956-2021-1-sm

Upload: occydpp

Post on 06-Oct-2015

227 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

u mtyug

TRANSCRIPT

  • Statistika,Vol.1,No.2,November2013

    PEMODELAN FUNGSI TRANSFER UNTUK MERAMALKAN CURAH HUJAN

    DI KOTA SEMARANG

    1Andayani Nurfaizah, 2Rochdi Wasono, 3Siti Hajar Rahmawati 1,2,3Program Studi Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Muhammadiyah

    Semarang

    Alamat e-mail : [email protected]

    ABSTRAK Informasi tentang curah hujan merupakan perihal penting yang berpengaruh terhadap berbagai macam aktifitas misalnya dalam bidang pertanian. Curah hujan (yt) dan kondisi udara yang mempengaruhi seperti suhu udara (x1) dan kelembapan udara (x2) memiliki pola yang teratur yang disebabkan oleh fenomena iklim yang membentuk suatu deret berkala. Kota semarang memiliki luas wilayah 373,70 Km2, dari luas wilayah yang ada 10,59% merupakan tanah sawah. Dari luas tanah sawah, 53.12% merupakan sawah tadah hujan. Metode peramalan curah hujan di Kota Semarang yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemodelan fungsi transfer. Model fungsi transfer yang terbentuk untuk meramalkan curah hujan, menunjukan bahwa kondisi udara yang signifikan berpengaruh dalam peramalan curah hujan adalah kelembapan udara. Model fungsi transfernya sebagai berikut:

    yt = .. .

    . +

    ..

    dari model yang diperoleh dapat diketahui bahwa curah hujan dipengaruhi tingkat curah hujan selama 12 bulan sebelumnya dan dipengaruhi langsung oleh kelembapan udara sampai dengan 18 bulan sebelumnya serta nilai sisan pada bulan yang sama dan nilai residual pada bulan tersebut. Peramalan curah hujan dengan menggunakan data curah hujan, kelembaban udara dari tahun 2003 -2012 dengan menggunakan metode fungsi transfer single input menghasikan ramalan curah hujan untuk 12 bulan kedepan yaitu bulan Januari sampai dengan Desember 2013, curah huajn yang terjadi sebesar 7 mm 352 mm Kata Kunci : Curah Hujan, Peramalan, Fungsi Transfer. PENDAHULUAN

    Peramalan merupakan tehnik untuk

    memperkirakaan keadaan di masa depan, peramalan juga merupakan bagian integral dari kegiatan pengambilan keputusan [3]. Model fungsi transfer merupakan salah satu model peramalan kuantitatif yang dapat digunakan untuk peramalan data deret berkala yang multivariate [4]. Fungsi Transfer adalah menggabungkan karakter dari model-

    model ARIMA yang univariat dan beberapa karakter analisis regresi berganda. Fungsi Transfer menggabungkan pendekatan deret berkala dengan pendekatan sebab akibat. Informasi tentang curah hujan merupakan perihal penting yang berpengaruh terhadap berbagai macam aktifitas misalnya dalam bidang pertanian. Curah hujan (yt) dan kondisi udara yang mempengaruhi seperti suhu udara (x1) dan kelembapan udara (x2) memiliki pola

    15

  • Statistika,Vol.1,No.2,November2013 yang teratur yang disebabkan oleh fenomena iklim yang membentuk suatu deret berkala. Penelitian yang pernah dilakukan dengan fungsi transfer antara lain tentang peramalan curah hujan dengan prediktor kelembaban udara dengan membandingkan model ARIMA dan fungsi transfer [1], peramalan curah hujan dengan prediktor suhu udara dan kelembaban udara dengan metode regresi linier berganda [5], sedangkan penulis mengunakan model fungsi transfer untuk meramalkan curah hujan dengan variable input kelembaban udara dan suhu udara.

    Deret waktu adalah serangkaian pengamatan yang diambil berdasarkan urutan waktu dan antara pengamatan yang berdekatan dan saling berkorelasi, sehingga dikatakan bahwa pada deret waktu, tiap pengamatan yang di ambil dari variabel berkorelasi dengan variabel itu sendiri pada waktu sebelumnya [6]. Suatu pengamatan Z1, Z2 Zn sebagai suatu proses stokastik, maka variabel random Z t1, Z t2 Z tn dikatakan stasioner apabila: F(Z t1, Z t2 Z tm) = F (Z t1+k, Z t2+k Z tm+k ) (1) Dikatakan strictly stationary apabila persamaan (2.1) terpenuhi untuk m= 1,2,, n. Deret waktu yang bersifat strictly stationary, waktu pengamatan tidak terpengaruh terhadap mean ,varians 2 dan kovarians k [6].

    Model fungsi transfer merupakan salah satu cara untuk menyelesaikan masalah bila terdapat lebih dari satu data time series. Dalam statistika keadaan ini sering disebut data multivariate time series [2]. 1. Single input

    Bentuk umum model fungsi transfer single input (Xt) dan single output (Yt) adalah :

    ttt NXBvY += )( (2) 2

    dimana : Yt = representasi dari deret output Xt = representasi dari deret input

    Nt = pengaruh kombinasi dari seluruh faktor yang mempengaruhi Yt (disebut gangguan)

    v(B) = (v0B + v1B + v2B2 + ... + vkBk), dimana k adalah orde fungsi transfer.

    2. Multi input Pada fungsi transfer multi input

    terdapat beberapa variabel input X yang dimasukkan pada suatu pemodelan. Sehingga bentuk model fungsi transfer multi input adalah :

    ( )[ ] ( ) ( )[ ] ( ) taBBbjj,txBjmj Bty j 11

    1+

    == (3)

    dimana : yt = variabel dependen xjt = variabel independen ke-j

    j(B)=operator moving average order sj untuk variabel ke-j

    j(B)=operator autoregresi order rj untuk variabel ke-j

    (B)= operator moving average order q

    (B) = operator autoregresi order p at = nilai gangguan acak

    Dalam fungsi transfer multi input dimana terdapat beberapa variabel input yang masuk dalam sistem ditambah dengan noise yang ada akan dihasilkan deret output [6].

    METODE PENELITIAN

    Pembentukan model peramalan curah hujan digunakan pemodelan fungsi transfer dengan langkah langkah sebagai berikut :

    Tahap 1 : Identifikasi bentuk model 1 Membuat plot time series data

    keseluruhan untuk melihat pola yang terbentuk dari data bulanan.

    Mempersiapkan deret input dan output untuk mendapatkan deret yang stasioner.

    3 Menentukan model ARIMA untuk deret input (xt) serta melakukan prewhitening pada deret input untuk

    16

  • Statistika,Vol.1,No.22,Novemberr2013

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    Tahapara

    SediidepenametoTahatran

    PemengyangPengsebag1.

    2.

    ApabtelahmeruTahatran

    Sesesuadigunderet

    mendapat (t). Melakukanoutput sesuprewhiteninderet input MenghitungFunction) dderet input dilakukan pMenaksir respon impMenetapkanfungsi menghubunderet outpuMelakukannoise (tAutocorrelaAutocorrelaMenetapkanARIMA ap 2 : Pameter modetelah bentuentifikasi, aksiran paode maximuap 3 : Uji sfer engujian getahui apa

    g terbentuk gujian ini gai berikut:Menghitungnilai residuMenghitungcorrelation

    bila autocorh nol makaupakan modap 4 : Pesfer untuk etelah modai diperolehnakaan untut output yt.

    deret yang

    n prewhiteniuai denganng yang duntuk mendg CCF (Crdan Autocor dan deret

    prewhiteninsecara lanuls n r, s, b

    transferngkan dereut. n penaksiran

    t) dan ation seation n ( pn, qn )

    Penaksiran del fungsi tuk model f

    selanjutnyarameter m likelihoodiagnostik

    ini dilakakah model

    telah sesuadilakukan

    g Autocore

    ual (at) modeg CCF ) antara t d

    rellation una model ydel yang sesengunaan peramalan

    del fungsi h maka selauk merama

    g waite no

    ing pada dn transform

    dilakukan pdapatkan (ross-correlatrrelation unoutput sete

    ng. ngsung bo

    untuk mor yaet input d

    n awal depenghitung

    erta par

    ) untuk mo

    parameteransfer fungsi tranya dilaku

    menggunad estimation

    k model fun

    kukan unfungsi tranai atau tid

    dengan c

    ellation unel

    ( Crodan at.

    ntuk t danyang diperouai. model fun

    n transfer y

    anjutnya daalkan nilai d

    oise

    eret masi pada t). tion ntuk elah

    obot

    17

    odel ang dan

    eret gan

    rsial

    odel

    er

    sfer ukan akan n. ngsi

    ntuk sfer dak. cara

    ntuk

    oss-

    n at oleh

    ngsi

    yang apat dari

    HA

    dahoutdi yankelSem

    T

    Cur

    SuhKU

    meberada

    PemHu

    bahsehpad

    Ta

    Va

    Cura( m

    Suhu(

    Kelemudar

    ASIL PENE Pada bagiahulu mentput yang beKota Semang digunaklembaban hmarang.

    Tabel 2 Korela

    Variabel

    rah hujan ( Y

    hu Udara ( X1Kelembapan Udara ( X2 )

    Hasil kore

    enunjukkan rkorelasi tialah variabe

    modelan

    ujan denganPada gamhwa data behingga perlda lag 12

    Gambar 1

    abel 1 Deskrip

    ariabel M

    ah hujan mm )

    19

    u udara 0C )

    2

    mbapan ra ( % )

    7

    ELITIAN

    an ini akan genai diserupa curaharang. Untukan adalah hujan per

    asi antara verivariabel outp

    X1 ) 0.289

    ) 1 0.400

    elasi antar bahwa

    inggi dengel kelembap

    Fungsi Trn Deret Inp

    mbar dibawelum stasionlu dilakuka

    1 Plot Box-Co

    psi variabel o

    Mean Std. D

    94.14 162.7

    27.71 0.73

    76.18 6.95

    dibahas terkripsi var

    h hujan per buk variabel

    suhu udarabulan di

    iabel input denput

    X

    0.6

    0.4

    variabel dvariabel

    an curah hpan udara.

    ransfer Cput Suhu U

    wah ini tener dalam man didiffere

    ox suhu udara

    output dan in

    Dev Min

    798 0

    39 25

    50 61

    rlebih riabel bulan input

    a dan Kota

    ngan

    X2 625

    400 1

    diatas yang

    hujan

    Curah Udara erlihat means ncing

    nput

    Max

    806

    30

    91

  • Statistika,Vol.1,No.22,Novemberr2013

    Plo

    G

    Modsebag (1 0.B14)(

    Tab

    A([1,1

    Plot ACF

    ot ACF dan PA

    Gambar 2 Pl

    Gambar 3 Plo

    del ARIMAgai berikut.

    29048 B1 +(1-B14)Zt=

    Gambar 4 P

    Gambar 5 Pl

    el 3 Estimate

    ARIMA 2,14],12,0)

    dan PACF da

    ACF data suhu12

    lot time series

    ot ACF dan PA

    A ([1,12,14

    + - 0.24465 1t.

    Plot Box-cox C

    lot time series

    Parameter MoUdaraParame

    1 = 0.212 = -0.214= -0.2

    ata suhu udara

    u udara differe

    s suhu udara

    ACF suhu uda

    4],12,0) ada

    B12 + -0.230

    Curah hujan

    curah hujan

    odel ARIMA

    eter p-v2904 0.002446 0.002308 0.0

    18

    a

    encing

    Gam

    ara

    alah

    088

    samdatini modasderout([1

    darPenmodapestmeARdite

    PeHuKe

    G

    Suhu

    value 006 083 136

    Model derema dengan mta didifferen

    berguna odel fungssarnya deretret output. tput curah,12,14], 12,Nilai bobori CCF yaitundugaan model fungsi pat dilakukimasi param

    elebihi dariRIMA deerapkan.

    mbar 8 Plot AC

    modelan ujan deelembaban

    Gambar 6 Pl

    Gambar 7 Plo

    Ta

    b,r,sb = 1, r =0, s = 8,1

    et output dmodel padancing pada untuk me

    si transfert input akanOleh kare

    h hujan a,0). ot respon imu b = 1. r = model dere

    transfer cukan karenameter dari bi =0.05, eret noise

    CF dan PACFudara

    Fungsi Trengan DUdara

    lot Box-cox ke

    ot time series k

    abel 4 EstimasParam

    = 15

    1 = 1.08 = -0.215 = 0.6

    dipaksakan ua deret inputlag 12 juganjaga inte

    r karena n dipetakanena model adalah AR

    mpuls didap0 dan s =

    et noise uurah hujan a pada Tabb,r,s yang tesehingga me tidak

    F data kelemba

    ransfer CDeret I

    elembaban ud

    kelembaban u

    si Parametermeter p-v07697 0.225474 0.668359 0.4

    untuk t, jadi a. Hal gritas pada

    n pada deret

    RIMA

    patkan 8,15.

    untuk tidak

    bel 4 erlihat model

    bisa

    Curah Input

    aban

    dara

    udara

    value 2564 6959 4434

  • Statistika,Vol.1,No.22,Novemberr2013

    Gam

    Ta

    (

    Modsebag(1 -B12)Z

    Msamadata karenadalaboboyaitu

    Mudarasebag(1-1n1t = Tabe

    Parame

    8= -0.265412 = -0.30870 = 0.764713 = -0.350218 = -0.48321 = -0.4049 Modsebag

    bar 9 Plot ACudara d

    abel 5 EstimasKel

    ARIMA [1,12],12,0)

    del ARIMAgai berikut. - 0.52602 Zt=1t

    Model deret a dengan mo

    didifferencna model dah ARIMAot respon imu b = 0. r = 1

    Model dereta ([8,12],0,gai berikut.

    1B8 - 1B12) n(1-1B8 - 1

    el 6 Estimasi Pdengan

    eter Std.Eror

    49 0.10858

    72 0.10631

    77 0.11641

    26 0.11506

    26 0.10540

    92 0.12552

    del fungsi gai berikut

    CF dan PACF differencing la

    si Parameter Membaban Uda

    Parame) 1 = 0.5212 = 0.39

    A ([1,12]

    B1 + 0.3

    output dipodel pada dcing pada deret outpu

    A ([1,12,14]mpuls didapa1 dan s = 1t noise dar,0) tersebut

    n1t = 1t 1B12) 1t Parameter MoKelembapan Ur t-

    value p-va

    8 -2.45 0.

    1 -2.90 0.

    1 6.57

  • Statistika,Vol.1,No.2,November2013 dengan selang kepercayaan 95%. Pada Tabel 10 merupakan hasil pangkat dari peramalan deret output (yt), karena hasil peramalan pada Tabel 9 merupakan transformasi akar dari deret output (yt). Pada hasil peramalan yang telah dipangkatkan menujukan puncak curah hujan terjadi pada bulan Februari 2013 yaitu mencapai 325 mm, sedangkan bulan September 2013 merupak bulan yang curah hujannya paling rendah yaitu 7 mm, dan dari hasil ramalan menunjukan bahwa sepanjang tahun 2013 semua bulan mengalami hujan sedangkan bulan yang memiliki curah hujan rendah hanya tiga bulan saja yaitu bulan Juli, Agustus dan September.

    Tabel 9 Nilai Peramalan Curah Hujan yang ditransformasi akar pada bulan Januari 2013

    hingga Desember 2013 Bulan (2013)

    Ramalan

    SE Selang kepercayaan 95%

    Batas bawah

    Batas atas

    Jan 16.8316 5.8511 5.3636 28.2996 Feb 18.7584 5.8649 7.2634 30.2534 Mar 16.2354 5.9133 4.6455 27.8254 April 13.8970 5.9160 2.3018 25.4921 Mei 10.4189 5.9188 -1.1817 22.0196 Juni 11.4241 5.9191 -0.1771 23.0253 Juli 8.3590 5.9193 -3.2426 19.9606 Agst 5.1229 5.9193 -6.4787 16.7245 Sep 2.7362 6.0560 -9.1334 14.6059 Okt 12.3677 6.0560 0.4981 24.2374 Nov 11.1740 6.0560 -0.6956 23.0436 Des 15.6551 6.0560 3.7855 27.5247

    Tabel 10 Hasil Peramalan curah hujan (mm)

    setelah dipangkatkan Bulan Peramalan Januari 283

    Februari 352 Maret 264 April 193 Mei 109 Juni 130 Juli 70

    Agustus 26 September 7

    Oktober 153 November 125 Desember 245

    KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan

    pembahasan yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

    1. Prosedur penentuan model fungsi

    transfer memperlihatkan bahwa variabel input (x1) yaitu suhu udara hanya bisa dimodelkan dengan ARIMA saja karena korelasi suhu udara terhadap curah hujan sangat lemah hanya 0.285, hasil dari estimasi parameter cross-corellation dari bobot respon impuls yang dihasilkan tidak signifikan terhadap = 0.05. pada variabel input (x2) yaitu kelembaban udara semua prosedur penentuan fungsi transfer dapat dilakukan karena korelasi antara curah hujan dengan kelembaban udara kuat yaitu 0.625, sehingga model fungsi transfer yang didapatkan adalah model fungsi transfer single input.

    2. Kelembaban udara signifikan mempengaruhi curah hujan pada = 0.05, dengan model fungsi transfer single input yang terbentuk adalah sebagai berikut.

    yt = .. .

    .

    +

    ..

    3. Dengan menggunakan model fungsi transfer single input yang terbentuk, dapat diramalkan bahwa untuk 12 bulan kedepan yaitu bulan Januari 2013 sampai dengan Desember 2013 curah huajn yang terjadi sebesar 7 mm 352 mm. Pergeseran musim hujan juga terlihat bahwa dalam satu tahun hanya tiga bulan yang memiliki curah hujan rendah dan tidak ada bulan yang curah hujan nya sampai 0 mm

    20

  • Statistika,Vol.1,No.2,November2013

    21

    DAFTAR PUSTAKA [1] Aprialis. 2011. Skripsi :

    Perbandingan Model Fungsi Transfer dan ARIMA Studi Kasus Model antara Curah Hujan dengan Kelembaban Udara. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    [2] Ardiani. 2005. Skripsi : Pemodelan Fungsi Transfer Untuk Meramalkan Nilai Ekspor Tembaga. ITS Surabaya.

    [3] Aswi dan Sukarna. 2006. Analisis Deret Waktu. Makassar :Andira Publisher.

    [4] Siswanti. 2011. Skripsi : Model Fungsi Transfer Multivariat dan Aplikasinya untuk Meramalkan Curah Hujan di Kota Yogyakarta. Universitas Negri Yogyakarta.

    [5] Swarinoto, Y.S dan Sugiyono. 2011. Pemanfaatan Suhu dan Kelembaban Udara dalam Persamaan Regresi untuk Simulasi Prediksi Total Hujan Bulanan di Bandar Lampung. Jurnal Meteorologi dan Geofisika. Volume 12 No.3 hal 271-281

    [6] Wei, W.W.S. 2006. Time Series Analysis Univariate and Multivariate Methods, Addison-Wesley Company Inc., New York.

    adi 1.pdfalan 2Andayani 3Tahap 1 : Identifikasi bentuk model

    gangga 5M Yamin 6shofi 7Diagnosis Kanker Payudara dengan MARSEvaluasi Performansi Diagnosis Kanker Payudara dengan SSVM dan MARS

    Diana Permai 4tiani 8