8. bab 1 baru

18
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan faktor penting dalam kehidupan manusia karena dengan tubuh yang sehat, manusia mampu menjalankan aktivitas dengan baik. Tubuh manusia tersusun atas sel, jaringan, organ, dan sistem organ yang bekerja saling terpadu dan berkaitan. Jika salah satu organ mengalami kerusakan atau gangguan maka akan berpengaruh pada keseluruhan kerja sistem yang ada. Salah satu organ yang terdapat dalam tubuh manusia adalah organ pencernaan. Bila sistem organ pencernaan mengalami kerusakan atau gangguan, mengakibatkan timbulnya penyakit pencernaan. Saat ini banyak penyakit pencernaan yang disebabkan oleh kebiasaan atau pola hidup tidak sehat, infeksi kuman atau bakteri antara lain gastritis, ulkus gaster, perforasi gaster, kanker lambung, gastroenteritis 1

Upload: eflyani-gius

Post on 15-Sep-2015

216 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

CHEMISTRY

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangKesehatan merupakan faktor penting dalam kehidupan manusia karena dengan tubuh yang sehat, manusia mampu menjalankan aktivitas dengan baik. Tubuh manusia tersusun atas sel, jaringan, organ, dan sistem organ yang bekerja saling terpadu dan berkaitan. Jika salah satu organ mengalami kerusakan atau gangguan maka akan berpengaruh pada keseluruhan kerja sistem yang ada. Salah satu organ yang terdapat dalam tubuh manusia adalah organ pencernaan. Bila sistem organ pencernaan mengalami kerusakan atau gangguan, mengakibatkan timbulnya penyakit pencernaan. Saat ini banyak penyakit pencernaan yang disebabkan oleh kebiasaan atau pola hidup tidak sehat, infeksi kuman atau bakteri antara lain gastritis, ulkus gaster, perforasi gaster, kanker lambung, gastroenteritis dan thypoid. Salah satu penyakit pencernaan yang banyak terjadi di masyarakat adalah gastritis (maag). Gastritis (maag) adalah penyakit pencernaan yang mengakibatkan inflamasi atau peradangan mukosa lambung (Akmal, dkk; 2010:5).Gastritis (maag) adalah peradangan pada mukosa lambung terutama selaput lendir lambung yang salah satunya diakibatkan oleh infeksi bakteri Helicobacter pylori. Bakteri Helicobacter pylori memiliki kemampuan adaptasi yang sangat baik terhadap lingkungan lambung dan berkoloni pada permukaan epitel lambung. Helicobacter pylori adalah bakteri gram negatif berbentuk spiral yang memproduksi enzim urease. Enzim urease merupakan enzim yang berperan menghidrolisis urea untuk melindungi bakteri Helicobacter pylori dari paparan asam lambung (Misnadiarly, 2009:49).Lambung yang terinfeksi bakteri Helicobacter pylori yang berlebihan akan merusakan sel mukosa lambung. Kerusakan sel mukosa lambung mengakibatkan mukosa tidak berfungsi dengan baik sehingga asam lambung yang berdifusi ke mukosa tidak terkontrol dan terjadi peningkatan asam klorida di lambung dengan indikasi nyeri pada ulu hati, sering mual, muntah, rasa penuh dan rasa tidak nyaman (Ode, 2012:34).Jumlah pasien gastritis (maag) di Kota Kupang tahun 2011-2013 disajikan pada Tabel 1.1 berikut ini. Tabel 1.1 Data Pasien Gastritis (Maag) di Kota KupangNama Rumah Sakit/PuskesmasJumlah PasienTotal

201120122013

RS Bhayangkara Kupang99111110320

RSUD Prof Dr. W. Z Yohanes Kupang 5895945631746

Jumlah6887056732066

Sumber: RS.Bhayangkara Kupang dan RSUD Prof Dr. W. Z Yohanes Kupang

Gambar 1.1 Grafik Pasien Gastritis di Kota KupangJumlah pasien gastritis (maag) di RS.Bhayangkara Kupang dalam 3 tahun terakhir sebanyak 320 orang yang terdiri dari 99 orang pada tahun 2011, 111 orang pada tahun 2012, dan 110 orang pada tahun 2013. Sedangkan jumlah pasien gastritis (maag) di RSUD Prof Dr. W. Z Yohanes Kupang dalam 3 tahun terakhir sebanyak 1746 orang yang terdiri dari 589 orang pada tahun 2011, 594 orang pada tahun 2012, dan 563 orang pada tahun 2013. Jumlah pasien gastritis (maag) di Kabupaten TTU tahun 2011-2013 disajikan pada Tabel 1.2 berikut ini.Tabel 1.2 Data Pasien Gastritis (Maag) di Kabupaten TTUNama Rumah Sakit/PuskesmasJumlah PasienTotal

20112012

2013

RSUD Kefamenanu366265285916

Puskesmas Manufui Kefamenanu30263288

Jumlah3962913171004

Sumber: RSUD Kefamenanu dan Puskesmas Manufui Kefamenanu

Gambar 1.2 Grafik Pasien Gastritis di Kabupaten TTUJumlah pasien gastritis (maag) di RSUD Kefamenanu Kabupaten TTU dalam 3 tahun terakhir sebanyak 916 orang yang terdiri dari 366 orang pada tahun 2011, 265 orang pada tahun 2012, dan 285 orang pada tahun 2013. Sedangkan jumlah pasien gastritis (maag) di Puskesmas Manufui Kefamenanu dalam 3 tahun terakhir sebanyak 88 orang yang terdiri dari 30 orang pada tahun 2011, 26 orang pada tahun 2012, dan 32 orang pada tahun 2013. Data resmi penyakit gastritis (maag) di NTT belum terekam dengan baik. Namun sesungguhnya banyak penderita gastritis (maag) jarang berobat ke rumah sakit. Berdasarkan jumlah kasus yang ada, berbagai upaya pengobatan dan terapi telah dilakukan mulai dari penggunaan obat-obat sintetik dan antibiotik yang merupakan salah satu faktor pengendalian penyakit gastritis (maag), namun jumlah kasus gastritis (maag) hingga sekarang masih tinggi. Selain itu hasil wawancara dengan beberapa pasien gastritis (maag) di Desa Fatuteke Kabupaten TTU menunjukkan bahwa faktor yang menyebabkan pasien gastritis (maag) jarang berobat ke rumah sakit karena masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesehatan, jarak tempat tinggal yang jauh dari rumah sakit, tenaga medis dan sarana laboratorium yang kurang memadai. Ketergantungan pada pemakaian obat sintetik dan antibiotik menyebabkan pasien gastritis (maag) sering merasa bosan dan kurang patuh dalam mengkonsumsi obat, akibatnya penyakit semakin parah, dan dapat berakibat fatal. Selain itu, pemakaian antibiotik sering kali dapat menyebabkan resistensi, yang artinya bakteri menjadi resisten atau kebal terhadap obat antibiotik. Untuk itu perlu upaya mencari dan mengembangkan obat gastritis (maag) baru sebagai obat alternatif yang efektif, aman, sedikit efek samping, murah dan mudah didapatkan terutama berasal dari tanaman. Pemanfaatan tanaman sebagai obat alternatif dewasa ini semakin berkembang penggunaannya. Tanaman yang sering digunakan oleh masyarakat untuk mengobati penyakit gastritis (maag) antara lain rimpang kunyit, rimpang temulawak, daun salam, daun lidah buaya, biji alpukat dan masih banyak lagi. Salah satu tanaman yang telah lama dikenal oleh masyarakat di Desa Fatuteke Kabupaten TTU sebagai tanaman untuk mengobati penyakit gastritis (maag) yaitu daun lidah buaya (Aloe vera). Dalam penggunaannya, daun lidah buaya dikupas dan dibersihkan, kemudian dipotong kecil-kecil dan dimakan. Daun lidah buaya mempunyai kemampuan untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit antara lain luka bakar, infeksi akibat bakteri, tukak lambung, radang usus, sakit mata, sakit kepala, sembelit, wasir dan diabetes. Khasiat yang terdapat dalam tanaman lidah buaya tidak terlepas dari kandungan senyawa aktif di dalamnya. Daun lidah buaya mengandung zat aktif meliputi vitamin, mineral, sterol, saponin, asam salisilat, asam amino, monosakarida dan polisakarida, enzim oksidase, senyawa-senyawa organik seperti aloin, emodin, aloesin, aloemisin, aloektin B, aloinosida A, aloinosida B, krisofanol dan lainnya (Dalimartha, 2008:105-107). Winarsih (2010:58) menyimpulkan bahwa banyak zat aktif yang ditemukan dalam daun lidah buaya antara lain aloin, fenol, tannin, sterol dan saponin diketahui memiliki sifat antibakteri dan antiinflamasi, dimana berdasarkan penelitian Yulvia (1990:11) membuktikan bahwa senyawa saponin pada ekstrak daun lidah buaya (Aloe vera) mampu menghambat pertumbuhan bakteri h.pylori penyebab penyakit gastritis (maag) secara in vitro. Tjandrasari (2001:14), membuktikan bahwa ekstrak daun lidah buaya (Aloe vera) berkhasiat sebagai antiinflamasi terhadap ulkus lambung tikus. Buah alpukat diketahui memiliki berbagai macam khasiat, sehingga banyak digunakan untuk pengobatan alternatif beberapa penyakit. Buah alpukat terdiri atas daging buah dan bijinya. Namun, selama ini biji alpukat kurang dimanfaatkan dan cenderung menjadi bahan yang terbuang. Secara tradisional, biji alpukat sudah dimanfaatkan oleh masyarakat di Desa Fatuteke Kabupaten TTU untuk mengobati penyakit gastritis (maag). Dalam penggunaannya, biji alpukat dibersihkan dan diparut. Biji alpukat hasil parutan dicampurkan dengan air, kemudian disaring dan diminum. Khasiat biji alpukat antara lain untuk mengobati sariawan, kencing batu, darah tinggi, nyeri syaraf, nyeri lambung, saluran nafas membengkak, menstruasi tidak teratur dan sakit gigi (Monica, 2006:9). Hasil Skrining fitokimia Zuhrotun (2007:23) terhadap simplisia dan ekstrak etanol biji alpukat menunjukkan bahwa biji alpukat mengandung alkaloid, polifenol, flavonoid, triterpenoid, kuinon, saponin, tanin dan monoterpenoid dan seskuiterpenoid. Alkaloid, tanin dan flavonoid merupakan senyawa aktif metabolit sekunder yang diketahui mempunyai khasiat yaitu sebagai anti bakteri dan antioksidan (Malangngi, 2012:17), dimana berdasarkan penelitian Sulistyowati (2007:9) membuktikan bahwa ekstrak biji alpukat (Persea americana) pada konsentrasi 50-70% dapat menurunkan jumlah bakteri penyebab tukak lambung. Isti Indraswari (2004:39), membuktikan bahwa pemberian ekstrak biji alpukat (Persea americana) yang mengandung flavonoid dan alkaloid pada lambung tikus yang mengalami ulkus peptikum bekerja dengan menghambat enzim sikloosigenase sehingga konversi asam arakidonat menjadi prostaglandin tidak terjadi. Prostaglandin akan dihambat sehingga mengurangi atau menghilangkan gejala inflamasi.Saat ini penelitian efek ekstrak daun lidah buaya dan biji alpukat dilaksanakan secara masing-masing atau terpisah, begitupun pemanfaatannya digunakan secara terpisah. Pemanfaatan daun lidah buaya untuk menyembuhkan infeksi akibat bakteri atau sebagai antimikroba, dan biji alpukat untuk menyembuhkan nyeri lambung atau sebagai antiinflamasi memiliki mekanisme yang saling mendukung. Oleh karena itu sangat perlu dilakukan kajian lebih lanjut mengenai pemanfaatan efek kombinasi ekstrak daun lidah buaya dan biji alpukat sebagai antimikroba dan antiinflamasi dalam menyembuhkan penyakit gastritis (maag).Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Aktivitas Ekstrak Kombinasi Daun Lidah Buaya (Aloe vera) dan Biji Alpukat (Persea americana) terhadap Bakteri Helicobacter pylori Pasien Gastritis (Maag).

1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan uraian latar belakang di atas, masalah yang akan dikaji melalui penelitian ini adalah:1. Bagaimanakah sifat fisikokimia ekstrak kombinasi daun lidah buaya (Aloe vera) dan biji alpukat (Persea americana)?2. Komponen fitokimia apa saja dalam ekstrak kombinasi daun lidah buaya (Aloe vera) dan biji alpukat (Persea americana)?3. Komponen senyawa kimia apa saja dalam ekstrak kombinasi daun lidah buaya (Aloe vera) dan biji alpukat (Persea americana)?4. Bagaimanakah aktivitas ekstrak kombinasi daun lidah buaya (Aloe vera) dan biji alpukat (Persea americana) terhadap bakteri Helicobacter pylori pasien gastritis (maag)?1.3 Tujuan PenelitianBerdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:1. Mengetahui sifat fisikokimia ekstrak kombinasi daun lidah buaya (Aloe vera) dan biji alpukat (Persea americana).2. Mengetahui komponen fitokimia ekstrak kombinasi daun lidah buaya (Aloe vera) dan biji alpukat (Persea americana).3. Mengidentifikasi komponen senyawa kimia ekstrak kombinasi daun lidah buaya (Aloe vera) dan biji alpukat (Persea americana).4. Mengetahui aktivitas ekstrak kombinasi daun lidah buaya (Aloe vera) dan biji alpukat (Persea americana) terhadap bakteri Helicobacter pylori pasien gastritis (maag).1.4 Manfaat PenelitianHasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut:1. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat umum akan manfaat ekstrak kombinasi daun lidah buaya (Aloe vera) dan biji alpukat (Persea americana).2. Sebagai salah satu obat alternatif untuk menyembuhkan penyakit gastritis (maag).3. Menambahkan konsep baru yang dapat dijadikan sebagai bahan rujukkan penelitian lebih lanjut.1.5 Pembatasan PenelitianPenelitian ini dibatasi pada:1. Analisis sifat fisikokimia ekstrak kombinasi daun lidah buaya (Aloe vera) dan biji alpukat (Persea americana).2. Analisis komponen fitokimia ekstrak kombinasi daun lidah buaya (Aloe vera) dan biji alpukat (Persea americana).3. Analisis komponen senyawa kimia ekstrak kombinasi daun lidah buaya (Aloe vera) dan biji alpukat (Persea americana).4. Aktivitas ekstrak kombinasi daun lidah buaya (Aloe vera) dan biji alpukat (Persea americana) terhadap bakteri Helicobacter pylori pasien gastritis (maag).1.6 Penjelasan IstilahDalam penelitian ini terdapat istilah penting yang perlu dijelaskan sebagai berikut:1. Ekstraksi kombinasi daun lidah buaya dan biji alpukat merupakan suatu proses pemisahan berdasarkan perbedaan kelarutan kombinasi daun lidah buaya dan biji alpukat dengan pelarut metanol. Proses pemisahan dilakukan dengan cara merendam kombinasi daun lidah buaya dan biji alpukat dalam pelarut metanol untuk memperoleh kandungan senyawa kimia. Hasil ekstraksi diukur berdasarkan persentase rendemen ekstrak kombinasi daun lidah buaya dan biji alpukat yakni perbandingan berat ekstrak akhir (ekstrak tanpa pelarut metanol) dengan berat ekstrak awal (ektrak dengan pelarut metanol) (Agoes, 2009:32).2. Metanol merupakan pelarut yang digunakan dalam ekstraksi kombinasi daun lidah buaya dan biji alpukat untuk mendapatkan senyawa metabolit sekunder (Agoes, 2009:32).3. Sifat fisikokimia ekstrak kombinasi daun lidah buaya dan biji alpukat merupakan sifat-sifat fisika dalam senyawa kimia ekstrak kombinasi daun lidah buaya dan biji alpukat. Sifat fisikokimia merupakan dasar untuk menjelaskan aktivitas biologis ekstrak karena memegang peranan penting pengangkutan ekstrak untuk mencapai reseptor. Analisis sifat fisikokimia meliputi penetapan massa jenis, pengujian kelarutan, penentuan titik didih, dan penentuan putar optik (Sukardjo, 1985:149; Keenan, 1984:437).4. Komponen fitokimia ekstrak kombinasi daun lidah buaya dan biji alpukat merupakan metode untuk mengetahui kandungan senyawa metabolit sekunder dalam ekstrak kombinasi daun lidah buaya dan biji alpukat. Analisis komponen fitokimia dengan cara menguji kelompok senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, terpenoid dan steroid dalam ekstrak (Sirait, 2007:210).5. Gastritis (Maag) merupakan keadaan pasien dengan kadar bakteri H.pylori dalam lambung. Kadar bakteri H.pylori dalam lambung dianalisis dengan pengujian anti H.pylori IgG (Misnadiarly, 2009:13).

2