abses anorektal

Upload: gede-juanamasta

Post on 31-Oct-2015

204 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

askep abses anorektal

TRANSCRIPT

KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan Puja dan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena berkat rahmat dan tuntunan-Nyalah makalah ini dapat kami selesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.

Makalah yang mengangkat masalah abses anorektal ini disusun sebagai tugas semester 2 (dua) mata kuliah Pencernaan. Makalah ini diupayakan dapat memberikan pengetahuan maupun wawasan dalam upaya meningkatkan kualitas SDM.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembina dan seluruh pihak yang ikut serta dalam pembuatan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh tidak sempurna baik dari isi maupun bentuk. Hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan kami, karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dalam kesempurnaannya sangat diharapkan.

Akhirnya, harapan kami agar makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Denpasar, Mei 2009

i

DAFTAR ISI

Kata Pengantar................i

Daftar isi.................

ii

BAB I. Pendahuluan...................iiiA. Latar Belakang.................

iiiB. Rumusan Masalah................

iiiC. Tujuan..........................................................................................

iiiBAB II. Pembahasan..................

1

a. Pengertian abses anorektal..............................................................1

b. Penyebab abses anorektal.................................................................1

c. Patofisiologi abses anorektal............................................................1

d. Gejala abses anorektal......................................................................1

e. Manifestasi klinis...............................................................................1f. Diagnosis............................................................................................2g. Pemeriksaan Diagnostik................................................................2h. Penatalaksanaan...............................................................................3

i. Asuhan keperawatan.........................................................................3

BAB III. Penutup.......................................................11

Kesimpulan....................................................................11

Daftar Pustaka................12ii

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANGAbses anorektal merupakan suatu penyakit kronik yang disebabkan oleh bakteri yang masuk kedalam anus dimana kurangnya personal hyigene yang menyebabkan bakteri mudah masuk kedalam tubuh (anus) sehingga menyebabkan pembengkakan pada areal rektum. Dimana kulit bisa membengkak, merah, lembut dan sangat nyeri.Abses yang terletak lebih tinggi di rektum, bisa saja tidak menyebabkan gejala, namun bisa menyebabkan demam dan nyeri di perut bagian bawah.

RUMUSAN MASALAHDari latar belakang yang telah disampaikan, maka rumusan masalah yang didapat adalah:

1. Apa itu penyakit abses anorektal?

2. Apa penyebab dari abses anorektal?3. Bagaimana patofisiologi dari abses anorektal?

4. Bagaimana pemeriksaan diagnostik abses anorektal?

5. Bagaimana penatalaksanaan abses anorektal?

6. Bagaimana asuhan keperawatan abses anorektal?

TUJUAN

1. Mengetahui tentang penyakit abses anorektal

2. Mengetahui tentang penyebaba abses anorektal

3. Mengetahui patofisiologi abses anorektal

4. Mengetahui pemeriksaan diagnostik abses anorektal

5. Mengetahui penatalaksanaan abses anorektal

6. Mengetahui asuhan keperawatan abses anorektaliiiASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ABSES ANOREKTAL

OLEH KELOMPOK V:

7. A.A DEWI WULNDARI

(08.321.0220/A2-D)

8. AYU CANDRA SARI GANGGA(08.321.0222/A2-D)9. NI MD RUSTIANINGSIH

(08.321.0253/A2-D)10. NI KD YULIA DEWI

(08.321.0242/A2-D)11. NI LUH PT MARIYANTI

(08.321.0247/A2-D)12. NI LUH PT SURYA DIGO P.

(08.321.0248/A2-D)13. NI MD DIVI SRI SUFRABAWATI(08.321.0249/A2-D)14. NI PUTU LILIK SUARIYANI

(08.321.0258/A2-D)PROGRAM S-1 KEPERAWATAN

STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI

DENPASAR2008/2009BAB I

PEMBAHASAN

A. DEFINISIAbses Anorektal merupakan suatu pengumpulan nanah yang disebabkan masuknya bakteri ke ruangan di sekitar anus dan rektum.

B. PENYEBABMasuknya bakteri ke daerah sekitar anus dan rektum.C. PATOFISIOLOGI

Abses anorektal merupakan suatu penyakit kronik yang disebabkan oleh bakteri yang masuk kedalam anus dimana kurangnya personal hyigene yang menyebabkan bakteri mudah masuk kedalam tubuh (anus) sehingga menyebabkan pembengkakan pada areal rektum.

D. GEJALAAbses di bawah kulit bisa membengkak, merah, lembut dan sangat nyeri.Abses yang terletak lebih tinggi di rektum, bisa saja tidak menyebabkan gejala, namun bisa menyebabkan demam dan nyeri di perut bagian bawah.

E. Manifestasi KlinikGejala tergantung pada kekhususan defek. Pus atau feses dapat bocor secara konstan dari lubang kutaneus. Gejala ini mungkin pasase flatus atau feses dari vagina atau kandung kemih,tergantung pada saluran fistula. Fistula yang tidak teratasi dapat menyebabkan infeksi sistemik disertai gejala yang berhubungan.1F. DiagnosisDiagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan di daerah anus, dimana ditemukan satu atau lebih pembukaan abses atau teraba adanya fistula di bawah permukaan. Sebuah alat penguji bisa dimasukan untuk menentukan kedalaman dan arahnya. Ujung dalamnya bisa ditentukan lokasinya dengan meraba dengan tangn yang dimasukkan ke dalam anus dan akan terasa pembengkakan lembutG. Pemeriksaan DiagnostikGlukosa darah: Meningkat 100-200 mg/dl atau lebihAsam plasma ( keton ): Positif secara mencolokAsam lemak bebas: Kadar lipid dan kolesterol meningkat.Osmolalitas serum: Meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 mOsm/lElektrolit- Natrium : Mungkin normal, meningkat/ menurun- Kalium : Normal/peningkatan semu ( perpindahan seluler ), selanjutnya akan menurun- Fosfor : Lebih sering menurunHemoglobin glikosilat : Kadar meningkat 2-4 kali lipid dari normal yang mencerminan kontrol DM yang kurang selama 4 bulan terakhir.Gula darah arteri : Biasanya menunjukan pH rendah dan penurunan pada HCO3 ( asidosis metabolik ) dengan kompensasi Alkalosis Respiratorik.Trombosis darah : Ht mungkin menigkat ( dehidrasi ), leukositosis, hemokonsentrasi, merupakan respon terhadap stress/infeksi.Ureum / kreatinin : Mungkin meningkat/normal ( dehidrasi/penurunan fungsi ginjal ).Amilase darah : Mungkin meningkat yang mengindikasikan adanya pankreatitis akut sebagai penyebab dari KAD.3H. PenatalaksanaanPembedahan selalu dianjurkan karena beberapa fistula sembuh secara spontan. Fistulektomi (eksisi saluran fistula) adalah prosedur yang dianjurkan. Usus bawah dievakuasi secara seksama dengan enema yang diprogramkan.

Selama pembedahan, saluran sinus diidentifikasi dengan memasang alat ke dalamnya atau dengan menginjeksi saluran dengan larutan biru metilen. Abses anorektal didiseksi ke luar atau dibiarkan terbuka, dan insisi lubang rektalnya mengarah keluar. Luka diberi tampon dengan kasa.I. Komplikasi1. Infeksi

2. Gangguan dalam defekasi

3. Ruptur/ perforasi organ yang terkait

J. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Abses Anorektal1. Pengkajiana. Sirkulasi

Tanda : Peningkatan TD (efek pembesaran ginjal)b. Eliminasi

Gejala : Penurunan kekuatan /dorongan aliran urin, tetesan Tanda : Feses keluar melalui fistula4c. Makanan/cairanGejala : Anoreksia; mual dan muntahTanda : Penurunan Berat Badand. Nyeri/kenyamananGejala : Nyeri suprapubik, daerah fistula dan nyeri punggung bawahe. KeamananGejala : Demamf. Penyuluhan/pembelajaranGejala : Rencana pembedahanRencana Pemulangan :Memerlukan bantuan dengan manajemen terapiK. Diagnosa Keperawatana. Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa, proses inflamasib. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh, proses pembedahanc. Gangguan konsep diri berhubungan dengan perubahan pola defekasi.d. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi, kesalahan interpretasi.5L. Diagnosa yang timbul dalam Asuhan Keperawatana. Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa, proses inflamasiTujuan : Nyeri berkurang atau hilangIntervensiRasional

1. Dorong pasien untuk melaporkan nyeri.2. Kaji laporan kram abdomen atau nyeri, catat lokasi, lamanya, intensitas.3. Catat petunjuk non-verbal, mis.gelisah, menolak untuk bergerak, berhati-hati dengan abdomen.4. Kaji ulang faktor-faktor yang meningkatkan/ menghilangkan nyeri5. Bersihkan area rektal dengan sabun ringan dan air/lap setelah defekasi dan berikan perawatan kulit.6. Observasi/ catat distensi abdomen, peningkatan suhu, penurunan TD 1. Mencoba untuk mentoleransi nyeri tanpa analgesik.2. Nyeri sebelum defekasi sering terjadi pada KU dengan tiba-tiba, dimana dapat berat dan terus-menerus.3. Dapat digunakan pada hubungan petunjuk verbal untuk mengidentifikasi luas/ beratnya masalah4. Dapat menunjukkan dengan tepat pencetus atau faktor pemberat5. Melindungi kulit dari asam usus, mencegah ekskoriasi.6. Dapat menunjukkan terjadinya obstruksi usus karena inflamasi, edema, dan jaringan parut.

6b. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh, proses pembedahanTujuan : Klien bebas dari tanda-tanda infeksiIntervensiRasional

1. Pantau tanda-tanda vital, perhatikan peningkatan suhu.2. Obeservasi penyatuan luka, adanya inflamasi3. Observasi terhadap tanda/ gejala peritonitis, mis, demam, peningkatan nyeri, distensi abdomen.5. Pertahankan perawatan luka aspetik. Pertahankan balutan kering.6. Berikan obat antibiotik sesuai indikasi.1. Suhu malam hari memuncak yang kembali ke normal pada pagi hari adalah karakteristik infeksi.2. Perkembangan infeksi dapat memperlambat pemulihan3. Meskipun persiapan usus dilakukan sebelum pembedahan, peritonitis dapat terjadi bila usus terganggu, mis, ruptur praoperasi, kebocoran anastomosis.5. melindungi pasien dari kontaminasi silang selama penggantian balutan. Balutan basah bertindak sebagai retrograd, menyerap kontaminan eksternal.6. Diberikan secara profilaktik dan untuk mengatasi infeksi.

7c. Gangguan konsep diri berhubungan dengan perubahan pola defekasi.Tujuan : Terjadi peningkatan rasa harga diriIntervensiRasional

1. Kaji respon dan reaksi pasien dan keluarga terhadap penyakit dan penanganannya2. Kaji hubungan antara pasien dengan anggota keluarga3. Kaji pola koping pasien dan anggota keluarga4. Ciptakan diskusi terbuka tentang perubahan yang terjadi akibat penyakit dan penanganannya.1. Menyediakan data tentang masalah pada pasien dan keluarga dalam menghadapi perubahan dalam hidup2. Mengindentifikasi penguatan dan dukungan terhadap pasien.3. Pola koping yang efektif diasa lalu mungkin potensial destruktif ketika memandang pembatasan yang ditetapkan.4. Pasien dapat mengindentifikasi masalah dan langkah-langkah yang diperlukan untuk menghadapinya.

d. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi, kesalahan interpretasi.Tujuan : Klien/ keluarga menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan pengobatan.8IntervensiRasional

1. Tentukan persepsi pasien/ keluarga tentang proses penyakit.2. Kaji ulang proses penyakit, penyebab/ efek hubungan faktor yang menimbulkan faktor pendukung.3. Kaji ulang obat, tujuan, frekuensi, dosis, dan kemungkinan efek samping.4. Tekankan pentingnya perawatan kulit, mis, teknik cuci tangan dengan baik dan perawatan perineal yang baik.5. Penuhi kebutuhan evaluasi jangka panjang dan evaluasi periodik.1. Membuat pengetahuan dasar dan memberikan kebutuhan belajar individu.2. Pengetahuan dasar yang akurat memberikan kesempatan pasien untuk membuat keputusan informasi/pilihan tentang masa depan dan kontrol penyakit.3. Meningkatkan pemahaman dan dapat meningkatkan kerjasama dalam program.4. menurunkan penyebaran bakteri dan resiko iritasi kulit/kerusakan, infeksi.5. Pasien dengan inflamasi beresiko untuk kanker dan evaluasi diagnostik teratur dapat diperlukan.

9M .Rencana Asuhan Keperawatan

NODX KEPERAWATANTUJUANRENCANA TINDAKAN

1

2

3

4Nyeri b.d iritasi mukosa, proses inflamasi

Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh, proses pembedahan

Gangguan konsep diri berhubungan dengan perubahan pola defekasi

Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi, kesalahan interpretasi.

Setelah dilakukan tindakan askep selama 4 hari, klien akan:

- menunjukkann nyeri hilang/ terkontrol

- klien terlihat relaks

- mengikuti program terapi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4 hari klien akan:-luka tidak membengkak

- pasien bisa berbaring untuk mengatur posisi secara mandiri

- melaksanakan aktifitas perawatan diri secara benar dan mandiri

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4 hari, klien akan:

- bisa melakukan defekasi tanpa ada rasa nyeri

- tindakan defekasi dilakukan tanpa ada bantuan obat yang melakukan pencahar

- dalam melakukan defekasi feses yang keluar tidak ada darah

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4 hari, klien akan:

-menunjukkan pemahaman tentang kondisi/ prognososis dan perawatan- mengembangkan rencana untuk keperawatan diri termasuk gaya hidup yang konsisten dengan mobilitas dan atau pembatasan aktifitas

-kaji keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas nyeri, catat tanda-tanda nyeri-tinggikan tempat tidur agar dapat mengurangi nyeri

- dorong pasien untuk mengubah posisi agar tidak terjadi dikubitus

- kompres dengan air hangat dan bersihkan dengan benar agar luka tidak kotor yang bisa menyebabkan infeksi

- beri posisi yang tidak menekan luka dan posisi diatur secara berkala- gunakan cairan NaCl untuk pembersihan luka

-beri air putih agar dapat memeperlancar proses defekasi

- beritahu pasien dalam proses defekasi tidak mengedan terlalu keras-tinjau proses penyakit, prognosis dan harapan masa depan

-diskusikan kebiasaan klien dalam melaksanakan proses sakit melalui diet, obat-obatan-berikan KIE agar tindakan mandiri pasien dapat dilakukan dan keluarga pasien tidak bingung dalam melakukan tindakan yang dilakukan dan yang diberitahu oleh keluarga pasien

11BAB IIIPENUTUP

Kesimpulan

Abses Anorektal merupakan suatu pengumpulan nanah yang disebabkan masuknya bakteri ke ruangan di sekitar anus dan rektum.dimana kulit bisa membengkak, merah, lembut dan sangat nyeri.Abses yang terletak lebih tinggi di rektum, bisa saja tidak menyebabkan gejala, namun bisa menyebabkan demam.

Sebuah alat penguji bisa dimasukan untuk menentukan kedalaman dan arahnya. Ujung dalamnya bisa ditentukan lokasinya dengan meraba dengan tangan yang dimasukkan ke dalam anus dan akan terasa pembengkakan lembut.

12

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Doengoes Marilynn E, dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Ed.3. EGC. Jakarta.Mansjoer Arief, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Ed 3. Penerbit Media Aesculapuis FKUI. Jakarta.Smeltzer Suzanne. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Ed 8. EGC. Jakarta.www.medicastore.com.13