82-143-1-sm

Upload: jeky-suy

Post on 07-Mar-2016

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 15Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010ISSN 0215-9511

    *) Heri Susanto : adalah Pegawai Pertanahan Kabupaten Kebumen Jawa Tengah**) Nuraini Aisiyah : adalah Dosen Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN) Yogyakarta

    ANALISIS PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA KERJADENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

    TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI KANTOR PERTANAHAN

    KABUPATEN KEBUMEN

    Oleh : Heri Susanto *) dan Nuraini Aisiyah **)

    ABSTRAK

    Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan dan budaya kerja terhadap kinerja

    karyawan di Kantor Pertanahan Kabupaten Kebumen melalui motivasi sebagai variabel intervening.

    Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif yang didukung analisis deskriptif

    kualitatif, sehingga dalam penelitian ini penulis akan membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya

    dan membuat analisis perhitungan berdasarkan data yang ada serta mendeskripsikan secara sistematis, faktual

    dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diteliti. Data diperoleh dari

    penyebaran kuesioner sebanyak 85 (delapan puluh lima ) responden yang juga sebagai populasi penelitian.

    Data kuesioner kemudian diuji dengan analisis Partial Least Square (PLS).

    Hasil penelitian menytakan bahwa:

    1. Kepemimpinan (X1) tidak mempunyai pengaruh langsung terhadap kinerja karyawan.

    2. Budaya kerja (X2) mempunyai pengaruh langsung terhadap kinerja karyawan.

    3. Motivasi (Y1) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan (Y2).

    4. Kepemimpinan (X1) mempunyai pengaruh signifikan terhadap motivasi (Y1).

    5. Budaya kerja (X2) mempunyai pengaruh signifikan terhadap motivasi kerja (Y1).

    6. Kepemimpinan (X1), budaya kerja (X2) dan motivasi (Y1) secara bersama-sama mempunyai pengaruh

    signifikan terhadap kinerja karyawan (Y2).

    7. Dari ketiga variabel yang dominan mempengaruhi kinerja karyawan (Y2) adalah motivasi kerja (Y1)

    Kata kunci : kepemimpinan, budaya kerja, motivasi kerja dan kinerja karyawan

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang

    Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria atau UUPA,

    merupakan penjabaran dari pasal 33 ayat 3 Undang-

    Undang Dasar tahun 1945 sebagai landasan

    konstitusional yang mewajibkankan aparatur negara

    dalam hal ini Badan Pertanahan Nasional Republik

    Indonesia agar mengelola sumber daya alam (

    Natural Resource) dipergunakan sebesar-besar untuk

    kemakmuran rakyat.

  • 16 Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010ISSN 0215-9511

    Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja dengan ........

    Badan Pertanahan Nasional Republik

    Indonesia dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden

    Nomor 26 tahun 1988, yang sudah diubah menjadi

    Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 2003, yang

    diubah lagi menjadi Peraturan Presiden Nomor 10

    Tahun 2006 merupakan Lembaga Pemerintah non

    Departemen yang berada dibawah dan

    bertanggungjawab kepada Presiden, yang mempunyai

    tugas melaksanakan tugas pemerintah di bidang

    pertanahan secara nasional, regional dan sektoral.

    Untuk melaksanakan tugas dan fungsi dibidang

    pertanahan tersebut oleh pemerintah dikeluarkan

    Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional

    Republik Indonesia nomor 4 tahun 2006 tentang

    Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan

    Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan.

    Kantor Pertanahan Kabupaten Kebumen

    sebagai bagian dari organisasi Badan Pertanahan

    Nasional Republik Indonesia yang melayani

    masyarakat dibidang pertanahan, dalam mengelola

    pertanahan harus dapat memberikan kontribusi secara

    nyata untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat,

    penciptaan sumber-sumber baru kemakmuran rakyat,

    untuk itu dalam melaksanakan setiap tugas dan

    fungsi dibidang pertanahan harus mengacu pada

    terciptanya Catur Tertib Pertanahan, yaitu : tertib

    hukum pertanahan, tertib administrasi pertanahan,

    tertib penggunaan tanah dan tertib kelestarian alam

    dan lingkungan hidup.

    Untuk melaksanakan tugas tersebut sistem/

    model pelayanan pertanahan yang ada harus

    mengacu pada Keputusan Menteri Pendayagunaan

    Aparatur Negara Nomor 81 Tahun 1993 tentang

    Pedoman Pelayanan Umum dan Undang-undang

    Republik Indonesia nomor 25 tahun 2010 tentang

    Pelayanan Publik yang secara teknis telah dijabarkan

    oleh Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia

    dalam Intruksi Menteri Agraria/Kepala Badan

    Pertanahan Nasional nomor 3 tahun 1993 tentang

    peningkatan efisiensi dan kualitas pelayanan

    masyarakat dibidang pertanahan, yang telah

    disempurnakan menjadi Peraturan Kepala badan

    Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 1

    Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan dan

    Pengaturan Pertanahan.

    Salah satu perwujudan pelayanan umum di

    bidang pertanahan adalah pelayanan pendaftaran

    tanah yang terkait dengan perbuatan hukum maupun

    hubungan hukum antara tanah dengan masyarakat

    baik antar individu maupun dengan badan hukum

    yang berupa jual beli tanah, hibah, pembagian hak

    bersama/pembagian warisan maupun pengadaan

    tanah untuk pembangunan kepentingan umum.

    Kenyataannya secara umum Kantor Pertanahan

    Kabupaten Kebumen dalam memberikan pelayanan

    yang optimal kepada seluruh masyarakat menghadapi

    kendala yang menyangkut tiga unsur yaitu : sumber

    daya manusia, sarana dan prasarana serta peraturan

    perundang-undangan yang mendasarinya.

    Salah satu masalah sumber daya manusia yang

    dimaksud adalah jumlah karyawan yang terbatas ,baik

    kuantitas maupun kualitasnya yang tidak sebanding

    dengan masalah yang dihadapi di lapangan yang

    membutuhkan penanganan penyelesaian masalah

    pertanahan. Demikian juga kebutuhan sarana dan

    prasarana baik menyangkut gedung perkantoran,

    peralatan kerja, dana operasional kantor maupun

    sarana penunjang pelayanan yang masih sangat

    terbatas. Disamping itu masih berlakunya peraturan

    kepegawaian yang lama karena sudah tidak bisa

    mengikuti dinamika perkembangan jaman di era

    reformasi ini dengan tuntutan pelayanan yang serba

    cepat, tepat dan murah.

  • 17Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010ISSN 0215-9511

    Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja dengan ........

    Masih sering dijumpai keluhan masyarakat

    berkaitan dengan lamanya / waktu penyelesaian

    permohonan pendaftaran tanah yang belum jelas hal

    ini juga didasarkan dari rekapitulasi produktifitas

    sertipikat yang telah dihasilkan tiap bulan tidak ada

    1000 (seribu) bidang tanah.

    Kualitas aparatur yang masih berkinerja rendah

    ini juga diakui oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur

    Negara (MENPAN), bahwa masih banyak Pegawai

    Negeri Sipil yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang

    jelas. Secara umum birokrasi pemerintahan belum

    efektif dalam menjalankan tugas dan fungsinya,

    berjalan lambat, belum proporsional dan profesional.

    Hampir 50% Pegawai Negeri Sipil belum produktif,

    efisien, dan efektif, ditinjau dari aspek kelembagaan,

    kepegawaian, ketatalaksanaan, dan pengawasan

    (Sinar Harapan, 15 Januari 2004).

    Di Kantor Pertanahan Kabupaten Kebumen

    masih terdapat perbedaan yang cukup besar antara

    kinerja karyawan yang satu dengan kinerja karyawan

    yang lainnya. Perbedaan tersebut bisa terjadi karena

    banyak karyawan dalam bekerja hanya untuk

    memenuhi kebutuhan standar minimal yang menjadi

    budayanya, sementara ada karyawan yang lainnya

    dapat bekerja secara aktif, antusias mengabdikan

    dirinya untuk kepentingan organisasi. Untuk

    menghasilkan kinerja yang produktif dari setiap

    karyawan tersebut maka seorang pemimpin perlu

    memberikan motivasi yang dapat mengarah

    terciptanya budaya kerja yang kuat artinya setiap

    karyawan harus mampu secara mandiri, kreatif dan

    dinamis dalam menyelesaikan tugas yang diberikan

    pimpinan dapat di selesaikan tepat pada waktunya.

    Atas dasar kondisi kepemimpinan, budaya

    kerja dan motivasi dan kinerja yang belum optimal

    di Kantor Pertanahan Kabupaten Kebumen , penulis

    akan melakukan penelitian untuk mengetahui

    pengaruh kepemimpinan, budaya kerja, motivasi

    terhadap kinerja karyawan dengan judul :

    ANALISIS PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN

    BUDAYA KERJA DENGAN MOTIVASI SEBAGAI

    VARIABEL INTERVENING TERHADAP KINERJA

    KARYAWAN DI KANTOR PERTANAHAN

    KABUPATEN KEBUMEN

    B. Rumusan Masalah

    Berkaitan dengan latar belakang masalah yang

    ada di Kantor Pertanahan Kabupaten Kebumen dan

    berdasarkan beberapa pokok permasalahan yang

    berhasil diidentifikasi, rumusan masalah dalam

    penelitian ini sebagai berikut :

    1. Apakah kepemimpinan berpengaruh terhadap

    motivasi karyawan di Kantor Pertanahan

    Kabupaten Kebumen?

    2. Apakah budaya kerja berpengaruh terhadap

    motivasi karyawan di Kantor Pertanahan

    Kabupaten Kebumen?

    3. Apakah kepemimpinan dan budaya kerja secara

    bersama-sama berpengaruh terhadap motivasi

    karyawan di Kantor Pertanahan Kabupaten

    Kebumen?

    4. Apakah kepemimpinan berpengaruh terhadap

    kinerja karyawan di Kantor Pertanahan

    kabupaten Kebumen?

    5. Apakah budaya kerja berpengaruh terhadap

    kinerja karyawan di Kantor Pertanahan

    Kabupaten Kebumen?

    6. Apakah motivasi berpegaruh terhadap kinerja

    karyawan di Kantor Pertanahan Kabupaten

    Kebumen?

  • 18 Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010ISSN 0215-9511

    Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja dengan ........

    7. Apakah kepemimpinan, budaya kerja dan

    motivasi secara bersama-sama berpengaruh

    terhadap kinerja karyawan di Kantor Pertanahan

    Kabupaten Kebumen?

    C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    1. Tujuan Penelitian

    Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan

    mengetahui tentang :

    a. Pengaruh kepemimpinan, budaya kerja

    terhadap motivasi karyawan di Kantor

    Pertanahan Kabupaten Kebumen.

    b. Pengaruh kepemimpinan dan budaya kerja

    secara bersama-sama terhadap motivasi

    karyawan di Kantor Pertanahan Kabupaten

    Kebumen.

    c. Pengaruh kepemimpinan, budaya kerja

    terhadap kinerja karyawan di Kantor

    Pertanahan Kabupaten Kebumen.

    d. Pengaruh motivasi terhadap kinerja

    karyawan di Kantor Pertanahan Kabupaten

    Kebumen

    e. Pengaruh kepemimpinan dan budaya kerja

    dengan motivasi sebagai Variabel

    Intervening secara bersama-sama terhadap

    kinerja karyawan di Kantor Pertanahan

    Kabupaten Kebumen.

    2. Manfaat Penelitian

    a. Memberikan motivasi kepada karyawan

    untuk dapat bekerja secara optimal di Kantor

    Pertanahan Kabupaten Kebumen.

    b. Menciptakan budaya kerja kuat dari

    karyawan baik secara individu maupun

    bersama sama di Kantor Pertanahan

    Kabupaten Kebumen agar menghasilkan

    kinerja yang tinggi.

    c. Bermanfaat pula bagi pengembangan Ilmu

    Pengetahuan khususnya menyangkut

    masalah Kinerja Karyawan dalam

    Organisasi

    LANDASAN TEORI

    A. Teori

    1. Kepemimpinan

    Kepemimpinan diadopsi dari bahasa Ingris

    yaitu leadership yang berasal dari dari akar kata

    to lead yang berarti memimpin. Dari pengertian

    ini jelaslah bahwa pemimpin adalah seseorang

    yang memimpin orang lain dengan cara

    memberikan petunjuk, atau dengan dimaknai

    secara lebih formal, bahwa dalam menjalankan

    kepemimpinan seseorang tersebut memberikan

    perintah - perintah (Sulistyani,2008:10).

    Kepemimpinan dapat berjalan dengan lancar dan

    berhasil dalam melakukan inisiasi terhadap

    kelompok perlu didukung oleh kemampuan

    pemimpin sebagai modal utama yang berasal dari

    dalam diri seorang pemimpin itu sendiri yang

    merupakan faktor intrinsik yang berupa ability/

    kemampuan, capability/kesanggupan dan

    personality/kepribadian (Sulistiyani,2008:21-22)

    Menurut Robbin dan Coulter (2004)

    kepemimpinan adalah kemampuan untuk

    mempengaruhi suatu kelompok menuju

    tercapainya tujuan-tujuan. Kepemimpinan lebih

    mendasarkan pada sebuah iktikad untuk

    melakukan peran mempengaruhi dan

    mengarahkan secara efektif agar tujuan

    organisasi dapat tercapai dengan baik.

    Tanggung jawab pemimpin adalah

    memberikan jawaban secara arif, efektip, dan

    produktif atas berbagai permasalahan dan

    tantangan yang dihadapi zamannya, yang

  • 19Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010ISSN 0215-9511

    Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja dengan ........

    dilakukan bersama dengan orang-orang yang

    dipimpinnya. Untuk itu setiap pemimpin perlu

    memenuhi kompetensi dan kualifikasi tertentu.

    Tantangan manajemen pada Abad ke-21 adalah

    berkaitan dengan knowledge worker, yang

    memerlukan paradigma manajemen baru, strategi

    baru, pemimpin perubahan, tantangan informasi,

    produktivitas pegawai berbasis pengetahuan, dan

    kemampuan mengelola diri sendiri .

    John Adair dalam bukunya Leadership and

    Motivation yang diterjemahkan oleh Fairano

    Ilyas (2008: 14) menyatakan bahwa:

    Seorang pemimpin adalah seorang yang

    memiliki kepribadian dan watak tertentu yang

    sesuai dengan situasi umum, didukung

    kemampuan teknis dan pengalaman yang relevan,

    yang mampu menyediakan fungsi yang

    diperlukan untuk menuntun kelompok mencapai

    tujuan dan dalam waktu yang bersamaan

    memelihara dan membangun persatuan tim.

    Lebih lanjut Adair dengan model ACL

    (Action Centred Leadership) mengemukakan

    bahwa kepemimpinan seseorang dapat didekati

    dengan berbagai cara, dintaranya adalah:

    a. Pendekatan kualitas kepemimpinan

    seseorang

    Dalam pendekatan ini ditekankan

    kepemimpinan seseorang adalah pembawaan

    yang secara fakta memiliki kualitas

    kepemimpinan. Dalam pendekatan ini seorang

    pemimpin menyiratkan kecenderungan

    memiliki kualitas yang dikagumi dan

    diharapkan pengikutnya. Seorang pemimpin

    adalah seorang yang mempunyai integritas

    yaitu kualitas yang membuat orang lain

    mempercayai. Tanpa integritas tentu

    kepemimpinan seseorang tidak ada artinya.

    b. Pendekatan Situasional (Teori Kontingensi)

    Menurut pendekatan ini

    kepemimpinan seseorang akan mengalami

    perubahan diantara dua sisi yaitu orientasi

    tugas dan kepekaan (hubungan antar

    manusia) serta berusaha memprediksi

    keadaan yang membuat salah satu gaya

    kepemimpinan lebih cocok dibanding gaya

    yang lain.

    c. Kebutuhan Individu

    Penerapan teori Maslow dikutib

    (dalam Sulistyani, 2008) kebutuhan individu

    bermula dari pemenuhan kebutuhan

    fisiologis (makan, minum ,sandang, tempat

    tinggal), kemudian meningkat ke kebutuhan

    keamanan (perlindungan dan stabilitas),

    kebutuhan sosial (perasaan memiliki dan

    diterima kelompok, kekeluargaan,

    persahabatan),kebutuhan harga diri(status,

    kehormatan diri, penghargaan, pengakuan,

    reputasi dan prestasi) dan kebutuhan

    aktualisasi diri (penggunaan potensi diri

    pertumbuhan dan pengembangan diri

    d. Fungsi Kepemimpinan dan Manajemen

    Catatan fungsi kepemimpinan

    (perencanaan, pemrakarsaan, pengendalian,

    pendukungan, penginformasian dan

    pengevaluasian) Adair yang dihubungkan

    dengan fungsi yang digagas Henry Fayol

    memastikan tiga wilayah kebutuhan tugas,

    tim atau kelompok, dan individu bertemu.

    Teori ini kemudian menjelaskan bahwa

    fungsi klasik perencanaan dapat

    mempengaruhi kedua wilayah, baik baik

    maupun buruk.

  • 20 Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010ISSN 0215-9511

    Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja dengan ........

    e. Kontinum Pembuatan Keputusan

    Teori continuum pertama kali

    dicetuskan oleh R.Tannenbaum dan

    W.H.Schimdt. dalam Thoha (2001:50)

    dikutib (dalam Sulistyani, 2008:115), Gaya

    kepemimpinan sendiri dapat bergerak secara

    continuum dari kutub otokrasi menuju kutub

    demokrasi dan sebaliknya secara fleksibel

    dengan memperhatikan kehendak untuk

    mempersempit atau melonggarkan

    partisipasi anak buah.

    f. Tingkat Kepemimpinan

    Kepemimpinan berada dalam

    berbagai tingkat. Tingkat terbawah, tingkat

    operasional ,tingkat strategis dan tingkat

    puncak pemimpin seluruh organisasi.

    1). Kepemimpinan Transformasional

    Kepemimpinan transformasional

    menunjuk pada proses membangun

    komitmen terhadap sasaran organisasi

    dan memberi kepercayaan kepada para

    pengikut untuk mencapai sasaran-

    sasaran tersebut.

    2). Kepemimpinan Transaksional

    Kepemimpinan transaksional

    memungkinkan pemimpin memotivasi

    dan mempengaruhi bawahan dengan

    cara mempertukarkan reward dengan

    kinerja tertentu.

    3). Kepemimpinan Karismatik

    Kepemimpinan karismatik selama ini

    selalu identik dengan pengamatan

    pemimpin di politik dan keagamaan

    bukan kepemimpinan organisasi dan

    perusahaan

    2. Budaya Kerja

    Menurut Hartanto (2009) Budaya dapat

    didefinisikan sebagai totalitas dari keyakinan,

    sikap, pola perilaku, kelembagaan, seni, tradisi

    dan produk pikiran manusia yang menjadi

    karakteristik dari suatu komunitas di dalam suatu

    lingkungan sosial. Budaya terbentuk dari

    berbagai simbol, ritual, dan tata nilai, keyakinan,

    gagasan, makna serta pola perilaku yang banyak

    digunakan di dalam kehidupan sehari-hari.

    Lebih lanjut Hartanto (2009)

    mendifinikan budaya kerja adalah suatu sistem

    makna yang terkait dengan kerja, pekerjaan dan

    interaksi kerja yang disepakati bersama dan

    digunakan di dalam kehidupan kerja sehari-hari.

    Lahirnya budaya kerja di suatu organisasi

    merupakan hasil perpaduan dari semangat kerja

    sama antar individu karyawan dengan

    dipengaruhi oleh semangat terbesar dan individu

    terkuat dari salah satu individu di organisasi

    tersebut. Semangat terkuat itu pada umumnya

    merupakan semangat milik pemimpin organisasi

    tersebut yang akan menggerakkan dan

    mempengaruhi semangat dari individu lainnya,

    kemudian menyatukan dalam satu irama kerja

    yang sama.

    Definisi budaya kerja menurut Keputusan

    Menteri Pendayayagunaan Aparatur Negara

    nomor 25/Kep/M.Pan/4/2002 tentang

    Pengembangan Budaya Kerja aparatur Negara

    adalah sikap danmperilaku individu kelompok

    aparatur negara yang didasari atas nilai-nilai yang

    diyakini kebenarannya dan menjadi sifat serta

    kebiasan dalam melaksanakan tugas dan

    pekerjaan sehari-hari.

  • 21Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010ISSN 0215-9511

    Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja dengan ........

    Keputusan Menpan nomor 25/Kep M.Pan/

    4/2002 ini merupakan pedoman dan mekanisme

    dalam melaksanakan dan memantau

    perkembangan budaya kerja aparatur negara pada

    lingkungan instansi/lembaga masing-masing,

    untuk menumbuhkan dan meningkatkan

    semangat/ etos kerja, disiplin dan tanggung jawab

    moral aparatur secara terus menerus dan

    konsisten, sesuai dengan tugas dan fungsi

    masing-masing.

    Nilai-nilai budaya kerja pada prinsipnya

    terbagi menjadi lima kelompok besar meliputi :

    Nilai Sosial, Nilai Demokratik, Nilai Birokratik,

    Nilai Profesional, Nilai Ekonomik.

    3. Motivasi Kerja

    Istilah motivasi (motivation) berasal dari

    bahasa latin, yakni movere yang berarti

    menggerakkan (to move) . Ada beberapa

    macam rumusan untuk istilah motivasi.

    Menurut Robbins (2003 ) Motivasi

    karyawan (employee motivation) adalah

    kesediaan untuk melaksanakan upaya tinggi

    untuk mencapai tujuan-tujuan keorganisasian,

    yang dikondisikan oleh kemampuan upaya, untuk

    memenuhi kebutuhan individual tertentu.

    Teori hierarkhi kebutuhan Abraham

    Maslow dalam Sigit (2003:46) dikutib (dalam

    Sulistyani, 2008:168) dalam teori motivasinya

    mendasarkan pada tingkat kebutuhan menurut

    prioritas kekuatannya. Pada tingkat terendah

    kebutuhan yang harus dipenuhi adalah kebutuhan

    fisiologis, keamanan, kebutuhan sosial. dan

    kebutuhan akan penghargaan. Kebutuhan ini

    mempunyai dua dimensi. Dimensi pertama

    adalah kebutuhan akan harga diri, kemampuan

    bagi seorang individu untuk menerima dirinya

    dan untuk merasa puas dengan dirinya sendiri,

    yang terjadi ketika individu bekerja bersama-

    sama dengan orang lain. Dimensi kedua dari

    kebutuhan akan penghargaan adalah kebutuhan

    untuk menerima pengakuan dan penghargaan dari

    orang yang menjadi temannya.

    Kebutuhan pada hierarki tertinggi menurut

    Maslow adalah kebutuhan aktualisasi diri, yang

    merupakan kebutuhan untuk mencapai

    kemampuan yang sepenuhnya dengan caranya

    sendiri. Kebutuhan lain yang tidak dimaksukkan

    dalam hierarki tersebut adalah kebutuhan akan

    keindahan dan kebutuhan akan pengenalan.

    Maslow mengatakan lebih lanjut bahwa

    kelompok-kelompok kebutuhan ini membentuk

    susunan untuk memotivasi orang. Implementasi

    teori motivasi dua faktor Frederick Herzberg

    yang diulas Sigit (2003) dikutib (dalam

    Sulistyani,2008:175) dengan mengetengahkan

    asumsi-asumsi terkait dengan munculnya

    motivasi, terdapat dua rangkaian kondisi yang

    mempengaruhi seseorang dalam kerjanya yaitu

    faktor yang membuat orang puas dan yang

    membuat orang tidak puas. Adapun faktor-faktor

    tersebut dibagi dalam kelompok besar faktor

    intrinsik dan faktor ektrinsik. Faktor intrinsik

    meliputi prestasi, pengakuan, tanggungjawab,

    kemajuan, pekerjaan itu sendiri, kemungkinan

    berkembang. Adapun faktor ektrinsik meliputi:

    upah, keamanan kerja, kondisi kerja, status,

    prosedur kerja, kualitas supervisi, kualitas

    hubungan. Kebutuhan akan kesehatan menurut

    Herzberg adalah kondisi kerja fisik, suasana

    hubungan antara pimpinan dan bawahan,

    kebijakan pengawasan, gaji atau upah, dan

    bermacam-macam kesejahteraan sosial. Teori

  • 22 Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010ISSN 0215-9511

    Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja dengan ........

    motivasi yang berhubungan erat dengan konsep

    belajar, McClelland berpendapat bahwa banyak

    kebutuhan diperoleh dari kebudayaan

    (McClelland dalam Gibson et al.,1997) dikutib

    (dalam Arifin,2010:40), ada 3 dari kebutuhan itu

    adalah; kebutuhan akan prestasi, kebutuhan akan

    afiliasi dan kebutuhan akan kekuasaan.

    4. Kinerja

    Menurut Mahsun (2006:25), kinerja

    (performance) adalah gambaran mengenai

    tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/

    program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran,

    tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang

    dalam strategic planning suatu organisasi.

    Kinerja sering digunakan untuk menyebut

    prestasi atau tingkat keberhasilan individu atau

    kelompok. Kinerja seseorang/kelompok bisa

    diketahui apabila kriteria keberhasilan telah

    ditetapkan terlebih dahulu. Kriteria keberhasilan

    ini berupa tujuan-tujuan atau target-target tertentu

    yang hendak dicapai.

    (Mardiasmo,2006:90) menyatakan bahwa

    akuntabilitas kinerja organisasi akan tercapai

    apabila adanya kondisi di mana di dalamnya

    individu, tim dan organisasi merasa :

    1) Termotivasi untuk melaksanakan wewenang

    mereka dan/atau memenuhi tanggungjawab;

    2). Mendorong untuk melaksanakan kerja

    mereka dan mencapai hasil yang diinginkan;

    3). Memberikan inspirasi untuk membagi

    (melaporkan) hasil mereka dan

    4) Kemauan untuk menerima kewajiban atas

    hasil tertentu.

    Dengan demikian menurut Mardiasmo

    kinerja pegawai itu dipengaruhi oleh motivasi,

    kemampuan, inspirasi dan kemauan, selanjutnya,

    tingkatan kinerja karyawan dapat dikelompokan

    ke dalam; tingkatan kinerja tinggi, menengah atau

    rendah. Seorang karyawan dapat dikelompokan

    kedalam tingkatan kinerja tertentu denga karena

    aspek-aspek, seperti; efektivitas, efisiensi,

    keamanan dan kepuasan pelanggan/pihak dapat

    dipenuhi.

    Tingkat keberhasilan seseorang di dalam

    melaksanakan tugas pekerjaannya dinamakan

    level of performance (Vroom, 1964 ). Orang yang

    level of performance tinggi dikatakan produktif,

    sedang orang yang level of performance tidak

    mencapai standar disebut tidak produktif atau

    performance rendah.

    B. Kerangka Pikir

    Berdasarkan perumusan masalah tersebut dan

    dasar-dasar teori, variabel dan indikator-indikator

    kepemimpinan,budaya kerja, dan motivasi sebagi

    Variabel Intervening terhadap kinerja, maka

    ditentukan model penelitian sebagai berikut :

    Gambar 1 : Kerangka Pikir

    KEPEMIMPINAN

    MOTIVASI KINERJA

    H4

    H1

    H3

    H2

    H5

    H7

    H6

    KEPEMIMPINAN

    MOTIVASI KINERJA

  • 23Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010ISSN 0215-9511

    Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja dengan ........

    C. Hipotesis

    Berdasarkan kerangka pikir dan landasan

    teori yang ada, maka hepotesis dalam penelitian

    ini adalah :

    H1: Kepemimpinan berpengaruh terhadap

    Motivasi kerja karyawan di Kantor

    Pertanahan Kabupaten Kebumen.

    H2: Budaya kerja berpengaruh terhadap Motivasi

    kerja karyawan di Kantor Pertanahan

    Kabupaten Kebumen

    H3: Kepemimpinan dan Budaya kerja secara

    bersama-sama berpengaruh terhadap

    Motivasi kerja karyawan di Kantor

    Pertanahan Kabupaten Kebumen.

    H4: Kepemimpinan berpengaruh terhadap

    Kinerja karyawan di Kantor Pertanahan

    Kabupaten Kebumen

    H5: Budaya kerja berpengaruh terhadap Kinerja

    karyawan di Kantor Pertanahan Kabupaten

    Kebumen

    H6: Motivasi berpengaruh terhadap kinerja

    karyawan di Kantor Pertanahan Kabupaten

    Kebumen

    H7: Kepemimpinan, Budaya kerja dan Motivasi

    kerja secara bersama-sama berpengaruh

    terhadap Kinerja karyawan di Kantor

    Pertanahan Kabupaten Kebumen

    METODE PENELITIAN

    Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif

    yang didukung analisis deskriptif kualitatif, sehingga

    dalam hal ini penulis akan membuktikan hiptesis

    yang telah dirumuskan sebelumnya dan membuat

    analisis perhitungan berdasarkan data yang ada serta

    mendiskrifsikannya secara sistematis, faktual dan

    akurat mengenai falta-fakta, sifat-sifat serta hubungan

    antar fenomena yang diteliti.

    1. Subyek dan Obyek Penelitian

    Dalam penelitian ini yang menjadi subyek

    penelitian adalah seluruh karyawan di Kantor

    Pertanahan Kabupaten Kebumen yang sudah

    menjadi pegawai negeri sipil sedang yang

    menjadi obyek penelitian ini adalah

    Kepemimpinan , budaya kerja dan motivasi serta

    kinerja karyawan di Kantor Pertanahan

    Kabupaten Kebumen.

    2. Populasi Penelitian

    Penelitian ini menggunakan teknik sensus

    (Singarimbun dan Effendi, 2008:151) artinya

    semua populasi dijadikan sebagai subyek

    penelitian berdasarkan presisi yang menjadi

    mutlak karena nilai taksiran sama dengan nilai

    parameter, dimana indikator derajad

    keseragaman (degre of indicator) dari populasi

    tinggi.

    3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

    1. Variabel Penelitian

    a. Independen Variabel / Variabel Bebas

    Dalam penelitian ini yang menjadi

    variable bebas adalah :

    1). Kepemimpinan = X1 dan 2). Budaya

    kerja = X2

  • 24 Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010ISSN 0215-9511

    Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja dengan ........

    b. Variabel Antara / Intervening

    Dalam penelitian ini yang menjadi

    variable antara/intervening adalah :

    Motivasi Karyawan = Y1

    c. Dependen Variabel / Variabel Terikat

    Kinerja karyawan = Y2.

    2. Definisi Operasional

    a. Kepemimpinan (X1)

    Indikator kepemimpinan yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah :

    1) Kedisiplinan, 2) Keteladanan,

    3) Ketegasan, 4) Keterbukaan,

    5) Keadilan

    b. Budaya kerja (X2)

    Indikator budaya kerja yang digunakan

    dalam penelitian ini adalah :

    1) Kreatif, 2) Ketekunan, 3) Kerjasama,

    4) Integritas, 5) Rasionalitas

    c. Motivasi (Y1)

    Indikator motivasi kerja yang digunakan

    dalam penelitian ini adalah :

    1) Semangat, 2) Berkarir, 3) Prestasi

    kerja, 4) Dihargai, 5) Belajar

    d. Kinerja (Y2)

    Indikator kinerja yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah:

    1) Target kerja, 2) Tanggungjawab,

    3) Kuantitas dan kualitas pekerjaan,

    4) Kejujuran, 5) Loyalitas

    4. Jenis dan Metode Pengumpulan Data

    1. Jenis Data

    Pada penelitian ini akan dikumpulkan

    adalah data primer berupa . data mengenai

    kepemimpinan, budaya kerja dan motivasi

    kerja maupun kinerja karyawan di Kantor

    Pertanahan Kabupaten Kebumen.

    2. Metode Pengumpulan Data

    Metode pengumpulan data yang

    digunakan untuk memperoleh informasi dan

    data adalah kuesioner/angket yaitu metode

    untuk mengumpulkan data primer dengan

    menggunakan seperangkat daftar pertanyaan

    mengenai variabel yang diukur melalui

    perencanaan yang matang, disusun dan

    dikemas sedemikian rupa sehingga jawaban

    dari semua pertanyaan benar-benar dapat

    menggambarkan keadaan variabel yang

    sebenarnya.

    Khusus kuesioner untuk penilaian

    variabel kinerja karyawan akan dinilai oleh

    dua pihak, sesuai dengan teori Noe et all,

    (2006), bahwa penilaian kecakapan atau

    kinerja karyawan antara lain dilakukan

    dengan sistem umpan balik 360 derajat, yaitu

    suatu praktek penilaian yang dilakukan oleh

    manager (atasan), pengawas, bawahan,

    pelanggan dan diri sendiri.

  • 25Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010ISSN 0215-9511

    Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja dengan ........

    5. Alat Analisa Data

    Untuk memperoleh penilaian kategori

    yang telah ditetapkan, maka tanggapan responden

    disusun ke dalam suatu tabulasi data yang

    kemudian diolah dan dipresentasikan dalam suatu

    tabulasi distribusi frekuensi selanjutnya

    dianalisis menggunakan program partial least

    square/PLS. Data tabulasi tersebut digunakan

    untuk mendiskripsikan serta untuk

    menginterpretasikan tanggapan dari para

    responden terhadap masing-masing variable.

    Kemudian untuk memperoleh hasil seberapa

    besar pengaruh kepemimpinandan dan budaya

    kerja dengan motivasi sebagai variabel

    intervening terhadap kinerja karyawan, dapat

    dilakukan perhitungan atau pengolahan data

    dengan menggunakan program partial least

    square /PLS.

    1. Teknik Pengolahan Data

    Dalam penelitian ini analisis yang

    dilakukan dengan menggunakan metode

    analisis deskriptif dan metode analisis

    inferensial.

    a. Analisis Deskriptif

    Analisis deskriptif adalah

    statistik yang digunakan untuk

    menganalisa data dengan cara

    mendeskripsikan atau menggambarkan

    data yang telah terkumpul sebagaimana

    adanya tanpa bermaksud membuat

    kesimpulan yang berlaku untuk

    digeneralisasikan. Termasuk dalam

    statistik deskriptif antara lain adalah

    penyiapan data dalam bentuk tabel,

    grafik, perhitungan median, mean,

    standart deviasi, perhitungan

    prosentase, dan lain-lain (Sugiyono,

    2007: 207).

    b. Analisis Inferensial

    Analisis Inferensial adalah teknik

    statistik yang digunakan untuk

    menganalisis data sampel dan hasilnya

    digeneralisasikan untuk populasi.

    Adapun untuk kepentingan penelitian

    ini menggunakan Structural Equation

    Modeling (SEM) dengan alat analisis

    Patial Least Square (PLS), yaitu SEM

    yang berbasis variance. Adapun

    software yang digunakan adalah Smart

    PLS.

    c. Smart PLS

    Softwere Smart PLS ini

    diciptakan di Insitute of Operatiaon

    Management and Organization (School

    of Business0 University of Hamburg

    Jerman, menggunakan java Webstart

    Technology. Oleh karena itu untuk dapat

    menjalankan SmartPLS, software Java

    Runtime Environment (JRE) versi 1.4

    harus di instal lebih dulu pada sistem

    komputer. JRE dapat didownload secara

    gratis di webpage Sun Microsystem Inc

    di http:/java.sun.com/j2se/1.4.2/

    download.html

  • 26 Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010ISSN 0215-9511

    Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja dengan ........

    6. Kerangka Konseptual Penelitian

    Gambar 2 Kerangka Konseptual Penelitian

    X 1.1

    X 1.3

    X 1.4

    X 1.2

    X 15

    X.1

    X.2

    Y 1.1

    Y 1 3

    Y 1.4

    Y 1.2

    Y 1 5

    Y1

    Y 2.5

    Y 2 3

    Y 2 2

    Y 24

    Y 2 1

    Y

    X 2.1

    X 2 3

    X 2.4

    X 2.2

    X 2.5

    Keterangan :

    = Indikator

    = Variabel

    = Pengaruh secara tidak langsung

    = Pengaruh secara langsung

    Penjelasan :

    X1

    Y2 dengan variable intervening Y1

    X1

    Y2 dengan variable intervening Y1

  • 27Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010ISSN 0215-9511

    Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja dengan ........

    2. Uji Instrumen

    Instrumen yang valid berarti berarti alat

    ukur yang digunakan untuk mendapatkan data

    (mengukur) itu valid.Valid berarti instrumen

    tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa

    yang hendak diukur. Dengan menggunakan

    instrumen yang valid dan reliabel dalam

    pengumpulan data, maka diharapkan hasil

    penelitian akan valid dan reliabel. Jadi

    instrumenyang valid dan reliabel merupakan

    syarat untuk mendapatkan hasil penelitian yang

    valid dan reliabel.

    Pada dasarnya terdapat dua macam

    instrumen yaitu instrumen yang berbentuk test

    untuk mengukur prestasi belajar dan instrumen

    yang non test untuk mengukur sikap.Instrumen

    test berupa test jawabannya salah atau benar

    sedangkan instrumen sikap jawabannya tidak ada

    yang salah atau benar tetapi bersifat positif atau

    negatif (Sugiyono, 2010:350).

    Instrumen yang valid harus mempunyai

    validitas internal dan validitas eksternal.

    Instrumen yang mempunyai validitas internal

    atau rasional bila kriteria yang ada dalam

    instrumen secara rasional (teoritis) telah

    mencerminkan apa yang diukur. Validitas internal

    instrumen yang berupa test harus memenuhi

    construct validity (validitas konstruks) dan

    content validity (validitas isi) sedangkan untuk

    instrumen yang non test yang digunakan untuk

    mengukur sikap cukup memenuhi validitas

    konstruksi. Adapun instrumen yang mempunyai

    validitas eksternal bila kriteria di dalam insrumen

    disusun berdasarkan luar atau fakta-fakta empiris

    yang telah ada.

    Bentuk efek langsung dapat dilihat pada

    bagan berikut ini :

    Gambar 3 Model pengaruh langsung

    X1

    X2

    Y1

    21

    Y

    22

    Y2

    Y2

    Y2

    Hubungan pengaruh langsung jika

    digambarkan kedalam diagram, akan tampak

    garis dan arah hubungan sebagai berikut :

    Gambar 4 Bagan model pengaruh langsung

    X1

    X2

    Y2 Y1

    21

    22

    1. Pengaruh langsung variabel X1

    terhadap

    variabel Y2 = 21

    2. Pengaruh langsung variabel X2

    terhadap

    variabel Y2 = 22

    3.Pengaruh langsung variabel X1 dan X

    2 terhadap

    variabel Y1 = 12

    4. Pengaruh langsung variabel X1

    terhadap

    variabel Y1 = 11

    5. Pengaruh langsung variabel X2

    terhadap

    variabel Y1 = 12

    6. Pengaruh tidak langsung variabel X1

    terhadap Y2 melalui variabel Y

    1 =

    1

    7. Pengaruh langsung variabel X1,X

    2 danY

    1

    secara bersama-sama terhadap Y2 = 12

  • 28 Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010ISSN 0215-9511

    Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja dengan ........

    Besarnya harga efek tidak langsung

    (indirect effect) yang ditunjukkan oleh besarnya

    persamaan dalam koefisien regresi yaitu :

    1) Pengaruh tidak langsung variabel X1

    terhadap variabel Y2

    melalui variabel Y1

    yaitu X1

    Y1 Y

    2 = ( 11 ) ( 21 )

    2) Pengaruh tidak langsung variabel X2

    terhadap variabel Y2

    melalui variabel Y1

    yaitu X2

    Y1 Y

    2 = ( 12 ) ( 22 )

    Hubungan pengaruh tidak langsung jika

    digambarkan dalam diagram, akan tampak garis

    dan arah hubungan sebagai berikut :

    Gambar 5 Bagan model pengaruh tidak

    langsung langsung

    X1

    X2

    Y1 Y2

    11

    12

    Hubungan pengaruh secara bersama-sama

    variabel X1,

    X2 dan Y

    1 terhadap variabel Y

    2 jika

    digambarkan kedalam diagram, akan tampak

    garis dan arah hubungan sebagai berikut :

    Gambar 6 Bagan model pengaruh secara

    bersama-sama terhadap Y2

    12

    X1

    X2

    Y1 Y2

    12

    Pengaruh secara bersama-sama variabel X1

    dan X2 terhadap variabel Y

    1= 12

    1) Pengaruh secara bersama-sama variabel X1

    dan X2

    melalui variabel Y1(variabel

    intervening) terhadap variabel Y

    2 = 12

    Berikut ini disajikan bagan pengaruh

    langsung dan tidak langsung variabel bebas

    dengan variabel terikat baik secara sendiri-sendiri

    maupun secara bersama-sama

    Gambar 7 Bagan model pengaruh langsung

    dan tidak langsung variabel bebas dengan

    variabel terikat secara sendiri-sendiri maupun

    secara bersama

    21

    11

    H1

    12

    H3

    X1

    X2 Y1

    Y2

    11

    H1

    12

    H3

    12

    H2

    22

    H7

    12

    H4

    H6

    Ha5

    ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

    1. Gambaran Umum

    Kabupaten Kebumen memiliki luas

    wilayah 128.115,5 hektar dengan jumlah

    Penduduk sebanyak 1.222.343 jiwa , secara

    administrasi terdiri dari 26 kecamatan yang

    terbagi menjadi 449 desa dan 11 kelurahan

    dengan batas administrasi : sebelah utara

    berbatasan dengan Kabupaten Banjarnegara dan

    Kabupaten Wonosobo, sebelah timur berbatasan

    dengan Kabupaten Purworejo, sebelah Selatan

    berbatasan dengan Pantai selatan dan Kabupaten

    Cilacap dan sebelah Barat berbatasan dengan

    Kabupaten Banyumas.

  • 29Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010ISSN 0215-9511

    Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja dengan ........

    1. Tugas Pokok dan Fungsi

    Kantor Pertanahan Kabupaten Kebumen

    merupakan instansi vertikal Badan Pertanahan

    Nasional Republik Indonesia yang berada di

    Kabupaten Kebumen, yang berada dibawah dan

    bertanggung jawab kepada Kepala Badan

    Pertanahan Nasional melalui Kepala Kantor

    Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi

    Jawa Tengah. Berdasarkan Peraturan Kepala

    Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia

    Nomor : 4 Tahun 2006 tentang Organisasi dan

    Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan

    Nasional dan Kantor Pertanahan, bahwa kantor

    pertanahan dipimpin oleh seorang kepala kantor

    dengan jabatan eselon IIIa. Kantor Pertanahan

    terdiri dari 1 (satu) Sub Bagian Tata Usaha dan 5

    (lima) Seksi yang masing-masing dipimpin oleh

    pejabat eselon IVa, serta terdiri dari 2 (dua)

    urusan dan 12 (dua belas) sub seksi yang masing-

    masing dipimpin oleh pejabat eselon Va.

    Kantor Pertanahan Kabupaten Kebumen

    mempunyai tugas melaksanakan pelayanan

    kepada masyarakat di bidang pertanahan di

    Kabupaten Kebumen yang merupakan bagian

    dari tugas Badan Pertanahan Nasional Republik

    Indonesia. Dalam menyelenggarakan tugas

    tersebut kantor pertanahan mempunyai fungsi :

    penyusunan rencana, program dan penganggaran

    dalam rangka pelaksanaan tugas pertanahan;

    1) Pelayanan, perijinan dan rekomendasi di

    bidang pertanahan;

    2) Pelaksanaan survey, pengukuran dan

    pemetaan dasar, pengukuran dan pemetaan

    bidang, pembukuan tanah, pemetaan tematik

    dan survey potensi tanah.

    3). Pelaksanaan penatagunaan tanah,

    landreform, konsolidasi tanah dan penataan

    pertanahan wilayah pesisir, pulau-pulau

    kecil, perbatasan dan wilayah tertentu;

    4) Pengusulan dan pelaksanaan penetapan hak

    tanah, pendaftaran tanah, pemeliharaan data

    pertanahan dan administrasi tanah aset

    pemerintah;

    5) Pelaksanaan pengendalian pertanahan,

    pengelolaan tanah negara, tanah terlantar

    dan tanah kritis, peningkatan partisipasi dan

    pemberdayaan masyarakat;

    6) Penanganan konflik, sengketa dan perkara

    pertanahan;

    7) Pengkoordinasian pemangku kepentingan

    pengguna tanah;

    8) Pengelolaan Sistem Informasi Manajemen

    Pertanahan Nasional (SISTANAS);

    9) Pemberian penerangan dan informasi

    pertanahan kepada masyarakat, pemerintah

    dan swasta;

    10) Pengkoordinasian penelitian dan pengembangan;

    11) Pengkoordinasian pengembangan sumberdaya

    manusia;

    12) Pelaksanaan urusan tata usaha, kepegawaian,

    keuangan, sarana, dan prasarana, perundang-

    undangan serta pelayanan pertanahan.

    Sasaran strategis yang ingin dicapai

    dengan tugas pokok dan fungsi tersebut adalah

    sebagai berikut:

    a) Pertanahan berkontribusi secara nyata untuk

    meningkatkan kesejahteraan rakyat,

    penciptaan sumber-sumber baru

    kemakmuran rakyat, pengurangan

    kemiskinan dan kesenjangan pendapatan,

    serta peningkatan ketahanan pangan

    (Prosperity).

  • 30 Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010ISSN 0215-9511

    Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja dengan ........

    b) Pertanahan berkontribusi secara nyata dalam

    peningkatan tatanan kehidupan bersama

    yang lebih berkeadilan dan bermartabat

    dalam kaitannya dengan penguasaan,

    pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan

    tanah (P4T) (Equity).

    c) Pertanahan berkontribusi secara nyata untuk

    mewujudkan tatanan kehidupan bersama

    yang harmonis dengan mengatasi berbagai

    sengketa, konflik dan perkara pertanahan di

    seluruh tanah air serta melakukan penataan

    perangkat hukum dan sistem pengelolaan

    pertanahan sehingga tidak melahirkan

    sengketa, konflik dan perkara di kemudian

    hari (Social Welfare).

    d) Pertanahan berkontribusi secara nyata bagi

    terciptanya keberlanjutan sistem

    kemasyarakatan, kebangsaan dan

    kenegaraan Indonesia dengan memberikan

    akses seluas-luasnya pada generasi yang

    akan datang terhadap tanah sebagai sumber

    kesejahteraan masyarakat (Sustainability).

    2. Susunan Organisasi Kantor Pertanahan

    Kabupaten Kebumen

    1). Sub Bagian Tata Usaha

    Sub Bagian Tata Usaha

    mempunyai tugas memberikan

    pelayanan administrasi kepada semua

    satuan organisasi kantor pertanahan,

    serta menyiapkan bahan evaluasi

    kegiatan, penyusunan program dan

    peraturan perundang-undangan.

    2). Seksi Survei, Pengukuran dan Pemetaan

    Seksi Survei, Pengukuran dan

    Pemetaan mempunyai tugas melakukan

    survei, pengukuran dan pemetaan

    bidang tanah, ruang dan perairan,

    perapatam kerangka dasar, pengukuran

    batas kawasan / wilayah, pemetaan

    tematik dan survei potensi tanah,

    penyiapan pembinaan surveyor

    berlisensi dan pejabat penilai tanah.

    3). Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran

    Tanah

    Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran

    Tanah mempunyai tugas menyiapkan

    bahan dan melakukan hak dalam rangka

    pemberian, perpanjangan dan

    pembaharuan hak tanah, pengadaan

    tanah, perijinan, pendataan dan

    penerbitan bekas tanah hak,

    pendaftaran, peralihan, pembebanan

    hak atas tanah serta pembinaan Pejabat

    pembuat Akta Tanah (PPAT).

    4). Seksi Pengaturan dan Penataan

    Pertanahan

    Seksi Pengaturan dan Penataan

    Pertanahan mempunyai tugas

    menyiapkan bahan dan melakukan

    penatagunaan tanah, landreform,

    konsolidasi tanah, penataan wilayah

    pesisir, pulau-pulau kecil, perbatasan

    dan wilayah tertentu lanilla.

    5). Seksi Pengedalian dan Pemberdayaan

    Seksi Pengendalian dan Pem-

    berdayaan mempunyai tugas menyiapkan

    bahan dan melakukan kegiatan

    pengendalian pertanahan, pengelolaan

    tanah negara, tanah terlantar dan tanah

    iritis serta pemberdayaan masyarakat.

  • 31Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010ISSN 0215-9511

    Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja dengan ........

    6). Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara

    Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara mempunyai tugas menyiapkan bahan dan melakukan

    kegiatan penanganan sengketa, konflik dan perkara pertanahan.

    2. Data Hasil Penelitian

    1). Karakteristik Obyek Penelitian

    Karakteristik berdasarkan jumlah pegawai pada Kantor Pertanahan Kabupaten Kebumen dapat

    dilihat pada tabel di bawah ini.

    Tabel 1

    Karakteristik Jumlah Pegawai di Kantor Pertanahan Kabupaten Kebumen

    1. Pimpinan Kantor

    2. Sub Bagian Tata Usaha

    3. Seksi Survei Pengukuran dan Pemetaaan

    4. Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah

    5. Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan

    6. Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan

    7. Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara

    JUMLAH

    No. Unit Organisasi Jml

    Pejabat StrukturalEselon Staf /

    Pelaksana

    1

    18

    18

    26

    8

    9

    5

    85

    1

    1

    1

    1

    1

    1

    1

    6

    2

    2

    4

    2

    2

    2

    14

    15

    15

    21

    5

    6

    2

    64

    Sumber data : Kantor Pertanahan Kabupaten Kebumen tahun 2010

    Karakteristik berdasarkan tingkat pendidikan pegawai pada Kantor Pertanahan Kabupaten

    Kebumen dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

    Tabel 2

    Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan

    No. Pendidikan Terakhir Jumlah Prosentasi

    1. Pasca Sarjana (S-2)

    2. Sarjana (S-1) / Diploma IV (D IV)

    3. Diploma (DII& III)

    4. Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)

    5. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)

    JUMLAH

    1

    31

    4

    47

    2

    85

    1,16

    36,15

    4,65

    55,81

    2.33

    100,00

  • 32 Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010ISSN 0215-9511

    Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja dengan ........

    3. Analisa Data

    Analisis Inferensial

    Dalam penelitian ini, data yang diperoleh dianalisis menggunakan alat analisis Partial Least Square/

    PLS dengan hasil sebagai berikut :

    Gambar 8 : Model Penelitian Mula-mula

    Gambar mula-mula menguji

    unidimensionalitas dari masing-masing konstruk

    dengan melihat convergent validitiy dari masing-

    masing indikator konstruk. Menurut Chin (1998),

    suatu indikator dikatakan mempunyai reliabilitas

    yang baik jika nilainnya lebih besar dari 0,70.

    Sedangkan loading factor 0,50 sampai 0,60

    masih dapat dipertahankan untuk model yang

    masih dalam tahap pengembangan. Berdasarkan

    kriteria-kriteria ini indikator-indikator yang

    nialinya loadingnya kurang dari 0,50 kita drop/

    dieleminasi dari analisis.

    a. Uji Valididitas dan Reliabilitas Butir-

    Butir Kuesioner Dalam Penelitian.

    Pengujian validitas digunakan untuk

    mengukur sah atau tidaknya suatu kuisioner.

    Kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan

    pada kusioner mampu mengungkapkan

    sesuatu yang akan diukur oleh kuesiner

    tersebut. Untuk menguji apakah setiap butir

    pertanyaan dapat mengungkapkan variabel

    yang diteliti, dalam penelitian ini validitas

    menggunakan korelasi bivariate antara

    masing-masing skor indikator dengan total

    skor konstruk dengan SPSS.

  • 33Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010ISSN 0215-9511

    Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja dengan ........

    b. Uji Validitas / Validity (Convergent Validity dan Discriminant Validity)

    Convergent Validity

    Menguji unidimensionalitas dari masing-masing konstruk dengan melihat convergent validitiy

    dari masing-masing indikator konstruk. Menurut Chin (1998), suatu indikator dikatakan mempunyai

    reliabilitas yang baik jika nilainnya lebih besar dari 0,70. Sedangkan loading factor 0,50 sampai 0,60

    masih dapat dipertahankan untuk model yang masih dalam tahap pengembangan. Berdasarkan kriteria-

    kriteria ini indikator-indikator yang nialinya loadingnya kurang dari 0,50 kita drop dari analisis. Untuk

    konstruk motivasi yang harus didrop adalah indikator motivasi 3. Konstruk budaya kerja yang di drop

    adalah indikator budaya kerja 3. Langkah berikutnya adalah mengeksekusi kembali setelah beberapa

    indikator yang loading factor dibawah 0,50 dibuang.

    Berikut ini adalah hasil estimasi setelah indikator motivasi 3 dan budaya kerja 3 dieliminasi.

    Gambar 9 : Model Penelitian Yang Baru

    Berdasarkan gambar di atas nampak bahwa semua loading factor nilainya diatas 0,5 hal ini

    dapat disimpulkan bahwa konstruk mempunyai convergent validity yang baik.

  • 34 Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010ISSN 0215-9511

    Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja dengan ........

    Berikut hasil estimasi koefisien jalur :

    a. Pengaruh Kepemimpinan (X1)terhadap Motivasi (Y1) dan Kinerja(Y2)

    Pengaruh kepemimpinan

    terhadap motivasi nilai T-Statistik

    adalah 3,920 sedangkan ketentuannya

    T-Statistik (t-hitung) > t-tabel (3,920 >

    1,700) maka pengaruh kepemimpinan

    terhadap motivasi adalah signifikan,

    dengan koefisien jalur 0,478 lihat tabel

    4.19 (dari kolom original sample

    estimate).

    Sedangkan pengaruh

    kepemimpinan terhadap kinerja adalah

    tidak signifikan, dengan koefisien jalur

    0,189 lihat tabel 4.19 (dari kolom

    original sample estimate) hal ini dapat

    kita lihat dari nilai T-Statistiknya 1,242

    berarti tidak sesuai dengan ketentuan T-

    Statistik (t-hitung) > t-tabel (1,242 t-tabel ( 2,772 > 1,700) maka

    pengaruh budaya kerja terhadap

    motivasi adalah signifikan, dengan

    koefisien jalur 0,324 ( dari kolom

    original sample estimate). Sedangkan

    pengaruh budaya kerja terhadap kinerja

    tidak signifikan, hal ini dapat kita lihat

    dari nilai T-Statistiknya 1,660 berarti

    tidak sesuai dengan ketentuan T-

    Statistik (t-hitung) > t-tabel (1,660 t-tabel (2,378 > 1,700) maka

    pengaruh motivasi terhadap kinerja

    adalah signifikan, dengan koefisien

    jalur 0,358 (dari kolom original sample

    estimate). Hal ini berarti motivasi

    sebagai variabel intervening terhadap

    kinerja bagus.

    4. Pembahasan

    1. Pengaruh variabel Kepemimpinan (X1)terhadap variabel Kinerja (Y2)

    Pengaruh kepemimpinan terhadap

    kinerja karyawan di Kantor Pertanahan

    Kabupaten Kebumen adalah tidak

    signifikan. Koefisien regresi variabel

    kepemimpinan nilanya kecil (0,189). Hal ini

    menunjukkan bahwa peran kepemimpinan

    yang meliputi keteladanan, kedisiplinan dan

    ketegasan pimpinan kurang menentukan

    kesuksesan dan keefektifan tercapainya

    tugas yang dilaksanakan oleh karyawan,

    padahal organisasi menginginkan seorang

    pemimpin sukses dalam mempengaruhi dan

    memotivasi (attempted leadership)

    karyawan mau mengikuti dan melakukan

    tindakan yang diperintahkan dengan

    kesadaran akan manfaat yang ditimbulkan

    dari hasil kerjanya sehingga tujuan

    organisasi tercapai.

    Menurut Morgan (1989) di kutib

    (dalam Poerwanto, 2008: 51) keteladanan

    bagian dari Cadre-Forming untuk

    membentuk excellent people bagi

    perusahaan yaitu bagaimana perusahaan

    memberi kesempatan kepada sumber daya

    manusia yang dimiliki untuk meningkatkan

    dan mengembangkan kemampuannya,

    kreatif, inovatif dan handal sehingga

    memiliki kematangan dalam menghadapi

    masa depan perusahaan.

    Begitu juga dengan teori motivasi

    yang dikemukakan Abraham Maslow:

    bahwa motivasi berorientasi pada kebutuhan

    yang tersusun secara hirarkhis (dalam Sigit:

    2003:46) dikutip (dalam Sulistiyani

    2008:168) antara lain : kebutuhan manusia

    disusun dalam suatu hierarkhi dari peringkat

    kebutuhan terendah fisiologis, keamanan,

    sosial, harga diri, dan aktualisasi diri.

    Dengan demikian seseorang akan terdorong

    berbuat sesuatu/bertindak sesuatu apabila

    akan mendapatkan penghargaan.

    2. Pengaruh variabel Budaya Kerja (X2)

    terhadap variabel Kinerja (Y2)

    Pengaruh budaya kerja terhadap

    kinerja karyawan di Kantor Pertanahan

    Kabupaten Kebumen adalah tidak

    signifikan. Koefisien regresi variabel

    budaya kerja nilanya 0,239, hal ini

    menunjukkan bahwa budaya kerja yang

    dibangun oleh organisasi menunjukkan

    budaya yang lemah, karyawan mempunyai

    etos kerja kurang, masuk kerja tidak tepat

    waktu, meninggalkan ruang kerja tanpa ijin

  • 36 Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010ISSN 0215-9511

    Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja dengan ........

    hal ini apabila dilakukan oleh kebanyakan

    individu akan mempengaruhi individu

    karyawan lainnya menjadi kebiasaan yang

    berjalan terus pada titik tertentu akan

    menjadi suatu karakter, ini terbukti dengan

    adanya tugas dan tanggungjawab yang

    dikerjakan oleh karyawan diselesaikan tidak

    tepat waktu sesuai target sehinga

    mengurangi mutu dari kualitas pekerjaan itu

    sendiri sehingga menunjukkan kinerja yang

    belum optimal.

    3. Pengaruh variabel Motivasi (Y1)

    terhadap variabel Kinerja (Y2)

    Pengaruh motivasi terhadap kinerja

    karyawan adalah signifikan, koefisien

    regresi variabel motivasi sebagai variabel

    intervening nilanya paling tinggi yaitu 0,358,

    hal ini menunjukkan bahwa dengan motivasi

    yang tinggi dari karyawan akan

    meningkatkan kinerja karyawan. Dengan

    demikian dapat dikatakan bahwa karyawan

    semakin diberi kesempatan untuk

    mengembangkan dirinya malalui : tugas

    belajar, mengikuti pendidikan dan latihan

    kepemimpinan maupun diklat teknis lainnya

    kepada karyawan yang berprestasi akan

    dapat meningkatkan motivasi karyawan.

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Kesimpulan

    1. Kepemimpinan tidak berpengaruh signifikan

    terhadap kinerja karyawan di Kantor Pertanahan

    Kabupaten Kebumen,;

    2. Budaya kerja tidak berpengaruh signifikan

    terhadap kinerja karyawan di Kantor Pertanahan

    Kabupaten Kebumen;

    3. Motivasi kerja R = 0,493 artinya 49,3% variabel

    motivasi dipengaruhi oleh faktor kepemimpinan

    dan budaya kerja sisanya disebabkan oleh faktor

    lain. Sedangkan Kinerja R = 0,482 artinya 48,2%

    variabel kinerja dipengaruhi oleh motivasi

    sebagai variabel intervening kepemimpinan dan

    budaya kerja, sisanya disebabkan oleh faktor lain;

    4. Kepemimpinan dan Budaya kerja tidak

    berpengaruh terhadap kinerja karyawan di

    Kantor Pertanahan Kabupaten Kebumen.

    Berikut hasil estimasi koefisien jalur :

    a. Variabel kepemimpinan :

    (1). Pengaruh langsung:

    Pengaruh langsung dari kepemimpinan

    terhadap kinerja yaitu 0,189

    (2). Pengaruh tidak langsung:

    Pengaruh tidak langsung dari

    kepemimpinan terhadap kinerja melalui

    motivasi yaitu 0,478 x 0,358 = 0,171

    (3). Pengaruh total

    Pengaruh total yaitu gabungan dari

    pengaruh langsung dan tidak langsung,

    yaitu 0,189 + (0,478 x 0,358) = 0,189 +

    0,171 = 0,360

    b. Variabel budaya kerja

    (1). Pengaruh langsung

    Pengaruh langsung dari budaya kerja

    terhadap kinerja yaitu 0,239

    (2). Pengaruh tidak langsung

    Pengaruh tidak langsung dari budaya

    kerja terhadap kinerja melalui motivasi

    yaitu 0,324 x 0,358 = 0,116

  • 37Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010ISSN 0215-9511

    (3). Pengaruh total

    Pengaruh total yaitu gabungan dari

    pengaruh langsung dan tidak langsung,

    yaitu 0,116 + (0,324x0,358) = 0,116 +

    0,239 = 0,355

    Ini berarti pengaruh tidak langsung

    lebih besar daripada pengaruh yang

    langsung.

    Saran-saran :

    Untuk dapat meningkatkan kinerja di Kantor

    Pertanahan Kabupaten Kebumen perlu dilakukan:

    1. Pemimpin di Kantor Pertanahan Kabupaten

    Kebumen perlu memotivasi karyawannya dengan

    cara membangkitkan kekuatan dari dalam (inner

    motivation), yang didasarkan pada keteladanan,

    keterbukaan, kedisiplinan dan ketegasan baik

    dalam bersikap maupun bertindak..

    2. Perlu dilakukan evaluasi terhadap budaya kerja

    yang belum tepat dan optimal untuk

    meningkatkan kinerja misalnya kedisiplinan,

    ketekunan dan kerjasama dengan cara

    melaksanakan apel pagi setiap hari kerja.

    3. Pimpinan dalam melaksanakan praktek

    kepemimpinannya dan dalam melaksanakan

    budaya kerja perlu diarahkan dalam rangka

    meningkatkan motivasi karyawan untuk

    meningkatkan kinerja karyawan. Dengan

    memberikan penghargaan bagi karyawan

    berprestasi, dedikasi, loyalitas dan tidak tercela

    berupa promosi jabatan dan sanksi / hukuman

    yang tegas untuk karyawan yang melanggar

    peraturan perundang-undangan.

    DAFTAR PUSTAKA

    Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu

    Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V, Rineka

    Cipta, Jakarta,2002.

    Arifin.M, Kepemimpinan dan Motivasi Kerja, Teras,

    Yogyakarta,2010.

    Dessler, Gary, Manajemen Sumber Daya Manusia,

    Jilid 1, Edisi Kesepuluh, Indeks, Jakarta,2006.

    Hasibuan, Deputi Sumber Daya Manusia Badan

    Perencanaan Pembangunan Nasional,

    Jakarta,2001.

    Kotter, John P & James L.Heskett, Budaya Korporat

    Dan Kinerja (Corporate Culture And

    Performance), Saga, Indonesia,2006.

    ,Peraturan Kepala Badan Pertanahan

    Nasional Republik Indonesia Nomor 3 Tahun

    2006,tentang Organisasi dan Tata Kerja BPNRI,

    2006

    I,Peraturan Kepala Badan Pertanahan

    Nasional Republik Indonesia Nomor 4 Tahun

    2006 tentang Tata kerja Kantor Wilayah BPN

    propvinsi dan Kantor Pertanahan, 2006.

    I,Peraturan Presiden nomor 10 Tahun 2006

    tentang BPNRI, 2006.

    Kouzes, James M & Barry Z. Posnr, The Leadership

    Learning, Panduan Mernjadi motivator hebat

    Bagi Siapa saja, Edisi Kedua, Pustaka

    Baca,Yogyakarta, 2007.

    Mahsun, Mohamad, Pengukuran Kinerja Sektor

    Publik, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta,2006.

    Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja dengan ........

  • 38 Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010ISSN 0215-9511

    Otaso, Karen, Kebenaran Tentang menjadi Pemimpin,

    Erlangga, Surabaya,2007.

    Pusat Hukum dan Humas, Norma dan Standar

    Mekanisme Ketatalaksanaan Kewenagan

    Pemerintah Dibidang Pertanahan Ynag

    Dilaksanakan Oleh Pemerintah Kabupaten/

    Kota, Jilid II, Badan Pertanahan Nasional

    Republik Indonesia, Jakarta,2006.

    Robbins, Stephen P, Perilaku Organisasi, Buku I,

    Edisi 12, Salemba Empat, Jakarta,2007.

    Siagian, Sondang P, Kiat Meningkatkan Produktifitas

    Kerja, Rineka Cipta, Jakarta,2002.

    Sutarto, Dasar-Dasar Organisasi, Gadjah Mada

    University Press, Yogyakarta, 2001.

    Syafarudin, Alwi, Manajemen Sumber Daya

    manusia,Strategi Keunggulan Kompetitif, BPFE,

    Yogyakarta,2008.

    Sulistyani, Ambar Teguh, Kepemimpinan Profesional

    Pendekatan Leadership Games, Gava Media,

    Yogyakarta,2008.

    Surya, Dharma, Manajemen Kinerja, Falsafah Teori

    dan Penerapannya, Pustaka Pelajar, Yogyakarta,

    2010.

    Uno, B Hamzah, Teori Motivasi & Pengukurannya,

    Analisis di Bidang Pendidikan, Bumi Aksara,

    Jakarta,2009.

    Winardi, Motivasi Pemotivasian Dalam Manajemen,

    Raja Grafindo Persada Jakarta, 2001.

    Widiatmoko, J., Faktor Motivasional Dan Faktor

    Anteseden Dalam Pemanfaatan Teknologi

    Komputer, Journal, Fokus Ekonomi Vol 3 No 2,

    Agustus, 2004.

    Wahjosumidjo, Teori Kepemimpinan Dan Dasar-

    dasar Manajemen, Lembaga Administrasi

    Negara, 2007.

    Yukl, Gary, Kepemimpinan Dalam Organisasi,

    Indeks: Edisi Kelima, Jakarta,2007.

    Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja dengan ........