadikan tempat wisata oleh masyarkat sekitar dalam artian

adalah wisata rohani.5 Kwitang adalah wilayah kaum urban dari

zaman dahulu, disebut wilayah kaum urban dikarenakan

penduduk lamanya sudah banyak tersingkir dari wilayah tersebut

digantikan oleh orang-orang pendatang dari Jawa, luar Jawa atau

pendatang dari negri lain seperti Tiongkok, Arab, Pakishtan dan

lain-lain.

Dari SK gub. DKI Jakarta no. 171 tahun 2010 tentang

penataan, penetapan batas dan luas wilayah kelurahan di Prov.

DKI Jakarta, keputusan gubernur provinsi DKI Jakarta Kelurahan

Kwitang dibagi menjadi 9 rukun warga (rw) dan 81 rukun

tetangga (rt) dengan batas wilayah utara berbatasan dengan

kelurahan Senen, wilayah timur berbatasan dengan kelurahan

Kramat, wilayah selatan berbatasan dengan kelurahan Kenari,

wilayah barat berbatasan dengan kali ciliwung dan kelurahan

Kebon Sirih.

Kwitang. Zaenudin HM, 212 Asal-Usul Djakarta Tempoe Doeloe, (Jakarta:

Ufuk, 2012), 321-322.

5 Profil Kelurahan Kwitang Provinsi DKI Jakarta Kecamatan Senen

Kelurahan Kwitang 2014.

Page 38: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

22

Keterangan: Peta wilayah Kwitang, Profil Wilayah Kwitang

(Profil Kelurahan Kwitang: Provinsi DKI Jakarta Kecamatan

Senen Kelurahan Kwitang 2014).

Page 39: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

23

Letak koordinat Kwitang sendiri berada di garis

bujur 6°11′S 106°50′E dan luas wilayahnya 44,7 Ha.6

Berdasarkan survey penduduk di Kwitang tahun 2018 terdapat

18.670 jiwa atau 6.039 keluarga yang menetap dan berdasarkan

survey Badan Pusat Statistik dari tahun 2014 sampai pada tahun

2017 penduduk di Kwitang mengalami fase penurunan dan

peningkatan tahun 2014 jumlah penduduk di Kwitang

berdasarkan Badan Pusat Statistik yaitu 18. 374 jiwa7, pada tahun

2015 jumlah penduduk di Kwitang 18.519 jiwa8, tahun 2016

jumlah penduduk di Kwitang 19.220 jiwa9, dan pada 2017 jumlah

penduduk di Kwitang 18.594 jiwa10

. Terjadi penurunan angka

penduduk di tahun 2017 dan di tahun 2018 dikarenakan

kepadatan daerah Kwitang yang menyebabkan para penduduk

setempat pindah ke daerah lain. Berikut tabel data jumlah

penduduk.

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Kwitang 2018

No Jumlah

Penduduk

Dewasa

Jumlah

Penduduk

Belum Dewasa

Jumlah

Kepala

Keluarga

Jumlah

wajib

KTP

L P L P L P

1 9.539 9.271 9.378 9.292 4.640 1.399 14.147

6 Data Laporan Bulanan Kelurahan Kwitang 29 Desember 2018.

7 Kecamatan Senen Dalam Angka 2015, (Jakarta: Badan Pusat

Statistik: Kota Administrasi Jakarta Pusat 2015), 40.

8 Kecamatan Senen Dalam Angka 2016, (Jakarta: Badan Pusat

Statistik: Kota Administrasi Jakarta Pusat 2016), 40.

9 Kecamatan Senen Dalam Angka 2017, (Jakarta: Badan Pusat

Statistik: Kota Administrasi Jakarta Pusat 2017), 42.

10

Kecamatan Senen Dalam Angka 2018, (Jakarta: Badan Pusat

Statistik: Kota Administrasi Jakarta Pusat 2018), 47.

Page 40: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

24

Total 18.630 18.670 6.039 14.147

Wilayah Kwitang dikenal oleh masyarakat dengan daerah

penjual buku-buku bekas, dikarenakan disana terdapat satu pasar

khusus menjual buku bekas dan baru dan terdapat toko buku

besar yang terkenal dengan nama toko buku Gunung Agung.

C. Kondisi Sosial dan Agama Masyarakat Kwitang

Penduduk Kwitang tidaklah murni dari kalangan orang-

orang Betawi akan tetapi sudah banyak perubahan sejak

urbanisasi berlangsung sampai saat ini. Daerah Kwitang

merupakan salah satu tempat strategis bagi pelaku bisnis dan

pekerja kantoran maka banyak warga dari luar daerah Jakarta

menetap disana dan terjadilah kepadatan penduduk. Kondisi

wilayah Kwitang yang padat penduduk menjadikan problema

bagi masyakaratnya yang berdampak bagi ekonomi, wilayah

Kwitang bisa disebut sebagai wilayah ekonomi kelas menengah

ke bawah. Menurut data survei kependudukan tingkat kelurahan,

tingkat pengangguran di wilayah Kwitang tergolong tinggi

hingga mencapai angka 4.987.11

Rata-rata pekerjaan masyarakat

laki-laki Kwitang adalah pengusaha kecil menengah mencapai

423 orang dan karyawan perusahaan swasta mencapai 3.075

orang, sedangkan yang perempuan rata-rata pekerjaanya adalah

pembantu rumah tangga atau PRT mencapai 301 orang dan

karyawan perusahaan swasta mencapai 1.965 orang.

11 Profil Kelurahan Kwitang Provinsi DKI Jakarta Kecamatan Senen

Kelurahan Kwitang 2014.

Page 41: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

25

Antusias pendidikan di wilayah Kwitang sangatlah rendah

survei dari data pendudukan hampir 45% masyarakat nya hanya

mengenyam sekolah dasar (SD), selebihnya tamatan sekolah

menengah atas (SMP) dan tamatan sekolah menengah atas

(SMA), sedikit sekali yang sampai ke jenjang perkuliahan.

Berikut adalah tabel survei pendidikan masyarakat kwitang.12

Tabel 1.2 Pendidikan di Kwitang 2014

Tingkatan pendidikan Laki-laki Perempuan

Usia 3-6 tahun yang belum masuk TK 48 orang 54 orang

Usia 3-6 tahun yang sedang TK/Play

Group

308

orang

423 orang

Usia 7-18 tahun yang tidak pernah

sekolah

4 orang 3 orang

Usia 7-18 tahun yang sedang sekolah 1.416

orang

1.732

orang

Usia 18-56 tahun tidak pernah sekolah 4 orang 3 orang

Usia 18-56 tahun yang pernah SD

tetapi tidak tamat

49 orang 63 orang

Tamat SD/ sederajat 1.084

orang

1.332

orang

Jumlah usia 12-56 tidak tamat SMP 82 orang

103 orang

Jumlah usia 18-56 tahun tidak tamat

SMA

126

orang

140 orang

12 Data Laporan Bulanan Kelurahan Kwitang 29 Desember 2018.

Page 42: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

26

Tamat SMP/sederajat 318

orang

397 orang

Tamat SMA/sederajat 401

orang

498 orang

Tamat D-1/sedejarat 42 orang 58 orang

Tamat D-2/sederajat 48 orang 28 orang

Tamat D-3/sederajat 173

orang

152 orang

Tamat S-1/sederajat 138

orang

121 orang

Tamat S-2/sederajat 19 orang 14 orang

Tamat S-3/sederajat 8 orang 4 orang

Rendahnya pendidikan membuat lapangan perkerjaan

yang ada tidak sesuai dengan kriteria yang diinginkan pihak

pekerja di Kwitang, yang menyebabkan pengangguran dan

sedikitnya sosialisasi pengembangan minat bakat untuk

masyarakat Kwitang sendiri. Rendahnya kesadaran masyarakat

Kwitang yang menyebabkan tidak berkembangnya

perekonomian di daerah Kwitang.13

Masuknya agama Islam di Kwitang, berasal dari bukti

adanya komunitas keturunan Arab yang membeli tanah dari tuan

tanah di Kwitang dan komunitas Arab ini mendirikan masjid

sebagai tempat peribadatan orang-orang Arab tersebut dan warga

13 Profil Kelurahan Kwitang Provinsi DKI Jakarta Kecamatan Senen

Kelurahan Kwitang 2014.

Page 43: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

27

sekitar yang menganut agama Islam.14

Para keturunan Arab ini

adalah seorang pedagang atau saudagar dan penda‟wah yang

ulung sehingga Kwitang menjadi salah satu tempat bergurunya

para santri dan masyarakat yang haus akan ajaran Islam dan

mengasah ilmu mereka sehingga menetap di Kwitang.

Salah satu ulama yang menetap di Kwitang adalah Habib

Abdurrahman yang tidak lain adalah ayah dari Habib Ali

Kwitang. Ia hijrah dari Semarang ke Jakarta dan menetap di

Kwitang.15

Ia berda‟wah dengan ilmu yang mendalam dan

tuturnya santun dalam menyampaikan ajaran agama sehingga

masyarakat Kwitang pada saat itu tertarik untuk mendengarkan

da‟wah nya, sehingga masyarakat yang belum masuk Islam

tergugah hatinya untuk mengikuti ajaran ia dan masuk Islam.

Kondisi sosial keagamaan masyarakat Kwitang sendiri

cukup baik, disana terdapat 4 agama yang dianut oleh masyarakat

Kwitang dan mayoritas penduduknya beragama Islam. Mayoritas

masyarakat yang beragama Islam berjumlah 13.811 orang, agama

yang dianut penduduk terbanyak kedua adalah Kristen dengan

1.581 orang, agama yang dianut penduduk terbanyak ketiga

adalah Budha dengan 518 orang, dan agama yang dianut

penduduk terbanyak keempat adalah Hindu dengan 94 orang.

Kehidupan antar umat beragama di Kwitang adalah

contoh kehidupan ummat beragama yang rukun, tidak ada konflik

yang menimbulkan perpecahan antar pemeluk agama sehingga

14 Zaenudin HM, 212 Asal-Usul Djakarta Tempoe Doeloe (Jakarta:

Ufuk, 2012), 322.

15

Abdul Qodir Umar Mauladdawilah, Tiga Serangkai Ulama Tanah

Betawi (Jakarta: Pustaka Basmah, 2009), 20.

Page 44: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

28

tercipta keharhomisan dalam rukun bertetangga. Berikut adalah

tabel pemeluk agama.16

1.3 Pemeluk Agama di Kwitang 2014

Agama Laki-laki Perempuan

Islam 6405 orang 7406 orang

Kristen 396 orang 477 orang

Katholik 334 orang 374 orang

Hindu 58 orang 36 orang

Budha 221 orang 297 orang

Khonghucu - -

Kepercayaan

kepada Tuhan yang

maha esa

- -

Aliran kepercayaan

terhadap Tuhan

yang lain nya

- -

Jumlah 7414 orang 8590 orang

16 Profil Kelurahan Kwitang Provinsi DKI Jakarta Kecamatan Senen

Kelurahan Kwitang 2014.

Page 45: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

29

BAB IV

ZIARAH KUBUR MENURUT BUDAYA DAN TRADISI

ISLAM

A. Makna Ziarah Kubur

Ziarah kubur ialah berkunjung ke makam/pesarean orang

Islam yang sudah wafat, baik orang biasa, orang shaleh, ulama,

wali, maupun nabi.1 Ziarah menurut etimologi berasal dari bahasa

Arab yaitu zaaru, yazuuru, ziyarotan.2 Kata ziarah yang diartikan

masuk atau mengunjungi yaitu sebuah kunjungan ummat Muslim

terhadap tempat-tempat tertentu yang memiliki nilai historis

keagamaan.3

Rasullullah saw bersada, “Barangsiapa berziarah ke

makam kedua orang tuanya atau salah satu darinya pada setiap

hari Jum’at maka, Allah akan mengampuni dosanya dan ia

termasuk orang berbakti kepada orang tua.”4

Ziarah kubur adalah ibadah yang termasuk mulia di sisi

Allah SWT dengan dilandasi prinsip wasath yaitu tidak ifrath dan

1 Abu Muqaffa Hasani, Sejarah Wali Pitu Bali (Kediri: Mitra

Gayatri), 61.

2 Yang diartikan kunjungan, yaitu dapat mengunjungi orang yang

masih hidup maupun yang sudah mati. Walapun pada konteks ziarah ini ke

orang yang sudah tiada. Nur Indah Sari, Firdaus Wajdi, Sari Narulita,

“Peningkatan Spritual Melalui Wiasta Religi di Makam Keramat Kwitang”,

Jurnal Studi Qur’an: Membangun Tradisi Berfikir Qur’an 14, No.1, 2018, 50.

3 Kata ziarah selalu di hubungkan dengan kegiatan mengunjungi

perkuburan atau ziarah kubur, dengan cara mendo‟akan, mengingatkan diri

sendiri, dan mengambil pelajaran terhadap kematian. Achmad Mufid A.R,

Risalah Kematian: Merawat Jenazah Tahlil, Tawasul, Ta’ziyah, dan Ziarah

Kubur (Jogjakarta: Total Media, 2007), 82.

4 Achmad Mufid A.R, Risalah Kematian: Merawat Jenazah Tahlil,

Tawasul, Ta’ziyah, dan Ziarah Kubur (Jogjakarta: Total Media 2007), 82.

Page 46: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

30

tidak pula tafrith.5 Dalam berziarah, para peziarah melakukan

ziarah dengan mengunjungi makam-makam yang memang bisa

diambil ibrah dari perjalanan hidupnya, yaitu:6

Mengunjungi makam para Nabi, para sahabat, ataupun

Tabi‟ Tabi‟in, mereka yang menyebarkan dan

memperkenalkan agama Islam hingga eksis sampai

saat ini.

Mengunjungi makam para Wali, Kiyai, Ustadz dan

Ustadzah yang mengajarkan ilmu agama, ilmu alam

dan ilmu ciptaan Tuhan yang memberikan ilmu

pengetahuan.

Mengunjungi makam keluarga, sahabat ataupun

kerabat dekat yang mempunyai hubungan kekeluargaan

yang erat dengan para peziarah kubur.

.

B. Ziarah Kubur Menurut Pandangan Islam

Pada hakikatnya semua yang bernyawa pasti akan

meninggal atau mati, manusia yang berziarah seharusnya untuk

mengingat kematian itu sendiri bukan untuk melakukan hal-hal

yang tidak sesuai dengan ajaran agama. Menurut syariat agama

Islam ziarah kubur adalah mengambil pelajaran atau ibrah dan

mengingat akan adanya kematian.7

Rasul memperbolehkan ummat Islam berziarah kubur

untuk mendo‟akan para kaum Muslim yang sudah meninggal.

Ziarah kubur itu sangat baik di dalam ajaran Islam. Di dalam

kitab Fiqh Sunnah hukum ziarah kubur termasuk kategori sunnah

5 Wasath itu adalah totalitas terhadap syariat Allah SWT, ifrath

adalah sikap berlebih-lebihan dalam menjalankan syariat agama, dan tafrith

adalah sikap meremehkan dalam menjalankan syariat agama.

6 Ja‟far Subhani, Tawassul, Tabbaruk, Ziarah Kubur, Karamah Wali

Apakah Termasuk Ajaran Islam? (Bandung: Pustaka Hidayah, 2010), 69.

7 Mutmainah Afra Rabbani, Adab Berziarah Kubur Untuk Wanita

(Tangerang: Lembar Pustaka Indonesia, 2014), 10-11.

Page 47: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

31

untuk kaum pria dan makruh untuk wanita, hukum-hukum

tersebut untuk dilakukan ummat Islam sebagaimana yang telah

ditentukan dan disepakti oleh para Ulama.8

Rasulullah saw, bersabda yang artinya “Aku dahulu

pernah melarang kalian untuk berziarah kubur, maka sekarang

berziarahlah kamu sekalian. Sebab, dengan berziarah akan

mengingatkan kamu pada akhirat.” (H.r. Imam Ahmad) 9

Dari Ibn Buraidata, dari ayahnya Ia berkata:

Rasulullah saw bersabda yang artinya: “Aku pernah melarang

kalian berziarah kubur, sekarang kalian boleh melakukannya.”

(H.r. Shahih Muslim).10

Pria dan wanita diperbolehkan ziarah kubur dengan syarat

tidak boleh duduk bersama dengan syarat jika bukan muhrim.

Antara laki-laki dan perempuan dibatasi dengan hijab, tidak boleh

meraung atau berteriak keras di kuburan, tidak boleh membuka

aurat, dan bukan berbuat kemungkaran yang dilakukan di

pemakaman.11

Fenomena ziarah kubur terdapat di berbagai daerah, setiap

daerah memiliki ciri khas yang unik bunga dan air kembang.12

Ziarah kubur sendiri memiliki kegiatan yang memiliki keutamaan

yaitu mengingat kematian itu sendiri. Islam membolehkan ziarah

kubur sebagai bentuk pelajaran dan mengingatkan akan adanya

alam lain selain kehidupan di muka bumi. Islam mensyaratkan

8 Mutmainah Afra Rabbani, Adab Berziarah Kubur Untuk Wanita,

Tangerang: Lembar Pustaka Indonesia, 2014), 45.

9 Achmad Mufid A.R, Risalah Kematian: Merawat Jenazah Tahlil,

Tawasul, Ta’ziyah, dan Ziarah Kubur (Jogjakarta: Total Media, 2007), 82.

10

Adib Bisri Mustofa, Terjemahan Shahi Muslim Jilid II (Semarang:

Asy Syifa, 1993), 150.

11

Zainal Abidin, Alam Kubur dan Seluk Beluknya (Jakarta: Rineka

Cipta, 1993), 64.

12 Hasil survei penulis dibeberapa tempat ziarah kubur sejak bulan

Maret hingga Desember di tahun 2018.

Page 48: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

32

bila melakukan ziarah boleh meminta restu atau do‟a kepada

mayat, meminta pertolongan kepada mayat.13

C. Ziarah Kubur Menurut Tradisi dan Budaya

Tradisi dalam bahasa latin yaitu traditio yang berarti

diteruskan atau bisa juga diartikan kebiasaan. Di dalam kamus

bahasa Indonesia tradisi adalah segala sesuatu seperti adat,

kebiasaan.14

Tradisi adalah suatu yang dilakukan sejak lama oleh

leluhur atau kebiasaan kegiatan turun-temurun. Menurut

Koentjaraningrat yang dikutip oleh Jamaluddin di dalam

jurnalnya bahwa budaya adalah suatu cara hidup yang

dikembangkan oleh masyarakat guna memenuhi kebutuhan

dasarnya untuk bertahan hidup, meneruskan keturunannya dan

mengatur pengalaman sosialnya.15

Tradisi ziarah adalah sebuah acara keagamaan yang sudah

ada turun-temurun bahkan sejak zaman Nabi. Masyarakat Betawi

setiap sebelum puasa atau sebelum lebaran Idul Fitri/Adha

mereka melaksanakan nyekar atau tabur bunga. Di daerah

Indramayu disebut sebagai tradisi ngunjung, di daerah Lampung

disebut sebagai tradisi ngejalang. Nyekar, tabur bunga, ngunjung,

ngejalang merupakan istilah dari tradisi ziarah kubur yang berasal

dari berbagai daerah. Tidak ada anjuran khusus dalam berziarah

13 Zainal Abidin, Alam Kubur dan Seluk Beluknya (Jakarta: Rineka

Cipta, 1993), 64.

14

Hamzah Samsuri, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern,

(Surabaya: Greisida Press, 2005), 587.

15

Jamaluddin, Tradisi Ziarah Kubur Dalam Masyarakat Melayu

Kuantan. Sosial Budaya: Media Komunikasi Ilmu-ilmu Sosial dan Budaya Vol

11, No 2 Juli – Desember 2014.

Page 49: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

33

untuk menyebarkan bunga di atas makam16

namun terdapat

akulturasi dari barat yang menaburkan bunga di atas kuburan

kerabat, hal ini merupakan percampuran budaya timur dan barat,

sehingga menciptakan kultur budaya yang dinamis. Ummat

beragama melakukan ritual atau tradisi atas dasar menghormati

leluhur pada zaman dahulu, seperti tradisi ziarah yang

dipertahankan sampai detik ini. Beberapa kelompok masyarakat

melakukan pembangunan sebuah siklus ekonomi di dalam tradisi

ziarah, seperti membuka warung makan, dan lain-lain .17

Tradisi ziarah ini tidak hanya berfungsi sebagai pengingat

akan kematian, tetapi juga menjadi sarana rekreasi untuk

mengajarkan nilai-nilai keagamaan kepada anak atau sekedar

wisata rohani. Masyarakat sendiri menjaga nilai-nilai tradisi yang

sudah ada sejak dahulu dan turun temurun, menghilangkan yang

buruk dan menjaga yang baik, dan mengakulturasikan budaya

tersebut dengan nilai-nilai keislaman.18

Ki Hajar Dewantara, menuturkan tentang kebudayaan

menjadi 3, yaitu:19

Yang pertama menurut perkataanya, maka kebudayaan

yang berarti “buah budi” manusia dan kerenanya baik

yang bersifat lahir, maupun batin, selalu mengundang

sifat-sifat keluhuran dan kehalusan atau keindahan, ethis,

16 Ustadz Sugleli, Imam Masjid Luar Batang, wawancara pribadi,

Jakarta, 1 Maret 2019.

17

Hasil penelitian penulis pada acara ta‟lim setiap hari Minggu di

makam Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi Kwitang.

18

Nilai-nilai keIslaman disini adalah seperti ke tauhidan, pembacaan

ayat suci Al-Qur‟an, pembacaan dzikir dan lain sebagainya.

19

I. Djumhur, dan H. Danasuparta, Pengantar ke Antropologi Budaya

(Jakarta: fadil & Co, 1962), 11.

Page 50: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

34

dan aesthetis, yang ada pada hidup manusia pada

umumnya.

Yang kedua menurut timbulnya atau terjadinya, maka

kebudayaan adalah hasil perjuangan manusia yakni

perjuangannya terhadap segala kekuatan alam yang

mengelilinginya dan segala pengaruh zaman atau

masyarakatnya yang kedua-duanya alam dan zaman

tersebut menyebabkan terus-menerus berganti-gantinya

segala bentuk dan isi kebudayaan di dalam hidup tiap-tiap

bangsa.

Yang ketiga di dalam artinya yang umum, yang terpakai

sehari-harinya, kebudayaan itu berarti sifat utuhnya

bangsa, teristimewa mengenai tingkatan atau derajat

kemanusiaannya, baik lahir maupun batin.

Menurut pakar budaya Belanda Enno Van Gelder, istilah

kebudayaan dalam bahasa Inggris disebut culture, dalam bahasa

Jerman disebut kultur, dalam bahasa Belanda cultuur. bahwa

etimologi kata ini berasal dari kata latin colore yang berarti

mengerjakan, memelihara. Kultuur dikatakan pada usaha yang

dilakukan pada barang atau daya intelek untuk memperbaiki atau

memulihkannya.20

Unsur kebudayaan menurut para ahli di bagi menjadi dua

yaitu unsur besar dan unsur kecil, dari unsur besar dan unsur kecil

tersebut merupakan bagian dari kebulatan yang bersifat kesatuan.

Perumusan tersebut oleh para ahli dibuat menjadi unsur-unsur

pokok seperti yang dijelaskan oleh Melville J. Herkovits yang

mengajukan empat unsur pokok kebudayaan, yaitu:21

20 Sidi Gazalba, Pengantar Kebudayaan Sebagai Ilmu (Jakarta:

Pustaka Antara, 1968), 9.

21

Dengan lain perkaataan, kebudayaan mencakup kesemuanya yang

di dapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Soerjono

Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: Rajawali Pers, 2005), 172-173.

Page 51: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

35

Alat-alat tekhnologi.

Sistem ekonomi.

Keluarga.

Kekuasaan politik.

Setiap 4 unsur pokok tersebut dapat diurai menjadi unsur

besar dan usur kecil, seperti halnya unsur kecil yaitu pensil, buku,

penghapus yang di kategorikan sebagai alat-alat tekhnologi.

Untuk unsur besar bisa jadi majlis dewan perwakilan rakyat,

dewan perwakilan daerah ataupun unsur keluarga yang

dikategorikan menjadi kekuasaan politik ataupun keluarga.

Banyak tradisi dan budaya yang sudah lama ditinggalkan oleh

masyarakat Indonesia, dan ada juga tradisi dan budaya yang

dijaga, dilestarikan, dan dipopulerkan sampai saat ini. Salah satu

tradisi dan budaya yang dipertahankan adalah tradisi dan budaya

ziarah kubur. Tradisi dan budaya ziarah kubur di Indonesia

dilakukan oleh masyarakat Muslim yang sering berziarah di

kuburan saudara, ibu, ayah atau para tokoh-tokoh masyarakat

yang berpengaruh.

Tradisi dan budaya ziarah kubur adalah tradisi keagamaan

yang sudah turun temurun dijaga oleh masyarkat adat dan sering

terjadi di kehidupan masyarakat baik masyarakat traditional

maupun mayarakat modern. Menurut Parlindungan Siregar di

dalam jurnal Islam and Humanities yang berjudul tradisi ziarah

kubur pada makam keramat/kuno Jakarta, ia mengatakan bahwa

ziarah kubur merupakan tradisi keagamaan dan budaya

masyarakat yang mengakar maka yang urgent adalah proses

Page 52: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

36

kesinambungan didalamnya, yakni kesinambungan budaya pra-

Islam sampai masa kedatangan Islam di Nusantara.22

D. Tujuan Ziarah Kubur

Dengan ziarah kubur, para peziarah dapat mengingat akan

kematian. Mereka melakukan kegiatan wisata ruhani dengan cara

berziarah. Pada umumnya yang melakukan ziarah adalah

kelompok majlis ta’lim, penghuni pesantren santri dan santriah,

Ustadz dan Ustadzah, keluarga besar dan ada yang melakukan

kegiatan ini secara individu atau berkelompok dalam melakukan

ziarah kubur.

Dalam kegiatan berziarah paling lama dilakukan dalam

kegiatan ini adalah sejam dan paling sebentar adalah setengah

jam.23

Kegiatan yang dilakukan dalam berziarah kubur antara lain

pembacaan surah Yasin dan tahlil. Zainal Abidin di dalam

bukunya Alam Kubur dan Seluk beluknya berpedapat bahwa

maksud dari ziarah kubur ada dua yaitu:24

Mengambil manfaat dengan mengingat kematian.

Si mayat yang diziarahi memperoleh manfaat dengan

ucapan do‟a salam oleh para peziarah dan permohonan

pengampunan.

22 Ziarah kubur melalui pintu ilmu sejarah maka kacamata yang

digunakan adalah kacamata yang berdimensi 4 c yaitu continuity, change,

connection, dan communion. Parlindungan Siregar, Islam and Humanities

(Islam and Malay Local Wisdom) (Palembang: Noer Fikri Offser bekerjasama

dengan fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negri Raden Fatah

Palembang, 2011), 373.

23

Hasil penelitian penulis pada acara ta‟lim setiap hari Minggu di

makam Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi Kwitang.

24

Abidin, Zainal, Alam Kubur dan Seluk Beluknya (Jakarta: Rineka

Cipta, 1993), 64.

Page 53: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

37

Habib Ali bin Yahya Alkisah mengatakan bahwa

mengunjungi makam orang tua yang sudah tiada di hari Jumat

adalah perbutaan yang disarankan dalam agama dan terdapat

penejelasan nya di dalam Hadist.25

Pendapat Ulama Imam

Jalaluddin As-Suyuti mengutip dari kitab Al-„Arba‟in ath-

Tha‟iyah menuturkan bahwa, “seorang mayat akan senang di

dalam kuburnya jika dikunjungi oleh orang yang dicintainya di

dunia”.26

25 Habib Ali bin Yahya, pembuat majalah Alkisah, wawancara

pribadi, Jakarta, 23 April 2019.

26

Jalaluddin As-Suyuthi, Ziarah ke Alam Barzakh (Bandung: Pustaka

Hidayah, 2005), 268.

Page 54: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

38

Page 55: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

39

BAB V

TRADISI ZIARAH KUBUR DI MAKAM HABIB ALI BIN

ABDURRAHMAN AL-HABSYI

A. Profil Habib Ali bin Abdrurrahman Al-Habsyi

Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi adalah salah satu

ulama kondang di zamannya. Pada tahun 1940 M hingga 1960 M

ia berda‟wah bersama 2 orang ulama yaitu Habib Ali bin Husein

al-Attas Bungur dan Habib Salim bin Ahmad bin Jindan. Habib

Ali bin Abdurrahman adalah seorang Ulama terkemuka dari

Jakarta yang bertempat tinggal di Kwitang, yang sekarang lebih

di kenal dengan Kramat Kwitang. Ia adalah anak dari Habib

Abdurrahman bin Abdullah bin Muhammad Al-Habsyi.1

Habib Ali dilahirkan pada tanggal 20 Jumadil „Awal 1286

H atau hari Minggu bertepatan dengan 20 April 1869 M, dengan

ayah bernama Habib Abdurrahman Al-Habsyi dan ibu bernama

Nyai Salamah.2 Ia adalah keturunan dari Habib Muhammad bin

Husein bin Abdurrahman Al-Habsyi yang berasal dari Hadramaut

dan menetap di Pontianak, Kalimantan Barat. Habib Abdurahman

1 Nasab Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi adalah Ali bin

Abdurrahman bin Abdullah bin Muhammad bin Husein bin Abdurrahman bin

Husein bin Abdurrahman bin Hadi bin Ahmad Al-Habsyi bin Ali bin Ahmad

bin Muhammad Assadullah bin Hasan At-Turabi bin Ali bin Muhammad Al-

Faqih Al-Muqaddam bin Ali bin Muhammad Shahib Mirbath bin Ali Khala‟

Qasam bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin „Ubaidillah bin Ahmad Al-

Muhanjir bin Isa bin Muhammad An-Naqib bin Ali Al-„Uradhi bin Ja‟far ash-

Shadiq bin Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Husein bin Ali bin

Abi Thalib suami Fatimmah Az-Zahra binti Rasulullah saw. Abdul Qodir

Umar Mauladdawilah, 17 Habaib Berpengaruh di Indonesia (Malang: Pustaka

Basma, 2013), 123-124.

2 Abdul Qodir Umar Mauladdawilah, Tiga Serangkai Ulama Tanah

Betawi (Jakarta: Pustaka Basma, 2009), 20.

Page 56: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

40

hijrah ke jakarta semenjak ayah nya wafat, dan menetap di daerah

Kwitang. Ayah Habib Ali Kwitang sendiri yaitu Habib

abdurrahman menikah dengan Nyai Salamah anak dari ulama

Betawi yang berdomisili di Jatinegara.3

Habib Abdurrahman memiliki satu anak yaitu Habib Ali

bin Abdurrahman Al-Habsyi. Habib Ali masih memiliki

hubungan keluarga dengan Raden Saleh, seorang pelukis dari

Indonesia yang terkenal di dunia International dari garis

keturunan ibunya. Makam ayah Habib Ali sendiri dimakamkan di

belakang Taman Ismail Marzuki, yang dahulu adalah tanah milik

Raden Saleh.4 Sebelum ayahnya meninggal, Habib Abdurrahman

berwasiat kepada istrinya agar Habib Ali Kwitang kecil di

berangkatkan ke Hadramaut untuk mengenyam pendidikan

agama disana. keberangkatan Habib Ali Kwitang dirasa

memberatkan hati ibunya, akan tetapi karena diwasiatkan oleh

sang suami ibu Habib Ali Kwitang memberangkatkan nya ke

Timur Tengah dengan menggadaikan emas satu-satunya untuk

bekal Habib Ali Kwitang di Timur Tengah.5

Seperti pada umumnya para ulama zaman dahulu, baik

Kiyai, Ustdaz ataupun Habaib, mengirim anak-anaknya keluar

Nusantara untuk mengenyam pendidikan agama di luar negri

seperti Mesir, Sudan, Hadramaut, Madinah, serta Makkah dan

lain-lain. Habib Ali Kwitang turut belajar di timur tengah, ia

3 Abdul Qodir Umar Mauladdawilah, Tiga Serangkai Ulama Tanah

Betawi (Jakarta: Pustaka Basma, 2009), 20.

4 Abdurrahman bin Muhammad Al-Habsyi, dan Prasetyo Sudrajat,

Sumur Tak Pernah Kering: Dari Kwitang Menjadi Ulama Besar, 2-4.

5 Abdurrahman bin Muhammad Al-Habsyi, dan Prasetyo Sudrajat,

Sumur Tak Pernah Kering: Dari Kwitang Menjadi Ulama Besar, 2-4.

Page 57: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

41

menempuh pendidikan di Hadramaut, Yaman Selatan kurang

lebih selama 11-12 tahun, dan di Makkah ia bermukim sambil

belajar selama kurang lebih 4 tahun.6 Setelah selesai dan dirasa

cukup, Habib Ali pulang dari sana ia masih tetap menimba ilmu

dengan ulama-ulama sepuh di daerah Jakarta dan sekitarnya. Ia

tidak pernah berhenti menimba ilmu dari para ulama tanah air.

Habib Ali Kwitang berguru kepada ulama tanah air

sepulang dari Timur Tengah antara lain, kepada:7

Mufti Betawi Al-Habib Usman bin Yahya.

Habib Abdullah bin Muhsin Al-Attas Keramat Empang

Bogor.

Habib Muhammad bin Ahmad Al-Muhdor Bondowoso.

K.H Abdul Hamid.

K.H. Mujtaba bin Ahmad.

Habib Muhammad bin Alwi Ash-Shulaibiyah Al-Aydrus.

Adapun guru-guru yang mengajarkan ia di Timur Tengah

antara lain, kepada:8

Habib Muhammad Al-Azad, Yaitu pengarang maulid Al-

Azad.

Habib Abdurrahman bin Alwi Al-Aydrus.

Al-Imam Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi.

Al-Imam Habib Ahmad bin Hasan Al-Attas.

Habib Hasan bin Ahmad Al-Aydrus.

Habib Zein bin Alwi Ba‟bud.

Syeikh Hasan bin Awadh Mukhaddam.

6 Ustadz Nurdin Abdurrahman, ketua Masjid Ar-Riyadh atau Masjid

Kwitang, wawancara pribadi, Jakarta, 14 Desember 2018.

7 Ustadz Nurdin Abdurrahman, ketua Masjid Ar-Riyadh atau Masjid

Kwitang, wawancara pribadi, Jakarta, 14 Desember 2018.

8 Abdul Qodir Umar Mauladdawilah, Tiga Serangkai Ulama Tanah

Betawi (Jakarta: Pustaka Basma, 2009), 22-23.

Page 58: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

42

Habib Ali adalah seorang ulama yang ulet.9 Selain

berda‟wah, ia juga seorang pedagang. Penuturan Ustadz Anto

Djibril mengisahkan tentang asal-usul pasar pagi di daerah

kawasan Tanah Abang. Menurut kisah yang di ceritakan nya,

suatu hari Habib Ali Kwitang berdagang seperti biasa di Tanah

Abang, ia menaiki kuda menuju ke pasar setelah sampai ia

berdagang hingga menjelang Dzuhur. Lalu Habib Ali menutup

tokonya untuk bersiap-siap menuju masjid menunaikan sholat

Dzuhur, para pedagang yang tahu bahwa ia adalah ulama

mengikuti apa yang ia lakukan menutup tokonya masing-masing.

Jadilah pasar di salah satu kawasan Tanah Abang disebut sebagai

pasar pagi yang dimana para pedagangnya hanya buka sampai

Dzuhur.10

Para pedagang mengikuti apa yang dilakukan Habib

Ali Kwitang yaitu menutup toko dan bersiap-siap menuju masjid,

dan para pedagang meminta Habib Ali Kwitang untuk

mengajarkan agama sambil menunggu tibanya sholat Dzuhur.

Setelah kegiatan da‟wah di masjid dengan para pedagang pasar

tanah abang dan usai sholat dzuhur, ia melanjutkan kegiatan

berdagang dan berda‟wah dari kampung ke kampung sampai

menginjak usia 70 tahun.11

Selain itu Habib Ali Kwitang juga berkontribusi dalam

pendirian Jamiat Kheir, Jamiat Kheir sendiri terletak di jalan K.H

9 Ulet disini diibaratkan sebagai ulama yang tekun diambil dari

filosofi binatang yaitu ulat yang mempunyai proses panjang untuk mejadi

seekor kupu-kupu.

10

Ustadz Anto Djibril, tangan kanan Habib Ali Abdurrahman,

wawancara pribadi, Jakarta, 11 Maret 2019.

11

Abdurrahman bin Muhammad Al-Habsyi, dan Prasetyo Sudrajat,

Sumur Tak Pernah Kering: Dari Kwitang Menjadi Ulama Besar, 13.

Page 59: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

43

Mas Masyur 17, Tanah Abang. Organisasi ini sendiri adalah

organisasi yang awalnya untuk menampung semua aspirasi Al-

Alawiyyin, Al-Masyaikh, dan Al-Ajami. Lalu organisasi ini

mendirikan sebuah madrasah di bilangan daerah Jakarta. Habib

Ali Kwitang turut berkontribusi dalam organisasi ini dan menjadi

dewan komisaris.12

Habib Ali Kwitang mengikuti Sarekat Islam yang

dipimpin oleh Haji Oemar Said Tjokroaminoto (salah satu

pahlawan Indonesia) dan kontribusi besar Habib Ali Kwitang

adalah membantu masuknya organisasi Nahdhatul Ulama ke kota

Jakarta, karena ia mempunyai hubungan dengan K. H. Hasyim

Asy‟ari, sebagai guru dan murid. Ia menjembatani NU dengan

mengutus murid-muridnya seperti Kiyai Muhammad Naim, Kiyai

Abdurrozak Ma‟mun, Kiyai Sibrah Malisi, dan guru Mughni

untuk mengurus NU di Batavia.13

Habib Ali Kwitang mendirikan

sebuah majlis ta’lim yang bisa dikatakan majlis ta’lim pertama di

Jakarta yang menggunakan kata majlis ta’lim yang berdiri pada

tahun 1889 M yang diresmikan oleh Habib Usman bin Yahya.14

Karena mendirikn majlis ta’lim, sehingga ia dijadikan salah satu

pelopor perkembangan agama Islam di Jakarta. Sebelum ia

mendirikan majlis ta’lim terlebih dahulu ia mengirimkan surat

kepada guru-gurunya yang berada di Timur Tengah dan di

Indonesia untuk mendirikan sebuah majlis ilmu untuk

12 Ustadz Nurdin Abdurrahman, ketua Masjid Ar-Riyadh atau Masjid

Kwitang, wawancara Pribadi, Jakarta, 14 Desember 2018.

13

Ustadz Anto Djibril, tangan kanan Habib Ali Abdurrahman,

wawancara pribadi, Jakarta, 11 Maret 2019.

14

Ustadz Anto Djibril, tangan kanan Habib Ali Abdurrahman,

wawancara pribadi, Jakarta, 11 Maret 2019.

Page 60: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

44

mensyiarkan ajaran agama Islam dan setelah mendapatkan

balasan dari para guru nya, maka berdirilah majlis ta’lim tersebut.

Untuk surat-surat balasan dari sang guru, Habib Ali Kwitang

menyimpannya di imamah atau tutup kepala hingga dibawa

sampai ke liang lahat.15

Setelah mendapatkan restu gurunya Habib Ali membuat

majlis ta’lim pertama di masjid Ar-Riyadh yang awalnya

mengkaji kitab-kitab yang bermuatan tinggi atau pemabahasan

rumit, yang juga diajarkan Habib Ali Kwitang di masjid Tanah

Abang. Ketika sudah banyak yang mengikuti kajian tersebut

barulah dipindah ke rumah Habib Ali Kwitang yang tidak jauh

dari masjid Ar-Riyadh yang sekarang dihibahkan menjadi Islamic

Center hingga saat ini menjadi majlis ta’lim tertua di Jakarta

bahkan di Indonesia. Di karenakan banyaknya jama‟ah yang

mengikuti majlis ta’lim tempat majlis tersebut di pugar agar

dalam menampung jama‟ah yang semakin banyak mencapai

ribuan orang kapasitasnya memadai.16

Murid-murid Habib Ali

Kwitang sendiri terinspirasi membuat majlis di kediaman masing-

masing seperti K.H. Abdullah Syafi‟i memimpin majlis ta’lim

Asy- Syafi‟iyah Tebet Jakarta Selatan, tidak hanya majlis ta‟lim

tetapi juga mendirikan pondok pesantren. K.H. Thahir Rahili

memimpin majlis ta’lim Ath-Thahiriyah Kp. Melayu Jakarta

Timur dan Bukit Duri Jakarta Selatan, tidak hanya majlis ta’lim

ia juga mendirikan madrasah hingga perguruan tinggi. Habib

15 Ustadz Anto Djibril, tangan kanan Habib Ali Abdurrahman,

wawancara pribadi, Jakarta, 11 Maret 2019.

16

Ustadz Anto Djibril, tangan kanan Habib Ali Abdurrahman,

wawancara pribadi, Jakarta, 11 Maret 2019.

Page 61: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

45

Abdurrahman Assegaf mendirikan majlis ta’lim Assaqofiyyah

Bukit Duri Jakarta Selatan, Kiyai Haji Ahmad Marzuki bin

Mirshod Cipinang Muara salah satu murid Habib Ali Kwitang

yang diutus untuk membantu NU di Jakarta, mereka adalah

tonggak penggerak da‟wah yang diestafetkan setelah Habib Ali

Kwitang wafat.17

Untuk majlis ta’lim Kwitang sendiri

diamanahkan dan dilanjutkan oleh anaknya yaitu Habib

Muhammad bin Ali Al-Habsyi. Setelah mendirikan majlis ta’lim,

Habib Ali Kwitang juga mendirikan sebuah sekolah yang ia

berikan nama Madrasah Unwanul Falah yang diresmikan pada

tahun 1920 M. Madrasah ini adalah Madrasah modern saat itu

yang menerapkan sistem pembagian kelas, banyak para ulama-

ulama Betawi yang belajar dan berguru di madrasah ini maka

Habib Ali Kwitang disebut sebagai guru bagi para ulama

Betawi.18

Habib Ali Kwitang adalah salah satu ulama penggerak

pembacaan maulid, dan ia seorang ulama yang diijazahkan

langsung oleh sang penulis kitab maulid untuk menyebarkan

Maulid Simtud Dhurar karya Habib Ali bin Muhammad Al-

Habsyi dan Maulid Al-„Azad karya dari Habib Muhammad Al-

Azad, Yaitu pengarang maulid Al-Azad. Ia lah yang berjasa

mebawa maulidan di Indonesia, masyarakat dibeberapa daerah

lebih mengenal kitab Barzanji dan masyarakat dibeberapa daerah

juga sudah memiliki kitab maulid tersendiri.

17 Abdul Qodir Umar Mauladdawilah, 17 Habaib Berpengaruh di

Indonesia (Malang: Pustaka Basma, 2013), 148.

18

Abdurrahman bin Muhammad Al-Habsyi, dan Prasetyo Sudrajat,

Sumur Tak Pernah Kering: Dari Kwitang Menjadi Ulama Besar, 15.

Page 62: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

46

Ketika Habib Ali wafat, ia menginginkan dikubur

ditempat dimana ia setiap sebelum masuk waktu Shubuh sehabis

sholat tahajjud, menimba air di sumur untuk orang-orang yang

berwudhu di masjid Ar-Riyadh Kwitang pada zaman dahulu.

Maka tempat itulah yang dijadikan lokasi tempat peristirahatan

terakhirnya.19

Ia tidak ingin jauh dari tempat perjuangan

berda‟wah semasa hidupnya. Ia wafat pada malam senin pukul

20.45 petang dan menempati tempat peristirahatan terakhir pada

tanggal 20 Rajab 1388 H bertepatan dengan 13 Oktober 1968 M,

dan dikuburkan setelah waktu Ashar. Banyak dari muridnya yang

berada di luar Jakarta dan masyarakat dari berbagai wilayah hadir

di saat mengetahuinya wafat. Satu-satunya media Indonesia yaitu

TVRI meliput pemakaman nya dan menjadikan berita nasional

pada saat itu, TVRI sendiri meliput sejak akan di kebumikannya

jenazah Habib Ali Kwitang.20

Ribuan jamaah hadir untuk

menghormatinya, termasuk para pemuka agama, negarawan dan

politikus datang silih berganti untuk memberi penghormatan

terakhir dan do‟a.

B. Pelaksanaan Ziarah Kubur di Makam Habib Ali bin

Abdurrahman Al-Habsyi

Pelaksanaan ziarah kubur di makam Habib Ali bin

Abdurrahman Al-Habsyi Kwitang sendiri berlangsung setiap hari

dan 24 jam nonstop. Dengan 24 jam nonstop para peziarah tidak

19 Ustadz Anto Djibril, tangan kanan Habib Ali Abdurrahman,

Jakarta, 11 Maret 2019.

20

Abdul Qodir Umar Mauladdawilah, 17 Habaib Berpengaruh di

Indonesia (Malang: Pustaka Basma, 2013), 150.

Page 63: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

47

perlu khawatir akan ditutupnya makam Habib Ali Kwitang. Para

peziarah bisa datang kapan saja dan dengan durasi waktu yang

tidak ditentukan. Hal ini di benarkan oleh kuncen makam Habib

Ali Kwitang yaitu bang Husin, dimana para peziarah yang hadir

untuk berziarah berasal dari luar daerah dan sekitaran Jakarta

sendiri, Mereka hadir secara rombongan majlis ta’lim ataupun

rombongan dari pesantren yang sedang rihlah ruhiah atau bisa

disebut wisata rohani.21

Banyaknya animo peziarah disetiap hari Minggu membuat

makam Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi ramai diziarahi,

salain itu juga peziarah datang di bulan-bulan Maulid atau di hari

besar Islam lain nya. Rata-rata yang berziarah di makam Habib

Ali bin Abdurrahman Al-habsyi mencapai 500 sampai dengan

1000 orang pada setiap hari Minggu22

tidak termasuk saat haul

atau acara-acara lain nya, yang bisa mencapai ribuan jama‟ah

yang hadir.23

Para peziarah yang melakukan ziarah ke makam

Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi berasal dari berbagai

wilayah di Indonesia yaitu: Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang,

Bekasi, adapun di bulan-bulan Maulid berasal dari luar daerah

Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatra dan Kalimantan

ada pula yang berasal dari manca negara seperti Malaysia,

Brunei, Singapore, Thailand, Arab Saudi, Yaman dan

21 Bang Husin, Kuncen Makam Habib Ali Kwitang, wawancara

pribadi, Jakarta, 26 Maret 2019.

22

Hasil penelitian penulis pada hari Minggu tanggal 14 Juli 2019.

Jumlah jama‟ah yang melakukan ziarah di makam Habib Ali Kwitang

berjumlah 560 orang angka ini masih bisa bertambah jika terdapat acara seperti

haul dan sebagainya.

23

Ustadz Anto Djibril, tangan kanan Habib Ali Abdurrahman,

wawancara pribadi, Jakarta, 11 Maret 2019.

Page 64: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

48

sebagainya.24

Rata-rata di setiap minggunya para peziarah yang

hadir bisa dilihat dari kendaraan yang terparkir di parkiran yang

tersebar di beberapa titik, yaitu kendaraan yang rata-rata berplat

B dan A. Jama‟ah yang banyak setiap minggunya berasal dari

Jakarta, Tangerang, Bekasi dan Depok. Lalu sebagaian dari

wilayah Banten seperti Serang dan Pandeglang. Kebayanyakan

para peziarah berguru pada murid-murid Habib Ali Kwitang yang

tersebar di berbagai daerah di Indonesia.

Para peziarah yang berziarah di makam Habib Ali

Kwitang rata-rata adalah jama‟ah majlis ta’lim Kwitang sendiri

atau majlis ta’lim dari murid-murid Habib Ali Kwitang, selain itu

mereka yang berziarah ke makam Habib Ali Kwitang selain dari

pada jama‟ah dari murid Habib Kwitang adalah hasil

rekomendasi teman, keluarga atau hasil pencarian dari Internet.

Hal ini yang menyebabkan bahwa da‟wah atau pengaruh Habib

Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi sangatlah berpengaruh dan

sukses dalam mensyiarkan ajaran agama untuk masyarakat di

Indonesia khususnya di sekitar wilayah Jakarta.

1. Administrasi

Untuk Administrasi, para peziarah yang datang dari luar

daerah untuk bisa berziarah ke makam Habib Ali Kwitang harus

melewati prosedur meminta izin ke Habib Ali Abdurrahman,

serta menunggu di ruang majlis ta’lim, kemudian akan diantar

oleh Habib Ali Abdurrahman sendiri jika rombongan laki-laki,

24 Survei penulis pada tanggal 10-14 Desember 2018 di Kwitang,

Kecamatan Senen, Kota Jakarta Pusat.

Page 65: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

49

ataupun dengan Istri Habib Ali sendiri jika rombongan

perempuan atau jika keduanya berhalangan bersama staff Habib

Ali, jika terdapat pemimpin rombongan peziarah di persilahkan

memimpin ziarah sendiri.25

Setiap hari Minggu makam Habib Ali dipenuhi oleh para

peziarah sebelum datang ke ta’lim. Ini menunjukkan bahwa

antusias masyarakat sekitar Kwitang menghormati Habib Ali bin

Abdurrahman Kwitang sebagai tokoh agama atau ulama yang

dicintai hingga akhir hayatnya. Jika berziarah di tempat lain pasti

memiliki syarat-syarat untuk berziarah di tempat tersebut dalam

urusan administrasi, hal ini tidak berlaku di makam Habib Ali bin

Abdurrahman Kwitang. Disini orang-orang yang ingin ziarah

dipersilahkan, tidak dituntut untuk menyerahkan KTP hanya

memberikan laporan kepada kuncen ataupun menghubungi Habib

Ali Abdurrahman26

terlebih dahulu sebelum berziarah dan setelah

berziarah.27

Untuk sedekah tidak dikenakan tarif atau sebagainya,

tetapi hanya berapapun yang sesuai dengan keikhlasan para

peziarah untuk membantu kegiatan oprasional makam maupun

masjid seperti membersihkan makam, masjid, serta perawatan

oprasional makam atau masjid itu sendiri agar bersih terawat.

Prosedur ini sudah dilakukan semenjak Habib Muhammad

bin Ali Al-Habsyi menggantikan ayahnya dan secara tidak

langsung sudah menjadi kebiasaan hingga di zaman cicit nya

25 Bang Husin, Kuncen Makam Habib Ali Kwitang, wawancara

pribadi, Jakarta, 26 Maret 2019.

26

Cicit Habib Ali Kwitang dari Habib Abdurrahman bin Muhmmad

Al-Habsyi.

27

Bang Husin, kuncen makam Habib Ali Kwitang, Jakarta, 26 Maret

2019.

Page 66: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

50

yaitu Habib Ali Abdurrahman Al-Habsyi. Jika bukan rombongan,

dipersilahkan langsung menuju makam tanpa perlu meminta izin

ke shohibul Makam.28

Untuk kuncen sendiri hanya memantau

jalannya para peziarah dan menegur apabila ada peziarah yang

melanggar peraturan makam. Untuk para peziarah yang dari luar

Jakarta seperti Kalimantan dan Sumatra hadir dengan rombongan

di bulan Maulid dan bulan Sya‟ban itu adalah bulan puncak

peziarah dari luar daerah Jakarta.

2. Larangan di Makam Habib Ali Kwitang

Pada dasarnya ziarah ke makam Habib Ali bin

Abdurrahman Al-Habsyi tidak serumit meminta perizinan dan

berziarah di makam-makam lainnya seperti Wali Songo yang

harus melewati prosedur yang rumit jika rombongan, hanya saja

berziarah ke makam Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi

Kwitang tidaklah serumit jika kita berziarah ke makam-makam

lainnya di pulau Jawa. Jika berziarah ke makam Habib Ali

Kwitang harus meluruskan niat dan tidak boleh neko-neko dalam

berziarah serta taat akan aturan yang sudah ditetapkan. Sebelum

meninggal Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi berwasiat

kepada putranya Habib Muhammad bin Ali Al-Habsyi, point-

point wasiat tersebut adalah:29

1. Tidak memperbolehkan para peziarah membawa

minuman dan makanan ke dalam makam. Untuk minuman

dilarang dikarenakan takut terdapat syubhat yang

dilakukan untuk meminta penyembuhan dari makam

lewat air yang dibawa masuk.

28 Bang Husin, kuncen makam Habib Ali Kwitang, Jakarta, 26 Maret

2019.

29

Ustadz Nurdin Abdurrahman ketua Masjid Ar-Riyadh atau Masjid

Kwitang, Jakarta, 14 Desember 2018.

Page 67: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

51

2. Tidak diperbolehkan menaruh kotak amal di dalamnya.

3. Jangan membakar kemenyan di dalam makam.

4. Dan untuk para peziarah tidak diperbolehkan niatnya

meminta ke pada ahli kubur selain meminta kepada Allah

SWT.

Akan tetapi wasiat ini setelah ia wafat tidak diindahkan

oleh para peziarah, menurut Ustadz Anto Djibril para peziarah

pada saat itu sudah terbiasa dengan budaya mengunjungi makam

para Wali Songo khususnya Sunan Gunung Jati yang masih tetap

mempercayai hal-hal mistik.30

Mengapa dengan ziarah Wali

Songo lebih khusus Sunan Gunung Jati, dikarenakan ziarah di

sana melakukan budaya yang sudah mendarah daging yaitu

melempar duit ke makam, membawa kemenyan dan sebagainya

ke makam. Sudah menjadi sebuah kebiasaan dan tidak dilarang.

Itu yang menyebabkan Habib Abdurrahman bin Muhmmad Al-

Habsyi marah dengan tidak di indahkannya wasiat Habib Ali Al-

Habsyi Kwitang kakek nya dimana para peziarah melemparkan

uang ke makam dan berdo‟a.

Ketika itu juga Habib Abdurrahman memasang ma‟lumat

yang berisikan wasiat dari kakek nya.31

Untuk wasiatnya, sudah

terpasang dan dapat dilihat di setiap dinding sebelum memasuki

makam dan di dalam sekitar dinding makam. Dalam membakar

kemenyan terdapat pengecualian yaitu keluarga atau keturunan

almarhum yang diperbolehkan membakar wangi-wangian ketika

berziarah ke makam almarhum, menurut penuturan Ustadz.

30 Ustadz Anto Djibril, tangan kanan Habib Ali Abdurrahman,

wawancara pribadi, Jakarta, 11 Maret 2019.

31

Ustadz Anto Djibril, tangan kanan Habib Ali Abdurrahman,

wawancara pribadi, Jakarta, 11 Maret 2019.

Page 68: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

52

Nurdin Abdurrahman selaku ketua dewan kemakmuran masjid

atau bisa disingkat DKM masjid Ar-Riyadh bahwa sanya orang

Arab itu tidak hanya di kuburan tapi dimanapun suka membakar

wangi-wangian dan suka memakai wewangian.32

Untuk larangan

yang tidak dibolehkan dalam berziarah ke makam Habib Ali bin

Abdurrahman Al-Habsyi sama dengan wasiat yang diberikan oleh

nya hanya saja ada tambahan yaitu tidak diperkenankan peziarah

mengambil tanah makam, untuk terhindar dari hal yang tidak

diinginkan seperti azimat dan sebagainya.33

3. Tatacara Ziarah

Untuk tatacara berziarahnya yaitu pertama pengucapan

salam sesuai anjuran Rasul saw, setelah itu membaca suroh

Yaasin, membaca tahlil, dan do‟a untuk al-marhum.34

Ciri khas

setelah pembacaan yang disebutkan di atas adalah budaya

pembacaan ghasidah, ghasidah adalah ucapan sanjungan

bermunajat kepada Allah swt, bershalawat kepada Rasul.

Ghasidah yang dilakukan di makam Habib Ali Kwitang

merupakan syair-syair yang dibuat oleh Habib Sholeh Tanggul

ataupun dibuat oleh Habib Muhmmad Ba‟abut Lawang.35

Di

komplek makam Habib Ali Kwitang tidak hanya ia sendiri yang

dikuburkan tetapi terdapat tiga kuburan, yaitu: anak, menantu,

32 Ustadz Nurdin Abdurrahman, ketua Masjid Ar-Riyadh atau Masjid

Kwitang, Jakarta, 14 Desember 2018.

33

Ustadz Nurdin Abdurrahman , ketua Masjid Ar-Riyadh atau

masjid Kwitang, Jakarta, 14 Desember 2018.

34

Ustadz Anto Djibril, tangan kanan Habib Ali Abdurrahman,

wawancara pribadi, Jakarta, 11 Maret 2019.

35

Ustadz Anto Djibril, tangan kanan Habib Ali Abdurrahman,

wawancara pribadi, Jakarta, 11 Maret 2019.

Page 69: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

53

dan cucunya. Area pemakaman ini tidak begitu luas seperti di

tempat-tempat ziarah lainnya.36

C. Hari-Hari Pelaksanaan Ziarah Kubur Habib Ali Kwitang

Di setiap tempat ziarah terdapat hari-hari yang ramai

dikunjungi dan momen-momen dimana para peziarah datang

untuk mengikuti kajian tradisi atau budaya yang dilakukan pada

tempat ziarah tersebut. Tidak hanya setiap hari Minggu pagi saja

yang ramai para peziarah ada waktu tertentu dan di saat acara

tertentu dimana yang berziarah ramai, yaitu:

1. Tradisi penghataman kitab Shahih Bukhari di majlis

Kwitang.

Tradisi ini adalah pengkhataman kitab Hadist Shahih

Bukhari sampai khatam, kegiatan ini sudah dilakukan oleh

Habib Ali Kwitang. kegiatan ini diresmikan oleh Habib

Ahmad bin Thalib Al-Attas saat berkunjung ke majlis

majlis Kwitang.37

setelah Habib Ali Kwitang wafat

pembukaan pengkhataman kitab Shahih Bukhari ini

dipindahkan ke makam sekalian ziarah kubur yang

dihadiri oleh para Ulama dan peziarah laki-laki, lalu

setelah itu sehari kemudian baru dilakukan pengkhataman

Shahih Bukhari selama 7 hari di majlis Kwitang.

2. Pembacaan Asma Ul-Husna setiap awal bulan.

Pembacaan Asma Ul-Husna setiap awal bulan yaitu di

Minggu pertama selalu diadakan majlis ta’lim Kwitang di

makam Habib Ali Kwitang, pembacaan Asma ulHusna

sendiri diadakan oleh Habib Ali Kwitang semasa ia hidup

dan selalu dibaca di majlis ta’lim ketika ia wafat tradisi ini

dipindahkan pembacaannya ke makam ia agar mengingat

perjuangan ia semasa hidup dan tidak hilang tradisi

pembacaan Asma ulHusna ini.

36 Ustadz Anto Djibril, tangan kanan Habib Ali Abdurrahman,

wawancara pribadi, Jakarta, 11 Maret 2019.

37

Ustadz Anto Djibril, tangan kanan Habib Ali Abdurrahman,

wawancara pribadi, Jakarta, 11 Maret 2019.

Page 70: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

54

3. Haul Habib Ali Kwitang.

Sebelum melaksanakan haul Habib Ali Kwitang, terdapat

tradisi pembacaan rauhah yaitu pembacaan kisah hidup

Habib Ali Kwitang dengan menggunakan bahasa Arab.

Pembacaan rauhah sendiri dilakukan setiap ashar sebelum

pelaksanaan haul sendiri yang dilaksanakan sehabis

maghrib, pelaksanaannya sendiri seMinggu setelah Nisfu

Sya’ban .38

4. Pembacaan Maulid.

Setiap tanggal 12 Rabi‟ul Awal diadakan pembacaan

Maulid nabi, pembacaan maulid ini selalu ramai dihadiri

oleh masyarakat sekitar Jakarta, pembacaan maulid

bertempat di makam Habib Ali Kwitang.

5. Bulan Puasa.

Setiap bulan puasa banyak para peziarah yang melakukan

ziarah ke makam Habib Ali Kwitang, tidak hanya untuk

ziarah tetapi ada yang melakukan pembacaan Al-Qur‟an

hingga khatam.39

Setiap malam ke 25, diadakan acara di

masjid Ar-Riyadh Kwitang yaitu Khatmil Qur’an selalu

ramai dihadiri oleh para jama‟ah yang tidak lupa untuk

berziarah juga di makam Habib Ali Kwitang.40

38 Ustadz Anto Djibril, tangan kanan Habib Ali Abdurrahman,

wawancara pribadi, Jakarta, 11 Maret 2019.

39

Bang Husin, kuncen makam Habib Ali Kwitang, wawancara

pribadi, Jakarta, 26 Maret 2019.

40

Ustadz Nurdin Abdurrahman , ketua Masjid Ar-Riyadh atau

Masjid Kwitang, Jakarta, 14 Desember 2018.

Page 71: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

55

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Di bab akhir ini penulis akan memberikan kesimpulan

hasil dari penelitian di makam Habib Ali bin Abdurrahman Al-

Habsyi. Fenomena ziarah kubur di Kwitang adalah daya tarik

tersendiri bagi umat Islam di daerah Jakarta, dikarenakan

peziarah tidak hanya melakukan ziarah kubur tetapi juga bisa

mengikuti kajian ta’lim di setiap hari Minggu di majlis ta’lim

Kwitang yang merupakan sebuah majlis tua yang terdapat di

Jakarta, Khususnya di Jakarta Pusat. Pada tahun 2014 sampai

2018, animo peziarahnya makin meningkat, terutama di setiap

hari Minggu, banyak umat Islam dari berbagai daerah hadir dan

di hari-hari biasa ada saja rombongan yang melakukan ziarah

kubur di makam Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi.

Makam Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi sudah di

ziarahi oleh peziarah dari seluruh Indonesia bahkan manca

negara. Buktinya setiap hari Minggu para peziarah yang berziarah

mencapai 500 sampai 600 orang. Animo peziarah akan jika

terdapat acara seperti haul, pembacaan maulid ataupun di bulan

puasa, para peziarah yang hadir di acara tersebut bisa mencapai

ribuan orang dan juga perekonomian masyarakat di sekitar juga

ikut terbantu, seperti adanya pasar tumpah di setiap hari

Minggunya. Banyaknya peziarah yang hadir di makam Habib Ali

bin Abdurrahman Al-Habsyi merupakan sebuah pengingat akan

adanya kematian dan mengingat jasa-jasa Habib Ali bin

Abdurrahman Al-Habsyi.

Page 72: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

56

Menurut padangan Islam ziarah kubur itu diperbolehkan

asalkan mengikuti apa yang sudah ada dalam syariat agama

Islam. Tradisi ziarah kubur di makam Habib Ali bin

Abdurrahman Al-Habsyi ini adalah salah satu pusat kegiatan

ummat Islam yang berjalan di setiap Minggunya. Banyak Ulama

yang hadir untuk ziarah dan hadir di dalam majlis ta’lim yang

didirikan oleh almarhum Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi

yang sekarang tongkat estafetnya di serahkan kepada cucunya

yaitu Habib Ali Abdurrahman.

B. Saran

Tempat ziarah agar diperluas sehingga para peziarah dapat

khusyuk dan nikmat dalam menjalani ziarah. Tempat khusus

perempuan agar bisa diperlebar sehingga di saat musim puncak

dari berziarah, mereka tidak desak-desakan.

Page 73: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

57

DAFTAR PUSTAKA

DOKUMEN PEMERINTAHAN:

Data Laporan Bulanan Kelurahan Kwitang. 29 Desember2018.

Kecamatan Senen Dalam Angka 2015, (Jakarta: Badan Pusat

Statistik: Kota Administrasi Jakarta Pusat 2015).

Kecamatan Senen Dalam Angka 2016, (Jakarta: Badan Pusat

Statistik: Kota Administrasi Jakarta Pusat 2016).

Kecamatan Senen Dalam Angka 2017, (Jakarta: Badan Pusat

Statistik: Kota Administrasi Jakarta Pusat 2017).

Kecamatan Senen Dalam Angka 2018, (Jakarta: Badan Pusat

Statistik: Kota Administrasi Jakarta Pusat 2018).

Profil Kelurahan Kwitang Provinsi DKI Jakarta Kecamatan

Senen Kelurahan Kwitang 2014.

MEDIA ONLINE:

Ucu, Karta Raharja. “Menelusuri Sejarah Masjid-Masjid Tua di

Jakarta”. https://republika.co.id/berita/selarung/suluh/18/0

5/18/p8x4vm282-menelusuri-sejarah-masjidmasjid-tua-di-

jakarta. Dikutip pada pukul 19:43 pada hari sabtu tanggal

23 Maret 2019.

JURNAL:

Jamaluddin. Tradisi Ziarah Melayu Dalam Masyarakat

Melayu Kuantan. Sosial Budaya: Media Komunikasi

Ilmu-ilmu Sosial dan Budaya Vol 11, No 2 Juli –

Desember 2014.

Sari, Nur Indah, Firdaus Wajdi, Sari Narulita. Peningkatan

Spritual Melalui Wiasta Religi di Makam Keramat

Kwitang Jakarta. Jurnal Studi Qur’an: Membangun

Tradisi Berfikir Qur’an Vol. 14 No.1, Tahun 2018.

Syahdan. Ziarah Perspektif Kajian Budaya. Jurnal Studi

Agama dan Masyarakat Volume 13, nomor 1. Juni 2017.

Buku:

Abdullah, Taufik, dkk. Indonesia Dalam Arus Sejarah.

Jakarta, Ichtiar Baru van Hoeve, 2012.

Abdurahman, Dudung. Metode Penelitian Sejarah. Jakarta,

Logos, 1999.

Abdurrahaman, Dudung. Metode Penelitian Sejarah.

Yogyakarta, Ar-Ruzz Media, 2007

Page 74: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

58

Abidin, Zainal. Alam Kubur dan Seluk Beluknya. Jakarta,

Rineka Cipta, 1993.

Afra Rabbani, Mutmainah. Adab Berziarah Kubur Untuk

Wanita. Tangerang, Lembar Pustaka Indonesia, 2014.

Al-Barkawi, Muhyiddin. Ziarah Kubur yang Ternoda.

Jakarta, Darul Haq, 2012.

Al-Habsyi, Abdurrahman bin Muhammad, Prasetyo Sudrajat.

Sumur Yang Tak Pernah Kering: Dari Kwitang Menjadi

Ulama Besar.

Ali AM, Abu Ibrohim Muhammad. Penjelasan Gamblang

Seputar Hukum Ziarah Wali Songo. Bekasi Barat,

Pustaka Al- Ummat, 2007.

As-Suyuthi, Jalaluddin. Ziarah ke Alam Barzakh. Bandung,

Pustaka Hidayah, 2005.

Bisri Mustofa, Adib. Terjemahan Shahib Muslim Jilid II.

Semarang, Asy Syifa, 1993.

Burke, Peter. Sejarah dan Teori Sosial. Jakarta, Obor, 2011.

Djumhur, dan H. Danasuparta. Pengantar ke Antropologi

Budaya. Jakarta, fadil & Co, 1962.

Gazalba, Sidi. Pengantar Kebudayaan Sebagai Ilmu.

Jakarta, Pustaka Antara, 1968.

Gottschalk, Louis. Mengerti Sejarah. Jakarta, UI Pres, 1975.

Guillot, Claude, dan Henri Chambert-Loir. Ziarah dan Wali

di Dunia Islam. Depok, Komunitas Bambu, 2007.

Hasani, Abu Muqaffa Sejarah Wali Pitu Bali. Kediri, Mitra

Gayatri.

HM, Zaenudin. 212 Asal-Usul Djakarta Tempoe Doeloe.

Jakarta, Ufuk, 2012.

Koentjaraningrat. Budaya Jawa. Jakarta, Balai Pustaka, 1984.

Mashad Dhurorudin. Muslim Bali Mencari Kembali

Harmoni yang Hilang. Jakarta, Pustaka Al-Kautsar, 2014.

Mauladdawilah, Abdul Qodir Umar. 17 Habaib Berpengaruh

di Indonesia. Malang, Pustaka Basma, 2013.

Mauladdawilah, Abdul Qodir Umar. Tiga Serangkai Ulama

Tanah Betawi. Jakarta, Pustaka Basma, 2009.

Misno Bambang Prawiro, Abdurrahman, Dkk. Barakah

Ziarah: Etnografi Kuburan di Bumi Parahyangan.

Yogyakarta, Deepublish, 2015.

Page 75: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

59

Mufid A.R, Achmad. Risalah Kematian: Merawat Jenazah

Tahlil, Tawasul, Ta‟ziyah, dan Ziarah Kubur. Jogjakarta,

Total Media, 2007.

Rahim, Husein. Menziarahi Para wali: Teks dan Ulasan

Ziarah Jami‟ah. Jakarta, Al-Huda, 2011.

Ruchiat, Rachmat. Asal-Usul Nama Tempat di Jakarta.

Jakarta, Mansup Jakarta, 2012.

Samsuri, Hamzah. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Modern. Surabaya, Greisida Press, 2005.

Sireger, Parlindungan. Islam and Humanities (Islam and

Malay Local Wisdom). Palembang: Noer Fikri Offser

bekerjasama dengan fakultas Adab dan Humaniora

Universitas Islam Negri Raden Fatah Palembang.

September, 2011.

Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta,

Rajawali Pers, 2005.

Subhani, Ja‟far. Tawassul, Tabbaruk, Ziarah Kubur,

Karamah Wali Apakah Termasuk Ajaran Islam?.

Bandung, Pustaka Hidayah, 2010.

Wawancara:

Bang Husin, Kuncen Makam Habib Ali Kwitang, wawancara

pribadi, Jakarta, 26 Maret 2019.

Habib Ali bin Yahya, pembuat majalah Alkisah, wawancara

pribadi, Jakarta, 23 April 2019.

Ustadz Anto Djibril, tangan kanan Habib Ali Abdurrahman,

wawancara pribadi, Jakarta, 11 Maret 2019.

Ustadz Nurdin Abdurrahman, ketua Masjid Ar-Riyadh atau

Masjid Kwitang, wawancara pribadi, Jakarta, 14

Desember 2018.

Ustadz Sugleli, Imam Masjid Luar Batang, wawancara pribadi,

Jakarta, 1 Maret 2019

Page 76: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

60

.

Page 77: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

61

LAMPIRAN

Bersama Ustad Anto Jibril seusai wawancara di majlis ta’lim

Kwitang.

Bersama Ustad Sugleli seusai wawancara di LBIQ Jakarta.

Page 78: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

62

Wasiat Habib Ali Kwitang untuk para peziarah.

Nisan dan makam Habib Ali Kwitang.

Page 79: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

63

(Tengah) Habib Ali Abdurrahman saat memimpin di acara

pembukaan khataman kitab Shahih Bukhari.

Dok. Ustadz anto Djibril

Para jama‟ah yang mengikuti kajian penghataman kitab Shahih

Bukhari.

Page 80: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

64

Beberapa orang sedang melakukan ziarah di makam Habib Ali

Kwitang.

Masjid Ar-Riyadh adalah tempat dimana makam Habib Ali

Kwitang berada.

Page 81: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

65

Kliping surat kabar yang didokumentasikan oleh Ustad Anto

Djibril.

Page 82: TRADISI ZIARAH KUBUR: STUDI KASUS ZIARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46632...dari perjalanan hidupnya.1 Pada umumnya tempat ziarah dijaga oleh para juru kunci

66

Tertibnya jama‟ah saat mengikuti majlis ta’lim Kwitang

Rombongan ibu-ibu Majlis Ta’lim Pondok Pesantren Al-Falah

Citereup Bogor yang berziarah di makam Habib Ali Kwitang