9.-teknologi-surfaktan

57
Oleh : Oleh : Hendrix Yulis Hendrix Yulis Setyawan, STP. Msi Setyawan, STP. Msi Jurusan Teknologi Industri Jurusan Teknologi Industri Pertanian Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Universitas Brawijaya Malang 2009 Malang 2009 Rekayasa Proses Rekayasa Proses Agroindustri Agroindustri TEKNOLOGI SURFAKTAN TEKNOLOGI SURFAKTAN

Upload: jeffrison-william-saribu

Post on 29-Dec-2014

63 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: 9.-Teknologi-Surfaktan

Oleh : Oleh : Hendrix Yulis Setyawan, STP. Hendrix Yulis Setyawan, STP.

MsiMsi

Jurusan Teknologi Industri PertanianJurusan Teknologi Industri Pertanian

Fakultas Teknologi PertanianFakultas Teknologi Pertanian

Universitas BrawijayaUniversitas Brawijaya

Malang 2009Malang 2009

Rekayasa Proses AgroindustriRekayasa Proses Agroindustri

TEKNOLOGI SURFAKTANTEKNOLOGI SURFAKTAN

Page 2: 9.-Teknologi-Surfaktan

DEFINISI SURFAKTAN

Apabila ditambahkan ke suatu cairan pada konsentrasi rendah, maka dapat mengubah karakteristik tegangan permukaan dan antarmuka cairan tersebut.

SURFAKTAN

Senyawa organik yang dalam molekulnya memiliki sedikitnya satu gugus hidrofilik dan satu gugus hidrofobik.

Antarmuka adalah bagian dimana dua fasa saling bertemu/kontak

Permukaan yaitu antarmuka dimana satu fasa kontak dengan gas, biasanya udara.

Page 3: 9.-Teknologi-Surfaktan

Ekor : Hidrofobik (grup nonpolar) Kepala : Hidrofilik (grup polar)

- Bersifat hidrofobik dalam media air

- Bersifat hidrofilik dalam media hidrokarbon

- Bersifat hidrofilik dalam media air

- Bersifat hidrofobik dalam media hidrokarbon

Skema Molekul Surfaktan

Page 4: 9.-Teknologi-Surfaktan
Page 5: 9.-Teknologi-Surfaktan

Gugus Hidrofilik :

(1) Bermuatan negatif ==> surfaktan anionik.

(2) Bermuatan positif ==> surfaktan kationik.

(3) Bermuatan positif dan negatif ==> surfaktan amfoterik (ampholyte, zwitterion)

(4) Tidak bermuatan ==> surfaktan nonionik.

Page 6: 9.-Teknologi-Surfaktan

Gugus Hidrofilik Struktur Kimia

Anionik :

- Sulfate - OSO2O-

- Sulfonate - SO2O-

- Phosphated ethoxylate - [(OC2H4)x]2 P(O)O-

- [(OC2H4)x] P(O)(O-)2

- Karboksilat - COO-

Kationik :

Ammonium, primer - NH3+

Ammonium, sekunder l

- NH2+

Ammonium, tersier l

- NH+

Ammonium, kuartener l

- N+- l

Beberapa Gugus Hidrofilik pada Surfaktan Komersial

Page 7: 9.-Teknologi-Surfaktan

Gugus Hidrofilik Struktur Kimia

Nonionik :

- Polyoxyethylene (ethoxylate) - (OCH2CH2)xOH

- Monogliserida - OCH2CHOHCH2OH

- Digliserida - OCH2CH(O-)CH2OH

- OCH2CHOHCH2O-

- Monoetanolamida - NHCH2CH2OH

- Dietanolamida - N(CH2CH2OH)2

Amfoterik :

- Aminocarboxylate l

-+NH2(CH2)xCOO-, -N+H(CH2)xCOO-

- Betaine l

-N+(CH2)xCOO-

l

- Sulfobetaine l

-N+(CH2)xCH2SO3-

l

- Amine oxide l

-N+-O-

l

Page 8: 9.-Teknologi-Surfaktan

Gugus Hidrofobik

(1) Hidrokarbon

Dapat berupa rantai alkyl lurus, becabang, jenuh, tidak jenuh, sebagian siklik ataupun aromatik.

(2) Perfluorohidrokarbon

Dapat berupa rantai lurus atau bercabang, perfluoronated sempurna atau diikat pada hidrokarbon

(3) Siloxane

Seringkali diikatkan ke gugus hidrofilik melalui perantara rantai alkyl pendek.

(4) Polyoxypropylene atau polyoxybutylene

Page 9: 9.-Teknologi-Surfaktan

Gugus Hidrofobik Struktur Kimia

Linear, saturated alkyl (n-dodecyl) CH3(CH2)10CH2-

Branched, saturated alkyl (2-ethylhexyl) CH3(CH2)3CHCH2-

l

CH2CH3

Linear, unsaturated alkyl (oleyl) cis-CH3(CH2)7CH=CH(CH2)7CH2-

Alkylbenzene (linear dodecylbenzene) CH3(CH2)11C6H4-

Alkyldiphenyl ether C6H5OC6H4(R)-

Polyoxypropylene -[OCH(CH3)CH2]x-

Polyoxybutylene -[OCH(C2H5)CH2]x-

Polysiloxane (CH3)3Si[OSi(CH3)]xOSi(CH3)3

l

Perfluoroalkyl CF3(CF2)xCF2-

Lignin Complex polymeric phenol

Beberapa Gugus Hidrofobik pada Surfaktan Komersial

Page 10: 9.-Teknologi-Surfaktan

Kelompok Surfaktan

Anionik Nonionik Kationik Amfoterik

Linier alkilbenzen sulfonat (LAS), alkohol sulfat

(AS), alkohol eter sulfat (AES), metil

ester sulfonat (MES)

Dietanolamida (DEA), sukrosa ester, sorbitol, sorbitan ester,

ethoxylated alcohol,

Fatty amine, amidoamine,

diamine, amine oxide, quaternary

amine, amine ethoxylate

Aminocarboxylic acid, alkil betain

Sumber : Hui (1996) dan Matheson (1996)

Page 11: 9.-Teknologi-Surfaktan

Tegangan Permukaan

- Terbentuk karena adanya gaya tarik menarik antara molekul-molekul pada suatu cairan dengan udara.

- Surfaktan mengubah tegangan permukaan cairan dengan cara memecah gaya yang menahan molekul cairan di bagian antarmuka.

- Dua macam cara pengukuran tegangan permukaan :

a. Tegangan permukaan kesetimbangan (equilibrium surface tension), yaitu mengukur seberapa efektif surfaktan mampu menurunkan tegangan permukaan air.

Nilai tegangan permukaan air = 72 dyne/cm.

b. Tegangan permukaan dinamis (dynamic surface tension), yaitu mengukur seberapa cepat surfaktan mampu menurunkan tegangan permukaan suatu larutan.

- Dalam waktu singkat, tegangan permukaan dinamis akan mencapai nilai tegangan permukaan kesetimbangan.

Page 12: 9.-Teknologi-Surfaktan

Critical Micelle Concentration (CMC)

- Micelle adalah kumpulan unit yang terdiri dari sejumlah molekul bahan aktif permukaan (surface active material).

- Micelle melarutkan kotoran dan minyak dengan cara mengangkat kotoran tersebut dari permukaan dan mendispersikannya ke larutan.

- CMC adalah konsentrasi surfaktan dimana sejumlah micelle tebentuk dan mampu memisahkan kotoran.

- CMC untuk mengukur efisiensi surfaktan. CMC yang rendah menunjukkan bahwa makin sedikit surfaktan yang diperlukan untuk menjenuhkan permukaan dan membentuk micelle.

- Untuk mendapatkan kinerja pembersihan yang optimal, umumnya konsentrasi surfaktan yang digunakan adalah 1-5%.

Page 13: 9.-Teknologi-Surfaktan
Page 14: 9.-Teknologi-Surfaktan

Hydrophile-Lipophile Balance (HLB)

- HLB adalah ukuran empiris untuk mengetahui hubungan antara gugus hidrofilik dan hidrofobik pada suatu surfaktan.

- Sistem HLB digunakan untuk mengidentifikasi emulsifikasi minyak dan air oleh surfaktan.

- Dua tipe emulsi, yaitu :

a. Water-in-oil (w/o), artinya air terdispersi di dalam minyak.

Memerlukan surfaktan dengan nilai HLB rendah.

b. Oil-in-water (o/w), artinya minyak terdispersi di dalam air

Memerlukan surfaktan dengan nilai HLB tinggi.

- Makin tinggi nilai HLB, maka surfaktan makin bersifat larut air.

- Makin rendah nilai HLB, surfaktan makin bersifat larut minyak.

- Nilai HLB dapat dihitung untuk jenis surfaktan alcohol ethoxylate sederhana.

- Nilai HLB untuk jenis surfaktan lainnya diperhitungkan secara eksperimental.

Page 15: 9.-Teknologi-Surfaktan

Nilai HLB Karakteristik Kinerja

< 10 Larut minyak (oil soluble)

> 10 Larut air (water soluble)

4 - 8 Bahan anti pembusaan (antifoaming agent)

7 - 11 Emulsifier w/o

12 - 16 Emulsifier o/w

11 - 14 Bahan pembasahan (wetting agent)

12 - 15 Detergent

16 - 20 Penstabil (stabilizer)

Nilai HLB dan Karakteristik Kinerja Surfaktan

Page 16: 9.-Teknologi-Surfaktan

Cloud Point

- Cloud point yaitu suhu dimana larutan surfaktan yang bersifat water soluble menjadi keruh

- Digunakan untuk mempertimbangkan stabilitas penyimpanan surfaktan.

- Penyimpanan surfaktan pada suhu yang lebih tinggi dari cloud point, berakibat terjadinya fase pemisahan dan ketidakstabilan surfaktan.

- Karakteristik wetting, cleaning dan foaming pada suatu surfaktan dapat berbeda pada titik di atas dan di bawah nilai cloud point. Surfaktan nonionik memperlihatkan efektifitas yang optimal bila digunakan pada suhu mendekati atau dibawah nilai cloud pointnya, sementara tipe low-foam surfactant harus digunakan pada suhu sedikit lebih tinggi dari nilai cloud pointnya.

- Cloud point diukur menggunakan larutan surfaktan 1%.

- Nilai cloud point berkisar antara 0 - 100 oC, dan dibatasi oleh pembekuan dan titik didih air.

Page 17: 9.-Teknologi-Surfaktan

Hydrotrope

- Hydrotrope yaitu sejenis bahan yang digunakan untuk meningkatkan kelarutan surfaktan dalam air, khususnya pada lingkungan yang mengandung builder atau alkali dalam jumlah besar.

- Keberadaan builder atau elektrolit lainnya akan menurunkan suhu cloud point dan kelarutan surfaktan dalam suatu larutan, sehingga hydrotrope digunakan untuk menyesuaikan cloud point suatu formula.

- Makin tinggi konsentrasi hydrotrope berdampak pada makin tingginya cloud point.

- Hydrotrope tidak berkontribusi ataupun mengurangi kinerja surfaktan ataupun builder.

Drave Wetting Test

- Drave wetting test umumnya digunakan untuk mengukur kecepatan larutan surfaktan dapat membasahi pori-pori, khususnya substrat yang bersifat hidrofobik.

Page 18: 9.-Teknologi-Surfaktan

HidrofilikHidrofilik

Hidrofobik

Hidrofilik

COO-

COO-

COO-

COO-

COO-

COO-

COO-

-OOC

COO-

COO-

COO- COO-

-OOC

-OOC

-OOC

Struktur molekul surfaktan dalam suatu sistem emulsi

Page 19: 9.-Teknologi-Surfaktan

Apakah berdasarkan tingkat kinerja

surfaktan? (Efektivitas)

Definisikan MaksudTerbaik

Pemilihan Jenis Surfaktan

Apakah berdasarkan seberapa banyak surfaktan tersebut dibutuhkan untuk mencapai tingkat kinerja yang diinginkan ? (Efisiensi)

Apakah berdasarkan seberapa cepat

surfaktan mampu mencapai tingkat kinerja

yang diinginkan? (Kecepatan aksi)

Surfaktan jenis apa yang terbaik ?

Page 20: 9.-Teknologi-Surfaktan

Aspek lainnya yang perlu dipertimbangkan :

- Stabilitas kimia dari surfaktan

Stabilitas kimia surfaktan dalam suatu sistem sangat penting, misalnya pada formulasi kosmetika. Pada beberapa kasus, kadang diperlukan surfaktan yang tidak stabil, misalnya pada formulasi coating menggunakan surfaktan.

- Dampak surfaktan terhadap lingkungan

Perlu diperhatikan pengaruh bahan kimia terhadap lingkungan (1) sifat biodegradability

Contoh : degradasi alcohol ethoxylate sekunder lebih lambat dibandingkan alcohol ethoxylate primer.

(2) sifat toksisitas terhadap organisme.

- Iritasi terhadap kulit

iritasi kulit oleh surfaktan merupakan faktor utama yang perlu diperhatikan pada produk-produk yang kontak dengan kulit.

Contoh : pada produk kosmetika, shampo, sabun, deterjen.

Page 21: 9.-Teknologi-Surfaktan

Karakteristik Kinerja Surfaktan

Wetting dan Waterproofing

- Wetting dan waterproofing tergantung pada perubahan yang dihasilkan oleh surfaktan terhadap antarmuka.

- Semacam cairan disebarkan ke substrat (cairan atau padatan), cairan tersebut memindahkan fase awal yang kontak dengan substrat, menggantikannya dengan lapisan yang melingkupi cairan sehingga

terbentuk antarmuka baru dimana baik substrat dan fase awalnya kontak dengan lapisan baru tersebut.

- Perbedaan wetting dan waterproofing :

a. Pada wetting, adsorpsi surfaktan ke pemukaan memungkinkan air untuk disebarkan ke permukaan berlilin atau berminyak.

b. Pada waterproofing, antarmuka suautu permukaan diubah sehingga lebih bersifat hidrofobik, sehingga pembasahaan oleh air menjadi lebih sulit.

Page 22: 9.-Teknologi-Surfaktan

Foaming dan Defoaming

- Foaming dan defoaming tergantung pada perubahan yang dilakukan surfaktan terhadap antarmuka gas/larutan.

- Foam dihasilkan ketika gas dimasukan ke dalam larutan dimana terbetuk lapisan permukaan yang bersifat viskoelastis.

- Pada foaming, surfaktan ditambahkan untuk meningkatkan sifat viskoelastis, sehingga terbentuk busa lebih banyak.

- Pada defoaming, surfaktan ditambahkan untuk mengurangi atau menghilangkan sifat viskoelastis lapisan antarmuka gas/larutan. Hal ini dilakukan baik dengan menetralkan atau mengganti lapisan awal dengan lapisan baru yang lebih bersifat tidak viskoelastis.

Emulsifikasi dan Demulsifikasi

- Emulsi adalah dispersi suatu larutan (fasa diskontinyu) pada cairan yang bersifat immiscible (fasa kontinyu).

- Emulsi distabilkan oleh lapisan surfaktan (emulsifying agent) pada antarmuka antara dua cairan, sehingga menghasilkan pembatas elektrik yang menghalangi bersatunya droplet-droplet fase cairan yang terdispersi.

Page 23: 9.-Teknologi-Surfaktan

- Demulsifikasi suatu emulsi terjadi apabila pembatas elektrik dikurangi atau dihilangkan, sehingga menyebabkan pecahnya emulsi.

Dispersi dan Flokulasi

- Dalam emulsi, dispersi partikel padatan dalam suatu larutan dimana padatan tersebut bersifat tidak larut distabilkan menggunakan lapisan surfaktan (dispersing agent) pada antarmuka antara dua fasa yang menghasilkan pembatas elektrik sehingga mencegah bersatunya partikel-partikel padatan yang terdispersi.

- Pengurangan atau penghilangan pembatas elektrik menyebabkan terjadinya flokulasi.

Adhesion Promotion

- Adhesi antara 2 fasa immiscible tergentung pada kekuatan interaksi antara dua molekul berbeda yang berhadapan saling berseberangan antarmuka antara dua molekul tersebut.

- Makin kuat interaksi antara dua molekul tersebut, makin besar gaya adhesi antara dua fasa tersebut.

Page 24: 9.-Teknologi-Surfaktan

Air

Proses Pembusaan

Air

Lemak/Minyak Surfakt

an

Air

Air

Air

Udara

Udara

Udara

Udara

Air

Surfaktan

Page 25: 9.-Teknologi-Surfaktan

Solubilisasi pelarut yang bersifat tak larut (solvent-insoluble material)

- Diperlukan untuk melarutkan air dengan pelarut yang tidak dapat larut dengan air.

- Solubilisasi pelarut yang bersifat tidak larut dalam air tergantung pada kehadiran micelle surfaktan dalam fasa pelarut, dengan bagian hidrofobik dari micelle surfaktan berada di bagian dalam.

- Contohnya : melarutkan air ke bahan bakar pesawat terbang untuk mencegah terbentuknya formasi kristal es di saluran bahan bakar pada suhu di bawah titik beku air.

Hydrotropy

- Karakteristik yang sama atau menyerupai molekul surfaktan yang mampu meningkatkan kelarutan berbagai zat terlarut dalam suatu pelarut.

Peningkatan viskositas

- Viskositas fase larutan ditingkatkan dengan meningkatkan fraksi volume bahan terlarut (solute) dalam larutan

- Merupakan fungsi dari micelle dalam sistem, bahkan lebih bergantung pada struktur micelles surfaktan yang terbentuk.

Page 26: 9.-Teknologi-Surfaktan

Nilai Tambah Produk Turunan Kelapa Sawit

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

My.Goreng

asamlemak

asamstearat

Margarin gliserin fattyalcohol

Metil ester surfaktan

nil

ai

tam

ba

h (

%)

Page 27: 9.-Teknologi-Surfaktan

Produk pembersih

62.9%

Pangan2.3%

Plastik0.5%

Kertas1.4%

Tekstil & kulit8.4%

Industri cat1.9%

Perminyakan5.1%

Agrochemicals2.3%

Polimerisasi emulsi

3.4%

Konstruksi5.5% Bahan peledak

0.1% Lainnya6.2%

Persentase Pasar Surfaktan

Sumber : www.chemsoc.org

Page 28: 9.-Teknologi-Surfaktan

ROADMAP SURFAKTAN

Bahan Baku

Seleksi bahanbaku potensia l

Se leksi bahanbaku potensia l

Se leksi bahanbaku potensia l

Sum ber Pati &G ula

Sum berEm ulsifie r

M inyak/Lem akN abati

Tekno logiSp litting

TeknologiIsolasi/Ekstraksi

TeknologiSplitting

Tekno logiEsterifikasi

Tekno logiPem urn ian

Tekno logiSu lfa tasi

Tekno logiAm idasi

TeknologiTransesterifikasi

Kondisi ProsesKonversi

Pengem banganProses

Kondisi P rosesKonversi

* Suhu Reaksi * S istem Reaksi* Rasio m ol reaktan * Pem urnian* Agitasi * Form ulasi

PenggandaanSkala P roduksi

S tud iKe layakan

R ancangBangun

Tekno logiSu lfonasi

Tekno logiEpoksidasi

Tekno logiSukro lis is

Pem bangunanKonstruksi Pabrik

SurfaktanAm foterik

SurfaktanN onion ik

SurfaktanAnion ik

SurfaktanKation ik

IndustriSurfaktan

IndustriC leansing &

W ashingProduct

IndustriKosm etika &

Personal CareProducts

IndustriBahan

Peledak

IndustriPerm inyakan

IndustriPangan

IndustriFarm asi

IndustriO bat-obatan

PertanianPertam bangan

Konstruksidan

PekerjaanS ip il La innya

R & D

Teknologi

Produk

Market

Page 29: 9.-Teknologi-Surfaktan

Diagram Oleokimia Dasar dan Turunannya

M inyakdan

Lemak

G lisero lG liserida parsia l

T riasetin

Ester asam lemak

Alkyl epoxy ester

Asam lemak ehoxyla te

Conjugated fa tty acid

Asam lemak jenuh

Alkohol G uerbet

A lkyl klorida

Fatty a lkoho l e thoxyla te

Fatty a lkohol su lfa t

Ester

-su lfo fa tty acid ester

Fatty ac id a lkano lam ide

Epoxid ized trig liserida

Ethoxylated trig liserida

Hydrogenated o il

Turkey red o il

H id ro lis is

Asam lemak(fatty acid)

E ste rifik as i

E s te rifik as i

E pok s idas i

E thoxylas i

K on jugas i

H arden ing

M etil esterasam lemakT ranses te rifik as i

Fattya lkohol

R eak s i G uerbe t

K lo rinas i

E thoxylas i

S u lfa tas i

E s te rifik as iH id rogenas i

S u lfonas i

A m idas i

E pok s idas i

E thoxylas i

H id rogenas i

S u lfa tas i

Fatty a lkohol a lkoxyla te

Fatty a lkohol e ter su lfa t

Fatty a lkohol e ter fosfa t

Fatty a lkoholsulfosuccinate

P ropox la tion

S u lfa tas i

F os fa tisas i

S u lfitas iE s te rifik as i

Sukrosa esterS uk ro lis is

Page 30: 9.-Teknologi-Surfaktan

POHON INDUSTRI KELAPA SAWIT

KELAPA SAW IT

DaunTangkaiBunga Bunga

BuahBatang Akar

BahanKerajinan

Tokoferol

N utrienO rganik

Lipid

Isoenzim

Pulp

N ira

G ulaM erahAnggurSaw it

V itam in Bkom plek

C ukaKelapa

Estragol D agingBuah

B ij i/Inti Kelapa Saw it(PK)

C angkangSaw it D aging Buah

TandanKosong

Lim bahPadat

Lim bahcair

A rang

Pulp

PastaPati

Lignin

S ilose

S ilitol

Tam bang/Tali

Bahan Kerajinan

Kayu KelapaSaw it

Minyak Kelapa Saw itKasar (CPO)

Lum pur Kelapa Saw it

G asbio

Aseton-Butanol-E tanol

Pelet

BahanBangunan

M etan

Bungk il

M akananAyam

M akan TernakR um inans ia

M ediaPertum buhan

Enzim Eks traSekunder

Pakan D om ba

Pelet Karbon

Selulosa

Absorber

Polipot TKS(Pot Tanam an)

B iogas

A lkohol

M etan

M ediaPengem bangbiakan

C ac ingM edia

Pertum buhankapang

Pulp

Lignin

Abu Janjang

Surfak tan

C am puran Pupuk

Pangan N onPangan

M inyakSaw it (C PO )

Selulosa

M ediaPertum buhan

Kapang

M akananternak

Bahan Vernis ,M inyakR engas

BahanBakar

Karbon Ak tif

Polib len

Lignin

Surfak tan

G lukosa

TepungTem purung

Arang

Karbon Ak tif

B riket A rang

Testa

Bungk il IntiSaw it

Tepung IntiSaw it

Minyak IntiSaw it (PKO)

Kue-kue IntiSaw it

M onoG liserida

D igliseridaR ansumTernak

S ilitol

S ilose

AsamAm ino

Es k rim M inyakG oreng

KarotenAsamLem ak

Trigliserida,D igliserida,

M onogliserida

Protein SelTunggal

V itam in A Stearin O leinLipase Soap s tock

M argarine M inyakSalad

M etalicsoap

Fattyalkohol

PolyethoxylatedD erivates

AsamO rganik

SabunEster D ibas ic

Ac idFatty

am inesFatty Ac ide

Am idesFatty A lkohol

M argarineC ocoa Butter

Subs titute ShorteningVegetables

G hee

Page 31: 9.-Teknologi-Surfaktan

APLIKASI SURFAKTAN APLIKASI SURFAKTAN PADA INDUSTRIPADA INDUSTRI

Page 32: 9.-Teknologi-Surfaktan

INDUSTRIAL APPLICATION OF SURFACTANTS

Deinking agentsDefoaming agentsDispersants for CaCO3

Additives for polymerization

Textile

Construction

Pulp & Paper

Plastics

Palm Oils EnergyEnvironment

FermentationToiletriesCosmetics

Detergent

Agrochemicals

FoodOthers

Laundry detergent chemicals

Anti-dusting agetns for coalsWater treatment chemicalsScale inhibitors

Scouring and bleaching agentsDyeing auxiliariesSoftening agentsAntistatic agentsShade improvers

Concrete additivesGypsum board additivesAsphalt emulsifiers.

Chemical for palm oil fractionation

Foaming agents for toothpastesCosmetics chemicals

Fermentation additives

Water Treatment

Metal

Oilfield

Firefighting Foam

Emulsion Polymerization

Explosive Material

AdjuvantsAdditives for agrochemicalsAnti-caking agentsWood preservativesv

Anionic SurfactantCationic SurfaktantAmphoteric SurfactantNonionik Surfactant

Surfactant :

Source : Modification of KAO Indonesia Chemicals Information

Page 33: 9.-Teknologi-Surfaktan

Agrochemical

Biasanya digunakan surfaktan nonionik dan memiliki cabang hidrofobik.

Nilai HLB berkisar antara 9 - 14

Umumnya surfaktan digunakan di bawah atau mendekati nilai CMC-nya, dengan tujuan untuk mencegah solubilisasi bahan aktif yang dapat menurunkan aktivitas biologis.

Produk berbentuk bubuk (wettable powder) dan larutan suspensi (suspension concentrate)

Surfaktan Minimum tegangan permukaan (dyne/cm)

Nonylphenol ethoxylate (9 EO) 29,1

Lauryl alcoohol ethoxylate (9 EO) 32,2

Tall oil fatty acid ethoxylate (10 EO) 33,5

Tridecyl alcohol ethoxylate (8-9 EO) 27,5

Sodium di (2-ethylhexyl) sulfosuccinate 25,5

Trisiloxane ethoxylate (8 EO), CH3-terminated 21,0

Tabel. Minimum nilai tegangan permukaan larutan beberapa jenis surfaktan

Sumber : Rosen and Dahanayake (2000).

Page 34: 9.-Teknologi-Surfaktan

Surfaktan Fungsi Utama

Dodecylbenzene sulfonate Wetting

Dioctylsulfosuccinate Wetting

Sodium alkylnaphthalene sulfonate Wetting

Naphthalenesulfonate-formaldehyde condensate Dispersing

Ethoxylated tristyrylphenol sulfate Dispersing

Sodium lignosulfonate Dispersing

Tabel. Surfaktan pada produk berbentuk bubuk (wettable powder)

Surfaktan Fungsi Utama

Sodium dodecylbenzene sulfonate Wetting

Dibutyl and di-isopropyl naphthalene sufonate Wetting

Dioctyl or dinonylphenolsulfosuccinate Wettaing

N-methyl oleyl taurate Wetting and Dispersing

Naphthalene sulfonate-formaldehyde condensate Dispersing

Lignosulfonate Dispersing

Dodecyldiphenylether disulfonate Dispersing

Ethoxylated (6-12 EO) nonylphenol phosphate ester Wetting and Dispersing

Ethoxylated (14-16 EO) tristyrlphenol phosphate sodium salt Wetting and Dispersing

Tabel. Surfaktan pada produk berbentuk larutan suspensi (suspension concentrate)

Sumber : Rosen and Dahanayake (2000).aaaa

Page 35: 9.-Teknologi-Surfaktan

Keuntungan produk berbentuk larutan suspensi (suspension concentrate) dibandingkan bubuk (wettable powder) :

Lebih mudah digunakan karena sudah terdispersi dalam air

Lebih mudah didispersikan ke produk aplikasi

Dalam penggunaanya tidak dihasilkan debu

Volume kemasannya lebih rendah

Lebih mudah dilarutkan dan menghasilkan bentuk suspensi yang stabil bila dilarutkan dengan air.

Page 36: 9.-Teknologi-Surfaktan

Emulsion Polymerization

Surfaktan merupakan bahan yang diperlukan pada proses polimerisasi emulsi, yaitu sebagai :

- monomer emulsifier dan penstabil lateks.

- sebagai media transfer panas

- menjaga stabilitas dispersi partikel polimer yang mengembang.

Utamanya digunakan surfaktan anionik.

Surfaktan nonionik umumnya digunakan sebagai emulsifier sekunder.

Grup ionik pada molekul surfaktan menjaga stabilitas emulsi monomer/air dan mengontrol distribusi ukuran partikel dengan cara menstabilkan

dispersi partikel.

Page 37: 9.-Teknologi-Surfaktan

Monomer Surfaktan yang Digunakan

Styrene, butadiene Dodecylbenzene sulfonate, dodecyldiphenyl ether disulfonate

Vinyl chloride Partially hydrogenated fatty acid soap, sodium lauryl sulfate

Styrene/butadiene Fatty acid soap, dodecylbenzene sulfonate, dodecyldiphenyl ether disulfonate, polyoxyethylenated (9-14 EO) octylphenol

Methyl or butyl ester of acrylic/methacrylic acid

Sodium lauryl sulfate octyl, nonylphenol ether (4-10 EO) sulfate

Methacrylic acid/acrylic acid Sodium C12-C14 ether (4-8 EO) sulfate, dodecylbenzene sulfonate

Styrene/butyl acrylate Nonyl/octyl phenol polyoxyethylene (9-15 EO) sulfate sodium polyoxyethylene (4-10 EO) lauryl ether sulfate, sodium or ammonium C12-C14 ether (2-10 EO) sulfate, polyoxyethylene (30-50 EO) octyl/nonylphenol

Vinyl, vinyl acetate, vinyl acetat/butyl acrylate

Sodium polyoxyethylene (30-50 EO) nonylphenol ether sulfate, sodium polyoxyethylene (30-50 EO) lauryl ether sulfate, polyoxyethylene (30-50 EO) octyl/nonylphenol

Tabel. Surfaktan yang digunakan untuk berbagai monomer

Sumber : Rosen and Dahanayake (2000).

Page 38: 9.-Teknologi-Surfaktan

Metal Cleaning

A. Immersion Cleaning

Metode : bagian logam yang akan dibersihkan direndam dalam larutan deterjen dan diagitasi selama beberapa waktu. Pengotor berupa : minyak,

lilin (wax), dan gemuk (grease)

Kinerja surfaktan yang disyaratkan :

- Good equilibrium wetting

- Efektif menurunkan tegangan permukaan dan antarmuka minyak/air

- Mampu membentuk emulsi yang stabil

- Mencegah redeposisi pengotor

- Stabil dan kompatibel pada kondisi basa dan asam

- Mencegah korosi (corrosion inhibition)

Jenis surfaktan yang digunakan : surfaktan anionik atau campuran surfaktan anionik-nonionik.

Page 39: 9.-Teknologi-Surfaktan

Surfaktan Anionik :

- Ethoxylated (4-10 EO) nonylphenol phosphate ester

- Ethoxylated (4-9 EO) linear (C8-C10) alcohol phosphate ester

- Ethoxylated (9-12 EO) dinonylphenol phosphate ester

Surfaktan Nonionik :

- Nonylphenol ethoxylate (5-12 EO)

- Octylphenol ethoxylate (5-10 EO)

- Linear (C9-C11) alcohol ethoxylate (5-12 EO)

- Branched (C13-Oxo) alcohol ethoxylate (9-12 EO)

- Tertiary dodecyl (branched) thioethoxylate (6-10 EO)

Surfaktan Amfoterik :

- Sodium acylamido aminopropionate

- Sodium acylamido aminohydroxypropyl sulfonate

Tabel. Surfaktan yang digunakan pada proses immersion metal (alkali)

Sumber : Rosen and Dahanayake (2000).

Page 40: 9.-Teknologi-Surfaktan

B. Spray Cleaning

Metode : larutan pembersih disirkulasikan menggunakan pompa dan disemprotkan melalui inlet (nozzle) ke bagian yang akan dibersihkan.

Larutan (deterjen) pembersih yang digunakan harus bersifat sangat rendah busa dan dapat dibersihkan dalam waktu sangat singkat.

Syarat surfaktan yang digunakan : sangat rendah busa hingga tanpa busa.

Surfaktan yang sesuai : surfaktan nonionik dan amfoterik yang rendah busa.

Contoh : nonylphenol ethoxylate (7-12 mol EO), linear alcohol ethoxylate (7-12 mol EO)

Page 41: 9.-Teknologi-Surfaktan

Pulp and Paper

A. Deresination

- Merupakan proses pemisahan resin dari pulp kayu.

- Surfaktan digunakan untuk mencapai efek pembasahan oleh larutan basa dan membentuk emulsi resin dengan air.

- Jenis surfaktan yang digunakan : ethoxylated nonionik, ethoxylated phosphate ester (anionik).

- Anionik lainnya seperti sulfate dan sulfonate tidak digunakan karena kelarutan dan kemampuan emulsinya rendah dalam media basa.

B. Paper Deinking

- Digunakan pada proses daur ulang kertas bekas.

- Kinerja surfaktan yang diperlukan : memberi efek pembasahan (wetting) dan sifat dispersi yang sangat baik pada partikel tinta yang akan dipisahkan dari serat kertas, serta stabil terhadap hidrolisis.

- Jenis surfaktan yang digunakan : surfaktan nonionik

Page 42: 9.-Teknologi-Surfaktan

Surfaktan Anionik :

- Ethoxylated (6-10 EO) nonyl/octylphenol phosphate ester

- Ethoxylated (4-8 EO) linear (C8-C10) alcohol phosphate ester

- Ethoxylated (8-12 EO) dinonylphenol phosphate ester

Surfaktan Nonionik :

- Polyoxyethylene (9-15 EO) nonyl/octylphenol

- Polyoxyethylene (12-20 EO) dinonylphenol

- Polyoxyethylene (10-15 EO) dodecylphenol

- Polyoxyethylene (10-15 EO) tridecyl (Oxo) alcohol

Tabel. Surfaktan yang digunakan pada proses deresinasi pulp

Sumber : Rosen and Dahanayake (2000).

Page 43: 9.-Teknologi-Surfaktan

Surfaktan HLB Cloud point, oC (0,5-1,5%

NaOH)

Draves wetting,sec,

40oC (1% NaOH)

Octylphenol ethoxylate (9 EO) 13,0 54 - 56 9

Octylphenol ethoxylate (11 EO) 13,5 68 - 72 12

Octylphenol ethoxylate (9 EO) 13,0 60 - 63 8

Lauryl alcohol ethoxylate (7 EO) 12,0 48 - 50 18

Linear (C9-C11) alcohol ethoxylate (6 EO)

12,5 46 - 48 8

Branched (C11-C15) secondary alcohol ethoxylate (9 EO)

13,5 56 - 58 9

Tabel. Surfaktan yang digunakan untuk washing-deinking

Sumber : Rosen and Dahanayake (2000).

Page 44: 9.-Teknologi-Surfaktan

Konstruksi

A. Glass Fiber Mat

- Glass fiber bersifat tidak larut sempurna dalam air, walaupun telah dibantu dengan pengadukan.

- Sifat surfaktan yang diperlukan : dispersibility dan wettability.

- Karena glass fiber sedikit bermuatan negatif, maka surfaktan yang sesuai adalah surfaktan berbasis amine.

B. Beton

- Surfaktan sebagai plastisizer, digunakan untuk meningkatkan daya kerja semen dengan cara mengurangi air sehingga viskositas berkurang.

- Surfaktan sebagai pengontrol jumlah udara di dalam beton, meningkatkan resistansi freeze-thaw, menurunkan densitas dan meningkatkan daya kerja.

- Surfaktan harus kompatibel dan stabil dalam lingkungan basa serta toleran dan tetap efektif terhadap berbagai ion logam (Al, Fe, Ca, Si).

- Digunakan surfaktan anionik dengan densitas muatan yang tinggi (sulfate dan sulfonat) dan memiliki rantai alkyl pendek.

Page 45: 9.-Teknologi-Surfaktan

Surfaktan Karakteristik

Lignosulfonate Dispersing

Sodium butyl or isopropyl naphthalene sulfonate Wetting

Sodium naphthalene sulfonic acid-formaldehyde condensate

Dispersing

Sodium alkyl (branched C8-C10) sulfate Wetting dan dispersing

Sodium alkyl (C6-C10) ethoxy (2-4) sulfate Foaming and air entrainment

Rosin acid soap Foaming and air entrainment

Tabel. Surfaktan yang digunakan untuk beton

Sumber : Rosen and Dahanayake (2000).

Surfaktan Keterangan

R N+(CH3)2O- R = C16 - C18

R = C15 CO NH CH2CH2- hingga C7 CO NH CH2CH2

-

m = 9 - 15, n = 2

m = 8 - 10, n = 3

x = 12 - 15, y = 2 - 4

R1 N+(CH2CH2OH)2O-

R N [(CH2CH2O)mH]n

R N [(C3H7O)x (C2H4O)y H]2

R N+ (CH3)2CH CH (OH) CH2 SO3-

Tabel. Surfaktan yang digunakan untuk Dispersi Glass Fiber Pada Pembuatan Uniform Glass Fiber Mats

Page 46: 9.-Teknologi-Surfaktan

C. Papan Gipsum

- Surfaktan digunakan sebagai bahan pembusa (foaming agent) dan untuk mengurangi air (plasticizing)

- Surfaktan harus bersifat sangat good foaming dalam udara/larutan air yang tinggi kandungan alkali dan ion logamnya.

- Surfaktan yang digunakan : sulfated anionik, dengan rantai alkil C6-C11.

D. Aspal

- Aspal bersifat padat pada suhu kamar dan nonpolar.

- Surfaktan berfungsi rangkap : (1) mengurangi tegangan antarmuka aspal/air sehingga aspal dapat diemulsikan dalam air, kemudian (2) saat emulsi aspal/air kontak dengan rangka jalan (road-building aggregate), emulsi membasahi dan menyerap ke dalam rangka pada bagian hidrofobik.

- jenis surfaktan yang digunakan : surfaktan kationik, dengan rantai alkil C12-C20.

Page 47: 9.-Teknologi-Surfaktan

Surfaktan Kationik

RCONHCH2CH2NH3 +X-

R N+H2CH2CH2 NH3+ 2X-

R N+H2CH2CH2CH2NH3+2X-

R N+(CH3)3Cl-

R CONHCH2CH2 N(CH3)3+X-

R N(CH2CH2OH)2

R N+(O-)(CH3)2

R = C4 - C18

X- = Cl-, Br-, CH3SO4-

Tabel. Surfaktan yang digunakan pada emulsi aspal

Sumber : Rosen and Dahanayake (2000).

Surfaktan Waring blender foam ht, cm in 4% brine

R O(C2H4O)2-4SO4- Na+

R (OC2H4)4-6 O P(O) (OH)2

Mono/di 90:10

R = C6-C11

14 - 16

12 - 16

Tabel. Surfaktan yang digunakan pada industri papan gipsum

Page 48: 9.-Teknologi-Surfaktan

Lapangan Minyak

Proses rekoveri minyak bumi dari formasi bawah tanah, umumnya dilakukan peretakan atau pemecahan batuan yang mengandung minyak bumi untuk menciptakan arus saluran.

Surfaktan diperlukan untuk memecah water-bearing zone yang terbentuk akibat tingginya viskositas, dan mencegah formasi air agar tidak

merembes ke sumur bor saat sumur diproduksi.

Jenis surfaktan yang digunakan : surfaktan kationik, dengan rantai panjang C18-C22 dan linear.

Surfaktan digunakan pada konsentrasi yang rendah (<5%)

Makin panjang rantai hidrokarbon (C20-C22), makin tinggi viskositas dan makin rendah sensitifitas viskositas terhadap suhu di lapangan minyak (> 93 oC atau 200 oF)

Page 49: 9.-Teknologi-Surfaktan

Surfaktan Viskositas 100-1 s/shear rate at 5%

(by wt)

C16H33N+(CH3)3 . CH2(COO-)2 87

C18H37 N+(CH3)3 . HOCH2C6H4COO- 90

C18H37 N+(CH3)3 . CH2(COO-)2 110

R N+ (CH3)3 . CH2(COO-)2 140

RN+(CH2CH2OH)2CH3Cl- 180

R = C22

Tabel. Surfaktan yang digunakan pada larutan fracturing

Sumber : Rosen and Dahanayake (2000).

Page 50: 9.-Teknologi-Surfaktan

Firefighting Foam

Busa berperan penting dalam memadamkan api karena bahan bakar, dengan cara mengurangi densitas air relatif terhadap minyak atau bensin dan mencegah terjadinya kontak bahan bakar dengan oksigen di udara.

3 karakteristik surfaktan yang diperlukan :

- mampu membasahi dan menyebarkan busa secara menyeluruh ke bahan bakar (menciptakan penghalang)

- Memiliki kekuatan pembusaan dan stabilitas busa dalam air sadah dan air garam

- emulsifikasi minyak/air yang lemah

Surfaktan yang digunakan umumnya merupakan campuran dari berbagai jenis surfaktan, namun yang utama digunakan adalah C6-C10

fluorosurfaktan, baik berupa surfaktan amfoterik maupun anionik.

Page 51: 9.-Teknologi-Surfaktan

Fluorosurfaktan

C6-10F13-21CH2CH(OCO CH3) CH2 N+ (CH3)2 CH2COO-

C8H17CH2CH2S CH2CH2CONH C(CH3)2 CH2SO3- Na+

C6-10F13-21CH2CH2N+(CH3)3 CH3SO4-

C6-10F13-21SO2N(CH2 CH2) C3H6N+(CH3)3. CH3SO4-

C2F4CONH C3 H6N+(CH3)2 CH2 CH2 CO2-

C8F17CH2CH2 S CH2 CH2 COO-Li+

Tabel. Fluorosurfaktan yang digunakan pada hydrocarbon firefighting foam

Sumber : Rosen and Dahanayake (2000).

Page 52: 9.-Teknologi-Surfaktan

Tekstil

Surfaktan digunakan sebagai antistatic agent untuk serat tekstil

Jenis surfaktan utama yang digunakan : surfaktan anionik

Surfaktan Anionik :

- Ethoxylated (6-10 EO) dodecylphenol phosphate ester

- Ethoxylated (5-10 EO) linear (C10-C16) alcohol phosphate ester

- Ethoxylated (5-10 EO) tridecylalcohol phosphate ester

- Ethoxylated (0-4 EO) alkyl (C12-C14) sulfate

Surfaktan Nonionik :

- Ethoxylated (15-20 SEO) castor oil sorbitan monolaurate

- Ethoxylated (5-10 SEO) sorbitan monolaurate

Surfaktan kationik :

- Ethoxylated (6-12 mol SEO) tallow amine)

Tabel. Surfaktan yang digunakan sebagai antistatic agent

Sumber : Rosen and Dahanayake (2000).

Page 53: 9.-Teknologi-Surfaktan

Industrial Water Treatment

Polielektrolit sintetis yang bersifat larut air diperlukan pada proses pengolahan dan purifikasi air limbah industri.

Polielektrolit yang digunakan adalah yang memiliki muatan positif, mengingat partikel limbah padat di industri bermuatan negatif.

Polimer yang sering digunakan adalah kopolimer dari monomer amine.

Polimer dibuat dengan cara teknologi polimerisasi emulsi, dimana monomer dipolimerisasi dalam sistem emulsi air/paraffinic oil.

Page 54: 9.-Teknologi-Surfaktan

Industri Logam

Metalworking fluid (MWF) digunakan untuk pelumasan dan pendinginan selama berlangsung operasi pemotongan logam.

Surfaktan digunakan dalam MWF sebagai emulsifier, lubricant, dispersant, wetting agent, bahkan sebagai corrosion inhibitor.

MWF dikelompokkan atas 4 macam , yaitu straight oil, soluble oil, semi-synthetic, dan synthetic.

jenis surfaktan yang digunakan : surfaktan anionik, berupa garam dari fosfat ester dan asam lemak, dengan rantai alkil C12-C18

Surfaktan mampu membentuk kompleks yang sangat kuat dengan metal hingga membentuk monomolecular film, dengan gugus hidrofobik

berorientasi menjauhi permukaan logam.

Untuk soluble oil dan semi-synthetic oil digunakan surfaktan nonionik atau anionik.

Page 55: 9.-Teknologi-Surfaktan

Plastik

A. Antistatic Agent

- Syarat surfaktan yang digunakan :

* memiliki kemampuan migrasi ke permukaan plastik dengan orientasi grup hidrofilik yang polar diarahkan ke udara untuk membentuk ionic film di permukaan plastik,

* kompatibel dengan plastik

* stabil terhadap panas hingga suhu >260 oC (500 oF)

* resistant terhadap dekomposisi, volatilisasi, dan oksidasi.

- Jenis surfaktan yang digunakan : surfaktan anionik, jenis phosphate ester.

B. Slip and Mold Release Agent

- Syarat surfaktan yang digunakan : kompatibel dan larut dalam resin pada suhu tinggi.

- Fungsi untuk mengurangi surface tackiness dan mencegah permukaan agar tidak saling melekat.

Page 56: 9.-Teknologi-Surfaktan

- Jenis surfaktan yang digunakan : alkanolamida dan surfaktan jenis phosphate ester, rantai panjang C18-C22.

- Bila stabilitas warna dan suhu tidak diperlukan : digunakan amida rantai alkil tidak jenuh (oleat, linoleat, euracyl).

C. Defogging Agent

- Seringkali plastik berembun akibat penetrasi lampu atau cahaya, jika digunakan untuk mengemas produk pangan akan berpengaruh buruk terhadap pangan dan penerimaan konsumen.

- Surfaktan yang umum digunakan : surfaktan jenis polyoxyethylenated atau polyhydroxylated dengan rantai alkil C9-C12. Lebih disukai apabila memilki struktur aromatik pada gugus hidrofobiknya.

Page 57: 9.-Teknologi-Surfaktan

TERIMA KASIHTERIMA KASIH