abstrak - p4tksb-jogja.comp4tksb-jogja.com/arsip/images/wi/pengembangan desain produk sep… ·...
TRANSCRIPT
Pengembangan Desain Produk Sepatu dari Kulit Sisa (Aval) untuk
Meningkatkan Kompetensi Guru Produktif SMK Kriya Kulit di PPPPTK Seni
dan Budaya Sleman Yogyakarta
Marsudi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengaplikasikan proses desain dalam
pembuatan produk sepatu dari kulit sisa (aval) yang benar dengan pembelajaran
proses desain dan strategi pembelajaran pada diklat produktif kriya kulit.
Penelitian ini tergolong jenis penelitian pengembangan (Research and
Development) dengan menggunakan metode eksperimen dan pendekatan
kuantitatif. Eksperimen dapat dilakukan dengan cara membandingkan dengan
keadaan sebelum dan sesudah memakai sistem baru (before-after) atau dengan
membandingkan dengan kelompok yang tetap menggunakan sistem lama. Untuk
menguji keabsahan data pada penelitian ini menggunakan pengecekan
kebenaran informasi yang telah ditulis dalam laporan kepada nara sumber dan
arahan dari pembimbing
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa secara kuantitatif menunjukan
angka rata-rata nilai bagus, dalam memgaplikasi desain sepatu sebagai strategi
bahwa kuantitatif menunjukkan desain sepatu untuk meningkatkan
kompetensi produktif guru SMK pengembangan produk sepatu dari kulit sisa
(aval) dapat digunakan sesuai dengan pembelajaran diklat produktif kriya kulit
dengan alasan score penilaian produk pengembangan tersebut
menunjukan sangat bagus 24%, bagus 52 % cukup 24% kurang 0% dan
sangat kurang 0% Sedangkan hasil evaluasi dari evaluator uji coba produk
sampai tahap ke-3 adalah dengahasil penilaian produk pengembangan
tersebut menunjukan sangat bagus 55%, bagus 43 % cukup 2% kurang
0% dan sangat kurang 0%. Produk sepatu dari bahan kulit sisa (aval) sesuai
untuk diklat kompetensi kriya kulit bagi guru. Dalam mengaplikasikan proses
desain dalam pembuatan produk sepatu dari kulit sisa (aval) yang benar dengan
pembelajaran pada diklat produktif kriya kulit, dan proses pembelajaran telah
berdampak positif terhadap pihak peserta diklat maupun pihak PPPPTK Seni dan
Budaya Yogyakarta.
Kata kunci : Pengembangan, Desain, Produk Sepatu Kulit Sisa, PPPPTK Seni dan Budaya.
PENGANTAR
Peningkatan mutu pendidikan pada saat ini telah menjadi komitmen besar
pemerintah. Hal ini tercermin dalam produk undang-undang tentang pendidikan
yang dikeluarkan pemerintah dalam rangka mendongkrak kualitas mutu
pendidikan adalah undang-undang UU No.14 tahun 2005 tentang guru dan
dosen. Salah satu alasan pemerintah mengeluarkan undang-undang guru dan
dosen adalah bahwa guru dan dosen mempunyai fungsi, peran dan kedudukan
yang sangat strategis dalam pembangunan nasional dalam bidang pendidikan.
Kondisi kompetensi guru dalam mendesain pada tingkat pengembangan
sangat bervariatif, ada yang menguasai kompetensi mendesain dengan baik tapi
ada juga yang belum menguasai komptensi mendesain dengan baik. Di samping
itu dalam proses pembelajaran belum menggunakan strategi yang variatif yang
masih konvensional. Kurangnya pemahaman guru dalam pengembangan desain
sepatu dari kulit sisa (aval) berdampak pada hasil karya. Guru dalam membuat
desain produk sepatu dari kulit sisa (aval) tidak maksimal sehingga pada saat
melakukan proses produksi terjadi perubahan-perubahan yang tidak senada
dengan desain yang telah disiapkan.
Bahan kulit sisa (aval) adalah sebagai bahan alterrnatif produk kreatif
kulit yang digunakan peserta diklat produktif kriya kulit. Bahan kulit sisa (aval)
menjadi alternatif yang tepat untuk membuat produk kreatif. Bahan kulit sisa juga
bermanfaat bagi peserta diklat dan studio kulit sebagai tempat pelaksanaan diklat
produktif dengan maksud untuk meningkatkan kreatifitas. Produk kretatif kriya
kulit antara lain gantungan kunci, dompet, tas, sepatu, sandal dan sebagainya.
Pengembangan ialah merupakan ungkapan ide desain yang akan dibuat karya/
produk yang dilakukan melalui pembuatan sketsa-sketsa alternatif.
Pengembangan desain dalam proses desain dituntut kreatifitas yang tinggi,
karena harus dapat mencari ide baru dalam membuat produk tersebut yang
dilanjutkan dengan proses produk yang menghasilkan sebuah produk baru atau
yang lebih dikenal dengan sebutan industri kreatif.
RUMUSAN MASALAH
Karena luasnya ruang lingkup pembelajaran kompetensi Produk Kreatif Kulit
maka perlu pembatasan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah pengembangan desain dalam pembuatan produk sepatu dari
kulit sisa (aval) yang benar sesuai dengan proses pembelajaran desain
produk pada diklat produktif kriya kulit?
2. Apakah pengembangan desain dalam pembuatan produk sepatu dari kulit
sisa dapat meningkatkan kompetensi produktif guru SMK?
TUJUAN PENGEMBANGAN
Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui :
1. Untuk mengaplikasikan proses pengembangan desain dalam pembuatan
produk sepatu dari kulit sisa (aval) yang benar untuk meningkatkan
kompetensi produktif guru SMK.
SPESIFIKASI PRODUK YANG DIKEMBANGKAN
1. Produk sepatu yang memiliki nilai seni dan fungsi dari produk kriya.
2. Desain yang meningkatkan citra suatu benda.
3. Sesuai selera masyarakat pemakainya.
4. Produk kriya secara umum sangat perlu dalam perkembangannya.
PENTINGNYA PENGEMBANGAN
Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk:
1. Untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam mengungkapkan
ide desain dalam mendesain dan cara mengembangkan produk yang
dilakukan melalui pembuatan sketsa-sketsa alternatif
2. Untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam mengungkapan ide
desain dalam pembuatan produk sepatu dari kulit sisa (aval). Untuk
meningkatkan ketrampilan dalam pembuatan produk pengembangan
sebagai benda kriya yang digunakan sebagai alat dan media diklat.
3. Untuk meningkatkan ketrampilan tentang pembuatan produk pengembangan
yang relevan dengan kompetensi kriya kulit untuk digunakan dalam
penyampaian materi pelajaran agar tujuan diklat tercapai sesuai dengan
tujuan yang diharapkan.
KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian Desain
Desain juga bisa menunjukkan fungsi dan kegunaannya ke pangsa pasar
yang dituju. Oleh sebab itu desain juga tergantung dari fungsi dan kegunaan
suatu produk tersebut akan dipasarkan. Produk kerajinan akan dihargai dengan
semestinya sangat bergantung dari desainnya. Tanpa desain yang memadai,
suatu produk kerajinan akan sulit bersaing di pasaran, karena nilai tambahnya
sangat rendah. Karena itu agar produk kerajinan dapat menjadi salah satu
komuditas perdagangan yang bernilai ekonomi tinggi, harus ada upaya
meningkatkan mutu desain. Menurut Sachari (2003 : 8) Desain adalah sebuah
kegiatan kreatif yang mencerminkan keanekaan bentuk kualitas, proses
pelayanan dan sistem, bagaikan sebuah lingkaran yang saling berhubungan,
selain itu desain merupakan faktor yang membangun kegiatan inovasi
pemanusiaan teknologi, dinamika budaya dan perubahan ekonomi. Pada
dasarnya manfaat desain yaitu untuk menciptakan nilai tambah suatu produk
kerajinan, maka desain juga harus berfungsi meningkatkan citra suatu benda,
dan pada akhirnya menggiring kecenderungan selera masyarakat pemakainya.
2. Perkembangan Desain
Menurut Cooper dan Press dalam Materi Diklat Desain Produk TAP 2008
menjelaskan bahwa untuk memahami keberadaan Desain bagi industri dan
masyarakat secara umum dapat dilihat dan konteks-konteks berikut ini :
a. Desain sebagai karya seni
Seniman desainer dan craf designers terkenal mendesain produk-produk prestis
dan eksklusif, target segmen pasar dan barang-barang ini adalah kalangan atas
dan orang-orang kaya. Tuntutan konsumen dalam level ini, sudah berada dalam
tingkatan pemenuhan kebutuhan akan obyek-obyek, nilai atau simbol-simbol
sosial yang relevan dengan gaya hidup mereka.
b. Desain sebagai kreativitas
Pekerjaan desain menurut kombinasi pikiran yang serasi antara logika dan
institusi sebagai hasilnya; kegiatan kreatif; desain tidak selalu dengan mudah
sesuai tuntutan-tuntutan dan kondisi-kondisi manajemen.
c. Desain sebagai problem solving
Desain sebagai kegiatan problem solving adalah tindakan untuk mencari oftimasi
keseimbangan antara faktor-faktor teknologi, produksi dan fungsi produk.
d. Desain sebagai planing proses
Desain bisa sangat berguna bila ditinjau sebagai strategi proses
perencanaan agar dapat menerapkan inovasi-inovasi yang potensial dari
perusahaan dalam menjawab tuntutan-tuntutan pasar yang berubah.
3. Proses Pembuatan Desain Barang Kulit
Proses pembuatan barang kulit dibagi menjadi dua bagian, yaitu Proses Desain
dan proses teknis . Secara garis besar proses pekerjaan desain dapat dilihat
pada gambar bagan dibawah ini :
PROSES DESAIN (I)
Semakin besar dan global sebuah perusahaan, penggalan-penggalan tahapan
akan semakin banyak dan rinci. Contoh proses desain : 1) Konsep Pemasaran/
planing, 2) Pengembangan Desain, 3) Pengujian dan faktor teknis, 4) Aplikasi
Desain, 5)Quality control Desain, 6) Presentasi Desain, 7) Percobaan teknik
produksi, 8) Produksi masal , dan 9) Promosi penjualan.
Kebangkitan Desain Modern di Eropa dikutip Sachari (1999 : 17) Desain menurut
pandangan dunia modern, secara substantif tidak dapat dilepaskan dari ”dunia
gagas”manusia, yaitu unsur akal (rasio, logika, pikiran dan ide) dan unsur rasa
(kreativitas, intuisi, ilham, selera, dan niali-nilai).
4. Proses Produk kriya Kulit
Proses produksi adalah dalam produk ini diperlukan kompetensi -
kompetensi yang berkaitan dengan produk yang akan dibuat setelah
merencanakan produk dalam bentuk desain karena proses ini sangat
menentukan terwujud tidaknya suatu karya. Dalam pembuatan karya tak
lepas dari bahan baku untuk membuat suatu produk tersebut, bahan baku
tersebut diantaranya kulit samak.
5. Kulit sisa (Aval)
Bahan kulit sisa(aval) adalah sisa kulit bahan yang digunakan untuk
membuat suatu produk yang telah dianggap tidak dapat lagi digunakan
Penyusunan Konsep
Pemasaran
Perencanaan Produk
Produksi
Penjualan ke Pasar
sebagai bahan pokok produk tertentu. Bahan kulit sisa (aval) yang
digunakan peserta diklat produktif kriya kulit relevan dengan produk barang kulit
yang diproduksi. Sebab itu bahan kulit sisa (aval) menjadi alternatif yang tepat
untuk membuat produk kreatif. Kulit sisa bisa dibuat produk kreatif antara
lain hiasan dinding, hiasan pintu, dompet, tas, gantungan kunci, asbak,
kipas kap lampu, sepatu, sandal dan sebagainya.
6. Teknik Pembuatan Produk Sepatu kulit sisa (aval)
Dalam porto folio yang berisi tentang cara membuat sepatu diawali dari studi
pustaka, pembuatan sket, desain terpilih sesuai dengan tema, pembuatan pola,
proses produksi, benda jadi dan kalkulasi harga. Sistem pembelajaran demikian
diharapkan peserta diklat mampu membuat produk dengan langkah-langkah
yang benar dan berkualitas. Salah satu dari kerajinan kulit tersamak adalah
sepatu fantovel. Sepatu fantovel adalah sepatu yang tidak menggunakan tali.
pemakaianya sangat praktis karena kaki langsung dimasukan kedalam sepatu,
dan bentuknya sederhana serta menarik. Bahan yang digunakan adalah kulit
box, sol bawah menggunakan sol cetak. Materi pembuatan sepatu fantovel ini
terdiri dari penggabungan dari beberapa kompetensi yaitu : Mempersiapkan alat
kerja dan bahan, pola potong dan pola kerja, memotong, menyeset, menjahit,
merakit, membentuk dan finishing
METODE PENELITIAN
Penelitian ini tergolong jenis penelitian pengembangan (Research and
Development) dengan menggunakan metode eksperimen dan pendekatan
kuantitatif. Metode ini, (eksperimen) adalah metode penelitian yang digunakan
untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji kefektifan produk tersebut
(Sugiyono, 2010).
Eksperimen dapat dilakukan dengan cara membandingkan dengan
keadaan sebelum dan sesudah memakai sistem baru (before-after) atau
dengan membandingkan dengan kelompok yang tetap menggunakan sistem
lama. Dalam hal ini ada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (Sugiyono,
2010).
Prosedur Pengambangan
1. Studi Pendahuluan
Kondisi kompetensi guru dalam mendesain pada tingkat pengembangan
sangat bervariatif, ada yang menguasai kompetensi mendesain dengan baik tapi
ada juga yang belum menguasai komptensi mendesain dengan baik. Di samping
itu dalam proses pembelajaran belum menggunakan strategi yang variatif yang
masih konvensional. Kurangnya pemahaman guru dalam pengembangan desain
sepatu dari kulit sisa (aval) berdampak pada hasil karya. Guru dalam membuat
desain produk sepatu dari kulit sisa (aval) tidak maksimal sehingga pada saat
melakukan proses produksi terjadi perubahan-perubahan yang tidak senada
dengan desain yang telah disiapkan.
2. Pengembangan Prototipe
Desain produk adalah propesi yang mengkaji dan mempelajari desain
dengan berbagai pendekatan dan pertimbangan baik dari segi fungsi,
inovasi teknologi, ekonomi, ergonomi, teknik material, sosial budaya, nilai
estetis, pasar, hingga pertimbangan-pertimbangan lingkungan
3. Uji lapangan
Uji lapangan ini dilakukan untuk menguji atau menilai apakah
solusi yang ditawarkan yang berupa produk pengembangan sepatu dari
kulit samak layak tidaknya sebagai peraga diklat :
a) Apakah produk pembelajaran memenuhi kriteria sebagai peraga
diklat?
b) Apakah dengan menggunakan peraga produk pembelajaran diklat
lebih efektif ?
c) Apakah peraga produk pembelajaran dapat mengatasi permasalah
dalam pembelajaran diklat?
4. Teknik Pengumpulan Data
Strategi pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan tehnik berikut :
Wawancara
Observasi
Dokumentasi
Instrumen Penelitian
Sumber Data
Untuk menguji keabsahan data pada penelitian ini menggunakan pengecekan
kebenaran informasi yang telah ditulis dalam laporan kepada nara sumber dan
arahan dari pembimbing.
a. Validasi (Revisi Desain 1)
Desain yang ditawarkan sebagai produk pengembangan ini
dilakukan proses pembebenahan desain pada bagian yang perlu
ditambahkan atau dikurangi sesuai saran dari evaluator dan pembimbing.
b. Uji coba
Pada tahap ini dilakukan uji coba proses pembuatan produk untuk
dijadikan model pembuatan produk serupa nantinya sebagai peraga
pembelajaran dengan menggunakan peraga sepatu dari kulit tersamak.
c. Revisi produk (2)
Revisi produk adalah merupakan masukan atau saran dari pakar
atau ahli sebagai solusi perbaikan produk pengembangan sebagai
peraga diklat.
c. Revisi produk (3)
Revisi produk adalah merupakan masukan atau saran dari pakar
atau ahli sebagai solusi perbaikan produk pengembangan sebagai
peraga diklat.
e. Tahap akhir
Pada tahap ini semua data dianalisis melalui beberapa langkah
dan diuji melalui berbagai sumber, setelah itu baru diinterpretasikan
dengan pertimbangan data–data yang sudah diuji sebelumnya. Dan
sebagai akhir kegiatan penelitian ialah penulisan laporan penelitian yang
diwujudkan dalam bentuk karya tulis ilmiah.
HASIL PENELITIAN
A. Sepatu
Sepatu merupakan salah satu perlengkapan pakaian manusia yang
dikenakan pada kaki untuk melindungi dari panas dan gangguan lain serta untuk
menambah keindahan penampilan. Hal-hal seperti itulah yang perlu mendapat
perhatian dan penelitian yang cermat bagi seorang perancang sepatu. Tidak
sembarangan seorang perancang menentukan kegunaaan sepatu yang
dibuatnya. Perancang haruslah hati-hati dalam menyesuaikan dengan situasi dan
kondisi lingkunganya.
1. Bahan
Dalam setiap bulanya studio kulit memproduksi barang kulit
menghabiskan bahan lebih kurang 1575,8 feet dan selama 6 bulan
menggunakan bahan kulit sebanyak 9455 feet sehingga kulit sisa yang
dihasilkan bisa mencapai 945,5 feet kulit sisa jadi setiap prduk rata -rata
ada 10 % dari bahan pokok sebagai kulit sisa.
2. Mesin dan alat produksi
Sarana praktek studio kriya kulit terdisi dari 8 meja kerja
dilengkapi dengan 1 box alat, 1 batu marmer, 1 lembar seng, dan
melamin. Setiap karyawan bisa menempati 1 meja kerja. Alat -alat
tersebut bisa digunakan bergantian sesuai dengan keperluan.
3. Pembuatan Produk Sepatu Dari Kulit Sisa (Aval)
Dalam perkembangannya kemudian, banyak timbul desain-desain
alternatif yang merupakan variasi dari desain-desain pokok, yang mewujudkan
kreasi dan imajinasi perancangnya. Tetapi kalau kita lihat maka model-model
sepatu tersebut pada dasarnya, tetap mengacu pada bentuk dasar model sepatu
seperti Oxpord, Fantovel, Derby, Pump.
Produk sepatu adalah termasuk kerajinan/ leather handycraf, berbagai
jenis produk sepatu yang beredar dipasaran akan menimbulkan upaya produsen
untuk selalu meningkatkan mutu produknya, semakin berat produsen untuk
bersaing dipasaran baik mengenai desain, bahan dan teknik pengerjaan. Untuk
itu perlu desain-desain baru yang sesuai dengan selera konsumen.
B. Visualisasi desain
Sepatu fantofel menggunakan kulit tersamak, dengan ketebalan 2 mm,
atasan sepatu terdiri dari pola vamp utuh, quater lidah, tutup lidah (saddle)
bagian dalam sepatu terdiri dari pelapis penggerak dan texon, sool sepatu
ukuran 39 dari bahan plastik.
Pembuatan pola sepatu fantovel adalah pembuatan komponen atau bagian-
bagian produk sepatu fantovel dengan menggunakan bahan seperti kertas
malaga/duplek, karton atau bahan lain berdasarkan gambar kerja.
Berdasarkan gambar kerja, proses pembuatan pola dapat dilakukan. Jumlah
pola yang akan dibuat dapat dihitung sesuai dengan jumlah pada gambar
kerja, sedangkan ukurannya dibuat sesuai dengan ukuran gambar kerja.
Dari hasil pembuatan pola tersebut harus dicoba atau dirakit terlebih dahulu.
Dengan demikian bila terdapat kesalahan bentuk atau ukuran akan dapat
diperbaiki.
C. PEMBAHASAN
Hasil produk sepatu adalah termasuk kerajinan/ leather handycraf,
berbagai jenis hasil produk sepatu yang beredar dipasaran akan menimbulkan
upaya produsen untuk selalu meningkatkan mutu produknya, semakin berat
produsen untuk bersaing dipasaran baik mengenai desain, bahan dan teknik
pengerjaan. Untuk itu perlu desain-desain baru yang sesuai dengan selera
konsumen. Produk Sepatu ini merupakan produk yang berfungsi sebagai
pengaman/ perlindungan yang dipakai untuk kaki.
Produk Sepatu ini dalam penciptaanya mencerminkan bentuk yang indah,
modern, efektif sehingga menrik konsumen bahwa Produk Sepatu harus memilki
hal-hal sebagai sebagai berikut :
1. Harus memiliki komponen sepatu yang nyaman dipakai oleh pemakai.
2. Harus mencerminkan bentuk yang fleksibel bisa digunakan resmi dan
santai
3. Mampu mengangkat keindahan pemakai
4. Memiliki nilai yang artistik dan nyaman bila digunakan pemakai.
Mengacu pada identifikasi masalah tersebut maka dibuat sebuah Produk
Sepatu dengan bahan kulit sapi, kertas pola, dan sol sepatu dengan konsep
efektif, efesien, bentuk sederhana, artistik, multifungsi dan dipasaran belum ada.
a. Desain Awal Produk
Sebagai alasan dalam pembuatan produk sepatu yang dilengkapai dengan
nilai artistik adalah bentuk produk sepatu yang ada dipasaran belum ada,
sedang konsumen lebih memilih produk sepatu yang praktis.Konsumen
menginginkan produk yang baru baik bentuk maupun bahan yang digunakan.
Dengan menggunakan bahan kulit samak, diharapkan bisa menambah
keindahan dan menambah semangat bagi penggunanya.
Konsep Penciptaan
Sumber Ide Penciptaan dalam pembuatan produk ini mengambil
reverensi dari internet, majalah, buku kulit yang akan menimbulkan suasana
nyaman bagi yang memakainya serta mengambil gambar atau model dari
majalah maupun internet yang berupa gambar produk sepatu.
Pengembangan ide desain yang akan dibuat karya/ cara pembuatan
mengembangkan yang dilakukan melalui pembuatan sketsa-sketsa alternatif.
pengembangan desainya dalam proses desain dilanjutkan dengan proses produk
yang menghasilkan sebuah produk baru atau yang lebih dikenal dengan sebutan
industri kreatif, untuk menciptakan nilai tambah suatu produk kerajinan, maka
desain juga harus berfungsi meningkatkan citra suatu benda.
D. PROTOTIPE HASIL PENGEMBANGAN :
1. Uji coba pengembangan produk sepatu wanita 1 :
Eksplorasi ide pada tahapan ini membuat beberapa sket pada kertas gambar
sebagai ide yang ada dipikiran sket terpilih adalah gambar dibawah ini :
Gb. sket terpilih hasil uji pertama Gb. hasil produk uji pertama
Evaluasi ini terdiri dari aspek pengembangan desain produk sepatu penilaian
dengan rentangan mulai dari sangat bagus sampai dengan sangat kurang.
Hasil evaluasi tahap 1:
1. Tentang pertanyaan apakah kompetensi pengembangan desain
produk sepatu dari bahan kulit sisa (aval) ini mencakup kompetensi, pola,
potong , rakit, jahit, dan finishing menurut pendapat evaluator adalah :
Ya, karena produk sepatu dari kulit aval terdapat pekerjaan pola,
potong , rakit, jahit, dan finishing.
2. Tentang pertanyaan, apakah langkah pembuatan pengembangan
desain sepatu dari bahan kulit sisa (aval) dapat menjadi acuan untuk
meningkatkan kompetensi guru produktif menurut pendapat
evaluator adalah :
Ya, karena pengembangan produk sepatu dari kulit aval
memerlukan kreativitas pada tahapan proses produksinya.
3. Tentang pertanyaan, sejauhmana pengembangan desain produk
sepatu dari bahan kulit sisa (aval) ini dapat untuk meningkatkan
kompetensi guru produktif menurut pendapat evaluator adalah :
Desain sepatu kulit aval dapat meningkatkan kompetensi guru
produktif, tetapi desain dan produk pada tahap uji ini masih pada
desain dasar.
Rekomendasi evaluasi tahap 1
Program ini dinyatakan : Layak uji coba produk dengan revisi
2. Uji coba pengembangan produk sepatu wanita 2 :
Eksplorasi ide pada tahapan ini membuat beberapa sket pada kertas gambar
sebagai ide yang ada dipikiran
Gb. sket terpilih hasil uji kedua Gb. hasil uji produk kedua
Evaluasi ini terdiri dari aspek pengembangan desain produk sepatu penilaian
dengan rentangan mulai dari sangat bagus sampai dengan sangat kurang.
Hasil evaluasi tahap 2:
1. Tentang pertanyaan apakah kompetensi pengembangan desain
produk sepatu dari bahan kulit sisa (aval) ini mencakup kompetensi, pola,
potong , rakit, jahit, dan finishing menurut pendapat evaluator adalah :
Ya, pada uji coba ini terdapat peningkatan pada metode pemolaan
, pemotong , perakitan, penjahitan, dan finishing. Uji coba ini bisa
ditingkatkan lagi dengan metode yang lain.
2. Tentang pertanyaan, apakah langkah pembuatan pengembangan
desain sepatu dari bahan kulit sisa (aval) dapat menjadi acuan untuk
meningkatkan kompetensi guru produktif menurut pendapat
evaluator adalah :
Kompetensi guru guru dapat ditingkatkan dengan tantangan pada
pengelolaan bahan dan proses produksinya. Uji coba ini terlihat
ada [peningkatan desain dan kualitasnya.
3. Tentang pertanyaan, sejauhmana pengembangan desain produk
sepatu dari bahan kulit sisa (aval) ini dapat untuk meningkatkan
kompetensi guru produktif menurut pendapat evaluator adalah :
Pembuatan produk sepatu dari kulit aval memerlukan metode
pedapat meningkatkan kompetensi guru produktif, tengerjaan yang
sedikit berbeda dengan produk dari kulit utuh Peranan modifikasi
desain terlihat pada tahap uji coba ke dua ini.
Rekomendasi tahap 2
Program ini dinyatakan :Layak uji coba produk dengan revisi
2) Hasil uji lapangan operasional
Eksplorasi ide pada tahapan ini membuat beberapa sket pada kertas gambar
sebagai ide yang ada dipikiran
Gb. sket terpilih hasil uji ketiga Gb. Hasil produk uji ketiga
Evaluasi ini terdiri dari aspek pengembangan desain produk sepatu penilaian
dengan rentangan mulai dari sangat bagus sampai dengan sangat kurang.
Hasil evaluasi tahap 3:
1. Tentang pertanyaan apakah kompetensi pengembangan desain
produk sepatu dari bahan kulit sisa (aval) ini mencakup kompetensi, pola,
potong , rakit, jahit, dan finishing menurut pendapat evaluator adalah :
Ya, pada desain sepatu uji coba 3 ini terdapat kompleksitas
metode pengerjaan karena desain semakin rumit .
2. Tentang pertanyaan, apakah langkah pembuatan pengembangan
desain sepatu dari bahan kulit sisa (aval) dapat menjadi acuan untuk
meningkatkan kompetensi guru produktif menurut pendapat
evaluator adalah :
Sangat bisa untuk meningkatkan kompetensi guru produktif. Pada
uji coba ini diperlukan pemahaman dan ketrampilan lebih tinggi
dari uji coba 1 dan 2.
3. Tentang pertanyaan, sejauhmana pengembangan desain produk
sepatu dari bahan kulit sisa (aval) ini dapat untuk meningkatkan
kompetensi guru produktif menurut pendapat evaluator adalah :
Kompetensi guru akan semakin meningkat jika dihadapkan pada
desain sepatu uji coba 3 Kreatifitas dan kemampuan teknis
diperlukan untuk mewujudkan desain uji coba sepatu uji coba 3
yang semakin meningkat.
Rekomendasi evaluasi tahap 3
Pengembangan ini dinyatakan : Layak uji coba produk tanpa revisi
Secara keseluruhan kemampuan guru dalam menguasai
kompetensi menunjukkan peningkatan dari sampel 6 guru yang
mempelajari kompetensi, sejumlah 7 kompetensi yang dilakukan guru.
Hasil wawancara dari 20 orang kolega fasilitator menunjukkan bahwa :
Diklat produktif dapat meningkatkan kompetensi peserta diklat kriya
kulit dalam mengaplikasi desain sepatu dari bahan kulit sisa(aval) dengan
alasan dengan diklat produktif :
1) Peserta diklat dalam menguasai kompetensi meningkat dan memiliki
rasa percaya diri dalam mengaplikasi desain sepatu dari bahan kulit
sisa (aval) membuat produk sepatu.
2) Kegiatan belajar mengajar dalam mengaplikasi desain sepatu dari
bahan kulit sisa (aval) jauh lebih baik.
3) Peserta diklat lebih kreatif, tambah wawasan dan pengalaman-
pengalaman dalam menguasai kompetensi.
4) Dapat meningkatkan kompetensi tertentu sesuai dengan lembaga
diklat yang digunakan untuk diklat produktif.
Peserta diklat dapat melaksanakan langkah-langkah penguasaan
kompetensi dalam mengaplikasi desain sepatu dari bahan kulit sisa (aval)
kriya kulit dengan benar dengan alasan dengan diklat produktif:
1) Dalam menguasai kompetensi pengembangan mendesain dapat
dilakukan dengan cara yang yang benar dan runtut.
2) Kompetensi pengembangan desain yang belum dikuasai diulang
sampai tuntas, baru melanjutkan kompetensi berikutnya.
3) Kompetensi dipelajari secara bertahap sampai benar-benar peserta
diklat menguasai kompetensi pengembangan desain yang dipelajari.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data yang dipoeroleh dari serangkaian
pengamatan Pengembangan Desain Produk Sepatu dari Kulit Sisa (Aval) dapat
dinyatakan bahwa semua aspek penilaian (responden) dan evaluator : Bahwa
secara kuantitatif menunjukkan angka rata-rata nilai bagus, mengaplikasi
desain sepatu untuk meningkatkan kompetensi produktif guru SMK
pembelajaran sesuai digunakan sebagai strategi pembelajaran diklat
produktif kriya kulit dengan alasan score penilaian produk pengembangan
tersebut menunjukan sangat bagus 24%, bagus 52 % cukup 24% kurang
0% dan sangat kurang 0% Sedangkan hasil evaluasi dari evaluator uji coba
produk sampai tahap ke-3 adalah dengahasil penilaian produk
pengembangan tersebut menunjukan sangat bagus 55%, bagus 43 %
cukup 2% kurang 0% dan sangat kurang 0%.
Produk sepatu dari bahan kulit sisa(aval) untuk meningkatkan kompetensi
produktif guru SMK diklat produktif kriya kulit sangat sesuai untuk diklat
kompetensi kriya kulit bagi guru dengan alasan :
1). Produk sepatu dari bahan kulit sisa (aval) mencakup kompetensi yang ada
pada kompetensi kriya kulit untuk membuat suatu produk kreatif;
2). Penguasaan kompetensi pembuatan sepatu dari bahan kulit sisa (aval)
untuk meningkatkan kompetensi produktif guru SMK jauh lebih mudah
untuk melakukan produk kreatif.
3). Dengan meningkatkan kompetensi produktif guru SMK peserta diklat
lebih kreatif, wawasan dan pengalaman-pengalaman dalam
menguasai kompetensi pembuatan sepatu dari bahan kulit sisa (aval).
4). Kriteria keberhasilan pembuatan sepatu dari bahan kulit sisa (aval) dinilai
berdasarkan aspek desain, aspek ergonomik, aspek keindahan, aspek
teknik, aspek fungsi.
Hasil yang diperoleh dari segi pemanfaatan dari bahan kulit sisa(aval)
untuk meningkatkan kompetensi produktif guru SMK pembelajaran diklat
produktif kriya kulit dalam berkarya DPK Kulit dalam membuat sepatu dari
bahan kulit sisa (aval) mampu dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Agung Wicaksono, 2010 : Kehidupan Sosial Perajin Alas Kaki Sentra Kerajinan Kulit Kelurahan Selosari, Magetan
Anik Gufron, Widyastuti Purbani, Sri Sumardiningsih, 2007 : Penelitian dan
Pengembangan Bidang Pendidikan dan Pembelajaran, Lembaga Penelitian UNY
Depdiknas. 2005. Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005, tentang Guru dan Dosen
Husaini Usman. 2011. Manajemen Teori Praktek dan Riset Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara Mulyasa, E. 2006. Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Murtihadi, Dkk. 1981. Dasar Dasar Desain, Depdikbud Jakarta. PT. Prasidha Adhikriya, 1996. Desain Kerajinan Kulit , Departemen Pendidikan
Dan Kebudayaan, Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta
Sachari Agus, 2003, Metodologi Penelitian Budaya Rupa, PT. Gelora Angkasa
Pratama Sachari Agus, 1999, Modernisme Sebuah Tinjauan Historis Desain
Modern Balai Pustaka Jakarta. Sachari Agus, 1984. Paradigma Desain Indonesia, CV. Rajawali, Jakarta. Sepahelut Atisah dan Petrosumadi, 1981 Dasar Dasar Desain, Depdikbud
Jakarta. Sulistyah Wiryodiningrat, 2008 : Pengetahuan Pembuatan pola
sepatu/alas kaki, Citra Media, Yogyakarta. Sumber : http://grosirsepatukulit.com/sepatu-kulit-untuk-santai-e18/
Diambil tanggal 20 September 202014
BIODATA PENULIS 1. a. Judul Penelitian : “Pengembangan Desain Produk Sepatu
dari Kulit Sisa (Aval) untuk Meningkatkan Kompetensi Guru Produktif SMK Kriya Kulit di PPPPTK Seni dan Budaya Sleman Yogyakarta”
b. Bidang Ilmu : Pendidikan Seni dan Budaya c. Jenis Penelitian : Penelitian Pengembangan
2. Peneliti
a. Nama lengkap : Drs. Marsudi, M.Pd b. Tempat/ Tgl.lahir : Ponorogo, 24 Januari 1965 c. Nip : 1965 01241994121003 d. Jenis Kelamin : Laki-laki e. Pangkat / golongan : Pembina Tingkat 1/ IV b f. Jabatan : Widyaiswara Madya g. Institusi : PPPPTK Seni dan Budaya Yogyakarta h. Alamat Kantor : Jln. Kaliurang KM. 12.5, Klidon,
Sukoharjo, Ngaglik, Sleman Yogyakarta i. Alamat Rumah : RT.04. RW.11 Kandangsari, Sukoharjo
Ngaglik, Seman, Yogyakarta j. No.Tlp.HP ,Email : 0274 896165 / HP.08125248905
,[email protected] 3. Lokasi Penelitian : PPPPTK Seni dan Budaya Yogyakarta 4. Lama Penelitian : 4 bulan
Yogyakarta , 01 Agustus 2015 Peneliti
Drs.Marsudi, M.Pd NIP.196501241994121003