87025758-laporan-sterilisasi
TRANSCRIPT
LAPORAN PENDAHULUAN STERILISASI
A. Latar Belakang
Salah satu hal yang terpenting dalam kegiatan yang bersinggungan dengan
aktivitas mikrobiologi adalah proses sterilisasi. Tujuan utamanya adalah untuk
meminimalisir atau meniadakan potensi kontaminasi dari mikroba yang tidak
diinginkan.Kontaminasi yang timbul dari mikroba yang tidak diharapkan
dikhawatirkan dapat menghambat aktivitas dari mikroba yang ditumbuhkan atau
dapat membahayakan keselamatan dari pelaksana kegiatan tersebut.
Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara
mekanik, fisik dan kimiawi. Pemilihan mekanisme sterilisasi yang dilakukan
hendaknya disesuaikan dengan sifat bahan yang akan disterilkan. Sterilisasi secara
fisik dilakukan dengan menggunakan pemanasan, penggunaan sinar UV, sinar X,
dan sinar-sinar yang memiliki panjang gelombang pendek (Ramona dkk, 2007).
Berdasarkan pemaparan diatas sterilisasi sangat penting dalam melakukan
suatu percobaan, sehingga melatarbelakangi praktikan dalam membuat laporan ini
agar pengerjaan praktikan mikrobiologi selanjutnya dapat berjalan lancar sesuai
dengan tujuan percobaan.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Sterilisasi
Steril merupakan keadaan dimana alat-alat yang digunakan sudah terbebas
dari bakteri yang mengkontaminasi. Sedangkan sterilisasi adalah proses
penghilangan semua jenis organisme hidup, dalam hal ini adalah mikroorganisme
(protozoa, fungi, bakteri, mycoplasma, virus) yang terdapat dalam suatu benda.
Proses ini melibatkan aplikasi biocidal agent atau proses fisik dengan tujuan untuk
membunuh atau menghilangkan mikroorganisme. Sterilisasi didesain untuk
membunuh atau menghilangkan mikroorganisme.Target suatu metode inaktivasi
tergantung dari metode dan tipe mikroorganisme yaitu tergantung dari asam
nukleat, protein atau membran mikroorganisme tersebut.Agen kimia untuk
sterilisasi disebut sterilant (Pratiwi, 2006).
B. Metode Sterilisasi
Metode sterilisasi terdiri dari 3 metode yaitu metode fisika, metode kimia,
dan metode biologis.Metode sterilisasi ini dipergunakan untuk mensterilkan alat-
alat bahan dan ruangan yang dipergunakan untuk memproduksi sediaan steril.
Metode sterilisasi fisika
Metode sterilisasi fisika terdiri dari metode sterilisasi panas (panas kering
dan panas lembab), metode radiasi, dan metode mekanik (filtrasi).
a. Metode sterilisasi panas
Metode ini merupakan metode yang melibatkan pemanasan dan paling
sering dipergunakan.Metode sterilisasi ini digunakan untuk bahan yang tahan
panas. Proses sterilisasi panas terdiri dari 3 tahap yaitu :
• Tahap pemanasan (heating stage)
Peningkatan temperatur bahan yang akan disterilisasi.
• Tahap sterilisasi (holding stage)
Waktu yang diperlukan untuk proses sterilisasi.
• Tahap pendinginan (cooling stage)
Waktu yang diperlukan untuk penurunan temperatur bahan yang
disterilisasi.
Metode ini dibagi menjadi 2 yaitu:
- Metode Sterilisasi Panas Kering
Metode sterilisasi panas kering merupakan metode sterilisasi dengan
menggunakan panas tanpa kelembaban pada temperatur 160-180oC yang biasanya
digunakan untuk bahan yang sensitif terhadap lembab.Metode ini merupakan
metode yang paling dapat dipercaya dan banyak dipergunakan. Sterilisasi ini
berfungsi untuk mematikan organisme dengan cara mengoksidasi komponen sel
ataupun mendenaturasi enzim. Metode ini tidak dapat digunakan untuk bahan
yang terbuat dari karet atau plastik, waktu sterilisasinya lama (sekitar 2-3 jam),
dan berdaya penetrasi rendah.Metode sterilisasi kering ini tidak memerlukan air
sehingga tidak ada uap air yang membasahi alat atau bahan yang disterilkan. Ada
dua metode sterilisasi panas kering, yaitu dengan insinerasi (incineration) yaitu
pembakaran dengan menggunakan api dari Bunsen dengan temperatur sekitar
350oC dan dengan udara panas oven yang lebih sederhana serta murah dengan
temperatur sekitar 160-1700C.
- Metode Sterilisasi Panas Basah
Sterilisasi panas basah dilakukan dengan cara perebusan menggunakan air
mendidih 100oC selama 10 menit efektif untuk sel-sel vegetatif dan spora
eukariot, namun tidak efektif untuk endospora bakteri. Tingkat sterilisasi panas
basah pada temperatur kurang dari 100oC tergantung pada temperatur dan atau
waktu sterilisasi, endospora bakteri umumnya resisten terdapat sterilisasi cara ini.
Sterilisasi panas basah menggunakan temperatur di atas 100oC dilakukan dengan
uap yaitu menggunakan autoklaf, alat serupa pressure cooker dengan pengatur
tekanan dan klep pengaman.Prinsip autoklaf adalah terjadinya koagulasi yang
lebih cepat dalam keadaan basah dibandingkan keadaan kering. Proses sterilisasi
dengan autoklaf ini dapat membunuh mikroorganisme dengan cara mendenaturasi
atau mengkoagulasi protein pada enzim dan membran sel mikroorganisme. Proses
ini juga dapat membunuh endospora bakteri. Terdapat 3 tipe autoklaf, yaitu
protable bench top, gravity displacement, dan multicycle porous-load.
b. Metode Sterilisasi Penyaringan
Metode sterilisasi dengan penyaringan digunakan untuk bahan yang
sensitif terhadap panas, misalnya enzim. Pada proses ini digunakan membran
filter yang terbuat dari selulosa asetat. Kerugian prosedur ini adalah biaya yang
mahal serta filter yang mudah mampat akibat filtrat tertinggal pada saringan
sehingga harus sering diganti. Kerugian yang lain adalah meskipun memiliki pori-
pori yang halus, membran filter tidak dapat digunakan untuk menyaring virus.
c. Metode Sterilisasi Radiasi
Metode sterilisasi dengan menggunakan radiasi dilakukan dengan
menggunakan sinar UV ataupun dengan metode ionisasi. Sinar UV dengan
panjang gelombang 260nm memiliki daya penetrasi yang rendah sehingga tidak
mematikan mikroorganisme namun dapat mempenetrasi gelas air dan substansi
lain.
Metode Sterilisasi Kimia
Metode sterilisasi kimia dilakukan untuk bahan-bahan yang rusak bila
disterilkan pada suhu tinggi (misalnya bahan-bahan dari plastik).Kekuatan agen
antimikroba kimiawi diklasifikasikan sebagai kategori tingkat tinggi karena
efektif terhadap seluruh bentuk kehidupan termasuk endospora bakteri.Agen
dengan kategori sedang didefinisikan sebagai tuberkuloisidal karena mampu
membunuh Mycobacterium tuberculosis dan umumnya efektif terhadap banyak
virus yang resisten seperti halnya virus hepatitis dan rhinovirus, namun tidak
efektif terhadap endospora bakteri.Agen dengan kategori rendah tidak bersifat
tuberkuloisidal, tidak efektif terhadap endospora bakteri dan berbagai spora fungi,
serta tidak aktif terhadap naked virus.Metode sterilisasi kimia dapat dilakukan
dengan menggunakan gas atau radiasi.Beberapa bahan kimia yang dapat
digunakan untuk sterilisasi gas adalah etilen oksida, gas formaldehid, asam
parasetat dan glutaraldehid alkalin.Sterilisasi kimia dapat juga dilakukan dengan
penggunaan cairan disinfektan berupa senyawa aldehid, hipoklorit, fenolik, dan
alcohol (Pratiwi, 2006).
I. METODOLOGI
A. Waktu dan Tempat
Praktek mikrobiologi laut dilaksanakan pada hari Jumat 15 Maret 2012
pukul 10.00 - 12.30 di Laboratorium Mikrobiologi Laut Jurusan Ilmu Kelautan,
Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin, Makassar.
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan untuk praktikum ini ialah oven untuk sterilisasi
kering, Autoclave untuk sterilisasi uap basah, cawan petri dan tabung reaksi
berisi medium sebagai alat yang akan disterilisasi, kertas untuk menutupi alat
yang akan disterilisasi, dan gelas piala sebagai wadah alat saat sterilisasi uap
basah.
C. Prosedur Kerja
1. Sterilisasi Kering
Pertama tama, menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan, setelah itu,
cawan petri yang akan disterilkan kemudian dibungkus dengan kertas. Setelah itu,
dengan suhu 1800 C, cawan perti yang telah dibungkus kemudian dimasukkan ke
dalam oven selama 2 jam. Setelah 2 jam, alat yang telah dimasukkan ke oven
kemudian dikeluarkan, dan siap untuk digunakan.
2. Sterilisasi Uap Panas Bertekanan
Pertama tama, menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan, setelah itu,
cawan petri dan tabung reaksi berisi medium yang akan disterilkan kemudian
dibungkus dengan kertas. Setelah itu alat yang telah dibungkus dimasukkan ke
dalam autoclave. Suhu autoclave diatur menjadi 1210 C dan tekanan 2 atm selama
30 menit. Setelah 30 menit, alat yang telah dimasukkan ke autoclave kemudian
dikeluarkan, dan siap untuk digunakan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Setelah melakukan praktikum, alat yang disterilkan telah steril dan
terbebas dari bakteri. Sterilisasi kering menggunakan oven dengan suhu 1800 C
selama 2 jam, sedangkan sterilisasi basah menggunakan autoclave dengan suhu
1210 C dan tekanan 2 atm selama 30 menit.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang digunakan untuk mensterilisasi adalah
oven dan autoclave. Dalam mensterilisasi dapat dilakukan dengan dua jenis cara
yaitu sterilisasi fisik dan kimia. Sterilisasi fisik terdiri dari pemanasan, filtrasi atau
penyaringan, dan radiasi.Tujuan dari sterilisasi adalah usaha untuk membebaskan
alat dari kontaminasi mikroba. Pada percobaan ini alat yang digunakan untuk
mensterilkan alat yaitu oven dan autoclave, oven merupakan alat sterilisasi dengan
cara fisik yaitu panas kering dan Autoclave dengan uap bertekanan.
Oven (Hot Air Sterilizer), digunakan untuk mensterilisasi alat yang terbuat dari
kaca dan kertas yang tahan terhadap suhu tinggi.Oven terbuat dari kotak logam,
udara yang didalamnya mandapat udara yang panas melalui panas daya listrik.
Sebelum dimasukkan alat-alat seperti erlenmeyer, cawan petri, labu ukur, batang
pengaduk, pipet tetes, gelas ukur, tabung reaksi atau- alat yang terbuat dari kaca
dibungkus dengan kertas terlebih dahulu untuk mencegah terjadinya keretakan
dan kontaminasi pada saat alat dikeluarkan dari dalam oven. Alat-alat yang akan
disterilisasi dicuci dan dikeringkan, alat yang mempunyai mulut ditutup dengan
kapas seperti labu ukur pipet tetes, tabung reaksi, Erlenmeyer, gelas ukur, cawan
petri dan labu ukur setelah ditutup dengan kapas, dibungkus lagi dengan kertas
sedangkan untuk batang pengaduk dibungkus seperti biasa. Tujuan dari
pembungkusan yaitu agar alat-alat tidak terkontaminasi denganbakteri luar dan
alat tidak pecah karena pada umumnya alat terbuat dari karca. Alat-alat yang
sudah dibungkus dimasukkan kedalam oven dengan temperature 170-180 oC
selama 1-2 jam.Setelah pemanasan slesai oven dimatikan sampai mencapai suhu
kamar.Hal ini bertujuan untuk menghindari keretakan alat atau masuknya udara
yang mengandung partikel debu.Setelah dilakukan sterilisasi alat siap digunakan
untuk melakukan percobaan.Suhu yang digunakan 170oC-180oC Karena panas
kering kurang efektif untuk membunuh mikroba dibandingkan dengan uap air
panas maka metode ini memerlukan temperature yang lebih tinggi dan waktu yang
lebih panjang.
Alat lain yang digunakan dalam sterilisasi adalah autoclave yang berfungsi
untuk sterilisasi dengan uap panas bertekanan. Autoclave digunakan untuk
mensterilisasi alat-alat gelas, kayu, plastic, larutan dan medium yang tidak tahan
terhadap suhu tinggi.Autoclave juga dapat digunakan untk melisiskan mikroba.
Adapun bagian-bagian dari autoclave adalah panic luar, panic dalam untuk
meletakkan alat dan saluran uap, bagian penutup terdiri dari penunjuk tekanan dan
saluran uap, terdapat katup dan pengunci. Untuk mematikan spora diperlukan
panas basah selama 15 menit pada suhu 121oC.
Ketika ingin menggunakan autoclave, harus diisi dengan air sampai batas
rang atau dasar yang berlubang-lubang tempat meletakkan alat. Alat-alat yang
ingin disterilkan harus terlebih dahulu dibungkus dengan alumunium foil dan
bagian mulutnya ditutup dengan kapas. Hal ini dilakukan untuk menghindari
terbentuknya uap air didinding dan didalam alat-alat yang dipanaskan.Alat-alat
yang ingin dipanaskan kemudian dimasukkan kedalam autoclave, selanjutnya
tutup dipasang hingga pas.Kran pengatur tempat keluar air dibiarkan terbuka
sampai uap air saja dan semu udara terdesak keluar dengan demikian didalam
bejana hanya terdapat tekann uap air saja.Besarnya tekanan yang digunakan
tergantung pada jenis bahan atau alat yang disterilisasi.
Berdasarkan literatur suhu yang digunakan pada oven pada saat sterilisasi
menyatakan bahwa pemanasan kering sering dilakukan dalam sterilisasi alat-alat
gelas di laboratorium, dimana menggunakan oven dengan suhu 160-180oC selama
1,5-2 jam dengan sistem udara statis (Fardiaz, 1992).
Suhu yang digunakan pada autoklaf 121oC hal ini sesuai dengan literatur
yang menyatakan “Pemanasan basah adalah sterilisasi panas yang digunakan
bersama-sama dengan uap air.Pemanasan basah biasanya dilakukan didalam
autoklaf atau aterilisator uap yang mudah diangkat dengan menggunakan uap air
jenuh bertekanan pada suhu 121oC selama 15 menit (Hadioetomo, 1985).
II. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa :
1. Sterilisasi dilakukan untuk mensterilkan alat-alat yang akan digunakan
2. Untuk sterilisasi kering, digunakan oven dengan suhu 1800 C selama 2 jam
3. Untuk sterilisasi uap panas bertekanan, digunakan autoclave dengan suhu
1210 C dan tekanan 2 atm selama 30 menit.
B. Saran
Asisten sebaiknya ditambah, agar tidak kewalahan saat praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2011, Metode Sterilisasi, http://rgmaisyah.wordpress.com/ metode-sterilisasi/, Diakses 18 Maret 2012
James Agalloco, 2008, Validation of Pharmaceutical Processes (electronic version), USA : Informa Healthcare Inc.
Pratiwi, Sylvia T.2008. Mikrobiologi Farmasi. Erlangga.Bandung
Ramona, Y., R. Kawuri, I.B.G Darmayasa. 2007. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Umum Program Studi Farmasi. Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi F. MIPA UNUD. Bukit Jimbaran.
Tim Dosen Mikrobiologi, 2011, Penuntun Praktikum Mikrobiologi, FMIPA UNTAD, Palu.
Waluyo, Lud. 2004. Mikrobiologi Umum. Universitas Muhammadiyah Malang. Malang.