abstrak kinerja keuangan dan efisiensi proses … · rumah sakit umum daerah (rsud) sebagai badan...
TRANSCRIPT
ABSTRAK
KINERJA KEUANGAN DAN EFISIENSI PROSES INTERNAL SEBELUMDAN SESUDAH PENERAPAN POLA PENGELOLAAN KEUANGAN
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (STUDI KASUS PADA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG)
Penelitian ini dilakukan pada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)Kabupaten Klungkung sebagai salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)yang telah menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan UmumDaerah (PPK-BLUD). Berlakunya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61Tahun 2007, PPK-BLUD sebagai instansi pemerintah yang melaksanakanpelayanan publik dituntut untuk meningkatkan kinerjanya sesuai dengan prinsipnew public management. Laporan dan beberapa penelitian sebelumnyamenunjukkan bahwa PPK-BLUD belum dapat meningkatkan kinerja pada instansiyang menerapkannya. Penelitian ini menguji apakah terdapat perbedaan kinerjapada RSUD Kabupaten Klungkung sebelum dan sesudah menjadi PPK-BLUD.
Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa kinerja keuangan dankinerja efisiensi proses internal,yang diproksikan dengan kinerja pendapatan,beban, curent ratio, cash ratio, quick ratio, Bed Occupancy Ratio (BOR), AverageLength of Stay (AloS), Turn Over Interval (TOI) dan Bed Turn Over (BTO).Pengujian statistik menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorof-Smirnov, jika data berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan paired sample t-test pada masing-masing variabel.
Hasil pengujian seluruh proksi dengan menggunakan Uji paired sample t-test menunjukan tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan dan efisiensi prosesinternal antara sebelum dan sesudah diterapkannya PPK-BLUD. Hal tersebutdisebabkan oleh manajemen RSUD yang belum melaksanakan secara optimalperaturan yang ditetapkan pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan UmumDaerah, yaitu pada pasal 57 dan 59 tentang penghitungan pola tarif danpemberlakuan pola tarif, pasal 61 tentang optimalisasi pemanfaatan kekayaanrumah sakit, pasal 67 tetang fleksibilitas penggunaan anggaran, pasal 115 tentangsistem informasi keuangan dan pasal 117 tentang penyelenggaraan akuntansi danpelaporan keuangan.
Kata kunci : kinerja keuangan, kinerja efisiensi proses internal, PPK-BLUD
ABSTRACT
FINANCIAL PERFORMANCE AND EFFICIENCY OF INTERNALPROCESSES PERFORMANCE BEFORE AND AFTER THE
IMPLEMENTATION OF PPK-BLUD (CASE STUDY ON RSUD KAB.KLUNGKUNG)
This research was conducted at the Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)Kabupaten Klungkung as one of the Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) thathave implemented Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah(PPK-BLUD). According to the regulation of Peraturan Menteri Dalam NegeriNumber 61st on 2007, PPK-BLUD intended for government agencies thatperform public services will further improve their performance in accordance withthe principles of new public management. RSUD Kab. Klungkung reports andseveral previous studies have shown that the PPK-BLUD can not improve yet theperformance of the agencies that implement it.This study examined thedifferences in performance of RSUD Kabupaten Klungkung before and afterbecoming PPK-BLUDs
This study uses secondary data such as financial performance andperformance efficiency of internal processes, proxied by the performance ofrevenues, expenses, curent ratio, cash ratio, quick ratio, Bed Occupancy Ratio(BOR), Average Length of Stay (ALOS), Turn Over Interval ( TOI) and Bed TurnOver (BTO). Statistical testing using non-parametric statistical test ofKolmogorov-Smirnov, if the data is normally distributed then followed by pairedsample t-test on each variable.
The Results of testing the entire proxy using the Test paired sample t-testshowed there was no difference of financial performance and the efficiency ofinternal processes before and after the implementation of the CO-BLUDs. Thiswas caused by RSUD Kabupaten Klungkung management that has not beenoptimally implement the regulations set out in the Permendagri No. 61 st on 2007on Technical Guidelines for Financial Management Public Service Board, namelyin Article 57 and 59 of calculating the tariff scheme and the implementation tariffscheme, Article 61 of optimizing the utilization of hospital wealth, neighborflexibility of use article 67 of the budget, Article 115 of the financial informationsystems and the implementation of Article 117 of the accounting and financialreporting.
Key words : financial performance, efficiency of internal processesperformance, PPK-BLUD
KINERJA KEUANGAN DAN EFISIENSI PROSES INTERNAL SEBELUMDAN SESUDAH PENERAPAN POLA PENGELOLAAN KEUANGAN
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (STUDI KASUS PADA RSUD KAB. KLUNGKUNG)
RINGKASAN
Pengukuran kinerja adalah suatu bentuk pelaksanaan akuntabilitas RSUDdari penerapan konsep new public management dalam rangka reformasi birokrasidi Indonesia. Pengukuran kinerja menyediakan hasil-hasil kegiatan yang dapatmenggambarkan apa yang sebenarnya telah dilakukan dan dicapai oleh rumahsakit daerah sehingga dapat mengidentifikasi peluang dan tantangan untukpengembangan rumah sakit. Salah satu upaya memenuhi tuntutan dari penerapannew public management tersebut dikeluarkanlah beberapa peraturan perundanganyang salah satunya adalah .Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan UmumDaerah (PPK-BLUD). PPK-BLUD dibentuk bertujuan: Pertama, untuk membantumemperbaiki kinerja pemerintah. Ukuran kinerja dimaksudkan untuk dapatmembantu pemerintah berfokus pada tujuan dan sasaran program unit kerja. Halini pada akhirnya akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi sektorpublik dalam pemberian pelayanan publik. Kedua, ukuran kinerja sektor publikdigunakan untuk pengalokasian sumber daya dan pembuatan keputusan. Ketiga,ukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk mewujudkanpertanggungjawaban publik dan memperbaiki komunikasi kelembagaan. RSUDKab. Klungkung sebagai organisasi nirlaba milik pemerintah yang telahditetapkan menjadi PPK-BLUD dari tahun 2012 sampai saat ini secara kasat matamasih belum terlihat peningkatan kinerja setelah diberikan status sebagaiPPK_BLUD.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah terdapat perbedaan kinerjakeuangan dan kinerja efisiensi proses internal antara sebelum dan sesudah PPK-BLUD pada RSUD Kab. Klungkung. Data yang digunakan adalah sata sekunderberupa data kinerja keuangan dan kinerja efisiensi proses internal. Tahun 2009sampai dengan tahun 2011 merupakan data sebelum PPK-BLUD dan tahun 2013sampai dengan tahun 2015 merupakan data sesudah PPK-BLUD. Data didapatkandari laporan keuangan tahunan dan laporan kinerja tahunan RSUD Kab.Klungkung yang kemudian diolah kembali. Variabel-variabel yang dipakai dalampenelitian ini yaitu pada kinerja keuangan adalah kinerja pendapatan, beban,current ratio, cash ratio dan quick ratio. Kinerja efisiensi proses internal variabelyang diteliti adalah BOR, AloS, BTO dan TOI. Penelitian ini menggunakananalisis paired sample t-test dimana sebelum dilakukan analisis paired sample t-test dilakukan pengujian normalitas untuk mengetahui apakah data sekunder yangdigunakan berdistribusi normal dengan menggunakan uji statistik non-parametrikKolmogorof-Smirnov (K-S). Jika data berdistribusi normal maka dilakukan ujipaired sample t-test dengan membandingkan antara thitung dan ttabel .
Berdasarkan uji KS seluruh variabel yang diteliti berdistribusi normalsehingga dapat dilakukan uji paired sample t-test. Hasil uji paired sample t-testmenunjukkan seluruh variabel yang diteliti tidak dapat menolak H0 yang artinyatidak terdapat perbedaan kinerja keuangan dan kinerja efisiensi proses internalsebelum dan sesudah penerapan PPK-BLUD pada RSUD Kab. Klungkung. Halini lebih disebabkan oleh kurang optimalnya manajemen RSUD Kab. Klungkungdalam mentaati peraturan dan aturan dalam penerapan PPK-BLUD.
Hasil ini konsisten dengan penelitian sebelumnya oleh Angit Maharani(2013) yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan kinerja pendapatanyang signifikan sebelum dan sesudah penerapan Pola Pengelolaan KeuanganBadan Layanan Umum di Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Hasil ini jugakonsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Airief Wahyudi (2015) yangmenyatakan bahwa Kinerja keuangan sesudah menjadi BLU pada PusatPengelolaan Komplek Gelora Bung Karno (PPKGBK) dan Pusat PengelolaanKomplek Kemayoran (PPKK) adalah cenderung statis.
DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM......................................................................................................i
PRASYARAT GELAR.................................................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN.........................................................................................iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI..............................................................................iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS TESIS.................................................v
UCAPAN TERIMAKASIH..........................................................................................vi
ABSTRAK....................................................................................................................viii
ABSTRACT.................................................................................................................ix
RINGKASAN...............................................................................................................x
DAFTAR ISI ................................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................xiv
DAFTAR TABEL.........................................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1......................................................................................... Latar Belakang..................................................................................................................................................................................................................................
1.2.................................................................................... Rumusan Masalah
..................................................................................................................
..............................................................................................................101.3...................................................................................... Tujuan Penelitian
..................................................................................................................
..............................................................................................................111.3.1. Tujuan Umum..............................................................................
.................................................................................................111.3.2. Tujuan Khusus.............................................................................
.................................................................................................111.4. Manfaat Penelitian...............................................................................
...........................................................................................................121.4.1. Manfaat Teoritis......................................................................
............................................................................................121.4.2. Manfaat Praktis.......................................................................
............................................................................................121.4.3. Manfaat Regulasi....................................................................
............................................................................................12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................13
2.1. Teori Kepatuhan.........................................................................................................................................................................................13
2.2. Pengertian Regulasi....................................................................................................................................................................................16
2.3. Pengertian New Public Management..........................................................................................................................................................17
2.4. Pengertian PPK-BLUD...............................................................................................................................................................................19
2.5. Tujuan dan Azas dibentuknya Badan Layanan Umum Daerah..................................................................................................................21
2.6. Karakteristik Badan Layanan Umum Daerah.............................................................................................................................................22
2.7. Persyaratan Badan Layanan Umum Daerah...............................................................................................................................................24
2.8. Akuntansi,Pelaporan dan Pertanggungjawaban Keuangan BLUD............................................................................................................26
2.9. Perbandingan Satuan Kerja Non BLUD dengan Satuan Kerja BLUD.........................................................................................................................................................................................................27
2.10. Jenis Status BLUD......................................................................................................................................................................................29
2.11. Pengertian Kinerja .....................................................................................................................................................................................29
2.12. Aspek-aspek Pengukuran Kinerja..............................................................................................................................................................31
2.13. Sistem Penilaian Kinerja Rumah Sakit.......................................................................................................................................................32
2.14. Kinerja Keuangan.......................................................................................................................................................................................33
2.15. Perspektif Kinerja Bisnis yang Diukur Dalam Balanced Scorecard....................................................................................................................................................................................................342.15.1. Perspektif Finansial...............................................................
............................................................................................352.15.2. Perspektif Kepuasan Pelanggan............................................
............................................................................................392.15.3. Perspektif Efisiensi Proses Internal.......................................
............................................................................................402.15.4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan...........................
............................................................................................42
BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS .............................43
3.1. Kerangka Berpikir................................................................................................................................................................................................43
3.2. Konsep..................................................................................................................................................................................................................44
3.3. Hipotesis...............................................................................................................................................................................................................45
BAB IV METODE PENELITIAN...............................................................................49
4.1. Rancangan Penelitian...........................................................................................................................................................................................49
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................................................................................................................................50
4.3. RuangLingkup Penelitian.....................................................................................................................................................................................51
4.4. Penentuan Sumber Data dan Bahan Penelitian....................................................................................................................................................51
4.5. Variabel Penelitian...............................................................................................................................................................................................53
4.6. Instrumen Penelitian.............................................................................................................................................................................................56
4.7. Analisis Data.........................................................................................................................................................................................................56
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..............................................59
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN...........................................................................97
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................100
LAMPIRAN-LAMPIRAN ..........................................................................................105
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1. Kerangka Berpikir...............................................................................44
Gambar 3.2. Kerangka Konsep................................................................................45
Gambar 4.1. Rancangan Penelitian..........................................................................50
Gambar 5.1. Struktur Organisasi RSUD Kab. Klungkung Sebelum BLUD ..........69
Gambar 5.2. Struktur Organisasi RSUD Kab. Klungkung Setelah BLUD ............70
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Kinerja RSUD Kab. Klungkung 2009 s/d 2014........................................8
Tabel 2.1. Perbandingan Satuan Kerja Non BLUD dengan Satuan Kerja BLUD.....28
Tabel 3.1. Penelitian Empiris sebelumya...................................................................46
Tabel 5.1. Sejarah singkat BLUD RSUD Kab. Klungkung.......................................61
Tabel 5.2. Visi dan Misi RSUD Kab. Klungkung......................................................63
Tabel 5.3. Target Pencapaian Tujuan dan Sasaran RSUD Kab. Klungkung..............65
Tabel 5.4. Perbandingan Swadana dan PPK-BLUD di RSUD Kab. Klungkung.......72
Tabel 5.5. uji statistik non-parametrik Kolmogorof-SmirnovVariabel Pendapatan...74
Tabel 5.6. uji statistik non-parametrik Kolmogorof-SmirnovVariabel Beban...........75
Tabel 5.7. uji statistik non-parametrik Kolmogorof-SmirnovVariabel Current Ratio76
Tabel 5.8. uji statistik non-parametrik Kolmogorof-SmirnovVariabel Quick Ratio. .76
Tabel 5.9. uji statistik non-parametrik Kolmogorof-SmirnovVariabel Cash Ratio....77
Tabel 5.10. uji statistik non-parametrik Kolmogorof-SmirnovVariabel BedOccupancy Ratio (BOR)...........................................................................................................................................................................................78
Tabel 5.11. uji statistik non-parametrik Kolmogorof-SmirnovVariabel AverageLength of Stay (ALOS)............................................................................................................................................................................................78
Tabel 5.12. uji statistik non-parametrik Kolmogorof-SmirnovVariabel Turn OverInterval (TOI)............................................................................................................................................................................................................79
Tabel 5.13. uji statistik non-parametrik Kolmogorof-SmirnovVariabel Bed TurnOver (BTO)..............................................................................................................................................................................................................80
Tabel 5.14. Perbedaan Variabel Pendapatan Sebelum dan Sesudah BLUD...............81
Tabel 5.15. Perbedaan Variabel Beban Sebelum dan Sesudah BLUD.......................81
Tabel 5.16. Perbedaan Variabel Current Ratio Sebelum dan Sesudah BLUD...........82
Tabel 5.17. Perbedaan Variabel Quick Ratio Sebelum dan Sesudah BLUD..............83
Tabel 5.18. Perbedaan Variabel Cash Ratio Sebelum dan Sesudah BLUD...............84
Tabel 5.19. Perbedaan Variabel BOR Sebelum dan Sesudah BLUD.........................85
Tabel 5.20. Perbedaan Variabel ALOS Sebelum dan Sesudah BLUD.......................86
Tabel 5.21. Perbedaan Variabel TOI Sebelum dan Sesudah BLUD...........................87
Tabel 5.22. Perbedaan Variabel BTO Sebelum dan Sesudah BLUD.........................88
Tabel 5.23. Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA)RSUD Kab. Klungkung......91
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar BelakangOtonomi daerah tidak saja berpengaruh terhadap perubahan pengelolaan
keuangan daerah, tetapi juga telah merambah pada pengolaan keuangan Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD). Beberapa Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
yang telah mapan, sedikit demi sedikit berusaha melepaskan diri dari
ketergantungannya kepada stake holdernya yaitu pemerintah daerah. Keluarnya
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, disambut baik oleh beberapa
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) tersebut, sebagai langkah awal untuk
menjadi RSUD yang mandiri. Pemerintah memberlakukan beberapa organisasi
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) sebagai Badan Layanan Umum Daerah
(BLUD) hingga mendorong Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) untuk
melakukan pembangunan sistem informasi akuntansi baru untuk meningkatkan
kinerja mereka sebagai bentuk akuntabilitasnya pada masyarakat.Pengukuran kinerja adalah suatu bentuk pelaksanaan akuntabilitas RSUD
dari penerapan konsep new public management dalam rangka reformasi birokrasi
di Indonesia. Pengukuran kinerja menyediakan hasil-hasil kegiatan yang dapat
menggambarkan apa yang sebenarnya telah dilakukan dan dicapai oleh rumah
sakit daerah sehingga dapat mengidentifikasi peluang dan tantangan untuk
pengembangan rumah sakit (Shaw C, 2003).Reformasi birokrasi yang ada di Indonesia pada dasarnya adalah sebuah
upaya tanpa akhir dan berkelanjutan hal ini dikarenakan, yang pertama adalah
birokrasi merupakan sebuah tubuh dalam kapasitasnya sebagai pelayan publik.
Publik sendiri merupakan customer yang memiliki tipikalitas berbeda pada setiap
jaman, baik dalam kondisi sosial-politik, kebutuhan, maupun cara berkomunikasi.
Kedua, teknologi yang selalu mengalami perkembangan dan mengubah pola
kebiasaan masyarakat.Hoque dkk. (1995) menyatakan bahwa reformasi birokrasi terdapat enam
kekuatan utama yang mendorong perubahan di sektor publik yaitu: 1) Perubahan sikap terhadap peran pemerintah dalam perekonomian.2) Proses dalam reformasi mikro ekonomi3) Perubahan masyarakat dan ekspektasi bisnis4) Keterbatasan sumber daya5) Dampak dari teknologi6) Tuntutan akan akuntabilitas yang lebih baik.
Tuntutan akan akuntabilitas yang lebih baik menggiring reformasi birokrasi
pada penerapan new public management yaitu menuju pengukuran kinerja yang
lebih baik, oleh karena itu dimulailah sebuah era yang dinamakan dengan new
public management. Prinsip dari new public management (hood,1994) adalah: 1) Lebih berfokus pada manajemen, bukan kebijakan.2) Adanya standar yang jelas dan dilakukannya pengukuran terhadap kinerja
yang dicapainya.3) Penekanan yang lebih besar pada pengendalian atas hasil (output), bukan
pada prosedur.4) Pergeseran ke arah adanya tingkat persaingan yang lebih besar didalam sektor
pelayanan publik.5) Penekanan pada pengembangan pola-pola manajemen sebagaimana yang
dipraktikkan pada sektor swasta untuk mendukung perbaikan kinerja
pelayanan publik.6) Adanya pergeseran ke arah pemecahan ke dalam berbagai unit organisasi
yang lebih kecil dalam sektor pelayanan publik.7) Penekanan yang lebih besar pada disiplin dan parsimony dalam penggunaan
sumber daya.
New public management sebagai salah satu pendekatan dominan dalam
manajemen sektor publik, menggunakan serangkaian strategi guna meningkatkan
kinerja lembaga-lembaga sektor publik yang pada akhirnya akan meningkatkan
kompetensi dari lembaga-lembaga sektor publik tersebut (Fatemi dan Behmanesh,
2012). New public management menuntut pemerintah untuk menciptakan sistem
pengendalian manajemen pada sektor publik agar dapat mencapai efisiensi serta
mampu bersaing dalam era globalisasi dengan menggunakan informasi akuntansi.Salah satu upaya memenuhi tuntutan dari penerapan new public
management tersebut dikeluarkanlah beberapa peraturan perundangan yang
diantaranya adalah: 1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara dimana salah satunya mengatur tentang pembentukan
badan layanan umum seperti yang tercantum pada pasal 1 ayat (23) yang
berbunyi “Badan Layanan Umum adalah instansi di lingkungan pemerintah
yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa
penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari
keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip
efisiensi dan produktivitas”. 2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005 Tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum pada Pasal 1 ayat (2)
menyatakan bahwa “Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum,
yang selanjutnya disebut PPK-BLU, adalah pola pengelolaan keuangan yang
memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktek-
praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan
bangsa, sebagaimana diatur dalam peraturan pemerintah ini, sebagai
pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuangan negara pada umumnya”. 3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman
Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah.Penyebab munculnya Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah (PPK-BLUD) ini karena adanya pandangan bahwa Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) sebagai penyedia layanan masyarakat selama ini tidak
diberikan keleluasaan dalam melakukan pengelolaan keuangan. Seluruh
pendapatan SKPD harus disetorkan terlebih dahulu ke kas daerah sebagai
Pendapatan Asli Daerah (PAD) baru kemudian SKPD mengajukan rencana
anggaran untuk dapat mencairkan dana tersebut. Terdapat asumsi yang
mengatakan bahwa ada banyak potensi pendapatan yang seharusnya dapat
langsung digunakan untuk pengelolaan SKPD terkait namun tidak dapat
dimaksimalkan. Fleksibilitas yang dimiliki Pola Pengelolaan Keuangan BLUD yaitu
pendapatan dan belanja, pengelolaan kas, pengelolaan piutang dan utang,
investasi, pengadaan barang dan jasa, akuntansi, remunerasi, surplus/defisit, dan
pengelolaan kepegawaian berupa pengangkatan pegawai baik PNS maupun Non
PNS (Waluyo, 2011). Reformasi keuangan negara mengamanatkan pergeseran
sistem penganggaran tradisional menjadi pengganggaran berbasis kinerja agar
penggunaan dana pemerintah menjadi berorientasi pada output. Perubahan ini
sangat penting karena kebutuhan dana yang makin tinggi tetapi sumber daya
pemerintah terbatas. Penganggaran ini dilaksanakan oleh pemerintahan modern di berbagai
negara. Mewirausahakan pemerintah (government entrepreneur) adalah
paradigma untuk mendorong peningkatan pelayanan oleh pemerintah yang
merupakan juga salah satu elemen dalam new pubic management. Sandiwara (2014) menyatakan bahwa dalam penelitiannya pada Rumah
Sakit Umum Daerah Saiful Anwar Malang (RSAA) memberikan kesimpulan
bahwa tidak ditemukan perbedaan yang berarti tentang perubahan sistem
keuangan RSSA setelah dijadikan BLUD hal ini dikarenakan terlalu banyaknya
kegiatan yang berbeda setiap tahunnya sehingga rumah sakit kurang terfokus pada
hasil kinerja yang telah ditetapkan.RSUD Kabupaten Klungkung merupakan salah satu rumah sakit pemerintah
daerah yang sudah menggunakan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum Daerah sesuai dengan Keputusan Bupati Klungkung Nomor 253 Tahun
2011, tentang Penetapan RSUD Kabupaten Klungkung Sebagai Satuan Kerja
Perangkat Daerah yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum Daerah per 01 Januari 2012. Perubahan status menjadi Badan Layanan
Umum Daerah membuat RSUD Kab. Klungkung lebih fleksibel dalam mengelola
dana. Penetapan ini mengakibatkan terjadi perubahan mengenai sistem akuntansi
yang ada pada RSUD Kab. Klungkung pada saat sebelum dan sesudah
diberlakukanya Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah.
Perubahan sistem akuntansi ini mencakup perubahan dari traditional budgeting
menjadi performance based budgeting dan dari cash basis menjadi accrual basis.Pengukuran Performane based budgeting dilakukan dengan menggunakan
balance scorecard (BSc), manajer dapat mengukur kinerja perusahaan dengan
lebih komprehensif sehingga manajemen dapat meningkatkan kinerjanya dimasa
yang akan datang, sedangkan pengukuran kinerja tradisional hanya memfokuskan
dalam kinerja keuangan dan kinerja jangka pendek (waskito, 2014).
Penerapan akuntansi, BLUD dapat mengembangkan kebijakan, sistem, dan
prosedur pengelolaan keuangan sendiri, sepanjang tidak bertentangan dengan
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)
dimana penerapan cash basis mulai diarahkan kepada penerapan accrual basis
(Waluyo, 2011).Penilaian kinerja terhadap lembaga atau organisasi tidak hanya berlaku pada
lembaga atau organisasi yang berorientasi profit saja, melainkan juga perlu
dilakukan pada lembaga atau organisasi non komersial. Kinerja keuangan
merupakan faktor penting untuk menilai keseluruhan kinerja organisasi atau dapat
diartikan sebagai kondisi organisasi. Menganalisis kinerja keuangan suatu
organisasi diperlukan ukuran-ukuran tertentu. Salah satunya cara analisis tersebut
sesuai dengan metode BSc adalah dengan melihat rasio keuangan dan
membandingkan dengan periode sebelumnya sehingga dapat diketahui bagaimana
kinerja dan perkembangan keuangan suatu organisasi.Pengukuran kinerja sektor publik dilakukan untuk memenuhi tiga maksud.
Pertama, untuk membantu memperbaiki kinerja pemerintah. Ukuran kinerja
dimaksudkan untuk dapat membantu pemerintah berfokus pada tujuan dan sasaran
program unit kerja. Hal ini pada akhirnya akan meningkatkan efisiensi dan
efektivitas organisasi sektor publik dalam pemberian pelayanan publik. Kedua,
ukuran kinerja sektor publik digunakan untuk pengalokasian sumber daya dan
pembuatan keputusan. Ketiga, ukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk
mewujudkan pertanggungjawaban publik dan memperbaiki komunikasi
kelembagaan. Mardiasmo (2004:121) berpendapat bahwa dengan mengadakan analisa
rasio historis dari perusahaan yang bersangkutan selama beberapa periode,
penganalisa dapat membuat penilaian atau pendapat yang lebih realistis. Oleh
karena itu, analisis perkembangan kinerja keuangan dalam penelitian ini akan
dilihat dari rasio keuangan dari tahun ke tahun atau sering disebut dengan Time
Series Analysis. Penilaian kinerja pada RSUD Kab. Klungkung telah dilakukan dengan
ditetapkan target kinerja sesuai dengan visi dan misi yang dicanangkan dalam
rencana strategis rumah sakit setelah BLUD. Kinerja RSUD Kab. Klungkung
setelah menjadi BLUD bila dibandingkan dengan kinerja sebelum ditetapkan
menjadi BLUD, dapat dilihat pada Tabel 1.1. berikut:
Tabel 1.1.Kinerja RSUD Kab. Klungkung 2009 s/d 2014
URAIANSEBELUM BLUD SETELAH BLUD
2009 2010 2011 2013 2014 2015Rasio kinerja pendapatan (%) 103,34 105,61 135,12 122,34 127,89 116,17Rasio kinerja beban (%) 91,36 135,09 94,36 85,94 85,54 86,61Current ratio (%) 998,25 662,96 887,48 545,47 787,40 794,95Quick ratio (%) 283,53 228,25 127,90 93,18 172,86 143,36Cash ratio (%) 652,37 409,56 639,68 330,75 513,79 484,56Bed occupancy ratio (%) 59,24 60,44 54,89 65,51 59,34 60,09Average length of stay (hari) 3,57 3,80 4,02 4,42 4,24 3,93Turn over interval (hari) 2,65 2,67 3,46 2,39 2,93 2,57Bed turn over (kali) 42,04 49,40 47,56 52,57 50,70 56,72
Sumber : RSUD Kab. Klungkung (data diolah)Data pada tahun 2012 tidak ditampilkan mengingat bahwa tahun 2012
merupakan masa transisi perubahan dari sebelum hingga menjadi BLUD dalam
menerapkan PPK-BLUD. Pertimbangannya adalah bahwa pada masa transisi
manajemen rumah sakit masih melakukan adaptasi dan penyesuaian berupa
penyusunan aturan-aturan yang diperlukan dalam operasional rumah sakit BLUD.
Aturan tersebut antara lain adalah kebijakan akuntansi, peraturan pengadaan
barang dan jasa serta pola tarif rumah sakit.Rasio kinerja pendapatan sebelum BLUD terkecil pada tahun 2009, dengan
jumlah pendapatan sebesar Rp 9.300.968.892,73 dari target yang di canangkan
sebesar Rp. 9.000.000.000,00 dan yang terbesar adalah tahun 2011 dengan
pendapatan sebesar Rp 16.214.122.096,27 dengan target sebesar Rp
12.000.000.000,-. Setelah menjadi BLUD kinerja pendapatan sebaliknya menjadi
turun dengan terkecil pada tahun 2015 dengan jumlah pendapatan sebesar Rp
40.661.454.372,32 dibandingkan dengan target sebesar Rp 35.000.000.000,- dan
rasio kinerja pendapatan yang terbesar adalah pada tahun 2014 yaitu dengan rasio
sebesar 127,89% dengan jumlah pendapatan sebesar Rp 37.550.573.795,94
dibandingkan target yang hanya sebesar 29.361.017.749,94. Pada rasio kinerja
beban seperti pada tabel diatas setelah menjadi BLUD terlihat juga lebih semakin
menurun. Dimana sebeum BLUD rasio masih diatas 90% namun pada tahun
kedua setelah menjadi BLUD terlihat rasio beban menurun dibawah 90%.Kinerja pelayanan juga belum menunjukkan hasil yang kurang memuaskan
bila dilihat data diatas pada variabel Average length of stay yang menunjukkan
tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila
diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan
yang lebih lanjut. Secara umum nilai ALOS yang ideal antara 6-9 hari. Kinerja
ALOS pada BLUD RSUD Kab. Klungkung masih dibawah standar yaitu masih
berkisar antara 3-4 hari. Juga pada variabel Bed occupancy ratio terlihat
pencapaian kinerjanya masih statis dan tidak terlihat progress peningkatan pada
BOR yang seharusnya sesuai standar dari adalah sebesar 60-85%. Hal tersebut
akan memberikan pertanyaan apakah mutu pelayanan yang diberikan sudah
maksimal? dan apakah kinerja pelayanan yang diberikan juga telah maksimal?
Dan bagaimana tingkat efisiensi pelayanan yang dilakukan?Data diatas jika dilihat secara kasat mata belum terlihat perbedaan kinerja
pada saat sebelum dan setelah ditetapkan RSUD Kab. Klungkung menjadi BLUD.
Fleksibilitas yang diberikan dalam pengelolaan keuangan yang dimulai dari
perencanaan strategi bisnis sampai pengelolaan keuangan berupa pengelolaan
pendapatan jasa layanan yang dapat dikelola sesuai dengan pola-pola bisnis yang
sehat yang dilakukan oleh PPK-BLUD RSUD Kab Klungkung masih belum
maksimal dijalankan. Audit kinerja yang dilakukan oleh BPKP Perwakilan Bali
pada tahun 2013 juga menunjukkan nilai skor kinerja 60 masih jauh dari target
kinerja yang dicanangkan yaitu dengan skor 75. Data diatas menunjukkan
bagaimana kinerja finansial dan kinerja proses internal belum maksimal terealisasi
sehingga menimbulkan persepsi bahwa penetapan BLUD belum dapat
meningkatkan kinerja entitas dan penerapan new public management belum dapat
meningkatkan kinerja dan akuntabilitas entitas sektor publik masih harus
ditingkatkan. Apakah wacana government enterpreneurship dalam pembentukan
PPK-BLUD masih hanya sebatas wacana dan belum dapat diterapkan secara
maksimal dalam meningkatkan kinerja pelayanannya kepada masyarakat? Hal ini
merupakan pertanyaan yang menggelitik untuk dapat dijawab.Peraturan perundangan seperti tersebut diatas yang telah diregulasikan, baik
dari pemerintah pusat maupun daerah sebenarnya ingin membuat kinerja SKPD
meningkat setelah diberikan status sebagai BLUD. Kepatuhan pada aturan
perundangan merupakan kunci dalam peningkatan kinerja BLUD. Sejauh mana
kepatuhan akan perundangan di RSUD Kab, Klungkung dalam pelaksanaan PPK-
BLUD menjadi pertanyaan yang menggelitik untuk diteliti. Perbandingan kinerja
diatas menjadi dasar dalam melakukan penelitian ini dengan melakukan uji beda
terhadap kinerja BLUD pada saat sebelum menjadi BLUD dan setelah menjadi
BLUD.
1.2. Rumusan Masalah
Dari data pada Tabel 1.1. dimana menunjukkan data kinerja yang statis dan
belum menunjukkan progres peningkatan kinerja pada BLUD RSUD Kab.
Klungkung pada masa sebelum dan sesudah ditetapkan menjadi rumah sakit PPK
BLUD maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah: apakah terdapat
perbedaan antara kinerja keuangan dan kinerja efisiensi proses internal pada PPK-
BLUD RSUD Kab. Klungkung sebelum dan sesudah penerapan Pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah.
1.3. Tujuan Penelitian1.3.1.Tujuan Umum
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat
perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan dan kinerja efisiensi proses
internal sebelum dan sesudah diterapkannya Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah pada PPK-BLUD RSUD Kab. Klungkung.1.3.2. Tujuan Khusus1) Untuk mengetahui gambaran konsep Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah pada PPK-BLUD RSUD Kab. Klungkung.2) Untuk mengetahui dan menganalisis implementasi Pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah pada PPK-BLUD RSUD Kab.
Klungkung.3) Untuk mengetahui gambaran kinerja keuangan dan kinerja efisiensi
proses internal sebelum diterapkannya Pola Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum Daerah pada PPK-BLUD RSUD Kab.
Klungkung.4) Untuk mengetahui gambaran kinerja keuangan dan kinerja efisiensi
proses internal sesudah diterapkannya Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah pada PPK-BLUD RSUD Kab. Klungkung.5) Mengidentifikasi dan menjelaskan kepatuhan dalam menjalankan
regulasi serta kendala yang dihadapi oleh RSUD Kab. Klungkung di
dalam implementasi Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah pada PPK-BLUD RSUD Kab. Klungkung.
1.4. Manfaat Penelitian1.4.1. Manfaat Teoritis1) Menambah khazanah keilmuan tentang analisis kinerja sektor publik
tentang penerapan good governance dan government enterpreneur pada
new public management pada umumnya dan PPK-BLUD pada
khususnya.2) Sebagai bahan informasi untuk penelitian selanjutnya.1.4.2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat
memperluas wawasan dan sekaligus memperoleh pengetahuan empirik mengenai
penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah dan bagi
pihak-pihak yang berkepentingan dapat diterima sebagai kontribusi untuk
meningkatkan kinerja melalui penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah1.4.3. Manfaat Regulasi
Manfaat regulasi dari hasil penelitian ini adalah agar dapat dijadikan
bahan acuan evaluasi pengembangan regulasi yang sudah ada sehingga regulasi
dapat mampu sebagai alat kontrol pemerintah dalam peningkatan kinerja.