a41mha-07-pendahuluan

4
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandara internasional merupakan bandara berkapasitas besar yang memiliki rute penerbangan langsung antar negara/benua dan sebagai penghubung dengan bandara lokal lainnya. Bandara internasional merupakan gerbang suatu negara yang menjadi akses masuk berbagai aspek politik, sosial-budaya, ekonomi dan wisata. Indonesia memiliki sejumlah bandara yang berskala internasional, diantaranya adalah Bandara Internasional Ngurah Rai, Sepinggan, Syamsudin Noor, Soekarno-Hatta, Hasanuddin, Sam Ratulangi, Juanda, Adisumarmo, Adi Sucipto, Achmad Yani, dan Husein Sastranegara. Bandara ini umumnya lebih besar dan memiliki landasan pacu lebih panjang, serta memiliki fasilitas imigrasi/ bea-cukai untuk melayani penerbangan internasional menuju dan dari negara lainnya. Bandara Internasional Soekarno-Hatta (yang selanjutnya disebut Bandara Soetta) merupakan bandara internasional terbesar di Indonesia. Bandara ini pada awalnya memiliki dua terminal bandara dengan kapasitas 18 juta penumpang per tahun, namun pada tahun 2010 jumlah rata-rata penumpang per tahunnya meningkat menjadi 43,7 juta per tahun atau lebih dari dua kali lipatnya. Oleh karena itu, untuk meningkatkan pelayanan PT (Persero) Angkasa Pura II sebagai pihak pengelola Bandara Soetta menambah jumlah kapasitas penumpang. Penambahan daya tampung penumpang dilakukan oleh PT (Persero) Angkasa Pura II dengan membangun Terminal 3 yang memiliki kapasitas total sebesar 20 juta penumpang per tahun. Dengan bertambahnya kapasitas dan jumlah penumpang bandara, maka jumlah pergerakan operasional penerbangan pada kawasan bandara akan semakin bertambah. Disisi lain, bertambahnya kapasitas bandara akan berpotensi lebih besar dalam memberikan dampak pencemaran lingkungan. Polusi udara, getaran, emisi gas CO2, dan kebisingan yang merupakan dampak dari pengoperasian pesawat dan kendaraan di bandara. Selain itu, penggunaan air dalam jumlah besar untuk sprinklers, air minum, toilet, pencucian badan pesawat, dan kegiatan pelayanan operasional bandara lainnya juga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan.

Upload: ubaidillah

Post on 24-Oct-2015

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: A41mha-07-pendahuluan

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bandara internasional merupakan bandara berkapasitas besar yang memiliki

rute penerbangan langsung antar negara/benua dan sebagai penghubung dengan

bandara lokal lainnya. Bandara internasional merupakan gerbang suatu negara

yang menjadi akses masuk berbagai aspek politik, sosial-budaya, ekonomi dan

wisata. Indonesia memiliki sejumlah bandara yang berskala internasional,

diantaranya adalah Bandara Internasional Ngurah Rai, Sepinggan, Syamsudin

Noor, Soekarno-Hatta, Hasanuddin, Sam Ratulangi, Juanda, Adisumarmo, Adi

Sucipto, Achmad Yani, dan Husein Sastranegara. Bandara ini umumnya lebih

besar dan memiliki landasan pacu lebih panjang, serta memiliki fasilitas imigrasi/

bea-cukai untuk melayani penerbangan internasional menuju dan dari negara

lainnya.

Bandara Internasional Soekarno-Hatta (yang selanjutnya disebut Bandara

Soetta) merupakan bandara internasional terbesar di Indonesia. Bandara ini pada

awalnya memiliki dua terminal bandara dengan kapasitas 18 juta penumpang per

tahun, namun pada tahun 2010 jumlah rata-rata penumpang per tahunnya

meningkat menjadi 43,7 juta per tahun atau lebih dari dua kali lipatnya. Oleh

karena itu, untuk meningkatkan pelayanan PT (Persero) Angkasa Pura II sebagai

pihak pengelola Bandara Soetta menambah jumlah kapasitas penumpang.

Penambahan daya tampung penumpang dilakukan oleh PT (Persero) Angkasa

Pura II dengan membangun Terminal 3 yang memiliki kapasitas total sebesar 20

juta penumpang per tahun. Dengan bertambahnya kapasitas dan jumlah

penumpang bandara, maka jumlah pergerakan operasional penerbangan pada

kawasan bandara akan semakin bertambah.

Disisi lain, bertambahnya kapasitas bandara akan berpotensi lebih besar

dalam memberikan dampak pencemaran lingkungan. Polusi udara, getaran, emisi

gas CO2, dan kebisingan yang merupakan dampak dari pengoperasian pesawat

dan kendaraan di bandara. Selain itu, penggunaan air dalam jumlah besar untuk

sprinklers, air minum, toilet, pencucian badan pesawat, dan kegiatan pelayanan

operasional bandara lainnya juga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan.

Page 2: A41mha-07-pendahuluan

2

 

Oleh karena itu, pembangunan Terminal 3 menggunakan pendekatan yang

berbasis ekologis, yaitu pembangunan yang menekankan kepada hubungan saling

menguntungkan antara manusia dengan lingkungannya agar tetap berkelanjutan,

serta tetap mempertahankan fungsi keamanan, keselamatan dan kenyamanan

bandara. Berdasarkan Peraturan Direktur Jendral Perhubungan Udara No. 124/IV

2009, eco-airport (bandara ramah lingkungan) adalah bandara yang

memperhatikan aspek ekologis dalam desain dan pembangunannya agar tercipta

lingkungan yang sehat di bandara dan sekitarnya. Dengan penerapan konsep eco-

airport, maka dampak dari pencemaran lingkungan akibat operasi bandara dapat

diminimalkan, sehingga terciptanya lingkungan yang nyaman bagi pengguna

bandara dan masyarakat sekitar. Selain itu, konsep ini sesuai dengan agenda

lingkungan hidup dunia, terutama kepada mitra ASEAN dan Jepang yang

tergabung dalam penandatanganan dokumen inisiatif pembuatan pedoman eco-

airport, ASEAN-Japan Eco-Airport Guidline. Dengan demikian, Terminal 3

diharapkan menjadi contoh sekaligus langkah awal mewujudkan bandara yang

berorientasi ekologis di Indonesia agar setara dengan bandara-bandara di Asia

bahkan di dunia.

Dalam rangka mewujudkan bandara yang ramah lingkungan, maka perlu

diadakan desain lanskap pada Terminal 3 Bandara Soetta. Desain ini dilakukan

dengan meminimalkan dampak pencemaran lingkungan akibat operasional

bandara dan mengembangkan potensi lanskap yang dapat mendukung konsep eco-

airport. Selain itu, dalam proses mendesain perlu diperhatikan kriteria-kriteria

eco-airport agar dapat mewujudkan bandara yang ramah lingkungan.

1.2 Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendesain lanskap Terminal 3 Bandara

Internasional Soekarno-Hatta guna meningkatkan kualitas lingkungan kawasan

dan mendukung konsep eco-airport.

1.3 Manfaat

Manfaat penelitian ini dalam desain lanskap terminal 3 Bandara Soetta,

yaitu:

Page 3: A41mha-07-pendahuluan

3

 

1. menjadi bahan masukan alternatif desain lanskap bagi pengelola Bandara

Soetta (Angkasa Pura II) dalam pembangunan kawasan Terminal 3;

2. menjadi model pengembangan desain lanskap terminal bandara bagi

bandara dengan konsep eco-airport bagi bandara lainnya di Indonesia;

3. menambah informasi dan pemahaman masyarakat mengenai bandara yang

ramah lingkungan.

1.4 Kerangka Pikir

Pembangunan jalur hijau dan taman yang berwawasan lingkungan

dikawasan bandara merupakan upaya pengembangan kawasan dengan

memanfaatkan potensi sumberdaya yang ada. Dalam pembangunan kawasan

Terminal 3, dilakukan optimalisasi tapak dengan mengintegrasikan faktor utama

berupa ruang terbuka hijau dengan faktor pendukung aktivitas berupa fasilitas-

fasilitas pada tapak. Hasil analisis terhadap faktor-faktor tersebut kemudian

diterjemahkan dalam bentuk zona, sirkulasi, vegetasi, dan fasilitas berdasarkan

ragam fungsi, serta konsep yang akan dikembangkan.

Dalam melakukan analisis, hal yang perlu diperhatikan adalah konsep

Grand design Bandara Soetta sebagai pedoman selama proses mendesain dari

pihak pengelola bandara (PT Angkasa Pura II), serta karakteristik Terminal 3,

seperti: 1) lanskap, keadaan fisik dan biosik pada tapak; 2) arsitektur, desain

bangunan minimalis dan modern; 3) perilaku pengguna, keadaan sosial pada

tapak; dan 4) ketentuan (rule of thomb), kebijakan/aturan yang berlaku pada

kawasan terminal bandara agar tidak membahayakan keselamatan dan keamanan

pengguna selama operasional bandara. Aspek-aspek dalam analisis tersebut

diidentifikasi, baik berupa masalah yang terjadi agar diminimalisir dampaknya

maupun potensi yang terdapat pada tapak untuk dioptimalkan. Selain itu,

diperhatikan karakter bandara dengan konsep eco-airport. Hasil identifikasi

tersebut kemudian menjadi suatu solusi yang akan dikembangkan ke dalam desain

lanskap Terminal 3 Bandara Soetta. Berikut dapat dilihat pada Gambar 1

mengenai kerangka pikir perancangan lanskap di Terminal 3 Bandara Soetta.

Page 4: A41mha-07-pendahuluan

4

 

Gambar 1 Kerangka pikir Perancangan Lanskap Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta

Karakteristik Terminal 3 Bandara

Lanskap

Perilaku Pengguna

Arsitektur

Desain Lanskap Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta

Ketentuan (rule of thomb)

Grand Design Bandara Internasional Soekarno Hatta

Terminal 3

Kendala dan Potensi

Solusi

Bandara dengan Konsep

Eco-airport

Karakter Eco-airport