abstrak diplomasi publik indonesia kontra isis

2
Nama : Achmad Maulana Sirojjudin Dosen : Ade Masturi, MA NIM : 1111051000063 Kelas : KPI 7 B ABSTRAK DIPLOMASI PUBLIK INDONESIA KONTRA ISIS Akhir-akhir ini Iraq Syria of Islamic State (ISIS) kerap dibicarakan karena perilakunya yang ekstrim. Kelompok ini berkeinginan mendirikan sebuah “khilafah”, sebuah negara yang dikuasai satu pemimpin keagamaan dan politik menurut hukum Islam atau syariah. Naasnya mereka melakukan kebrutalan dengan melakukan pembunuhan massal dan penculikan anggota kelompok keagamaan dan suku, di samping pemenggalan tentara dan wartawan, yang tentunya bertentangan dengan ajaran Islam. ISIS masuk ke Indonesia melalui jaringan internet, sehingga terjalinnya komunikasi dengan anggota ISIS di Timur Tengah dan akhirnya berkembang. Di sisi lain, gerakan tersebut didukung beberapa orang Indonesia yang terpapar ideologi mereka. Dari konteks di atas, maka tujuan penulisan ini adalah untuk menjawab pertanyaan mayor dan minor. Adapun pertanyaan mayornya adalah bagaimana diplomasi publik Indonesia kontra ISIS? Kemudian minornya, apa saja yang dilakukan Indonesia mencegah penyebaran ISIS? Apa saja kerja sama Indonesia dengan asing dalam rangka kontra ISIS? Diplomasi publik yang dilakukan pemerintah Indonesia melalui pendekatan Soft Diplomacy. Soft diplomacy merupakan cara suatu negara untuk mencapai kepentingan nasionalnya melalui pendekatan sosial dan budaya. Lalu, soft diplomacy dinilai lebih efektif dalam menghadapi radikalisme dan paham ISIS, karena penyebaran paham ISIS disebabkan oleh pemahaman yang salah mengenai konsep jihad. Hal itu dapat dilakukan melalui pendekatan keagamaan dengan melibatkan tokoh-tokoh keagamaan, Islam moderat, serta melalui pemberdayaan masjid, pesantren dan lembaga sosial masyarakat. Hal tersebut menjadi langkah preventif serta penyadaran untuk mereka yang sudah terpapar ideologi ISIS. Teori soft power diplomacy atau diplomasi publik pertama kali diperkenal Joseph S. Nye. Diplomasi ini menekankan gagasan atas alternatif penyelesaian masalah melalui pesan-pesan damai, bukan melalui provokasi, agitasi, atau sinisme. Mengandalkan kekuatan kerjasama ekonomi dan kebudayaan. Dengan kata lain, soft power adalah kemampuan untuk mendapatkan apa yang dikehendaki dengan mengajak dan menarik simpati orang

Upload: maulshiro

Post on 21-Nov-2015

22 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Diplomasi Publik Indonesia Kontra ISIS

TRANSCRIPT

Nama: Achmad Maulana SirojjudinDosen: Ade Masturi, MANIM: 1111051000063Kelas: KPI 7 BABSTRAKDIPLOMASI PUBLIK INDONESIA KONTRA ISISAkhir-akhir ini Iraq Syria of Islamic State (ISIS) kerap dibicarakan karena perilakunya yang ekstrim. Kelompok ini berkeinginan mendirikan sebuah khilafah, sebuah negara yang dikuasai satu pemimpin keagamaan dan politik menurut hukum Islam atau syariah. Naasnya mereka melakukan kebrutalan dengan melakukan pembunuhan massal dan penculikan anggota kelompok keagamaan dan suku, di samping pemenggalan tentara dan wartawan, yang tentunya bertentangan dengan ajaran Islam. ISIS masuk ke Indonesia melalui jaringan internet, sehingga terjalinnya komunikasi dengan anggota ISIS di Timur Tengah dan akhirnya berkembang. Di sisi lain, gerakan tersebut didukung beberapa orang Indonesia yang terpapar ideologi mereka.Dari konteks di atas, maka tujuan penulisan ini adalah untuk menjawab pertanyaan mayor dan minor. Adapun pertanyaan mayornya adalah bagaimana diplomasi publik Indonesia kontra ISIS? Kemudian minornya, apa saja yang dilakukan Indonesia mencegah penyebaran ISIS? Apa saja kerja sama Indonesia dengan asing dalam rangka kontra ISIS?Diplomasi publik yang dilakukan pemerintah Indonesia melalui pendekatan Soft Diplomacy. Soft diplomacy merupakan cara suatu negara untuk mencapai kepentingan nasionalnya melalui pendekatan sosial dan budaya. Lalu, soft diplomacy dinilai lebih efektif dalam menghadapi radikalisme dan paham ISIS, karena penyebaran paham ISIS disebabkan oleh pemahaman yang salah mengenai konsep jihad. Hal itu dapat dilakukan melalui pendekatan keagamaan dengan melibatkan tokoh-tokoh keagamaan, Islam moderat, serta melalui pemberdayaan masjid, pesantren dan lembaga sosial masyarakat. Hal tersebut menjadi langkah preventif serta penyadaran untuk mereka yang sudah terpapar ideologi ISIS.Teori soft power diplomacy atau diplomasi publik pertama kali diperkenal Joseph S. Nye. Diplomasi ini menekankan gagasan atas alternatif penyelesaian masalah melalui pesan-pesan damai, bukan melalui provokasi, agitasi, atau sinisme. Mengandalkan kekuatan kerjasama ekonomi dan kebudayaan. Dengan kata lain, soft power adalah kemampuan untuk mendapatkan apa yang dikehendaki dengan mengajak dan menarik simpati orang lain, sehingga orang lain bisa sama-sama mewujudkan keinginan sesama (Soelhi 2011, 83).Penelitian ini menggunakan deskriptif analisis dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif dilakukan dalam situasi yang wajar (natural setting) dan data yang dikumpulkan umumnya bersifat kualitatif. Pendekatan ini diarahkan kepada individu yang holistik (utuh). Pendekatan ini tidak boleh mengisolasikan individual atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi memandangnya sebagai satu kesatuan utuh (Jumroni dan Suhaimi 2006, 41).Pemerintah Indonesia melakukan penyadaran publik dibantu para tokoh agama dan tokoh masyarakat, pembatasan kepergian ke Timur Tengah dengan memperketat proses aplikasi visa. Kemenlu bekerja sama dengan Polri melakukan pengawasan terhadap publik. Indonesia bekerja sama dengan negara-negara Timur Tengah untuk pertukaran informasi. Melakukan kerja sama dengan negara-negara yang aktif memerangi ISIS, seperti Amerika Serikat, Perancis, Inggris, Rusia, Turki, Republik Rakyat Tiongkok, dan Australia (Kemenlu, 2014).ISIS yang berasal dari luar Indonesia, yaitu Irak dapat mengganggu stabilitas negara. Keberadaan mereka yang ingin mendirikan sebuah khilafah dapat mengganggu kedaulatan NKRI, apalagi dengan faham Islam ekstrimis yang sebenarnya bertentangan dengan ajaran Islam. Pemerintah Indonesia menggunakan strategi soft diplomacy yang dinilai lebih ampuh memerangi gerakan radikal semacam itu. Pemerintah juga melakukan beberapa tindakan pencegahan. Kerja sama juga dilakukan dengan negara-negara Timur Tengah dan negara-negara yang aktif memerangi ISIS.Kata kunci: Indonesia, ISIS, Soft Diplomacy, khilafah, dan publik.