95276281-bab-3

20
BAB 3 PEMBAHASAN 3.1 Macam-Macam Kegagalan Serta Penyebabnya. Adapun beberapa bentuk kegagalan dari pemakaian gigi tiruan jembatan yang dapat ditemukan antara lain : 1. Intrusi gigi pendukung, perubahan yang terjadi dimana posisi gigi pendukung menjauhi bidang oklusal. 2. Karies gigi pendukung, umumnya disebabkan karena pinggiran restorasirtetainer yang terlampau panjan,kurang panjang atau tidak lengkap sertaterbuka. Sebab lain, yaitu terjadi kerusakan pada bahna mahkota retainer yang lepas, embrasure yang terlalu sempit, pilihan tipe retainer yang salah,serta mahkota sementara yang merusajk atau ,mendorong gingival terlalulama. 3. Periodontitis jaringan pendukung 4. Konektor patah. 5. Penderita mengeluh akan adanya perasaan yang tidak enak. Hal yang dapatmenyebabkan gangguan ini adalah kontak prematur atau oklusi yang tidak sesuai, bidang oklusi yang terlalu luas dan atau penimbunan sisa makananantara pontik dan retainer, tekanan yang berlebih pada gingiva. Daerahservikal yang sakit, shok termis oleh karena pasien belum terbiasa. 6. Retainer atau jembatan lepas dari gigi penyangga. Adakalanya satu jembatan yang lepas secara keseluruhan dapat disemen kembali setelah penyebab dari lepasnya restorasi tersebut diketahui dan dihilangkan. Jikatidak semua retainer lepas maka jembatan dikeluarkan dengan cara dirusak dan dibuatkan kembali jembatan yang baru, jika sesuatu dan kondisimemungkinkan 7. Jembatan kehilangan dukungan, dapat terganggu oleh karena jembatan,luas permukaan oklusal, bentuk embrasure, bentuk retainer, kurang gigi penyangga, trauma pada periodontium dan teknik pencetakan

Upload: rianggarosyepetraden

Post on 05-Dec-2014

45 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: 95276281-Bab-3

BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Macam-Macam Kegagalan Serta Penyebabnya.

Adapun beberapa bentuk kegagalan dari pemakaian gigi tiruan jembatan yang

dapat ditemukan antara lain :

1. Intrusi gigi pendukung, perubahan yang terjadi dimana posisi gigi pendukung

menjauhi bidang oklusal.

2. Karies gigi pendukung, umumnya disebabkan karena pinggiran

restorasirtetainer yang terlampau panjan,kurang panjang atau tidak lengkap

sertaterbuka. Sebab lain, yaitu terjadi kerusakan pada bahna mahkota retainer

yang lepas, embrasure yang terlalu sempit, pilihan tipe retainer yang

salah,serta mahkota sementara yang merusajk atau ,mendorong gingival

terlalulama.

3. Periodontitis jaringan pendukung

4. Konektor patah.

5. Penderita mengeluh akan adanya perasaan yang tidak enak. Hal yang

dapatmenyebabkan gangguan ini adalah kontak prematur atau oklusi yang

tidak sesuai, bidang oklusi yang terlalu luas dan atau penimbunan sisa

makananantara pontik dan retainer, tekanan yang berlebih pada gingiva.

Daerahservikal yang sakit, shok termis oleh karena pasien belum terbiasa.

6. Retainer atau jembatan lepas dari gigi penyangga. Adakalanya satu jembatan

yang lepas secara keseluruhan dapat disemen kembali setelah penyebab dari

lepasnya restorasi tersebut diketahui dan dihilangkan. Jikatidak semua retainer

lepas maka jembatan dikeluarkan dengan cara dirusak dan dibuatkan kembali

jembatan yang baru, jika sesuatu dan kondisimemungkinkan

7. Jembatan kehilangan dukungan, dapat terganggu oleh karena jembatan,luas

permukaan oklusal, bentuk embrasure, bentuk retainer, kurang gigi

penyangga, trauma pada periodontium dan teknik pencetakan

Page 2: 95276281-Bab-3

8. Terjadi perubahan pada pulpa, dapat disebabkan oleh cara preparasi, preparasi

yan g tidak dilindungi dengan mahkota sementara, karies yangtersembunyi,

rangsangan dari semen serta terjadinya perforasi.

9. Jembatan patah. Dapat diakibatkan oleh hubungan oleh shoulder atau

bahuyang tidak baik, teknik pengecoran yang salah serta kelelahan bahan.

10. Kehilangan lapisan estetik

11. Sebab-sebab lain yang menyebabkan jembatan tidak berfungsi

Adapun usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah berbagai

kegagalan tersebut dapat berupa pemilihan jumlah dan distribusi gigi pendukung,

aplikasi bahan pelapis lunak, pemakaian stres absorbing elemen dan pemakaian

konektor non rigid. Perbedaan gerakan gigi dan implan dapat menyebabkan

berbagai bentuk kegagalan pemakaian gigi tiruan jembatan dukungan gigi dan

implant. Usaha yang paling penting untuk diperhatikan dalam mencegah

berbagai bentuk kegagalan tersebut adalah dengan mencegah terjadinya tekanan

berlebihan pada pendukung gigi tiruan jembatan yang timbul akibat perbedaan

pergerakan tersebut.

3.1.1 Dampak Pemakaian Gigitiruan Mahkota terhadap Kesehatan Jaringan

Gingiva

Menurut Drg Esti Prasetyo dari Rumah Sakit Mitra Kemayoran, Jakarta Utara,

penyebab gingivitis yang paling sering terjadi yaitu menumpuknya karang pada gigi

yang berasal dari sisa makanan yang tidak dibersihkan. Karang gigi itu berasal dari

sisa-sisa makanan yang tidak dibersihkan, sehingga terjadi penumpukkan dan

menjadi karang. Jika plak tetap melekat pada gigi selama lebih dari 72 jam, maka

akan mengeras dan membentuk karang gigi. Gingivitis banyak juga ditemukan pada

orang yang menggunakan gigitiruan yang tidak pernah memperhatikan faktor

kebersihan gigitiruan dan rongga mulutnya. Apalagi jika gigitiruan itu terbuat dari

bahan yang kasar sehingga ada kemungkinan bisa melukai gusi sehingga

menyebabkan radang.

Page 3: 95276281-Bab-3

Penyakit periodontal harus dikenali dan dirawat sebelum pembuatan gigi

tiruan terutama gigi tiruan cekat yang sepenuhnya didukung oleh jaringan penyangga

gigi, sedang letak tepi gusi dapat dipakai sebagai pedoman letak tepi gigi tiruan cekat

yang sempurna berkaitan dengan faktor estetis.

Faktor yang juga memegang peranan penting dalam menjaga kesehatan

jaringan penyangga gigi adalah kontur mahkota. Kontur mahkota ini dapat dibahas

dari 4 sudut pandang yaitu :

1. Hubungan kontur mahkota dengan perlindungan jaringan gusi. Wheeler (1961),

Bessett dkk (1964), -Glickman (1972) dan Kornfeld (1974) mendukung

pemikiran bahwa kontur dengan kecembungan sedikit saja akan melindungi

jaringan gusi dan mudah dibersihkan dari sisa-sisa makanan (self cleansing).

2. Hubungan kontur mahkota dengan aktivitas otot. Morris (1962) dan Herlands

dick (1962) menganjurkan kontak restorasi dengan pipi, bibir dan lidah dapat

mempunyai efek pembersihan mahkota gigi dan jaringan gusi. Kontur mahkota

yang berlebihan (overcontured) akan menghalangi efek pembersihan ini.

3. Hubungan kontur mahkota dengan dimensi anatomi. Kraus (1969), Burch (1971)

dan Beaudreau (1973) menganjurkan bahwa pembuatan mahkota tiruan harus

meniru kontur gigi aslinya, tapi anjuran ini tidak didukung oleh penelitian.

4. Hubungan kontur mahkota dengan kontrol plak. Berdasarkan pengertian bahwa

terdapatnya plak adalah penyebab utama penyakit periodontal, maka Haren dan

Osbone (1967), Barkley (1971) dan Yuodelis dkk (1973) menyarankan kontur

mahkota yang memungkinkan kontrol plak secara optimum. Sackett dan

Gildenhuys (1976) menunjukkan secara eksperimen bahwa kontur mahkota yang

berlebihan menghilangkan kesempatan untuk pembersihan plak serta

menyebabkan peradangan jaringan gusi, sedangkan kontur mahkota yang kurang

(undercontoured) tidak menyebabkan kerusakan yang berarti.

Ketahanan struktur restorasi pada gigitiruan cekat, harus cukup kuat untuk

mencegah lapisan semen dibawahnya agar tidak patah.Oleh karena itu jaringan gigi

yang dihilangkan harus cukup, sehingga terdapat jarak untuk membentuk kontur

Page 4: 95276281-Bab-3

restorasi yang normal. Jika restorasi dibuat dengan kontur normal pada preparasi

dengan pengurangan aksial yang tidak adekuat, maka dinding restorasi akan tipis dan

mudah terjadi distorsi. Kurangnya celah pada daerah aksial menyebabkan tekniker

sulit membuat pola malam, memendam dan menuang tanpa terjadi distorsi. Biasanya

sebagai kompensasi, tekniker akan membuat dinding overcontour. Cara ini akan

menimbulkan masalah pada jaringan periodontium. Prinsip berikutnya adalah

integritas marginal.

Ada tiga syarat untuk mendapatkan tepi restorasi yang baik, yakni harus

serapat mungkin dengan tepi akhir preparasi, cukup kuat menahan tekanan kunyah,

dan jika memungkinkan harus ditempatkan pada daerah yang mudah diperiksa oleh

dokter gigi dan mudah dibersihkan oleh penderita.Restorasi cekat dapat bertahan

lama dalam rongga mulut jika tepinya beradaptasi baik dengan cavosurvace finish

line. Konfigurasi dari garis akhir preparasi menentukan bentuk dan ketebalan dari

logam serta kecekatan tepi restorasi.

Preparasi gigi untuk mahkota metal porselen seringkali tidak adekuat

sehingga ruang yang optimal yang dibutuhkan untuk mahkota tidak diperoleh,

sehingga akan menyebabkan warna mahkota tiruan menjadi buram karena ketebalan

porselen yang menutupi coping metal tidak optimal. Dibutuhkan ruangan preparasi

minimal tebal 1,5 mm untuk mendapatkan warna mahkota tiruan yang estetis. Akan

tetapi pada beberapa kasus tidak semua gigi dapat direduksi teba1 1,5 mm. Kadang-

kadang pada saat dilakukan preparasi yang adekuat malah terjadi trauma pada pulpa.

Hal lain yang sering mengganggu tampilan pengguna mahkota tiruan metal

porselen adalah adanya grey area pada tepi mahkota, biasanya disebabkan gingiva

yang resesi setelah pemakaian dalam jangka waktu lama, sehingga bagian metal pada

tepi sedikit terlihat dan terjadinya diskolorisasi gingiva akibat korosi metal.

Page 5: 95276281-Bab-3

3.1.2 Dampak desain tepi restorasi yang buruk terhadap jaringan gingiva

a. Knife-edge/feather edge atau shoulderless

Bentuk preparasi ini dapat digunakan untuk restorasi yang terbuat dari logam.

Keuntungan dari bentuk akhiran preparasi ini adalah pengambilan jaringan yang lebih

sedikit, namun preparasi tidak dapat dievaluasi secara tepat pengurangan di bagian

tepi servikal sehingga dapat mengakibatkan akhiran tepi servikal terlalu dalam di

sulkus gingiva dan mengiritasi jaringan periodontal.

Kekurangan dari akhiran tepi servikal knife-edge ini adalah batasnya sulit

dilihat secara jelas pada gigi yang dipreparasi maupun pada model.Bentuk akhiran ini

memerlukan pengamatan secara lebih teliti oleh laboran terutama pada saat membuat

pola malamnya. Bentuk knife-edge merupakan akhiran tepi servikal yang digunakan

pula pada restorasi yang terbuat dari bahan emas karena preparasinya dapat dibuat

secara lebih mudah dan pengambilan jaringan gigi tidak terlalu banyak, sehingga

tidak membahayakan jaringan pulpa gigi.

b. Preparasi shoulder (bentuk hahu penuh)

Preparasi shoulder ini adalah preparasi yang mempunyai bahu mengelilingi

seluruh servikal sehingga disebut full shoulder atau partial shoulder jika hanya

bagian labial/bukal. Preparasi ini lebih menjamin adanya ruangan yang cukup di

daerah servikal terutama untuk kelompok restorasi metal porselen atau metal akrilik.

Teknik preparasi ini lebih sulit dan tidak mungkin dikerjakan pada gigi yang

mempunyai ruang pulpa yang besar.Bur yang digunakan dalam pembuatan akhiran

tepi servikal ini adalah bur bentuk fisur runcing yang ujungnya rata. Bur ini

digunakan apabila diperlukan ruangan untuk penempatan restorasi yang terbuat dari

porselen.

c. Preparasi bevel shoulder (bentuk setengah bahu)

Bentuk akhiran tepi servikal ini merupakan kombinasi dari bentuk bahu penuh

yang disertai dengan bevel.Preparasi bevel shoulder ternyata dapat menghasilkan

kontur yang baik untuk penempatan tepi restorasi karena jika bahu ditempatkan pada

lokasi yang tepat maka tepi bevel dapat berada dalam sulkus gingival tanpa

Page 6: 95276281-Bab-3

mengganggu dasar sulkus gingiva.Preparasi ini memenuhi dua syarat penting pada

daerah servikal yaitu, memberikan ruangan yang cukup untuk bahan restorasi yang

diperoleh dari bahu dan memungkinkan adaptasi tepi yang adekuat dari bevel.untuk

membuat bahu dan bevel di sub gingiva, bahu perlu dipreparasi setinggi tepi gusi

yang sehat dan kemudian ditambahkan bevel 0,3-0,5 mm. Cara preparasi ini

memungkinkan kontrol penempatan tepi restorasi dengan baik. Bentuk bevel shoulder

ini digunakan sebagai akhiran tepi servikal pada restorasi metal porselen, namun

porselen tidak ditempatkan pada bagian bevelnya. Bagian bevel biasanya ditempati

oleh metal collar atau restorasi yang bagian leher/tepi servikalnya terbuat dari logam.

d. Akhiran preparasi bentuk chamfer

Beberapa peneliti menganggap sebuah akhiran servikal yang bersudut tumpul

atau bentuk dengan potongan melintang yang melengkung disebut dengan chamfer.

Bell dkk yang dikutip oleh Reitemeier menyatakan bahwa preparasi dilakukan

dengan pengurangan setebal 1,5 mm, sudut garis internal yang membulat dari sudut

cavosurface sebesar 135°. Desain preparasi tepi ini sangat menguntungkan jika

dipakai untuk lahkota logam porselin, karena tepi logamnya dapat dibuat relatif tipis.

Bentuk chamfer seringkali digunakan sebagai akhiran tepi servikal dari restorasi yang

terbuat dari logam, namun bukan berarti bahwa bentuk chamfer lebih istimewa jika

dibandingkan dengan bentuk akhiran preparasi servikal lainnya.

3.2 Penatalaksanaan dari kegagalan perawatan GTC

a. Perawatan bahan

Syarat-syarat bahan secara umum adalah memiliki aspek

1. Biologis

Non iritan

Non toksik

Kariostatik

Page 7: 95276281-Bab-3

2. Kelarutan

Bahan tersebut harus tahan terhadap saliva ( tidak larut dalam saliva)

3. Mekanis

Memiliki daya tahan abrasi yang baik

Modulus elasticitysama dengan enamel dan dentin

4. Sifat termis

Koefisien muai panas sama dengan enamel dan dentin.

Macam – macam bahan gigi tiruan

Gigi tiruan berdasarkan bahan yang digunakan

1. All porcelain bridge

Bahan porselen adalah bahan yang sangat populer saat ini.Kelebihannya

adalah pilihan gradasi warna yang sangat estetis dan permukaannya mengkilat.Bahan

porselen sulit dibedakan dengan gigi yang asli.Kekuatannya lebih besar daripada

akrilik tetapi tidak sekuat logam.Kekurangan dari bahan porselen ini bersifat rapuh

dan sehingga tidak dapat diasah dan tidak dapat diletakkan pada permukaan kunyah

gigi belakang.Biasaya juga digunakan untuk gigi yang memerlukan estetik tinggi.

Bahan porselen ini tidak cocok digunakan pada pasien dengan kebiasaan buruk

bruxism karena gesekan yang terus menerus dengan gigi antagonisnya akan

menyebabkan porcelain cepat pecah.

2. All acrylic bridge

Bahan akrilik biasanya digunakan untuk pembuatan mahkota jaket sementara

(menunggu mahkota jaket permanen).Bahan akrilik biasanya dikombinasikan dengan

logam karena sifat bahan akrilik tidak kuat menahan beban kunyah.Kelebihan dari

bahan akrilik warnanya dapat disesuaikan dengan gigi asli, namun mudah berubah

warnanya.Harganya pun murah tetapi tampilan menarik.Kontraindikasi dari bahn ini

adalah tidak digunakan pada gigi yang memiliki beban kunyah yang besar karena

Page 8: 95276281-Bab-3

kekerasan akrilik hanya 1/16 kekerasan dentin.Gigi tiruan yang menggunakan bahan

ini juga tidak cocok digunakan pada penderita dengan bruxism.

3. All metal bridge

Gigi tiruan permanen yang terbuat dari logam atau emas mempunyai kekuatan yang

sangat bagus bahkan dapat bertahan sampai bertahun-tahun, keuntungan yang lain

adalah logam dan emas tidak korosif dan tidak berkarat. Tetapi gigi tiruan dari bahan

logam dan emas tampilan warnanya sangat berbeda dengan gigi asli.Biasanya

diindikasikan pada gigi posterior dan kontraindikasinya adalah gigi abutmen yang

digunakan mempunyai ketebalan dentin yang kecil.

Gold Crowns

Keuntungan:

-metode simple karena struktur gigi yang dkurangin lebih minimal.

- Lebih tahan lama pada saat tekanan berat seperti menggigit dan mengunyah.

- Mudah menyesuaikan sesuai daerah di mana gigi dan mahkota memenuhi

- Sehat lingkungan untuk jaringan gusi

Kerugian:

- estetik kurang karena warna gigi tidak seperti gigi asli.

4. Kombinasi (porselen dan metal)

Porcelain fuse to metal adalah jenis hibrida antara mahkota logam dan

mahkota porselen. Mereka terutama dipilih untuk gigi depan tetapi tidak menutup

kemungkinan juga digunakan pada gigi posterior. Porcelen fuse to metal ini lebih

kuat daripada all porselen bridge. Meskipun porcelen fuse to metal dipilih untuk

penampilan yang sangat baik karena keestetikannya, ada beberapa kelemahan utama

yang terkait dengan logam menyatu di dalamnya. Berikut adalah beberapa kelemahan

dicatat oleh pengguna dan dokter gigi mahkota ini:

Ketidaknyamanan-gigi mungkin sensitif setelah prosedur. Jika gigi dimahkotai

masih mengandung beberapa saraf, saraf yang akan sensitif terhadap panas dan

dingin.

Page 9: 95276281-Bab-3

Ada beberapa kasus di mana permukaan mahkota menciptakan keausan pada gigi

antagonisnya. Hal ini kadang-kadang menjadi begitu menonjol sehingga tidak

dapat diawasi.Bagian porselen bisa terkelupas mati dan logam yang mendasari

dapat terlihat sebagai garis gelap.

5. In Ceram (keramik bridge)

Terbuat dari porselen alumina yang sangat tangguh. Memiliki estetika yang sangat

baik dan cukup kuat untuk dapat disemen dengan semen gigi tradisional.

SPINELL - untuk kasus anterior unit tunggal yang memerlukan estetika unggul dan

tembus. ALUMINA - untuk posterior unit tunggal dan kasus anterior, dan sampai

restorasi 3-unit jembatan. Zirkonia - untuk posterior unit tunggal dan kasus anterior,

dan sampai restorasi 5-unit jembatan.

Berdasarkan bahan pembuatan pontik dapat diklasifikasikan :

1. Pontik logam

Logam yang digunakan untuk membuat pontik pada umumnya terdiri dari

alloy yang setara dengan alloy emas tipe III. Alloy ini memiliki kekuatan dan

kelenturan yang cukup sehingga tidak mudah menjadi patah atau berubah

bentuk(deformasi) akiba tekanan pengunyanhan. Pontik logam biasanya

dibuat untuk daerah-daerah yang kurang mementingkan factor estetis, namun

lbih mementingkan factor fungsi dan kekuatan seperti pada jembatan

posterior.

2. Pontik porselen

Pontik jenis ini merupakan pontik dengan kerangka dari logam sedangkan

seluruh permukaannya dilapisi dengan porselen.Pontik ini biasanya

diiindikasikan untuk jembatan anterior dimana factor estetis menjadi hal yang

utama. Pontik porselen mudah beradaptasi dengan gingival dan memberikan

nilai estetik yang baik untuk jangka waktu yang lama.

Page 10: 95276281-Bab-3

3. Pontik akrilik

Pontik akrilik ini adalah pontik yang dibuat dengan pemakaian bahan resin

akrilik. Dibandingkan dengan pontik lainnya, pontik akrilik lebih lunak dan

tidak kaku sehingga membutuhkan bahan logam untuk kerangkanya agar

mampu menahan daya kunyah/gigit.Pontik ini biasanya diindikasikan untuk

jembatan anterior dan berfungsi hanya sebagai bahan pelapis estetis saja.

4. Koimbinasi logam dan porselen

Pontik ini merupakan kombinasi logam dan porselen dimana logam akan

memberikan kekuatan sedangkan porselen pada jenis pontik ini memberikan

estetis. Porselen pada bagian labial/bukal dapat dikombinasikan dengan logam

yang bertitik leburtinggi (lebih tinggi dari temperature porselen). Tidak

berubah warna jika dikombinasikan dengan logam, sangat keras, kuat, kaku

dan memiliki pemuaian yang sama dengan porselen. Porselen ditempatkan

pada bagian bukal/labial dan daerah yang menghadap linggir, sedangkan

logam ditempatkan pada oklusal dan lingual.Pontik ini dapat digunakan pada

jembatan anterior maupun posterior.

5. Kombinasi logam dan akrilik

Pada kombinasi logam dan akrilikini, akrilik hanya berfungsi sebagai bahan

estetik sedangkan logam yang member kekuatan dan dianggap lebih dapat

diterima oleh gingival sehingga permukaan lingual/palatal dan daerah yang

menghadap gusi dibuat dari logam sedangkan daerah labial/bukal dilapisi

dengan akrilik.

b. Perawatan pendahuluan

Perawatan pendahuluan adalah tindakan yang dilakukan terhadap gigi, jaringan

lunak maupun keras, dalam rangka mempersiapkan mulut untuk menerima gigi tiruan.

Keberhasilan atau gagalnya gigi tiruan cekat tergantung pada beberapa factor diantarnya

meliputi:

Page 11: 95276281-Bab-3

1. Kondisi mulut pasien

2. Keadaan periodontal gigi abutment

Tujuan perawatan pendahuluan selain untuk mengadakan sanitasi mulut, juga

untuk menciptakan kondisi oklusi normal, yang menjamin kesehatan gigi dan jaringan

pendukungnya.

Perawatan ini meliputi:

1. Tindakan-tindakan yang berhubungan dengan perawatan jaringan pendukung

gigi abutment.

Hal ini berguna untuk mendapatkan jaringan yang sehat pada gigi yang ada

sehingga dapat memberikan dukungan dan fungsi yang baik untuk gigi tiruan.

Antara lain :

Menghilangkan kalkulus

Menghilangkan pocket periodontal

Memperbaiki tambalan yang tidakbaik, seperti tambalan menggantung.

Menghilangkan gangguan oklusal

Mengevaluasi keadaan jaringan periodontal gigi abutment secara radiografi juga perlu

dilakukan untuk menilai apakah gigi tersebut masih dapat digunakan sebagai

penyangga atau tidak.

2. Tindakan Konservasi

Sebelum merencanakan gigitiruan harus diketahui perbaikan yang akurat

terhadap gigi-gigi yang ada.

Antara lain :

Penambalan gigi yang karies

Pembuatan inlay, dsb

Page 12: 95276281-Bab-3

3. Tindakan Prostetik

Setelah semua gigi penyangga dan jaringan pendukungnya dievaluasi tahap

berikutnya adalah pembuatan gigi tiruan cekat yang baru.

Keuntungan dari perencanaan, pembuatan dan pelaksanaan persiapan didalam

mulut yang teliti adalah sangat mendasar. Preparasi yang tepat akan mengarahkan gaya

pengunyahan, sehingga desain gigi tiruan akan mendukung satu sama lain. Gaya yang

seimbang dan didistribusikan dengan sesuai dapat membantu mempertahankan struktur

rongga mulut yang masih ada dan restorasi. Akhirnya keadaan ini dapat menghasilkan

ramalan, prognosa yang baik untuk suatu restorasi. Setelah dilakukan perawatan

pendahuluan yang baik, barulah dapat dilakukan pengambilan cetakan pada pasien untuk

pembuatan gigitiruan, karena gigi tiruan dapat bertindak sebagai pengganti fungsi gigi

yang hilang dan mengembalikan kesehatan jaringan mulut.

c. Pemilihan desain

Pertimbangan Pemilihan Desain Dasar Gigi Tiruan Cekat

1. Desain Retainer

a. Extra Coronal Retainer

Yaitu retainer yang meliputi bagian luar mahkota gigi, dapat berupa:

1) Full Veneer Crown Retainer

Indikasi:

• Tekanan kunyah normal/besar

• Gigi-gigi penyangga yang pendek

• Intermediate abutment pasca perawatan periodontal

• Untuk gigi tiruan jembatan yang pendek maupun panjang

Keuntungan

• Indikasi luas

• Memberikan retensi dan resistensi yg terbaik

• Memberikan efek splinting yg terbaik

Page 13: 95276281-Bab-3

Kerugian:

Jaringan gigi yg diasah lebih banyak

Estetis kurang optimal (terutama bila terbuat dari all metal)

Gambar 3. Extra Coronal Retainer

2) Partial Veneer Crown Retainer

Indikasi :

• Gigi tiruan jembatan yang pendek

• Tekanan kunyah ringan/normal

• Bentuk dan besar gigi penyangga harus normal

• Salah satu gigi penyangga miring

Gambar 4. Partial Veneer Crown Retainer

Page 14: 95276281-Bab-3

Keuntungan

• Pengambilan jaringan gigi lebih sedikit

• Estetis lebih baik daripada FVC retainer

Kerugian:

• Indikasi terbatas

• Kesejajaran preparasi antar gigi penyangga sulit

• Kemampuan dalam hal retensi dan resistensi kurang

• Pembuatannya sulit (dlm hal ketepatan).

b. Intra Coronal Retainer

Yaitu retainer yang meliputi bagian dalam mahkota gigi penyangga.

Bentuk:

• Onlay

• Inlay MO/DO/MOD

Indikasi:

• Gigi tiruan jembatan yang pendek

• Tekanan kunyah ringan atau normal

• Gigi penyangga dengan karies kelas II yang besar

• Gigi penyangga mempunyai bentuk/besar yang normal

Keuntungan:

• Jaringan gigi yang diasah sedikit

• Preparasi lebih mudah

• Estetis cukup baik

Kerugian:

• Indikasi terbatas

• Kemampuan dlm hal retensi resistensi kurang

• Mudah lepas/patah

Page 15: 95276281-Bab-3

Gambar 5.Intra Coronal Retainer Bentuk Onlay.

c. Dowel retainer

Adalah retainer yang meliputi saluran akar gigi, dengan sedikit atau tanpa

jaringan mahkota gigi dengan syarat tidak sebagai retainer yang berdiri

sendiri.

Indikasi:

a. Gigi penyangga yang telah mengalami perawatan syaraf

b. Gigi tiruan pendek

c. Tekanan kunyah ringan

d. Gigi penyangga perlu perbaikan posisi/inklinasi

Keuntungan:

• Estetis baik

• Posisi dapat disesuaikan

Kerugian:

Sering terjadi fraktur akar

Page 16: 95276281-Bab-3

Gambar 6. Dowel Retainer.

2. Desain Pontik

a. Berdasarkan bahan

Berdasarkan bahan pembuatan pontik dapat diklasifikasikan atas:3

1) Pontik logam

Logam yang digunakan untuk membuat pontik pada umumnya terdiri dari

alloy, yang setara dengan alloy emas tipe III.Alloy ini memiliki kekuatan

dan kelenturan yang cukup sehingga tidak mudah menjadi patah atau

berubah bentuk (deformasi) akibat tekanan pengunyahan. Pontik logam

biasanya dibuat untuk daerah-daerah yang kurang mementingkan faktor

estetis, namun lebih mementingkan faktor fungsi dan kekuatan seperti

pada jembatan posterior.

2) Pontik porselen

Pontik jenis ini merupakan pontik dengan kerangka dari logam sedangkan

seluruh permukaannya dilapisi dengan porselen.Pontik ini biasanya

diindikasikan untuk jembatan anterior dimana faktor estetis menjadi hal

yang utama.Pontik porselen mudah beradaptasi dengan gingival dan

memberikan nilai estetik yang baik untuk jangka waktu yang lama.

3) Pontik akrilik

Pontik akrilik adalah pontik yang dibuat dengan memakai bahan resin

akrilik. Dibandingkan dengan pontik lainnya, pontik akrilik lebih lunak

Page 17: 95276281-Bab-3

dan tidak kaku sehingga membutuhkan bahan logam untuk kerangkanya

agar mampu menahan daya kunyah / gigit.Pontik ini biasanya

diindikasikan untuk jembatan anterior dan berfungsi hanya sebagai bahan

pelapis estetis saja.

4) Kombinasi Logam dan Porselen

Pontik ini merupakan kombinasi logam dan porselen dimana logam akan

memberikan kekuatan sedangkan porselen pada jenis pontik ini

memberikan estetis. Porselen pada bagian labial/bukal dapat

dikombinasikan dengan logam yang bertitik lebur tinggi (lebih tinggi dari

temperature porselen). Tidak berubah warna jika dikombinasikan dengan

logam, sangat keras, kuat dan kaku dan mempunyai pemuaian yang sama

dengan porselen. Porselen ditempatkan pada bagian labial/bukal dan

daerah yang menghadap linggir, sedangkan logam ditempatkan pada

oklusal dan lingual.Pontik ini dapat digunakan pada jembatan anterior

maupun posterior.

5) Kombinasi Logam dan Akrilik

Pada kombinasi logam dan akrilik ini, akrilik hanya berfungsi sebagai

bahan estetika sedangkan logam yang memberi kekuatan dan dianggap

lebih dapat diterima oleh gingival sehingga permukaan lingual/palatal dan

daerah yang menghadap gusi dibuat dari logam sedangkan daerah

labial/bukal dilapisi dengan akrilik.

b. Berdasarkan hubungan dengan Jaringan Lunak

1) Pontik Sanitary

Pada pontik ini, dasar pontik tidak berkontak samasekali dengan linggir

alveolus sehingga terdapat ruangan/jarak antara dasar pontik dengan

linggir alveolus (1-3 mm), dan permukaan dasar pontik cembung dalam

Page 18: 95276281-Bab-3

segala aspek. Tujuan pembuatan dasar pontik ini adalah agar sisa-sisa

makanan dapat dengan mudah dibersihkan. Adanya bentuk pontik yang

demikian mengakibatkan kekurangan dalam hal estetis sehingga hanya

diindikasikan untuk pontik posterior rahang bawah.4

Gambar 7. Pontik Sanitary

2) Pontik Ridge Lap

Bagian labial/bukal dari dasar pontik berkontak dengan linggir alveolus

sedangkan bagian palatal menjauhi linggir ataupun sedikit menyentuh

mukosa dari linggir.Hal ini mengakibatkan estetis pada bagian

labial/bukal lebih baik, dan mudah dibersihkan pada bagian

palatal.Walaupun demikian menurut beberapa hasil penelitian, sisa

makanan masih mudah masuk ke bawah dasar pontik dan sulit untuk

dibersihkan. Pontik jenis ini biasanya diindikasikan untuk jembatan

anterior dan posterior.4

Gambar 8. Pontik Ridge Lap

3) Pontik Conical Root

Pontik conical root biasanya diindikasikan untuk jembatan imediat yang

dibuatkan atas permintaan pasien yang sangat mengutamakan estetis

dalam kegiatan sehari-hari. Pontik ini dibuat dengan cara bagian dasar

pontik masuk ke dalam soket gigi yang baru dicabut kira-kira 2 mm.

Page 19: 95276281-Bab-3

pontik ini dipasang segera setelah dilakukannya pencabutan dan pada

pembuatan ini tidak menggunakan restorasi provisional.4

Gambar 9.Pontik Conical Root.

3. Konektor (Connector)

Merupakan bagian dari gigi tiruan jembatan yang menghubungkan pontik

dengan retainer, pontik dengan pontik atau retainer dengan retainer sehingga

menyatukan bagian-bagian tersebutuntuk dapat berfungsi sebagai splinting dan

penyalur beban kunyah.

Terdapat 2 macam konektor, yakni:

1. Rigid connector

2. Non Rigid Connnector

4. Penyangga (Abutment)

Sesuai dgn jumlah, letak dan fungsinya dikenal istilah:

1. Single abutment hanya mempergunakan satu gigi penyangga

2. Double abutment bila memakai dua gigi penyangga

3. Multiple abutment bila memakai lebih dari dua gigi penyangga

4. Terminal abutment

5. Intermediate/pier abutment

6. Splinted abutment

7. Double splinted

Page 20: 95276281-Bab-3

Gambar 10.Contoh Gambar Double Abutment dan Terminal Abutment.

Gambar 11. Contoh Gambar Intermediet/ Pier Abutment