laporan kultur jaringan pembuatan media induksi kalus

38
LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN PEMBUATAN MEDIA INDUKSI KALUS Rizky Yanuarista NRP. 1509100027 ASISTEN Lintang R. PROGRAM STUDI BIOLOGI Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2011

Upload: rizky-yanuarista

Post on 04-Jul-2015

2.030 views

Category:

Documents


16 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN PEMBUATAN MEDIA INDUKSI KALUS

Rizky YanuaristaNRP. 1509100027

ASISTENLintang R.

PROGRAM STUDI BIOLOGIFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh NopemberSurabaya 2011

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangDengan teknik in vitro mampu memproduksi bibit dalam

jumlah besar dengan waktu yang relatif singkat, bebas patogen, identik dengan induknya dan tidak dipengaruhi musim. Teknik ini memerlukan media buatan yang dibuat dari beberapa komponen utama yaitu gula, air, unsur hara makro dan mikro, vitamin, asam amino, serta zat pengatur tumbuh.

Prinsip utama dari teknik kultur jaringan adalah perbanyakan tanaman dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman menggunakan media buatan yang dilakukan di tempat steril (Winata, 1987).

Medium yang digunakan dalam kultur in vitro tanaman dapat berupa medium padat atau cair. Untuk memudahkan pembuatan medium kultur sebagian besar komponen disiapkan dalam bentuk larutan beku. Bahan seperti sukrosa, agar, dan beberapa komponen tertentu tidak dibuat larutan baku, tetapi langsung ditambahkan ke dalam campuran untuk pembuatan medium. Medium padat umumnya digunakan untuk menghasilkan kalus yang selanjutnya diinduksi membentuk tanamanyang lengkap (planlet), sedangkan medium cair biasanya digunkan untuk kultur sel. Media tumbuh dapat mengandung lima komponen utama yaitu senyawa anorganik (unsur makro dan unsur mikro), zat pengatur tumbuh, sumber karbon, vitamin, dan suplemen organik. Terdapat 13 komposisi media dalam kultur jaringan, antara lain: Murashige dan Skoog (MS), Woody Plant Medium (WPM), Knop, Knudson-C, Anderson dan sebagainya. Media yang sering digunakan secara luas adalah MS (Gunawan, 1987).

1.2 PermasalahanPermasalahan yang dihadapi dalam praktikum tentang

pembuatan media induksi kalus adalah bagaimana langkah-langkah pembuatan larutan stok untuk media MS 0 dan bagaimana komposisi dari bahan-bahan untuk membuat larutan stok untuk media MS 0.

1.3 Batasan MasalahPermasalahan pada penelitian dibatasi pada :

a. Cara membuat larutan stok untuk media MS 0.b. Komposisi bahan-bahan yang digunakan untuk larutan

stok untuk media MS 0

1.4 TujuanTujuan dari praktikum ini adalah untuk memahami bahan-

bahan dasar yang terdapat dalam media MS 0.

1.5 ManfaatHasil praktikum ini bermanfaat untuk mengetahui

langkah-langkah dalam pembuatan larutan stok dan komposisi dari bahan-bahan untuk media MS 0.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kultur Jaringan

Kultur jaringan dalam bahasa asing disebut sebagai tissue culture, weefsel culturs atau gewebe kultur. Kultur adalah budidaya dan jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. Jadi dapat disimpulkan bahwa kultur jaringan adalah membudidayakan suatu jaringan tanaman menjadi tanaman kecil yang mempunyai sifat sama seperti induknya (Zulkarnain, 2009).

Teknik kultur jaringan akan dapat berhasil dengan baik apabila syarat – syarat yang diperlukan terpenuhi. Syarat – syarat tersebut meliputi pemilihan eksplan sebagai bahan dasar untuk pembentukan kalus, penggunaan mwdium yang cocok, keadaan yang aseptik dan pengaturan udara yang baik terutama untuk kultur cair (Zulkarnain, 2009).

Menurut Nisa (2005), kultur jaringan ini memiliki keunggulan perbanyakan tanaman melalui teknik kultur jaringan adalah sangat dimungkinkan mendapatkan bahan tanam dalam jumlah besar dalam waktu singkat dimana tanaman tersebut memiliki sifat fisiologis dan morfologi yang sama persis dengan induknya. Dari teknik kultur jaringan ini diharapkan dapat memperoleh tanaman baru yang bersifat unggul. Keuntungan lainnya yaitu penghematan tenaga, waktu, tempat dan biaya.

Menurut Zulkarnain (2009), tujuan dari kultur jaringan adalah untuk membiakkan bagan tanaman dalam ukuran yang sekecil – kecilnya seperti organ tanaman, sel, jaringan, tepungsari, protoplas, kloroplas sehingga menjadi beratus –ratus ribu tanaman kecil (klon), dan untuk menghasilkan kalus sebanyak banyaknya agar dapat menghasilkan metabolit sekunder. Oleh karena itu laboratorium kultur jaringan harus dirancang secra khusus, karena ada bagian – bagian atau ruang – ruang yang harus dalam suasana steril.

Laboratorium kultur jaringan harus selalu mengutamakan dan memperhatikan tingkat sterilitas dari ruang – ruangnya beserta juga peralatannya, sehingga terbebas dari kontaminasi dan mikrobia yang tidak dikehendaki.

2.2 Media Tanam Kultur Jaringan2.2.1 Unsur-unsur yang Dibutuhkan Tanaman

Sebelum menguraikan cara-cara membuat medium kultur jaringan, maka terlebih dahulu kita harus mengetahui unsur-unsur yang dibutuhkan untuk pertumbuhan jaringan tanaman. Unsur-unsur yang dibutuhkan oleh jaringan tanaman dikelompokkan menjadi dua, yaitu garam-garam anorganik dan zat-zat organik (Sriyanti, 1994).

2.2.2 Garam-garam AnorganikSetiap tanaman membutuhkan paling sedikit 16 unsur

untuk pertumbuhannya yang normal. Tiga unsur diantaranya adalah unsur C, H, dan O yang diambil dari udara, sedangkan 13 unsur lainnya berupa pupuk yang dapat diberikan melalui akar atau mmelalui daun. Pada perbanyakan tanaman dengan kultur jaringan, unsur-unsur tersebut diberikan melalui akar yaitu dengan menambahkannya pada medium agar. Semua unsur tersebut dibutuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhannya. Ada unsur yang dibutuhkan dalam jumlah besar yang disebut unsur makro, ada pula yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit tetapi harus tersedia yang disebut unsur mikro (Sriyanti, 1994).

Jenis-jenis yang termasuk unsur makro adalah nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), sulfur (S), kalsium (Ca), dan magnesium (Mg). Unsur NPK tersedia. Sedangkan unsur S, Ca, dan Mg boleh ada dan boleh tidak, tetapi baik apabila unsur-unsur tersebut juga tersedia. Unsur-unsur yang termasuk di dalam unsur mikro adalah klor (Cl), mangan

(Mn), besi (Fe), tembaga (Cu), seng (Zn), bor (B), dan molibdenum (Mo) (Sriyanti, 1994).

Unsur-unsur makro biasanya diberikan dalam bentuk NH4NO3, KNO3, CaCl2, 2H2O, MGSO4.7H2O, dan KH2PO4. Sedangkan unsur-unsur mikro biasa diberikan dalam bentuk MnSO4.4H2O, ZnSO4.4H2O, H3BO3, KI, NaMoO4.2H2O, CuSO4.5H2O, dan CaCl2.6H2O (Sriyanti, 1994).

2.3 Zat-zat OrganikZat-zat organik yang biasanya ditambahkan dalam medium kultur jaringan adalah sukrosa, mio-inositol, vitamin, asam-asam amino, dan zat pengatur tumbuh. Sebagai tambahan biasanya diberi zat organik lain seperti air kelapa, ekstrak ragi, pisanng, tomat, taoge, jeruk, kentang, apel, apokat, pepaya, dan masih banyak lagi lainnya (Sriyanti, 1994).

2.4 Kegunaan Setiap Unsur bagi TanamanSetelah kita mengetahui semua unsur yang dibutuhkan

oleh tanaman maka sebelum kita menentukan unsur-unsur yang akan digunakan untuk meramu medium kultur jaringan perlu mengetahui terlebih dahulu kegunaan dari setiap unsur tersebut bagi pertumbuhan tanaman atau jaringan tanaman. Menurut Sutarni Moeso (1989), kegunaan tiap-tiap unsur tersebut adalah sebagai berikut:

a. Unsur Nitrogen (N)Kegunaan Nitrogen bagi tanaman adalah untuk menyuburkan tanaman, pembentukan hijau daun, dan pertumbuhan vegetatif tanaman sebab unsur N dapat membentuk protein, lemak, dan berbagai persenyawaan organik yang lain.

b. Unsur Fosfor (P)Unsur P terutama dibutuhkan tanaman untuk pembentukan karbohidrat. Maka, unsur P dibutuhkan secara besar-besaran pada waktu pertumbuhan benih, pembungaan, pemasakan buah dan biji.

c. Unsur Kalium (K)Unsur K berfungsi untuk memperkuat tubuh tanaman, karena dapat menguatkan serabut-serabut akar sehingga daun, bunga, dan buah tidak mudah gugur. Di samping itu, unsur K juga berfungsi memperlancar metabolisme dan mempengaruhi penyerapan makanan.

d. Unsur Sulfur (S)Unsur S merupakan unsur yang penting untuk pembentukan beberapa jenis protein, seperti asam amino dan vitamin B1. Unsur S juga berperan dalam pembentukan bintil-bintil akar, membantu pembentukan anakan sehingga pertumbuhan dan ketahanan tanaman terjamin.

e. Unsur Kalsium (Ca)Unsur Ca terdapat pada batang dan daun tanaman yang berfungsi merangsang pembentukan bulu-bulu akar, mengeraskan batang dan merasang pembentukan biji karena unsur Ca bersama Mg akan memproduksi cadangan makanan.

f. Unsur Magnesium (Mg)Dengan menambahkan unsur Mg maka kandungan fosfat dalam tanaman meningkat. Kegunaan fosfat sebagai bahan mentah untuk pembentukan sejumlah protein, maka pertumbuhan daun menjadi hijau sempurna dan terbentuk karbohidart, lemak serta minyak.

g. Unsur Besi (Fe)Pemberian unsur Fe juga berfungsi sebagai penyangga yang sangat penting untuk menyangga kestabilan pH media selama digunakan untuk menumbuhkan jaringan tanaman, pernafasan dan pembentukan hijau daun.

h. Unsur SukrosaSukrosa sering ditambahkan pada medium kultur jaringan sebagai sumber energi yang diperlukan untuk induksi kalus. Sukrosa dengan konsentrasi 2%-5% merupakan sumber karbon. Penggunaaan sukrosa di atas kadar 3% menyebabkan terjadinya penebalan dinding sel. Pengaruh rangsangan dari gula terhadap pertumbuhan ditentukan juga oleh cara sterilisasinya. Penggunaan autoklaf untuk sterilisasi dapat memberikan pengaruh baik atau buruk terhadap pertumbuhan, tergantung dari gula yang digunakan dalam medium tersebut.

i. Unsur Glukosa dan FruktosaGlukosa dan Fruktosa dapat digunakan untuk mengganti sukrosa karena dapat merangsang pertumbuhan beberapa jaringan. Peemilihan gula dan konsentrasi yang akan digunakan tergantung dari jaringan tumbuhan yang akan di kulturkan dan tujuan yang ingin dicapai.

j. Unsur Mio-inositolPenambahan mio-inositol pada medium bertujuan untuk membantu diferensiasi dan pertumbuhan sejumlah jaringan. Bila mio-inositol diberikan bersama dengan auksin, kinetin dan vitamin, maka dapat mendorong pertumbuhan jaringan kalus.

k. Unsur VitaminVitamin yang sering digunakan dalam media kultur jaringan antara lain Tiamin, Piridoksin, dan asam

nikotonat. Fungsi tiamin adalah untuk mempercepat pembelahan sel pada meristem akar, juga berperan sebagai koenzim daalam reaksi yang menghasilkan energi dari karbohidrat dan memindahkan energi. Asam nikotinat penting dalam reaksi-reaksi enzimatik, sebagai prekursor dari beberapa alkaloid. Pemberian vitamin C bertujuan untuk mencegah terjadinya pencoklatan pada permukaan irisan jaringan. Vitamin yang sering ditambahkan dalam medium kultur jaringan adalah niasin, glisin, piridoksin HCl, tiamin HCl, mio-inositol, asam folat, sianokobalamin, riboflavin, iotin, kolin klorida, kalsium pentetonat, piridoksin fosfat, nikotinamida.

l. Unsur Asam-asam AminoAsam amino berperan penting untuk pertumbuhan dan diferensiasi kalus. Kebutuhan asam amino untuk setiap tanaman berbeda-beda. Asparagin dan glutamin berperan dalam metabolisme asam amino, karena dapat menjadi pembawa dan sumber amonia untuk sintesis asam-asam amino baru dalam jaringan.

m. Unsur Zat Pengtur Tumbuh (ZPT)Zat pengatur tumbuh pada tanaman adalah senyawa organik bukan hara, yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung, menghambat dan dapat merubah proses fisiologi tumbuhan. Zat pengatur tumbuh dalam tanaman terdiri dari lima kelompok, yaitu auksin, giberelin, sitokinin, etilen dan inhibitor dengan ciri khas serta pengaruh yang berlebihan terhadap proses fisiologis.Zat pengatur tumbuh sangat diperlukan sebagai komponen medium bagi pertumbuhan dan diferensiasi. Tanpa penambahan ZPT dalam medium, pertumbuahn sangat terhambat bahkan tidak tumbuh sama sekali. Pembentukan kalus dan organ-organ ditentukan oleh penggunaan yang tepat dari ZPT tersebut (Sutarni, 1989).

Menurut Wattimena (1986) sitokinin berperan dalam pembelahan sel tanaman terutama mempengaruhi metabolisme asam nukleat dan sintesis protein. Protein berpengaruh terhadap pembelahan sel tanaman.

Menurut Gunawan (1987) auksin berperan dalam proses merubah sifat osmotik dari vakuola dan berpengalaman terhadap perpanjangan sel tanaman sedangkan sitokinin berpengaruh pada pembelahan sel dan diferensiasi sel. Pemanjangan sel ke arah vertikal yang diikuti dengan pembesaran sel akan meningkatkan bobot basah tanaman. Peningkatan bobot basah tanaman terutama disebabkan meningkatnya pengambilan air oleh sel tanaman. Air serta zat pengatur jumbuh dan nutrisi yang terkandung dalam air kelapa masuk ke dalam sel dan dinding sel mengembang, dengan makin besarnya sel yang terbentuk akan berpengaruh terhadap berat basah tunas tanaman.

2.5 Bentuk Fisik Media TanamMedia tanam harus berisi semua zat yang diperlukan

untuk menjamin pertumbuhan eksplan. Bahan-bahan yang diramu berisi campuran garam mineral sumbur unsur makro dan unsur mikro, gula, protein, vitamin, dan hormon tumbuh. Dengan demikian keberhasilan kultur jaringan jelas ditentukan oleh media tanam dan macam tanaman. Campuran media yang satu mungkin cocok untuk jenis-jenis tanaman tertentu, tetapi tidak cocok untuk jenis-jenis tanaman yang lainnya (Sriyanti, 1994).

Media tanam dalam kultur jaringan adalah tempat untuk tumbuh eksplan. Media tanam tersebut dapat berupa larutan (cair) atau padat. Media cair berarti campuran komponen-komponen zat kimia dengan air suling, sedangkan media padat adalah media cair tersebut ditambah zat pemadat agar (Sriyanti, 1994).

Penggunaan media cair adalah untuk keperluan suspensi sel, yaitu untuk memperbanyak kalus yang sudah terbentuk

sebelumnya, untuk keperluan isolasi dan fusi protoplas. Caranya adalah dengan meletakkan kalus dalam botol erlenmeyer yang berisi media cair tersebut di atas penggojog (shaker) dengan kecepatan putaran tertentu secara terus-menerus (Sriyanti, 1994).

Zat pemadat yang digunakan untuk membuat media padat adalah berupa agar-agar yang dijual dalam kemasan kaleng maupun kertas bungkus. Akan tetapi banyak pula yang menggunakan agar batangan. Penggunaaan agar biasanya adalah 8-10 gr/liter air suling (Sriyanti, 1994).

2.6 Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi pembuatan Media Tanama. Keasaman (pH)

Keasaman (pH) adalah suatu larutan menyatakan kadar dari ion H dalam larutan. Sel-sel tanaman yang dikembangkan dengan teknik kultur jaringan mempunyai toleransi pH yang relatif sempit dengan titik optimal antara pH 5-6.

b. KelembabanKelembababn relatif (RH) lingkungan biasanya mendekati 100%. RH sekeliling kultur mempengaruhi pola pengembangan.

c. CahayaIntensitas cahaya rendah dapat meningkatkan embriogenesis dan organogenesis. Cahaya ultra violet dapat mendorong pertumbuhan dan pembentukan tunas dari kalus tembakau pada intensitas yang rendah. Pada intensitas tinggi proses ini akan terhambat. Pembentukan kalus maksimum sering terjadi di tempat gelap.

d. TemperaturTemperatur yang dibutuhkan untuk dapat terjadi pertumbuhan yang optimal umumnya adalah berkisar di antara 20°-30°C. Sedangkan temperatur optimum untuk pertumbuhan kalus endosperm adalah sekitar 25°C. Faktor lingkungan, di samping faktor media tanam yang cocok, dapat mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi.

(Suryowinoto, 1991).

2.7 Sterilisasi Media Ada dua macam medium, yaitu media alami dan media

sintetik. Media alami adalah media yang diperoleh dari jaringan hewan, misalnya serum. Media sintetik adalah media buatan, misalnya TCM (Tissue Culture Medium) mengandung nutrisi yang mendukung kehidupan sel. Media ini merupakan media sintetik yang umum (non selektif) yang memungkinkan berbagai macam sel dapat tumbuh di media tersebut. Pada TCM terkandung berbagai unsur penting seperti asam amino, glukosa, air, molekul organik, vitamin dan garam-garam yang mendukung kelangsungan hidup sel. Media sintetik memiliki beberapa keuntungan antara lain lebih murah, sumber potensial dari agen infeksi sudah digantikan, memiliki komponen tambahan yang biasanya tidak terdapat pada jaringan hewan (Imron, 2007).

Ada dua metoda untuk sterilisasi media yang umum digunakan, yaitu dengan autoclave dan filter membran. Media kultur, air destilasi dan campuran yang stabil dapat disterilisasi dalam autoclave dengan menggunakan wadah yang ditutup dengan kapas, aluminium foil atau plastik. Akan tetapi, larutan dari bahan-bahan yang bersifat tidak stabil (heat-labile) harus menggunakan filter. Umumnya media

diautoclave pada tekanan 15 psi dengan suhu 121oC. Untuk volume larutan per wadah yang sedikit (< 100 ml), waktu yang dibutuhkan adalah 15-20 menit, tetapi untuk jumlah yang besar (2-4 liter) selama 30-40 menit. Tekanan jangan melebihi dari 20 psi karena dapat mengakibatkan dekomposisi karbohidrat dan bahan lain dalam media yang bersifat thermolabile (Hendaryono, 2011).

Beberapa senyawa yang tergolong dalam kelompok protein, vitamin, asam amino, ekstrak tanama, hormon dan karbohidrat ada yang bersifat thermolabile yang mungkin akan mengakibatkan dekomposisi bila disterilisasi dengan autoclave, sehingga harus disterilisasi dengan filter. Filter Millipore yang mempunyai porositas ± 0.2 mikron (µm) merupakan salah satu filter yang banyak digunakan untuk sterilisasi bahan yang bersifat thermolabile. Peralatan gelas yang akan menampung media yang disterilisasi dengan filter harus sudah disterilisasi dahulu dengan autoklaf (Hendaryono, 2011).

Media yang sebagian mengandung komponen thermolabile, dapat dibuat dengan cara: (i) larutan yang mengandung komponen heat-stable disterilisasi dengan autoclave, kemudian didinginkan sampai suhu 50o-60oC pada kondisi steril (biasanya dalam laminar), (ii) pada bagian lain dalam kondisi yang steril, larutan yang mengandung komponen besifat thermolabile disterilisasi dengan filter, (iii) kedua larutan yang sudah disterilisasi dengan metoda yang berbeda tersebut digabungkan dalam kondisi aseptik (Hendaryono, 2011).

BAB IIIMETODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan3.1.1 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum kultur jaringan tumbuhan pembuatan media induksi kalus adalah erlenmeyer, kompor, neraca analit, pisau, pengaduk kayu, pH meter, dan gelas ukur.

3.1.2 Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum kultur

jaringan tumbuhan pembuatan media induksi kalus antara lain gula (sukrosa) 3, agar-agar 0,8%, NAA 2 mg/L, dan BA 0,5 mg/L, makronutrien dan mikronutrien.

3.2 Cara Kerja3.2.1 Membuat Larutan Stok Makronutrien, Mikronutrien,

Zat Besi dan Vitamin Larutan stok makronutrien Larutan stok mikronutrien

Diambil 100 ml dengan gelas ukur

Diambil 100ml dengan gelas ukur

Dicampur di beker gelas & diaduk

Ditambahkan zat besi 10 ml dan vitamin 10 ml

Diaduk hingga larut

3.2.2 Membuat Medium MS 0 1 Liter

Gula ditimbang 30 gr

Dilarutkan dengan air diatas kompor

Ditambahkan 8 gr agar-agar

Diaduk sampai larut

Ditambahkan DH2O hingga 1 L

Ditambahkan larutan stok yang sudah dibuat

Diaduk hingga larut

Dituangkan dalam botol kultur, ditutup dan diberi label

Disterilisasi di autoklaf

BAB IVPEMBAHASAN

4.1. Proses Pembuatan Larutan StokKomposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis

tanaman yang akan diperbanyak. Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon. Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain. Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan (Winata, 1987).

Pada praktikum kali ini dibuat medium MS 0. Pertama – tama hal yang harus dilakukan adalah menyiapkan larutan – larutan stok, diantaranya adalah makronutrient, mikronutrient, vitamin dan zat besi. Pada medium yang dibuat ini tidak dimasukkan ZPT, oleh karena itu disebut dengan media MS 0 (Winata, 1987).

Untuk membuat media MS 0 pada praktikum kali ini. Larutan stok seperti makronutrient, mikronutrient, vitamin dan zat besi ini sudah tersedia. Maka hanya tinggal mengambil larutan tersebut sesuai dengan volume yang dibutuhkan yaitu, makronutrient diambil dengan gelas ukur sebanyak 100 ml, kemudian dipindahkan ke dalam gelas beker. Lalu diambil pula mikronutrient sebanyak 10 ml dimasukkan juga dalam gelas beker yang sama, kemudian diaduk hingga tercampur. Ditambahkan pula vitamin sebanyak 10 ml dan ditambah lagi dengan besi sebanyak 10 ml. lalu diaduk hingga semua larut dengan sempuran. Setelah

semua sudah tercampur maka dipindahkan media MS tersebut dalam botol kultur (Winata, 1987).

Selanjutnya ditimbang terlebih dahulu gula pasir sebanyak 30 gram, dan menimbang agar – agar 8 gram. Lalu gula yang sudah ditimbang itu dilarutkan dalam air yang terdapat dalam gelas beker berukuran 1 liter yang sebelumnya sudah dipanaskan di atas kompor listrik. Diaduk dan ditambahkan agar – agar yang sudah ditimbang tadi, dilarutkan pula hingga semua terlarut. Setelah terlarut, ditambahkan media MS yang sudah dibuat tadi kemudian diaduk hingga tercampur, dan tidak lupa ditambahkan DH2O sampai volume mencapai 1 liter. Kemudian kalu semua sudah tercampur, jangan terlalu lama berada di atas kompor karena media MS tadi mengandung vitamin, dimana vitamin akan rusak apabila terlalu lama dipanaskan. Setelah itu media MS 0 yang sudah dibuat dimasukkan dalam botol – botol kultur yang sudah disterilisasi. Kemudian botol kultur diberi label dan ditutup rapat. Setelah itu botol – botol kultur yang sudah berisi media tersebut di sterilisasi di dalam autoklaf (Winata, 1987).Komposisi makronutrien medium MS adalah sebagai berikut:

No.

Nama Senyawa Makronutrien Konsentrasi (mg/L)

1. NH4NO3 1.6502. KNO3 1.9003. CaCl2.2H2O 4404. KH2PO4 1705. MgSO4.7H2O 370

No.

Nama Senyawa Mikronutrien Konsentrasi (mg/L)

1. MnSO4 . 4H2O 22,32. ZnSO4 . 7H2O 8,63. H3BO3 6,24. KI 0,835. Na2MoO4 . 2H2O 0,25

6. CuSO4 . 5H2O 0,0257. CoCl2 .6H2O 0,025No.

Nama Senyawa Konsentrasi (mg/L)

1. Glisin 22. Inositol 1003. Asam Nikotinat 0,54. Piridoksin HCl 0,55. Thiamin HCl 0,16. FeSO4.7H20 277. NaEDTA 37,3

(Anonim¹, 2008).

4.2 Fungsi Makronutrien, Mikronutrien, Zat Besi dan Vitamin

Pada medium MS (Murashige and Skoog) terdiri dari makronutrien, mikronutrien, vitamin, dan zat besi. Makronutrien berfungsi sebagai larutan stok yang diperlukan oleh eksplan dalam jumlah banyak, sedangkan mikronutrien berfungsi sebagai larutan stok yang diperlukan eksplan dalam jumlah sedikit. Sedangkan vitamin dan zat besi digunakan agar eksplan lebih tahan terhadap kontaminan.

4.3 Tujuan Diberikan MS 0 sebagai Medium Kultur JaringanMedium MS (Murashige and Skoog) mengandung unsur

hara makro dan mikro yang tinggi yang mampu menjamin pertumbuhan jaringan tanaman (Gunawan,1987).

Tujuan digunakannya MS 0 sebagai medium kultur jaringan karena pada umunya medium MS 0 (MS tanpa penambahan ZPT) dapat digunakan untuk semua tanaman yang akan dikultur. Selain itu, MS termasuk medium yang murah dan mudah dibuat.

4.4 Perbandingan Medium MS 0 dengan Medium yang Biasa Digunakan untuk Kultur Jaringan Vitis vinivera.

Perbandingan medium MS 0 dengan medium e.Spirtus pada kultur jaringan Vitis vinivera adalah pada medium e.spirtus lebih cepat tumbuh karena di dalam medium e.Spirtus ditambahkan berbagai ZPT yang dapat merangsang pertumbuhan ruas batang muda Vitis vinivera menjadi lebih cepat.

BAB VKESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum kultur jaringan tumbuhan pembuatan media induksi kalus adalah pembuatan media MS 0 dilakukan dengan mencampur unsur makro, unsur mikro, vitamin, gula, dan agar dengan cara dididihkan kemudian disterilisasi dan disimpan dalam inkubator. Media MS 0 mengandung unsur makro, mikro, vitamin, besi, tanpa ZPT. MS 0 dapat digunakan untuk semua jenis tumbyhan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim¹.2008.Http://aglao08.multiply.com/journal/item/3/Pembuatan_Media_MS_Untuk_Kultur_Jaringan.10 April 201.

Gunawan, L. W. 1987. Teknik Kultur Jaringan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Hendaryono, D. P. S., dan Wijayani, Ari. 2011. Teknik Kultur Jaringan. Kanisius: Yogyakarta

Imron, A. Tamyis Ali. 2007. Sterilisasi Alat dan Pembuatan Medium Kultur. http://cyber-biology.blogspot.com/2008/09/div-alignjustify-laporan-praktikum.html 10 April 2011 .

Nisa, Chatimatun., dan Rodinah. 2005. Kultur Jaringan Beberapa Kultivar Buah Pisang (Musa paradisiaca L.) dengan Pemberian Campuran NAA dan Kinetin. Jurnal Bioscientiae 2 (2): 23 – 36.

Sriyanti, Daisy P. 1994. Teknik Kultur Jaringan. Kanisius. Yogyakarta.

Suryowinoto, M. 1991. Budidaya Jaringan dan Manfaatnya. Fakultas Biologi. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Sutarni Moeso, S. 1989. Merawat Anggrek. Kanisius. Yogyakarta.

Wattimena, G. A. 1988. Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. PAU Bioteknologi. IPB. Bogor.

Winata, L. 1987. Teknik Kultur Jaringan. Pusat Antar Universitas IPB: Bogor.

Zulkarnain, H. 2009. Kultur Jaringan Tanaman. Bumi Aksara: Jakarta.

LAMPIRANA. Komposisi Medium MS dalam 1 Liter

Komposisi media Murashige dan Skoog (MS)Bahan Kimia Konsentrasi Media (mg/l)1. NH4NO3 1650 (mg/l)2. KNO3 1900 (mg/l)3. CaCL2.2H20 440 (mg/l)4. MgSO4.7H20 370 (mg/l)5. KH2PO4 170 (mg/l)6. FeSO4.7H20 27 (mg/l)7. NaEDTA 37,3 (mg/l)8. MnSO4.4H20 22,3 (mg/l)9. ZnSO4.7H2O 8,6 (mg/l)10. H3BO3 6,2 (mg/l)11. KI 0,83 (mg/l)12. Na2MoO4.2H20 0,25 (mg/l)13. CuSO4.5H20 0,025 (mg/l)14. CoCl2.6H20 0,025 (mg/l)15. Myoinositol 100 (mg/l)16. Niasin 0,5 (mg/l)17. Piridoksin-HCL 0,5 (mg/l)18. Tiamin -HCL 0,1 (mg/l)19. Glisin 2 (mg/l)20. Sukrosa 30.000 (mg/l)

B. Dokumentasi

Gambar – gambar pembuatan media MS 0

Larutan Stok Makronutrient Larutan Stok Mikronutrient Diambil sebanyak 100 ml diambil sebanyak 10 ml

Dicampur pada gelas beker dan diaduk

Ditambah zat besi Ditambah vitamin sebanyak 10 ml sebanyak 10 ml

Diaduk hingga tercampur

Pembuatan Medium MS 0 1 L

Ditimbang gula 30 gr Ditimbang agar – agar 8 gr

Gula dilarutkan dalam air panas ditambah dengan agar - agar Sampai semua terlarut

Ditambah DH2O sampai 1 L Media MS di masukkan dalam larutan agar dan gula

diaduk sampai tercampur

dituang dalam botol kultur

Botol ditutup dan di beri label Botol disterilisasi dalam Autoklaf