abstrak - digilib-batandigilib.batan.go.id/e-prosiding/file...
TRANSCRIPT
FLOTASI UNTUKYANG ADA DALAM
78 ISSN 0216 - 3128
PENERAPAN MET ODEKADAR URANIUMSIMULASI
Ign. Djoko Sardjono, Prayitno dan Herry PoernomoPuslitballg Teknologi Maju Batan, Yogyakarta.
ABSTRAK
IglI. Djoko Sardjollo, dkk.
MEREDUKSIAIR LIMBAH
Telah di/akukan penelitiall terapan metode flotasi untuk mereduksi kadar uranium dalam air limbah.
Penelitian ini bertujuan untuk lIIengetahui keefektifan dari metode flotasi dalam menurunkan kadar
unsur/radionuklida uranium yang berpotensi mencemari lingkungan. Keefektipan dad metode flotasi dikajisecara eksperimental dengan melihat parameter proses yang berpengaruh dalam penrmman kadar uraniumdalam air limbah setelah melalui tahapan kopresipitasi yallg di/anjutkan dellgall proses flotasi. Parameterproses yang dipakai sebagai ukuran keefektipan penunman kadar uraniumialah volume bahan kolektor
natrium oleat" pH proses, serta volume bahan frother tetra eti/en glikollTEG (CaH/805}yang ditambahkall
yang mellglwsi/kall eflsiensirekoveri (R!!-a:fanL%}) tertinggi. Percobaan proses di/akukan secara catu
(batch) dengan umpan .lim~ah. sillll~/asi ~illlnt_e,!!p = 100-'!p,!1dan kadar kopresipitan Fe(lIl} dan AI(IIl}tetap =100 ppm; pH divarwsl dart 4-12, votl/me kolektor natr/llm oleat (C/aHJjO:Na) dlvartasl dart = 10451111dan TEG divariasi dari 10-30 tetes. Dari perlakuan tersebut di atas diperoleh data adanya kenaikanR dengan adanya penambahan volume kolektor nacoleat dari = 10-45 ml dengan R terbesar =94 , 56 %;sedangkan untuk kopresipitan AI(III} de}lgan jumlah kolektor dan frother yang sama diperoleh R terbesar =96,4%. Sehingga dapat disimplilkGllbahwa R(u} naik dengan kenaikan volume dan kadar kolektor sertavolume frother dengan nilai maksimum =' 96,4% dicapai pada pH = II dan jumlah kolektor = 30 ml sertafrothemya = 0,50 mi.
ABSTRACT
Applied i/I\·cstigation. for the flotation methods has bcen conducted all the reduction of uraniumconcentration in the waste water. This investigation aims at determining the eJJectil'eness of flotationmethods ill reducing the cOllcentration of uranium elemelII/radionuc/ide that potentially contamillates theenvironment. The.eJJectiveness of flotation methods was experimentally assessed by investigating the processparameters aJJect on the reduction of uranium concentration in the waste water after being passed oncoprecipitatioll step and was proceeded to the flotation process. The process parameters used as theeJJectivelles's of reducing the cocentration of uranium are the volullie of sodium oleate collector, pH, as well
as the volume of tetra ethylene glycol (TEG) as the frother added that resulted in the highest recoveryefficiency (R in %). The experimental process was conducted batch wisely with the constant simulated waste
feed of 100 ppm and the coprecipitallt concentration Fe(llI} alld AI(III} of loa ppm;pH was varied from 412, the volume of sodiulII oleate collector (CH3-(CH2) 7-CH=CH- (CH2) 7-COONa} was varied from 10- 45ml alld TEG was varied from 10-30 drops. From the treated waste above was obtailled the trelld data ofincreasing R due to the additioll of sodium oleate collector volulllefrom 10-45 mlwith R=94.56%, whereasfor the coprecipitallt AI(III} by the same amount of collector and frother yielded the largest R=96,4% atpH= II and the amount of collector=30 ml as well as the frother = 0,50 mi.
PENDAHULUAN
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untukmenerapkan metode flotasi dalam pengolahanlimbah cair radioaktif, yang menurut YOSHIOKOY ANAKA (I) dalam Studies on the Treatment of
Radioactive Liquid Wastes by Flotation Method,JAERI, March 1967, ini dikenal ada dua
mekanisme : pertama ialah peran dari gelembungterhadap unsur -unsur metalik radioaktif terlarut
dalam air limbah yang jumlahnya relatif kecil yangdipengaruhi oleh sifat fisiko - kimia dari antar fase
cair dan gas, dan kedua ialah yang dipengaruhi olehsifat fisiko - kimia dari antar fase padat-cair-gas.
Sedangkan menurut DONALD W.SUNDSTROM& HERBERT E.KLEI (2), BARDIMURACHMAN(3), ROBERT H.PERRY AND
DON W.GREEN (4) untuk flotasi merupakanprosedur pemisahan padat-cair atau cair-cair yangditerapkan pada partikel yang densitasnya lebihrendah daripada densitas cairan dimana partikeltersebut berada yang diklasifikasikan sebagai flotasialamil natural bila selisih densitas sangat cukupuntuk pemisahan, flotasi Aided tcrjadi biladigunakan sarana ekstcrnal digunakan untuk untukmempromosikan pcmisahan partikel yang secaraalami bisa mengalami flotasi dan flotasi secara
induksi terjadi bila densitas dari partikcl aslinya
Proslding Pertemuan dan Presentasi IImlah Penelltian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi NukllrP3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Juli 2003
19l1. Djoko Sardjollo, dkk. ISSN 0216 - 3128 79
.•••.AKTUAOUr..IDMrNfT
r..OlU:.TQ,.
~..oll!A T- IropporroTH!!", T!TI'A fT1UN
GllJ(,Ql·o.1~o.'}1III
Skema perala tan proses dapat digambarkandalam Gambar I. berikut:
ll •••••8AHU(I~)o,t))."ar"II!:>IrIT~rf(lIl)'
lro~.K.QH·o,IN
(pH·).I7J
SAMPLING
HASll. OLAR
\II' A KTU rlQ'Tp,:::OI
IOMI!NfT
PARID:ELPADATAN YANGIIIENEII!PEL P PI> AGEJ.EI.mUHG
Alat yang digunakan
I. Bekerglas dengan kapasitas 250 mI.
2. Batang pengaduk magnetik dengan diameter5 em.
3. Stop watch untuk pengamatan waktupengadukan
4. Timbangan Sartorius untuk penimbangan beratbahan penelitian
5. Unit flotasi dengan kapasitas 200 mI.
6. Unit pemompa udara (Aerator) ukuran 300 mA.
7. Spectronic-20 untuk menganalisis kadaruranium sebelum dan sesudah proses
lebih tinggi daripada densitas cairan dan secaraartifisial dibuat lebih rendah. Hal ini didasarkan
pada kapasitas padatan dan partikel cairan untukbergabung dengan gas(biasanya udara). Dalammetode pemisahan buih dengan ketentuan bahwamekanisme yang terjadi didominasi oleh peran darigelembung terhadap unsur -unsur metalikradioaktif terlarut dalam air limbah yang jumlahnyarelatif kecil yang dipengaruhi oleh sifat fisika kimia dari antar fase cair dan gas, dan ini yangutama digunakan untuk ion-ion metalik yang mudahmembentuk senyawa komplek dengan aktivatorpennukaan. Untuk aktivator pennukaan menumtRICHARD P.H., AMIR E., TUKARDI, SRISUDARY AN TO (5) dan Http IIwww.exploratorium.edu/ronh/bubbles/soap.html(6 )dan bisa dipakai senyawa organik yang mempunyaisifat heteropolar misalnya natrium oleat dan tetraetilen glikol yakni dengan gugus polar yang sukaair dan menempel pada senyawa polar misalnya airdan gugus non polar yang nantinya bisa menempelpada gelembung udara atau buih yang terbentukpada proses flotasi yang bisa mengapungkanpartikel padat dari unsur logam pengotor yang adadalam air limbah. Metode ini telah. berhasil
penggunaannya (dengan ditandai oleh faktordekontaminasinya yang sangat baik )untukmcmungut kembali unsur-unsur radioaktif sepcrtiCs-13 7,Sr-90 , Cc-144 dan Ra-226 serta molibdenit
(MoS2 ) dari air limbah pabrik uranium.Berdasarkan pernyataan di atas dicoba untukditerapkan metode ini untuk mereduksi kadar
uranium dalam air limbah dengan menggunakannatrium oleat sebagai kolektor dan tetra etilenglikol sebagai frother setelah melewati tahapkopresipitasi dengan menggunakan feri nitrat danaluminium nitrat sebagai kopresipitan. Diharapkandengan metode ini bisa meningkatkan keefektipanpengolahan Iimbah yang mengandung uranium.
Gambar 1. Skema Percobaan Flotasi
TAT A KERJA
Bahall yallg diglillakall
I. Limbah simulasi uranium dari larutanU02(N03)2.61120
2. Bahan koprcsipitan larutan Fe(N03)3 danAl(N03)3 dengan kadar 100 ppm
3. Bahan kolektor Na-Olcat (CI8H3302Na)dengan kadar 100 ppm
4. Bahan frother tetra etilen glikol (C8H 1805)0,25-0,75 m!.
5. Larutan KOH 0,1 N untuk pcngkondisian pH
Cal'll Kerja
1. Siapkan larutan uranium dengan kadar 100 ppmsebanyak 100 m!. sebagai umpan limbahsimulasi, kcmudian masukkan umpan tersebut kedalam gelas bcker 250 m!.
2. Ke dalam limbah tcrscbut ditambahkan
kopresipitan larutan Fc(I1I) dcngan kadar 500ppm sebanyak 2 ml, kemudian tambahkan 10m!. 0,1 N KOH dan di aduk cepa! selama 10mcnit.
3. Sctclah ada indikasi tcrjadinya pengendapanFc(IlI) tcrscbut bcrsama dcngan uranium,
Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi NuklirP3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Juli 2003
80 ISSN 0216 - 3128 Ign. Djoko Sardjono, dkk.
pH Limbah
Gambar 2. Korelasi Kenaikan Nilai pH danrecovel)' uranium, Ru (%)
antara gelembung dan pertikel endapan yangdominan adalah ikatan fisik antara gugus non-polaryang ada dalam partikel endapan dengan udara.
Korelasi pellambahall volume kolektor Naoleat dall recovery urallium, R" (%)
Data percobaan flotasi denganmenwariasikan volume kolektor natrium oleat dari
2, 5 ml sampai dengan 45 ml pada kopresipitanFe(IlI) dan AI(III) berkadar 500 ppm setelahmelewati tahapan pengkondisian pH=11 untuklimbah simulasi uranium berkadar 100 ppm dapatdilihat dalam Gambar 3. sebagai berikut. DalamGambar 3. dapat dilihat kecenderungan naiknyarecovery uranium, untuk kopresipitan Fe(lIl) mulaiRu =92% sampai nilai maksimumnya = 93,6%setelah 'kolektomya mencapai penambahan volume= 35 ml meskipun tidak signifikan. Sedangkanuntuk kopresipitan Al (III) mulai Ru =92,2'%sampai nilai maksimumnya = 94,6% setelahkolektomya mencapai penambahan volume = 30m1. Dengan demikian ada kenaikan 1 digit padapemakaian kopresipitan AI(lIl) dibandingkandengan Fe(III).
kemudian di tambah 2,5 ml larutan 100 ppmkolektor Na-oleat dan frother tetra etilen glikolbeberapa mI. untuk selanjutnya dimasukkan kedalam unit sel flotasi dan diairasi selama 10menit.
4. Setelah proses flotasi selesai, diambil 10 mlcuplikan limbah untuk dianalisis kadar uraniumsisa yang ada dalam larutan. Dari data kadaruranium sisa dan kadar uranium awal dapatdihitung hasil rekoveri uranium dalam %berdasar korelasi R= (1-T.t/F.f)xlOO% dengan R=hasil rekoveriU,f=kadar U dalam limbah awaVsebelumdiflotasi , F=volume limbah awal, t=kadar Usetelah proses flotasi dan T=volume limbahsetelah proses flotasi.
5. Langkah yang sarna dengan percobaan nomerurut 1 sampai dengan 4 diterapkan padapercobaan lanjut untuk variasi pH dari 4-12dengan parameter jumlah kolektor tetap 2 mldan frother tetap 0,5 m1.
6. Langkah yang sarna dengan percobaan nomerurut 1 sampai dengan 4 diterapkan padapercobaan lanjut untuk variasi jumlah kolektor2,5 ml - 45 ml dengan parameter jumlah frothertetap 0,125 m1. dan pH=11.
7. Langkah yang sarna dengan percobaan nomerurut I sampai dengan 4 diterapkan padapercobaan lanjut untuk variasi jumlah frother0,25 ml - 0,75 ml dengan parameter jumlahkolektor tetap 30 ml. dan pH=11.
8. Langkah yang sarna dengan percobaan nomerurut 1 sampai dengan 4 diterapkan padapercobaan lanjut untuk kenaikan kadar kolektorNa-Oleat (ppm) dari 120 - 160 ppm untuk 100ppm limbah uranium yang telahdikopresipitasikan dengan AI(IlI) pada pH=ll.
HASIL DAN PEMBAHASAN
___ AI(III'.:";t{11 !U'I'f'IIH.n".(, H.5mll" 1"lrf'I'11
I" 14
Korelasi kellaikall Ilitai pH larutall limba"dall recovery urallium, R" (%)
Data percobaan flotasi denganmemvariasikan nilai pH larutan limbah dari pH=412 dengan kopresipitan AI(lIl) berkadar 500 ppmuntuk limbah simulasi uranium berkadar 100 ppmdapat dilihat dalam Gambar 2. sebagai berikut .Dalam Gambar 2. dapat dilihat kecenderungannaiknya recovery uranium dengan kenaikan nilaipH dengan nilai maksimumnya Ru =96,4% padapH=II, meskipun ada penurunan pada pH sekitar 9yang disebabkan oleh lepasnya ikatan gelembungdengan partikel padatan sehingga menurunkanefektifitas proses flotasi yang seharusnya terjadi.Hal ini bisa terjadi karena ikatan yang terjadi
Volume kolektor N:I-Olt:al (ml.)
Gambar 3. Korelasi penambalu/Il volume kolek/orNa-Oleat (ml.) dan recovery uranium,Ru (%)
Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi NuklirP3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Juli 2003
IglI. Djoko Sardjollo, dkk. ISSN 0216-3128 81
'/~
'n
.. ().
penambahan TEG sebagai frother yang berfungsisebagai penstabil buih.
UKoi
Voluln~ (.-other- TEG (ml.)
0'\'::
Perbedaan yang tidak signifikan Inl
disebabkan oleh tingkat valensi yang sarna dari Al(III) dan Fe (III) juga tingkat polarisitas dad
kolektor yang tinggi sehingga ikatan yang terjadiantara buih yang ditimbulkan oleh naiknya
ge1embung udara pad a partikel padatan uranium
yang terkopresipitaskan oleh baik Al (III) dan Fe(III) ,melalui proses flotasi tidak terlalu massif dan
akibatnya masih cukup banyak uranium yang lebihsuka berada dalam larutan sehingga nilai R" relatifmasih rendah (dibawah 99%). Bahkan terlihat
adanya penurunan yang disebabkan karena
kestabilan gelembung relatif rendah sehingga
mudah pecah dan partikel yang seharusnyaterangkat dalam proses flotasi menjadi terlarutkembali dalam larutan limbah.
Korelasi pellambalzall volume frotller tetraeti/ell glikol (TEG) dOli recove,y urallium,R" (%).
Data penambahan volume frother TEG dari
0,25 sampai dengan 0,75 ml.setelah
pengkopresipitasian dengan 100 ppm Fe(III) untukrecovery 100 ppm uranium pada pH= 12, 30 ml. .kolektor Na-o\cat justru cenderung menurunkan Ru
dari 95,52 - 92,8 ('Yo) seperti dapat dilihat dalamGambar 4 dan terbaik diperoleh pad a penambahan
frother sebanyak 0,25 ml. Sedangkan untukkopresipitan AI(III) semula ada kecenderunganmenaik dari 95,2 - 96,4 pad a penambahan frother
0,25-0,5 mi. Tetapi setelah penambahan frother dari0,625 - 0,75 m\. Terjadi penurunan dari Ru dari
95,40 - 95,1. Fenomena yang terjadi mungkindisebabkan terjadinya penurunan daya penstabilanbuih yang diharapkan bisa berperan dalam
penurunan tegangan muka air sebagai akibat
terjadinya koalesensi atau penggabungangelembung kecil menjadi besar sehingga kecepatan
apungnya menjadi lebih tinggi dan kontak denganpartikel endapan yang seharusnya diikat oleh gugusnon-polar terlalu singkat, sehingga uranium yangseharusnya terikut pada proses flotasi justrucenderung tetap tinggal dalam larutan. Untuk Al
yang relatif lebih ringan dari pad a Fe, temyata juga
memberikan trend yang berbeda seperti terlihatpada Gambar 4. dimana keterikatan gugus nonpolar partikel endapan Al pada gelembung lebih
kuat dibandingkan dengan Fe, sehingga efektifitasflotasi AI lebih besar dari pada Fe dan akibatnyaRu (%) untuk AI mengalami kenaikan, sedangkanRu (%) untuk Fe mengalami penunman dengan
Gambar 4. Karelasi penambahan volume /ratherTEG (1111.) dan recoveJ)' uraniulII,Ru (%)
Korelasi kellaikall kadar kolektor kolektor
Na-Oleat (ppm) dall recovery urallium,R" (%).
Data kenaikan kadar kolektor Na-Oleat
(ppm) dari 120 - 160 ppm untuk 100 ppm limbah
uranium yang telah dikopresipitasikan denganAI(lIl) pada pH=12 memperlihatkankecenderungan naik pada penambahan kolektor Na
Oleat. (ppm) dari 130 - 150 ppm dan mencapaimaksimull1 pada penambahan kolektor= 150 ppll1dengan Ru = 96,4 %.seperti dapat dilihat dalall1Gambar 5. Ternyata penall1bahan kadar kolektor
Na-Oleat juga bisa ll1enaikan nilai recoveryuranium meskipun tidak signifikan. Hal ini
disebabkan oleh penambahan jumiah gugus non
polar yang aktif dari Na-Oleat sebagai bahankolektor sebagai gugus pengikat antara partikeluranium yang dikopresipitasikan dengan AI(III)dengan gelembung udara yang membentuk buih
dengan kolektor sehingga flotasi partikel padatanterjadi. Meskipun demikian dengan penambahan
volume kolektor Na-Oleat diharapkan ada kenaikanRu , tetapi temyata seperti terlihat dalam Gambar 5.pada penambahan volume 130 - 140 ml Na-Oleat
Ru menurun yang disebabkan oleh lepasnyasebagian partikel endapan yang terikat gelell1bungsehingga flotasi tidak maksimal.
Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi NuklirP3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Juri 2003
82 ISSN 0216-3128 19n. Djoko Sardjono, dkk.
KESIMPULAN
UCAPAN TERIMA KASIH
Gambar 5. Korelasi kenaikan kadar kolektor
kolektor Na-Oleat (ppm) danrecovelJ' uranium, RII (%).
Pcnelitian ini tidak bisa terwujud tanpabantuan dari Sdr. Tri Suyatno dan Sdr.WasimYuwono, AMd. keduanya Staf Subid. PengelolaanLimbah dan Keselamatan Lingkungan, BidangKesclamatan dan Kesehatan, Puslitbang TeknologiMaju BATAN Yogyakarta dan Sdr.lsa Anshori ,
TANYAJAWAB
M. Sctiadji
Yang umum metode flotasi digunakan untukpemisahan unsur-unsur I senyawa yangkompleks, mengapa penulis hanyamenggunakan umpan seperti itu.
I. YOSHIO KOY ANAKA ,Studies on theTreatment of Radioactive Liquid Wastes byFlotation Method, JAERI, March (1967).
2. DONALD W.SUNDSTROM & HERBERT
E.KLEI ,Wastewater Treatment, McGraw-HillBook Co.,(1979).
3. BARDI MURACHMAN, Flotasi Untuk KursusPeran<;angan Instalasi Pengolah Air LimbahIndustri, Jurusan Teknik Kimia, FakultasTeknik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta,16-28 Januari 1995.
4. ROBERT H.PERRY AND DON W.GREEN,Perry's Chemical Engineers, Handbook,Seventh Edition, MC Graw Hill Companies,Inc., (1997).
5. RICHARD P.H., AMIR E., TUKARDI, SRISUDAR YANTO, " Pemisahan Molibdenit DariBijih Uranium Rirang Secara FlotasiProsiding Seminar Pranata Nuklir danLitkayasa, PPBGN-BATAN, Jakarta, 2September (1998).
6. Http ': II www.exploratorium.edulronh/bubbles/soap.html
Djoko Sardjono
Penelitian ini merupakan ta/llIp awal daripenelitian untuk proses flotasi yangmenggunakan umpan yang relatif lebihkomplek/tidak hanya IIIlsur tunggal dipenelitian lanjutan yang kami lakukan ditahun 2003.
DAFT AR PUST AKA
Staf dari Balai Elektro Mekanik , PuslitbangTeknologi Maju BATAN Yogyakarta yang telahmembantu dalam pembuatan alat penelitian sertadana dari Proyek Pengembangan Teknologi LimbahNuklir Untuk Pengamanan Manusia danLingkungan , P2PLR Serpong . Untuk kesemuanyaitu kami mengucapkan terima kasih.
170'(,0I~'"0I~J
Kadar kolektor Na-Oleat (ppm)
120
I ~ AI {III}. pH-II I
Dari data yang diperoleh pada percobaanyang dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulansebagai berikut:
I. Hasil recovery uranium dalam air limbah naikdengan kenaikan nilai pH yang menghasilkannilai recovery uranium maksimum dicapai padapH=11 dengan Ru = 96,4 % untuk kopresipitanAI(IIl) dalam proses flotasi selama 10 menit.
2. Hasil recovery uranium dalam air limbah naikdengan penambahan volume kolektor Na-oleatdan rnaksimum dicapai pad a penambahan 30 mldengan Ru = 94,6 % untuk kopresipitan AI(IlI)dalam proses flotasi selama 10 menit.
3. Hasil recovery uranium dalam air limbah naikdengan penambahan volume frother tetra etilenglikol dan maksimum dicapai pada penambahan0,5 ml dengan Ru = 96,4 % untuk kopresipitanAl(IIl) dalam proses flotasi selama 10 menit.
4. Hasil recovery uranium dalam air limbah naikdengan penambahan kadar Na-oleat danmaksimum dicapai pada penambahan 150 ppmdengan Ru = 96,4 '% untuk kopresipitan AI(IlI)dalam proses flotasi selama 10 menit.
5. Kopresipitan AI(IIl) lebih baik dari padakopresipitan Fe(IIl) dalam menghasilkanrecovery ural1lum.
9S.K
t95,(,
",' ~
95,4
~
95.1
~.
')5 n
"94,)1
'M('')4,4
Iin
Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi NuklirP3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Juli 2003
IglI. Djoko Sardjollo, dkk. ISSN 0216 - 3128 83
Wisnu Ari Adi
Falsafah pemisahan adalahmengapa anda hanya Utanggapan.
menjadisaJa,
unsur,mohan
Djoko Sardjono
Kalau kita melihat kembali pada judul[penelitian kami 'yang lebih fokus padapenerapan metode flotasi untukmenurunkan kadar uranium, nanti bisa
dikembangkan opada penerapannya untukpemisahan U dan logam-logam lainsebagai pengotornya.
Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi NuklirP3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Juli 2003