a41mha-07-pendahuluan
TRANSCRIPT
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bandara internasional merupakan bandara berkapasitas besar yang memiliki
rute penerbangan langsung antar negara/benua dan sebagai penghubung dengan
bandara lokal lainnya. Bandara internasional merupakan gerbang suatu negara
yang menjadi akses masuk berbagai aspek politik, sosial-budaya, ekonomi dan
wisata. Indonesia memiliki sejumlah bandara yang berskala internasional,
diantaranya adalah Bandara Internasional Ngurah Rai, Sepinggan, Syamsudin
Noor, Soekarno-Hatta, Hasanuddin, Sam Ratulangi, Juanda, Adisumarmo, Adi
Sucipto, Achmad Yani, dan Husein Sastranegara. Bandara ini umumnya lebih
besar dan memiliki landasan pacu lebih panjang, serta memiliki fasilitas imigrasi/
bea-cukai untuk melayani penerbangan internasional menuju dan dari negara
lainnya.
Bandara Internasional Soekarno-Hatta (yang selanjutnya disebut Bandara
Soetta) merupakan bandara internasional terbesar di Indonesia. Bandara ini pada
awalnya memiliki dua terminal bandara dengan kapasitas 18 juta penumpang per
tahun, namun pada tahun 2010 jumlah rata-rata penumpang per tahunnya
meningkat menjadi 43,7 juta per tahun atau lebih dari dua kali lipatnya. Oleh
karena itu, untuk meningkatkan pelayanan PT (Persero) Angkasa Pura II sebagai
pihak pengelola Bandara Soetta menambah jumlah kapasitas penumpang.
Penambahan daya tampung penumpang dilakukan oleh PT (Persero) Angkasa
Pura II dengan membangun Terminal 3 yang memiliki kapasitas total sebesar 20
juta penumpang per tahun. Dengan bertambahnya kapasitas dan jumlah
penumpang bandara, maka jumlah pergerakan operasional penerbangan pada
kawasan bandara akan semakin bertambah.
Disisi lain, bertambahnya kapasitas bandara akan berpotensi lebih besar
dalam memberikan dampak pencemaran lingkungan. Polusi udara, getaran, emisi
gas CO2, dan kebisingan yang merupakan dampak dari pengoperasian pesawat
dan kendaraan di bandara. Selain itu, penggunaan air dalam jumlah besar untuk
sprinklers, air minum, toilet, pencucian badan pesawat, dan kegiatan pelayanan
operasional bandara lainnya juga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan.
2
Oleh karena itu, pembangunan Terminal 3 menggunakan pendekatan yang
berbasis ekologis, yaitu pembangunan yang menekankan kepada hubungan saling
menguntungkan antara manusia dengan lingkungannya agar tetap berkelanjutan,
serta tetap mempertahankan fungsi keamanan, keselamatan dan kenyamanan
bandara. Berdasarkan Peraturan Direktur Jendral Perhubungan Udara No. 124/IV
2009, eco-airport (bandara ramah lingkungan) adalah bandara yang
memperhatikan aspek ekologis dalam desain dan pembangunannya agar tercipta
lingkungan yang sehat di bandara dan sekitarnya. Dengan penerapan konsep eco-
airport, maka dampak dari pencemaran lingkungan akibat operasi bandara dapat
diminimalkan, sehingga terciptanya lingkungan yang nyaman bagi pengguna
bandara dan masyarakat sekitar. Selain itu, konsep ini sesuai dengan agenda
lingkungan hidup dunia, terutama kepada mitra ASEAN dan Jepang yang
tergabung dalam penandatanganan dokumen inisiatif pembuatan pedoman eco-
airport, ASEAN-Japan Eco-Airport Guidline. Dengan demikian, Terminal 3
diharapkan menjadi contoh sekaligus langkah awal mewujudkan bandara yang
berorientasi ekologis di Indonesia agar setara dengan bandara-bandara di Asia
bahkan di dunia.
Dalam rangka mewujudkan bandara yang ramah lingkungan, maka perlu
diadakan desain lanskap pada Terminal 3 Bandara Soetta. Desain ini dilakukan
dengan meminimalkan dampak pencemaran lingkungan akibat operasional
bandara dan mengembangkan potensi lanskap yang dapat mendukung konsep eco-
airport. Selain itu, dalam proses mendesain perlu diperhatikan kriteria-kriteria
eco-airport agar dapat mewujudkan bandara yang ramah lingkungan.
1.2 Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendesain lanskap Terminal 3 Bandara
Internasional Soekarno-Hatta guna meningkatkan kualitas lingkungan kawasan
dan mendukung konsep eco-airport.
1.3 Manfaat
Manfaat penelitian ini dalam desain lanskap terminal 3 Bandara Soetta,
yaitu:
3
1. menjadi bahan masukan alternatif desain lanskap bagi pengelola Bandara
Soetta (Angkasa Pura II) dalam pembangunan kawasan Terminal 3;
2. menjadi model pengembangan desain lanskap terminal bandara bagi
bandara dengan konsep eco-airport bagi bandara lainnya di Indonesia;
3. menambah informasi dan pemahaman masyarakat mengenai bandara yang
ramah lingkungan.
1.4 Kerangka Pikir
Pembangunan jalur hijau dan taman yang berwawasan lingkungan
dikawasan bandara merupakan upaya pengembangan kawasan dengan
memanfaatkan potensi sumberdaya yang ada. Dalam pembangunan kawasan
Terminal 3, dilakukan optimalisasi tapak dengan mengintegrasikan faktor utama
berupa ruang terbuka hijau dengan faktor pendukung aktivitas berupa fasilitas-
fasilitas pada tapak. Hasil analisis terhadap faktor-faktor tersebut kemudian
diterjemahkan dalam bentuk zona, sirkulasi, vegetasi, dan fasilitas berdasarkan
ragam fungsi, serta konsep yang akan dikembangkan.
Dalam melakukan analisis, hal yang perlu diperhatikan adalah konsep
Grand design Bandara Soetta sebagai pedoman selama proses mendesain dari
pihak pengelola bandara (PT Angkasa Pura II), serta karakteristik Terminal 3,
seperti: 1) lanskap, keadaan fisik dan biosik pada tapak; 2) arsitektur, desain
bangunan minimalis dan modern; 3) perilaku pengguna, keadaan sosial pada
tapak; dan 4) ketentuan (rule of thomb), kebijakan/aturan yang berlaku pada
kawasan terminal bandara agar tidak membahayakan keselamatan dan keamanan
pengguna selama operasional bandara. Aspek-aspek dalam analisis tersebut
diidentifikasi, baik berupa masalah yang terjadi agar diminimalisir dampaknya
maupun potensi yang terdapat pada tapak untuk dioptimalkan. Selain itu,
diperhatikan karakter bandara dengan konsep eco-airport. Hasil identifikasi
tersebut kemudian menjadi suatu solusi yang akan dikembangkan ke dalam desain
lanskap Terminal 3 Bandara Soetta. Berikut dapat dilihat pada Gambar 1
mengenai kerangka pikir perancangan lanskap di Terminal 3 Bandara Soetta.
4
Gambar 1 Kerangka pikir Perancangan Lanskap Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta
Karakteristik Terminal 3 Bandara
Lanskap
Perilaku Pengguna
Arsitektur
Desain Lanskap Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta
Ketentuan (rule of thomb)
Grand Design Bandara Internasional Soekarno Hatta
Terminal 3
Kendala dan Potensi
Solusi
Bandara dengan Konsep
Eco-airport
Karakter Eco-airport