a. pendahuluan latar belakang masalah...sistem pengendalian intern ( spi ) menurut (peraturan...
TRANSCRIPT
1
A. PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Parkir merupakan salah satu jasa atau layanan yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Kebutuhan rasa aman dalam menjaga kemanan kendaraan saat di tempat umum baik di pinggir
jalan tempat- tempat perbelanjaan, perkantoran dan lain- lain, merupakan hal yang mutlak
dibutuhkan masyarakat. Dengan adanya kebutuhan rasa aman tersebut, terbentuklah jasa parkir.
Pengertian jasa parkir itu sendiri adalah jasa yang diberikan untuk menitipkan atau parkir di
tempat umum dengan penjagaan dan pengawasan yang baik dari pemberi jasa.
Dengan kebutuhan masyarakat yang tinggi akan keamanan kendaraannya saat di tempat
umum, parkir berkembang dengan pesat dan menjadi objek retribusi. Ditetapkannya Undang-
undang Nomor 12 Tahun 2011 pada Bab VII Ayat 33-46 mengenai retribusi pelayanan parkir di
tepi jalan umum, Pemerintah Daerah Kota Salatiga mempunyai hak dan kesempatan untuk
mengelola kekayaan sumber daya yang dimiliki sesuai dengan Peraturan Daerah Salatiga.
Sesuai dengan undang-undang mengenai retribusi pelayanan parkir yang dikelola
Pemerintah Daerah Kota Salatiga, retribusi parkir menjadi salah satu sumber pendapatan daerah
yang penting untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dalam rangka memantapkan
penyelenggaraan otonomi yang luas, nyata dan bertanggung jawab.
Agar sistem pengendalian intern atas pengelolaan retribusi parkir Kota Salatiga berjalan
dengan efektif, dibutuhkan partisipasi dari masyarakat dan pengelola retribusi parkir untuk
menjalankan sistem yang dapat diaplikasikan dengan baik dalam pemanfaatan kekayaan daerah.
Pengelolaan sistem pengendalian yang baik dalam retribusi parkir Kota Salatiga, tentunya dapat
meningkatkan pendapatan parkir Kota Salatiga. Pada UPTD Parkir Kota Salatiga terdapat
2
masalah dalam menjalankan sistem pengendalian intern, antara lain masih banyak tindakan
toleransi yang dilakukan dalam mengelola setoran parkir yang kurang dan potensi titik parkir
yang sebenarnya. Toleransi setoran dan pengaburan potensi titik parkir tersebut tentunya tidak
sesuai dengan tujuan kegiatan pengendalian intern. Jika sistem pengendalaian intern tidak
berjalan dengan baik tentunya akan menghambat pengelolaan retribusi parkir Kota Salatiga.
Dalam sistem pengendalian intern pemerintah Kota Salatiga proses pencatatan,pelaporan
dan penyimpanan data merupakan hal yang sangat penting. Proses pencatatan,pelaporan dan
penyimpanan data dari juru parkir ke Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD), maupun dari juru
parkir ke koordinator parkir kemudian ke UPTD parkir harus dilakukan sesuai dengan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) yang baik dan benar sesuai dengan Peraturan Walikota
Nomor 34 Tahun 2011 Bab II mengenai penyelenggaraan SPIP pasal 3 ayat 2.
Masalah Penelitian
Berdasarkan Peraturan Walikota Salatiga Nomor 34 Tahun 2011 Bab II mengenai
penyelenggaraan SPIP pasal 3 ayat 2, sistem pengendalian intern pemerintah yang memadai
terdiri dari lima komponen, yaitu lingkungan pengendalian, penilaian resiko, kegiatan
pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pengendalian intern. Pengendalian intern
merupakan suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi, dan mengukur sumber daya, berperan
penting untuk mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud) dan melindungi sumber daya baik
yang berwujud maupun tidak. Pengendalian intern penting dalam pemungutan retribusi parkir
karena dapat digunakan sebagai sarana evaluasi kinerja dengan meneliti apakah sistem telah
sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan dan menjamin bahwa setiap penerimaan retribusi
parkir yang diperoleh telah dicatat dengan baik serta disetorkan seluruhnya ke kas daerah.
3
Pendapatan asli daerah dari sektor retribusi parkir ditentukan berdasarkan potensi titik
parkir yang ada. Masalah yang terjadi pada pengelolaan retribusi di Kota Salatiga antara lain
potensi titik-titik parkir yang belum disesuaikan dengan perkembangan yang ada di wilayah
Salatiga, penyetoran retribusi parkir yang belum optimal akibat dari tidak dilaksanakannya
kebijakan oleh pihak UPTD Parkir maupun dari juru parkir selama melakukan penarikan
retribusi parkir. Pengendalian intern merupakan suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi, dan
mengukur sumber daya suatu organisasi yang mempunyai peran penting untuk mencegah dan
mendeteksi penggelapan (fraud) dan melindungi sumber daya organisasi baik asset berwujud
maupun tidak berwujud yang disebabkan pihak UPTD Parkir maupun juru parkir. Dengan
adanya masalah yang terjadi pada pengelolaan retribusi di Kota Salatiga terkait potensi titik-titik
parkir dan belum optimalnya penyetoran retribusi parkir perlu dilakukan pengendalian intern
sebagai alat bantu untuk mengurangi terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaan pemungutan
retribusi parkir di Kota Salatiga. Dilakukannya pengendalian intern atas pengelolaan retribusi
parkir ini diharapkan dapat memaksimalkan pendapatan asli daerah Kota Salatiga dari sektor
retribusi parkir.
Oleh karena itu yang menjadi masalah penelitian ini adalah apakah sistem pengendalian
intern atas pengelolaan retribusi parkir Kota Salatiga sudah memadai sesuai dengan SPIP atau
belum.
Persoalan Penelitian
1. Bagaimana sistem retribusi parkir Kota Salatiga?
2. Bagaimana sistem pengendalian intern atas retribusi parkir Kota Salatiga?
4
3. Apakah pengelolaan retribusi parkir Kota Salatiga sudah memadai sesuai dengan
penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah?
Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Mengetahui efektivitas pengendalian intern atas pengelolaan retribusi parkir Kota
Salatiga apakah sistem pengendalian intern atas retribusi parkir daerah Kota Salatiga
sudah berjalan sesuai SPIP.
2. Mengetahui peran pengendalian intern atas pengelolaan retribusi parkir Kota Salatiga
terhadap potensi titik-titik parkir dan penyetoran retribusi parkir terhadap pencapaian
target penerimaan pendapatan asli daerah dari sektor retribusi parkir.
Manfaat Penelitian
Adapun yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat memberikan manfaat
pengetahuan bagi berbagai pihak, antara lain :
1. Bagi Pemerintah Kota Salatiga dapat mengetahui dan mengevaluasi kekurangan yang ada
dalam sistem pengendalian intern atas retribusi parkir yang baik di Kota Salatiga.
2. Bagi Penulis dapat memiliki pengalaman dalam menambah wawasan, yaitu mengetahui
kondisi nyata sistem pengendalian intern atas retribusi parkir Kota Salatiga.
5
Kerangka Berpikir
Bagan: Kerangka Berpikir
Dalam UPTD Parkir Kota Salatiga dapat disadari bahwa ruang lingkup pimpinan untuk mengatur
dan mengendalikan kegiatan yang terjadi setiap harinya terbatas. Bagaimanapun baiknya
organisasi UPTD Parkir maupun pimpinan, pada dasarnya semua itu tidak dapat menjamin
terhindarnya berbagai penyelewengan, kecurangan, dan inefesiensi dari operasional UPTD
Parkir.
Berbagai masalah dilapangan yang terjadi seperti kurangnya setoran retribusi parkir,
potensi titik parkir yang kabur akibat penentuan target parkir yang tidak sesuai dengan
sebenarnya dapat menambah berbagai macam penyelewengan dan kecurangan yang dapat
menganggu tujuan dari UPTD Parkir Kota Salatiga dalam penerimaan retribusi parkir.
Dengan adanya berbagai masalah yang timbul dalam UPTD Parkir terhadap penerimaan
retribusi parkir diperlukan adanya pengendalian intern di dalam UPTD Parkir. Pelaksanaan
pengendalian intern ini dapat digunakan untuk memeriksa dan mengevaluasi kelayakan dan
UPTD Parkir Kota Salatiga
Masalah Penyelewengan
(Setoran retribusi parkir yang belum optimal)
( Potensi titik parkir yang belum sesuai)
Pengendalian Intern
Memadai TidakMemadai
Tujuan PengendalianIntern Terpenuhi Tujuan Pengendalian Intern
Tidak Terpenuhi
6
keefektifan aktivitas-aktivitas UPTD Parkir Kota Salatiga dalam penerimaan retribusi parkir
Kota Salatiga.
Setiap aktivitas yang ada dalam transaksi UPTD Parkir di evaluasi menggunakan
pengendalian intern sesuai dengan komponen yang ada dalam SPIP Pemerintah Kota Salatiga
yaitu lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, Informasi dan
Komunikasi, Pemantauan.
Jika pengendalian intern yang ada dalam UPTD Parkir Kota Salatiga memadai,tujuan dari
pengendalian intern dapat terwujud, yaitu kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan
keuangan, pengamanan asset Negara, dan ketaatan terhadap perundang-undangan. Dengan
dilakukannya pengendalian intern tersebut pengelolaan retribusi parkir Kota Salatiga dapat di
tingkatkan.
Berdasarkan uraian sebelumnya, penulis merumuskan suatu hipotesis sebagai berikut: “
Pengendalian Intern yang diterapkan secara memadai, akan meningkatkan efektifitas dari
pengelolaan retribusi parkir Kota Salatiga”.
B. LANDASAN TEORI
1. Sistem Pengendalian Intern
Pengertian pengendalian menurut (Arens and Beasley, 2003:295) adalah sebagai
berikut :
" A process designed to provide reasonable assurance regarding the echievement
of management objective in the following categories:
1. Reliability of financial reporting;
2. Effectiveness and Efficiency of operational, and;
7
3. Compliance with applicable laws and regulations.
Menurut (Hartadi, 1999 : 246), sistem pengendalian intern mempunyai dua arti,
dalam arti sempit istilah tersebut sama dengan internal check yang merupakan prosedur-
prosedur mekanik untuk memeriksa ketelitian dari data-data administrasi. Seperti
misalnya mencocokkan penjumlahan mendatar (horizontal) dengan penjumlahan
melurus. Dalam arti yang luas istilah tersebut sama dengan manajemen control yaitu
sistem yang meliputi semua cara-cara yang digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk
mengawasi atau mengendalikan perusahaan yang meliputi struktur organisasi, formulir-
formulir dan prosedur-prosedur, pembukuan dan laporan (administrasi, budget dan
standar pemeriksaan intern)
Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34,
2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus
menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan yang
memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien,
keandalan pelaporan keuangan, pengamatan asset negara, dan ketaatan terhadap
peraturan perundang-undangan.
Menurut (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (No 60/2008) Sistem
Pengendalian Intern adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang
dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan
keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan
efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan asset Negara, dan ketaatan terhadap
peraturan perundang- undangan.
8
Menurut (Sawyer, L.B, et al (2003) hal.57) Pengendalian rencana organisasi dan
semua metode yang terkoordinasi dan pengukuran-pengukuran yang diterapkan di
perusahaan untuk mengamankan aktiva, memeriksa akurasi dan keandalan data
akuntansi, meningkatkan efisiensi operasional dan mendorong ketaatan terhadap
kebijakan manajerial yang telah diterapkan.
Menurut Hiro (2006 : 11) adalah : “ Internal auditing adalah suatu fungsi
penilaian yang independen dalam suatu organiasasi untuk menguji dan mengevaluasi
kegiatan organisasi yang dilaksanakan”.
Sedangkan menurut Victor dan Herbert (1982: 3) adalah “Internal Auditing is an
independent appraisal function established within an organization to examine and
evaluate its activities as a service to the organization.” Audit intern merupakan elemen
monitoring dari struktur pengendalian intern dalam suatu organisasi, yang dibuat untuk
memantau efektivitas dari elemen-elemen struktur pengendalian intern lainnya.
Sistem pengendalian intern yang digunakan pemerintah daerah Kota Salatiga ini
sama dengan sistem pengendalian intern yang dikemukakan oleh ( Romney dan Steinbart,
2011, h. 231),lima komponen model pengendalian intern Committee of Sponsoring
Organizations (COSO) yaitu :
1. Lingkungan Pengendalian
Inti dari bisnis apapun adalah orang- orangnya, ciri perorangan, termasuk
integritas, nilai-nilai etika, dan kompetensi, serta lingkungan tempat beroperasi.Mereka
adalah mesin yang mengemudikan organisasi dan dasar tempat segala hal terletak.
9
2. Aktivitas Pengendalian
Kebijakan dan prosedur pengendalian harus dibuat dan dilaksanakan untuk
membantu memastikan bahwa tindakan yang di identifikasi oleh pihak manajemen untuk
mengatasi risiko pencapaian tujuan organisas, secara efektif dijalankan.
3. Penilaian Resiko
Organisasi harus sadar akan berurusan dengan risiko yang dihadapinya.
Organisasi harus menempatkan tujuan, yang terintegrasi dengan penjualan, produksi,
pemasaran, keuangan, dan kegiatan lainnya, agar organisasi beroperasi secara
harmonis.Organisasi juga harus membuat mekanisme untuk mengidentifikasi,
menganalisis, dan mengelola risiko yang terkait.
4. Informasi dan Komunikasi
Disekitar aktifitas pengendalian terdapat sistem informasi dan komunikasi.Mereka
memungkinkan orang-orang dalam organisasi untuk mendapat dan bertukar informasi
yang dibutuhkan untuk melaksanakan, mengelola, dan mengendalikan operasinya.
5. Pengawasan
Seluruh proses harus diawasi, dan perubahan dilakukan sesuai dengan kebutuhan.
Melalui cara ini, sistem dapat beraksi secara dinamis, berubah sesuai tuntutan keadaan.
2. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah ( SPIP ) menurut (Peraturan Walikota
Salatiga No 34, 2011), adalah Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) yang diselenggarakan
secara menyeluruh terhadap proses perancangan dan pelaksanaan kebijakan serta
10
perencanaan, penganggaran, dan pelaksanaan anggaran di Lingkungan Pemerintah
Daerah. Adapun SPIP yang dimaksud pada Bab II Penyelenggaraan SPIP terdiri atas
unsur:
1. Lingkungan pengendalian
Pimpinan SKPD wajib menciptakan dan memelihara lingkungan pengendalian yang
menimbulkan perilaku positif dan kondusif. Penerapan SPIP dalam lingkungan kerja,
melalui :
a. Penegakan integritas dan nilai etika
Penegakan integritas dan nilai etika sebagaimana dimaksud, sekurang-kurangnya
dapat dilakukan dengan :
Menyusun dan menerapkan aturan perilaku.
Memberi keteladanan pelaksanaan aturan perilaku pada setiap tingkat
pimpinan SKPD.
Menegakkan tindakan disiplin yang tepat atas penyimpangan terhadap
kebijakan dan prosedur, atau pelanggaran terhadap aturan perilaku.
Menjelaskan dan mempertanggungjawabkan adanya intervensi atau
pengabaian pengendalian intern.
Menghapus kebijakan atau penugasan yang dapat mendorong perilaku tidak
etis.
b. Komitmen terhadap kompetensi
Komitmen terhadap kompetensi sebagaimana dimaksud, sekurang-kurangnya
dilakukan dengan:
11
Mengidentifikasi dan menetapkan kegiatan yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan tugas dan fungsi pada masing-masing posisi dalam SKPD.
Menyusun standar kompetensi untuk setiap tugas dan fungsi pada masing-
masing posisi dalam SKPD.
Menyelenggarakan pelatihan dan pembimbingan untuk membantu pegawai
mempertahankan dan meningkatkan kompetensi pekerjaannya.
c. Kepemimpinan yang kondusif
Kepemimpinan yang kondusif sebagaimana dimaksud, sekurang-kurangnya
ditunjukkan dengan :
Mempertimbangkan risiko dalam pengambilan keputusan.
Menerapkan manajemen berbasis kinerja.
Mendukung fungsi tertentu dalam penerapan SPIP.
Melindungi asset dan informasi dari akses penggunaan yang tidak sah.
Melakukan interaksi secara intensif dengan pejabat pada tingkatan yang lebih
rendah.
Merespon secara positif terhadap pelaporan yang berkaitan dengan keuangan,
penganggaran, program dan kegiatan.
d. Penyusunan rancangan struktur organisasi dan perumusan uraian tugas sesuai
dengan kebutuhan organisasi
Pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan sebagaimana
dimaksud, sekurang-kurangnya dilakukan dengan:
Menyesuaikan dengan ukuran dan sifat kegiatan SKPD.
Memberikan kejelasan wewenang dan tanggung jawab dalam SKPD.
12
Memberikan kejelasan hubungan dengan jenjang pelaporan intern dalam
SKPD.
Melaksanakan evaluasi dan penyesuaian periodik terhadap struktur organisasi
sehubungan dengan perubahan lingkungan yang strategis.
Menetapkan jumlah pegawai yang sesuai, terutama untuk posisi pimpinan.
e. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat
Pendelegasian wewenang yang tepat sebagaimana dimaksud, sekurang-kurangnya
dilaksanakan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Wewenang diberikan kepada pegawai yang tepat sesuai dengan tingkat
tanggung jawabnya dalam rangka pencapaian SKPD.
Pegawai yang diberi wewenang sebagaimana dimaksud memahami bahwa
wewenang dan tanggung jawab yang diberikan terkait dengan pihak lain
dalam SKPD yang bersangkutan.
Pegawai yang diberi wewenang yang sebagaimana dimaksud memahami
bahwa pelaksanaan wewenang dan tanggung jawab terkait dengan penerapan
SPIP.
f. Penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan sumber daya
manusia
Penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan sumber daya
manusia sebagaimana dimaksud, dilaksanakan dengan memperhatikan sekurang-
kurangnya:
Perumusan kebijakan dan prosedur sejak rekruitmen sampai dengan
pemberhentian pegawai.
13
Penelusuran latar belakang calon pegawai dalam proses rekruitmen.
Supervisi periodik yang memadai terhadap karyawan.
g. Perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah yang efektif
Perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah yang efektif sebagaimana
dimaksud, sekurang-kurangnya harus:
Memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi dan
efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD.
Memberikan peringatan dini dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko
dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD.
Memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola penyelenggaraan tugas dan
fungsi SKPD.
h. Hubungan kerja yang baik dengan SKPD terkait
Diwujudkan dengan adanya mekanisme saling uji antar SKPD terkait.
Sinkronisasi data yang saling terkait dari dua atau lebih SKPD terkait.
2. Penilaian risiko
a. Identifikasi risiko
Identifikasi risiko sebagaimana dimaksud, sekurang-kurangnya dilaksanakan
dengan:
Menggunakan metodologi yang sesuai untuk tujuan SKPD dan tujuan pada
tingkatan kegiatan secara komprehensif.
Menggunakan mekanisme yang memadai untuk mengenali risiko dari faktor
eksternal dan faktor internal.
Menilai faktor lain yang dapat meningkatkan risiko.
14
b. Analisis Risiko
Dilaksanakan untuk menentukan dampak dari risiko yang telah diidentifikasi
terhadap pencapaian tujuan SKPD.
Pimpinan SKPD menerapkan prinsip kehati-hatian dalam menentukan tingkat
risiko yang dapat diterima.
3. Kegiatan pengendalian
Kegiatan pengendalian dievaluasi secara teratur untuk memastikan bahwa kegiatan
tersebut masih sesuai dan berfungsi seperti yang diharapkan. Kegiatan pengendalian
sebagaimana yang dimaksud adalah:
a. Review atas kinerja SKPD
Review atas kinerja SKPD sebagaimana dimaksud, dilaksanakan dengan
membandingkan kinerja dengan tolok ukur kinerja yang ditetapkan.
b. Pebinaan sumber daya manusia
Dalam melaksanakan pembinaan sumber daya manusia sebagaimana dimaksud,
pimpinan SKPD sekurang-kurangnya harus:
Mengkomunikasikan visi, misi, tujuan, nilai, dan strategi instansi kepada
pegawai.
Membuat strategi perencanaan dan pembinaan sumber daya manusia yang
mendukung pencapaian visi dan misi.
Membuat uraian jabatan, prosedur rekruitmen, program pendidikan dan
pelatihan pegawai, sistem kompensasi , program kesejahteraan dan fasilitas
pegawai, ketentuan disiplin pegawai, sistem penilaian kinerja, serta rencana
pengembangan karier.
15
c. Pengendalian atas pengelolaan sistem informasi
Pengendalian Umum
Pengamanan sistem informasi
Pengamanan sistem informasi sebagaimana dimaksud, sekurang-
kurangnya mencakup:
Pelaksanaan penilaian risiko secara periodik yang komprehensif.
Pengembangan rencana yang secara jelas menggambarkan program
pengamanan serta kebijakan dan prosedur yang mendukungnya.
Penetapan organisasi untuk mengimplementasikan dan mengelola
program pengamanan.
Penguraian tanggung jawab pengamanan secara jelas.
Implementasi kebijakan yang efektif atas sumber daya manusia terkait
dengan program pengamanan.
Pemantauan efektivitas program pengamanan dan melakukan
perubahan program pengamanan jika diperlukan.
Pengendalian atas akses
Pengendalian atas akses sebagaimana dimaksud,sekurang-kurangnya
mencakup :
Klasifikasi sumber dayasistem informasi berdasarkan kepentingan dan
sensitivitasnya.
Identifikasi pengguna yang berhak dan otorisasi akses ke informasi
secara informal.
16
Pengendalian fisik dan pengendalian logik untuk mencegah dan
mendeteksi akses yang tidak di otorisasi
Pemantauan atas akses ke sistem informasi, investigasi atas
pelanggaran, serta tindakan perbaikan dan penegakan disiplin.
Pengendalian atas pengembangan dan perubahan perangkat lunak aplikasi
Pengendalian atas pengembangan dan perubahan perangkat lunak aplikasi
sebagaimana dimaksud, sekurang-kurangnya mencakup:
Otorisasi atas fitur pemrosesan sistem informasi dan modifikasi
program.
Pengujian dan persetujuan atas seluruh perangkat lunak yang baru dan
dimutakhirkan.
Penetapan prosedur untuk memastikan terselenggaranya pengendalian
atas kepustakaan perangkat lunak.
Pengendalian atas perangkat lunak sistem
Pengendalian atas perangkat lunak sistem sebagaimana dimaksud, adalah:
Pembatasan akses ke perangkat lunak sistem berdasarkan tanggung
jawab pekerjaan dan dokumentasi atas otorisasi akses.
Pengendalian dan pemantauan atas akses dan penggunaan perangkat
lunak sistem.
Pengendalian atas perubahan yang dilakukanterhadap perangkat lunak
sistem.
Pemisahan tugas
Pemisahan tugas sebagaimana dimaksud, sekurang-kurangnya mencakup:
17
Identifikasi tugas yang tidak dapat digabungkan dan penetapan
kebijakan untuk memisahkan tugas tersebut.
Penetapan pengendalian akses untuk pelaksanaan pemisahan tugas.
Pengendalian atas kegiatan pegawai melalui penggunaan prosedur,
supervise dan review.
Kontinuitas pelayanan
Kontinuitas pelayanan sebagaimana dimaksud, sekurang-kurangnya
mencakup:
Penilaian, pemberian prioritas, dan pengidentifikasian sumber daya
pendukung atas kegiatan komputerisasi yang kritis dan sensitif.
Langkah-langkah pencegahan dan minimalisasi potensi kerusakan dan
terhentinya operasi komputer.
Pengembangan dan pendokumentasian rencana komprehensif untuk
mengatasi kejadian tidak terduga.
Pengujian secara berkala atas rencana untuk mengatasi kejadian tidak
terduga dan melakukan penyesuaian jika diperlukan.
Pengendalian Aplikasi
Pengendalian otorisasi
Pengendalian otorisasi sebagaimana dimaksud, sekurang-kurangnya
mencakup:
Pengendalian terhadap dokumen sumber.
Pengesahan atas dokumen sumber.
Pembatasan akses ke terminal entri data
18
Penggunaan file induk dan laporan khusus untuk memastikan bahwa
seluruh data yang diproses telah diotorisasi.
Pengendalian kelengkapan
Pengendalian kelengkapan sebagaimana dimaksud, sekurang-kurangnya
mencakup:
Pengentrian dan pemrosesan seluruh transaksi yang telah di otorisasi
ke dalam komputer.
Pelaksanaan rekonsiliasi data untuk meverifikasi kelengkapan data.
Pengendalian akurasi
Pengendalian akurasi sebagaimana dimaksud, sekurang-kurangnya
mencakup:
Penggunaan desain entri data untuk mendukung akurasi data.
Pelaksanaan validasi data untuk mengidentifikasi data yang salah.
Pencatatan, pelaporan, investigasi dan perbaikan data yang salah
dengan segera.
review atas laporan keluaran untuk mempertahankan akurasi dan
validitas data.
Pengendalian terhadap keandalan pemrosesan dan file data
Pengendalian terhadap keandalan pemrosesan dan file data sebagaimana
dimaksud, sekurang-kurangnya mencakup:
Penggunaan prosedur yang memastikan bahwa hanya program dan file
data versi terkini digunakan selama pemrosesan.
19
Penggunaan program yang memiliki prosedur untuk memverifikasi
bahwa versi file komputer sesuai digunkan selama pemrosesan.
Penggunaan program yang memiliki prosedur untuk mengecek internal
file header labels sebelum pemrosesan.
Penggunaan aplikasi yang mencegah perubahan file secara bersamaan.
d. Pengendalian fisik asset
Dalam melaksanakan pengendalian fisik atas asset sebagaimana dimaksud,
pimpinan SKPD wajib menetapkan, mengimplementasikan, dan
mengkomunikasikan kepada seluruh pegawai:
Rencana identifikasi, kebijakan, dan prosedur pengamatan fisik.
Rencana pemulihan setelah bencana.
e. Penetapan dan review indikator dan ukuran kinerja
Dalam melaksanakan penetapan dan review indikator dan pengukuran kinerja
sebagaimana dimaksud, pimpinan harus:
Menetapkan ukuran dan indikator kinerja.
Mereview dan melakukan validasi secara periodik atas ketetapan dan
keandalan ukuran dan indikator kinerja.
Mengevaluasi faktor penilaian pengukuran kinerja.
Membandingkan secara terus menerus data capaian kinerja dengan sasaran
yang ditetapkan dan selisihnya dianalisis lebih lanjut.
20
f. Pemisahan fungsi
Dalam melaksanakan pemisahan fungsi sebagaimana dimaksud, pimpinan SKPD
harus menjamin bahwa seluruh aspek utama transaksi atau kejadian tidak
dikendalikan oleh satu orang.
g. Otorisasi atas transaksi dan kejadian yang penting
Dalam melakukan otorisasi atas transaksi dan kejadian sebgaimana dimaksud,
pimpinan SKPD wajib menetapkan dan mengkomunikasikan syarat dan ketentuan
otorisasi kepada seluruh pegawai.
h. Pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas transaksi dan kejadian
Dalam melakukan pencatatan yang akurat dan tepat waktu sebagaimana
dimaksud, pimpinan SKPD perlu mempertimbangkan:
Transaksi dan kejadian diklasifikasikan dengan tepat dan dicatat segera.
Klasifikasi dan pencatatan yang tepat dilaksanakan dalam seluruh siklus
transaksi atau kejadian.
i. Pembatasan akses atas sumber daya dan pencatatannya
Dalam melaksanakan pembatasan akses atas sumber daya dan pencatatanya
sebagaimana dimaksud, pimpinan SKPD wajib memberikan akses hanya kepada
pegawai yang berwenang dan melakukan review atas pembatasan tersebut secara
berkala.
j. Akuntabilitas terhadap sumber daya dan pencatatannya
Dalam menetapkan akuntabilitas terhadap sumber daya dan pencatatannya
sebagaimana dimaksud, pimpinan SKPD wajib menugaskan pegawai yang
21
bertanggung jawab terhadap penyimpanan sumber daya dan pencatatannya serta
melakukan review atas penugasan tersebut secara berkala.
k. Dokumentasi yang baik atas SPIP serta transaksi dan kejadian penting
Dalam menyelenggarakan dokumentasi yang baik sebagaimana
dimaksud,pimpinan SKPD wajib memiliki, mengelola, memelihara, dan secara
berkala memutakhirkan dokumentasi yang mencakup seluruh sistem pengendalian
intern serta transaksi dan kejadian penting.
4. Informasi dan komunikasi
a. Menyediakan dan memanfaatkan berbagai bentuk dan sarana komunikasi.
b. Mengelola, mengembangkan dan memperbaharui sistem informasi secara terus
menerus.
5. Pemantauan
a. Pemantauan berkelanjutan.
b. Evaluasi terpisah.
c. Tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan reviuw lainnya.
3. Pengawasan Intern
Pengawasan intern menurut (Perwa Salatiga No 34, 2011) adalah seluruh proses
kegiatan audit, review, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap
penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang
memadahi bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolak ukur.
Pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 tentang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Pengawasn Intern adalah seluruh proses kegiatan
22
audit, review, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap
penyelenggaran tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang
memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah
ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata
kepemerintahan yang baik.
4. Retribusi
Retribusi menurut (Perwa Salatiga No 22, 2011) adalah pungutan daerah sebagai
pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan
oleh Pemerintah Daerah untuk keperluan pribadi atau badan. Retribusi parkir di Salatiga dibagi
menjadi dua, yaitu :
a. Retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum.
Retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum dipungut retribusi atas pelayanan
parkir tepi jalan umum yang disediakan Pemerintah Daerah. Objek retribusi parkir
ditepi jalan umum yang ditentukan oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Subjek retribusi parkir di tepi jalan umum adalah
orang pribadi atau badan yang mendapatkan pelayanan jasa tempat parkir di tepi jalan
umum.
b. Retribusi tempat khusus parkir.
Retribusi tempat khusus parkir dipungut retribusi atas pelayanan parkir tempat khusus
yang disediakan Pemerintah Daerah. Objek retribusi tempat khusus parkir yang
ditentukan oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Subjek retribusi tempat khusus parkir adalah orang pribadi atau badan
yang mendapatkan pelayanan jasa tempat khusus parkir.
23
C. METODE PENELITIAN
Satuan Pengamatan dan Satuan Analisis
Dalam Penelitian ini yang menjadi satuan pengamatan adalah sistem pengendalian intern
retribusi parkir dan bagian administrasi retribusi parkir di Pemerintah Kota Salatiga, sedangkan
satuan analisisnya adalah Pemerintah Kota Salatiga.
Jenis Data dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini mencakup data primer dan data sekunder. Data
primer dilakukan melalui wawancara kepada Kepala UPTD Parkir Kota Salatiga, dan kepada
sekretaris UPTD Parkir Kota Salatiga guna memperoleh informasi :
a. Prosedur sistem retribusi parkir Kota Salatiga.
b. Proses yang dilakukan di lapangan.
Data Sekunder yang diperoleh berupa dokumen target dan realisasi retribusi parkir Kota
Salatiga, data pendapatan dari retribusi parkir berupa dokumen daftar parkir harian (pagi, siang,
malam), daftar lokasi yang sudah tertagih untuk setoran, jadwal piket petugas penerima retribusi
parkir UPTD Kota Salatiga, data juru parkir (jukir) dan data penyelenggaraan sistem
pengendalian intern retribusi parkir Kota Salatiga yang berkaitan dengan sistem pengendalian
intern atas retribusi parkir Kota Salatiga.
Teknik Analisis
Teknik analisis yang digunakan dalam menjawab persoalan penelitian yang telah
dirumuskan sebelumnya adalah teknik analisis deskriptif, yaitu teknik analisis yang hanya
mengumpulkan, menyajikan serta menganalisis data sehingga dapat memberikan gambaran yang
24
cukup jelas atas objek yang diteliti untuk menarik kesimpulan dan membuat saran dengan
didasarkan pada sistem pengendalian intern yang berlaku di Pemerintah Daerah Kota Salatiga
sesuai dengan Peraturan Walikota Nomor 34 Tahun 2011 Bab II tentang penyelenggaraan
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah ( SPIP ).
Langkah-langkah Penelitian
Dalam penelitian ini, langkah-langkah yang digunakan untuk penelitian adalah :
1. Memahami struktur pengendalian intern atas retribusi parkir dengan wawancara dan
observasi.
2. Mengumpulkan dan mempelajari isi, jenis, bentuk, dokumen atau formulir yang
dihasilkan atau digunakan dalam kegiatan pengumpulan data dan pengolahan data
pengelolaan retribusi parkir Pemerintah Kota Salatiga.
3. Melakukan analisis untuk menentukan apakah sistem pengendalian intern atas retribusi
parkir Pemerintah Kota Salatiga sudah memadai atau belum.
4. Menentukan kelemahan atau kekurangan dari sistem pengendalian intern atas retribusi
parkir yang sudah berjalan selama ini.
5. Menarik kesimpulan dan membuat usulan perbaikan sistem pengendalian intern atas
retribusi parkir agar sistem pengendaliannya dapat berjalan sesuai dengan standar yang
berlaku yaitu sesuai dengan Peraturan Walikota Nomor 34 Tahun 2011 Bab II tentang
penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah ( SPIP ).
25
D. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Sistem Retribusi Parkir Kota Salatiga
Sejak ditetapkannya Undang- undang Nomor 32 tahun 2004 mengenai Pemerintah
Daerah, Pemerintah Daerah mempunyai kesempatan untuk mengelola sendiri daerahnya dan
kekayaan sumber daya yang dimilikinya dengan diatur dalam peraturan daerah dengan sedikit
intervensi pemerintah pusat tetapi tetap merujuk pada peraturan yang lebih tinggi. Pelaksanaan
otonomi daerah sumber keuangannya berasal dari Pendapatan Asli Daerah. Komponen utama
dalam pendapatan asli daerah adalah penerimaan yang berasal dari komponen pajak dan retribusi
daerah, salah satunya adalah retribusi parkir.
Pengelolaan retribusi parkir Kota Salatiga dikelompokkan menjadi dua yaitu retribusi
parkir di tepi jalan umum dan retribusi tempat khusus parkir. Retribusi parkir di tepi jalan umum
adalah kegiatan parkir yang dilakukan dengan memanfaatkan tepi jalan umum. Sedangkan
retribusi khusus parkir adalah retribusi yang dilakukan dengan melakukan kegiatan parkir di
tempat khusus parkir seperti di Ramayana Mall, Rumah Sakit Daerah,dll.
Retribusi parkir didapatkan dengan memberikan jasa parkir sepeda motor dan mobil di
tepi jalan umum dan tempat khusus. Juru parkir menarik retribusi dari masyarakat yang
menggunakan jasa parkir, uang retribusi tersebut disetorkan kepada staff UPTD Parkir Kota
Salatiga yang mendapatkan shift melakukan penarikan sesuai dengan jadwalnya masing-
masing. Dari penarikan yang dilakukan staff UPTD Parkir Kota Salatiga direkap setiap harinya
pagi, siang, dan malam menjadi satu, kemudian uang retribusi yang terkumpul disetorkan kepada
Bendahara Penerimaan Dinas Perhubungan Komunikasi, Kebudayaan dan Pariwisata
26
(Diskombudpar) Kota Salatiga . (Lihat lampiran 2 : Alur Mekanisme Penyetoran Retribusi
Parkir di Kota Salatiga dan lampiran 14 : Flowchart Penyetoran Retribus Parkir ).
Dalam flowchart penyetoran retribusi parkir, dapat dilihat masih kurangnya pengendalian
intern dalam pengelolaan retribusi parkir. Tidak diberikannya karcis parkir kepada pengguna
jasa parkir, tidak diberikannya bukti setoran retribusi dari bagian pengelolaan retribusi parkir ke
juru parkir dan tidak adanya pelaksanaan pengawasan terhadap target setoran yang diberikan juru
parkir kepada staf UPTD yang bertugas menerima setoran retribusi , tidak disimpannya hasil
rekapan penerimaan retribusi parkir juga menambah ketidak jelasan potensi titik-titik parkir dan
kurangnya pengawasan dalam penyetoran penerimaan retribusi parkir.
Jika tidak dibenahi dikhawatirkan akan menimbulkan penyelewengan maupun kebocoran
informasi mengenai potensi titik-titik parkir yang nantinya dapat memicu keputusan dan
kebijakan terhadap retribusi parkir Kota Salatiga. Bila pengelolaan retribusi parkir tidak
dilakukan dengan professional akibat kaburnya potensi titik-titik parkir yang sebenarnya, hal
tersebut tentunya akan mempengaruhi penghasilan asli daerah Kota Salatiga dari sektor retribusi
parkir, karena penyetoran retribusi parkir tidak maksimal akibat target penerimaan yang
seharusnya bisa ditentukan lebih banyak menjadi sedikit penerimaannya karena ketidakjelasan
informasi mengenai potensi titik-titik parkir.
Faktor yang mempengaruhi penyelewengan dan ketidakjelasan potensi titik-titik parkir yang
dapat terjadi dalam mekanisme penyetoran retribusi parkir tersebut adalah:
27
Tabel 1: Faktor Yang Mempengaruhi Penyelewengan dan Ketidakjelasan Potensi Titik-
Titik Parkir Akibat Juru Parkir
Masalah yang terjadi Penyebab
1. Tidak menyetorkan retribusi parkir sesuaidengan target yang ditentukan.
a. Beralasan cuaca kurang mendukung.
b. Sepi pengguna jasa parkir.
2. Mengaburkan informasi mengenai potensititik-titik parkir .
a. Karcis parkir tidak diberikan kepadapengguna jasa parkir sebagai bukti bayarretribusi parkir.
Dalam hal ini juru parkir dapat melakukan penyelewengan dan mengaburkan informasi
potensi parkir yang sebenarnya dengan tidak menyetorkan hasil penarikan retribusi parkir di
setiap titik parkir baik tidak menyetorkan sesuai dengan jumlah setoran yang ditentukan ataupun
tidak menyetorkan sama sekali hasil retribusi parkir kepada bagian pengelolaan retribusi parkir,
tidak memberikan karcis parkir kepada pengguna jasa parkir. Fenomena di lapangan yang terjadi
akibat seringnya karcis parkir tidak diberikan kepada pengguna jasa parkir ini memicu
pengaburan potensi titik parkir yang sebenarnya. Dari jumlah karcis yang sudah diberikan
kepada pengguna jasa parkir dapat diketahui potensi parkir sebenarnya yang nantinya akan
berguna dalam pengambilan kebijakan potensi setoran penerimaan retribusi parkir. Ditambah
lagi seringnya pengurangan jumlah setoran dari juru parkir dengan alasan-alasan cuaca yang
kurang mendukung sehingga tidak dapat memenuhi target retribusi parkir di setiap titik-titik
parkir, pengguna jasa parkir sepi menjadi salah satu alasan untuk tidak menyetorkan atau hanya
menyetorkan sebagian dari target yang ditentukan.
Jika alasan- alasan tersebut di gunakan sebagai alasan untuk tidak menyetorkan retribusi
parkir dari juru parkir, tentunya hal tersebut akan berdampak besar pada pendapatan dari
retribusi parkir itu sendiri. Pendapatan akan berkurang dari target realisasi retribusi parkir.
28
Tabel 2: Faktor Yang Mempengaruhi Penyelewengan dan Ketidakjelasan Potensi Titik-
titik Parkir Akibat Koordinator Penerimaan Retribusi Parkir
Masalah yang terjadi Penyebab
1. Tidak menyetorkan retribusi parkir sesuaidengan target yang ditentukan.
a. Membiarkan juru parkir tidak menyetorkanretribusi sesuai dengan target yangditentukan dengan menerima alasan cuacakurang mendukung dan sepi pengguna jasaparkir.
2. Mengaburkan informasi mengenai potensititik-titik parkir .
a. Tidak memberikan sanksi kepada juru parkirjika tidak memberikan karcis parkir kepadapengguna jasa parkir.
b. Terbatas dalam pengawasan terhadap juruparkir yang hanya dilakukan saat patrolisaja.
c. Kurangnya sosialisasi terhadap masyarakatterhadap pentingnya meminta karcis parkirkepada juru parkir.
d. Kurangnya pemberian sarana dan prasaranauntuk pengaduan masyarakat jika inginmelaporkan juru parkir yang bermasalah.
3. Pencatatan penerimaan retribusi parkir dapatdimanipulasi.
a. Tidak diberikannya bukti setoran kepadajuru parkir, hanya daftar ceklist setoran yangdimiliki koordinator penarikan sebagaipencatatan.
Pada hal ini koordinator penarikan retribusi parkir juga bisa melakukan penyelewengan
maupun pengaburan potensi retribusi parkir di setiap titik-titik parkir dengan tidak menyetorkan
sebagian dari hasil penarikan retribusi parkir. Kesempatan tersebut dapat terjadi dengan adanya
sikap sikap yang membiarkan juru parkir tidak menyetorkan retribusi parkir dengan alasan-
alasan yang ada seperti cuaca tidak mendukung, pengguna jasa parkir sepi. Koordinator
penarikan retribusi parkir dapat memanipulasi pencatatan uang retribusi yang diterima dari juru
29
parkir. Hal tersebut di perparah dengan tidak adanya bukti penyetoran kuitansi yang seharusnya
diberikan kepada juru parkir. Tentu tindakan- tindakan tersebut dapat mempengaruhi setoran
pendapatan retribusi parkir Kota Salatiga.
Dalam penarikan ataupun setoran retribusi parkir memang didasarkan dari potensi
retribusi parkir di setiap titik-titik parkir. Hal tersebut sudah di susun dalam ceklist potensi
retribusi parkir, besarnya potensi titik parkir berbeda- beda pagi, siang, malam. ( Bisa dilihat di
lampiran 13: tabel ceklist parkir harian Kota Salatiga).
Potensi retribusi parkir tersebut nantinya akan menjadi pendapatan Pemerintah Kota
Salatiga dari sektor retribusi parkir. Tetapi jika dilihat jumlah setoran dengan yang di
realisasikan dalam tabel daftar lokasi yang sudah tertagih (Lihat lampiran 12 :Daftar Lokasi
Yang Sudah Tertagih, ada beberapa titik parkir yang tidak terpenuhi realisasi setorannya. Jika hal
tersebut dibiarkan sedikit demi sedikit tentu akan mempengaruhi pendapatan asli daerah Kota
Salatiga dari sektor retribusi.
Sistem Pengendalian Intern Retribusi Parkir Kota Salatiga
Sistem pengendalian intern atas retribusi parkir Kota Salatiga diatur dalam Peraturan
Walikota Salatiga Nomor 34 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah. Dalam Peraturan Walikota tersebut, penyelenggaraan SPIP dimaksudkan untuk
pengendalian penyelenggaraan pemerintahan daerah yang efektif, efisien, transparan, dan
akuntabel. Tujuan dari penyelenggaraan SPIP atas retribusi parkir Kota Salatiga tersebut untuk
memberikan keyakinan yang memadai bagi tercapainya efektivitas dan efisiensi pencapaian
tujuan penyelenggaraan pemerintahan Kota Salatiga, keandalan pelaporan keuangan,
pengamanan asset daerah, dan ketaatan terhadap peraturan perundang- undangan.
30
Evaluasi Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Yang Mendukung Pengelolaan Retribusi Parkir Kota Salatiga
Pengelolaan retribusi parkir atas Kota Salatiga dilakukan berdasarkan SPIP yang terdapat dalam Peraturan Walikota Salatiga
Nomor 34 Tahun 2011. Berikut ini adalah hasil evaluasi pelaksanaan SPIP atas pengelolaan retribusi parkir Kota Salatiga
dibandingkan dengan SPIP menurut Peraturan Walikota Salatiga Nomor 34 Tahun 2011.
Tabel 3: Pelaksanaan SPIP di UPTD Parkir Kota Salatiga
Komponen SPIP menurutPeraturan Walikota
Salatiga Nomor 34 Tahun2011
Pelaksanaan SPIP yangdilakukan atas retribusiparkir di UPTD Parkir
Kota Salatiga
Bukti Pelaksanaan SPIPatas retribusi parkir di
UPTD Parkir KotaSalatiga
Hasil Evaluasi ataspengelolaan retribusi
parkir di UPTD ParkirKota Salatiga
I. Lingkungan Pengendalian
a. Penegakan integritas dannilai etika.
Penegakan integritas dannilai etika sebagaimanadimaksud sekurang-kurangnyadilakukan dengan:
1). menyusun danmenerapkan aturan perilaku;
1). Ada pelaksanaan. 1). Penyusunan dan penerapanaturan perilaku dituangkandalam kebijakan surat izinjuru parkir nomor:655.1/07/244/2012 . (Lihatlampiran 8: Surat Izin JuruParkir)
1). SPIP yang dilakukan diUPTD Parkir Kota Salatigasudah dilakukan memadai.
31
2). memberikan keteladananpelaksanaan aturan perilakupada setiap tingkat pimpinanSKPD;
2). Ada pelaksanaan. 2). Kepala UPTD Parkirmemberikan keteladanandengan memberikanpengarahan dan contohbagaimana mengaturkendaraan, bersikap sopanterhadap pengguna jasa parkir,berbaju rapi dan berseragam.
2). SPIP yang dilakukan diUPTD Parkir Kota Salatigasudah dilakukan memadai
3). menegakkan tindakandisiplin yang tepat ataspenyimpangan terhadapkebijakan dan prosedur, ataupelanggaran terhadap aturanperilaku;
3). Tidak ada pelaksanaan. 3). Dalam surat izin parkir(Lihat lampiran 8: Surat IzinJuru Parkir) pelaksanaan dariaturan tersebut belumdilakukan. Tidak terdapatperaturan mengenai parkir liardalam UPTD, meskipunsudah dilakukan tindakanpencabutan pentil ban padaparkir liar seperti pada(lampiran 17: Berita TentangParkir Liar)
3). SPIP yang dilakukanbelum memadai.
4). menjelaskan danmempertanggung jawabkanadanya intervensi ataupengabaian pengendalianintern; dan
4). Ada pelaksanaan. 4). Jika terjadi adanyaintervensi atau pengabaianpengendalian intern sepertipemberhentian pengadaankarcis parkir seperti usulandari DPRD, karena alasantidak pernah diberikan kepadapengguna jasa parkirdijelaskan dan dipertanggungjawabkan dalam rapat internUPTD Parkir.
4). SPIP yang dilakukan diUPTD Parkir Kota Salatigasudah dilakukan memadai.
5). menghapus kebijakanatau penugasan yang dapat
5). Ada pelaksanaan. 5). Penugasan juru parkirhanya berlaku selama setahun,
5). SPIP yang dilakukan diUPTD Parkir Kota Salatiga
32
mendorong perilaku tidaketis.
surat izin parkir diperpanjangdengan mengganti kebijakanpenugasan yang lama dengankebijakan penugasan yangbaru.
sudah dilakukan memadai.
b. Komitmen terhadapkompetensi.
Komitmen terhadapkompetensi sebagaimanadimaksud sekurang-kurangnyadilakukan dengan:
1). mengidentifikasi danmenetapkan kegiatan yangdibutuhkan untukmenyelesaikan tugas danfungsi pada masing-masingposisi dalam SKPD;
1). Ada pelaksanaan. 1). Tugas dan fungsi masing-masing posisi SKPD (Lihatlampiran 16: Table Tugas danFungsi Posisi Di UPTD ParkirKota Salatiga).
1). SPIP yang dilakukan diUPTD Parkir Kota Salatigasudah dilakukan memadai.
2). menyusun standarkompetensi untuk setiaptugas dan fungsi padamasing-masing posisi dalamSKPD; dan
2). Tidak ada pelaksanaan. 2). Untuk Intern UPTD Parkirsendiri mengenai penyusunanstandar kompetensi terhadaptugas dan fungsi pada masing-masing posisi belum ada.
2). SPIP yang dilakukan diUPTD Parkir Kota belummemadai.
3). menyelenggarakanpelatihan danpembimbingan untukmembantu pegawaimempertahankan danmeningkatkan kompetensipekerjaannya;
3). Tidak ada pelaksanaan. 3). Bukti nyata yang adaseperti materi pelatihan,jadwal pelatihan untukmembuktikan telahdilakukannya pelatihantersebut tidak ada.
3). SPIP yang dilakukanbelum memadai.
33
c. Kepemimpinan yangkondusif.
Kepemimpinan yangkondusif sebagaimanadimaksud sekurang-kurangnyaditunjukkan dengan:
1). mempertimbangkanrisiko dalam pengambilankeputusan;
1). Ada pelaksanaan. 1). Dalam pertimbanganrisiko pengambilankeputusan, (lampiran 7: tabelpenilaian risiko), dilakukandalam rapat intern UPTDParkir yang dilakukanseminggu sekali.
1). SPIP yang dilakukansudah memadai.
2). menerapkan manajemenberbasis kinerja;
2). Tidak ada pelaksanaan. 2). UPTD Parkir KotaSalatiga tidak menerapkanmanajemen berbasis kinerja.
2).. SPIP yang dilakukanUPTD Parkir Kota Salatigabelum memadai.
3). mendukung fungsitertentu dalam penerapanSPIP;
3). Ada pelaksanaan. 3). Fungsi yang didukungdalam penerapan SPIP adalahfungsi pemeriksaan. Salahsatu contohnya aturanmengenai perilaku juru parkirpoin 1, 2, dan 6. (Lihatlampiran 8: Surat Izin JuruParkir).
3). SPIP yang dilakukansudah memadai.
4). melindungi aset daninformasi dari aksespenggunaan yang tidak sah;
4). Tidak ada pelaksanaan. 4). Belum terlindungi assetdan informasi dari aksespenggunaan yang tidak sah.
4). SPIP yang dilakukanbelum memadai.
5). melakukan interaksisecara intensif denganpejabat pada tingkatan yanglebih rendah; dan
5). Ada pelaksanaan. 5). Interaksi secara intensifdilakukan Kepala UPTDParkir dengan staff-staffnyayang ada dalam rapat internyang dilakukan seminggusekali.
5).. SPIP yang dilakukansudah memadai.
34
6). merespon secara positifterhadap pelaporan yangberkaitan dengan keuangan,penganggaran, program dankegiatan.
6). Ada pelaksanaan. 6). Sekurang-kurangnyaUPTD Parkir Salatiga sudahmerespon secara positif jikaterdapat laporan mengenaianggaran, program dankegiatan yang berhubungandengan penarikan retribusiparkir.
6). SPIP yang dilakukansudah memadai.
d. Pembentukan strukturorganisasi yang sesuaidengan kebutuhan.
Pembentukan strukturorganisasi yang sesuai dengankebutuhan sebagaimanadimaksud sekurang-kurangnyadilakukan dengan:
1). menyesuaikan denganukuran dan sifat kegiatanSKPD;
1). Ada pelaksanaan. 1). Struktur organisasi UPTDParkir Kota Salatiga dapatdilihat di (Lampiran 3:Struktur Organisasi UPTDParkir Kota Salatiga).
1). SPIP yang dilakukansudah memadai.
2). memberikan kejelasanwewenang dan tanggungjawab dalam SKPD;
2). Ada pelaksanaan. 2). Kejelasan wewenang dantanggung jawab bisa dilihatdalam tugas dan wewenangmasing-masing posisi jabatan.( Lampiran 16: Tabel Tugasdan Fungsi Posisi Di UPTDParkir Kota Salatiga).
2). SPIP yang dilakukansudah memadai.
3). memberikan kejelasanhubungan dan jenjangpelaporan intern dalamSKPD;
3). Ada pelaksanaan. 3). Struktur organisasi UPTDParkir Kota Salatiga dapatdilihat di (Lampiran 3:Struktur Organisasi UPTD
3). SPIP yang dilakukansudah memadai.
35
Parkir Kota Salatiga danLampiran 16: Tabel Tugasdan Fungsi Posisi Di UPTDParkir Kota Salatiga).
4). melaksanakan evaluasidan penyesuaian periodikterhadap struktur organisasisehubungan denganperubahan lingkunganstrategis; dan
4). Ada pelaksanaan. 4). Penyesuaian terhadapstruktur organisasi ini tidakmenentu berapa bulan atautahun sekali, karenapenyesuaian tersebutmerupakan hak prerogatif dariWalikota.
4). SPIP yang dilakukansudah memadai.
5). menetapkan jumlahpegawai yang sesuai,terutama untuk posisipimpinan.
5). Ada pelaksanaan. 5). Dalam jumlah posisipegawai yang ada di UPTDParkir hanya dibagi menjadi 3(tiga) posisi, Kepala UPTD,Staf Tata usaha, StafPengelolaan Retribusi Parkir.(Lihat Lampiran 3: StrukturOrganisasi UPTD Parkir KotaSalatiga dan Lampiran 4:Daftar Pegawai UPTD ParkirKota Salatiga).
5). SPIP yang dilakukansudah memadai.
e. Pendelegasian wewenangdan tanggung jawab yangtepat.
Pendelegasian wewenangdan tanggung jawab yang tepatsebagaimana dimaksud sebagaiberikut:
1). Wewenang diberikankepada pegawai yang tepatsesuai dengan tingkat
1). Ada pelaksanaan. 1). Dalam struktur organisasisetiap pegawai mempunyaiwewenang dan tingkat
1). SPIP yang dilakukan olehUPTD Parkir sudah memadai.
36
tanggung jawabnya dalamrangka pencapaian tujuanSKPD;
tanggung jawab. (Lihatlampiran 16: Table Tugas danFungsi Posisi Di UPTD ParkirKota Salatiga). Setiap petugasyang piket mempunyaiwewenang berbeda setiapharinya. (Lihat lampiran 5:Jadwal Piket PenerimaRetribusi Parkir).
2). pegawai yang diberiwewenang sebagaimanadimaksud memahami bahwawewenang dan tanggungjawab yang diberikan terkaitdengan pihak lain dalamSKPD yang bersangkutan;
2). Ada pelaksanaan. 2). Dalam tugas penerimaansetoran retribusi parkir setiappetugas yang piketmempunyai wewenangberbeda setiap harinya. (Lihatlampiran 5: Jadwal PiketPenerima Retribusi Parkir).
2). SPIP yang dilakukansudah memadai.
3). pegawai yang diberiwewenang sebagaimanadimaksud memahami bahwapelaksanaan wewenang dantanggung jawab terkaitdengan penerapan SPIP;
3). Ada pelaksanaan. 3). Contohnya, jadwal piketuntuk penerimaan setoranretribusi parkir dibuat untukmelihat kinerja dari para stafitu sendiri selain sebagaisarana pengecekan setoranretribusi parkir dari setiaptitik-titik parkir.
3). SPIP yang dilakukansudah memadai.
f. Penyusunan danpenerapan kebijakan yangsehat tentang pembinaansumber daya manusia.
Penyusunan dan penerapankebijakan yang sehat tentangpembinaan sumber dayamanusia sebagaimana
37
dimaksud:1). perumusan kebijakandan prosedur sejakrekruitmen sampai denganpemberhentian pegawai;
1). Ada pelaksanaan. 1). Kebijakan prosedurrekruitmen sudah di atursendiri dalam UPTD ParkirKota Salatiga. (Lihat lampiran6: Prosedur Rekruitmen).Untuk pemberhentian ditulisdalam kebijakan surat izinjuru parkir. (Lihat lampiran 8:Surat Izin Juru Parkir).
1). SPIP yang dilakukansudah memadai.
2). penelusuran latarbelakang calon pegawaidalam proses rekruitmen;dan
2). Ada pelaksanaan. 2). UPTD Parkir Salatigamenelusuri latar belakangcalon pegawai dalam prosesrekruitmen (Lihat lampiran 6:Prosedur Rekruitmen).
2). SPIP yang dilakukansudah memadai.
3). supervisi periodik yangmemadai terhadap pegawai.
3). Ada pelaksanaan. 3). Supervisi periodikdilakukan setiap hari saatberpatroli piket penerimaanretribusi parkir. Jika ada juruparkir yang tidak memakaitanda pengenal (lihat lampiran11: Kartu Tanda Anggota)dan tidak sesuai aturan yangada (lihat lampiran 8: SuratIzin Juru Parkir) langsungditegur.
3). SPIP yang dilakukansudah memadai.
g. Perwujudan peran aparatpengawasan intern yangefektif.
Perwujudan peran aparatpengawasan intern pemerintahyang efektif sebagaimana
38
dimaksud sekurang-kurangnyaharus:
1). memberikan keyakinanyang memadai atas ketaatan,kehematan, efisiensi danefektivitas pencapaiantujuan penyelenggaraantugas dan fungsi SKPD;
1). Ada pelaksanaan. 1). Memberikan keyakinanyang memadai untukmeningkatkan efektivitaspenyelenggaraan tugasdengan melakukan pencatatankejadian transaksi penerimaanretribusi parkir setiap hari saatpatroli dengan akurat.
1). SPIP yang dilakukansudah memadai.
2). memberikan peringatandini dan meningkatkanefektivitas manajemenrisiko dalampenyelenggaraan tugas danfungsi SKPD; dan
2). Tidak ada pelaksanaan. 2). Peringatan diberikankepada juru parkir jikamelanggar kebijakanmengenai perilaku juru parkir.Tetapi dalam kenyataannyasurat peringatan tidak pernahdilakukan karena tidak adalaporan jika ada yangmelanggar aturan.
2). SPIP yang dilakukanbelum memadai.
3). memelihara danmeningkatkan kualitas tatakelola penyelenggaraantugas dan fungsi SKPD.
3). Ada pelaksanaan. 3). Meningkatkan kualitaspenyelenggaraan pengelolaanretribusi parkir dilakukandengan mengevaluasi danmembandingkan capainkinerja yang ada dengansebelumnya. Jika kurangditingkatkan capainnya dan diputuskan dalam setiap rapatyang dilakukan setiapseminggu sekali.
3). SPIP yang dilakukansudah memadai.
39
h. Hubungan kerja yang baikdengan InstansiPemerintah terkait.
1). Hubungan kerja yangbaik dengan SKPD terkaitsebagaimana dimaksuddiwujudkan dengan adanyamekanisme saling uji antarSKPD terkait. Mekanismesaling uji sebagaimanadimaksud adalah sinkronisasidata yang saling terkait dari 2(dua) atau lebih SKPD terkait.
1). Ada pelaksanaan. 1). Sinkronisasi UPTD ParkirKota Salatiga bekerjasamadengan (Dishubkombudpar),(Disperindagkop), (UMKM),Satpol PP, Satuan lalu lintasPolres dan (Discipkataru)untuk mengetahui titik- titiktempat maupun tepi jalanumum yang berpotensi untukretribusi parkir Kota Salatiga.
1). SPIP yang dilakukansudah memadai.
II. Penilaian Risiko
a. Identifikasi risiko.
Identifikasi risikosebagaimana dimaksudsekurang-kurangnyadilaksanakan dengan menilaifaktor lain yang dapatmeningkatkan risiko.
a. Ada pelaksanaan. a. UPTD Parkir Kota Salatigatelah mengidentifikasi risiko-risiko yang ada baik faktoreksternal maupun internal(Lihat lampiran 7 : PenilaianRisiko).
a. SPIP dalam identifikasirisiko sudah memadai.
b. Analisis risiko.
Analisis risiko sebagaimanadimaksud dilaksanakan untukmenentukan dampak dari risikoyang telah diidentifikasiterhadap pencapaian tujuanSKPD.
b. Ada pelaksanaan. b. Semua aspek risiko yangada dalam lingkunganpengendalian, kegiatanpengendalian, informasi dankomunikasi, dan pemantauanpengendalian intern diidentifikasi dan dianalisisrisiko yang ada. (Lihatlampiran 7: Penilaian Risiko).
b. SPIP yang dilakukanUPTD Parkir Kota Salatigadalam menganalisis risikosudah memadai.
40
III. Kegiatan Pengendalian
a. Review atas kinerjaSKPD.
1). Review atas kinerjaSKPD sebagaimana dimaksuddilaksanakan denganmembandingkan kinerja dengantolok ukur kinerja yangditetapkan.
1). Ada pelaksanaan. 1). Pembandingan kinerja juruparkir dilakukan oleh KepalaUPTD Parkir dengan tolokukur yang ada seperti tingkatkedisiplinan dalam piketpenerimaan retribusi parkir.
1). SPIP yang dilakukandalam review atas kinerjaSKPD memadai.
b. Pembinaan sumber dayamanusia.
Dalam melakukanpembinaan sumber dayamanusia sebagaimanadimaksud, pimpinan SKPDsekurang-kurangnya harus:
1). mengkomunikasikanvisi, misi, tujuan, nilai, danstrategi instansi kepadapegawai;
1). Ada pelaksanaan. 1). Visi dan misi daripengelolaan retribusi parkirdijelaskan dalam setiap prosesawal rekruitmen terhadap juruparkir.
1). SPIP dalam pebinaansumber daya manusia yangdilakukan di UPTD Parkirsudah memadai.
2). membuat strategiperencanaan dan pembinaansumber daya manusia yangmendukung pencapaian visidan misi; dan
2). Ada pelaksanaan. 2). Dalam membuat strategiperancanaan sumber dayamanusia yang mendukungpencapaian visi dan misiUPTD Parkir, dibuat kegiatanpelatihan untuk meningkatkankinerja dari juru parkir.
2). SPIP yang dilakukansudah memadai.
3). membuat uraian jabatan,prosedur rekruitmen,
3). Ada pelaksanaan. 3). Uraian jabatan dalamUPTD Parkir ( Lihat lampiran
3). SPIP yang dilakukansudah memadai
41
program pendidikan danpelatihan pegawai, sistemkompensasi, programkesejahteraan dan fasilitaspegawai, ketentuan disiplinpegawai, sistem penilaiankinerja, serta rencanapengembangan karier.
3: Struktur Organisasi UPTDParkir Kota Salatiga,Lampiran 4: Daftar PegawaiUPTD Parkir Kota Salatigadan lampiran 6: ProsedurRekruitmen).
c. Pengendalian ataspengelolaan sisteminformasi.
1). Pengendalian ataspengelolaan sistem informasisebagaimana dimaksuddilakukan untuk memastikanakurasi dan kelengkapaninformasi.
1). Tidak ada pelaksanaan.
.
1). Dalam pengelolaan sisteminformasi pencatatan transaksidilakukan setiapharinya.(Lihat lampiran 13:Ceklist Setoran dan lampiran12: Daftar Lokasi yang SudahTertagih). Meskipun datadan informasi yang ada sudahdicatat, media penyimpanandan pengolah komputer yangada tidak dapat digunakansecara maksimal.
1). SPIP dalam pengendalianatas pengelolaan sisteminformasi di UPTD ParkirKota Salatiga belummemadai.
d. Pengendalian fisik atasasset.
Dalam melaksanakanpengendalian fisik atas assetsebagaimana dimaksud,pimpinan SKPD wajibmenetapkan,mengimplementasikan, dan
42
mengkomunikasikan kepadaseluruh pegawai:
1). rencana identifikasi,kebijakan, dan prosedurpengamanan fisik asset ;
1). Tidak ada pelaksanaan. 1). Belum ada rencanaidentifikasi menyeluruhterhadap kebijakan danprosedur pengamanan fisikasset.
1). SPIP yang dilakukandalam pengendalian fisik atasasset belum memadai.
2). rencana pemulihansetelah bencana.
2). Tidak ada pelaksanaan. 2). UPTD Parkir KotaSalatiga belum pernahmengalami bencana yangmengganggu aktifitaspengelolaan retribusi parkirrencana pemulihan setelahbencana belum pernahdilakukan.
2). SPIP yang dilakukanbelum memadai.
43
e. Penetapan dan review atasindikator dan ukurankinerja.
Dalam melaksanakanpenetapan dan review indikatordan pengukuran kinerjasebagaimana dimaksud,pimpinan SKPD harus:
1). menetapkan ukuran danindikator kinerja;
1). Ada pelaksanaan. 1). Dalam menetapkan ukurandan indikator kinerja juruparkir dilihat dari pencapaiantarget setoran retribusi parkirdan kepatuhan juru parkirtehadap aturan perilaku yangsudah ditetapkan (Lihatlampiran 8: Surat Izin Parkir)dan (Lihat lampiran13:Ceklist Setoran).
1). SPIP yang dilakukansudah memadai.
2). mereview danmelakukan validasi secaraperiodik atas ketetapan dankeandalan ukuran danindikator kinerja;
2). Ada pelaksanaan. 2). Untuk kinerja stafdireview secara periodikselama sebulan sekali dalamrapat intern UPTD ParkirKota Salatiga, sedangkanuntuk juru parkir di reviewmelalui capain setoranretribusi. (lihat lampiran 13:Ceklist Setoran dan lampiran12: Daftar Lokasi yang SudahTertagih).
2). SPIP yang dilakukansudah memadai
3). mengevaluasi faktorpenilaian pengukurankinerja; dan
3). Ada pelaksanaan. 3). Mengevaluasi kinerja daristaf maupun juru parkirdibandingkan dengan tahun
3). SPIP yang dilakukansudah memadai.
44
sebelumnya. Evaluasidilakukan denganmenggunakan kebijakan yangada.(Lihat lampiran 8: SuratIzin Juru Parkir, lampiran 13:Ceklist Setoran dan lampiran12: Daftar Lokasi yang SudahTertagih).
4). membandingkan secaraterus-menerus data capaiankinerja dengan sasaran yangditetapkan dan selisihnyadianalisis lebih lanjut.
4). Ada pelaksanaan. 4). Pembandingan capaiankinerja dan analisis dilakukansetiap rapat intern UPTDParkir Kota Salatiga sebulansekali. Capaian tersebutdilihat dari table ceklistsetoran (Lihat lampiran 13:Ceklist Setoran) dibandingkandengan daftar lokasi yangsudah tertagih.( Lampiran 12:Daftar Lokasi yang SudahTertagih).
4). SPIP yang dilakukansudah memadai.
f. Pemisahan fungsi.
1). Dalam melaksanakanpemisahan fungsi sebagaimanadimaksud, pimpinan SKPDharus menjamin bahwa seluruhaspek utama transaksi ataukejadian tidak dikendalikan oleh1 (satu) orang.
1). Tidak ada pelaksanaan. 1). Ada staff yang mempunyaitugas ganda berupa penarikanretribusi dan pencatatanretribusi itu sendiri ( Lihatlampiran 5: Jadwal PiketPenerima Retribusi Parkir danlampiran 4: Daftar PegawaiUPTD Parkir Kota Salatiga).Dapat dilihat bagian tatausaha ikut juga dalampenarikan retribusi parkir.
1). SPIP yang dilakukanbelum memadai.
45
g. Otorisasi atas transaksi dankejadian penting.
1). Dalam melakukanotorisasi atas transaksi dankejadian sebagaimanadimaksud, pimpinan SKPDwajib menetapkan danmengkomunikasikan syarat danketentuan otorisasi kepadaseluruh pegawai.
g. Otorisasi atas transaksi dankejadian yang penting.
1). Ada pelaksanaan.
g. Otorisasi atas transaksi dankejadian penting.
1). Dalam melaksanakanotorisasi atas transaksi dankejadian penting yang ada diUPTD Parkir Kota Salatigadilakukan oleh orang yangberwenang yaitu KepalaUPTD Parkir Kota Salatiga.
g. Otorisasi atas transaksi dankejadian penting.
1). SPIP yang dilakukansudah memadai.
h. Pencatatan yang akuratdan tepat waktu atastransaksi dan kejadian.
Dalam melakukanpencatatan yang akurat dantepat waktu sebagaimanadimaksud, pimpinan SKPDperlu mempertimbangkan:
1). transaksi dan kejadiandiklasifikasikan dengantepat dan dicatat segera; dan
1). Ada pelaksanaan. 1). Hasil penarikan retribusiparkir langsung di rekapsetiap harinya pagi, siang,malam (Lihat lampiran 13:Ceklist Setoran dan lampiran12: Daftar Lokasi yangSudah Tertagih).
1). SPIP yang dilakukansudah memadai.
2). klasifikasi danpencatatan yang tepatdilaksanakan dalam seluruhsiklus transaksi ataukejadian.
2). Ada pelaksanaan. 2). Kejadian transaksi daripenerimaan uang setoranretribusi parkir dicatat setiaphari sesuai klasifikasinya baikpenerimaan kas ataupengeluaran kas.
2). SPIP yang dilakukanUPTD Parkir Kota Salatigasudah memadai.
46
i. Pembatasan akses atassumber daya danpencatatannya.
1). Dalam melaksanakanpembatasan akses atas sumberdaya dan pencatatannyasebagaimana dimaksud,pimpinan SKPD wajibmemberikan akses hanyakepada pegawai yangberwenang dan melakukanreview atas pembatasan tersebutsecara berkala. Dalammenetapkan akuntabilitasterhadap sumber daya danpencatatannya sebagaimanadimaksud, pimpinan SKPDwajib menugaskan pegawaiyang bertanggung jawabterhadap penyimpanan sumberdaya dan pencatatannya sertamelakukan review ataspenugasan tersebut secaraberkala.
1). Ada pelaksanaan. 1). Pembatasan akses atassumber daya danpencatatannya didasarkan ataspenugasan pimpinan KepalaUPTD Parkir kepada stafyang ada. Dalam daftar shiftpenerimaan retribusi parkir.Yang termasuk dalam daftarpiket adalah yangbertanggung jawab dalampenerimaan retribusi parkir. (Lihat lampiran 5: JadwalPiket Penerima RetribusiParkir).
1).. SPIP yang dilakukanUPTD Parkir Kota Salatigasudah memadai.
j. Akuntabilitas terhadapsumber daya danpencatatannya.
1). Pimpinan SKPD wajibmembatasi akses atas sumberdaya dan pencatatannya. Dalammelaksanakan pembatasan
1). Ada pelaksanaan. 1). Pimpinan membatasi aksesterhadap sumber daya danpencatatannya dilakukandengan cara memberikan
1). SPIP tentang akuntabilitasterhadap sumber daya danpencatatannya sudahmemadai.
47
akses atas sumber daya danpencatatannya sebagaimanadimaksud, pimpinan SKPDwajib memberikan akses hanyakepada pegawai yangberwenang dan melakukanreview atas pembatasan tersebutsecara berkala. Dalammenetapkan akuntabilitasterhadap sumber daya danpencatatannya sebagaimanadimaksud, pimpinan SKPDwajib menugaskan pegawaiyang bertanggung jawabterhadap penyimpanan sumberdaya dan pencatatannya sertamelakukan review ataspenugasan tersebut secaraberkala.
akses kepada pegawai yangberwenang melakukanpenerimaan retribusi parkirsaat patroli setiap harinyakemudian direkap dan dicatatoleh staf tata usaha jumlahkeseluruhan penerimaanretribusi parkir yang ada.(Lihat lampiran 3: StrukturOrganisasi UPTD Parkir KotaSalatiga), (lihat lampiran 12:Daftar Lokasi yang SudahTertagih) , (Lihat lampiran13: ceklist setoran).
k. Dokumentasi yang baikatas SPIP serta transaksidan kejadian penting.
1). Pimpinan SKPD wajibmenyelenggarakan dokumentasiyang baik atas SPI sertatransaksi dan kejadian penting.Dalam menyelenggarakandokumentasi yang baiksebagaimana dimaksudpimpinan SKPD wajibmemiliki, mengelola,memelihara, dan secara
1). Tidak ada pelaksanaan. 1). Data softcopy danhardcopy tidak tersimpandengan rapi sesuai dengantanggal transaksi ditambahlagi dengan tidak dipeliharadan dikelola dengan baikkomputer kantor yang adasehingga menghambat tujuanSPIP mengenai dokumentasiyang baik.
1). SPIP dalam dokumentasiyang baik atas SPIP sertatransaksi dan kejadian pentingbelum memadai.
48
berkala memutakhirkandokumentasi yang mencakupseluruh Sistem PengendalianIntern serta transaksi dankejadian penting.IV. Informasi dan komunikasi
Untuk menyelenggarakankomunikasi yang efektifsebagaimana dimaksud,pimpinan SKPD sekurang-kurangnya harus:
a. Menyediakan danmemanfaatkan berbagai bentukdan sarana komunikasi;
a. Tidak ada pelaksanaan. a. Dalam meyediakan danmemanfaatkan berbagaibentuk dan saranakomunikasi belum adapelaksanaan secara optimalyang dilakukan pihak UPTDParkir Kota Salatiga.
a. SPIP mengenai penyediaandan pemanfaatan berbagaibentuk sarana komunikasibelum memadai.
b. Mengelola, mengembangkan,dan memperbarui sisteminformasi secara terus menerus.
b. Tidak ada pelaksanaan b.. Pengadaan saranainformasi dan komunikasitidak di imbangi denganpengelolaan danpengembangan sisteminformasi dengan baik,sehingga banyak hambatanjika terjadi error padasistem.
b. SPIP mengenaipengelolaan, pengembangandan pembaharuan sisteminformasi belum memadai.
49
V. Pemantauan PengendalianInternal
Pemantauan SistemPengendalian Internsebagaimana dimaksuddilaksanakan melalui:a. pemantauan berkelanjutan; a. Ada pelaksanaan a. Pemantauan berkelanjutan
dilakukan saat berpatrolikeliling melakukanpenerimaan retribusi parkirdari juru parkir. ( Lihatlampiran 5: Jadwal PiketPenerima Retribusi Parkir).Juru parkir dipantau terussecara periodik sesuai dengankebijakan yang ada apakahmasih memenuhi atau tidak.(Lihat lampiran 8: Surat IzinJuru Parkir).
a. SPIP yang dilakukan sudahmemadai.
b. evaluasi terpisah; b. Ada pelaksanaan b. Evaluasi terpisah dilakukansetiap rapat sekali dalamseminggu. Evaluasi jugadigunakan untuk pengawasanstaf UPTD selamamenjalankan tugas dalampenarikan penerimaanretribusi parkir, bagaimanakinerjanya di evaluasi dalamrapat tersebut.
b. SPIP yang dilakukan sudahmemadai.
c. tindak lanjut rekomendasihasil audit dan reviewlainnya.
c. Ada pelaksanaan c. Hasil tindak lanjutrekomendasi diwujudkandengan dengan Perda Kota
c. SPIP UPTD Parkir KotaSalatiga sudah memadai.
50
Salatiga No. 6 Tahun 2007(Lihat lampiran 1: TabelStruktur dan Besarnya TarifParkir Di Tepi Jalan Umumdan Tempat Khusus Parkir),di ubah tarifnya sesuai denganPerda Kota Salatiga No. 12tahun 2011 di karcis parkiryang digunakan sekarang.(Lihat lampiran 10: KarcisParkir)
51
Perhitungan Memadai/Belum Memadai Dari Total Prosedur Yang Ada
Dari hasil penelitian yang ada dapat diperoleh perhitungan berapa persen yang memadai
dan tidak memadai. Perhitungan setiap komponen yang ada dalam pengendalian intern tersebut
sebagai berikut:
1. Lingkungan Pengendalian.
Memadai : 23 bagian → 79,31%
Belum Memadai : 6 bagian → 20,69%
2. Penilaian Risiko.
Memadai : 2 bagian → 100%
Belum Memadai : 0 bagian → 0%
3. Kegiatan Pengendalian.
Memadai : 13 bagian → 72,22%
Belum Memadai : 5 bagian → 27,78%
4. Informasi dan Komunikasi.
Memadai : 0 bagian → 0%
Belum Memadai : 2 bagian → 100%
5. Pemantauan Pengendalian Internal.
Memadai : 3 bagian → 100%
Belum Memadai : 0 bagian → 100%
Perhitungan total pelaksanaan SPIP di UPTD Parkir Kota Salatiga:
Memadai : 43 bagian → 79,63%
Belum Memadai : 11 bagian → 20,37%
52
D. PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan temuan- temuan yang ada di lapangan dengan segala
keterbatasan yang ada dalam memperoleh data dan bukti, maka penyimpulan akhir mengenai
Sistem Pengendalian Intern Atas Pengelolaan Retribusi Parkir Kota Salatiga adalah:
1. Dalam sistem retribusi parkir Kota Salatiga, retribusi parkir dikelompokkan menjadi dua
yaitu retribusi parkir tepi jalan umum dan retribusi tempat khusus parkir. Dari retribusi parkir
tersebut pendapatan asli daerah dapat didapatkan, tetapi dalam kenyataannya masih terlihat
kurangnya pengendalian intern pada juru parkir dan bagian koordinator penerimaan retribusi
parkir dalam pengelolaan retribusi parkir sehingga menyebabkan terjadinya kebocoran
penerimaan pendapatan daerah dari sektor retribusi parkir dikarenakan adanya toleransi tidak
menyetorkan retribusi parkir dan ketidakjelasan potensi titik-titik parkir yang sebenarnya.
2. Sistem pengendalian intern retribusi parkir Kota Salatiga diatur dalam Peraturan
Walikota Salatiga Nomor 34 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalaian Intern
Pemerintah (SPIP). SPIP sebagaimana dimaksud terdiri atas unsur lingkungan pengendalian,
penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi, dan pemantauan
pengendalian intern. Tujuan dari penyelenggaraan SPIP atas retribusi parkir Kota Salatiga
tersebut untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi tercapainya efektifitas dan efisiensi
pencapaian tujuan penyelenggaraan Pemerintahan Kota Salatiga, keandalan pelaporan keuangan,
pengamanan asset daerah, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.
53
3. Pengelolaan retribusi parkir Kota Salatiga sudah memadai, meskipun masih terdapat
masalah dalam sistem pengendalian intern atas retribusi parkir Kota Salatiga. Masalah yang ada
seperti tidak meyetorkan retribusi parkir sesuai dengan target yang ditentukan, mengaburkan
informasi mengenai potensi titik parkir, tidak menegakkan tindakan disiplin atas penyimpangan
terhadap prosedur, tidak menyusun standar kompetensi untuk setiap tugas dan fungsi sesuai
dengan posisi masing-masing, tidak menyelenggarakan pelatihan dan masih banyak lainnya.
54
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang peneliti ajukan berupa rekomendasi yaitu :
Tabel 4: Saran Atas Pelaksanaan SPI
I. Masalah Saran
Juru Parkir1. Tidak menyetorkan retribusi parkir sesuai
dengan target yang ditentukan.a. Beralasan cuaca kurang mendukung.
b. Beralasan sepi pengguna jasa parkir.
Tegas tidak menerima alasan apapun dari juru parkir saat penyetoranretribusi parkir.
2. Mengaburkan informasi mengenai potensititik-titik parkir .
a. Karcis parkir tidak diberikan kepadapengguna jasa parkir sebagai bukti bayarretribusi parkir.
Perbaikan prosedur penerimaan retribusi parkir, yaitu seperti dalam(lampiran 15: Flowchart Penerimaan Retribusi Parkir (Saran)). Karcisparkir harus diberikan kepada pengguna jasa parkir. Bisa juga pihakUPTD mengadakan undian berhadian atas karcis parkir, sehinggapengguna selalu minta karcis parkir. Jika undian benar- benardilaksanakan permintaan karcis parkir oleh pengguna pasti dapatberjalan dengan baik.
Koordinator Penerimaan Retribusi Parkir1. Tidak menyetorkan retribusi parkir sesuaidengan target yang ditentukan.
a. Membiarkan juru parkir tidakmenyetorkan retribusi sesuai dengan targetyang ditentukan dengan menerima alasancuaca kurang mendukung dan sepi penggunajasa parkir.
Tegas tidak menerima alasan apapun dari juru parkir saat penyetoranretribusi parkir.
55
2. Mengaburkan informasi mengenai potensititik-titik parkir .
a. Tidak memberikan sanksi kepada juruparkir jika tidak memberikan karcis parkirkepada pengguna jasa parkir.
Memberikan sanksi dan menyediakan sarana pengaduan.
b. Kurangnya sosialisasi terhadapmasyarakat terhadap pentingnya memintakarcis parkir kepada juru parkir.
Sosialisasi dengan menempel stiker atau spanduk di titik- titik parkir.
c. Kurangnya pemberian sarana danprasarana untuk pengaduan masyarakat jikaingin melaporkan juru parkir yangbermasalah.
Membuat sarana dan prasarana pengaduan masyarakat yang dapat diakses dengan mudah seperti layanan sms, atau jejaring social.
3. Pencatatan penerimaan retribusi parkir dapatdimanipulasi.
a. Tidak diberikannya bukti setoran kepadajuru parkir, hanya daftar ceklist setoran yangdimiliki koordinator penarikan sebagaipencatatan.
Koordinator penerimaan retribusi harus memberikan bukti setorankepada juru parkir.
II.Tidak Ada Pelaksanaan dan Tidak Ada
BuktiSaran
a. tidak menegakkan tindakan disiplin yangtepat atas penyimpangan terhadap kebijakandan prosedur, atau pelanggaran terhadapaturan perilaku;
Juru parkir yang melanggar dikenakan sanksi berupa suratperingatan pencabutan surat izin juru parkir.
b. tidak menyusun standar kompetensiuntuk setiap tugas dan fungsi pada masing-masing posisi dalam SKPD;
Membuat standar kompetensi untuk setiap posisi dan jabatan
56
c. tidak menyelenggarakan pelatihan danpembimbingan untuk membantu pegawaimempertahankan dan meningkatkankompetensi pekerjaannya;
Menyelenggarakan pelatihan secara rutin.
d. tidak melindungi aset dan informasi dariakses penggunaan yang tidak sah;
Membuat kebijakan tentang wewenang penggunaan dan akses.
e. Pengendalian atas pengelolaan sisteminformasi sebagaimana dimaksud dilakukanuntuk memastikan akurasi dan kelengkapaninformasi.
Data disimpan sesuai dengan tanggal urut kejadian transaksi parkir,disimpan dalam lemari atau loker dengan akses terbatas hanya orangyang berwenang saja
f. rencana identifikasi, kebijakan, danprosedur pengamanan fisik asset ;
Membuat kebijakan dan prosedur yang ada dalam pengamananasset.
g. rencana pemulihan setelah bencana. Membuat kebijakan atau rencana pemulihan setelah bencana.
h. Dalam melaksanakan pemisahan fungsisebagaimana dimaksud, pimpinan SKPDharus menjamin bahwa seluruh aspek utamatransaksi atau kejadian tidak dikendalikanoleh 1 (satu) orang.
Pemisahan fungsi dilakukan dengan wewenang dan tanggungjawab dari posisi jabatan yang ada.
i. Pimpinan SKPD wajib menyelenggarakandokumentasi yang baik atas SPI sertatransaksi dan kejadian penting. Dalammenyelenggarakan dokumentasi yang baiksebagaimana dimaksud pimpinan SKPDwajib memiliki, mengelola, memelihara, dan
Melakukan pencatatan setiap kejadian penting mengenai retribusiparkir secara jelas dan akurat, disimpan dengan rapi di database maupundi lemari arsip urut sesuai dengan tanggal transaksi, dan dikelola denganbaik.
57
secara berkala memutakhirkan dokumentasiyang mencakup seluruh SistemPengendalian Intern serta transaksi dankejadian penting.j. Menyediakan dan memanfaatkan berbagaibentuk dan sarana komunikasi;
Menyediakan sarana komunikasi untuk pengaduan masyarakatdengan memanfaatkan saran sms, email, jejaring sosial maupun blog.
k. Mengelola, mengembangkan, danmemperbarui sistem informasi secara terusmenerus.
Pencatatan informasi dilakukan secara terkomputerisasi agarpenyimpanan data dan arsip lainnya mengenai kejadian transaksipenerimaan retribusi parkir dapat di akses dengan mudah.
l. Tidak melaksanakan manajemen berbasiskinerja.
Melaksanakan manajemen berbasis kinerja dengan memberikanmotivasi untuk meningkatkan kinerja seperti bonus tambahan.
m. Tidak memberikan peringatan dini danmeningkatkan manajemen risiko dalampenyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD
Tegas memberikan surat peringatan.
58
Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menghadapi beberapa keterbatasan yang dapat
mempengaruhi kondisi dari penelitian yang dilakukan. Adapun keterbatasan tersebut antara lain:
1. Bukti standar kompetensi setiap tugas jabatan yang ada di UPTD Parkir Kota Salatiga.
2. Bukti diadakannya pelatihan, contoh materi- materi yang disampaikan.
3. Bukti rencana pemulihan setelah bencana.
4. Bukti pelaksanaan manajemen berbasis kinerja.
59
Daftar Pustaka
Arens, J.Elder and Mark S. Beasley (2003:295). Auditing and Assurance Service. Prentice Hall
International.
Brink, Victor Z., and Witt Herbert, 1982, Modern Internal Auditing: Appraising operations
and Controls, Fourth Edition, Canada: John Wiley and Sons, Inc.
Hartadi, 1999, “ Sistem Pengendalian Intern “. BPFE- UGM.
Peraturan Daerah Kota Salatiga (No 7/2007). Perubahan Atas Peraturan Daerah Kotamadya
Daerah Tingkat II Salatiga Nomor 12 Tahun 1998 Tentang Retribusi Tempat Khusus
Parkir. Salatiga.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (No 60/2008). Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah. Jakarta.
Peraturan Walikota (2011). Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.
Salatiga.
Peraturan Walikota (2011). Petunjuk Pelaksanaan Pemberian Insentif Pemungutan Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah. Salatiga.
Romney , Marshall. and Paul John Steinbert. (2011). Accounting Information Systems (Sistem
Informasi Akuntansi), Edisi 9, Prentice Hall International (Penerjemah: Deny Arnos
Kwary dan Dewi Fitriasari, Jakarta: Salemba Empat).
Salatiga. 2007. Peraturan Daerah Kota Salatiga Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah
Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga Nomor 9 Tahun 1998 Tentang Retribusi Parkir
Di Tepi Jalan Umum. Perda Kota Salatiga No. 6 Tahun 2007, Lembaran Daerah Kota
Salatiga No. 6.
Salatiga. 2007. Peraturan Daerah Kota Salatiga Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah
Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga Nomor 12 Tahun 1998 Tentang Retribusi
60
Tempat Khusus Parkir. Perda Kota Salatiga No. 7 Tahun 2007, Lembaran Daerah Kota
Salatiga No. 7.
Sawyer, Dittenhofer, Scheiner (2003). Audit Internal Sawyer. Jakarta: Salemba Empat.
Tugiman, Hiro, 2006,Internal Auditing, Kanisius, Yogyakarta.
61
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Beny Wrista Bayu Putra
NIM : 232010049
Alamat Asal : Desa Kelet RT 14/ RW 02
Kec, Keling Kab. Jepara
Jawa Tengah
Judul Skripsi : SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PENGELOLAANRETRIBUSI PARKIR KOTA SALATIGA
Riwayat Pendidikan : 1998 – 2004 SD N 1 Kelet
2004 – 2007 SMP N 1 Keling2007 – 2010 SMA N 1 Tayu
2010 – 2013 Ekonomi Akuntansi Universitas Kristen SatyaWacana·
Riwayat Seminar/ Pelatihan : 2010 – 2011 : Anggota Komisi Advokasi BadanPerwakilan Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis.
2011 – 2012 : Sekretaris Komisi Advokasi BadanPerwakilan Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis.
2012- 2013 : Ketua Komisi Advokasi Badan PerwakilanMahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis.
Seminar Kewirausahaan “ Dari Hobi Dan Coba-Coba JadiWirausaha.
Live In The Village Ilmu Ekonomi 2010/2011
National Seminar On Accounting 2011 “ PenyususnanLaporan Keuangan Berbasis SAK 2010”.
National Seminar On Accounting 2011 “ PenyusunanLaporan Keuangan Berdasarkan SAK ETAP”.
Bersama Kita Hijaukan Bumi.
62
Seminar “How To Trade In The Futures Market”.
Kuliah Umum BRI.
Biocare Eksternal UKSW “Tajukku Sejukan Hatiku”.
Do Care To Others (Doctor’s)
Economic Day 2010
Attex 2011 (Accounting The Explorer)
63
Lampiran
Lampiran 1
Tabel Struktur dan Besarnya Tarif Parkir Di Tepi Jalan Umum dan Tempat Khusus
Parkir.
Table Struktur dan Besarnya Tarif Tepi Jalan Umum.
Tabel Indeks jumlah roda.
NO Jumlah roda Indeks
1. 2 (dua) 1
2. 3 (tiga) s/d 4 (empat) 2
3. > 4 (empat) 4Sumber: Peraturan Daerah Kota salatiga Nomor 6 Tahun 2007
Tabel Indeks lama parkir.
NO Lama Parkir Indeks1. ≤ 3 (tiga) jam 12. 3 (tiga) jam s/d 6 (enam) jam 23. > 6 (enam) jam 3
Sumber: Peraturan Daerah Kota salatiga Nomor 6 Tahun 2007
Tabel Tarif dasar : Rp 500,00 (lima ratus rupiah).
Besarnya retribusi parkir tepi jalan umum ditetapkan sebagai berikut:
No Jumlah Roda Lama ParkirRetribusi
(Rp)
1. 2 ≤ 3 jam 5003 s/d 6 jam 1.000
> 6 jam 1.5002. 3 dan 4 ≤ 3 jam 1.000
3 s/d 6 jam 2.000> 6 jam 3.000
3. > 4 ≤ 3 jam 2.0003 s/d 6 jam 4.000
> 6 jam 6.000Sumber: Peraturan Daerah Kota salatiga Nomor 6 Tahun 2007
64
Besarnya retribusi parkir di tepi jalan umum ditetapkan berdasarkan rumus :
Indeks Jumlah Roda x Indeks Lama Parkir x Tarif Dasar
Table Struktur dan Besarnya Tarif Tempat Khusus Parkir.
Tabel Indeks jumlah roda.
No Jumlah roda Indeks1. 2 (dua) 12. 3 (tiga) s/d 4 (empat) 23. > 4 (empat) 4
Sumber: Peraturan Daerah Kota salatiga Nomor 7 Tahun 2007
Tabel Indeks lama parkir.
NO Lama Parkir Indeks1. ≤ 3 (tiga) jam 12. 3 (tiga) jam s/d 6 (enam) jam 23. > 6 (enam) jam 3
Sumber: Peraturan Daerah Kota salatiga Nomor 7 Tahun 2007
Tabel Indeks lokasi.
No Lokasi Indeks1. Ramayana Mall 22. Rumah Sakit Umum Daerah 23. Plaza 24. Pasar Raya II 25. Shopping Center 16. Pasar Raya I 17. Pemandian Kalitaman 1
Sumber: Peraturan Daerah Kota salatiga Nomor 7 Tahun 2007
Tabel Tarif dasar : Rp 500,00 (lima ratus rupiah).
Besarnya retribusi tempat khusus parkir ditetapkan sebagai berikut:
No JumlahRoda
Lama Parkir Retribusi(Rp)
1. 2 ≤ 3 jam 1.0003 s/d 6 jam 2.000
> 6 jam 3.0002. 3 dan 4 ≤ 3 jam 2.000
3 s/d 6 jam 4.000> 6 jam 6.000
65
3. > 4 ≤ 3 jam 4.0003 s/d 6 jam 8.000
> 6 jam 12.000Sumber: Peraturan Daerah Kota salatiga Nomor 7 Tahun 2007
Shopping Center, Pasar Raya I dan Pemandian Kalitaman:
No JumlahRoda
Lama Parkir Retribusi(Rp)
1. 2 ≤ 3 jam 5003 s/d 6 jam 1.000
> 6 jam 1.5002. 3 dan 4 ≤ 3 jam 1.000
3 s/d 6 jam 2.000> 6 jam 3.000
3. > 4 ≤ 3 jam 2.0003 s/d 6 jam 4.000
> 6 jam 6.000Sumber: Peraturan Daerah Kota salatiga Nomor 7 Tahun 2007
Besarnya retribusi tempat khusus parkir ditetapkan berdasarkan rumus :
Indeks Jumlah Roda x Indeks Lama Parkir x Tarif Dasar
Penetapan Tarif parkir yang sekarang mengacu pada Perda Kota Salatiga No 12 Tahun
2011 tentang Retribusi Jasa Umum Bab VII (Retribusi Pelayanan Parkir Di Tepi Jalan Umum).
Penetapan tarif parkir ini digunakan untuk kebijakan pengendalian intern atas pengelolaan
retribusi parkir Kota Salatiga. Dengan penetapan tarif parkir penarikan retribusi parkir dapat
dilakukan secara baik dan benar berapa jumlah yang harus dibayarkan saat menggunakan jasa
parkir baik motor maupun kendaraan roda empat.
66
Lampiran 2
Bagan : Alur Mekanisme Penyetoran Retribusi Parkir di Kota Salatiga
Sumber : UPTD Parkir Kota Salatiga
Dalam penyetoran retribusi parkir Kota Salatiga, juru parkir bertugas menarik retribusi
parkir dari masyarakat yang menggunakan jasa parkir baik parkir tepi jalan umum maupun
tempat khusus parkir. Dari penarikan retribusi tersebut, juru parkir menyetorkan hasil retribusi
tersebut kepada koordinator penarikan retribusi parkir. Koordinator penarikan retribusi parkir
menerima uang setoran retribusi parkir sesuai dengan ceklist potensi parkir di setiap titik- titik
parkir yang ada. Dari semua setoran yang ada di jumlahkan semua setiap harinya, kemudian
disetorkan ke kas daerah Kota Salatiga melalui UPTD Parkir Kota Salatiga selaku SKPD yang
bertanggung jawab atas retribusi parkir di Kota Salatiga.
UPTD Parkir Kota Salatiga Kas Daerah Kota Salatiga
Koordinator PenarikanRetribusi Parkir
Juru parkir Juru parkirJuru parkir
67
Lampiran 3
Bagan : Struktur Organisasi UPTD Parkir Kota Salatiga
Sumber : UPTD Parkir Kota Salatiga, 2013.
Sumber : UPTD Parkir Kota Salatiga
Lampiran 4
Tabel : Daftar Pegawai UPTD Parkir Kota Salatiga
No Nama Jabatan
1. Agus Nur Solichin, SE Kepala UPTD Parkir
2. Mifyani Staff Tata Usaha
3. Winarno Staff Pengelolaan Retribusi Parkir
4. Jarwanto Staff Pengelolaan Retribusi Parkir
5. Sugiatman Staff Pengelolaan Retribusi Parkir
6. Hariyadi Staff Pengelolaan Retribusi Parkir
Sumber : UPTD Parkir Kota Salatiga, 2013.
Kepala UPTDParkir
Staff Tata Usaha
Staff PengelolaanRetribusi Parkir
68
Lampiran 5
Tabel : Jadwal Piket Penerima Retribusi Parkir
JADWAL PIKET PETUGAS PENERIMA RETRIBUSI PARKIR UIPTD PARKIRDINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
KOTA SALATIGABULAN FEBRUARI TAHUN 2013
NO HARI TANGGAL PERSONIL
PENARIKAN
PERSONIL
PENGHITUNG
PETUGAS
YANG LIBUR
1 JUMAT 01 Februari 2013 5. JARWANTO
1. SUGIATMAN
3. HARIYADI
2. WINARNO
4. MIFYANI
2 SABTU 02 Februari 2013 4. MIFYANI
5. JARWANTO
1. SUGIATMAN
3. HARIYADI
2. WINARNO
3 MINGGU 03 Februari 2013 2. WINARNO
4. MIFYANI
5. JARWANTO
1. SUGIATMAN
3. HARIYADI
4 SENIN 04 Februari 2013 3. HARIYADI
2. WINARNO
5. JARWANTO
4. MIFYANI
1. SUGIATMAN
5 SELASA 05 Februari 2013 1. SUGIATMAN
3. HARIYADI
2. WINARNO
4. MIFYANI
5. JARWANTO
6. RABU 06 Februari 2013 5. JARWANTO
1. SUGITAMAN
3. HARIYADI
2. WINARNO
4. MIFYANI
7 KAMIS 07 Februari 2013 4. MIFYANI
5. JARWANTO
1. SUGIATMAN
3. HARIYADI
2. WINARNO
8 KUMAT 08 Februari 2013 5. JARWANTO
1. SUGITAMAN
3. HARIYADI
2. WINARNO
4. MIFYANI
9 SABTU 09 Februari 2013 4. MIFYANI
5. JARWANTO
1. SUGIATMAN
3. HARIYADI
2. WINARNO
10 MINGGU 10 Februari 2013 2. WINARNO
4. MIFYANI
5. JARWANTO
1. SUGIATMAN
3. HARIYADI
11 SENIN 11 Februari 2013 3. HARIYADI 5. JARWANTO 1. SUGIATMAN
69
2. WINARNO 4. MIFYANI
12 SELASA 12 Februari 2013 1. SUGIATMAN
3. HARIYADI
2. WINARNO
4. MIFYANI
5. JARWANTO
13 RABU 13 Februari 2013 5. JARWANTO
1. SUGIATMAN
3. HARIYADI
2. WINARNO
4. MIFYANI
14 KAMIS 14 Februari 2013 4. MIFYANI
5. JARWANTO
1. SUGIATMAN
3. HARIYADI
2. WINARNO
15 JUMAT 15 Februari 2013 5. JARWANTO
1. SUGIATMAN
3. HARIYADI
2. WINARNO
4. MIFYANI
16 SABTU 16 Februari 2013 4. MIFYANI
5. JARWANTO
1. SUGIATMAN
3. HARIYADI
2. WINARNO
17 MINGGU 17 Februari 2013 2. WINARNO
4. MIFYANI
5. JARWANTO
1. SUGIATMAN
3. HARIYADI
18 SENIN 18 Februari 2013 3. HARIYADI
2. WINARNO
5. JARWANTO
4. MIFYANI
1. SUGIATMAN
19 SELASA 19 Februari 2013 1. SUGIATMAN
3. HARIYADI
2. WINARNO
4. MIFYANI
5. JARWANTO
20 RABU 20 Februari 2013 5. JARWANTO
1. SUGIATMAN
3. HARIYADI
2. WINARNO
4. MIFYANI
21 KAMIS 21 Februari 2013 4. MIFYANI
5. JARWANTO
1. SUGIATMAN
3. HARIYADI
2. WINARNO
22 JUMAT 22 Februari 2013 5. JARWANTO
1. SUGIATMAN
3. HARIYADI
2. WINARNO
4. MIFYANI
23 SABTU 23 Februari 2013 4. MIFYANI
5. JARWANTO
1. SUGIATMAN
3. HARIYADI
2. WINARNO
24 MINGGU 24 Februari 2013 2. WINARNO
4. MIFYANI
5. JARWANTO
1. SUGIATMAN
3. HARIYADI
25 SENIN 25 Februari 2013 3. HARIYADI 5. JARWANTO 1. SUGIATMAN
70
2. WINARNO 4. MIFYANI
26 SELASA 26 Februari 2013 1. SUGIATMAN
3. HARIYADI
2. WINARNO
4. MIFYANI
5. JARWANTO
27 RABU 27 Februari 2013 5. JARWANTO
1. SUGIATMAN
3. HARIYADI
2. WINARNO
4. MIFYANI
28 KAMIS 28 Februari 2013 4. MIFYANI
5. JARWANTO
1. SUGIATMAN
3. HARIYADI
2. WINARNO
Catatan:Untuk nama personil diatas yang bertangung jawab.
SALATIGA, 31 Januari 2013
an. KEPALA DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI
KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
KOTA SALATIGA
Cq. KEPALA UPTD PARKIR
AGUS NUR SOLICHIN, SE
Penata Tk.I
NIP. 19600809 198503 1 015
Sumber : UPTD Parkir Kota Salatiga
71
Lampiran 6
Bagan : Prosedur Rekruitmen
Bagian Tata Usaha
Sumber : UPTD Parkir Kota Salatiga
Keterangan:Bagian tata usaha menerima pengajuan permohonan lamaran kerja dari pelamar. Pelamarmengajukan permohonan sesuai syarat yang berlaku, yaitu foto copy KTP, Kartu Keluarga, danSKCK yang sudah dilegalisir oleh RT/ RW setempat. UPTD Parkir menyeleksi pelamar sebagaijuru parkir dengan wawancara. Jika diterima, pelamar dapat mulai bekerja sebagai juru parkir.Tetapi jika tidak diterima, berkas lamaran pengaju permohonan lamaran dikembalikan.
72
Lampiran 7
Tabel : Penilaian Risiko
a. Lingkungan Pengendalian
Risiko juru parkir tidak jujur dalam mengitung maupun menyetorkan jumlah uang, risikokarcis parkir tidak diberikan kepada pengguna jasa parkir. Karena tidak ada sanksi yangtegas atas pelanggaran.
Risiko juru parkir yang tidak ramah dalam menjalankan tugasnya. Tidak menggunakanseragam yang rapi, sepatu dan tidak mempunyai identitas yang resmi.
Risiko kurang disiplin dan tegas dalam mengatur kerja staff dan juru parkir sehinggaterjadi konflik.
Risiko kurang pengawasan terhadap struktur dan tugas yang ada dalam retribusi parkir.
Risiko penyalahgunaan wewenang dan tanggung jawab yang ada dalam retribusi parkir.
Risiko sumber daya manusia yang tidak jujur dan kompeten dalam memenuhi kebijakandan persyaratan yang ada.
Risiko pengawasan intern yang tidak berjalan sesuai dengan aturan yang ada sehinggamembuat celah pegawai,staff, maupun juru parkir melakukan kecurangan.
Risiko tidak adanya kerjasama yang baik antar SKPD terkait retribusi parkir yang adadalam sinkronisasi data. Data yang didapat mengenai titik- titik lokasi parkir berbeda darikeadaan yang sebenarnya.
b. Kegiatan Pengendalian
Risiko kinerja juru parkir yang menyalahi aturan dengan tidak memberikan karcis parkirdengan tidak adanya patroli pengawasan atas kinerja juru parkir.
Risiko tidak diadakannya pelatihan kepada juru parkir dikarenakan tidak adanyaanggaran dari pemerintah daerah sehingga mengurangi potensi sumberdaya manusia yangada.
Risiko terjadinya salah informasi dikarenakan sarana dan prasarana yang kurangmemadai dan terbatasnya sumberdaya manusia yang dapat menggunakan sisteminformasi yang baik.
Risiko hilangnya asset- asset yang ada karena kurangnya control dalam pengendalianfisik asset.
Risiko penetapan standar indikator ukuran kinerja yang terlalu rendah sehinggamengurangi kinerja staf maupun juru parkir yang ada sehingga menghambat retribusiparkir yang ada di Kota Salatiga.
73
Risiko tidak adanya tugas dan wewenang yang jelas terhadap fungsi staf yang adasehingga dimanfaatkan untuk tindak penyelewengan atau kecurangan yang dapatmerugikan pemerintah.
Risiko adanya kecurangan terhadap transaksi yang ada dikarenakan otorisasi yang tidakdilakukan dengan benar yang dilakukan oleh setiap orang yang semestinya dilakukanoleh satu atau dua orang yang bertugas mengotorisasi.
Risiko pencatatan yang tidak akurat atas transaksi dan kejadian yang sudah terjadi akibatdari informasi yang tidak dapat dikelola dengan baik.
Risiko digunakannya sumber daya, asset-asset dan segala macam data yang ada olehsembarang orang akibat tidak adanya pembatasan akses ke dokumen penting.
Risiko data dimanipulasi oleh staf yang tidak bertanggung jawab sehingga data sumberdaya dan pencatatan menjadi tidak terpercaya dan tidak akurat.
Risiko hilangnya dokumentasi atas transaksi dan kejadian penting akibat dari saranaprasarana dan sumber daya manusia yang tidak memadai.
c. Informasi dan Komunikasi
Risiko tidak tersimpannya arsip-arsip kejadian transaksi dimasa yang lalu.
Risiko rusaknya komputer yang digunakan untuk menyimpan database dan arsip-arsiptransaksi yang ada.
Risiko hilangnya data dan informasi yang ada dari komputer, terkena virus, error,kebakaran.
Risiko penyalahgunaan data informasi oleh orang-orang yang tidak berwenang.
Risiko pengelolaan data informasi yang kurang baik akibat sumber daya manusia yangkurang terampil dalam mengolahnya.
d. Pemantauan
Risiko kurangnya pengawasan kepada staf maupun juru parkir yang ada.
Risiko tidak dilakukannya patroli terhadap titik-titik parkir.
Risiko tidak dilakukan pengawasan terhadap pengelolaan data dan transaksi yang sedangterjadi.
Risiko tidak dilakukannya pengawasan terhadap pencatatan informasi yang baik terhadapstaf yang berwenang.
Sumber : UPTD Parkir Kota Salatiga
74
Lampiran 8
Surat Izin Juru Parkir
Sumber : UPTD Parkir Kota Salatiga
75
Lampiran 9: Tanda Bukti Penerimaan dari Dishubkombudpar
Sumber : UPTD Parkir Kota Salatiga
76
Lampiran 10 : Karcis
Sumber : UPTD Parkir Kota Salatiga
Lampiran 11: Kartu Tanda Anggota (KTA)
Sumber : UPTD Parkir Kota Salatiga
77
Lampiran 12: Daftar Lokasi yang Sudah Tertagih
Sumber : UPTD Parkir Kota Salatiga
78
Lampiran 13 : Ceklist Setoran
Sumber : UPTD Parkir Kota Salatiga
79
Lampiran 14 : Flowchart Penerimaan Retribusi Parkir
Sumber : UPTD Parkir Kota Salatiga
Pengguna jasa parkir memarkirkan kendaraannya dan membayar kepada juru parkirsesuai dengan tarif yang ditentukan. Dari uang penarikan retribusi parkir yang diterima juruparkir disetorkan kepada bagian pengelolaan retribusi parkir UPTD Parkir Kota Salatiga sesuaidengan target yang ditentukan. Dari setiap titik-titik parkir yang ada setoran penerimaan retribusidi catat dalam ceklist parkir harian dan daftar lokasi yang sudah tertagih, direkap kemudianmenyetorkan uang penerimaan retribusi kepada bendahara penerimaan dishubkombudpar.Bendahara menerima uang penerimaan retribusi parkir kemudian memberikan tanda penerimaansetoran parkir kepada UPTD Parkir Kota Salatiga.
80
Lampiran 15: Flowchart Penerimaan Retribusi Parkir (Saran)
Flowchart Penerimaan Retribusi Parkir Kota Salatiga
Bagian Pengelolaan Retribusi ParkirUPTD Parkir Kota Salatiga
Bendahara PenerimaanDishubkombudparJuru Parkir
Penggunajasa parkir
Kendaraan
Mengaturkendaraan
parkir
Uang retribusiparkir
Karcis
PenggunaJasa Parkir Menyetor
uangretribusiparkir
A
Dari Penggunajasa parkir
A
Daftar lokasiyang sudah
tertagih
Ceklist parkirharian
Uang retribusiparkir
TargetSetoran
TerpenuhiTidak
Terpenuhi
Buktisetoran
Juru parkir
Merekapsetoranretribusi
Mencabut Surat IzinJuru Parkir
Uang retribusiparkir
Daftar RekapSetoran
B
DATABASEPenerimaan
RetribusiParkir
SK PencabutanSurat Izin Juru
Parkir
Juru parkir
B
Uang retribusi parkir
Menghitunguang setoran
retribusi
Tanda penerimaansetoran parkir
UPTD ParkirSalatiga
N
Pengguna jasa parkir memarkirkan kendaraannya kemudian membayar sesuai dengantarif retribusi parkir yang berlaku dan mendapatkan karcis dari juru parkir. Juru parkir kemudianmenyetorkan uang penerimaan retribusi kepada bagian pengelolaan retribusi parkir UPTD ParkirKota Salatiga. Uang retribusi tersebut dicocokkan dengan ceklist parkir harian dan dicatat padadaftar lokasi yang sudah tertagih. Jika uang setoran penerimaan retribusi terpenuhi maka buktisetoran diberikan kepada juru parkir, tetapi jika tidak terpenuhi surat izin juru parkir dicabut danmemberhentikan juru parkir dengan memberikan SK pencabutan izin juru parkir. Setelah semuauang retribusi terkumpul direkap menjadi satu dan dicatat kedalam daftar rekap dan dimasukkandalam database UPTD Parkir. Uang retribusi parkir yang terkumpul disetor kepada bendaharapenerimaan Dishubkombudpar , dan bendahara penerimaan Dishubkombudpar memberikantanda bukti setoran kepada UPTD Parkir, salinan tanda bukti disimpan sesuai dengan nomortransaksi.
81
Lampiran 16: Tabel Tugas dan Fungsi Posisi Di UPTD Parkir Kota Salatiga
Jabatan Tugas dan Fungsi
1. Kepala UPTD Parkir Kota Salatiga mempunyai fungsi sebagai perencanapelaksanaan penyelenggaraan teknisperparkiran, pelaksana administrasi kegiatanperparkiran, pelaksana pemungutan retribusiperparkiran.
2. Staff Tata Usaha mempunyai tugas untuk melaksanakanadministrasi umum, keuangan, perlengkapandan kepegawaian.
3. Staff Pengelolaan Retribusi Parkir mempunyai tugas membantu kepala UPTDdalam merencanakan dan melaksanakankegiatan pengelolaan retribusi.
Sumber : UPTD Parkir Kota Salatiga
Lampiran 17: Berita Tentang Parkir Liar
Sumber: http://www.suaramerdeka.com/v2/index.php/read/cetak/2013/10/02/238675/Pemilik-Kendaraan-Tidak-Kapok
82
Sumber: http://m.suaramerdeka.com/index.php/read/news/2013/10/17/176111
83
Sumber: Foto di Jalan Jendral Sudirman Dekat Pasar
Lampiran 18: Keterangan
1). Tidak menerima alasan apapun dari juru parkir saat penyetoran retribusi parkir. Dilakukan
sesuai dengan peraturan yang berlaku tanpa pengecualian, dikarenakan retribusi parkir merupakan
hak dari Negara dan kewajiban dari masyarakat membayar retribusi parkir jika menggunakan jasa
parkir yang disediakan oleh pemerintah. Saat penyetoran uang retribusi parkir oleh juru parkir
kebagian pengelolaan retribusi parkir, staff UPTD Parkir bagian tersebut wajib memeriksa ceklist
parkir harian, dan mencatat daftar lokasi yang sudah tertagih, dalam pemeriksaan tersebut
dilakukan pengecekan terhadap setoran retribusi parkir. Jika target setoran terpenuhi, juru parkir
diberikan bukti setoran.
2). Untuk mengatasi masalah tersebut perlu dilakukan perbaikan prosedur penerimaan retribusi
parkir, yaitu seperti dalam (lampiran 15: Flowchart Penerimaan Retribusi Parkir (Saran)). Karcis
parkir harus diberikan kepada pengguna jasa parkir, untuk menjamin karcis diberikan kepada
84
pengguna jasa parkir juru parkir diberi motivasi berupa bonus bagi yang memberikan karcis
parkirnya kepada pengguna jasa parkir. Hal tersebut dicek dengan penyetoran bonggol karcis
jumlah yang diberikan kepada pengguna jasa parkir. dengan adanya karcis retribusi parkir, jika
karcis benar- benar diberikan kepada pengguna jasa parkir, dari setiap karcis parkir yang
diberikan dapat dihitung jumlahnya untuk mengetahui seberapa banyak pengguna jasa parkir yang
menggunakan jasa parkir. Dari penghitungan karcis tersebut dapat diketahui potensi parkir
sebenarnya tanpa terbatas dengan hitungan luas area parkir dan lama parkir dari setiap pengguna
jasa parkir. Dari penghitungan tersebut, titik- titik parkir yang ramai dinaikkan setoran retribusi
parkirnya. Jika pemberian karcis parkir ini diberlakukan tentunya dapat meningkatkan potensi
parkir dan tentunya akan menambah pendapatan asli daerah Kota Salatiga dari sektor retribusi
parkir.
3). Tidak menerima alasan apapun dari juru parkir saat penyetoran retribusi parkir. Dilakukan
sesuai dengan peraturan yang berlaku tanpa pengecualian, dikarenakan retribusi parkir merupakan
hak dari Negara dan kewajiban dari masyarakat membayar retribusi parkir jika menggunakan jasa
parkir yang disediakan oleh pemerintah. Saat penyetoran uang retribusi parkir oleh juru parkir
kebagian pengelolaan retribusi parkir, staff UPTD Parkir bagian tersebut wajib memeriksa ceklist
parkir harian, dan mencatat daftar lokasi yang sudah tertagih, dalam pemeriksaan tersebut
dilakukan pengecekan terhadap setoran retribusi parkir. Jika target setoran terpenuhi, juru parkir
diberikan bukti setoran.
4). Petugas pengelolaan retribusi parkir harus memberikan sanksi kepada juru parkir jika tidak
memberikan karcis parkir. Menyediakan sarana pengaduan kepada masyarakat jika menemukan
juru parkir yang melanggar aturan. Dengan adanya sarana pengaduan lewat sms, blog, facebook,
atau media sosial lainnya sanksi dapat diberikan dengan adanya bantuan laporan dari masyarakat.
Jika juru parkir melanggar sanksi, dilaksanakan human dengan memberikan surat peringatan agar
jera.
5). UPTD Parkir memberikan sosialisasi tehadap masyarakat bahwa karcis parkir digunakan
sebagai sarana pengawasan. Sosialisasi dapat diwujudkan dengan menempel stiker atau spanduk
di titik- titik parkir. Dapat juga diberikan undian kepada pengguna jasa parkir, dengan adanya
undian pengguna jasa parkir akan tertarik untuk meminta karcis parkir.
6). Koordinator penerimaan retribusi diberikan sosialisasi akan pentingnya bukti setoran kepada
juru parkir. Dengan adanya bukti setoran yang diberikan juru parkir, dapat digunakan sebagai
85
bahan evaluasi dari kinerja bagian penerimaan retribusi parkir. Pemberian bukti setoran
dimasukkan dalam penilaian kinerja yang akan memotivasi bagian penyetoran untuk memberikan
bukti setoran jika tidak ingin kinerjanya dinilai jelek dan diberikan sanksi.
7). Tentunya dalam penegakan disiplin ini UPTD Parkir Kota Salatiga tidak bisa mengawasi
setiap waktu karena terbatas dengan jadwal patroli yang dilakukan bagian pengelolaan retribusi
parkir, butuh ke ikut sertaan masyarakat dalam mengawasi penegakan disiplin kinerja juru parkir.
Penegakan disiplin tersebut harus disosialisasikan terlebih dahulu kepada para juru parkir dan
masyarakat selaku pengguna jasa parkir agar pengendalian dapat berjalan dengan baik. Jika juru
parkir yang melanggar dikenakan sanksi berupa surat peringatan pencabutan surat izin juru parkir.
Dan Untuk mengatasi parkir liar, segera menetapkan kawasan parkir liar menjadi kawasan parkir
yang legal agar penerimaan retribusi parkir Kota Salatiga tidak bocor ke pihak yang tidak
berwenang.
8). UPTD Parkir sebaiknya membuat standar kompetensi untuk setiap posisi dan jabatan yang ada
di UPTD Parkir Kota Salatiga. Dengan adanya standar kompetensi tugas dan fungsi masing-
masing posisi dan jabatan dapat ditingkatkan.
9). Pelatihan terhadap sumber daya manusia yang ada seharusnya dilakukan secara rutin setiap
enam bulan sekali untuk memberikan pelatihan kembali mengenai bagaimana kebijakan-
kebijakan parkir yang baik untuk pencapaian setoran retribusi parkir, dan segala macam yang
berhubungan dengan kompetensi sumber daya manusia. Mengenai keterbatasan anggaran yang
tidak turun dari pemerintah untuk pelatihan tersebut, dapat disiasati dengan pelatihan sederhana
yang bisa dilakukan dengan menggunakan halaman atau ruang kosong di kantor UPTD Parkir
Kota Salatiga. Pelatihan dapat dibagi menjadi beberapa kali wilayah parkir untuk mensiasati
keterbatasan tempat. Jika hal tersebut dilakukan sekalipun anggaran yang ada dari pemerintah
turun dua tahun sekali pelatihan juru parkir dapat tetap dilaksanakan untuk meningkatkan kinerja
dari para juru parkir. Pendokumentasian pelatihan terhadap juru parkir dan staf juga perlu
dilakukan sebagai bukti pengendalian intern.
10). Pemberlakuan kebijakan untuk menentukan siapa saja yang berwenang dalam penggunaan
maupun mengakses asset maupun informasi yang ada. Pembatasan akses informasi yang ada di
komputer juga diberlakukan kepada seluruh staf hanya orang- orang yang berwenang saja yang
boleh menggunakan. Aset maupun dokumen- dokumen yang ada disimpan dengan rapi dan
86
dicatat keluar masuknya agar pengendalian asset dan informasi dapat berjalan sesuai dengan
pengendalian yang baik.
11). Pencatatan informasi mengenai penerimaan setoran retribusi parkir dilakukan setiap hari.
Data sebaiknya disimpan sesuai dengan tanggal urut kejadian transaksi penerimaan retribusi
parkir, disimpan dalam lemari atau loker dengan akses terbatas hanya orang yang berwenang saja
dan urut tanggal kejadian transaksi juga agar sewaktu- waktu jika data maupun catatan-catatan
kejadian transaksi penerimaan retribusi parkir dibutuhkan dapat di terima ke akurasiannya.
Pencatatan informasi juga dilakukan secara terkomputerisasi agar data dan kelengkapan informasi
yang ada dapat tersimpan dengan baik di database.
12). Sebaiknya intern UPTD Parkir membuat sendiri kebijakan dan prosedur yang ada dalam
pengamanan asset agar staf pegawai yang ada dapat melakukan pengendalian terhadap
pengamanan asset yang ada di kantor UPTD Parkir Kota Salatiga. Prosedur pengamanan asset
tersebut seperti UPTD Parkir memberikan daftar asset yang diketahui oleh pimpinan yang akan
diteruskan kepada staf yang bertugas melakukan pengontrolan dan pengecekan asset secara
mendetail.
13). UPTD Parkir Kota Salatiga memang belum pernah mengalami bencana, tetapi tidak ada
salahnya jika mempunyai kebijakan atau rencana pemulihan atau tindakan yang harus dilakukan
untuk mengamankan setiap asset dan arsip transaksi kejadian penerimaan retribusi parkir yang
ada di UPTD Parkir. Rencana pemulihan digunakan untuk penunjuk langkah apa yang harus
dilakukan UPTD Parkir Kota Salatiga untuk mengamankan asset dan arsip jika terjadi bencana.
14). Pemisahan fungsi dilakukan dengan wewenang dan tanggung jawab dari jabatan yang ada.
Jika staff bertugas mencatat dan mengelola retribusi parkir, tidak merangkap tugas sebagai
penarik setoran retribusi parkir di titik- titik parkir. Untuk tugas penarikan retribusi parkir sudah
menjadi wewenang koordinator penarikan retribusi parkir. Penarik setoran dan pencatat
dipisahkan agar terjadi pengawasan yang optimal satu dengan yang lainnya dengan adanya
verifikasi dan pembandingan data setoran yang masuk dan yang dicatat.Pemisahan fungsi tersebut
sesuai dengan (Lampiran 16: Tabel Tugas dan Fungsi Posisi Di UPTD Parkir Kota Salatiga).
15). Melakukan pendokumentasian yang baik atas SPIP serta transaksi dan kejadian penting yang
ada dengan melakukan pencatatan setiap kejadian penting mengenai retribusi parkir secara jelas
dan akurat, disimpan dengan rapi di database maupun di lemari arsip urut sesuai dengan tanggal
87
transaksi, dikelola dengan baik, dipelihara, dan secara berkala memutakhirkan dokumentasi yang
mencakup seluruh pengendalian intern dan kejadian penting.
16). Menyediakan dan memanfaatkan informasi dan sarana komunikasi yang dibutuhkan seperti
komputer kantor, dan alat penunjang lainnya untuk mempermudah mengolah data retribusi parkir,
menyediakan sarana komunikasi untuk pengaduan masyarakat mengenai juru parkir yang
melanggar aturan dengan memanfaatkan saran sms, email, jejaring sosial maupun blog yang dapat
di akses masyarakat dengan mudah. Dengan pemanfaatan saran komunikasi tersebut tentunya
dapat membantu UPTD Parkir dalam membuat keputusan maupun kebijakan secara cepat dan
akurat jikat dibutuhkan.
17). Dalam pengelolaan dan pengembangan sistem informasi secara terus menerus dibutuhkan
staf yang mempunyai kemampuan dalam mengolah dan mengembangkan sistem informasi yang
ada, pencatatan, penyimpanan dan segala macam informasi yang ada dapat diolah oleh staf setiap
saat secara terus menerus. Pengelolaan dan pengembangan sistem informasi tersebut dapat
mendukung pengambilan keputusan mengenai kebijakan retribusi parkir yang lebih baik.
Pencatatan informasi juga dilakukan secara terkomputerisasi agar penyimpanan data dan arsip
lainnya mengenai kejadian transaksi penerimaan retribusi parkir dapat di akses dengan mudah.
18). Melaksanakan manajemen berbasis kinerja dengan memberikan motivasi untuk
meningkatkan kinerja seperti bonus tambahan jika juru parkir atau staf bagus kinerjanya.
Pemberiaan bonus tersebut dapat menambah pencapain tujuan dari penerimaan retribusi parir
Kota Salatiga.
19). Jika juru parkir melanggar aturan yang ada diberikan surat peringatan. Tidak ada alasan
untuk tidak menindak lanjuti pelanggaran yang ada karena tidak ada yang melaporkan
pelanggaran aturan. Peringatan sebagai bentuk pengendalian dari risiko yang ada dalam
penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD.
88
Lampiran 19: Keterangan Evaluasi Tabel 3
I. Lingkungan Pengendalian
a. Penegakan integritas dan nilai etika
1. SPIP yang dilakukan di UPTD Parkir Kota Salatiga sudah dilakukan memadai. sesuaidengan Peraturan Walikota Salatiga dengan sekurang – kurangnya telah melaksanakanaturan berupa menyusun dan menerapakan aturan perilaku bagi juru parkir dan tindakandisiplin yang tepat terhadap penyimpangan kebijakan dan prosedur atau pelanggaranterhadap aturan perilaku.
2. Kepala UPTD Parkir memberikan keteladanan dengan memberikan contoh pelaksanaanaturan perilaku kepada juru parkir dalam melayani jasa parkir. Diberikan pengarahan dancontoh bagaimana mengatur kendaraan, bersikap sopan terhadap pengguna jasa parkir,berbaju rapi dan berseragam. Saat penerimaan juru parkir, juru parkir diberikan surat izinjuru parkir yang berisi aturan perilaku dalam melayani jasa parkir. Pada saat awalpenerimaan juru parkir tersebut keteladan terhadap aturan perilaku diberikan.
3. Dalam pelaksanaan tindakan disiplin atas pelanggaran terhadap aturan perilaku juruparkir belum dilakukan sepenuhnya meskipun aturan yang ada sudah tertuang dalam suratizin parkir. Tidak ada pelaksanaan tindakan disiplin ini dikarenakan kurangnya laporan darimasyarakat jika para juru parkir melanggar aturan perilaku yang ada. Meskipun dari pihakUPTD Parkir saat mengetahui adanya pelanggaran yang dilakukan juru parkir hanyadiberikan teguran saja. Ditambah lagi tidak adanya peraturan mengenai parkir liar dalamUPTD.
4. SPIP yang dilakukan di UPTD Parkir Kota Salatiga sudah dilakukan memadai. Sekurang-kurangnya sudah memberikan penjelasan dan pertanggung jawaban dalam rapat internUPTD Parkir mengenai intervensi atau pengabaian pengendalian intern.
5. Untuk penghapusan kebijakan atau penugasan yang dapat mendorong perilaku tidak etis,UPTD Parkir menghapus kebijakan penugasan juru parkir. Penugasan juru parkir hanyaberlaku selama setahun, jika juru parkir ingin memperpanjang izin sebagai juru parkir, suratizin parkir diperpanjang dengan mengganti kebijakan penugasan yang lama dengankebijakan penugasan yang baru.
b. Komitmen terhadap kompetensi
1. Setiap staff yang ada sudah mempunyai jabatan dan fungsi masing-masing. SPIP yangdilakukan di UPTD Parkir Kota Salatiga sudah dilakukan memadai.
89
2. Setiap staff yang ada sudah mempunyai jabatan dan fungsi masing-masing. Tetapi dalamfungsi setiap jabatan tersebut belum memiliki standar kompetensi dari setiap posisi jabatanyang ada.
3. Pelatihan intern UPTD Parkir memang dilaksanakan setiap bulan Desember setiaptahunnya. Dalam pelatihan intern ini istilah yang digunakan adalah “Refreshing” sementarauntuk pelatihan umum kepada juru parkir dilakukan setiap dua tahun sekali pada bulan Aprildikarenakan terbenturnya anggaran yang ada dari pemerintah. Bukti nyata yang ada sepertimateri pelatihan, jadwal pelatihan untuk membuktikan telah dilakukannya pelatihan tersebuttidak ada.
c. Kepemimpinan yang kondusif
1. Dalam pertimbangan risiko pengambilan keputusan, seperti risiko terkait sinkronisasi datamengenai lokasi titik parkir yang berbeda dari keadaan sebenarnya, risiko terkait kurangnyatarget penerimaan retribusi parkir (lampiran 7: tabel penilaian risiko), dilakukan dalam rapatintern UPTD Parkir yang dilakukan seminggu sekali. Sebagai contoh pertimbangan risikodalam pengambilan keputusan risiko terkait kurangnya target penerimaan retribusi parkir,digunakan untuk pengambilan keputusan bagaimana langkah yang diambil selanjutnyauntuk menutup kurang setoran tersebut di minggu selanjutnya.
2. UPTD Parkir Kota Salatiga tidak menerapkan manajemen berbasis kinerja. Dalammengoptimalkan potensi juru parkir, tidak ada motivasi-motivasi berupa bonus, atau jenjangkarir yang jelas untuk kinerjanya yang maksimal. Juru parkir hanya bekerja sesuai dengankemampuannya masing-masing.
3. Fungsi yang didukung dalam penerapan SPIP adalah fungsi pemeriksaan. Meliputipelaksanaan kegiatan operasional, penyelenggaraan administrasi, pengelolaan kepegawaian,pengelolaan keuangan. Salah satu contohnya aturan mengenai perilaku juru parkir poin 1, 2,dan 6. (Lihat lampiran 8: Surat Izin Juru Parkir).
4. Belum terlindungi asset dan informasi dari akses penggunaan yang tidak sah. Aset daninformasi ini berupa dokumen dan arsip-arsip yang tersimpan dengan tidak rapi, catatantransaksi penerimaan retribusi parkir, lahan parkir yang digunakan pihak illegal, danmudahnya mengakses komputer kantor yang dapat dilakukan oleh setiap pegawai di UPTDParkir. Kemudahan akses yang dapat dilakukan oleh setiap orang dikhawatirkan dapatmenimbulkan fraud maupun penyalahgunaan infomasi yang dapat menghambat pengelolaanretribusi parkir.
5. Sekurang-kurangnya UPTD Parkir Salatiga sudah melakukan interaksi terhadap pejabatmaupun staff yang ada dalam pemerintahan yang berhubungan dengan retribusi parkirseminggu sekali.
90
6. Jika dalam rapat mendapatkan laporan tentang kegiatan penarikan retribusi parkir yangkurang memenuhi target,di survey faktor penyebab kurangnya target di evaluasi kemudianmembuat keputusan. Begitu juga dengan program pengadaan pakaian seragam juru parkirdianggarkan sesuai dengan juru parkir yang ada dan dibahas dalam rapat inten UPTD ParkirKota Salatiga.
d. Pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan
1. Struktur organisasi UPTD Parkir Kota Salatiga dapat dilihat di (Lampiran 3: StrukturOrganisasi UPTD Parkir Kota Salatiga). Dalam UPTD parkir struktur organisasi dibuatsesuai dengan kebutuhan dalam menjalankan pengelolaan retribusi parkir.
2. Kejelasan wewenang dan tanggung jawab bisa dilihat dalam tugas dan wewenangmasing-masing posisi jabatan. ( Lampiran 16: Tabel Tugas dan Fungsi Posisi Di UPTDParkir Kota Salatiga). Sekurang-kurangnya UPTD Parkir Kota Salatiga sudah memberikankejelasan wewenang dan tanggung jawab dalam struktur organisasi UPTD Parkir KotaSalatiga.
3. Sekurang-kurangnya UPTD Parkir Kota Salatiga sudah memberikan kejelasan hubungandan jenjang pelaporan intern dalam struktur organisasi UPTD Parkir Kota Salatiga. Strukturorganisasi UPTD Parkir Kota Salatiga dapat dilihat di (Lampiran 3: Struktur OrganisasiUPTD Parkir Kota Salatiga dan Lampiran 16: Tabel Tugas dan Fungsi Posisi Di UPTDParkir Kota Salatiga).
4. Penyesuaian periodik terhadap struktur organisasi ini dilakukan dengan mengganti semuastaff dengan SKPD yang lain, Tahun 2012 kemarin dari Kepala UPTD Parkir dan staffdiganti semua. Pergantian personil tersebut didasarkan atas evaluasi kinerja sebelumnya.Penyesuaian terhadap struktur organisasi ini tidak menentu berapa bulan atau tahun sekali,karena penyesuaian tersebut merupakan hak prerogatif dari Walikota.
5. Dalam jumlah posisi pegawai yang ada di UPTD Parkir hanya dibagi menjadi 3 (tiga)posisi, Kepala UPTD, Staf Tata usaha, Staf Pengelolaan Retribusi Parkir. (Lihat Lampiran3: Struktur Organisasi UPTD Parkir Kota Salatiga dan Lampiran 4: Daftar Pegawai UPTDParkir Kota Salatiga).
e. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat
1. Dalam struktur organisasi setiap pegawai mempunyai wewenang dan tingkat tanggungjawab. (Lihat lampiran 16: Table Tugas dan Fungsi Posisi Di UPTD Parkir Kota Salatiga).Dalam tugas penerima setoran retribusi parkir setiap petugas yang piket mempunyai
91
wewenang berbeda setiap harinya. (Lihat lampiran 5: Jadwal Piket Penerima RetribusiParkir).
2. Dalam tugas penerimaan setoran retribusi parkir setiap petugas yang piket mempunyaiwewenang berbeda setiap harinya dalam penarikan penerimaan setoran retribusi parkirterhadap juru parkir disetiap titik-titik parkir. (Lihat lampiran 5: Jadwal Piket PenerimaRetribusi Parkir).
3. Dalam pelaksanaan wewenang dan tanggung jawab, staf UPTD memahami bahwa haltersebut terkait dengan penerapan SPIP. Contohnya, jadwal piket untuk penerimaan setoranretribusi parkir dibuat untuk melihat kinerja dari para staf itu sendiri selain sebagai saranapengecekan setoran retribusi parkir dari setiap titik-titik parkir.
f. Penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan sumber daya manusia
1. Kebijakan prosedur rekruitmen sudah di atur sendiri dalam UPTD Parkir Kota Salatiga.(Lihat lampiran 6: Prosedur Rekruitmen). Untuk pemberhentian dilakukan jika juru parkirmelanggar aturan maupun kebijakan yang ada. Aturan tersebut sudah ditulis dalamkebijakan surat izin juru parkir. (Lihat lampiran 8: Surat Izin Juru Parkir).
2. Penelusuran latar belakang calon juru parkir dilakukan dengan melihat kriteria dan syaratyang berlaku. Kriteria tersebut adalah asal usul yang jelas berupa KTP dan Kartu Keluargayang sudah dilegalisir RT/RW setempat dan SKCK. Untuk syarat pendidikan tidak ada dansyarat umur sesuai dengan syarat umur yang dimiliki dalam membuat KTP, jadi jika tidakpunya KTP tidak boleh bekerja sebagai juru parkir. (Lihat lampiran 6: ProsedurRekruitmen).
3. Supervisi periodik dilakukan setiap hari saat berpatroli piket penerimaan retribusi parkir.Jika ada juru parkir yang tidak memakai tanda pengenal (lihat lampiran 11: Kartu TandaAnggota) dan tidak sesuai aturan yang ada (lihat lampiran 8: Surat Izin Juru Parkir)langsung ditegur.
g. Perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah yang efektif.
1. Memberikan keyakinan yang memadai untuk meningkatkan efektivitas penyelenggaraantugas dengan melakukan pencatatan kejadian transaksi penerimaan retribusi parkir setiaphari saat patroli dengan akurat. Dengan pencatatan yang dilakukan setiap hari kehematan,efektivitas, dan efisiensi penghitungan setoran retribusi parkir, diharapkan dapatmemberikan keyakinan yang memadai terhadap tujuan pengelolaan retribusi parkir.
2. Peringatan diberikan kepada juru parkir jika melanggar kebijakan mengenai perilaku juruparkir. Dengan memberikan teguran lisan, surat peringatan, skorsing kepada juru parkir atau
92
pencabutan surat izin juru parkir sesuai dengan ketentuan yang ada. Tetapi dalamkenyataannya surat peringatan tidak pernah dilakukan karena tidak ada laporan jika adayang melanggar aturan.
3. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pengelolaan retribusi parkir dilakukan denganmengevaluasi dan membandingkan capain kinerja yang ada dengan sebelumnya. Jikakurang ditingkatkan capainnya dan di putuskan dalam setiap rapat yang dilakukan setiapseminggu sekali.
h. Hubungan kerja yang baik dengan Instansi pemerintah terkait.
1. Sinkronisasi UPTD Parkir Kota Salatiga bekerjasama dengan Dinas PerhubunganKomunikasi, Budaya dan Pariwisata (Dishubkombudpar), Dinas Perindustrian,Perdagangan, dan Koperasi (Disperindagkop), Usaha Mikro, Kecil, dan Menegah (UMKM),Satpol PP, Satuan lalu lintas Polres dan Dinas Cipta karya dan Tata Ruang (Discipkataru)untuk mengetahui titik- titik tempat usaha maupun tepi jalan umum yang berpotensi untukretribusi parkir Kota Salatiga.
II. Penilaian Risiko
a. Identifikasi risiko
UPTD Parkir Kota Salatiga telah mengidentifikasi risiko- risiko yang ada baik faktoreksternal maupun internal yang dapat mempengaruhi tujuan tercapainya retribusi parkir dikota Salatiga. (Lihat lampiran 7 : Penilaian Risiko).
b. Analisis risiko.
Semua aspek risiko yang ada dalam lingkungan pengendalian, kegiatan pengendalian,informasi dan komunikasi, dan pemantauan pengendalian intern di identifikasi dandianalisis risiko yang ada untuk mengurangi hal- hal yang tidak di inginkan sepertipenyelewengan, perbuatan yang merugikan pemerintah Kota Salatiga lebih khususnyadalam proses pengelolaan retribusi parkir di Kota Salatiga. (Lihat lampiran 7: PenilaianRisiko).
III. Kegiatan Pengendalian
a. Review atas kinerja SKPD.
Pembandingan kinerja juru parkir dilakukan oleh Kepala UPTD Parkir dengan tolok ukuryang ada seperti tingkat kedisiplinan dalam piket penerimaan retribusi parkir, bagaimanapemenuhan penerimaan retribusi parkir disetiap titik-titik parkir terpenuhi atau tidak, setiapkali patroli yang dilakukan staf UPTD Parkir.
93
b. Pembinaan sumber daya manusia.
1. SPIP dalam pebinaan sumber daya manusia yang dilakukan di UPTD Parkir sudahmemadai. Sekurang-kurangnya sudah mengkomunikasikan visi, misi dan tujuan UPTDParkir dalam pengelolaan retribusi parkir.
2. Dalam membuat strategi perancanaan sumber daya manusia yang mendukung pencapaianvisi dan misi UPTD Parkir, untuk mewujudkan pencapaian penerimaan retribusi parkirdibuat kegiatan pelatihan untuk meningkatkan kinerja dari juru parkir sehingga dapatmemaksimalkan penerimaan retribusi parkir Kota Salatiga.
3. Sekurang-kurangnya UPTD Parkir Kota Salatiga sudah membuat uraian jabatan ,prosedur rekruitmen dan program pelatihan yang ada untuk pencapaian tujuan UPTD Parkir.Uraian jabatan dalam UPTD Parkir ( Lihat lampiran 3: Struktur Organisasi UPTD ParkirKota Salatiga ,Lampiran 4: Daftar Pegawai UPTD Parkir Kota Salatiga dan lampiran 6:Prosedur Rekruitmen).
c. Pengendalian atas pengelolaan sistem informasi.
Dalam pengelolaan sistem informasi pencatatan transaksi dilakukan setiap harinya.(Lihatlampiran 13: Ceklist Setoran dan lampiran 12: Daftar Lokasi yang Sudah Tertagih).Meskipun data dan informasi yang ada sudah dicatat, media penyimpanan dan pengolahkomputer yang ada tidak dapat digunakan secara maksimal, di karenakan komputer yangsering rusak, dan tidak tersimpannya dengan rapi data- data yang ada.
d. Pengendalian fisik atas asset.
1. Belum ada rencana identifikasi menyeluruh terhadap kebijakan dan prosedur pengamananfisik asset. Dalam kebijakan dan prosedur pengamanan aset hanya terdapat di kantor pusatsementara di UPTD Parkir Salatiga sendiri belum ada kebijakan intern yang mengaturprosedur pengamanan fisik aset.
2. UPTD Parkir Kota Salatiga belum pernah mengalami bencana yang mengganggu aktifitaspengelolaan retribusi parkir rencana pemulihan setelah bencana belum pernah dilakukan.
e. Penetapan dan review indikator dan ukuran kinerja.
1. Dalam menetapkan ukuran dan indikator kinerja juru parkir dilihat dari pencapaian targetsetoran retribusi parkir dan kepatuhan juru parkir tehadap aturan perilaku yang sudahditetapkan dalam surat izin juru parkir (Lihat lampiran 8: Surat Izin Parkir) dan dapat dilihatdari hasil pencapaian penerimaan retribusi parkir seperti target yang sudah ditentukan diceklist target setoran. (Lihat lampiran 13:Ceklist Setoran).
2. Untuk kinerja staf direview secara periodik selama sebulan sekali dalam rapat internUPTD Parkir Kota Salatiga melalui tugas piket dalam penerimaan retribusi parkir.Sedangkan untuk juru parkir di review melalui capain setoran retribusi dari setiap juru
94
parkir, sudah memenuhi target setoran yang ditentukan apa belum. (lihat lampiran 13:Ceklist Setoran dan lampiran 12: Daftar Lokasi yang Sudah Tertagih).
3. Pengendalian atas penetapan dan review indikator dan ukuran kinerja denganmengevaluasi kinerja dari staf maupun juru parkir dibandingkan dengan tahun sebelumnya.Evaluasi dilakukan dengan menggunakan kebijakan yang ada.(Lihat lampiran 8: Surat IzinJuru Parkir, lampiran 13: Ceklist Setoran dan lampiran 12: Daftar Lokasi yang SudahTertagih). Jika kinerja para staf dan juru parkir kurang akan di evaluasi kembali.
4. Pembandingan kinerja dan analisis dilakukan setiap rapat intern UPTD Parkir KotaSalatiga sebulan sekali. Capaian kinerja dilihat apakah sasaran yang ditetapkan sudahmemenuhi target apa belum. Capaian tersebut dilihat dari table ceklist setoran (Lihatlampiran 13: Ceklist Setoran) yaitu target penerimaan retribusi parkir yang sudah ditetapkandibandingkan dengan daftar lokasi yang sudah tertagih.( Lampiran 12: Daftar Lokasi yangSudah Tertagih).
f. Pemisahan fungsi
1. Pemisahan fungsi memang sudah dilakukan dalam UPTD Parkir Kota Salatiga. Tetapidalam pelaksanaan pemisahan fungsi di UPTD Parkir Kota Salatiga ada staff yangmempunyai tugas ganda berupa penarikan retribusi dan pencatatan retribusi itu sendiri (Lihat lampiran 5: Jadwal Piket Penerima Retribusi Parkir dan lampiran 4: Daftar PegawaiUPTD Parkir Kota Salatiga). Dapat dilihat bagian tata usaha ikut juga dalam penarikanretribusi parkir.
g. Otorisasi atas transaksi dan kejadian penting.
1. Dalam melaksanakan otorisasi atas transaksi dan kejadian penting yang ada di UPTDParkir Kota Salatiga semua pengendalian terhadap sumber dokumen , pengesahan atasdokumen sumber yang berhubungan dengan retribusi parkir dilakukan oleh orang yangberwenang yaitu Kepala UPTD Parkir Kota Salatiga.
h. Pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas transaksi dan kejadian.
1. Dalam melakukan pencatatan yang akurat dan tepat waktu UPTD sudah mencatat seluruhtransaksi dan kejadian dengan segera . Hasil penarikan retribusi parkir langsung di rekapsetiap harinya pagi, siang, malam (Lihat lampiran 13: Ceklist Setoran dan lampiran 12:Daftar Lokasi yang Sudah Tertagih).
2. Semua kejadian transaksi dari penerimaan uang setoran retribusi parkir sampai denganpengeluaran dicatat setiap hari sesuai dengan klasifikasinya termasuk penerimaan kas ataupengeluaran kas.
95
i. Pembatasan akses atas sumber daya dan pencatatannya.
1. Pembatasan akses atas sumber daya dan pencatatannya didasarkan atas penugasanpimpinan Kepala UPTD Parkir kepada staf yang ada. Dalam daftar shift penerimaanretribusi parkir. Yang termasuk dalam daftar piket adalah yang bertanggung jawab dalampenerimaan retribusi parkir. ( Lihat lampiran 5: Jadwal Piket Penerima Retribusi Parkir).Dalam tanggung jawab penerimaan retribusi parkir sudah di bagi menurut shift yang adasetiap harinya. Dari jadwal piket tersebut dilakukan review atas penugasan secara berkalakepada staf UPTD Parkir. Hal tersebut memang sudah sesuai dengan SPIP yang baik dalampembatasan akses atas sumber daya dan pencatatannya.
j. Akuntabilitas terhadap sumber daya dan pencatatannya.
1. Pimpinan membatasi akses terhadap sumber daya dan pencatatannya dilakukan dengancara memberikan akses atau wewenang kepada pegawai untuk melakukan review secaraberkala terhadap sumber daya dan pencatatan yang ada selama kejadian transaksi.Pencatatan penerimaan retribusi dilakukan oleh staf pengelolaan retribusi parkir yangmendapat wewenang melakukan penerimaan retribusi parkir saat patroli setiap harinyakemudian direkap dan dicatat oleh staf tata usaha jumlah keseluruhan penerimaan retribusiparkir yang ada. (Lihat lampiran 3: Struktur Organisasi UPTD Parkir Kota Salatiga). Daftarlokasi yang sudah tertagih dicatat langsung setiap harinya menggunakan daftar lokasi yangsudah tertagih (lihat lampiran 12: Daftar Lokasi yang Sudah Tertagih) kemudian di kantordirekap semuanya jadi satu di daftar ceklist harian. (Lihat lampiran 13: ceklist setoran).
k. Dokumentasi yang baik atas SPIP serta transaksi dan kejadian penting.
1. Memang dalam setiap pendokumentasian pencatatan dilakukan setiap hari melalui daftarceklist setoran dan daftar lokasi yang sudah tertagih. Tetapi penyimpanan dari setiaptransaksi tersebut belum berjalan dengan baik. Banyak data softcopy yang tidak tersimpandengan rapi sesuai dengan tanggal transaksi ditambah lagi dengan tidak dipeliharannya dandikelola dengan baik komputer kantor yang ada sehingga menghambat tujuan SPIPmengenai dokumentasi yang baik. Begitu juga dengan data hardcopy, banyak arsip-arsipdan dokumen yang tidak disimpan dengan rapi, hal tersebut akan menyulitkan jika datadibutuhkan.
IV. Informasi dan Komunikasi
a. Dalam meyediakan dan memanfaatkan berbagai bentuk dan sarana komunikasi belumada pelaksanaan secara optimal yang dilakukan pihak UPTD Parkir Kota Salatiga. Masihbanyak kendala-kendala dalam pemanfaatan sarana komunikasi. Seperti komputer kantoryang tidak berfungsi secara maksimal karena terbatasnya sumber daya manusia yangmengelola dan mengoperasikan, kurangnya sarana untuk menampung pengaduanmasyarakat mengenai juru parkir yang nakal pun semakin menambah kurangnyapemanfaatan sarana komunikasi UPTD parkir Kota Salatiga.
96
b. Dalam mengelola, mengembangkan dan memperbaharui sistem informasi, tidak adaperencanaan dalam mengumpulkan informasi sebagai penunjang tujuan UPTD Parkir KotaSalatiga, tidak ada analisis, pemecahan masalah, pelaksanaan dan perawatan sisteminformasi secara terus menerus. sistem informasi dalam mengembangkan sistem.Pengadaan sarana informasi dan komunikasi tidak di imbangi dengan pengelolaan danpengembangan sistem informasi dengan baik, sehingga banyak hambatan jika terjadi errorpada sistem.
V. Pemantauan Pengendalian Internal.
a. Pemantauan berkelanjutan dilakukan saat berpatroli keliling melakukan penerimaanretribusi parkir dari juru parkir. Patroli dilakukan sesuai dengan jadwal piket ( Lihatlampiran 5: Jadwal Piket Penerima Retribusi Parkir). Juru parir dipantau terus secaraperiodik sesuai dengan kebijakan yang ada apakah masih memenuhi atau tidak. (Lihatlampiran 8: Surat Izin Juru Parkir).
b. Evaluasi terpisah dilakukan setiap rapat sekali dalam seminggu. Evaluasi dilakukan untukmengecek seberapa besar penerimaan setoran retribusi parkir apakah sudah sesuai dengantarget yang diberikan. Evaluasi juga digunakan untuk pengawasan staf UPTD selamamenjalankan tugas dalam penarikan penerimaan retribusi parkir, bagaimana kinerjanya dievaluasi dalam rapat tersebut.
c. Untuk bukti hasil audit yang lalu ada keterbatasan dalam memperoleh data. Hasil tindaklanjut rekomendasi dari evaluasi yang ada diwujudkan dengan rekomendasi mengenaipenetapan tarif retribusi parkir diwujudkan dengan Perda Kota Salatiga No. 6 Tahun 2007(Lihat lampiran 1: Tabel Struktur dan Besarnya Tarif Parkir Di Tepi Jalan Umum danTempat Khusus Parkir), mengenai tarif parkir tepi jalan umum di ubah tarifnya sesuaidengan Perda Kota Salatiga No. 12 tahun 2011 di karcis parkir yang digunakan sekarang.(Lihat lampiran 10: Karcis Parkir).