flotasi kelompok
TRANSCRIPT
-
7/23/2019 Flotasi Kelompok
1/20
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengolahan bahan galian adalah suatu proses pada industri
pertambangan sebagai usaha untuk meningkatkan kualitas bahan galian agar
dapat ditingkatkan dan memenuhi persyaratan-persyaratan yang diminta, baik
untuk proses ekstraksi logamnya (untuk bijih) maupun persyaratan yang
diperlukan industri lainnya (untuk bahan galian industri dan bahan galian energi).
Pada saat ini umumnya endapan bahan galian yang ditemukan di alam sudah
jarang yang mempunyai mutu atau kadar mineral berharga yang tinggi dan siap
untuk dilebur atau dimanfaatkan. Oleh sebab itu bahan galian tersebut perlu
menjalani pengolahan bahan galian (PBG) agar mutu atau kadarnya dapat
ditingkatkan sampai memenuhi kriteria pemasaran atau peleburan. Keuntungan
yang bisa diperoleh dari proses PBG tersebut antara lain adalah mengurangi
ongkos angkut, mengurangi ongkos peleburan dan mengurangi kehilangan
(losses) logam berharga pada saat peleburan.
1.2 Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud
Dalam makalah Pengolahan bahan galian yang membahas tentang
Flotasi bermaksud untuk memberikan pengetahuan tentang flotasi
1.2.2 Tujuan
Memisahkan mineral berharga dari pengotornya dengan menggunakan alat
flotasi yang berdasarkan perbedaan sifat permukaan
Menentukan Recovery mineralberharga dengan alat Flotasi
Menentukan Ratio of Concentrationmineral berharga dengan alat flotasi.
-
7/23/2019 Flotasi Kelompok
2/20
2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Flotasi
Flotasi merupakan suatu proses pemisahan untuk memisahkan butiran-
butiran yang sangat halus dari butiran-butiran yang dengan menggunakan sifat
fisik dan kimia dari batasan antara fase padat dari mineral, fase cair dari air dan
fase gas dalam udara.
Gambar 2.1Proses Flotasi
Frotability (daya apung) adalah kemampuan butiran mineral untuk dapat
mengapung yang ditentukan oleh tendensi (hasrat) dari butiran mineral untuk
melekat (mengikatkan diri) pada gelembung udara yang relatif lebih besar dan
kemudian mengapung ke permukaan cairan pulp. Daya apung suatu butiran
mienral tergantung pada sifat permukaan butiran mineral tersebut, sedangkan
sifat permukaan butiran mineral tersebut dapat dikontrol dan diubah-ubah dalam
proses flotasi dengan mempergunakan reagen kimia yang berbeda-beda. Pada
proses ini mineral dapat dipandang atau dibeadakan menjadi beberapa bagian :
1. Mineral benci air (Hidrophobik)
Mineral yang mudah melekat pada gelembung udara pada cairan, mineral
ini umumnya mineral yang dikehendaki
2. Mineral senang air (Hidrophobilik)
-
7/23/2019 Flotasi Kelompok
3/20
-
7/23/2019 Flotasi Kelompok
4/20
4
c. Feed harus dalam bentuk pulp.
Gambar 2.3Mekanisme Flotasi
2.2 Reagen Flotasi
Proses flotasi merupakan proses yang bergantung sifat adhesi mineral
tertentu terhadap udara (hidrofob), dan terhadap air (hidrofil). Untuk membantu
proses flotasi dengan mengubah sifat-sifat permukaan partikel mineral perlu
ditambahkan zat-zat kimia berupa reagent.
Reagent-reagent yang digunakan dalam proses flotasi dapat digolongkan
menjadi :
1. Collector
Collector adalah bahan yang dapat menyebabkan partikel mineral menjadi
suka udara, yaitu dengan cara melapisi permukaan polar dari partikel
mineral dengan reagent. Sehingga pada bagian luar dari mineral terjadi
reaksi kimia yang membentuk lapisan non polar yang mudah menarik udara,
dan mineral kan mudah menempel pada gelembung udara.
Contoh kolektor untuk mineral sulfida adalah Xanthate, dan Dithiophosphate.
Sedangkan untuk mineral non sulfida adalah Fatty acid jenuh dan tidak
jenuh.
-
7/23/2019 Flotasi Kelompok
5/20
5
2. Frother
Frother zat kimia yang digunkan untuk membantu menstabilkan gelembung
udara yang terbentuk, sehingga tidak mudah pecah. Gelembung-gelembung
udara yang terbentuk harus dapat bergerak bebas di dalam pulp dan dapat
mengambil partikel-partikel mineral berharga, kemudian diapungkan ke
dalam pulp.
Contoh dari frother adalah DOWFROTH Flotation Frother Series, MIBC, dan
Polyalkoxyparaffins.
3. Modifier(Modifying Agent)
Modifier digunakan untuk mengembalikan sifat permukaan ke yang aslinya.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan selectivity. Modifying agent dapat
dikelompokkan menjadi 3 kelompo, yaitu :
a). Regulating dan Dispersing Agent
Regulor berfungsi untuk mengendalikan pH, menghilangkan pengaruh
gangguan slime, colloid, dan garam laut. Contohnya adalah CaO,
Na2CO3
Dispersing Agent berfungsi untuk melepaskan slime pada pemukaan
mineral.Contohnya adalah Na2SiO3
b). Aktivator
Bertujuan meningkatkan aktivitas permukaan mineral agar dapat
berinteraksi dengan kolektor, sehingga adsorbsi kolektor pada
permukaan partikel menjadi lebih baik. Contohnya adalah Cu++ untuk
mengapungkan sfalerit, dan Ca++untuk mengapungkan kuarsa.
c). Depresant
Mencegah pengapungan mineral tertentu tanpa menghalangi
pengapungan mineral lainnya. Digunakan apabila float ability mineral
yang tidak diinginkan mengapung sama dengan mineral yang akan
diapungkan oleh kolektor tertentu. Contohnya adalah CN-(pyrit, sfalerit),
dan Zn++(sfalerit)
2.3 Mekanisme Flotasi
Gelembung-gelembung udara yang terbentuk karena adanya udara yang
dihisap ke dalam pulp, dan frother yang membentuk energi bebas permukaan
-
7/23/2019 Flotasi Kelompok
6/20
6
pada antar muka air dan udara. Untuk membantu proses flotasi, partikel-partikel
mineral feed harus berukuran halus. Hal ini karena walaupun densitynya besar,
ukuran partikel yang halus akan menyebabkan density asosiasi partikel-
gelembung menjadi lebih kecil dari density air.
Karena ion permukaan dilapisi melalui reaksi secara adsorbsi fisik atau
kimia dengan bagian ionik kolektor dan bagian organiknya merubah sifat
permukaannya misalnya menjadi hidrofob. Dengan sifat tersebut partikel menjadi
adhesif terhadap gelembung udara, sehingga gelembung-gelembung udara akan
mengalami aerasi. Partikel-partikel mineral yang menempel pada permukaan
gelembung akan terbawa naik ke permukaan pulp, dan terpisahkan.
Langkah-langkah yang dilakukan pada proses flotasi sulfida adalah :
Penghancuran dan penghalusan (Kominusi)
Desliming
Pulp Concentration
Conditioning
Aeration
Pemisahan
Pelekatan mineral pada gelembung udara tergantung pada kemampuan
dari mineral dan gelembung mengatasi gaya-gaya yang terdapat dalam lapis tipis
air. Mekanisme pelekatan mineral dan gelembung udara terdiri dari tiga tahap.
1. Gelembung dan atau mineral saling mendekat, kemudian menghasilkan
suatu lapisan tipis air di antaranya. Dalam kondisi ini, partikel mineral
bergerak sesuai dengan hukum hidrodinamika.
2. Mineral dan gelembung terus saling mendekat, hal ini mengakibatkan
lapisan tipis air (water film) semaking tipis dan akhirnya terjadi kerusakan
atau pecahnya lapis tipis.
3. Hilangnya lapisan tipis akan diikuti dengan terjadinya penempelan
mineral-gelembung. Pelekatan atau penempelan ini diawali dengan
terbentuknya kontak tiga fasa yang dengan cepat meluas dan stabil.
-
7/23/2019 Flotasi Kelompok
7/20
7
Ada tiga gaya dalam film air yang harus diatas sampai terjadinya
pelekatan gelembung-mineral yaitu:
1. Gaya tarik antar molekul, Van der Waals.
2. Gaya elektrostatik yang timbul dari tarik menarik double layer di air dan
sekitar mineral.
3. Hydrasi dari group hydrophilic yang ada pada permukaan mineral.
2.4 Variabel Dalam Flotasi
Variabel yang mempengaruhi proses flotasi adalah :
1. Keadaan dan ukuran butir
Ukuran butir mineral yang akan mempengaruhi partikel mineral akan lebih
besar dari density air, sedangkan jika terlalu kecil akan menimbulkan
slime yang akan mengganggu jalannya proses flotasi.
2. Pulp preparation
Penyediaan pulp diusahakan supaya cocok untuk proses pengolahan
yang umumnya berkaitan dengan persen solid yang sesuai.
3. Intensitas pengadukan dan pemberian udara
Pengadukan dalam flotasi dilakukan dengan mesin flotasi.
4. Kekentalan pulp
Untuk suspensi pulp yang lebih kental akan diperoleh recovery yang lebih
baik.
5. Waktu kontak dan waktu flotasi
Kenaikan recovery terjadi pada suatu waktu tertentu, yang tergantung
pada :
Komposisi mineral bijih
Keadaan dari partikel-partikel bijih
Jumlah kolektor yang ditambahkan
Lama pengadukan
Ukuran kemudahan mengapung suatu mineral (float ability)
Ukuran butir
6. Pengaruh pH
Tujuan dari pengaturan pH adalah untuk menurunkan sudut kontak.
7. Pengaruh Collector
-
7/23/2019 Flotasi Kelompok
8/20
-
7/23/2019 Flotasi Kelompok
9/20
9
BAB lll
PROSEDUR DAN PEMBAHASAN
3.1 Alat
Timbangan (neraca)
Splitter
Sendok
Foto 3.1
Timbangan
Foto 3.2
Spliter
Foto 3.3Sendok
-
7/23/2019 Flotasi Kelompok
10/20
10
Nampan
Kantong plastik
Mikroskop/Loope
Papan Grain Counting
Foto 3.7Papan Grain Count ing
Foto 3.6
Loope
Foto 3.4Nampan
Foto 3.5Kantong Plastik
-
7/23/2019 Flotasi Kelompok
11/20
11
Oven /Pemanas
Ember
Gelas Ukur
Foto 3.8
Oven (pemanas)
Foto 3.9Ember
Foto 3.10
Gelas Ukur
-
7/23/2019 Flotasi Kelompok
12/20
-
7/23/2019 Flotasi Kelompok
13/20
13
3. Campur batubara dan kuarsa diatas dengan air dan aduk sampai merata.
Penambahan air untuk membuat cairanpulpyg kekentalannya 2545 %
solid. Tujuan pembentukan pulpadalah memberikan keleluasaan butiran
mineral bergerak dalampulpdan melekat pd gelembung udara.
pulp kentalkontak butiran dgn gelembung sukar
pulp encerpemakaian reagen banyak.
4. Ukur debit air yang keluar.
5. Isi alat flotasi dengan air sampai penuh.
6. Hidupkan kompresor dan atur supaya debit udara yang keluar kurang
lebih 0,5 liter / menit7. Masukan feeddiatas pada feederalat dltasi setiap 15 detik
8. Atur kecepatan air sampai feedhabis seluruhnya.
9. Tampung konsentrat (over flow) dan tailing (under flow), kemudian saring
10. Masukan ke pan pemanas dan keringkan pada suhu 100 oC sampai 105
oC sampai airnya hilang.
11. Timbang berat Konsentrat.
12. Tentukan kadar Konsentrat (batubara) dengan grain counting.
13. Tentukan berat Tailing(T) dan kadarnya (t)
3.4 Perhitungan
a. Material Balance
F = C + T
b. Metallurgical Balance
F . f = C . c + T . t
Dimana : F = Berat Feed(gr)
f = Kadar Feed(%)
C = Berat Konsentrat (gr)
c = Kadar Konsentrat (%)
T = Berat Tailing(gr)
t = Kadar Tailing(%)
-
7/23/2019 Flotasi Kelompok
14/20
14
Tabel 3.1Hasil Pengamatan Jumlah Butir Batubara dan Kuarsa
No. Kotak n batubara n SiO2 No. Kotak n batubara n SiO2
1 3 1 26 3 0
2 3 1 27 3 3
3 4 1 28 3 1
4 6 1 29 3 1
5 11 1 30 3 2
6 3 1 31 9 1
7 5 1 32 2 1
8 8 1 33 5 0
9 8 1 34 4 0
10 7 1 35 2 0
11 7 1 36 2 2
12 9 1 37 2 2
13 3 1 38 2 1
14 6 1 39 2 2
15 4 0 40 2 0
16 6 1 41 7 2
17 8 0 42 2 2
18 5 0 43 6 0
19 4 1 44 2 0
20 10 1 45 9 0
21 9 0 46 2 0
22 2 0 47 8 0
23 1 2 48 2 0
24 5 0 49 3 0
25 4 3 50 2 1
Jumlah Total n Batubara = 231 n SiO2= 43
Sumber : Pengambilan Data Praktikum
-
7/23/2019 Flotasi Kelompok
15/20
15
Berat konsentrat (K) = 190 gr
3.5 Pengolahan DataFtotal = 500 gr
Ktotal = 190 gr
K batubara=n baubara baubara
(n baubara baubarabaubara) (n i2 i2)x 100 %
=
( ) ( )x 100 % = 72,5 %
Material Balance
F = K + TT = FK
= 500 gr190 gr
= 310 gr
Konsetrat
a. Kadar Batubara
Kadar dari batubara ini adalah 72,5%
b. Kadar SiO2
K SiO2 = 100% - batubara
= 100% - 72,5%
= 27,5%
c. Berat Batubara
Gram Batubara =
x 190 gr
= 137,5 gram
d. Berat SiO2
Gram SiO2=
x 190 gr
= 52,5 gram
Metallurgical Balance
F . f = C . c + T . t
t =
=( ) ( )
-
7/23/2019 Flotasi Kelompok
16/20
16
=
x 100 %
= 20 %
Maka persen kadar untuk batubara di tailingadalah 100% - 20% = 80%
Tailling
a. Berat batubara
Gram batubara =
x 310 gr
= 60 gram
b. Berat SiO2
Gram SiO2=
x 310 gr
= 250 gram
Recovery
R =
=
x 100 %
= 68,8 %
Ratio of Concentration
K =
=
= 2,63
-
7/23/2019 Flotasi Kelompok
17/20
17
BAB IV
ANALISA
Dalam percobaan mengenai pemisahan mineral berharga dari
pengotornya menggunakan alat flotasi ini, Beberpa hal yang perlu diperhatikan
dalam flotasi khususnya batubara :
Air yang dipakai ber-pH 67,5.
Persen solid pulp 10% sampai 30% Temperatur ideal adalah di ats 40C , meski suhu kamar cukup
memenuhi syarat.
Kecepatan impeller
Penambahan kolektor dan frother.
Berdasarkan hasil pengolahan data pada bab sebelumnya, dengan
parameter yang digunakan dalam flotasi yaitu proses pemisahan dengan cara
pengapungan berdasarkan perbedaan sifat permukaan material terhadap air. Hal
yang dapat dianalisa adalah nilai berat dan kadar untuk feedawal, konsentrat
serta tailing yang didapatkan. Dapat dilihat bahwa setelah flotasi berlangsung
untuk pemisahan batubara dengan mineral kuarsa, hasil nilai berat dan kadar
konsentrat dari batubara mempunyai nilai yang lebih besar di bandingkan
dengan mineral kuarsa yang dianggap sebagai wasteatau mineral hidropobilik
(suka dengan air) dalam parameter pengolahan dengan cara flotasi. Untuk nilai
berat dan kadar batubara pada tailing memiliki nilai yang lebih kecil dibandingkan
dengan mineral kuarsa, hal tersebut sesuai dengan parameter yang dipakai
bahwa batubara memiliki sifat hidropobik (tidak suka terhadap air), maka saat
proses flotasi, butiran batubara terangkat keatas bersama gelembung-
gelembung yang dihasilkan, dari hal tersebut dapat dilihat dari hasil pengolahan
data berat dan kadar tailingkuarsa mempunyai nilai yang lebih besar.
-
7/23/2019 Flotasi Kelompok
18/20
18
BAB V
KESIMPULAN
Flotasi adalah suatu proses dimana padatan, cairan atau zat terlarut
dibawa ke permukaan larutan dengan penggunaan gelembung udara. Jenis-
jenis flotasi yaitu Aerasi pada tekanan atmosfer (air flotation), Dissolved air
flotation (DAF), dan Vacum Flotation. Prinsip flotasi yaitu Penempelan partikel
(mineral) pada gelembung udara, gelembung mineral harus stabil, ada sifat Floatdan sink.
Perhitungan untuk menentukan metallurgical ballancedapat menggunakan
persamaan berikut ini :
F.f = C.c + T.t
Dimana :
F = Berat Feed(gr) C = Berat Konsentrat (gr) T = Berat Tailing(Gr)
f = Kadar Feed(%) c = Kadar konsentrat (%) t = Kadar Tailing (%)
Dengan menggunakan persamaan tersebut maka diperoleh hasil
perhitungan sebagai berikut :
Tabel 5.1Hasil Pengolahan Data
MineralW Total
Feed(gr)
Feed (F) W TotalKonsentrat
(gr)
Konsentrat W TotalTailing
(gr)
Tailing
Berat(gr)
Kadar(%)
Berat(gr)
Kadar(%)
Berat(gr)
Kadar(%)
Batubara500
200 40190
137,75 72,5310
60 20
SiO2 300 60 52.5 27,5 250 80
Sumber : Data Praktikum PBG
Hasil perhitungan kadar rata-rata dari mineral batubara tersebut, yaitu
sebesar 72,5% dari berat total konsentrat sebesar 190 gr, hal tersebut
menunjukan bahwa proses flotasi sudah cukup bagus dan cukup bersih dari
mineral pengotornya, karena setelah dilakukan perhitungan recoverydidapatkan
nilai sebesar 68,8% dan ratio of concentrationyaitu sebesar 2,6.
-
7/23/2019 Flotasi Kelompok
19/20
17
DAFTAR PUSTAKA
Anon, 2010, Flotat ion, http://kuliahd3fatek.blogspot.com/2009/05/-
flotation.html?m=1, blogspot, diakses pada 3 April 2015
Miner, Abenk, 2012, Tahapan Dalam Pengolahan Bahan Galian,http://dunia-
atas.blogspot.com/2012/05/tahapan-dalam-pengolahan-bahan-
galian.html?m=1, blogspot, diakses pada 3 April 2015.
Rima, Puri, 2010, Flotasi, http://alfonsussimalangoblogspot.com-
/2010/05/flotasihtml,blogspot, diakses pada 3 April 2015.
http://alfonsussimalangoblogspot.com-/2010/05/flotasihtmlhttp://alfonsussimalangoblogspot.com-/2010/05/flotasihtmlhttp://alfonsussimalangoblogspot.com-/2010/05/flotasihtmlhttp://alfonsussimalangoblogspot.com-/2010/05/flotasihtml -
7/23/2019 Flotasi Kelompok
20/20
18