a-pdf watermark demo: purchase from · pdf filemodul ini siswa mampu membuat pakan ikan sesuai...
TRANSCRIPT
mengoperasikan sistemREFERIGATOR
MODUL
Pusat Pendidikan Kelautan dan PerikananBadan Pengembangan SDM dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan PerikananKementerian Kelautan dan Perikanan
TEKNOLOGI BUDIDAYA PERIKANAN 2015
MERAMU PAKAN IKANMODUL
TEKN
OLO
GI P
ENG
OLA
HA
NH
ASI
L PE
RIKA
NA
N20
15M
ERAM
U PA
KAN
IKAN
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
A-PDF Watermark DEMO: Purchase from www.A-PDF.com to remove the watermark
i Meramu Pakan Ikan
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
dengan tersusunnya modul Meramu Pakan Ikan ini. Modul ini merupakan
modul pembelajaran yang dapat digunakan peserta didik program keahlian
Teknologi Budidaya Perikanan dalam mempersiapkan diri untuk uji
kompetensi keahlian. Peserta didik dapat belajar secara individual dan
mandiri dalam menyelesaikan suatu unit kompetensi secara utuh.
Modul ini disusun berdasarkan silabus SUPM Edisi 2012 dan Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Pada setiap bab berisi
tentang lembar informasi, lembar praktek unjuk kerja, penilaian/evaluasi dan
lembar kunci jawaban.
Dengan mempelajari seluruh isi modul dan melaksanakan setiap
praktek unjuk kerja diharapkan peserta didik dapat lebih siap menghadapi uji
kompetensi keahlian.
Jakarta, Desember 2015
Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
ii Meramu Pakan Ikan
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL.......................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... v
BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Deskripsi .......................................................................................... 1
B. Peta Judul Modul, Unit Kompetensi dan Elemen Kompetensi ......... 1
C. Tujuan .............................................................................................. 2
D. Petunjuk Penggunaan Modul ........................................................... 2
E. Waktu ............................................................................................... 4
BAB II. MEMILIH DAN MENGHITUNG KEBUTUHAN BAHAN BAKU. ...... 5
A. Lembar Informasi ............................................................................... 5
B. Lembar Praktek Unjuk Kerja .............................................................10
C. Penilaian/Evaluasi ............................................................................17
D. Lembar Kunci Jawaban ....................................................................18
BAB III. MENYIAPKAN PERALATAN DAN BAHAN PEMBUAT
PAKAN. ............................................................................................22
A. Lembar Informasi ..............................................................................22
B. Lembar Praktek Unjuk Kerja .............................................................27
C. Penilaian/Evaluasi ............................................................................30
D. Lembar Kunci Jawaban ....................................................................30
BAB IV. MENCAMPUR PAKAN. ................................................................32
A. Lembar Informasi ..............................................................................32
B. Lembar Praktek Unjuk Kerja .............................................................37
C. Penilaian/Evaluasi ............................................................................38
D. Lembar Kunci Jawaban ....................................................................39
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
iii Meramu Pakan Ikan
BAB V. MENGEMAS PAKAN. ...................................................................40
A. Lembar Informasi ..............................................................................40
B. Lembar Praktek Unjuk Kerja .............................................................41
C. Penilaian/Evaluasi ............................................................................41
D. Lembar Kunci Jawaban ....................................................................41
BAB VI. MENYIMPAN PAKAN. .................................................................43
A. Lembar Informasi ..............................................................................43
B. Lembar Praktek Unjuk Kerja .............................................................47
C. Penilaian/Evaluasi ............................................................................47
D. Lembar Kunci Jawaban ....................................................................48
BAB VII. MEMBUAT LAPORAN HASIL PEMBUATAN PAKAN IKAN. ....50
A. Lembar Informasi ..............................................................................50
B. Lembar Praktek Unjuk Kerja .............................................................54
C. Penilaian/Evaluasi ............................................................................56
D. Lembar Kunci Jawaban ....................................................................56
BAB VIII. PENUTUP. ..................................................................................58
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................59
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
iv Meramu Pakan Ikan
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jenis Bahan Baku dan Kandungan Nutrisinya ..............................10
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
v Meramu Pakan Ikan
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Disk Mill .....................................................................................23
Gambar 2. Alat Pencampur Pakan ..............................................................25
Gambar 3. Alat Pengukus ...........................................................................26
Gambar 4. Alat Penggiling Daging ..............................................................27
Gambar 5. Pengering ..................................................................................27
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
vi Meramu Pakan Ikan
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
1 Meramu Pakan Ikan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Modul ini merupakan modul pembelajaran mandiri sehingga
siswa diharapkan akan mampu menyerap materi lebih mudah untuk
setiap kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki. Modul ini terdiri dari
sub judul yaitu memilih dan menghitung kebutuhan bahan baku,
menyiapkan peralatan dan bahan pembuat pakan, mencampur pakan,
mengemas pakan dan membuat laporan hasil pembauatan pakan ikan
yang disusun secara sederhana, menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti dan dipahami oleh siswa.
B. Peta Judul Modul, Unit Kompetensi dan Elemen Kompetensi
Meramu Pakan Ikan(PRK.AP02.031.01)
Memilih dan menghitung kebutuhan bahan baku
Menyiapkan peralatan dan bahan pembuatan pakan
Mencampur pakan
Mengemas pakan
Menyimpan pakan
Membuat laporan hasil pembuatan pakan ikan
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
2 Meramu Pakan Ikan
C. Tujuan
Modul ini merupakan modul yang dibutuhkan untuk mencapai
kompetensi meramu pakan ikan yang terdiri dari menghitung kebutuhan
bahan baku, menyiapkan peralatan dan bahan pembuat pakan,
mencampur pakan, mengemas pakan, menyimpan pakan dan
membuat laporan hasil pembuatan pakan ikan. Setelah mempelajari
modul ini siswa mampu membuat pakan ikan sesuai dengan formulasi
yang diinginkan.
D. Petunjuk Penggunaan Modul
1. Langkah-langkah Belajar
Modul ini disusun sebagai bahan pembelajaran dengan pendekatan
siswa aktif dan guru berfungsi sebagai fasilitator. Melalui modul ini
diharapkan siswa kompeten dalam meramu pakan ikan. Oleh
karena itu, diharapkan siswa dapat berinteraksi dengan modul yang
dipergunakan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Bacalah modul ini secara berurutan
b. Pahami secara cermat mengenai deskripsi buku teks, tujuan
pembelajaran, dan uraian materi.
c. Bila terdapat dal yang kurang dimengerti/dipahami, mintalah
petunjuk kepada guru.
d. Kerjakan setiap tugas sesuai dengan petunjuk yang ada.
e. Kerjakan soal yang ada pada tes formatif di setiap kegiatan
belajar.
f. Tunjukan hasil kerja anda pada guru.
g. Untuk lebih memperluas wawasan, pelajari referensi yang
berhubungan dengan modul ini.
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
3 Meramu Pakan Ikan
Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari paktikum, perhatikanlah hal-
hal berikut ini:
a. Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku.
b. Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) yang baik.
c. Sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi (tentukan)
peralatan dan bahan yang diperlukan dengan cermat.
d. Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar.
e. Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum dipahami,
harus meminta ijin guru terlebih dahulu.
f. Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula.
g. Jika belum menguasai tingkatan materi yang diharapkan, ulangi
lagi pada kegiatan belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada
guru pengampu kegiatan pembelajaran yang bersangkutan.
2. Perlengkapan yang harus dipersiapkan
Untuk menunjang keselamatan dan kelancaran tugas yang harus
anda kerjakan, maka seluruh perlengkapan yang berkaitan dengan
produksi pakan buatan harus disiapkan. Beberapa perlengkapan
penunjang yang harus dipersiapkan adalah:
a. Alat tulis
b. Peralatan-peralatan lain yang berkaitan dengan kompetensi di
atas
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
4 Meramu Pakan Ikan
E. Waktu
Waktu yang dibutuhkan dalam mempelajari modul ini adalah
disesuaikan dengan ketuntasan belajar, serta sesuai panduan dari
guru/pembimbing.
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
5 Meramu Pakan Ikan
BAB II
MEMILIH DAN MENGHITUNG KEBUTUHAN BAHAN BAKU
A. Lembar Informasi
Masih ingatkah anda dengan apa yang dimaksud pakan buatan?
Ya, pakan buatan adalah pakan yang dibuat dengan formulasi tertentu
berdasarkan pertimbangan kebutuhan nutrisi biota air yang
bersangkutan, sumber dan kualitas bahan baku serta nilai ekonomis.
Dengan berbagai pertimbangan tersebut, diharapkan dapat dihasilkan
pakan ikan yang memiliki standar mutu tinggi dengan biaya yang murah.
Komposisi pakan buatan sering disebut dengan formulasi pakan.
Untuk membuat pakan buatan yang nutrisinya sesuai dengan
kebutuhan biota air, diperlukan pengetahuan tentang formulasi pakan.
Untuk menyusun formulasi pakan, diperlukan pengetahuan tentang
bahan baku pakan. Jenis bahan baku yang harus disiapkan sangat
bergantung kepada jenis ikan yang akan mengkonsumsi pakan tersebut
dan stadia pemberian pakannya. Setelah mengetahui tentang jenis-jensi
bahan baku, zat gizi dari bahan-bahan baku tersebut serta cara
menyusun formulasi/ramuan pakan buatan maka barulah kita dapat
membuat pakan buatan.
Pengetahuan yang harus dipahami dalam menyusun formulasi
pakan ikan adalah kebutuhan ikan akan beberapa kandungan zat gizi
antara lain adalah:
1. Protein.
Kebutuhannya ikan akan protein berkisar antara 20-60%. Untuk ikan
kelompok karnivora kebutuhan akan protein cukup tinggi yaitu
berkisar antara 30-60% biasanya didominasi oleh ikan-ikan laut.
Ikan karnivora menyukai sumber protein yang berasal dari protein
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
6 Meramu Pakan Ikan
hewani. Ikan menggunakan protein secara efisien sebagai sumber
energi. Sebagian besar energi yang dapat dicerna (digestible
energy) dalam protein dapat dimetabolisme dengan lebih baik oleh
ikan dibandingkan dengan hewan lainnya. Demikian pula,
peningkatan panas akibat mengonsumsi protein pada ikan lebih
rendah, yang berarti nilai energi produktif yang diberikan oleh protein
kepada ikan lebih besar. Secara garis besar fungsi protein di dalam
tubuh ikan adalah :
a. Sumber energi bagi ikan, terutama apabila komponen lemak dan
karbohidrat yang terdapat di dalam pakan tidak mampu
memenuhi kebutuhan energi.
b. Berperan dalam pertumbuhan maupun pembentukan jaringan
tubuh.
c. Berperan dalam perbaikan jaringan tubuh yang rusak.
d. Merupakan komponen utama dalam pembentukan enzim,
hormon, dan antibodi.
e. Turut berperan dalam pembentukan gamet.
f. Berperan dalam proses osmoregulasi di dalam tubuh.
g. Ketersediaan protein dibutuhkan secara terus-menerus karena
asam amino digunakan secara terus-menerus untuk membentuk
protein baru (selama pertumbuhan dan reproduksi) atau
mengganti protein yang rusak (pemeliharaan)
2. Lemak.
Kebutuhan lemak berkisar antara 4-18%. Sumber lemak/lipid
biasanya adalah:
a. Hewani: lemak sapi, ayam, kelinci, minyak ikan
b. Nabati: jagung, biji kapas, kelapa, kelapa sawit, kacang tanah,
kacang kedelai.
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
7 Meramu Pakan Ikan
Ikan menggunakan lemak sebagai sumber energi utama, pembentuk
struktur sel "prekursor", dan pemelihara keutuhan biomembran yang
berperan dalam pengangkutan antarsel untuk nutrien yang larut
lemak, seperti sterol dan vitamin. Sterol adalah alkohol berantai
panjang yang polisiklik. Fungsi utama senyawa ini adalah sebagai
komponen pada sistem hormon, terutama dalam proses
pematangan gonad dan fungsi fisiologis yang berkaitan dengan
pemijahan. Aktivitas biomembran sangat dipengaruhi oleh asam
lemak yang terdapat dalam fosfolipid.
3. Karbohidrat
Terdiri dari serat kasar dan Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN).
Kebutuhannya berkisar antara 20-30%. Sumber karbohidrat
biasanya dari nabati seperti jagung, beras, dedak, tepung terigu,
tapioka, sagu dan lain-lain. Kandungan serat kasar kurang dari 8%
akan menambah struktur pellet, jika lebih dari 8% akan mengurangi
kualitas pellet ikan. Selain berfungsi sebagai sumber energi bagi
ikan, karbohidrat juga berperan dalam menghemat penggunaan
protein sebagai sumber energi. Apabila pakan yang diberikan
kekurangan karbohidrat, ikan akan kurang efisien dalam
penggunaan pakan berprotein untuk menghasilkan energi dan
kebutuhan metabolik lainnya. Hubungan antara protein dan
karbohidrat sering disebut protein sparing effect dari karbohidrat, di
mana karbohidrat dapat menghemat protein. Diduga bahwa 0.23
gram karbohidrat per 100 gram pakan dapat menghemat 0.05 gram
protein. Karbohidrat juga berperan sebagai prekursor untuk berbagai
metabolisme internal (intermediate metabolism) yang produknya
dibutuhkan untuk pertumbuhan, misalnya asam amino non esensial
dan asam nukleat. Di dalam tubuh ikan, karbohidrat disimpan
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
8 Meramu Pakan Ikan
sebagai cadangan energi di dalam hati dan otot dalam bentuk
glikogen.
4. Vitamin dan mineral.
Kebutuhannya berkisar antara 2-5% .Kandungan vitamin di dalam
pakan buatan tergantung dari bahan baku yang digunakan dan
bahan yang ditambahkan. Jumlah vitamin dapat berkurang atau
rusak selama proses pembuatan dan penyimpanan pakan buatan.
Oleh karena itu, perlu selalu dilakukan penambahan vitamin.
Sebagian besar vitamin akan rusak karena penanganan yang kurang
cermat, baik selama proses pembuatan maupun penyimpanan
pakan yang terlalu lama (lebih dari tiga bulan). Tiamin akan
kehilangan aktivitasnya apabila pembuatan atau penyimpanan
pakan dilakukan dalam kondisi basa atau mengandung sulfida.
Beberapa vitamin akan mengalami perombakan lebih lanjut apabila
terkena cahaya matahari secara langsung. Riboflavin harus
dilindungi dari cahaya matahari atau cahaya lampu. Piridoksin tidak
tahan terhadap udara dan cahaya matahari. Asam pantotenat
kurang stabil apabila disimpan di tempat yang panas dan lembab.
Cahaya matahari dan penyimpanan yang terlalu lama akan merusak
aktivitas asam folat. Fungsi vitamin B-12 akan menurun apabila
disimpan di tempat yang bersuhu tinggi. Vitamin E sangat sensitif
terhadap proses oksidasi. Vitamin K dalam bentuk sintetis harus
terlindung dari cahaya matahari secara langsung. Tampak jelas
bahwa fungsi vitamin mudah terganggu sehingga lebih baik segera
digunakan. Jika terpaksa disimpan, sebaiknya vitamin di letakkan di
tempat kering dan dingin, serta terhindar dari pengaruh cahaya
matahari maupun cahaya lampu yang terlalu terang. Jumlah
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
9 Meramu Pakan Ikan
keseluruhan bahan baku dalam menyusun formulasi pakan ikan ini
harus 100%.
Metode-metode yang digunakan dalam menyusun formulasi
pakan antara lain:
1. Metode pearsons square ( metode segi empat pearsons)
2. Metode aljabar
3. Metode linier
4. Metode trial and error ( coba-coba)
5. Metode worksheet
Pada modul ini yang akan dibahas secara menyeluruh adalah
metode pearsons square (metode segiempat pearsons).
MetodePearson square ini dikembangkan oleh Karl Pearson, yang pada
abad ke 19 telah menjadi pelopor penggunaan metode statistik dalam
berbagai penelitian bidang biologi maupun pemecahan berbagai
permasalahan yang bersifat sosio ekonomis. Metode ini biasanya
digunakan untuk menggambarkan kadar nutrisi protein, lemak,
karbohidrat atau nutrisi lain yang diperlukan oleh biota air, seperti
vitamin dan mineral. Dasar dalam penyusunan formulasi pakan
menggunakan metode ini adalah adanya pembagian tingkatan protein
bahan-bahan pakan. Tingkatan tersebut dibagi menjadi 2, yaitu protein
basal dan protein suplemen. Tahukah anda perbedaan dari protei basal
dan protein suplemen?
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
10 Meramu Pakan Ikan
Tabel 1. Jenis Bahan Baku dan Kandungan Nutrisinya
JENIS BAHAN BAKU
PROTEIN ( %)
KARBOHIDRAT (%)
LEMAK ( % )
TINGKATAN PROTEIN
BASA SUPLEMEN
Tepung terigu 8,90 77,30 1,30
Tepung kedelai
39,6 29,50 14,30
Tepung daun turi
27,54 21,30 4,73
Tepung jagung
7,63 74,23 4,43
Tepung ikan import
62,65 5,81 15,38
Tepung rebon 59,40 3,20 3,60
Dedak padi 11,35 28,62 12,15
Tepung bekicot
54,29 30,45 4,18
Bungkil kelapa sawit
18,7 64 4,5
Tepung kepala udang
53,74 0 6,65
Tepung darah 71,45 13,32 0,42
Silase Ikan 18,20 - 1,20
Ampas tahu 23,55 43,45 5,54
Dalam metode segi empat ini langkah pertama adalah melakukan
pemilihan bahan baku yang akan digunakan untuk membuat pakan
ikan. Disarankan untuk memilih bahan baku pembuatan pakan ikan ini
tidak hanya dari satu sumber bahan saja tetapi menggunakan beberapa
Protein basal adalah semua bahan baku pakan, baik nabati,
hewani dan limbah industri, yang memiliki kandungan protein
kurang dari 20%
Protein Suplemen adalah semua bahan baku pakan, baik nabati,
hewani dan limbah industri, yang memiliki kandungan protein lebih
dari 20%
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
11 Meramu Pakan Ikan
bahan baku dari sumber nabati, hewani atau limbah hasil pertanian.
B. Lembar Praktek Unjuk Kerja
Langka Kerja:
Misalnya kita akan membuat pakan ikan dengan kadar protein 35%
dengan menggunakan bahan baku terdiri dari tepung ikan, dedak halus,
tepung jagung, tepung terigu dan tepung kedelai. Maka dengan
menggunakan metode segiempat ini, tahapan yang harus dilakukan
antara lain adalah:
1. Mengelompokkan bahan baku yang telah dipilih berdasarkan kadar
protein dari setiap bahan baku tersebut yaitu:
a. Bahan baku kelompok protein basal
Dedak halus 15.58 %
Tepung jagung 9.50%
Tepung terigu 12.27 %
b. Bahan baku kelompok protein suplemen
Tepung ikan 62.99%
Tepung kedelai 43.36 %
2. Melakukan perhitungan rata-rata kandungan bahan baku dari protein
basal dan protein suplemen dengan cara melakukan penjumlahan
semua bahan baku yang berasal dari protein basal dan membagi
dengan berapa macam jumlah bahan baku protein basal. Begitu juga
dengan bahan baku suplemen dilakukan penjumlahan kadar protein
suplemen kemudian dibagi dengan berapa macam jumlah bahan
baku protein suplemen. Dari contoh kasus di atas maka jumlah
kadar protein basal dari ketiga bahan baku tersebut adalah 15.58% +
9.50% + 12.27% = 37.35%, kemudian nilai rata-rata bahan baku
protein basal adalah 37.35% : 3 = 12.45%. Sedangkan jumlah kadar
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
12 Meramu Pakan Ikan
protein suplemen dari dua bahan baku tersebut adalah 62.99% +
43.36% = 109.35%, kemudian rata-rata bahan baku protein
suplemen adalah 109.35% : 2 = 54.68%.
3. Setelah bahan baku dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu protein
basal dan protein suplemen maka langkah selanjutnya adalah
membuat kotak segi empat. Pada bagian tengah kotak segi empat
diletakkan nilai kandungan protein pakan yang akan dibuat. Pada
bagian atas kiri segi empat diletakkan nilai rata-rata kandungan
protein basal dan pada bagian bawah kiri segi empat diletakkan nilai
rata-rata kandungan protein suplemen, lihat pada gambar dibawah
ini ;
Protein basal 12.45% .......... %
Protein suplemen 54.68% .......... %
4. Lakukan perhitungan untuk mengisi kekosongan nilai pada sisi
sebelah kanan segi empat dengan cara diagonal untuk setiap
kandungan protein basal dan kandungan protein suplemen tersebut.
Pada bagian tengah segi empat tersebut diletakkan kadar protein
pakan ikan yang akan dibuat yaitu 35%. Untuk mengisi nilai
disebelah kanan segi empat bagian atas adalah nilai protein bahan
baku yang berasal dari protein suplemen, maka nilai tersebut adalah
melakukan pengurangan nilai protein suplemen dengan kadar
protein pakan yaitu 54.68% - 35% = 19.68%. Sedangkan untuk
mengisi nilai pada segi empat sisi kanan pada bagian bawah adalah
nilai protein bahan baku yang berasal dari protein basal bahan baku
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
13 Meramu Pakan Ikan
dilakukan pengurangan antara kadar protein pakan dengan kadar
protein bahan baku basal yaitu 35% - 12.45% = 22.55%, maka dapat
dilihat pada gambar segiempat dibawah ini adalah sebagai berikut:
Protein basal 12,45% 19,68 %
Protein suplemen 54,68% 22,55%
5. Setelah diperoleh nilai pada keempat sudut segi empat tersebut,
langkah selanjutnya adalah melakukan penjumlahan nilai pada
bagian sisi sebelah kanan, maka dapat dilihat pada gambar
segiempat di bawah ini :
Protein basal 12,45% 19,68 %
Protein suplemen 54,68% 22,55% +
42,23 %
6. Langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan komposisi
setiap bahan baku yang telah disusun dengan cara sebagai berikut :
𝑃𝑟𝑜𝑡𝑒𝑖𝑛 𝐵𝑎𝑠𝑎𝑙 =19.68%
42.23%𝑥100% = 46.60%
𝑃𝑟𝑜𝑡𝑒𝑖𝑛 𝑆𝑢𝑝𝑙𝑒𝑚𝑒𝑛 =22.55%
42.23%𝑥 100% = 53.40%
Dari hasil perhitungan pada langkah sebelumnya maka dapat
dihitung komposisi bahan baku yang akan digunakan untuk
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
14 Meramu Pakan Ikan
membuat pakan ikan adalah sebagai berikut :
Komposisi bahan baku yang berasal protein suplemen adalah:
Tepung ikan = 53.40% : 2 = 26.7%
Tepung kedelai = 53.40% : 2 = 26.7%
Komposisi bahan baku yang berasal dari protein basal adalah:
Dedak halus = 46.60% : 3 = 15.53%
Tepung jagung = 46.60% : 3 = 15.53%
Tepung terigu = 46.60% : 3 = 15.53%
Untuk membuktikan bahwa komposisi bahan baku yang
dipergunakan untuk membuat pakan ikan mengandung kadar protein
35% yang berarti dalam satu kilogram pakan mengandung 350 gram
protein dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut :
Tepung ikan = 26,7% x 62,99% = 16.82%
Tepung kedelai = 26,7% x 46,36% = 12.38%
Dedak halus = 15,53% x 15,58% = 2.42%
Tepung jagung = 15,53% x 9,50% = 1.48%
Tepung terigu = 15.53% x 12.27% = 1.91% +
35.01%
Jika akan membuat pakan ikan sebanyak 100 kg maka komposisi
bahan baku yang harus disiapkan adalah sebagai berikut:
Tepung ikan 26.70% x 100 kg = 26.70 kg
Tepung kedelai 26. 70% x 100 kg = 26.70 kg
Dedak halus 15.53% x 100 kg = 15.53 kg
Tepung jagung 15.53% x 100 kg = 15.53 kg
Tepung terigu 15.53% x 100 kg = 15.53 kg +
99.99 kg
Jika dalam komposisi bahan baku pembuatan pakan ikan akan
ditambahkan bahan tambahan maka jumlah bahan baku utama
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
15 Meramu Pakan Ikan
harus dikurangi dengan jumlah bahan tambahan yang akan
digunakan. Misalnya dalam komposisi bahan pakan tersebut akan
ditambahkan vitamin sebanyak 2% dan mineral 2% maka jumlah
bahan utama akan berkurang menjadi 100% - 4% (2% + 2%) = 96%.
Maka jumlah kadar protein dari bahan utama tersebut ditambahkan
agar komposisi bahan baku dari pakan ikan tersebut memenuhi
kebutuhan kadar protein pakan yang akan dibuat menjadi (35%) x
100%/96% = 36.46%. Hal ini dilakukan karena vitamin dan mineral
tidak mempunyai kandungan protein. Maka komposisi bahan baku
menjadi sebagai berikut;
Pada bagian tengah segi empat tersebut diletakkan kadar protein
pakan ikan yang telah ditambahkan menjadi 36.46%. Untuk mengisi
nilai di sebelah kanan segi empat bagian atas adalah nilai protein
bahan baku yang berasal dari protein suplemen maka nilai tersebut
adalah melakukan pengurangan nilai protein suplemen dengan
kadar protein pakan yaitu 54,68% - 36.46% = 18.22%. Sedangkan
untuk mengisi nilai pada segi empat sisi kanan pada bagian bawah
adalah nilai protein bahan baku yang berasal dari protein basal
bahan baku dilakukan pengurangan antara kadar protein pakan
dengan kadar protein bahan baku basal yaitu 36.46% - 12.45% =
24.01%, maka dapat dilihat pada gambar segi empat di bawah ini
adalah sebagai berikut
Protein basal 18,22%
Protein suplemen 54,68% 24,01%
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
16 Meramu Pakan Ikan
Setelah diperoleh nilai pada keempat sudut segi empat tersebut,
langkah selanjutnya adalah melakukan penjumlahan nilai pada
bagian sisi sebelah kanan, maka dapat dilihat pada gambar
segiempat di bawah ini:
Protein basal 18,22%
Protein suplemen 54,68% 24,01% +
42,23 %
Langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan komposisi
setiap bahan baku yang telah disusun dengan cara sebagai berikut:
𝑃𝑟𝑜𝑡𝑒𝑖𝑛 𝐵𝑎𝑠𝑎𝑙 =18.22%
42.23%𝑥100% = 41.42%
𝑃𝑟𝑜𝑡𝑒𝑖𝑛 𝑆𝑢𝑝𝑙𝑒𝑚𝑒𝑛 =24.01%
42.23%𝑥100% = 54.58%
Dari hasil perhitungan pada langkah sebelumnya maka dapat
dihitung komposisi bahan baku yang akan digunakan untuk
membuat pakan ikan adalah sebagai berikut:
Komposisi bahan baku yang berasal protein suplemen adalah:
Tepung ikan = 54.58% : 2 = 7.29%
Tepung kedelai = 54.58% : 2 = 27.29%
Komposisi bahan baku yang berasal dari protein basal adalah:
Dedak halus = 41.42% : 3 = 13.81%
Tepung jagung = 41.42% : 3 = 13.81%
Tepung terigu = 41.42% : 3 = 13.81%
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
17 Meramu Pakan Ikan
Untuk membuktikan bahwa komposisi bahan baku yang
dipergunakan untuk membuat pakan ikan mengandung kadar protein
35% yang berarti dalam satu kilogram pakan mengandung 350 gram
protein dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut:
Tepung ikan 27.29% X 62.99% = 17.19%
Tepung kedelai 27.29% X 46.36% = 12.6516%
Dedak halus 13.81% X 15.58% = 2.1516%
Tepung jagung 13.81% X 9.50% = 1.1320%
Tepung terigu 13.81% X 12.27% = 1.6945%
34.82% mendekati 35%
Maka komposisi bahan baku pakan ikan menjadi:
Tepung ikan = 27,29%
Tepung kedelai = 27,29%
Dedak halus = 13,81%
Tepung jagung = 13,81%
Tepung terigu = 13,81%
Vitamin = 2 %
Mineral = 2 % +
100%
C. Penilaian/Evaluasi
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Menurut anda apakah yang dimaksud dengan protein basal
dan protein suplemen?
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
18 Meramu Pakan Ikan
2. Perhatikan tabel dibawah ini !
Tabel Komposisi Jenis Bahan Baku Pembuatan Pakan Ikan
Jenis bahan baku Protein
(%) Karbohidrat
(%) Lemak (%)
Tepung terigu 8.90 77.30 1.30
Tepung kedelai 39.6 29.50 14.30
Tepung daun turi 27.54 21.30 4.73
Tepung jagung 7.63 74.23 4.43
Tepung ikan import 62.65 5.81 15.38
Tepung rebon 59.40 3.20 3.60
Dedak padi 11.35 28.62 12.15
Tepung bekicot 54.29 30.45 4.18
Bungkil kelapa sawit 18.7 64 4.5
Tepung kepala udang 53.74 0 6.65
Tepung darah 71.45 13.32 0.42
Silase ikan 18.20 - 1.20
Ampas tahu 23.55 43.45 5.54
Amatilah tabel diatas, kelompokan jenis bahan baku yang termasuk
kedalam protein basal dan suplemen.
3. Akan dibuat pakan untuk ikan patin berprotein 40% sebanyak 10 kg
menggunakan bahan baku sebagai berikut : tepung ikan 62.65 %
(protein), tepung kedelai 39.60%(protein), dedak halus 11.35%
(protein), tepung terigu 8.90% (protein), tepung jagung 7,63%
(protein)
a. Tentukan komposisi yang tepat dari masing-masing bahan baku
b. tersebut!
c. Hitunglah bobot kering masing-masing bahan baku yang
dibutuhkan!
D. Lembar Kunci Jawaban
1. Yang dimaksud dengan protein basal adalah semua bahan baku
pakan, baik nabati, hewani dan limbah industri, yang memiliki
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
19 Meramu Pakan Ikan
kendungan protein kurang dari 20%, Protein suplemen adalah
semua bahan baku pakan, baik nabati, hewani dan limbah industri
yang memiliki kandungan protein lebih dari 20%.
2. Pengelompokan jenis bahan baku yang termasuk kedalam protein
basal dan suplemen
Tingkatan protein Nama bahan baku
Basal
1. tepung terigu
2. tepung jagung
3. dedak padi
4. bungkil kelapa sawit
5. silase ikan
Suplemen
1. tepung kedelai
2. tepung daun turi
3. tepung ikan import
4. tepung rebon
5. tepung bekicot
6. tepung kepala udang
7. tepung darah
8. ampas tahu
3.
Protein basal (%) Protein suplemen (%)
Dedak halus 11.35 Tepung ikan 62.65
Tepung terigu 8.90 Tepung kedelai 39.60
Tepung jagung 7.63
Jumlah 27.88% Jumlah 102.25%
Rata-rata 9,29% Rata-rata 51.13%
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
20 Meramu Pakan Ikan
Protein basal 9,29% 11,13 %
Protein suplemen 51,13% 30,71 %+
41,84 %
𝑃𝑟𝑜𝑡𝑒𝑖𝑛 𝐵𝑎𝑠𝑎𝑙 =11.13%
41.84%𝑥100% = 26.60%
𝑃𝑟𝑜𝑡𝑒𝑖𝑛 𝑆𝑢𝑝𝑙𝑒𝑚𝑒𝑛 =30.71%
41.84%𝑥 100% = 73.40%
Jadi, untuk membuat pakan yang mengandung protein 40%,
membutuhkan protein basal sebanyak 26,60% dan protein suplemen
sebesar 73,40%
Oleh karena bahan baku yang termasuk dalam protein basal ada tiga,
yaitu dedak halus, tepung terigu dan tepung jagung, maka komposisi
maing–masingbahan baku adalah :
Dedak halus = 26,60% : 3= 8,87%
Tepung terigu= 26,60% : 3= 8,87%
Tepung jagung= 26,60% : 3= 8,87%
Sedangkan bahan bakuyang termasuk dalam protein suplemen ada
dua, yaitu tepung ikan dan tepung kedelai, maka komposisi masing-
masing bahan baku adalah:
Tepung ikan = 73,40% : 2= 36,70%
Tepung kedelai = 73,40% : 2= 36,70%
40 %
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
21 Meramu Pakan Ikan
Nama bahan
Kandungan protein
dalam bahan baku
(a)
Jumlah bahan
yang dibutuhkan
(b)
Hasil kali
(c)
Tepung ikan 62.65 36.70 % 22.99 %
Tepung kedelai 39.60 36.70% 14.53 %
Dedak halus 11.35 8.87 % 1.01 %
Tepung terigu 8.90 8.87 % 0.79 %
Tepung jagung 7.63 8.87 % 0.68 %
Jumlah protein dalam pakan (%) 40
Untuk membuat pakan berprotein 40% sebanyak 10 kg (10.000 gram)
diperlukan bahan baku dengan komposisi sebagai berikut :
Tepung ikan = 36.70% x 10.000 gram = 3,670 gram
Tepung kedelai = 36.70% x 10.000 gram = 3,670 gram
Dedak halus = 8.87 % x 10.000 gram = 887 gram
Tepung jagung = 8.87% x 10.000 gram = 887 gram
Tepung terigu = 8.87% x 10.000 gram = 887 gram
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
22 Meramu Pakan Ikan
BAB III
MENYIAPKAN PERALATAN DAN BAHAN PEMBUAT PAKAN
A. Lembar Informasi
Pembuatan pakan ikan dapat dilakukan pada skala industri atau
rumah tangga. Terdapat perbedaan pada proses pembuatannya, untuk
pakan skala industri dilakukan dengan menggunakan mesin yang
dirancang khusus dan terangkai menjadi satu bagian utuh. Sedangkan
pembuatan pakan ikan skala rumah tangga dilakukan dengan
menggunakan alat-alat sederhana namun dapat menunjang
keberhasilan.
Untuk membuat pakan, maka diperlukan pengetahuan mengenai
peralatan pembuatan pakan dan fungsinya. Dibawah ini merupakan
peralatan yang biasa digunakan dalam pembuatan pakan ikan:
1. Alat penepung (griding)
Mesin penepung pada dasarnya adalah mesin yang digunakan untuk
mengolah bahan pangan kering menjadi tepung. Secara tradisional,
pengolahan tepung yang dibuat dari bahan-bahan pangan kering
dibuat dengan cara menumbuk. Pada kelompok masyarakat tertentu
dikenal alu dan lumpang yang digunakan untuk menumbuk beras
hingga menjadi tepung beras. Seperti penjelasan sebelumnya,
sebelum membuat pakan diharuskan untuk memilih jenis-jenis
bahan baku yang akan digunakan untuk membuat pakan. Jenis-jenis
bahan baku yang telah dipilih dan ditentukan jumlahnya berdasarkan
hasil perhitungan formulasi pakan pada materi sebelumnya,
selanjutnya dilakukan proses penepungan terhadap bahan baku
tersebut. Proses penepungan dilakukan sebelum bahan baku pakan
buatan dicampur agar homogen dan pakan akan menggumpal
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
23 Meramu Pakan Ikan
dengan baik.
Ada dua jenis alat yang dapat digunakan untuk melakukan
penepungan bahan baku. Peralatan yang digunakan pada proses
penepungan menggunakan saringan adalah menggunakan alat
penepung disk mill (Gambar 1). Disc mill adalah alat
penepung yang bekerja dengan cara berputarnya suatu pasangan
piringan logam baja yang satu berputar sedangkan yang lainnya
sebagai landasan. Bahan baku yang akan ditepung berada pada dua
kepingan logam tersebut, kemudian bahan baku yang telah
dihancurkan akan dilakukan proses penyaringan dalam peralatan ini
secara langsung.
Gambar 1. Disk Mill (sumber : www.maksindo.com)
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
24 Meramu Pakan Ikan
2. Saringan (screen)
Saringan digunakan untuk membersihkan bahan pakan dari benda
asing. Tujuannya adalah untuk menyaring bahan agar mempunyai
ukuran relatif seragam sebelum dilakukan pengecilan ukuran.
Namun perlu dingat dalam menggunakan saringan pada alat
penepung sebaiknya bertahap, yaitu saringan yang digunakan
pertama kali harus saringan yang paling kasar sampai yang terakhir
saringan yang paling halus atau ukuran saringan yang diinginkan.
Hal ini perlu diperhatikan agar dalam proses penepungan tidak
terjadi kemacetan pada mesin yang dapat mengakibatkan kerusakan
mesin.
3. Timbangan
Timbangan yang digunakan adalah timbangan analitik dan kasar.
Timbangan analitik digunakan untuk menimbang bahan dalam
jumlah mikro (kecil), sedangkan timbangan kasar digunakan untuk
menimbang bahan dalam jumlah besar (makro). Untuk skala
produksi kecil, timbangan kasar yang digunakan cukup berskala 100
kg dan untuk timbangan analitis berskala 1 kg.
4. Alat pencampur ( mixer)
Alat ini berfungsi sebagai pencampur bahan baku pakan. Sebelum
bahan baku pakan dimasukkan ke dalam alat ini bahan baku
tersebut sudah ditimbang terlebih dahulu. Proses pencampuran
bahan baku harus dilakukan dengan cara mencampur bahan baku
yang jumlahnya paling sedikit kemudian secara bertahap
ditambahkan jenis bahan baku lainnya yang jumlahnya semakin
banyak. Hal ini bertujuan agar semua bahan baku tersebut dapat
tercampur secara homogen. Pencampuran bahan baku kering yang
sempurna akan sangat berpengaruh terhadap kekompakan bahan
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
25 Meramu Pakan Ikan
baku tersebut jika sudah dicampur dengan air menjadi adonan dan
siap dibentuk sesuai keinginan. Alat ini terbagi menjadi horizontal
mixer dan vertical mixer.
Gambar 2. Alat Pencampur Pakan
Untuk horizontal mixer pengadukan dilakukan antara 5-10 menit,
sudah cukup memberikan hasil campuran yang homogen.
5. Alat pemanas atau pengukus
Alat ini biasanya dipergunakan untuk membuat pakan ikan dengan
bahan baku yang mengandung zat antinutrisi. Dimana dengan
perlakuan pemanasan zat antinutrisi ini akan menjadi tidak aktif dan
dapat meningkatkan pemakaian nutrien tersebut.
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
26 Meramu Pakan Ikan
Gambar 3. Alat Pengukus
6. Alat pencetak / mesin pelet
Alat pencetak adalah alat yang digunakan untuk mencetak pakan
buatan. Bentuk alat pencetak ini sangat bergantung pada bentuk
pakan buatan yang akan dicetak. Mesin ini terdiri dari dua tipe yaitu
horizontal dan vertikal. Untuk jenis horizontal mesin ini menghasilkan
jenis pelet yang tenggelam. Kedua mesin ini mempunyai kerja yang
sama, yaitu bahan pakan mengalami proses pengepresan,
pemanasan dan pengeringan, akibat tekanan yang ditimbulkan oleh
roll yang berputar dan berinteraksi dengam dyes tempat bahan
pakan dimampatkan.
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
27 Meramu Pakan Ikan
Gambar 4. Alat Penggiling Daging
7. Alat pengering
Pada skala usaha rumah tangga alat yang digunakan untuk
mengeringkan pakan adalah sinar matahari atau oven biasa. Pada
industri skala menengah biasanya menggunakan oven listrik
sedangkan pada industri skala besar pakan buatan yang dibuatnya
menggunakan alat pencetak yang lengkap dengan alat pemanas
(steam) sehingga pelet yang dihasilkan sudah dalam bentuk pelet
kering.
Gambar 5. Alat pengering
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
28 Meramu Pakan Ikan
B. Lembar Praktek Unjuk Kerja
1. Berilah tanda (√) untuk peralatan pembuatan pakan di
bawah ini yang sudah pernah anda lihat sebelumnya. Kemudian
berikan penjelasan mengenai fungsinya!
No Nama
Sudah
Pernah
Melihat
Fungsi
1 grinding 1................................................................
2................................................................
3...............................................................
4................................................................
2 screening 1................................................................
2................................................................
3...............................................................
4................................................................
3 weighing 1................................................................
2................................................................
3...............................................................
4................................................................
4 mixing 1................................................................
2................................................................
3...............................................................
4................................................................
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
29 Meramu Pakan Ikan
2. Melakukan penggilingan
Langkah kerja 1:
a. Buat kelompok dengan anggota 4-5 orang.
b. Ambilah beras sebanyak 500 gram.
c. Keringkan dalam oven selama 20 menit.
d. Haluskan menggunakan alat penepung (bisa menggunakan
blender).
e. Timbang berat beras yang telah dihaluskan tersebut.
Langkah kerja 2:
a. Dengan kelompok yang sama, ambilah beras sebanyak 500
gram dan rendam dalam air bersih selama 12 -24 jam.
b. Setelah 12-24 jam, tiriskan dan timbang kemudian haluskan
menggunakan alat penepung ( bisa menggunakan blender).
c. Timbang berat beras yang telah dihaluskan tersebut.
Tuliskan hasil pengamatan pada percobaan yang anda lakukan
diatas dalam tabel dibawah ini :
Parameter pengamatan Langkah 1 Langkah 2
Bobot kering sebelum
penepungan (g)
Bobot basah setelah
penepungan (g)
Bobot kering setelah
penepungan (g)
Lama penepungan (menit)
Lain-lain yang perlu
dicatat
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
30 Meramu Pakan Ikan
C. Penilaian/Evaluasi
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Sebutkan jenis-jenis peralatan pembuatan pakan dan fungsinya!
2. Mengapa bahan baku yang dipergunakan harus dalam bentuk
tepung?
3. Mengapa pada saat proses penyaringan, penggunaan saringan
pada alat penepung digunakan secara bertahap?
D. Lembar Kunci Jawaban
1. Jenis-jenis peralatan pembuatan pakan dan fungsinya :
a. Alat penepung (griding)
Fungsinya membuat semua bahan baku yang akan digunakan
berubah menjadi tepung.
b. Saringan (screen)
Fungsinya untuk menyaring bahan agar mempunyai ukuran
relatif seragam sebelum dilakukan pengecilan ukuran.
c. Timbangan
Fungsinya untuk menimbang bahan baku.
d. Alat pencampur (mixer)
Berfungsi sebagai pengaduk/pencampur bahan baku pakan.
e. Alat pencetak/mesin pelet
Berfungsi untuk mencetak bahan pakan. Alat ini terdiri dari dua
tipe yaitu horizontal dan vertikal. Untuk jenis horizontal mesin ini
menghasilkan jenis pelet yang tenggelam. Kedua mesin ini
mempunyai kerja yang sama, yaitu bahan pakan mengalami
proses pengepresan, pemanasan dan pengeringan, akibat
tekanan yang ditimbulkan oleh roll yang berputar dan
berinteraksi dengan dyes tempat bahan pakan dimampatkan.
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
31 Meramu Pakan Ikan
f. Alat pengering
Berfungsi untuk menghasilkan pellet dalam bentuk kering.
2. Proses penepungan dilakukan sebelum bahan baku pakan dicampur
agar homogen dan pakan akan menggumpal dengan baik.
3. Penggunaan saringan pada alat penepung digunakan secara
bertahap dimaksudkan menghindari kemacetan dalam proses
penepungan yang dapat mengakibatkan kerusakan mesin.
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
32 Meramu Pakan Ikan
BAB IV
MENCAMPUR PAKAN
A. Lembar Informasi
Proses pembuatan pakan merupakan kelanjutan dari proses
pemilihan dan pengolahan bahan baku. Dalam proses pembuatan
pakan ditempuh dengan beberapa tahap pekerjaan, yaitu
penggilingan/penepungan, pencampuran, pencetakan, pengeringan dan
pembentukan.
1. Penggilingan/penepungan
Penepungan merupakan proses pengecilan ukuran (size reduction)
suatu bahan padat secara mekanis tanpa diikuti dengan perubahan
sifat kimia dari bahan yang digiling. Penepungan bertujuan
memperkecil dan menghaluskan bahan baku yang semula masih
berbentuk gumpalan atau bongkahan sehingga permukaannya
menjadi lebih luas. Melakukan penghalusan bahan tidaklah mudah.
Untuk mendapatkan bahan sesuai dengan fraksi ukuran tertentu,
proses penepungan biasanya dilakukan sampai beberapa kali.
Namun begitu, ukuran partikel bahan hasil gilingan biasanya masih
tersebar dalam banyak fraksi. Oleh karena itu, diperlukan ketepatan
dalam pemilihan prosedur. Pemilihan prosedur yang digunakan
dalam pengecilan ukuran bahan banyak dipengaruhi oleh
karakteristik bahan yang hendak digiling dan didasarkan pada
mekanisme yang sesuai untuk pengecilan bahan yang mempunyai
sifat tertentu.
Sedangkan pengguntingan cocok untuk bahan yang berserat.
Penepungan yang dilakukan dalam proses mempersiapkan bahan
baku pakan dapat dilakukan pada bahan-bahan hewani dan nabati.
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
33 Meramu Pakan Ikan
Bahan dasar yang memiliki sifat fisik lunak, seperti ikan, darah,
singkong, dedak, dapat dengan mudah dihaluskan menggunakan
penggiling. Sementara itu, untuk bahan-bahan yang memiliki sifat
fisik keras, misalnya saja kepiting, tulang atau hasil pertanian (biji-
bijian), perlu dilakukan perlakuan khusus sebelum ditepung.
Perlakuan tersebut bisa melalui perebusan atau pengukusan, yang
dilakukan dengan tujuan untuk melunakan bahan.
Penepungan dapat dilakukan menggunakan dua cara, yaitu cara
basah dan cara kering. Prinsip kedua cara tersebut adalah berusaha
memisahkan lembaga dari bagian tepungnya.Tepung yang
dihasilkan dapat dikategorikan menjadi dua yaitu tepung yang
mengandung lemak dan tidak mengandung lemak, tergantung dari
jenis bahan dasarnya. Penepungan cara kering (dry prosess)
biasanya hanya melibatkan perlakuan fisik dan mekanik untuk
membebaskan komponen-komponennya dari sifat aslinya.
Sedangkan cara basah (wet prosess) melibatkan perlakuan fisiko-
kimia dan mekanik untuk memisahkan fraksi-fraksi yang diinginkan.
Bahan baku yang telah berbentuk tepung ditimbang sesuai dengan
jumlah bahan baku yang akan digunakan.
2. Pencampuran
Pencampuran bahan-bahan dilakukan secara bertahap mulai dari
bahan yang volumenya paling besar hingga yang volumnye paling
sedikit. Pencampuran bahan dilakukan hingga semua bahan
teraduk/tercampur dengan sempurna dan merata. Bahan pakan
yang mempunyai berat yang paling banyak diletakkan paling bawah
kemudian berturut-turut bahan pakan yang lebih ringan. Apabila
terdapat bahan baku berupa minyak atau cairan, maka
pencampuran dilakukan setelah semua bahan padat tercampur.
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
34 Meramu Pakan Ikan
Untuk menghilangkan zat anti nutrisi dalam pakan yang
mengandung racun, maka dapat dilakukan pemanasan atau
pemasakan campuran pakan. Pemanasan atau pemasakan
dilakukan dengan memberikan air hangat pada saat proses
pembuatan adonan, atau dengan cara mengukus campuran bahan
pakan tersebut selama kurang lebih 10-20 menit. Pengukusan
dilakukan terhadap campuran bahan-bahan nabati, sedangkan jika
menggunakan tepung ikan, makatepung ikan tidak diikutkan dalam
kukusan tersebut. Tepung ikan dicampurkan dalam pakan setelah
selesai pengukusan.
3. Pencetakan
Langkah selanjutnya adalah mencetak pakan menjadi bentuk pellet
dengan ukuran yang telah ditentukan (pelleting). Proses pencetakan
dapat dilakukan menurut tujuan pembuatan pakan. Pencetakan
dapat berbentuk emulsi, tepung, crumble, pellet, dan atau flake.
Bentuk-bentuk tersebut dapat disesuaikan dengan ukuran dan
besarnya ikan yang dipelihara. Pakan berbentuk pellet dapat dibuat
dengan memberi air ataupun bahan perekat pada campuran bahan
pakan tersebut. Setelah diaduk secara merata, campuran tersebut
kemudian dimasukkan pada alat cetak pellet sesuai dengan ukuran
yang diinginkan. Setelah berbentuk pellet, pakan dapat dipanaskan
dan dikeringkan sinar matahari atau alat pengering lainnya. Bagian
pellet yang sudah kering dan pecah merupakan bentuk crumble.
Sesuai dengan kebutuhan jenis dan stadia ikan, maka pakan yang
semula berbentuk pelet dapat dijadikan bentuk lain misalnya dengan
menggunakan alat yang paling sederhana (misalnya mesin
penggiling kopi). Mesin untuk mengubah pakan berbentuk pellet
menjadi bentuk tepung disebut mesin mikro pulverizer, sedangkan
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
35 Meramu Pakan Ikan
alat untuk mengubah menjadi remah disebut mesin crumble.
4. Pengeringan
Bahan baku yang telah tercetak menjadi pellet kemudian
dikeringkan. Tujuan dari pengeringan itu sendiri adalah agar pakan
yang telah tercetak tersebut tidak mudah ditumbuhi jamur atau
mikroba. Selain itu untuk menurunkan kadar air yang terkandung di
dalam pakan atau pellet sehingga menjadi minimal dan stabil.
Pengeringan dapat dilakukan dengan bantuan matahari atau dengan
menggunakan bantuan alat (oven) pengering. Pengeringan dengan
menggunakan matahari tidak memerlukan biaya investasi dan
operasional alat, tetapi sangat bergantung kepada terik sinar
matahari dan diperlukan lahan dan untuk penjemuran. Sebaliknya,
jika digunakan alat pengeringan, maka diperlukan biaya investasi
dan operasional alat, tetapi pengeringan dapat dikerjakan di setiap
waktu tanpa terikat musim, luas lahan yang dibutuhkan untuk
pengeringan dapat ditekan, suhu lebih mudah diatur sesuai
keinginan.
Pembuatan pakan untuk skala industri diawali dengan
penerimaan bahan baku. Tahap ini merupakan tahap awal yang akan
mempengaruhi tahap berikutnya dan merupakan tahap kritis karena
berhubungan dengan mutu bahan pakan yang akan diolah. Bahan yang
telah diterima tersebut selanjutnya disortasi untuk memisahkan bahan
mana yang perlu diolah atau yang tidak layak proses. Prinsipnya adalah
pengolahan bahan dilakukan pada bahan yang datang terlebih dahulu
untuk menghindari penyimpanan bahan yang terlalu lama di gudang
sehingga menyebabkan mutu bahan pakan menurun dan kualitasnya
tidak baik. Bahan yang telah disortasi tersebut selanjutnya dibersihkan
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
36 Meramu Pakan Ikan
atau dilakukan pengayakan secara fisik untuk menghindari bahan
tercampur dengan bahan–bahan lain yang akan merusak mutu pakan,
misalnya logam, kerikil atau pasir. Dalam proses pengayakan ini, ukuran
mash yang digunakan disesuaikan dengan bahan baku. Pembersihan
juga dapat dilakukan dengan bantuan saringan magnetis. Proses
selanjutnya setelah pengayakan adalah pengecilan ukuran yang
bertujuan untuk menghancurkan, menggiling atau menghaluskan,
sehingga menghasilkan gilingan bahan yang sehalus mungkin. Apabila
seluruh bahan sudah tergiling, maka dilakukan penimbangan sesuai
dengan kebutuhan. Bahan baku yang telah ditimbang selanjutnya
dicampur atau diaduk sampai seluruh bahan tercampur merata dan
homogen. Pencampuran pada skala industri berbeda dengan skala
rumah tangga. Pada skala industri, pencampuran bahan pakan diawali
dengan bahan yang jumlahnya besar diikuti dengan bahan yang
jumlahnya kecil dan terkecil. Selanjutnya dilakukan pemberian uap
panas untuk menimbulkan aroma pada pakan jadi. Pemberian uap
panas ini berlangsung selama beberapa menit (2–3 menit) sebelum
pakan memasuki mesin pelet. Pada beberapa mesin pelet modern,
biasanya unit pemberi uap tersebut bersatu dengan mesin pelet.
Selanjutnya adalah pembentukan pellet. Pemeletan bertujuan
untk membentuk suatu kesatuan pakan yang tidak mudah tercecer.
Disamping itu, pakan dalam bentuk pellet akan mengurangi susut nutrisi
karena seluruh bahan akan terwakili dalam pelet. Bahan yang sudah
terbentuk menjadi pelet selanjutnya didinginkan dengan menggunakan
cooler. Pendinginan dilakukan dengan cara pengaliran udara sekeliling
dengan blower tanpa pemanasan. Proses ini membutuhkan waktu
sekitar 5-15 menit. Selanjutnya, produk dapat segera dikemas.
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
37 Meramu Pakan Ikan
B. Lembar Praktek Unjuk Kerja
1. Buatlah kelompok dengan anggota 4-5 orang
2. Carilah bahan baku di sekitar anda yang dapat digunakan sebagai
bahan baku pembuatan pakan!
3. Jika bahan baku tersebut masih berbentuk padatan, maka lakukan
penepungan sesuai dengan prosedur!
4. Susunlah komposisi bahan baku yang tepat dengan menggunakan
salah satu metode penyusunan formulasi pakan, dengan kandungan
protein yang terkandung dalam pakan disesuaikan dengan jenis ikan
yang diperlihara.
5. Buatlah pakan (pellet) sesuai dengan prosedur dan komposisi yang
telah disusun.
6. Catat semua kegiatan pada kertas kerja di bawah ini :
Jenis Kegiatan Keterangan
1. Pemilihan jenis
bahan baku
Bahan baku yang digunakan meliputi
:...........................................................
2. Penyusunan
formulasi pakan
Komposisi pakan meliputi :
............................................................
............................................................
Kandungan nutri dalam pakan :
Protein :.........................%
Karbohidrat :..................%
Lemak :.........................%
EPR :............................%
Berat kering pakan :................... gram
3. Pembuatan Pakan a. Penepungan:
............................................................
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
38 Meramu Pakan Ikan
Jenis Kegiatan Keterangan
b. Penimbangan bahan baku :
............................................................
c. Pencampuran bahan baku :
...........................................................
d. Pembuatan adonan
...........................................................
e. Pencetakan :
..........................................................
a. Berat kering bahan baku
.........................................................
b. Berat basah adonan
.........................................................
c. Berat kering pellet
.........................................................
C. Penilaian/Evaluasi
Jawablah pertanyaan di bawah ini
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan penepungan!
2. Jelaskan tujuan dari penepungan!
3. Jelaskan keuntungan dari penambahan zat antioksidan pada proses
penepungan!
4. Jelaskan tujuan dilakukanya pengeringan!
5. Apa tujuan dari dilakukannya pembentukan peilet (pelleting)!
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
39 Meramu Pakan Ikan
D. Lembar Kunci Jawaban
1. Penepungan merupakan proses pengecilan ukuran (size reduction)
suatu bahan padat secara mekanis tanpa diikuti dengan perubahan
sifat kimia dari bahan yang digiling. Penepungan juga bisa berarti
proses penghancuran bahan yang berada dalam ruang tertutup
dimana terdapat bagian pemukul yang berputar pada porosnya,
sehingga proses penghancuran berlangsung bersama perputaran
bagian pemukul tersebut di dalam ruang penggiling.
2. Penggilingan/penepungan bertujuan untuk memperkecil dan
menghaluskan bahan baku yang semula masih berbentuk gumpalan
atau bongkahan sehingga permukaannya menjadi lebih luas.
3. Penambahan zat antioksidan pada proses penepungan dapat
memberikan keuntungan, yaitu:
a. Meningkatkan stabilitas bahan terhadap oksidasi udara sehingga
mengurangi tingkat oskidasi selama proses berlangsung
b. Memperbesar tingkat pencampuran zat antioksidan yang
jumlahnya tidak terlalu besar secara merata sehingga stabilitas
4. Pengeringan dilakukan agar pakan yang telah tercetak tersebut tidak
mudah ditumbuhi jamur atau mikroba. Pengeringan juga bertujuan
untuk menurunkan kadar air yang terkandung di dalam pakan.
5. Pemeletan bertujuan untuk membentuk suatu kesatuan pakan yang
tidak mudah tercecer. Disamping itu, pakan dalam bentuk pelet akan
mengurangi susut nutrisi karena seluruh bahan akan terwakili dalam
pelet.
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
40 Meramu Pakan Ikan
BAB V
MENGEMAS PAKAN
A. Lembar Informasi
Pengemasan/pengepakan pakan buatan merupakan tahap akhir
dari proses pembuatan pakan sebelum didistribusikan kepada
konsumen. Pengemasan yang baik akan meningkatkan daya simpan
pakan buatan semakin lama dan tetap mempertahankan kualitas pakan
buatan. Oleh karena itu, agar pakan yang sudah kering tetap terjaga
kadar airnya didalam kemasan, dan dapat disimpan dalam jangka waktu
yang lama dengan kualitas tetap terjaga, maka pakan ikan harus
dikemas dengan rapi dan terisolasi dengan udara bebas, sehingga tidak
mudah terkontaminasi. Bahan yang digunakan untuk mengemas pakan
antara lain adalah karung plastik anyaman untuk bagian luar sedangkan
untuk bagian dalam dilapisi kantong plastik tipis dan transparan.
Kantong plastik tipis dan transparan berfungsi untuk mengisolir
pellet atau pakan ikan dari udara bebas, sedangkan karung plastik
anyaman merupakan pelindung agar kantong plastik tidak mudah bocor
serta memudahkan dalam pengangkutan. Selain karung plastik
anyaman, kemasan yang lain adalah dari kertas semen yang dibuat
seperti kantong dan biasanya digunakan untuk mengemas pakan yang
mempunyai berat antara 5-10 kg. Kantong kertas semen ini merupakan
bagian luar dari kantong kemasan, sedangkan pada bagian dalamnya
merupakan kantong plastik tipis dan transparan. Pada pengemasan
skala pabrik semua alat pengemasan sudah terangkai menjadi satu dan
pada saat pakan ikan masuk kedalam kantong kemasan, langsung
dilakukan penjahitan otomatis pada kemasan tersebut. Tetapi pada
beberapa perusahaan kecil proses pengemasan dilakukan secara
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
41 Meramu Pakan Ikan
manual dengan memasukkan pakan ikan kedalam kantong dan
ditimbang beratnya secara manual, kemudian dilakukan penjahitan
kantong kemasan dengan menggunakan mesin jahit portable untuk
plastik kemasan.
Pada setiap kemasan pakan harus tertera label yang
menunjukkan jumlah pakan,label pakan,komposisi bahan baku yang
digunakan dan kandungan nutrisi pakan,serta masa kadaluarsa pakan
yang meliputi tanggal kadaluarsa.
B. Lembar Praktek Unjuk Kerja
1. Buat kelompok dengan anggota 4-5 orang!
2. Ambilah karung pembungkus pakan ikan!
3. Amati hal-hal apa saja yang sebaiknya diinformasikan pada kemasan
pakan ikan!
4. Lihat kemasan pakan merk yang lain dan tuliskan informasi apa yang
tidak terdapat dalam pembungkus pakan sebelumnya!
C. Penilaian/Evaluasi
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Jelaskan bagaiman cara mengemas pakan ikan yang baik!
2. Apa fungsi dari kantong plastik tipis, transparan dalam proses
pengemasan!
D. Lembar Kunci Jawaban
1. Pengemasan pakan ikan yang baik akan meningkatkan daya
simpan pakan buatan semakin lama dan tetap mempertahankan
kualitas pakan buatan. Pengemasan pakan dilakukan dengan rapi
dan terisolasi dengan udara bebas, sehingga tidak mudah
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
42 Meramu Pakan Ikan
terkontaminasi. Pengemasan dapat menggunakan karung plastik
anyaman untuk bagian luar sedangkan untuk bagian dalam dilapisi
kantong plastik tipis dan transparan.
2. Bagian kantong plastik tipis dan transparan berfungsi untuk
mengisolir pellet atau pakan ikan dari udara bebas.
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
43 Meramu Pakan Ikan
BAB VI
MENYIMPAN PAKAN
A. Lembar Informasi
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyimpan pakan
ditinjau dari segi pakan itu sendiri dan ruangan penyimpanan, agar tidak
mempengaruhi stabilitas nutrien pakan adalah:
1. Kadar air yang terkandung dalam pakan tidak lebih dari 10%
sehingga pakan tidak mudah terserang jamur
2. Ruang penyimpanan pakan harus bersih, kering, aman dan memiliki
ventilasi yang baik, sehingga supply oksigen di dalam ruangan
penyimpanan tetap mencukupi. Oleh karena itu, sebaiknya ruang
penyimpanan pakan berhubungan dengan sinar matahari.
3. Ruangan penyimpanan memiliki kelembaban relatif kurang dari 65%.
4. Suhu ruangan penyimpanan sekitar 200c, agar tidak merusak dan
mengurani kandungan nutrisi dalam pakan.
Berdasarkan beberapa hal tersebut diatas maka dalam
melakukan proses penyimpanan pakan buatan ada beberapa prosedur
yang harus dilakukan dalam menyimpan pakan buatan dalam bentuk
kering yaitu :
1. Ruang penyimpanan pakan harus bersih, kering, aman dan memiliki
ventilasi yang baik. Sebaiknya ruang penyimpanan pakan
berhubungan langsung dengan sinar matahari.
2. Kemasan pada pakan harus terdapat label pakan dan kandungan
nutrisi yang terdapat pada pakan serta masa kadaluarsa pakan
tertera pada kemasan.
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
44 Meramu Pakan Ikan
3. Tumpukan kemasan pakan dalam tempat penyimpanan pakan
sebaiknya tidak lebih dari enam tumpukan, dan jarak palet yaitu kayu
tempat meletakkan pakan dalam ruang penyimpanan berjarak 12 –
15 cm dari dasar lantai agar tidak terjadi kerusakan pakan yang ada
didasar oleh serangga, kutu dan abu serta sirkulasi udara dari
bawah cukup baik.
4. Lama penyimpanan pakan buatan dalam ruang penyimpanan
sebaiknya tidak lebih dari tiga bulan. Gunakan pakan yang
diproduksi terlebih dahulu baru pakan yang diproduksi selanjutnya
(First in first out)
5. Jangan berjalan diatas tumpukan pakan, hal ini dapat
mengakibatkan rusak dan hancurnya pakan buatan.
Penyimpanan pakan buatan harus dilakukan sedemikian rupa
agar pada saat digunakan kualitasnya tidak mengalami perubahan.
Terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap proses
kerusakan pakan buatan selama penyimpanan yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal yang utama adalah water activity dan
proses oksidasi. Sedangkan faktor eksternal antara lain suhu,
kelembapan, cahaya dan kandungan oksigen.
Perubahan pakan buatan yang biasanya terjadi selama
penyimpanan antara lain:
1. Kerusakan fisik karena api dan binatang pengerat.
2. Kerusakan klimatis (suhu, kelembaban, kondensasi hujan)
3. Kerusakan oleh serangga.
4. Kerusakan oleh mikroba terutama jamur.
5. Kerusakan akibat proses kimiawi.
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
45 Meramu Pakan Ikan
Pakan buatan dapat mengalami salah satu atau kombinasi dari
kerusakan-kerusakan tersebut, tergantung pada cara penanganan dan
lingkungan tempat penyimpanan. Semua kerusakan tersebut dapat
dikelompokan menjadi susut bobot, susut kualitas, risiko kesehatan,
susut ekonomis.
Kerusakan fisik umumnya bersifat komulatif. Aktivitas binatang
pengerat sering menimbulkan kerugian besar karena pakan sering
digunakan oleh binatang pengerat sebagai media tumbuh dan
berkembang biak. Penyimpanan yang terlalu lama tidak saja merusak
sifat fisika dan kimia pakan, tetapi juga menimbulkan resiko kesehatan
bagi ikan.
Beberapa faktor penyebab kerusakan fisika yang harus selalu
diperhatikan selama penyimpanan adalah kadar air dan kelembaban
ruang penyimpanan. Kadar air pakan biasanya menyesuaikan diri
dengan kelembaban lingkungan, hingga terjadi keseimbangan antara
kadar air pakan dan kelembaban lingkungan. Kadar air dan kelembaban
merupakan salah satu pemicu tumbuhnya jamur dan serangga. Jamur
dan aktivitas serangga pada pakan akan meningkatkan suhu
lingkungan.
Pakan yang sedang dalam penyimpanan juga merupakan tempat
yang menarik bagi serangga terbang maupun kutu. Serangga yang
hidup pada pakan akan berkembang biak secara cepat apabila suhu
lingkungan berkisar antara 26-370C. Kerusakan pakan yang disebabkan
oleh mikroba lebih banyak terjadi di daerah tropis.
Proses kerusakan pakan buatan oleh serangga terjadi karena
aktivitas makan dari serangga atau kontaminasi yang ditimbulkannya,
seperti feses, webbing, potongan anggota tubuh, atau bau yang kurang
enak. Webbing adalah aktivitas yang dilakukan serangga untuk
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
46 Meramu Pakan Ikan
melindungi diri dengan menggunakan cairan khusus untuk menutupi
sarangnya. Selain dari pada itu serangga juga dapat merusak bahan
baku pakan dalam penyimpanannya. Dengan demikian, apabila
perkembangan serangga tidak dikendalian, kerusakan yang dialami
pakan buatan selama penyimpanan akan semakin hebat.
Kadar air pakan buatan lebih dari 15 % akan memicu tumbuhnya
jamur. Kelembaban relatif ruang yang lebih dari 65%, maka pakan akan
menyerap uap air dari lingkungan sekitarnya sehingga kadar air
meningkat dan pakan akan segera ditumbuhi jamur.
Selama dalam proses penyimpanan, beberapa proses kimia
tetap berlangsung. Peningkatan suhu dan wadah penyimpanan dapat
mempercepat proses kimiawi pada pakan. Kerusakan akibat proses
kimiawi terutama penguraian lemak menjadi asam lemak. Proses
perombakan ini dapat disebabkan adanya aktivitas jamur dan bakteri
atau meningkatnya kandungan oksigen. Kerugian akibat proses
perombakan ini adalah timbulnya aroma tengik sehingga pada akhirnya
akan mengurangi palatabilitas.
Kerusakan lainnya adalah proses fermentasi karbohidrat yang
dapat meningkatkan konsentrasi alkohol dan asam-asam volatil.
Dengan demikian pakan akan memiliki bau dan cita rasa yang khas
karena adanya senyawa-senyawa tersebut. Vitamin dan mineral juga
dapat mengalami kerusakan, terutama akibat proses oksidasi atau
bereaksi dengan komponen pakan lainnya. Peningkatan suhu dan
keberadaan cahaya dapat menyebabkan kerusakan vitamin.
Langkah pertama yang harus dilakukan untuk menghambat
proses kerusakan pakan selama penyimpanan adalah menurunkan
kadar air serendah mungkin. Selain itu wadah penyimpanan harus
memenuhi persyaratan fisik sehingga dapat mengendalikan suhu,
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
47 Meramu Pakan Ikan
kelembaban relatif, cahaya, dan kandungan oksigen dengan baik.
Kondisi lingkungan yang baik adalah ruangan yang kering dan
dingin dengan sirkulasi udara yang baik, tanpa cahaya yang berlebihan.
Selain itu, suhu di seluruh ruang penyimpanan harus diusahakan relatif
sama. Suhu yang relatif tinggi, terutama di pojok-pojok ruangan,
merupakan tempat yang cocok bagi pertumbuhan mikroba dan
serangga. Aktivitas mikroba dan serangga dapat menimbulkan
pemanasan setempat sehingga memungkinkan terjadinya migrasi air.
Selain faktor teknis, faktor non teknis misalnya manajemen
gudang juga harus diperhatikan. Manajemen gudang antara lain
penggunaan prinsip FIFO ( first in first out), yaitu pakan yang lebih
dahulu masuk ke tempat penyimpanan harus digunakan lebih dahulu,
pemisahan pakan yang berkualitas rendah agar tidak terjadi
kontaminasi silang, perencanaan pembelian dan penyimpanan bahan
secara baik dengan mempertimbangkan kapasitas gudang, tingkat
pemanfaatan dan tanggal kadaluarsa bahan.
B. Lembar Praktek Unjuk Kerja
1. Bentuk kelompok dengan anggota 4-5 orang !
2. Lakukan penyimpanan pakan sesuai dengan prosedur!
C. Penilaian / Evaluasi
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Sebutkan dua faktor utama yang berpengaruh terhadap proses
kerusakan pakan buatan selama penyimpanan!
2. Jelaskan faktor penyebab kerusakan fisika yang harus selalu
diperhatikan selama penyimpanan!
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
48 Meramu Pakan Ikan
3. Jelaskan langkah pertama yang harus dilakukan untuk menghambat
proses kerusakan pakan selama penyimpanan!
4. Jelaskan kondisi lingkungan yang baik untuk penyimpan pakan!
D. Lembar Kunci Jawaban
1. Dua faktor utama yang berpengaruh terhadap proses kerusakan
pakan buatan selama penyimpanan yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal yang utama water activity dan proses
oksidasi, sedangkan faktor eksternal antara lain suhu, kelembaban,
cahaya dan kandungan oksigen.
2. Kadar air dan kelembaban ruang penyimpanan. Kadar air pakan
biasanya menyesuaikan diri dengan kelembaban lingkungan, hingga
terjadi keseimbangan antara kadar air pakan dan kelembaban
lingkungan. Kadar air dan kelembaban merupakan salah satu
pemicu tumbuhnya jamur dan serangga. Jamur dan aktivitas
serangga pada pakan akan meningkatkan suhu lingkungan.
3. Langkah pertama yang harus dilakukan untuk menghambat proses
kerusakan pakan selama penyimpanan adalah menurunkan kadar air
serendah mungkin. Selain itu wadah penyimpanan harus memenuhi
persyaratan fisik sehingga dapat mengendalikan suhu, kelembaban
relatif, cahaya, dan kandungan oksigen dengan baik.
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
49 Meramu Pakan Ikan
4. Kondisi lingkungan yang baik adalah ruangan yang kering dan dingin
dengan sirkulasi udara yang baik, tanpa cahaya yang berlebihan.
Selain itu, suhu di seluruh ruang penyimpanan harus diusahakan
relatif sama. Suhu yang relatif tinggi, terutama di pojok-pojok
ruangan, merupakan tempat yang cocok bagi pertumbuhan mikroba
dan serangga. Aktivitas mikroba dan serangga dapat menimbulkan
pemanasan setempat sehingga memungkinkan terjadinya migrasi
air.
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
50 Meramu Pakan Ikan
BAB VII
MEMBUAT LAPORAN HASIL PEMBUATAN PAKAN IKAN
A. Lembar Informasi
Pakan ikan yang akan diberikan pada ikan harus dilakukan uji
coba terhadap pakan tersebut. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui
pakan yang digunakan tersebut memberikan hasil yang optimal sesuai
dengan standar produk pakan ikan. Uji coba terhadap pakan ikan dapat
dilakukan dengan tiga cara yaitu :
1. Uji pakan secara fisik
a. kehalusan bahan baku
Pada pengujian kahalusan bahan baku dapat dilakukan dengan
menggiling pellet tersebut dan kemudian dilakukan pengamatan
terhadap hasil gilingan. Berdasarkan ukuran butiran, maka hasil
gilingan tersebut dibedakan menjadi sangat halus, halus, agak
kasar dan sangat kasar. Setelah ditentukan tingkat kehalusannya,
langkah selanjutnya adalah dilakukan penghitungan persentase
dari masing–masing tipe. Apabila persentase bagian yang halus
semakin banyak, maka mutu pellet semakin baik.
b. Tingkat kekerasan pellet.
Pengujian ini dapat dilakukan dengan memberikan beban pada
pellet sebanyak 5 kali berat pellet yang akan diuji. Pellet yang baik
harus memiliki kekerasan yang tinggi, ditandai dengan lamanya
waktu pellet tersebut menjadi hancur. Pellet yang baik biasanya
memiliki bahan baku yang cukup halus, sehingga tidak mudah
hancur.
c. Pengujian daya tahan dalam air
Pengujian inin dilakukan dengan jalan merendam pellet di dalam
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
51 Meramu Pakan Ikan
air yang sebelumnya telah diberi aerasi kuat. Waktu yang
diperlukan sampai saat pellet yang bersangkutan itu hancur
merupakan ukuran daya tahannya. Pellet yang baik harus memiliki
daya tahan dalam air minimal 5 menit.
d. Pengujian yang terakhir adalah pengujian terhadap daya apung
pellet.
Pengujian ini dilakukan dengan menjatuhkan pelet ke dalam air di
dalam akuarium atau wadah lain yang berisi air dengan
kedalaman sekitar 20 cm. Waktu yang diperlukan mulai saat pellet
menyentuh permukaan air sampai tenggelam di dasar adalah
ukuran daya apungnya. Pellet yang baik memiliki daya apung > 5
menit.
2. Uji pakan secara kimia
Pengujian kimiawi bertujuan untuk mengetahui kandungan gizi dari
pakan yang telah kita buat. Kandungan gizi yang sebaiknya diketahui
meliputi protein, lemak, karbohidrat, abu, serat dan air. Pellet yang
baik memiliki kadar air maksimal 12%, kandungan serat kasar
maksimal 10%, sedangkan kandungan protein, lemak, dan
karbohidrat tergantung kepada kebutuhan nutrisi biota air yang
dibudidayakan. Misalnya,untuk pellet pakan ikan sebaiknya
mengandung protein lebih dari 25%, lemak maksimal 8% dan
karbohidrat antara 30-40%. Sedangkan udang, membutuhkan protein
minimal 30%, lemak maksimal 10% dan karbohidrat sekitar 30%.
Pengujian pellet secara kimiawi dilakukan di laboratorium dengan
mengirimkan contoh pellet ke laboratorium terdekat. Umumnya
kandungan nutrisi yang diuji meliputi energi, protein dan asam amino,
lemak, serat kasar, abu dan mineral terutama kalsium dan fosfor, dan
air.
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
52 Meramu Pakan Ikan
a. Uji kadar air
Untuk pakan kering seperti pellet, maka salah satu pengujian yang
penting untuk dilakukan adalah kadar air. Uji kadar air perlu
dilakukan karena pakan tidak langsung dikonsumsi oleh biota air
setelah diproduksi, tetapi disimpan beberapa saat, sehingga
apabila kadar airnya masih terlalu tinggi, maka pellet akan cepat
rusak dan mudah terkena jamur. Pengujian kadar air dilakukan
dengan menggunakan metode SNI 01-2891-1992 butir 5.1/Oven.
Prinsip pengujian kadar air adalah dengan memanaskan pellet
pada suhu 105 – 1100 C sehingga air akan menguap.
b. Uji kadar lemak
Kadar lemak dalam pakan sebaiknya kurang dari 8%. Hal ini
dikarenakan jika kadar lemak terlalu tinggi akan mempercepat
proses ketengikan pakan ikan. Prinsip pengujian kadar lemak
adalah bahan makanan akan larut di dalam petrelium eter disebut
lemak kasar. Uji ini menggunakan alat yang disebut Soxhlet. Uji
kadar lemak dapat dilakukan menggunakan metode Soxhlet dan
metode weibull / SNI 01-2891-1992 butir 8.2
c. Uji kadar protein
Prinsip pengujian kadar protein di laboratorium adalah dengan
menggunakan cara Kjeldahl yaitu menentukan kadar protein
secara tidak langsung. Cara ini adalah dengan menentukan kadar
N-nya kemudian mengalikan dengan protein 6,25. Cara lain yang
digunakan untuk menguji kadar protein dalam pakan
menggunakan metode Kjeldhal adalah melalui tahapan-tahapan
oksidasi, destruksi dan titrasi.
d. Uji kadar serat kasar
Kadar serat kasar dalam pakan sebaiknya kurang dari 7%.
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
53 Meramu Pakan Ikan
Kandungan serat kasar yang terlalu tinggi pada pakan akan
mempengaruhi data cerna dan penyerapan didalam alat
pencernaan. Prinsip pengujian kadar serat adalah menentukan zat
organik yang tidak larut dalam asam kuat dan basa kuat dan
disertai pemanasan.
Untuk melakukan pengujian kadar serat kasar dalam pakan, maka
diperlukan beberapa peralatan dan bahan, seperti : Neraca
analitik, pendingin, corong Buchner, pompa vakum dan pakan
ikan yang akan anda uji. Nah, selain peralatan dan bahan
tersebut, maka untuk melakukan pengujian kadar serat kasar,
dibutuhkan beberapa pereaksi yang sangat menunjang
keberhasilan pengujian. Pereaksi-pereaksi tersebut adalahAsam
sulfat (H2SO4) 1,25%, Natrium Hidroksida(NaOH) 3,25%, Etanol
96%, dan Kertas saring whatman 54, 541 atau 41.
3. Uji pakan secara biologi
Uji biologis dilakukan untuk mengetahui pengaruh pakan tersebut
langsung pada ikan. Ada kemungkinan pakan yang mempunyai
kandungan nutrisi tinggi kurang memberikan efek bagi pertumbuhan
ikan. Oleh sebab itu, perlu dilakukan penelitian langsung di
laboratorium untuk menguji suatu pakan. Ikan yang dicobakan
diperlakukan dengan pemberian pakan selama periode waktu
tertentu, umumnya berkisar antara 1.5–2 bulan. Pada selang waktu
tertentu dilakukan pengukuran pertumbuhan pada ikan. Pada
pengamatan uji biologis tersebut akan didapatkan beberapa variabel
pengukuran seperti pertambahan bobot badan, konsumsi pakan dan
konversi pakan. Pertambahan bobot badan diukur dengan
menimbang ikan tersebut pada selang waktu tertentu.
Dari hasil penimbangan tersebut akan didapatkan pertambahan
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
54 Meramu Pakan Ikan
bobot badan per satuan waktu. Konsumsi pakan dihitung dengan
menimbang pakan yang diberikan pada ikan selama periode
pemeliharaan. Konversi pakan dihitung dengan membandingkan
jumlah pakan yang dikonsumsi dengan jumlah pertambahan bobot
badan jika dianggap bahwa tidak ada pertambahan pakan alami. Nilai
koefisien adalah nilai dari kebalikan angka konversi. Jika angka
koefisien besar hal ini menunjukkan bahwa pakan tersebut bernilai
biologis tinggi atau berkualitas tinggi.
B. Lembar Praktek Unjuk Kerja
Pengujian secara fisis
Pengamatan 1
1. Buat kelompok dengan anggota 4 – 5 orang
2. Ambil pakan yang telah dibuat dan bandingkan warna pakan tersebut
dengan pakan buatan pabrik!
3. Ambil segenggam pakan buatan sendiri lalu ciumlah bau pakan
tersebut dan bandingkan dengan bau pakan buatan pabrik!
4. Giling kedua jenis pakan tersebut dan amati butirannya!
5. Catatlah data yang diperoleh dan isikan pada tabel di bawah!
Parameter
Pengamatan Pakan Sendiri Pakan Pabrik
Warna pakan ( terang,
agak gelap, gelap)
Aroma pakan
( menyengat, tidak
menyengat )
Ukuran butiran (
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
55 Meramu Pakan Ikan
Parameter
Pengamatan Pakan Sendiri Pakan Pabrik
sangat kasar, agak
kasar, kasar, halus,
agak halus, sangat
halus)
Pengamatan 2 :
1. Timbang pakan buatan yang akan diuji kekerasan (yang telah
dikemas) dan catat hasilnya !
2. Timbang batu/pemberat hingga menghasilkan berat sebesar 5 kali
lipat berat pakan yang telah ditimbang !
3. Letakkan batu/pemberat tersebut dalam nampan !
4. Letakkan pakan yang akan diuji diatas lantai datar dan halus dan
taruh pemberat diatas pakan. Biarkan selama 20 menit!
5. Amati kekompakan pakan (hancur/tidaknya pakan)!
6. Bandingkan dengan pakan buatan pabrik !
7. Buatlah kesimpulan berdasarkan pengamatan yang dilakukan.
Pengamatan 3
1. Pasanglah aerasi dengan kuat sehingga air di dalam wadah uji
bergerak dan menimbulkan gelombang!
2. Masukkan pakan buatan sendiri ke dalam salah satu toples dan
pakan buatan pabrik ke toples yang lain.
3. Catat waktu pertama pakan dimasukkan ke dalam toples!
4. Catat waktu pakan tersebut mulai mengembang serta catat pula
waktu pakan tersebut mulai hancur!
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
56 Meramu Pakan Ikan
5. Simpulkan dan bandingkan hasil yang diperoleh dengan kelompok
lain !
Pengamatan 4
1. Ambil 2 buah gelas dan masing–masing gelas isi air hingga ½ nya
2. Timbanglah pakan buatan sendiri dan buatan pabrik sebanyak
masing-masing 5 gram
3. Masukan kedalam gelas secara bersama-sama
4. Hitung waktu yang diperlukan masing-masing pelet mulai tenggelam
5. Simpulkan hasil yang anda peroleh berdasarkan pengamatan
tersebut
C. Penilaian/Evaluasi
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Jelaskan tujuan dari dilakukannya pengujian pakan!
2. Jelaskan jenis-jenis pengujian pakan!
3. Jelaskan jenis pengujian fisik pakan ikan!
4. Jelaskan jenis pengujian kimia pakan ikan!
5. Jelaskan jenis pengujian biologi pakan ikan!
D. Lembar Kunci Jawaban
1. Pengujian pakan bertujuan agar pakan yang akan digunakan dapat
memberikan hasil yang optimal sesuai dengan standar produk pakan
ikan.
2. Pengujian pakan meliputi pengujian secara fisik, pengujian secara
kimia, dan pengujian secara biologi.
3. Pengujian secara fisik dilakukan dengan melihat kehalusan bahan
baku, kekerasan, daya tahan di dalam air dan daya apung.
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
57 Meramu Pakan Ikan
4. Pengujian secara kimia dilakukan dengan melihat kandungan nutrisi
dari pakan yang dibuat meliputi protein, kadar air, lemak, serat kasar.
5. Pengujian secara biologi dilakukan untuk mengetahui pengaruh
pakan terhadap ikan.
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
58 Meramu Pakan Ikan
BAB VIII
PENUTUP
Modul Meramu Pakan Ikan disusun untuk memberikan kesempatan
belajar mandiri bagi siswa-siswi. Modul ini diharapkan dapat dimanfaatkan
sebagai sarana pembelajaran siswa-siswi yang berisi materi, metode,
batasan-batasan dan cara mengevaluasi cara mengidentifikasi parameter
kualitas air.
Pengembangan pembelajaran berbasis kompetensi, perlu didukung
dengan bahan ajar yang memungkinkan setiap siswa dapat belajar secara
individual dan mandiri dalam menyelesaikan suatu unit kompetensi secara
utuh.
Modul ini diharapkan dapat menjadi substansi atau materi sertifikasi
kompetensi semester berdasarkan silabus dan SKKNI dimana materi
tersebut terkait dengan Materi Uji Kompetensi (MUK) yang diujikan tiap
semester, untuk melihat ketercapaian kompetensi keahlian peserta didik.
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
59 Meramu Pakan Ikan
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Syamsul. 2000. Meramu Pakan Ikan Kerapu: bebek, lumpur, macam,
malabar. Penebar Swadaya. Jakarta.
Amri, Khairul dan Khairuman, 2002.Membuat Pakan Ikan Konsumsi. Agro
Media Pustaka. Jakarta.
Handayani, D. 2003. Optimasi Pakan Buatan yang Efisien dan Ekonomis
untuk Budidaya Ikan Nila (Oreochnomis niloticus L.).Skripsi Sarjana
Biologi. Institut Teknologi Bandung.
Mujiman, Ahmad. 2006. Makanan Ikan. Penebar Swadaya. Jakarta.
Intan Rahima Sari. 2013. Produksi Pakan Buatan Semester 2 Buku teks
bahan ajar siswa Program Keahlian Teknologi Budidaya Perairan.
Susanti, K. I. 2001.Pengaruh Pencampuran Ampas Kelapa dalam Pakan
terhadap Konsumsi Oksigen dan Laju Tumbuh Ikan Nila (Oreochromis
niloticus L.).Skripsi Sarjana Biologi. Institut Teknologi Bandung.
Gusrina, 2008. Budidaya Ikan Jilid 2. Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar
dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan