acara 1 strelisasi alat

25
ACARA I STRELISASI ALAT, PEMBUATAN LARUTAN STOCK DAN PEMBUATAN MEDIA A. Pendahuluan 1. Latar Belakang. Kultur jaringan bila diartikan ke dalam bahasa Jerman disebut Gewebe kultur atau tissue culture (Inggris) atau weefsel kweek atau weefsel cultuur (Belanda). Kultur jaringan atau budidaya In vitro adalah suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman seperti protoplasma, sel, jaringan atau organ yang serba steril, ditumbuhkan pada media buatan yang steril, dalam botol kultur yang steril dan dalam kondisi yang aseptik, sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman lengkap. Media tumbuh untuk eksplan berisi kualitatif komponen bahan kimia yang hampir sama, hanya agak berbeda dalam besarnya kadar untuk tiap-tiap persenyawaan. Media dasar yang sering digunakan dalam kultur jaringan Anthurium sendiri adalah media MS dan modifikasinya. Pada umumnya komposisi utama media tanam kultur jaringan, terdiri dari hormon (zat pengatur tumbuh) dan sejumlah unsur yang biasanya terdapat di dalam tanah yang dikelompokkan ke dalam unsur makro, 1

Upload: abda-ingastryan

Post on 30-Jan-2016

253 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kultur jaringan

TRANSCRIPT

Page 1: Acara 1 Strelisasi Alat

ACARA I

STRELISASI ALAT, PEMBUATAN LARUTAN STOCK DAN

PEMBUATAN MEDIA

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang.

Kultur jaringan bila diartikan ke dalam bahasa Jerman disebut

Gewebe kultur atau tissue culture (Inggris) atau weefsel kweek atau

weefsel cultuur (Belanda). Kultur jaringan atau budidaya In vitro adalah

suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman seperti protoplasma,

sel, jaringan atau organ yang serba steril, ditumbuhkan pada media buatan

yang steril, dalam botol kultur yang steril dan dalam kondisi yang aseptik,

sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan

beregenerasi menjadi tanaman lengkap.

Media tumbuh untuk eksplan berisi kualitatif komponen bahan

kimia yang hampir sama, hanya agak berbeda dalam besarnya kadar untuk

tiap-tiap persenyawaan. Media dasar yang sering digunakan dalam kultur

jaringan Anthurium sendiri adalah media MS dan modifikasinya. Pada

umumnya komposisi utama media tanam kultur jaringan, terdiri dari

hormon (zat pengatur tumbuh) dan sejumlah unsur yang biasanya terdapat

di dalam tanah yang dikelompokkan ke dalam unsur makro, unsur mikro.

Hasil yang lebih baik akan dapat kita peroleh bila, kedalam media

tersebut, ditambahkan vitamin, asam amino, dan hormon, bahan pemadat

media (agar), glukosa dalam bentuk gula maupun sukrosa, air destilata

(akuades), dan bahan organik tambahan

Larutan stok adalah larutan yang konsentrasinya dipekatkan dari

konsentrasi dalam media.  Kepekatan tersebut biasanya dinyatakan dalam

kelipatan konsentrasi media, misalnya 10x, 20x, 100x, bahkan 1000x dari

konsentrasi media. Tujuan dibuatnya larutan stok adalah untuk

menghindari penimbangan atau penakaran yang berulang-ulang setiap kali

membuat media tanam bagi eksplan. Selain itu, kadang kali timbangan

1

Page 2: Acara 1 Strelisasi Alat

2

untuk menimbang bahan-bahan dalam jumlah yang sangat kecil tidak

tersedia di laboratorium. Larutan stok sebaiknya disimpan di tempat yang

bersuhu rendah dan gelap.

2. Tujuan

Tujuan dari praktikum acara 1 mengenai Sterilisasi alat, Pembuatan

Larutan Stock, dan Pembuatan Media adalah :

a. Mengetahui metode dan macam strelisasi dalam kultur jaringan yang

meliputi sterilisasi alat, ruang dan eksplan.

b. Mengetahui prosedur sterilisasi alat-alat penanaman (diseksi) dan alat

kaca seperti botol kultur, petridish,erlemayer dan lain-lain.

c. Mengetahui langka-langkah dalam pembuatan media kultur jaringan

terutama dalam pembuatan stock makro nutrien, mikro nutrien, larutan

buffer (Fe-EDTA), vitamin dan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT).

3. Waktu dan Tempat Praktikum.

Praktikum kultur jaringan acara 1 mengenai Sterilisasi Alat,

Pembuatan Larutan Stock, dan Pembuatan Media di lakukan pada hari

Senin tanggal 20 dan 27 April 2015 pukul 13.30-15.30 bertempat di

Laboratorium Fisiologi Tumbuhan dan Bioteknologi, Fakultas Pertanian,

Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Page 3: Acara 1 Strelisasi Alat

3

B. Tinjauan Pustaka

Media tumbuh kultur jaringan sangat besar pengaruhnya terhadap

pertumbuhan dan perkembangan eksplan serta bibit yang dihasilkannya.

Macam-macam media kultur jaringan telah ditemukan seingga jumlanya

cukup banyak. Nama-nama media tumbuh untuk eksplan ini biasanya sesuai

dengan nama penemunya. Media tumbuh untuk eksplan berisi kualitatif

komponen bahan kimia yang hampir sama, hanya agak berbeda dalam

besarnya kadar untuk tiap-tiap persenyawaan (Daisy 2012).

Larutan stok adalah larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat

dibandingkan dengan konsentrasi yang seharusnya. Jika ingin memakainya

tinggal mengambil larutan stok tersebut untuk diencerkan sesuai dengan

formula media kultur. Semua unsur hara, vitamin, hormon, dan gula

dimasukkan ke dalam gelas piala yang bervolume dua liter, lalu ditambahkan

air sampai volume satu liter dan diaduk sampai semua bahan larut

(Edi Sandra 2006)

Prinsip utama dari teknik kultur jaringan adalah perbayakan tanaman

dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman menggunakan media buatan

yang dilakukan di tempat steril. Metode kultur jaringan dikembangkan untuk

membantu memperbanyak tanaman, khususnya untuk tanaman yang sulit

dikembangbiakkan secara generatif. Bibit yang dihasilkan dari kultur jaringan

mempunyai beberapa keunggulan, antara lain: mempunyai sifat yang identik

dengan induknya, dapat diperbanyak dalam jumlah yang besar sehingga  tidak

terlalu membutuhkan tempat yang luas, mampu menghasilkan bibit dengan

jumlah besar dalam waktu yang singkat, kesehatan dan mutu bibit lebih

terjamin, kecepatan tumbuh bibit lebih cepat dibandingkan dengan

perbanyakan konvensional (Smallcrab 2013)

Alat-alat yang digunakan harus bersih dan steril. Alat yang disteril

adalah pinset, batang skapel, petridish , dan botol kosong untuk media. Alat-

alat tersebut terlebih dahulu dibungkus dengan kertas, baru dimasukkan ke

dalam autoclave dengan suhu 121°C pada tekanan 17,50 psi. Bunsen

Page 4: Acara 1 Strelisasi Alat

4

digunakan untuk mensterilisasi alat pada saat penanaman eksplan. Alat -alat

yang telah disterilisasi disimpan dalam oven (Erlina Setiawati 2003).

Media dikelompokkan menjadi beberapa stok dengan kode sebagai

berikut: (A) nitratos (NH4NO3 41,25 g dan KNO3 47,5 g); (B) sulfatos

(MgSO4 7H2O 9,25 g, ZnSO4 7H2O 0,2150 g, MnSO4 4H2O 0,5575 g, CuSO4

5H2O 0,0006 g); (C) olidos (CaCl2 6H2O 11g, KI 0,0208 g, CoCl2 6H2O

0,0006 g); (D) P-B-Mo (KH2PO4 4,25g, H3BO3 0,155 g, NaMoO4 H2O 0,0063

g); (E) Fe-EDTA (FeSO4 7H2O ,6950 g, Na- EDTA 0,9325 g); (F) garam

organik (tiamin-HCl 0,0025 g, asam nikotinat 0,0125 g, piridoksin-HCl

0,0125 g, glisin 0,05 g); dan (G) mioinositol 2,5 g. Masing-masing bahan

kimia ditimbang lalu dilarutkan dalam 100 ml akuades steril. Setelah semua

bahan larut, volume dicukupkan hingga 250 ml dengan menambahkan

akuades steril lalu masing-masing diberi label nitratos, sulfatos, holidos, P-B-

MO, Fe-EDTA, garam organik, dan mioinositol sesuai dengan kelompoknya.

Untuk BAP ditimbang 100 mg dan dilarutkan dengan NaOH 1 N. Setelah

larut, volume dicukupkan hingga mencapai 100 ml dengan menambahkan

akuades steril. Semua larutan stok disimpan dalam refrigerator

(Dwi wahyuni 2010).

Page 5: Acara 1 Strelisasi Alat

5

C. Alat, Bahan, dan Cara Kerja.

1. Alat

a. Peralatan untuk penanaman eksplan.

1) Laminar Air Flow Cabinet (LAFC), lengkap dengan lampu bunsen

yang berisi spritus.

2) Petridish dan botol-botol kultur.

3) Peralatan diseksi, yaitu pinset besar /kecil, pisau pemes, gunting

eksplan.

4) Alat-alat penanaman yaitu petridish dan peralatan diseksi di

bungkus dengan kertas kemudian di sterilisasi di dalam autoklaf

pada tekanan 1,5 kg/cm2 selama 45 menit. Setelah di sterilisasi,

alat-alat tersebut di simpan di dalam oven.

b. Peralatan untuk membuat media meliputi :

1) Timbangan analitik.

2) Botol-botol kultur.

3) Magnetik strirer.

4) pH meter.

5) Gelas piala.

6) Pipet.

7) Plastik pp 0.3mm

8) Karet gelang.

9) Kertas label

2. Bahan-bahan untuk pembuatan media.

a. Media Murashige and Skoog (MS Medium)

b. Aquades.

c. Larutan stok, terdiri atas hara makro dan mikro, vitamin serta ZPT

d. Agar-agar

e. Gula 30 g

f. NaO 1 N dan HCL 1 N.

Page 6: Acara 1 Strelisasi Alat

6

3. Cara Kerja.

a. Pembuatan Larutan Stok

1) Larutan stok media.

a) Menimbang bahan-bahan kimia yang telah di kalikan menjadi

beberapa kali konsentrasi, misalnya untuk unsur hara makro

dikalikan 20 dan unsur hara mikro di kalikan 100 kali

konsentrasi.

b) Melarutkan bahan-bahan kimia tersebut ke dalam aquadest

dengan volume tertentu, misalnya 500 ml.

c) Memasukkan masing-masing larutan ke dalam bool dan

menyimpannya ke dalam refrigenerator.

2) Larutan stok zat pengatur tumbuh.

a) Menghitung kebutuhan bahan BAP 100 ppm sebanyak 300

ml adalah sebagai berikut :

100 ppm = 100 mg/l

= 30 mg/0,3 l

= 30 mg / 300 ml

b) Melarutkan bahan dengan Alkohol atau NaOH 1 N kemudian

di tambah dengan aquadest sampai 300 ml untuk BAP.

c) Memasukkan masing-masing larutan tersebut ke dalam botol

dan menyimpannya ke dalam refrigerator.

b. Pembuatan Media.

Media kultur merupakan salah satu faktor penentu

keberhasilan perbanyakan tanaman secara kultur jaringan. Berbagai

komposisi media kultur telah diformulasikan untuk mengoptimalkan

pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang dikulturkan.

Contohnya komposisi Knudson C (1946), Heller (1953), Nithsch dan

Nitsch (1972), Gamborg dkk. B5 (1976), Linsmaier dan Skoog-LS

(1965), Murashige dan Skoog-MS (1962) serta woody plant medium-

Page 7: Acara 1 Strelisasi Alat

7

WPM (Lloyd dan McCown 1980). Komponen media kultur yang

lengkap sebagai berikut :

1) Air destilata (aquades) atau air bebas ion sebagai pelarut atau

solven

2) Hara makro dan mikro

3) Gula (umumnya sukrosa) sebagai sumber energi

4) Vitamin, asam amino, dan bahan organik lain

5) Zat pengatur tumbuh

6) Suplemen berupa bahan-bahan almi jika diperlukan

7) Agar-agar atau gelrite sebagai pemadat media

(Yusnita 2004)

Langkah-langkah pembuatan media (1 liter) adalah sebagai berikut :

1) Mengambil masing-masing larutan stock sesuai dengan ukuran

yang telah ditentukan dan memasukkanya kedalam gelas piala.

2) Mengambil larutan stok ZPT sesuai dengan perlakuan, misalnya :

a) Untuk membuat media 1 Liter dengan konsentrasi BAP 2

ppm, maka volume larutan stok yang diambil adalah

V1 x V2 = V2 x M2

V1 x 100 ppm = 100 ml x 2 ppm

V1 = 20 ml/L

Ket : V1 = Volume larutan stok yang diambil

M1 = Dosis larutan stok yang tersedia

V2 = Volume media yang akan dibuat

M2 = Dosis media yang akan dibuat.

3) Menambahkan aquades sampai 1000 ml.

4) Manambahakana gula sebanyak 30 g.

5) Mengatur pH dalam kisaran 5,8-6,3 dengan menambahkan

beberapa tetes NaOH untuk menaikan pH atau HCL untuk

menurunkan pH.Pada saat pengukuran pH, larutan media diaduk

dengan magnetik stirer.

6) Menambahkan agar-agar 8 gr kemudian didihkan

Page 8: Acara 1 Strelisasi Alat

8

7) Menuangkan larutan media ke dalam botol-botol kultur kurang

lebih 25 ml tiap botol.

8) Menutup botol berisi larutan media dengan plastik.

9) Memasukkan botol-botol berisi media ke dalam autoklaf untuk

proses sterilisasi pada tekan 1,5 kg/cm2 selama 45 menit.

10) Menyimpan media pada rak penyimpan yang bertujuan untuk

mengantisipasi ada tidaknya kontaminasi pada media sehingga

dapat dicegah menggunakan media yang telah terkontaminasi

pada saat penanaman.

c. Media Penanaman

Dalam praktikum ini, media yang digunakan adalah media

Murashige dan Skooge (MS) yang dimodifikasi dengan penambahan

ZPT BAP 2 ppm dan IAA 0,5 ppm. Media kultur tersebut digunakan

untuk penanaman 4 macam explan dengan masing-masing explan

diuang sebanyak 2 kali untuk setiap mahasiswa dan praktikan

Page 9: Acara 1 Strelisasi Alat

9

D. Hasil dan Pembahasan

1. Hasil Pengamatan.

Tabel 1.1 Gambar Alat dan Bahan Pembuatan Larutan Stock dan

Pembuatan Media

NO Gambar Keterangan.

1 Magnetic Stirer

2 pH Meter

3 Autoclaf Autoclaf

Page 10: Acara 1 Strelisasi Alat

10

4 Bahan Pembuatan Media

5 Menimbang Gula

6 Menimbang Agar

7 Magnetic Stirer

Page 11: Acara 1 Strelisasi Alat

11

8 Menghitung pH

9 Mendidihkan Larutan

10Menuangkan Larutan Ke

Dalam Botol

11 Hasil Media

Page 12: Acara 1 Strelisasi Alat

12

12Meletakkan Pada Rak

Kultur

Sumber : Laporan Sementara

2. Pembahasan

Media yang dibuat saat acara 1 adalah media agar dengan zat-zat

yang terkandung di dalam media agar adala unsur hara makro, unsur hari

mikro, Fe-EDTA, BAP dan vitamin. Media itu sendiri adalah adalah suatu

tempat yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang

diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Media terdiri atas

bahan dasar dari sumber Karbon (C), Nitrogen (N), Oksigen (O), Fosfat

(PO4), dan unsur sekelumit (mikronutrient/trace element). Media

berdasarkan sifat terbagi menjadi 3 , yaitu Media padat, Media semi padat

semi cair, Media cair. Media berdasarkan Komposisi/susunannya terdiri

atas Media Sintesis , semi sintesis , dan media non sintesis . Berdasarkan

tujuan yaitu media selektif atau penghambat dan media diperkaya . contoh

macam Jenis Media yang sering digunakan ,yaitu Nutrient  Agar , Nutrient

Broth (NB) , PDA (Potato Dextrose Agar) , Salmonella Shigella (SS) Agar

, Eosin Methylene Blue Agar (EMBA) (Muhammad Irvan 2013).

komposisi utama media tanam kultur jaringan terdiri dari

komponen berikut: (1) air distilata (akuades) atau air bebas ion sebagai

pelarut atau solven, (2) hara-hara makro dan mikro, (3) gula (umumnya

sukrosa) sebagai sumber energi, (4) vitamin, asam amino dan bahan

organic lain, (5) zat pengatur tumbuh, (6) suplemen berupa bahan-bahan

alami, jika diperlukan dan (7) agar-agar atau gelrite sebagai pemadat

media. Perbedaan komposisi media dapat mengakibatkan perbedaan

Page 13: Acara 1 Strelisasi Alat

13

pertumbuhan dan perkembangan eksplan yang ditumbuhkan secara in vitro

(Endang Yuniastuti 2012).

Keberasilan suatu media agar adalah pembuatan media berada di

ruangan yang tertutup / tidak langsung berhubungan dengan lingkungan

terbuka. Alasan tersebut dilakukan agar media tidak terkontaminasi oleh

bakteri dan jamur dari lingkungan sekitar. Suhu yang digunakan untuk

pembuatan media yang paling cocok adalah suhu ruangan yaitu 30ºC. pH

merupakan faktor yang sangat mempengaruhi suatu keberhasilan dalam

pembuatan medium sehingga kondisi pH yang terlalu basa atau terlalu

asam tidak cocok untuk dijadikan medium mikroba karena mikroba tidak

dapat hidup pada kondisi tersebut. Medium didiamkan atau disimpan

selama 2 x 24 jam untuk menyakinkan bahwa medium masih steril, karena

selain pH sebagai penentu tumbuhnya mikroba, alat dan medium yang

steril juga menentukan. Sel-sel tanaman yang dikembangkan dengan

teknik kultur jaringan mempunyai toleransi pH yang relatif sempit dengan

titik optimal antara pH 5,0 – 6,0.

Keberhasilan pembuatan media yang dibuat pada saat praktikum

dipengaruhi oleh pH yang digunakan yaitu 5,8. Sterilisasi alat yang

digunakan untuk membuat media juga sangat berpengaruh dalam

keberhasilan pembuatan media. Alat yang tidak steril akan mengakibatkan

terjadinya kontaminasi media yang mengakibatkan kegagalan baik dalam

pembuatan media maupun saat mengkultur tanaman. Media yang dibuat

tidak terlalu lembek / cair. Media yang dibuat terlalu cair akan

mengakibatkan sulitnya dalam menanan eksplan. Kegagalan dalam

pembuatan media dapat dipengaruhi oleh banyaknya komposisi media

yang digunakan, adanya kontaminasi dari ruangan, alat yang tidak steril

dan sterilisasi dalam autoklaf tidak berlangsung lama.

Sterilisasi berarti proses pemusnahan bakteri dengan cara

membunuh mikroorganisme. Dalam kegiatan penelitian mikroba,

digunakan alat dan medium yang steril, maka sterilisasi ini adalah usaha

untuk membebaskan alat atau bahan-bahan dari segala macam kehidupan

Page 14: Acara 1 Strelisasi Alat

14

atau kontaminasi oleh mikroba. Sterilisasi ini dapat dilakukan dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

a. Sterilisasi Alat-Alat Penanam.

Alat-alat tanam yang disterilisasi meliputi : Pinset, scapel,

Petridish, Botol-botol kultur. Sterilisasi pada alat tanam dilakukan

dengan sterilisasi fisik melalui pemanasan maupun sterilisasi mekanik

dan kimawi. Sterilisasi mekanik dan kimiawi dilakukan dengan

mencuci alat-alat menggunakan sabun yang mengandung bahan

kimiawi.

b. Sterilisasi media tanam

Sterilisasi media tanam dilakukan dengan sterilisasi fisik, yakni

dengan pemanasan menggunakan autoklaf. Media tanam yang telah

dimasukkan dalam botol kultur selanjutnya ditata pada rak autoklaf dan

dimasukkan ke dalam tabung autoklaf. Pada prinsipnya, sterilisasi

autoklaf menggunakan panas dan tekanan dari uap air. Temperature

sterilasi biasanya 121o C, tekanan yang biasa digunakan antara 15-17,5

psi (pound per square inci) atau 1 atm selama 45 menit. selanjutnya

setelah 45 menit media dikeluarkan dan ditata dalam rak kultur diruang

steril.

Fungsi komponen-komponen dari media agar :

a. Air destilata (akuades) atau air bebas ion sebagai pelarut atau solvent

adalah Air merupakan zat terbanyak pada tubuh tumbuhan, oleh karena

itu air juga merupakan bagian terbesar didalam medium kultur. Air

selain sebagai bahan untuk membentuk material tubuh, juga sebagai

medium untuk reaksi-reaksi kimia dan fisika. Air juga berguna untuk

transport dan distribusi zat-zat yang terlarut didalamnya. Pada medium

kultur jaringan digunakan air murni yang sudah mengalami

demineralisasi, deionisasi dan didestilasi dengan gelas dua kali

b. Unsur hara makro adalah hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah

besar yang meliputi Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium

(Ca), Magnesium (Mg), dan Sulfur (S). Unsur Hara Mikro adalah hara

Page 15: Acara 1 Strelisasi Alat

15

yang diperlukan tanaman dalam jumlah kecil yang meliputi Mangan

(Mn), Kuprum (Cu), Zeng (Zn), dan Ferrum (Fe) (Sudarmono 2008)

c. Gula (umumnya sukrosa) sebagai sumber energi Pada kultur in vitro,

sel dan jaringan tumbuhan belum sempurna dalam melakukan asimilasi

fotoautotrof, sehingga diperlukan gula sebagai sumber karbon dan

enersi. Selain sebagai sumber enersi bagi sel dan jaringan, gula juga

berfungsi sebagai penjaga keseimbangan tekanan osmotik potensial

didalam medium. Gula pada umumnya diberikan pada medium kultur

berupa sukrosa atau komponen-komponennya seperti monosakarida

glukosa atau fruktosa. Sukrosa ternyata lebih berpengaruh dalam

perkembangan kalus, sedangkan pengaruhnya terhadap organogenesis

belum dapat dipastikan.

d. Vitamin

Vitamin ditambahkan pada medium untuk mempercepat pertumbuhan,

diferensiasi kalus. Vitamin berfungsi sebagai kofaktor atau bagian dari

molekul kofaktor dari reaksi-reaksi ensimatis penting, vitamin juga

berfungsi protektif. Vitamin juga mempengaruhi (menstimulasi)

inisiasi, pertumbuhan dan perkembangan akar.

e. BAP adalah hormon Sitokinin yang telah banyak dipakai dalam

pelaksanaan kultur jaringan Zat pengatur tumbuh atau seringkali

disebut hormon pertumbuhan ini terdiri dari banyak jenis yang

dihasilkan secara sintetik ataupun secara fermentasi , jadi hormon

pertumbuhan ini digunakan sesuai dengan keperluan praktikum. BAP

yang diberikan pada media MS memberikan pengaruh pada

pertumbuhan kalus tanaman (Marggy 2013)

f. Agar-agar atau Gelrite sebagai pemadat media

Bahan pemadat yang sering digunakan adalah agar, keuntungan

pemakaian agar adalah: agar membeku pada temperatur 45ºC dan

mencair pada temperatur 100ºC, sehingga dalam kisaran temperatur

kultur agar akan berada dalam keadaan beku yang stabil, tidak dicerna

enzim tanaman, dan tidak beraksi dengan persenyawaan-persenyawaan

Page 16: Acara 1 Strelisasi Alat

16

penyusun media. Kandungan agar sedikit mengandung unsure Ca, Mg,

K dan Na. Kekerasan media meningkat secara linear pada pertambahan

konsentrasi agar, kekerasan media juga dipengaruhi oleh jenis agar

yang dipakai, pH media, dan penambahan arang aktif

Page 17: Acara 1 Strelisasi Alat

17

E. Kesimpulan dan Saran.

1. Kesimpulan

Kesimpulan untuk acara 1 mengenai serilisasi alat adalah :

a. Media itu sendiri adalah adalah suatu tempat yang terdiri dari campuran

zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk

pertumbuhannya. Media terdiri atas bahan dasar dari sumber Karbon

(C), Nitrogen (N), Oksigen (O), Fosfat (PO4), dan unsur sekelumit

(mikronutrient/trace element)

b. komposisi utama media tanam kultur jaringan terdiri dari komponen

berikut: (1) air distilata (akuades) atau air bebas ion sebagai pelarut atau

solven, (2) hara-hara makro dan mikro, (3) gula (umumnya sukrosa)

sebagai sumber energi, (4) vitamin, asam amino dan bahan organic lain,

(5) zat pengatur tumbuh, (6) suplemen berupa bahan-bahan alami, jika

diperlukan dan (7) agar-agar atau gelrite sebagai pemadat media.

c. BAP adalah hormon Sitokinin yang telah banyak dipakai dalam

pelaksanaan kultur jaringan Zat pengatur tumbuh

d. Sterilisasi media tanam dilakukan dengan sterilisasi fisik, yakni dengan

pemanasan menggunakan autoklaf

2. Saran.

Saran untuk praktikum acara 1 mengenai sterilisasi alat adalah

praktikan agar lebih konsentrasi saat melakukan pembuatan media dan

sterilisasi media tanam. Praktikan juga harus bersih dalam membersihkan

botol-botol agar tidak membawa zat yang mengandung kontaminasi.

Page 18: Acara 1 Strelisasi Alat

18

DAFTAR PUSTAKA

AS. Sudarmono 2008. Tanaman Hias Ruangan. Kanisius. Yogyakarta

Dwi Wahyu Ardiana dan Ida Fitiraningsih 2010. Teknik Kultur Jaringan Tunas Pepaya Dengan Menggunakan Beberapa Konsentrasi IBA. Buletin Teknik Pertanian. 15 (2) : 52-55.

Endang Yuniastuti 2012. Petunjuk Praktikum Kultur Jaringan. UNS Press. Surakarta

Erlina Setiawati 2003. Teknik Kultur Jaringan Gladiol. Buletin Teknik Pertanian. 8(1) : 28-30.

Daisy P Hendaryono. Sriyanti dan Ari Wijayani 2012. Teknik Kultur Jaringan cetakan ke 13. Kanisius. Yogyakarta.

Edi Sandra 2006. Kultur Jaringan Anggrek Skala Rumah Tangga. Penebar swadaya. Bandung.

Marggy Patrichia Matauseya 2013. Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh 2,4-D Dan BAP Bagi Pertumbuhan Kalus Kacang Tanah Kulit Putih (Arachis Hypogeae) Dalam Media “Murashige-Skoog”. http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-24095-1506100037-Chapter1.pdf. Diakses pada tanggal 28 Mei 2015 pukul 17.00 WIB

Muhammad Irvan Hermawan 2013. Penanaman Media. https://www.academia.edu/6554034/2_Penanaman_Media, diakses pada tanggal 28 Mei 2015 pukul 08.00 WIB.

Smallcrab 2013. Mengenal Kultur Jaringan. http://www.smallcrab.com/others/474-mengenal-kultur-jaringan, diakses pada tanggal 10 Mei 2015 pukul 22.00 WIB.