absess.docx

Upload: joseph-sanders

Post on 11-Oct-2015

3 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

FK

TRANSCRIPT

Penyebab abses adalah infeksi bakteri. Suatu infeksi bakteri bisa menyebabkan abses melalui beberapa cara :a. Bakteri masuk akibat tusukan jarum yang tidak sterilb. Bakteri menyebar dari suatu infeksi di bagian tubuh yang lain.c. Bakteri yang dalam keadaan normal hidup dalam tubuh manusia dan tidak menimbulkan gangguan.Abses yang terjadi suatu luka ringan, cidera atau sebagai komplikasi dari folikulitis atau bisul terjadi karena benda asing yang di ikuti bakteri Stapilokokus, Esceria coli, mycobakteria dan juga bakteri yang bersifat anaerob (clostridium dan peptostreptokokkus).

3. Patofisiologi Terjadinya abses dikarenakan masuknya bakteri melalui luka atau infeksi di bagian tubuh lain maupun bakteri dalam tubuh yang tidak menimbulkan gangguan, lama kelamaan bagian yang terkena terjadi infeksi. Infeksi ini menyebabkan sebagian sel mati dan hancur sehingga bagian tersebut berongga berisi bakteri, sedangkan sebagian sel darah putih melakukan perlawanan dan akhirnya mati, karena jumlah sel tersebut sedikit. Sel tersebut menjadi pus dan akhirnya terdorong seperti benjolan yang disebut abses lalu terjadi peradangan yang menimbulkan nyeri, membuat tidak nafsu makan. Peradangan tersebut akhirnya pecah terjadi perdarahan sehingga menimbulkan kecemasan. 4. Manifestasi Klinis Manifestasi klinis tergantung kepada lokasi dan pengaruhnya kepada fungsi suatu organ. Manifestasi klinis bisa berupa : nyeri, teraba hangat, pembengkakan, kemerahan, demam dan menggigil, mual, muntah dan pus.5. Pemeriksaan Diagnostik a. Usapan Sitologis: memungkinkan lesi lesi majemuk b. Kerokan dan biakan jamur : konfirmasi segera adanya infeksi.c. Pacth Testing : membuktikan dan menegakkan diagnosa adanya alergi dan menemukan penyebabnya.

6. Penatalaksanaan Beberapa penatalaksanaan yang dilakukan pada abses sebagai berikut a. Pembedahan Untuk mengeluarkan nanah yang ada pada abses. Sebelumnya diberikan obat bius local lalu nanah dibuang, luka dibersihkan dan dikeringkan dan luka ditutup dengan kasa. b. Kompres Hangat Membantu mempercepat penyembuhan serta mengurangi peradangan.c. Pemasangan Drain dan Elizabeth Collar Drain dibuat dengan tujuan mengeluarkan cairan abses yang senantiasa di produksi bakteri. Elizabeth Collar dipasang untuk menjaga agar drain tidak lepas.d. Pemberian antibiotik Pemberian antibiotik digunakan untuk membunuh bakteri streptomycin.2.ETIOLOGI Menurut Siregar (2004) suatu infeksi bakteri bisa menyebabkan abses melalui beberapa cara: 1. Bakteri masuk ke bawah kulit akibat luka yang berasal dari tusukan jarum yang tidak steril2. Bakteri menyebar dari suatu infeksi di bagian tubuh yang lain3. Bakteri yang dalam keadaan normal hidup di dalam tubuh manusia dan tidak menimbulkan gangguan, kadang bisa menyebabkan terbentuknya abses.Peluang terbentuknya suatu abses akan meningkat jika :1. Terdapat kotoran atau benda asing di daerah tempat terjadinya infeksi2. Daerah yang terinfeksi mendapatkan aliran darah yang kurang3. Terdapat gangguan sistem kekebalanBakteri tersering penyebab abses adalah Staphylococus Aureus4.PATOFISIOLOGIJika bakteri masuk ke dalam jaringan yang sehat, maka akan terjadi suatu infeksi. Sebagian sel mati dan hancur, meninggalkan rongga yang berisi jaringan dan sel-sel yang terinfeksi. Sel-sel darah putih yang merupakan pertahanan tubuh dalam melawan infeksi, bergerak kedalam rongga tersebut, dan setelah menelan bakteri, sel darah putih akan mati, sel darah putih yang mati inilah yang membentuk nanah yang mengisi rongga tersebut.Akibat penimbunan nanah ini, maka jaringan di sekitarnya akan terdorong. Jaringan pada akhirnya tumbuh di sekeliling abses dan menjadi dinding pembatas. Abses dalam hal ini merupakan mekanisme tubuh mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut. Jika suatu abses pecah di dalam tubuh, maka infeksi bisa menyebar kedalam tubuh maupun dibawah permukaan kulit, tergantung kepada lokasi abses. (Utama, 2001)

5.MANIFESTASI KLINISAbses bisa terbentuk diseluruh bagian tubuh, termasuk paru-paru, mulut, rektum, dan otot. Abses yang sering ditemukan didalam kulit atau tepat dibawah kulit terutama jika timbul diwajah.Menurut Smeltzer & Bare (2001), gejala dari abses tergantung kepada lokasi dan pengaruhnya terhadap fungsi suatu organ saraf. Gejalanya bisa berupa:a. Nyerib. Nyeri tekanc. Teraba hangatd. Pembengakakane. Kemerahanf. Demam Suatu abses yang terbentuk tepat dibawah kulit biasanya tampak sebagai benjolan. Adapun lokasi abses antar lain ketiak, telinga, dan tungkai bawah. Jika abses akan pecah, maka daerah pusat benjolan akan lebih putih karena kulit diatasnya menipis. Suatu abses di dalam tubuh, sebelum menimbulkan gejala seringkali terlebih tumbuh lebih besar. Abses dalam mungkin lebih menyebarkan infeksi keseluruh tubuh.

6.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIKTemuan yang umum peradangan-panas, kemerahan, bengkak, dan nyeri-mudah mengidentifikasi abses dangkal. Abses di tempat lain mungkin hanya memproduksi gejala umum seperti demam dan ketidaknyamanan. Jika seseorang gejala dan hasil pemeriksaan fisik tidak membantu, dokter mungkin harus resor untuk baterai tes untuk menemukan lokasi abses. Biasanya sesuatu dalam mengarahkan evaluasi awal pencarian. Baru atau penyakit kronis di organ mungkin menunjukkan lokasi abses. Disfungsi organ atau sistem, misalnya kejang atau berubah fungsi usus, dapat memberikan petunjuk. Rasa sakit dan nyeri pada pemeriksaan fisik adalah temuan umum. Kadang-kadang abses yang mendalam akan makan saluran kecil (sinus) ke permukaan dan mulai bocor nanah. Sebuah abses steril hanya dapat menyebabkan benjolan yang menyakitkan jauh di pantat di mana tembakan itu diberikan.7.KOMPLIKASIKomplikasi mayor dari abses adalah penyebaran abses ke jaringan sekitar atau jaringan yang jauh dan kematian jaringan setempat yang ekstensif (gangren). Pada sebagian besar bagian tubuh, abses jarang dapat sembuh dengan sendirinya, sehingga tindakan medis secepatnya diindikasikan ketika terdapat kecurigaan akan adanya abses. Suatu abses dapat menimbulkan konsekuensi yang fatal. Meskipun jarang, apabila abses tersebut mendesak struktur yang vital, misalnya abses leher dalam yang dapat menekan trakea. (Siregar, 2004)

8.PENATALAKSANAAN MEDISSuatu abses harus diamati dengan teliti untuk mengidentifikasi penyebabnya, terutama apabila disebabkan oleh benda asing, karena benda asing tersebut harus diambil. Apabila tidak disebabkan oleh benda asing, biasanya hanya perlu dipotong dan diambil absesnya, bersamaan dengan pemberian obat analgetik dan antibiotik.Drainase abses dengan menggunakan pembedahan diindikasikan apabila abses telah berkembang dari peradangan serosa yang keras menjadi tahap nanah yang lebih lunak. Drain dibuat dengan tujuan mengeluarkan cairan abses yang senantiasa diproduksi bakteri.Apabila menimbulkan risiko tinggi, misalnya pada area-area yang kritis, tindakan pembedahan dapat ditunda atau dikerjakan sebagai tindakan terakhir yang perlu dilakukan. Memberikan kompres hangat dan meninggikan posisi anggota gerak dapat dilakukan untuk membantu penanganan abses kulit.Karena sering kali abses disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus, antibiotik antistafilokokus seperti flucloxacillin atau dicloxacillin sering digunakan. Dengan adanya kemunculan Staphylococcus aureus resisten Methicillin (MRSA) yang didapat melalui komunitas, antibiotik biasa tersebut menjadi tidak efektif. Untuk menangani MRSA yang didapat melalui komunitas, digunakan antibiotik lain: clindamycin, trimethoprim-sulfamethoxazole, dan doxycycline.Adapun hal yang perlu diperhatikan bahwa penanganan hanya dengan menggunakan antibiotik tanpa drainase pembedahan jarang merupakan tindakan yang efektif. Hal tersebut terjadi karena antibiotik sering tidak mampu masuk ke dalam abses, selain itu antibiotik tersebut seringkali tidak dapat bekerja dalam pH yang rendah