abstrak induksi kalus

Upload: ade-tamaris

Post on 17-Oct-2015

23 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ABSTRAK

Praktikum yang berjudul Induksi Kalus bertujuan untuk mengamati eksplan dalam induksi kalus Citrus sp. Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 14 Maret 2014 pada pukul 13.00-14.00 WIB, bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan, Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Inderalaya. Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah alumunium foil, botol kultur,gunting kultur, hand sprayer, kertas label, karet, lampu bunsen, Laminar Air Flow (LAF), petridish, pinset, pipet tetes, scalpel dan tisu. Sedangkan bahan yang digunakan akuades steril, alcohol, kecambah steril Citrus sp., media MS0 + 2,4 D kinetin (3:1) dan spiritus. Adapun hasil yang didapat setelah melakukan praktikum ini adalah berupa perkecambahan biji Citrus sp. yang ditumbuhkan pada medium MS0 + 2,4 D kinetin (3:1) Kesimpulan yang didapatkan yaitu eksplan kotiledon Citrus sp. yang ditumbuhkan dapat dikatakan berhasil karena kotiledon Citrus sp. mengalami perkecambahan dan tidak terdapat kontaminan.

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. HasilBerdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, didapatkan hasil berupa gambar perkecambahan induksi kalus berupa kotiledon Citrus sp. di dalam botol kultur sebagai berikut :

Induksi kalus bagian Kotiledon Citrus sp.

4.2 PembahasanBerdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, didapat hasil berupa induksi kalus Citrus sp. Adapun eksplan yang digunakan yaitu bagian kotiledon. Pada pengamatan yang dilakukan, terlihat kotiledon Citrus sp. mengalami perkecambahan dan tidak terdapat kontaminan. Perkecambahan ini dimulai dengan keluarnya radicula. Induksi kalus ini menggunakan media MS0 + 2,4 D kinetin (3:1) untuk mendukung perkecambahan kalus Citrus sp. Hal ini sesuai dengan pendapat Rahardja (2001: 28-29), bahwa jaringan tanaman akan sangat ditentukan oleh pillihan media yang digunakan. Secara umum kebutuhan nutrisi kebanyakan tanaman sama, yakni memerlukan hara makro dan mikro, vitamin-vitamin, karbohidrat, asam aminodan N-organik, zat pengatur tumbuh, zat pemadat.Kebutuhan tanaman akanberbedadalam halkomposisi dan jumlah yang diperlukan. Medium Murashige and Skoog (MS) meruapakan salah satu medium yang sering digunakan dalam kultur jaringan tanaman. Sesuai dengan namanya, medium ini dikembangkan oleh Murashige dan Skoog. Medium ini digunakan secara luas untuk kultivasi kalus. Hal ini sesuai dengan pendapat Zulkarnain (2000: 31), bahwa keistimewaan medium ini yaitu kandungan nitrat , kalium dan amoniumnya yang sangat tinggi. Jumlah unsur-unsur hara anorganik yang terdapat pada medium ini layak untuk dapat menumbuhkan banyak jenis sel tanaman dalam kultur.Eksplan adalah bagian dari tumbuhan berupa sel, jaringan atau organ yangbisadigunakanuntukditumbuhkansecarainvitro. Hal ini sesuai dengan pendapat Rahardja (2001: 28-29), bahwa dalam mengembangkan eksplan tersebut, eksplan harus berada dalam keadaan steril dan dan terkontrol terutamanutriennya. Kalus merupakan suatu massa hasil proliferasi sel-sel in vitro yang tidakterorganisir. Pada mulanya terbentuknya kalus ini sebagai respon terhadap perlukaan (wounding). Selain dari bekas luka, kalus juga bisa berasal dari pembelahan sel-sel kambium yang terus membelah dan berpoliferasi. Eksplanterbaikuntukinduksikalusadalahjaringan dari bagian-bagian semai atau yang biasa disebut dengan seedling yang dikecambahkan secara invitro. Tujuandarikulturkalusyaituuntukmendapatkan produk yang berupakalusdari suatu eksplan yang dapat ditumbuhkan secara berkelanjutan (terus-menerus) sheingga dapat dimanfaatkandalammempelajarimetabolismedan diferensiasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Zulkarnain (2000: 32), bahwa aspek tentang nutrisi, morfogenesis sel,variasi somaklonal, transformasi genetikserta produksi metabolit sekunder juga merupakan beberapa manfaat dari hasil kulturkalus. Setelah kalus terbentuk, maka untuk dapat menjadi tanaman utuh, kalus perlu diinduksi melalui proses morfogenesis. Induksi kalus memiliki potensial morfogenik jenis tanaman atau dari berbagai jenis eksplan seringkali gagal bergenerasi membentuk tunas atau hanya mampu membentuk akar saja , namun bukan berarti zat pengatur tumbuh serta lingkungan yang cocok untuk proses regenerasi. Menurut Rahardja (2001: 28-29), bahwa proses morfogenesis melalui dua tahap, yaitu adalah organogenesis dan embriogenesis. Organogenesis merupakan salah satu proses selain embriogenesis yang terjadi dalam morfogenesis. Embriogenesis somatik merupakan proses induksi embrio dari sel-sel somatikbaik yang bersifat haploid maupun diploid untuk dapat berkembang dan berdiferensiasi menjadi tanaman utuh. Keberhasilan regenerasi melalui embryogenesis somatik dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain formulasi media yang berbeda pada setiap tahap perkembangan embrio somatik serta jenis eksplan yang digunakan. Sebagai eksplan umumnya digunakan jaringan atau organ yang bersifat embriogenik seperti embrio zigotik, kotiledon, mata tunas, dan hipokotil atau epikotil. Kandungan garam anorganik yang tinggi dalam media MS serta adanya vitamin dan sukrosa cukup memadai untuk mendukung proses pembentukan dan perkembangan sel-sel somatik dari embrio zigotik menjadi embrio somatik. Menurut Zulkarnain (2000: 31), bahwa pengenceran media MS sebagai media perkecambahan untuk menghindari pengkalusan kembali pada dasar tunas atau struktur embrio somatik.Pertumbuhan kalus dan laju pembentukan tunas dapat dipengaruhi oleh keadaan fisik media tersebut. Umumnya media cair digunakan untuk kultur suspense. Akan tetapi,dapat digunakan juga untuk kultur organ dan kultur kalus untuk meningkatkan laju pertumbuhan. Menurut Rahardja (2001: 29), bahwa laju pertumbuhan pada media cair dapat lebih tinggi karena permukaan eksplan kontak langsung dengan media, sehingga permukaan penyerapan hara atau zat pengatur tumbuh menjadi lebih luas. BAB V KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, didapat kesimpulan sebagai berikut :1. Kotiledon Citrus sp. mengalami perkecambahan dan tidak terdapat kontaminan.2. Perkecambahan ini dimulai dengan keluarnya radicula.3. Induksi kalus ini menggunakan media MS0 + 2,4 D kinetin (3:1) untuk mendukung nutirisi bagi perkecambahan kalus Citrus sp.4. Medium Murashige dan Skoog ini digunakan secara luas untuk kultivasi kalus.5. Induksi kalus memiliki potensial morfogenik jenis tanaman atau dari berbagai jenis eksplan

DAFTAR PUSTAKA

Hendaryono, D. 1994. Teknik Kultur jaringan Perbanyakan dan PetunjukPerbanyakan Tanaman Secara Vegetatif. Yogyakarta: Kanisius. Rahardja, D. C. 2001. Kultur Jaringan dan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara Modern. Jakarta: Penebar Swadaya.

Zulkarnain, H. 2000. Kultur Jaringan Tanaman-Solusi Perbanyakan Tanaman. Jakarta: Budidaya Bumi Aksara.

LAMPIRAN

Induksi kalus bagian Kotiledon Citrus sp.