9. tn. simin
DESCRIPTION
ghjTRANSCRIPT
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA Khusus Kepanitraan Klinik
FAKULTAS KEDOKTERAN JIWA Tanggal 30 April 2015
UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI
STATUS PASIEN UJIAN
NAMA DOKTER MUDA : Nur indria resky
NAMA PASIEN : Tn Simin Sukimin
No. Status / No. registrasi : 05 10 58
Masuk RS : Kamis, 30/04/2015
Nama : Tn. Sumin Sukimin
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat/ Tanggal lahir : Ciamis, 03 Januari 1955
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Warga Negara : Indonesia
Suku Bangsa : Jawa
Pekerjaan : Tukang Kayu (Meubel)
Alamat : Mataiwoi, Andolo Barat
Dikirim Oleh : Keluarga
Dokter yang Mengobati : dr.Junuda RAF, M.Kes., Sp.KJ
Diagnosa Sementara : Gangguan Penyesuaian
Gejala Utama : Suka Marah-marah
LAPORAN PSIKIATRIK :
I. Riwayat Penyakit :
1. Keluhan utama dan alasan MRSJ : Suka Marah-marah
2. Riwayat gangguan sekarang :
1. Keluhan dan Gejala
Pasien datang ke poli psikiatri rumah sakit jiwa diantar oleh keluarganya dengan
keluhan suka marah-marah sejak 1 bulan yang lalu dan memberat sejak kemarin pagi
(jam 10.00 WITA). Keluhan sejak kemarin ini dirasakan terus-menerus. Keluhan ini
disertai membanting barang yang ada didepannya, badan sering kaku seperti orang
kemasukan, bicara/omongannya sering mengancam, gelisah dan nafsu makan menurun.
Keluhan awalnya dimulai sejak 2 tahun lalu, pasien adalah seorang tukang kayu, namun
anak pasien ternyata memesan meubel (lemari kayu) dari orang lain. Hal ini ternyata
membuat pasien kecewa, dan sering membuatnya kepikiran akan hal tersebut. Pasien
sering menceritakan hal ini pada istri dan anak-anaknya yang lain sambil bercanda,
namun diketahui oleh istrinya kalau sebenarnya itu yang membuat pasien terpukul.
Anak pasien tersebut ternyata tidak memesan lemari dari ayahnya (pasien) ini karena
tidak ingin menyusahkan lagi orang tuanya, ia inginnya orang tuanya ini agar istirahat
saja.
Pasien baru pertama kali masuk rsj dan belum pernah mengeluh seperti ini sebelumnya.
Tidak ada riwayat keluhan yang sama dengan keluarganya.
2. Hendaya/Disfungsi
a. Hendaya Sosial
Tidak Ada
b. Hendaya Pekerjaan
Ada, semenjak sering kambuh pasien sudah tidak menerima pesanan meubel lagi.
c. Hendaya Waktu senggang
Ada, semenjak sakit pasien hanya menonton TV dan merokok.
d. Faktor Stressor Psikososial
Anaknya memesan lemari ke orang lain dari pada pasien, membuat pasien kecewa
e. Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit fisik dan Psikis
sebelumnya : tidak ada
3. Riwayat gangguan sebelumnya :
a. Penyakit fisik : Tidak Ada
b. Riwayat Penggunaan zat psikoaktif : Tidak Ada
c. Riwayat Gangguan Psikiatrik Sebelumnya: Tidak Ada
4. Riwayat Kehidupan Pribadi
a. Riwayat Pranatal dan Perinatal
Ibu pasien mengandung selama 9 bulan, berjalan normal, ibu tidak pernah sakit
selama hamil. Pasien lahir ditolong oleh dukun di ciamis pada tanggal 03
january1995, langsung menangis, menurut dukun tidak terdapat kelainan. Tidak
ada kejang demam atau penyakit serius lainnya yang dialami pasien.
b. Riwayat Masa Kanak Awal ( Usia 1-3 tahun )
Pasien memiliki perkembangan yang sama dengan teman-teman seusianya. Pasien
tidak pernah mengalami sakit yang serius.
c. Riwayat masa kanak pertengahan (usia 4-11 tahun)
Pasien tidak melalui Taman kanak-kanak (TK), namun mulai memasuki Sekolah
Rakyat (SR) . Pasien tidak memiliki keterlambatan dalam hal pendidikan.
d. Riwayat masa kanak akhir remaja (usia 12-18 tahun)
Pasien tidak melanjutkan pendidikannya, hanya SR, namun, pasien tetap bergaul,
jarang marah, dan anak yang baik.
5. Riwayat masa dewasa
a. Riwayat Pendidikan :
Lulusan Sekolah Rakyat.
b. Riwayat Pekerjaan :
Bekerja sebagai Tukang Kayu (Meubel) sejak Remaja.
c. Riwayat Pernikahan :
Menikah tahun 1975 atas keinginan sendiri, suka sama suka.
d. Riwayat kehidupan sosial :
Pasien sering bergaul dan dikenal orang yang baik oleh orang sekitarnya, pasien
juga tak jarang menerima pesanan walau hanya dibayar kurang dari harga
utamanya.
e. Riwayat kehidupan spiritual :
Pasien Rajin Beribadah
6. Riwayat kehidupan keluarga
Pasien menikah dengan istrinya tahun 1975 atas keinginan sendiri dan suka sama suka,
dan dikaruniai 5 orang anak. 3 anak laki-laki, 2 anak perempuan.
7. Riwayat kehidupan sekarang
Pasien sekarang hidup bersama istri dan anak terakhirnya yang belum menikah.
8. Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannya
Pasien merasa tidak sakit dan tidak mau berobat.
II. Pemeriksaan Status Mental
(Tanggal 30/04/15, Pukul 13.00WITA)
A. Deskripsi Umum :
1. Penampilan umum : Pasien mengenakan baju hitam bergaris putih dan celana kain
hitam panjang serta sandal. Roman wajah tampak sesuai dengan umurnya.kulitnya
coklat kehitaman.
2. Kesadaran : Berubah
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor : sering tiba-tiba kaku pada badannya.
4. Pembicaraan : sedikit bicara
5. Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif
B. Keadaan afektif (mood), perasaan, dan empati :
1. Mood : Labil
2. Ekspresi afektif : afek depresif-anxietas
3. Keserasian : Tidak Serasi
4. Empati : tidak dapat dirabarasakan.
C. Fungsi intelektual :
1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan : Baik
2. Orientasi (waktu, tempat, dan orang) :
a. Waktu : Baik. Pasien dapat menyebutkan waktu dengan baik.
b. Tempat: Baik. Pasien dapat menyebutkan tempat dengan baik.
c. Orang : Baik. Pasien dapat mengenal orang dengan baik.
3. Daya ingat :
a. Panjang : Baik
b. Pendek : Baik
c. Segera : Baik
4. Daya konsentrasi dan perhatian : dapat mengurangi 7 secara berurutan dari angka 100.
5. Pikiran abstrak : Baik
6. Bakat kreatif : Seni
7. Kemampuan menolong diri sendiri : Pasien dapat menolong diri sendiri.
D. Gangguan persepsi :
1. Halusinasi : Tidak Ada
2. Ilusi : Tidak Ada
3. Depersonaisasi : Tidak Ada
4. Derealisasi : Tidak Ada
E. Proses berfikir :
1. Arus pikiran
a. Produktivitas : Baik, Pasien menjawab semua pertanyaan dengan baik meskipun
nada bicara lebih tinggi
b. Kontinuitas : Baik, Pasien menjawab pertanyaan pemeriksa secara relevan, teratur
dan sesuai topik pembicaraan.
c. Hendaya berbahasa : Tidak Ada
2. Isi pikiran
a. Preokupasi : Tidak Ada
b. Gangguan isi pikiran : Tidak Ada
F. Pengendalian impuls : Terganggu
G. Daya nilai dan tilikan
1. Norma sosial : Baik
2. Uji daya nilai : Baik
3. Tilikan : derajat 6 : Tilikan Emosional sesungguhnya
H. Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya
III. Pemeriksaan Fisik dan Neurologi
A. Status internus :
- TD : 170/100 mmHg
- N : 76x/ menit
- P : 18x/ menit
- S : 36,80C axillar
Antropometri
- TB: 172 cm
- BB: 65 kg
- IMT : 21,97 kg/m2 (Normal)
B. Status Neurologis :
GCS : E4 M6 V5
Pupil : dalam batas normal
Refleks Patologis : (-)
Refleks Fisiologis: dalam batas normal
IV. Ikhtisar Penemuan Bermakna
Pasien Tn.S, 60 tahun, datang ke poli psikiatri Rs. Jiwa diantar oleh keluarganya dengan
keluhan suka marah-marah sejak 1 bulan yang lalu dan memberat sejak kemarin pagi (jam 10.00
WITA). Keluhan ini dirasakan terus-menerus. Keluhan ini disertai membanting barang yang ada
didepannya, badan sering kaku seperti orang kemasukan, bicara/omongannya sering mengancam,
gelisah dan nafsu makan menurun. Keluhan ini bermula saat anak pasien memesan lemari kayu
kepada orang lain, ayahnya (pasien) yang tau akan hal ini pun kecewa dan marah dengan
kelakuan anaknya ini yang sebenarnya ia merasa masih bisa membuat lemari tersebut.
Pasien memiliki hendaya pekerjaan dimana ia sudah tidak menerima pesanan meubel
semenjak sakit, hendaya waktu senggang dimana ia hanya menonton TV dan merokok diwaktu
senggangnya, dan faktor stressor psikososial yaitu anaknya yang memesan meubel dari orang
lain bukan pada ayahnya, telah dikaruniai 5 orang anak, 3 laki-laki dan 2 perempuan. Pada
pemeriksaan status mental ditemukan perilaku dan aktivitas motorik dimana badan pasien sering
tiba-tiba kaku, mood labil dan afek depresif-anxietas. Tidak ditemukan adanya gangguan fungsi
intelektual, dan gangguan persepsi. Pada pemeriksaan fisik dan neurologi didapatkan pasien
menderita hipertensi grade II yaitu 170/100 mmHg sedangkan yang lainnya dalam batas normal.
V. Evaluasi multiaksial
o Aksis I :
Dari hasil anamnesis didapatkan gejala klinis yang bermakna yaitu, suka
marah-marah, memukul, membanting, gelisah, nafsu makan menurun dan
terdapat hendaya pekerjaan dan waktu senggang sehingga kasus ini dapat
digolongkan dalam kategori gangguan jiwa
Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah tinggi
yang dialami berhubungan dengan disfungsi otak nantinya, sehingga
digolongkan dalam gangguan jiwa organik
adanya suatu bentuk ketidakpercayaan pada pasien oleh anaknya, pasien
belum pernah seperti ini sebelumnya dan pasien dikenal sebagai pribadi
yang baik dan suka menolong, dan menurut keluarga pasien ini merupakan
stressor satu-satunya yang dimana seandainya saja ada komunikasi terlebih
dahulu antara ayah (pasien) dan anaknya maka hal ini tidak akan terjadi
sehingga digolongkan dalam gangguan penyesuaian.
Berdasarkan hasil uraian diatas maka disimpulkan diagnosa pasien adalah
Gangguan Penyesuaian (F43.2)
DD/ :
a. Gangguan Cemas Menyeluruh (F41.1)
b. Gangguan Katatonik Organik (F06.1)
c. Episode Depresif Sedang tanpa Gejala Somatik (F32.10)
o Aksis II :
Perubahan Kepribadian yang bermasalah (F61.1)
o Aksis III :
Penyakit Sistem Sirkulasi (I00-I99)
o Aksis IV :
Masalah dengan “primary support group” (keluarga)
o Aksis V :
gejala sedang, disabilitas sedang (60-51)
VI. Daftar Problem :
1. Organobiologik
Terdapat ketidakseimbangan neurotransmitter sehingga membutuhkan psikofarmako
2. Psikologik
Terdapat gangguan suasana perasaan yang mengganggu keseharian, sehingga
membutuhkan psikoterapi.
3. Sosiologik
Terdapat hendaya pekerjaan dan hendaya waktu senggang sehingga membutuhkan
sosioterapi.
VII. Prognosis
1. Faktor pendukung :
a. Banyak dukungan dari keluarga untuk kesembuhan pasien.
2. Faktor penghambat :
a. Faktor Keluarga
VIII. Rencana Terapi :
a. Psikofarmaka :
Pasien dengan gangguan penyesuaian dapat diterapi dengan obat antiasietas atau
antidepresan, tergantung jenis gangguan. Jika pasien mengalami kecemasan yang
berat, dapat diberikan obat antipsikosi dosis kecil. Jika pasien memiliki gejala
menarik diri, dapat diberikan obat psikostimulan singkat (Kapita Selekta, 2001).
Injeksi Diazepam 10 mg 0-0-1 (IV)
lanjut :
Diazepam 5 mg 1x1 tab
Amlodipine 10 mg 1x1
b. Psikoterapi :
Cognitive Behavioral Terapy, Psikoanalisa supportif, keluarga, kelompok
c. Sosioterapi :
Memberi penjelasan kepada keluarga dan orang-orang terdekat pasien tentang
keadaan pasien dan menciptakan lingkungan yang kondusif agar dapat membantu
proses penyembuhan pasien.
IX. Pemeriksaan Penunjang
a. Fisik-biologis : Tidak dilakukan pemeriksaan
b. Psikometri : Tidak dilakukan pemeriksaan
X. Diskusi/pembahasan
F.43.2 Gangguan Penyesuaian
1. Diagnosis tergantung pada suatu evaluasi yang teliti terhadap hubungan antara:
a. Bentuk, isi, dan keparahan gejala
b. Riwayat dan kepribadian sebelumnya, dan
c. Kejadian atau situasi yang penuh stres atau krisis kehidupan
2. Adanya ketiga faktor ini harus ditetapkan dengan jelas dan harus mempunyai bukti yang kuat
bahwa gangguan tersebut tidak akan terjadi bila tidak mengalami gangguan tersebut.
3. Manifestasi dari gangguan bervariasi, dan mencakup afek depresif, ansietas, campuran
ansietas-depresif, gangguan tingkah laku, disertai adanya disabilitas dalam kegiatan rutin
sehari-hari. Tidak ada satu pun dari gejala tersebut yang spesifik untuk mendukung diagnosis.
4. Onset biasanya terjadi dalam satu bulan setelah terjadinya kejadian yang “stresful” dan gejala
biasanya tidak bertahan melebihi 6 bulan, kecuali dalam hal reaksi depresif berkepanjangan
(F.43.21)
Dialog Anamnesis (Heteroanamnesis dan Alloanamnesis)
DM : Assalamualaikum pak
P : walaikumsalam dok
DM : perkenalkan saya dokter muda di RSJ ini yaa pak (menjabat tangan) nama saya resky, silahkan duduk pak.
P : oh iya dok terima kasih
DM : dengan pak Simin?
P : iya dok, ,,
DM : siapa yang antarki datang kesini?
P : sama istri, anak,sama mantu dok.
DM : ohh Baik pak klo boleh tau apa keluhanta sampai datang ke rs jiwa pak?
P : (pasien lebih banyak diam) istri menjawab..
IP : ini dok… suka marah-marah dok
DM : ohhh sejak kapan itu di rasa?
IP : hmm sudah kurang lebih 1 bulan dok dia begini..
DM : 1 bulan mii?? Kenapa baru datang sekarang bu?
IP : iya kasian dok.. dulu tidak terlalu parah jadi saya biarkan saja, tapi akhir-akhir ini saya rasa sudah parah sekali dok, sejak kemarin itu dok, mulai jam 10 pagi, dia marah-marah terus, saya takut, makanya saya bawa ke mantri, pak mantri suruh kesini dok.
DM : ohh.. iya, bisa ibu ceritakan awalnya bagaimana?
IP : awalnya dok, 1 bulan lalu, ini dia kan tukang kayu, nah, anaknya mau pesan lemari kayu, eh ternyata dia pesan sama tukang yang lain dok, mulai dari situ sering mi dia marah-marah.
DM : jadi sejak kejadian itu suami ta sering marah-marah?
IP : iya dok..
DM : sebelumnya pernah berobat ditempat lain?
IP : iya dok.. sebelumnya kita pergi berobat didukun, sembuhji setelah ditiup-tiup dok. tapi muncul kembali juga. yang terakhir ini saya bawa mi ke mantri sebelum kesini dok.
DM : bapak, Bapak suka dengar-dengar suara atau lihat-lihat bayangan?
P : tidak ji dok.
DM : pak simin apa kita rasa sekarang?
IP : mana itu anak ku (yang bermasalah dengan pasien)?
DM : adakah masalahnya dengan orang lain atau dalam keluargata?
P : itu, mana diakah? mana anakku?
DM : oo iyaa,. terus apa lagi?
P : ini dok, kadang suka sakit kepala dan leher tegang (sambil menunjuk lehernya)
DM : ohh iyaa.. bapak sekarang masih keluar-keluar sama tetangga pergi cerita-cerita?
IP : hmm tinggal dirumahji ini dok jarangmi keluar.. paling merokok.. nonton TV.. tapi kalau cerita-cerita sama tetangga kadang-kadang bagus ji dok… baik dia orangnya.
DM : kalau pekerjaanta bagaimana pak? Klo boleh tau apakah perkerjaan ta?P : sy buat meubel dok.. selama ada masalahku ini ndak pernahmi buat.. dirumah saja.
DM : maaf pak, kita merokok?
P : iyaa saya perokok, biasa 1 bungkus perdua hari.
DM : maaf pak klo alcohol?
P : tidak dok.
DM : maaf pak, waktu kita lahir normal? Siapa yang tolong?
P : kalau tidak salah ingat orang tua bilang normal, yang tolong itu dukun kasian, ndak ada dokter dulu, jauh sekalii.
DM : oh iya, kalau waktu umur-umur 1-3 tahun bagaimana?
P : seperti anak biasanyaji
DM : kalau umur 4-11 tahun kt masih ingat?
P : yang saya ingat saya cuma sering jualan waktu kecil, saya sekolah rakyat dulu masih dapat dok.
DM : iya pak, jadi setelah tamat SR apa kita bikin ?
P : bantu orang tua dok
DM : waktu menikah di jodohkan atau tidak pak?
P : tidak dok, atas kemauanku sendiri
DM : maaf pak. sekarang kt punya anak berapa? Masih ingat semuannya?
P : anakku ada 5 orang
DM : jadi tinggalnya serumah semua ?
P : tinggal 1 dok, yang belum menikah.
DM : bagaimana sholatnya?
P : Insya Allah terjaga ji dok
DM : semangatki pak, bisa sembuhji itu kalau dari dirinya kita sendiri mau untuk sembuh, (sambil senyum)
P : iya dok. semoga kasian saya bisa sembuh, soalnya saya mau bekerja lagi nafkahi anak-anakku, sama istriku, sebenarnya kasian saya suka kerja, saya tidak mau bersantai-santai saja dok.
DM : iyee semangatkii pak, baik pak terima kasih atas informasinya, (sambil jabat tangan)
P : iye dok.. terimah kasih dok (sambil senyum).