81aloksan_endang _revisi_

6
PENGARUH INFUSA DAUN MURBEI (  Morus alba L. ) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH JANTAN DIABETES KARENA PEMBERIAN ALOKSAN THE EFFECT OF MURBEI LEAVES INFUSE ON BLOOD GLUCOSE LEVEL OF ALOKSAN INDUCTED DIABETIC MALE WHITE RATS Endang Sri Sunarsih¹, Djatmika², dan Sri Nilawati² ¹Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang ²Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi “YAYASAN PHARMASI” Semarang ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan pengaruh infusa daun murbei terhadap kadar glukosa darah dan mencari dosis efektif infusa daun murbei yang mampu menurunkan kadar glukosa darah tikus  putih jantan diabetes karena pemberian aloksan. Obyek uji penelitian ini adalah 20 ekor tikus putih jantan diabetes, galur Wistar, umur 2 – 3 bul an, BB 130 – 250 gram. Tikus di bagi secara acak dalam empat kelompok penelitian yaitu kelompok I, II, III, dan IV yang berturut turut mendapat perlakuan dengan akuades 5 ml / Kg BB, insulin 12,6 U / Kg BB, infusa daun murbei dosis 549 mg / Kg BB dan 1098 mg / Kg BB. Perlakuan diberikan satu kali sehari selama 14 hari. Pengukuran kadar glukosa darah dilakukan  pada hari ke – 4, 7, 10 dan 14 setelah perlakuan menggunakan metode ortho – toluidin. Hasil pengukuran kada r glukosa dalam darah ( mg/dl ) dianalisis secar a statistika menggunakan metode SPSS versi 13.00. Hasil penelitian menunjukkan bahwa infusa daun murbei dosis 549 mg / Kg BB dan 1098 mg / Kg BB dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus putih jantan diabetes karena pemberian aloksan dibanding kelompok kontrol negatif dan efek penurunan yang ditimbulkan sebanding dengan insulin. Kata kunci : infusa daun murbei, glukosa darah, aloksan, diabetes. ABSTRACT The study was conducted t o evaluate the effect of infusion of murbei leaves can used to decrease on  blood glucose level and want to know the effective dose on white male rat diabetic induced by alo ksan. The study use 20 male white r at diabetic of Wistar strain, at 2 – 3 months and 13 0 - 250 gram BW. The rats was divided randomized in 4 groups; each group consi st of 5 rats and given treatment series with 5 ml / Kg BB of aquadest orally as negative controle; and 12.6 U / Kg BW of sub cutan insulin as positif controle; 549 mg / Kg BW Murbei leaves infuse orally and 1098 mg / Kg BW Murbei leaves infuse orally. The treatments were given once daily for 14 days. Blood glucose level were measured at 4 th , 7 th , 10 th and 14 th days after treatment by ortho toluidin methode. The result of blood glucose level (m g/dl) was analyzed by 2 way ANOVA used SPSS metho de version 13.00. The conclusion of the study showed that Murbei leaves infuse 549 mg /Kg BW and 1098 mg / Kg BW c an decrease blood glucose leve l with insulin effect proporsiona lly. Key words: infusion of murbei leaf, blood glucose, aloksan, d iabetic.

Upload: nonick18

Post on 06-Apr-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 81Aloksan_Endang _revisi_

8/3/2019 81Aloksan_Endang _revisi_

http://slidepdf.com/reader/full/81aloksanendang-revisi 1/6

PENGARUH INFUSA DAUN MURBEI ( Morus alba L. ) TERHADAP PENURUNAN

KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH JANTAN DIABETES KARENA

PEMBERIAN ALOKSAN

THE EFFECT OF MURBEI LEAVES INFUSE ON BLOOD GLUCOSE LEVEL OF

ALOKSAN INDUCTED DIABETIC

MALE WHITE RATS

Endang Sri Sunarsih¹, Djatmika², dan Sri Nilawati²

¹Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang

²Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi “YAYASAN PHARMASI” Semarang

ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan pengaruh infusa daun murbei terhadap kadar glukosa

darah dan mencari dosis efektif infusa daun murbei yang mampu menurunkan kadar glukosa darah tikus

 putih jantan diabetes karena pemberian aloksan. Obyek uji penelitian ini adalah 20 ekor tikus putih jantan

diabetes, galur Wistar, umur 2 – 3 bulan, BB 130 – 250 gram. Tikus dibagi secara acak dalam empat

kelompok penelitian yaitu kelompok I, II, III, dan IV yang berturut turut mendapat perlakuan dengan

akuades 5 ml / Kg BB, insulin 12,6 U / Kg BB, infusa daun murbei dosis 549 mg / Kg BB dan 1098 mg /Kg BB. Perlakuan diberikan satu kali sehari selama 14 hari. Pengukuran kadar glukosa darah dilakukan

 pada hari ke – 4, 7, 10 dan 14 setelah perlakuan menggunakan metode ortho – toluidin.

Hasil pengukuran kadar glukosa dalam darah ( mg/dl ) dianalisis secara statistika menggunakanmetode SPSS versi 13.00. Hasil penelitian menunjukkan bahwa infusa daun murbei dosis 549 mg / Kg BB

dan 1098 mg / Kg BB dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus putih jantan diabetes karena pemberian

aloksan dibanding kelompok kontrol negatif dan efek penurunan yang ditimbulkan sebanding denganinsulin.

Kata kunci : infusa daun murbei, glukosa darah, aloksan, diabetes.

ABSTRACT

The study was conducted to evaluate the effect of infusion of murbei leaves can used to decrease on blood glucose level and want to know the effective dose on white male rat diabetic induced by aloksan.The study use 20 male white rat diabetic of Wistar strain, at 2 – 3 months and 130 - 250 gram BW. The

rats was divided randomized in 4 groups; each group consist of 5 rats and given treatment series with 5 ml

/ Kg BB of aquadest orally as negative controle; and 12.6 U / Kg BW of sub cutan insulin as positif controle; 549 mg / Kg BW Murbei leaves infuse orally and 1098 mg / Kg BW Murbei leaves infuse orally.

The treatments were given once daily for 14 days. Blood glucose level were measured at 4 th, 7th, 10th and

14th days after treatment by ortho toluidin methode.

The result of blood glucose level (mg/dl) was analyzed by 2 way ANOVA used SPSS methode

version 13.00. The conclusion of the study showed that Murbei leaves infuse 549 mg /Kg BW and 1098 mg/ Kg BW can decrease blood glucose level with insulin effect proporsionally.

Key words: infusion of murbei leaf, blood glucose, aloksan, diabetic.

Page 2: 81Aloksan_Endang _revisi_

8/3/2019 81Aloksan_Endang _revisi_

http://slidepdf.com/reader/full/81aloksanendang-revisi 2/6

PENDAHULUAN

 Diabetes mellitus (DM) merupakan salah

satu penyakit degeneratif yang terus

  bertambah jumlahnya di Indonesia. Jumlah

kasus penyakit DM di propinsi Jawa Tengah

dari tahun 2003 sampai tahun 2004 meningkatdari 54.560 menjadi 113.572, sedangkan

 jumlah kematian akibat DM meningkat dari 98menjadi 313 (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa

Tengah, 2004). Meningkatnya prevalensi DM

ini disebabkan oleh perubahan gaya hidup dan

  pola makan masyarakat. DM timbul akibat

terjadinya defisiensi hormon insulin absolutdan relatif yang berfungsi memanfaatkan

glukosa sebagai sumber energi dan mensintesa

lemak (Mayes, P.A. 1990). Kekurangan

insulin absolut terjadi jika pankreas tidak 

  berfungsi lagi untuk mensekresi insulin,sedangkan kekurangan insulin relatif terjadi

  jika produksi insulin tidak sesuai dengan

kebutuhannya (Tjay dan Rahardja, 2002;

Mutschler, 1986). 

Mengingat bahayanya penyakit DM tidak 

dapat disembuhkan, maka penggunaan obat

merupakan pilihan utama dalam

menanganinya. Obat yang sering

dipergunakan untuk terapi DM adalah

golongan sulfonilurea dan biguanid (Nolte,

M.S dan Karam, J.H; 2002). Penggunaan obat

anti diabetes biasanya berlangsung lamadengan efek samping yang ditimbulkan cukup

  besar, sehingga biaya yang ditanggung oleh

 penderita secara keseluruhan juga besar. Maka

diperlukan suatu alternatif pengobatan yang

harganya relatif murah dan khasiatnya tidak 

 berbeda jauh dengan obat sintetik. Salah satu

alternatif pengobatan tersebut adalah

  penggunaan obat tradisional dari tanaman

alam (Miladiyah, I, dkk. 2003) misalnya

  penggunaan tanaman murbei (  M. alba L. )

sebagai penurun kadar glukosa darah.

Tanaman murbei terutama daunnya dapatdigunakan untuk mengobati DM, hipertensi,

hiperkolesterolemia dan gangguan pada

saluran cerna (Dalimartha, S. 2000).

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh infusa daun murbei (  M.

alba L. ) terhadap penurunan kadar glukosa

darah dan seberapa besar dosis efektif infusa

daun murbei yang mampu menurunkan kadar 

glukosa darah tikus putih jantan diabetes

karena pemberian aloksan.

METODE PENELITIAN

BAHAN : Hewan uji tikus putih jantan galur Wistar, umur 2 – 3 bulan, BB antara 130 – 

200 gram, diperoleh dari LaboratoriumFarmakologi dan Toksikologi Fakultas

Farmasi Universitas Gadjah Mada,

Yogyakarta. Daun murbei yang telah

dikeringkan. Insulin Monotard 40 IU / ml ( B.

Braun ), bahan – bahan yang dipakai untuk   pengukuran kadar glukosa darah meliputi:

 pereaksi ortho – toluidin ( E.Merck ), heparin

sodium injeksi U.S.P 5000 IU ( B.Braun ), D-

glukosa monohidrat (E.Merck), asam

trichloro asetat 10 % ( E.Merck ), aloksanmonohidrat 2,0 % (Sigma Aldrich USA).

akuadest dan akua bidestillata. 

ALAT : Spektrofotometer mini 1240 UV – 

Vis Shimadzu , mikroskop optic ( Digital

Olimpus ), mikrotom.

PROSEDUR PENELITIAN : 

Pembuatan infusa daun murbei : Daun

murbei yang telah dikeringkan diserbuk 

dengan derajat kehalusan 5/8, kemudian

ditimbang serbuk kering daun murbei

sebanyak 10 gram ditambah 100 ml air sulingdan air ekstra dua kali bobot serbuk di dalam

 panci infus (Van Duin, C.F. 1960). Penyarian

dilakukan selama 15 menit terhitung mulai

suhu mencapai 90οC, kemudian disaring panas

melalui kain flanel dan ditambah air panas

secukupnya dalam ampas lalu disaring

kembali sampai diperoleh volume infus

sebanyak 100 ml.

Pengelompokan dan perlakuan hewan uji : 

Sebelum digunakan untuk penelitian, 20 ekor 

tikus dibuat diabetes dengan pemberian

aloksan 150 mg / Kg BB secaraintraperitonial. Sebelum dibuat diabetes dan

tiga hari setelah penyuntikan aloksan, tikus

diambil darahnya, kemudian diukur kadar 

glukosa darahnya menggunakan metode

ortho-toluidin pada spektrofotometer visibel

 pada panjang gelombang 634 nm..

Tikus dikatakan mengalami diabetes

apabila kadar glukosa darahnya > 200 mg/dl.

Page 3: 81Aloksan_Endang _revisi_

8/3/2019 81Aloksan_Endang _revisi_

http://slidepdf.com/reader/full/81aloksanendang-revisi 3/6

Tikus yang telah diabetes sebanyak 20 ekor 

dibagi secara acak menjadi 4 kelompok 

  penelitian yaitu kelompok I, II, III, dan IV,

yang berturut turut mendapat perlakuan

dengan akuades 5 ml / Kg BB ( kontrol

negatif ) per oral, insulin 12,6 U / Kg BB (

kontrol positif ) sub cutan, infusa daun murbeidosis 549 mg / Kg BB per oral dan infusa

daun murbei dosis 1098 mg / Kg BB per oral.Perlakuan diberikan satu kali sehari selama 14

hari.

Pengukuran kadar glukosa darah : Sampel

darah diambil melalui vena lateralis ekor tikus pada waktu sebelum perlakuan ( diukur 

sebagai kadar gula darah awal ) dan pada hari

ke-0 ( setelah tikus di induksi aloksan dan

menjadi diabetes ), pada hari ke 4, 7, 10, dan

14 setelah perlakuan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

efek penurunan glukosa darah dan dosis

efektif infusa daun murbei ( M. alba L. ) yang

mampu menurunkan kadar glukosa darah

tikus diabetes yang diinduksi aloksan. Sediaan

infusa dipilih dalam penelitian ini karenadisesuaikan dengan kebiasaan masyarakat

dalam menggunakan obat tradisional yaitudengan cara diminum dalam bentuk rebusan.

Selain itu sediaan infusa dibuat dengan

menggunakan pelarut air, dimana pelarut air 

mudah diperoleh dan mempunyai sifat yang

netral sehingga tidak mempengaruhi hasil  penelitian. Untuk membuat kondisi diabetes

dalam penelitian ini menggunakan metode uji

diabetes aloksan, dimana sebagai pemicu

diabetes ( diabetogen ) digunakan aloksan.

Sedangkan metode pengukuran kadar glukosadarah digunakan pereaksi warna ortho-

toluidin.

Tabel 1. Data rerata kadar glukosa darah ( mg / dl ) tikus tiap kelompok perlakuan

NoLama Perlakuan

 

Jenis Perlakuan

n Awal

Kadar Glukosa Darah (mg/dl)

Hari ke-

0 4 7 10 14

1

Kelompok I

Aquadest5 ml/kg BB

X 89,48 303,30 300,09 205,11 236,39 255,82

± ± ± ± ± ±SD 13,11 21,80 36,86 88,98 79,59 37,51

2

Kelompok II

Insulin12,6 UI/kg BB

X 77,70 422,00 303,82 228,57 199,20 122,62

± ± ± ± ± ±

SD 26,87 53,80 122,46 118,62 90,65 29,03

3

Kelompok III

Infusa Daun Murbei

549 mg/kg BB

X 78,42 301,38 213,11 163,63 148,02 129,95

± ± ± ± ± ±

SD 26,37 66,96 73,84 75,33 17,13 63,44

4

Kelompok IV

Infusa Daun Murbei1098 mg/kg BB

X 64,24 310,48 218,93 215,54 204,84 164,94

± ± ± ± ± ±

SD 11,75 72,85 122,22 51,19 100,32 53,58

 

Page 4: 81Aloksan_Endang _revisi_

8/3/2019 81Aloksan_Endang _revisi_

http://slidepdf.com/reader/full/81aloksanendang-revisi 4/6

Tabel 2. Data rerata persen perubahan kadar glukosa darah ( % ) dibanding kadar glukosa hari ke – 0 tiap

kelompok perlakuan

No

Lama perlakuan

Jenis Perlakuan 

n

Persen Perubahan Kadar Glukosa Darah (%)

Hari ke-

0 4 7 10 14

1Kelompok I

Aquadest

5 ml/kg BB

X 100,00 99,20 66,82 77,79 84,07

± ± ± ± ±

SD 0 12,13 27,52 24,18 7,91

2

Kelompok II

Insulin

12,6 UI/kg BB

X 100,00 72,06 53,31 46,91 29,34

± ± ± ± ±

SD 0 27,32 22,27 18,86 7,54

3

Kelompok III

Infusa Daun Murbei549 mg/kg BB

X 100,00 71,84 54,81 50,04 47,38

± ± ± ± ±

SD 0 26,88 24,97 5,63 29,68

4

Kelompok IV

Infusa Daun Murbei

1098 mg/kg BB

X 100,00 69,42 69,66 68,09 54,65

± ± ± ± ±

SD 0 34,98 6,54 36,06 19,34

 

Keterangan:

-

20.0000

40.0000

60.0000

80.0000

100.0000

120.0000

0 2 4 6 8 10 12 14 16Hari Ke-

   P  e  r  s  e  n   t  a  s  e   (   %   )

Aquadest 5 ml/kg BB

Insulin 12.6 UI/kg BB

Infusa Daun Murbei 549

mg/kg BB

Infusa Daun Murbei 1098

mg/kg BB

 

Gambar 1. Grafik rerata persentase perubahan kadar glukosa darah ( % ) dibanding kadar glukosa darah hari ke – 0

masing – masing tikus setelah pemberian aquadest, insulin, dan infusa daun murbei dosis 549 mg / Kg BB dan

dosis 1098 mg / Kg BB 

Sebelum dilakukan pengukuran kadar 

glukosa darah tikus, terlebih dahulu tikus

dipuasakan selama 18 jam. Tujuannya untuk 

menghindari peningkatan kadar glukosa darah

akibat makanan yang masuk. Hasil  pengukuran rerata kadar glukosa darah tikus

  pada tiap kelompok perlakuan dapat dilihat

 pada tabel 1.

Hasil pengukuran kadar glukosa darah

awal pada semua kelompok perlakuan

diperoleh nilainya antara 64,24 – 89,48 mg /

dl, sedangkan pengukuran kadar glukosa darah

  pada hari ke – 0 ( waktu tikus menjadi

diabetes ) diperoleh hasil kadar glukosa

darahnya antara 301,38 – 422,00 mg / dl.

Peningkatan kadar glukosa darah pada hari ke

  – 0 dibandingkan dengan hari awal ini

merupakan salah satu tanda bahwa tikus telah

mengalami diabetes.

Page 5: 81Aloksan_Endang _revisi_

8/3/2019 81Aloksan_Endang _revisi_

http://slidepdf.com/reader/full/81aloksanendang-revisi 5/6

Pada kelompok kontrol negatif dengan

 pemberian akuades 5 ml / Kg BB secara oral

  pada tikus diabetes, menunjukkan penurunan

  purata kadar glukosa darah pada hari ke – 4

dan 7 bila dibandingkan terhadap hari ke – 0

tidak dapat dipastikan penyebab turunnya

kadar glukosa darah pada kelompok ini,kemungkinan diduga tikus mengalami

  perubahan fisiologis individual, pada waktu perlakuan dan saat pengambilan sampel darah,

tetapi kadar glukosa darahnya masih masuk 

dalam rentang kadar glukosa darah kondisi

diabetes yaitu > 200 mg / dl. Sedangkan pada

hari ke – 10 dan 14 tikus mengalami  peningkatan purata kadar glukosa darah

kembali.

Pada kelompok kontrol positif dengan

  pemberian insulin injeksi 12,6 Unit / Kg BB

secara subkutan, kelompok sediaan uji infusadaun murbei 549 mg / Kg BB dan 1098 mg /

Kg BB yang diberikan secara peroral

menunjukkan penurunan purata kadar glukosa

darah bila dibandingkan terhadap hari ke – 0 .

Seperti yang terlihat pada tabel 1, penurunan

 purata kadar glukosa darah pada tikus diabetes

ini menurun seiring dengan meningkatnya

waktu terapi. Kelompok kontrol positif (

insulin 12,6 U / Kg BB ) menunjukkan

  penurunan purata kadar glukosa darah yang

sangat besar pada hari ke – 10 dan 14.

Pada kelompok sediaan uji infusa daunmurbei 549 mg / Kg BB mengalami fluktuasi

 penurunan secara bertahap dan stabil pada hari

ke – 4, 7, 10, dan 14 setelah pemberian

sediaan infusa. Penurunan kadar glukosa darah

yang sangat besar terlihat pada hari ke – 7 dan

14 setelah pemberian infusa daun murbei 549

mg / Kg BB, kelompok sediaan uji infusa daun

murbei 1098 mg / Kg BB menunjukkan

  penurunan purata kadar glukosa darah yang

lebih besar pada hari ke – 14 dibandingkan

terhadap hari ke – 0.

Penurunan kadar glukosa darah masing – masing kelompok perlakuan pada waktu

tertentu secara lebih jelas dapat dilihat dalam

 bentuk nilai persen rata – rata perubahan kadar 

glukosa darah yang dapat dilihat pada tabel 2.

Sedangkan grafik yang menggambarkan

  persen perubahan kadar glukosa darah pada

masing – masing kelompok dapat dilihat pada

gambar 1.

Data kadar glukosa darah ( mg / dl ) pada

masing – masing tikus dan reratanya pada

semua kelompok perlakuan dianalisa secara

statistik dengan metode analisa varian dua

  jalan pada tingkat taraf kepercayaan 95 %.

Hasil analisa statistik menunjukkan bahwa

 pemberian infusa daun murbei dosis 549 mg /Kg BB dan dosis 1098 mg / Kg BB mampu

menurunkan kadar glukosa darah secara  bermakna ( p < 0,05 ) dibandingkan kontrol

negatif ( Akuades 5 ml / Kg BB ) dan efek 

  penurun kadar glukosa darah yang diberikan

sebanding ( p > 0,05 ) dengan efek insulin

12,6 U / Kg BB dalam menurunkan kadar guladarah. Penurunan kadar glukosa darah secara

 bermakna ( p < 0,05 ) pada kelompok kontrol

 positif, infusa daun murbei dosis 549 mg / Kg

BB dan dosis 1098 mg / Kg BB dimulai pada

hari ke – 14.Efek penurunan kadar glukosa darah

yang ditimbulkan oleh infusa daun murbei

diduga disebabkan oleh suatu senyawa yang

memiliki sifat seperti insulin, dimana senyawa

tersebut mampu memacu terjadinya proses

glikogenesis, pengubahan kelebihan glukosa

menjadi lemak serta menghambat

glukoneogenesis (Guyton, A.C, 1997).

 Namun untuk mengetahui kandungan zat aktif 

infusa daun murbei yang berperan pada

  penurunan kadar glukosa darah dan

mekanisme aksi zat aktif infusa daun murbeidalam menurunkan kadar glukosa darah tikus

diabetes karena pemberian aloksan diperlukan

 penelitian lebih lanjut.

SIMPULAN DAN SARAN

SIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah

dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa

:

1.  Infusa daun murbei (   M. alba L. ) dosis

549 mg / Kg BB dan 1098 mg / Kg BBdapat menurunkan kadar glukosa darah

tikus diabetes karena pemberian aloksan.

2.  Dosis efektif infusa daun murbei yang

mampu menurunkan kadar glukosa darah

tikus diabetes karena pemberian aloksan

sebesar 549 mg / Kg BB.

Page 6: 81Aloksan_Endang _revisi_

8/3/2019 81Aloksan_Endang _revisi_

http://slidepdf.com/reader/full/81aloksanendang-revisi 6/6

SARAN 

Berdasarkan hasil penelitian, disarankan

untuk melakukan penelitian lebih lanjut

tentang : uji toksisitas, kandungan senyawa

aktif infusa daun murbei yang mampu

menurunkan kadar glukosa darah, penelitian

dengan memperlama waktu dan meningkatkanfrekuensi pemberian infusa daun murbei,

gambaran histopatologi pankreas tikus yangdiinduksi aloksan dan setelah pemberian

infusa daun murbei, serta pembuatan suatu

sediaan farmasetis dari daun murbei.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menghaturkan terima kasih tiada

terhingga, kepada semua pihak yang telah

membantu, dalam melaksanakan penelitian

hingga penyusunan naskah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Dalimartha, S. 2000. Atlas Tumbuhan Obat 

 Indonesia. Jilid I. Jakarta : Trubus

Agriwidya.Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2004.

Profil Kesehatan Propinsi Jawa Tengah

( sehat adalah investasi ). Jawa Tengah :

Biro Pusat Statistik.

Guyton, A. C. 1997. Fisiologi Manusia dan

  Mekanisme Penyakit . Terjemahan

Andrianto, P. Edisi III. Jakarta : Buku

Kedokteran EGC.

Mayes, P.A. 1990, Integration of Metabolism & theProvision of Tissue Fuels, dalam  Harper’s

 Biochemistry, 22th ed., Murray, R.K;

Granner, D.K; Mayes, P.A; Rodwel, V.W(ed), Appleton & lange, Prentice-Hall

International Inc. 260-266.

.Miladiyah, I, Purwono, S, Mustofa. 2003. Efek 

Ekstrak Eter Daun Ceplukan ( Physalis

minima Linn ) Setelah Pemberian JangkaPanjang Terhadap Kadar Gula Darah Tikus

Diabetes.   Majalah Obat Tradisional.Volume 8. ( 23 Januari – Maret 2003 ) :

10.

Mutschler, E. 1986.   Dinamika Obat . Edisi V.

Bandung : ITB.  Nolte, M.S dan Karam, J.H, 2002. Hormon

Pancreas dan Obat Anti Diabetes, dalam

  Basic &  Clinical Pharmacology, 8th ed,

Katzung, B.G, (ed), McGraw-Hill

Companies Inc. 271-710.Tjay, T. H, Rahardja, K. 2002. Obat – Obat 

Penting Khasiat, Penggunaan dan Efek – Efek 

Sampingnya. Edisi ke V. Jakarta : PT Elex medica

komputindo.

Van Duin, C. F. 1960.  Buku Penuntun Ilmu Resep

 Dalam Praktek Dan Teori. TerjemahanSatiadarma, K., Nainggolan, S.P., Wangsaputra, E.

Djakarta : Soeroengan, Petjenongan.