85fd8344d01

Upload: fajar-wafi-munawwir

Post on 18-Jul-2015

69 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB II TINJAUAN TEORITIS

1. Pengertian Peran 1.1 Peran Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil (Fadli dalam Kozier Barbara, 2008).

2.

Konsep Keperawatan 2.1 Falsafah Keperawatan Falsafah keperawatan merupakan pandangan dasar tentang hakekat

manusia dan esensi yang menjadikan kerangka dasar dalam praktek keperawatan. Hakekat manusia yang dimaksud disini adalah manusia sebagai makhluk biologis, psikologis, social dan spiritual, sedangkan esensinya adalah falsafah keperawatan yang meliputi : Memandang bahwa pasien sebagai manusia yang utuh (holistik) yang harus dipenuhi segala kebutuhannya baik kebutuhan biologis, psikologis, social dan spiritual yang diberikan secara kompeherensif dan tidak bias dilakukan secara sepihak atau sebagian dari kebutuhannya. Bentuk pelayanan yang diberikan harus secara langsung dengan memperhatikan aspek kemanusiaan.

Universitas Sumatera Utara

Setiap orang berhak mendapatkan perawatan tanpa memandang perbedaan suku, kepercayaan, status sosial, agama, dan ekonomi.

Pelayanan keperawatan tersebut merupakan bagian integral dari system pelayanan kesehatan mengingat perawat bekerja dalam lingkup tim kesehatan bukan sendiri-sendiri.

Pasien adalah mitra yang selalu aktif dalam pelayanan kesehatan, bukan seorang penerima jasa pasif (Hidayat, 2008).

2.2 Pengertian Keperawatan Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya, yang diperoleh melalui pendidikan keperawatan (Undang-Undang Kesehatan

No.23,1992).

Dalam Permenkes RI No. 1239 tahun 2001, dijelaskan bahwa

perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan keperawatan, baik di dalam maupun di luar negeri (Putri & Fanani). 2.3 Tujuan Keperawatan Teori Peplau(1952). Tujuan keperawatan untuk mengembangkan interaksi antara perawat dan klien. Teori Orem (1971) Tujuan keperawatan adalah untuk merawat dan membantu klien mencapai perawatan diri secara total.

Universitas Sumatera Utara

Nightingale (1860) Tujuan keperawatan untuk pasilitasi proses penyebuhan tubuh dengan memanipulasilingkungan klien. King (1971) Tujuan keperawatan untuk memanfaatkan komunikasi dalam membantu klien mencapai kembali adaptasi secara positif terhadap lingkungan.

Rogers (1970) Untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan,mencegah kesakitan, dn merawat serta merehabilitasi klien yang sakit dan tidak mampu dengan pendekatan humanistic keperawatan. 2.4 Peran Perawat Kesehatan Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan Dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat

kebutuhan dasar manusia, kemudian dievaluasi tingkat perkembangannya. Peran sebagai advokasi klien Peran ini dilakukan perawat dalam membantu pasien dan keluarga dalam menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan

Universitas Sumatera Utara

yang diberikan kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien. Peran edukator Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.

Peran Koordinator Peran in dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan pasien. Peran kolaborator Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi, dan lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya. Peran konsultan Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang tempat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan pasien terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.

Universitas Sumatera Utara

Peran pembaharu Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan, kerja sama, perbaruan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan (Azis, 2008)

3. Tanggung Jawab Profesi keperawatan 1. Perawat harus menempatkan kebutuhan pasien diatas kepentingan sendiri. 2. Perawat harus melindungi hak pasien untuk memperoleh keamanan dan pelayanan yang berkualitas 3. Perawat harus selalu meningkatkan pengetahuan, keahlian, serta menjaga perilaku dalam melaksanakan tugasnya.

4. Hak dan Kewajiban Perawat 4.1 Hak Perawat adalah sebagai berikut: a) Perawat berhak mendapatkan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya. b) Perawat berhak untuk mengembangkan diri melalui kemampuan spesialisasi sesuai dengan latar belakang pendidikannya. c) Perawat berhak menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan perundang-undangan serta standar dan kode etik keperawatan. d) Perawat berhak untuk mendapatkan informasi lengkap dari klien atau keluarganya tentang keluhan kesehatan dan ketidakpuasan terhadap pelayanan yang diberikan.

Universitas Sumatera Utara

e) Perawat berhak untuk mendapatkan ilmu pengetahuannya berdasarkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang

keperawatan/ kesehatan secara terus menerus. f) Perawat berhak untuk diperlakukan secara adil dan jujur baik oleh institusi pelayanan maupun oleh pasien. g) Perawat berhak mendapat jaminan perlindungan terhadap resiko kerja yang dapat menimbulkan bahaya baik secara fisik maupun stres emosional. h) Perawat berhak diikutsertakan dalam penyusunan dan penetapan kebijaksanaan pelayanan kesehatan. i) Perawat berhak atas privasi dan berhak menuntut apabila nama baiknya dicemarkan oleh pasien/keluarganya serta tenaga kesehatan lainnya. 4.2 Kewajiban Perawat a) Perawat wajib mematuhi semua peraturan institusi yang bersangkutan. b) Perawat wajib memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan sesuai dengan standar profesi dan batas kegunaannya. c) Perawat wajib menghormati hak pasien. d) Perawat wajib merujuk pasien kepada perawat atau tenaga kesehatan lain yang mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik bila yang bersangkutan tidak dapat mengatasinya. e) Perawat wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk berhubungan dengan keluarganya, selama tidak bertentangan dengan peraturan atau standar profesi yang ada.

Universitas Sumatera Utara

f) Perawat wajib memberikan kesempatan pada pasien untuk menjalankan ibadahnya sesuai dengan agama atau kepercayaannya masing-masing selama tidak mengganggu pasien lainnya. g) Perawat wajib berkolaborasi dengan tenaga medis atau tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan pelayanan kesehatan dan keperawatan kepada pasien. h) Perawat wajib memberikan informasi yang akurat tentang tindakan keperawatan yang diberikan kepada klien atau keluarganya sesuai dengan kemampuannya. i) Perawat wajib membuat dokumentasi asuhan keperawatn secara akurat dan berkesinambungan. j) Perawat wajib mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan atau kesehatan secara terus-menerus. k) Perawat wajib melakukan pelayanan darurat sebagai tugas kemanusiaan sesuai dengan batas kewenangannya. l) Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, kecuali jika dimintai keterangan oleh pihak yang berwenang. m)Perawat wajib memenuhi hal-hal yang telah disepakati atau perjanjian yang telah dibuat sebelumnya terhadap institusi tempat bekerja (Suhaemi, 2002).

Universitas Sumatera Utara

5. Peran Advokasi Perawat 5.1 Pengertian Advokasi Advokasi adalah proses pembelaan yang dilakukan untuk mendukung atau memberikan argumentasi bagi kebutuhan orang lain/ bertindak sebagai pembela pasien dalam praktik keperawatan.(Brooker, 2002). Advokat adalah seseorang yang membela perkara orang lain (Kozier Erb, 2004). Advokat pasien adalah seorang advokat yang membela hak-hak pasien. Defenisi lain menekankan advokat sebagai pendukung dan pelindung dari hal-hal yang merugikan pasien, sumber informasi tentang status kesehatan pasien, penolong dalam

mengidentifikasi kebutuhan, pilihan-pilihan, keinginan dan penolong pasien dalam membuat keputusan yang dibutuhkan dalam pengobatan pasien. Oleh karena itu advokasi merupakan konsep yang penting dalam praktik keperawatan, peran perawat sebagai advokat disini harus bertanggung jawab untuk melindungi hak pasien mereka dari adanya penipuan atau penyimpangan (Purba & Pujiastuti, 2009) . Tanggung jawab diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dan kinerja yang ditampilkan untuk memperoleh hasil pelayanan yang berkualitas tinggi dengan memahami uraian tugas dan spesifikasinya serta berdasarkan standar yang berlaku. Perawat yang bertanggung jawab berarti menunjukkan kewajibannya sebagai seorang profesional dengan komitmen menempatkan kebutuhan pasien di atas kepentingan sendiri (Putri & Fanani, 2010) . Creasia dan Parker (2000) menjelaskan bahwa konsep advokasi memiliki tiga pengertian, yaitu:

Universitas Sumatera Utara

1) Model perlindungan terhadap hak Model ini menekankan pada perawat untuk melindungi hak klien agar tidak ada tindakan tenaga kesehatan yang akan merugikan pasien selama dirawat. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menginformasikan kepada pasien tentang semua hak yang dimilikinya, memastikan pasien memahami hak yang dimilikinya, melaporkan pelanggaran terhadap hak pasien dan mencegah pelanggaran hak pasien. 2) Model pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai yang dianut pasien Model ini menekankan pada perawat untuk menyerahkan segala keputusan tentang perawatan yang akan dijalankan oleh pasien kepada pasien itu sendiri, sesuai dengan nilai-nilai yang dianut pasien. Perawat tidak diperbolehkan memaksakan nilai-nilai pribadinya untuk membuat keputusan pada pasien, melainkan hanya membantu pasien mengeksplorasi keuntungan dan kerugian dari semua alternatif pilihan atau keputusan. 3) Model penghargaan terhadap orang lain Model ini menekankan pada perawat untuk menghargai pasien sebagai manusia yang unik. Perawat harus menyadari bahwa sebagai manusia yang unik, pasien memiliki kebutuhan yang berbeda-beda satu sama lain. Perawat harus mempunyai semua yang terbaik bagi pasien sesuai dengan kebutuhannya saat itu. Dewasa ini, banyak definisi umum advokat yang menekankan pentingnya hak-hak pasien dalam mengambil keputusan. Dalam hal ini, perawat advokat menolong pasien sebagai makhluk yang memiliki otonomi untuk mengambil

Universitas Sumatera Utara

keputusan sendiri, yang sesuai dengan keinginan pasien dan bukan karena pengaruh dari perawat atau tenaga kesehatan lainnya. Pendidikan dan dukungan kepada pasien diberikan sesuai kebutuhan dan pilihannya. Perawat diharapkan mampu mengidentifikasi dan mengerti keinginan pasien dan memastikan bahwa keinginan tersebut merupakan keputusan yang terbaik dari pasien. Jadi, dapat disimpulkan bahwa peran advokat pasien adalah dasar dari semua peran perawat untuk memberikan asuhan keperawatan dan dukungan terhadap pasien, dengan melindungi hak pasien dan bertindak atas nama pasien. 5.2 Tanggung jawab perawat dalam menjalankan peran advokat pasien Nelson (1988) dalam Creasia & Parker (2001) menjelaskan bahwa tanggung jawab perawat dalam menjalankan peran advokat pasien adalah : 1) Sebagai pendukung pasien dalam proses pembuatan keputusan, dengan cara : memastikan informasi yang diberikan pada pasien dipahami dan berguna bagi pasien dalam pengambilan keputusan, memberikan berbagai alternatif pilihan disertai penjelasan keuntungan dan kerugian dari setiap keputusan, dan menerima semua keputusan pasien. 2) Sebagai mediator (penghubung) antara pasien dan orang-orang disekeliling pasien, dengan cara : mengatur pelayanan keperawatan yang dibutuhkan pasien dengan tenaga kesehatan lain, mengklarifikasi komunikasi antara pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan lain agar setiap individu memiliki pemahaman yang sama, dan menjelaskan kepada pasien peran tenaga kesehatan yang merawatnya.

Universitas Sumatera Utara

3) Sebagai orang yang bertindak atas nama pasien dengan cara : memberikan lingkungan yang sesuai dengan kondisi pasien, melindungi pasien dari tindakan yang dapat merugikan pasien, dan memenuhi semua kebutuhan pasien selama dalam perawatan. 5.3 Nilai-nilai dasar yang harus dimiliki oleh perawat advokat Menurut Kozier & Erb (2004) untuk menjalankan perannya sebagai advokasi pasien, perawat harus memiliki nilai-nilai dasar, yaitu : 1) Pasien adalah makhluk holistik dan otonom yang mempunyai hak untuk menentukan pilihan dan mengambil keputusan. 2) Pasien berhak untuk mempunyai hubungan perawat-pasien yang didasarkan atas dasar saling menghargai, percaya, bekerja sama dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan masalah kesehatan dan kebutuhan perawatan kesehatan, dan saling bebas dalam berpikir dan berperasaan. 3) Perawat bertanggung jawab untuk memastikan bahwa pasien telah mengetahui cara memelihara kesehatannya. Selain harus memiliki nilai-nilai dasar di atas, perawat harus memiliki sikap yang baik agar perannya sebagai advokat pasien lebih efektif. Beberapa sikap yang harus dimiliki perawat, adalah: 1) Bersikap asertif Bersikap asertif berarti mampu memandang masalah pasien dari sudut pandang yang positif. Asertif meliputi komunikasi yang jelas dan langsung berhadapan dengan pasien.

Universitas Sumatera Utara

2) Mengakui bahwa hak-hak dan kepentingan pasien dan keluarga lebih utama walaupun ada konflik dengan tenaga kesehatan yang lain. 3) Sadar bahwa konflik dapat terjadi sehingga membutuhkan konsultasi, konfrontasi atau negosiasi antara perawat dan bagian administrasi atau antara perawat dan dokter. 4) Dapat bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain Perawat tidak dapat bekerja sendiri dalam memberikan perawatan yang berkualitas bagi pasien. Perawat harus mampu berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain yang ikut serta dalam perawatan pasien. 5) Tahu bahwa peran advokat membutuhkan tindakan yang politis, seperti melaporkan kebutuhan perawatan kesehatan pasien kepada pemerintah atau pejabat terkait yang memiliki wewenang/otoritas. 5.4 Tujuan dan hasil yang diharapkan dari peran advokat pasien Tujuan dari peran advokat berhubungan dengan pemberdayaan

kemampuan pasien dan keluarga dalam mengambil keputusan. Saat berperan sebagai advokat bagi pasien, perawat perlu meninjau kembali tujuan peran tersebut untuk menentukan hasil yang diharapkan bagi pasien. Menurut Ellis & Hartley (2000), tujuan peran advokat adalah : 1. Menjamin bahwa pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lain adalah partner dalam perawatan pasien. Pasien bukanlah objek tetapi partner perawat dalam meningkatkan derajat kesehatannya. Sebagai partner, pasien diharapkan akan bekerja sama dengan perawat dalam perawatannya. 2. Melibatkan pasien dalam pengambilan keputusan.

Universitas Sumatera Utara

Pasien adalah makhluk yang memiliki otonomi dan berhak untuk menentukan pilihan dalam pengobatannya. Namun, perawat berkewajiban untuk menjelaskan semua kerugian dan keuntungan dari pilihan-pilihan pasien.

3. Memiliki saran untuk alternatif pilihan. Saat pasien tidak memiliki pilihan, perawat perlu untuk memberikan alternatif pilihan pada pasien dan tetap memberi kesempatan pada pasien untuk memilih sesuai keinginannya. 4. Menerima keputusan pasien walaupun keputusan tersebut

bertentangan dengan pengobatannya. Perawat berkewajiban menghargai semua nilai-nilai dan kepercayaan pasien. 5. Membantu pasien melakukan yang mereka ingin lakukan. Saat berada di rumah sakit, pasien memiliki banyak keterbatasan dalam melakukan berbagai hal. Perawat berperan sebagai advokat untuk membantu dan memenuhi kebutuhan pasien selama dirawat di rumah sakit. 6. Melindungi nilai-nilai dan kepentingan pasien. Setiap individu memiliki nilai-nilai dan kepercayaan yang berbedabeda. Sebagai advokat bagi pasien, perawat diharapkan melindungi nilai-nilai yang dianut pasien dengan cara memberikan perawatan dan pengobatan yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai tersebut. 7. Membantu pasien beradaptasi dengan sistem pelayanan kesehatan.

Universitas Sumatera Utara

Saat pasien memasuki lingkungan rumah sakit, pasien akan merasa asing dengan lingkungan sekitarnya. Perawat bertanggung jawab untuk mengorientasikan pasien dengan lingkungan rumah sakit dan menjelaskan semua peraturan-peraturan dan hak-haknya selama di rumah sakit, sehingga pasien dapat beradaptasi dengan baik. 8. Memberikan perawatan yang berkualitas kepada pasien. Dalam memberikan asuhan keperawatan harus sesuai dengan protap sehingga pelayanan lebih maksimal hasilnya.

9. Mendukung pasien dalam perawatan. Sebagai advokat bagi pasien, perawat menjadi pendamping pasien selama dalam perawatan dan mengidentifikasi setiap kebutuhan-kebutuhan serta mendukung setiap keputusan pasien. 10. Meningkatkan rasa nyaman pada pasien dengan sakit terminal. Perawat akan membantu pasien melewati rasa tidak nyaman dengan mendampinginya dan bila perlu bertindak atas nama pasien menganjurkan dokter untuk memberikan obat penghilang nyeri. 11. Menghargai pasien. Saat perawat berperan sebagai advokat bagi pasien, perawat akan lebih mengerti dan menghargai pasien dan hak-haknya sebagai pasien. 12. Mencegah pelanggaran terhadap hak-hak pasien.

Universitas Sumatera Utara

Perawat sebagai advokat bagi pasien berperan melindungi hak-hak pasien sehingga pasien terhindar dari tindakan-tindakan yang merugikan dan membahayakan pasien. 13. Memberi kekuatan pada pasien. Perawat yang berperan sebagai advokat merupakan sumber kekuatan bagi pasien yang mendukung dan membantunya dalam mengekspresikan ketakutan, kecemasan dan harapan-harapannya.

Hasil yang diharapkan dari pasien saat melakukan peran advokat (Ellis & Hartley, 2000), adalah pasien akan : 1) Mengerti hak-haknya sebagai pasien. 2) Mendapatkan informasi tentang diagnosa, pengobatan, prognosis, dan pilihan-pilihannya. 3) Bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya. 4) Memiliki otonomi, kekuatan, dan kemampuan memutuskan sendiri. 5) Perasaan cemas, frustrasi, dan marah akan berkurang. 6) Mendapatkan pengobatan yang optimal. 7) Memiliki kesempatan yang sama dengan pasien lain. 8) Mendapatkan perawatan yang berkesinambungan. 9) Mendapatkan perawatan yang efektif dan efisien.

Universitas Sumatera Utara

4.5 Hak-hak dan Kewajiban Pasien Hak-hak pasien telah dijamin dalam pasal 4 Undang-Undang No 23 Tahun !992, yang isinya Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh derajat kesehatan yang optimal. 4.5.1 Hak pasien Hak mendapat pelayanan yang manusiawi sesuai dengan standar profesi kedokteran. Hak atas informasi yang jelas dan benar tentang penyakitnya serta tindakan medis yang akan dilakukan terhadap dirinya. Hak memilih dokter yang merawat dirinya. Hak memilih sarana kesehatan. Hak atas rahasia yang berkaitan dengan penyakit yang diderita. Hak menolak tindakan medis tertentu atas dirinya. Hak untuk menghentikan pengobatan. Hak untuk mencari second opinion (pendapat lain). Hak atas rekam medis. Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama/ kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya. Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di rumah sakit. Hak untuk didampingi anggota keluarga dalam keadaan kritis. Pasien berhak menerima atau menolak bimbingan moril ataupun spiritual.

Universitas Sumatera Utara

Pasien berhak mendapatkan perlindungan hukum atas terjadinya kasus malpraktik.

Pasien berhak memeriksa dan menerima penjelasan pembayaran.

4.5.2 Kewajiban Pasien Memberi keterangan yang jujur tentang penyakitnya kepada petugas kesehatan.

Mematuhi nasehat dokter. Menjaga kesehatan dirinya. Memenuhi jasa pelayanan (Putri & Fanani, 2010).

Universitas Sumatera Utara