82951484-macrolide
TRANSCRIPT
Macrolide
Kita kenal Macrolide merupakan golongan obat pilihan yang efektif membunuh bakteri cocus
gram + seperti streptococcus dan pneumococus ketika penicilin tidak dapat digunakan. Namun, ada
sekitar 20% S.pyogenes yang reseistant terhadap macrolide.
Obat obatan yang digolongkan dalam macrolide memiliki kesamaan berupa cincin lactone yang
besar dalam ikatan rantai kimianya. Obat obatan yang tergolong Macrolide adalah Erythromycin,
Azithromycin, Clarithomycin, spirtamisin, Telithromycin
Aktifitas Asntimikroba
Golongan Makrolide menghambat sintesis protein kuman dengan jalan berikatan secara
reversibel dengan ribosom subunit 50S, dan bersifat bakteriostatik atau bakterisid tergantung dari jenis
kuman dan kadar obat Makrolide.
1. Erytromicin
Erytromicin diproduksi dari strain Stretomyces erythreus. Obat obatan ini akan larut dalam
etanol atrau larutan organic lainnya. Stabil pada suhu 4°C, namun akan hilang aktivitasnya
pada suhu 20°C dan pada pH asam. Dilihat secara mikroskopis, Erytromicin berupa
Kristal kekuning kuningan. Efektif membunuh organism gram positif seperti S.pyogenes,
s.Pneumoniae, C.dyptheriae, Mycoplasma, Legionella, Chlamydia Trachomatis, C
Ptissaci, C Pneumoniae, Helicobacter, Listeria Dan Mycobacteria Tertentu
(Mycobacterium Kansasii, Mycobacterium Scrofulaceum dalam konsentrasi plasma 0,02-
2 mg/ml. selain itu Gram negative seperti neisseria, Bordetela henselae, dan B Quintana,
Treponeme palidum, spesies campilobater juga peka terhadap erytromicin.
Farmakodinamik
Mekanisme Kerja
Erytromisin bersifat bakteristatik atau bakterisid untuk organism organism yang
rentan pada konsentrasi tinggi. Aktifitasnya meningkat pada Ph alkali. Cara kerjanya dia
menghambat sintesis protein melalui ikatan ke RNA Ribosom 50s.
Resistensi
Ada 3 resistensi mikroba yang diperantai plasmid yaitu Menurunya permeabilitas
dinding sel bakteri, Berubahnya reseptor Obat pada ribosom bakteri, dan idrolisis obat
oleh esterase yang dihasilkan oleh bakteri tertentu (Enterobactericeae).
Farmakokinetik
Basa erythromycin diserap baik oleh small intestine bagian atas; aktivitasnya hilang oleh
cairan lambung dan absorpsi diperlambat oleh adanya makanan dalam lambung. Untuk
mencegah pengerusakan oleh asam lambung, basa erythromycin diberi selaput yang tahan asam
atau digunakan dalam bentuk macam-macam garam (stearat), ester(ethylsuccinate) atau ester
stearat untuk melindungi dari degradasi cairan lambung. Dengan dosis oral 500 mg erythromycin
basa data dicapai kadar puncak 0,3-1,9 µg/ml dalam waktu 4 jam.
Hanya 2-5% erythromycin yang diekskresi dalam bentuk aktif melalui urine.
Erythromycin mengalami pemekatan dalam jaringan hati. Kadar obat aktif dalan cairan empedu
dapat melebihi 100 x kadar yang tercapai dalam darah. Pada wanita hamil pemberian
erythromicin sterat dapat meningkatkan aktivitas serum aspartat aminotransferase (AST) yang
akan kembali ke nilai normal walaupun terapi diteruskan.
Indikasi
Pada bidang kedokteral gigi, erytromisin digunakan untuk infeksi bakteri pada
infeksi orofacial akut
Kontraindikasi
Erythromycin dikontraindikasikan untuk pasien dengan alergi obat-obatan dan
alergic cholestitic hepatitic dan dalam kombinasi dengan obat lain yang dapat
menyebabkan torsade de pointers
Efek samping
Erytromisin jarang menimbulkan efeksamping, biasanya pasien hanya akan mengalami
iritasi saluran cerna yang ditandai mual, muntah, demam. Pasien yang menggunakan
erytromisin bersamaan dengan aztemizol akan mengalami peningkatan aritmia jantung.
Dosis dan sediaan
Sediaan berupa kapsul / tablet syrup dan tablet hisap. Untuk dosisnya
1. Eritromisin : 1-2g/hari diberikan 4 tablet 250 atau 500 mg
2. Eritromisin stearat : 1-2g/hari diberikan 4 tablet 250 (diberikan tiap 6 jam) atau 500
mg (diberikan tiap 12 jam)
2. Spiramisin
Obat yang masuk dalam golongan macrolide ini efektif mengeliminasi golongan
stafilokokus, pneumokokus, neiseria, dan bordetella pertusis. Penyerapannyatidak
dipengaruhi makanan dalam lambung, sehingga dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah
makan. Kemudian, Spiramisin masih bisa bekerja dalam tubuh dan dapat bertahan la,a
walau kadar obat dalam darah sudah turun rendah sekali.
Spiramisin diindikasi untuk infeksi rongga mulut, taksoplasmosis, dan infeksi
saluran nafas. Namun efek samping yang dapat ditimbulkan dari obat ini adalah infeksi
saluran cerna, dimana pasien akan mengalami mual mual, muntah, anoreksia, dan sakit
kepala.
Sediaan spiramisin berupa tablet 500 mg dengan dosis konsumsi untuk dewasa
tiga sampai empat kali sehari dan anak 50-75mg per KG berat badan yang diberikan
sehari 2-3kali. Untuk infeksi berat, dosis dapat dinaikan hingga dua kali lipat.
3. Roktiromisin
Roktiromisin merupakan derivate eritromisin yang diserap baik pada pemberian
peroral. Farmakokinetik: biovailabilitas roktiromisin tidak dipengaruhi makanan dalam
lambung, sehingga bisa diminum sebelum makan. Obat ini jarang mengiritasi lambung
bila dibandingkan eritromisin. Obat ini diindikasikan untuk melawan infeksi orofacial
akut. Kontraindikasi dengan pasien yang alergi obat obatan golongan macrolide. Sediaan
berupa tablet dengan dosis dewasa dua kali @ 500 mg/ hari dan anak 5 sampai 8 mg/Kg
berat badan perhari yang dibagi dalam dua dosis.
4. Telitromisin
Telitromisin merupakan varian macrolide terbaru dari golongan kortikosteroid
yang efektif mengeliminasi S.Pneumoniae, H.influenzae, S.aureus.
Farmakokinetik telitromisin: obat ini di metabolis dalam hati. Metabolismenya
melalui sitokom p-450 3A4 jalur non CYP. Farmakodinamik: telitromisin bekerja pada
site of action ribosom 23S pada bakteri.
Telitromisin diindikasikan untuk eksaserbasi akut bronchitis, sinusitis bakteri
akut, dan tonsil orofaringitis. Jangan berikan obat ini pada pasien klirens kreatinin,
kecuali bila dosisnya diturunkan hingga lebih dari 50%.
Pasien akan mengalami mual mual, muntah, diare dan sakit kepala sebagai efek
samping dari obat ini.
Dipasaran tersedia sediaan kemasan tablet 400 mg dengan Dewasa: 800 mg/hari.
Selama lima hari. Untuk community acquired pneumoniae ditambah hingga total tujuh
hari.