2 senin_2_hidrolisa pati (laporan resmi) (lapres pati angka arab)

17
Hidrolisa Pati 1 Laboratorium Proses Kimia 2012 BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Gula merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi manusia, selama ini kebutuhan gula dipenuhi oleh industri gula (penggiling tebu). Industri kecil seperti gula merah dan gula aren. Gula dapat berupa glukosa, sukrosa, fraktosa, sakrosa dll. Glukosa dapat digunakan sebagai pemanis dalam makanan, minuman, es krim dll. Glukosa dapat dibuat dengan jalan fermentasi dan hidrolisa. Pada reaksi hidrolisa biasanya dilakukan dengan menggunakan katalisator asam seperti HCl (asamsulfat). Bahan yang digunakan untuk proses hidrolisis adalah pati. Di indonesia banyak dijumpai tanaman yang menghasilkan pati. Tanaman- tanaman itu seperti seperti padi, jagung, ketela pohon, umbi-umbian, aren dan sebagainya. I. 2. Tujuan Percobaan 1.Mempelajari pengaruh variable terhadap reaksi hidrolisa pati. 2.Menghitung konstanta kecepatan reaksi dan menganalisa pengaruh variabel terhadap konstanta kecepatan reaksi. I. 3. Manfaat Percobaan 1.Mengetahui pengaruh jenis katalis terhadap reaksi hidrolisa pati. 2.Dapat mengetahui konstanta kecepatan reaksi dan menganalisa pengaruh jenis katalis terhadap konstanta kecepatan reaksi.

Upload: arfienojefryk

Post on 08-Nov-2015

40 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Teknik Kimia, Teknik Pangan

TRANSCRIPT

  • Hidrolisa Pati 1

    Laboratorium Proses Kimia 2012

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I. 1. Latar Belakang

    Gula merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi manusia, selama ini

    kebutuhan gula dipenuhi oleh industri gula (penggiling tebu). Industri kecil

    seperti gula merah dan gula aren. Gula dapat berupa glukosa, sukrosa,

    fraktosa, sakrosa dll. Glukosa dapat digunakan sebagai pemanis dalam

    makanan, minuman, es krim dll.

    Glukosa dapat dibuat dengan jalan fermentasi dan hidrolisa. Pada reaksi

    hidrolisa biasanya dilakukan dengan menggunakan katalisator asam seperti

    HCl (asamsulfat). Bahan yang digunakan untuk proses hidrolisis adalah pati.

    Di indonesia banyak dijumpai tanaman yang menghasilkan pati. Tanaman-

    tanaman itu seperti seperti padi, jagung, ketela pohon, umbi-umbian, aren dan

    sebagainya.

    I. 2. Tujuan Percobaan

    1.Mempelajari pengaruh variable terhadap reaksi hidrolisa pati.

    2.Menghitung konstanta kecepatan reaksi dan menganalisa pengaruh

    variabel terhadap konstanta kecepatan reaksi.

    I. 3. Manfaat Percobaan

    1.Mengetahui pengaruh jenis katalis terhadap reaksi hidrolisa pati.

    2.Dapat mengetahui konstanta kecepatan reaksi dan menganalisa

    pengaruh jenis katalis terhadap konstanta kecepatan reaksi.

  • Hidrolisa Pati 2

    Laboratorium Proses Kimia 2012

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    Hidrolisa merupakan reaksi pengikatan gugus hidroksil (-OH) oleh suatu

    senyawa. Gugus OH dapat diperoleh dari senyawa air. Hidrolisis dapat

    digolongkan menjadi hidrolisis murni, hidrolisis katalis asam, hidrolisis katalis

    basa, hidrolisis gabungan alkali dengan air dan hidrolisis dengan katalis enzim.

    Sedangkan berdaasarkan fase reaksi yang terjadi diklasifikasikan menjadi

    hidrolisis fase cair dan hidrolisis fase uap.

    Hidrolisis pati terjadi antara suatu reaktan pati dengan reaktan air. Reaksi

    ini adalah orde satu, karena reaktan air yang dibuat berlebih, sehingga perubahan

    reaktan dapat diabaikan. Reaksi hidrolisis pati dapat dilakukan menggunakan

    katalisator H+ yang dapat diambil dari asam. Reaksi yang terjadi pada hidrolisis

    pati adalah sebagai berikut :

    (C6H10O5)X + H2O ( x + 1 ) C6H12O6

    Berdasarkan teori kecepatan reaksi :

    -rA = k. C pati. C air ...(1)

    karena volume air cukup besar, maka dapat dianggap konsentrasi air selama

    perubahan reaksi sama dengan k, dengan besarnya k :

    k = k . Cair ...(2)

    sehingga persamaan 1 dapat ditulis sebagai berikut -rA = k. C pati dari persamaan

    kecepatan reaksi ini, reaksi hidroisis merupakan reaksi orde satu. Jika harga rA =

    -dCA/dt maka persamaan 2 menjadi :

    ...(3)

    Apabila CA = CA0 (1-xA) dan diselesaikan dengan integral dan batas kondisi t1, C-

    A0 dan t2 : CA akan diperoleh persamaan :

    ...(4)

    Dimana xA = konversi reaksi setelah satu detik.

  • Hidrolisa Pati 3

    Laboratorium Proses Kimia 2012

    Persamaan 4 dapat diselesaikan dengan menggunakan pendekatan regresi y = mx

    + c, dengan dan x = t2.

    Variabel- variabel yang berpengaruh terhadap reaksi hidrolsa :

    1. Katalisator

    Hampir sama semua reaksi hidrolisa membutuhkan katalisator

    untuk mempercepat jalannya reaksi. Katalisator yang dipakai dapat berupa

    enzim atau asam karena kinerjanya lebih cepat. Asam yang dipakai

    beraneka jenisnya mulai dari HCl (Agra dkk, 1973; Stout & Rydberg Jr,

    1939), H2SO4 sampai HNO3. Yang mempengaruhi kecapatan reaksi adalah

    konsentrasi ion H+, bukan jenis asamnya. Meskipun demikian, didalam

    industri umumnya diakai asam klorida (HCl).

    Pemilihan ini didasarkan atas sifat garam yang terbentuk pada

    penetralan tidak menimbulkan gangguan apa-apa selain rasa asin jika

    konsentrasinya tinggi. Oleh karena itu, konsentrasi asam dalam air

    penghidrolisa ditekan sekecil mungkin. Umumnya dipergunakan larutan

    asam yang mempunya konsentrasi asam yang lebih tinggi daripada

    pembuatan sirup. Hidrolisa pada tekanan 1 atm memerlukan asam yang

    jauh lebih pekat.

    2. Suhu dan Tekanan

    Pengaruh suhu terhadap kecepatan reaksi mengikuti persamaan

    Arrhenius, dimana semakin tinggi suhu maka semakin cepat laju

    reaksinya. Untuk mencapai konversi tertentu, diperlukan waktu sekitar 3

    jam untuk menghidrolisa pati ketela rambat pada suhu 1000C. Tetapi jika

    suhunya dinaikkan hingga 1350C, konversi yang sama dapat dicapai dalam

    waktu 40 menit (Agra dkk, 1973). Hidrolisis pati gandum dan jagung

    dengan katalisator H2SO4 memerlukan suhu 1600C. Karena panas reaksi

    mendekati nol dan reaksi berjalan dalam fase cair maka suhu dan tekanan

    tidak banyak mempengaruhi keseimbangan.

  • Hidrolisa Pati 4

    Laboratorium Proses Kimia 2012

    3. Pencampuran (pengadukan)

    Supaya zat pereaksi dapat saling bertumbukan dengan sebaik-

    baiknya perlu adanya pencampuran. Untuk proses Batch, hal ini dapat

    dicapai dengan bantuan pengaduk atau alat pengocok (Agra dkk, 1973).

    Apabila prosesnya berupa proses alir (kontinyu), maka pecampuran

    dilakukan dengan cara mengatur aliran didalam reaktor supaya terbentuk

    olakan.

    4. Perbandingan zat pereaksi

    Jika salah satu zat pereaksi dibuat berlebihan jumlahnya maka

    keseimbangan dapat bergeser kearah kanan dengan baik. Oleh karena itu,

    suspensi pati yang kadarnya rendah memberi hasil yang lebih baik

    dibandingkan dengan yang kadarnya tinggi. Bila kadar suspensi pati

    diturunkan dari 40% menjadi 20% atau 1% maka konversi akan

    bertambah dari 80% menjadi 87 atau 99 % (Groggis, 1958). Pada

    permukaan, kadar suspensi pati yang tinggi sehingga molekul-molekul

    zat pereaksi akan sulit bergerak. Untuk menghasilkan glukosa biasanya

    dipergunakan suspensi pati sekitar 20%.

  • Hidrolisa Pati 5

    Laboratorium Proses Kimia 2012

    BAB III

    PELAKSANAAN PERCOBAAN

    III.1 Bahan dan Alat yang digunakan

    a) Bahan

    Glukosa

    Tepung tapioka

    NaOH

    HCl

    Indikator MB

    Fehling A dan B

    Aquades

    b) Alat

    Gelas ukur

    Termometer

    Erlenmeyer

    Statif dan klem

    Buret

    Labu leher tiga

    Labu takar

    III.2 Gambar alat Utama

    Gambar III.1 Rangkaian alat hidrolisa

    Keterangan:

    1. Magnetic stirer + heater

    2. Waterbatch

    1

    4

    5

    6

    3

    2

    7

  • Hidrolisa Pati 6

    Laboratorium Proses Kimia 2012

    3. Labu leher tiga

    4. Termometer

    5. Pendingin balik

    6. Klem

    7. Statif

    III.3 Prosedur percobaan

    1. Persiapan awal

    a. Menghitung densitas pati

    Kedalam 5 ml aquades dimasukkan 1 gr pati, catat penambahan

    volume.

    b. Menghitung densitas HCl/H2SO4

    Timbang berat picnometer kosong (m1), masukkan HCl/H2SO4

    kedalam picnometer yang telah diketahui volumenya (v), timbang

    beratnya (m2), hitung densitas HCl/H2SO4.

    c. Membuat glukosa standar

    Glukosa anhidrit sebanyak 2 gram dilarutkan dalam 1000 ml aquades.

    2. Penentuan kadar pati awal

    a. Standarisasi larutan fehling

    5 ml fehling A + 5 ml fehling B + 15 ml glukosa standar, dipanaskan

    sampai mendidih. Setelah mendidih ditambahkan 3 tetes MB,

    kemudian larutan dititrasi dengan glukosa standard hingga warna

    berubah menjadi merah bata. Catat Volume titran (F) yang diperlukan,

    proses titrasi dilakukan dalam keadaan mendidih (diatas kompor).

    b. Penentuan kadar pati awal

    10 gram pati dilarutkan dalam 100 ml HCl/ H2SO4 dengan normalitas

    sesuai variabel, kemudian dimasukkan ke dalam labu leher tiga dan

    dipanaskan hingga 95 0C, selama 1 jam. Setelah itu larutan

    didinginkan, diencerkan dengan aquades sampai 500 ml lalu diambil

  • Hidrolisa Pati 7

    Laboratorium Proses Kimia 2012

    20 ml dan dinetralkan dengan NaOH (pH = 7). Larutan diambil 5 ml

    diencerkan sampai 100 ml, diambil 5 ml. Ke dalam Erlenmeyer

    dimasukkan 5 ml larutan + 5 ml Fehling A + 5 ml fehling B + 5 ml

    glukosa standard, kemudian dipanaskan sampai mendidih. Lalu

    ditambahkan 3 tetes indikator MB. Kemudian larutan dititrasi dengan

    glukosa standard sehingga berubah warna menjadi warna merah bata.

    Catat V titran yang dibutuhkan (M). Yang perlu diperhatikan, proses

    titrasi dilakukan dalam keadaan mendidih diatas kompor.

    c. Hidrolisa pati

    HCl/H2SO4, aquadest, pati yang telah ditentukan sesuai variabel

    dimasukkan dalam labu leher tiga. Dipanaskan. Pada saat suhu operasi

    tercapai, (missal 95 0C) anggap sebagai t0 diambil sampel sebanyak 5

    ml. Ke dalam Erlenmeyer dimasukkan 5 ml larutan + 5 ml Fehling A +

    5 ml fehling B + 5 ml glukosa standard, kemudian dipanaskan sampai

    mendidih. Lalu ditambahkan 3 tetes indikator MB. Kemudian larutan

    dititrasi dengan glukosa standard sehingga berubah warna menjadi

    warna merah bata. Catat V titran yang dibutuhkan (M). Yang perlu

    diperhatikan, proses titrasi dilakukan dalam keadaan mendidih diatas

    kompor. Pengambilan sampel dilakukan setiap selang waktu 5 menit

    sebanyak 5 kali yaitu 20 menit. (t0 = menit ke-0 ,t1= menit ke 5, t2 =

    menit ke-10, t3 = menit ke-15, t4 = menit ke-20)

    Rumus penentuan kadar pati awal =

    Dimana : Nglukosa = 0,002 gr/ml

    W = 10 gram

  • Hidrolisa Pati 8

    Laboratorium Proses Kimia 2012

    Perhitungan kebutuhan reagen

    a) Menghitung kebutuhan HCl/H2SO4

    Dimana :

    kadar HCl = 0,25untuk 25%

    0,37untuk 37%

    grek HCl = 1

    kadar H2SO4 = 0,98untuk98%

    grek H2SO4 = 2

    b) Menghitung kebutuhan pati

    Dimana :

    Prosedur titrasi

    5 ml fehling A + 5 ml fehling B + 15 ml glukosa standar

    (jika ada hasil hidrolisa, prosedur diatas ditambah 5 ml sampel hasil hidrolisa)

    Dipanaskan sampai mendidih

    100 detik dari mendidih ditambah 3 tetes indikator MB

  • Hidrolisa Pati 9

    Laboratorium Proses Kimia 2012

    2 menit kemudian dititrasi dengan glukosa standar, catat volume titran (titrasi

    dijalankan maks 1 menit)

    Catatan : titrasi dilakukan diatas kompor (dalam keadaan mendidih)

  • Hidrolisa Pati 10

    Laboratorium Proses Kimia 2012

    BAB IV

    HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

    IV.1 Hasil Percobaan

    IV.1 HASIL PERCOBAAN

    Variabel I

    t (menit) M (ml) Xp XA -In (1xA)

    0

    M1 =12,8

    M2 =12,6

    M3 =12,6

    Mrata2 =12,6

    0,039 0,012 0,012

    4

    M1 = 11,2

    M2 = 10,5

    M3 = 10,7

    Mrata2 = 10,6

    0,238 0,073 0,076

    8

    M1 = 9,5

    M2 = 9,3

    M3 = 9,0

    Mrata2 = 9,4

    0,356 0,110 0,117

    12

    M1 = 9,0

    M2 = 9,4

    M3 = 8,9

    Mrata2 = 8,95

    0,401 0,124 0,132

    16

    M1 = 7,9

    M2 = 7,2

    M3 = 6,2

    Mrata2 = 7,55

    0,539 0,166 0,181

    20

    M1 = 7,0

    M2 = 6,3

    M3 = 6,8

    Mrata2 = 6,9

    0,604 0,186 0,206

    k = 0,009

  • Hidrolisa Pati 11

    Laboratorium Proses Kimia 2012

    Variabel II

    t (menit) M (ml) Xp XA -In (1xA)

    0

    M1 =11,5

    M2 =13,5

    M3 =16,8

    Mrata2 =12,0

    0,047 0,015 0,015

    4

    M1 = 10,1

    M2 = 10,4

    M3 = 12,9

    Mrata2 =

    10,25

    0,129 0,040 0,041

    8

    M1 = 9,4

    M2 = 9,2

    M3 = 9,0

    Mrata2 = 9,2

    0,178 0,055 0,057

    12

    M1 = 8,0

    M2 = 8,8

    M3 = 8,5

    Mrata2 = 8,65

    0,204 0,063 0,065

    16

    M1 = 7,7

    M2 = 7,0

    M3 = 7,4

    Mrata2 = 7,55

    0,256 0,079 0,082

    20

    M1 = 6,5

    M2 = 6,1

    M3 = 7,4

    Mrata2 = 6,3

    0,314 0,097 0,102

    k = 0,004

  • Hidrolisa Pati 12

    Laboratorium Proses Kimia 2012

    IV.2 Pembahasan

    IV.2.1 Pengaruh Kadar Suspensi terhadap Konversi

    Gambar 1 Grafik t vs xA ( Variabel 1 dan Variabel 2)

    Pada hasil percobaan variabel 1 (10% suspense pati)

    mengahasilkan konversi yang lebih besar dari pada variabel 2 (20%

    suspense pati). Hal ini sesuai dengn literatur yang kami gunakan, dimana

    semakin besar % suspense pati maka akan menghasilkan konversi yang

    lebih kecil.

    Pada variabel 1 (10% suspensepati) konversi lebih besar daripada

    variabel 2 (20% suspense pati), karena pada variabel 1 (20% suspense

    pati) penambahan air berlebih mengakibatkan keseimbangan bergeser

    ke arah kanan sehingga konversi meningkat. Selain itu pada variabel 2

    lebih lengket daripada variabel 1 sehingga factor tumbukan yang

    dihasilkan lebih sedikit yang mengakibatkan konversi pada variabel 2

    lebih kecil daripada variabel 1, sesuai dengan persamaan :

    k = .(1)

    Harga k jika dihubungkan dengan konversi akan menghasilkan

    persamaan :

    -In (1xA) = kt + c

    XA= (2)

  • Hidrolisa Pati 13

    Laboratorium Proses Kimia 2012

    Jadi semakin kecil kadar suspense pati kan menghasilkan factor

    tumbukan yang lebih besar, sehingga harga k pun besar. Hal ini

    menyebabkan XA ( konversi ) juga semakin besar.

    ( Mastuti, Endang dan Ardiana, Dwi. 2010.Jurnal Pengaruh Variasi

    Temperatus dan Konsentrasi Katalis. Pada Kinetika Reaksi Hidrolisa

    Tepung Kulit Ketela Pohon, Universita Sebelas Maret )

    IV.2.2 Pengaruh Kadar Suspensi Pati terhadap Konstanta Kecepatan Reaksi

    Gambar 1 Grafik t vs In (1-xA) ( Variabel 1 dan Variabel 2)

    Pada percobaan Hidrolisa Pati, variabel yang digunakan adalah

    kadar suspense pati dalam tepung pati RAJAWALI produksi PT

    Rajawali Dwi Putra Ind. Pada hasil percobaan, variabel 1 (10% suspense

    pati) menghasilkan harga k = 0,009, lebih besar daripada variabel 2

    (20% suspense pati) yang menghasilkan harga k = 0,004. Semakin besar

    konsentrasi zat pelarut akan menghasilkan harga konstanta kecepatan

    reaksi yang lebih tinggi. . Hal ini karena pada variabel 2 (20% suspense

    pati) lebih kental sehingga menyebabkan pergerakan molekul lambat dan

    tumbukan yang dihasilkan lebih sedikit daripada variabel 1

    (10%suspensi pati).

    Semakin banyak tumbukan maka harga k yang dihasilkan juga

    semakin besar, hal ini sesuai dengan persamaan:

    k = di mana, k = konstanta laju reaksi

    A = factor tumbukan

    Ea = energy aktivasi

    R = kecepatan gas

    T = suhu

  • Hidrolisa Pati 14

    Laboratorium Proses Kimia 2012

    Oleh karena itu jika factor tumbukan semakin besar maka besar

    konstanta kecepatan reaksi juga semakin besar. Hal ini sesuai dengan

    hasil percobaan.

    ( Mastuti, Endang dan Ardiana, Dwi. 2010.Jurnal Pengaruh Variasi

    Temperatus dan Konsentrasi Katalis. Pada Kinetika Reaksi Hidrolisa

    Tepung Kulit Ketela Pohon, Universita Sebelas Maret )

    http://wenimandasari.blogspot.com/2012/07/tetapan-laju-reaksi-dan-

    energi-aktivasi.html

  • Hidrolisa Pati 15

    Laboratorium Proses Kimia 2012

    BAB V

    PENUTUP

    V.1 Kesimpulan

    1. Semakin kecil % suspense pati maka konversi yang dihasilkan

    semakin besar

    2. Semakin kecil % suspense pati maka konstanta kecepatan reaksi

    semakin besar

    V.2 Saran

    1. Suhu operasi harus dijaga konstan

    2. Dalam pengamatan penentuan TAT harus teliti

    3. Titrasi diulang sampai 3 kali agar hasilnya lebih akurat

    4. Penetralan pH dilakukan dengan tepat

    5. Kecepatan pengadukan dijaga konstan

  • Hidrolisa Pati 16

    Laboratorium Proses Kimia 2012

    DAFTAR PUSTAKA

    Abu Khalaf, A.M., Chemical Engineering Education, 28 (1), 48. 1994

    Charles, E. R, Harold, SM and Thomas K.S., Applied Mathematics in Chemical

    Engineering 2nd end.,Mc. Graw Hill Book Ltd. 1987, New York

    Februadi, Hidrolisis Pati, diunduh pada 11 November 2011 pukul 22.00 WIB

    Hill, G.C., An Introduction to Chemical Engineering Kinetika and Reactor

    Design. 1nd ed, John Willey, New York, N.Y, 1977

    Levenspiel. O., Chemical Reaction Engineering 2nd ed, Mc. Graw Hill Book

    Kogakusha Ltd, Tokyo, 1970

    Mastuti, Endang., Pengaruh Variasi Temperatur Dan Konsentrasi Katalis Pada

    Kinetika Reaksi Hidrolisis Tepung Kulit Ketela Pohon, 2010, hal. 2

    Yuniwati, Kinetika Reaksi Hidrolisis Pati Pisang Tanduk Dengan Katalisator

    Asam Chlorida, 2011, hal. 4

  • Hidrolisa Pati 17

    Laboratorium Proses Kimia 2012