abc system

Upload: citra-dewi-paramitha

Post on 09-Mar-2016

12 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Contoh Penerapan ABC System di Rumah Sakit

TRANSCRIPT

IMPLEMENTASI ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA RUMAH SAKIT HUSADA MULYA DI KECAMATAN SUKOHARJODisusun Sebagai Tugas Mata Kuliah Akuntansi Biaya 2

Dosen Pengampu : Dr. Susilaningsih, Mbus

Oleh :

Kelompok 1

1. Catur Arum Sari

(K7413032)2. Citra Dewi Paramitha

(K7413037)

3. Erni Puji Lestari

(K7413061)PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Desember, 2015KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiat Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini yang berjudul Implementasi Activity Based Costing System Pada Rumah Sakit Husada Mulya Di Sukoharjo. Adapun tujuan dari pembuatannya adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Akuntansi Biaya 2.

Dalam proses penyusunan tugas ini tak sedikit hambatan yang penulis temui, namun berkat dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak tugas ini dapat terselesaikan, oleh karena itu melalui kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tugas ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan baik secara teknis maupun materi karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis, oleh karena itu penulis mengharapkan sumbang kritik dan saran dari semua pembaca yang sifatnya membangun demi penyempurnaan pembuatan tugas ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya, bagi penulis khususnya dan pada pembaca pada umumnya.

Surakarta, Desember 2015

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDULiKATA PENGANTARiiDAFTAR ISIiiiBAB I PENDAHULUAN

1.1 Pentingnya Activity Based Costing System Bagi Perusahaan11.2 Rumusan Masalah31.3 Metode Yang Digunakan3BAB II ANALISIS DAN PEMBAHASAN

2.1 Teori Activity Based Costing System42.2 Deskripsi Temuan Di Lapangan82.3 Analisis122.4 Hasil Analisis18BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan203.2 Saran21REFERENSI22BAB 1

PENDAHULUAN1.1 Pentingnya Activity Based Costing System Bagi PerusahaanRumah sakit dalam menentukan harga pokok produk, terkadang masih menggunakan akuntansi biaya tradisional. Dimana sistem ini tidak sesuai dengan lingkungan pemanufakturan yang maju, pada diversifikasi (keanekaragaman) produk yang tinggi.Biaya produk yang dihasilkan oleh sistem akuntansi biaya tradisional memberikan informasi biaya yang terdistorsi. Distorsi timbul karena adanya ketidakakuratan dalam pembebanan biaya, sehingga menimbulkan kesalahan dalam penentuan biaya, pembuatan keputusan, perencanaan, dan pengendalian (Supriyono, 1999:259).Perkembang ilmu pengetahuan telah menghasilkan suatu sistem penentuan harga pokok berbasis aktivitas yang dirancang untuk mengatasi distorsi yang terjadi pada sistem akuntansi biaya tradisional. Sistem akuntansi ini disebut Activity Based Costing. Menurut Sulastiningsih dan Zulkifli (1999:26), Activity Based Costing system (ABC system) adalah sebuah sistem infomasi yang mengidentifikasikan bermacam-macam aktivitas yang dikerjakan di dalam suatu organisasi dan mengumpulkan biaya berdasarkan sifat dari aktivitas, serta mengendalikan biaya melalui penyediaan informasi tentang aktivitas yang menjadi sebab timbulnya biaya tesebut. Activty Based Costing (ABC system) memfokuskan pada biaya yang melekat pada produk berdasarkan aktivitas yang dikerjakan untuk memproduksi, menjalankan, dan mendistribusikan atau menunjang produk yang bersangkutan. Activity based costing system (ABC system) menganggap bahwa timbulnya biaya disebabkan oleh aktivitas yang menghasilkan produk. Pendekatan ini menggunakan penggerak biaya pada aktivitas yang menimbulkan biaya dan akan lebih akurat diterapkan pada perusahaan yang menghasilkan beraneka ragam jenis produk serta sukar untuk mengidentifikasi biaya tersebut ke setiap produk secara individual.Perbedaan utama perhitungan harga pokok produk antara akuntansi biaya tradisional dengan Activity Based Costing system (ABC system) adalah jumlah cost driver (pemicu biaya) yang digunakan. Sistem penentuan harga pokok produk dengan Activity Based Costing system (ABC system) menggunakan cost driver dengan jumlah banyak dibandingkan dengan sistem akuntansi 2 biaya tradisional yang hanya menggunakan satu atau dua cost driver berdasarkan unit. Activity Based Costing system (ABC system) menganggap bahwa timbulnya biaya disebabkan oleh adanya aktivitas yang dihasilkan produk. Pendekatan ini menggunakan cost driver yang berdasar pada akitivitas yang menimbulkan biaya dan akan lebih baik apabila diterapkan pada perusahaan yang menghasilkan keanekaragaman produk.Rumah sakit merupakan salah satu perusahaan jasa yang menghasilkan keanekaragaman produk. Keadaan tersebut mengakibatkan banyaknya jenis biaya dan aktivitas yang terjadi pada rumah sakit, sehingga menuntut ketepatan biaya overhead dalam penentuan harga pokok produk. Seperti diketahui, penghitungan biaya menggunakan model tradisional menimbulkan ketidakakuratan dalam mengidentifikasikan biaya-biaya yang keluar dari setiap aktivitas, maka Activity Based Costing system (ABC system) dinilai dapat mengukur secara cermat biaya-biaya yang keluar dari setiap aktivitas. Hal ini disebabkan karena banyaknya cost driver yang digunakan dalam pembebanan biaya overhead, sehingga dengan menggunakan Activity Based Costing system (ABC system) dapat meningkatkan ketelitian dalam perincian biaya, dan ketepatan pembebanan biaya yang lebih akurat.Rumah Sakit Husada Mulya merupakan salah satu rumah sakit milik swasta yang berdiri di daerah Kabupaten Sukoharjo yang dalam perhitungan biaya rawat inap masih menggunakan sistem akuntansi biaya tradisional. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya distorsi dalam pembebanan biaya rawat inap dan akan menghasilkan infomasi yang kurang akurat sebagai dasar dalam penentuan tarif rawat inap. Saat ini RS Husada Mulya memiliki pesaing kuat dengan rumah sakit swasta yang letaknya berjarak tidak lebih dari lima kilometer, maka dibutuhkan ketepatan dalam pembebanan harga pokok produksi untuk membantu manajemen dalam mengambil keputusan agar dapat bertahan dalam persaingan yang terjadi.Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan keakuratan informasi yang bertujuan untuk mengetahui tarif jasa rawat inap pada masing-masing tipe kelas berdasarkan metode activity based costing system terutama tipe kelas VIP yang dapat diterapkan dalam Rumah Sakit Husada Mulya Sukoharjo.1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah yang sudah dikemukakan diatas maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana Teori Atau Konsep Dari Activity Based Costing System?

2. Bagaimana implementasi Activity Based Costing System dalam perhitungan biaya pada Rumah Sakit Husada Mulya di Kecamatan Sukoharjo?3. Bagaimana hubungan antara teori Activity Based Costing System dengan fenomena pada Rumah Sakit Husada Mulya di Kecamatan Sukoharjo?1.3 Metode Yang DigunakanMetode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif. Penelitian ini dilakukan dengan cara membandingkan antara metode yang digunakan pihak rumah sakit dengan Activity Based Costing System.BAB II

ANALISIS DAN PEMBAHASAN2.1 Teori Atau Konsep Dari Activity Based Costing System2.1.1 Pengertian Activity Based Costing System

Menurut Mulyadi Mulyadi (2007: 47) berpendapat bahwa Activity Based Costing System pada dasarnya merupakan penentuan harga pokok produk/jasa secara cermat bagi keputusan manajemen dengan mengukur secara cermat konsumsi sumber daya dalam setiap aktivitas yang digunakan untuk menghasilkan produk/jasa.Adapun menurut Garisson, dkk (2006: 440) berpendapat bahwa Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas- Activity Based Costing System adalah metode perhitungan biaya (costing) yang dirancang untuk menyediakan informasi biaya bagi manajer untuk keputusan strategis dan keputusan lainnya yang mungkin akan mempengaruhi kapasitas dan biaya tetap.

2.1.2 Konsep Dasar Activity Based Costing System

Activity Based Costing menyediakan informasi perihal aktivitas-aktivitas dan sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas tersebut. Aktivitas adalah setiap kejadian atau kegiatan yang merupakan pemicu biaya (cost driver) yakni, bertindak sebagai faktor penyebab dalam pengeluaran biaya dalam organisasi. Aktivitas-aktivitas ini menjadi titik perhimpunan biaya. Dalam sistem Activity Based Costing, biaya ditelusuri ke aktivitas dan kemudian ke produk. Sistem Activity Based Costing mengasumsikan bahwa aktivitas-aktivitaslah yang mengkonsumsi sumber daya dan bukannya produk. Ada dua dimensi sistem Activity Based Costing menurut Hansen dan Mowen (2004: 392), yaitu:

1. Dimensi biaya (cost dimension), menyediakan informasi biaya mengenai sumber daya, aktivitas-aktivitas, produk, dan pelanggan (dari objek biaya lainnya yang mungkin menjadi perhatian perusahaan).

2. Dimensi proses (process dimension), menyediakan informasi mengenai aktivitas apa yang dilakukan, mengapa, dan sebaik apa aktivitas tersebut dilakukan. Dimensi ini memungkinkan perusahaan melakukan peningkatan-peningkatan kinerja yang berkesinambungan dengan mengukur hasilnya. Perbedaan Penetapan Harga Pokok ProdukMetode Tradisional dan Activity Based CostingMetode TradisionalMetode Activity Based Costing

TujuanInventory level

Product costing

LingkupTahap produksi Tahap desain, produksi, pengembangan

FokusBiaya bahan baku, tenaga kerja langsung Biaya overhead

PeriodePeriode akuntansi Daur hidup produk

Teknologi yang digunakanMetode manual

Komputer telekomunikasi

2.1.3 Manfaat dan Kelemahan Activity Based Costing System

Menurut Hansen dan Mowen (2004: 232) manfaat dari Activity Based Costing adalah sebagai berikut:

1. Menyajikan biaya produk lebih akurat dan informatif, yang mengarahkan pengukuran profitabilitas produk lebih akurat terhadap keputusan stratejik, tentang harga jual, lini produk, pasar, dan pengeluaran modal. 2. Pengukuran yang lebih akurat tentang biaya yang dipicu oleh aktivitas, sehingga membantu manajemen meningkatkan nilai produk (product value) dan nilai proses (process value). 3. Memudahkan memberikan informasi tentang biaya relevan untuk pengambilan keputusan.

Kelemahan dari sistem Activity Based Costing ini adalah sebagai berikut:

1. Alokasi, beberapa biaya dialokasikan secara sembarangan, karena sulitnya menemukan aktivitas biaya tersebut. Contoh: pembersihan pabrik dan pengelolaan proses produksi.

2. Mengabaikan biaya-biaya tertentu yang diabaikan dari analisis. Contoh: iklan, riset, pengembangan, dan sebagainya. 3. Pengeluaran dan waktu yang dikonsumsi. Selain memerlukan biaya yang mahal juga memerlukan waktu yang cukup lama.

2.1.4 Pembebanan BOP Pada Activity Based Costing SystemMenurut Mulyadi (1993: 94), prosedur pembebanan biaya overhead dengan system Activity Based Costing melalui dua tahap kegiatan:

a. Tahap PertamaPengumpulan biaya dalam cost pool yang memiliki aktivitas yang sejenis atau homogen, terdiri dari 4 langkah :

1. Mengidentifikasi dan menggolongkan biaya ke dalam berbagai aktivitas.

2. Mengklasifikasikan aktivitas biaya ke dalam berbagai aktivitas, pada langkah ini biaya digolongkan ke dalam aktivitas yang terdiri dari 4 kategori yaitu:

a. Aktivitas Berlevel Unit (Unit Level Activities)

Aktivitas ini dilakukan untuk setiap unit produksi. Biaya aktivitas berlevel unit bersifat proporsional dengan jumlah unit produksi. Sebagai contoh, menyediakan tenaga untuk menjalankan peralatan, karena tenaga tersebut cenderung dikonsumsi secara proporsional dengan jumlah unit yang diproduksi.

b. Aktivitas Berlevel Batch (Batch Level Activities)Aktivitas dilakukan setiap batch diproses, tanpa memperhatikan berapa unit yang ada pada batch tersebut. Misalnya, pekerjaan seperti membuat order produksi dan pengaturan pengiriman konsumen adalah aktivitas berlevel batch.

c. Aktivitas Berlevel Produk (Produk Level Activities)Aktivitas berlevel produk berkaitan dengan produk spesifik dan biasanya dikerjakan tanpa memperhatikan berapa batch atau unit yang diproduksi atau dijual. Sebagai contoh merancang produk atau mengiklankan produk.

d. Aktivitas Berlevel Fasilitas (Fasility level activities)Aktivitas berlevel fasilitas adalah aktivitas yang menopang proses operasi perusahaan namun banyak sedikitnya aktivitas ini tidak berhubungan dengan volume. Aktivitas ini dimanfaatkan secara bersama oleh berbagai jenis produk yang berbeda. Kategori ini termasuk aktivitas seperti kebersihan kantor, penyediaan jaringan komputer dan sebagainya.

3. Mengidentifikasikan Cost driver Maksudnya untuk memudahkan dalam penentuan tarif/unit cost driver4. Menentukan tarif/unit Cost driverAdalah biaya per unit Cost driver yang dihitung untuk suatu aktivitas. Tarif/unit cost driver dapat dihitung dengan rumus sbb:

b. Tahap KeduaPenelusuran dan pembebanan biaya aktivitas kemasing-masing produk yang menggunakan cost driver. Pembebanan biaya overhead dari setiap aktivitas dihitung dengan rumus sbb:

2.2 Diskripsikan Hasil Temuan Saudara Di Lapangan 2.2.1 Sarana dan Fasilitas medis di Rumah Sakit Husada Mulya Sarana dan Fasilitas medis yang tersedia di Rumah Sakit Husada Mulya yang terletak di Kecamatan Sukoharjo antara lain

1) Fasilitas penunjang

a) Pelayanan administrasi

b) Pelayanan ambulance dan mobil jenazah

c) Pelayanan instalansi bedah sentral

d) Pelayanan instalansi farmasi (24 jam)

e) Pelayanan instalasi gizi

f) Pelayanan instalasi laboratorium klinik (24 jam)

g) Pelayanan informasi, wartel, koperasi

h) Pelayanan informasi radiologi

i) Pelayanan keuangan (kassir)

j) Pelayanan fisio therapy

k) Pelayanan farmasi (24 jam)

2) Rawat inap

Instalasi rawat inap memberikan pelayanan rawat inap bagi pasien yang sedang menderita sakit dan diharuskan untuk menjalani rawat inap di Rumah Sakit Husada Mulya disesuaikan dengan kebutuhan dari pasien, yang meliputi ruang kelas III, II, I dan ruang kelas Utama (VIP)

3) Rawat jalan

Fasilitas Pelayanan Rawat Jalan :

a) Poliklinik Fisioterapi / Rehabilitasi Medis

b) Poliklinik Kebidanan

c) Poliklinik Gizi

d) Poliklinik Penyakit Anak

e) Poliklinik Penyakit Bedah

f) Poliklinik Penyakit Dalam

g) Poliklinik Penyakit Jiwa / Psikiatri

h) Poliklinik Penyakit Gigi dan Mulut

i) Poliklinik Penyakit Kulit dan Kelamin

j) Poliklinik Penyakit Mata

k) Poliklinik Penyakit THT

l) Poliklinik Syaraf / Neurologi

m) Instalasi Gawat Darurat 24 jam

2.2.2 Tarif Jasa Rawat Inap di Rumah Sakit Husada MulyaDalam memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh lapisan masyarakat, Rumah Sakit Husada Mulya menyediakan empat kelas jasa, yaitu kelas VIP, kelas I, kelas II dimana tiap-tiap kelas mempunyai fasilitas yang berbeda-beda. Fasilitas yang tersedia di setiap kelas adalah sebagai berikut:1) Kelas VIP

Fasilitas yang tersedia yaitu tempat tidur pasien, kursi penunggu, meja makan tarik, lemari pasien, TV, kulkas, AC, wastafel, dan kamar mandi dalam. Satu kamar ditempati oleh 1 orang pasien. Luas ruangan 4x5

2) Kelas I

Fasilitas yang tersedia yaitu tempat tidur pasien, kursi tunggu, lemari pasien, kipas angin, dan kamar mandi dalam. Satu kamar ditempati oleh 1 orang pasien. Luas ruangan 3x4

3) Kelas II

Fasilitas yang tersedia yaitu tempat tidur pasien, kursi tunggu, dan lemari pasien. Satu kamar ditempati rata-rata oleh 3 orang pasien. Luas ruangan 3x4

Adapun besarnya tarif tiap kelas jasa yang ditetapkan (perhitungan dengan menggunakan system tradisional) adalah :

Tabel 1. Tarif Jasa Rawat Inap Rumah Sakit Husada MulyaNoTipe kamarTarif / Hari (Rp)

1Kelas VIP150.000

2Kelas I 90.000

3Kelas II 60.000

2.2.3 Data Pendukung

Data di bawah ini merupakan data pendukung untuk perhitungan dengan menggunakan rumus Activity Based Costing.Tabel 2. Data Lama Hari Pasien Rawat Inap Tahun 2014BulanKelas

VIPIII

Januari2865611050

Febuari354673997

Maret2716901012

April3535501323

Mei2986711049

Juni3856241245

Juli3797001113

Agustus4124961347

September3416891090

Oktober3136341432

November3586131005

Desember3796601234

Total4129756113897

Tabel 3. Data Jumlah Pasien Rawat Inap Tahun 2014BulanKelas

VIPIII

Januari78112289

Febuari63145199

Maret10797156

April7914296

Mei95129259

Juni75133398

Juli70152297

Agustus79111313

September8689395

Oktober71106205

November7714697

Desember73101298

Total95314633002

Tabel 4. Data Luas Ruangan Per Kelas Tahun 2014NoTipe KamarLuas ruangan / m2

1VIP575

2I385

3II321

Total1281

Tabel 5. Data Penggunaan Daya Listrik Per Kelas Tahun 2014NoTipe KamarDaya / Kwh

1VIP9752

2I6900

3II5963

Tabel 6. Data Elemen Biaya Rawat Inap Rumah Sakit Husada MulyaElemen Biaya JumlahJumlah

Biaya gaji perawat Rp 269.250.000,00

Biaya listrik dan air Rp 401.413.779,00

Biaya konsumsi Rp 1.102.295.000,00

Biaya laundry Rp 89.095.000,00

Biaya kebersihan Rp 308.010.850,00

Biaya administrasi Rp 495.618.000,00

Biaya depresiasi gedung Rp 325.250.000,00

Biaya depresiasi fasilitas Rp 70.115.000,00

2.3 Analisis, Hubungkan Antara Teori Dengan Fenomena Yang AdaRumah sakit Husada Mulya dalam menetapkan tarif jasa rawat inap menggunakan metode tradisional, oleh karena itu kami mencoba menghitung tarif jasa rawat inap dengan menggunakan metode Activity Based Costing.

Tahap Pertama1. Mengidentifikasi dan menggolongkan biaya ke dalam berbagai aktivitas.Dibawah ini merupakan aktivitas yang terjadi di Rumah Sakit Husada Mulya yang disertai dengan biaya yang timbul akibat dari aktivitas tersebut, antara lain

a. Aktivitas perawatan pasien

Biaya gaji perawat

b. Aktivitas pemeliharaan inventaris

Biaya depresiasi gedung

Biaya depresiasi fasilitas

Biaya kebersihanc. Aktivitas pemeliharaan pasien

Biaya konsumsi

d. Aktivitas pelayanan pasien

Biaya listrik dan air

Biaya administrasi

Biaya laundry

2. Mengklasifikasikan aktivitas biaya ke dalam berbagai aktivitas. Pada langkah ini biaya digolongkan ke dalam aktivitas yang terdiri dari 4 kategori yaitu: a. Aktivitas Berlevel Unit (Unit Level Activities)Biaya yang termasuk ke dalam aktivitas berlevel unit ini antara lain :

Biaya gaji perawat

Rp 269.250.000,00Biaya konsumsi

Rp 1.102.295.000,00Biaya listrik dan air

Rp 401.413.779,00Biaya laundry

Rp 89.095.000,00b. Aktivitas Berlevel Batch (Batch Level Activities)Biaya yang termasuk ke dalam aktivitas berlevel batch antara lain :

Biaya kebersihan

Rp 308.010.850,00Biaya administrasi

Rp 495.618.000,00c. Aktivitas Berlevel Produk (Produk Level Activities)Biaya yang termasuk ke dalam aktivitas berlevel produk di Rumah Sakit Husada Mulya tidak ada karena tidak ada aktivitas yang berhubungan dengan penelitian dan pengembangan produk tertentu dan biaya-biaya

untuk mempertahankan produk agar tetap dapat dipasarkan.d. Aktivitas Berlevel Fasilitas (Fasility level activities)Biaya yang termasuk ke dalam aktivitas berlevel produk antara lain :

Biaya depresiasi gedung

Rp 325.250.000,00Biaya depresiasi fasilitas

Rp 70.115.000,00

3. Mengidentifikasikan Cost driver Setelah aktivitas-aktivitas ini diidentifikasi sesuai dengan kategorinya, langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi cost driver dari setiap biaya aktivitas. Pengidentifikasian yang dimaksudkan dalam penentuan kelompok aktivitas adalah tarif atau unit cost driver. Pengidentifikasian cost driver dapat ditunjukkan pada tabel di bawah ini:

Tabel 7. Identifikasi Cost driverNoAktivitasDriverCost driverJumlah

1Aktivitas Berlevel Unit

Biaya PerawatJumlah hari rawat inap25587Rp 269.250.000,00

Kelas VIPJumlah hari rawat inap4129

Kelas IJumlah hari rawat inap7561

Kelas IIJumlah hari rawat inap13897

Biaya KonsumsiJumlah hari rawat inap25587Rp 1.102.295.000,00

Kelas VIPJumlah hari rawat inap4129

Kelas IJumlah hari rawat inap7561

Kelas IIJumlah hari rawat inap13897

Biaya Listrik dan AirKWH22615Rp 401.413.779,00

Kelas VIPKWH9752

Kelas IKWH6900

Kelas IIKWH5963

Biaya LaundryJumlah hari rawat inap25587Rp 89.095.000,00

Kelas VIPJumlah hari rawat inap4129

Kelas IJumlah hari rawat inap7561

Kelas IIJumlah hari rawat inap13897

2Aktivitas Berlevel Batch

Biaya KebersihanLuas ruangan1281Rp 308.010.850,00

Kelas VIPLuas ruangan575

Kelas ILuas ruangan385

Kelas IILuas ruangan321

Biaya AdministrasiJumlah pasien5418Rp 495.618.000,00

Kelas VIPJumlah pasien953

Kelas IJumlah pasien1463

Kelas IIJumlah pasien3002

3Aktivitas Berlevel Fasilitas

Biaya Depresiasi GedungLuas ruangan1281Rp 325.250.000,00

Kelas VIPLuas ruangan575

Kelas ILuas ruangan385

Kelas IILuas ruangan321

Biaya Depresiasi FasilitasJumlah hari rawat inap25587Rp 70.115.000,00

Kelas VIPJumlah hari rawat inap4129

Kelas IJumlah hari rawat inap7561

Kelas IIJumlah hari rawat inap13897

4. Menentukan tarif/unit Cost driverSetelah mengidentifikasi cost driver, kemudian menentukan tarif per unit cost driver. Perhiungannya dilakukan dengan cara membagi jumlah biaya dibagi dengan cost driver. Perhitungannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 8. Perhitungan Tarif Per Unit Cost DriverNoAktivitasJumlahCost driverTarif per Unit

1Aktivitas Berlevel Unit

Biaya PerawatRp 269.250.000,0025587Rp 10.522,00

Kelas VIP4129

Kelas I7561

Kelas II13897

Biaya KonsumsiRp 1.102.295.000,0025587Rp 43.080,00

Kelas VIP4129

Kelas I7561

Kelas II13897

Biaya Listrik dan AirRp 401.413.779,0022615Rp 17.750,00

Kelas VIP9752

Kelas I6900

Kelas II5963

Biaya LaundryRp 89.095.000,0025587Rp 3.482,00

Kelas VIP4129

Kelas I7561

Kelas II13897

2Aktivitas Berlevel Batch

Biaya KebersihanRp 308.010.850,001281Rp 240.445,00

Kelas VIP575

Kelas I385

Kelas II321

Biaya AdministrasiRp 495.618.000,005418Rp 91.476,00

Kelas VIP953

Kelas I1463

Kelas II3002

3Aktivitas Berlevel Fasilitas

Biaya Depresiasi GedungRp 325.250.000,001281Rp 253.903,00

Kelas VIP575

Kelas I385

Kelas II321

Biaya Depresiasi FasilitasRp 70.115.000,0025587Rp 2.740,00

Kelas VIP4129

Kelas I7561

Kelas II13897

Tahap KeduaPenelusuran dan pembebanan biaya aktivitas kemasing-masing produk yang menggunakan cost driver dan sekaligus menghitung harga pokok tarif rawat inap. Pembebanan biaya overhead dari setiap aktivitas dihitung dengan rumus sbb:

Tabel 9. Tarif Jasa Rawat Inap Kelas 1 Rumah Sakit Husada MulyaNoElemen BiayaTarif Cost driverDriverJumlah

1Biaya Perawat Rp 10.522,00 7.561 Rp 79.556.842,00

2Biaya Konsumsi Rp 43.080,007.561 Rp 325.727.880,00

3Biaya Listrik dan Air Rp 17.750,00 6.900 Rp 122.475.000,00

4Biaya Laundry Rp 3.482,00 7.561 Rp 26.327.402,00

5Biaya Kebersihan Rp 240.445,00385 Rp 92.571.325,00

6Biaya Administrasi Rp 91.476,001.463 Rp 133.829.388,00

7Biaya Depresiasi Gedung Rp 253.903,00385 Rp 97.752.655,00

8Biaya Depresiasi Fasilitas Rp 2.740,00 7.561 Rp 20.717.140,00

Total Biaya Rp 898.957.632,00

Lama Hari Pemakaian 7.561

Tarif Rawat Inap Kelas I Rp 118.894,00

2.4 Pembahasan Atas Hasil Analisis TersebutTabel 10. Perbandingan Tarif Rawat Inap Kelas I Dengan Metode Tradisional Dan Activity Based Costing System

Tipe KamarTarif Metode TradisionalTarif Metode Activity Based CostingSelisihHasil Perbandingan

Kelas IRp 90.000,00Rp 118.894,00Rp 28.894,00Lebih Mahal

Dari hasil perhitungan tarif rawat inap kelas I di Rumah Sakit Husada Mulya diperoleh informasi bahwa terdapat kenaikan tarif jasa rawat inap setelah menggunakan metode ACTIVITY BASED COSTING System di bandingkan dengan menggunakan metode tradisional atau unit cost. Perbedaan yang terjadi antara tarif jasa rawat inap dengan menggunakan metode tradisional dan Activity Based Costing system, disebabkan karena pembebanan biaya overhead pada masing-masing produk. Pada metode akuntansi biaya tradisional biaya overhead pada masing-masing produk hanya dibebankan pada satu cost driver saja. Sedangkan pada Activity Based Costing system, biaya overhead pada masing-masing produk dibebankan pada banyak cost driver. Sehingga dalam Activity Based Costing system, telah mampu mengalokasikan biaya aktivitas kesetiap kamar secara tepat berdasarkan konsumsi masing-masing aktivitas. Manfaat yang diperoleh dari perhitungan tarif jasa rawat inap dengan activity based costing system adalah menyajikan biaya jasa rawat inap yang lebih akurat sehingga dapat menetapkan harga pokok rawat inap yang lebih baik. Selain itu, biaya-biaya yang ada di unit rawat inap juga lebih terperinci dalam perhitungan tarifnya. Hal ini dapat membantu manajemen dalam pengambilan keputusan yang lebih baik untuk penentuan tarif jasa rawat inap. Dengan demikian metode activity based costing merupakan sistem akuntansi biaya yang menyediakan informasi cost produk atau jasa secara akurat sehingga informasi tersebut dapat digunakan sebagai dasar yang dapat diandalkan dalam penetapan kebijakan harga jual produk/jasa.

KESIMPULAN3.1 Kesimpulan

Activity Based Costing menyediakan informasi perihal aktivitas-aktivitas dan sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas tersebut. Activity Based Costing System dapat diterapkan di perusahaan baik jasa, dagang maupun manufaktur. Perhitungan harga pokok menggunakan activity based costing system, dilakukan melalui dua tahap. Tahap Pertama adalah mengumpulan biaya dalam cost pool yang memiliki aktivitas yang sejenis atau homogen, terdiri dari empat langkah yaitu mengidentifikasi dan menggolongkan biaya ke dalam berbagai aktivitas, mengklasifikasikan aktivitas biaya ke dalam berbagai aktivitas, pada langkah ini biaya digolongkan ke dalam aktivitas yang terdiri dari empat kategori antara lain Aktivitas Berlevel Unit (Unit Level Activities), Aktivitas Berlevel Batch (Batch Level Activities), Aktivitas Berlevel Produk (Produk Level Activities), Aktivitas Berlevel Fasilitas (Fasility level activities). Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasikan Cost driver dan menentukan tarif/unit Cost driver.

Tahap Kedua dilakukan dengan melakukan penelusuran dan pembebanan biaya aktivitas kemasing-masing produk yang menggunakan cost driver yang kemudian digunakan untuk menghitung harga pokok perolehan. Terdapat perbedaan tarif antara perhitungan dengan metode tradisional dan metode Activity Based Costing System karena pada metode akuntansi biaya tradisional biaya overhead pada masing-masing produk hanya dibebankan pada satu cost driver saja sedangkan pada Activity Based Costing Sytem menggunakan banyak cost driver. Pada contoh kasus di atas setelah perhitungan menggunakan metode Activity Based Costing menimbulkan tarif yang lebih besar dibandingkan dengan menggunakan metode tradisional. 3.2 SaranRumah sakit sebaiknya mulai mempertimbangkan penerapan Activity Based Costing Sytem dalam penetapan tariff rawat inap karena dapat memberikan keakuratan dalam mengidentifikasi biaya, sehingga dapat memberikan hasil yang efisien.REFERENSIMulyadi . 2007. Activity Based Costing System. Edisi 6. Yogyakarta: UPP STIM

YKPN.Garisson, Ray H, dkk. 2006. Akuntansi Manajerial. Edisi 11. Jakarta: Salemba

Empat.

Widayanti. 2013. Perbandingan Tarif Jasa Rawat Inap Dengan Unit Cost dan Activity Based Costing System Pada Rumah Sakit.Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Gabryela Horman Pelo. 2012. Penerapan Activity Based Costing Pada Tarif Jasa Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Daya Di Makassar. Skripsi. Makassar: Universitas Hasanudin MakassarMarismiati. 2011. Penerapan Metode Activity Based Costing System Dalam Menetukan Harga. Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi. Vol. 1 No. 1Tarif per unit Cost driver = Jumlah biaya aktivitas / Cost driver

BOP yang dibebankan : tarif per unit cost driver X Cost driver

BOP yang dibebankan : tarif per unit cost driver X Cost driver

22