abdul hamid analisa implementasi metode high performance tuning pada mesin sepeda motor tipe yamaha...

Upload: dick-bule

Post on 02-Mar-2016

94 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

  • ANALISA IMPLEMENTASI METODE HIGH PERFORMANCE TUNING

    PADA MESIN SEPEDA MOTOR TIPE YAMAHA 5TP 4-TAK 180 cc

    1.Abdul Hamid, 2.M.Hasudungan EMS

    Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik

    Universitas Mercu Buana

    ABSTRAK

    Proses modifikasi untuk meningkatkan performa mesin, diantaranya peningkatan daya, torsi

    dan power band pada mesin motor bakar 4-tak untukk eperluan harian maupun kompetisi. Proses

    modifikasi yang dimaksud adalah dengan metode High Performance Tuning. Metode ini berkaitan

    dengan peningkatan efesiensi volumetrik, efisiensisiklus, efektifitas proses ekspansi, peningkatan

    rentang RPM yang lebih maksimal, penerapan camshaft yang lebih agresif, systemexhaust yang

    mendukung peningkatan performa, system suplai campuran bahan bakar ideal. Selanjutnya

    beberapaaspekdiatas serta beberapa komponen dan sistem yang berkaitan dengan metode ini harus

    saling mendukung pada level yang sama agar menciptakan kinerja seluruh sistem yang selaras.

    Dimana penentuan level keselarasan seluruh system itu ditentukan oleh karakter performa mesin

    yang dibutuhkan atau diinginkan, setelah lebih dahulu menyadari kompromisasi dari setingan power

    band pad arentang RPM tertentu.

    Langkah-langkah pada metode yang dimaksud akan diterapkan semaksimal mungkin pada

    sebuah mesin sepeda motor tipe Yamaha 5TP yang diberikan peningkatan volume selinder menjadi

    180 cc (Bore Up), yang akan digunakan pada kompetisi DragBike. Lalu mesin tersebut akan diuji

    Dynotest agar dapat diketahui besar peningkatan performa yang meliputidaya, torsi, rentang RPM

    maksimum, puncak daya dan torsi maksimum pada RPM tertentu dan menganalisa konsumsi bahan

    bakarnya.

    Dengan penerapan metode High Performance Tuning yang bermaksud untuk memindahkan

    powerband mesin ke tingkat RPM mesin yang lebih tinggi agar memberikan output power yang

    maksimal, terbukti bahwa dengan uji coba yang dilakuan oleh penulis pada mesin sepeda motor

    Yamah Jupiter Z tipe mesin 5TP pada awalnya powerband berada pada 5000-8000 rpm, meningkat

    menjadi 9000-12500 rpm.

    Kata kunci : Performa mesin sepeda motor Yamaha Jupiter Z yang sudah dimodifikasi pada

    sistem sirkulasi fluida bakarnya, dengan metode High Performance Tuning.

  • 2

    1) PENDAHULUAN

    Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan

    suatu hal yang akan terus berkembang sesuai

    dengan kebutuhan dan kemampuan manusia

    untuk beradaptasi dengan masa dan

    tuntutannya. Ide, mimpi dan berbagai

    penemuan menjadi sumber inspirasi untuk

    meningkatkan mutu kehidupan masing-

    masing individu dan profesinya.

    Pada kesempatan ini penulis mencoba untuk

    memberikan informasi dan arahan mengenai

    salah satu teknik peningkatan performa suatu

    mesin motor bakar tipe 4 langkah (4-tak)

    yang diterapkan pada ajang kompetisi sepeda

    motor roda dua kelas dragbike. Penyampaian

    suatu teknik peningkatan performa pada

    mesin 4 langkah ini juga dapat memberikan

    manfaat untuk pengembangan teknologi pada

    mesin kendaraan yang dipakai secara masal

    untuk berbagai kebutuhan operasional di

    zaman sekarang ini.

    Seringkali istilah Torsi diartikan dengan salah

    untuk mendeskripsikan kekuatan mesin di

    RPM Rendah. Dalam kenyataannya,

    Daya(horsepower) adalah satu-satunya yang

    berperan penting, karena torsi hanyalah

    pengukuran statis dalam menilai kekuatan

    lenting. Dalam sebuah kompetisi balap

    sepeda motor, tujuan utamanya adalah

    menciptakan sebuah mesin sepeda motor

    yang mampu menghadirkan kekuatan

    pergerakan linier akselerasi dari 6.000 RPM

    ke puncak RPM limiter. Kunci untuk

    mencapai tujuan itu tertanam pada

    pemahaman cara kerja mesin menciptakan

    tenaga.

    Ketika torsi (Kekuatan Statis)

    dikombinasikan oleh putaran kruk as dalam

    satuan waktu -RPM-, hasilnya adalah

    Horsepower (Kinerja/Akselerasi). Dari tiga

    faktor perhitungan, satu-satunya konstanta

    pasti adalah RPM. Dengan kata lain, RPM

    akan selalu meningkat dalam sebuah progresi

    numeric sempurna, sehingga jika mesin dapat

    di setup untuk menciptakan keluaran torsi

    konstan melalui rentang RPM yang lebar,

    Horsepower akan secara otomatis mengalikan

    progresi linier sempurna yang sama dengan

    RPM.

    Sebuah kekuatan torsi yang relatif rata pada

    setiap rentang RPM adalah poin penting dari

    tantangan mendisain mesin high-

    performance. Karena umumnya ketika mesin

    sudah di seting ulang untuk menciptakan

    lebih banyak torsi di rentang RPM tertentu,

    akan terjadi kehilangan torsi di rentang RPM

    lainnya akibat dari karakter/disain setup

    komponen mesin yang mendukung

    maksimalisasi persentase efesiensi

    volumetrik pada rentang RPM tertentu, maka

    harus dicermati adanya kompromisasi setup

    mesin yang cenderung menghasilkan output

    torsi maksimal pada rentang RPM tertentu.

    Dimana apabila mesin didisain agar

    menghasilkan efesiensi volumetrik dan torsi

    maksimum pada tingkat RPM yang tinggi

    maka mesin akan memberikan output daya

    (horsepower) yang lebih besar.

    2) LANDASAN TEORI

    2.1. Prinsip Dasar Mesin Motor Bakar 4

    Langkah

    Secara umum pemahaman mesin 4 tak (4

    langkah) adalah sebuah kesatuan banyak

    komponen dan sistem yang membentuk

    kinerja dimana dalam menghasilkan sebuah

    tenaga konversi kalor menjadi kinetik

    dibutuhkan 4 siklus kerja berdasarkan rotasi

    kruk as dan translasi torak/piston. 4 langkah

    gerak bolak-balik (reciprocal) piston itu

    adalah : langkah hisap, langkah kompresi,

    langkah usaha (power), langkah buang.

    Setiap langkah piston dari TMA (titik mati

    atas) ke TMB (titik mati bawah) dan

    sebaliknya membutuhkan durasi kinerja kruk

  • 3

    as sejauh 180 derajat, oleh karenanya satu

    siklus utuh mesin 4 langkah membutuhkan

    720 derajat durasi kruk as, sama dengan 360

    derajat durasi camshaft, atau 2 kali putaran

    kruk as = 1 kali putaran camshaft.

    Pemahaman dasar tentang cara kerja mesin 4

    langkah sangat penting sebelum kita

    mengembangkan tenaga lebih dari

    standarnya.

    Grafik 2.1. Ilustrasi Siklus Mesin 4

    Langkah Dengan

    Spesifikasi Standar

    (Penggunaan Harian).

    Gambar 2.1.

    Ilustrasi 4 langkah mesin motor bakar

    4-tak.

    *(Sumber : Buku FOUR STROKE

    PERFORMANCE TUNING. (A.Graham

    Bell))

    1. Proses hisap. Piston bergerak dari

    TMA ke TMB, valve inlet terbuka,

    campuran udara/bahan-bakar terhisap

    masuk oleh piston.

    2. Proses kompresi. Piston bergerak dari

    TMB ke TMA, kedua valve tertutup,

    campuran udara/bahan-bakar

    dipadatkan menuju kubah ruang bakar

    (combustion chamber) oleh piston.

    3. Proses usaha. Busi menyala

    meledakkan campuran udara/bahan-

    bakar hingga terjadi ekspansi gas bakar

    dan mendorong piston bergerak dari

    TMA ke TMB.

    4. Proses buang. Valve buang terbuka,

    piston bergerak dari TMB ke TMA

    membantu proses aliran gas sisa

    pembakaran keluar dari selinder.

    2.2. Definisi Metode High Performance

    Tuning

    Hasil daya pada mesin motor bakar bolak-

    balik (reciprocal), dihasilkan dari perkalian

    besaran torsi dan besaran RPM. Maka

    semangkin besar torsi yang didapat pada

    setiap langkah usaha dikalikan dengan

    tingginya RPM yang dapat dicapai akan

    menghasilkan besaran nilai daya yang selaras,

    teori ini menjadi landasan metode high

    performance tuning.

    Definisi metode High Performance Tuning

    adalah suatu metode untuk merencanakan

    disain pada mesin motor bakar 4-langkah

    agar menghasilkan daya semaksimal

    mungkin untuk penggunaan secara

    maksimal, dengan cara meningkatkan

    jumlah RPM dan menerapkan

    perhitungan disain yang sesuai, agar

    besaran keluaran torsi tetap optimal pada

    RPM tinggi, tanpa menggunakan

    turbocharger ataupun supercharger.

  • 4

    Catatan 2.1.:

    Definisi metode High Performance Tuning

    adalah suatu kesimpulan dan rangkuman

    yang penulis peroleh dari buku karya

    A.Graham Bell berjudul FOUR

    STROKE PERFORMANCE TUNING,

    Third Edition. London, penerbit : Haynes

    Publishing. 2006.

    Sehingga dapat diringkaskan bahwa metode

    High Performance Tuning adalah

    menentukan disain dan memanage

    (managing) suatu mesin, agar memberikan

    nilai efisiensi dan efektifitas terbaik dari

    seluruh sistem pada mesin, terutama pada

    sistem sirkulasi fluida bakar, untuk

    difokuskan pada rentang RPM tinggi

    potensial atau RPM maksimum. Dengan

    mengesampingkan raihan daya mesin pada

    rentang RPM rendah.

    Komponen mesin yang berpotensi menjadi

    tujuan utama dalam penerapan metode High

    Performance Tuning :

    1. Camshaft

    2. Spring Valve

    3. Valve

    4. Inlet Port dan Exhaust Port

    5. Ignition Management System

    6. Exhaust System

    7. Volume Ruang Bakar

    8. Karburasi

    Seluruh metode peningkatan daya pada mesin

    motor bakar 4 langkah baik itu turbocharger,

    supercharger dan (NA(Naturally Aspirated)

    sebagai dasar dari metode high

    performance tuning) memiliki kesamaan,

    yang pada prinsipnya adalah bagaimana

    sebuah mesin dengan kapasitas yang

    terbatas dapat memproses sebanyak

    mungkin campuran gas bakar yang dapat

    dihisap dan kemudian dikonversikan

    secara efektif menjadi energi kinetik dan

    menghasilkan daya maksimal (Sumber :

    www.howstuffworks.com). Secara garis

    besarnya pada metode high performance

    tuning prinsip diatas diwujudkan dengan

    cara meningkatkan jumlah putaran mesin

    (RPM), semangkin tinggi RPM yang dapat

    dicapai oleh suatu mesin motor bakar 4

    langkah, maka akan semangkin tinggi pula

    hasil daya yang dapat diraih. Dan tantangan

    utama dalam mewujudkan metode ini adalah

    agar tetap menjaga optimalisasi besaran torsi

    yang dihasilkan pada rpm rentang tinggi.

    *(Sumber : http://www.ajdesigner.com)

    Grafik 2.2.

    Ilustrasi Performa Mesin Sepeda Motor

    110cc spesifikasi standar (penggunaan

    harian).

    Grafik 2.3.

  • 5

    Ilustrasi Performa Mesin Sepeda

    Motor 110cc dengan metode High

    Performance Tuning.

    Metode ini memfokuskan suatu mesin

    untuk memberikan rentang torsi

    maksimum pada RPM tinggi, dimana untuk

    mendapatkan torsi maksimum adalah dengan

    meningkatkan efisiensi volumetrik (VE) pada

    tingkat RPM yang sama. Perlu diketahui

    bahwa apabila suatu mesin didisain untuk

    menghasilkan torsi maksimum pada

    rentang RPM rendah maka akan terjadi

    penurunan torsi pada RPM tinggi, akibat

    dari disain sistem kerja mesin yang tidak

    mendukung nilai efisiensi volumetrik pada

    RPM tinggi, hal ini juga berlaku

    sebaliknya.

    Kebanyakan mesin kendaraan pada

    penggunaan harian, rata-rata memiliki VE

    maksimum sebesar 90 97% dan tak lebih

    dari 100% dikarenakan penerapan disain port,

    valve dan camshaft diterapkan untuk

    mendukung pencapaian torsi maksimal pada

    rentang RPM pertengahan, yang

    mangakibatkan upaya mesin saat melakukan

    langkah hisap sangat mengandalkan gerak

    turun piston dari TMA ke TMB. Pada mesin

    yang didisain dengan metode high

    performance tuning, nilai VE maksimumnya

    dapat mencapai 120% dikarenakan usaha

    mesin saat melakukan langkah hisap tidak

    hanya mengandalkan pergerakan piston dari

    TMA ke TMB, tetapi juga dibantu

    momentum aliran gas yang terus terjaga

    akibat dari tingginya frekuensi langkah hisap,

    bantuan terbesar diberikan oleh sistem

    exhaust, pada metode high performance

    tuning yang mengizinkan mesin untuk

    memulai penghisapan campuran gas sebelum

    berakhirnya langkah buang akibat dari

    momentum gas buang yang masih memiliki

    tekanan agar dimanfaatkan untuk menarik

    campuran gas baru.

    Diagram 2.1. Ilustrasi Mesin

    Performa Tinggi.

    2.3. Kecepatan Gas Pada Inlet Port (Inlet

    Gas Speed)

    Mesin motor bakar 4-tak yang digunakan

    sehari-hari biasanya sengaja didisain agar

    memberikan keluaran torsi maksimum pada

    rentang RPM pertengahan (Mid RPM), hal ini

    diberlakukan agar kendaraan dapat

    dikendalikan dengan nyaman dan sesuai

    fungsi, dimana dalam penggunaan sehari-hari

    sangat jarang konsumen menggunakan

    performa mesin secara maksimal. Hal ini

    mewajibkan penerapan disain port serta

    bagian-bagian komponen pada head cylinder

    yang sesuai untuk mendukung sirkulasi

    fluida/aliran gas yang ideal, agar

    maksimalisasi persentase VE tetap terjaga

    pada rentang RPM menengah yang kemudian

    akan menghasilkan besaran torsi maksimal

    pada rentang RPM yang sama.

    Ada beberapa standarisasi dalam menentukan

    disain port untuk mendapatkan aliran gas

    yang ideal saat memasuki selinder, setelah

    menentukan nilai aliran gas yang ideal,

  • 6

    dimana aliran gas (flow rate) ini didapat dari

    hasil perkalian antara kecepatan gas(GS) dan

    luas area inlet port. Satu cara untuk

    mendapatkan ukuran inlet port yang sesuai

    adalah dengan menjaga nilai kecepatan gas

    masuk (GS), gas speed harus terjaga pada

    angka 60 sampai 100 m/s. Hal ini penting

    sebagai standarisasi dalam penentuan disain

    inlet port. Kecepatan gas yang ideal akan

    membantu mesin untuk mendapatkan nilai

    VE yang baik, karena efek dari momentum

    aliran gas saat memasuki selinder yang

    diberikan dari kecepatan gas ideal. Kecepatan

    gas dibawah 60 m/s akan memberikan nilai

    VE yang buruk akibat dari kurangnya

    momentum aliran gas, dan kecepatan gas

    diatas 100 m/s akan memberikan efek buruk

    terhadap homogenisasi campuran bahan

    bakar dan udara.

    Dengan rumus dibawah ini dapat menentukan

    besaran diameter Inlet Port dengan tetap

    menjaga kecepatan gas ideal pada RPM yang

    diinginkan sebagai puncak torsi pada suatu

    mesin.

    Rpm =

    IPa =

    Keterangan:

    GS =Gas Speed(Feet/Second)

    K =Konstanta 5.900 untuk dua valve

    dan 5.400 untuk empat valve

    IPa =Inlet Port area

    CV =Volume Selinder (cc)

    *(Sumber : Buku FOUR STROKE

    PERFORMANCE TUNING. (A.Graham

    Bell))

    Grafik 2.5.

    Ilustrasi Kecepatan Gas (GS) Saat Langkah Hisap

    Untuk Mesin Dengan Torsi Puncak Pada 5000rpm.

    Grafik 2.6.

    Ilustrasi Kecepatan Gas (GS) Saat Langkah Hisap

    Untuk Mesin Dengan Torsi Puncak Pada 9000rpm.

    Tabel 2.5. Data Ukuran Valve.

    *(Sumber : Buku FOUR STROKE

    PERFORMANCE TUNING. (A.Graham

    Bell))

    HighPerformance Valve Diameter

    Untuk mesin dengan 2 valve per selinder

  • 7

    Tabel 2.6. Data Ukuran Valve

    untuk mesin dengan 4

    valve.

    *(Sumber : Buku FOUR STROKE

    PERFORMANCE TUNING. (A.Graham

    Bell))

    Untuk mesin dengan 4 valve per selinder

    3) DATA MESIN YANG DIANALISA

    Metode High Performance Tuning yang

    sudah dijabarkan pada BAB II, akan

    diterapkan pada mesin sepeda motor jenis

    bebek Yamaha Jupiter Z, dengan tipe mesin

    5TP 4-tak 110 cc. Data dan spesifikasi

    standar pabrikan akan diterangkan pada

    subbab dibawah. Data mengenai modifikasi

    pada mesin yang sama setelah diberikan

    penerapan metode High Performance Tuning

    juga akan diterangkan pada subbab

    selanjutnya.

    Metode penilitian yang akan dilakukan pada

    mesin, secara nyata meliputi dua jenis

    penelitian, yaitu penelitian unjuk kerja mesin

    yang terdiri dari dua jenis pengujian (testing),

    yaitu :

    1. UjiDynotest

    2. Uji konsumsi bahan bakar pada

    RPM konstan.

    3.1. Data dan Spesifikasi Mesin Sepeda

    Motor Yamaha Jupiter Z Tipe

    Mesin 5TP 4-tak 110 cc Standar

    Pabrikan

    Gambar 3.1. Brosur Spesifikasi

    Sepeda Motor Yamaha

    Jupiter Z.

    *(Sumber : Dealer Sepeda Motor

    Yamaha)

    3.1.1. Data Umum

    1. Tipe Mesin : SOHC 2 valve/selinder

    2. Diameter Piston (D) : 51 mm

    3. Langkah Piston (H) : 54 mm

    4. Volume Selinder : x x H

    = x x 5,4 = 110,312 cc

    5. Rasio Kompresi : 9,3 : 1

    6. Berat Kosong Kendaraan : 98 kg

    7. Diameter Karburator : 17 mm

  • 8

    8. Batasan Putaran Mesin : 9500 RPM

    (Batasan Putaran Mesin (Engine

    Limiter) dikontrol oleh sistem CDI

    yang memutus pengapian saat mesin

    berputar lebih dari 9500 RPM)

    Gambar 3.2. Sepeda Motor Yamaha

    Jupiter Z.

    Gambar 3.3. Selinder Sepeda Motor

    Yamaha Jupiter Z.

    3.1.2. Data Performa

    Pabrikan Yamaha mengklaim bahwa mesin

    sepeda motor yang disebutkan diatas, dalam

    kondisi sangat baik dan baru, memiliki

    performa sebagai berikut :

    1. Torsi Maksimum :

    0,92 Kgf.m pada 5000 rpm=

    6,654lbf-ft

    2. Daya Maksimum : 8,8 HP pada 8000

    rpm

    3.1.2.1. Data Dynotest

    Sedangkan pengujian Dynotes terhadap mesin

    kendaraan yang sama dalam kondisi baik dan

    layak pakai, menunjukan sedikit perbedaan :

    1. Yamaha Jupiter Z 2007 :

    - Kondisi Standar

    - Belum Pernah Overhoul

    2. Tanggal Pengujian : 05-08-2011

    3. Umur pakai kendaraan : 4 Tahun

    Grafik 3.1.

    Grafik Uji Dynotest Pada Sepeda Motor

    Yamaha Jupiter Z 5TP 4-tak Standar.

    *(Sumber : www.magicgoldring.com)

    Tabel 3.1.

    Data Uji Dynotest Pada Sepeda Motor

    Yamaha Jupiter Z 5TP 4-tak Standar.

    Tabel 3.2.

    Perbandingan Torsi dan Daya

    darihasilpengujianDynotestPada

    Sepeda Motor Yamaha Jupiter Z 5TP

    4-tak Standar.

  • 9

    Perbedaan data performa yang terjadi antara

    data dari pabrikan dan data dari hasil

    pengujian dynotest pada grafik diatas, sangat

    mungkin terjadi karena beberapa faktor,

    contoh :

    1. Perbedaan jenis dan metode Dynamometer

    2. Perbedaan kondisi udara, lingkungan dan

    kualitas BBM

    3.1.3. Data Head Cylinder

    A. Port dan Valve

    1. Diameter Inlet port : 18,5

    mm

    2. Diameter Inlet valve : 23 mm

    3. Diameter Exhaust port : 20

    mm

    4. Diameter Exhaust valve : 20

    mm

    5. Kecepatan Gas (GS) pada inlet port :

    GS = 68,3 m/s pada 5000 rpm

    = 224 ft/s pada 5000 rpm

    *)Perhitungan kecepatan gas (GS) pada

    inlet port sepeda motor Yamaha Jupiter Z

    5TP 4-tak dapat dilihat pada (contoh soal

    2.1).

    Gambar 3.4. Diameter Inlet Port dan

    Inlet Valve.

    Gambar 3.5. Exhaust Port dan

    Exhaust Valve.

    B. Camshaft

    Tabel 3.3.

    Data camshaft standar Yamaha Jupiter

    Z Tipe Mesin 5TP 4-tak

    Gambar 3.6. Camshaft standar sepeda

    motor Yamaha Jupiter

    Z .

    C. Data Pegas Katup (Spring Valve) standar

    Tabel 3.4. Data pengujian pegas

    katup standar Yamaha

    Jupiter Z

  • 10

    Gambar 3.7. Jarak tekan pegas

    katup.

    Gambar 3.8.

    Pegas katup (valve spring)standar

    sepeda motor Yamaha Jupiter Z.

    D. Data Sistem Exhaust

    1. Diameter dalam Pipa Primer : 20,5 mm

    2. Panjang Pipa Primer : 45 cm

    3. Diameter dalam Pipa Sekunder : 24 mm

    4. Panjang Pipa Sekunder : 20 cm

    Gambar 3.9.

    Sistem Exhaust Sepeda Motor Yamaha

    Jupiter Z.

    E. Asumsi Kecepatan Maksimum

    Perhitungan rumus kecepatan maksimal

    melalui perhitungan berat total kendaraan dan

    daya maksimal :

    -Berat kendaraan beserta BBM dan Pelumas

    = 100 kg

    -Berat pengemudi = 60 kg

    -Berat total kendaraan = 160 kg

    Hp = Weight x (

    )

    Keterangan :

    - Weight :Pound (lb)

    - Velocity : Mile per Hour (Mph)

    *(sumber : http://www.ajdesigner.com)

    8,8 Hp = 160 kg x (

    )

    8,8Hp/352.739 lb = (

    )

    Velocity = 0,2921 x 234

    Velocity = 68,351 mph

    Maka asumsi kecepatan maksimum

    sepeda motor Yamaha Jupiter Z saat

    kondisi standar pabrikan dengan

    menggunakan rumus diatas adalahV=

    110 km/jam

    3.2. Data Modifikasi Pada Mesin Sepeda

    Motor Yamaha Jupiter Z Tipe

    Mesin (5TP 4-tak, Bore Up 180 cc)

    Dengan Penerapan Metode High

    Performance Tuning

    3.2.1. Data Umum

    1. Tipe Mesin : SOHC 2 valve/selinder

    2. Diameter Piston (D) : 65,25 mm

    3. Langkah Piston (H) : 54 mm

    4. Volume Selinder : x x H

    : x x 5,4= 180,5 cc

    5. Rasio Kompresi : 11 : 1

    6. Berat Kosong Kendaraan : 92 kg

    Gambar 3.10.

    Blok Selinder Sepeda motor Yamaha

    Jupiter Z yang diteliti.

  • 11

    Gambar 3.11. Sepeda motor Yamaha

    Jupiter Z yang diteliti.

    3.2.2. Rekomendasi Disain Mesin Dengan Metode High Performance Tuning,

    Yang Telah Diterangkan Pada

    BAB II

    Rekomendasi disain untuk mesin 5TP 4-tak,

    Bore UP 180 cc, yang dijabarkan pada

    subsubbab ini adalah kategori Full Race

    untuk penggunaan kompetisi Drag Bike.

    Dengan tujuan agar mesin dapat memberikan

    karakter sebagai berikut :

    1. Torsi Maksimum pada 9000 RPM

    2. Daya Maksimum pada 12000 14000

    RPM

    3.2.2.1. Rekomendasi Diameter Port dan

    Valve

    Pada subsubbab ini memberikan rekomendasi

    disain Head cylinder untuk mesin yang

    dimaksud, agar memberikan Torsi maksimum

    pada 9000 rpm.

    Rekomendasi diameter inlet port dan inlet

    valve :

    IPa =

    Inlet Port Area = 632,256

    Kecepatan Gas (GS) pada inlet port :

    GS = 280 ft/s pada 9000 rpm

    = 85,344 m/s pada 9000 rpm

    1. Rekomendasi Diameter Inlet Port(IPd):

    Inlet Port Area = x

    Diameter Inlet Port = r x2

    IPd = 28,2 mm

    2. Rekomendasi Diameter Inlet Valve

    (IVd):

    IVd = 34 mm

    Rekomendasi diameter exhaust port dan

    exhaust valve :

    3. Rekomendasi Diameter Exhaust

    Valve(EVd):

    EVd = 28,2 mm

    4. Rekomendasi Diameter Exhaust

    Port(EPd):

    EPd = 95-100% EVd

    = 28 mm

    3.2.2.2. Rekomendasi Ukuran Pipa Pada

    Sistem Exhaust

    1. Rekomendasi Panjang Pipa Exhaust

    Header (P) P = 17,3 inchi

    = 44cm

    2. Rekomendasi Diameter Dalam Pipa

    Exhaust Header(ID) =1,2 inchi =

    30 mm

    3.2.2.3. Rekomendasi Lift Valve dan

    Durasi Camshaft

    Tabel 3.5.

    Data Rekomendasi camshaft untuk

    Mesin Sepeda Motor Yamaha Jupiter Z

    Tipe Mesin (5TP 4-tak, Bore Up 180 cc)

    Dengan Penerapan Metode High

    Performance Tuning.

  • 12

    3.2.2.4. Rekomendasi Ukuran Karburator

    Pada Tabel 2.12.Data Diameter Venturi

    Karburator, dapat diketahui kesesuaian

    diameter venturi karburator dengan

    volume selinder dan karakter performa

    mesin.

    Rekomendasi Ukuran Karburator :D =29 mm

    3.2.3. Data Modifikasi Yang Sudah Diterapkan Untuk Mesin Sepeda

    Motor Yamaha Jupiter Z Tipe

    Mesin (5TP 4-tak, Bore Up 180 cc)

    Dengan Penerapan Metode High

    Performance Tuning

    3.2.3.1. Data Head Cylinder

    A. Port dan Valve

    1. Diameter Inlet port : 28 mm

    2. Diameter Inlet valve : 30 mm

    3. Diameter Exhaust port : 27 mm

    4. Diameter Exhaust valve : 28 mm

    5. Kecepatan Gas (GS) pada inlet port :

    Luas area inlet port (IPa):

    Ipa = 0,954

    GS = 287,8 ft/s

    = 87,7 m/s pada 9000 rpm

    Gambar 3.12.

    Inlet Port dan Inlet Valve dengan

    penerapan metode High Performance

    Tuning.

    Gambar 3.13.

    Exhaust Port dan Exhaust Valve dengan

    penerapan metode High Performance

    Tuning.

    Gambar 3.14. Ruang bakar dan posisi

    katup (valve)

    B. Camshaft

    Tabel 3.6.

  • 13

    Data camshaft untuk Mesin Sepeda

    Motor Yamaha Jupiter Z Tipe Mesin

    (5TP 4-tak, Bore Up 180 cc), yang

    digunakan

    Catatan 3.4.:

    Perbedaan tinggi angkatan katup

    (maksimum valve lift) pada camshaft yang

    digunakan berbeda dengan rekomendasi

    (maksimum valve lift) yang diberikan oleh

    Tabel 3.3 pada subbab (3.2.2.3.

    Rekomendasi Lift Valve dan Durasi

    Camshaft), hal ini disebabkan oleh

    batasan kemampuan jarak tekan pegas

    katup (spring valve) untuk membuka

    katup, disebabkan juga batasan pilihan

    panjang katup yang dibatasi oleh ruang

    penempatan pegas katup (spring valve)

    yang terbatas pada head cylinder.

    Gambar 3.15.

    Camshaft dengan penerapan metode

    High Performance Tuning.

    C. Data Pegas Valve (Spring Valve)

    Tabel 3.7. Data pengujian

    pegas katup yang

    digunakan

    Gambar 3.16. Pegas Katup Jepang

    AHRS.

    3.2.3.2. Data Sistem Exhaust

    1. Diameter dalam pipa header, ID = 28

    mm

    2. Diameter dalam pipa sekunder, IDS = 34

    mm

    3. Panjang pipa primer (header) = 30

    cm

    4. Panjang pipa sekunder = 30

    cm

    Gambar 3.17.

  • 14

    Sistem Exhaust dengan penerapan

    metode High Performance Tuning.

    Catatan 3.5.:

    Perbedaan panjang pipa primer (P)

    (exhaust header) pada sistem exhaust

    dengan rekomendasi panjang pipa primer

    (P) (exhaust header) untuk penerapan

    metode High Performance Tuning pada

    subsubbab (3.2.2.2. Rekomendasi

    Ukuran Pipa Pada Sistem Exhaust).

    Dikarenakan pengaplikasian tabung untuk

    peredam suara, yang dapat meningkatkan

    hambatan pada aliran gas buang, dengan

    memperpendek panjang pipa primer,

    diasumsikan untuk menghindari efek

    hambatan yang diakibatkan oleh

    pengaplikasian tabung peredam suara.

    3.2.3.3. Data Sistem Pengapian

    Sistem pengapian untuk mesin sepeda

    motor Yamaha Jupiter Z tipe mesin (5TP 4-

    tak, Bore Up 180 cc) dengan penerapan

    metode High Performance Tuning,

    menggunakan modul pengapian multi stage

    atau adjustable CDI. Pengapian jenis ini

    memungkin tuner untuk dapat memilih

    kurva pengapian terbaik untuk mesin dan

    dapat menentukan batasan RPM mesin

    maksimum (engine limiter).

    Gambar 3.18. CDI Smart Click,

    Bintang Racing Team

    (BRT).

    Data modul pengapian :

    CDI Smart Click , Bintang Racing Team

    (BRT)

    Engine Limiter Level :

    10000 sampai 18000 RPM

    Pilihan Kurva Pengapian :

    27 sampai 44BTDC

    Untuk penerapan pada mesin yang

    dimaksud adalah :

    Engine Limiter Level : 14500 RPM

    Pilihan Kurva Pengapian : maksimum

    39BTDC pada 3000 14500 RPM

    3.2.3.4. Ukuran Karburator

    Karburator yang digunakan untuk

    mesin ini adalah :

    Keihin PE 28, dengan diameter

    venturi karburator 28 mm.

    Gambar 3.19. Karburator Keihin PE

    28.

    4) PENGUMPULAN DAN

    PENGOLAHAN DATA

    4.1. UjiDynotestPadaMesinSepeda Motor

    Yamaha Jupiter Z TipeMesin (5TP

    4-tak, Bore Up 180 cc)

    DenganPenerapanMetodeHigh

    Performance Tuning

    Gambar 4.1. Uji Dynotest

    Grafik 4.1.

    HasilpengujianDynotestuntuksepeda

    motor Yamaha Jupiter Z tipemesin

    (5TP 4-tak, Bore Up 180 cc)

  • 15

    denganpenerapanmetodeHigh

    Performance Tuning.

    Tabel 4.1.

    Data

    hasilpengujianDynotestuntuksepeda

    motor Yamaha Jupiter Z tipemesin

    (5TP 4-tak, Bore Up 180 cc)

    denganpenerapanmetodeHigh

    Performance Tuning.

    Catatan 4.1.:

    UjiDynotestmenggunakanDynamometerje

    nisDynojet 250i, padatemperaturruangan

    28c.

    Maksimum WHP=19,45 hppada

    12100 rpm

    MaksimumWheel Torque

    (WT)=9,05ft-lbspada 9100 rpm

    BHP maksimum =19,45 / 0,74

    =26,2bhppada 12100 rpm

    Torsi maksimum Fly Wheel

    = Torsi maksimum roda/0,74

    = 9,05 ft-lbs / 0,74

    Torsi maksimum Fly Wheel

    = 12,2 ft-lbs pada 9100 rpm

    Tabel 4.2. Perbandingan Torsi

    dan Daya

    darihasilpengujianDyno

    test.

    4.2. UjiKonsumsiBahanBakarPada RPM

    KonstanPadaMesinSepeda Motor

    Yamaha Jupiter Z TipeMesin (5TP

    4-tak, Bore Up 180 cc)

    DenganPenerapanMetodeHigh

    Performance Tuning

    Pengujian dilakukan dengan langkah

    langkah yang telah dijabarkan pada subbab

    (3.4. Uji Konsumsi Bahan Bakar Pada

    RPM Konstan). Dilakukan saat pukul 01:00

    malam di lintasan sepi dan panjang.

  • 16

    A. Kondisi pengujian

    Temperatur : 20 C

    Bahan bakar : PERTAMAX biru

    RPM pengujian : 10000 RPM (2000

    RPM)

    B. Hasil pengujian

    Catatan penunjuk waktu (stopwatch)

    Durasi pengujian : 12 detik dan 25 mili

    detik

    Durasi pengoperasian mesin (t)

    = 11 detik (1 detik)

    Bahan bakar yang terkonsumsi (Fc)

    = 21,5cc(0,05cc)

    Maka hasil pengujian konsumsi bahan bakar

    pada 10000 RPM menunjukan bahwa laju

    aliran konsumsi bahan bakar pada mesin

    sepedamotor Yamaha Jupiter Z tipemesin

    (5TP 4-tak, Bore Up 180 cc)

    denganpenerapanmetodeHigh Performance

    Tuning, adalah :

    Fuel Flow = 117cc/menit pada 10000 rpm

    = 7,02 liter/jam pada 10000 rpm

    Tabel 4.3. Hasilpengujian

    konsumsi bahan

    bakar/laju aliran bahan

    bakar

    6.1. Kesimpulan

    Terbukti bahwa penerapan disain metode

    High Performance Tuning pada mesin sepeda

    motor Yamaha Jupiter Z memberikan

    peningkatan Daya maksimal pada mesin

    sebesar 51%.

    Dengan menerapkan suatu disain mesin

    berdasarkan metode High Performance

    Tuning pada mesin sepeda motor Yamaha

    Jupiter Z. Terjadi perubahan karakter

    performa mesin terhadap mesin tersebut,

    sebagai berikut :

    a) Mesin sepeda motor Yamaha Jupiter Z

    spesifikasi standar :

    - Torsi maksimum pada 5350 rpm

    - Daya maksimum pada 7523 rpm.

    b) Mesin sepeda motor Yamaha Jupiter Z

    dengan metode High Performance Tuning:

    - Torsi maksimum pada 9100 rpm

    - Daya maksimum pada 12100 rpm.

    Karakter performa suatu mesin motor bakar

    4-langkah ditentukan oleh disain sistem

    sirkulasi fluida, baik itu sistem aliran

    campuran gas bakar bakar dan sistem aliran

    gas sisa/buang. Komponen-komponen yang

    berkaitan dengan sistem sirkulasi fluida

    diantaranya :

    Port dan Valve

    Exhaust System

    Camshaft dan mekanisme katup

    (Valve Train).

    Disain sistem aliran campuran gas bakar dan

    gas sisa/buang, didasari dari tujuan

    penggunaan mesin yang akan dirancang atau

    dimodifikasi, baik itu untuk kebutuhan harian

    ataupun untuk kebutuhan kompetisi.

    Setelah menentukan disain sistem sirkulasi

    fluida berdasarkan karakter keluaran

    performa yang dinginkan pada suatu mesin

    dengan kapasitas tertentu, maka dibutuhkan

    kesesuaian disain pada beberapa komponen

    terkait, diantaranya :

    Ukuran karburator

    Penyesuaian rasio kompresi

  • 17

    Penyesuaian derajat Timing

    pengapian.

    Terdapat perbedaan karakter yang mencolok

    antara antara mesin dengan disain standar dan

    mesin dengan metode High Performance

    Tuning :

    a) Mesin untuk penggunan harian, bertujuan

    agar karakter mesin dapat memberikan

    keluaran Torsi maksimum pada RPM

    rendah dan keluaran puncak Daya pada

    RPM menengah. Hal ini bertujuan agar

    kendaraan memberikan kemampuan RPM

    rendah yang baik dan jarang dioperasikan

    untuk menghasilkan daya maksimal.

    Karakter mesin yang mengutamakan

    optimalisasi besaran torsi pada RPM

    rendah akan memberikan besaran torsi

    yang cendrung melemah pada RPM tinggi,

    hal ini mengakibatkan mesin tidak dapat

    memberikan raihan Daya yang maksimal.

    b) Metode High Performance Tuning

    bertujuan agar karakter mesin dapat

    memberikan keluaran torsi maksimum

    pada RPM tinggi, sehingga hasil perkalian

    antara besaran torsi dengan tinggi RPM

    maksimal yang mampu diraih oleh

    mekanisme mesin akan menghasilkan

    Daya (Hp) semaksimum mungkin hingga

    batasan RPM mesin (engine RPM limiter),

    dengan mengesampingkan raihan daya

    pada RPM rendah.

    Mesin dengan konsep kompetisi atau dengan

    metode High Performance Tuning memiliki

    perinsip yang berbeda dengan mesin standar.

    Pada mesin High Performanceperinsipnya

    adalah menentukan disain dan memanage

    (managing) suatu mesin, agar memberikan

    nilai efisiensi dan efektifitas terbaik dari

    seluruh sistem pada mesin, terutama pada

    sistem sirkulasi fluida bakar, untuk

    difokuskan pada rentang RPM tinggi

    maksimum.

    DAFTAR PUSTAKA

    Bell, Alexander G. 1981. FOUR STROKE

    PERFORMANCE TUNING. London:

    Haynes Publish.

    Tim MOTOR Plus. 2009.KUMPULAN

    TEKNIK KOREK MESIN 4-TAK.

    Jakarta: PT.Gramedia Majalah.

    http://www.ajdesigner.com/phphorsepower/h

    orsepower_equation_trap_speed_met

    hod_horsepower.php

    http://www.epi-eng.

    com/piston_engine_technology/engin

    e_comparison_tools.htm

    http://www.howstuffworks.com/turbo.htm

    http://www.magicgoldring.com

    http://www.saft7.com/dynotest-apaan-sih/