adat istiadat ziarah kubur dalam perspektif hukum … · 12.seluruh teman-teman di pondok pesantren...

78
ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DI SENGKAE DESA KTB LEMO KEC, CAMPALAGIAN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Hukum(SH)pada Program Studi Ahwal Syakhshiyah Fakultas Agama IslamUniversitas Muhammadiyah Makassar Oleh : M.BADARUDDIN NIM :105260017815 FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1441 H/ 2020 M

Upload: others

Post on 07-Dec-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIFHUKUM ISLAM DI SENGKAE DESA KTB LEMO KEC,

CAMPALAGIAN

SKRIPSIDiajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh Gelar

Sarjana Hukum(SH)pada Program Studi Ahwal SyakhshiyahFakultas Agama IslamUniversitas Muhammadiyah Makassar

Oleh :M.BADARUDDIN

NIM :105260017815

FAKULTAS AGAMA ISLAMUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

1441 H/ 2020 M

Page 2: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar
Page 3: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar
Page 4: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar
Page 5: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar
Page 6: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

vi

KATA PENGANTAR

رب العالمین أما بعدالحمد والصلاة والسلام على رسول

Dengan nama Allah yang maha pengasih dan penyayang segala

puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah subhana wa’ta’ala yang

dengan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta

salam penulis haturkan kepada sang pembawah kebenaran yaitu, Nabi

Besar Muhammad Saw, skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu

persyaratan memperoleh gelar sarjana strata satu (S-1) pada jurusan

Ahwal Syakhsiyyah di Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis sendiri menyadari, bahwa tanpa adanya bantuan-bantuan

dari berbagai pihak skripsi ini tidak akan selesai, penulis skripsi ini tidak

lupa mengaturkan ucapan terimah kasih yang tidak terhingga terutama

kepada :

1. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Bapak Prof. Dr. H.

Abd. Rahman Rahim, S.E., M.M yang telah membero

kesempatan kepada penulis untuk menimba berbagai ilmu

pengetahuan terutama ilmu agama Islam dengan berbagai

fasilitas dan kemudahan di dalamnya.

2. Syekh Muhammad Ibn Thoyyib Khury yang telah memberikan

beasiswa kepada penulis dan memberikan bantuannya baik

berupa materi maupun non materi.

Page 7: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

vii

3. Dekan fakultas Agama Islam UNISMUH Makassar Drs. H.

Mawardi Pewangi, M.pd.i yang telah memberikan kesempatan

dan nasehat-nasehat kepada penulis dalam menyelesaikan studi

di FAI.

4. Ketua Prodi Ahwal Syakhsiyyah Dr. M. Ilham Muchtar, Lc., M.A

yang selama ini memberikan solusi atas masalah yang penulis

hadapi dan memberikan kemudahan.

5. Dr. Yusri M. Arsyad, Lc,.MA dan Dr. M. Ali Bakri, M,PD selaku

pembimbing I dan II dalam penyusunan skripsi ini yang juga

telah banyak membantu mengarahkan sekaligus membimbing

penulis guna kesempurnaan skripsi ini.

6. Seluruh dosen dan karyawan yang penulis tidak dapat sebutkan

satu persatu tapi penulis menyadari bahwa mereka sangat

banyak membantu dalam menjalani pendidikan di Unismuh

Makassar.

7. Terkhusus untuk bapak dan ibuku Muh. Ilyas.Darus dan Maawia

sebagai orang tua terhebat yang pernah penulis dapati berkat

do’a dan usaha keduanya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan mereka adalah

penyemangat sekaligus motivator penulis.

8. Seluruh teman kelas di Ahwal Syaksiyyah yang selama ini selalu

memberikan semangat dan bantuan kepada penulis untuk tetap

bertahan dalam menimbah ilmu di Unismuh Makassar

Page 8: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

viii

9. Seluruh ustadz-ustadz di pondok pesantren Hasan Yamani yang

sudah mengajari banyak hal pada penulis sebelum duduk di

bangku perkuliahan hingga sampai saat ini

10.Kakak-kakak sayayang sudah begitu banyak membantu dalam

hal materi dan motivasi sehingga penulis bisa menyelesaikan

skripsi ini tepat pada wktunya

11.Adik saya yang selalu memberikan semangat dan motivasi

kepada saya agar selalu kuat dalam situasi apapun sehingga

penulis bisa terus berjuang untuk menyelesaikan skripsi ini

12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani

terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang

baik

13.Dzulfikar Syahid selaku teman seperjuangan dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya hanya kepada Allah SWT penulis memohon agar

kiranya bantuan baik moril maupun non material yang diberikan

kepada penulis mendapatkan balasan pahala dan ridho Allah Amin

Yaa Robbal Alamin.

Makassar, 5 Agustus 2019

Penulis

M.Badaruddin

Page 9: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN KEASLIAN SKRIPSI.......................................ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.............................................iii

HALAMAN BERITA ACARA MUNAQOSYAH..........................................iv

HALAMAN PENGESAHAN....................................................................v

KATA PENGANTAR..............................................................................vi

DAFTAR ISI..........................................................................................ix

ABSTRAK............................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................1

B. Rumusan Masalah.......................................................................9

C. Tujuan Penelitian.......................................................................10

D. Manfaat Penelitian....................................................................10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Adat Istiadat dan Urf.................................................................11

a. Adat istiadat.............................................................................11

b. Urf............................................................................................17

B. Ziarah Kubur..............................................................................21

Page 10: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

x

C. Hukum Islam.............................................................................27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian..........................................................................32

B. Lokasi Penelitian........................................................................34

C. Sumber Data..............................................................................34

1. Data Primer..............................................................................34

2. Data Sekunder..........................................................................35

D. Metode Pengumpulan Data......................................................36

1. Observasi..................................................................................36

2. Wawancara..............................................................................36

3. Dokumentasi............................................................................36

E. Instrumen Penelitian.................................................................37

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian..........................................38

1. Letak Geograpis Desa Katumbangan Lemo..............................38

2. Kondisi Masyarakat Desa Katumbangan Lemo........................39

3. Sarana dan Prasarana di Desa Katumbangan Lemo.................40

B. Adat Istiadat Ziarah Kubur di Sengkae Desa Katumbangan

Lemo.........................................................................................43

Page 11: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

xi

C. Pandangan Islam Terhadap Adat Istidat Ziarah Kubur...........52

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................................58

B. Implikasi.................................................................................59

DAFTAR PUSTAKA............................................................................61

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 12: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

ABSTRAK

M. Badaruddin, Nim : 105260017815, ” Adat Istiadat Ziarah Kubur DalamPerspektif Hukum Islam di Sengkae Desa Katumbangan Lemo Ke.Campalagian Kab. Polewali Mandar (dibimbing oleh Dr. Muhammad YusriArsyad. LC,MA dan Dr. Muh Ali Bakri. M.PD).

Penelitian ini mengkaji tentang pandangan Islam terhadap Adat IstiadatZiarah Kubur Dalam Prespektif Hukum Islam di Sengkae DesaKatumbangan lemo Kecamatan Campalagian Desa Katumbangan Lemopenelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Bagaimana PandanganMasyarakat Tentang Adat Istiadat ziarah Kubur di Sengkae DesaKatumbangan Lemo Kecamatan Campalagian Kabupaten PolewaliMandar. 2) Bagaimana Pandangan Islam Tentang Adat Istiadat ZiarahKubur di Sengkae Desa Katumbangan Lemo Kecamatan CampalagianKabupaten Polewali Mandar.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif sumber data Primer yaituhasil wawancara yang mendalam terhadap beberapa informan, adapunsasarannya adalah tokoh masyarakat setempat, toko adat dandokumentasi, kedua dengan data sekunder merupakan data pendukungdari data primer dengan memperoleh cara dokumen yang terkait ataubuku-buku yang terkait dengan penelitian.

Dari hasil penelitian ini maka dapat di simpulkan : 1) Adat istiadat ziarahkubur dilakukan setelah proses pernikahan dengan ritual-ritualmembersihkan kuburan dengan alat karna tdk diperbolehkan memakaitangan denga alasan bahwa hal itu diibaratkan mencabut rambut ataubulu si mayyit, membaca qur’an untuk si mayyit, berdoa’a, danmenyiramkan air dan bunga diatas kuburan. Ritual tersebut merupakansesautu yang sakral untuk dilakukan di kalangan masyarakat. 2) Islammemandang adat sebagai hal yang boleh dilakukan selama itu dalamkebaikan dan tidak melanggar syariat Islam sedangkan adat istiadatziarah kubur mengandung kebaikan karna mengingatkan pada kematianakan tetapi bertentangan dengan ajaran Islam karena mengharuskanziarah kubur setelah pernikahan Hal ini menjadi beban bagi masyarakatsehingga adat seperti ini tidak wajib untuk dilakukan.

Berdasarkan penelitian ini maka diharapkan pada pemerintah dan parada’i, juga tokoh agama agar menjaga adat istiadat ziarah kubur setelahpernikahan karna memiliki tujuan yang baik yaitu mengingat kematian,sekaligus mendakwakan/memberitahukan kepada masyarakat setempatbahwa hal tersebut bukanlah sesuatu yang wajib untuk dilakukan danmenyarankan pada masyarakat agar berhati-hati dengan niat saatberziarah ke kuburan mengingat sesuatu yang berhubungan dengankuburan sangat rantang terhadap kesyirikan.

Page 13: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

1

BAB I

Pendahuluan

A.Latar Belakang

Budaya atau kebudayaan menurut Prof.Dr Koencaraningrat salah

seorang ahli antropologi terkenal Indonesia adalah: ”Keseluruhan gagasan

dan karya manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar, beserta

keseluruhan dari hasil budi dan karyanya itu1” Ibrahim Abbas menyatakan

bahwa kebudayaan design kehidupan manusia yang dipelajari dan

dibiasakan. Salah satu bagian kebudayaan adalah peradaban, yaitu

unsur-unsur kebudayaan yang halus dan indah, seperti kesenian, ilmu

pengetahuan, sopan santun dan sistem pergaulan yang komplek2.

Kebudayaan juga diartikan sebagai suatu proses atau hasil cipta,

rasa dan karsa manusia dalam menjawab tantangan kehidupan yang

berasal dari alam sekelilingnya. Hasil pemikiran cipta rasa dan karsa

manusia merupakan kebudayaan yang berkembang pada masyarakat,

pada akhirnya pikiran dan perbuatan yang dilakukan manusia secara terus

menerus menjadi sebuah tradisi, sejalan dengan adanya penyebaran

agama.Tradisi yang ada di masyarakat dipengaruhi oleh ajaran agama

yang berkembang3.

1 Suwijo Bastomi,Seni dan Budaya Jawa, ( Semarang: IKIP Press, 1992) h. 92 Ibrahim Abbas,Pendekatan budaya Mandar, ( Apoang: 1999) h. 103A.Nunuk P.Murniati,Getar Gender (Magelang: Indonesia Tera, 2004 )h.,51

Page 14: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

2

kebudayaan berkaitan dengan cara manusia hidup, adat istiadat

dan tata krama. Kebudayaan sendiri memiliki pengertian sebagai seluruh

cara hidup masyarakat atau seluruh aspek pemikiran dan prilaku manusia

yang diwarisi dari satu generasi ke generasi lain melalui proses

pembelajaran, Kebudayaan sebagai bagian dari kehidupan cenderung

berbeda antara budaya suatu negara dengan negara lainnya. Namun

perbedaan negara bukanlah satu-satunya alasan sehingga budaya itu

berbeda, Adapun alasan yang lain sehingga budaya itu berbeda yaitu

karna perbedaan suku dalam suatu negara dimana suatu suku memiliki

budaya masing-masing sehingga budaya pun menjadi beraneka ragam,

hal ini dapat diketahui dari banyaknya tulisan mengenai kebudayaan

beberapa suku bangsa tertentu, Sementara mengenai suku bangsa

tertentu lainnya masih sangat sedikit bahkan masih ada yang langka,

termasuk mengenai suku Mandar yang berdiam di Desa Katumbangan

Lemo Kecamatan Campalagian Kabupaten Polewali Mandar Sulawesi

Barat.

Masyarakat di Sulawesi Barat atau lebih di kenal Masyarakat

Mandar merupakan salah satu suku yang masih mempertahankan budaya

dan adat istiadat di Indonesia. ”Pada dasarnya adat itu ialah aturan-aturan

yang tidak tertulis, Akan tetapi demi untuk kesejahteraan bersama, adat

itu dijunjung tinggi dan dipatuhi sebagaimana mestinya.”(Ibrahim Abbas).

Adat istiadat merupakan sesuatu yang sakral bagi masyarakat

menurut mereka bahwasanya adat istiadat yang sudah menjadi rutinitas

Page 15: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

3

dilakukan oleh nenek moyangnya merupakan sesuatu yang harus tetap

dijaga dan tetap dilaksanakan sesuai dengan aturan yang ada demi

menghormati nenek moyang yang sudah lama meninggal dunia, dan yang

menjadi alasan bagi penerusnya agar adat istiadat tetap dijaga dan

dilestarikan adalah mereka mengajarkan pada generasinya bahwasanya

adat istiadat dilakukan agar terhindar dari hal hal yang tidak diinginkan

atau sesuatu yang buruk, pemikiran seperti ini kemudian terus menerus

diajarkan pada generasi-generasi selanjutnya sehingga tertanam di benak

anak-anak mereka bahwa adat adalah sesuatu yang harus dijaga,

dihormati, dan dijunjung tinggi demi menghormati nenek moyang dan

melaksanakannnya bisa membuat kita terhindar dari mara bahaya seperti

yang dilakukan oleh pendahulunya.

Salah satu adat istiadat yang sudah menjadi warisan dari orang-

orang terdahulu yakni berziarah ke kuburan mereka tatkala mereka telah

meninggal dunia. Masyarakat mandar meyakini bahwa arwah nenek

moyang mereka bisa saja marah dan mendatangi mereka jika mereka

tidak menziarahi kuburnya dalam waktu yang lama hal ini memperkuat

dugaan mereka dengan bukti-bukti yang ada seperti adanya salah satu

keluarga yang kesurupan dan mengaku bahwa itu adalah arwah nenek

atau kerabat mereka yang telah meninggal yang sudah hampir dilupakan

karna tidak berziarah ke kuburan mereka atau mungkin dengan mimpi

bertemu kerabat yang sudah meninggal dan meminta agar kubur mereka

di ziarahi.

Page 16: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

4

Peristiwa seperti ini sering terjadi dan penulis sendiri sudah pernah

menyaksikannya. salah satu dari sepupu saya pernah kesurupan dan

mengaku bahwa dia adalah arwah nenek saya yang telah meninggal

sehingga masyarakat awam yang kurang akan ilmu pengetahuan agama

tidak memeiliki cara lain selain percaya dan melakukan apa-apa yang

diminta oleh orang yang kesurupan misalnya meminta agar kubur mereka

diziarahi.

Ziarah kubur saat ini menjadi sesuatu yang sering dilakukan oleh

masyarakat mandar dan tanpa disadari ziarah kubur sudah menjadi salah

satu dari adat istiadat di mandar yang sudah memiliki waktu dan jadwal

tersendiri kapan untuk dilakukan. Ziarah kubur adalah sesuatu yang

diperbolehkan dalam agama Islam meskipun ada larangan sebelumnya

karna sangat rentang terjerumus dalam kemusyrikan namun akhirnya

diperbolehkan agar supaya kita ingat akan kematian sebagaimana dengan

sabda Nabi:

د بن عبید عن یزید ثنا محم ثنا أبو بكر بن أبى شیبة وزھیر بن حرب قالا حد حد

بى ببن كیسان عن أبى حازم -صلى الله علیھ وسلم-ن أعبى ھریرة قال زار الن

ھ فبكى وأبكى من حولھ فقال استأذنت ربى فى أن أستغفر لھا فلم یؤذن لى قبر أم

ر الموت ھا تذك ( رواه واستأذنتھ فى أن أزور قبرھا فأذن لى فزوروا القبور فإن

مسلم)

Page 17: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

5

Artinya:Dari Abu Bakr bin Abi Syaibah dan Zuhair bin Harb, mereka berdua

berkata: Muhammad Bin ‘Ubaid menuturkan kepada kami: Dari Yaziid bin

Kasyaan, ia berkata: Dari Abu Haazim, ia berkata: Dari Abu Hurairah, ia

berkata: Rasulullah SAW berziarah kepada makam ibunya, lalu beliau

menangis, kemudian menangis pula lah orang-orang di sekitar beliau.

Beliau lalu bersabda: “Aku meminta izin kepada Rabb-ku untuk

memintakan ampunan bagi ibuku, namun aku tidak diizinkan

melakukannya. Maka aku pun meminta izin untuk menziarahi kuburnya,

aku pun diizinkan. Berziarah-kuburlah, karena ia dapat mengingatkan

engkau akan kematian”4

Hadist diatas sangat jelas bahwa alasan diperbolehkannya kita

ziarah kubur adalah supaya kita ingat dengan kematian. Namun dizaman

sekarang hadist diatas hanya dijadikan dalil bagi masyarakat bahwa

ziarah kubur adalah sesuatu yang dibolehkan dalam agama Islam tanpa

memperhatikan lagi alasan dari diperbolehkannya yaitu untuk mengingat

kematian bahwa suatu saat kitapun akan mengalami hal yang sama,

sebagaimana firman Allah:

ار ما توفون أجوركم یوم القیامة فمن زحزح عن الن كل نفس ذآئقة الموت وإن

نیا إلا مت ة فقد فاز وما الحیاة الد )١٨٥:عمرانال(اع الغرور وأدخل الجن

4Al-Imam Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi an-Naisaburi, Shohi Muslim,kitaabul janais, Bab isti’dzanun nabi Sollallahu Alaihi Wasallam Rabbahu Azzawajallah fii ZiaratiQurbri Ummihi, No Hadist 976 , Jilid 1, Cet Pertama, Pen darutoyyibah –Riyad 2006, Hal 433

Page 18: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

6

Terjemahnya:

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya

pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa

dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka

sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah

kesenangan yang memperdayakan (QS Ali imran(3) :1855

Dalam surah lain Allah berfirman :

)٣٩الزمر ( تونإنك ی ھم م ت وإن می

Terjemahnya:

Sesungguhnya engkau (Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi

wa sallam) akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati

(pula). (QS Az-zumar (39) :306

Adapun masyarakat di Mandar saat berziarah tidak lagi

sepenuhnya berpacu pada hadist dan dalil diatas mereka melakukan

ziarah kubur dengan ritual-ritual yang mungkin bertentangan dengan

ajaran Islam yang membuat mereka menyimpan terhadap agama, hal

tersebut terjadi karna adanya adat istiadat yang berlaku pada masyarakat

atau kemungkinan mereka memang memiliki niat yang lain saat berziarah

seperti meminta sebuah keberkahan dengan membawa sesajen ke

kuburan atau meminta tolong agar arwah nenek atau kerabatnya yang

sudah meninggal senantiasa menjaganya dari mara bahaya.

5Kementrian Agama RI, Al-qur’an dan terjemahnya (bandung: sygma publishing,2010) h.74

6Kementrian Agama RI, Al-qur’an dan terjemahnya (bandung: sygma publishing,2010)h .461

Page 19: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

7

Ziarah kubur merupakan salah satu aktivitas yang banyak

dilakukan oleh masyarakat saat ini dan sudah dianggap sebagai aktivitas

yang lumrah di indonesia. Banyak masyarakat yang secara berbondong-

bondong mengunjungi atau berziarah kesuatu makam pada saat-saat atau

waktu tertentu misalnya di hari jum’at dan pada hari raya ummat islam

namun kita juga harus berhati-hati dalam hal ini karna meskipun itu

diperbolehkan namun tetap saja ziarah kubur tetaplah sesuatu yang bisa

membuat kita menyimpan dalam urusan agama tanpa kita sadari pada

saat kita melakukannya entah itu karna adat istiadat yang tidak sesuai dan

bertentangan dengan agama atau karna meman kita mengharapakan

keberkahan dari seorang ulama yang sudah meninggal atau meminta agar

senantiasa dilindungi oleh arwah keluarga kita yang sudah meninggal.

Adat istiadat merupakan sesuatu hal yang penting untuk dijaga

agar khas dari sebuah suku tetap ada akan tetapi jika adat istiadat

bertentangan dengan agama maka tidak ada alasan bagi kita untuk tetap

melakukannya dan menjaga untuk melestarikannya. Namun di zaman

sekarang ini banyak adat istiadat yang dilakukan masyarakat yang

hukumnya masih buram dalam pandangan Islam sehingga menjadi alasan

bagi masyarakat untuk tetap melakukannya seperti yang dilakukan

masyarakat di Polewali Mandar pada saat ziarah kubur.

Ziarah kubur setelah proses pernikahan di Mandar sudah menjadi

adat istiadat dimana ketika salah satu dari anggota keluarga telah

menikah maka para keluarga akan pergi berziarah ke kuburan jika ada

Page 20: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

8

keluarga yang telah meninggal serta membawa keluarga baru yang baru

saja terikat karna pernikahan suami membawa istrinya ke makam

keluarganya untuk berziarah begitu juga dengan sebaliknya entah apa

tujuan dari adat istiadat tersebut ada yang mengatakan bahwa hal itu

semata-mata untuk menghormati keluarga yang sudah meninggal atau

mungkin memiliki tujuan lain seperti memberi tahu pada keluarga baru

yang terjalin karna pernikahan bahwa ini adalah kubur keluarganya tapi

pada kenyataannya bukan hanya itu saja yang menjadi alasan sehingga

mereka berziarah namun ada hal-hal laenyang menjadi alasan tersendiri.

Mereka seakan-akan memberi tahu kepada keluarga yang sudah

meninggal bahwa salah satu dari keluarganya telah menikah dan

sekarang suda memiliki keluarga baru, hal ini hanyalah pandangan yang

dilihat penulis melalui adat istiadat tersebut tak hanya itu mereka juga

melakukan beberapa hal atau sesuatu yang dibawa ketika hendak

berziarah seperti membawa cerek yang berisi air untuk disiram diatas

kuburan dengan alasan yang mereka sendiri tak tau tujuannya mereka

hanya mengikuti apa yang dilakukan pendahulu mereka, membawa alat-

alat yang dipakai untuk membersihkan kuburan menurut yang penulis

dengar dari salah satu dari mereka bahwa fungsinya adalah untuk

membersihkan kuburan dan tidak dibolehkan memakai tangan karna hal

tersebut bisa melukai si mayyit dengan mencabut rambutnya, sedangkan

kalau dengan alat digambarkan sebagai alat cukur dan tidak melukai si

mayyit, berdoa,a dan membaca alqur’an dengan alasan pahalanya

Page 21: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

9

dikirimkan kepada si mayyit dan menabur bunga diatas kuburan lalu

berdo,a untuk si mayyit.

Hal-hal diatas adalah sesuatu yang secara tidak langsung

diwajibkan untuk dilaksanakan bagi keluarga yang sudah menikah karna

jika keluarga belum sempat berziarah sehari setelah pernikahan maka

mereka mencari hari yang lain, intinya mereka akan berziarah setelah ada

keluarga yang menikah sehingga hampir bisa dikatakan bahwa berziarah

ke kuburan setelah pernikahan merupakan sesuatu yang wajib dilakukan

bagi keluarga. Lantas bagaimana hukum ziarah kubur setelah pernikahan

serta adat istiadat diatas menurut hukum Islam?. Sedangkan alasan

diperbolehkannya ziarah kubur setelah diharamkannya adalah untuk

mengingat kematian sebagaimana dengan hadist nabi yang tertulis diatas.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang permasalahan dan identifikasi

masalah-masalah diatas maka rumusan permasalahan yang akan diteliti

sebagai berikut :

1. Bagaimana pandangan masyarakat tentang adat istiadat ziarah

kubur di Sengkae Desa Katumbangan Lemo Kecamatan

Campalagian Sulawesi Barat ?

2. Bagaimana hukum menurut pandangan Islam tentang adat istiadat

ziarah kubur di Sengkae Desa Katumbangan Lemo Kecamatan

Campalagian Sulawesi Barat ?

Page 22: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

10

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan penelitian masalah diatas maka tujuan

penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pandangan masyarakat tentang adat istiadat

ziarah kubur di Sengke Desa Katumbangan Lemo Kecamatan

Campalagian Sulawesi Barat

2. Untuk mengetahui pandangan Islam tentang adat istiadat ziarah

kubur di Sengkae Desa Katumbangan Lemo Kecamatan

Campalagian Sulawesi Barat

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka manfaat penelitian ini

adalah:

1. Hasil penelitian dapat memberi tambahan bagi perkembangan ilmu

pengetahuan, khususnya dengan ilmu yang berkenaan denga

hukum menurut pandangan Islam tentang adat istiadatziarah kubur

dalam peSrpektif hukum islam setelah proses pernikahan.

2. Dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi para peneliti lainnya

dengan kajian yang sama.Penelitian ini diharapkan dapat menjadi

acuan informasi terkait tujuan harapan masyarakat berziarah ke

kuburan dengan adat istiadat.

Page 23: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Adat istiadat dan Urf

a. Adat istiadat

Adat istiadat merupakan tata kelakuan yang kekal dan turun-

temurun dari generasi kegenerasai lain sebagai warisan sehingga kuat

integrasinya dengan pola-pola perilaku masyarakat.7 Adat juga bisa

dikatakan sebagai panduan hidup8 juga memiliki makna lain seperti aturan

yang lazim dituruti atau dilakukan sejak dulu kala.9 Berdasarkan uraian

dari beberapa pandangan tentang adat tersebut, maka dapat dipahami

secara eksplisit bahwa adat memiliki tafsiran yang sangat luas, dan untuk

memperjelas definisi adat maka dapat diuraikan menjadi 2 sebagai

berikut:

Pertama, adat dalam arti sempit dapat diartikan sebagai

serangkaian tindakan yang dilakukan oleh suatu masyarakat secara terus

menerus dan sistematis, serta koheren dengan akal dan budi

sebagaimana adat diciptakan berdasarkan pemikiran dan diaktualisasikan

melalui tindakan sehingga mengakar dalam benak dan sanubari

masyarakat.

7 Kamus Besar Bahasa Indonesia8 Ratno Lukito, Hukum Sakral dan Kukum Sekuler: Studi Tentang Konflik dan Resolusi

dalam Sistem Hukum Indonesia,(Tangerang: Pustaka Alvabet,2008) h.369 Syamsul Hadi, Kata-Kata Arab dalamBahasa Indonesia, (Yogyakarta: UGM Press2008)

h. 223

Page 24: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

12

Kedua, Adat secara luas dapat diartikan sebagai keseluruhan

aspek kehidupan sosial mulai dari hakikat penciptaan manusia hingga

kodrat sebagai makhluk sosial yang menimbulkan pola hidup terstruktur

dan etis yang disebut sebagai adat.10

Namun secara etimilogi, Dalam hal ini adat berasal dari bahasa

Arab yang berarti ”kebiasaan” Jadi secara etimologi adat dapat

didefinisikan sebagai perbuatan yang dilakukan berulang-ulang lalu

menjadi suatu kebiasaan yang tetap dan dihormati orang, maka kebiasaan

itu menjadi adat. Adat merupakan kebiasaan-kebiasaan yang tumbuh dan

terbentuk dan dari suatu masyarakat atau daerah yang dianggap memiliki

nilai dan dijunjung serta dipatuhi oleh masyarakat dan pendukungnya

Kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) memberi batasan adat

dalam ragam pengertian sebagai berikut :

a) Adat sebagai aturan (perbuatan dan sebagainya) yang lazim diturut

atau dilakukan sejak dahulu kala.

b) Adat sebagai kebiasaan, cara (kelakuan dan sebagainya) yang sudah

menjadi kebiasaan.

c) Adat sebagai cukai menurut peraturan yang berlaku(di pelabuhan).

d) Adat sebagai wujud gagasan kebudayaan yang terdiri atas nilai-nilai

budya, norma, hukum, dan aturan-aturan yang satu dengan lainnya

berkaitan menjadi satu sistem.11

10 M. Aris Munandar, Pohon Impian Masyarakat Hukum Adat: Dari Substansi MenujuKoherensi,(Ponorogo: C-Pertama, Uwais Inspirasi Indonesia 2019) h. 4-5

11Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia,(Jakarta:2008) h.11

Page 25: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

13

Adat istiadat merupakan salah satu dari bagian tradisi yang sudah

melibatkan kebudayaan masyarakat. Adat istiadat atau tradisi dalam

pengertian lain menyebutkan bahwa kebiasaan ini sebagai warisan atau

yang ada di dalam masyarakat.

Secara pengertian umum telah disebutkan bahwa adat istiadat

adalah hukum atau aturan yang terdapat dalam suatu masyarakat yang

didalamnya terdapat aturan-aturan kehidupan manusia sebagai makhluk

sosial serta tingkah laku manusia didalam masyarakat tersebut. Namun

adat-istiadat bukan merupakan aturan hukum secara tertulis.

Hukum adat terbentuk melalui unsur pandangan keagamaan.

Agama memandang bahwa pemberian pengaruh peraturan dalam proses

terwujudnya hukum adat, Pada dasarnya bertentangan dengan teori yang

telah dikemukakan oleh ahli ilmu sosial bernama.

Adat istiadat adalah tradisi dan kebiasaan nenek moyang yang

hingga sekarang masih dipertahankan untuk mengenang nenek moyang

sebagai keanekaragaman budaya di Indonesia. Adat istiadat waktu

terjadinya selalu berulang kembali dalam jangka waktu terjadinya

peristiwa adat dapat berulang secara harian, mingguan,bulanan, tahunan

dan seterusnya.

Adat istiadat memiliki banyak pengertian yang berbeda-beda

tergantung bagaimana sudut pandang dan pengertian seseorang ataupun

suatu suku dalam masyarakat mengartikannya, ada yang mengartikan

bahwasanya adat adalah aturan-aturan yang tidak tertulis. Akan tetapi

Page 26: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

14

demi untuk kesejahteraan bersama, adat itu dijunjung tinggi dan dipatuhi

sebagaimana mestinya.

Untuk mengetahui dan memahami apa itu adat, dibawa ini penulis

kemukakan berbagai ungkapan adat yang diangkat Lontar Mandar

sebagai berikut;

a. Innamo siposanga adaq ?

Naiyya adaq anna panggaqang adaq siposangai tuqu Jari adaq di

tuqu napepuang disesena to Mandar. Ia uruqna adaq pitumbuangangi

:Mesami, parammata tattiwalunnai alang. Madaqduana, petawung

maroro tanniwassaqnai litaq matalluana bala tanniondongnginnai banua

maqappeqna, peppacuqnaito magassing. Malimanna, pettuqgalang

masseqnai to maranniq maqannana, pettuppuannai to maiqdi

mapitunna, pettuturundungannai paqbanua.

Terjemahan:

Apakah yang dimaksud dengan adat ?

Yang dimaksud dengan adat dan pemangku adat adat pada

hakekatnya sama. Jadi adatlah yang dihormati atau disapa dengan

puang oleh orang Mandar pola kekuatan adat (hukum) hukum

diasalkan dalam tujuh hal;

Pertama : permata yang bercahaya tak pudar oleh benturan alam

Kedua : pematang lurus tanpa pelurus diatas tanah

Ketiga : pagar daerah (negeri) yang tak boleh dilompati

Keempat : penjera (alat menjerakan oleh orang bijak)

kelima : tempat berpegang erat bagi rakyat

keenam : tempat bertumpu (berlindung) bagi orang banyak

Page 27: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

15

ketujuh : tempat berlindung penduduk negeri.

b. Innamo napamarendeng adaq ?

Naua naqannana todiolo, ia adaq,tammaeloqpai di passosoq,

tattitonggappai di lembarna, takkeindo pai takkeama, takkeluluareq

pai,andiappa to dikalepaqna, andiang todisuliwanna, andiang

tomalinggaona, andiangtonatunainna, andiangtonaporioinna, andiag to

patonawireqna, tammappacung, tannipassa toi.

Terjemahan:

Apa yang menyebabkan sehingga adat bisa hidup berkelanjutan?

menurut ketetapan para leluhur dahulu, bahwa adat itu :

1) tidak tergiur sogokan

2) tidak berat sebelah (memihak)

3) tidak beribu, tidak berayah

4) tidak mempunyai saudara

5) tidak mempunyai sahabat (kawan) atau lawan

6) tidak ada yang dilindungi, juga tidak ada yang diluarnya

7) tidak mengenal orang yang berkedudukan tinggi, tidak orang

yang hina papa

8) tidak ada yang disukainya, tidak ada pula yang dibenci

9) tidak loba dan tidak pula dipaksa.

c. Naiya atammarendenganna adaq, appeq siturungan;Mesami,

napawereqi tau tannapepaqdisangngi talluna, napaolai tau tania

tangalalang maroro appeqna, nagereqi tau tania barona nagereq.

Terjemahan:

Yang memperlemah adat, ada empat hal :

Page 28: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

16

Pertama :membaringkan orang tanpa tikar

Kedua :menidurkan orang tanpa diberi bantal

Ketiga :menyuruh orang berjalan diatas jalan yang tidak lurus

Keempat :menyembelih bukan pada lehernya (memperlakukan

orang bukan pada tempatnya)

d. Naiya gauq patuyu di wicaranna adaq, siola bicaranna saraq.Naiyya

bicaranna adaq anna saraq maroroi napakede pangile napasisaraq anu

mapia anna adae,Napasisallaingang toi patuyu anna pasala

Terjemahan :

Yang merupakan perbuatan yang baik menurut adat haruslah

disertakan hukum syarat (hukum agama).Ketentuan hukum adat dan

hukum agama ialah harus jujur disertai dengan pertimbangan yang

membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, dibedakan pula

hal-hal yang benar dan yang salah.

e. Naiya tannaeloqi panganggaang adaq :Mesami, tomamba makkaya

tania rurana, tania toqo kalowanna.Madaqduana, marrangngangi na

tania okkona. Matalluna, tomappeqondong pura loana. Mangappeqna,

tomarrowaqi petawung anna tomassoppo bassi

Terjemahan :

Yang tidak disukai pemangku adat :

Pertama :orang yang pergi menangkap ikan pada tambak atau

empang yang bukan miliknya

Kedua :berburu pada lokasi yang bukan miliknya

Page 29: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

17

Ketiga :orang yang memungkiri janjinya

Keempat :orang yang merombak pematang menyandang besi.12

Ungkapan-ungkapan adat tersebut merupakan suatu sistim nilai

budaya yang besar dan mendalam maknanya. Sistim budaya ini berada

dalam arti gagasan pikiran, ilmu pengetahuan abstrak, dan terakmulasi

dalam pola pikir orang Mandar. Inilah yang menjadi kendali dari semua

tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari, dan ia juga menjaga ketat pada

kontinum dari budaya mereka.

Perubahan dan pergeseran nilai budaya selalu akan terjadi tanpa

disadari dan dirasakan sejalan dengan perkembangan dunia teknologi

modern dewasa ini. Akan tetapi budaya orang Mandar yang bertumpu

pada adaq, mampu berakumulasi secara harmonis dengan semua anasir

yang mempengaruhinya, termasuk pengaruh anasir islam. Keseluruhan

pengaruh itu memberi variasi yang baik.

b. Urf

Urf menurut Abdul Wahab Khalaf menyebutkan segala sesuatu

yang sudah dikenal oleh manusia karena telah menjadi kebiasaan atau

tradisi baik bersifat perkataan, perbuatan, atau dalam kitannya

meninggalkan perbuatan tertentu, sekaligus disebut adat. Dengan kata

lain urf dan adat itu tidak ada perbedaan.13

Dalam kajian ushul fiqh, adat dan urf digunakan untuk menjelaskan

tentang kebisaan yang berkembang di masyarakat. kata urf secara

etimologi yaitu sesuatu yang dipandang baik dan diterima oleh akal sehat.

12Ibrahim Abbas, Pendekatan budaya Mandar ( Apoang: 1999) h. 3213Sudirman, Fiqh Kontemforer, (Cet-1, Yogyakarta: Deepublish,2018) h. 275

Page 30: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

18

Sementara adat adalah suatu perbuatan yang dikerjakan secara berulang

tanpa hubungan rasional.14

Sedangkan menurut yang dikemukakan Abu zahra mengenai

definisi dari urf adalah:

مورھمأما اعتاده الناس من معاملات واستقامت علیھم

”Sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan manusia dalam pergaulannya

dan sudah mantap dan melekat dalam urusan-urusan mereka”.15

1. Pembagian urf

Urf dapat dibagi atas beberapa bagian. Ditinjau dari segi sifatnya,

urf terbagi kepada urf Qaulidan urf Amal:

a. Urf qauli

Ialah urf yang berupa perkataan seperti kata walad (ولد). Menurut

bahasa, walad berarti anak, termasuk di dalamnya anak laki-laki dan

perempuan. Namun dalam kebiasaan sehari-hari bisa diartikan

dengan anak laki-laki saja

b. Urf amali

Ialahurf yang berupa perbuatan. Contohnya seperti jual beli dalam

masyarakat tanpa mengucapakan shigat atau ijab qabul. Padahal

menurut syara, ijab kabul merupakan salah satu dari rukun jual beli.

14 Moh. Mufid, Ushul Fiqh Ekonomi dan Keuangan Kontemporer:dari Teori keAplikasi,(Jakarta: Edisi-2 Kencana, 2018) h. 151

15Sapiudin Shidiq, Ushul Fiqh, (Cet-1, Kencana, 2017) h. 99

Page 31: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

19

Tetapi dikarenakan telah menjadi kebiasaan dalam masyarakat dan

tidak terjadi hal-hal yang negatif, maka syara’ membolehkannya.16

2. Urf dari segi ruang lingkupnya terbagi dua :

a). Urf umum

ialah kebiasaan yang telah umum berlaku dimana-mana hampir di

seluruh penjuru dunia tanpa memandang negara, bangsa, dan

agama. Contohnya, menganggukkan kepala pertanda setuju dan

menggelengkan kepala pertanda menolak. Jika ada orang melakukan

kebalikan dari itu, maka orang itu dianggap aneh dan ganjil. Contoh

lain mengibarkan bendera setengah tiang menandakan duka cita

adanya kematian orang dianggap terhormat.

b). Urf Khusus

ialah kebiasaan yang dilakukan oleh sekelompok orang di tempat

tertentu atau pada waktu tertentu dan tidak berlaku di sembarang

waktu dan tempat. Perumpamaan adat menarik garis keturunan

melalui garis ibu atau perempuan (matrilineal) di Minang Kabau dan

melalui bapak (patrilineal) di kalangan suku Batak. Orang Sunda

menggunakan kata paman hanya untuk adik dari ayah tidak

digunakan kata paman itu untuk kakak dari ayah. Adapun orang Jawa

menggunakan kata paman itu untuk dan untuk kakak dari ayah. Bagi

masyarakat tertentu penggunaan kata budak dianggap menghina.

16Sudirman, Fiqh Kontemforer, (Cet-1, Yogyakarta: Deepublish,2018) h,275

Page 32: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

20

Karena kata itu, berarti hamba sahaya. Namun bagi masyarakat

lainnya kata budak biasa digunakan untuk anak-anak.

3. Dilihat dari Kualitasnya :

a. Urf sahih

ialah kebiasaan yang dilakukan secara berulang-ulang, diterima oleh

orang banyak, tidak bertentangan dengan norma agama, sopan

santun, dan budaya yang luhur. Contohnya, memberi hadiah kepada

orang tua dan kenalan dekat dlam waktu-waktu tertentu, mengdakan

acara halal bi halal pada hari raya, memberi hadiah sebagai

penghargaan atau prestasi.

b. Urf fasid

ialah adat atau kebisaan yang berlaku di suatu tempat namun

bertentangan dengan agama, undang-undang negara dan sopan

santun, Contohnya berjudi untuk merayakan suatu peristiwa, main

kartu pada malam hari pesta pernikahan, minum-minuman keras pada

hari ulang tahun, hidup bersama tanpa nikah, dan sebagainya.

4. Kehujahan Urf

Urf yang sahih dapat dijadikan sumber pembentukan hukum. Bagi

seorang mujtahid harus menggunakannya pada waktu menetapkan

hukum. Seorang hakim pun harus menggunakan adat ketika ia akan

mengadili. Maka Islam telah melestarikan urf bangsa Arab yang sahih

dalam perkawinan anatara calon suami dan istri. Oleh karena itu para

ulama fiqh mengatakan bahwa adat adalah syariat yang di kukuhkan

Page 33: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

21

sebagai hukum. Imam malik mendasarkan sebagian hukumnya kepada

amal perbuatan penduduk Madinah. Imam syafi’i ketika berada di Mesir

mengubah sebagian hukum yang telah di tetapkannya ketika beliau di

Baghdad. Hal ini dikarenakan adanya urf yang berbeda.17

Qaedah ushul mengatakan :

العادة محكمة” Adat kebiasaan bisa dijadikan hukum” 18

Adat bisa dijadikan hukum selama tdk ada dalil yang memalingkan

dari hukum bolehnya, Qaedah ushul mengatakan :

والأصل في عاداتنا الإباحة حتى یجيء صارف الإباحة

“Hukum asal adat kita adalah boleh selama tidak ada dalil yang

memalingkan dari hukum bolehnya.“19

B. Ziarah Kubur

Ziara kubur adalah mengunjungi makam keluarga, kerabat,

ataupun makam para ulama yang telah berjasa bagi perkembangan

agama Islam. Ziarah kubur merupakan hal yang disyariatkan dalam

agama Islam dengan tujuan agar orang yang melakukannya dapat

17Sapiudin Shidiq, Ushul Fiqh, (Cet-1, Kencana, 2017) h. 100-10118Muhammad Shidqi bin Ahmad, Muhammad alburnuu Abi Harist al-Gozzi, Al-Wajiz Fi

Idhohi Qowaid Al-Fiqh Al-Kulliyah, ( Cet-5, Beirut : Al-Risalah, 2002) h. 2619Abdurrahman Bin Nashir As-sa’di, Risalah Fii Qowai’id Al Fiqhiyyah (Cet-1, Dar At-

Tadmuriyyah, 1432 H) h. 196

Page 34: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

22

mengambil pelajaran dengannya dan dapat mengingat akhirat.20Sebagian

orang mendefinisikan atau mengartikan ziarah itu berkunjung ke tempat

religius. Ada pula yang beranggapan ziarah adalah berdo,a di suatu

tempat yang jauh, pengertian sebagian besar orang menganggap

berziarah adalah pergi menjauhi keramaian untuk berdo,a.21

Menurut Muhammad Sholikhin dalam bukunya bahwa makna dan

hakekat ziarah kubur secara umum berarti menengok, yakni kunjungan ke

kubur untuk memintakan ampun bagi si mayyit,22 Sedangkan hukumnya

sunnah bagi laki-laki, sedangkan bagi wanita, jika dikhawatirkan

mentalnya tidak kuat, memecahkan tangis, lemah hati, susah dan

berkeluh kesah maka hukumnya makruh. Jika sampai berlebihan, hingga

meratap, hukumnya haram.

Melakukan amalan ibadah baik yang wajib maupun yang sunnah itu

adalah bagian penting dari aktivitas seorang muslim. Termasuk ziarah

kubur, dimana dalam hal ini terdapat spekulasi dan perbedaan pendapat

akan boleh dan tidaknya pelaksanaan ziarah kubur itu dilakukan. Tentu

sebagai pencerahan dari tentang hukum ziarah tersebut bagi keumuman

umat Islam atau orang awwam itu sangat di butuhkan. Karena selain

sudah menjadi anjuran dan perintah, amalan seperti ziarah kubur ini

memang memiliki pengertian dan prinsip serta dalil yang menunjukkan

hukumnya tersebut.

20Mutmainah Afra Rabbani, Adab Berziarah Kubur Untuk Wanita (Jakarta: Lembar LangitIndonesia,2014) h. 9

21Maria Fransiska Merinda,Europa Pilgrim Trip (Jakarta : PT Elex MediaKomputindo,2017) h. 1

22Muhammad Sholikhin,Ritual dan Tradisi Islam Jawa (Yogyakarta: Narasi, 2010) h. 387

Page 35: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

23

Ziarah kubur merupakan sesuatu yang sempat dilarang oleh

Rasulullah dengan alasan bahwa pada saat itu ummat Islam baru saja

meninggalkan meninggalkan penyembahan berhala dan aqidah ummat

Islam pada saat itu belum terlalu terlalu kokoh, sehingga Rasulullah

khawatir jika ziarah kubur diperbolehkan para sahabat akan kembali

mengikuti budaya jahiliyhanya yang suka memuja kuburan, akan tetapi

setelah Rasulullah melihat aqidah dan pengetahuan para sahabatnya

tentang Islam sudah mulai kuat Raulullah akhirnya memperbolehkan para

sahabatnya untuk berziarah ke kuburan dengan alasan mengingat

kematian, sebagaimana sabdanya:

د بن عبید عن یزید ثنا محم ثنا أبو بكر بن أبى شیبة وزھیر بن حرب قالا حد حد

بى بعن أبى حازم بن كیسان -صلى الله علیھ وسلم-ن أعبى ھریرة قال زار الن

ھ فبكى وأبكى من حولھ فقال استأذنت ربى فى أن أستغفر لھا فلم یؤذن لى قبر أم

ر الموت واستأذنتھ فى أن أزور قبرھا ف ھا تذك ( رواه أذن لى فزوروا القبور فإن

مسلم)

Artinya:

Dari Abu Bakr bin Abi Syaibah dan Zuhair bin Harb, mereka berdua

berkata: Muhammad Bin ‘Ubaid menuturkan kepada kami: Dari

Yaziid bin Kasyaan, ia berkata: Dari Abu Haazim, ia berkata: Dari

Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah SAW berziarah kepada

makam ibunya, lalu beliau menangis, kemudian menangis pula lah

Page 36: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

24

orang-orang di sekitar beliau. Beliau lalu bersabda: “Aku meminta

izin kepada Rabb-ku untuk memintakan ampunan bagi ibuku,

namun aku tidak diizinkan melakukannya. Maka aku pun meminta

izin untuk menziarahi kuburnya, aku pun diizinkan. Berziarah-

kuburlah, karena ia dapat mengingatkan engkau akan kematian”23

Ada dua fungsi dan tujuan dari ziarah kubur yaitu:

Pertama: mengingat kematian, anjuran agar selalu mengingat

kematian bukan hanya disaat sedang berziarah saja, akan tetapi disetiap

saat dan disetiap waktu dianjurkan untuk selalu ingat bahwa cepat atau

lambat makhluk yang hidup pasti akan mati. Dengan berziarah ke kuburan

tentu hal tersebut seharusnya memberikan kesadaran bahwa manusia

nantinya juga akan dikubur seperti halnya para pendahulu yang saat ini

sedang dikubur.

Kedua: mendoakan ahli kubur, pada saat berziarah tentunya

diperbolehkan untuk mendoakan ahli kubur. Akan tetapi perlu diingat

mendoakan bukan meminta do,a kepada ahli kubur. Sebab barang siapa

meminta kepada selain Allah SWT, maka perbuatan tersebut merupakan

kesyirikan.24

Ziarah kubur sendiri memiliki beberapa macam bentuk mdalam

pandangan Islam, adapaun macam-macam bentuk ziarah kubur adalah:

23Al-Imam Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi an-Naisaburi, ShohiMuslim,kitaabul janais, Bab isti’dzanun nabi Sollallahu Alaihi Wasallam Rabbahu Azzawajallah fiiZiarati Qurbri Ummihi, No Hadist 976 , Jilid 1, Cet Pertama, Pen darutoyyibah –Riyad 2006,h.433

24Mutmainah Afra Rabbani, Adab Berziarah Kubur Untuk Wanita (Jakarta: Lembar LangitIndonesia,2014) h. 12-13

Page 37: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

25

1) Ziarah yang berdasarkan syari’at. Maksudnya adalah sebagai

berikut:

a) Mengucapkan salam kepada kepada orang-orang yang telah

meninggal dunia, mendo’akan mereka dan memohonkan

rahmat atas mereka, karena amalan-amalan mereka telah

terputus.

b) Mengingat kematian dan akhirat dapat melembutkan hati.

c) Menghidupkan sunnah Nabi Saw, karena beliau melakukan

ziarah kubur dan memerintahkan untuk melakukannya.

2) Ziarah yang merupakan perbuatan bid’ah dan kemusyrikan. Ziarah

seperti ini ada tiga macam yaitu:

a) Orang yang meminta kepada orang yang telah meninggal

agar hajatnya terpenuhi. Mereka ini termasuk golongan para

penyembah berhala dan mereka keluar dari agama Islam.

b) Orang yang meminta kepada Allah dengan orang yang telah

meninggal, seperti orang yang berkata.”aku bertawassul

kepada-Mu dengan perantaraan hak syaikh fulan.”

Perbuatan ini termasuk bid’ah yang diada-adakan dalam

Islam, namun ia tidak sampai ke tingkat syirik besar.

Perbuatan ini tidak sampai menyebabkan pelakunya keluar

dari agama Islam, sebagaimana yang pertama.

c) Orang yang beranggapan bahwa berdo,a di sisi kubur itu

mustajab, atau hal itu lebih utama daripada berdo,a di dalam

Page 38: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

26

masjid. Perbuatan ini termasuk kemungkaran berdasarkan

ijma.25

Jika kita merajuk kepada dalil tentang boleh atau tidaknya ziarah

kubur maka kita akan tau bahwasanya, ziarah kubur adalah suatu aktifitas

yang sempat dilarang untuk dilakukan karna sangat rentang terhadap

kesyirikan hingga akhirnya ada dalil tentang membolehkan untuk

melakukannya. Dalam sebuah buku karangan ust abd somad dituliskan

tentang seseorang yang bertanya padanya mengenai ziarah kubur pada

hari raya, pertanyaannya:”Banyak kaum muslim yang antusias melakukan

ziarah kubur setelah sholat ied, sejauh mana kebenaran perbuatan ini

menurut syariat Islam”?

Jawab: Pada awalnya Rasulullah Saw melarang ziarah kubur untuk

memutus tradisi jahiliah berbangga-bangga dengan ziarah kubur serta

menyebut peninggalan nenek moyang, itu yang disebutkan Allah Swt

dalam firman-Nya:

ى زرتم المقابر ألھ كاثر حت )١٠٢:(التكاثرىكم الت

Terjemahnya:

Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk

ke dalam kubur (QS At-takasur(102) :1-226

25 Sa’id bin Ali bin Wahf Al-Qahthani,Said A. Wqahthani, Ensiklopedi Shalat Jilid3,(Jakarta: Niaga Swadaya,2006), h. 551

26Kementrian Agama RI, Al-qur’an dan terjemahnya (bandung: sygma publishing,2010) h.600

Page 39: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

27

Kaum muslimin telah Ijma, tentang anjuran ziarah kubur, wajib

menurut mazhab zhahiriah, hanya mereka menyatakan bahwa ziarah

khusus bagi laki-laki, bukan untuk perempuan. Ketika Rsulullah Saw

melihat bahwa perempuan pergi ziarah itu mengandung hal-hal tidak baik,

maka Rasulullah Saw melarang mereka ziarah kubur, izin ziarah kubur

bagi laki-laki tetap berlaku.27

C.HUKUM ISLAM

Hukum berasal dari bahasa Arab yaitu huk’mun yang artinya

menetapkan. Arti semacam ini terbilang mirip dengan pengertian hukum

yang dikembangkan oleh kajian dalam teori hukum, ilmu hukum dan

sebahagian studi-studi sosial mengenai hukum. Misalnya hukum diartikan

sebagai norma yang menetapakan petunjuk tingkah laku. Hukum

menetapkan tigkah laku mana yang dibolehkan, dilarang atau disuruh

untuk dilakukan.28 Pengertian dan definisi mengenai hukum berjumlah

ratusan. Menurut ajaran yang lazim disampaikan, perbedaan ini

disebabkan oleh penggunaan sudut pandang yang berbeda-beda. Dalam

bahasa yang lain sudut pandang tersebut bisa juga diartikan sebagai

faham atau aliran berfikir(mazhab). Setiap ketentuan hukum berfungsi

mencapai tata tertib antar hubungan manusia dalam kehidupan sosial.29

27Abdul Somad,30 Fatwa Seputar Ramadhan (Pekanbaru: Bukupedia, 2011) h. 7028Adul Rahman Saleh, Iur Adnan Buyung Nasution,Stewart Fenwick,Panduan Bantuan

Hukum di Indonesia(Cet-1, Jakarta:Yayasan Obor Indonesia,2009) h. 229 Muhammad Sadi Is, Pengantar Ilmu Hukum (Jakarta: Kencana, 2017) h. 3-4

Page 40: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

28

Dalam agama Islam ada dua istilah yang biasanya diterjemahkan

menjadi hukum Islam, yaitu syari,ah (syara’) dan fiqh. Kedua pengertian

itu sering dikacaukan pemakainnya, kadang-kadang sebagai suatu hal

yang berbeda dan kadang-kadang sebagai sinonim. Apalagi kalau yang

dipakai satu kata terjemahan seperti hukum Islam. Bahkan kekacauan

pengertian antara syariat dengan fiqh menimbulkan konflik-konflik hukum

dalam masyarakat. Ada yang memakai kata syariat sebagai sinonim dari

kata ”din” dan ”millat”. Ada pula yang membedakan syariat dengan fiqh.

Menurut pendapat terakhir ini, syariat adalah hukum-hukum yang telah

jelas nash-nya, atau qath’i, sedangkan fiqh adalah hukum-hukum yang

zhanni yang dapat dimasuki pemikiran manusia (ijtihad).30

Hukum syariat adalah hukum-hukum yang telah jelas nash-nya

yang bisa juga di sebut juga sebagai hukum langit, sedangkan hukum

selain hukum syariat disebut hukum wadh,i yaitu undang-undang yang

dipilih oleh umat sebagai pedoman, untuk mengurus hal-hal yang

berhubungan dengan individu dan mengatur mengatur kehidupan secara

universal. Hanya saja hukum ini dirasakan terbatas cakupannya dalam

kebutuhan masyarakat. Hal ini tentu saja terjadi, karena hukum tersebut

merupakan hukum buatan manusia, meskipun memiliki pengetahuan

tinggi, tetap saja manusia memiliki keterbatasan dan tidak mengetahui

sesuatu yang ghoib.

30Busthanul Arifin,Pelembagaan Hukum Islam di Indonesia( Jakarta: Gema Insani, 1996)h. 40

Page 41: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

29

Dan untuk mengetahui perbedaan antara hukum samawi dan

hukum wadh,i dapat dipandang dari berbagai segi, diantaranya:

1. Hukum samawi bertujuan untuk membentuk seseorang seperti

berakhlaq baik. Di dalamnya terdapat cara mendidik kesucian hati,

ketinggian jiwa, ketanggapan perasaan, menyebarluaskan

kewajiban, memperhatikan kuatnya hubungan di antara seseorang

dan saudaranya dan dengan pencipta secara sempurna. Hukum

wadh,i tidak demikian.

2. Hukum samawi itu positif dan negatif, dalam artian bahwa di

dalamnya terdapat perintah yang menghendaki kebaikan melalui

janji yang baik. Mencegah kemungkaran dan menjauhi larangan

yang keras. Semua itu dimaksudkan untuk menarik kemaslahatan

dan menolak kerusakan sebagai tujuan utama. Hukum wadh,i tidak

demikian.

3. Hukum samawi merupakan hukum yang dianut, mengerjakannya

merupakan kekuatan yang diberi pahala dan menyalahinya

merupakan maksiat yang diberi siksa. Hukum wadh,i lebih

merupakan konsekuensi duniawi.

4. Hukum samawi memperhitungkan amal perbuatan lahir, batin dan

yang akan datang, yang merupakan wasilah pada yang lain.

Berbeda dengan hukum wadh,i yang tidak memperhitungkan hal

tersebut.

Page 42: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

30

5. Hukum samawi merupakan ciptaan Allah SWT, meliputi semua

perbuatan hamba-Nya, baik yang tampak maupun yang

tersembunyi. Abadi dan memenuhi apa yang mereka maksud dari

segi kemaslahatan yang Allah SWT ajarkan pada mereka, hingga

waktu yang ditentukan untuk hukum itu. Hukum wadh,i tidak

demikian.

6. Terkadang hukum wadh,i membolehkan apa yang diharamkan

pada hukum samawi. Sebagaimana juga melarang yang dibolehkan

atau yang di wajibkan oleh hukum samawi.31

Islam secara garis besar mengenal dua macam sumber hukum,

pertama sumber hukum yang bersifat ”naqliy” dan sumber hukum yang

bersifat ”aqliy”. Sumber hukum naqliy ialah Al-Qur’an dan As sunnah,

sedangkan sumber hukum aqliy ialah hasil usaha menemukan hukum

dengan mengutamakan olah fikir dengan beragam metodenya.

Kandungan hukum dalam dalam Al-Qur’an dan hadist kadang kala bersifat

prinsipiil yang general sehingga perlu interpretasi untuk penerapannya. Al-

Qur’an dan As-sunnah sebagai sumber ilmu syariah, dengan bantuan

ulumu al-qur’an dan ulum al-hadis, meliputi tiga hukum: Pertama, hukum

yang menyangkut keyakinan orang dewasa (mukalaf). Kedua, hukum

etika (akhlaq) yang mengatur bagaimana seseorang berbuat kebaikan dan

meninggalkan kejelekan. Ketiga, hukum-hukum praktis (amaliyah) yang

31Fauzi,Sejarah Hukum Islam (Jakarta: Prenada Media,2018) h, 6

Page 43: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

31

mengatur perbuatan, ucapan,perikatan, dan berbagai tindakan hukum

seseorang.32

32Abd Shomad,Hukum Islam: Penormaan Prinsip Syariah dalam Hukum Indonesia(Jakarta: Kencana,2017) h, 2

Page 44: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian adalah upaya manusia untuk menemukan pengetahuan

baru, menciptakan pengetahuan atau produk baru, atau memecahkan

atau mencari solusi dari suatu permasalahan ilmiah atau sehari-hari.

Upaya penelitian tersebut perlu dilakukan secara logis/rasional dan

sitematik sehingga informasi dan pengetahuan baru yang bermanfaat

dapat diperoleh.33 Penelitian merupakan kegiatan yang dilakukan dengan

penuh perhatian, sepenuh hatidan segenap daya upaya serta dilakukan

dengan semangat unggul bukan dengan semangat minimalis. Pada

dasarnya, manusia adalah makhluk hidup yang ingin tahu akan sesuatu

yang belum di ketahuinya, baik tentang gejala alami ataupun tentang

penyelesaian yang tepat tentang suatu permasalahan dan cara-cara

mengatasinya.

Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan pencarian

kebenaran dari ilmu pengetahuan.suatu penelitian diawali karena adanya

keraguan atau keingin tahuan dari seorang peneliti terhadap suatu

masalah yang ada atau yang dialami. Pada umumnya permasalahan

adalah kesenjangan antara yang seharusnya dengan senyatanya, antara

33Kris H. Timotius, Pengantar Metodologi Penetian ( Yogyakarta: Penerbit Andi, 2017) h.2

Page 45: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

33

cita-cita (idea) hukum dengan senyatanya, antara teori dengan

pelaksanaannya.34 Oleh karena itu penelitian merupakan suatu sarana

pokok dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran secara sistematis,

metodologis dan konsisten, maka melalui proses penelitian tersebut perlu

diadakan analisis dan konstruksi terhadap data yang telah dikumpulkan

dan diolah.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif yang

bertujuan menggambarkan secara sifat-sifat suatu individu, keadaan

gejala atau kelompok tertentu atau untuk menentukan penyebaran suatu

gejala ataus untuk menentukan ada tidaknya hubungan antara suatu

gejala dengan gejala lain dalam masyarakat.35 Penelitian ini merupakan

penelitian dengan spesifikasi penelitian secara deskriptif, yaitu

dimaksudkan untuk memberikan data seteliti mungkin tentang keadaan

atau gejala-gejala lainnya.36 Karena penelitian ini diharapakan mampu

memberikan gambaran secara rinci, sistematis dan menyeluruh mengenai

segala hal yang behubungan dengan hak asuh anak dan kepentingannya

bagi para pihak.

Pemaparan secara kualitatif dimaksudkan agar dapat

menggambarkan lebih jelas realitas di masyarakat yang terjadi pada hasil

34 Aminuddin dan Zinal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum (Cet. III; Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2006), h. 34

35Aminuddin dan Zinal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum (Cet. III; Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2006), h.25

36Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu TinjauanSingkat (Jakarta: Rajawali Press, 1990), h.10

Page 46: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

34

putusan pengadilan mengenai hak asuh anak akibat terjadinya perceraian

diantara orang tua.

B. Lokasi Penelitian

Adapun daerah yang menjadi Tempat penelitian adalah Desa

Katumbangan Lemo, Kec. Campalagian, Kab. Polewali Mandar.

Dimana adat istiadat masih sangat dilestarikan dan dijaga di daerah ini

dan sangat kental di banding daerah lainnya yang ada di Polewali

Mandar.

C. Sumber Data

Pada penelitian kualitatif ini, sumber datanya hasil wawancara

observasi, dokumentasi disebut sumber data primer, kedua sumber data

sekunder yaitu data-data yang telah tersedia seperti dokumen-dokumen

yang telah ada di kantor Desa Katumbangan Lemo.

1. Data Primer

Sumber data primer yaitu data yang diambil dari penelitian

lapangan yang diperoleh dari wawancara, observasi, dan dokumentasi

dengan narasumber atau informan. Data primer yang diperoleh dari

penelitian makna dari adat Mandar di SengkaeDesa Katumbangan Lemo

tentang adat istiadat ziarah kubur. Berziarah ke kuburan setelah

pernikahan serta membawa sesuatu ke kuburan saat berziarah seperti

bunga untuk ditaburi diatas kuburan, air untuk disiramkan diatas kuburan,

alat-alat yang bisa dipakai untuk membersihkan kuburan, membaca al-

qur’an dan mendoakan kebaikan bagi si mayyit agar mendapat

Page 47: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

35

pengampunan sudah menjadi adat bagi masyarakat Sengkae.

Narasumber dalam penelitian ini yaitu masyarakat dan tokoh Adat di

Sengkae Desa Katumbangan Lemo Kecamatan Campalagian Kabupaten

Polewali Mandar.

Tabel 1

wawancara

No Nama Keterangan

1Syamsul Bahri, S.Th.I Toko Masyarakat

2Muh. Salim, S.pd. M.pd Toko Masyarakat

3Muhammad Muliyawi Toko Masyarakat

4Hj Hatimas Toko Adat

5Sitti Toko adat

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data pendukung dari data primer yaitu,

data-data yang diperoleh dari buku-buku, dokumen, maupun referensi

yang terkait dan relevan dengan penelitian ini. Dalam penelitian ini

terdapat perpustakaan yang menyediakan buku-buku yang terkait dalam

penelitian ini.

Page 48: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

36

D. Metode Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara mengamati dan mencatat serta menganalisa secara sistematis

terhadap gejala/penomena/objek yang akan diteliti. Dalam penelitian ini

yang menjadi objek penelitian adalah masyarakat Mandar di Sengkae

Desa Katumbangan Lemo. Pengamatan dilakukan dengan cara observasi

partisipan dengan menggunakan alat bantu seperti alat tulis menulis dan

sebagainya.

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan antar periset (seseorang yang

berharap mendapatkan informan) dan informan (seseorang yang

diasumsikan mempunyai informasi penting tentang suatu objek).

Wawancara atau interview merupakan metode pengumpulan data untuk

mendapatkan keterangan lisan melalui tanya jawab dan perhadapan

langsung dengan orang yang dapat memberikan keterangan teknik ini

memberikan data sekunder dan data primer yang akan mendukung

penelitian.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan data dengan cara melakukan

analisis terhadap dokumen-dokumen yang berisi data yang menunjang

analisis dalam penelitian.

Page 49: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

37

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data. Oleh karena itu, jenis penelitian ini adalah

kualitatif, maka instrumen penelitian adalah penelitian sendiri. Alat bantu

yang digunakan adalah polpen, buku catatan, Hp untuk rekaman suara

pada saat wawancara, dan foto.

Wujud data penelitian kualitatif adalah kata-kata, gambar, dan

angka yang tidak dihasilkan melalui pengolahan statistik. Data yang

deskriptif ini dihasilkan dari transkrif (hasil) wawancara, catatan lapangan

melalui pengamatan, foto-foto, dokumen pribadi, dan dokumen resmi yang

lain. Data yang banyak ini dirajut, diulas satu persatu, dianalisis secara

rinci sehingga diperoleh laporan komprehensif. Untuk melakukan hal ini,

analisis dapat dilakukan dengan interogasi, dengan mengajukan beberapa

pertanyaan yang esensi terkait dengan permasalahan yang diteliti.37

Dalam penelitian skripsi ini, peneliti hanya menggunakan kamera,

alat perekam suara, dan dokumen pribadi (memo) sebagai instrumen

penelitian dalam melakukan wawancara dengan responden masyarakat di

Desa Katumbangan Kecamatan Campalagian Kabupaten Polewali

Mandar.

37Muhammad, Metode Penelitian Bahasa (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011) h.35

Page 50: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

38

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

1. Letak Geografis Desa Katumbangan Lemo

Keadaan geografis Desa Katumbangan Lemo merupakan salah

satu desa yang ada di Kecamatan Campalagian Kabupaten Polewali

Mandar sudah ada sejak lama. Jarak Desa Katumbangan Lemo Dusun

Sengkae ke Kecamatan sekitar 7 km dengan waktu tempuh20 menit, jarak

ke ibukota propinsi sejauh 29 dengan waktu tempuh kurang lebih satu

jam, sedangkan jarak tempuh dari Desa Katumbangan dusun Sengkae ke

Desa tetangga adalah Panyampa 5 menit dengan jarak 3,5 km, Buku 7

menit dengan jarak 4,2 km, Katumbangan 0,9 menit dengan jarak 1,5 km,

Rumpa 3 menit dengan jarak 2,7 km.Secara administratif, Desa

Katumbangan Lemo terbagi atas 7 Dusun diantaranya adalah Dusun

Sengkae, Dusun Lemo 1, Dusun Lemo 2, Dusun Katumbangan, Dusun

Palludai, Dusun Ancole dan Dusun Galung.

- Sebelah Utara: Desa Rumpa Kecamatan Mapilli

- Sebelah Selatan: Desa Panyampa Kecamatan Campalagian

- Sebelah Timur: Desa Buku Kecamatan Mapilli

- Sebelah Barat: Desa Katumbangan Kecamatan Campalagian.

Desa Katumbangan Lemo Dusun Sengkae memiliki luas 4,25 km

persegi, Keadaan topografi wilayah pada umumnya datar dengan

Page 51: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

39

ketinggian kurang lebih 30 meter dari permukaan laut. Secara fisik wilayah

Desa Katumbangan Lemo terbagi atas 4 bagian yaitu: (1) pemukiman (2)

perkebunan (3) persawahan (4) kolam ikan.

2. Kondisi Masyarakat Desa Katumbangan Lemo

Desa Katumbangan Lemo Dusun Sengkae merupakan desa yang

mayoritas penduduk berada di usia produktif, penduduk Desa

Katumbangan lebih didominasi oleh kaum perempuan. Agar lebih

detailnya maka dapat dideskripsikan pada tabel di bawah ini :

Tabel 2

Jumlah penduduk

No Rincian Jumlah

1 Laki-laki 1638

2 Perempuan 1748

3 Kepala Keluarga (KK) 928

Sumber Data : Kantor Desa Katumbangan Lemo

Mayoritas penduduk Desa Katumbangan Lemo bermata

pencaharian sebagai petani sebesar 50% dari jumlah dimaksud

merupakan pemilik lahan pertanian dan juga buruh tani penggarap lahan

pertanian orang lain. Sedangkan untuk yang bermata pencaharian di

Page 52: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

40

sektor non pertanian terdiri dari pedagang 20%, sedangkan untuk yang

bermata pencaharian pada lapangan kerja sebanayak 15% dan yang

bermata pencaharian sebagai Pegawai Negri Sipil (PNS)2% adapun 13%

yang tersisa terhitung belum memiliki pekerjaan atau pengannguran.

Hal ini disebabkan karna kebanyakan dari mereka tidak memeliki

lahan untuk bertani ataupun tidak memiliki modal untuk berdagang dan

faktor lainnya karna kebanyakan dari mereka merupakan kelompok usia

sekolah, masyarakat desa Katumbangan Lemo lebih memilih untuk

mencari nafkah buat kehidupan mereka ketimbang untuk melanjutkan

pendidikan mereka ke jenjang yang lebih tinggi. Rendahnya tingkat

pendididkan sangat sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti

tingkat kesejahteraan masyarakat yang rendah membuat mereka lebih

senang bekerja daripada melanjutkan pendidikan, dan masih ada

beberapa anggapan lain bahwa anak yang sudah cukup dewasa lebih

baik bekerja dari pada melanjutkan pendidikan, di samping itu kurangnya

sarana dan prasarana membuat masyarakat tidak antusias dalam

melanjutkan pendidikan.

3. Sarana dan Prasarana di Desa Katumbangan Lemo

Keadaan sarana dan prasarana di desa Katumbangan Lemo pada

sektor pendidikan.

Page 53: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

41

Tabel 3

Sarana dan prasarana

No Pendidikan Jumlah Murid Guru

1 TK 3 101 jiwa 8 jiwa

2 KelompokBermain 1 27 jiwa 3 jiwa

3 MI 1 102 jiwa 15 jiwa

4 SD 2 577 jiwa 49 jiwa

5 SMP 1 1024 jiwa 24 jiwa

6 MTS 1 8079 jiwa 20 jiwa

Sumber Data : Kantor Desa Katumbangan Lemo

Gambaran tabel diatas menunjukkan bahwasanya sarana di Desa

Katumbangan Lemo dalam hal pendidikan kurang mendukung untuk

menunjang mutu dan kualitas pendidikan masyarakat karna sekolah

dengan pendidikan tertinggi hanya sampai pada tingkat MTS sederajat,

sehingga sebagian masyarakat tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang

yang lebih tinggi karna berbagai alasan seperti, sekolah yang berada di

luar desa harus di jangkau dengan kendaraan sedangkan masyarakat

masih ada yang tidak memiliki transpostasi untuk ke sekolah dan alasan

yang laen adalah jauhnya sekolah menjadikan biaya pengeluaran lebih

banyak sedangkan penghasilan yang di dapat tidak cukup untuk

memenuhi biaya sekolah sehingga masyarakat lebih memilih putus

sekolah dan mencari pekerjaan agar mendapat penghasilan.

Page 54: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

42

Meskipun masyarakat di Desa Katumbangan kurang mengenyam

pendidikan secara formal akan tetapi animo masyarakat dalam

mempelajari Agama Islam sangatlah baik di kalangan anak-anak, hal bisa

kita lihat dengan adanya berbagai macam perlombaan keagamaan antar

dusun yang dilakukan di Desa Katumbangan sekali dalam setahun pada

saat bulan romadhan tiba yang menjadi pemicu bagi anak-anak untuk

belajar dan menghapal al-Qur’an di luar bulan puasa sebagai persiapan,

adanya pembentukan remaja masjid di masing-masing masjid yang ada di

Desa Katumbangan Lemo untuk pembinaan keagamaan bagi para

remaja, serta tempat pengajian anak-anak (TPA) untuk tempat belajar

mengaji dasar anak-anak dengan menggunakan metode Iqro’ di tingkat

desa, sehingga anak-anak di desa Katumbangan Lemo bisa mengenali

dan membaca al-Qur’an dengan baik dan benar.

Selain itu dalam setiap kegiatan atau hajatan yang dilakukan oleh

masyarakat Desa Katumbangan Lemo selalu diawali dan diakhiri secara

keagamaan, seperti acara syukuran setelah panen dengan memanggil

Imam yang dianggap sebagai orang yang dituakan atau ditokohkan dalam

masyarakat untuk mendo,akan agar apa yang mereka kerjakan dan

dapatkan menjadi kebaikan bagi mereka sebagai pemberian dan rahmat

dari Allah. Masyarakat desa Katumbangan Lemo setiap tahun juga

merayakan perayaan hari besar agama Islam seperti : Idul Fitri, Idul Adha,

Maulid Nabi Muhammad dan kegiatan keagamaan lainnya yang diadakan

di masjid yang ada di Desa Katumbangan Lemo.

Page 55: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

43

Adapun jumlah prasarana Ibadah yang ada di Desa Katumbangan

Lemo yaitu :

Tabel 4

Sarana dan prasarana

No Tempat Ibadah Jumlah

1 Masjid 8 unit

2 Mushollah 2 unit

3 Gereja -

Sumber Data : Kantor Desa Katumbangan Lemo

Tabel diatas menunjukkan bahwa dapat dipastikan penduduk Desa

Katumbangan Lemo mayoritas beragama Islam bahkan penulis sendiri

sebagai penduduk Desa Katumbangan Lemo belum pernah menjumpai

masyarakat dari daerah sekitar memeluk agama yang lain selain agama

Islam.

B. Adat istiadat ziarah kubur di Sengkae Desa Katumbangan Lemo

Kecamatan Campalagian Kabupaten Polewali Mandar

”Adat istiadat di Mandar sudah ada sejak dulu, jauh sebelum Islam

datang adat istiadat ziarah kubur sudah dilakukan oleh masyarakat

sengkae, sebelum Islam datang masyarakat memang sudah

melakukan aktivitas ziarah kubur khususnya setelah proses

pernikahan akan tetapi pada saat itu mereka berziarah ke makam

Page 56: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

44

Raja atau ke makam orang-orang yang dianggap penting serta

memiliki kedudukan yang tinggi sewaktu ia hidup.”38

Pada masyarakat Mandar ada istilah mara,dia( kaum

bangsawan/keturunan raja) mereka inilah yang memiliki kedudukan tinggi

yang biasa diberi gelar oleh masyarakat bawah mara,dia/puangdalam

masyarakat bugis biasa disebut sebagai keturunan karaeng, Mereka

inilah yang dijunjung tinggi, dihormati, diagung-agungkan bahkan setelah

mereka meninggal masyarakat tetap menghormati dan mengagung-

agungkan mereka. Jika semasa hidup mereka dihormati dengan cara

patuh,sopan,dan dipuji tatkala mereka meninggal mereka dihormati

dengan cara berziarah ke kuburan mereka pada saat-saat tertentu seperti

setelah proses pernikahan.

Sebelum agama Islam muncul masyarakat Mandar menganut

agama Hindu yang dikenal dengan agama yang memiliki banyak ritual-

ritual dan adat istiadat, adapun dalam agama Islam tentang adat istiadat

ziarah kubur di mandar tidak ada dalam syariat kalau hal itu dibolehkan

akan tetapi ziarah kubur dalam agama Islam itu ada meskipun sempat

dilarang karna ditakutkan jika orang yang melakukannya terjerumus dalam

kemusyrikan oleh Rasulullah Saw, adapun dalil tentang dibolehkannya

ziarah kubur sebagaimana sabda Rasulullah Saw :

(رواه مسلم)كنت نھیتكم عن زیارة القبور, فزوروھاArtinya :

38 Syamsul Bahri ( 33 Tahun), Toko Masyarakat Sengkae, wawancara, Pondok PesantrenHasan Yamani Parappe 15 Mei 2019

Page 57: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

45

Dahulu saya melarang kalian berziarahkubur, namun kini

berziaralah kalian.39

Adapun adat istiadat di sengkae tentang ziarah kubur jika ada

unsur kesyirikan maka itu dilarang tapi jika itu adalah urf maka dibolehkan,

ziarah kubur bukanlah sesuatu yang diwajibkan bagi kaum muslimnamun

masyarakat awam di sengkae menganggap bahwa ziarah kubur setelah

proses pernikahan adalah sesuatu yang diharuskan sehingga tanpa

disadari bahwa posisi dari adat istiadat tersebut sudah menjadi kewajiban

dan beberapa rangkaian yang dilakukan pada saat berziarah ke kuburan

seperti membawa makanan atau menyembelih hewan di kuburan, tradisi

ini mulai bergeser seiring berkembangnya pemahaman agama Islam dan

mulai ditinggalkan sebagian masyarakat meskipun masih ada segelintir

orang yang melakukannya.

Adat istiadat ziarah kubur itu boleh selama tidak melanggar syariat

dan tidak ada unsur kemusyrikan dan menyimpang dari agama.

Adat istiadat adalah kegiatan atau prilaku-prilaku yang sering

dilakukan pada suatu komunitas atau daerah terdiri dari nilai-nilai

kebudayaan, norma, kebiasaan dan hukum, apabila adatini tidak

dilaksanakan maka akan menimbulkan sanksi tak tertulis oleh masyarakat

setempat terhadap pelaku yang dianggap menyimpan.

Adapun fungsi dari adat istiadat di sengkae yaitu untuk menyatukan

dan mempererat hubungan antar sesama masyarakat tanpa melihat

status ataupun kedudukan dan bukti bahwasanya adat istiadat yang ada

di Sengkae itu berfungsi untuk menyatukan dan mempererat hubungan

39Al-Imam Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi an-Naisaburi, Shohi Muslim,qitaabul janaais, Bab isti,dzanun Nabi Fii Ziarat Qubri Ummihi, No Hadist 106, Jilid 2, Hal, 672

Page 58: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

46

kekeluargaan bisa kita lihat ketika masyarakat Sengkae mengadakan adat

keagamaan seperti memperingati maulid dan memperingati isra, mi’raj

dimana semua masyarakat Sengkae berkumpul dalam satu ruangan yaitu

dalam masjid untuk merayakannya. Begitu pula dengan adat istiadat

ziarah kubur setelah pernikahan dengan membawa pasangan berziarah

ke kuburan keluarga yang sudah meninggal, tujuannya adalah untuk

memperkuat dan mempererat hubungan keluarga yang baru terjalin

setelah pernikahan agar pasangan bisa mengetahui nasab dan keluarga

dari pasangan baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal,

ziarah kubur ini juga bertujuan agar kita sadar bahwa kita tak selamanya

hidup di dunia ini sebagaimana yang perna dikatakan oleh nabi bahwa

zirah kubur bertujuan untuk mengingatkan kita pada kematian.

”Mengenai ritual-ritual yang dilakukan pada saat berziarah seperti

menyiramkan air dan menabur bunga diatas kuburan memiliki

fungsi dan tujuan masing-masing, tujuan dan fungsi menyiram air

diatas kuburan adalah agar tanah terdorong ke bawah dan lebih

cepat padat sehingga aroma bau busuk tidak keluar dari kubur si

mayit dan binatang tidak menggali kuburan karna aroma bangkai

sedangkan bunga yang ditaburkan diatas kuburan bertujuan untuk

membedakan antara kuburan baru dan kuburan lama, jika terdapat

bunga diatas kuburan itu menandakan bahwa kuburan tersebut

adalah kuburan baru, adat istiadat ziarah kubur itu boleh-boleh saja

selama tidak ada unsur kemusyrikan ketika melakukannya dan itu

tergantung dari niat masing-masing orang”.40

40Muh Salim (32 Tahun), Toko Masyarakat Sengkae, wawancara, Pondok PesantrenHasan Yamani Parappe 15 Mei 2019

Page 59: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

47

Adat merupakan budaya yang terdiri dari nilai-nilai kebudayaan dan

kebiasaan yang dilakukan di suatu daerah yang apabila adat tidak

dilakukan maka akan dianggap menyimpan oleh masyarakat, adapun

fungsi adat adalah untuk menjadikan karakteristik pada suatu daerah atau

suku, suatu suku/daerah akan dikenal dengan langsung dikenali dengan

adatnya karna adat menjadi karakteristik dari suatu suku.

Masyarakat kita sengkae dikenal dengan adat ziarah kubur, ziarah

kubur sendiri merupakan sesuatu yang boleh untuk dilakukan, meskipun

pada awal Islam ziarah kubur itu dilarang namun setelahnya ada dalil

yang membolehkannya.

Ziarah kubur dapat dilakukan kapan saja karna perintahnya tidak

terikat oleh waktu tertentu, namun msyarakat kita berziarah ke kuburan

setelah proses pernikahan merupakan adat yang sudah ada sejak dulu

dengan tujuan untuk mengingatkan kita terhadap kematian.

”Mengenai ritual-ritual atau kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan

saat berziarah seperti menyiram air diatas kuburan, menabur

bunga, serta membersihkan dan membaca al-qur’an juga

merupakan adat yang sudah ada sejak dulu dan menjadi rutinitas

yang dilakukan secara turun-temurun dimana masyarakat tidak tau

fungsi dan tujuan dibalik adat tersebut karna mereka hanya

mengikuti apa yang dilakukan oleh pendahulu mereka”.41

”Namun ada juga yang berpendapat bahwa ritual-ritual tersebut

memiliki maksud tersendiri seperti membersihkan kuburan harus

dengan memakai alat karna jia yang digunakan adalah tangan

langsung maka itu diibaratkan bahwa kita mencabut rambut atau

41Hatimas ( 50 Tahun), Toko Adat Sengkae,wawancara, Rumah Sengkae 9 juni 2019

Page 60: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

48

bulu si mayit sehingga bisa memberinya rasa sakit tapi dengan alat

diibaratkan bahwa kita hanya mencukur atau memotong rambut/

bulu si mayit dan hal tersebut tidak memberinya rasa sakit, dan

pada saat menyiram air diatas kuburan kita membaca surah al-

kautsar tidak dibolehkan membelakangi matahari karna dengan

membelakangi matahari maka air yang disiramkan diatas kuburan

bisa mengenai bayangan kita dan hal itu tidak dibolehkan menurut

adat, namun maksud dan tujuan dari prilaku tersebut tidak

diketahui”.42

Adat adalah kebiasaan, setiap daerah dan negara pasti memiliki

kebiasaan-kebiasaan atau dikenal juga dengan adat istiadat, adapun jika

kita berbicara adat istiadat di Sengkae secara khusus yang memiliki

beberapa kebiasaan-kebiasaan dari turun-temurun dilakukan mulai dari

nenek moyang kita sampai sekarang ini dimana adat istiadat tersebut ada

yang sesuai dengan syariat dan ada yang tidak sesuai/melanggar syariat.

Jika dikaitkan dengan qaedah-qaedah ushul maka kita akan

menjumpai bahwa adat itu dibolehkan asal tidak bertentangan dengan

syariat sebagaimana qaedah ushul yang mengatakan ”al-urf

muhakkam/al-adatu muhakkamah” adat kebiasaan itu bisa menjadi hukum

sepanjang tidak berbenturang dengan hukum Islam tapi jika adat

bertentangan dengan syariat islam maka sebagai orang yang taat hamba

yang taat kita harus menghilangkan adat yang bertentangan dengan

hukum Islam.

Ziarah kubur dalam Islam merupakan hal yang disyariatkan bahkan

dianjurkan meskipun awalnya ada pelarangan ziarah kubur dari Rasulullah

42Sitti ( 65 Tahun), Toko Adat Sengkae, wawancara, Rumah Sengkae 14 Juni 2019.

Page 61: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

49

Saw karna adanya kekhawatiran nabi melihat sahabatnya yang aqidahnya

masih belum begitu kokoh sehingga kebiasaan jahiliyahnya dibawa tatkala

berziarah ke kuburan seperti meminta-minta di kuburan, namun tatkala

nabi sudah melihat bahwasanya aqidah ummat islam itu sudah kuat maka

nabi membolehkan para sahabatnya untuk berziarah ke kuburan

sebagaimana sabda nabi :

(رواه مسلم)كنت نھیتكم عن زیارة القبور, فزوروھاArtinya :

Dahulu saya melarang kalian berziarahkubur, namun kini

berziaralah kalian.43

Potongan hadist diatas yang berbunyi fazuruha’ merupakan

perintah, kenapa diperintahkan karna ziarah kubur mengingatkan kita

pada kematian. Ziarah kubur itu merupakan perintah dan perintah itu

merupakan ibadah, jika ibadah sudah ada tuntutan dari nabi maka

alangkah baiknya jika kita mengikuti dalil-dalil yang ada karna ziarah

kubur merupakan sessuatu yang sensitif terhadap kemusyrikan dan

dikhawatirkan orang-orang yang tidak kuat aqidahnya meminta berkah

atau menyembelih hewan dikuburan, jadi alangka baiknya ketika berzirah

itu mengikuti dalil-dalil yang ada.

”Menurut pandangan saya tentang adat istiadat ziarah kubur,

bahwasanya adat itu merupakan kebiasaan dan jika adat tersebut

tidak melanggar syariat maka itu dibolehkan, menurut analisa saya

43Al-Imam Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi an-Naisaburi, Shohi Muslim,qitaabul janaais, Bab isti,dzanun Nabi Fii Ziarat Qubri Ummihi, No Hadist 106, Jilid 2, h. 672

Page 62: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

50

bahwasanya adat itu adalah suatu kebiasaan yang muncul dari

nenek moyang yang kini menjadi rutinitas dilakukan bagi

penerusnya, adat itu tergantung dari nenek moyangnya, jika nenek

moyangnya itu alim atau paham dengan agama maka adat yang

muncul tidak akan bertentangan dengan syariat tapi jika nenek

moyang tidak paham dengan agama maka adat atau kebiasaan

yang muncul akan bertentangan dengan agama”.44

Meskipun kebiasan itu lahir dari orang yang berilmu namun jika

tidak ada yang memperbaharui atau tidak ada yang menjelaskan tujuan

dari ini adalah ini, seperti contoh kecil di kampung kita ini tatkala kita

takjub terhadap sesuatu kita berkata hammadarrasulullahini sebenarnya

kebiasaan yang baik namun karna tidak ada yang menjelaskan apa

makna dari kalimat itu sehingga kalimat tersebut diucapkan begitu saja

padahal makna kalimat itu sangat baik yaitu ” muhammadarrasulullah”

”muhammad rasul Allah” jadi kebiasaan ini lahir dari orang yang berilmu

mengajarkan kita bahwa ketika kita takjub kepada sesuatu ingat Allah

ingat Rasul, begitu juga dengan adat istiadat ziarah kubur boleh jadi itu

lahir dari pemikiran tokoh-tokoh agama namun karna tidak ada yang

menjelaskan maksud dari kebiasaan tersebut sehingga terjadi pergeseran.

Adat istiadat ziarah kubur setelah pernikahan merupakan sesuatu

yang lahir dari seseorang yang alim, karna orang yang melakukan

pernikahan pasti berada pada puncak kebahagian sehingga hal itu bisa

saja membuat lupa bahwa dunia bukanlah tempat abadi, sehingga adat

44 Muhammad Muliyawi (28 Tahun), Toko Masyarakat Sengkaewawancara, RumahSengkae 13 Juni 2019

Page 63: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

51

ziarah kubur setelah pernikahan pun bertujuan agar kita sadar bahwa kita

akan mengalami yang namanya kematian, namun karna tidak adanya

yang meluruskan pemahaman tersebut sehingga terjadi pergeseran dan

masyarakat tak lagi paham maksud dari tujuan adat tersebut.

Pergeseran pemahaman tersebut mulai merambat pada keyakinan

di kalangan masyarakat awam, mereka beranggapan bahwa adat ziarah

kubur setelah pernikahan dianggap sebagai sesuatu yang harus sehingga

mereka merasa kurang dan takut jika tidak berziarah ke kuburan akan

terjadi hal seperti ini dan itu, terjadi hal buruk, takut jika tidak berziarah ke

kubur keluarga yang sudah meninggal meraka akan marah dan datang

merasuki anggota keluarga yang masih hidup, disamping itu ada ritual-

ritual yang dilakukan saat berziarah seperti menyiram air diatas kuburan

hal ini di qiyaskan dengan apa yang pernah dilakukan oleh nabi yang

menancapkan pelepah kurma yang basah diatas kuburan dan berkata

semoga Allah meringankan siksamu sampai pelepah kurma ini mengering.

Sedangkan adat menabur bunga diatas kuburan bertujuan untuk

mengimbangi bau-bau yang tidak sedap yang dikeluarkan oleh si mayat.

”Namun air yang diqiyaskan dengan pelepah kurma bukanlah

sesuatu yang pas karna air itu mengering dengan cepat begitu pula

dengan alasan menabur bunga untuk mengimbangi bau tak sedap

juga bukanlah sesuatu yang pas karna kubur yang sudah ada sejak

bertahun-tahunpun masih ditaburi bunga, entah itu dengan bunga

yang mengeluarkan bau wangi ataupun bunga yang biasa saja,

begitu juga dengan kebiasaan membaca al-qur’an dikuburan nabi

berkata ” janganlah kalian menjadikan rumah kalian sebagai

Page 64: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

52

kuburan, karna sesungguhnya syeitan lari dari rumah yang

dibacakan surah al-baqorah”.45

Nabi bersabda :

یطان ینفر من البیت الذى ت لا سورة قرأ فیھ تجعلوا بیوتكم مقابر إن الش

(رواه مسلم)البقرة

Artinya :

“Janganlah jadikan rumah kalian seperti kuburan karena

setan itu lari dari rumah yang didalamnya dibacakan

surat Al Baqarah.”46

Dari hadist diatas kita bisa menyimpulkan bahwa nabi melarang

kita menjadikan rumah kita sebagai kuburan sebagai contoh bahwa

dikuburan itu tidak ada baca qur’an, dan bersandarkan pada hadist diatas

sehingga baca qur’an di kuburan bukanlah sesuatu yang diperintahkan.

C. Pandangan Islam Terhadap Adat Istiadat Ziarah Kubur

Agama Islam adalah agama yang rohmatan lil’alamin sudah

mengatur seluruh aspek kehidupan manusia mulai dari lahir sampai mati,

mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali, Islam adalah agama yang

benar lagi diridhoi oleh Allah SWT, Allah berfirman :

الإسلام ین عند الله )٣:(ال عمرانإن الد

Terjemahnya :

45Muhammad Muliyawi (28 Tahun), Toko Masyarakat Sengkaewawancara, RumahSengkae 13 Juni 2019

46Al-Imam Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi an-Naisaburi, Shohi Muslim,Kitab Sholatul Musafir Waqosruha, Bab istihbab Sholatul Nafilah FII Baitihi, Wajawaziha FiilMasjid, (Juz-1, No Hadist 1352, Beirut, Daarul ihya Atturos AL-arobi) h. 539

Page 65: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

53

”Sesungguhnya agama yang diterima/diridhoi Allah

hanyalah Islam. (QS Ali-Imron(3) :1947

Islam adalah agama yang bersandar pada Al-qur’an dan sunnah

nabi sebagai landasan dan pedoman yang mengatur seluruh aspek

kehidupan pemeluknya tentang bagaimana cara beribadah bahkan

sampai pada tata cara adat istiadat yang dibolehkan dan tidak dibolehkan

dalam masayarakat melalui qaedah-qaedah yang dijelaskan dalam ushul

fiqh, adat yang dibolehkan untuk dijadikan hukum disebut al’urf, para

fukaha dalam madzhab fiqh, pada dasarnya bersepakat untuk menjadikan

urf secara umum selama tidak bertentangan dengan syariat Islam sebagai

dalil hukum Islam (hujjah syar’iyah).48

Sebagaimana dengan kaedah ushul yang berbunyi :

مةالعادة محك” Adat kebiasaan bisa dijadikan hukum”49

Oleh karena itu , Mustafa Dib al-Bugha dalam kaitan kehujjahan urf

sebagai dalil hukum mengemukakan sebagai berikut:

Pertama, setiap kebiasaan urf masyarakat Arab yang terdahulu

yang kemudian para ulama dikonfirmasi secara positif sehingga ia menjadi

hukum syara’ maka para ulama ushul bersepakat bahwa kebiasaan

semacam ini mengikat secara syar’i dan menjadi hukum Islam.

47Kementrian Agama RI, Al-qur’an dan Terjemahnya (Bandung: Sygma publishing, 2010)48 Moh. Mufid, Ushul Fiqh Ekonomi dan Keuangan Kontenporer: Dari Teori Aplikasi,(

Jakarta: Kencana, Edisi-2, 2018) h.15849Muhammad Shidqi bin Ahmad, Muhammad alburnuu Abi Harist al-Gozzi, Al-Wajiz Fi

Idhohi Qowaid Al-Fiqh Al-Kulliyah, ( Cet-5, Beirut : Al-Risalah, 2002) h. 26

Page 66: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

54

Kedua, kebiasaan urf masyarakat Arab terdahulu yang kemudian

dibatalkan secara eksplisit oleh syariat sehingga menjadi haram

hukumnya, maka para ulama ushul sepakat bahwa kebiasaan tersebut

harus dihindari oleh segenap umat Muslim.50

Selama adat istiadat yang berlaku di sengkae tentang ziarah kubur

tidak bertentangan dengan syariat hukum Islam dan tidak menyimpan

maka adat istiadat itu boleh untuk dilakukan mengingat tujuan dari adat

yang ada di Sengkae memiliki tujuan yang baik yaitu mengingatkan diri

akan kematian, karna kelalaian sering kali menghampiri orang yang

sedang berbahagia.

Suatu kebiasan yang berlaku secara umum dan konstan disuatu

masyarakat telah menjadi kebutuhan juga dipastikan ada kesepakatan

bersama terhadap maslahatnya.51 Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di

mengatakan dalam kitab Risalah Fil Qowa’id Al-Fiqhiyyah :

والأصل في عاداتنا الإباحة حتى یجيء صارف الإباحة

“Hukum asal adat kita adalah boleh selama tidak ada dalil yang

memalingkan dari hukum bolehnya.52

Adat istiadat yang ada di masyarakat Sengkae tentang ziarah kubur

setelah pernikahan bisa dikategorikan dalam urf dan bisa dijadikan

sebagai hukum, adat dan urf memiliki kesamaan sekaligus perbedaaan,

50 Mustafa Dib a-Bugha, Atsar al-Adillah al-Mukhtalaf Fiha fi al-Fiqh al-Islami,(Damaskus:Dar Imam al-Bukhari) h.264

51Abdul Azhim Bin Badai Al-Khalafi, Al-Wajiz Fil Ushul Al-Fiqh, h. 89-9052Abdurrahman Bin Nashir As-sa’di, Risalah Fil Qowaid Al-Fiqhiyyah (Dar At-

Tadmuriyyah, Cet, Pertama, 1432 H) h. 198

Page 67: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

55

persamaan adat dan urf keduanya adalah kebiasaan, sedangkan

perbedaannya adalah bahwa tidak semua adat bisa dijadikan hukum

sedangkan urf bisa dijadikan hukum, adat lebih luas mencakup maknanya

sedangkan urf tidak, sebagaimana Abd al-Aziz al-Khayyah mengutip

kaedah sebagai berikut :

كل عرف عادة ولیس كل عادة عرف

”Setiap urf adalah adat dan tidak semua adat adalah urf”53

Ziarah kubur adalah sesuatu yang dianjurkan sebagaimana hadist-

hadist diatas menjelaskannya, sedangkan adat ziarah kubur setelah

pernikahan di Sengkae bertujuan untuk mengingat kematian dan tidak

bertentangan dengan syariat sehingga bisa dijadikan hukum, Abul Faraj

Abdurrahman bin Ali al-Jauzi mengatakan ” Orang yang hatinya sangat

keras dan tak punya sikap mawas diri yang bisa mencegahnya melakukan

kesalahan, disrankan untuk banyak-banyak mengingat kematian dan

mendatangi orang-orang yang sedang sekarat.”.54

Qaedah mengatakan :

لأمور بمقـاصدھاا” Segala perkara tergantung pada tujuannya”55

53Abd AL-aziz al-Khayyath, Nazbariyyat al-‘urf, (Amman : Maktabah al-Aqsha, 1977) h. 2954Abul Faraj Abdurrahman bin Ali al-Jauzi, Shaid al-Khatir,(Damaskus : Darul Uswah, Cet-Kedua,

2002) h, 3255Muhammad Shidqi bin Ahmad, Muhammad alburnuu Abi Harist al-Gozzi, Al-Wajiz Fi

Idhohi Qowaid Al-Fiqh Al-Kulliyah, (Beirut : Al-Risalah, Cet-5, 2002) h, 26

Page 68: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

56

Maka adat ziarah kubur setelah pernikahan dalam pandangan

Islam itui boleh, bukan wajib dan bukan sunnah itu pun selama

pelaksanaannya tidak ada hal-hal yang merusak aqidah. Jika adat

mengandung unsur kebatilan atau penyimpangan dalam Islam maka hal

itu haram untuk dilakukan sebagaimana firman Allah dalam surah Al-

Baqarah :

بعوا م بع ما ألفینا علیھ آباءنا أولو كان آباؤھم وإذا قیل لھم ات قالوا بل نت ا أنزل الله

)٢:(البقرةلا یعقلون شیئا ولا یھتدون

Terjemahnya:

“Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Ikutilah apa yang

telah diturunkan Allah,” mereka menjawab: “(Tidak), tetapi

kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari

(perbuatan) nenek moyang kami”. “(Apakah mereka akan

mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak

mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?”

(QS. Al-Baqarah (2) :17056

Ada dua faedah penting dalam ayat diatas :

1. Tidak dibolehkan untuk mengikuti orang yang tidak berada di atas

ilmu dan tidak punya pandangan dalam agama.

2. Dibolehkan mengikuti (taklid pada) orang berilmu dan mengambil

pendapat mereka yang bersumber dari wahyu ilahi yaitu Al-Kitab

dan As-Sunnah.

56Kementrian Agama RI, Al-qur’an dan Terjemahnya (Bandung: Sygma publishing, 2010)

Page 69: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

57

Dalam surah al-maidah Allah juga berfirman:

ا ا م ن ب س وا ح ال ول ق س لى الر إ و ل الله ز ن ا أ ى م ل ا إ و ال ع م ت ھ یل ل ا ق ذ إ و

ا ن اء ھ آب ی ل ا ع ن د ج ان آب و و ك ل و ون أ د ت ھ لا ی ا و ئ ی ون ش لم ع م لا ی ھ اؤ

)٥(المائدة

Terjemahnya :

”Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah mengikuti apa

yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul". Mereka

menjawab: "Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati

bapak-bapak kami mengerjakannya". Dan apakah mereka

itu akan mengikuti nenek moyang mereka walaupun nenek

moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak

(pula) mendapat petunjuk?”. ( QS AL-Maidah (5) 10457

Ayat diatas menjelaskan pada kita tentang orang-orang yang lebih

patuh pada prilaku nenek moyang mereka yang menyimpan dibandingkan

ikut pada apa yang telah Allah turunkan pada Muhammad, mereka

berkata ” kami hanya mengikuti apa yang kami dapati dari nenek moyang

kami” padahal nenek moyang mereka tidak mengetahui dan tidak

mendapat petunjuk dari apa yang mereka lakukan.

Maka adat istiadat demekian yang tidak memiliki landasan terhadap

al-qur’an dan sunnah nabi dikatakan keluar dari koridor Islam, sebab

adanya prilaku menyimpan dan membahayakan aqidah ummat islam

sehingga cukup menjadi alasan untuk tidak diikuti dan harus ditinggalkan.

57Kementrian Agama RI, Al-qur’an dan Terjemahnya (Bandung: Sygma publishing, 2010)

Page 70: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

58

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penilitian ini mengacu pada adat istiadat ziarah kubur di

Sengkae Desa Katumbangan Lemo dalam pandangan Islam. Berdasarkan

data yang telah dihimpun dan dianalisa, penulis skripsi dapat

menyimpulkan bahwa :

1. Adat istiadat Ziarah Kubur di Sengkae Desa Katumbangan Lemo

Kecamatan Campalagian Kabupaten Polewali Mandar dilakukan

setelah proses pernikahan dengan beberapa ritual-ritual seperti

membersihkan kuburan dengan memakai alat-alat seperti parang,sabit,

cangkul dan lain sebagainya karna membersihkan kuburan dengan

memakai tangan tidak dibolehkan, membaca qur’an, menabur bunga

diatas kuburan, menyiram air diatas kuburan disertai dengan membaca

surah al-kautsar dan berdo,a untuk keselamatan si mayyit, hal tersebut

merupakan sesuatu yang sakral untuk dilakukan dikalangan

masyarakat awam.

2. Pandangan Islam terhadap adat istiadat ziarah kubur setelah

pernikahan bahwa hal tersebut merupakan bentuk adat yang boleh

dilakukan selama tujuannya baik yaitu untuk memperingati diri ketika

kita berada pada puncak kebahagian bahwa kematian itu ada dan kita

semua pasti akan mengalaminya serta tidak menyimpan dari syariat

Islam.

Page 71: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

59

3. Hukum ”boleh” diatas akan hilang dan menjadi sesuatu yang di

haramkan ketika mewajibkan ziarah kubur setelah pernikahan karna

ziarah kubur tidak terikat dengan waktu.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka peneliti

menyarankan :

1. Masyarakat di Sengkae Desa Katumbangn Lemo Kecamatan

Campalagian Kabupaten Polewali Mandar Sulawesi Barat untuk

tidak terbebani dengan mewajibkan ziarah kubur setelah pernikahan

sebab adat bukanlah sesuatu yang wajib untuk dilakukan menurut

hukum Islam.

2. Adapun mengenai ritual-ritual/kebiasaan-kebiasan yang dilakukan

saat berziarah seperti yang sudah dituliskan diatas maka hal itu

sebaiknya ditinggalkan saja karna tidak memiliki kepastian serta

tujuan yang jelas karna hal tersebut bisa mengganggu aqidah

ummat Islam mengingat hal tersebut menjadi sesuatu yang

diharuskan saat ziarah kubur.

3. Agar pemerintah dan para tokoh agama yang ada di Sengkae Desa

Katumbangan Lemo Kecamatan Campalagian menjaga adat ziarah

kubur setelah pernikahan mengingat tujuan dari adat tersebut baik

untuk masyarakat sengkae agar senantiasa tidak lalai dengan

kesenangan dunia dan ingat akan kematian.

Page 72: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

60

4. Agar pemerintah dan para da’i mendakwakan/memberitahukan

pada masyarakat setempat bahwa ziarah kubur setelah pernikahan

bukanlah suatu adat yang diwajibkan untuk dilakukan serta

menyarankan pada masyarakat agar berhati-hati dengan niat saat

berziarah ke kuburan mengingat sesuatu yang berhubungan dengan

kuburan sangat rentang dengan kesyirikan sebagaimana yang

terjadi pada orang-orang jahiliyah dizamannya yang menjadikan

kuburan sebagai sesembahan.

Page 73: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

61

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an Al-Karim

Hadiist Shohi Muslim

Abdurrahman Bin Nashir As-sa’di, Risalah Fil Qowaid Al-FiqhiyyahDar

At-Tadmuriyyah, Cet, Pertama, 1432 H

Abd AL-aziz al-Khayyath, Nazbariyyat al-‘urf, Amman : Maktabah al-

Aqsha, 1977

Abul Faraj Abdurrahman bin Ali al-Jauzi, Shaid al-Khatir, Damaskus :

Darul Uswah, Cet-Kedua, 2002

Abdul Azhim Bin Badai Al-Khalafi, Al-Wajiz Fil Ushul Al-Fiqh,

Aminuddin dan Zinal Asikin, Pengantar Metode Penelitian HukumCet.

III; Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006

Abd Shomad, Hukum Islam: Penormaan Prinsip Syariah dalam Hukum

Indonesia (Jakarta: Kencana,2017

Adul Rahman Saleh, Iur Adnan Buyung Nasution,Stewart Fenwick,

Panduan Bantuan Hukum di Indonesia Cet-1, Jakarta:Yayasan

Obor Indonesia,2009

Abdul Somad, 30 Fatwa Seputar RamadhanPekanbaru: Bukupedia,

2011

A.Nunuk P.Murniati, Getar GenderMagelang: Indonesia Tera, 2004

Page 74: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

62

Al-Imam Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi an-Naisaburi, Shohi

Muslim, Kitab Sholatul Musafir Waqosruha, Bab istihbab Sholatul

Nafilah FII Baitihi, Wajawaziha Fiil Masjid, (Juz-1, No Hadist 1352,

Beirut, Daarul ihya Atturos AL-arob

Busthanul Arifin, Pelembagaan Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: Gema

Insani, 1996

Fauzi, Sejarah Hukum IslamJakarta: Prenada Media,2018

Ibrahim Abbas, Pendekatan budaya Mandar, Apoang: 1999

Kamus Besar Bahasa Indonesia

Kris H. Timotius, Pengantar Metodologi Penetian Yogyakarta: Penerbit

Andi, 2017

Kementrian Agama RI, Al-qur’an dan Terjemahnya Bandung: Sygma

publishing, 2010

Maria Fransiska Merinda, Europa Pilgrim TripJakarta : PT Elex Media

Komputindo,2017

Muhammad, Metode Penelitian BahasaYogyakarta: Ar-Ruzz Media,

2011

Muhammad Shidqi bin Ahmad, Muhammad alburnuu Abi Harist al-Gozzi,

Al-Wajiz Fi Idhohi Qowaid Al-Fiqh Al-Kulliyah, Cet-5, Beirut : Al-

Risalah, 2002

Muhammad Sadi Is, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta: Kencana, 2017

Page 75: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

63

Muhammad Sholikhin, Ritual dan Tradisi Islam Jawa, Yogyakarta: Narasi,

2010

M. Aris Munandar, Pohon Impian Masyarakat Hukum Adat: Dari Substansi

Menuju Koherensi, Ponorogo: C-Pertama Uwais Inspirasi

Indonesia, 2019

Moh. Mufid, Ushul Fiqh Ekonomi dan Keuangan Kontemporer:dari Teori

ke Aplikasi,(Jakarta: Edisi-2 Kencana, 2018) h. 151

Mutmainah Afra Rabbani, Adab Berziarah Kubur Untuk Wanita

Jakarta: Lembar Langit Indonesia,2014

Ratno Lukito, Hukum Sakral dan Kukum Sekuler: Studi Tentang Konflik

dan Resolusi dalam Sistem Hukum Indonesia, Tangerang: Pustaka

Alvabet,2008

Sapiudin Shidiq, Ushul Fiqh, Cet-1, Kencana, 2017

Syamsul Hadi, Kata-Kata Arab dalamBahasa Indonesia, Yogyakarta:

UGM Press 2008

Suwijo Bastomi, Seni dan Budaya Jawa, Semarang: IKIP Press, 1992

Sudirman, Fiqh Kontemforer,Cet-1, Yogyakarta: Deepublish,2018

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu

Tinjauan Singkat, Jakarta: Rajawali Press, 1990

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa

Indonesia, Jakarta: 2008

Page 76: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar
Page 77: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar
Page 78: ADAT ISTIADAT ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM … · 12.Seluruh teman-teman di pondok pesantren Hasan Yamani terkhusus satu kelas penulis karna sudah menjadi teman yang baik 13.Dzulfikar

RIWAYAT HIDUP

M. Badaruddin, lahir di sengkae pada tanggal 25 Juli 1993. Penulis mulai

memasuki jenjang pendidikan di SDN 047 Inpres Baurung pada 2000 dan selesai

pada tahun 2006. Kemudian melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya yaitu di

MTS Pondok Pesantren Hasan Yamani di Parappe tamat pada tahun 2009. Dan

pada tahun yang sama melanjutkan pendidikan di MA Pondok Pesantren Hasan

Yamani di Parappe dan tamat pada tahun 2012. Kemudian penulis melakukan

pengabdian selama satu tahun di Pesantren Hasan Yamani, kemudian penulis

melanjutkan pendidikan I,dad Lughowi Al-birr di Makassar selama 2 tahun 6 bulan

lalu di tahun 2015 penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Muhammadiyah

Makassar ( UNISMUH ) selama empat tahun pada Fakultas Agama Islam Prodi

Ahwal Syakhsiyah dan selesai pada tahun 2020.