abstrak

2
PENGARUH SUDUT ORIENTASI ANTARA PAHAT DAN BENDA KERJA TERHADAP BATAS STABILITAS CHATTER PADA PROSES BUBUT ARAH PUTARAN SPINDLE COUNTER CLOCKWISE Nama Mahasiswa : Agus Susanto NRP : 2109201008 Dosen Pembimbing : Prof. Dr.-Ing. Suhardjono, MSc. ABSTRAK Chatter merupakan getaran eksitasi diri, dimana amplitudo getaran tidak lagi linier terhadap kenaikan kedalaman potong, melainkan amplitudo naik secara eksponensial pada saat proses pemesinan . Chatter memberikan efek negatip pada akurasi dimensi, kualitas permukaan, mempercepat keausan pahat, bahkan pahat terjadi patah dini, dan menurunkan efisiensi operasi pemotongan. Chatter harus dihindari, diantaranya dengan meningkatkan stabilitas mesin perkakas atau mengetahui batas stabilitas proses pemotongan. Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan alat bantu berupa tool post dan tool positioning, sehingga sudut orientasi antara pahat dan benda kerja dapat divariasikan, yaitu 0˚ hingga 180˚ dengan step 15˚. Proses bubut dilakukan pada arah putaran benda kerja counter clockwise dilihat dari head stock. Benda kerja yang digunakan adalah Mild Steel ST 41 dengan Ø 38.1 mm, panjang bebas pencekaman 150 mm, dan panjang pencekaman 50 mm. Pahat yang digunakan HSS dengan sudut potong utama (κ r ) 45˚. Eksperimen diawali dengan uji eksitasi untuk mengetahui frekuensi pribadi benda kerja dan uji iii

Upload: akbar-thoifin-lee

Post on 08-Nov-2015

217 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

oke

TRANSCRIPT

PENGARUH SUDUT ORIENTASI ANTARA PAHAT DAN BENDA KERJA TERHADAP BATAS STABILITAS CHATTER PADA PROSES BUBUT ARAH PUTARAN SPINDLE COUNTER CLOCKWISENamaMahasiswa: Agus Susanto

NRP

: 2109201008

DosenPembimbing: Prof. Dr.-Ing.Suhardjono, MSc.

ABSTRAK

Chatter merupakan getaran eksitasi diri, dimana amplitudo getaran tidak lagi linier terhadap kenaikan kedalaman potong, melainkan amplitudo naik secara eksponensial pada saat proses pemesinan. Chatter memberikan efek negatip pada akurasi dimensi, kualitas permukaan, mempercepat keausan pahat, bahkan pahat terjadi patah dini, dan menurunkan efisiensi operasi pemotongan. Chatter harus dihindari, diantaranya dengan meningkatkan stabilitas mesin perkakas atau mengetahui batas stabilitas proses pemotongan.

Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan alat bantu berupa tool post dan tool positioning, sehingga sudut orientasi antara pahat dan benda kerja dapat divariasikan, yaitu 0 hingga 180 dengan step 15. Proses bubut dilakukan pada arah putaran benda kerja counter clockwise dilihat dari head stock. Benda kerja yang digunakan adalah Mild Steel ST 41 dengan 38.1 mm, panjang bebas pencekaman 150 mm, dan panjang pencekaman 50 mm. Pahat yang digunakan HSS dengan sudut potong utama (r) 45. Eksperimen diawali dengan uji eksitasi untuk mengetahui frekuensi pribadi benda kerja dan uji pemotongan untuk mengetahui pengaruh kedalaman potong terhadap batas stabilitas chatter.Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perubahan yang signifikan pada stabilitas chatter, frekuensi chatter, dan kedalaman pemotongan setiap sudut orientasi, dimana stabilitas tertinggi terdapat pada sudut orientasi 30o sebesar alimit 4.25 mm dan terendah pada 150o sebesar 0.2 mm jadi terjadi peningkatan stabilitas sebesar 21 kali, serta perubahan sudut orientasi proses bubut dari proses bubut normal (konvensional) menjadi 30o dapat meningkatkan stabilitas pemotongan sebesar 4.25 kali.Kata Kunci: sudut orientasi, proses bubut, counter clockwise, stabilitas chatteriii