a-pdf word to pdf demo: purchase from
TRANSCRIPT
PinaPinaPinaPina Baca Baca Baca Baca PianPianPianPian PintarPintarPintarPintar
Pina Diam Pian …??
GERAKAN PRAMUKAGUDEP SAMARINDA 129 – 130 PANEMBAHAN SENOPATI
PANGKALAN SMP NEGERI 21 SAMARINDA
A-PDF WORD TO PDF DEMO: Purchase from www.A-PDF.com to remove the watermark
TEKPRAM
1. Bikin Sandi Tak Terbaca/Pesan Rahasia
Kadang-kadang kita perlu menyampaikan pesan yang sangat rahasia
atau ingin membuat surprise kepada teman Pramuka yang lain. Sehingga orang yang tidak berkepentingan dengan surat/pesan tersebut tidak bisa membacanya karena nampak seperti tidak ada tulisannya.
Caranya sebagai berikut : Alat dan bahan
Mangkuk, cangkir, kertas tulis polos, pupen cina (Pit), buah jeruk nipis, obat merah atau air perasan daun pacar cina dan kapas.
Caranya : 1. Tuangkan setengah cangkir air ke dalam mangkuk dan tambahkan 10
tetes obat merah atau air perasan daun pacar cina, lalu aduk sampai
rata. 2. Potong jeruk nipis dan peras ambil airnya. 3. Ambil kertas tulis polos yang bersih dan tuliskan pesan rahasia dengan
“tintanya” air jeruk nipis dan “pulpennya” adalah pit. 4. Setelah selesai menulis, keringkan tulisan tadi hingga kering benar. 5. Cara membacanya adalah usapkan kapas yang sudah dicelup air yang
dicampur obat merah tadi pada permukaan kertas.
2. Menaksir Tinggi
Tehnik Menaksir Tinggi.
Metode yang dipergunakan dalam menaksir tinggi ada bermacam-macam sesuai dengan kondisi yang ada. Untuk metode penaksiran tinggi dapat diberikan sebagai berikut :
a. Metode Setigiga
2
Keterangan :
X = Tinggi yang ditaksir C = Tinggi tongkat
A = Jarak tongkat dan tinggi yang diukur B = Jarak tongkat dan pengamat Rumus perhitungan
X = C (A+B) B
Dapat pula dilakukan dengan metode segitiga berikut :
Rumus : X = A Keterangan : X = Tinggi yang ditaksir A = Jarak dengan pengamat
b. Metode bayangan Dapat dilakukan apabila ada sinar matahari dan keadaan memungkinkan.
3 Keterangan :
A = Tinggi tongkat B = Tinggi yang ditaksir
A’= Bayangan tongkat B’= Bayangan tinggi yang ditaksir Rumus :
B = D x A
A
3. Tips mempermudah menghafal morse Kadang kita kesulitan menghapal atau mengingat kembali isyarat morse, padahal besok mau ikut lomba Galang apalagi jarang berlatih secara periodic. Berikut ini tips menghapal morse dengan cepat. Lihat gambar di
bawah ini :
Petunjuk Penggunaan :
1. Gambar di atas terbagi menjadi dua bagian, kanan, dan kiri. 2. Cara membacanya dari atas ke bawah. 3. Blok putih menunjukkan kode titik (.) dan blok hitam kode strip ( - ). Contoh sebelah kiri : Jika isyarat menunjukan satu kali putih sama
dengan satu kali titik artinya huruf E. Contoh lain : ( dibaca dari atas, ya ) putih-putih-putih-putih artinya 4
titik ( …. ) Berarti huruf H.
Contoh lagi : hitam-hitam-putih artinya 2 strip 1 titik ( - - . ) berarti huruf G
5. Ingat blok sebelah kiri selalu diawali dengan blok Titik ( Putih ) dan blok
kanan selalu diawali dengan blok strip ( Hitam ).
4
4. Trik Mudah Kuasai Semaphore
Sebenarnya ada berbagai macam cara untuk dapat menguasai isyarat semaphore dengan cepat dan mudah. Berikut ini adalah salah satunya, dengan model Jarum Jam, tinggal mengingat angka dan hurufnya. Selamat mencoba..........
5
Menggali Potensi
Menggali Potensi
Kamu pasti sering mendengar istilah kata “potensi”. Tahukah kamu apa
artinya ? Potensi adalah kemauan terpendam yang dimiliki seseorang karena kemampuan itu masih ‘terpendam’, maka seseorang harus berusaha
menggalinya agar kelihatan. Lalu bagaimana menggali potensi ? antara lain melalui :
1. Mengenal diri sendiri.
Buatlah daftar untuk pertanyaan untuk diri sendiri apa yang membuat saya bahagia ?, apa saja kelebihan dan kelemahan saya? Apa sebenarnya minat dan bakat saya ? Jawablah pertanyaan
pertanyaan tersebut dengan sejujurnya, kalau perlu minta bantuan keluargamu atau sahabat untuk menilai kelebihan. Kelemahan, minat dan bakat kamu.
2. Kenali Motivasi Hidup.
Setiap orang memiliki motivasi ( dorongan dari dalam diri sendiri )
untuk mencapai tujuan hidupnya. Cobalah mengenal apa motivasi hidup kamu. Misalnya apa yang bisa memacu semangat kamu untuk melakukan hal hal terbaik dalam hidupmu ? Dengan begitu kamu memiliki kekuatan dan dukungan dari dalam diri sendiri untuki menghasilkan karya dan prestasi yang terbaik.
3. Jangan Mengadili Diri.
Mungkin kamu telah berusaha melakukan segala daya untuk
mencapai suatu tujuan. Tetapi ternyata mengalami kegagalan. Jangan terlalu menyesali dan mengadili kesalahan diri sendiri. Hal ini hanya akan membuang-buang waktu dan energi. Lebih baik waktu dan energi kamu manfaatkan untuk bangkit kembali. Jadikan kegagalan sebagai pengalaman dan pelajaran berharga untuk mencapai keberhasilan yang tertunda.
Selamat menggali potensi diri sendiri........
6
MENGENALI TANDA ALAM
Tanda – Tanda Alam.
Pramuka adalah juga pecinta alam lalu saking cintanya maka harus mengenal tentang alam dan tanda-tandanya. Berikut pengenalan alam sekitar kita yang sering kita temui saat berkemah :
1. Kabut
Kabut tipis dan rata membumbung tinggi ke atas berarti kurangnya uap
air di udara dan pertanda cuaca akan selalu baik. Cuaca terang benderang pada pagi hari bertanda buruk pada hari itu, apabila kemarin ada hujan. Langit yang ditutupi awan kemudian mulai terang pada pagi hari bertanda cuaca baik. Apabila ada kabut di atas lembah pada pagi hari bertanda cuaca baik, sedang di gunung akan turun hujan.
2. Awan
Apabila langit diliputi awan yang tebal dan gelap berarti akan turun hujan yang deras.
3. Matahari
Apabila matahari terbit berwarna merah dan diliputi garis-garis awan
yang kehitaman bertanda ada hujan, apabila berwarna bersih dan terang dan bertanda hari baik. Matahari terbit dengan warna kemerah-merahan yang terang bertanda cuaca baik, apabila warna merah dicampuri garis kekuning-kuningan bertanda hujan lebat. Apabila matahari terbenam dengan warna kekuning-kuningan/orange bertanda ada hujan, apabila dengan warna merah muda atau kekuning-kuningan bertanda baik, warna merah pada matahari terbenam berarti
akan ada angin yang cukup kencang. 4. Bintang
Apabila pada malam hari bintang di langit kelihatan terang sekali, maka pada malam itu cuaca akan baik, sedangkan bila nampak suram bertanda cuaca kurang baik/buruk.
5. Bulan
Apabila terlihat terang dan bersinar berarti cuaca baik, tapi bila bulan diliputi awan yang gelap berarti hujan akan turun. Apabila ada lingkaran putih (halo) yang melingkari bulan berarti tidak
ada ketentuan cuaca pada hari itu.
7
6. Binatang
Apabila kita perhatikan naluri binatang dengan seksama, yang ada hubungannya dengan cuaca maka, kita akan tercengang atas
keganjilan-keganjilan yang dilakukannya dengan cara mereka, antara lain :
a. Laba-laba
Akan bersembunyi bila cuaca akan buruk, dan rajin mengerjakan sarangnya apabila cuaca baik.
b. Semut
Akan tetap di dalam lubangnya bila cuaca akan buruk, apabila mereka keluar dan berjalan mondar-mandir bertanda cuaca akan tetap baik.
c. Lebah
Dengan melihat sarangnya; pada cuaca baik, mereka berterbangan
jauh dari sarangnya/peternakan.
d. Lalat
Apabila akan turun hujan mereka akan hinggap di tembok/dinding, sedangkan pada cuaca baik mereka akan berterbangan kian kemari.
e. Nyamuk
Apabila di pagi hari mereka mengganggu atau menggigit kita, maka berarti akan turun hujan.
Apabila pada matahari terbenam berterbangan kian kemari dan terbang berduyun-duyun bertanda cuaca baik.
Apabila selalu terbang di tempat yang gelap/ di dalam bayang-bayang bertanda cuaca akan buruk/datang hujan.
f. Cacing
Apabila pada malam hari mereka menimbun tanah berbutir-butir di kebun, berarti akan turun hujan.
g. Lintah
Kita dapat membuat barometer dari seekor lintah yang ditaruh dalam gelas berisi air, yaitu : Bila lintah melekat pada gelas di atas permukaan air, maka bertanda cuaca akan tetap membaik ; Apabila ia berdiam di dasar gelas bertanda cuaca buruk dalam waktu yang lama ; apabila akan datang topan maka ia akan melekat erat-erat di gelas sedang ekornya digerak-gerakkan sekeras-kerasnya.
8 h. Siput
Pada cuaca yang baik akan merayap dengan tenang, sedang pada cuaca buruk akan merayap dengan cepat.
i. Ikan
Akan melompat-lompat di atas air bila cuaca akan buruk.
j. Katak
Pada cuaca buruk akan berdiam dalam air dan pada cuaca baik mereka akan duduk di tepi kolam.
Apabila pada malam hari cuacanya baik di musim kemarau mereka tidak menyanyi maka cuaca buruk akan datang.
k. Ayam
Pada waktu hujan ayam akan berteduh. Bila hujan tidak akan lama
mereka akan tetap berjalan-jalan dan membiarkan dirinya kehujanan. Apabila mereka selalu mencakar-cakar tanah berarti hujan akan datang.
l. Bebek / Angsa
Mereka nampak tidak senang dan selalu menggigit bulunya
(memberi lemak), apabila cuaca akan buruk.
m. Burung Kepinis
Pada waktu cuaca baik mereka akan terbang tinggi sekali karena serangga tinggi pula terbangnya. Apabila terbang rendah sekali bertanda cuaca buruk akan hujan.
Bila cuaca buruk di pagi hari maka mereka tidak akan keluar dari sarangnya.
n. Kambing
Apabila akan turun hujan bau badannya dapat tercium dari jarak
yang lebih jauh daripada ketika cuaca baik. o. Kelelawar
Mereka akan terbang mulai senja hari bila cuaca akan baik pada malam hari itu.
Bila mereka berdiam di dalam goa maka cuaca akan buruk.
9 p. Asap
Bila asap naik dengan tegak lurus dan tinggi sekali maka cuaca pada hari itu akan tetap baik. Apabila asap naiknya mendatar dengan tanah/rendah maka cuaca akan buruk.
q. Burung Gagak
Apabila hujan akan turun mereka akan terbang berputar-putar di
atas sarangnya. Tanda-tanda lain apabila cuaca akan buruk : 1. Kucing akan duduk membelakangi api sambil mengusap-usap kepalanya
dengan kaki depannya yang dibasahi dengan mulutnya.
2. Bila anjing menggali tanah atau menyembunyikan tulangnya. 3. Burung-burung membasahi bulunya dengan paruhnya.
4. Bila bau bunga tercium semerbak sekali. 5. Burung-burung laut terbang menuju daratan.
Dengan mengenali tanda tanda alam dan sekitar kita, akan terasa jadi lebih dekat dan nyaman sekaligus menikmati alam ciptaan Tuhan. Semoga bermanfaat di suatu hari nanti.
TEHNIK MENCARI AIR
Mencari Air
Bagi seorang pengembara, seperti Pramuka yang sedang melakukan kegiatan pengembaraan, jika persediaan air yang dibawa mulai menipis atau bahkan habis, maka ia harus menjaga agar tubuh tidak mengeluarkan cairan yang
berlebihan. Caranya adalah sbb :
1) Bernafas melalui hidung secara teratur. 2) Mengurangi berbicara. 3) Mengurangi gerak yang berlebihan 4) Tidak merokok dan minum minuman berakohol
6) Berteduh di tempat yang rindang 7) Tidak makan makanan kering ataupun berlendir
10
Air yang langsung dapat diminum :
1) Tampungan air hujan. 2) Air dari dalam tanaman.
Air yang harus dimurnikan terlebih dahulu :
1) Air yang tergenang
2) Air dari sungai 3) Air dari menggali tanah atau pasir
Beberapa cara untuk mendapatkan air :
1. Dari tanaman atau pohon seperti pisang, rotan, bambu muda, kantung semar, enau, nipah, umbi-umbian, akar-akaran, pakis, kaktus, kelapa.
2. Mengumpulkan embun pagi dengan menggunakan saputangan bersih.
Caranya, resapkan pada tumbuhan yang berembun lalu peras ke dalam tempat minum.
3. Tanah batu.
Tanah kapur lebih banyak mata airnya, sebab kapur mudah dilarutkan sehingga terbentuk saluran air.
Sepanjang dinding lembah yang memotong lapisan berpori. Pada daerah berbatu granit. Carilah bukit berumput hijau, kemudian
galilah.
4. Tanah gembur, di tanah gembur air mudah di dapat. Carilah daerah lembah, karena permukaan air dekat dengan permukaan tanah.
5. Kondensasi Tanah-Pohon atau Penyulingan Air.
Kondensasi yaitu dengan adanya perbedaan suhu antara tanah dengan pohon, kita dapat memperoleh air murni yang merupakan hasil proses
kondensasi, diperlukan alat yang sangat sederhana, yaitu plastic dan tali pengikat.
Cara Penyulingan :
1. Carilah pohon yang sehat dan bersih, lalu carilah dahan ranting yang mudah dicapai dan masukkan plastik (jangan bocor) kemudian ikat
dengan tali atau benda apa saja. Keadaan tersebut akan menyebabkan terjadinya proses penguapan air minum.
2. Carilah pohon yang bersih dan tumbuhnya di atas tanah yang tidak berbau. Galilah tanah sehingga membentuk cekungan, tapi jangan terlalu dalam dari tempat pohon tumbuh. Masukkan plastic dan atur
sedemikian rupa agar air terapung dengan baik. Lalu ikat ujungnya (hingga menutupi seluruh tanaman) dan gantung pada batang kayu yang disangga dengan baik. Cara ini akan menyebabkan terjadinya
penguapan yang menghasilkan air.
PERLENGKAPAN BERKEMAH PERALATAN KEMAH Mau berkemah ?
Pahami dulu apa tujuan berkemah, apakah sekedar rekreasi atau berkemah dengan banyak acara kegiatan ? Lalu apa saja yang harus dibawa ? Dan perlengkapan tersebut adalah : 1. Ransel, gunakan ransel yang ringan dan anti air.
2. Pakaian perjalanan; bawalah pakaian dengan bahan yang kuat dan mempunyai banyak kantong.
3. Pakaian tidur; selain training pack, bawa juga sarung untuk penahan dingin dan sholat, bagi yang beragama Islam.
4. Jaket tebal, dari bahan nilon berlapis kain dan berponco. 5. Kantung tidur (sleeping bag) dan alas tidur (matras). 6. Pakaian cadangan; masukan dalam plastic.
7. Peralatan makan; piring, sendok, garpu, gelas/mug, tempat air. 8. Peralatan mandi; gayung, sabun, sikat gigi, pasta gigi, sandal, handuk. 9. Peralatan masak; misting, kompor spiritus, kompor paraffin. 10. Sepatu; gunakan sepatu yang menutupi mata kaki. 11. Kaos kaki; membawa cadangan kaos kaki dan simpan dalam plastic. 12. Sarung tangan; untuk pelindung dan penahan dingin. 13. Topi.
14. Senter; selain utnuk penerangan, berguna juga untuk memberi isyarat. 15. Peluit; berguna untuk berkomunikasi. 16. Korek api; baik itu korek api gas atau korek api kayu dan simpan dalam
tabung bekas film agar aman.
17. Ponco; berguna untuk jas hujan, tenda darurat, alat tidur dan lain-lain. Jika tidak ada ponco, bawalah plastic tebal selebar taplak meja.
18. Obat-obatan pribadi.
Kalau kamu berkemah, ya tentu saja harus bawa tenda dan sebelum berangkat tenda diperiksa dahulu apakah masih bagus atau sudah banyak dengan lubang / robek. Berapa kebutuhan tali dan pasak serta tongkat /
bambu untuk mendirikan tenda. Jika Kotor tenda harus dicuci dahulu, agar dapat ditempati dengan nyaman dan sehat. Sebelum berangkat, perlengkapan / barang di cek, jangan ada yang teringgal.
Dalam berkemah harus tahu tujuan, kebutuhan, kondisi dan situasi saat ini. Waktu lama berkemah, dan lokasi tujuan ikut menentukan barang apa saja yang harus dibawa, jadi sebaiknya disesuaikan, tidak semua barang harus dibawa, nanti malah dikira orang mau pindahan rumah ?
BERKEMAH YANG BAIK
Jadi anggota Pramuka tapi gak pernah berkemah
rasanya tidaklah lengkap, karena penerapan metode pendidikan Kepramukaan salah satunya melalui kegiatan berkemah. Tujuan dan salah satu
upaya penerapan/sasaran kegiatan tentunya anda sudah mengenal betul. Namun demikian banyak yang kurang memahami bagaimana tatacara
berkemah yang baik. Adakalanya bahkan memiliki resiko tinggi.
Nah, bagaimana berkemah yang benar ? Untuk suatu perkemahan yang baik, pentahapan yang harus ditempuh
adalah : a. Persiapan
1) Penentuan waktu, tempat, tujuan dan biaya. 2) Pengadaan peralatan, peninjauan lokasi. 3) Pemberitahuan dan perijinan. ( Ijin Ortu dan Keamanan setempat)
4) Pembentukan Panitia. 5) Membuat jadwal kegiatan / acara dan mempersiapkan acara
pengganti bila situasi dan kondisi cuaca berubah-ubah. 6) Memantapkan kesiapan mental, fisik dan ketrampilan.
b. Pelaksanaan
Kegiatan hendaknya sesuai rencana, dilaksanakan menurut perkembangan keadaan dan diusahakan adanya acara pengganti atau tambahan, serta faktor pengamanan dan keselamatan peserta harus diperhatikan.
c. Penyelesaian
Pembongkaran tenda-tenda, kebersihan lingkungan dan pengecekan
barang harus dilaksanakan secara tertib. Syarat-syarat memilih tempat berkemah adalah :
a. Tanahnya rata atau sedikit miring berumput. b. Ada pohon pelindung. c. Ada saluran pengeringan / pembuangan air.
d. Dekat sumber air. e. Terjamin keamanannya, terutama ancaman dari binatang buas, melata/
berbisa. f. Tidak terlalu dekat dengan kampung dan jalan raya. g. Tidak terlalu jauh dari pasar, pos kesehatan, pos keamanan. h. Hindari angin masuk ke dalam tenda, dengan cara didirikan tenda
membujur menurut mata angin
MENARA PANDANG
Sebelum Mempraktekan betulan membuat
menara pandang, sebaiknya Kakak pembina
membimbing peserta didiknya dengan membuat
maket / menara pandang mini. Hal tersebut
mengajarkan bahwa sebelum kita membuat /
membangun suatu bangunan besar atau gedung
sebaiknya merancang dalam bentuk kecil / maket.
Tentu saja untuk membuat menara pandang
ini dibutuhkan bambu yang sudah dipersiapkan
dengan ukuran kecil dan benang kasur
secukupnya. Nah untuk jenis simpul atau
ikatannya tentunya anda bisa melihat di bab
pionering. Membuat menara pandang termasuk
salah satu kegiatan ketrampilan pioneering.
MENAKSIR LEBAR
Menaksir Lebar Metode menaksir lebar yang dapat dipergunakan antara lain : 1. Melempar Tali
Cara ini bisa dikatakan mudah apabila sungai atau lebar yang diukur tidak terlalu lebar sehingga mudah untuk melemparkan tali ke seberang.
Kemudian tali yang ditandai untuk mengukur tersebut diukur panjangnya.
2. Cara Segitiga
Cara ini digambarkan sebagai berikut :
Rumus :
Jika A = B maka C = D dimana C adalah lebar sungai yang dapat diukur dari panjang D atau cara segitiga berikut :
PETA LAPANGAN
Tujuannya untuk menggambarkan keadaan atau kondisi suatu lapangan dan daerah sekitarnya dalam skala yang lebih kecil. Peralatan yang perlu dipersiapkan dalam pembuatan peta lapangan ini adalah :
1. Pensil Teknik 2B 2. Penggaris panjang 3. Busur derajat
4. Kertas buffalo 5. Kompas bidik 6. Meja kerja
Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan peta lapangan. 1. Penentuan Skala
Hal ini berkaitan erat dengan luas lapangan yang akan digambar dan kertas gambar yang akan dipergunakan sehingga apa yang ada di lapangan dan daerah sekitarnya yang dekat dengan lapangan tersebut
dapat tergambar semuanya. 2. Penentuan Batas dan Sudut Batas Lapangan
Setelah diketahui batas lapangannya maka batas-batas tersebut dibidik dari tengah lapangan dengan kompas bidik untuk diketahui berapa sudut batas lapangan tersebut. Penggambaran peta lapangan
harus menghadap ke utara. 3. Pengukuran Jarak dari Pusat ke Sudut Batas Lapangan
Pengukuran ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu agar diketahui dengan pasti jarak antara pusat dengan sudut lapangan dan juga jarak antara sudut yang satu dengan sudut yang lainnya.
4. Penggambaran lapangan
Pengerjaan terakhir adalah menggambarkan sket yang telah didapat dari pengukuran-pengukuran tadi ke dalam kertas gambar. Untuk mempermudah pemberian keterangan diberi penomeran pada tiap sudut dan keterangan lainnya.
Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan gambar peta lapangan berikut :
PETA PANORAMA
Tujuan dari pembuatan peta panorama ini adalah untuk menggambarkan keadaan suatu daerah dengan range atau sudut pandang tertentu.
Peralatan yang perlu dipersiapkan dalam pembuatan peta panorama ini adalah : 1. Pensil Teknik 2B 2. Penggaris panjang 3. Kertas buffalo 4. Kompas bidik
5. Meja kerja Yang harus diperhatikan dalam pembuatan peta panorama ini adalah : 1. Arah Pandang atau Sudut Pandang
Batas sudut pandang yang diberikan dalam pembuatan peta
panorama dapat berupa satu sudut atau dua sudut sebagai arah untuk penggambaran panorama atau pemandangannya. Untuk dua sudut pandang tidak akan menjadi masalah yang berarti karena kita tinggal membidik sudut yang telah ditetapkan tersebut untuk batas penggambaran panorama. Untuk satu sudut pandang maka untuk menentukan batas sudut pandang yang akan kita gunakan untuk menggambar panorama kita harus menambahkan sudut tersebut
dengan 30 untuk daerah kanan dan mengurangi sudut tersebut dengan 30 untuk daerah kiri. Kemudian baru menggambar peta panoramanya.
2. Penggambaran Batas Daerah
Setelah diketahui batas daerah yang akan digambar, maka langkah selanjutnya adalah membuat sket batas daerah satu dengan daerah lainnya, antara satu perbukitan dengan perbukitan atau perumahan dan
lain sebagainya. Untuk penggambaran sket ini dibuat setipis mungkin karena hanya untuk pembatas dalam pembatas dalam penafsiran nanti.
3. Pembuatan Arsiran
Untuk pembuatan arsiran ini merupakan tahapan penting dalam membuat peta panorama. Yang perlu diperhatikan adalah untuk daerah
yang dekat dengan pandangan kita maka arsirannya dibuat berdekatan sekali, demikian seterusnya sampai pada daerah terjauh atau lapis paling atas dibuat renggang. Arsiran horisontal dipergunakan untuk daerah lautan, arsiran tegak atau vertikal untuk gunung, sedangkan
untuk daerah yang landai (seperti perumahan, pepohonan) maka arsirannya dibuat agak miring (mendekati horisontal), untuk daerah yang agak curam (seperti perbukitan atau jurang terjal) maka arsiran
dibuat miring mendekati tegak.
2 4. Pembuatan Arah Utara
Arah utara ini diperlukan untuk mengetahui posisi menggambar kita dan juga sekaligus sebagai koreksi apakah arah yang digambar itu sudah benar. Biasanya arah utara dibuat pada posisi pojok kiri atas
dengan gambar anak panah dan arahnya disesuaikan dengan arah kompas
5. Penulisan Sudut Batas dan Keterangan Batas
Untuk sudut pandang sebelah kiri dan kanan hendaknya dicantumkan sekaligus dengan keterangan gambar yang sesuai dengan keadaan kemudian jangan lupa untuk memberikan penomeran pada
masing-masing daerah sehingga mempermudah untuk pemberian keterangan nantinya.
Untuk lebih jelasnya kita lihat contoh berikut ini.
Tip Belajar MURDERTip Belajar MURDERTip Belajar MURDERTip Belajar MURDER
Seorang pakar psikologi di bidang pendidikan, Bob Nelson memiliki triks
sistem belajar yang cukup efektif. Dalam bukunya yang berjudul The Complette Problem Solving, beliau memperkenalkan dengan nama MURDER, yang dimaksud disini bukan artinya Seorang Pembunuh, tetapi sebuag
singkatan yakni Mood, Understand, Recall, Digest, Expand, Review. 1. Mood -Suasana hati. Dalam belajar upayakan suasana yang menyenangkan, suasana hatipun
akan terdorong menjadi senang untuk belajar.
2. Understand - Pemahaman.
Hal hal yang tidak mudah atau sulit dipahami hendaknya diberi tanda seperti garis bawah atau diberi warna seperti stabilo.
3. Recall - Pengulangan
Hendaknya setelah belajar dalam satu tahap /sebagian maka sebaiknya
diulang sekali lagi lalu melanjutnya ke bagian lainnya. 4. Digest - Menelaah.
Setiap usai mempelajari sesuatu bagian maka perlu melakukan telaah seperti mengajak diskusi dengan teman teman atau dengan orang yang dianggap lebih senior, ini akan membantu dalam peningkatan
pemahaman terhadap sesuatu. 5. Expand - Pengembangan.
Menanyakan pada diri sendiri apakah sesuatu yang diperlajari itu benar benar bisa menarik dan mudah dipahami
6. Review - Mempelajari kembali
Mempelajari kembali pelajaran yang sudah dipelajari itu hingga sudah paham dan menguasai.
Nah, selamat mencoba yang jelas tidak ada kata terlambat untu belajar, oke.....?
Ditulis ulang oleh Ka Harian Mabigus 01.129/130
Tips menghindari Narkoba
Apapun tawaran dan janji-janji manisnya tetap katakan dengan tegas TIDAAK !!!
atau dengan bahasa gaul, Emooh….aku !!
Jika dilingkungan pergaulanmu, kamu temukan kawanmu yang terlibat narkoba, berikan nasehat dengan kasih sayang, berikan pengertian akibat kerugian yang ditimbulkan karena narkoba, terutama pada dirinya sendiri.
Beraktifitaslah dalam kegiatan yang sehat dan positif. Sering lakukan diskusi sebab akibat narkoba bersama teman-temanmu.
Belajar giat, raih prestasi adalah hasil dari otak yang sehat.
4 (empat) Kunci Kata Santun
Dalam pergaulan sehari hari tentunya kita berusaha bersikap sopan kepada
siapa saja. Sikap sopan wajib dilakukan oleh angota pramuka, dalam bertutur kata. Tidaklah berat bila kita mengucapkannya sebagai dasar cara berkaul kita dan bertutus kata. Malah akan mendapatkan simpati dari orang lain.
4 kunci kata santun yakni :
1. Salam.
2. Maaf.
3. Tolong.
4. Terima kasih
Nah, tidak asing lagi bagi kita bukan ? Tidak perlu diuraikan satu persatu maknanya, yang penting dapat kita lakukan sehari hari dalam
berkomunikasi maupun bertutur kata. Tidak usah gengsi, karena manusia tidak ada yang sempurna.Oke... Selamat menjadi orang yang dapat menghargai diri sendiri dan orang lain.
Warna dan Arti WarnaWarna dan Arti WarnaWarna dan Arti WarnaWarna dan Arti Warna
Dalam Lingkungan Gerakan Pramuka kita mengenal beberapa warna termasuk arti warnanya. Warna yang memiliki arti kiasan sangat membantu dalam menciptakan sebuah gambar agar lebih bermakna dan memberikan
motivasi bagi penggunanya. Berikut ini beberapa jenis warna dan arti warna di dalamnya :
NO JENIS WARNA ARTI/MAKNA WARNA
1 Merah
a. keberanian
b. dinamika c. wanita d. surya (matahari) e. kasih sayang
2 Putih
a. kemurnian b. kebersihan c. kesucian
d. kewajiban e. prasahajaan f. pria g. Candra (bulan)
3 Kuning a. kejayaan b. kebesaran c. keemasan
4 Hijau
a. keagungan b. kesejahteraan c. kebijaksanaan d. kecerdasan
5 Biru
a. daratan b. kemakmuran
c. keta’atan d. taqwa
6 Biru Tua
a. laut
b. kesetiaan c. ketekunan d. ketabahan
7 Hitam a. kedalaman b. kesungguh-sungguhan
Mascot PramukaMascot PramukaMascot PramukaMascot Pramuka
Di setiap event / kegiatan besar saat ini pramuka tidak hanya menggunakan logo saja, tetapi sudah berkembang dengan diciptakannya semacam mascot atau bentuk gambar kiasan berupa gambar kartun maupun binatang. Hal ini
merupakan upaya agar para peserta kegiatan lebih termotivasi dan bersemangat dakam melaksanakan di setiap event Kepramukaan. Bentuk atau ciri yang digunakan disesuaikan dengan ciri khas masing masing daerah yang ketempatan kegiatan besar tersebut. Boleh gambar kartun
binatang yang merupakan ciri satwa langka yang tengah di lestarikan di wilayah tersebut atau gambar lainnya yang merupakan pelestarian budaya seperti tampak pada gambar di bawah ini :
atau mascot lainnya yang pernah dipakai di tingkat Kwartir Daerah, seperti di bawah ini
Dengan adanya mascot kegiatan dapat mengambarkan suatu kreatifitas
dalam kegiatan tersebut di samping upaya mengenalkan ciri khas, budaya atau lainnya yang dapat mengenalkan suatu daerah dan akan selalu diingat bagi para peserta kegiatan yang terlibat di dalamnya.
MengatMengatMengatMengatur Letak Benderaur Letak Benderaur Letak Benderaur Letak Bendera
Tata cara penggunaan Bendera Kebangsaan
Merah Putih sudah diatur melalui Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 1958.
Bendera Kebangsaan memiliki kedudukan
lebih tinggi dibanding dengan bendera lainnya seperti bendera organisasi organisasi di Indonesia termasuk bendera Gerakan Pramuka.
Karena itu dalam lingkungan Gerakan
Pramuka, pengaturan sedemikian rupa sehingga tidak merubah kedudukan Bendera Kebangsaan yakni Bendera Merah Putih.
Biasanya Bendera Merah putih diletakkan paling kanan dengan tiang lebih tinggi. Jika
memiliki standar bendera tunggal, lebih baik digunakan. Namun apabila hanya punya satu standar bendera dengan banyak tempat (Lubang Tempat Bendera) dapat diatur seperti
tampak dalam gambar. Dimanapun dan kapanpun, Merah Putih selalu mendampingi setiap gerak langkah Pramuka
Bilamana Tali Bendera PutusBilamana Tali Bendera PutusBilamana Tali Bendera PutusBilamana Tali Bendera Putus
Jadi petugas Pengibar Bendera dalam suatu upacara nampaknya memiliki suatu beban tersendiri. Tanggung
jawab yang mereka miliki adalah bagaimana dapat menjalankan tugas tersebut dengan baik , lancar dan sempurna. Mengibarkan bendera Merah Putih di tiangnya
yang tinggi dan tampak berkibar dengan bebasnya ketika ditiup angin.
Begitulah kira-kira harapan mereka setiap melaksanakan tugasnya sebagai Sang Pengibar Bendera.
Lalu bagaimana apabila terjadi sesuatu di luar dugaan, disaat tali tiang ditarik tiba tiba tali bagian atas putus atau roda pada ujung tiang bendera macet, tidak mau berputar bahkan yang sering terjadi yakni tali tiang bendera keluar dari relnya/ roda. Padahal sebelumnya semua sudah
diperiksa dan di uji coba berkali-kali. Panik ? Tidak perlu. Jalankan saja Prosedur Tetap (Protap) yang kedua.
Apabila mengalami hal semacam ini, tindakan yang dilakukan adalah : 1. Berusaha menangkap/ memegang bendera agar tidak jatuh ke tanah.
2. Bentangkan bendera di depan tiang sampai upacara selesai. 3. Setelah upacara selesai baru kemudian dibetulkan, kibarkan bendera
seperti biasanya.
Hal demikian bisa dialami siapa saja namun sebaiknya tidak usah panik, kepanikan selain dapat mengurangi kekhimatan jalannya upacara juga menunjukkan bahwa petugas kurang siap dan kurang pengalaman.
Tidak pernah terbayangkan tetapi harus tetap nampak sigap, segala kemungkinan bisa saja terjadi, walaupun diluar kesengajaan
Apa Itu Gudep ?Apa Itu Gudep ?Apa Itu Gudep ?Apa Itu Gudep ? a. Gugus depan, disingkat Gudep adalah suatu kesatuan organic dalam
Gerakan Pramuka yang merupakan wadah untuk menghimpun anggota
Gerakan Pramuka sebagai peserta didik dan pembina Pramuka, serta berfungsi sebagai pangkalan keanggotaan peserta didik.
b. Anggota putera dan anggota puteri dihimpun dalam Gudep yang terpisah, masing-masing merupakan Gudep yang berdiri sendiri.
c. Gudep Luar Biasa adalah Gudep yang anggotanya penyandang cacat
jasmani atau mental, dan dapat menyelenggarakan kegiatan dalam Gudep sendiri.
d. Gudep lengkap lengkap terdiri atas satu perindukan Siaga, satu
pasukan Penggalang, satu ambalan Penegak, dan satu racana Pandega
Kiasan Dasar di Satuan PramukaKiasan Dasar di Satuan PramukaKiasan Dasar di Satuan PramukaKiasan Dasar di Satuan Pramuka
Ternyata kiasan dasar juga melekat di setiap nama golongan dan satuan
di Gerakan Pramuka, seperti yang ada di bawah ini :
Peserta didik umur 7 - 10 tahun disebut Siaga yang mempunyai
tingkatan Mula, Bantu, Tata. Satuan terkecil dalam Siaga disebut Barung (tempat penjagaan ramu-ramuan) dan kumpulan dari barung disebut Perindukan (tempat anak cucu berkumpul).
Umur 11 - 15 tahun disebut Penggalang yang mempunyai tingkatan
Ramu, Rakit, Terap. Satuan terkecil dalam Penggalang disebut Regu (gardu, tempat berkumpul) dan kumpulan dari 4 regu disebut Pasukan (tempat para suku berkumpul).
Umur 16 - 20 tahun disebut Penegak yang mempunyai tingkatan
Bantara, Laksana. Satuan terkecil dalam Penegak disebut Sangga (rumah
kecil untuk penjaga sawah dan ladang). Dan kumpulan dari 4 sangga disebut Ambalan (staf, penyangga, anak tangga).
Umur 21 - 25 tahun disebut Pandega, satuan dalam Pandega disebut
Racana (pondasi tiang/ ompak). Bila diperlukan Pandega dapat dibentuk satuan terkecil yang disebut Reka.
Untuk bisa menyelenggarakan proses pendidikan Pramuka di Gugus
yang paling depan (Gugus Depan) diperlukan seseorang yang dapat memimpin yang disebut Pembina. Agar diperoleh hasil pendidikan yang
berkualitas diperlukan orang-orang yang dapat diandalkan yang disebut dengan Andalan. (Pengurus Kwartir). Kwartir memiliki pengertian yaitu
suatu Kelompok Kerja/ tugas, Panitia.
Administrasi Gugus DepanAdministrasi Gugus DepanAdministrasi Gugus DepanAdministrasi Gugus Depan
Macam manakah buku administrasi yang minimal harus dimiliki satuan Gugus Depan ?
Berikut ini jenis buku-buku administrasi antara lain :
a. Buku Induk berisi :
1) Nama anggota serta golongannya 2) Agama 3) Tempat dan tanggal lahir 4) Alamat
5) Golongan darah 6) Sekolah/pekerjaan 7) Nama orang tua/wali
8) Alamat orang tua/wali 9) Pekerjaan orang tua/wali 10) Kegemaran (hobby) 11) Keterangan lain
b. Buku Keuangan
c. Buku acara kegiatan d. Buku Inventaris barang dan alat-alat perlengkapan milik gugusdepan e. Buku agenda dan buku ekspedisi surat menyurat
f. Buku harian berisi catatan tentang segala kegiatan, kejadian dan hal ikhwal sekitar gugusdepan
g. Berkas/kartu data pribadi setiap anggota h. Buku risalah rapat/pertemuan
Nomor dan Kode SuratNomor dan Kode SuratNomor dan Kode SuratNomor dan Kode Surat
Cara Pernomoran Surat (Surat Keluar) Kwartir
Disusun sebagai berikut :
1. Nomor urut surat keluar 2. Kode Kwartir 3. Kode Komisi/ Bidang
CONTOH : 234/ 1133 – C
1. 234 : Nomor Urut surat keluar 2. 1133 : Kode Kwartir Cabang 3. C : Kode Surat /Komisi – Bidang
Keterangan : Surat tersebut dikeluarkan oleh Kwartir Cabang; Pada point (b) 11 adalah kode nomor Kwarda dan 33 kode Kwarcab. Apabila surat tersebut dikeluarkan oleh Kwartir Ranting maka penulisan
nomor surat menjadi : 113301 ( 01 adalah kode nomor Kwartir Ranting)
2 Adapun Pembagian Kode Surat dan Komisi/ Kelompok sbb :
KODE KOMISI/ BIDANG/ KELOMPOK
A Pimpinan, Staf, Tata Usaha
B Komisi Tekpram
C Komisi Giat Ops
D Komisi Keuangan
E Komisi Administrasi
F Lemdika
G Kehumasan
H Saka Bahari
J Saka Bakti Husada
K Saka Bhayangkara
L Saka Dirgantara
M Saka Kencana
N Saka Tarunabumi
P Saka Wanabakti
Q Badan Pengelola Unit Usaha Kwartir
R Unit Usaha Taman Rekreasi Pramuka
S Unit Usaha Bumi Perkemahan
T Unit Usaha Kedai Pramuka
U Unit Usaha Lain ( Percetakan, Koperasi dll)
V Yayasan Pramuka
Dalam pemberian Kode surat ada beberapa yang kode yang menyesuaikan
perubahan komisi yang ada saat ini, seperti yang dilakukan salah satu Kwartir Daerah dengan mengeluarkan SK untuk perubahan itu, seperti :
B Komisi Tekpram Komisi Binawasa
C Komisi Giat Ops Komisi Program Pendidikan
D Komisi Keuangan Komisi Keuangan (Tetap)
E Komisi Administrasi Komisi Manajemen
Format Buku TamuFormat Buku TamuFormat Buku TamuFormat Buku Tamu Buku Tamu
Buku tamu merupakan salah satu buku pelengkap dalam suatu administrasi Gudep. Buku Tamu memiliki tujuan selain sebagai layanan gudep kepada para tamu / undangan juga bukti otentik identitas serta mengetahui siapa sajakah yang pernah berkunjung di gugus depannya. Fungsi Buku tamu antara lain :
1. Mengetahui data jumlah banyaknya tamu yang berkunjung. 2. Mengenal data tamu lebih dekat ( Nama. Alamat dll )
3
3. Mengetahui tujuan dan pesan yang diberikan sebagai masukan Gugus
Depan. 4. Tolok ukur perkembangan suatu Gugus Depan. 5. Bentuk kedekatan antara tamu/ undangan dengan tuan rumah
Berikut adalah format buku tamu.
NO HARI/TGL NAMA ALAMAT JABATAN TUJUAM SARAN/PESAN PARAF
Buku tamu dapat dibuat dalam buku/ scrip atau dicetak/ print. Disaat
tamu atau undangan yang sedang berkunjung sebaiknya disodori buku tamu sekaligus alat tulisnya.
Cap/Stempel PramukaCap/Stempel PramukaCap/Stempel PramukaCap/Stempel Pramuka
4
Adat AmbalanAdat AmbalanAdat AmbalanAdat Ambalan----RacanaRacanaRacanaRacana
Adat ambalan adalah adat kebiasaan yang ditentukan dan ditaati oleh para Pramuka Penegak dan Pandega di Suatu Ambalan/ Racana.
Adat memiliki tujuan yakni agar dengan adanya adat kebiasaan tersebut,
para Pramuka Penegak dan Pandega dapat membiasakan diri menepati
segala peraturan yang berlaku di tempat mereka.
MEMAHAMI ADAT AMBALAN/ RACANA.
1. Proses pembuatan adat ambalan/ racana dilakukan seperti pembuatan sandi ambalan/ racana yaitu melalui musyawarah ambalan.
2. Adat ambalan/ racana sebaiknya tidak usah tertulis, tetapi benar-benar dihayati dan dipatuhi oleh setiap anggotanya. Jika seseorang merasa telah melanggar adat yang berlaku bersedia menerima sanksi.
3. Adat Ambalan / Racana harus mampu mendorong para anggotanya untuk bertindak disiplin., patuh dan mengarah kepada kehidupan bermasyarakat yang baik dan maju.
4. Di dalam adat Ambalan/ Racana harus terdapat ketentuan :
Wajib mengikuti renungan jiwa sebelum dilantik sebagai Penegak Bantara.
Variasi dalam melaksanakan pelantikan, dapat menimbulkan kesan menyenangkan yang sukar dilupakan bagi yang dilantik, seperti misalnya : sebelum dilantik harus mencuci wajahnya, lalu membersihkan dengan handuk putih, lalu menghormat kepada bendera
sebelum memasuki ruangan, sujud kepada orang tuannya sebelum dilantik dll.
Pada upacara kenaikan tingkat, dari Penegak Bantara ke Penegak Laksana ada pemberian pusaka sesuai dengan adat setempat, antara lain seperti : bambu runcing beserta bendera merah putihnya, Panah beserta busurnya, keris dll. Pengadaan dan pemberian pusaka ini harus
disertai maknanya.
Adat ambalan/ racana merupakan adat kebiasaan di lingkungan ambalan/ racana yang merupakan tingkah perilaku yang unik dan
positif, contoh :
- Bagi yang terlambat datang harus menyalami seluruh anggota yang telah hadir terlebih dahulu,
- Saling memberikan salam saat bertemu dimana saja.
- Pada saat pembacaan sandi ambalan dalam upacara pembukaan/ penutupan latihan mengambil sikap/ gerakan tertentu.
Pada hakekatnya Adat ambalan/ racana merupakan gambaran watak dan
ciri khas kehidupan di lingkungan ambalan/ racana.
Sandi Ambalan/ RacanaSandi Ambalan/ RacanaSandi Ambalan/ RacanaSandi Ambalan/ Racana
Pengertian.
Sandi Ambalan yaitu karangan atau ungkapan bebas berisi kode
kehormatan dan gambaran pernyataan kata hati para pramuka penegak atau pandega di ambalan/ racana.
Cipta, rasa, karsa dan cita-cita terasa bermakna bagi para anggotanya, maka
dengan adanya sandi ambalan/ racana dapat menunjukan sikap positif dan kreatif dalam kehidupan sehari – hari bagi ambalan/ racana tersebut.
Menciptakan sandi :
1. Sandi ambalan/ racana diciptakan oleh penegak/ pandega dan diterima oleh seluruh anggotanya.
2. Penetapan sandi ambalan/ racana dilakukan dalam musyawarah ambalan/ racana.
3. Sandi ambalan/ racana yang telah ditetapkan menjadi milik ambalan/ racana dan ditentukan masa berlakunya.
4. Sandi ambalan/ racana dibaca di depan anggota pada saat diperlukan, antara lain dalam rangkaian upacara pembukaan dan penutupan latihan. Demikian pula sesuai adat istiadat yang telah ditetapkan.
Tulisan Sandi ambalan dapat ditulis dalam selembar kertas saja atau kain yang digulung, dan lainnya sesuai kreatifitas ambalan/ racana tersebut.
Berikut contoh Sandi Ambalan/ Racana :
SANDI AMBALAN/ RACANA
KEHORMATAN ITU SUCI JAGA DIRI KARENA HARGA DIRI BERBUDI LUHUR MENOLONG SESAMA TAK KURANG AMAL KARENA KESUKARAN
SABDA PANDITA RATU SATU KATA DALAM KEBENARAN BERKETETAPAN HATI SETIAP LANGKAH PANTANG MENJILAT DAN MENYERAH
WIRA ADHI TARUNA KSATRIA YANG SOPAN DAN PERWIRA TAK KENAL STRATA DAN KASTA MEMAPAH BAGI DUKA TANPA PAMRIH
BERSIAP UNTUK HIDUP DAN MATI DENGAN BAHAGIA ITULAH KEHENDAK DAN CITA CITA AMBALAN/ RACANA KITA SEMOGA TUHAN MERACHMATINYA.
Dengan demikian sandi ambalan/ racana merupakan gambaran watak dan pedoman kehidupan sehari-hari sebagai pegangan kehidupan di lingkungan
di ambalan/ racana tersebut.
xxxx
SIARAN PERS
No. 03 /HK-I/2008
Soeharto dan Pramuka
Mewakili seluruh anggota Gerakan Pramuka, Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Prof. Dr. dr. H. Azrul Azwar, MPH. menyampaikan duka cita atas wafatnya mantan Presiden Soeharto yang juga mantan Ketua Majelis Pembimbing Nasional (Ka Mabinas) Gerakan Pramuka. Pak Harto dinilai banyak jasanya bagi Gerakan Pramuka. "Bersama almarhumah Ibu Tien Soeharto yang sejak kecil aktif di kepanduan, Soeharto menghibahkan tanah seluas 200 hektare di kawasan Cibubur, Jakarta Timur, untuk dijadikan bumi perkemahan pramuka. Ini hanya sebagian kecil dari kepedulian Pak Harto pada Gerakan Pramuka”, tutur Azrul. Untuk pertama kalinya, ungkap Azrul, bumi perkemahan yang kemudian dinamai Bumi Perkemahan Wiladatika Cibubur itu, digunakan untuk arena Jambore Nasional (Jamnas) pada tahun 1973. Jamnas pertama setelah Gerakan Pramuka diresmikan pada 14 Agustus 1961 itu, untuk pertama kalinya juga diikuti oleh Pramuka dari Irian Jaya (sekarang Papua). Untuk menuju Cibubur saat itu belum ada jalan tol, jadi harus melalui Jalan Raya Bogor. Walaupun kondisinya masih cukup sulit, Jamnas itu terbilang sukses. Apalagi semua peserta yang jumlahnya puluhan ribu orang diberikan bingkisan berupa kain seragam Pramuka dari Presiden dan Ibu Tien Soeharto. Di masa Soeharto menjadi Ka Mabinas, Gerakan Pramuka tumbuh pesat. Bila sebelumnya jumlah anggota Pramuka di Indonesia hanya ratusan ribu, jumlahnya meningkat pesat sampai belasan juta anggota, bahkan menjadi organisasi kepanduan terbanyak anggotanya di seluruh dunia. Kini jumlah anggota Gerakan Pramuka tercatat lebih dari 20 juta. Adalah Soeharto pula yang pernah melunasi iuran keanggotaan Gerakan Pramuka senilai US$ 500.000 di World Organization of Scout Movement (WOSM), organisasi induk dari organisasi-organisasi kepanduan di seluruh dunia. Jumlah iuran yang harus dibayar memang cukup besar, mengingat jumlah anggota Gerakan Pramuka juga terhitung paling banyak di dunia. Pada masa pemerintahan Soeharto, pembangunan berbagai sarana dan prasarana Gerakan Pramuka terus ditingkatkan. Selain Bumi Perkemahan Wiladatika Cibubur yang semakin dilengkapi sarananya, dibangun pula berbagai bumi perkemahan di banyak daerah. Sarana pendidikan dan latihan untuk pembina Pramuka juga disediakan, seperti Pusat Pendidikan Kader (Pusdika) Gerakan Pramuka yang kini berganti nama menjadi Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka Tingkat Nasional (Lemdikanas), juga di Cibubur.
Di kawasan Cibubur juga, para anggota Pramuka dapat berlatih dan berkegiatan di air, karena tersedianya sarana kegiatan di Danau Situbaru. Disediakan pula air strip dan sejumlah pesawat layang untuk para Pramuka yang menggemari kegiatan dirgantara. Gedung Kwartir Nasional Gerakan Pramuka di Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, juga dimodernisasi bekerja sama dengan Pertamina. Belum lagi, penyediaan buku-buku kepramukaan dan banyak lainnya.
Petisi 50
Sayangnya, setelah lahirnya Petisi 50 yang digagas sejumlah tokoh untuk mengkritik pemerintahan pada awal 1980-an, hubungan Soeharto dengan Azis Saleh (almarhum) memburuk. Padahal, Azis Saleh adalah salah satu dari "empat serangkai" yang ditugaskan Presiden Soekarno untuk menyatukan berbagai organisasi kepanduan yang ada di Indonesia pada akhir 1950-an. Dipimpin Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Azis Saleh, Menteri PP dan K Dr Prijono, serta Achmadi, berbagai organisasi kepanduan "melebur" menjadi satu organisasi dengan nama Gerakan Pramuka. Berdasarkan Keputusan Presiden RI No 238/1961 yang masih berlaku sampai saat ini, Gerakan Pramuka adalah satu-satunya organisasi kepanduan nasional di Indonesia. Azis Saleh menjadi satu-satunya tokoh Gerakan Pramuka yang pernah dipercaya memimpin Komite Kepanduan Asia-Pasifik. Namun, karena ikut menandatangani Petisi 50, Azis Saleh kemudian pelan-pelan "disingkirkan" dari berbagai kegiatan dan acara tingkat nasional, termasuk di kegiatan Pramuka. Baru setelah reformasi pada 1998, Azis Saleh kembali diundang beberapa kali pada kegiatan Pramuka tingkat nasional. Dalam suatu pertemuan di Kwartir Nasional Gerakan Pramuka setelah Pak Harto tak menjabat lagi sebagai Presiden, Azis Saleh pernah mengatakan, dia sudah memaafkan Soeharto. "Ah, itu kan sudah berlalu, buktinya saya sudah diundang lagi ke sini (Kwartir Nasional, Red), “tuturnya saat itu. ■ (Dikutip dari Suara Pembaruan, 29 Januari 2008)
SIARAN PERS
No. 02 /HK-I/2008
Catatan Akhir Tahun:Catatan Akhir Tahun:Catatan Akhir Tahun:Catatan Akhir Tahun: 2007, AWAL KEBANGKITAN KEMBALI
GERAKAN PRAMUKA Berdasarkan data dari catatan yang penulis miliki, tahun 2007 ini dapatlah dipandang sebagai awal kebangkitan kembali Gerakan Pramuka. Organisasi pendidikan kepanduan nasional yang telah ada di Indonesia sejak 1912 dan resmi menyandang nama Gerakan Pramuka sejak 14 Agustus 1961, memang telah mengalami pasang surut dalam perjalanannya. Krisis ekonomi yang bermula pada akhir 1997 dan kemudian berlanjut dengan krisis multi dimensi di Indonesia, tak pelak berpengaruh pula pada perkembangan gerakan pendidikan di luar lingkungan keluarga dan di luar lingkungan sekolah itu. Bila sebelumnya Gerakan Pramuka rutin mendapatkan bantuan dana dari pemerintah melalui APBN dan APBD, maka belakangan tak ada lagi.
Memang, Gerakan Pramuka harus mandiri. Namun sebagai organisasi pendidikan yang menyatukan semua anak-anak dan remaja dari semua lapisan golongan dan tanpa memandang suku, agama, atau latar belakang lainnya, Gerakan Pramuka secara langsung atau tak langsung juga telah membantu program pemerintah. Khususnya dalam membina anak-anak dan remaja menjadi manusia yang sehat jasmani dan rohaninya, bertakwa kepada Tuhan YME, menjalankan kewajiban terhadap negara, dan selalu siap menolong sesama manusia tanpa memandang latar belakangnya, serta mengembangkan persaudaraan seluas dunia.
Walaupun banyak halangan, penulis mencatat kita harus menaruh hormat kepada Kak Himawan Soetanto dan Kak HA Rivai Harahap, keduanya mantan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, yang dengan segala upaya terus mencoba "menghidupkan" kegiatan-kegiatan Gerakan Pramuka di Tanah Air tercinta.
Kak Azrul Azwar sebagai Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka masa bakti 2003-2008, melanjutkan upaya menghidupkan dan mengembangkan kegiatan Gerakan Pramuka. Lewat berbagai usaha, akhirnya bertepatan dengan HUT ke-45 Gerakan Pramuka pada 14 Agustus 2006, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono selaku Pramuka Utama dan Ketua Majelis Pembimbing Nasional Gerakan Pramuka, mencanangkan "Revitalisasi Gerakan Pramuka".
Maka sejak saat itu, dan kemudian berdasarkan catatan penulis dimulai sejak awal 2007, Gerakan Pramuka bisa dikatakan bangkit kembali. Bukan sekadar berkembang di Tanah Air, tetapi juga berperan aktif di gerakan kepanduan internasional. Baik tingkat regional Asia-Pasifik maupun di kancah gerakan kepanduan sedunia.
Kita misalnya bisa mencatat, peringatan Hari Baden-Powell, Bapak Pandu Sedunia, pada 22 Februari 2007, berlangsung meriah di banyak tempat di Indonesia. Di tingkat nasional, kegiatan dipusatkan di Kompleks Bidakara, Jakarta Selatan.
Tidak tanggung-tanggung, dua kepala pemerintahan menghadiri peringatan Hari Baden-Powell di Kompleks Bidakara itu. Selain Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, acara itu juga dihadiri oleh Perdana Menteri (PM) Malaysia, Abdulah Ahmad Badawi. Pada acara itu, Gerakan Pramuka menganugerahkan penghargaan tertinggi berupa Lencana Tunas Kencana kepada Presiden RI dan PM Malaysia. Pada acara itu juga hadir sekitar 100 anggota Persekutuan Pengakap Malaysia, yang terbang langsung dari Malaysia, disertai para pejabat Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta.
Dalam acara itu, Presiden RI juga mengajak para pandu di Malaysia yang disebut pengakap, untuk bersama-sama mengadakan perkemahan pandu se-ASEAN. Dalam rangka meningkatkan hubungan persaudaraan antarsesama warga dan khususnya para pandu di negara-negara Asia Tenggara. Ajakan itu disambut hangat oleh para pengakap Malaysia. Bahkan beberapa waktu lalu telah diadakan suatu pertemuan yang dihadiri pimpinan kepanduan dari Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, dan Brunei Darussalam di Kuala Lumpur, Malaysia, dan ditetapkan bahwa perkemahan pandu ASEAN akan diselenggarakan di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur, pada Oktober 2008.
Kegiatan internasional berikutnya adalah keikutsertaan Kontingen Gerakan Pramuka dalam Jambore Kepanduan Sedunia ke-21 yang diadakan di Hylands Park, Chelmsford, Essex, Inggris, dari 27 Juli (dengan pembukaan pada 28 Juli) sampai 8 Agustus (dengan penutupan pada 7 Agustus) 2007. Indonesia mengirimkan sekitar 350 Pramuka Penggalang (usia 11-15 tahun) dari berbagai provinsi di Indonesia yang disertai para pembina pramuka.
Di arena jambore yang letaknya sekitar satu jam perjalanan dari London, ibu kota Inggris, para anggota Gerakan Pramuka bergabung dengan sekitar 40.000 pandu dari 158 negara di seluruh dunia. Inilah Jambore Kepanduan Sedunia yang terbanyak diikuti oleh negara-negara dari seluruh dunia.
Jambore kali ini juga menjadi istimewa karena sekaligus diadakan untuk memperingati 100 tahun Gerakan Kepanduan Sedunia. Dimulai dengan suatu perkemahan di Pulau Brownsea, di sebelah selatan Inggris, saat Baden-Powell mengajak 20 anak-anak dan remaja Inggris untuk berkegiatan di alam terbuka pada 1 Agustus 1907. Kegiatan itu ternyata disenangi dan berdasarkan pengalamannya itu, Baden-Powell membuat buku Scouting for Boys yang terbit pertama kali pada 1908. Buku itu "laris manis", dan dari situlah gerakan kepanduan menyebar ke seluruh dunia sampai saat ini.
Delegasi Gerakan Pramuka yang dipimpin langsung oleh Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Kak Azrul Azwar juga berkesempatan mengikuti Konferensi Kepanduan Asia-Pasifik ke-22 di Tokyo, Jepang, pada pertengahan Oktober 2007. Pada konferensi itu, Gerakan Pramuka berhasil menempatkan beberapa anggotanya sebagai anggota Subkomite Kepanduan Asia-Pasifik masa bakti 2007-2009.
Mereka adalah Kak Alfian Amura di Subkomite Youth Programme, lalu Kak Susi Yuliati di Subkomite Adult Resources, penulis sendiri - Berthold Sinaulan - di Subkomite Management, Kak Dicky Suryadi di Subkomite Financial Resources, dan Kak Brata Triyana di Subkomite Scouting's Profile. Masih ditambah lagi dengan Adik Rio Ashadi yang terpilih sebagai Young Adult Member Group yang ditempatkan di Subkomite Scouting's Profile, dan pengurus lama Kak Paulus Tjakrawan di Asia-Pacific Regional Scout Foundation Management.
Di banyak acara kepanduan internasional, Gerakan Pramuka juga dipuji karena melakukan upaya bakti masyarakat melalui kegiatan Pramuka Peduli. Kegiatan yang di tingkat nasional dipimpin oleh Wakil Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Kak Parni Hadi selaku Ketua Satuan Tugas Pramuka Peduli, antara lain membantu membina anak-anak jalanan, di samping aktif membantu saat terjadinya bencana alam, dan juga membantu membersihkan sampah, memberikan penyuluhan dan pelayanan kesehatan bagi warga kurang mampu, dan sebagainya.
Walaupun telah cukup banyak kegiatan kepramukaan di Indonesia yang berhasil "dibangkitkan" kembali selama kurun 2007, namun harus diakui masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Suatu hal yang sebenarnya juga telah disebutkan oleh Presiden RI sewaktu mencanangkan "Revitalisasi Gerakan Pramuka".
Di antaranya peningkatan mutu anggota Gerakan Pramuka. Saat ini, Gerakan Pramuka tercatat sebagai organisasi kepanduan nasional dengan jumlah anggota terbanyak di dunia. Di World Organization of Scout Movement, tercatat ada sekitar 8 juta anggota Gerakan Pramuka, jauh di atas peringkat kedua Boy Scout of America dari Amerika Serikat yang hanya mempunyai anggota sekitar 6 juta orang.
Namun dari sisi mutu, masih banyak kekurangannya. Banyak yang menjadi anggota Gerakan Pramuka hanya karena kewajiban di sekolah. Mereka "terpaksa" memakai seragam pramuka karena diinstruksikan oleh guru. Tetapi kegiatannya hampir tak ada. Kalau pun ada, kegiatannya hanya ala kadarnya saja. Hanya baris-berbaris dan upacara bendera.
Padahal kegiatan kepramukaan jauh lebih banyak. Mulai dari kegiatan di alam terbuka, yang seharusnya mendapat porsi minimal 70 persen dari seluruh kegiatan pramuka, sampai kegiatan-kegiatan "modern" seperti pemanfaatan komputer dan berbagai peralatan elektronik lainnya untuk kegiatan kepramukaan.
Jumlah pembina pramuka yang benar-benar mengerti dan mau membina anak-anak dan remaja juga masih kurang. Kebanyakan pembina pramuka adalah guru yang sudah "lelah" dengan tugas-tugas rutin. Sehingga ada yang ketika "terpaksa" membina pramuka, sudah kehabisan energi.
Tempat-tempat latihan pramuka di alam terbuka juga makin terbatas. Bumi perkemahan yang ada juga belum dikelola dan dirawat dengan baik. Bumi perkemahan Cibubur yang merupakan bumi perkemahan pramuka tingkat nasional, juga masih banyak kekurangannya. Itulah sebabnya kita menyambut gembira upaya Kwartir Nasional Gerakan Pramuka untuk memperbaiki bumi perkemahan itu, dengan catatan agar ruang
terbuka hijau yang sudah ada, sedapat mungkin dipertahankan. Bila di kota-kota besar seperti Jakarta, ruang terbuka hijau sudah semakin menipis, maka Cibubur yang jaraknya tak terlalu jauh dari pusat kota Jakarta, diharapkan dapat memberi alternatif bagi siapa pun untuk menikmati udara segar di ruang terbuka hijau.
Di luar itu, Gerakan Pramuka masih perlu meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana untuk kegiatan kepramukaan. Panduan kegiatan, baik dalam bentuk maupun DVD, perlu diperbanyak. Sehingga ada kesamaan standar kegiatan kepramukaan di mana pun.
Ah, masih banyak memang yang harus dikerjakan. Namun semoga dengan kebangkitan kembali Gerakan Pramuka pada 2007 ini, di tahun-tahun mendatang, segalanya akan lebih baik lagi. Jadi, misi dan visi Gerakan Pramuka untuk membantu menjadikan anak-anak dan remaja Indonesia menjadi manusia yang berguna bagi bangsa, negara, dan umat manusia secara keseluruhan, dapat setahap demi setahap tercapai. Semoga. (dikutip dari: www.wikimu.com, 22 Desember 2007)
SURAT KEPUTUSAN
KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR : 18 TAHUN 2002 TENTANG
SISTEM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN ANGGOTA DEWASA DALAM GERAKAN PRAMUKA
Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Menimbang : 1. Bahwa dalam melaksanakan tugas pokok Gerakan Pramuka memerlukan
anggota dewasa yang mampu menyelenggarakan kegiatan Kepramukaan bagi kaum muda;
2. Bahwa untuk menyiapkan anggota dewasa tersebut diperlukan pendidikan dan pelatihan yang tertata dalam suatu sistem pendidikan dan pelatihan yang dapat menyentuh seluruh peran anggota dewasa;
3. Bahwa sistem pendidikan dan pelatihan bagi anggota dewasa yang berlaku sejak tahun 1980-an perlu disempurnakan dan disesuaikan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta Rencana Strategik Gerakan Pramuka 1999-2004;
4. Bahwa Kwarnas perlu menetapkan Sistem Pendidikan dan Pelatihan Anggota Dewasa sebagai pedoman induk bagi seluruh pendidikan dan pelatihan anggota dewasa dalam Gerakan Pramuka yang sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta kepentingan Indonesia.
Mengingat : 1. AD/ART Gerakan Pramuka.
2. Renstra Gerakan Pramuka 1999-2004. 3. Kebijakan Gerakan Pramuka tentang Pembinaan Anggota Dewasa.
Memperhatikan : 1. Hasil Lokakarya Sistem Pendidikan dan Pelatihan Anggota
Dewasa dalam Gerakan Pramuka. 2. Saran para Andalan Nasional. 3. Hasil Rakernas 2001.
M E M U T U S K A N
Menetapkan Pertama : Mengesahkan Sistem Pendidikan dan Pelatihan Anggota Dewasa dalam Gerakan
Pramuka (Sisdiklat) sebagaimana terlampir pada surat keputusan ini. Kedua : Mewajibkan kepada seluruh jajaran Gerakan Pramuka untuk memedomani isi
keputusan ini. Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Apabila terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, akan diadakan pembetulan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di: Jakarta Pada tanggal: 22 Januari 2002 Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, H. A. Rivai Harahap
LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN
KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: TAHUN 2002
SISTEM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
ANGGOTA DEWASA DALAM GERAKAN PRAMUKA
I. Pendahuluan
1. Umum Gerakan Pramuka mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kegiatan Kepramukaan bagi kaum muda, guna menumbuhkan tunas bangsa agar menjadi generasi yang lebih baik, yang sanggup bertanggungjawab dan mampu membina serta mengisi kemerdekaan nasional. Dalam pelaksanaannya diperlukan dukungan anggota dewasa.
Anggota dewasa dalam Gerakan Pramuka mempunyai tugas yang berbeda-beda sesuai dengan fungsinya, namun mereka memiliki satu hal yang sama yaitu mendukung penyelenggaraan kegiatan kepramukaan bagi kaum muda. Sehubungan dengan hal tersebut maka para anggota dewasa diharapkan dapat meningkatkan kemampuannya sesuai dengan fungsi dan tugasnya melalui pendidikan dan pelatihan.
Pendidikan dan pelatihan diselenggarakan oleh kwartir dengan tujuan untuk melengkapi atau membekali anggota dewasa dengan kemampuan-kemampuan agar dapat memberikan sumbangan bagi tercapainya misi Gerakan Pramuka.
Sistem Pendidikan dan Pelatihan bagi anggota dewasa perlu ditinjau secara berkala agar dapat disesuaikan dengan perkembangan dalam mendukung program kaum muda di lingkungan Gerakan Pramuka.
2. Maksud dan tujuan
a. Sistem Pendidikan dan Pelatihan Anggota Dewasa, selanjutnya disebut Sisdiklat
dimaksudkan: 1) Sebagai sarana proses pendidikan bagi anggota dewasa yang teratur,
berkesinambungan dan berjenjang untuk meningkatkan kinerja anggota dewasa. 2) Sebagai sarana pembekalan dan pemberdayaan anggota dewasa dalam berbagai
fungsi di semua jajaran.
b. Tujuan Sisdiklat adalah memberi pedoman bagi kwartir dan satuan Gerakan Pramuka dalam meningkatkan kemampuan dan keterampilan anggota dewasa, agar dapat melaksanakan perannya di lingkungan Gerakan Pramuka.
3. Pengertian
a. Sistem merupakan sekumpulan komponen atau bagian yang saling berkaitan, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan.
b. Pendidikan dan pelatihan adalah upaya yang terarah untuk meningkatkan kemampuan dan
kinerja seseorang.
c. Anggota Dewasa adalah anggota Gerakan Pramuka yang terdiri atas: Pembina Pramuka, Pelatih Pembina Pramuka, Pembina Profesional, Pamong Saka, Instruktur Saka, Pimpinan Saka, Andalan dan Anggota Majelis Pembimbing.
d. Kursus dan pertemuan adalah bentuk pelatihan yang teratur bagi anggota dewasa, memiliki
tujuan, sasaran, kurikulum, metode dan persyaratan dalam rangka meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap mental pembaruan dan pembangunan atas dasar kekeluargaan
1[1].
4. Tata urut
a. Pendahuluan. b. Sistem Pendidikan dan Pelatihan. c. Pola Operasional. d. Kewenangan. e. Pengakuan kecakapan dan kemampuan. f. Penutup.
II. Sistem pendidikan dan pelatihan
1. Diklat Anggota Dewasa merupakan bagian dari proses pembinaan anggota dewasa yang secara garis besar terdiri atas kursus, pertemuan dan kegiatan.
Kwarnas mengembangkan Sisdiklat dalam bentuk kursus dan pertemuan untuk melaksanakan fungsi dan tugas anggota dewasa yang mencakup berbagai kemampuan, termasuk pengembangan kepribadian anggota dewasa Gerakan Pramuka
2. Skema Sisdiklat terlampir menunjukkan bahwa proses pendidikan dan pelatihan disusun
dalam satu tatanan yang terdiri atas kursus-kursus dan masing-masing merupakan bagian dari sistem (sub sistem).
Sebagai suatu sistem, kursus direncanakan secara liniar dan secara modular, namun pelaksanaannya dapat bersifat non-liniar.
a. Secara liniar dilaksanakan berurutan dan berjenjang sesuai ketentuan.
b. Secara non-liniar dilaksanakan tidak berurutan, seperti kursus yang sifatnya keterampilan.
c. Secara modular/kerjakan sendiri dilaksanakan sesuai dengan kemampuan dan minat
anggota dewasa sepanjang memungkinkan.
3. Pada kursus tertentu seperti Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar, Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Lanjutan dan Kursus Instruktur Muda diikutsertakan anggota muda dewasa (Pramuka Penegak dan Pandega) untuk dipersiapkan sebagai Pembantu Pembina atau Pembina Pramuka.
4. Gambaran terurai tentang Sisdiklat dengan berbagai jenis kursus yang dapat saling mengisi
dan melengkapi adalah:
a. Orientasi Kepramukaan Dasar pendidikan dan pelatihan Kepramukaan yang bersifat umum adalah Kegiatan Orientasi. Kegiatan ini diperuntukkan bagi calon anggota dewasa Gerakan Pramuka dan anggota masyarakat untuk memberikan gambaran tentang Gerakan Pramuka dan Kepramukaan. Setelah mengikuti kegiatan orientasi, mereka mengetahui dan mengerti tentang Kepramukaan serta tergugah minatnya untuk bekerjasama dan memberi dukungan kepada Gerakan Pramuka.
b. Kursus Pembina Pramuka Mahir
Kursus Pembina Pramuka Mahir adalah kursus yang diperuntukkan bagi Pembina Pramuka, yaitu anggota dewasa yang langsung membina peserta didik. Kursus ini terdiri atas dua jenjang yaitu:
1[1] *. Pendidikan adalah usaha sadar yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah tingkah laku manusia ke arah yang diinginkan. Pendidikan selalu etis-religius baik dan dijalankan melalui jalur pendidikan sekolah (formal) dan jalur pendidikan luar sekolah (nonformal). *. Proses belajar memang dapat berlangsung di luar kedua jalur tersebut di atas, dan sifatnya tidak sengaja (informal) dan tidak selalu etis-religius baik. Dalam hal yang terakhir ini, maka pendidikan tidak sama dengan belajar. Namun jika belajar bersifat etis-religius baik dan dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana, maka belajar sama dengan pendidikan. (W.P. Napitupulu)
1) Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar (KMD) KMD adalah jenjang pertama Kursus Pembina Mahir. Peserta KMD adalah anggota dewasa yang akan membina anggota muda di Gugusdepan.
Setelah lulus KMD, seorang pembina diharuskan mempraktekkan dan mengembangkan pengetahuan yang diperolehnya, guna mendapatkan pengalaman membina di Gugusdepan dalam program pemantapan dasar. Mereka yang telah menyelesaikan pemantapan dasar dapat mengikuti kursus tahap berikutnya.
2) Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Lanjutan (KML)
KML adalah jenjang kedua Kursus Pembina Pramuka Mahir yang dititikberatkan pada praktek membina satuan. Peserta KML adalah lulusan KMD yang telah melaksanakan program pemantapan dasar.
Setelah mengikuti KML, seorang pembina harus melakukan pemantapan lanjutan untuk menjadi seorang Pembina Mahir.
Kursus Pembina Pramuka Mahir (Dasar dan Lanjutan) merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan, karena saling melengkapi.
Kursus Pembina Pramuka Mahir diselenggarakan oleh Kwarcab dan pelaksananya adalah Lemdikacab.
c. Kursus Pelatih Pembina Pramuka Kursus Pelatih Pembina Pramuka adalah kursus untuk menyiapkan tenaga Pelatih Pembina Pramuka. Kursus ini terdiri atas dua jenjang yaitu Kursus Pelatih Pembina Pramuka Tingkat Dasar dan Kursus Pelatih Pembina Pramuka Tingkat Lanjutan.
1) Kursus Pelatih Pembina Pramuka Tingkat Dasar disingkat (KPD).
KPD adalah jenjang pertama dari Kursus Pelatih Pembina Pramuka. Peserta kursus adalah Pembina Pramuka Mahir yang aktif membina di Gugusdepan sedikitnya 3 tahun serta mempunyai bakat dan minat untuk menjadi pelatih dan mendapat rekomendasi dari Kwarcabnya.
2) Kursus Pelatih Pembina Pramuka Tingkat Lanjutan disingkat (KPL).
KPL adalah jenjang kedua dari Kursus Pelatih Pembina Pramuka. Peserta kursus adalah Pelatih yang telah memiliki ijazah KPD, aktif sebagai pelatih sedikitnya 3 kali melatih KMD/KML, memiliki Surat Hak Latih (SHL) dan mendapat rekomendasi dari Kwarcabnya serta pernah bertugas di bidang administrasi pendidikan/Kepramukaan.
d. Kursus Pembina Gugusdepan
Kursus Pembina Gugusdepan adalah kursus untuk menyiapkan tenaga pengelola Gugusdepan agar kegiatan Kepramukaan di Gugusdepan dapat berdayaguna. Peserta kursus adalah anggota dewasa yang berminat menjadi Pembina Gugusdepan.
e. Kursus Pamong Satuan Karya Pramuka (Kursus Pamong Saka)
Kursus Pamong Saka adalah kursus untuk menyiapkan tenaga Pamong Saka yang bertugas mengelola, membina dan mengembangkan Saka. Peserta kursus adalah anggota dewasa yang berminat sebagai Pamong Saka serta telah mengikuti KMD.
f. Kursus Instruktur Satuan Karya Pramuka (Kursus Instruktur Saka).
Kursus Instruktur Saka adalah kursus untuk menyiapkan tenaga instruktur di bidang teknik krida-krida Saka, agar dapat melatih keterampilan para anggota Sakanya dengan menggunakan Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan (PD&MK). Peserta kursus adalah anggota dewasa yang memiliki keahlian di bidang Saka.
g. Kursus Keterampilan
Kursus Keterampilan adalah kursus untuk memberikan bekal keterampilan tertentu yang mendukung tugas anggota dewasa Gerakan Pramuka. Peserta kursus adalah anggota dewasa yang sedikitnya telah mengikuti KMD.
h. Kursus Pembina Profesional
Kursus Pembina Profesional adalah kursus untuk menyiapkan tenaga eksekutif profesional di Kwartir Gerakan Pramuka agar dapat melaksanakan tugasnya secara profesional. Peserta kursus adalah para anggota dewasa yang telah mengikuti KMD.
i. Kursus Majelis Pembimbing
Kursus Majelis Pembimbing adalah satu bentuk pertemuan anggota dewasa untuk mendalami fungsi dan perannya sebagai anggota Majelis Pembimbing dalam memberikan dukungan kepada Kwartir dan satuannya. Peserta kursus adalah anggota dewasa yang berminat menjadi anggota Majelis Pembimbing dan telah mengikuti Orientasi Kepramukaan.
j. Kursus Andalan
Kursus Andalan adalah satu bentuk pertemuan anggota dewasa untuk mendalami fungsi dan perannya sebagai Andalan agar dapat melaksanakan tugasnya di Kwartir dengan baik. Peserta kursus adalah anggota dewasa yang berminat menjadi Andalan dan telah mengikuti Orientasi Kepramukaan.
k. Kursus Pimpinan Saka
Kursus Pimpinan Saka adalah satu bentuk pertemuan anggota dewasa untuk mendalami fungsi dan perannya sebagai Pimpinan Saka agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sebagai badan pembantu Kwartir dalam pengembangan dan peningkatan kualitas anggota Saka. Peserta kursus adalah pimpinan Saka yang telah mengikuti Orientasi Kepramukaan.
Mereka yang telah mengikuti kursus yang ada pada Sisdiklat diharapkan untuk terus-menerus meningkatkan wawasannya melalui pengayaan dan pengembangan, terutama dengan cara “belajar mandiri”.
5. Keterkaitan
Usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan dapat dilaksanakan dengan menyelenggarakan kursus-kursus bekerjasama dengan kwartir, badan dan orang lain. Yang dimaksud berkerjasama adalah bersama-sama memperhatikan aspek-aspek yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan. Dalam keterkaitan terkandung asas berbagi yang besar manfaatnya dan diharapkan dapat mengangkat kwartir lain untuk saling melengkapi dan meningkatkan kualitasnya. Dalam hal ini kwartir yang memiliki fasilitas dan pelatih yang lebih berkualitas dapat berbagi kemampuan untuk meningkatkan pelatihnya melalui Diklat terkait.
III. Pola operasional kursus
1. Pendekatan sistematis kursus Setiap anggota dewasa yang mengikuti kursus memiliki kebutuhan tertentu, ada kalanya anggota dewasa dengan peran yang sama, memiliki kebutuhan yang berbeda.
Diagram di bawah ini akan memberikan gambaran secara umum tentang langkah-langkah yang merupakan proses tata cara atau prosedur kerja untuk dapat digunakan dalam merancang kegiatan kursus.
isi
s metode sasaran
kegiatan tujuan
peran evaluasi kebutuhan Keterangan:
(1) peran anggota dewasa. (2) hal yang dibutuhkan anggota dewasa. (3) tujuan kursus.
(4) sasaran yang diharapkan. (5) isi/bahasan kursus.
1
3 7
4 6
2
5
8
(6) metode yang dipilih (beberapa). (7) kegiatan yang akan dilaksanakan. (8) evaluasi.
2. Alur pikir secara umum
Alur pikir pola operasional kursus secara umum sebagai berikut:
a. Menentukan kursus yang akan diselenggarakan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas sesuai dengan peran anggota dewasa yang dibutuhkan saat ini.
b. Menggariskan tujuan kursus yaitu gambaran secara umum yang diharapkan oleh pelatih
berkaitan dengan kursus.
c. Peserta kursus sesuai dengan persyaratan diberi orientasi tentang proses dan produk kursus yang akan dilaksanakan.
d. Sasaran yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta setelah mengikuti kursus:
(a) pengetahuan dan informasi fungsional; (b) keterampilan yang relevan;
(c) sikap mental pembaruan dan pembangunan; semuanya yang terkait dengan kegiatan Kepramukaan.
e. Untuk mencapai sasaran tersebut peserta kursus mendapat masukan berupa materi
kursus sebagai panduan sesuai dengan kebutuhan peserta. f. Dalam proses kursus digunakan beberapa metode yang efektif untuk penyampaian tujuan.
g. Fasilitas kursus disediakan oleh Lemdika atau bekerjasama dengan pihak lain. Pelaksana
kursus adalah Lemdika sedang penyelenggara adalah Kwartir.
3. Pola operasional kursus
a. Orientasi Kepramukaan
1) Tujuan: memberikan gambaran tentang hal-ihwal Kepramukaan, sehingga peserta tergugah minatnya untuk memberikan dukungan kepada Gerakan Pramuka.
2) Sasaran: peserta mampu memahami Kepramukaan, peran, fungsi dan tanggungjawabnya serta berkeinginan untuk berperanserta dalam pengembangan Gerakan Pramuka.
3) Kelompok target adalah: anggota masyarakat, calon anggota dewasa dalam Gerakan Pramuka.
4) Proses orientasi (dalam bentuk pertemuan) menggunakan beberapa metode yang tepat disesuaikan dengan masukan materi yang akan disampaikan.
5) Masukan berupa materi yang berkaitan dengan hal-ihwal Kepramukaan, atau dapat juga diberikan sesuai permintaan.
6) Fasilitas: jika penyelenggaranya Kwartir, fasilitas disediakan Lemdika sebagai badan pelaksana Kwartir. Jika penyelenggaranya Satuan, fasilitas disediakan oleh Satuan penyelenggara.
b. Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar (KMD)
1) Tujuan: memberikan pengetahuan dasar dan pengalaman praktis sebagai bekal untuk
membina peserta didik dan mengelola satuan (Perindukan, Pasukan, Ambalan dan Racana).
2) Sasaran: dapat memahami dan menerapkan Kepramukaan serta dapat membina peserta didik di Gudepnya.
3) Kelompok target adalah: Pembantu Pembina, Pembina dan anggota masyarakat dewasa, yang berminat menjadi Pembina.
4) Proses kursus menggunakan metode yang sifatnya dinamis dan praktis, karena diharapkan Pembina dapat langsung berperan di lapangan (50% di ruangan dan 50% di lapangan).
5) Masukan berupa hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan dalam membina di Gudep yang berisi antara lain pengetahuan dasar Kepramukaan, cara membina peserta didik, praktek lapangan dan keterampilan.
6) Fasilitas: fasilitas kursus disediakan oleh Lemdikacab, dapat bekerjasama dengan pihak luar.
c. Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Lanjutan (KML)
1) Tujuan: meningkatkan kemampuan dan keterampilan Pembina dalam membina peserta
didik dan mengelola Satuan. 2) Sasaran: mampu menyusun dan menyajikan kegiatan yang menarik dan bermutu serta
dapat memotivasi peserta didik untuk menyelesaikan SKU, SKK dan SPG guna mencapai tujuan Gerakan Pramuka.
3) Kelompok target adalah Pembina Pramuka SGTD yang telah mengikuti KMD dan masa pemantapan dasar.
4) Proses kursus: kursus dilaksanakan dalam perkemahan dengan beberapa metode interaktif dan partisipatif untuk membangkitkan kreativitas.
5) Masukan berupa kecakapan dan keterampilan membina, menyelesaikan syarat kecakapan dan praktek lapangan sesuai dengan golongan peserta didik yang dibina.
6) Fasilitas: fasilitas kursus disediakan oleh Lemdikacab dapat bekerja sama dengan pihak luar.
KMD dan KML merupakan kursus yang wajib ditempuh oleh seorang Pembina Pramuka.
d. Kursus Pelatih Pembina Pramuka Tingkat Dasar (KPD)
1) Tujuan: memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan sikap mental bagi para Pembina Pramuka yang dipersiapkan menjadi Pelatih Pembina Pramuka.
2) Sasaran: mampu mengajarkan dan menyajikan materi kepada anggota dewasa dengan media dan metode yang tepat, berperan aktif menjadi pembimbing dan narasumber bagi para Pembina Pramuka.
3) Kelompok target adalah para Pembina Pramuka Mahir yang mendapat rekomendasi dari Kwarcabnya.
4) Proses kursus: kursus dilaksanakan dengan menggunakan metode interaktif dan partisipatif antara lain: dinamika kelompok, bermain peran, diskusi kelompok dan penugasan.
5) Materi dan masukan secara garis besar adalah: pendalaman Kepramukaan Dunia dan Gerakan Pramuka, metode dan kepelatihan, Lemdika, manajemen, praktek lapangan dan materi tambahan.
6) Fasilitas: fasilitas yang dibutuhkan disediakan dan diupayakan oleh Lemdika, dapat bekerjasama dengan pihak luar.
e. Kursus Pelatih Pembina Pramuka Tingkat Lanjutan (KPL)
1) Tujuan: memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan sikap mental bagi para
Pelatih Pembina Pramuka untuk menangani dan melatih berbagai kursus. 2) Sasaran: peserta mampu menjabarkan kebijakan Kwartir, merencanakan,
melaksanakan dan mengevaluasi kursus atau pelatihan, memimpin berbagai kursus bagi anggota dewasa.
3) Kelompok target adalah Pelatih Pembina Pramuka lulusan KPD yang aktif membina di satuan, berpengalaman melatih KMD/KML minimal 3 kali dan mendapat rekomendasi dari Kwarcabnya serta pernah bertugas di bidang administrasi pendidikan Kepramukaan.
4) Proses kursus: kursus dilaksanakan dengan menggunakan metode interaktif dan partisipatif antara lain: dinamika kelompok, diskusi kelompok, pemecahan masalah, bermain peran dan penugasan.
5) Materi dan masukan secara garis besar adalah: pendalaman kepelatihan, manajemen pelatihan, Hubungan antar manusia (human relations), IPTEK dan materi tambahan.
6) Fasilitas: fasilitas yang dibutuhkan disediakanadan diupayakan oleh Lemdika, dapat bekerjasama dengan pihak luar.
Peserta KPD dan KPL merupakan kursus atas dasar penugasan dari kwartir yang bersangkutan.
f. Kursus Pembina Gugusdepan
1) Tujuan: memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan serta sikap mental dalam pengelolaan Gudep agar proses Kepramukaan berlangsung lebih berdayaguna dan berhasilguna.
2) Sasaran: mampu mengelola Gudep dengan baik, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan, mengkoordinasi para Pembina Satuan, memberdayakan pembina dan
peserta didik dalam menyusun Prodik, memberdayakan masyarakat/orangtua peserta didik dalam mendukung keberhasilan program Gudep.
3) Kelompok target adalah anggota dewasa yang berminat. 4) Proses kursus: kursus dilaksanakan dengan menggunakan metode interaktif dan
partisipatif antara lain: ceramah, diskusi, bermain peran, kerja kelompok, pemecahan masalah dan lain-lain.
5) Materi dan masukan secara garis besar adalah: pendalaman Kepramukaan dan Gerakan Pramuka, pengelolaan Gudep, Musyawarah Gudep, Dewan Satuan, Administrasi Gudep dan Satuan, materi tambahan dan praktek lapangan.
6) Fasilitas: fasilitas yang dibutuhkan disediakan dan diupayakan oleh Lemdika, dapat bekerjasama dengan pihak luar.
g. Kursus Instruktur Saka.
1) Tujuan: membekali peserta kursus agar mampu menjadi instruktur bidang teknis sesuai
dengan krida-krida Sakanya. 2) Sasaran: mampu memahami peran, fungsi dan tanggungjawab, menyampaikan SKK
dan menguji peserta didik untuk mendapatkan TKK, berkoordinasi dengan Pamong Saka dan Pembina Satuan, berperanserta dalam mengembangkan Gerakan Pramuka.
3) Kelompok target adalah para Instruktur Saka. 4) Proses kursus: kursus dilaksanakan dengan menggunakan metode interaktif dan
partisipatif antara lain: ceramah, diskusi, tugas kelompok dan lain-lain. 5) Materi dan masukan secara garis besar adalah: Kepramukaan dan Gerakan Pramuka,
kesakaan, teknik menguji dan menilai, praktek lapangan dan lain-lain. 6) Fasilitas: fasilitas yang dibutuhkan disediakan dan diupayakan oleh Lemdika, dapat
bekerjasama dengan pihak luar atau oleh Saka Pramuka yang bersangkutan.
h. Kursus Pamong Saka
1) Tujuan: menyiapkan tenaga Pamong Saka yang mampu mengelola dan mengembangkan Saka secara tepatguna dan berhasilguna.
2) Sasaran: mampu memahami fungsi dan tujuan Saka, melaksanakan fungsi dan tugasnya sebagai Pamong Saka, mengelola dan mengembangkan Saka.
3) Kelompok target adalah Pembina Pramuka yang berminat menjadi Pamong Saka. 4) Proses kursus: kursus dilaksanakan dengan menggunakan metode interaktif dan
partisipatif antara lain: ceramah, pemecahan masalah, bermain peran, kerja kelompok, curah gagasan dan lain-lain.
5) Materi dan masukan secara garis besar adalah: Kepramukaan dan Gerakan Pramuka, kesakaan, pengelolaan Saka, praktek lapangan dan lain-lain.
6) Fasilitas: fasilitas yang dibutuhkan disediakan dan diupayakan oleh Lemdika, dapat bekerjasama dengan pihak luar atau oleh Saka Pramuka yang bersangkutan.
i. Kursus Pembina Pramuka Profesional
1) Tujuan: memberi bekal pengetahuan kepemimpinan dan manajemen Kepramukaan,
agar dapat memfungsikan diri sebagai Tenaga Pramuka Profesional untuk bertugas dan tanggungjawabnya.
2) Sasaran: mampu memahami tugas dan tanggungjawabnya sebagai tenaga profesional, memberikan dukungan kepada Kwartir dan Satuan dengan menyajikan berbagai konsep pengambilan keputusan, menciptakan proses manajemen sesuai dengan lingkup tugasnya dan memasarkan kepramukaan kepada masyarakat.
3) Kelompok target adalah Pembina Profesional dan Pembina yang berminat sebagai Pembina Profesional.
4) Proses kursus: kursus dilaksanakan dengan menggunakan metode interaktif dan partisipatif antara lain: curah gagasan, bermain peran, demonstrasi, tugas kelompok dan seminar.
5) Materi dan masukan secara garis besar adalah: Kepramukaan dan Gerakan Pramuka, manajemen, hubungan antar manusia (human relations), motivasi, usaha dana dan kepemimpinan.
6) Fasilitas: fasilitas yang dibutuhkan disediakan dan diupayakan oleh Lemdika, dapat bekerjasama dengan pihak luar.
j. Kursus Keterampilan
1) Tujuan: memberi bekal suatu keterampilan tertentu yang dapat mendukung tugas
anggota dewasa.
2) Sasaran: memiliki suatu keterampilan yang mendukung tugas dan fungsinya serta mampu menerapkan keterampilannya.
3) Kelompok target adalah semua anggota dewasa Gerakan Pramuka yang berminat. 4) Proses kursus: kursus dilaksanakan dengan menggunakan metode interaktif dan
partisipatif antara lain: tugas kelompok, ceramah, diskusi dan praktek lapangan. 5) Materi dan masukan adalah suatu keterampilan, baik teori maupun praktek dan materi
tambahan. 6) Fasilitas: fasilitas yang dibutuhkan disediakan/diupayakan oleh Lemdika, dapat
bekerjasama dengan pihak lain atau oleh Saka Pramuka yang bersangkutan.
k. Kursus Majelis Pembimbing
1) Tujuan: memberi bekal pengetahuan, keterampilan dan sikap mental, agar dapat menjalankan fungsi dan tugasnya sebagai anggota Majelis Pembimbing (Mabi) dengan baik.
2) Sasaran: memahami visi dan misi Kepramukaan dan Gerakan Pramuka, melaksanakan fungsi dan tugasnya sebagai anggota Mabi, mampu memberi dukungan kepada Kwartir dan Satuan.
3) Kelompok target adalah anggota Mabi yang berminat. 4) Proses kursus: kursus dilaksanakan dengan menggunakan metode interaktif dan
partisipatif antara lain: diskusi, ceramah, bermain peran dan pemecahan masalah. 5) Materi dan masukan secara garis besar adalah: visi dan misi Kepramukaan serta
Gerakan Pramuka, fungsi dan tugas Mabi, usaha dana dan materi tambahan. 6) Fasilitas: fasilitas yang dibutuhkan disediakan dan diupayakan oleh Lemdika, dapat
bekerjasama dengan pihak lain.
l. Kursus Andalan
1) Tujuan: memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan sikap mental, agar para Andalan dapat melaksanakan fungsi dan tugasnya dengan baik.
2) Sasaran: memahami visi dan misi Kepramukaan serta Gerakan Pramuka, memahami fungsi dan tugasnya sebagai Andalan, mampu menyusun rencana strategik.
3) Kelompok sasaran adalah para Andalan. 4) Proses kursus: kursus dilaksanakan dengan menggunakan metode interaktif dan
partisipatif antara lain: diskusi kelompok, pemecahan masalah, bermain peran dan curah gagasan.
5) Materi dan masukan secara garis besar adalah: visi dan misi Kepramukaan serta Gerakan Pramuka, fungsi dan tugas Andalan, kepemimpinan, praktek penyusunan taktik dan strategi.
6) Fasilitas: fasilitas yang dibutuhkan disediakan dan diupayakan oleh Lemdika, dapat bekerjasama dengan pihak luar.
m. Kursus Pimpinan Saka
1) Tujuan: memberi bekal pengetahuan, keterampilan dan sikap mental agar para Pimpinan Saka dapat melaksanakan fungsi dan tugasnya dengan baik.
2) Sasaran: memahami visi dan misi Kepramukaan dan Gerakan Pramuka, memahami fungsi dan tugasnya sebagai Pimpinan Saka, mampu memberi dukungan kepada Kwartir dan Satuan.
3) Kelompok target adalah para Pimpinan Saka. 4) Proses kursus: kursus dilaksanakan dengan menggunakan metode interaktif dan
partisipatif antara lain: diskusi, pemecahan masalah, bermain peran dan curah gagasan.
5) Materi dan masukan secara garis besar adalah: visi dan misi Kepramukaan serta Gerakan Pramuka, fungsi dan tugas Pimpinan Saka, usaha dana dan materi tambahan.
6) Fasilitas: fasilitas yang dibutuhkan disediakan dan diupayakan oleh Lemdika, dapat bekerjasama dengan pihak luar atau Saka Pramuka yang bersangkutan.
IV. Kewenangan
1. Penyelenggara Kursus.
Penyelenggara kursus oleh Kwarnas, Kwarda dan Kwarcab. Kwarnas sebagai pemegang kebijakan berwenang menyelenggarakan semua kursus/pelatihan; namun untuk efisiensi dan efektivitas kewenangan tersebut diatur sebagai berikut:
a. Orientasi Kepramukaan, wewenang penyelenggaraannya adalah Kwarnas, Kwarda,
Kwarcab, Kwarran, Gugusdepan dan Satuan Karya Pramuka.
b. Kursus Pembina Pramuka Mahir, wewenang penyelenggaraannya adalah Kwarcab; dapat oleh Kwarran dengan bantuan Lemdikacab yang bersangkutan.
c. Kursus Pelatih Pembina Pramuka Tingkat Dasar, wewenang penyelenggaraannya adalah
Kwarda dan Kwarcab.
d. Kursus Pelatih Pembina Pramuka Tingkat Lanjutan, wewenang penyelenggaraannya adalah Kwarnas dan Kwarda.
e. Kursus Mabi, Kursus Andalan dan Kursus Pimpinan Saka, wewenang penyelenggaraannya
adalah Kwarnas, Kwarda dan Kwarcab.
f. Kursus Pembina Gugusdepan, Kursus Pamong Saka dan Kursus Instruktur Saka wewenang penyelenggaraannya adalah Kwarcab dan Kwarran.
g. Kursus Pembina Pramuka Profesional wewenang penyelenggaraannya adalah Kwarnas,
Kwarda dan Kwarcab
h. Kursus Keterampilan wewenang penyelenggaraannya adalah semua Kwartir atau Saka Pramuka.
2. Pelaksana Kursus Pelaksana pendidikan dan pelatihan anggota dewasa dalam Gerakan Pramuka adalah Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka (Lemdika).
Lemdika sebagai badan pelaksana, mempunyai wewenang sebagai berikut:
a. Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka di tingkat Nasional (Lemdikanas) memiliki kewenangan:
1) Merumuskan dan menyiapkan materi Diklat (perangkat lunak):
a) merancang kurikulum kursus. b) menyiapkan bahan kursus dan modul.
c) mengadakan ujicoba materi kursus. 2) Menentukan standarisasi mutu dan kualifikasi pelatih. 3) Menentukan mutu pelatihan di tingkat nasional. 4) Mengembangkan kemampuan untuk keterkaitan Diklat. 5) Menyiapkan pelatih berkualifikasi KPL. 6) Memantau dan menilai kader-kader yang sudah dilatih.
b. Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka di tingkat Daerah (Lemdikada) memiliki
kewenangan:
1) Melaksanakan kursus-kursus yang menjadi wewenangnya sesuai dengan kemampuan, kecuali yang sudah didelegasikan.
2) Menggunakan materi kursus yang sudah digariskan oleh Kwarnas. 3) Menentukan mutu pelatih di tingkat daerah masing-masing. 4) Menyiapkan pelatih berkualitas KPD. 5) Memantau dan menilai kader-kader yang sudah dilatih. 6) Merumuskan dan menyiapkan materi tambahan.
c. Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka di tingkat Cabang (Lemdikacab) memiliki
kewenangan.
1) Melaksanakan kursus-kursus yang menjadi wewenangnya sesuai dengan kemampuan, kecuali yang sudah didelegasikan.
2) Menggunakan materi kursus yang sudah ditetapkan oleh Kwarnas dengan berpedoman pada ketentuan Kwarda sesuai dengan kenyataan dan kepentingan Daerah masing-masing.
3) Menyelenggarakan pengendalian mutu pelatih dan menggerakkan pelatih konsultan. 4) Menyiapkan Pembina berkualitas Mahir. 5) Memantau dan menilai kader-kader yang sudah dilatih.
3. Pemberi Materi Kursus
a. Yang berwenang memberikan materi kursus adalah Tim Pelatih yang dibentuk oleh
Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka (Lemdika).
b. Tim Pelatih berunsurkan: 1) Pelatih Pembina Pramuka. 2) Instruktur dari dalam dan luar Gerakan Pramuka.
V. Pengakuan kecakapan dan kemampuan
1. Pengakuan kecakapan dan kemampuan anggota dewasa secara tersendiri merupakan tanggungjawab dari Kwartir.
2. Pengakuan kecakapan dan kemampuan dapat diwujudkan dalam bentuk sertifikat atau atribut
kepramukaan.
3. Sertifikat dan Ijazah kecakapan untuk suatu pekerjaan yang berkaitan dengan fungsi dikeluarkan berdasarkan kemampuan yang dimiliki dengan masa berlakunya sesuai ketentuan.
4. Sertifikat tersebut dapat diperbarui berdasar kemampuan, untuk jangka waktu yang sama.
Demikian juga sertifikat keikutsertaan pada kursus atau kegiatan Diklat diberikan setelah memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
5. Bentuk dan wujud pengakuan kecakapan dan kemampuan anggota dewasa.
a. Sertifikat kursus.
Sertifikat pendidikan didapat oleh anggota dewasa setelah mengikuti diklat dalam bentuk:
1) Orientasi Kepramukaan. 2) Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar (KMD). Selain sertifikat, peserta juga berhak mendapatkan Tanda Hak Bina (THB) dan berhak
memakai Tanda Pembantu Pembina. 3) Kursus Pembina Gugusdepan. Selain mendapat sertifikat, peserta juga berhak memakai Tanda Pembina
Gugusdepan. 4) Kursus Pamong Saka. Selain mendapat sertifikat, peserta juga berhak memakai Tanda Pamong Saka. 5) Kursus Instruktur Saka/Muda. Selain mendapat sertifikat, peserta juga berhak memakai Tanda Instruktur. 6) Kursus Keterampilan. Selain mendapat sertifikat, peserta juga berhak memakai Tanda Keterampilan.
b. Surat keterangan
Surat keterangan diberikan kepada anggota dewasa yang telah menyelesaikan:
1) Pemantapan dasar. 2) Pemantapan lanjutan.
c. Ijazah kursus.
Ijazah kursus didapat oleh anggota dewasa setelah mengikuti:
1) Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Lanjutan. Selain ijazah, ia juga berhak mendapat Pita Mahir, selendang Mahir, Tanda Hak Bina (THB) serta berhak memakai Tanda Jabatan Pembina sesuai golongannya.
2) Kursus Pelatih Pembina Pramuka Tingkat Dasar. Selain mendapat ijazah, ia juga berhak mendapat Surat Hak Latih (SHL) dari Kwarcabnya dan menjadi Asisten Pelatih serta berhak memakai Tanda Jabatan Pelatih lulusan KPD.
3) Kursus Pelatih Pembina Pramuka Tingkat Lanjutan.
Selain ijazah, ia juga berhak mendapat Surat Hak Latih (SHL) dari Kwarcabnya dan menjadi Pelatih serta berhak memakai Tanda Jabatan Pelatih lulusan KPL.
4) Kursus Pembina Profesional.
d. Bentuk dan model Sertifikat, Surat Keterangan dan Ijazah Kursus ditentukan oleh Kwarnas.
e. Penandatangan pada sertifikat, surat keterangan dan ijazah adalah:
1) Ketua Tim Pelatih/Pimpinan Kursus. 2) Kepala Lemdika. 3) Pejabat instansi terkait bila merupakan suatu kerjasama.
VI. Penutup
1. Atas dasar bahwa kursus-kursus adalah sarana untuk membantu anggota dewasa dalam proses belajar, maka perlu diperhatikan hal-hal berikut:
a. Anggota dewasa dapat belajar dari sesamanya dan juga belajar sendiri dalam rangka
pelaksanaan prinsip pendidikan sepanjang hayat.
b. Memberikan peluang kepada anggota dewasa untuk menentukan keputusan sebagai proses pembelajaran dan mengarahkan sendiri hasil belajarnya.
c. Pengalaman dan kemampuan yang dimiliki hendaklah diakui dan dimanfaatkan.
d. Pelatih hendaklah berpedoman pada metode Andragogi atau cara belajar yang tepat bagi
anggota dewasa dan peka terhadap tatacara pengembangan serta pembinaan, minat-perhatian para peserta yang dilatih.
2. Pada Sisdiklat ini dilampirkan diagram kursus-kursus di lingkungan Gerakan Pramuka yang
perlu dipelajari secara seksama, luwes dan dinamis dalam penyelenggaraan program-program pendidikan dan pelatihan serta manajemen Gerakan Pramuka berbasis Gudep.
3. Hal-hal lain tentang Diklat Anggota Dewasa dalam Gerakan Pramuka yang belum diatur di
dalam Sisdiklat ini akan diatur kemudian oleh Kwarnas. Ditetapkan di: Jakarta Pada tanggal: 22Januari 2002 Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, H. A. Rivai Harahap.
Tips Mudah hafal morseTips Mudah hafal morseTips Mudah hafal morseTips Mudah hafal morse