repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 58636... · bab ii tinjauan pustaka...

18
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan 2.1.1 Pati jagung Jagung banyak digunakan pada industri makanan, minuman, dan farmasi. Berdasarkan komposisi dan kandungan nutrisi, jagung mempunyai prospek sebagai pangan dan bahan baku industri (Suarni dan Sarasutha, 2002). Pati adalah karbohidrat yang terjadi dari rangkaian molekul panjang yang berbentuk butiran. Pati dapat diperoleh dari berbagai bagian tanaman seperti biji, umbi, batang, dan buah. Pati dalam jaringan mempunyai bentuk butir yang berbeda-beda. Umumnya butir padi terdiri dari lapisan-lapisan yang mengelilingi satu titik yang disebut hillum. Hillum dapat terletak di tengah atau dapat pula di pinggir. Biji jagung mengandung pati 54,1% - 71,7%, karbohidarat pada jagung sebagian besar merupakan komponen pati, sedangkan komponen lainnya adalah pentose, dekstrin, sukrosa, dan gula pereduksi (Fahn, 1992). Dalam dunia industri dikenal dua macam pati yaitu pati alami dan pati modifikasi. Pati alami mempunyai beberapa kelemahan, jika dibuat menjadi pasta maka akan terbentuk pasta yang keras dan tidak bening, serta membutuhkan waktu yang lama dan energi yang tinggi. Selain itu pati memiliki sifat yang lengket dan tidak tahan perlakuan dengan asam. Hal ini menyebabkan pati alami masih terbatas penggunaannya dalam dunia industri dibandingkan pati modifikasi. Pati modifikasi adalah pati yang diberi perlakuan tertentu dengan tujuan menghasilkan, memperbaiki atau merubah sifat Universitas Sumatera Utara

Upload: others

Post on 27-Feb-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 58636... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan 2.1.1 Pati jagung2016-05-03 · berupa kristalin keras atau

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Tumbuhan

2.1.1 Pati jagung

Jagung banyak digunakan pada industri makanan, minuman, dan

farmasi. Berdasarkan komposisi dan kandungan nutrisi, jagung mempunyai

prospek sebagai pangan dan bahan baku industri (Suarni dan Sarasutha, 2002).

Pati adalah karbohidrat yang terjadi dari rangkaian molekul panjang

yang berbentuk butiran. Pati dapat diperoleh dari berbagai bagian tanaman

seperti biji, umbi, batang, dan buah. Pati dalam jaringan mempunyai bentuk

butir yang berbeda-beda. Umumnya butir padi terdiri dari lapisan-lapisan yang

mengelilingi satu titik yang disebut hillum. Hillum dapat terletak di tengah atau

dapat pula di pinggir. Biji jagung mengandung pati 54,1% - 71,7%,

karbohidarat pada jagung sebagian besar merupakan komponen pati,

sedangkan komponen lainnya adalah pentose, dekstrin, sukrosa, dan gula

pereduksi (Fahn, 1992).

Dalam dunia industri dikenal dua macam pati yaitu pati alami dan pati

modifikasi. Pati alami mempunyai beberapa kelemahan, jika dibuat menjadi

pasta maka akan terbentuk pasta yang keras dan tidak bening, serta

membutuhkan waktu yang lama dan energi yang tinggi. Selain itu pati

memiliki sifat yang lengket dan tidak tahan perlakuan dengan asam. Hal ini

menyebabkan pati alami masih terbatas penggunaannya dalam dunia industri

dibandingkan pati modifikasi. Pati modifikasi adalah pati yang diberi perlakuan

tertentu dengan tujuan menghasilkan, memperbaiki atau merubah sifat

Universitas Sumatera Utara

Page 2: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 58636... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan 2.1.1 Pati jagung2016-05-03 · berupa kristalin keras atau

sebelumnya. Modifikasi terdiri dari modifikasi fisika, modifikasi kimia dan

modifikasi genetika. Perlakuan ini dapat mencakup penggunaan panas, asam,

alkali, zat pengoksidasi atau bahan kimia lainnya yang akan menghasilkan

gugus kimia yang baru dan atau perubahan bentuk, ukuran serta struktur

molekul pati. Pati yang termodifikasi mempunyai kekentalan yang stabil baik

pada suhu tinggi maupun suhu rendah, mempunyai ketahanan yang baik

terhadap perlakuan mekanis, dan daya pengentalannya tahan pada kondisi asam

(Glicksman, 1969).

Granul pati utuh tidak larut dalam air dingin. Granul pati dapat

menyerap air dan mengembang, tetapi tidak dapat kembali seperti semula. Air

yang terserap dalam molekul menyebabkan granul mengembang. Apabila

granul pati ditambahkan air panas atau dingin yang kemudian dipanaskan,

maka pati dapat mengalami gelatinasi (Winarno, 1995).

2.1.2 Klasifikasi tanaman jagung

Division : Spermatophyta

Sub-divisio : Angiospermae

Klass : Monocotyledoneae

Ordo : Graminae

Famili : Graminaceae

Genus : Zea

Spesies : Zea mays L (Hartono, 2007).

Universitas Sumatera Utara

Page 3: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 58636... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan 2.1.1 Pati jagung2016-05-03 · berupa kristalin keras atau

2.1.3 Nama lain tanaman jagung

Nama Jagung di Indonesia beranekaragam yaitu jagong (Sunda, aceh,

Batak, Ambon), jhaghung (Madura), rigi (Nias), wataru (Sumba), latung

(Flores), pena (Timor), gandung (Toraja) (Hartono, 2007).

2.2 Vitamin

Vitamin adalah senyawa organik yang diperlukan oleh tubuh dalam

jumlah sedikit, tetapi penting untuk melakukan fungsi metabolik di dalam

tubuh. Vitamin tidak dapat disintesa oleh tubuh kecuali vitamin K, maka

vitamin harus ada dalam makanan yang dikonsumsi (Andarwulan dan

Koswara, 1989).

Vitamin dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu vitamin yang

dapat larut dalam air dan vitamin yang dapat larut dalam lemak. Jenis vitamin

yang dapat larut dalam air adalah vitamin B kompleks dan vitamin C. Vitamin

yang dapat larut dalam lemak adalah A, D, E, dan K, serta provitamin A yaitu

β-karoten. Bahan makanan yang kaya akan vitamin adalah sayur-sayuran dan

buah-buahan (Sudarmadji, 1989).

2.2.1 Vitamin C

Vitamin C atau asam askorbat mempunyai berat molekul 176,13

dengan rumus molekul C6H8O6. Vitamin C dalam bentuk murni merupakan

kristal putih, tidak berwarna, tidak berbau dan mencair pada suhu 190oC -

192oC. senyawa ini bersifat reduktor kuat dan mempunyai rasa asam. Vitamin

C sangat mudah larut dalam air (1g dapat larut sempurna dalam 3 ml air),

sedikit larut dalam alkohol (1g larut dalam 50 ml alkohol absolut atau 100 ml

Universitas Sumatera Utara

Page 4: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 58636... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan 2.1.1 Pati jagung2016-05-03 · berupa kristalin keras atau

gliserin) dan tidak larut dalam benzene, eter, kloroform, minyak dan

sejenisnya. Vitamin C tidak stabil dalam bentuk larutan, terutama jika terdapat

udara, logam-logam seperti Cu, Fe, dan cahaya (Andarwulan dan Koswara,

1989). Struktur kimia vitamin C dapat dilihat pada Gambar 2.1 di bawah ini

(Ditjen POM, 1995) :

Gambar 2.1 Struktur Kimia Vitamin C

2.3 Amilum

Amilum merupakan campuran dua macam struktur polisakarida yang

berbeda amilosa dan amilopektin. Amilosa mempunyai struktur lurus dan

terdiri dari 250 sampai 300 unit D-glukopiranosa yang tersusun dalam ikatan α-

1,4 glukosa. Amilosa merupakan polisakarida, polimer yang tersusun dari

glukosa sebagai monomernya. Amilosa merupakan polimer tidak bercabang

yang bersama-sama dengan amilopektin menjadi komponen penyusun pati.

Gambar 2.2 Struktur Kimia Amilosa

Universitas Sumatera Utara

Page 5: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 58636... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan 2.1.1 Pati jagung2016-05-03 · berupa kristalin keras atau

Amilopektin merupakan polisakarida yang tersusun dari monomer α-

glukosa. Amilopektin merupakan molekul raksasa dan mudah ditemukan

karena menjadi satu dari dua senyawa penyusun pati, bersama-sama dengan

amilosa. Walaupun tersusun dari monomer yang sama, amilopektin berbeda

dengan amilosa, yang terlihat dari karakteristik fisiknya. Secara struktural,

amilopektin terbentuk dari rantai glukosa yang terikat dengan ikatan α-1,6-

glukosa, sama dengan amilosa. Namun, pada amilopektin terbentuk cabang-

cabang (sekitar tiap 20 mata rantai glukosa) dengan ikatan α-1,4-glukosa.

Gambar 2.3 Struktur Kimia Amilopektin

Kedua fraksi tersebut dapat dibedakan berdasarkan reaksinya terhadap

larutan yodium, dimana amilosa memberikan warna biru ungu sedangkan

amilopektin warna merah ungu. Pada umumnya amilum mempunyai

kandungan amilosa 25% dan amilopektin 75% (Charles, 2010).

2.4 Laktosa

Laktosa dikenal juga dengan nama sakarum laktis, gula susu adalah

gula yang diperoleh dari susu. Laktosa merupakan produk sampingan air dadih,

yaitu bagian susu yang tinggal setelah lemak dan kasein diambil untuk

Universitas Sumatera Utara

Page 6: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 58636... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan 2.1.1 Pati jagung2016-05-03 · berupa kristalin keras atau

pembuatan mentega dan keju. Susu sapi mengandung 2,5% - 3,0% laktosa,

sedangkan hewan menyusui lainnya mengandung 3% - 5% laktosa. Laktosa

berupa kristalin keras atau serbuk putih, stabil di udara, larut dalam 5 ml air

dan larut dalam 2,6 ml air mendidih (USP edisi XXI).

2.5 Uraian Tablet

2.5.1 Pengertian tablet

Tablet adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau

tanpa bahan pengisi. Sebagian besar tablet dibuat dengn cara pengempaan dan

merupakan bentuk sediaan yang paling banyak digunakan. Tablet kempa dibuat

dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul menggunakan

cetakan baja. Tablet dibuat dengan berbagai ukuran, bentuk dan penandaan

permukaan tergantung pada desain cetakan (Ditjen POM, 1995).

Untuk mendapatkan tablet yang baik, maka bahan pengisi yang akan

dikempa menjadi tablet harus memenuhi sifat-sifat berikut:

a. Mudah mengalir, artinya jumlah bahan yang mengalir dalam corong alir

ke dalam ruang cetakan selalu sama setiap saat, dengan demikian bobot

tablet tidak akan memiliki variasi yang besar.

b. Kompatibel, artinya bahan mudah kompak jika dikempa, sehingga

dihasilkan tablet yang keras.

c. Mudah lepas dari cetakan, hal ini dimaksudkan agar tablet yang

dihasilkan mudah lepas dan tidak ada bagian yang melekat pada

cetakan, sehingga permukaan tablet halus dan licin (Sheth, dkk.,1980).

Universitas Sumatera Utara

Page 7: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 58636... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan 2.1.1 Pati jagung2016-05-03 · berupa kristalin keras atau

2.5.2 Bahan pengisi

Bahan pengisi adalah suatu zat yang inert secara farmakologis yang

ditambahkan kedalam suatu formulasi sediaaan tablet yang bertujuan untuk

penyesuaian bobot, ukuran tablet sesuai yang dipersyaratkan, untuk membantu

kemudahan dalam pembuatan tablet, dan meningkatkan mutu sediaan tablet

(Charles, 2010).

Macam-macam bahan pengisi (Charles, 2010) :

1. Golongan Gula

Laktosa : disebut juga gula susu atau Saccharum Lactis.

Sukrosa : disebut juga gula pasir atau Saccaharum album.

Manitol : berupa Kristal dengan rasa manis, larut dalam air.

Sorbitol : serbuk mikro kristalin berwarna putih, tak berbau, rasa manis,

larut dalam air.

2. Golongan Amylum

Disebut juga pati, yaitu serbuk berwarna putih, tidak berbau, tidak

berasa, tidak larut dalam air, bila dididihkan dengan air setelah dingin akan

membentuk larutan kental yang jernih.

Pati dapat dipoeroleh dari :

Gandum (Amylum Tritici), Padi (Amylum Oryzae), Jagung (Amylum Maydis),

Kentang (Amylum Solani), Singkong (Amylum Manihot). Pati dalam

pembuatan tablet kecuali sebagai bahan pengisi dapat juga digunakan sebagai

bahan pengikat dan bahan pengembang.

Universitas Sumatera Utara

Page 8: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 58636... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan 2.1.1 Pati jagung2016-05-03 · berupa kristalin keras atau

Maka dalam penelitian ini dibuat modifikasi yaitu dengan cara

pragelatinasi. Pati pragelatinasi terbuat dari pati alami. Setelah di pragelatinasi

bentuknya berupa granul yang free flowing dan mempunyai daya ikat sehingga

bisa dibuat cetak langsung.

3. Golongan organik dan anorgnik

Bolus alba.

Natrium klorida.

Natrium sulfat.

Magnesium karbonat.

4. Zat pengisi lainnya

Avicel

Aerosil

2.5.3 Metode pembuatan tablet

Tablet dibuat dengan 3 cara umum, yaitu granulasi basah, granulasi

kering (mesin rol atau mesin slug) dan kempa langsung. Tujuan granulasi

basah dan kering adalah untuk meningkatkan aliran campuran dan atau

kemampuan kempa. Granulat kering dibuat dengan cara menekan massa serbuk

pada tekanan tinggi sehingga menjadi tablet yang besar kemudian digiling dan

diayak hingga diperoleh granul dengan ukuran partikel yang diinginkan. Cetak

langsung merupakan pengempaan langsung dengan kecepatan tinggi tanpa

tahap granulasi terlebih dahulu (Ditjen POM, 1995).

a. Granulasi basah

Universitas Sumatera Utara

Page 9: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 58636... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan 2.1.1 Pati jagung2016-05-03 · berupa kristalin keras atau

Zat berkhasiat, pengisi dan penghancur dicampur homogen, lalu

dibasahi dengan larutan pengikat, bila perlu ditambahkan pewarna. Diayak

menjadi granul dan dikeringkan dalam lemari pengering pada suhu 40oC -

50oC. setelah kering diayak lagi untuk memperoleh granul dengan ukuran yang

diperlukan dan ditambahkan bahan pelicin dan dicetak dengan mesin tablet

(Anief, 1994). Granulasi basah adalah proses menambahkan cairan pada suatu

serbuk atau campuran serbuk dalam suatu wadah yang dilengkapi dengan

pengadukan yang akan menghasilkan granul (Lachman, dkk., 1994).

b. Granulasi kering

Granulasi kering dilakukan apabila zat aktif tidak mungkin di granulasi

basah karena tidak stabil atau peka terhadap panas dan lembab, tidak dapat

dikempa langsung menjadi tablet karena zat aktif tidak dapat mengalir bebas

dan dosis efektif zat aktif terlalu besar untuk cetak langsung (Lachman,

dkk.,1994).

Setelah penimbangan dan pencampuran bahan, serbuk di slugged atau

dicetak langsung menjadi tablet yang tebal dan datar dengan garis tengah

sekitar 1 inci. Tablet harus cukup keras agar ketika dipecahkan tidak

menimbulkan serbuk yang berceceran. Tablet ini dipecahkan dengan tangan

atau alat dan diayak dengan lubang yang di inginkan, pelicin ditambahkan dan

tablet dikempa (Ansel, 1989).

c. Cetak Langsung

Beberapa bahan obat seperti kalium klorida, kalium iodida, ammonium

klorida, dan metenamin bersifat mudah mengalir, sifat kohesifnya juga

Universitas Sumatera Utara

Page 10: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 58636... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan 2.1.1 Pati jagung2016-05-03 · berupa kristalin keras atau

memungkinkan untuk langsung dicetak tanpa memerlukan granulasi (Ansel,

1989). Proses tablet cetak langsung dari campuran serbuk zat aktif dan eksipien

yang sesuai (termasuk pengisi, desintegran, dan pelicin), yang akan mengalir

dengan seragam ke dalam lubang kempa dan membentuk suatu padatan yang

kokoh (Charles, 2010).

2.5.4 Metode cetak langsung

Metode ini digunakan untuk bahan yang mempunyai sifat mudah

mengalir sebagaimana sifat-sifat kohesinya yang memungkinkan untuk

langsung dicetak dalam tablet tanpa memerlukan granulasi basah atau kering

(Sheth,dkk., 1980)

Cetak langsung dapat diartikan sebagai pembuatan tablet dari bahan-

bahan yang berbentuk kristal atau serbuk tanpa merubah karakter fisiknya.

Metode ini digunakan pada bahan-bahan (baik obat mupun bahan tambahan)

yang mudah mengalir dan memiliki kompresibilitas yang baik yang

memungkinkan untuk langsung di cetak dalam mesin tablet tanpa memerlukan

proses granulasi. Pada umumnya obat yang dapat dibuat dengan metode kempa

langsung hanya sedikit, karena bahan-bahan yang memiliki sifat-sifat tersebut

di atas tidak banyak.

Cara cetak langsung ini sangat disukai karena banyak keuntungan yaitu

secara ekonomi merupakan penghematan besar karena relatif hanya

menggunakan sedikit alat, energi dan waktu. Metode ini sangat sesuai untuk

zat aktif yang tidak tahan panas dan kelembaban tinggi dan dapat menghindari

Universitas Sumatera Utara

Page 11: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 58636... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan 2.1.1 Pati jagung2016-05-03 · berupa kristalin keras atau

kemungkinan terjadi perubahan zat aktif akibat pengkristalan kembali yang

tidak terkendali selama proses pengeringan.

Kecepatan pelarutan obatnya akan lebih baik karena zat aktif tidak

terdapat dalam granul, sehingga dapat segera dilepaskan dan siap dengan

pelarutan setelah tablet hancur.

Untuk obat dengan dosis tinggi, jika volume bulk tinggi,

kompresibilitas yang jelek dan sifat alir yang jelek, tidak akan memungkinkan

campuran untuk cetak langsung. Perbedaan ukuran partikel atau densitas antara

obat dan partikel bahan tambahan akan mempengaruhi homogenitas campuran.

Pemilihan bahan pembawa, serbuk yang bersifat kompresibilitas setelah

dicetak akan mengalami deformasi plastik, yaitu terjadinya perubahan bentuk

dari partikel aslinya, setelah tekanan tidak akan kembali ke bentuk semula.

(Sheth, dkk.,1980).

2.5.5 Teori pencampuran

Proses pencampuran merupakan proses yang sangat penting sebelum

dilakukan pencetakan tablet. Pencampuran bertujuan untuk memperoleh

campuran homogen antar partikel-partikel penyusunnya, pencampuran yang

kurang baik atau tidak homogen akan menyebabkan kadar zat aktif dalam

tablet kurang seragam. Untuk mendapatkan campuran yang homogen akan

menyebabkan kadar zat aktif dalam tablet kurang seragam. Untuk mendapatkan

campuran yang homogen pada pencampuran serbuk ada beberapa faktor yang

mempengaruhi :

Universitas Sumatera Utara

Page 12: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 58636... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan 2.1.1 Pati jagung2016-05-03 · berupa kristalin keras atau

Bentuk partikel, bentuk partikel berpengaruh terhadap gerakan partikel

pada waktu pencampuran, partikel-partikel yang ideal berbentuk bola karena

lebih mudah bergerak, sedangkan partikel yang berbentuk jarum dan partikel

yang tidak teratur lebih sukar bergerak dan membentuk agregat.

Kerapatan massa, dalam proses pencampuran di dalam alat

pencampuran dapat terjadi segresi karena gesekan dari partikel yang

mempunyai perbedaan kerapatan massa, untuk komponen yang kerapatan

massanya besar akan turun ke bawah, sedangkan komponen yang kerapatan

massanya kecil akan tetap diatas sehingga dibutuhkan waktu pencampuran

yang lebih lama untuk mendapatkan campuran yang homogen.

Kelengketan dan kelicinan, untuk bahan yang bersifat lengket, maka

pada proses pencampuran partikelnya akan bergerombol satu sama lain dan

melekat pada dinding sehingga proses pencampuran akan lebih sukar, lain

halnya bila didapatkan bahan yang licin, bahan tersebut akan membantu dalam

proses pencampuran.

Kelembaban, pengaruh kelembaban tinggi yang dominan adalah gaya

kapiler, gaya ini mengkibatkan bahan cenderung menggumpal dan melekat

pada dinding, sedangkan pada kelembaban yang rendah gaya yang dominan

adalah gaya elektrostatik, gaya ini menyebabkan partikel-partikel bermuatan,

cenderung membentuk agregat dan mengalami segresi.

Lama pencampuran, keefektifan waktu yang digunakan untuk proses

pencampuran akan mempengaruhi hasil pencampuran karena campuran yang

Universitas Sumatera Utara

Page 13: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 58636... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan 2.1.1 Pati jagung2016-05-03 · berupa kristalin keras atau

sudah homogen bila proses pencampurannya dilanjutkan maka pada waktu

yang lama tidak homogen lagi (Parrot, 1997).

2.5.6 Komposisi tablet

Komposisi umum dalam tablet adalah (Chrles, 2010) :

1. Zat berkhasiat

2. Bahan pengisi : ditambahkan untuk mendapatkan berat yang diinginkan.

Bahan pengisi harus bersifat inert.

3. Bahan pengikat : ditambahkan untuk mengikat komponen-komponen

tablet untuk dijadikan granul dengan ukuran yang sama dan bentuk speris

setelah dipaksakan melewati ayakan. Dengan adanya bahan pengikat,

komponen tablet akan mudah dibentuk menjadi granul, sehingga akan

memudahkan dalam pencetakan.

4. Bahan pengembang : ditambahkan untuk memecahkan tablet menjadi

partikel kecil sehingga luas permukaan diperbesar dan absorpsi

dipermudah.

5. Bahan pelicin : ditambahkan dengan maksud untuk meningkatkan daya

alir granul-granul pada corong pengisi, mencegah melekatnya massa pada

punch dan die, mengurangi gesekan antara butir-butir granul dan

mempermudah pengeluaran tablet dari die.

6. Zat pewarna : ditambahkan dengan maksud untuk memperindah tablet,

membedakan dosis, spesifikasi dari pabrik, serta untuk mempermudah

pengawasan.

Universitas Sumatera Utara

Page 14: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 58636... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan 2.1.1 Pati jagung2016-05-03 · berupa kristalin keras atau

7. Zat pewangi dan pemanis : ditambahkan untuk menutupi bau dan rasa

yang tidak enak, memberikan bau tertentu.

8. Adjuvants : ditambahkan sebagai antioksidan dan mengurangi efek

samping.

9. Absorban : ditambahkan untuk melindungi bahan berkhasiat dari pengaruh

lembab, menghomogenkan distribusi zat berkhasiat, menghindari

kebasahan akibat sifat dan kombinasi zat berkhasiat.

10. Bahan pembasah : ditambahkan untuk mempercepat hancurnya tablet.

Misalnya: Natrium lauril sulfat, polisorbat, dan aerosil dimana bahan ini

akan mempercepat penetrasi air ke dalam tablet.

2.5.7 Evaluasi tablet

1. Kadar zat berkhasiat

Kadar zat berkhasiat tertera dalam monografi masing-masing tablet

baik batasan nilainya maupun cara penetapannya.

2. Kekerasan Tablet

Ketahanan dari tablet terhadap goncangan pada waktu pengangkutan,

pengemasan dan peredaran bergantung pada kekerasan tablet. Kekerasan

dinyatakan dalam satuan kg dari tenaga yang dibutuhkan untuk memecah tablet

(Lachman, dkk., 1994).

3. Friabilitas

Untuk mengetahui keutuhan tablet (terkikis) karena selama transfortasi

tablet mengalami benturan dengan dinding wadahnya (Lachman, dkk., 1994).

Universitas Sumatera Utara

Page 15: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 58636... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan 2.1.1 Pati jagung2016-05-03 · berupa kristalin keras atau

4. Waktu Hancur

Uji waktu hancur tidak menyatakan bahwa sediaan atau bahan aktifnya

terlarut sempurna, tetapi hanya menyatakan waktu yang diperlukan tablet untuk

hancur di bawah kondisi yang ditetapkan (Lachman, dkk.,1994).

Waktu hancur yang semakin cepat akan semakin cepat pula pelarutan

dari bahan berkhasiat sehingga akan lebih cepat berkhasiat dalam tubuh

(Murni, 2008).

5. Keseragaman Sediaan (Ditjen POM, 1995)

Keseragaman sediaan dapat ditetapkan dengan dua cara, yaitu:

a) Keragaman bobot, dilakukan terhadap tablet yang 50% bahan aktifnya

lebih besar atau sama dengan 50 mg.

b) Keseragaman kandungan, dilakukan terhadap tablet yang 50% bahan

aktifnya kurang dari 50 mg.

6. Disolusi

Adalah proses melarutnya suatu obat (Ansel, 1989). Saat sekarang ini

disolusi dipandang sebagai salah satu uji pengawasan mutu yang paling penting

dilakukan pada sediaan farmasi. Pada uji disolusi dapat diketahui Cepatnya

obat atau tablet melarut menentukan kadar bahan berkhasiat yang terlepas di

dalam tubuh. Karena itu laju larut berhubungan langsung dengan kemajuan

dari tablet dan perbedaan bioavibilitas dari berbagai formula (Lachman, dkk.,

1994).

Pada tiap pengujian, volume dari media disolusi (seperti yang

dicantumkan dalam masing-masing monografi) ditempatkan dalam bejana dan

Universitas Sumatera Utara

Page 16: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 58636... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan 2.1.1 Pati jagung2016-05-03 · berupa kristalin keras atau

biarkan mencapai temperatur 37oC ± 0,5oC. kemudian 1 tablet yang diuji di

masukkan ke dalam bejana atau ditempatkan dalam keranjang dan pengaduk

diputar dengan kecepatan seperti yang ditetapkan dalam monografi. Tablet

harus memenuhi persyaratan seperti yang terdapat dalam monografi untuk

kecepatan disolusi (Ansel,1989).

2.5.8 Masalah dalam pembuatan tablet

Pada pembuatan tablet dan pengembangan formula atau proses

pencetakan tablet selalu timbul masalah-masalah yang disebabkan karena

kesalahan formula, mesin pencetak ataupun keduanya.

Masalah-masalah yang timbul dalam pembuatan tablet dan

pengembangan formula tersebut antara lain (Lachman, dkk., 1994) :

1. Capping (splitting)

Yaitu retak pada permukaan atas atau bawah tablet.

Penyebabnya :

a. Kurangnya bahan pengikat atau bahan tidak sesuai

Ini dapat diatasi dengan menambahkan lagi bahan pengikat, dan digranulasi

kembali atau mengganti jenis pengikat. Untuk bahan-bahan yang hidrofob

dipakai bahan pengikat yang kuat misalnya : gom arab dan turunan selulosa.

b. Kerusakan Punch atau die

Permukaan punch yang cekung lama kelamaan bertambah datar yang akan

membentuk cakar yang dapat merusak permukaan tablet. Kerusakan die

selalu terjadi pada tempat pencetakan yang berbentuk lingkaran. Lingkaran

Universitas Sumatera Utara

Page 17: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 58636... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan 2.1.1 Pati jagung2016-05-03 · berupa kristalin keras atau

ini akan bertambah besar, sehingga tablet akan dikeluarkan melalui lubang

yang lebih sempit diatasnya yang menyebabkan capping.

c. Granul-granul terlalu kering

Dapat diatasi dengan menyemprotkan air atau menambahkan zat yang

higroskopis untuk mempertahankan tingkat kelembaban yang dikehendaki,

misalnya : Polietilen glikol 4000, Sorbitol atau Metil selulosa.

d. Tekanan yang berlebihan

Mengatasinya dengan cara mengatur besarnya tekanan pada mesin cetak.

e. Pengaturan Punch yang tidak sesuai

Punch bawah pada saat naik harus rata dengan permukaan die ketika tablet

akan dikeluarkan, bila permukaan berada di bawah dari permukaan die

maka pada proses pengeluaran tablet, sebagian dari tablet akan berada

dalam die sehingga pada saat penyapu tablet mengeluarkan tablet keluar dan

sebagian tablet tersebut akan tertinggal dalam die.

2. Picking dan sticking

Picking adalah melekatnya massa pada permukaan punch sedangkan

Sticking adalah melekatnya massa pada dinding die.

Penyebabnya :

• Kurang keringnya granul-granul

• Kurangnya bahan pelicin

• Punch dan die yang kotor ataupun kasar

• Terdapatnya zat yang bertitik lebur rendah

Universitas Sumatera Utara

Page 18: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 58636... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan 2.1.1 Pati jagung2016-05-03 · berupa kristalin keras atau

3. Humidity relative ruang cetak

Humidity (kelembaban) relatif ruang cetak akan berbeda pada saat pagi,

siang dan sore dimana jumlah lembab sangat berpengaruh terhadap

pencetakan zat berkhasiat yang higroskopis.

4. Motling

Yaitu ketidaksamaan distribusi warna, sehingga warna dari tablet tidak

merata. Penyebabnya :

• Pencampuran yang kurang homogen.

• Suhu pengeringan yang terlalu tinggi.

2.6 Spektrofotometri Ultraviolet (Uv)

Spektrofotometri Uv adalah pengukuran panjang gelombang dari

intensitas sinar ultraviolet yang diabsorbsi oleh sampel. Sinar ultraviolet berada

pada panjang gelombang 200 - 400 nm. Panjang gelombang adalah jarak antara

satu lembah dan satu puncak, sebagai sumber cahaya biasanya digunakan

lampu hidrogen atau deutrum untuk pengukuran Uv (Dachriyanus, 2004).

Spektrofotometri Uv memiliki sumber cahaya tunggal, dimana sinyal

pelarut dihilangkan terlebih dahulu dengan mengukur pelarut tanpa sampel,

setelah itu larutan sampel diukur (Dachriyanus, 2004).

Universitas Sumatera Utara