89491299-senyawa-aromatik
TRANSCRIPT
KIMIA ORGANIK II
SANYAWA AROMATIK
NAMA : REGA PAULINZA
NIM : 2010 312 008
JURUSAN : TEKINIK KIMIA
SEMESTER : IV (EMPAT)
D.PENGAJAR : NENY ROCHYANI ST.MT
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2012
SENYAWA AROMATIK
Agar suatu sistem cincin bersifat aromatik, terdapat tiga kriteria yang harus
dipenuhi :
1. Sistem cincin mengandung elektron (pi) yang terdelokalisasi
(terkonyugasi).
2. Sistem cincin harus datar (planar), berhibridisasi sp2.
3. Harus terdapat (4n + 2) elektron dalam sistem cincin (aturan
Huckel).
A. Penamaan Senyawa Aromatik
Senyawa aromatik diberi nama dengan nama non-sistematik
• Nama nonsistematik tidak dianjurkan tetapi diizinkan oleh IUPAC
• Nama umum metilbenzena adalah toluene
• Nama umum hydroksibenzena adalah fenol
• Nama umum aminobenzena adalah anilina
Benzena monosubstitusi
• Nama sistematiknya sama caranya dengan hidrokarbon lainnya
• – Benzena digunakan sebagai nama induk
• C6H5Br adalah bromobenzena
• C6H5NO2 adalah nitrobenzena
• C6H5CH2CH2CH3 adalah propilbenzena
Arena
• Benzena tersubstitusi alkil
• Namanya tergantung pada ukuran gugus alkil
• Substituen alkil yang lebih kecil dari cincin (6 karbon atau kurang),
dinamai sebagai benzena tersubstitusi alkil
• Substituen alkil yang lebih besar dari cincin (7 karbon atau lebih),
dinamakan alkana tersubstitusifenil
Fenil
• Diturunkan dari bahasa Latin “pheno” (“I bear light = saya memancarkan
cahaya”)
• Michael Faraday menemukan benzena pada tahun 1825 dari residu
berminyak yang ditinggalkan gas berilluminasi yang digunakan pada lampu
jalanan di London
• Gunakan untuk satuan –C6H5 bila cincin benzena dianggap sebagai
substituen
Benzil
• Digunakan untuk gugus C6H5CH2–
Benzena di-substitusi
• Dinamai mengunakan salah satu awalan berikut:
1. ortho- (o-)
• Benzena ortho-disubstitusi mempunyai dua substituen pada posisi 1,2
2. meta- (m-)
• Benzena meta-disubstitusi mempunyai dua substituen pada posisi 1,
3. para- (p-)
• Benzena para-disubstitusi mempunyai dua substituen pada posisi 1,4
Benzena dengan lebih dari dua substituen
• Dinamai dengan nomor posisi disetiapnya dan gunakan nomor serendah
mungkin
• Substituen diurut menurut abjad dalam penulisan nama
Beberapa senyawa aromatik monosubstitusi dapat dijadikan sebagai nama
induk, dengan substituen utama (-OH pada fenol atau –CH3 pada toluena)
terikat ke C1 pada cincin.
B. Kearomatikan dan kaidah Hückel 4n + 2
Benzena dan molekul aromatik yang menyerupai benzene memiliki
karaktaeristik yang sama :
• Benzena adalah siklik dan terkonjugasi
• Benzena biasanya stabil, 150 kJ/mol (36 kcal/mol) lebih stabil dari yang
diduga.
• Benzena adalah planar dan mempunyai pita regular heksagonal. Semua
sudut ikatan 120º, semua karbon berhibridisasi sp2, dan semua panang ikatan
karbonkarbon 139 pm
• Benzena mengalami reaksi substitusi yang mempertahankan konugasi
siklik dibandingkan reaksi adisi elektrofilik yang akan merusak sistem
konjugasi
• Benzena adalah hibrida resonansi yang strukturnya merupakan intermediet
antara dua struktur sumbangan
Kaidah Hückel 4n + 2
• Teor dikemukakan tahun 1931 oleh ahli fisika Jerman Erich Hückel
• Satu molekul adalah aromatik hanya jika ia planar, sistem monosiklik
konjugasi dan mengandung jumlah elektron 4n + 2 π, dimana n adalah
bilangan bulat (n = 0, 1, 2, 3,…)
• Hanya molekul dengan 2, 6, 10, 14, 18,… elektron π yang aromatik
• Moleckul dengan 4n elektron π (4, 8, 12, 16,…) , dikatakan
antiaromatik karena delokalisasi electron elektron π nya yang mengarah ke
destabilisasi
Contoh kaidah Hückel 4n + 2
Siklobutadiena
• Mengandung empat elektron π
• Elektron π terlokalisasi pada dua ikatan rangkap pada delokalisasi di
seputar cincin
• Antiaromatik
• Sangat reaktif
• Tidak memperlihatkan sifat yang memenuhi sifat kearomatikan
• Tidak dapat dibuat sampai tahun 1965
Benzena
• Mengandung enam elektron π (4n + 2 = 6 bila n = 1)
Siklooktatetraena
• CMenandung delapan elektron π
• Elektron π terlokalisasi pada empat ikatan rangkap
dari delokalisasi seputar cincin
• Tidak aromatik
• Molekul lebih berbentuk pita U dibanding planar
• Tidak punya konjugasi siklik karena tetangga orbital p tidak paralel sejajar
untuk bertumpang tindih
• Kereaktifannya seperti halnya poliena rantai terbuka
C. Senyawa Aromatik Homosiklik dan Heterosiklik
1. Senyawa Homosiklik
Senyawa homosiklik adalah senyawa siklik yang atom lingkarnya
hanya tersusun oleh atom karbon, contohnya benzena.
Benzena
• Benzena adalah senyawa tidak jenuh
• Benzena kurang reaktif dibandingkan dengan alkena sejenis dan
tidak mengalami reaksi seperti alkena umumnya.
• Sikloheksena bereaksi cepat dengan Br2 dan menghasilkan produk
adisi 1,2-dibromosikloheksena
• Benzena hanya bereaksi lambat dengan Br2 dan menghasilkan
produk substitusi C6H5Br
Ide kestabilan benzena diperoleh dari panas hidrogenasi
• Benzena 150 kJ/mol (36 kcal/mol) lebih stabil dari yang dihitung
untuk “sikloheksatriena”
Panjang ikatan karbon-karbon dan sudut ikatan benzena
• Panjang semua ikatan karbon-karbon adalah 139 pm
• Intermediet antara ikatan tunggal C-C (154 pm) dan ikatan rangkap
dua (134 pm)
• Benzena bersifat planar (bidang datar)
• Semua sudut ikatan C-C-C adalah 120°
• Ke enam atom karbon atoms berhibridisasi sp2-dengan orbital p
tegak lurus pada bidang cincin
Ke enam atom karbon dan semua orbital p dalam benzena ekivalen
• Setiap orbital p bertumpangtindih persis dengan orbital p di kedua
atom tetangganya, mengarah ke gambar benzena yang ke enam
elektron π nya terlokalisasi sempurna di seputar cincin.
• Benzena adalah hibrida dari dua bentuk ekivalen
• Tidak ada bentuk yang benar sendiriya
• Struktur yang benar dari resonansi benzena adalah di antara dua
bentuk reseoans.
Jika enam orbital atom p berkombinasi dalam sistem cincin,
dihasilkan enam orbital molekulnbenzena
• Tiga orbital molekul berenergi rendah, ditandai sebagai ψ1, ψ2, dan
ψ3, adalah kombinasi ikatan
• ψ2 dan ψ3 mempunyai energi yang sama dan dapat mengalami
degenerasi
• Tiga orbital molekul berenergi lebih tinggi, ditandai sebagai ψ4*,
ψ5*, dan ψ6*, adalah kombinasi anti-ikatan
• ψ4* dan ψ5* mempunyai energi yang sama dan mengalami
degenerasi
• ψ3 dan ψ4* punya nodes melewati atom karbon cincin, thereby tidak
ada densiti elektron π pada karbon ini
• Enam elektron p menduduki tiga orbital ikatan molekul dan
terdelokalisasi semuanya ke dalam sistem konjugasi
SIFAT FISIKA DAN KIMIA
• SEPERTI HIDROKARBON ALIFATIK DAN ALISIKLIK, BENZENA DAN HIDROKARBON
AROMATIK BERSIFAT NON POLAR
• TIDAK LARUT DALAM AIR
• LARUT DALAM BERBAGAI PELARUT ORGANIK
• BENZENA DIGUNAKAN SEBAGAI PELARUT
• BENZENA DAPAT MEMBENTUK CAMPURAN AZEOTROP DENGAN AIR
• BENZENA BERSIFAT TOKSIK – KARSINOGENIK (HATI-HATI MENGGU NAKAN BENZENA
SEBAGAI PELARUT, HANYA DIGUNAKAN APABILA TIDAK ADA ALTERNATIF LAIN
MISALNYA TOLUENA)
2. Senyawa Heterosiklik
Senyawa-senyawa yang dalam lingkar heterosiklisnya mengandung
atom selain karbon, namun sifat-sifatnya sama dengan senyawa-senyawa
aromatik lainnya.
Contohnya :
N
HPirol
Furan
O
Tiofen
S
Tata Nama Senyawa Heterosiklik Aromatik
Sistem cincin senyawa aromatik heterosiklik juga mempunyai tata
nama tersendiri. Berbeda dengan senyawa lainnya, penomoran pada cincin
heterosiklik ditetapkan berdasarkan perjanjian dan tidak berubah
bagaimanapun posisi substituennya. Penomoran beberapa senyawa
heterosiklik adalah sbb :
Bila suatu senyawa heterosiklik, hanya mengandung satu heteroatom, maka
huruf Yunani dapat juga digunakan untuk menandai posisi cincin
Isokuinolin
N
1
2
3
45
6
7
8
N
Kuinolin
1
2
3
45
6
7
8
pirazine
N
N
N
piridine
Piridin
N1
2
3
4
5
6 5
4 3
2
1S
Tiazol
N
N
N
H
Imidazol
1
2
34
5
N
Kuinolin
1
2
3
45
6
7
8
Isokuinolin
N
1
2
3
45
6
7
8
Piridin
N1
2
3
4
5
6 5
4 3
2
1S
Tiazol
N
N
N
H
Imidazol
1
2
34
5
N
Kuinolin
1
2
3
45
6
7
8
Isokuinolin
N
1
2
3
45
6
7
8
N
HPirol
N
Piridin
N
HPirol
N
HPirol
N
Piridin
N
Piridin
Struktur Senyawa Heterosiklik Lingkar Lima
Agar suatu heterosiklik dengan cincin lima anggota bersifat aromatik,
heteroatom itu harus memiliki dua elektron untuk disumbangkan ke awan pi
aromatik. Pirol, furan dan tiofen semuanya memenuhi persyaratan ini,
sehingga dapat bersifat aromatik.
D. Senyawa Aromatik Polisiklik
Konsep umum kearomatikan dapat dikembangkan untuk menerangkan
senyawa aromatik polisiklik
Benzo[a]pyrena adalah salah satu senyawa penyebab kanker yang
terdapat dalam asap rokok
Semua hidrokarbon aromatik polisiklik dapat ditampilkan dengan bentuk
resonansi ang berbeda
PirolH
N O
Furan
S
Tiofen
PirolH
N O
Furan
S
Tiofen
• Nafthalena punya tiga
• Nafthalena punya sifat kimia yang berasosiasi dengan kearomatikan :
Pengukuran panas hidrogenasi menunjukkan energy kestabilan
aromatik sekitar 250 kJ/mol (60 kcal/mol)
Nafthalena bereaksi lambat dengan elektrofil menghasilkan
produk tersubstitusi lebih disukai dari produk adisi ikatan
rangkap.
Kearomatikan Nafthalena
• Nafthalena punya siklik, sistem elektron π terkonjugasi, dengan orbital p
yang bertumpang tindih disekeliling 10 karbon lingkar dari molekul dan
menyilang di tengah ikatan
• 10 adalah bilangan Hückel (4n + 2 bila n = 2) sehingga elektron π
terdelokalisasi dan berakibat kearomatikan terhadap naftalena
Banyak heterosiklik yang analog dengan naftalena
• Quinolin, isoquinolin, indol dan purin
• Quinolin, isoquinolin dand purin mengandung nitrogen seperti-pyridin
yang bagian dari ikatan rangkap dan menyumbangkan satu elektronnya
terhadap sistem π aromatik
• Indol dan purin mengandung nitrogen seperti-pyrrol yang menyumbangkan
dua elektron π.
Molekul biologikal yang mengandung cincin aromatic polisiklik
• Asam amino tryptophan mengandung cincin indol dan obat anti-malarial
quinin mengandung cincin quinolin
Adenin dan guanin, dua heterosiklik basa amina cincin lima dalam asam
ukleat yang mempunyai cincin berdasarkan purin.
E. Reaksi_reaksi pada Senyawa Aromatik
Reaksi Substisusi Nukleofilik Senyawa Aromatik
Senyawa aromatik tidak reaktif terhadap serangan nukleofil.
Contoh: klorobenzena bila dididihkan bersama dengan NaOH tidak
akan menghasilkan fenol pada kondisi reaksi yang biasa.
Ketidakreaktifan klorobenzena ini disebabkan oleh:
(1) atom-atom karbon tidak jenuh pada klorobenzena kaya elektron,
sehingga nukleofil yang juga kaya elektron tidak akan menyerang
atom-atom karbon tidak jenuh tersebut, menyebabkan reaksi SN2 tidak
berlangsung.
(2) kation fenil (karbokation fenil) sangat tidak stabil, bahkan kestabilannya
lebih rendah dari pada karbokation primer, sehingga reaksi SN1 juga
tidak akan berlangsung pada klorobenzena ini,
(3) ikatan C-X pada klorobenzena lebih pendek dan lebih kuat dari pada
ikatan C-X pada alkil, alil dan benzil halida sehingga diperlukan energi
yang tinggi untuk memutuskan ikatan C-X tersebut.
Faktor yang menyebabkan ikatan C-X pada klorobenzena lebih pendek
dan lebih kuat dari pada ikatan C – X pada alkil halida, benzil halida
adalah:
(1) Atom karbon pada klorobenzena berhibridisasi sp2, sehingga elektron
pada orbital karbon ini lebih dekat ke inti dari pada orbital sp3.
(2) Adanya resonansi yang memberikan karakter ikatan rangkap pada C –
X .
X X +
-
+X
-
X +
-
Contoh-contoh Reaksi Substitusi Nukleofilik Senyawa Aromatik
1.
2.
3.
4.
5.
6.
NO2NO2
O2 O2 Cl + NH3 OH
N N + HCl
+ NaNH2
Cl
CF3
NH3 cair
CF3
+ NH2-
+ NaCl
NO2 NO2NaOCH3 O2 20 C
o
N + NaCl
Cl
N O2
NO2
+
OCH3
NO2
Br + NaCN (aq) 100 oC CN + NaBr
NO2
+
NO2
O2N
Cl
+ HClN
NO2
O2N
H
OCH3
NH2KNH2
OCH3
+
NH2 cair
Br + KBr +
-
NH2
7.
8.
Reaksi substitusi nukleofilik pada senyawa aromatik berlangsung
melalui 2 tahap yaitu: (1) serangan nukleofil yang berlangsung
dengan lambat dan menghasilkan suatu karbanion. Tahap ini
merupakan tahap penentu laju reaksi. (2) lepasnya gugus pergi dari
karbanion yang berlangsung cepat.
Mekanisme reaksi pada masing-masing tahap tersebut dapat dilihat
sebagai berikut:
Tahap 1:
X
+ Y-lambat
Y X
-
Produk pada tahap 1 tersebut merupakan hibrida resonansi dari
struktur-struktur berikut:
Y X
-
XY XY
-
-
+ NH2
CH3
N2
CH3
Cl + CuCN+
CN
I+
+
CH3
N2
CH3
N2 + I -
Tahap 2:
-
XY
cepat
Y
+ X-
Struktur resonansi untuk zat antara tersubtitusi orto.
OH
Cl
NO2
OH-
N=O
Cl
O
-
O
Cl
N=O
OH
O
Cl
N O
OH
OH
N=O
Cl
O
--
__
_ _ _
sangat stabil
+ + +
+
Struktur resonansi untuk zat antara tersubtitusi meta.
Cl
NO2
OH_
N =O
_
Cl
OH
O
+
_ _
+
O
OH
Cl
N =O
_
_
N =O
Cl
OH
O
+
_
Struktur resonansi untuk zat antara tersubtitusi para.
_
+
O
OH
Cl
N =O
_
_
N =O
ClOH
O
+
__
+
O
OH
Cl
_
N =O
_OHNO2 Cl
_
+
O
OHCl
N O _
sangat stabil
SUMBER :
ACHMAD SYAHRANI. ORGANIC CHEMISTRY, FESSENDEN DAN
FESSENDEN, THIRD EDITION
http://ebookpp.com/se/senyawa-aromatik-doc.html
2710-pburhan-chimie-Kimorga 08 - Senyawa Aromatik-2