a39 pemetaan situasi dengan plane table

Upload: chepimanca

Post on 30-May-2018

317 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

  • 8/9/2019 a39 Pemetaan Situasi Dengan Plane Table

    1/25

    PEMETAAN SITUASI

    DENGAN PLANE TABLE

    BAG-

    TSP.004.A-

    39

    60 JAM

    Penyusun :

    TIM FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

    DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN

    DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

    DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

    EDISI 2001

  • 8/9/2019 a39 Pemetaan Situasi Dengan Plane Table

    2/25

    ii

    KATA PENGANTAR

    Modul dengan judul Pemetaan Situasi Dengan Plane Table

    merupakan bahan ajar yang digunakan sebagai panduan praktikum

    peserta diklat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk membentuk

    salah satu bagian dari kompetensi Melaksanakan Pembuatan Peta

    Situasi.

    Modul ini mengetengahkan pengukuran detail situasi dengan cara

    radial, pengukuran situasi dengan cara pemotongan ke muka, pengukuran

    situasi cara poligon, yang mencakup pekerjaan pengukuran, hitungan dan

    penggambaran hasil pengukuran. Hitungan dan penggambaran langsung

    dilakukan di lapangan dengan posisi alat ukur Plane Table tetap

    terpasang di titik pengamatan. Hasil akhir pemetaan situasi berupa peta

    situasi. Modul ini terkait dengan modul lain yang membahas Pemetaan

    Situasi dan Pemetaan Topografi.

    Dengan modul ini peserta diklat dapat melaksanakan praktik tanpa

    harus banyak dibantu oleh instruktur.

    Tim Penyusun

  • 8/9/2019 a39 Pemetaan Situasi Dengan Plane Table

    3/25

    iii

    DESKRIPSI JUDUL

    Modul ini terdiri dari dua kegiatan belajar, yang mencakup :

    1. Pengukuran Cara Radial, 2. Pengukuran Cara Radial dan 3.

    Pengukuran Cara Poligon.

    Pada kegiatan belajar 1 membahas tentang teknik-teknik yang

    dilakukan dalam pengukuran detail situasi dengan cara radial serta cara

    penghitungan dan penggambarannya, Kegiatan belajar 2 membahas

    tentang teknik pengukuran situasi dengan cara pemotongan ke muka yaitu

    Plane Table didirikan pada dua titik tetap dilengkapi dengan lembar kerja,

    Kegiatan belajar 3 membahas tentang pengukuran situasi dengan cara

    poligon, penerapannya dan cara pengkoreksian gambar yang keliru.

  • 8/9/2019 a39 Pemetaan Situasi Dengan Plane Table

    4/25

    iv

    PETA MODUL BIDANG KEAHLIAN TEKNIK BANGUNANProgram Keahlian : Teknik Survai dan Pemetaan

    Tingkat I Tingkat II Tingkat III

    BAG-TGB.001.A BAG-TSP.002.A BAG-TSP.005.A

    BAG-TGB.001.A-01 BAG-TSP.002.A-33 BAG-TSP.005.A-41

    BAG-TSP.005.A-42

    BAG-TGB.001.A-02 BAG-TSP.002.A-34 BAG-TSP.005.A-43

    BAG-TSP.005.A-44

    BAG-TGB.001.A-03 BAG-TSP.002.A-35

    BAG-TSP.005.A-45

    BAG-TGB.001.A-04 BAG-TSP.003.A

    BAG-TGB.001.A-05 BAG-TSP.003.A-36 BAG-TSP.006.ABAG-TGB.001.A-06 BAG-TSP.006.A-46

    BAG-TGB.001.A-07 BAG-TSP.003.A-37

    BAG-TSP.006.A-47

    BAG-TSP.001.A BAG-TSP.004.A

    BAG-TSP.001.A-32 BAG-TSP.004.A-38 BAG-TSP.006.A-48

    BAG-TKB.001.A BAG-TSP.004.A-39 BAG-TSP.007.A

    BAG-TKB.001.A-71 BAG-TSP.007.A-49

    BAG-TKB.001.A-72 BAG-TSP.004.A-40 BAG-TSP.007.A-50

    BAG-TKB.001.A-73 BAG-TSP.007.A-51

    BAG-TKB.001.A-74 BAG-TSP.007.A-52

    BAG-TKB.001.A-75

    BAG-TKB.001.A-76

    BAG-TKB.002.ABAG-TKB.002.A-77

    BAG-TKB.002.A-78

    BAG-TKB.002.A-79

    BAG-TKB.002.A-80

    BAG-TKB.002.A-81

    BAG-TKB.003.A

    BAG-TKB.003.A-82

    BAG-TKB.003.A-83

    BAG-TKB.003.A-84

    Keterangan :BAG : Bidang Keahlian Teknik BangunanTGB : Program Keahlian Teknik Gambar BangunanTSP : Program Keahlian Teknik Survai dan PemetaanTKB : Program Keahlian Teknik Konstruksi BangunanTPK : Program Teknik PerkayuanTPS : Program Teknik Plambing dan Sanitasi

    : Modul yang dibuat

  • 8/9/2019 a39 Pemetaan Situasi Dengan Plane Table

    5/25

    v

    PRASYARAT

    Untuk melaksanakan modul Pemetaan Situasi dengan Plane Table

    memerlukan kemampuan awal yang harus dimiliki peserta diklat, yaitu :

    ? Peserta diklat telah menguasai cara penggunaan theodolit, yang

    mencakup : penyetelan alat, pembacaan benang silang pada rambu

    ukur dan pembacaan sudut vertikal.

    ? Peserta diklat telah memahami tentang takimetri, yaitu hitungan

    jarak dari data ukur pembacaan benang atas, benang bawah dan

    sudut vertikal.

    ? Peserta diklat telah memahami pemetaan situasi, yang mencakup :

    pengukuran, hitungan dan penggambaran detail situasi.

    ? Peserta diklat memahami cara pengukuran posisi horisontal, yang

    mencakup : pengukuran poligon dan pemotongan ke muka.

  • 8/9/2019 a39 Pemetaan Situasi Dengan Plane Table

    6/25

    vi

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

    KATA PENGANTAR ................................................................................ ii

    DESKRIPSI JUDUL ................................................................................. ii i

    PETA KEDUDUKAN MODUL ................................................................ iv

    PRASYARAT ............................................................................................ v

    DAFTAR ISI ............................................................................................... vi

    PERISTILAHAN ........................................................................................ vii

    PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL .................................................. viii

    TUJUAN ..................................................................................................... ix

    KEGIATAN BELAJAR 1

    PENGUKURAN CARA RADIAL ............................................................ 1

    A. Lembar Informasi ................................................................... 1

    B. Lembar Kerja .......................................................................... 2

    C. Lembar Latihan ....................................................................... 4

    KEGIATAN BELAJAR 2

    PENGUKURAN CARA PEMOTONGAN KE MUKA ........................... 5

    A. Lembar Informasi ................................................................... 5

    B. Lembar Kerja .......................................................................... 5

    C. Lembar Latihan ....................................................................... 7

    KEGIATAN BELAJAR 3

    PENGUKURAN CARA POLIGON ......................................................... 8

    A. Lembar Informasi ................................................................... 8

    B. Lembar Kerja .......................................................................... 9

    C. Lembar Latihan ....................................................................... 11

    LEMBAR EVALUASI ............................................................................... 12

    LEMBAR KUNCI JAWABAN .................................................................. 13

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 16

  • 8/9/2019 a39 Pemetaan Situasi Dengan Plane Table

    7/25

    vii

    PERISTILAHAN/GLOSSARY

    Azimuth : Sudut horisontal dari arah utara ke arah titik target.

    Heling : Sudut vertikal dihitung dari arah horison.

    Peta situasi : Peta yang menggambarkan posisi horisontal titik-titik

    di lapangan.

    Sudut vertikal : Sudut yang diukur dengan piringan vertikal theodolit.

    Sudut zenith : Sudut vertikal dihitung dari arah zenith.

    Takimetri : Pengukuran jarak dengan pembacaan benang pada

    rambu ukur.

    Plane Table : Alat ukur sudut yang dilengkapi dengan papan

    gambar, alidade atau mistar gambar dan kompas.

    Alidade : Mistar yang dipasang pada papan gambar Plane

    Table untuk menggambar jarak hasil pengukuran.

    Titik Detail : Titik yang digunakan untuk menggambar detail

    situasi pada pemetaan situasi.

  • 8/9/2019 a39 Pemetaan Situasi Dengan Plane Table

    8/25

    viii

    PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

    Langkah-langkah Belajar yang Harus Ditempuh :

    Kegiatan Belajar dilakukan secara beregu dengan anggota empat

    orang, dengan pembagian tugas sebagai berikut :

    1. Seorang pengamat sekaligus penggambar hasil pengukuran.

    2. Seorang pemegang payung untuk melindungi Plane Table dari terik

    matahari dan hujan.

    3. Seorang pemegang rambu ukur.

    4. Seorang pembantu merintis garis ukur apabila medan yang diukur

    bersemak-semak, atau mengamankan jalannya pengukuran apabila

    medan yang diukur banyak orang atau kendaraan lewat.

    Apabila Plane Table tidak dilengkapi dengan Takimeter Swa-

    Reduksi (Self Reducing Tacheometer), maka perlu lima orang dengan

    tambahan satu orang pencatat dan penghitung data ukur jarak secara

    takimetri.

    Perlengkapan yang Harus Dipersiapkan :

    Selain peralatan yang disebutkan pada masing-masing lembar

    kegiatan, perlu dipersiapkan pula :

    1. Lokasi pemetaan, yaitu areal yang :

    a. Ada titik-titik tetap berupa patok kayu atau patok beton yang

    sudah diketahui koordinat (X,Y) atau posisinya.

    b. Terdapat detail alam, misalnya : sungai dan detail buatan,

    misalnya : jalan, rumah atau saluran.

    2. Pada kegiatan pengukuran, perlu dipersiapkan perlengkapan pribadi

    untuk menjaga keselamatan dan kesehatan kerja, seperti : sepatu,

    pakaian lengan panjang, topi dan air minum.

  • 8/9/2019 a39 Pemetaan Situasi Dengan Plane Table

    9/25

    ix

    TUJUAN

    1. Tujuan Akhir

    Peserta diklat mampu mengukur, menghitung dan menggambar hasil

    pengukuran situasi dengan Plane Table berupa peta situasi

    planimetris.

    2. Tujuan Antara

    Peserta diklat mampu :

    a. Mengukur detail situasi.

    b. Menghitung data ukur situasi.

    c. Menggambar hasil pengukuran situasi.

  • 8/9/2019 a39 Pemetaan Situasi Dengan Plane Table

    10/25

    1

    KEGIATAN BELAJAR 1PENGUKURAN CARA RADIAL

    A. Lembar Informasi

    Pengukuran detail situasi dengan cara radial mirip dengan

    pengukuran situasi dengan theodolit. Cara ini cocok untuk pemetaan areal

    yang kecil atau tidak luas. Dengan sekali berdiri pada kira-kira tengah

    areal pemetaan yang dapat menjangkau semua detail yang akan

    digambar, peta situasi sudah dapat dibuat.

    Pengukuran detail situasi dapat dilakukan dengan :

    1. Mengarahkan teropong ke titik detail dan mengukur jaraknya dari titik

    tetap (titik poligon, berupa patok kayu atau beton) tempat berdiri Plane

    Table.

    A

    4 3

    1 2

    ab

    E e

    d

    D

    C

    4 3

    21

    c

    B

    P

  • 8/9/2019 a39 Pemetaan Situasi Dengan Plane Table

    11/25

    2

    Keterangan pada gambar di atas :

    A, B, C, D dan E : Titik-titik detail di lapangan.

    A, b, c, d dan e : Gambar titik-titik detail A, B, C, D dan E di kertas

    gambar yang dipasang di atas papan gambar.

    Plane Table dipasang di titik P (titik poligon). Titik-titik detail ditentukan

    posisinya dengan mengarahkan teropong dan mengukur jaraknya dari

    P. Jarak dari P ke titik detail dapat diukur dengan pita ukur atau dengan

    cara takimetri.

    2. Untuk detail yang teratur bentuknya, seperti detail buatan pada

    umumnya, misalnya : jalan, saluran atau gedung, panjang dan lebarnya

    diukur dengan pita ukur. Pada gambar di atas, panjang dan lebar

    bangunan diukur dengan mengukur jarak dari 1 ke 2 dan dari 2 ke 3.

    B. Lembar Kerja

    1. Alat

    a. Plane Table dengan kompas dan papan gambarnya

    b. Mistar gambar

    c. Statif

    d. Unting-unting

    e. Rambu ukur

    f. Payung

    2. Bahan

    a. Kertas gambar

    b. Pensil

    c. Karet penghapus

    3. Kesehatan dan Keselamatan Kerja

    a. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya.

    b. Lindungi Plane Table dari terik matahari dan hujan.

    c. Memutar sekrup atau klem dengan gerakan halus dan hati-hati.

    d. Jangan tinggalkan Plane Table tanpa ditunggui.

    e. Dirikan Plane Table di tempat yang stabil.

  • 8/9/2019 a39 Pemetaan Situasi Dengan Plane Table

    12/25

    3

    4. Langkah Kerja

    a. Dirikan statif di salah satu titik poligon, misalnya titik P.

    b. Pasang Plane Table beserta papan gambar dan mistar

    gambarnya pada statif.

    c. Tepatkan posisi Plane Table di atas titik P dengan bantuan unting-

    unting.

    d. Setel ketegakan Plane Table dan papan gambarnya dengan

    memutar tiga sekrup penyetelnya, hingga nivo seimbang atau

    tepat di tengah-tengah.

    e. Buat garis arah utara di tepi papan gambar.

    f. Letakkan kompas hingga sisi kompas berimpit dengan garis arah

    utara tersebut.

    g. Putar papan gambar hingga jarum kompas menunjuk arah utara-

    selatan.

    h. Klem sumbu putar papan gambar dikeraskan, maka papan

    gambar sudah berorientasi arah utara.

    i. Arahkan teropong ke rambu ukur yang didirikan tegak di titik 1.

    j. Gambar garis arah ke titik 1 dengan mistar gambar.

    k. Catat pembacaan benang atas (BA), benang tengah (BT) dan

    benang bawah (BB).

    l. Catat pembacaan sudut vertikal.

    m. Hitung jarak dari P ke titik 1, dengan rumus takimetri :

    Jarak = 100 (BA-BB) cos2h, atau

    Jarak = 100 (BA-BB) sin2z

    dengan :

    100 = konstanta pengali

    h = sudut heling

    z = sudut zenith

    n. Gambar titik 1 pada kertas gambar dengan memasang jarak

    tersebut berdasarkan skala peta yang sedang dibuat.

  • 8/9/2019 a39 Pemetaan Situasi Dengan Plane Table

    13/25

    4

    o. Langkah j, k, l, m, n dan o dikerjakan untuk titik-titik detail yang

    lain. Langkah k, l dan m hanya dilakukan apabila Plane Table

    tidak dilengkapi dengan Self Reducing Tacheometer.

    p. Detail yang teratur, misalnya : jalan, gedung atau saluran, diukur

    lebar atau panjangnya dengan pita ukur.

    C. Lembar Latihan

    1. Apabila pengukuran belum selesai kemudian tiba-tiba turun hujan,

    apakah yang harus dilakukan pada saat akan melanjutkan kembali

    pengukuran situasi ?

    2. Apakah selalu perlu mencatat data ukur dengan formulir ukur ?

  • 8/9/2019 a39 Pemetaan Situasi Dengan Plane Table

    14/25

    5

    KEGIATAN BELAJAR 2PENGUKURAN CARA PEMOTONGAN KE MUKA

    A. Lembar Informasi

    Pada pengukuran situasi dengan cara pemotongan kemuka, Plane

    Table didirikan pada dua titik tetap, misalnya titik poligon yang berdekatan.

    Posisi titik-titik detail ditentukan dengan mengukur arah dari dua titik tetap

    tersebut. Perpotongan antara dua garis arah ke satu titik detail tertentu

    dari dua titik tetap merupakan kedudukan titik detail tersebut.

    D C

    BA

    a b a b

    Keterangan gambar di atas :

    P1 dan P2 : Titik-titik tetap

    A, B, C dan D : Titik-titik detail di lapangan

    a dan b : Gambar titik-titik a dan b di kertas gambar pada papan

    gambar

    B. Lembar Kerja

    1. Alat

    a. Plane Table dengan kompas dan papan gambarnya

    b. Mistar gambar

    P1 P2

  • 8/9/2019 a39 Pemetaan Situasi Dengan Plane Table

    15/25

    6

    c. Statif

    d. Unting-unting

    e. Rambu ukur

    f. Payung

    2. Bahan

    a. Kertas gambar

    b. Pensil

    c. Karet penghapus

    3. Kesehatan dan Keselamatan Kerja

    a. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya.

    b. Lindungi Plane Table dari terik matahari dan hujan.

    c. Memutar sekrup atau klem dengan gerakan halus dan hati-hati.

    d. Jangan tinggalkan Plane Table tanpa ditunggui.

    e. Dirikan Plane Table di tempat yang stabil.

    4. Langkah Kerja

    a. Dirikan statif di salah satu titik poligon, misalnya titik P1.

    b. Pasang Plane Table beserta papan gambar dan mistar gambarnya

    pada statif.

    c. Tepatkan posisi Plane Table di atas titik P1 dengan bantuan unting-

    unting.

    d. Setel ketegakan Plane Table dan papan gambarnya dengan

    memutar tiga sekrup penyetelnya, hingga nivo seimbang atau tepat

    di tengah-tengah.

    e. Buat garis arah utara di tepi papan gambar.

    f. Letakkan kompas hingga sisi kompas berimpit dengan garis arah

    utara tersebut.

    g. Putar papan gambar hingga jarum kompas menunjuk arah utara-

    selatan.

    h. Klem sumbu putar papan gambar dikeraskan, maka papan gambar

    sudah berorientasi arah utara.

    i. Arahkan teropong ke rambu ukur yang didirikan tegak di titik A.

  • 8/9/2019 a39 Pemetaan Situasi Dengan Plane Table

    16/25

    7

    j. Gambar garis arah ke titik A dengan mistar gambar.

    k. Langkah i dan j dikerjakan untuk titik-titik detail yang lain.

    l. Detail yang teratur, misalnya : jalan, gedung atau saluran, diukur

    lebar atau panjangnya dengan pita ukur.

    m. Pindahkan Plane Table ke titik poligon di dekatnya, misalnya titik

    P2.

    n. Langkah pengukuran sebagaimana ketika Plane Table di titik P1

    dilakukan.

    C. Lembar Latihan

    1. Apakah selalu perlu mencatat data ukur dengan formulir ukur ?

    2. Apakah jarak dari titik poligon ke titik detail perlu diukur ?

    3. Cara pemotongan kemuka cocok untuk titik detail yang banyak atau

    sedikit jumlahnya ?

  • 8/9/2019 a39 Pemetaan Situasi Dengan Plane Table

    17/25

    8

    KEGIATAN BELAJAR 3PENGUKURAN CARA POLIGON

    A. Lembar Informasi

    Pada pengukuran situasi dengan cara poligon, Plane Table

    didirikan pada semua titik yang diukur secara berurutan. Pengukuran

    dengan cara ini dapat diterapkan misalnya pada :

    1. Pengukuran batas bidang tanah yang sisi-sisinya lurus.

    2. Pembuatan kerangka peta situasi untuk acuan pengukuran detailnya.

    D

    d C

    a b

    d d c

    A b a B

    Keterangan gambar di atas :

    A, B, C dan D : Titik-titik tetap di lapangan

    a, b, c dan d : Gambar titik-titik A, B, C dan D di kertas gambar padapapan gambar

    Posisi titik-titik di lapangan ditentukan dengan mengukur arah dan

    jarak antar dua titik yang berurutan. Dengan Plane Table di titik A, arah

    dan jarak ke titik B dan D diukur dan digambar pada kertas gambar yang

    menempel di atas papan gambar. Plane Table di B, mengukur ke A dan C

    dan Plane Table di C, mengukur ke B dan D. Akibat kekeliruan

    pengukuran atau penggambaran, mungkin titik d yang digambar dari A

  • 8/9/2019 a39 Pemetaan Situasi Dengan Plane Table

    18/25

    9

    tidak berimpit dengan titik d yang digambar dari C. Kekeliruan ini disebut

    kekeliruan penutup yang apabila cukup kecil, misalnya 1 mm atau 2 mm,

    dapat dikoreksi secara grafis.

    d c abcd : poligon sebelum dikoreksic

    d abcd : poligon sesudah dikoreksi

    b

    a bd

    b

    a b c d

    Koreksi dilakukan dengan menggeser titik b, c dan d ke b, c dan

    d. Arah pergeseran sejajar dengan arah kekeliruan penutup atau dd dan

    jarak pergeseran sebanding dengan jumlah jarak dari titik awal (titik A) ke

    titik yang bersangkutan, misalnya :

    ? Pergeseran titik b = ab/ad x dd

    ? Pergeseran titik c = ac/ad x dd

    ? Pergeseran titik d = ad/ad x dd = dd

    B. Lembar Kerja

    1. Alat

    a. Plane Table dengan kompas dan papan gambarnya

    b. Mistar gambar

    c. Statif

    d. Unting-unting

    e. Rambu ukur

    f. Payung

    2. Bahan

    a. Kertas gambar

    c

  • 8/9/2019 a39 Pemetaan Situasi Dengan Plane Table

    19/25

    10

    b. Pensil

    c. Karet penghapus

    3. Kesehatan dan Keselamatan Kerja

    a. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya.

    b. Lindungi Plane Table dari terik matahari dan hujan.

    c. Memutar sekrup atau klem dengan gerakan halus dan hati-hati.

    d. Jangan tinggalkan Plane Table tanpa ditunggui.

    e. Dirikan Plane Table di tempat yang stabil.

    4. Langkah Kerja

    a. Dirikan statif di salah satu titik poligon, misalnya titik A.

    b. Pasang Plane Table beserta papan gambar dan mistar gambarnya

    pada statif.

    c. Tepatkan posisi Plane Table di atas titik A dengan bantuan unting-

    unting.

    d. Setel ketegakan Plane Table dan papan gambarnya dengan

    memutar tiga sekrup penyetelnya, hingga nivo seimbang atau tepat

    di tengah-tengah.

    e. Buat garis arah utara di tepi papan gambar.

    f. Letakkan kompas hingga sisi kompas berimpit dengan garis arah

    utara tersebut.

    g. Putar papan gambar hingga jarum kompas menunjuk arah utara-

    selatan.

    h. Klem sumbu putar papan gambar dikeraskan, maka papan gambar

    sudah berorientasi arah utara.

    i. Arahkan teropong ke rambu ukur yang didirikan tegak di titik B.

    j. Gambar garis arah ke titik B dengan mistar gambar.

    k. Catat pembacaan benang atas (BA), benang tengah (BT) dan

    benang bawah (BB).

    l. Catat pembacaan sudut vertikal.

    m. Hitung jarak dari P ke titik 1, dengan rumus takimetri :

    Jarak = 100 (BA-BB) cos2

    h, atau

  • 8/9/2019 a39 Pemetaan Situasi Dengan Plane Table

    20/25

    11

    Jarak = 100 (BA-BB) sin2z

    dengan :

    100 = konstanta pengali

    h = sudut heling

    z = sudut zenith

    n. Gambar titik B pada kertas gambar dengan memasang jarak

    tersebut berdasarkan skala peta yang sedang dibuat.

    o. Langkah i, j, k, l, m dan n dikerjakan untuk titik D. Langkah k, l dan

    m hanya dilakukan apabila Plane Table tidak dilengkapi dengan

    Takimeter Swa-Reduksi (Self Reducing Tacheometer).

    p. Plane Table dipindahkan ke titik B.

    q. Langkah i hingga o dikerjakan untuk mengukur titik A dan C.

    r. Plane Table dipindahkan ke titik C.

    s. Langkah i hingga o dikerjakan untuk mengukur titik B dan D.

    C. Lembar Latihan

    1. Bila peta situasi dibuat dengan skala 1 : 200, kekeliruan pada gambar

    1 mm, berapa meterkah kekeliruan di lapangan ?

    2. Bila peta situasi dibuat dengan skala 1 : 200, kekeliruan pengukuran

    1 m, berapa milimeterkah kekeliruan pada peta ?

    3. Bagaimanakah pengukuran dilakukan apabila antara dua titik bidang

    tanah yang dipetakan tidak saling tampak ?

    4. Apakah jarak antar titik boleh diukur dengan pita ukur ?

  • 8/9/2019 a39 Pemetaan Situasi Dengan Plane Table

    21/25

    12

    LEMBAR EVALUASI

    Tes Tertulis

    1. Apakah kelebihan pemetaan situasi dengan Plane Table dibanding

    dengan theodolit ?

    2. Apakah kekurangan pemetaan situasi dengan Plane Table dibanding

    dengan theodolit ?

    3. Dalam keadaan bagaimana pemetaan situasi dengan Plane Table

    lebih cocok dibanding dengan theodolit ?

    4. Dalam keadaan bagaimana pemetaan situasi dengan Plane Table

    kurang cocok dibanding dengan theodolit ?

    5. Apakah jarak hasil ukur dengan Plane Table selalu harus dihitung dari

    data ukur ?

    Tes Perbuatan

    1. Menyetel Plane Table di atas titik tetap hingga siap untuk pengukuran.2. Menggambar garis arah teropong dan jarak hasil pengukuran pada

    kertas gambar Plane Table.

    3. Menggambar garis yang menghubungkan titik-titik yang bersesuaian,

    misalnya : batas bidang tanah atau tepi gedung, hasil pengukuran

    dengan Plane Table.

    4. Mengoreksi poligon hasil pengukuran dengan Plane Table.

  • 8/9/2019 a39 Pemetaan Situasi Dengan Plane Table

    22/25

    13

    LEMBAR KUNCI JAWABAN

    Jawaban Lembar Latihan Kegiatan Belajar 1

    1. Apabila pengukuran situasi terpaksa dihentikan karena turun hujan

    atau karena hari sudah senja, maka pada pengukuran lanjutannya

    posisi papan gambar perlu disetel seperti pada kedudukan saat

    pengukuran sebelumnya (bobot skor 50).

    2. Tidak selalu perlu mencatat data ukur dengan formulir ukur.

    Pencatatan tidak perlu apabila Plane Table dilengkapi dengan

    Takimeter Swa-Reduksi, sehingga jarak langsung dapat dibaca dan

    digambar. Sudut arah atau sudut horisontal tidak perlu dicatat, karena

    arah langsung digambar di atas papan gambar dengan mistar gambar

    atau alidade (bobot skor 50).

    Jawaban Lembar Latihan Kegiatan Belajar 2

    1. Tidak perlu mencatat data ukur dengan formulir ukur. Padapengukuran cara pemotongan ke muka, yang diukur hanyalah arah.

    Sudut arah atau sudut horisontal tidak perlu dicatat, karena arah

    langsung digambar di atas papan gambar dengan mistar gambar atau

    alidade (bobot skor 40).

    2. Jarak tidak perlu diukur, karena penentuan posisi dengan cara

    pemotongan kemuka berdasarkan perpotongan dari dua arah yang

    berbeda (bobot skor 30).

    3. Cara pemotongan ke muka cocok untuk titik detail yang jumlahnya

    sedikit (bobot skor 30).

    Jawaban Lembar Latihan Kegiatan Belajar 3

    1. Besar kekeliruan di lapangan = 200 x 1 mm = 200 mm atau 0,1 meter

    (bobot skor 25).

  • 8/9/2019 a39 Pemetaan Situasi Dengan Plane Table

    23/25

    14

    2. Kekeliruan pada peta = 1 meter : 200 = 1000 mm : 200 = 5 mm (bobot

    skor 25).

    3. Apabila antar dua titik tidak saling tampak, maka perlu dipasang titik

    bantu yang dapat mengamat ke dua titik tersebut. Selanjutnya titik

    bantu diukur seperti titik-titik yang lain (bobot skor 25).

    4. Jarak antar titik boleh diukur dengan pita ukur. Apabila medan

    pengukuran cukup datar atau landai, pengukuran jarak dengan pita

    ukur akan lebih menguntungkan (bobot skor 25).

    Jawaban Lembar Evaluasi

    Jawaban Tes Tertulis

    1. Kelebihan pemetaan situasi dengan Plane Table adalah peta

    langsung digambar di lapangan, sehingga kalau ada kekeliruan atau

    kekurangan pengukuran langsung dapat diatasi (bobot skor 20).

    2. Kelemahan pemetaan situasi dengan Plane Table adalah pekerjaan

    lapangan menjadi lebih lama, karena penggambaran peta dikerjakan

    langsung di lapangan, tidak di studio (bobot skor 20).

    3. Pemetaan situasi dengan Plane Table cocok untuk pemetaan areal

    kecil atau sedikit titik detail (bobot skor 20).

    4. Pemetaan situasi dengan Plane Table tidak cocok untuk pemetaan

    areal yang luas atau banyak titik detail, terutama detail alam seperti :

    sungai (bobot skor 20).

    5. Jarak hasil ukur dengan Plane Table tidak perlu dihitung apabila

    dilengkapi dengan Takimeter Swa-Reduksi, sehingga jarak langsung

    dapat dibaca dan digambar (bobot skor 20).

    Jawaban Tes Perbuatan

    1. Dicek apakah :

    a. Unting-unting tepat ke arah titik poligon di bawahnya (bobot skor

    10)

  • 8/9/2019 a39 Pemetaan Situasi Dengan Plane Table

    24/25

    15

    b. Nivo sudah seimbang (bobot skor 10)

    c. Papan gambar sudah terorientasi ke arah utara-selatan (bobot skor

    10)

    d. Alidade sudah sejajar arah teropong (bobot skor 10)

    2. Dicek apakah garis arah dan jarak yang digambar sudah sesuai

    dengan hasil pengukuran (bobot skor 20).

    3. Dicek apakah semua titik yang bersesuaian sudah dihubungkan

    (bobot skor 20).

    4. Dicek apakah poligon sudah terkoreksi dengan benar baik arah

    maupun besar koreksinya (bobot skor 20).

    Syarat Minimal Kelulusan

    Peserta diklat dinyatakan lulus, jika memperoleh skor 70.

  • 8/9/2019 a39 Pemetaan Situasi Dengan Plane Table

    25/25

    16

    DAFTAR PUSTAKA

    Brinker, Russel C., Paul R. Wolf dan Djoko Walijatun. 2000. Dasar-dasarPengukuran Tanah (Surveying). Edisi Ketujuh. Cetakan ke-4.Jakarta : Penerbit Erlangga.

    Frick, Heinz. 1985. Ilmu dan Alat Ukur Tanah. Yogyakarta : PenerbitKanisius.

    Sosrodarsono, Suyono, Masayoshi Takasaki dan M. Yusuf Gayo. 1997.Pengukuran Topografi dan Teknik Pemetaan. Cetakan ke-4.Jakarta : Pradyna Paramita.

    Wongsotjitro, Soetomo. 2001. Ilmu Ukur Tanah. Cetakan ke-16.Yogyakarta : Penerbit Kanisius.