81726660 afifi kepribadian muslim dan ciri cirinya afif pps iain tulungagung jatim

27
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia sebagai individu maupun makhluk sosial kepribadian senantiasa mengalami warna warni kehidupan. Ada kalanya senang, tentram dan gembira. Tetapi pengalaman hidup membuktikan bahwa manusia juga kadang kadang mengalami hal-hal yang pahit, gelisah, frustasi dan sebagainya, ini menunjukan bahwa manusia senantiasa mengalami dinamika kehidupan. Berbagai macam cara dilakukan agar manusia dapat menyalurkan rasa senang, tenang dan gembira atau dengan kata lain agar manusia memperoleh kebahagiaan dan terhindar dari hal-hal yang mengecewakan. Mampu tidaknya seseorang dalam mencapai keinginannya tergantung dari vitalitas, temperamen, watak serta kecerdasan seseorang. Vitalitas merupakan semangat hidup, pusat tenaga seseorang, ia merupakan dasar kepribadian dan merupakan unsur penting yang ikut menentukan kemampuan berprestasi, dan bersifat dinamis. Setiap orang memiliki vitalitas yang berbeda ada yang kuat ada juga lemah. 1 Kepribadian juga merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Ia akan ikut menentukan sukses tidaknya seseorang. Kepribadian meskipun ia merupakan faktor yang penting dalam kejiwaan dan berada pada tataran rohani namun wujudnya dapat terlihat pada tingkah laku dan sikap hidup seseorang. Beberapa ahli psikologi telah banyak mengemukakan teori tentang kepribadian antara lain William James, ia berpendapat bahwa kepribadian merupakan unsur kesatuan yang berlapis-lapis. Terdiri dari The Material Self atau diri materi, The Social Self atau diri sosial, The Spiritual Self atau diri rohani dan Pure Ege atau ego murni atau Self of Selves. Sementara itu Sigmund Freud menyatakan bahwa kepribadian itu terdiri atas tiga system yaitu id, ego dan super ego. Id merupakan kepribadian yang 1 Ahmad Fauzi, Psikologi Umum, (Bandung, Pustaka Setia, 1999), 133 1

Upload: juzroy91

Post on 09-Aug-2015

30 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: 81726660 Afifi Kepribadian Muslim Dan Ciri Cirinya Afif PPs IAIN Tulungagung Jatim

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan manusia sebagai individu maupun makhluk sosial

kepribadian senantiasa mengalami warna warni kehidupan. Ada kalanya senang,

tentram dan gembira. Tetapi pengalaman hidup membuktikan bahwa manusia

juga kadang kadang mengalami hal-hal yang pahit, gelisah, frustasi dan

sebagainya, ini menunjukan bahwa manusia senantiasa mengalami dinamika

kehidupan.

Berbagai macam cara dilakukan agar manusia dapat menyalurkan rasa

senang, tenang dan gembira atau dengan kata lain agar manusia memperoleh

kebahagiaan dan terhindar dari hal-hal yang mengecewakan. Mampu tidaknya

seseorang dalam mencapai keinginannya tergantung dari vitalitas, temperamen,

watak serta kecerdasan seseorang. Vitalitas merupakan semangat hidup, pusat

tenaga seseorang, ia merupakan dasar kepribadian dan merupakan unsur penting

yang ikut menentukan kemampuan berprestasi, dan bersifat dinamis. Setiap orang

memiliki vitalitas yang berbeda ada yang kuat ada juga lemah.1

Kepribadian juga merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan

manusia. Ia akan ikut menentukan sukses tidaknya seseorang. Kepribadian

meskipun ia merupakan faktor yang penting dalam kejiwaan dan berada pada

tataran rohani namun wujudnya dapat terlihat pada tingkah laku dan sikap hidup

seseorang.

Beberapa ahli psikologi telah banyak mengemukakan teori tentang

kepribadian antara lain William James, ia berpendapat bahwa kepribadian

merupakan unsur kesatuan yang berlapis-lapis. Terdiri dari The Material Self atau

diri materi, The Social Self atau diri sosial, The Spiritual Self atau diri rohani

dan Pure Ege atau ego murni atau Self of Selves.

Sementara itu Sigmund Freud menyatakan bahwa kepribadian itu terdiri

atas tiga system yaitu id, ego dan super ego. Id merupakan kepribadian yang

1 Ahmad Fauzi, Psikologi Umum, (Bandung, Pustaka Setia, 1999), 133

1

Page 2: 81726660 Afifi Kepribadian Muslim Dan Ciri Cirinya Afif PPs IAIN Tulungagung Jatim

berhubungan dangan prnsip kesenangan atau pemuasan biologis,

sedang ego merupakan bagian kepribadian yang berhubungan dengan lingkungan

dasarnya adalah kenyataan dan super ego merupakan bagian kepribadian yang

berhubungan dengan norma sosial, moral dan rohani.2

Di kalangan intelektual Muslim masalah psikologi sudah banyak dibahas

oleh para ahli diantaranya Al-Farabi, Ibnu Sina, Ikhwan Ash Shafa, Al-Ghazali,

Ibnu Rusyd, Ibnu Taimiyah dan Ibnu Qayyim al Jauzi.3

Psikologi Islam juga membahas tentang syakhsiyah atau personality atau

kepribadian. Dalam literature klasik seperti Al-Gazali telah membahas tentang

keajaiban hati4 dan Ibnu Maskawaih ditemukan pembahasan tentang akhlak yang

maksudnya mirip dengan syakhsiyah. Bedanya syakhsiyah dalam psikologi

berkaitan dengan tingkah laku yang didevaluasi sedangkan akhlak adalah tingkah

laku yang dievaluasi.5 Karena itu kepribadian muslim selain mendiskripsikan

tentang tingkah laku seseorang juga menilai baik buruknya.

Makalah ini akan membahas tentang struktur kepribadian muslim meliputi

substansi jasmani, substansi ruhani dan substansi nafsani, juga akan membahas

pergulatan psikologis dan ciri-ciri kepribadian muslim.

2 Ibid…, 1323 Muhammad Utsman Najali, Jiwa dalam Pandangan Para Filsafat Muslim, terj. Gari

Saloom, (Bandung, t.p, 2002), 164 Abu Hamid Muhammad Al-Gazali, Ihya Ulumu al Din, Beirut, (Saudi Arabia: Dar a

Fikr, 1980), t.h5 Mansur Ali Rajab, Ta’am Mulat Fi Falsafah al Akhlaq, (Mesir, Maktabah al Anjalu al

Mishroyah, 1961), 13

2

Page 3: 81726660 Afifi Kepribadian Muslim Dan Ciri Cirinya Afif PPs IAIN Tulungagung Jatim

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian kepribadian?

2. Bagaimana kepribadian muslim dalam perspektif psikologi pendidikan

Islam?

3. Apa struktur kepribadian muslim?

4. Bagaimana pergulatan psikologis manusia menurut perspektif Islam?

5. Apa pola dan ciri – ciri kepribadian muslim?

6. Bagaiman tipe-tipe kepribadian?

7. Bagaimana aplikasi kepribadian dalam proses religi?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui pengertian kepribadian.

2. Untuk mengetahui kepribadian muslim dalam perspektif psikologi

pendidikan Islam.

3. Untuk mengetahui struktur kepribadian muslim.

4. Untuk mengetahui pergulatan psikologis manusia menurut

perspektif Islam.

5. Untuk mengetahui pola dan ciri – ciri kepribadian muslim.

6. Untuk mengetahui tipe-tipe kepribadian.

7. Untuk mengetahui aplikasi kepribadian dalam proses religi.

3

Page 4: 81726660 Afifi Kepribadian Muslim Dan Ciri Cirinya Afif PPs IAIN Tulungagung Jatim

BAB II

PEMBAHASAN

KEPRIBADIAN MUSLIM

A. Pengertian Kepribadian

Kepribadian dalam bahasa Arab disebut as-syakhshiyyah, berasal dari kata

syakhshun, artinya, orang atau seseorang atau pribadi. Kepribadian bisa juga

diartikan identitas seseorang (haqiiqatus syakhsh). Kepribadian atau syakhshiyyah

seseorang dibentuk oleh cara berpikirnya (aqliyah) dan caranya berbuat untuk

memenuhi kebutuhan-kebutuhan atau keinginan-keinginannya (nafsiyah).6

Kepribadian berasal dari kata Personality (bahasa Latin) yang berarti

kedok atau topeng. Yaitu tutup muka yang sering dipakai oleh pemain-pemain

panggung, yang maksudnya untuk menggambarkan perilaku, watak atau pribadi

seseorang. Hal itu dilakukan oleh karena terdapat ciri-ciri yang khas, yang hanya

dimiliki oleh seseorang tersebut baik dalam arti kepribadian yang baik, ataupun

yang kurang baik. Secara filosofis dapat dikatakan bahwa pribadi adalah ”aku

yang sejati” dan kepribadian merupakan “penampakan sang aku” dalam bentuk

prilaku tertentu.

Disini muncul gagasan umum bahwa kepribadian adalah kesan yang

diberikan seseorang kepada orang lain yang diperoleh dari apa yang dipikir,

dirasakan, diperbuat yang terungkap mealui perilaku.

Selanjutnya berdasarkan pengertian kata-kata tersebut para ahli

mengemukakan definisinya sebagai berikut:

a. (Carl Gustav Jung ( 1875-1959) Kepribadian adalah suatu Totalitas segala

peristiwa psikis yang disadari ataupun yang tidak disadari.7

b. Woodworth: Kualitas dari seluruh tingkah laku seseorang.

c. Morrison: Keseluruhan dari apa yang dicapai seseorang individu dengan

jalan menampilkan hasil- hasil kultural dari evolusi social.

6 Syekh Taqiyuddin An Nabhani, As Syakhshiyyah Al Islamiyyah, jilid I, (t.p, t.t)7 Excess, Beberapa Pengertian Kepribadian Menurut Para Ahli, dalam http://www.g-

excess.com/12408/beberapa-pengertian-kepribadian-menurut-beberapa-ahli/ diakses pada 14 Feb 2012

4

Page 5: 81726660 Afifi Kepribadian Muslim Dan Ciri Cirinya Afif PPs IAIN Tulungagung Jatim

d. Hartmann: Susunan yang terintegrasikan dari ciri-ciri umum seseorang

individu sebagaimana yang dinyatakan dalam corak khas yang tegas yang

diperhatikannya kepada orang lain.8

e. William James: kepribadian ialah unsur kesatuan yang berlapis lapis dari

diri materi, diri sosial, diri ruhani dan ego murni.

f. Sigmond Freud: kepribadian adalah terdiri atas tiga sistem yaitu id, ego

dan super ego.

g. Sementara itu John Hocke telah mengemukakan teori tabula, rasa atau

papan lilin yang siap untuk digambari, berbeda dengan Islam yang

menempatkan fitrah sebagai potensi dasar kejiwaan.9

h. Para intelektual Muslim: mendefinisikan kepribadian yakni merupakan

bentuk integrasi antara system kalbu, akal dan nafsu manusia yang

menimbulkan tingkah laku.10

B. Psikologi dan Kepribadian Muslim

Para psikolog memandang kepribadian sebagai struktur dan proses

psikologis yang tetap, yang menyusun pengalaman-pengalaman individu serta

membentuk berbagai tindakan dan respons individu terhadap lingkungan tempat

hidup.11 Dalam masa pertumbuhannya, kepribadian bersifat dinamis, berubah-

ubah dikarenakan pengaruh lingkungan, pengalaman hidup, ataupun pendidikan.

Kepribadian tidak terjadi secara serta merta, tetapi terbentuk melalui proses

kehidupan yang panjang. Dengan demikian, apakah kepribadian seseorang itu

baik atau buruk, kuat atau lemah, beradab atau biadab sepenuhnya ditentukan oleh

faktor-faktor yang mempengaruhi dalam perjalanan kehidupan seseorang

tersebut.12

Substansi nafsani memiliki tiga daya yaitu (1) kalbu atau fitrah ilahiyah,

akal atau fitrah insani dan nafsu atau firah hayawaniah. Kepribadian pada

8 Siti Maisyaroh, dalam pengertian kepribadian muslim, http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2191444-pengertian-kepribadian-muslim/ dikases pada: Kamis, 03 Nov 2011. Pkl. 21.13 WIB

9 Ahmad Fauzi, Psikologi Umum, (Bandung: Pustaka Setia, 1999), 11610 Abdul Mujib dan Yusuf Mudzakir, Nuansa Nuansa Psikologi Islam, (Jakarta, Raja

Grafindo Persada, 2001), 5811 Muhammad Utsman Najati, Psikologi dalam..., 35912 Zuhairini, dkk., Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), 186

5

Page 6: 81726660 Afifi Kepribadian Muslim Dan Ciri Cirinya Afif PPs IAIN Tulungagung Jatim

dasarnya merupakan perpaduan antara ketiga daya tersebut, hanya saja biasanya

ada salah satu diantaranya yang mendominasi yang lain.13

Al Kindi mendefinisikan jiwa adalah an-nafs nathiqah substansinya

bersifat ilahi rabbani yang berasal dari cahaya (nur) sang pencipta.14 Oleh karena

itu jiwa atau hati harus senantiasa dihidupkan dengan cahaya ilahi. Dalam Islam

hati yang hidup adalah sumber kebaikan dan kematian hati adalah sumber

keburukan. Akar semua kebaikan dan kebahagiaan seorang hamba adalah

kesempurnaan hidup dan cahayanya. Hati yang sehat dan hidup akan bisa

membedakan antara kebaikan dan keburukan.15

Kepribadian seorang Muslim berarti menuntut agar jiwanya selalu hidup

dengan nur ilahi. Inilah yang membedakan antara kepribadian menurut konsep

Islam. Kepribadian Islam merupakan ciri khas, watak maupun karakter umat

Islam. Kepribadian Muslim atau sering disebut akhlak Islami yaitu prilaku

seorang Muslim yang merupakan perpaduan harmonis antara kalbu, akal dan

fitrah insani.

Kepribadian bagi seorang Muslim ialah yang senantiasa menjaga hatinya

untuk selalu taat kepada Allah dan berbahagia karena dekat kepada Allah

sehingga memperoleh sinarnya dengan senantiasa mengerjakan ibadah dan amal

saleh lainya.. sedangkan hati yang kotor dan ingkar kepada Allah yang muncul

dari anggota badanya adalah sifat keji adalah bekas hati yang kotor dan gelap

tanpa sinar.16

Dalam hal ini Hasan al Basri berkata : Kebagusan Akhlak ialah manis

mukanya, memberi kelebihan dan mencegah kesakitan. Sedang Al Washili

berkata akhlak yang baik ialah menyenangkan manusia pada waktu suka dan

duka. Dan Sahal al Tsauri berkata akhlak yang baik ialah sekurang-kurangnya

menanggung penderitaan orang lain, tidak membalas kezaliman orang lain,

memintakan ampunan kepada Allah terhadap orang yang berbuat zalim dan belas

kasih kepadanya.17

13 Abdul Mujib dan Yusuf Mudzakir, Nuansa Nuansa Psikologi Islam.., 5914 Al Kindi, Al Qaul fi an Nafs dalam Risail al Kindi al Falasifa, (t.p, t.t), 27415 Ibnu Qoyyim al Jauriah, Keajaiban Hati, (Jakarta, Pustaka Ahzam, 2000), 3516 Imam al Gazali, Ihya Ulumuddin,Bab Keajaiban Hati, terj. Ismail Yakub, (Jakarta,

Faisan, 1984), 517 Ibid.., 142

6

Page 7: 81726660 Afifi Kepribadian Muslim Dan Ciri Cirinya Afif PPs IAIN Tulungagung Jatim

Jika dilihat dari definisi definisi tersebut maka menurut pendapat penulis

maka hal-hal seperti tersebut adalah buah dari akhlak karena akhlak itu sendiri

adalah system kerja rohani yang terdapat dalam jiwa manusia.

Kadang-kadang dalam kondisi tertentu terjadi perubahan tingkah laku. Hal

ini disebabkan karena salah satu substansi jiwa mendominasi yang lainnya. Jika

dalam interaksi seseorang didominasi oleh nafsu maka yang muncul ialah sifat

pendusta, egois, bakhil, suka mengancau dan amarah. Hal ini dalam psikologi

Islam dinamakan jiwa yang sedang sakit. Tetapi apabila yang mendominasi akal

dan kalbu maka yang muncul adalah sifat-sifat terpuji dan ma’rifat kepada Allah,

inilah yang akan mendatangkan kebahagiaan.18

Hasil kerja kalbu atau kepribadian yang didominasi dengan kalbu akan

menghasilkan kepribadian mutmainah wujudnya kepribadian atas dasar iman,

Islam, dan ikhsan. Sedangkan kepribadian yang didominasi dengan akal akan

menghasilkan kepribadian lawwamah, suatu kepribadian yang berdasarkan sosial

moral dan rasional. Dan kepribadian yang didominasi oleh nafsu menghasilkan

kepribadian amarah, ia bersifat produktif, kreatif dan konsumtif.19

Oleh karena itu kepribadian ada yang menarik dan ada yang tercela.

Kepribadian yang menarik ialah kepribadian yang memiliki sifat-sifat positif

seperti rajin, sabar, pemurah dan suka menolong. Sedangkan kepribadian yang

tercela yaitu kepribadian yang negatif seperti pemalas, pemarah, kikir, sombong

dan sebagainya.

C. Struktur Kepribadian Muslim

Wacana psikologi Islam tentang struktur dan kepribadian sangat erat

pembahasannya dengan substansi manusia. Substansi jiwa menurut para filosof

maupun psikolog Islam terdiri atas tiga bagian yaitu jasmani, rohani dan nafsani

atau nafsu. Substansi jasmani berupa organisme fisik manusia ia lebih sempurna

dibanding makhluk-makhluk yang lain bersifat lahiriyah yang memiliki unsur-

18 Abdul Mujib,dan Yusuf Mudzakir, Nuansa Nuansa Psikologi Islam…, 5719 Ibid.., 62

7

Page 8: 81726660 Afifi Kepribadian Muslim Dan Ciri Cirinya Afif PPs IAIN Tulungagung Jatim

unsur tanah, udara, api, dan air20 ia akan hidup jika diberi daya hidup atau al

bayah21.

Substansi ruh adalah substansi yang merupakan kesempurnaan awal. Al

Gazali menyebutnya lathifah yang halus dan bersifat ruhani. Ruh sudah ada ketika

tubuh belum ada dan tetap ada meskipun jasadnya telah mati. Fathur Rahman

menyatakan bahwa ruh adalah amanah, karena itu ia memiliki keunikan dibanding

dengan makhluk yang lain. Dengan amanah inilah ia menjadi kalifah di muka

bumi22. Sebagaimana firman Allah SWT:

30. Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:

"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di

muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak

menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat

kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami

senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan

Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa

yang tidak kamu ketahui." (Q.S. Al-Baqarah: 30)23

Substansi nafsani berarti jiwa, nyawa atau ruh, konotasinya ialah

kepribadian dan substansi psiko fisik manusia. Nafs ini merupakan gabungan dari

jasad dan ruh. Karena itu nafs adalah potensi jasadi dan rohani. Ia berupa potensi

aktualisasinya akan membentuk suatu kepribadian Muslim yaitu merupakan

perpaduan harmonis antara kalbu, akal dan nafsani.

20 De Bali Tj, The History of The Philosophy in Islam, (New York, Dowh Publication Inc, 1967), 131

21 Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam, Kajian Filasofi dan Kerangka Dasar Operasionalisasinya, (Bandung, Tri Genda Karya, 1993), 11

22 Abdul Mujib, Nuansa-Nuansa Psikologi Islam.., 41-4523 Departemen Agama R.I, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Depag R.I, 1987), 6

8

Page 9: 81726660 Afifi Kepribadian Muslim Dan Ciri Cirinya Afif PPs IAIN Tulungagung Jatim

Struktur kepribadian Islam merupakan perpaduan harmonis antara kalbu,

akal, dan nafsani.

1. Al Qalb atau kalbu merupakan materi organik yang memiliki

system kognisi yang berdaya emosi. Al Gazali menyatakan bahwa kalbu

memiliki insting yang disebut nur ilahy dan bashirah al-bathinah (mata

batin)24. Kalbu dalam arti jasmani adalah jantung (heart) bukan hati

(lever). Kalbu dalam artian rohani ialah menunjukan kepada hati nurani

(conscience) dan ruh (soul)25. Kalbu ini berfungsi sebagai pemandu,

pengontrol dan pengendali struktur nafs yang lain. Apabila kalbu ini

berfungsi normal maka manusia menjadi baik sesuai dengan fitrah aslinya.

Karena kalbu memiliki nature ilahiyah yang dipancarkan dari Tuhan. Ia

tidak saja mampu mengenal fisik dan lingkungannya tetapi juga mampu

mengenal lingkungan spiritual ketuhanan dan keagamaan

Mengenai kalbu ini Rasulullah SAW pernah bersabda :

“Sesungguhnya di dalam tubuh terdapat segumpal daging, apabila ia baik

maka semua tubuh menjadi baik, tetapi apabila ia rusak maka semua

tubuh menjadi rusak pula, ingatlah bahwa ia adalah kalbu”. 26

Menurut Huzaifah, hati terbagi menjadi empat yaitu hati yang

bersih, yaitu (1) hatinya orang beriman dan mendapat sinar (2) hati yang

tertutup yaitu hatinya orang kafir, hati yang buta dan tidak melihat

kebenaran (3) hati yang terjungkir yaitu hatinya orang munafik yaitu

melihat kebenaran tetapi kemudian mengingkarinya (4) hati yang memiliki

dua bekal yakni bekal iman dan bekal kemunafikan, ia tergantung dari

mana yang paling dominan27. Orang yang kalbunya disinari Tuhan maka ia

akan memiliki kepribadian yang kuat, teguh dan tidak mudah putus asa.

Dan apabila ia memiliki nafsu muthmainah ia akan tenang dan optimis

karena ia yakin rahmat Tuhan pasti akan diberikan.

24 Victor Said Basil, Manhaj al Babs an al Ma’rifah inda al Gazali, (Beirut, Dar al Kutub, t.p, t.t), 155

25 Hanna Djumhana Bastaman, Integrasi Psikologi dengan Islam, Menuju Psikologi Islami, (Yogyakarta , Pustaka Pelajar, 1997), 78

26 Ibn Abd Allah Muhammad Ibn Ismail Ibn al Mughirah Ibn Bardhahal al ya’fi al Bukhary, Imam, Shahih al Bukhary, (Semarang, Thaha Putra, TT, Juz I), 19

27 Ibnu Qoyyim al Jauriyah.., 22

9

Page 10: 81726660 Afifi Kepribadian Muslim Dan Ciri Cirinya Afif PPs IAIN Tulungagung Jatim

Agar kalbu selalu mandapat sinar Ilahiyah menurut imam Al

Gazali maka harus berilmu dan iradah (kemauan). Dengan ilmu manusia

akan mengetahui segala urusan dunia dan akhirat, dan menurut al Gazali

kalbu berfungsi untuk memperoleh kebahagiaan akhirat. Secara psikologis

kalbu memiliki daya emosi (al infialy) dan kognisi.

Akal secara estimologi memiliki arti al-imsak (menahan) al-

Ribath (ikatan) al-Bajr (menahan) al-Naby (melarang)

dan manin (mencegah)28.

Berdasarkan makna ini maka yang disebut orang berakal adalah

orang yang mampu menahan dan mengikat hawa nafsunya. Jika hawa

nafsunya terikat maka rasionalitinya mampu bereksistensi. Dengan akal

seseorang mampu membedakan yang baik dan yang buruk, yang

menguntungkan dan merugikan. Akal mampu memperoleh pengetahuan

dengan daya nalar (al Nazhr) dan daya argumentatif.

Melalui akal manusia bisa bermuhasabah yakni menunda

keinginan tidak terburu-buru mengerjakannya sehingga menjadi jelas

olehnya kelayakannya untuk dikerjakan atau ditinggalkan.

Menurut al Hasan jika pekerjaan tersebut dimotivasi untuk

mengharap ridho Allah maka kerjakanlah, tetapi jika tidak karena Allah

lebih baik ditunda dahulu. Dan jika motivasinya untuk memperoleh ridha

Allah maka harus berfikir dahulu apakah dalam mengerjakan sesuatu itu ia

memperoleh pertolongan atau tidak, jika tidak sebaiknya ditunda terlebih

dahulu. Dan apabila sudah mendapat kepastian akan pertolongan Allah

maka kerjakanlah sehingga ia akan mendapat keberuntungan.

Muhasabah juga bisa dilakukan setelah selesai mengerjakan

sesuatu, yakni apakah yang dikerjakan sudah ikhlas karena Allah, sesuai

dengan ketentuan Allah. Apakah waktu mengerjakan lepas kendali atau

tidak, bagus akibatnya atau tidak. Dengan muhasabah orang akan selamat

dan bisa menjadi lebih baik perilkunya dan kepribadiannya.

28 Maan Zidadat, dkk, al Mansu’at al Falasafiyah al Arabiyah, (Saudi Arabia: Imam al Araby, 1986), 465-466

10

Page 11: 81726660 Afifi Kepribadian Muslim Dan Ciri Cirinya Afif PPs IAIN Tulungagung Jatim

Sebagaimana Plato, Al Zukhaily berpendapat bahwa jiwa rasional

itu bertempat di kepala sehingga yang berfikir adalah akal bukan kalbu.

Antara akal dan kalbu sama sama memperoleh daya kognisi tetapi cara

dan hasilnya berbeda. Akal mampu mencapai pengetahuan rasional tetapi

tidak yang supra rasional, sehingga ia mampu mencapai kebenaran tetapi

tidak mampu merasakan hakekatnya29

Menurut Al Gazali agar manusia dapat senantiasa berdekatan dan

mendapat nur ilahy maka ia harus berilmu dan mempunyai iradah

(kemauan). Dengan ilmu seseorang akan mengetahui segala urusan dunia

dan akhirat serta segala sesuatu yang berhubungan dengan akal. Dengan

kemauan dan akal seseorang akan mengetahui cara-cara untuk

memperbaiki serta mencari sebab sebab yang berhubungan dengan hal itu.

Al Gazali berpendapat bahwa orang yang sakit nafsunya selalu

menginginkan makanan yang enak30.

Hal ini memberi pengertian kepada kita bahwa jika orang tersebut

sehat maka secara akal berarti semua makanan asalkan sehat dan halal dan

toyyiban pasti akan terasa enak (lezat). Dengan demikian nafsu untuk

selalu menginginkan hal hal yang enak enak akan dapat dikurangi atau

dilawan dengan kondisi sehat.

Al Gazali juga berpendapat bahwa ilmu yang diperoleh dalam hati

akan memiliki kekuatan untuk melihat dan dapat membedakan aneka

bentuk. Pandangan batin dan pandangan lahir sesungguhnya sama sama

memiliki kebenaran, tetapi berbeda derajatnya. Hati laksana pengendara

sedang akal laksana kendaraan. Buruknya hati atau pengendara akan lebih

membahayakn dari pada buruknya kendaraan itu sendiri. Namun demikian

akal tetap diperlukan untuk menyelesaikan problem-problem kehidupan.

Akal yang sehat akan mempengaruhi tindakan dan emosi seseorang juga

kepribadiannya.

Akal terbagi menjadi dua yaitu akal dharuri dan akal muktasabah.

dharuri yaitu akal yang dapat mengetahui secara mudah. Akal muktasabah

29 Abdul Mujib, Nuansa Nuansa Psiokologi Islami..., 5530 Imam al Gazali, Ihya Ulumuddin,Bab Keajaiban Hati.., 20

11

Page 12: 81726660 Afifi Kepribadian Muslim Dan Ciri Cirinya Afif PPs IAIN Tulungagung Jatim

ialah akal yang baru mengetahui dengan cara diusahakan, akal muktasabah

terbagi dua yaknu muktasabah duniawi ialah akal yang digunakan untuk

menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan keduniawiyan. Akal

muktasabah ukhrawi yakni akal yang digunakan untuk mencapai akhirat31.

Secara psikologis orang-orang yang memiliki jiwa yang bersih dan

akal yang sempurna maka ia akan mampu mengaktualisasikan diri dalam

hidup dan kehidupan, yakni melihat realitas secara cermat, tepat apa

adanya dan lebih efisien32. Ia dapat menerima keadaan dirinya dan orang

lain secara professional, yakni mengakui segala kelebihan dan

keterbatasan masing-masing, dengan demikian ia akan bisa menerima

masukan-masukan dari orang lain secara alamiah tanpa paksaan.33

2. Nafsani, Nafsu merupakan daya nafsani, ia memiliki dua kekuatan

yaitu, al-Ghadhabiyah dan al-Syahwaniyah. Al-Ghadhabiyah adalah suatu

daya yang berpotensi untuk menghindari segala hal yang

membahayakan. Ghadab dalam psikoanalisa disebut defenci (pertahanan,

pembelaan dan penjagaan), yaitu suatu tindakan untuk melindungi egonya

sendiri terhadap kesalahan, kecemasan, dan rasa malu atas perbuatannya

sendiri, sedang syahwat dalam psikologi disebut appetite yaitu hasrat atau

keinginan atau hawa nafsu, prinsipnya adalah kenikmatan. Apabila

keinginannya tidak dipenuhi maka terjadilah ketegangan, prinsip kerjanya

adalah sama dengan prinsip kerja binatang, baik binatang buas yang suka

menyerang maupun binatang jinak yang cenderung pada nafsu seksual.

Nafsu merupakan struktur di bawah sadar dalam kepribadian

manusia, apabila manusia didominasi oleh nafsunya, maka ia tidak akan

dapat bereksistensi baik di dunia maupun diakhirat. Karena itu apabila

kepribadian seseorang didomonasi oleh nafsu maka prinsip kerjanya

adalah mengejar kenikmatan dunia, tetapi apabila nafsu tersebut dibimbing

31 Ibid.., 4232 Maslaw, Abraham, Motivasi dan Kepribadian, terj Nurul Iman, (Bandung, Pustaka

Binaan Pressindo, jilid I, 1993), 633 Asyim Muhammad, Dialog Antara Tasawuf dan Psikologi, Telaah atas Pemikiran

Psikologi Humanistik Abraham Maslaw, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002), 88

12

Page 13: 81726660 Afifi Kepribadian Muslim Dan Ciri Cirinya Afif PPs IAIN Tulungagung Jatim

oleh kalbu cahaya ilahi maka ghadabnya akan berubah menjadi

kemampuan yang tinggi derajatnya34

Jika nafsu tersebut dikuasai oleh cahaya ilahi yang muncul adalah

sifat-sifat kebaikan, tetapi jika nafsu itu dikuasai oleh syaitan maka yang

muncul adala sifat-sifat syaitaniyah dan ini disebut hati yang sakit ,hati

yang sakit bisa sembu apabila ia kembali kepada cahaya ilahi tetapi akan

lebih sakit apabila ia dikuasai oleh nafsu syaitan.

Dalam ilmu jiwa orang yang terganggu mentalnya tidaklah mudah

diukur atau diperiksa dengan alat-alat kesehatan, untuk mengetahuinya

biasanya hanya bisa dilihat gejalanya seperti tindakannya, tingkah laku

dan pikirannya, seperti gelisah, iri hati, sedih yang tidak beralasan,

hilangnya rasa kepercayaan diri, pemarah, keras kepala, merosot

kecedasannya, suka memfitnah, mengganggu orang lain dan sebagainya.

Kesehatan mental juga berpengaruh terhadap kesehatan badan,

akhir-akhir ini dalam ilmu kedokteran ditemukan istilah psychomtic yaitu

penyakit yang disebabkan oleh mental, misalnya tekanan darah tinggi,

tekanan darh rendah, exceem, sesak nafas, dan sebagainya35

Obat dari berbagai penyakit mental dan yang disebabkan oleh

mental adalah berfungsinya system kerja yang harmonis antara kalbu,

akal, dan nafsu. Dan ini hanya bisa dilakukan melalui latihan-latihan

kejiwaan secara terus menerus.

Harmonisnya jiwa memungkinkan seseorang dapat berhubungan

secara harmonis ditengah masyarakat. Untuk itu diperlukan The Art of

Interction yaitu seni berhubungan yang baik menuju akhlak yang baik,

sebagai landasan utama kebahagian umat, akhlak yang baik juga

merupakan faktor utama dalam memperbaiki kepribadian seseorang36

Dalam ilmu tasawuf jiwa yang bersih dan jiwa kotor termasuk

dalam nafsu. Dan mereka membagi nafsu menjadi 3 bagian :

34 Afifi, AE, Filsafat Mistik Ibnu Arabi, terj Syahrir Mawi dan Nandi Rahman, judul: A Mystical Philosophy of Muhyidin Ibnu Arabi, (Jakarta, Media Pratama, 1995), 176-177

35 Zakiah Derajat Dr. Kesehatan Mental, (Jakarta, Gunung Agung , 1970), 2336 Sayyid Mujtaba Musafi Hari, Psikologi Islam, (Bandung, Pustaka Hidayah, 1990), 17

13

Page 14: 81726660 Afifi Kepribadian Muslim Dan Ciri Cirinya Afif PPs IAIN Tulungagung Jatim

1. Nafsu amarah, ia senantiasa cenderung maksiat, baik maksiat lahir

maupun maksiat bathin. Orang yang didominasi oleh nafsu amarah

maka wujud kepribadiannya ialah tamak, serakah, keras kepala,

angkuh, dan perbuatan-perbuatan yang tidak terpuji lainnya

seperti free sexs, suka berkelahi dan sebagainya.

2. Nafsu lawamah, ia sudah mendapat nur ilahi dan suka beribadah

tetapi masih sering melakukan maksiat bathin kemudian bersegera

beristighfar dan berusaha memperbaikinya. Orang yang

berkepribadian lawamah maka senantiasa akan mengevaluasi diri

(self correction) untuk menjadi lebih baik.

3. Nafsu muthmainah, suatu kepribadian yang bersumber dari kalbu

manusia, di dalamnya selalu terhindar dari sifat-sifat yang tercela

dan tumbuh sifat-sifat yang terpuji dan selalu tenang.

Kecenderungannya ialah beribadah, mencintai sesama, bertambah

tawakal, dan mencari ridho Allah dan bersifat teosentris. Menurut

Ibnu Kholdum bahwa ruh kalbu itu disinggahi oleh ruh akal. Ruh

akal ini substansinya mampu mengetahui apa saja di alam amar. Ia

menjadi tidak mampu mencapai pengetahuan disebabkan adanya

hijab, apabila hijab itu hilang maka ia akan mampu menemukan

pengetahuan37. Bahkan sebagian ahli tasawuf yang lain membagi

nafsu menjadi 7 bagian, yaitu : nafsu amarah, nafsu lawamah,

nafsu malhamah, nafsu muthmainah, nafsu al rodhiyah, nafsu

mardhiyah, dan nafsu kamilah.

D. Pergulatan Psikologis Manusia

Dalam kepribadian manusia terkandung sifat-sifat hewan dan sifat-sifat

malaikat yang terkadang timbul pergulatan antara dua aspek kepribadian manusia

tersebut. Adakalanya, manusia tertarik oleh kebutuhan dan syahwat tubuhnya, dan

adakalanya ia tertarik oleh kebutuhan spiritualnya.

37 Abd Rahman Ibn Kholdum, Muqaddimah min Kitab al Ibar wa Diwan al Mubtada’ wa al Khabar fi Ayyam al Arab wa al Ajam wa al Bar bar, (Beirut, Dar al Fikr, t.t), 476

14

Page 15: 81726660 Afifi Kepribadian Muslim Dan Ciri Cirinya Afif PPs IAIN Tulungagung Jatim

Al-Qur’an mengisyaratkan pergulatan psikologis yang dialami oleh

manusia, yakni antara kecenderungan pada kesenangan-kesenangan jasmani dan

kecenderungan pada godaan-godaan kehidupan duniawi. Jadi, sangat alamiah

bahwa pembawaan manusia tersebut terkandung adanya pergulatan antara

kebaikan dan keburukan, antara keutamaan dan kehinaan, dan lain sebagainya.

Untuk mengatasi pergulatan antara aspek material dan aspek spiritual pada

manusia tersebut dibutuhkan solusi yang baik, yakni dengan menciptakan

keselarasan di antara keduanya.

Disamping itu, Al-Qur’an juga mengisyaratkan bahwa manusia berpotensi

positif dan negatif. Pada hakikatnya potensi positif manusia lebih kuat daripada

potensi negatifnya. Hanya saja daya tarik keburukan lebih kuat dibanding daya

tarik kebaikan.38

Potensi positif dan negatif manusia ini banyak diungkap oleh Al-Qur’an,

di antaranya ada dua ayat yang menyebutkan potensi positif manusia, yaitu Surah

at-Tin [95] ayat 4:

4. Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.39

Dan Surah al-Isra’ [17] ayat 70:

70. Dan Sesungguhnya Telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka di daratan dan di lautan[862], kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang Sempurna atas kebanyakan makhluk yang Telah kami ciptakan.40

[862] Maksudnya: Allah memudahkan bagi anak Adam pengangkutan-pengangkutan di daratan dan di lautan untuk memperoleh penghidupan.

Di samping itu, banyak juga ayat Al-Qur’an yang mencela manusia dan

memberikan cap negatif terhadap manusia. Di antaranya adalah manusia amat 38 M.Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an..., 37839 M. Ali Baidowan, Al-Qur’an Al-Karim, (Beirut: Dar al-Kutub al-alamiah), 59740 Ibid…, 289

15

Page 16: 81726660 Afifi Kepribadian Muslim Dan Ciri Cirinya Afif PPs IAIN Tulungagung Jatim

aniaya serta mengingkari nikmat (Q.S. Ibrahim [14]: 34) manusia sangat banyak

membantah (Q.S. al-Kahfi [18]: 54), dan manusia bersifat keluh kesah lagi kikir

(Q.S. al-Ma’arij [70]: 19).41

Sebenarnya, dua potensi manusia yang saling bertolak belakang ini

diakibatkan oleh perseteruan di antara tiga macam nafsu, yaitu nafsu ammarah bi

as-suu’ (jiwa yang selalu menyuruh kepada keburukan), lihat Surah Yusuf [12]

ayat 53; nafsu lawwamah (jiwa yang amat mencela), lihat Surah al-Qiyamah [75]

ayat 1-2; dan nafsu muthma’innah (jiwa yang tenteram), lihat Surah al-Fajr [89]

ayat 27-30.42 Konsepsi dari ketiga nafsu tersebut merupakan beberapa kondisi

yang berbeda yang menjadi sifat suatu jiwa di tengah-tengah pergulatan

psikologis antara aspek material dan aspek spiritual.43

E. Pola dan Ciri – Ciri Kepribadian Muslim

Kepribadian merupakan “keniscayaan”, suatu bagian dalam (interior) dari

diri kita yang masih perlu digali dan ditemukan agar sampai kepada keyakinan

siapakah diri kita yang sesungguhnya. Dalam Al-Qur’an Allah SWT telah

menerangkan model kepribadian manusia yang memiliki keistimewaan dibanding

model kepribadian lainnya.

Di antaranya adalah Surah al-Baqarah [2] ayat 1-20. Rangkaian ayat ini

menggambarkan tiga model kepribadian manusia, yakni kepribadian orang

beriman, kepribadian orang kafir, dan kepribadian orang munafik.44

Berikut ini adalah sifat-sifat atau ciri-ciri dari masing-masing tipe

kepribadian berdasarkan apa yang dijelaskan dalam rangkaian ayat tersebut,

adapun sesuai dengan tema pada kali ini, fokus pada ciri atau sifat kepribadian

muslim sesuai Al-Qur'an dan Sunnah, yang merupakan dua pusaka Rasulullah

Saw yang harus selalu dirujuk oleh setiap muslim dalam segala aspek kehidupan.

Satu dari sekian aspek kehidupan yang amat penting adalah pembentukan dan

pengembangan pribadi muslim. Pribadi muslim yang dikehendaki oleh Al- Qur'an

dan sunnah adalah pribadi yang shaleh, pribadi yang sikap, ucapan dan

41 Ibid., 372.42 Muhammad Utsman Najati, Psikologi dalam Al-Qur’an..., 373-37443 Ibid., 377.44 Ibid., 381-382

16

Page 17: 81726660 Afifi Kepribadian Muslim Dan Ciri Cirinya Afif PPs IAIN Tulungagung Jatim

tindakannya terwarnai oleh nilai-nilai yang datang dari Allah Swt. Ada sepuluh

profil atau ciri khas yang harus lekat pada pribadi muslim, yaitu:

1. Salimul Aqidah

Aqidah yang bersih (salimul aqidah) merupakan sesuatu yang harus ada pada

setiap muslim. Dengan aqidah yang bersih, seorang muslim akan memiliki

ikatan yang kuat kepada Allah Swt dan dengan ikatan yang kuat itu dia tidak

akan menyimpang dari jalan dan ketentuan- ketentuan-Nya. Dengan

kebersihan dan kemantapan aqidah, seorang muslim akan menyerahkan segala

perbuatannya kepada Allah sebagaimana firman-Nya yang artinya:

'Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku, semua bagi Allah

Tuhan semesta alam' (QS Al-An’am [6] :162).45

2. Shahihul ‘Ibadah

Ibadah yang benar (shahihul ibadah) merupakan salah satu perintah Rasul

Saw yang penting, dalam satu haditsnya; beliau menyatakan: 'shalatlah kamu

sebagaimana kamu melihat aku shalat.' Dari ungkapan ini maka dapat

disimpulkan bahwa dalam melaksanakan setiap peribadatan haruslah merujuk

kepada sunnah Rasul Saw yang berarti tidak boleh ada unsur penambahan atau

pengurangan.

3. Matinul Khuluq

Akhlak yang kokoh (matinul khuluq) atau akhlak yang mulia merupakan sikap

dan perilaku yang harus dimiliki oleh setiap muslim, baik dalam hubungannya

kepada Allah maupun dengan makhluk-makhluk-Nya.

4. Qowiyyul Jismi

Kekuatan jasmani (qowiyyul jismi) merupakan salah satu sisi pribadi

muslim yang harus ada. Kekuatan jasmani berarti seorang muslim memiliki

daya tahan tubuh sehingga dapat melaksanakan ajaran Islam secara optimal

dengan fisiknya yang kuat. Shalat, puasa, zakat dan haji merupakan amalan di

dalam Islam yang harus dilaksanakan dengan fisik yang sehat atau kuat,

apalagi perang di jalan Allah dan bentuk-bentuk perjuangan lainnya.

45 M. Ali Baidowan, Al-Qur’an Al-Karim..., 150

17

Page 18: 81726660 Afifi Kepribadian Muslim Dan Ciri Cirinya Afif PPs IAIN Tulungagung Jatim

Oleh karena itu, kesehatan jasmani harus mendapat perhatian seorang

muslim dan pencegahan dari penyakit jauh lebih utama daripada pengobatan.

Meskipun demikian, sakit tetap kita anggap sebagai sesuatu yang wajar bila

hal itu kadang-kadang terjadi, dan jangan sampai seorang muslim sakit-

sakitan. Karena kekuatan jasmani juga termasuk yang penting, maka

Rasulullah Saw bersabda yang artinya: 'Mu'min yang kuat lebih aku cintai

daripada mu'min yang lemah' (HR. Muslim).

5. Mutsaqaful Fikri

Intelek dalam berpikir (mutsaqqoful fikri) merupakan salah satu sisi pribadi

muslim yang penting. Karena itu salah satu sifat Rasul adalah fatonah (cerdas)

dan Al-Qur'an banyak mengungkap ayat-ayat yang merangsang manusia untuk

berpikir, dalam firman Allah SWT:

“Mereka bertanya kepadamu tentang, khamar dan judi. Katakanlah: 'pada

keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi

dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya”. Dan mereka bertanya

kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: 'Yang lebih dari

keperluan.' Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya

kamu berpikir (Q.S. Al-Baqarah [2]: 219).46

6. Mujahadatun Linafsihi

Berjuang melawan hawa nafsu (mujahadatun linafsihi) merupakan

salah satu kepribadian yang harus ada pada diri seorang muslim, karena setiap

manusia memiliki kecenderungan pada yang baik dan yang buruk.

Melaksanakan kecenderungan pada yang baik dan menghindari yang buruk

amat menuntut adanya kesungguhan dan kesungguhan itu akan ada manakala

seseorang berjuang dalam melawan hawa nafsu.

46 Ibid..., 34

18

Page 19: 81726660 Afifi Kepribadian Muslim Dan Ciri Cirinya Afif PPs IAIN Tulungagung Jatim

Oleh karena itu hawa nafsu yang ada pada setiap diri manusia harus

diupayakan tunduk pada ajaran Islam, Rasulullah Saw bersabda yang artinya:

Tidak beriman seseorang dari kamu sehingga ia menjadikan hawa nafsunya

mengikuti apa yang aku bawa (ajaran islam) (HR. Hakim).

7. Haritsun 'ala Waqtihi

Pandai menjaga waktu (harishun ala waqtihi) merupakan faktor

penting bagi manusia. Hal ini karena waktu itu sendiri mendapat perhatian

yang begitu besar dari Allah dan Rasul-Nya. Allah Swt banyak bersumpah di

dalam Al-Qur'an dengan menyebut nama waktu seperti wal fajri, wad dhuha,

wal asri, wallaili dan sebagainya. Allah Swt memberikan waktu kepada

manusia dalam jumlah yang sama setiap, Yakni 24 jam sehari semalam.

Dari waktu yang 24 jam itu, ada manusia yang beruntung dan tak

sedikit manusia yang rugi. Karena itu tepat sebuah semboyan yang

menyatakan: 'Lebih baik kehilangan jam daripada kehilangan waktu'. Waktu

merupakan sesuatu yang cepat berlalu dan tidak akan pernah kembali lagi.

Oleh karena itu setiap muslim amat dituntut untuk memenej waktunya dengan

baik, sehingga waktu dapat berlalu dengan penggunaan yang efektif, tak ada

yang sia-sia.

Maka diantara yang disinggung oleh Nabi Saw adalah:

“Memanfaatkan momentum lima perkara sebelum datang lima perkara, yakni

waktu hidup sebelum mati, sehat sebelum sakit, muda sebelum tua, senggang

sebelum sibuk dan kaya sebelum miskin.

8. Munazhzhamun fi Syu'unihi

Teratur dalam suatu urusan (munzhzhamun fi syuunihi) termasuk kepribadian

seorang muslim yang ditekankan oleh Al-Qur'an maupun sunnah. Oleh karena

itu dalam hukum Islam, baik yang terkait dengan masalah ubudiyah maupun

muamalah harus diselesaikan dan dilaksanakan dengan baik. Ketika suatu

urusan ditangani secara bersama-sama, maka diharuskan bekerjasama dengan

baik sehingga Allah menjadi cinta kepadanya.

9. Qodirun 'alal Kasbi

19

Page 20: 81726660 Afifi Kepribadian Muslim Dan Ciri Cirinya Afif PPs IAIN Tulungagung Jatim

Memiliki kemampuan usaha sendiri atau yang juga disebut dengan mandiri

(qodirun alal kasbi) merupakan ciri lain yang harus ada pada seorang muslim.

Ini merupakan sesuatu yang amat diperlukan. Mempertahankan kebenaran dan

berjuang menegakkannya baru bisa dilaksanakan manakala seseorang

memiliki kemandirian, terutama dari segi ekonomi.

10. Naafi'un Lighoirihi

Bermanfaat bagi orang lain (nafi'un lighoirihi) merupakan sebuah tuntutan

kepada setiap muslim. Manfaat yang dimaksud tentu saja manfaat yang baik

sehingga dimanapun dia berada, orang disekitarnya merasakan keberadaannya

karena bermanfaat besar. Ini berarti setiap muslim itu harus selalu berpikir,

mempersiapkan dirinya dan berupaya semaksimal untuk bisa bermanfaat

dalam hal-hal tertentu sehingga jangan sampai seorang muslim itu tidak bisa

mengambil peran yang baik dalam masyarakatnya.

HR. Bukhari Muslim: "Khoirunnas Anfa 'uhum linnas", yang artinya: sebaik-

baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya.47

Gambaran manusia mukmin dengan segenap ciri yang terdapat dalam Al-

Qur’an ini merupakan gambaran manusia paripurna (insan kamil) dalam

kehidupan ini, dalam batas yang mungkin dicapai oleh manusia. Allah

menghendaki kita untuk dapat berusaha mewujudkannya dalam diri kita,

Rasulullah saw telah membina generasi pertama kaum mukminin atas dasar ciri-

ciri tersebut. Beliau berhasil mengubah kepribadian mereka kaum jahilin secara

total serta membentuk mereka sebagai mukmin sejati yang mampu mengubah

wajah sejarah dengan kekuatan pribadi dan kemuliaan akhlak

mereka.48 Singkatnya, kepribadian orang beriman dapat menjadi teladan bagi

orang lain.

F. Tipe-Tipe Kepribadian

1. Sanguinis

47 Intan, Ciri – Ciri Pribadi Muslim, dalam http://kmmtp.lifeme.net/t45-ciri-ciri-pribadi-muslim diakses pada: Kamis 03 Nov 2011, Pkl. 22.54 wib

48 Muhammad Utsman Najati, Psikologi dalam Al-Qur’an..., 384.

20

Page 21: 81726660 Afifi Kepribadian Muslim Dan Ciri Cirinya Afif PPs IAIN Tulungagung Jatim

Kepribadian yang menarik, Suka bicara, Menghidupkan pesta, Rasa

humor yang hebat, Ingatan kuat untuk warna, Memukau pendengar,

Emosional dan demonstratif, Antusias dan ekspresif, Periang dan penuh

semangat, Penuh rasa ingin tahu, Baik di panggung, Lugu dan polos, Hidup di

masa sekarang, Mudah diubah, Tulus, Kekanak-kanakan.

Dari sumber lain menyebutkan bahwa sanguinis suka mencari

perhatian, sorotan, kasih sayang, dukungan, dan penerimaan orang-orang di

sekelilingnya. Orang bertipe sanguin suka memulai percakapan dan menjadi

sahabat bagi semua orang. Orang tipe ini biasanya optimis dan selalu

menyenangkan. Namun, ia tidak teratur, emosional, dan sangat sensitif

terhadap apa yang dikatakan orang terhadap dirinya. Dalam pergaulan, orang

sanguin sering dikenal sebagai “si tukang bicara”

2. Melankolis

Mendalam dan penuh pikiran, Analitis, Serius dan tekun, Cenderung

jenius, Berbakat dan kreatif, Artistik atau musikal, Filosofis dan puitis,

Menghargai keindahan, Perasa terhadap orang lain, Suka berkorban, Penuh

kesadaran, Idealis. Orang bertipe melankolis berorientasi pada tugas, sangat

berhati-hati, perfeksionis, dan suka keteraturan. Karenanya, orang melanklolis

sering kecewa dan depresi jika apa yang diharapkannya tidak sempurna.

Orang melankolis sering diidentifikasi sebagai “si perfeksionis” atau “si

pemikir”.

3. Koleris

Berbakat memimpin, Dinamis dan aktif, Sangat memerlukan

perubahan, Harus memperbaiki kesalahan, Berkemauan kuat dan tegas, Tidak

emosional bertindak, Tidak mudah patah semangat, Bebas dan mandiri,

Memancarkan keyakinan, Bisa menjalankan apa saja. Orang bertipe koleris

menuntut loyalitas dan penghargaan dari sesama, berusaha mengendalikan dan

mengharapkan pengakuan atas prestasinya, serta suka ditantang dan mau

menerima tugas-tugas sulit. Tapi mereka juga suka merasa benar sendiri, suka

kecanduan jika melakukan sesuatu, keras kepala, dan tidak peka terhadap

perasaan orang lain. Orang koleris seperti ini sering diidentifikasi sebagai “si

pelaksana”

21

Page 22: 81726660 Afifi Kepribadian Muslim Dan Ciri Cirinya Afif PPs IAIN Tulungagung Jatim

4. Phlegmatis

Kepribadian rendah hati, Mudah bergaul dan santai, Diam, tenang dan

mampu, Sabar, baik keseimbangannya, Hidup konsisten, Tenang tetapi cerdas,

Simpatik dan baik hati, Menyembunyikan emosi, Bahagia menerima

kehidupan, Serba guna. Orang bertipe ini kurang disiplin dan motivasi

sehingga suka menunda-nunda sesuatu. Kadang, ia dipandang orang lain

sebagai lamban. Bukannya karena ia kurang cerdas, tapi justru karena ia lebih

cerdas dari yang lain. Orang phlegmatis tak suka keramaian ataupun banyak

bicara. Namun, ia banyak akal dan bisa mengucapkan kata yang tepat di saat

yang tepat, sehingga cocok menjadi negosiator. Orang phlegmatis kadang

diidentifikasi sebagai “si pengamat” atau “si manis”49

G. Aplikasi Kepribadian dalam Proses Religi

Proses Religi (Agama) mempunyai peranan yang sangat penting dalam

hidup dan kehidupan manusia, karena tidak hanya mengatur kehidupan manusia

dalam akhirat saja tetapi juga mengatur bagaimana seharusnya manusia hidup di

dunia. Agama mengajarkan nilai-nilai moral sebagai hasil pemikiran, tanpa

dikendalikan oleh cahaya kebenaran agama akan mudah menjurus kepada

kesesatan. Hal ini justru akan membahayakan manusia. Hal ini sesuai dengan

firman Allah SWT.

257. Allah pelindung orang-orang yang beriman; dia

mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya

(iman). dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya

49 Didik Tri Susanto, Tipe Kepribadian, dalam http://teknomuslim.com/tag/tipe-kepribadian/, diakses pada Selasa 14 Feb 2012

22

Page 23: 81726660 Afifi Kepribadian Muslim Dan Ciri Cirinya Afif PPs IAIN Tulungagung Jatim

ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya

kepada kegelapan (kekafiran). mereka itu adalah penghuni

neraka; mereka kekal di dalamnya. (Q.S. Al-Baqarah: 257)50

Dalam usaha menjadikan ajaran agama sebagai referensi dari setiap gerak

langkah seseorang, maka pelajaran agama harus diberikan sedini mungkin,

bahkan sejak dari buaian sampai ke liang lahat sebagai aplikasi untuk membentuk

kepribadian muslim dalam proses religi. Mulai dari bersifat pembiasaan di rumah

tangga, sampai kepada pendidikan formal pada lembaga-lembaga pendidikan.

Kebiasaan hidup beragama dalam lingkungan rumah tangga sehari-hari, sudah

merupakan pendidikan, walaupun ini sifatnya informal. Namun karena di sini

penanaman pertama benih jiwa keagamaan, maka maknanya sangatlah penting.

Sehubungan dengan hal di atas, Al-Ghazali seorang pemimpin keagamaan

dan seorang sufi mengatakan bahwa “pendidikan agama harus dimulai sejak dini.

Sebab usia dini anak siap menerima akidah-akidah keagamaan hanya dengan

mempercayai tanpa minta argumentasi. Ia begitu senang menerima dan

mempercayainya” Menanamkan agama dengan cara ini memang belum sempurna

dan harus diikuti dengan tindak lanjut secara gradual sesuai dengan

perkembangan intelektualnya.

Khususnya pendidikan agama di sekolah merupakan lanjutan dari

pendidikan informal, yakni pendidikan yang dilaksanakan di lingkungan keluarga.

Dalam hal ini, pendidikan agama di sekolah mempunyai 3 (tiga) fungsi, yaitu :

Membina secara formal pendidikan agama yang telah dimulai di

rumah tangga, yaitu memupuk jiwa keagamaan yang telah dimiliki.

Mendorong terbentuknya kebiasaan dan sikap hidup menurut

ketentuan agama Islam.

Menunjang tercapainya Tujuan Pendidikan Nasional itu sendiri.51

50 M. Ali Baidowan, Al-Qur’an Al-Karim..., 4351 Afiful Ikhwan, Makalah dan Artikel, dalam http://afifulikhwan.blogspot.com/, diakses

pada 14 Feb 2012

23

Page 24: 81726660 Afifi Kepribadian Muslim Dan Ciri Cirinya Afif PPs IAIN Tulungagung Jatim

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kepribadian dalam bahasa Arab disebut as-syakhshiyyah, berasal dari kata

syakhshun, artinya, orang atau seseorang atau pribadi. Kepribadian bisa juga

diartikan identitas seseorang (haqiiqatus syakhsh). Kepribadian atau syakhshiyyah

seseorang dibentuk oleh cara berpikirnya (aqliyah) dan caranya berbuat untuk

memenuhi kebutuhan-kebutuhan atau keinginan-keinginannya (nafsiyah).

Kepribadian atau watak, ciri khas atau karakter seseorang yang secara

eksis dan terus menerus dipertahankan, meskipun demikian kepribadian bisa

berubah ubah sesuai dengan faktor yang mempengaruhi.

Dalam Islam kepribadian Muslim identik dengan akhlak Islam, ia

merupakan perpaduan harmonis antara system kalbu, akal dan nafsu yang

menimbulkan tingkah laku dan merupakan ciri khas umat Islam. Karena itu ciri

khas kepribadian Muslim ialah yang selalu menjaga hatinya untuk taat kepada

Allah sehingga senantiasa mendapat sinarnya dan menjauhi segala larangannya

yang merupakan kotoran-kotoran manusia.

Struktur kepribadian Muslim meliputi tiga substansi, yaitu jasad atau

jasmani, ruh atau ruhani dan nafsani atau jiwa, jiwa itu sendiri terdiri dari kalbu,

akal dan nafsu. Sedangkan nafsu terdiri dari nafsu amarah, lawamah dan

muthmainah. Semuanya ini merupakan struktur kepribadian Islam, yang jika

system kerjanya bagus semua akan membentuk kepribadian kamil atau manusia

paripurna yang tenang, selalu berbuat kebaikan, tawakal dan terhindar dari sifat

sifat tercela.

Dalam kepribadian manusia terkandung sifat-sifat hewan dan sifat-sifat

malaikat yang terkadang timbul pergulatan antara dua aspek kepribadian manusia

tersebut. Adakalanya, manusia tertarik oleh kebutuhan dan syahwat tubuhnya, dan

adakalanya ia tertarik oleh kebutuhan spiritualnya. Potensi positif dan negatif

manusia ini banyak diungkap oleh Al-Qur’an sendiri, di antaranya ada dua ayat

24

Page 25: 81726660 Afifi Kepribadian Muslim Dan Ciri Cirinya Afif PPs IAIN Tulungagung Jatim

yang menyebutkan potensi positif manusia, yaitu Surah at-Tin [95] ayat 4 dan

Surah al-Isra’ [17] ayat 70. Di samping itu, banyak juga ayat Al-Qur’an yang

mencela manusia dan memberikan cap negatif terhadap manusia. Di antaranya

adalah manusia amat aniaya serta mengingkari nikmat (Q.S. Ibrahim [14]: 34)

manusia sangat banyak membantah (Q.S. al-Kahfi [18]: 54), dan manusia

bersifat keluh kesah lagi kikir (Q.S. al-Ma’arij [70]: 19).

Ciri – ciri kepribadian muslim: Aqidah yang bersih, Ibadah yang benar,

Akhlak yang kokoh, Kekuatan jasmani, Intelek dalam berpikir, Berjuang melawan

hawa nafsu, Pandai menjaga waktu, Teratur dalam suatu urusan, Memiliki

kemampuan usaha sendiri atau yang juga disebut dengan mandiri dan Bermanfaat

bagi orang lain. Tetapi kenyataanya sering ada gangguan-gangguan kejiwaan yang

dapat menurunkan derajat kepribadianya atau kesehatan mentalnya. Untuk

menyembuhkannya harus melalui latihan latihan mental secara terus menerus

seperti sabar ,taubat , tawakal, ridha dan sebagainya.

Tipe-Tipe Kepribadian, Sanguinis; Kepribadian yang menarik, Suka

bicara, Menghidupkan pesta, Rasa humor yang hebat, Ingatan kuat untuk warna,

Melankolis; Mendalam dan penuh pikiran, Analitis, Serius dan tekun, Koleris;

Berbakat memimpin, Dinamis dan aktif, Sangat memerlukan perubahan,

Phlegmatis; Kepribadian rendah hati.

Aplikasi kepribadian dalam proses religi, memupuk jiwa keagamaan yang

telah dimiliki, mendorong terbentuknya kebiasaan dan sikap hidup menurut

ketentuan agama Islam, menunjang tercapainya Tujuan Pendidikan Nasional itu

sendiri.

B. Saran

Agar kepribadian muslim senantiasa terlaksana dan bertahan bahkan selalu

meningkat dalam kehidupan sehari-hari, harus memotivasi, merangsang dan

sedikit pemaksaan dari diri sendiri agar selalu sadar akan pentingnya beragama

dan aplikasi dari ajaran agama tersebut terhadap berkepribadian muslim dalam

beraktifitas dimanapun dan kapanpun.

25

Page 26: 81726660 Afifi Kepribadian Muslim Dan Ciri Cirinya Afif PPs IAIN Tulungagung Jatim

DAFTAR RUJUKAN

Afifi, AE, Filsafat Mistik Ibnu Arabi, terj Syahrir Mawi dan Nandi Rahman, judul: A Mystical Philosophy of Muhyidin Ibnu Arabi, Jakarta, Media Pratama, 1995

Al Jauriah, Ibnu Qoyyim, Keajaiban Hati, Jakarta, Pustaka Ahzam, 2000

Al Gazali, Imam, Ihya Ulumuddin, Bab Keajaiban Hati, terj. H. Ismail Yakub, Jakarta, Faisan, 1984

Al Gazali, Muhammad, Abu Hamid, Ihya Ulumu al Din, Beirut, Dar a Fikr, 1980

Al Kindi, Al Qaul fi an Nafs dalam Risail al Kindi al Falasifat, TP, TT

Ali Rajab, Mansur, Ta’am Mulat Fi Falsafah al Akhlaq, Mesir, Maktabah al Anjalu al Ibn Kholdum, Abd Rahman, Muqaddimah min Kitab al Ibar wa Diwan al Mubtada’ wa al Khabar fi Ayyam al Arab wa al Ajam wa al Bar bar, Beirut, Dar al Fikr, Mishroyah, 1961

An Nabhani, Syekh Taqiyuddin, As Syakhshiyyah Al Islamiyyah, jilid I, TT

Asyim Muhammad, Dialog Antara Tasawuf dan Psikologi, Telaah atas Pemikiran Psikologi Humanistik Abraham Maslaw, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2002

Bastaman, Djumhana, Hanna, Integrasi Psikologi dengan Islam, Menuju Psikologi Islami, Yogyakarta , Pustaka Pelajar, 1997

Bukhary, Imam, Shahih al Bukhary Juz I, Semarang, Thaha Putra, TT

De Bali Tj, The History of The Philosophy in Islam, New York, Dowh Publication Inc, 1967

Fauzi, Ahmad, Drs, H, Psikologi Umum, Bandung, Pustaka Setia, 1999

Ibn Abd Allah Muhammad Ibn Ismail Ibn al Mughirah Ibn Bardhahal al ya’fi al

Intan, Ciri – Ciri Pribadi Muslim, dalam http://kmmtp.lifeme.net/t45-ciri-ciri-pribadi-muslim diakses pada: Kamis 03 Nov 2011, Pkl. 22.54 wib

Maisyaroh, Siti, Dalam pengertian kepribadian muslim, http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2191444-pengertian-kepribadian-muslim/ dikases pada: Kamis, 03 Nov 2011. Pkl. 21.13 WIB

Maslaw, Abraham, Motivasi dan Kepribadian, terj Nurul Iman jilid I, Bandung, Pustaka Binaan Pressindo, 1993

Mujib, Abdul, M.Ag, Pemikiran Pendidikan Islam, Kajian Filasofik dan Kerangka Dasar Operasionalisasinya, Bandung, Tri Genda Karya, 1993

Mujib, Abdul, M.Ag dan Yusuf Mudzakir, M.Si, Nuansa Nuansa Psikologi Islam, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2001

26

Page 27: 81726660 Afifi Kepribadian Muslim Dan Ciri Cirinya Afif PPs IAIN Tulungagung Jatim

Najali, Utsman, Muhammad Dr., Jiwa dalam Pandangan Para Filsafat Muslim, terj. Gari Saloom, S.Psi, Bandung, 2002

Said Basil, Victor, Manhaj al Babs an al Ma’rifah inda al Gazali, Beirut, Dar al Kutub, TT

Sayyid Mujtaba Musafi Hari, Psikologi Islam, Bandung, Pustaka Hidayah, 1990

Zuhairini, dkk., Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2004

Zakiah Derajat Dr. Kesehatan Mental, Jakarta, Gunung Agung , 1970

Zidadat, Maan, dkk, al Mansu’at al Falasafiyah al Arabiyah, Arab, Imam al Araby, 1986

27