98-77-1-sm

12
tssN 0216-5430 JURNAL ILMIAH PERTANIAN Vol. lV / No. 2, Oktober 2008 Pengelolaan Lingkungan Hidup Melalui Pendekatan Soft power Hadi Pranggono Seleksi Cepat Ketahanan Layu Bakteri Secara In Vitro pada Beberapa Klon Kentang Ungguldilndonesia Samanhudi Toleransi Beberapa Varietas Kacang ilijau ( Vigna RadiataLl Terhadap Naungan Bambeng Suryotomo Peningkatan Produksi Baby Buncis dengan Pemberian Pupuk Fosfat dan pengaturan Jarak "fanam Ari Handriatni dan Syakiroh Jazilah Peningkatan Produksi Melon (Cucumis metoL.)dengan Teknologi Screen dan Penggunaan Berbagai Macam pupuk Organik Eka Adi Supriyanto dan Ubad Badrudin Transgenik dalam Bidang perikanan TriYusufi Mar"diana Kultur Jaringan Melati (Jasminum Sambac(L.) Alton) CV. Emprit Titin Handayani Sebaran Klorofil-a Fitoplankton dan Seston di Perairan Timur Pulau Bangka nToar Pengaruh Pemberian Pakan Alami Daphnia spTerhadap Pertumbuhan Benih lkan patin (pangasius Sutchll Muhamad Agus Diterbitkan Oleh Fakultas Pertanian Universitas Pekalongan

Upload: faishalirfandi

Post on 08-Nov-2015

229 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Jurnal Ilmiah Pertanian

TRANSCRIPT

  • tssN 0216-5430

    JURNAL ILMIAH PERTANIANVol. lV / No. 2, Oktober 2008

    Pengelolaan Lingkungan Hidup Melalui Pendekatan Soft powerHadi Pranggono

    Seleksi Cepat Ketahanan Layu Bakteri Secara In Vitropada Beberapa Klon Kentang Ungguldilndonesia

    Samanhudi

    Toleransi Beberapa Varietas Kacang ilijau ( Vigna RadiataLlTerhadap NaunganBambeng Suryotomo

    Peningkatan Produksi Baby Buncis denganPemberian Pupuk Fosfat dan pengaturan Jarak "fanam

    Ari Handriatni dan Syakiroh Jazilah

    Peningkatan Produksi Melon (Cucumis metoL.)dengan TeknologiScreen dan Penggunaan Berbagai Macam pupuk Organik

    Eka Adi Supriyanto dan Ubad Badrudin

    Transgenik dalam Bidang perikananTriYusufi Mar"diana

    Kultur Jaringan Melati (Jasminum Sambac(L.) Alton) CV. EmpritTitin Handayani

    Sebaran Klorofil-a Fitoplankton dan Sestondi Perairan Timur Pulau Bangka

    nToar

    Pengaruh Pemberian Pakan Alami Daphnia spTerhadapPertumbuhan Benih lkan patin (pangasius Sutchll

    Muhamad Agus

    Diterbitkan OlehFakultas Pertanian Universitas Pekalongan

  • Biofarm, Vol. lV/ No. 2, OKober 2OA8

    varietasji keringgan daner petak

    terhadapan untuktensitasd

    sistem

    Produksi. Vol. 11

    ndonesia

    PEIT{INCKATAN PRODUKSI BABY BUNCIS PSf,TEAXPEMBERIAN PUPUK FOSFAT DAII

    PENGATURAN JARAK T,ANAM

    Oleh:Ari Ilandriatni dan Syakiroh Jazilah

    Jurusan Budidaya Fakultas Pertanian, Unikal

    ABSTRAKKacang buncis (Phaseolus vutgaris L) tergolong sayuran kacang-

    frg2rl yang cukup penting, mempunyai nilai gizi tinggi, barryak disukaifu mxldah pembudidayaannya. Permintaan buncis dari pasar swalayan tidaktrya berupa polong muda dengan ukuran maksimal, akan tetapi polong-dmg muda benrktran kecil atail disebut jtrga "baby bunci$" (Ruknrana,mf5)" Produksi polong sangat ditentukan tersedianyanya unsure hara fosfatfurugtumbuh tanaman.

    Penelitian bertujuan untuk mengetahui respon tanaman baby buncispemberian pupuk fosfat dan jarak tanam yang tepat terhadap

    dan prodtrks-i tanarRan baby buncis. Percobaan menggunakanAcak Kelompok Lengkap (RAKL) yang disusun secara faktorial.

    ir ppuk fosfat yang terdiri atas 4 taraf yaitu 0, . 54, 108 dan t62 kgJerak tanam yang terdiri atas 3 tara{ yaitu 20 x 40 cm, 20 x 50 cm

    x6O cm.krameter yang diarnati nreliputi : paniang

    bobot basah brangkasan/tanaman,jumlah polong/tanaman, panjang

    ltanaman, bobot polong / petakHesil ppnslitian menunjukkan bahrva dosis pupuk fosfat berpengaruhwnrr* v-ariabel yang diamati kecuali panjaflg polong pr tanarnan.

    dan produksi terbaik diperoleh pada dosis 108 kg P2O5 /ha.mr berpengaruh terhadap semua variabel yang diamati, kecuali

    plong per tanaman. Pertumbuhan terbaik dicapai pada jarak tanamrr- Setlangkan hasil tertinggi pada jarak tanam 20 x 40 cm. Hasil

    eTei @a dosis ptrpuk f,osfat 108 kg PzOr,4ra deirgan j*rak tanam

    tanaman, junlahbobot kering

    polong /tanaman,

    $wa@r-

    : Bafui buncis, dosisfosfat, danjarak tanam.

    27

  • alu tanaman

    ing, karenadan mudah

    nber proteins meningkatvegetarian.digalakkan

    en tersebutorang.h konsumsipita. AngkaBJruran yanghon, bayan4

    qrak perarran

    , komoditcdan vitamibuncish hmak, 7besi, 630t'9 eram

    enelitianfidicukup

    FBfan

    bamping&up19e5)rangatah ke

    p tajam @nt permirmm

    Biofarm, Vol. tV/ No. 2, Oktober 2008

    buncis dar,i pasar swalayan di kota-kota besar tidak hranya berupa polo*gmuda dengan ukuran maksimal, akan tetapi polong-polong muda berukurankecil atau disebutjuga "baby buncis" (Rukmana, 1995).

    Didalam kegiatan budidaya tanaman, untuk menghasilkan tanaman

    3iang sehat perlu dilakukan pemberian pemupukan yang sesuai dengankebtrtuhan tanaman. Tanaman br:ncis tidak akan rnemberkan hasil yang baik

    ryabila unsur hara yang diperlukan bagi kebutuhan tanaman tidak cukupGrsedia. Tersedianya unsur hara bagi tanaman dapat diusahakan dengan jalanlrcmupukan. Unsur hara merupakan salah satu faldor yang dapatnempengaruhi tingkat produktivitas suatu tanaman (Setianingsih dkk.,us3).

    Pemupukan merupakan salah satu komponen yang tidak dapat$isatrkan peranannya antara lain sebagai activator dari berbagai reaksi@im yang sangat penting didalam proses pembelahan sel, sehingga sel

    mengembang dan bertambah banyak. Dengan berkembang danpanjang tanaman maka pupt* fosfat dapat merangsarlg

    akar yang selanjutnya mempengaruhi pertumbuhan tanamanMenurut Karnomo dkk (1990) keseimbangan unsur hara sangat

    imrin proses fisiologi bagi pertumbuhan tanaman dan diharapkan dapaii hasil yang maksimal. Pada tindakan pemupukan maka pelaksanaan

    lrus sesuai 4 trangkah tepat yaitu : tr) tepaf jenis, 2) tepat junrlah, 3)raktu, dan 4) tepat cara.

    Penetapan jarak tanam pada suatu pertanaman secara agronomiknrenentukan tingkat produktivitas. Jarak tanam terlalu rapat berartitanaman per satran luas sangat besar sehingga akan berakibat

    produksi, dan sebaliknyajarak tanaffl terlalu lebar rnaka tidakfteroleh produksi yang maksimal (Untung, 1993). Lebih lilnjut

    bahwa jarak tanam yang digunakan akan menentukan keadaanl*itat bagi kehidupan penyakig sedangkan jarak tanam rapat akan

    mikro habitat menjadi lebih lembab dan jarak tanam lebar makaHimnya akan menjadi iebih kering. Pcrlakuan jarak tanam

    tindakan pengendalian penyakit secara bercocok tanam yaitucra menciptakan keadaan lingkungan yang tidak sesuai bagi

    penyakit, disamping itu dengan perlakuan jarak tanam yang tepatpertumbuhan tanaman tersebut akan menjadi lebih optimal

    de5ra tahan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit dapat

  • fti&afryK'4zrh4 'fud,lsri 'rzcrs

    dicegah seaw-al rnungkinPenelitian ini dilakukan dengan tujuanmengetahui pengaruh dosis pupuk N dan dosis pupuk N optimal, penpemangkasan dan jenis pemangka-sa-n yang tepat, dan interaksi antarapupuk N dan pemangkasan terhadap pertumbuhan kangkung darat

    Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk rnengetahuitanaman baby buncis terhadap pemtrerian pupuk fosfat dan dosis yangjarak tanam yang tepat, dan interaksi antara pemberian dosis pupukdan perlakuan jalak tanam terhadap portumbuhan dan produksi tanama+rbuncis.

    METODE PENELITIAN

    Percobaan ini telah dilaksanakan di Desa Bandar KecamatanKabupaten Batang pada ketinggian tempat lebih kurang 400 mpermukaan laut dengan jenis tanah Aluvial. Percobaan dilaksanakan3 bulan, yaitu Desember 2006 sampai dengan Pebruari 2007.percobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah RancanganKelornpok Lengkap (R.AKL) dengan perlakuan faktorial 4 x 3. Fpertama dosis pupuk fosfat yang terdiri atas 4 taraf; yaitu 0, 150, 30G450 kg SP-36/ha atau 0, 54, 108, dan 162 kg P2O5/ha. Faktor keduajta*arrr terdiri atas 3 taraf, yaitu 2O x M ern, 2O x 50 crn, dan 20 xDengan demikian terdapat 12 kombinasi perlakuan,perlakuan diulang tiga kali sehingga seluruhnya ada (4 x 3) x 3 : 36percobaan..

    Data yang dihasilkan dianalisis dengan uji F dan apabilaperbedaan dia*tam ftktor yang dicoba, analisis dilanjutkan dengan qiidan uji regresi, untukjarak tanam dengan uji kontras ortogonal.

    Variabel yang diamati meliputi : panjang tanaman, jumlahtanaman, bobot basah brangkasan per tanaman, bobot keringtanaman, jumlah polong per tanaman, panjang polong per tanamm-polong per tananran, dan bobot potrong per petak.

    HASTL DAN PEMtsAIIASAN

    i hery,. buncis yang rneliputi r.aria$elnn- bCIbot basah brangkasan pr ren:

    -lumtatr polong per tanaman. bper petak

    . Hasil tertingg:i dicalmi rLrsi,s 162 kg pzOs/ha aan S+ kiFSqha

    ,ffiunnryfiaqa perfumbuhan rtan prodf&Uo ini berkaitan dengan peranaY enzimatis yang sangat pentingd **n meagembang dan memanjlAF trStr-rrosflt memegaag paaaan

    lang te{gantung pda fosfm

    8n

    ry dai inti sel .vang snqgar peprftemrbangan jaringan rnerigenakar tanaman muda

    { 19E6) meayard;an bah*zFdpnrnl;err akar rambut rlen mer& 3'aag banl,ak dan panjang

    mdsimal sehingga pertumbulremurm Soepardi (1935) fosf;lm ATP {adenosine trifosfar} dft& tmsfer energi pada reafrbohidral oleh karena iur ad

    fpF{ roembolisme tanamaa- sdmnn$aa Hasil dari mefabotr&tme bgiafi t*.,annzlrm&kr

    hafiwz meningtatpa pF@mbuhtu akar, baang *{Fcrra qptimal, akibahra

    r

    Asimilal tersebrit dibaosld&c qgrc penimbrman sryer

    m*fu @?* asimilar lang cmempunlai babot rtrn I

    Pengaruh Dosis Pupuk FosfatPada Tabel 1 dan 2 dapat dilihat bahwa diantara

    pupuk fosfat berpengaruh terhadap berpengaruh terhadapperlakum'

    30

    perfumh-ttlLlrittttt

    Erfradap mening**[apro

  • tti

    I

    btukbruhilosis

    Biofarm, Vol.IV/ No. 2, OldoberfrOS

    produksi baby buncis yang rneliputi variabel panjang tafiatnan,jurnlah daunper tanaman, bobot basah brangkasan per tanaman, bobot kering brangkasanpr tanaman, jumlah polong per tanaman, bobot polong per tanaman danbobot polong per petak . Hasil tertinggi dicapai pada dosis 108 kg P2O5/hayang diikuti dosis 162 kg PzOs/ha dan 54 kg P2O5/ha, sedangkan terendah@a 0 kg PzO:/ha

    Meninglatnya perrumbuhan dan produksi baby buncts pada dosisilot kg P2o5/ha ini berkaitan dengan peranan pupuk p sebagai aktivatortcrbgai reaksi enzimatis yang sangat penting dalam proses pembelahan seldingga sel akan mengembang dan memanjang. Menurut Sarief (1989)&nfa* 5shgai or.to-fosfat rnernegang peranan penting dalarn kebanyakanc&i enzimatis yang tergantung pada fosfatase . Hal ini karena fosfatmlrpakan bagian dari inti sel yang sangat penting dalam pembelahan sel

    unark perkembangan jaringan rneristem sehingga fosfat dapatpertumbuhan akar tanaman muda,

    Sety'arnidjaja (1986) naenyatakan bahwa salah satu fungsi p adalahpembentukan akar rambut dan merangsang pemanjangan akar.

    akar rambut yang banyak dan panjang, tanaman dapat menyerapha secara maksimal sehingga pertumbuhan tanaman menjadi lebihs"t--gkan menurut Soepardi (1985) fosfat berperan sangat penting

    ATP (adcnosine trifosfat) dan ADP (adenosine difosfat)tl4trq dalam transfer energi pada reaksi-reaksi sintesis seperti

    b dan karbohidrat, oleh karena itu adanya P akan mernperlancarproses mp.f4bolisme tanaman, sehingga sintesis protein dan

    *an meningkat. Hasil dari metabolisme tersebut selanjutnyake seluruh bagian tananran unflik merangsang perfumbur\an.

    menyaukan bahwa meningkatnya pertumbuhan tantman akangrla pertumbuhan akar, batang dan daun sehingga proses

    fqFletl scara optimal, akibatnya hasil fotosintesis berupaAsimilat tersebut ditranslokasikan ke sehnuh bagian

    %ierl ke organ penimbunan seperti pada buah (polong danih makin banyak asimilat yang dinanslokasikan ke buah,k6entuk mempunyai bobot dan ukuran yang lebih besar,

    sponLepat,

    Fosfat

    'baby

    landarti

    x)"a

    50

    terhadap meningkatnya produksi baby buncis

  • Han-driatni & Jazilah an Praduksi

    Pengaruh Jarak TanarnHasil penelitian menunjukkan bahwa jarak tanam berpenga

    terhadap komponen pertumbuhan tanaman baby buncis yang melipanjang tanaman, jumlah daun per tanaman, bobot basah brangkasantanaman, dan bobot kering brangkasan per tanaman. Hasil tertinggi dipada jarak tanam 20 x 60 cm dengan populasi 24 tanaman per petak, dijarak tanam 20 x 50 em dengan populasi 30 tanaman per petak, danpada 20 x 40 cm dengan populasi 36 ianarnan per petak, berarti makinjarak tanam yang digunakan makin meningkat pertumbuhan dan hasilbuncis per tanamanPerbedaan ini disebabkan penggunaanjarak tanamyang lebih renggang60 cm) mempunyai populasi tanaman per satuan luas yang lebih sedikit24 tananran per petak, dibanding jarak tanam 20 x 50 cm dan 20 x 4Omasing-masing dengan populasi per petak 30 dan 36 tanaman, sehipersaingan untuk mendapatkan ruang tumbuh, cahaya matahari, unsurCO2 dan air lebih kecil, maka individu tanaman dapat memanfaatkanproduksi secara maksimal

    Tabel 1. Angka Rata-rata dan Analisis Statistik Fengaruh DosisFosfat terhadap panjang tanaman, jumlah daun, bobotbrangkasan per tanaman dan bobot kering brangkasan per

    Angka-angka dalam kolom dan perlakuan yang diikuti dengan hurufl'ang samatidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT pada taraf 5 o/o.* : Berbedanyata *t : Berbedasangatnyata ns: Tidakberbedanr.m.

    Menurut Munandir (1988) makin rapat jarak tanam, makinpopulasi tanaman per satuan luas sehingga persaingan untuk mencunsur hara, sinar matahari, CO2, air dan ruang tumbuh maliiiSebaliknya makin lebar jarak tanam, populasi per satuan luas maki

    prsamglan imfr*r mendapadran&n minglwkan penl,erap

    fuumesis berjatan secara maks&lnamail.

    T" Aegfl;a Rafa-rata rtan fusiisl|rnfu ter*radap jumiah pol"ghmfrn- bobot polong per tanal

    funlutarc

    &Mm

    Jugrhhpolong perhammihrah,

    ps.frft 15-47 a20:: at!JO-)I C21.00 b6:t .*

    f,_054-633.00

    Pjl,tt&

    fuprt-atrrolagdiikntrji B\=TpadaM:

    * : Babeda s*.rgrir nryE&

    rq*r&m batxa peqx n4mif sepefii baf

    fu fi dalam jumlahfumssis r*ne,man yanl

    fl'frfoggn akae m@iflnrsita dm C-meu

    ao melipnni i

    efu pcrmrmbuhan msdd +rftuke kabd

    rninlnb rtri erjaAi ph"r!.- fu*kl*nl[fr enltuFsfu da' i

    fu fi effiqa a*a

    ffi h ".u n+ffi rlilitl# bE

    32

    ;ry *mtonrryffi_ ph

  • FruhEputiL percapaitiikutiendah

    lebart baby

    ;(20 xtyaitu4$ emhingerr

    \7t tLl1Bre cDJD befi3.F{63lr

    Biofarm, Vol.lVlNo. Oktober 2008

    sehingga persaingan untuk rnendapatkan faktor produksi makin keoil, dengan

    demikian akan meningkatkan penyerapan unsur hara oleh tanaman dan

    proses fotosintesis berjalan secara maksimal sehingga dapat meningkatkanpertumbuhan tanaman.

    Tabel 2. Angka Rata-rata dan Analisis Statistik Pengaruh Dosis PupukFosfat terhadap jumlah polong per tanaman' panjang polong pertanaman, boboi polong per tanaman. dan bobot polong per petak

    bgan:ftt**glia dalam kolom dan pe{akuan yang diikuti dengan hurufyang sama menuniukkan

    nyata berdasarkan uji BNT pada taraf 5 Yo--Berbedanyata :r* : Berbedasangatnyata ns : Tidakberbedanyata

    ISandi (1933) menyatakan bahwa pertumbuhan tanaman diawali olehorgan vegetatif seperti batang akar dan daun, diperlukan

    protein dan pati dalam jumlah yang banyak. Senyawa organikdari fotosintesis tanaman yang selanjutnya ditranslokasikan ke

    batian taaaman sehingga akan rneningka$en pertumbuhan tanannan.didnkung oleh Prawita dan Condronegoro (1994) yang menyatakanpertumbuhan tanaman meliputi pembelahan, pembesaran, danLsi sel. Lokasi pertumbuhan tersebut yaitu di jaringan meristem.

    pmbelahan sel diperlukan karbohidrat dan protein, akibat darisel seeala mitosis ini terjadi pennbentukan pucuk-puctrk baru,

    fu 'dahan. Dengan demiki'an jarak tanrm renggang akanproses fotosintesis dan akan meningkatkan produksi

    potein dan pati, akibatnya akan mpningkatkan pertumbuhan

    bbel 3 dan 4 dap*t dilihat bahwa perlakuan jarak tanam

    Perlakuan

    Jumlahpolong per

    tanaman(buah)

    Panjangpolong pertanarnan

    (cm)

    Bobolpolong pertananan

    (e)

    Bobotpolong per

    petakke)

    Ibis pupuk fosfatil[ : tanpa pupuk fosfatnif : 54 kgAra P2O5@: 108kglhaP2O5!B : 162 kg/haP2O5f Fnlrnglmr*ets xlfl-el1%lmsr s z

    t5,47 a20,22 ab26,51 c21,00 b6,28 **3;054,633.00

    t6,4217,3118,30t6,94', 'r)3,054;63

    aaa

    a

    ns

    102,11 a130,89 ab182,67 ct42,78 b6,64 **3,054,63

    i8.02

    3,38 a4,07 b5,10 c4,37 b

    18,03 **3,054,630,49

    pe{kdaan yang sangat nyata. Pada perlakuan jarak tanam yang

  • Handriatni & Jazilah, Peningkatan Produksi Baby Buncis

    lebin- rapat (2A x 40) rnengahasiikan jumlah dan bobot polong terbinggi,diikuti jarak tanam 20 x 50 cm, dan terendah pada perlakuan jarak tanamrenggang (20 x 60 cm), berarti makin npat jank tana-m yang digunakan,makin besar pula jumlah dan bobot polong per petak.

    Meningkainya boi:ot polong per petak pada jarak tanam rapat (20 x40 cm) ini disebabkan pada jarak tanam rapat mempunyai populasi tanayang lebih banyak sehingga apabila jumlah per tanaman dikalikan denpopulasi tanaman rnaka bobot polong per petak r*enjadi letrihKarnomo dkk (i990) menyatakan bahwa jarak tanam (plant spactng)menentukan kerapatan bertanam (plant density) suatu jenis tanamankeduanya sangat menentukan tinggi rendahnya produksi tanaman per

    luas. Produksi tanaman per satuan luas adalah sama dengan produksi

    individri tanaman dikalikan kerapatan tanam yaittr banyaknya tanaman

    satuan luas atau populasi tanaman. Hal ini sesuai dengan pendapat

    dan Yoseph, (1974) yang mengatakan bahwa bobot polong perditentukan oleh jumlah rumpun per petak dan bobot polong perjumlah rumpun per petak ditentukan oleh jarak tanam' Sedangkanpolong per tanaman ditenhrkan otreh tingkat persaingan antar ta*aman

    mendapatkan cahaya, air' unsur hara' dan ruang tumbuh' Tingkat

    antar tanaman dalam mendapatkan cahaya, air' unsur hara dan ruang

    juga dipengaruhi oleh jarak tanam sehingga makin rapat ixak tanam"besar populasi tanaman per petak maka akan berpengaruh tenreninglr*tnya bobot pol'ong per petak' Dengan demikian dapat di

    bahwa 20 x 40 cm merupakan jarak tanam yang paling rapatmempunyai populasi per satuan luas yang lebih banyak' sehingga t

    hasil individu bobot polong per rumpun dikalikan jumlah poptrlasi pcrmaka akan mempunyai bobot polong per petak yang lebih besar'

    Pengaruh Interaksi

    Hasil penelitian menunjukkan menunjukkan bahwa terdapa I

    antara jarak tanam dengan dosis pupuk fosfat terhadap bobot ppetak, interaksi terbaik dicapai pada kombinasi jarak tanam ?0 Idengan dosis pupuk fosfat 108 kg P2O5/ha dan terendah pada

    tanam 20 x 50 cm dengan dosis 0 kg P2O5/ha' Perbedaan sangei

    disebabkanadanyasalingnrendukungantarajarakta*amyangJ:l"l.ll

    ppulasi tararlarl 1-ang lebft Ipodufci per individu rrneman rrrriursis pupuk fosfai l0g kg,.ta n

    rryqgf **an pertumbuhan dan g

    'tryfua Rara-rata ,ian 6aslisisfh!"p panjan-s r_ananoa-e-:qtasan per r.?n.pman (htr!f,trplw*n

    Pamj*ng :fFnernen

    fuefudarrt

    cm)

    i-f,t:? a169it abI&r.Jt b6:i **3-+15.:

    '1*9.*

    7-i.07 i35jr tj&?6 bIr-Ef *3-+{5.?l

    y2

    fuperiahanlrugdinqm tndasarltan ujik: Fdt&*nE rrye

    {tilSn0} mmryuakan ba@ sslu*m iuas lAng

    M $ilrilih.*fo r*rremn& @sehfi dq

    nb profulisi pcppenak-

    WrtlrySrperak i1mE lefrffi bm*r,ffimr* 3mg opti

    mqrnmrmenrb:mk:m pq.t1l'ltffipr *rfu mer

    trC ,*ml um@'fim ..lFffiEq

    34

    mmmmmgm,@men

  • P;andriatni & Jazilah an Produksi EabY Buncis

    Meningkatnya sefapan unsur hara maka proses fotosintesis berjalan denoptimal sehingga meningkatkan pembentukan protein, katbohidrat dan

    dan clitranslokasikan ke cadangan makanan yaitu buah, akibatnya buah

    terbentuk mempunyai ukuran dan berat yang lebih besar (Soepardi, 1985)Menurut Hakim (1994) rneningkatnya serapan unsur hara tnaka

    metabolisme tanaman beqialan dengan optinral sehinggaprotein, karbohidrat dan pati tidak terhambat. hasil dari metabolismeditralslokasikan ke selr*uh bagian tanarnan g*tuk mfangsaflg pertudarr selebihnya ditranslokasikar, ke orgail tanurman yang lainnya, yaitu

    sehingga akan mempengaruhi berat polong yang terbentuk' Hal ini di

    oleh Harjadi (1993) yang menyatakan meningkatnya pertumbuhan vemaka proses fotosintesis menjadi lebih lancar, hasil fotosintesisfotosintat akan dirnanfaatkan oleh tanatnalt un'tuk pertumbuhanselebihnya akan disimpan pada cadangan makanan, maka polong

    terbentuk mempunyai bobot yang lebih tinggi'

    Kf,SIMPULAII1. Dosis pupuk fosfat berpengaruh terhadap semua variabel yang d

    kecuali panjang polong per tanaman' Pertumbuhan dan hasildicapai pada dosis 108 kg PzOs /ha

    2. Jarak tanam berpengaruh terhadap semua variabel yang diamati,panjang polong per tanam'an. Pertumbuhan terb-aik dicapai padatanam 20 x 60 cm. Sedangkan hasil te*inggi pada jarak tanam 20

    3. Terdapat interaksi antaradosis pupuk fosfat dengan jarak tanambobot polong per petak. Hasil terbaik dicapai pada dosis ptlp*108 kg Pps/ha dengan jarak tanam 20 x 40 cm.

    DAFTAR PUSTAKA

    Hakim, N. 1994. Dasar-dqsm llmu Tanah' Universitas Lampung'

    Harjadi, S.S. i996. Pengantar Agrononti. Gramedia' Jakarta'

    Isbandi, D. 1983. Pertumbuhan dan Perkembangan Tansman'

    n, Semdi, Dewaaio, \*,idhiaokIryrr* prffiuksi TawnanUmm*es Jenderal Soedirsraa. *,

    mS dm p. Cordronegoro - tgg4-DFrEs Bogor

    l- 1995- Be.rtata n Bt:ncis- K;lrrlS |939- Xesanuran dan pempdrah-R+*''rg

    T- 2{n3. pembudidaywr BuSwadaya- Jahrta

    D- 1996- pvpuk det pen@t

    9$. W*dat, Kesubun Tdt"IS. BqeorttlE-_ fcid Je* Tawn fu!.' ktr_tPtsseotzs *te*AIJIIISOED. purwokerto

    l@Efi@ pengelotmt t

    [n4- bit @d Crq pe ffrd Universit!,pn

  • atan dengan

    hat dan Patia buah Yangili, 1985)nraka Prosespembentukan

    labolisme ini

    , yaitu

    I ini diuhan

    intesismbtrhan, polong

    il yang din hasil

    diamati,apai Padaik tanam ?0

    ktanamsis PuPdr

    Biofa:rm, Vol.lV/ No. 2, Oidober ?0O8

    Xar-ronro, Semedi, Dewanto, Widhiatrnoko, Amirudin, Agusnitwanto, 1 990.Pengontar Pro,duksi Tansman Agronomi, Fakulas FertanianUniversitas Jenderal Soedirman" Purwokerto

    kaw-ita, WS. dan P. Conclronegorn. 1994. Dasctr-dasar Fisiologi Tumbuhan,IPB Press, Bogor

    mar3, R. 1995. Bertanam Buncis. Kanisius. Yogyakarta'

    i-f S. 1989. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Perlanian' C'V' PustakaBuana. Bandung

    ingsih, T. 2003. Pembudidayaan Buncis Tipe Tegak dan Merambat.Penebar Swadaya. J akarta

    idjajq D. 1996. Pupuk dan Pemupukan. CY. Simplex. Jakarta.

    1985. Masalah Kesuburan Tanah dan Pupuk. Departemen llmuTasah.IPB, Bogor

    SX- 1992. Tariasi Jsrak Tanam pada populasi yang Sama dari Tigafsietas Btmc.is (Phaseohts vulgaris L). Jurnal Penelitian' Balaihelitian tIN SOED. Purwokerto

    f,-1993. Pengantar Pengelolaan lIama Tetpadu. Gadjah Madahns. Yoglrakarta.

    Yoseph. 1974. Soil and Crop Prodrrction in he Humid TropicsEdition), Oxford University Press. London

    IMG.pdfIMG_0001.pdfIMG_0002.jpgIMG_0003.pdfIMG_0004.pdfIMG_0005.pdfIMG_0006.pdfIMG_0007.pdfIMG_0008.pdfIMG_0009.jpgIMG_0010.pdfIMG_0011.pdf