ac phase control dimmer
DESCRIPTION
membuat dimmerTRANSCRIPT
AC PHASE CONTROL DIMMER
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Di era globalisasi ini Perkembangan teknologi semakin maju, semakin banyak
perusahaan-perusahaan, gedung-gedung bertingkat, semakin padatnya rumah
penduduk, hal ini menyebabkan kebutuhan enegi listrik yang semakin terus
bertambah seiring bertambahnya penduduk dan perkembangan IPTEK. Keadaan ini
menyebabkan PLN sebagai perusahaan listrik satu-satunya di Indonesia sangat
kualahan dalam membagi pasokan listrik ke daerah-daerah di seluruh Indonesia
khususnya di daerah terpencil, hal ini menuntut kita sebagai calon engineer elektro
untuk memikirkan bagaimana cara agar di Indonesia khususnya di daerah terpencil
tidak kekurangan pasokan listrik lagi. Keadaan diatas dapat diatasi dengan
penghematan pemakaian listrik. Pemakaian listrik dapat dihemat salah satunya dengan
cara menggunakan rangkaian dimmer pada penerangan di perusahaan-perusahaan,
gedung-gedung, dan rumah penduduk. Sehingga penerangan dapat diatur terang
redupnya pencahayaan sesuai dengan fungsi ruangan tersebut, agar tidak kelebihan
ataupun kekurangan pencahayaan yang menimbulkan ketidak nyamanan. Dalam
tulisan ini penulis akan mencoba memberikan rangkaian AC PHASE CONTROL
DIMMER yang akan disimulasikan dengan Circuit Wizard. Pada pembuatan alat ini
akan membutuhkan Triac, IC 555, IC OP-AMP LM339, dan resistor serta komponen-
komponen lain yang mendukung aplikasi dimmer ini. Konsep ini menggunakan
aplikasi dari dimmer yang digunakan untuk mengatur terang redupnya lampu pijar,
agar menghemat energi listrik.
1.2 Tujuan
Project akhir ini bertujuan agar kita dapat lebih memahami materi tentang dimmer,
dan agar dapat merancang atau mendesain rangkaian dimmer yang bisa mati
sempurna sampai terang sempurna. Sehingga nantinya rangkaian dimmer ini bisa
diterapkan di kehidupan nyata agar bisa menghemat energi listrik.
1.3 Permasalahan
Permasalahan yang dihadapi didalam melakukan project akhir ini diantaranya adalah
Bagaimana merancang rangkaian dimmer untuk mengatur terang redupnya
1
pencahayaan lampu pijar, sehingga lampu bisa mati secara sempurna sampai nyala
terang sempurna.
1.4 Batasan Masalah
Agar project mata kuliah elektronika daya ini bisa berjalan dengan lancar,
menghemat biaya yang dikeluarkan, dan tidak melebar dari judul yang telah dibuat,
perlu adanya batasan masalah. Batasan masalah yang dimaksudkan diantaranya:
1. Proyek dimmer ini digunakan untuk pengatur nyala lampu dengan tegangan
sumber 220V.
2. Nyala lampu diatur dari gelap (mati) sempurna, remang-remang hingga paling
terang sempurna.
3. Simulasi dilakukan di circuit wizard.
2. DASAR TEORI
2.1 Alat dan Bahan
Terminal block 3 buah
Kiprok 2Ampere 2 buah
Elektrolit kapasitor 1000µf 1 buah
Elektrolit kapasitor 2,2 µf 1 buah
Kapasitor millar 0,1 µf 3 buah
IC OP-AMP LM339 1 buah
IC LM555 1 buah
MOC 3021 1 buah
Resistor kapor 5W560Ω 1 buah
Resistor 2K20,5W 1 buah
Resistor 1/4W 6 buah
TIP41 1 buah
Triac BT136 1 buah
Lampu pijar 1 buah
Knop kecil 1 buah
Knop besar 1 buah
Kabel secukupnya
Trafo 1/2 Ampere 1 buah
PCB (Printed Circuit Board) secukupnya
Mur dan baut secukupnya
2
Acrilick secukupnya
Terminal secukupnya
Fitting lampu 1 buah
2.2 Dimmer
Dimmer merupakan control dari tingkat pencahayaan sebuah lampu yang
intensitas cahayanya dapat diatur menggunakan potensiometer atau lainnya.
Rangkaian lampu dimmer ini menggunakan komponen utama TRIAC dan DIAC. Dan
dapat digunakan pada jaringan listrik PLN 220v 1 phase atau pada jaringan listrik volt
phase, tergantung dari bola lampu yang digunakan. Tegangan AC satu phasa apabila
dilihat dalam sebuah oscilloscope berdasarkan grafik pada kawasan waktu (t) terhadap
tegangan (v) dapat diilustrasikan seperti pada Gambar.
Dimana:
V (t)=Vmax.sin(2.π. f .t) (1)
sedangkan Vrms untuk sinyal sinus ideal.
Vrms merupakan Voltage Root Mean Square, dimana secara sederhana dapat
diartikan sebagai tegangan rata-rata berdadarkan kawasan waktu (t) yang
menghasilkan daya ekuivalen dengan tegangan dc pada level tersebut. Dalam
penggunaan secara umum, tegangan AC di indonesia bernilai 220 V, nilai 220 V
tersebut merupakan nilai tegangan Vrms. Artinya daya yang dihasilkan dari tegangan
tersebut sebanding dengan daya yang dihasilkan dari tegangan 220 Vdc.
2.3 Triac BT136
SCR adalah thyristor yang uni-directional, karena ketika ON hanya bisa
melewatkan arus satu arah saja yaitu dari anoda menuju katoda. Struktur TRIAC
sebenarnya adalah sama dengan dua buah SCR yang arahnya bolak-balik dan kedua
gate-nya disatukan. Simbol TRIAC ditunjukkan pada gambar-1. TRIAC biasa juga
disebut thyristor bi-directional.
3
Gambar-1: Simbol TRIAC
TRIAC bekerja mirip seperti SCR yang paralel bolak-balik, sehingga dapat
melewatkan arus dua arah. Kurva karakteristik dari TRIAC adalah seperti pada
gambar-2 berikut ini.
Gambar-2 : Karakteristik TRIAC
Pada datasheet akan lebih detail diberikan besar parameter-parameter seperti Vbo dan
-Vbo, lalu IGT dan -IGT, Ih serta -Ih dan sebagainya. Umumnya besar parameter ini
simetris antara yang plus dan yang minus. Dalam perhitungan desain, bisa dianggap
parameter ini simetris sehingga lebih mudah di hitung.
4
BT136
Gambar. simbol triac BT136
Gambar pin configurasi BT136
Keterangan :pin 1 = main terminal 1
Pin 2 = main terminal 2
Pin 3 = gate
Pin tab = main terminal 2
2.4 IC 555
A. Fungsi masing-masing pin IC 555 :
5
1. Pin 1(Ground). Pin ini merupakan titik referensi untuk seluruh sinyal dan
tegangan pada rangkaian 555, baik rangkaian intenal maupun rangkaian
eksternalnya.
2. Pin 2(Trigger). Berfungsi untuk membuat output high, ini terjadi pada saat level
tegangan pin trigger dari High menuju < 1/3 Vcc
3. Pin 3(Output). Output mempunyai 2 keadaan, High dan Low
4. Pin 4(Reset). Pada saat low, pin 4 akan reset. Pada saat reset, output akan Low.
Supaya bisa bekerja, pin 4 harus diberi High.
5. Pin 5(Voltage Control). Jika pin 5 diberi tegangan, maka level tegangan threshold
akan berubah dari 2/3 Vcc menjadi V5. Level tegangan trigger akan berubah dari
2/3 Vcc menjadi V5
6. Pin 6(Threshold). Untuk membuat output Low, terjadi pada saat tegangan pin 6
dari Low menuju > 1/3 Vcc
7. Pin 7(Discharge). Output Low, pin 7 akan Low Impedance. Output High, pin 8
akan High Impedance.
8. Pin 8 (Vcc). Pin ini untuk menerima supply DC voltage yang diberikan. Biasanya
akan bekerja jika diberi tegangan 5 –12V(maksimum 18 V).
B. CARA KERJA IC 555
Apabila supply diberikan, Vcc=0 Volt. Kaki 2 memberi trigger dari tegangan yang
tinggi (Vcc) menuju 1/3 Vcc(<1/3 Vcc), kaki 3(output) akan high dan pada saat
tersebut kaki 7 mempunyai nilai hambatan yang besar terhadap Ground atau kaki 7
6
akan High Impedance. C1 diisi melalui Vcc R1 R2 C1, Setelah 0,7 (R1+R2)
C1 detik, maka tegangan C1=2/3 Vcc. Sehingga kaki 3(ouput) akan Low, pada saat
tersebut, kaki 7 akan mempunyai nilai hambatan yang rendah sekali terhadap Ground
atau pin 7 akan Low Impedance. C1 membuang muatan, setelah 0,7(R2) C1 detik,
maka Teg C1=1/3 Vcc. Trigger terjadi lagi sehingga output akan High. Pin 7 akan
high Impedance dan C1 diisi kembali.
Gambar pulsa output :
2.5 IC OP-AMP LM339
Pengat Operasional (Op-Amp) merupakan rangkaian terpadu yang dikemas dalam
satu IC. Pada umumnya kaki-kaki IC tersebut terdiri atas input membalik atau
inverting input (-), input tak membalik atau non inverting input (+), output, offset, dan
catu daya. Secara ideal, Op-Amp memiliki beberapa karakteristik, diantaranya :
a. Penguat tegangan tak berhingga (AV0 = ∼)
b. Impedansi input tak berhingga (rin = ∼)
c. Impedansi output nol (ro = 0)
d. Bandwidth tak berhingga (BW = ∼)
e. Tegangan offset nol pada tegangan input (Eo = 0 untuk Ein = 0)
Gambar 2.2 Konfigurasi IC LM339
7
2.6 Kiprok
Kiprok berfungsi untuk regulator tegangan yang biasa digunkan pada
kendaraan bermotor. Maka jika arus 12 volt maka arus akan tetap stabil menjadi
12 volt meskipun arus naik. Namun memiliki ampere yang berbeda-beda.
sebenarnya tidak ada bedanya dengan Rectifier namun kiprok adalah gabungan
komponen tambahan sebagai penyetabil tegangan. Sehingga bila tunggangan tak
dilengkapi aki, bohlam lampu pada sepeda motor tidak cepat putus.
2.7 Resistor
Resistor adalah komponen elektronik dua saluran yang didesain untuk
menahan arus listrik dengan memproduksi penurunan tegangan diantara kedua
salurannya sesuai dengan arus yang mengalirinya, berdasarkan hukum Ohm:
Resistor digunakan sebagai bagian dari jejaring elektronik dan sirkuit elektronik,
dan merupakan salah satu komponen yang paling sering digunakan. Resistor dapat
dibuat dari bermacam-macam kompon dan film, bahkan kawat resistansi (kawat
yang dibuat dari paduan resistivitas tinggi seperti nikel-kromium). Karakteristik
utama dari resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat diboroskan.
Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, desah listrik, dan induktansi. Resistor
dapat diintegrasikan kedalam sirkuit hibrida dan papan sirkuit cetak, bahkan sirkuit
terpadu. Ukuran dan letak kaki bergantung pada desain sirkuit, resistor harus cukup
besar secara fisik agar tidak menjadi terlalu panas saat memboroskan daya.
8
SUMBER/PLN
ZCD
DELAY
BUFFER TRIAC
BEBAN
3. Perancangan Dimmer
3.1 Blok diagram
3.2 Skema Rangkaian
9
3.3 Prosedur perancangan
1. Simulasi
- Membuat rangkaian di circuit wizard
- Setelah rangkaian dirangkai secara benar rangkaian bisa dijalankan
2. Pembuatan alat
- Rangkaian simulasi di sircuit wizard di aplikasikan di express pcb.
- Rangkaian di express pcb di print, kemudian hasilnya di sablon di pcb
dengan cara di setrika di pcb.
- Setelah gambar tersablon sempurna di pcb, pcb bisa di cuci dengan cairan
feryclorid.
- Setelah jalur tergambar di pcb, pcb siap di bor sesuai skema
- Kemudian komponen siap di pasang di pcb
- Pemasangan komponen pada rangkaian di cek ulang agar tidak terjadi
masalah pada rangkaian.
- setelah semua komponen terpasang dengan benar maka rangkaian bisa diuji
cobakan.
- Setelah semua terhubung rangkaian bisa di hubungkan dengan sumber
tegangan PLN.
- Jika lampu sudah bisa diatur terang dan redupnya, maka percobaan telah
berhasil.
3. Prinsip Kerja Alat
1. Tegangan ac masuk ke travo. Output travo sebesar 220V.
10
2. Tegangan masuk ke dioda bridge. Dioda bridge dengan kapasitor 1000µF
16V. Menggunakan C 1000µF karena semakin besar nilai faradnya maka
gelombang Dc semakin halus. Untuk ukuran tegangan kapasitor yang
dipakai, memakai 16V karena tegangan output dari trafo sebesar 12V, jadi
nilai tegangan kapasitor harus lebih besar dari tegangan output untuk
mengantisipasi Rangkaian ini juga untuk menyuplai rangkaian counter
pembangkit pulsa dengan IC 555 + MOC . agar tegangan DC yang keluar
tetap konstan
3. Dioda Bridge tanpa C (langsung ke rangkaian) atau langsung ke LM339.
LM339 sebagai pembanding dan bekerja sebagai pengaman tegangan sinus
4. Keluaran output kaki 3 pada IC 555 mengandung pulsa terlalu tinggi dan
dikecilkan dengan resistor 1K agar keluaran pulsa menjadi rendah. Lalu
dikuatkan dengan transistor TIP41C dan dimasukkan ke kaki emitor.
5. Semakin besar pulsa maka resistansi pada triac semakin kecil
3.4 Teknik uji coba dimmer
setelah rangkaian dibuat atau dirancang di PCB, komponen yang terpasang di
PCB di cek apakah rangkaian tersebut nyambung atau tidak. Setelah semua di
pastikan sesuai dengan keinginan lampu pijar di pasang dan di hubungkan dengan
rangkaian kemudian rangkaian di hubungkan ke trafo setelah semua terhubung
raangkaian di hubungkan ke sumber tegangan PLN. Apabila ketika di hubungkan
dengan sumber, listrik jeglek (mati) berarti rangkaian kita ada yang konslet
nyabung dengan komponen lain. Dan apabila setelah di hubungka sumber, lampu
nyala tetapi tidak bisa di atur terang-redupnya mungkin itu karena optotriak tidak
berfungsi, ada komponen yang seharusnya nyambung dengan komponen lain
tetapi komponen tersebut tidak nyampung dengan komponen lain.
4. Hasil dan Analisis
4.1 Hasil rangkaian di PCB
11
4.2 Hasil Uji coba alat
Mulai dari lampu mati hingga lampu nyala terang
Gambar kondisi awal 0%
Gambar kondisi lampu menyala 5%
Gambar kondisi lampu menyala 15%
12
Gambar lampu kondisi menyala 25%
Gambar lampu kondisi menyala 35%
Gambar kondisi lampu menyala 50%
Gambar kondisi lampu menyala 65%
13
Gambar kondisi lampu menyala 85%
Gambar kondisi lampu menyala 100%
Gambar sinyal PWM pada oscioloscope
14
4.3 hasil uji simulasi
4.3.1 Rangkaian di Circuit Wizard
15
4.3.2 Rangkaian di Express PCB
4.4 Analisis
Pada saat rangkaian di hubungkan ke sumber PLN, listrik langsung konsleting
(mati) mungkin terjadi konslet pada rangkaian.
Pada saat rangkaian di hubungkan ke sumber PLN, listrik tidak langsung
konsleting (mati) namun lampu tidak nyala mungkin itu diakibatkan oleh
rangkaian yang salah.
Apabila rangkaian kita konslet saat di sambungkan ke gate pada TRIAC akan
meledak atau keluar asapnya sehinnga TRIAC rusak dan harus diganti.
16
Pada saat ujicoba dan lampu hanya menyala tanpa bisa diredupkan atau di
terangkan kemungkinannya yaitu kita memasang diodanya terbalik.
5. Kesimpulan
Dimmer adalah rangkaian pengatur nyala lampu. Dengan rangkaian dimmer,
nyala lampu bisa diatur dari yang paling gelap (mati), remang-remang sampai
yang paling terang.
Pada saat pertama kali rangkain dimmer di hubungkan ke sumber PLN lampu
menyala sebentar setelah itu mati kemudian setelah potensio di putar lampu
akan nyala berangsur-angsur dari redup, remang-remang, hingga paling
terang.
Komponen yang sangat berpengaruh di rangkaian dimmer adalah triac yang
berfungsi mengatur tegangan AC yang masuk ke lampu.
Rangkain dimmer tidak baik digunakan pada lampu neon atau lampu hemat
energi, karena bisa menyebabkan rangkaian (komponen) pada lampu rusak.
Apabila di paksa di pasang di lampu neon, nyala lampu akan kedip-kedip tidak
bisa nyala sempurna.
17