8 perpa]akan mineral
TRANSCRIPT
-
8/16/2019 8 Perpa]Akan Mineral
1/15
BAB
VIII
PERPA]AKAN MINERAL
8.1.
FILOSOFIPERPAJAKANtytINERAL
Dua
teori
yang
kerap
digunakan
untuk
menjustifikasi
keberadaan
sistem
perpajakan
minerar
adarah
natural
heritage
theory
dan
captive
theory(Gentry
&
o,Near,
1gg4).
atural
Heritage
Theory
didasarkan
pada
firosofi bahwa
minerar
merupakanemberiaan
dari
alam
untuk
seturuh
umat
manusia.
oteh
karena
itu
keuntungan
yang
diperoleh
dari
pengambilan
mineral
harus
didistribusikan
kepada
semua
(masyarakat),
Lebih jauh'
dikarenakan
mineral
merupakan
deposit
yang
bersifat
habis
(exhautibre)
maka
suatu
society
hanya
mempunyai
satu
kesempatan
untuk
memungut
pajak
pada
saat
mineral
tersebut
ditambang.
Perusahaan
yang
mengekptoitasi
minerar
akan
ikenakan
pajak
untuk
dapat
mengkompensasi
depresi
minerar
yang
diambir.
sedangkan
teori
kedua,
captive
Theory
didasarkan
pada
filosofi
bahwa
mineral
erupakan karunia Tuhan yang bersifut
statis
dan
tidak
dapat
bergerak
ke
daerah
rain.
oleh
karena
itu
upaya-upaya
yang
dilakukan
untuk
memindahkan
minerar
tersebut
akan
dikenakan
suatu
kompensasi.
salah
satu
bentuk
kompensasi
yang
dikenakan
adarah
akibat
dari
dipindahkannya
suatu
minerar
adarah
pajak.
Kedua
teori
diatasrah
yang
pada
umumnya
melandasi
banyak
negara
daram
menerapkan
suatu
sistem
perpajakan
atas
mineral.
8,2,
KARAKTERISTIK
PERPA'AKAN
Penerapan
suatu
sistem
perpajakan
minerar
diawari
dengan
pemahaman
yang
mendalam
terhadap
tuiuan
perpaiakan
dan
keterkaitannya
sistem
perpajakan
tersebut
terhadap
calon
investor
(keinginan,
peluang
dan
kriteria
keputusan
investasi).
secara
umum
keberadaan
sistem
perpajakan
(termasuk
mineral)
dapat
dilihat
dari
berbagai
sudut
pandang
(perspektif),
diantaranya
yaitu
:
ahli
ekonomi,
perusahaan/investor
dan
emerintah
(otto,
James,
LggT).
Ketiga
sudut pandang
tersebut
mempunyai
objektif
wII-1
-
8/16/2019 8 Perpa]Akan Mineral
2/15
yang
berbeda-beda,
suatu
sitem
perpajakan
yang
baik
diharapkan
dapat
mengakomodasi
objektif/kepentin
gan
da
ri
berbaga
i
sudut
pandan
g
tersebut.
8.2.1.
Sudut
pandang
Ahli
Ekonomi
Dalam
mengevaluasi
keberadaan
suatu
sistem perpajakan,
ekonom
melihat
dari
berbagai
aspe(
diantaranya
yaitu
nebartTaq
efrsiensi,
kesetaraan,
kejelasan
dan
stabilitas (Canon
Taxation,
Smith,
Adam,
1904).
8.2,1.1.
Netralitas
(neutrality)
Dalam
situasi
ideal
diharapkan perusahaan
akan
mengeksploitasi
sumberdaya
at6m
yang
terbatas
secara
efisien,
sehingga
tidak
diperlukan
ada
pengenaan
pajak
atas
pengambilan
sumberdaya
aram
tersebut,
Keberadaan
pajak
dianggap
merupakan
distorsi
yang
mempengaruhi
keputusan
perusahpan
dalam
mengambil
sumberdaya
alarn.
Pada
kenyataannya
situasi
ideat
diatas
iarang
terjadi,
ketidakefisienan
pengetolaan
sumberdaya
kerap
teriadi.
oleh
karena
itu diperlukan
suatu
instrumen
yang
memaka
perusahaan
bertindak
efisien.
Salah
satu
diantaranya adalah pengenaan
pajak. Sistem
perpajakan
dapat
mendorong
perusahaan
bekerja
lebih
efisien.
Namun
pengenaan
pajak
tersebut
harus
bersifat
netral.
Keberadaan
pajak
tidak
menjadi
beban
sehingga
membudt perusahaan
menjadi
inefisien.
8.2.1.2.
Efisiensi
(efficiency)
Dalam
suatu
kegiatan
investasi
sering
terjadi
perbedaan
kepentingan
antara
masyarakat
(sosial)
dan
investor.
Pemerintah
mempunyai
kewajiban
untuk
mengakomodasi
kedua
kepentingan
tersebut.
Dalam
upaya
menjembatani
perbedaan
kepentingan
ini,
agar
tidak
terjadi
kegagalan
pasar,
maka
pemerintah
rnendorong
perusahaan
untuk
memperhitungkan
dampak
kegiatannya
terhadap
masyarakat
dengan
menginternalisasi
dampak
tersebut
dalam
pengeluaran
perusahaan.
Salah
satu
instrumen
untuk
menginternalisasi
dampak
suatu
investasi
terhadap
masyarakat
adalah perpajakan.
Dalam
menerapkan
sistem
perpajakan,
efisiensi
diukur
dengan
mempertimbangkan
keberhasilan
mengatokasian
sumberdaya
secara
tepat.
Dengan
VIII-2
-
8/16/2019 8 Perpa]Akan Mineral
3/15
pengalokasian
sumberdaya
secara
tepat
maka
diharapkan
kepentingan
nasional
dapat
diakomodasi
termasuk
pula
menciptakan
stabilitas
dan pertumbuhan
makro
ekonominegara.
8.2.1.3.
Kesamaan
(equity)
Kesamaan
mengandung
arti,
bahwa
keadaan
yang
sama
atau
perusahaan
yang
berada
dalam
keadaan
yang
sama
harus
dikenakan
pajak
yang
sama.
Fitosofi
dari
konsep
kesamaan
ini
adalah
keadilan
yang
didasarkan
pada
kemampuan
untuk
mernbayar
(abitity-to-pay)
dari
pembayar
pajalc
Dengan
tolok
ukur
ability
to
pay
maka,
misarnya,
bukan
perusahaan
yung
,"*prnyJi
penghasilan
yang
sama
dikenakan
pajak
yang
sama,
merainkan
perusahaan
yang
mempunyai
penghasiran
kena pajak
sama
akan
dikenakan
pajak
sama.
Terdapat
2
(dua)
benfuk
konsep
kesamaan,
yaltu
kesamaan
horisontal
dan
kesamaan
vertikat.
4.2.1.4.
Kejelasan
(ctarity)
Sistem
perpajakan
yang
baik
membutuhkan
peraturan,
baik
administratif
dan
teknis,
yang
jelas dan
dipahami oreh
pembayar
pajak dan aparat
pemungut
(pemerintah).
sistem
perpajakan
yang
tidak
jelas
dapat
menimbulkan
ambiguitas
dalam
interpretasinya
sehingga
akan
menimbulkan
konflik
serta
dapat
meningkatkan
resiko
usaha.
8.2,1.5,
Stabititas
(stabitity)
stabilitas
sistem
perpajakan
diperlukan
untuk
memberikan
kepastian
dalam
melakukan
investasi'
untuk
dapat
menghitung
return
on
investmentdan
keuntungan
investasi
perusahaan membutuhkan
jaminan
informasi-informasi
yang
bersifat
dapat
diprediksi.
sistem
perpaiakan
yang
tidak
stabil (berubah-ubah)
akan
membuat
perusahaan
sulit
memperkirakan
keberlangsungan
investasinya
sehingga
akan
meningkatkan
resiko
usaha.
Konsep
stabilitas
direpresentasikan
dalam
suafu
kepastian
hukum
sistem
perpajakan,
misalnya
dalam
bentuk
undang-undang.
sistem perpajakan
dituangkan
dalam
suatu
VIII
-
3
I
-
8/16/2019 8 Perpa]Akan Mineral
4/15
undang-undang
yang
memuat
ketentuan-ketentuan
yang
bersifat
jelas,
tegas,
dan
tidak
mengandung
arti
ganda.
8.2.2,
Sudut
pandang
perusahaan
Dari
sudut
pandang
investor
kegiatan
eksploitasi
mineral
adalah
suatu
usaha
yang
bertujuan
menghasitkan
pendapatan
dari
hasil
peniualannya.
Dengan
eksploitasi
yang
dilakukan
maka
selain
bertujuan
menghasilkan
pendapatan,
investor
berusaha
juga
untuk
meniamin
keberlangsungan
usahanya
dengan
mempertahankan
posisi
pasar.
secara
inherent
bisnis
ini
mempunyai
tingkat
resiko usaha
yang retatif
tinggi.
oleh
karena
itu
perusahaan
tambang
dalam
operasinya
harus
menekankan
pada
aspek
aliran
kas (cash
flow),
biaya (cost),
mitigasi
resiko
(risk
mitigation),
proyeksi
harga
dan
lain
sebagainya'
Keberadaan
sistem
perpajakan
tertentu
saja
secara
signifikan
akan
mempengaruhi
keputusan-keputusan
ekonomis
yang
diambil
oleh perusahaan.
Perusahaan
tambang
dalam
berinvestasi
akan
mempertimbangkan
keberadaan
sistem
perpajakan
sebagai
bagian
biaya
daram
kegiatannya.
Menurut
sudut
pandang
perusahaan,
sistem perpajakan
yang
baik
diharapkan
mempunyai
karaKeristik
sebagai.
berikut
:
1'
Pajak
bersifat
responsif
terhadap
keinginan
untuk
mendapatkan
keuntungan;
tidak
menghalangi
untuk
meraih
keuntungan
2'
sistbm perpajakan
dapat
mempertimbangkan
variasi pendapatan;
sensitif
pada
beban pajak
pada
saat
harga
mineral
rendah
3'
Sistem
perpajakan
bersifat
stabil,
dapat
diprediksi
dan
transparan
sehingga
akan
mengurangi
resiko
usaha
serta
dikenakan
hanya
dalam
konteks
aliran
kas
perusahaan
(diakui
oleh
UU)
4'
Pajak
yang
bersifat
mendistorsi
komponen
biaya-biaya
yang
dikeluarkan
dan
mendorong
timburnya
inefisiensi
sebaiknya
tidak
diterapkan
5'
Keberadaan
sistem pajak
masih
dapat
mendorong
kegiatan
eksplorasi
yang
berisiko
untuk
mencari
endapan
baru,
memberikan
insentif
untuk
mengembangkan
tarnbang
yang
ada
serta
dapat
mendorong
kegiatan
investasi
di
proyek
yang
bersifat
merginal.
VIII
-
4
-
8/16/2019 8 Perpa]Akan Mineral
5/15
8,2,3.
Sudut
pandang
pemerintah
Kebijakan
sistem
perpajakan
yang
diterapkan
pemerintah
mempunyai
dimensi
epentingan
secara
ekonomi
dan
poritik.
oreh
karena
itu
cakupan
kepentingan
emerintah
terhadap
sistem
perpajakan
dimensinya
lebih
ruas
dan
rebih
rendah
onsistensinya
dibandingkan
dengan
kepentingan
perusahaan.
Penerapan
sistem
perpajakan
oreh
pemerintah
mempunyai
beberapa
tujuan
iantaranya,
yaitu
untuk
:
mendapatkan
pendapatan
negara
atau
sebagai
instrumen
:il;:'"tt
untuk
mendorong
atau
menghambar
kegiatan
investasi
dari
berbagai
8.3.
TUJUAN
PENGENAAN
PAJAK
Pengenaan
sistem
perpajakan
yang
dirakukan
oreh
negara
kepada
perusahaan
yang
:;r;:rritasi
minerat
pada
dasarnya
mempunyai
beberapa
tujuary
diantaranya
1.
Sumber
pendapatan
negara
2,
peningkatan
aktivitas
ekonomi
3.
Stabilisasi
harga
4.
Redistribusi
kesejahteraan
5.
Tujuan
non_fiskal
6.
Media
pengatur
investasi
Pengenaan
tingkat
pajak
yang
rendah
akan
menjadi
insentif
bagi
investor
untuk
elakukan
investasi'
sebaliknya
pengenaan
tingkat
pajak
yang
tinggi
dapat
menjadi
isinsentif
untuk
melakukan
investasi.
8.4.
PENGGOLONGAN
PERPA'AIGN
I4INERAL
Secara
umum
terdapat
2
(dua)
katagori
sis[em
pajak
(ottq
Jameq
LggT)yaitu
pajak
angsung
(direct
tax)
dan
pajak
tak
langsung
(indirect
tax).
pajak
rangsung
didefinisikan
sebagai
pembayaran
oleh
perusahaan
secara
langsung
datam
bentuk
as/tunai
kepada
pemerintah
atas
kegiatan
produksinya
berdasarkan
peraturan
yang
elah
disahkan'
pajak
rangsung
dapat
dibagi
menjadi
2
(dua)
bentuk
sedangkan
pajak
w]I-s
-
8/16/2019 8 Perpa]Akan Mineral
6/15
tidak
langsung
umumnya
hanya
dikatagorikan
menjadi
1
(satu)
bentuk,
Kedua
katagori
pajak
tersebut
adalah
:
1,
Pajak
In
Rem
(In
Rem
Tax)
Pajak
langsung
jenis
ini
akan
mempengaruhi
biaya
suafu
kegiatan
eksptoitasi
mineral
dalam
2
(dua)
hal,
yaitu
mempengaruhi
biaya
variabel
(variabel
cost)
dan
biaya
tetap (fixed
cost).
contoh
jenis
pajak
untuk
in
remtax
diantaranya
adatah
:
a'
Pajak
yang
mempengaruhi
biaya
variabel,
diantaranya
:
spesific
royalty
atau
unit
royalty,
ad valorem
royatty,
sales
taxes
dan
export
duties.
b,
Pajak
yang
mempengaruhi
biaya
tetap proyek,
diantaranya
:
pajak
kepemirikan,
import duttbs,
registrah'on
fees
dan
stamp duties, tand
usage
dan
renbl
fee.
2.
Pajak
In
personam
(In
personam
Tax)
Pajak
langsung
jenis
ini
berhubungan
dengan
nirai
pendapatan
bersih
yang
diterima
oleh
perusahaan
atau
perorangan.
contoh
jenis
pajak
untuk
in
personam
tax
diantaranya
adarah
:
pajak
pendapatan
proporsionar,
pajak
keuntungan
progresif,
pajak
sumberdaya
aram,
withholding
tax.
3.
Pajak
tak
langsung
(Indirect
or
euasiTax)
Paiak
tak
langsung
diartikan
sebagai
sernua
biaya-biaya
yang
dikenakan terhadap
perusahaan
yang
dapat
mempengaruhi
kegiatan
operasi
dan
profttabilitas
perusahaan'
Tidak
semua
negara
menerapkan
sistem
perpajakan
bentuk
ini.
conloh
pajak
ienis
adalah
sebagai
berikut
:
foretlqn
exchange
regulation,
government
equity
acquired
on
conssensiona/
terms,
performance
bond,
tand
owner
compensattbn.
8.5.
EFEK
PERPAJAKAN
TERHADAP
INVESTASI
untuk
memahami
dampak
diterapkannya
suatu
instrumen
perpajakan
terhadap
kegiatan
investasi
dapat
dievaluasi
melalui
z
(dua)
tahapan.
Tahapan
pertama
adalah
mengkaji
bagaimana
keberadaan
suatu
pajak
akan
mempengaruhi
keputusan_
keputusan
yang
akan
diambil
oleh
perusahaan.
Kemudian
pada
tahap
kedua
adalah
melakukan
evaluasi
hasil
analisis
tahap
pertama
untuk
menentukan
tujuan/objek
ataupun
kriteria
pengenaan
pajak.
VIII.6
-
8/16/2019 8 Perpa]Akan Mineral
7/15
sebelum
dilakukan
pengkajian
terhadap
efek perpajakan
rnaka perru
dilakukan
anarisis
atau
evaluasi
untuk
mengetahui
karakteristik
suatu
pajak.
Terdapat
3
(tiga)
komponen
pokok yang
perlu
diperhatikan
untuk
mengetahui
karakterisik
suatu
pajak,
yaitu
Basis
pengenaannya,
laju
(rate)
pengenaannya,
dan
tujuan
pengenaan.
Dampak
dari
dikenakannya
suatu
sistem
perpajakan
dapat
dirihat
dari
aspek
bagaimana
sistern
tersebut
akan
mempengaruhi
pengarnbilan
keputusan
secara
jangka
pendek
ataupun
jangka
panjang
dari
perusahaan
secara
wajar.
Untuk
menentukan
keputusan
suatu
investasi
(investasi
ataupun
tidak
investasi),
pada
umumnya
perusahaan
akan
mengkaji
keberadaan
suatu
sistem
perpajakan
merarui
perspektif
iangka panjang'
Beberapa
hubungan
pajak
dengan
tingkat
keuntungan
perusahaar
adalah
:
1'
Suatu
pajak
akan
mengurangi
besarnya
NPV
dan
dapat
membuat
suatu
investasi
menjadi
tjdak
menarik
(disinsentif).
z' Besarnya
beban
pajak
yang
kecil
pada
saat
awal
kegiatan
produksi
lebih
disukai
oleh perusahaan,
karena
dapat
meningkatkan
besarnya
NpV.
3'
Perioda
,saat
memperoreh
pendapatan
merupakan
faktor
penting
daram
mendapatkan
Npv.
sistem
perpajakan
yang
tidak
mengurangi
besarnya
penerimaan
diawali
tahun
produksi
secara
signifikan
akan
lebih
disukai
oterr
perusahaan.
Har
ini
dapat
meningkatkan
besarnya
Npv
dan
akan
memperpendek
perioda
pengembalian
modal
(pay
back
period),
4'
Besarnya
Npv
sangat
dipengaruhi
oreh
adanya
suatu
sistem
perpajakan
yang
dapat
mengurangi
berbagai
macam
resiko
poritik
dan
ekonomidaram
berusaha.
5'
Pengenaan
pajak
akan
mempengaruhi
besarnya
gross
aliran
kas (gross
cash
flow)
secara
periodik.
Di
samping
itu
pengenaan
pajak
akan
mempengaruhi
kebijakan
perusahaan
dalam
menentukan
keputusan
datam pemilihan kadar,
laju
ekstraki
dan
volume
cadangan
yang
dianggap
ekonomis.
Dalam
kenyataannya
setiap
tambang
mempunyai
karakteristik
yang
berbeda
atau
unik.
suatu
instrumen
perpajakan
yang
dikenakan
pada
kondisi
ekonomi
yang
sama
akan
mempunyai
dampak
yang
berbeda
untuk
tambang
yang
mempunyai
karakterisik
geologi
yang
berbeda.
YIII
-
7
-
8/16/2019 8 Perpa]Akan Mineral
8/15
Dampak
dari
pengenaan
pajak
sangat
bergantung
dari
perubahan
keadaan
ekonomi.
Karena
terjadi perubahan
kondisi,
misalnya
tdmbahan
data
Lentang
cadangan
'atau
harga,
maka
perusahaan
akan
mengatur
keputusan
untuk
memaksimalkan
keuntungan
dengan
kendala
teknologi
dan
kapasitas.
sistem
perpajakan
sangat
berpengaruh
dalam
hal
ini'
oleh
karena
itu
akan
lebih
berguna
datam
mengkaji
dampak
pajak
dari
perspekif
pembuatan
keputusan
jangka
pendek.
8.6.
PERPA'AKAN
PADA
KONTMK
KARYA
PERTAMBANGAN
(COW)
Pengaturan
perpajakan
pertambangan
mineral
di
Indonesia
dimasukan
dalam
dokumen Kontrak Karya (KK). Kontrak
Karya
merupakan
pefianjian
antara
pemprintah
RI
dengan
investor,
yang
merupakan
badan
hukum
Indonesia,
untuk
mengusahakan
suatu
jenis
bahan
galian
pada
wilayah
tertentu.
Di
dalam
dokumen
KK
tersebut
selalin
pengaturan
perpajakan
terdapat
pula
pengaturan
aspek
teknis,
ketenagakerjaan,
kepentingan
nasionar,
hukum,
lingkungan
hidup
dan pengembangan
wirayah.
Pengembangan/pengusahaan
pertambangan
melalui
pefianjian
KK
ditetapkan
pada
pasal
10
uU
No'
11
tahun
1967,
tentang
Ketentuan-ketentuan
pokok
pertambangan
dan
Uu
No.
1 tahun
1967
tentang
penanaman
Modar
Asing,
yang
dirubah
dengan
UU
No.
11
tahun
Lg7A,
sejak
tahun
L967
hingga
saat
ini,
Perjanjian
KK
telah
mengalami
perubahan-
perub5han
materinya,
termasuk
pula
perubahan
keuangan
dan
perpajakannya,
karena
Pemerintah
selalu
mengikuti
perkembangan
pembangunan
dan
melakukan
.'deregulasi,,
atas
kebiiakan
dari
waktu
ke
waktu
sesuai
dengan
kepentingan
nasional
dan
tetap
mempertimbangkan
perkembangan
dunia
usaha pertambangan
internasional.
Perubahan-perubahan
ini
dibedakan
dengan
adanya
sebutan'.Generasi,,.
Hingga
2001
telah ditandatangani
7
(tujuh)
Generasi
KK.
Didalam
KK
generasi
VII paring
tidak
terdapat
12
jenis
pajak
yang
dibebankan
pada
perusahaan.
studi
dari
James
otto,
2000,
menunjukan
paling
tidak
ada
lg
jenis
pajak
mineral
yang
umum
diterapkan
negara-negara
penghasir
bahan
tambang.
Dari
1g
macam
ienis
pajak
mineral
yang
umumnya
diterapkan
oleh
negara
penghasil
mineral,
Indonesia
menerapkan
kurang
lebih
12
jenis
pajak.
(r'abel
wII-l.)
VIII
-
8
-
8/16/2019 8 Perpa]Akan Mineral
9/15
Dalam
menghitung
besarnya
pendapatan
terkena
pajak
umumnya
suatu
negara
akan
mengijinkan
suatu
ailowance
(keringanan)
yang
dapat
mengurangi
besarnya
pendapatan
terkena pajak,
Taber
VIII-2
menunjukan
jenis
komponen
biaya yang
diperbolehkan
diterapkan
untuk
mengurangi
besarnya
besarnya
pendapatan
terkena
pajak.
Tabel
Wil-l
Jenis
Pajak
Dalam
Kontrak
Karya
Sumber:
Global
Mining
Taxation
Comparative
Study,
2000
8.7.
STUDY
KOT"TPARATIF
PERPAJATGN
untuk
mengukur
daya
tarik
investasi
pertambangan
di
suatu
negara
maka
sarah
satunya
adalah
dilihat
darisistem
perpajakan
yang
diterapkan.
James
otto
dkk
(Global
Mining
Taxation
comparative
study,
March
2000)
terah
merakukan
study
mengenai
komparasi
perpajakan
beberapa
negara,
berikut
adalah
beberapa
hasjl
dari
study
mereka.
Jenis
pajak
-
Incometax
-
-
Excess
proftttax
-
-
Royalties
-
-
Witholding
tax
on
r"rittEairia"na,
-
Dikenakan
Rate
a
Tidak
X
30o/o
X
x
Gold
:
USg
235
&22S
--
20o/o
y'rLrrururrg
rax
on
remitted
interest
-
Import
duties
on
"quipilEt.-
X
2oo/o
x
gpgt
duties
on
minerals
x
"o'ss
tox
on
Purchased equipment
suto
tux
on
rinuratrilidEiinu
I
\/r1..^-tr^r.
H
X
X
vqrur
ouueu
tax
On
services
X
10%o
on
services
voruE cruoe0
t.lx
On
eqUipment
-
Value
added
tu*
on
,lnuolili"f
x
10olo
on
eOuioment
nrrrrhacort
X
70o/o
Property
tax
-
Education
tax
Local
development
tax
-
Fees
based
on
land
area
-
Stamp
tax
Payrollbx
x
O.15o/o
gross
revenue
x
US$
1200
/exDatriate/vr
x
According
to
need
US$
l.s
lha
x
Rp.
6,000
per
transaction
X
YIII
-
9
-
8/16/2019 8 Perpa]Akan Mineral
10/15
Tabel
VIII-2
Komponen
Biaya
untuk
mengurangi
pendapatan
terkena
pajak
8.7.1.
Pajak
pendapatan
perusahaan
(corporate
rncome
Tax)
Negara penghasil minerar umumnya
menerapkan
kebijakan
pajak
pendapatan
perusahaan,
dengan
berbagai
variasinya
ratenya.
sebagian
negara
menerapkan
sjstem
flat
rate,
sama
untuk
semua
tingkat
keuntungan,
sedangkan
negara
tain
menerapkan
sistem
progressive
rate,
dimana
semakin
besar
keuntungan
maka
semakin
besar prosentasi
pajaknya.
selama
hampir
dua
dekade
secara
umum
terjadi
penurunan
rate
dari
pajak
pendapatan
perusahaan.
saat
ini
jarang
drjumpai
negara
yang
menerapkan
pajak
'I
Component
Deductible
Not
Deductible
No
Such
Tax
Income
tax
X
lre-production
exploration
expenses
X
Mrne
site
development
cost
X
reasibility
study
cost
X
Annual
operating
cost
x
Laptral
co$
of equipment
and
olant
X
Loan
tnterest
x
Koya[y tax
X
wtthotding
tax
on
interest
X
wtrnotding
tax
on
dividens
X
Import
duties
on
equipment
X
trxport
c,uties
on
minerals
X
sates
tax
on
equipment
&
services
X
value
added
on
equipment
&
seruices
X
Education
tax
x
Locat
development
tax
x
Properly
tax
X
Fee
based
on
land
area
x
stamp
taxes
X
Deptetion
allowance
x
Payroll
taxes
X
Vru.
10
-
8/16/2019 8 Perpa]Akan Mineral
11/15
pendapahn
perusahaan
dengan
rate
lebih
besar
dari
35yo.
Besarnya
corporate
income
ax
yang
diterapkan
di
Indonesia
sebesar
maximum
30oro,
dimana
jika
dibandingkan
engan
negara
rain
merupakan
rate
rata-rata
corporate
hcome
tax
.
Gambar
8.1
enunjukan
komparasi
pajak
pendapatan
perusahaan
beberapa
negara.
Kornparasi
pajak
pendapata"
J;[3:]n*r*o"opa
Nesara
(ottq
20oo)
8.7.2.
Royalty
Penerapan
royalti
mineral
di
dunia
dapat
diklasifikasikan
menjadi
3
jenis,
yaitu
(L)
tlnit
pecifrc
roya/ty'
pungutan
royalty
yang
didasarkan.atas tonase/vorume
bahan
tambangang
dieksploitasTduual
(2)
Ad
ualorem
royalty,pungutan
royarty
yang
didasarkan
atas
ilai
dari
bahan
tarnbang
yang
dieksptoitas
ildiiuar
dan
(3)
profit
based
royattt,
ungutan
royarti
yang
didasarkan
atas
tingkat
keuntungan
seterah
pajak.
Pada
KK
Generasi
I
dan
Generasi
II
penerapan
royalti
di
Indonesia
didasarkan
pada
ad
alorem
royatti'
narnun
sejak
KK
Generasi
III
hingga
Generasi
VII penerapan
royarti
idasarkan
pada
unft
speafrc
royalgr,
penerapan
royarti
jenis
specific
royalty
empunyai
kelemahan
dibandin
gkan
ad
valorem,
yaitu
besarnya
niraii
royar,
akan
Corporate
Tax
WII
-
11
-
8/16/2019 8 Perpa]Akan Mineral
12/15
mengalami
penurunan
setiap
tahun.
Hal
ini karena
didasarkan
pada
konse
p
time
ualue
of
money'
Nilai
us$
225
(royalti
untuk
emas
per
kg)
pada
tahun
1992
(saat
royalti
ini
diterapkan berdasarkan
sK
Menteri
Pertambangan
tahun
Lgg2)
maka
berdasarkan
konsep
time
value
of
money
akan
mengalami
penurunan
niiai
sebesar
*
35olo pada
tahun
2000.
saat
ini
banyak
negara
telah
merubah
metode
pengenaan
royalti
dari
unit
specific
royalty
kebentuk
ad
ualorem
royatty.
Negara
yang
menerapkan
royalti
dan
bentuk
royalti yang
diterapkan
dapat
dilihat pada
Tabel
3.
oleh
karena
itu
untuk
mengoptimalkan
pendapatan
negara
dari
royalti
maka perlu
dipertimbangkan
untuk
merubah
bentuk royalti yang
diterapkan
dan
unrt specific
royalti
menjadi
ad
ualorem
roya/ty.
Tabel
VIII-3
Jenis
Perhitungan
Royalti
Beberapa
Negara
8.7.3.
fnternal
Rate
Of
Return
(IRR)
Internal
of
Return
adalah
teknik
umum
untuk
mengukur
profitabilitas
dari
suatu
investasi'
IRR
didefinisikan
sebagai
interest
rate pada
saat
present
value
dari
penjumlahan
aliran
kas
masuk
dan
aliran
kas
keluar
sama
dengan
nol.
IRR berguna
fenis
Royalti
Ad
valorem;
3olo
mine-head
value
Ad
valorem
;
17o
gross
sales
for
copper
Ad
valorem
;
2olo
sales revenue
for
copper
Ad valorem
;2,5o/o
net
smelter
return
Unit
specific
;
based
on
production
Unit
specific
;
USg45-55/ton
of
copper
production
Based
on
negotiations
Ad
valorem
;
27o
market
value
of
gross
output
for
copper
Ad valorem
;
_2%o
net
smelter
return
for
copper
Sumber
:
Global
Mining
Taxation
Comparative
Study,
2000
VITI.
L2
No,
Negara
1.
Argentina
2.
Bolivia
3.
China
4.
Ivory
coast
5.
India
6.r
Indonesia
7.
Kazakhstan
8.
Mexico
NolS
None
.
South
Africa
10.
Philipina
11.
PNG
-
8/16/2019 8 Perpa]Akan Mineral
13/15
untuk
melihat
efek
dari
kebijakan
fiskal
terhadap
profitabiritas
usaha.
Dengan
merihat
IRR
sebelum
dan
sesudah
pajak
maka
investor
dapat
memperajari dampak
dari
kebijakan
fiskal
pada
profitabilitas
perusahaan.
semakin
besar
nilai
hasil
perhitungan
IRR
di
suatu
negara
maka
semakin
kompetitif/menarik
investasi
di
negara
tersebut,
demikian
pula
sebaliknya'
Gambar
8.2
menunjukan
perbandingan
IRR
yang
dihasilkan
dari
study
yang
dilakukan
otto
pada
beberapa
negara.
Dari
study
tersebut
terrihat
bahwa
besarnya
after
tax
rate
of
returnrata-rata
adalah
L2,5o/o.sedangkan
besarnya
after
tax
rate
of
return
di
Indonesia
adalah
sebesar
L .40/o,
dimana
masih
dibawah
after
tax
rate
of
return
rata_rata.
Poland
Chine
pt'lc
lvory
Coast
Merico
(ontario)
tEbekistan
lndonesia
Bolivia
Tanzanla
lGzakhstan
Ghana
Greenland
Peru
(nevada)
n
Australia
Zimbabwe
Argentina
Ghlle
Phillppines
Sweden
Gambar
9.2
IRR
Project
Tambang
Di
Beberapa
Negara
(Otto,
2O0O)
VIII.
13
-
8/16/2019 8 Perpa]Akan Mineral
14/15
i
8,7.4.
Effective
Tax
Rate (ETR)
Effective Tax Rate
(ErR)
digunakan
untuk
mengukur seluruh pembayaran
perusahaan
terhadap
pemerintah.
ETR
dihitung
dengan
cara
menjumlahkan
present
value dari
seluruh
pajak
yang
dibayarkan
perusahaan
kepada
pemerintah,
kemudian
dibagi
dengan
total
present
value
dari
total
efektlf aliran
kas
tahunan.
Secara
matematis
ETR
dinyatakan
sebagai
:
Effecrive
ra
x
Ra
te
=
plg:_ullE
Llg
_t
:
I
-1T_o_11
p_rl
g
"-
g_gr_:
tr_qt
present
value
of
project
before
tax
cash
flow
Semakin
besar
nilai
hasil
perhitungan
ETR
di
suatu
negara maka
semakin tidak
kompetitif/menarik
investasi
di
negara
tersebut,
demikian
puta
sebaliknyal
Hasil
perhitungan
ETR
dengan
laju
diskonto
sebesar
0olo
dapat
dilihat
pada
Gambar
g.3.
Berdasarkan
hasil
study
Otto,
nilai
rata
ETR
di
dunia
adatah
sebesar
57%.
Sedangkan
nilai
ETR
di Indonesia
adalah
600lo.
Burkina
Faso
Poland
Ghine
PNG
vory
Coast
Canada
Mexico
Uzbekistan
I
lndonesia
t-
I anzanta
'
Ghana
Greenland
Kazakhstan
Bolivia
USA
(nevada)
Zimbabwe
Peru
Westen
Argentina
Philippines
Ghile
South
Africa
Sweden
0
2A
40
60
Rate
80
100
120
Gold
Model
:
Effec-tiVe
Ta-
Rate
(@
Ao,,l
-
lE
-I
-
F
I
IpT
II
E
E
Gambar
8.3
Hasil
Perhitungan
ETR
(Otto,
2000)
VIII
-
14
t
-
8/16/2019 8 Perpa]Akan Mineral
15/15
8.7.5.
Jaminan
Stabilisasi
Perpajakan
Investor
tidak
menyukai adanya ketidak-pastian
di
perpaiakan
mineral'
Umumnya
perusahaan tambang
akan
beroperasi
dalam
waktu
paniang,
30
tahun
misalnya'
Oleh
karena
itu
investor
mengharapkan
adanya
jaminan
kepastian
dalam
penerapan sistem
perpajakan
selama
melangsungkan
usahanya.
Ketidak-pastian
dan
ketidakjelasan
sistem
perpajakan didalam
suatu
negara
akan menyurutkan
niat
investor
untuk
berinvestasi.
Sistem
Kontrak
Karya
yang
diterapkan
Indonesia,
dikenal
mempunyai
keunggulan
dalam
stabilisasi
perpajakan,
dimana
pajak
yang
diterapkan
bersifat
/ex
specnlistdan
akan
berlaku
selama 30
tahun.
Hal
ini tentu
saja
akan
menarik
minat
investor
untuk
berinvestasi.
Tabel
VIII-4
memperlihatkan
ada
tidaknya
stabilisasi
sistem
perpajakan
di
beberapa
negara
penghasil
mineral'
Tabel
VIII-4
Stabilisasi
PerPajakan
Negara
Stabilisasi
perpaiakan
Deskripsi
Arqentina
Ada
30
tahun,
Bolivia
Tidak
Burkina
Faso
Ada
Selama
umur
kontrak
Canada
(ontario) Tidak
Chile
Ada
10
tahun
China
Tldak
Ghana
Tdak
Greenland
Tidak
Indonesia
Ada
Selama
umur
kontrak
(30
tqhq )
Ivory
Coast
Tidak
Kazakhstan
Ada
Selama
urnur
kontrak
Mexico
Tldak
PNG
Tidak
Peru Ada
10
-
15
tahun
Philippines
Tidak
Poland
Tidak
South
Africa
Tidak
Sweden
Tidak
Tanzania
Tidak
USA-Arizona
Tdak
Uzbekistan
Ada
10
tahun
W. Australia
Tidak
Zimbabwe
Tidak
VIII
-
15