aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa

Upload: ervani

Post on 27-Mar-2016

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

akun

TRANSCRIPT

PSAK 7: Transaksi dengan Pihak yang Mempunyai Hubungan IstimewaDalam menjalankan aktivitas operasinya, perusahaan dan anak perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dimana Hubungan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa merupakan suatu karakteristik (feature) normal dari perdagangan dan bisnis. Misalnya, entitas sering melaksanakan bagian dari kegiatan mereka melalui entitas anak, ventura bersama dan entitas asosiasi. Dalam keadaan ini, entitas memiliki kemampuan untuk mempengaruhi kebijakan keuangan dan operasi investee melalui adanya pengendalian, pengendalian bersama atau pengaruh signifikan.Pengendalian: kepemilikan langsung melalui anak perusahaan dengan lebih dari setengah hak suara, atau kepentingan substansial dalam hak suara dan kekuasaan untuk mengarahkan kebijakan keuangan dan operasi manajemen berdasarkan anggaran dasar atau perjanjian.Definisi Pengaruh Signifikan: Ikut serta dalam pengambilan keputusan kebijakan keuangan dan operasi perusahaan. Perwakilan dalam dewan komisaris. Penyertaan dalam proses perumusan kebijakan, transaksi antar perusahaan, pertukaran karyawan manajerial berdasarkan kepemilikan bersama.Suatu hubungan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dapat berpengaruh terhadap laba atau rugi dan posisi keuangan entitas. Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dapat menyepakati transaksi di mana pihak-pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa tidak dapat melakukannya. Laba atau rugi dan posisi keuangan entitas dapat dipengaruhi oleh pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa bahkan jika transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa tidak terjadi sekalipun. Hanya dengan keberadaan hubungan istimewa itu saja, mungkin sudah cukup untuk mempengaruhi transaksi entitas dengan pihak lain. Sesuai dengan Pernyataan StandarAkuntansi Keuangan No. 7 Tahun 2015, yang dimaksud dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagai berikut : Perusahaan yang memiliki hubungan kepemilikan, Perorangan sebagai pemilik atau karyawan yang mempunyai pengaruh signifikan, Anggota keluarga terdekat dari perorangan tersebut, dan Perusahaan yang dimiliki secara subtansial oleh perorangan tersebut. Semua transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan tingkat harga, persyaratan dan kondisi normal sebagaimana dilakukan dengan pihak di luar hubungan istimewa diungkapkan dalam Laporan Keuangan Konsolidasi.

Pengungkapan Seluruh EntitasSesuai dengan Pernyataan StandarAkuntansi Keuangan No. 7 Tahun 2015, yang dimaksud dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagai berikut : Perusahaan yang memiliki hubungan kepemilikan, Perorangan sebagai pemilik atau karyawan yang mempunyai pengaruh signifikan, Anggota keluarga terdekat dari perorangan tersebut, dan Perusahaan yang dimiliki secara subtansial oleh perorangan tersebut.Semua transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan tingkat harga, persyaratan dan kondisi normal sebagaimana dilakukan dengan pihak di luar hubungan istimewa diungkapkan dalam Laporan Keuangan Konsolidasi.Untuk memungkinkan pengguna laporan keuangan memahami adanya dampak pihak yang mempunyai hubungan istimewa pada suatu entitas, maka sangat tepat untuk mengungkapkan pihak yang mempunyai hubungan istimewa ketika pengendalian itu ada, terlepas dari apakah telah terjadi transaksi antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa.Entitas mengungkapkan kompensasi anggota manajemen kunci secara total dan untuk masing-masing kategori berikut: Imbalan kerja jangka pendek; Imbalan pasca-kerja; Imbalan kerja jangka panjang lainnya; Imbalan pemutusan hubungan kerja; dan Pembayaran berbasis saham.Persyaratan pengungkapan ini adalah tambahan persyaratan. Sekurang-kurangnya, pengungkapan meliputi: Nilai transaksi; Jumlah saldo, termasuk komitmen dan: Persyaratan dan ketentuan terkait, termasuk apakah terdapat jaminan dan sifat dari imbalan diberikan pada saat penyelesaian; dan Rincian jaminan yang diberikan atau diterima; Penyisihan piutang ragu-ragu terkait dengan jumlah saldo tersebut; dan Beban yang diakui selama periode dalam hal piutang ragu-ragu atau penghapusan piutang dari pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa.Persyaratan pengungkapan tambahan tersebut dilakukan secara terpisah untuk masing-masing kategori berikut: Entitas induk; Entitas dengan pengendalian bersama atau pengaruh signifikan terhadap entitas; Entitas anak; Entitas asosiasi; Ventura bersama dimana entitas merupakan venturer; Anggota manajemen kunci dari entitas atau entitas induknya; dan Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa lainnya.Entitas pelapor dikecualikan dari persyaratan pengungkapan atas transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan saldo, termasuk komitmen dengan: Pemerintah yang memiliki pengendalian, pengendalian bersama atau pengaruh signifikan atas entitas pelapor; dan Entitas lain yang memiliki hubungan istimewa karena sama-sama dikendalikan oleh pemerintah, pengendalian bersama atau pengaruh signifikan atas entitas pelapor dan entitas lain.Berikut ini adalah transaksi-transaksi dan saldo terkait yang diungkapkan oleh entitas yang dikecualikan dari persyaratan pengungkapan: nama departemen atau instansi pemerintah dan sifat Hubungannya dengan entitas pelapor (misalnya; pengendalian, pengendalian bersama atau pengaruh signifikan); Informasi berikut dengan rincian yang cukup yang memungkinkan pengguna laporan keuangan memahami dampak transaksi dengan pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa dalam laporan keuangan: Sifat dan jumlah setiap transaksi yang secara individual signifikan; dan Untuk transaksi lain yang secara kolektif (bukan individual) signifikan, yang diindikasikan kualitatif atau kuantitatif.

PSAK 38: Kombinasi Entitas SepengendaliTransaksi kombinasi bisnis antara entitas sepengendali, berupa pengalihan bisnis yang dilakukan dalam rangka reorganisasi entitas-entitas yang berada dalam suatu kelompok usaha yang sama, bukan merupakan perubahan pemilikan dalam arti substansi ekonomi, sehingga transaksi demikian tidak dapat menimbulkan laba atau rugi bagi seluruh kelompok usaha ataupun bagi entitas individual dalam kelompok usaha tersebut.Transaksi pembelian saham atau aset neto milik pemegang saham nonpengendali (yang tidak berada dalam pengendalian yang sama dengan pemegang saham pengendali) merupakan transaksi yang mencakup perubahan substansi ekonomi pemilikan dari pemegang saham nonpengendali ke pemegang saham pengendali, oleh karena itu transaksi ini bukan merupakan transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali.

Laba Per SahamJika kombinasi bisnis entitas sepengendali melibatkan imbalan selain saham, maka entitas memperhitungkan tambahan jumlah saham yang setara dengan imbalan yang dialihkan untuk kepentingan perhitungan laba per saham.

PengungkapanUntuk semua transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali, pengungkapan berikut dibuat dalam laporan keuangan pada periode terjadinya kombinasi bisnis: Nama dan penjelasan tentang entitas atau bisnis yang berkombinasi; Penjelasan mengenai hubungan kesepengendalian dari entitas-entitas yang bertransaksi dan bahwa hubungan tersebut tidak bersifat sementara; Tanggal efektif transaksi; Operasi atau kegiatan bisnis yang telah diputuskan untuk dijual atau dihentikan akibat kombinasi bisnis tersebut; Kepemilikan entitas atau bisnis yang ditransfer serta jenis dan jumlah imbalan yang terjadi; Nilai tercatat bisnis yang terkombinasikan serta selisih antara nilai tersebut dengan jumlah imbalan yang diberikan; dan Pengungkapan mengenai penyajian kembali laporan keuangan yang dapat memberikan informasi minimal meliputi: Ikhtisar angka-angka laporan keuangan yang telah dilaporkan sebelumnya untuk periode yang disajikan kembali. Ikhtisar jumlah tercatat aset dan liabilitas entitas atau bisnis yang dikombinasikan Dampak penyesuaian kebijakan akuntansi, ikhtisar angka-angka laporan keuangan setelah disajikan kembali.

Peraturan Bapepam Dan Lk Nomor Ix.E.1Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.E.1 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu, lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor Kep-412/BL/2009 Tanggal 25 November 2009/Bapepam and LK Regulation No. IX.E.1 on Affiliated Transactions and Certain Conflicts of Interest, attachment to the Decree of the Chairman of Bapepam and LK No. Kep-412/BL/2009 dated November 25, 2009 Peraturan Nomor Ix.E.1 : Transaksi Afiliasi Dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu1. Ketentuan Umum Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: a. Perusahaan adalah Emiten yang telah melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas atau Perusahaan Publik. b. Perusahaan Terkendali adalah suatu perusahaan yang dikendalikan baik secara langsung maupun tidak langsung oleh Perusahaan. c. Transaksi adalah aktivitas dalam rangka: 1) memberikan dan/atau mendapat pinjaman; 2) memperoleh, melepaskan, atau menggunakan aset termasuk dalam rangka menjamin; 3) memperoleh, melepaskan, atau menggunakan jasa atau Efek suatu Perusahaan atau Perusahaan Terkendali; atau 4) mengadakan kontrak sehubungan dengan aktivitas sebagaimana dimaksud dalam butir 1), butir 2), dan butir 3), yang dilakukan dalam satu kali transaksi atau dalam suatu rangkaian transaksi untuk suatu tujuan atau kegiatan tertentu. d. Transaksi Afiliasi adalah Transaksi yang dilakukan oleh Perusahaan atau Perusahaan Terkendali dengan Afiliasi dari Perusahaan atau Afiliasi dari anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, atau pemegang saham utama Perusahaan. e. Benturan Kepentingan adalah perbedaan antara kepentingan ekonomis Perusahaan dengan kepentingan ekonomis pribadi anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, atau pemegang saham utama yang dapat merugikan Perusahaan dimaksud.f. Pemegang Saham Independen adalah pemegang saham yang tidak mempunyai Benturan Kepentingan sehubungan dengan suatu Transaksi tertentu dan/atau bukan merupakan Afiliasi dari anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris atau pemegang saham utama yang mempunyai Benturan Kepentingan atas Transaksi tertentu.g. Karyawan adalah semua tenaga kerja yang menerima upah dan/atau gaji dari Perusahaan.2. Transaksi Afiliasi a. Perusahaan wajib mengumumkan keterbukaan informasi atas setiap Transaksi Afiliasi kepada masyarakat dan menyampaikan bukti pengumuman dan dokumen pendukungnya kepada Bapepam dan LK paling lambat akhir hari kerja ke-2 (kedua) setelah terjadinya Transaksi, yang paling kurang meliputi: 1) uraian mengenai Transaksi Afiliasi paling kurang: LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-412/BL/2009 Tanggal : 25 Nopember 2009 -2- a) obyek transaksi yang bersangkutan; b) nilai transaksi yang bersangkutan; c) nama Pihak-pihak yang melakukan transaksi dan hubungan mereka dengan Perusahaan; dan d) sifat hubungan Afiliasi dari Pihak-pihak yang melakukan transaksi dengan Perusahaan; 2) ringkasan laporan Penilai, paling kurang meliputi informasi: a) identitas Pihak; b) obyek penilaian; c) tujuan penilaian; d) asumsi; e) pendekatan dan metode penilaian; f) kesimpulan nilai; dan g) pendapat kewajaran atas transaksi. Jangka waktu antara tanggal penilaian dan tanggal transaksi tidak boleh melebihi 6 (enam) bulan. 3) penjelasan, pertimbangan dan alasan dilakukannya Transaksi tersebut, dibandingkan dengan apabila dilakukan Transaksi lain yang sejenis yang tidak dilakukan dengan Pihak terafiliasi; 4) rencana Perusahaan, data perusahaan yang diambil alih, dan informasi terkait lain dalam hal Transaksi merupakan pengambilalihan perusahaan; 5) pernyataan Dewan Komisaris dan Direksi yang menyatakan bahwa semua informasi material telah diungkapkan dan informasi tersebut tidak menyesatkan; dan 6) ringkasan laporan tenaga ahli atau konsultan independen, jika dianggap perlu.b. Transaksi Afiliasi berikut ini hanya wajib dilaporkan oleh Perusahaan kepada Bapepam dan LK paling lambat akhir hari kerja ke-2 (kedua) setelah terjadinya Transaksi yang meliputi informasi sebagaimana dimaksud dalam huruf a butir 1), butir 3), butir 4), dan butir 5): 1) penggunaan setiap fasilitas yang diberikan oleh Perusahaan atau Perusahaan Terkendali kepada anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, dan/atau pemegang saham utama dalam hal pemegang saham utama juga menjabat sebagai Karyawan dan fasilitas tersebut langsung berhubungan dengan tanggung jawab mereka terhadap Perusahaan dan sesuai dengan kebijakan Perusahaan, serta telah disetujui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS); 2) Transaksi antara Perusahaan dengan Karyawan, anggota Direksi, atau anggota Dewan Komisaris Perusahaan tersebut maupun dengan Karyawan, anggota Direksi, atau anggota Dewan Komisaris Perusahaan Terkendali dengan persyaratan yang sama, sepanjang hal tersebut telah disetujui RUPS. Dalam Transaksi tersebut termasuk pula manfaat yang diberikan oleh Perusahaan kepada semua Karyawan, anggota Direksi, atau anggota Dewan Komisaris dengan persyaratan yang sama, menurut kebijakan yang ditetapkan Perusahaan; 3) Transaksi dengan nilai transaksi tidak melebihi 0,5% (nol koma lima perseratus) dari modal disetor Perusahaan dan tidak melebihi jumlah Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah); 4) Transaksi yang dilakukan oleh Perusahaan sebagai pelaksanaan peraturan perundang-undangan atau putusan pengadilan; 5) Transaksi antara Perusahaan dengan Perusahaan Terkendali yang saham atau modalnya dimiliki paling kurang 99% (sembilan puluh sembilan perseratus) atau antara sesama Perusahaan Terkendali yang saham atau modalnya dimiliki paling kurang 99% (sembilan puluh sembilan perseratus) oleh Perusahaan dimaksud; dan/atau 6) Transaksi antara Perusahaan dengan Perusahaan Terkendali yang saham atau modalnya tidak dimiliki seluruhnya dan tidak satu pun saham atau modal Perusahaan Terkendali dimiliki oleh anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, pemegang saham utama Perusahaan dimaksud, atau Pihak Terafiliasinya, dan laporan keuangan Perusahaan Terkendali tersebut dikonsolidasikan dengan Perusahaan.c. Transaksi Afiliasi berikut ini dikecualikan dari kewajiban sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b: 1) imbalan, termasuk gaji, iuran dana pensiun, dan/atau manfaat khusus yang diberikan kepada anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, dan pemegang saham utama dalam hal pemegang saham utama menjabat juga sebagai Karyawan, jika jumlah secara keseluruhan dari imbalan tersebut diungkapkan dalam laporan keuangan berkala; 2) Transaksi berkelanjutan yang telah dilakukan sebelum Perusahaan melaksanakan Penawaran Umum perdana atau sebelum disampaikannya pernyataan pendaftaran sebagai Perusahaan Publik, dengan persyaratan: a) Transaksi telah diungkapkan sepenuhnya dalam Prospektus Penawaran Umum perdana atau dalam keterbukaan informasi pernyataan pendaftaran Perusahaan Publik; dan b) syarat dan kondisi Transaksi tidak mengalami perubahan yang dapat merugikan Perusahaan; 3) Transaksi berkelanjutan yang dilakukan sesudah Perusahaan melakukan Penawaran Umum atau setelah pernyataan pendaftaran sebagai Perusahaan Publik menjadi efektif, dengan persyaratan: a) Transaksi awal yang mendasari Transaksi selanjutnya telah memenuhi peraturan ini; dan b) syarat dan kondisi Transaksi tidak mengalami perubahan yang dapat merugikan Perusahaan; 4) Transaksi yang merupakan kegiatan usaha utama Perusahaan atau Perusahaan Terkendali; dan5) Transaksi yang merupakan penunjang kegiatan usaha utama Perusahaan atau Perusahaan Terkendali.3. Transaksi yang Mengandung Benturan Kepentingan a. Transaksi yang mengandung Benturan Kepentingan wajib terlebih dahulu disetujui oleh para Pemegang Saham Independen atau wakil mereka yang diberi wewenang untuk itu dalam RUPS sebagaimana diatur dalam Peraturan ini. Persetujuan mengenai hal tersebut harus ditegaskan dalam bentuk akta notariil. b. Dalam hal Transaksi yang telah disetujui dalam RUPS sebagaimana dimaksud dalam huruf a belum dilaksanakan dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal persetujuan RUPS, maka Transaksi hanya dapat dilaksanakan setelah memperoleh persetujuan kembali RUPS. c. Transaksi yang mengandung Benturan Kepentingan berikut ini dikecualikan dari ketentuan huruf a, yaitu: 1) penggunaan setiap fasilitas yang diberikan oleh Perusahaan atau Perusahaan Terkendali kepada anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, dan/atau pemegang saham utama dalam hal pemegang saham utama juga menjabat sebagai Karyawan, dan fasilitas tersebut langsung berhubungan dengan tanggung jawab mereka terhadap Perusahaan dan sesuai dengan kebijakan Perusahaan, serta telah disetujui RUPS; 2) Transaksi antara Perusahaan baik dengan Karyawan, anggota Direksi, atau anggota Dewan Komisaris Perusahaan tersebut maupun dengan Karyawan, anggota Direksi, atau anggota Dewan Komisaris Perusahaan Terkendali, atau Transaksi antara Perusahaan Terkendali baik dengan Karyawan, anggota Direksi, atau anggota Dewan Komisaris Perusahaan Terkendali tersebut maupun dengan Karyawan, anggota Direksi, atau anggota Dewan Komisaris Perusahaan dengan persyaratan yang sama, sepanjang hal tersebut telah disetujui RUPS. Dalam Transaksi tersebut termasuk pula manfaat yang diberikan oleh Perusahaan atau Perusahaan Terkendali kepada semua Karyawan, anggota Direksi, atau anggota Dewan Komisaris dengan persyaratan yang sama, menurut kebijakan yang ditetapkan Perusahaan; 3) imbalan, termasuk gaji, iuran dana pensiun, dan/atau manfaat khusus yang diberikan kepada anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, dan pemegang saham utama yang juga sebagai Karyawan, jika jumlah secara keseluruhan dari imbalan tersebut diungkapkan dalam laporan keuangan berkala; 4) Transaksi berkelanjutan yang dilakukan sesudah Perusahaan melakukan Penawaran Umum atau setelah pernyataan pendaftaran sebagai Perusahaan Publik menjadi efektif, dengan persyaratan: a) Transaksi awal yang mendasari Transaksi selanjutnya telah memenuhi Peraturan ini; dan b) syarat dan kondisi Transaksi tidak mengalami perubahan yang dapat merugikan Perusahaan; 5) Transaksi dengan nilai transaksi tidak melebihi 0,5% (nol koma lima perseratus) dari modal disetor Perusahaan dan tidak melebihi jumlah Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah); 6) Transaksi yang dilakukan oleh Perusahaan sebagai pelaksanaan peraturan perundang-undangan atau putusan pengadilan; dan/atau 7) Transaksi antara Perusahaan dengan Perusahaan Terkendali yang saham atau modalnya dimiliki paling kurang 99% (sembilan puluh sembilan perseratus) atau antara sesama Perusahaan Terkendali yang saham atau modalnya dimiliki paling kurang 99% (sembilan puluh sembilan perseratus) oleh Perusahaan dimaksud. d. Transaksi yang mengandung Benturan Kepentingan sebagaimana dimaksud dalam huruf c, namun merupakan Transaksi Afiliasi, tetap mengikuti ketentuan mengenai Transaksi Afiliasi sebagaimana dimaksud dalam angka 2.4. Rapat Umum Pemegang Saham Independen a. Pengumuman mengenai RUPS untuk menyetujui suatu Transaksi yang mengandung Benturan Kepentingan, harus meliputi informasi sebagai berikut: 1) uraian mengenai Transaksi paling kurang: a) obyek transaksi yang bersangkutan; b) nilai Transaksi yang bersangkutan; c) nama Pihak-pihak yang mengadakan Transaksi dan hubungan mereka dengan Perusahaan yang bersangkutan; dan d) sifat dari Benturan Kepentingan Pihak-pihak yang bersangkutan dalam Transaksi tersebut; 2) ringkasan laporan Penilai, paling kurang meliputi informasi: a) identitas Pihak; b) obyek penilaian; c) tujuan penilaian; d) asumsi; e) pendekatan dan metode penilaian; f) kesimpulan nilai; dan g) pendapat kewajaran atas transaksi; 3) keterangan tentang RUPS selanjutnya yang direncanakan akan diselenggarakan jika korum kehadiran Pemegang Saham Independen yang disyaratkan tidak diperoleh dalam rapat pertama, pernyataan tentang persyaratan pemberian suara dalam rencana Transaksi tersebut dan pemberian suara setuju yang disyaratkan dalam setiap rapat sesuai dengan Peraturan ini; 4) penjelasan, pertimbangan, dan alasan dilakukannya Transaksi tersebut, dibandingkan dengan apabila dilakukan Transaksi lain yang sejenis yang tidak mengandung Benturan Kepentingan; 5) rencana Perusahaan, data Perusahaan, dan informasi lain yang dipersyaratkan sebagaimana diatur dalam butir 3) dan 4); 6) pernyataan Dewan Komisaris dan Direksi yang menyatakan bahwa semua informasi material telah diungkapkan dan informasi tersebut tidak menyesatkan; dan 7) ringkasan laporan tenaga ahli atau konsultan independen, jika dianggap perlu oleh Bapepam dan LK. b. Salinan atau fotokopi pengumuman sebagaimana dimaksud dalam huruf a wajib disampaikan kepada Bapepam dan LK paling lambat pada akhir hari kerja ke-2 (kedua) setelah diumumkan. c. Perusahaan wajib menyampaikan dokumen kepada Bapepam dan LK bersamaan dengan pengumuman RUPS, yang paling kurang meliputi: 1) informasi tentang rencana transaksi sebagaimana dimaksud dalam huruf a butir 1); 2) laporan Penilai, dengan ketentuan jangka waktu antara tanggal penilaian dalam laporan Penilai dan tanggal pelaksanaan RUPS tidak boleh melebihi 6 (enam) bulan; 3) data perusahaan yang akan diakuisisi atau didivestasi, jika obyek transaksi adalah saham, yang sekurang-kurangnya berisi antara lain: a) laporan keuangan yang telah diaudit untuk 2 (dua) tahun terakhir berturut-turut; b) struktur permodalan; dan c) struktur kepengurusan; jika data perusahaan belum tersedia di Bapepam dan LK dan publik. 4) pernyataan Dewan Komisaris dan Direksi bahwa informasi material yang disajikan telah diungkapkan secara lengkap dan tidak menyesatkan; dan 5) ringkasan laporan tenaga ahli atau konsultan independen, jika ada. d. Dalam hal terdapat perubahan atau penambahan informasi sebagaimana dimaksud dalam huruf a, maka wajib diumumkan paling lambat 2 (dua) hari kerja sebelum RUPS dilaksanakan. e. Sebelum RUPS, Perusahaan wajib menyediakan formulir pernyataan bermeterai cukup untuk ditandatangani Pemegang Saham Independen yang paling kurang menyatakan bahwa: 1) yang bersangkutan benar-benar merupakan Pemegang Saham Independen; dan 2) apabila dikemudian hari terbukti bahwa pernyataan tersebut tidak benar, maka yang bersangkutan dapat dikenakan sanksi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. f. Pengumuman dan pemanggilan RUPS yang disyaratkan untuk rapat-rapat dimaksud adalah sebagai berikut: 1) Jangka waktu pengumuman dan pemanggilan RUPS wajib dilakukan sesuai dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Nomor IX.J.1. Pemanggilan dapat dikirimkan dengan surat tercatat atau faksimili ke alamat pemegang saham disamping pemanggilan yang diterbitkan melalui surat kabar. Pemanggilan dimaksud harus disertai dengan informasi yang disyaratkan dalam huruf a; dan 2) untuk rapat kedua dan ketiga dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: a) jangka waktu penyelenggaraan RUPS kedua dan ketiga dilakukan sesuai ketentuan sebagaimana Peraturan Nomor IX.J.1; b) pemanggilan dimaksud harus diumumkan melalui 2 (dua) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang satu diantaranya mempunyai peredaran nasional dan lainnya yang terbit ditempat kedudukan Perusahaan, dengan menyebutkan telah diselenggarakannya RUPS pertama atau kedua tetapi tidak mencapai korum. g. Pemberian suara dari Pemegang Saham Independen dapat dilakukan langsung oleh Pemegang Saham Independen atau wakil yang diberi kuasa. h. RUPS ketiga hanya dapat menyetujui Transaksi dimaksud apabila disetujui oleh Pemegang Saham Independen yang mewakili lebih dari 50% (limapuluh perseratus) saham yang dimiliki oleh Pemegang Saham Independen yang hadir. i. Jika suatu Transaksi yang mempunyai Benturan Kepentingan tidak memperoleh persetujuan Pemegang Saham Independen dalam RUPS yang telah mencapai korum kehadiran, maka rencana Transaksi dimaksud tidak dapat diajukan kembali dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal keputusan penolakan. j. Hasil pelaksanaan Transaksi yang mempunyai Benturan Kepentingan wajib segera dilaporkan kepada Bapepam dan LK.5. Ketentuan Penutup a. Dalam hal Transaksi Afiliasi: 1) nilainya memenuhi kriteria Transaksi Material sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor IX.E.2 dan tidak terdapat Benturan Kepentingan, maka Perusahaan hanya wajib memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor IX.E.2. 2) merupakan transaksi pengambilalihan Perusahaan Terbuka sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor IX.H.1, maka Perusahaan disamping wajib memenuhi peraturan ini juga wajib memenuhi ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Nomor IX.H.1. b. Dalam hal Transaksi yang mengandung Benturan Kepentingan: 1) merupakan Transaksi Material dan/atau Perubahan Kegiatan Usaha Utama, maka Perusahaan tersebut disamping wajib memenuhi ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan ini juga wajib memenuhi ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Nomor IX.E.2. 2) merupakan pengambilalihan Perusahaan Terbuka, maka Perusahaan tersebut disamping wajib memenuhi ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan ini juga wajib memenuhi ketentuan Peraturan Nomor IX.H.1. c. Dengan tidak mengurangi berlakunya ketentuan pidana di bidang Pasar Modal, Bapepam dan LK berwenang mengenakan sanksi terhadap setiap pelanggaran ketentuan peraturan ini, termasuk kepada Pihak yang menyebabkan terjadi pelanggaran tersebut.

CONTOH KASUS :Selisih Retrukturisasi Entitas Sepengendali Telkom & IndosatPendahuluanTransaksi dengan Pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Dalam menjalankan aktivitas operasinya, Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.7 tahun 1994, yang dimaksud dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagai berikut :a) Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara (intermediaries), mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan perusahaan pelapor (termasuk holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries);b) Perusahaan asosiasi (associated company);c) Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di perusahaan pelapor yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksud dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan perusahaan pelapor);d) Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untukn merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan perusahaan pelapor yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dane) Perusahaan dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (iii) dan (iv), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi dan pemegang saham utama dari perusahaan pelapor dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan perusahaan pelapor. Semua transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan tingkat harga, persyaratan dan kondisi normal sebagaimana dilakukan dengan pihak di luar hubungan istimewa diungkapkan dalam Laporan Keuangan Konsolidasi.Deskripsi KasusSebelum tahun 2003, PT. Indosat Tbk yang saat itu masih bernama PT. Indonesian Satellite Corporation Tbk bersama dengan PT. Telkom Tbk adalah dua perusahaan plat merah yang menjalankan lini bisnis yang sejenis yaitu bidang telekomunikasi. Berdasarkan kebijakan pemerintah waktu itu (Presiden Megawati Sukarnoputri) PT. Indosat Tbk pada akhir tahun 2002 diprivatisasi. PerusahaaninidijualkepadaSingaporeTechnologyand Telemedia (STT), Temasek Holdings yang berbasis di Singapura.Identifikasi MasalahPada tahun 2001 sebelum Telkom dan Indosat terpisah pengendalian, kedua perusahaan melakukan transaksi kepemilikan silang saham di beberapa perusahaan affiliasi. Rinciannya adalah: a.Menjual35% investasiperusahaandiPT TelekomunikasiSelularb.Mengakuisisi 22,5% investasi Telkom di Satelindoc.Mengakuisisi37,21%investasiTelkomdiLintasartaPembahasanTransaksi yang dilakukan Indosat dengan Telkom tersebut tidak salah karena sesuai dengan standar dalam paragraph 6 PSAK 7.Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dapat menyepakati transaksi di mana pihak-pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa tidak dapat melakukannya .Pengungkapan laporan keuangan dicatat dengan metode penyatuan kepemilikan sudah sesuai dengan standar sebagaimana dijelaskan dalam Paragraf 20 PSAK 7.Berikutiniadalah contoh transaksi yang diungkapkan jika pihak tersebut adalah pihak yang mempunyai hubungan istimewa : (g) pengalihan di bawah perjanjian pembiayaan (termasuk pinjaman dan kontribusi ekuitas dalam bentuk tunai atau dalam bentuk natura)Off Balance SheetHidden asset dan Off Balance Sheet sebenarnya sebangun dan berhubungan. Asset tersebut hidden karena dibiayai oleh debt yang tidak tercatat di neraca (off balance sheet). Contoh yang banyak terjadi adalah penggunaan operating lease, sehingga perusahaan dapat menggunakan aset tersebut tanpa mencatatkannya di neraca tapi tidak juga murni menyewa. Hidden Asset merupakan suatu aset yang secara hukum terdaftar sebagai aset perusahaan namun tidak dilaporkan pada laporan keuangan perusahaan, sedangkan Off Balance Sheet adalah aset yang dikelola perusahaan namun tidak dilaporkan pada laporan keuangan melainkan dilaporkan secara terpisah dari laporan keuangan.Ketika perusahaan menggunakan operating lease untuk mengakuisisi suatu asset, sebenarnya perusahaan tersebut memiliki kewajiban (yang tersembunyi) yang berupa komitmen membayar sewa untuk jangka waktu tertentu dengan scheme tertentu, yang present valuenya bisa dianggap debt.Keuntungan bagi perusahan tersebut adalah perusahaan dapat mencatatkan nilai aset dan debt yang lebih rendah dari yang sebenarnya. Implikasinya pada financial performance secara eksplisit akan lebih bagus. Misalnya ROA yang lebih tinggi (karena nilai aset kecil) dan Debt to Equity Ratio yang lebih sehat (karena nilai debt lebih kecil). Contohnya:a) Giro yang belum jatuh tempo kas bonb) Hak untuk menerima kas atau asset keuangan lainnya misalnya plafond kredit(pembiayaan) yang belum digunakanc) Hak menukarkan asset keuangan lainnya yang lebih menguntungkan dan instrument modal lainnya.Selama bertahun-tahun lamanya banyak sekali metode digunakan untuk mendapatkan off-balance-sheet financing. Semua metode memiliki satu kesamaan, yaitu: Membuat perusahaan dapat mengabaikan obligasi di luar lembar neraca tanpa harus melanggar aturan GAAP yang berlaku saat ini.Metode-metode off-balance sheet financing mencakup segala hal yang tidak dikenai sanksi oleh GAAP sampai dengan kewajiban akuntansi yang tidak jelas batasannya. Banyak metode off-balance-sheet financing yang dipengaruhi oleh faktor-faktor di bawah ini:1. Hubungan perusahaan yang terpisah, atau2. Sifat eksekutor sejumlah transaksi yang menimbulkan argumen bahwa penerimaan aktual atas barang atau jasa belum diperoleh, atau3. Sarana atau rancangan keuangan yang inovatif Captive Finance Companies and Other Unconsolidated SubsidiariesPada masa lalu praktek akuntansi hampir seluruhnya mengabaikan keberadaan perusahaan anak (atau sering pula disebut "captive finance companies") dari konsolidasi dan melaporkannya dengan menggunakan metode akunting ekuitas. Tidak dilakukannya konsolidasi dengan perusahaan-perusahaan ini dinilai melanggar AICPA (seperti yang dilaporkan oleh Accounting Research Bulleting (ARB) edisi tahun 1959.Dalam neraca saham yang terkonsolidasi, menurut metode ekuitas, berbagai aset dan liabilitas dari perusahaan anak yang tidak terkonsolidasi tidak dimasukkan bersama aset dan liabilitas perusahaan induk dan perusahaan anak yang terkonsolidasi. Investasi untuk saham umum perusahaan anak yang tak terkonsolidasi biasanya dilaporkan dalam lembar neraca terkonsolidasi milik perusahaan induk dalam bentuk jumlah pendapatan tunggal dan disebut sebagai "Investasi untuk Perusahaan Anak yang Tidak Terkonsolidasi" atau sejenisnya.Dengan demikian, menurut metode ekuitas, liabilitas yang dimiliki oleh perusahaan induk yang tidak terkonsolidasi tidak akan dimasukkan ke dalam laporan keuangan terkonsolidasi. Penghapusan ini merupakan salah satu bentuk dari off-balance-sheet financing. Karena rasio dari perusahaan anak biasanya lebih rendah dibandingkan rasio normal yang tercantum di dalam lembar neraca terkonsolidasi, maka kegagalan untuk mengkonsolidasi perusahaan anak bukan saja menghasilkan off-balance-sheet financing, melainkan juga menghasilkan suatu metode peningkatan rasio dalam lembar neraca terkonsolidasi. Selain itu, karena pendapatan bersih terkonsolidasi dari perusahaan induk biasanya tidak terpengaruh oleh hutang yang ditanggung oleh perusahaan anak yang tak terkonsolidasi, maka penghapusn hutang pada perusahaan anak yang tak terkonsolidasi dari lembar neraca terkonsolidasi akan mengurangi rasio hutang terhadap ekuitas (debt-to-equity ratio).Sesuai dengan APB Opinion 18, The Equity Method of Accounting for Investments in Common Stock, pemberitahuan harus disertai dengan laporan ringkas mengenai aset dan liabilitas perusahaan anak yang akan menjadi pelengkap bagi laporan keuangan perusahaan. Ada kalanya data yang terdiri atas dua atau lebih dari dua perusahaan anak akan digabungkan ke dalam pemberitahuan semacam ini.Bagi sebagian besar akuntan, tindakan untuk tidak mengkonsolidasi perusahaan anak bukanlah salah satu cara untuk menjaga liabilitas agar tidak tercantum dalam lembar neraca. Para akuntan menganggap bahwa tindakan untuk tidak mengkonsolidasi perusahaan anak adalah keputusan yang positif, dan sesuai dengan praktek akuntansi. Mereka berpendapat bahwa sifat aset dan liabilitas, sifat pendapatan dan pembiayaan, dan batasan berbagai rasio keuangan dan operasional untuk perusahaan anak sangatlah berbeda dari kelompok perusahaan lain, sehingga jika dilakukan konsolidasi terhadap perusahaan anak tersebut maka akan terjadi kebingungan dan menghasilkan informasi yang salah mengenai perusahaan induk.Pandangan yang berbeda disampaikan oleh sejumlah pakar, dengan menyebutkan bahwa perbedaan antara perusahaan anak dan perusahaan lain tidaklah cukup untuk menangguhkan keputusan konsolidasi seperti tercantum dalam ARB 51, yang menyatakan bahwa "laporan keuangan terkonsolidasi lebih berarti dibandingkan laporan terpisah" dan bahwa kebingungan dapat dicegah dengan pemberitahuan seperlunya.Dalam mengembangkan proyek "The Reporting Entity, Including Consolidations and the Equity Method," FASB secara jelas menyebutkan di dalam Exposure Draft yang diterbitkan pada bulan Desember, "Consolidation of All Majority- owned Subsidiaries", bahwa FASB bermaksud untuk meminta perusahaan anak agar dikonsolidasi, dan bukan dilaporkan dengan metode ekuitas. Pada bulan Oktober 1987, FASB menerbitkan FAS94 dengan judul yang sama dengan yang tercantum dalam Exposure Draft. Laporan ini dibuat untuk menggantikan ARB51 dan menuntut konsolidasi terhadap seluruh perusahaan anak, meskipun pada saat itu masih banyak perusahaan anak yang menjalankan operasi "yang tidak terkonsolidasi", baik di lingkungan domestik maupun di lingkungan internasional.

18 | Pertemuan 10