9. bab ii

43
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Remaja 2.1.1 Pengertian Wong (2009) mengatakan bahwa masa remaja merupakan suatu periode transisi antara masa kanak- kanak ke masa dewasa. Merupakan ciri dari kematangan fisik, kognitif, sosial dan emosional yang cepat, pada anak laki-laki mempersiapkan diri untuk manjadi laki- laki dewasa dan pada anak perempuan mempersiapkan diri untuk menjadi wanita dewasa. Sedangkan menurut Potter & Perry (2011) berpendapat bahwa remaja atau adolesence merupakan masa dimana terjadi transisi masa kanak-kanak menuju dewasa, biasanya antara usia 13-20 tahun. Sementara Hurlock (1997) berpendapat masa remaja dibagi menjadi dua bagian, yaitu masa remaja awal dan masa remaja akhir, dimana masa remaja awal berlangsung kira-kira dari usia 13 tahun-16 tahun atau 17 tahun dan masa remaja akhir bermula dari usia 16 tahun atau 17 tahun- 18 tahun, yaitu usia matang secara hukum. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa remaja merupakan masa peralihan dari kanak- kanak menuju masa dewasa yang memerlukan dukungan, perhatian, pengertian serta dorongan untuk bisa menentukan kepribadian dan 8

Upload: odhi-angell

Post on 03-Sep-2015

223 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

TUGAS

TRANSCRIPT

36

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Remaja2.1.1 PengertianWong (2009) mengatakan bahwa masa remaja merupakan suatu periode transisi antara masa kanak-kanak ke masa dewasa. Merupakan ciri dari kematangan fisik, kognitif, sosial dan emosional yang cepat, pada anak laki-laki mempersiapkan diri untuk manjadi laki-laki dewasa dan pada anak perempuan mempersiapkan diri untuk menjadi wanita dewasa. Sedangkan menurut Potter & Perry (2011) berpendapat bahwa remaja atau adolesence merupakan masa dimana terjadi transisi masa kanak-kanak menuju dewasa, biasanya antara usia 13-20 tahun. Sementara Hurlock (1997) berpendapat masa remaja dibagi menjadi dua bagian, yaitu masa remaja awal dan masa remaja akhir, dimana masa remaja awal berlangsung kira-kira dari usia 13 tahun-16 tahun atau 17 tahun dan masa remaja akhir bermula dari usia 16 tahun atau 17 tahun- 18 tahun, yaitu usia matang secara hukum. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa remaja merupakan masa peralihan dari kanak- kanak menuju masa dewasa yang memerlukan dukungan, perhatian, pengertian serta dorongan untuk bisa menentukan kepribadian dan membantu menjelaskan perubahanperubahan yang akan dialaminya sebagaimana organorgan reproduksi mencapai kematangan. Soetjiingsih (2010) mengatakan bahwa dalam tumbuh kembang menuju dewasa, berdasarkan kematangan psikososial dan seksual, semua remaja akan melewati tahapan, remaja berusia 1120 tahun yang dibagi menjadi 3 tahap remaja awal (1113 tahun), remaja tengah (1416 tahun), dan remaja akhir (17-20 tahun). Kehidupan remaja merupakan kehidupan yang sangat menentukan bagi kehidupan masa depan mereka selanjutnya. Masa remaja seperti ini oleh Bank Dunia disebut sebagai masa Transisi Kehidupan Remaja. Transisi KehidupanRemaja oleh Bank Dunia dibagi menjadi 5 hal (Youth Five Life Transitions). Transisi kehidupan yang dimaksud menurut progress report World Bank adalah:a. Melanjutkan sekolah (continue learning)b. Mencari pekerjaan (start working)c. Memulai kehidupan berkeluarga (form families)d. Menjadi anggota masyarakat (exercise citizenship)e. Mempraktekkan hidup sehat (practice healthy life).Program Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) hubungannya sangat erat dengan bidang kehidupan yang kelima dari transisi kehidupan remaja. Empat bidang kehidupan yang lainnya yang akan dimasuki oleh remaja sangat ditentukan oleh berhasil atau tidaknya remaja mempraktekkan kehidupan yang sehat. Sehingga apabila remaja gagal berperilaku sehat maka kemungkinan besar remaja yang bersangkutan akan gagal pada empat bidang kehidupan yang lain (BKKBN, 2008).

2.1.2 Perubahan FisikMenurut Potter & Perry (2010) berpendapat bahwa perubahan fisik terjadi dengan cepat pada masa remaja. Berikut ini merupakan empat fokus utama perubahan fisik diantaranya : a. Peningkatan pertumbuhan tulang rangka, otot, dan organ dalam.b. Perubahan yang spesifik untuk tiap jenis kelamin, seperti perubahan lebar bahu dan pinggul.c. Perubahan distribusi otot dan lemak.d. Perkembangan sistem reproduksi dan karakteristik seks sekunder.

2.1.3 Perubahan Hormonal Wong (2009) mengatakan bahwa secara umum peristiwa pubertas disebabkan oleh pengaruh hormon dan dikendalikan oleh kelenjar hipofisis anterior (adenohipofisis) sebagai respons terhadap stimulus dari hipotalamus. Stimulasi gonad memiliki fungsi ganda, yaitu (1) produksi dan pelepasan gamet-produksi sperma pada pria dan kematangan serta pelepasan ovum pada wanita dan (2) sekresi hormon seks yang sesuai, yaitu estogren dan progesteron dari ovarium (wanita) dan testosteron dari testis (pria). Hormon seks, hormon seks disekresi oleh ovarium, testis, dan adrenal; hormon seks diproduksi dalam jumlah bervariasi oleh kedua jenis kelamin sepanjang rentang kehidupan. Korteks adrenal bertanggung jawab untuk sejumlah kecil sekresi sebelum pubertas, tetapi reproduksi hormon seks yang menyertai kematangan gonad bertanggung jawab terhadap terjadinya berbagai perubahan biologis yang dipantau selama pubertas.Estrogen, merupakan hormon kewanitaan. Ditemukan dalam jumlah sedikit selama masa kanak-kanak; sekresi estrogen meningkat secara perlahan-lahan sampai sekitar usia 11 tahun. Pada wanita produksi estrogen didalam ovarium menyebabkan peningkatan yang jelas dan berlanjut sampai sekitar 3 tahun setelah awal menstruasi, yaitu saat estrogen mencapai tingkat maksimal yang berlanjut sepanjang kehidupan reproduksi wanita.

2.1.4 Klasifikasi Tingkat Tematangan Seksual Soetjiningsih (2010) mengatakan bahwa kematangan seksual pada remaja putri, berawal dari indikasi pubertas yaitu tampaknya tonjolan payudara, yang dikenal sebagai latarke, terjadi pada usia 9 dan 13,5 tahun.Tabel 2.1 Klasifikasi Tingkat Kematangan Seksual pada anak perempuan (menurut Tanner JM).Stadium TKSRambut PubisPayudara

1.Pra pubertasPra pubertas

2.Jarang, pigmen sedikit, lurus, sekitar labiaPayudara dan papilia menonjol, diameter areola bertambah

3.Lebih hitam, mulai ikal, jumlah bertambahPayudara dan areola membesar, batas tidak jelas

4.Keriting, kasar, lebat, lebih sedikit dari dewasaAreola dan papilia membentuk bukit kedua

5.Bentuk segitiga, menyebar ke bagian medialBentuk dewasa, papilla menonjol, areola merupakan bagian dari bentuk payudara

2.1.5 Fase Perkembangan Perilaku Seksual RemajaMenurut Soetjiningsih (2010) mengatakan bahwa fase perkembangan perilaku seksual remaja terbagi atas tiga tahap yaitu:2.1.5.1 Remaja AwalMerupakan tahap awal/permulaan, remaja sudah mulai tampak ada perubahan fisik yaitu fisik sudah mulai matang dan berkembang. Pada masa ini remaja sudah mulai melakukan onani karena telah seringkali terangsang secara seksual akibat pematangan yang dialami. Rangsangan ini diakibatkan oleh faktor internal yaitu meningkatnya kadar testosteron pada laki - laki dan estrogen pada perempuan. Tidak jarang dari mereka yang memilih untuk melakukan aktifitas non fisik untuk melakukan fantasi atau menyalurkan perasaan cinta dengan teman lawan jenisnya yaitu dengan bentuk hubungan telepon, surat -menyurat atau menggunakan sarana komputer.2.1.5.2 Remaja MenengahPada masa ini, remaja sudah mengalami pematangan fisik secara penuh, yakni adanya mimpi basah dan adanya menstruasi. Pada masa ini gairah seksual remaja sudah mencapai puncak sehingga mereka mempunyai kecenderungan mempergunakan kesempatan untuk melakukan sentuhan fisik.2.1.5.3 Remaja akhirPada masa ini, remaja sudah mengalami perkembangan fisik secara penuh, sudah seperti orang dewasa. Mereka telah mempunyai perilaku seksual yang sudah jelas dan mereka sudah mulai mengembangkannya dalam bentuk pacaran.

2.1.6 Perubahan KognitifPotter & Perry (2010) berpendapat bahwa perubahan pada pikiran dan lingkungan sosial remaja akan menghasilkan tingkat perkembangan intelektual tertinggi. Sementara Wong (2009) mengatakan bahwa perkembangan kognitif remaja dapat dipengaruhi oleh prinsip-prinsip logis dari pada hanya persepsi dan pengalaman mereka sendiri. Para remaja memperoleh kemampuan mempersiapkan suatu kemungkinan, mengurutkannya, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan melalui pemikiran logis. Sebagai contoh, keterampilan kognitif yang baru diperoleh memungkinkan remaja menentukan tingkah laku yang sesuai, efektif, dan nyaman yang sesuai dengan gendernya dan untuk mempertimbangkan dampak tingkah laku tersebut terhadap kelompok, keluarga, dan masyarakat (Potter & Perry, 2010).

2.2 Kanker PayudaraMenurut Departemen Kesehatan (Depkes) (2009) mengatakan bahwa kanker payudara adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara. sedangkan menurut Mulyani (2013) berpendapat bahwa kanker payudara merupakan suatu golongan penyakit yang ditimbulkan oleh sel tunggal yang tumbuh abnormal dan tidak terkendali, sehingga dapat menjadi tumor ganas yang dapat menghancurkan dan merusak sel atau jaringan sehat. Sementara Rasjidi (2009) mengatakan bahwa kanker adalah suatu penyakit neoplasma ganas yang mempunyai spectrum yang sangat luas dan komplek. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kanker adalah kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga terjadi pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali yang terjadi pada jaringan payudara.

2.2.1 Anatomi dan Fisiologi PayudaraMenurut Mulyani (2013) berpendapat bahwa payudara (mammae) yang dimiliki pria dan wanita adalah sama sampai masa pubertas (11-13 tahun) karena hormon estrogen dan hormon lainnya mempengaruhi perkembangan payudara. Pada wanita perkembangan payudara sangat aktif sedangkan pada pria kelenjar dan duktus mammae kurang berkembang dan sinus berkembang tidak sempurna. Payudara yang sensitif terhadap pengaruh hormonal mengakibatkan payudara cendrung mengalami pertumbuhan neoplastik yang bersifat jinak maupun ganas. Yang bersifat ganas dapat terjadi dibagian mana saja dalam payudara, tetapi mayoritas terjadi pada kuadran atas terluar dimana sebagian besar jaringan payudara terdapat. Dalam menentukan lokasi kanker payudara, payudara dibagi menjadi empat kuadran, yaitu kuadran lateral (pinggir atas), lateral bawah, medial (tengah atas), dan median bawah.Organ payudara merupakan bagian dari organ reproduksi yang fungsi utamanya menyekresi susu untuk nutrisi bayi. Fungsi menyusui karena payudara memiliki kelenjar susu yang memberikan nutrisi berbentuk air susu. Payudara itu sendiri terdiri dari jaringan duktural, fibrosa yang mengikat lobus-lobus, dan jaringan lemak didalam dan diantara lobus-lobus. Jaringan payudara 85 % terdiri dari lemak. Sedikit di bawah pusat payudara dewasa terdapat puting (papila mamaria), tonjolan yang berpigmen dikelilingi oleh areola. Puting serta areola biasanya mempunyai warna dan struktur yang berbeda dari kulit di kelilinginya, warnanya bermacam-macam dari yang merah muda pucat, sampai hitam dan gelap selama masa kehamilan dan menyusui dan puting susu biasanya menonjol keluar dari permukaan payudara.

2.2.2 Etiologi / Faktor Risiko Kanker PayudaraMenurut Rasjidi (2010) mengatakan bahwa sampai saat ini penyakit kanker payudara belum dapat dijelaskan. Akan tetapi, banyak penelitian yang menunjukan adanya beberapa faktor yang berhubungan dengan peningkatan risiko kanker payudara diantaranya:

2.2.2.1 Faktor yang berhubungan dengan diet:Faktor risiko ini dapat dibagi 2, yaitu faktor risiko yang memperberat terjadinya kanker dan yang mengurangi terjadinya kanker. Beberapa faktor yang memperberat :a Peningkatan berat badan yang bermakna pada saat pasca menopouse,b Diet ala barat yang tinggi lemak, (wastern style)c Minuman beralkohol.Faktor risiko yang mempunyai dampak positif seperti :a Peningkatan konsumsi seratb Peningkatan konsumsi buah dan sayur.2.2.2.2 Hormon dan faktor reproduksia Menarche atau menstruasi pertama pada usia relatif muda (kurang dari 12 tahun)b Menopouse atau mati haid pada usia relatif lebih tua (lebih dari 50 tahun)c Nulipara/ belum pernah melahirkand Infertilitase Melahirkan anak pertama pada usia relatif lebih tua (lebih dari 35 tahun).f Pemakaian kontrasepsi oral (pil KB) dalam waktu lama (lebih dari 7 tahun)g Tidak menyusui2.2.2.3 Riwayat keluargaa Tiga atau lebih keluarga (saudara ibu klien atau bibi) dari sisi keluarga yang sama terkena kanker payudarab Dua atau lebih keluarga dari sisi yang sama terkena kanker payudara usia di bawah 40 tahun.c Ada riwayat kanker payudara bilateral pada keluargad Ada riwayat kanker payudara pada pria dalam keluarga Sementara Saryono dan Pramitasari (2009) berpendapat bahwa faktor risiko timbulnya kanker payudara pada wanita adalaha Mendapat haid pertama saat brumur kurang dari 10 tahunb Menopouse setelah umur 50 tahunc Wanita yang menikah tetapi tidak punya anak (tidak pernah melahirkan)d Tidak pernah menyusuie Mengalami trauma berulangkali pada payudaraf Diantara anggota ada yang menderita kanker payudarag Konsumsi obat yang mengandung estrogen jangka panjang (pil KB).

2.2.3 PatofisiologiMenurut Price (2006) berpendapat bahwa proses terjadinya kanker payudara dan masing-masing etiologi antara lain obesitas, radiasi, hiperplasia, optik, riwayat keluarga dengan mengkonsumsi zat-zat karsinogen sehingga merangsang pertumbuhan epitel payudara dan dapat menyebabkan kanker payudara. Kemudian kanker payudara yang berasal dari jaringan epithelial, dan paling sering terjadi pada sistem duktal, kemudian terjadi hiperplasia sel-sel dengan perkembangan sel-sel atipik. Selanjutnya sel-sel ini akan berubah menjadi karsinoma in situ dan menginvasi stroma. Selanjutnya kanker membutuhkan waktu 7 tahun untuk bertumbuh dari sebuah sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar untuk dapat diraba (kirakira berdiameter 1 cm). Kemudian pada ukuran itu, kira- kira seperempat dari kanker payudara telah bermetastase dan kebanyakan dari kanker ditemukan jika sudah teraba, biasanya oleh wanita itu sendiri. Selanjutnya gejala kedua yang paling sering terjadi adalah cairan yang keluar dari muara duktus satu payudara, dan mungkin berdarah, dan apabila penyakit telah berkembang lanjut, dapat pecahnya benjolan-benjolan pada kulit ulserasi.

2.2.4 Kanker Payudara Berdasar SifatMulyani (2013) mengatakan bahwa kanker payudara dapat di bagi dengan sifat kanker payudara terbagi menjadi 2 yaitu:2.2.4.1 Kanker payudara invasifPada kanker payudara invasif, sel kanker merusak saluran serta dinding kelenjar susu, menyerang lemak dan jaringan konektif di sekitarnya. Kanker bersifat invasif/ menyerang tanpa selalu menyebarkan (metastatic) ke simpul limfe atau organ lain dalam tubuh.2.2.4.2 Kanker payudara Non-InvasifSel kanker terkunci pada saluran susu dan tidak menyerang lemak serta jaringan konektif disekitarnya. DCIS/Ductal Carcinoma In Situ merupakan bentuk kanker payudara non-invasif yang paling umum terjadi sedangkan LICS/Lobular Carcinoma In Situ lebih jarang terjadi tetapi justru lebih di waspadai karena merupakan tanda meningkatnya risiko kanker payudara.

2.2.5 Stadium Kanker PayudaraMulyani (2013) berpendapat bahwa stadium kanker payudara terbagi beberapa stadium, diantaranya:2.2.5.1 Stadium 0Disebut Ductal Carsinoma In Situ atau Noninvasive Canser yaitu kanker tidak menyebar keluar dari pembuluh/ saluran payudara dan kelenjar-kelenjar (lobules) susu payudara.2.2.5.2 Stadium 1Pada stadium ini tumor masih sangat kecil dan tidak menyabar serta tidak ada titik pada pembuluh getah bening.2.2.5.3 Stadium IIAPada stadium ini, diameter tumor lebih kecil atau sama dengan 2 cm dan telah ditemukan pada titik- titik pada saluran getah bening di ketiak (axillary limph nodes). Diameter tumor lebih lebar dari 2 cm tapi tidak lebih dari 5 cm, belum menyebar ke titik-titik pembuluh getah bening pada ketiak (axillary limph nodes). Tidak adanya tanda-tanda tumor pada payudara, tetapi ditemukan pada titik-titik di pembuluh getah bening.2.2.5.4 Stadium IIBPada kondisi ini diameter tumor lebih lebar dari 2 cm tetapi tidak melebihi 5 cm, telah menyebar pada titik-titik di pembuluh getah bening ketiak, dan diameter tumor lebih lebar dari 5 cm tapi belum menyebar.

2.2.5.5 Stadium IIIAPasien pada kondisi in, diameter tumor lebih kecil dari 5 cm dan telah menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah bening ketiak. Diameter tumor lebih besar dari 5 cm dan telah menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah bening ketiak.2.2.5.6 Stadium IIIBTumor telah menyebar ke dinding dada atau telah menyebabkan pembengkakkan bisa juga luka bernanah di payudara dapat didiagnosis sebagai infalammatory Breast Canser. Dapat juga sudah atau bisa juga belum menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah bening di ketiak dan lengan atas, tetapi tidak menyabar ke bagian laindari organ tubuh.2.2.5.7 Stadium IIICSeperti stadium III B, tetapi telah menyebar ketiti-titik pada pembuluh getah bening dalam group N3 ( kanker telah menyebar lebih dari 10 titik di saluran getah bening di bawah tulang selangka).2.2.5.8 Stadium IVPada stadium IV ukuran tumor dapat berapa saja, tetapi telah menyebar pada lokasi yang jauh, seperti tulang, paru-paru, liver atau tulang rusuk.

2.2.6 Tanda dan GejalaSaryono dan Pramitasari (2009) mengatakan bahwa tanda fisik penyerta terjadinya kanker payudara yaitu:a. Payudara asimetrib. Kulit menebalc. Kulit tertarik ke dalamd. Puting susu susu retraksie. Puting susu mengeluarkan cairanf. Eritema g. Eksoriasi h. Massa Sementara menurut Diananda (2009) mengatakan bahwa gejala kanker payudara yang perlu di kosultasikan ke dokter spesialis yaitu:a. Benjolan1) Berbatas tegas2) Terdapat pada satu sisi (asimentris) setelah haid3) Kista lebih dari satu, atau kista timbul kembali setelah di sedot.b Nyeri1) Berhubungan dengan adanya benjolan2) Tidak dapat di atasi dengan pengobatan3) Pada satu sisi payudara pada wanita pasca menopause.c Keluar cairan dari puting1) Pada wanita umur lebih dari 50 tahun2) Khusus wanita kurang dari 50 tahun, cairan berwarna merah dan spontan.d Kelainan posisi puting1) Tenggelam2) Kelainan kulit sekitar puting (seperti eksim)3) Kelainan kulit payudara4) Bentuk seperti kulit jeruk yang tebal5) Warna kemerahan.

2.2.7 Penatalaksanaan Kanker PayudaraMenurut Rasjidi (2009) mengatakan bahwa program pengendalian kanker payudara dapat dilakukan dengan cara: 2.2.7.1 Pencegahan Primera Promosi dan edukasi pola hidup sehatb Menghindari faktor risiko (riwayat keluarga, tidak punya anak,tidak tinggi lemak kurang serat.c Perokok aktif dan pasif, pemakainan obat hormonal selama > 5 tahun)

2.2.7.2 Pencegahan Sekundera SADARIb Pemeriksaan klinik payudara (CBE/ Clinical Breast Examination) untuk menemukan benjolan, ukuran kurang dari 1 cm.c USG untuk mengetahui batas- batas tumor dan jenis tumord Mammografi untuk menemukan adanya kelainan sebelum adanya gejala benjolan tumor dan adanya keganasan.2.2.7.3 Pencegahan Tersiera Pelayanan di Rumah Sakit (diagnosa dan pengobatan)b Perawatan paliatif Salah satu cara awal untuk mendeteksi kanker payudara yaitu dengan cara SADARI, yaitu metode yang menggunakan inpeksi secara visual dan palpasi untuk menentukan kelainan pada payudara.

2.3 Metode Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)2.3.1 PengertianMenurut Olfah (2013) berpendapat bahwa SADARI adalah pemeriksaan yang dilakukan sebagi deteksi dini kanker payudara untuk mengetahui adanya benjolan yang kemungkinan terjadi besar berkembang menjadi kanker ganas. Sementara Rasjidi (2009) berpendapat bahwa pemeriksaan klinis payudara Clinical Breast Examination (CBE) dipakai untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang ada pada payudara dan untuk mengevaluasi kanker payudara pada tahap dini sebelum berkembang menjadi tahap yang lebih lanjut. Untuk wanita usia rata-rata 40 tahun atau yang lebih muda, deteksi dini terhadap adanya massa pada payudara lebih efektif menggunakan CBE. Sementara itu, pada wanita dengan usia diatas 40 tahun, mammografi merupakan metode yang direkomendasikan dan CBE dipakai sebagai metode yang menunjang pada deteksi dini kanker payudara.

2.3.2 TujuanMenurut Olfah (2013) mengatakan bahwa tujuan SADARI yaitu untuk mendeteksi dini sedini mungkin ada tidaknya kanker dalam payudara wanita. Sementara Depkes (2009) berpendapat bahwa SADARI berguna untuk memastikan bahwa payudara seseorang masih normal, bila ada kelainan seperti infeksi, tumor, atau kanker dapat ditemukan lebih awal. Kanker payudara yang diobati pada stadium dini kemungkinan sembuh mendekati 95%.

2.3.3 Waktu SADARIMenurut Depkes (2009) mengatakan bahwa sebaiknya pemeriksaan payudara dilakukan pada hari ke 7- 10 yang di hitung sejak hari ke- 1 mulai haid (saat payudara sudah tidak mengeras dan nyeri) atau bagi yang telah menopause pemeriksaan dilakukan dengan memilih tanggal yang sama setiap bulannya (misalnya setiap tanggal 1 atau tanggal lahirnya). Sementara Olfah (2013) berpendapat bahwa waktu terbaik untuk melakukan SADARI minimal satu kali dalam sebulan dilakukan pada hari ke 7 sampai ke 10 dari awal mula haid, atau 3 hari setelah haid berhenti.

2.3.4 Langkah Melakukan Pemeriksaan SADARIa. Langkah 1Langkah pertama:a) Memulainya dengan melihat payudara anda di cerminb) Posisi pundak tegapc) Kedua tangan di pinggang

Gambar 2.1 Langkah 1 Pemeriksaan SADAR

http://infosehatremaja.blogspot.com/2011/09/periksa-payudara-sendiri-cegah-kanker.html

Yang harus diperhatikan adalah :(a) Ukuran payudara(b) Bentuk payudara(c) Warna payudara Payudara normalPayudara dengan bentuk sempurna tanpa perubahan bentuk dan pembengkakan. Payudara bermasalah Kulit mengkerut Terjadi lipatan Ada tonjolan Putting berubah posisi biasanya seperti tertarik kedalam. Kemerahan Nyeri Ruam-ruam atau bengkak(Suryaningsih & Sukaca, 2009)b. Langkah 2Langkah kedua :a) Angkat kedua lengan ke atasb) Amati jika ada perubahan- perubahan payudara(Suryaningsih & Sukaca, 2009)

Gambar 2.2 langkah 2a Pemeriksaan SADARI

http://infosehatremaja.blogspot.com/2011/09/periksa-payudara-sendiri-cegah-kanker.html

c) Gunakan tangan kiri untuk memeriksa payudara kanan dengan cara merabanya dan juga sebaliknya, angkat tangan kanan, gunakan tiga atau empat jari tangan kiri untuk merasakan payudara kanan dengan teliti dan menyeluruh.Gambar 2.3 langkah 2b Pemeriksaan SADARIhttps://dayuandritirta.wordpress.com/ d) Dimulai dari ujung bagian luar, tekan dengan bagian jari dalam gerakan melingkar kecil, bergerak perlahan disekitar payudara. Anda dapat memulai pada bagian ujung payudara dan secara perlahan bergerak ke bagian putting, atau sebaliknya. Perlu diperhatikan adalah meraba seluruh bagian payudara, termasuk daerah ketiak. Kemudian, tekan tangan anda erat pada panggul dan sedikit menunduk ke depan cermin ketika anda menarik punggung dan sirkuit ke depan (Olfah, Mendri & Badiah 2013).

Gambar 2.4 langkah 2c Pemeriksaan SADARIhttps://dayuandritirta.wordpress.com/

c. Langkah 3Langkah ketigaa) Saat anda bercermin, anda cermati puting andab) Periksakanlah ada cairan yang keluar dari kedua putting atau tidak (baik itu cairan bening seperti susu, berwarna kuning atau bercampur darah)c) Periksalah putting anda apakag tanda-tanda yang tidak wajar seperti luka atau koreng.d) Pencet putting dan perhatikan cairan yang keluar.(Suryaningsih & Sukaca, 2009)

Gambar 2.5 Langkah 3 Pemeriksaa SADARIhttps://dayuandritirta.wordpress.com/

(a) Putting yang baikJika anda tidak menyusui maka tidak akan keluar cairan apapun. Namun jika menyusui tentunya akan mengeluarkan ASI(b) Putting yang bermasalah Putting yang bermasalah adalah berwarna kuning yang bermasalah bercampur darah. Mengoreng (Suryaningsih & Sukaca, 2009)d. Langkah 4Kemudian berbaringlah, raba payudara kanan dengan tangan kiri untuk merasakan perubahan yang ada di payudara sebelah kanan dan sebaliknya. Tekan secara halus dengan jari-jari secara datar & serentak. Selubungi dengan jari payudara kita dari arah atas sampai bawah, dari tulang selangka ke bagian atas perut, dari ketiak ke leher bagian bawah. Kini mulai pada putting. Buat lingkaran yang makin lama makin besar hingga mencapai seluruh tepi payudara. Menggunakan jari, buatlah gerakan keatas dan ke bawah berpindah secara mendatar/ menyamping seperti sedang memotong rambut. Sambil rasakan seluruh jaringan payudara, dibawah kulit dengan rabaan halus hingga rabaan yang sedikit lebih menekan.

Gambar 2.6 langkah 4 Pemeriksaan SADARI (Olfah, Mendri & Badiah 2013).http://infosehatremaja.blogspot.com/2011/09/periksa-payudara-sendiri-cegah-kanker.html

2.4 Pendidikan Kesehatan2.4.1 Pengertian Pendidikan KesehatanEfendi (2009) mengatakan bahwa promosi kesehatan adalah upaya memberdayakan perorangan, kelompok, dan masyarakat agar memelihara, meningkatkan, dan melindungi kesehatannya yang melalui peningkatan pengetahuannya, kemauan, dan kemampuan serta mengembangkan iklim yang mendukung dari, oleh dan untuk masyarakat sesuai dengan dengan faktor budaya setempat. Sementara Widyanto (2014) berpendapat bahwa pendidikan kesehatan merupakan salah satu bentuk strategi intervensi atau upaya yang dilakukan dalam pelayanan keperawatan komunitas. Selanjutnya pendidikan kesehatan mencakup pemberian informasi yang sesuai, spesifik, diulang, terus menerus, sehingga dapat memfasilitasi perubahan perilaku kesehatan. Kemudian program pendidikan kemampuan seseorang dalam merubah gaya hidup menjadi positif, mendukung peningkatan kesehatan dan kualitas hidup komunitas serta mengingkatkan patisipasi seseorang dalam merawat kesehatannya sendiri. Sedangkan menurut Setiawati & Dermawan (2014) pendidikan kesehatan merupakan serangkaian upaya yang ditujukan untuk mempengaruhi orang lain, baik individu, kelompok, keluarga maupun masyarakat agar terlaksananya perilaku hidup sehat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan merupakan salah satu sarana atau upaya untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan perilaku masyarakat dalam meningkatkan kualitas hidup kesehatan masyarakat, dengan cara menambah informasi tentang berbagai info kesehatan.

2.4.2 Proses Pendidikan KesehatanMenurut Widyanto (2014) mengatakan bahwa prinsip pokok dalam pendidikan kesehatan adalah proses belajar yang terdiri dari komponen input, proses, dan output.OutputInput

ProsesGambar 2.7 Komponen Pendidikan Kesehatan.a. InputMenyangkut pada sasaran belajar yaitu individu, kelompok, serta masyarakat dengan berbagai latar belakangnya.b. ProsesMekanisme dan interaksi terjadinya perubahan kemampuan (perilaku) pada diri subjek belajat tersebut. Dalam proses terjadi pengaruh timbal balik antara berbagai faktor antara lain subjek belajar, pengajar (pendidik dan fasilitator), metode, teknik belajar, alat bantu serta materi atau bahan yang dipelajari.c. OutputMerupakan hasil belajar itu sendiri yaitu berupa kemampuan atau perubahan perilaku dari subjek belajar.

2.4.3 Tujuan Pendidikan KesehatanMenurut Widyanto (2014) berpendapat bahwa pendidikan kesehatan diberikan untuk membantu individu, keluarga dan masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Pendidikan kesehatan bertujuan untuk mengubah perilaku individu, keluarga dan masyarakat dari perilaku tidak sehat menjadi sehat. Perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesehatan menjadi perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai kesehatan atau dari perilaku negative ke perilaku positif.

2.4.4 Strategi Pendidikan KesehatanMenurut Depkes RI (2004) di kutip dalam Efendi (2009) mengatakan bahwa Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan telah menetapkan tiga strategi dasar promosi kesehatan, yaitu penggerakan dan pemberdayaan, bina suasana dan advokasi. Ketiga strategi tersebut diperkuat oleh kemitraan serta metode dan sarana komunikasi yang tepat. Strategi tersebut menjadi lebih baik yang dipergunakan oleh program kesehatan. Lingkup promosi kesehatan mencakup diantaranya sebagai berikut :a. Strategi promosi kesehatan yaitu advokasi, bina suasana, dan gerakan (pemberdayaan) masyarakat.b. Tatanan kegiatan promosi kesehatan dilakukan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat di tatanan keluarga, sekolah, tempat bekerja, tempat-tempat umum, dan sarana kesehatan.c. Prioritas perilaku akan dikembangkan berdasarkan program kesehatan yang dilaksanakan, maka kegiatan dilakukan untuk mengembangkan aspek perilaku sehat tertentu, misalnya yang berkaitan dengan kesehatan KIA, gizi, kesehatan lingkungan, gaya hidup, jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat (JPKM), dan sebagainya sesuai dengan kebutuhan, kondisi, dan situasi di masing-masing tatanan.

2.4.5 Media /Alat Peraga Promosi KesehatanMenurut Mubarak (2009) berpendapat bahwa promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik itu oleh media cetak, elektronik (Televisi, Radio, komputer, dan sebagainya) dan media luar ruang, sehingga sasaran dapat meningkatkan pengetahuan yang akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya kearah positif terhadap kesehatan.

2.4.5.1 Tujuan media promosi kesehatanNotoatmodjo (2013) mengatakan bahwa ada beberapa tujuan atau alasan mengapa media sangat diperlukan didalam pelaksanaan promosi kesehatan antara lain: a Media dapat mempermudah penyampaian informasib Media dapat menghindari kesalahan persepsic Dapat memperjelas informasid Media dapat mempermudah pengertian e Mengurangi komunikasi yang verbalistikf Dapat menampilkan objek yang tidak bisa ditangkap dengan matag Memperlancar komunikasi, dan lain-lain.2.4.5.2 Penggolongan media promosi Notoatmodjo (2013) berpendapat bahwa penggolongan media promosi ini dapat ditinjau dari berbagai aspek, antara lain :a. Berdasarkan bentuk umum penggunaanya:Berdasarkan penggunaan media promosi dalam rangka promosi kesehatan, dibedakan menjadi :a) Bahan bacaan: modul, buku rujukan/bacaan, folder, leaflet, majalah, buletin, dan sebagainya.b) Bahan peragaan: poster tunggal, poster seri, Flipchart, transparan, slide, film dan seterusnya.

b. Berdasarkan cara produksinya:Berdasarkan cara produksinya, media promosi kesehatan dikelompokan menjadi:a) Media cetak, yaitu suatu media statis dan mengutamakan pesan-pesan visual. Media cetak pada umumnya terdiri dari gambaran sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna. Adapun macam-macamnya diantaranya: Poster, Leaflet, Brosur, Majalah, Surat kabar, Lembar balik, Sticker, dan pamflet.b) Fungsi utama media cetak ini adalah memberi informasi dan menghibur.c) Media elektronika yaitu suatu media bergerak dan dinamis, dapat dilihat dan didengar dalam menyampaikan pesanya melalui alat bantu elektronika. Adapun macam-macam media tersebut diantaranya: Televisi, Radio, Film, Video film, Casette , CD, VCDd) Media luar ruang yaitu media yang menyampaikan pesannya diluar ruang secara umum melalui media cetak dan elektronika secara statis, misalnya:1) Papan reklame yaitu poster dalam ukuran besar yang dapat dilihat secara umum diperjalanan.2) Spanduk yaitu suatu pesan dalam bentuk tulisan dan disertai gambar yang dibuat diatas secarik kain dengan ukuran tergantung kebutuhan dan dipasang disuatu tempat strategi agar dapat dilihat oleh semua orang.3) Pameran4) Banner5) TV layar lebarc. Merancang pengembangan media promosi kesehatanMedia promosi kesehatan yang baik adalah media yang mampu memberikan informasi atau pesan-pesan kesehatan yang sesuai dengan tingkat penerimaan sasaran, sehingga sasaran mau dan mampu untuk mengubah perilku sesuai dengan pesan yang disampaikan.2.4.6 Jenis- Jenis Metode PembelajaranMenurut Setiawati (2008) berpendapat pendidikan dan perilaku kesehatan memberikan gambaran bahwa metode pembelajaran bisa digunakan untuk individu, kelompok dan masa. Metode pembelajaran yang biasa dipakai diantaranya :2.4.6.1 Metode PeroranganMetode pembelajaran perorangan diterapkan mengingat masing-masing individu memiliki perbedaan satu sama lain. Perubahan perilaku yang diharapkan akan dilakukan dengan pendekatan yang sesuai dengan masing- masing individu.Remaja putri tidak tahu mengenai pencegahan kanker payudara, metode SADARI merupakan salah satu cara untuk deteksi dini kanker payudara. maka penyuluhan tentang metode SADARI harus kita berikan pada remaja putri. pendekatan yang bisa dilakukan dalam metode pembelajaran untuk perorangan diantaranya bimbingan dan wawancara.2.4.6.2 Metode KelompokKelompok adalah kumpulan lebih dari satu individu yang satu sama lainnya melkaukan interaksi dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya. Kelompok digolongkan manjadi kelompok besar dan kelompok kecil.2.4.6.3 Metode MassaMasyarakat adalah sistem terbuka yang terbentuk atas berbagai kelompok baik homogen ataupun heterogen yang didalamnya terdapat interaksi berdasarkan pada nilai/norma yang dianut. Metode yang biasa digunakan untuk menyampaikan pesan kesehatan untuk masa adalah; ceramah umum, pidato, simulasi, artikel dimasa media.Menurut Syaiful Bahri, dalam buku strategi belajar mengajar, yang dikutip dalam Setiawati (2008) mengatakan bahwa metode pembelajaran terdiri atas:a Metode CeramahCeramah adalah metode pembelajaran yang sudah sejak lama digunakan. Ceramah digunakan untuk menyampaikan ide, gagasan, informasi baru terhadap sasaran yang diinginkan. Ceramah mengandalkan penuturan dari pengajar/ pembicara dan tidak banyak berharap atas repon dari para pesertanya, ceramah lebih cenderung pasif dan searah.b Proyek Metode ini digunakan dengan diangkatnya suatu masalah, kemudian dibicarakan dari berbagai sudut pandang dan ditemukan pemecahannya secara keseluruhan.c Tugas Penugasan adalah metode pembelajaran yang digunakan untuk memberikan motivasi terhadap peserta didik untuk mencari tahu sumber lain yang terkait dengan materi yang diberikan. Tugas bisa diberikan untuk dikerjakan ditempat pembelajaran, di rumah atau dimanapun.d Diskusi Diskusi adalah metode pembelajaran dengan menekankan pada pembicaraan dua arah yang ditujukan untuk memecahkan masalah dalam bentuk pernyataan ataupun dalam bentuk pertanyaan.e DemonstasiDemonstrasi yang melibatkan indra penglihatan, indra pendengaran, indra penciuman dan indra peraba. Demonstrasi berarti memperagakan suatu kejadian dengan bantuan alat dan media untuk mempermudah diterimanya informasi dari pembicara/pengajar.Metode demonstrasi adalah pertunjukkan tentang suatu proses atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara nyata atau tiruan (Syaiful Sagala, 2011)Sedangkan Nana Sudjana (2010) mengemukakan bahwa metode demonstrasi adalah suatu metode mengajar memperlihatkan bagaimana jalannya suatu proses terjadinya sesuatu. Oleh karena itu metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang sangat efektif, sebab membantu para peserta didik untuk mencari jawaban segan usaha sendiri berdasarkan fakta yang dilihat.Widyanto (2014) mengatakan bahwa cara penyajian suatu pengertian atau ide yang dipersiapkan dengan teliti untuk memperlihatkan bagaimana cara menjalankan suatu tindakan, adegan, atau memperlihatkan bagaimana menggunakan suatu cara prosedur. Sasaran pendidikan kesehatan dapat mencoba sendiri prosedur yang telah diperhatikan oleh komunikator. Contohnya: cara melakukan metode SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara.

2.4.7 Peran PerawatMenurut Efendi (2009) berpendapat bahwa sebagai penyuluh dalam bidang kesehatan, peran perawat kesehatan memberikan penyuluhan kesehatan dapat dilakukan secara langsung (melalui penyuluhan kesehatan yang bersifat umum dan klasikal) atau tidak langsung sewaktu melakukan pemeriksaan kesehatan peserta didik secara perseorangan.Sedangkan Hidayat (2013) berpendapat bahwa peran dan fungsi perawat adalah sebagai berikut :a. Peran sebagai pemberi asuhan keperawatanPeran ini dapat dilakukan perawat dengan mempertahankan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievalusi tingkat perkembangannya.b. Peran sebagai advokat klienPeran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam interpretasi berbagai informasi yang diberi pelayanan atau informasi lainkhususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatanyang diberikan kepada pasien .c. Peran edukator Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.

d. Peran kolaboratorPeran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.e. Peran konsultanPeran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan kepada klien.f. Peran pembaharuPeran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan kerjasama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.

2.5 Perilaku Kesehatan2.5.1 Pengertian Perilaku2.5.1.1 Menurut Azwar (2010) berpendapat bahwa perilaku merupakan fungsi karakteristik individu dan lingkungan. Karakteristik individu meliputi berbagai variabel seperti motif, nilai-nilai, sifat, keperibadian, dan sikap yang saling berinteraksi satu sama lain dan kemudian berinteraksi pula dengan faktor-faktor lingkungan dalam menentukan perilaku. Faktor lingkungan memiliki kekuatan besar dalam menentukan perilaku, bahkan kekuatannya lebih besar dari karakteristik individu Kemudian Azwar (1983:18) mengatakan bahwa perilaku kesehatan sebagai tujuan pendidikan kesehatan menjadi 3 macam yaitu:b. Perilaku yang menjadikan kesehatan sebagai suatu yang bernilai di masyarakat dengan demikian kader kesehatan mempunyai tanggung jawab didalam penyuluhannya mengarah kepada keadaan bahwa cara hidup sehat menjadi kebiasaan hidup masyarakat sehari-hari. b. Secara mandiri mampu menciptakan perilaku sehat bagi dirinya sendiri maupun menciptakan perilaku sehat didalam kelompok. Itulah sebabnya dalam hal ini pelayanan Kesehatan Dasar (PHC= Primary Health Care) diarahkan agar dikelola sendiri oleh masyarakat, dalam hal bentuk yang nyata adalah PKMD. Satu contoh PKMD adalah posyandu. Seharusnya dalam kegiatan ini diharapkan adanya langkah-langkah mencegah timbulnya penyakit.c. Mendorong berkembangnya dan penggunaan sarana pelayanan kesehatan yang ada secara tepat. Ada kalanya masyarakat memanfaatkan sarana kesehatan yang ada secara berlebihan. Sebaiknya sudah sakit belum pula menggunakan sarana kesehatan yang ada sebagaimana semestinya.2.5.1.2 Sementara Skinner (1938) yang di kutip dalam Notoatmodjo (2010) berpendapat bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Perilaku manusia terjadi melalui proses: Stimulus, Organisme, Respons.Teori Skinner disebut teori S-O-R. Teori Skinner menjelaskan adanya 2 jenis respons, yaitu:1. Respondent respons atau refleksifyakni respons yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu yang disebut eliciting stimuli, karena menimbulkan respons-respons yang relatif tetap. Respondent respons juga mencakup perilaku emosional.2. Operan respons atau instrumental responsyakni respons yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimuli atau rangsangan yang lain. Perangsang yang terakhir ini disebut reinforcing stimuli atau reinforcer, karena berfungsi untuk memperkuat respons.Berdasarkan teori S-O-R tersebut, maka perilaku manusia dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :a. Perilaku tertutup (Covert behavior)Perilaku tertutup terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut masih belum dapat diamati orang lain (dari luar) secara jelas. Respons seseorang masih terbatas dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan dan sikap terhadap stimulus yang bersangkutan.b. Perilaku Terbuka (Overt behavior)Perilaku terbuka ini terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut sudah berupa tindakan, atau praktik ini dapat diamati oleh orang lain dari luar atau observable behavior.Kemudian Notoatmodjo (2010) mengatakan bahwa sejalan dengan batasan perilaku menurut Skiner (1997) maka perilaku kesehatan (health behaviour) adalah respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit, dan faktor-faktor yang memengaruhi sehat-sakit (kesehatan) seperti lingkungan, makanan, minuman, dan pelayanan kesehatan. Dengan perkataan lain perilaku kesehatan adalah semua aktivitas atau kegiatan seseorang baik yang dapat diamati (observable) maupun yang tidak dapat diamati (unobservable) yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Pemeliharaan kesehatan ini mencakup mencegah atau melindungi diri dari penyakit dan masalah kesehatan lain, meningkatkan kesehatan, dan mencari penyembuhan apabila sakit atau terkena masalah kesehatan. Oleh sebab itu perilaku kesehatan ini pada garis besarnya dikelompokkan menjadi dua yakni a. Perilaku orang yang sehat agar tetap sehat dan meningkat. Oleh sebab itu perilaku ini disebut perilaku sehat (healthy behaviour). Contoh : perilaku SADARI dalam deteksi dini kanker payudara sebagai pencegahan kanker payudara.b. Perilaku orang yang sakit atau telah terkena masalah kesehatan, untuk memperoleh penyembuhan atau pemecahan masalah kesehatannya. Oleh sebab itu perilaku ini disebut perilaku pencarian pelayanan kesehatan (health seeking behaviour). Tempat pencarian kesembuhan ini adalah tempat atau fasilitas pelayanan kesehatan seperti RS, puskesmas, poliklinik, dan lain-lain.

TEORI S-O-R

RESPON TERTUTUP Pengetahuan Sikap STIMULUSORGANISME

RESPON TERBUKA Praktik/ Tindakan

Gambar 2.8 Teori Perilaku menurut Skinner (1938)

2.6 Kerangka Teori

Kanker PayudaraPenatalaksanaan Kanker Payudara

1. Pencegahan Primer2. Pencegahan sekunder (Metode SADARI)3. Pencegahan tersier

Pendidikan KesehatanFaktor risiko timbulnya kanker payudara pada wanita adalaha) Mendapat haid pertama saat berumur kurang dari 10 tahunb) Menopouse setelah umur 50 tahunc) Wanita yang menikah tetapi tidak punya anak (tidak pernah melahirkan)d) Tidak pernah menyusuie) Mengalami trauma berulangkali pada payudaraf) Diantara anggota ada yang menderita kanker payudarag) Konsumsi obat yang mengandung estrogen jangka panjang (pil KB)

Perilaku menurut Skinner (1938)c. Perilaku tertutup (Covert behavior) Pengetahuan Sikap d. Perilaku Terbuka (Overt behavior)Praktik/ Tindakan

Gambar 2.9 Kerangka TeoriSumber mengadap dari : (Notoatmodjo, 2010), (Widyanto, 2014), (Saryono dan Pramitasari, 2009) dan (Olfah, 2013).

8