acara 3 stoikiometri

5
Stoikiometri Acara 3 hal-1 ACARA 3 STOIKIOMETRI Tujuan Pembelajaran Umum Setelah melaksanakan praktikum ini mahasiswa mampu melakukan perhitungan stoikiometri berdasarkan percobaan. Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah melaksanakan pembelajaran ini mahasiswa mampu untuk: 1. menjelaskan prinsip-prinsip stoikiometri; 2. melaksanakan percobaan stoikiometri sesuai dengan prosedur; 3. melakukan perhitungan stoikiometri berdasarkan data percobaan laboratorium. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar, STTN-BATAN

Upload: gyan-prameswara

Post on 21-Feb-2016

6 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

fdfsfswfe

TRANSCRIPT

Page 1: acara 3  stoikiometri

Stoikiometri Acara 3 hal-1

ACARA 3STOIKIOMETRI

Tujuan Pembelajaran UmumSetelah melaksanakan praktikum ini mahasiswa mampu melakukan

perhitungan stoikiometri berdasarkan percobaan.Tujuan Pembelajaran Khusus

Setelah melaksanakan pembelajaran ini mahasiswa mampu untuk:1. menjelaskan prinsip-prinsip stoikiometri;2. melaksanakan percobaan stoikiometri sesuai dengan prosedur;3. melakukan perhitungan stoikiometri berdasarkan data percobaan

laboratorium.

STOIKIOMETRI

TUJUAN

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar, STTN-BATAN

Page 2: acara 3  stoikiometri

Stoikiometri Acara 3 hal-2

Praktikum ini bertujuan untuk menjelaskan prinsip-prinsip perhitungan dalam suatu reaksi kimia dengan cara menghitung jumlah hasil reaksi kimia dan kemurnian pereaksinya.

TEORI

Persamaan Reaksi KimiaDalam ilmu kimia, setiap zat murni baik unsur maupun senyawa

mempunyai nama dan rumus sendiri. Suatu pereaksi ialah zat apa saja yang mula-mula terdapat dan kemudian berubah dalam suatu reaksi kimia. Hasil reaksi kimia adalah apa saja yang dihasilkan dari suatu reaksi kimia. Suatu persamaan kimia menunjukkan rumus pereaksi, kemudian suatu anak panah, dan rumus hasil reaksi, dengan banyak atom tiap unsur di sebelah kiri dan kanan anak panah sama. Misalnya, persamaan reaksi antara hidrogen dan oksigen yang menghasilkan air ditulis sebagai berikut :

2 H2 + O2 2 H2ORumus H2 menyatakan bahwa sebuah molekul hidrogen tersusun dari dua atom hidrogen, juga rumus molekul oksigen. Molekul air, H2O, tersusun dari dua atom hidrogen dan satu atom oksigen. Persamaan tersebut menyatakan bahwa dua molekul hidrogen bereaksi dengan satu molekul oksigen menghasilkan dua molekul air.

Suatu reaksi kimia merupakan dasar untuk menghitung hubungan bobot pereaksi dan hasil reaksi. Sesuai dengan hukum ketetapan massa, maka dalam suatu rekasi kimia bobot total pereaksi akan sama dengan bobot total hasil reaksi. Contoh :

2 Al + 3 Br2 2 AlBr32 satuan 3 satuan 2 satuan2(26,98) sma + 3(2(79,904)) sma = 2(26,98 + 3(79,904)) sma53,96 sma + 479,42 sma = 533,38 sma

533,39 sma = 533,38 smaPerhitungan yang lebih umum digunakan dalam suatu persamaan

reaksi kimia adalah dengan konsep mol. Jumlah mol suatu zat adalah bobot zat tersebut dibagi dengan massa atom/molekulnya. Jumlah mol suatu zat yang terlibat dalam suatu reaksi kimia baik pereaksi maupun hasil reaksi dinyatakan sebagai koefisien reaksi. Untuk contoh reaksi di atas berarti 2 mol aluminium akan setara dengan 3 mol Br2 dan setara juga dengan 2 mol AlBr3.

2 Al + 3 Br2 2 AlBr32 mol Al ~ 3 mol Br2 ~ 2 mol AlBr3

Dengan demikian jumlah zat yang terlibat dalam suatu reaksi kimia akan dengan mudah dapat dihitung.

Pereaksi Pembatas dan BerlebihanPerhitungan banyaknya pereaksi yang diperlukan atau hasil reaksi

yang diperoleh dilakukan berdasarkan kesetaraan stoikiometri yang ditunjukkan dalam persamaan reaksi kimia. Namun, dalam praktek kondisi kesetimbangan reaksi seperti ini hampir tidak dapat dilaksanakan. Di laboratorium maupun di industri sulit terjadi banyaknya pereaksi yang tersedia akan tepat sama dengan yang dibutuhkan untuk reaksi tersebut.

Dalam praktek selalu terdapat pereaksi yang lebih sedikit dibanding dengan yang dibutuhkan agar semua pereaksi bereaksi. Pereaksi pembatas adalah zat yang dapat bereaksi habis dan karena itu membatasi kemungkinan diperpanjangnya reaksi tersebut. Pereaksi lainnya disebut

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar, STTN-BATAN

Page 3: acara 3  stoikiometri

Stoikiometri Acara 3 hal-3

pereaksi berlebih, karena selalu ada sisa pereaksi ini yang tidak ikut bereaksi. Oleh karena itu, dalam perhitungan selalu didasarkan pada pereaksi pembatas.Persamaan Umum Gas

Seperti telah diketahui bahwa ada empat variabel yang mempengaruhi jumlah gas, yaitu :

1. Jumlah mol, n2. Volume, V3. Temperatur, T4. Tekanan, P

Gabungan dari pernyataan hukum Boyle, Charles, Gay Lussac, Amonton, dan Avogadro menyatakan hubungan keempat variabel gas di atas, yaitu :

P V = n R TDalam hal ini R adalah tetapan gas umum.

Jika dalam suatu tabung berisi lebih dari satu macam gas maka tekanan total dalam suatu campuran gas adalah merupakan jumlah dari tekanan parsial gas-gas penyusunnya (hukum Dalton).

Ptotal = p1 + p2 + p3 + . . . Huruf p kecil menunjukkan tekanan parsial yang disebabkan oleh masing-masing gas dalam campuran tersebut.

TATA KERJA

BahanBahan yang digunakan untuk praktikum ini adalah:1. Sampel logam2. Larutan asam klorida3. Aquadest

AlatAlat yang digunakan untuk praktikum ini adalah:1. Neraca analitis2. Erlenmeyer3. Beker gelas4. Corong gelas5. Tabung gelas berskala6. Stop watch7. Selang8. Alat pendukung lainnya

Susunan alat percobaan dapat dilihat pada Gambar 1.

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar, STTN-BATAN

Sampel logam + larutan HCl

Selang saluran gas hasil reaksi

Aquadest

Gas hasil reaksi

Thermometer

Page 4: acara 3  stoikiometri

Stoikiometri Acara 3 hal-4

Cara KerjaCara kerja dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai

berikut:1. Ukurlah diameter tabung berskala dengan teliti.2. Masukkan 200 ml larutan asam klorida dalam erlenmeyer.3. Timbang dengan teliti sampel logam.4. Rangkailah alat seperti pada gambar.5. Masukkan sampel logam (gunakan pinset) ke dalam erlenmeyer yang

telah berisi larutan HCl dengan hati-hati (jangan sampai erlenmeyer pecah karena kejatuhan sampel logam), segera tutup dengan sumbat karet dengan rapat.

6. Catat waktunya ketika gelembung gas keluar dari selang dan masuk ke dalam tabung berskala (hidupkan stop watch).

7. Catat volume gas yang dihasilkan tiap selang waktu 1 menit dengan cara membaca skala tabung.

8. Setelah reaksi selesai (sampel logam habis), catat volume total gas yang dihasilkan.

9. Catat suhu percobaan. Bacalah tekanan udara pada saat percobaan (lihat barometer di dinding).

10. Hitung kemurnian sampel logam yang digunakan.11. Buat grafik hubungan antara waktu (sumbu x) dengan volume gas

yang dihasilkan (sumbu y).

DAFTAR PUSTAKAAchmad H., Tupamahu MS., 1991, Penuntun Belajar Kimia Dasar Stoikiometeri

Energetika Kimia, PT Citra Adity Bakti, BandungDay RA. Jr., Underwood AL., 1994, Analisa Kimia Kuantitatif, Edisi keempat,

Erlangga, Jakarta

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar, STTN-BATAN

Gambar 1. rangkaian alat percobaan

Page 5: acara 3  stoikiometri

Stoikiometri Acara 3 hal-5

Morris J., 1986, GCSE Chemistry, Bell & Hyman, London.Petrucci RH., Suminar, 1987, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern, Edisi

keempat, Erlangga, JakartaPudjaatmaka AH., dkk., 1992, Ilmu Kimia untuk Universitas, Edisi keenam, Jilid

I, Erlangga, Jakarta

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar, STTN-BATAN