781-1529-1-sm
DESCRIPTION
rgvtbTRANSCRIPT
RENCANA PEMILIHAN PENOLONG DAN TEMPAT PERSALINAN IBU HAMIL SETELAH DIBERIKAN PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG
PERSIAPAN PERSALINAN AMAN
Aira Putri Mardela1 Restuning Widiasih1 Mira Trisyani1
1Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat
ABSTRAK Persalinan yang tidak aman merupakan salah satu penyebab kematian ibu
di Indonesia. Melalui edukasi tentang persiapan persalinan aman diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh edukasi persiapan persalinan aman terhadap rencana pemilihan penolong dan tempat persalinan pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Melong Tengah. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan nonrandomized pretest and posttest control group design. Sampel diambil dengan purposive sampling sebanyak 32 responden. Pada 16 orang di kelompok intervensi diberikan edukasi persiapan persalinan aman, sedangkan pada 16 orang di kelompok kontrol sebelumnya sudah pernah terpapar informasi. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Mei 2012. Hasil penelitian dengan fisher exact test didapatkan p=0.05 untuk pemilihan penolong persalinan dan p=0.0003 untuk tempat persalinan yang berarti memiliki pengaruh bermakna. Oleh karena itu edukasi tentang perencanaan penolong dan tempat persalinan yang aman perlu disosialisasikan kepada masyarakat.
Kata kunci: edukasi, penolong persalinan, tempat persalinan
ABSTRACT
Unsafe delivery is one of the caused of maternal mortality in Indonesia. Health education about safe delivery preparation are expected to increase the utilization of health facilities. This research aimed to know the effect of education about safe delivery preparation to the selection of delivery attendant and delivery place among pregnant women at Puskesmas Melong Tengah. Quasi experiment with nonrandomized pretest and posttest control group design was used. 32 respondents were chosen by purposive sampling. 16 respondents in experimental group had got the education about safe delivery preparation and 16 respondents in control group previously got information from health workers). Data was collected on May 2012. The result by fisher exact test obtained p=0.05 for the selection of delivery attendant and p=0.0003 for delivery place which’s meant significant. Furthermore, education about safe delivery attendant and delivery place planning need to be socialized for the communities.
Key words: education, delivery attendant, delivery place.
1 Aira Putri Mardela
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jln. Raya Bandung- Sumedang Km. 21 Jatinangor-Sumedang) [email protected]
085320070753
PENDAHULUAN
Kematian ibu sebagian besarnya terjadi pada saat persalinan, dimana 9 dari
10 kematian ibu terjadi saat persalinan dan diseputarnya (Depkes RI, 2009). Salah
satu faktor yang melatarbelakangi kematian ibu adalah kondisi tiga terlambat,
yakni terlambat dalam memeriksakan kehamilan, mengenal tanda bahaya dan
mengambil keputusan, terlambat dalam memperoleh pelayanan persalinan dari
tenaga kesehatan, dan terlambat sampai di fasilitas kesehatan pada saat dalam
keadaan emergensi (Kemenkes RI, 2011). Saat ini angka kematian ibu (AKI) di
Indonesia merupakan angka tertinggi di kawasan Asia Tenggara. AKI di provinsi
Jawa Barat sendiri mencapai 724 kasus pada tahun 2008. Untuk kasus kematian
bayi, pada tahun 2008 ditemukan sebanyak 41 kasus di Jawa Barat dari 165 kasus
di seluruh Indonesia, dimana 60,98 % persalinannya ditangani oleh dukun bersalin
(Depkes RI, 2009).
Target cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dalam
rangka mencapai Indonesia Sehat 2010 adalah sebesar 90% (Depkes RI, 2003).
Namun, data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 mencatat
cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih baru mencapai 82,3% (Depkes
RI, 2010). Dari data Riskesdas tersebut, sebanyak 43,2 % ibu hamil melahirkan
di rumahnya sendiri, dimana hanya 2,1 % yang mendapat pertolongan oleh dokter,
5,9 % oleh bidan dan 1,4 % oleh tenaga medis lainnya, sisanya sebesar 4 %
ditolong keluarga dan yang paling banyak 40,2 % ditolong dukun beranak
(Pramudiarja, 2011). Berdasarkan data Riskesdas tahun 2010, persalinan bukan di
fasilitas kesehatan di Jawa Barat mencapai 41,5%, dan persalinan oleh dukun
2 Aira Putri Mardela
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jln. Raya Bandung- Sumedang Km. 21 Jatinangor-Sumedang) [email protected]
085320070753
mencapai 21,5% (Depkes RI, 2010). Berdasarkan data Riskesdas tersebut, berarti
cakupan penolong persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih secara nasional belum
memenuhi target.
Berdasarkan data laporan PWS-KIA (Pemantauan Wilayah Setempat
Kesehatan Ibu dan Anak) Puskesmas Melong Tengah Kecamatan Cimahi Selatan,
cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan sampai bulan Desember 2011 adalah
48,83 %. Cakupan ini belum memenuhi target dimana untuk bulan April hingga
Desember 2011 target persalinan nakes adalah 60%. Disini masih terdapat
kekurangan sebesar 11,17%.
Menurut Depkes RI (2009), tujuan persiapan persalinan aman adalah agar
ibu hamil dan keluarga tergerak merencanakan tempat dan penolong persalinan
yang aman, yang mana menurut Kemenkes RI (2011) persalinan dilakukan di
fasilitas kesehatan dan ditolong oleh tenaga kesehatan. Sementara menurut
Manuaba (1999), penyebab terbatasnya akses perempuan terutama untuk
pertolongan persalinan dikarenakan kemiskinan serta kurangnya pengetahuan dan
keterpaparan infomasi, sedangkan pendekatan edukasi merupakan pendekatan
yang paling cocok terhadap upaya pemecahan masalah kesehatan masyarakat
melalui faktor perilaku dibandingkan dengan pendekatan tekanan (coercion).
Perubahan yang dihasilkan oleh edukasi didasarkan kepada pengetahuan dan
kesadarannya melalui proses pembelajaran sehingga perilaku tersebut diharapkan
akan berlangsung lama (long lasting) dan menetap (Notoatmodjo, 2011).
Penelitian yang dilakukan oleh Suharni (2012) tentang pengaruh pendidikan
kesehatan tentang kehamilan terhadap pengetahuan dan sikap ibu hamil di
3 Aira Putri Mardela
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jln. Raya Bandung- Sumedang Km. 21 Jatinangor-Sumedang) [email protected]
085320070753
Kecamatan Mantingan, didapatkan kesimpulan pendidikan kesehatan kehamilan
mempunyai pengaruh terhadap pengetahuan ibu hamil menjadi lebih baik dan
berpengaruh teradap sikap ibu hamil menjadi lebih positif dalam menyikapi
kehamilannya. Sehubungan dengan pendahuluan tersebut, maka identifikasi
masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada pengaruh edukasi persiapan
persalinan aman terhadap rencana pemilihan penolong dan tempat persalinan pada
ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Melong Tengah?”
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
edukasi persiapan persalinan aman terhadap rencana pemilihan penolong dan
tempat persalinan pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Melong Tengah.
Sedangkan tujuan khusus adalah untuk mengetahui rencana pemilihan penolong
dan tempat persalinan pada ibu hamil kelompok kontrol dan kelompok intervensi,
serta untuk mengetahui perbedaan antara ibu hamil kelompok kontrol dan
intervensi dalam memilih penolong dan tempat persalinan.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dirancang dengan menggunakan metode Quasi Experiment
dengan Non Randomized Pretest Postest with Control Group Design. Variabel
independen dalam penelitian ini adalah edukasi persiapan persalinan aman dan
variabel dependennya adalah pemilihan penolong dan tempat persalinan.
Subvariabel dalam penelitian ini adalah pemilihan penolong persalinan dan
pemilihan tempat persalinan.
4 Aira Putri Mardela
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jln. Raya Bandung- Sumedang Km. 21 Jatinangor-Sumedang) [email protected]
085320070753
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil pada RW 1, 2, 5 dan 21 di
Wilayah Kerja Puskesmas Melong Tengah. Sampel diambil secara purposive
sampling sebanyak 32 orang responden (16 orang kelompok kontrol dan 16 orang
kelompok intervensi), yang didasarkan pada kriteria inklusi antara lain: bersedia
menjadi responden serta belum mendapat edukasi berupa penyuluhan tentang
persiapan persalinan aman dari petugas kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas
Melong Tengah. Disini peneliti menentukan RW 2 dan RW 21 sebagai kelompok
intervensi dan RW 5 dan 1 sebagai kelompok kontrol.
Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner pretest yang berisi
karakteristik responden dalam bentuk pertanyaan terbuka dan tertutup, pemilihan
penolong persalinan dan tempat persalinan dalam bentuk pertanyaan tertutup,
serta alasan pemilihan penolong dan tempat persalinan dalam bentuk pertanyaan
terbuka, dan kuesioner posttest yang berisi pilihan penolong dan tempat persalinan
dalam bentuk pertanyaan tertutup, serta alasan pemilihan penolong dan tempat
persalinan dalam bentuk pertanyaan terbuka. Pertanyaan pemilihan penolong
persalinan terdiri dari empat pilihan yakni paraji, bidan, perawat, dan dokter
kandungan. Sementara pilihan tempat persalinan terdiri dari enam pilihan yakni
rumah sendiri, rumah paraji, puskesmas, praktek bidan, klinik bersalin, dan rumah
sakit.
Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat dan bivariat. Analisa
univariat menggunakan persentase distribusi frekuensi. Sedangkan analisa bivarat
yang digunakan adalah uji hipotesis komparatif dua sampel independen yaitu
Fisher Exact Probability Test. Pengujian fisher exact dapat dilakukan dengan
5 Aira Putri Mardela
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jln. Raya Bandung- Sumedang Km. 21 Jatinangor-Sumedang) [email protected]
085320070753
tabel kontingensi sampai 2x5. Ketentuan pengujiannya adalah jika p hitung lebih
besar dari taraf kesalahan yang ditetapkan, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Responden
Tabel 1. Karakteristik Responden
Karakteristik Kontrol Intervensi
F % F % Paritas Nulipara
4
25.00%
8
50.00%
Primipara 3 18.75% 1 6.25% Multipara 8 50.00% 7 43.75%
Grande Multipara 1 6.25% 0 0.00% Riwayat Penolong Persalinan
Paraji 6 50.00% 5 62.50% Bidan 3 25.00% 3 37.50%
Perawat 0 0.00% 0 0.00% Dokter 3 25.00% 0 0.00%
Riwayat Tempat Persalinan Rumah sendiri 7 58.33% 6 75.00% Praktik Bidan 2 16.67% 1 12.50%
Puskesmas 0 0.00% 1 12.50% Rumah Sakit 3 25.00% 0 0.00%
Berdasarkan tabel 1. pada kelompok kontrol setengah dari responden
merupakan multipara, yakni sebanyak 9 orang (50.00%), sedangkan pada
kelompok intervensi hampir setengah dari responden merupakan mult ipara, yakni
sebanyak 7 orang (43.75%). Selain itu, lebih dari sebagian besar responden
memiliki riwayat persalinan dengan paraji, yakni sebanyak 6 orang (50%) pada
kelompok kontrol dan sebanyak 5 orang (62.50%) pada kelompok intervensi.
Sedangkan berdasarkan tempat persalinan terakhir, lebih dari sebagian besar
responden pada kelompok kontrol melahirkan di rumah sendiri yakni sebanyak 7
orang (58.33%) dan pada kelompok intervensi hampir seluruh responden
6 Aira Putri Mardela
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jln. Raya Bandung- Sumedang Km. 21 Jatinangor-Sumedang) [email protected]
085320070753
melahirkan di rumah sendiri pada persalinan terakhirnya, yakni sebanyak 6 orang
(75%).
Pemilihan Penolong Persalinan Pretest dan Posttest Pada Kelompok Kontrol dan Intervensi
Tabel 2. Pemilihan Penolong Persalinan Pada Kelompok Kontrol dan
Intervensi
Rencana Penolong
Persalinan
Kontrol Intervensi
Pretest Posttest Pretest Posttest
F % F % F % F % Paraji 2 12.50% 2 12.50% 1 6.25% 0 0.00% Bidan 12 75.00% 12 75.00% 14 87.50% 13 81.25%
Perawat 0 0.00% 0 0.00% 1 6.25% 1 6.25% Dokter 2 12.50% 2 12.50% 0 0.00% 2 12.50% Jumlah 16 100.00% 16 100.00% 16 100.00% 16 100.00%
Berdasarkan tabel 2. dapat diinterpretasikan bahwa dari hasil pretest dan
posttest pemilihan penolong persalinan pada kelompok kontrol tidak terlihat
perbedaan, dimana sebagian kecil dari responden yakni 2 orang (12.50%)
memilih paraji. Sementara pada kelompok intervensi, sebelum diberikan edukasi
(pada pretest), terdapat 1 orang (6.25%) yang memilih paraji. Setelah diberikan
tidak ada lagi yang memilih paraji.
Pemilihan Tempat Persalinan Pretest dan Postest Pada Kelompok Kontrol dan Intervensi
Tabel 3. Pemilihan Tempat Persalinan Pada Kelompok Kontrol dan Intervensi
Rencana Tempat Persalinan
Kontrol Intervensi Pretest Posttest Pretest Posttest
F % F % F % F % Rumah Sendiri 2 12.50% 2 12.50% 3 18.75% 0 0.00%
Puskesmas 2 12.50% 2 12.50% 7 43.75% 5 31.25% Praktik Bidan 7 43.75% 7 43.75% 6 37.50% 10 62.50%
Klinik Bersalin 3 18.75% 3 18.75% 0 0.00% 1 6.25% Rumah Sakit 2 12.50% 2 12.50% 0 0.00% 0 0.00%
Jumlah 16 100.00% 16 100.00% 16 100.00% 16 100.00%
7 Aira Putri Mardela
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jln. Raya Bandung- Sumedang Km. 21 Jatinangor-Sumedang) [email protected]
085320070753
Berdasarkan tabel 3. tersebut dapat dinterpretasikan bahwa ibu hamil
pada kelompok kontrol memiliki pemilihan tempat persalinan yang sama baik
pada pretest maupun posttest. Dimana terdapat sebagian kecil dari responden yang
memililih bersalin di rumah sendiri, yakni sebanyak 2 orang (12.50%). Sedangkan
pada kelompok intervensi, sebelum diberikan edukasi, terdapat sebagian kecil
yang memilih bersalin di rumah sendiri, yakni sebanyak 3 orang (18.75%).
Setelah diberikan edukasi tidak ada lagi yang memilih bersalin rumah sendiri.
Perbedaan antara Kelompok Kontrol dan Kelompok Intervensi dalam Memilih Penolong Persalinan
Tabel 4. Perbedaan antara Kelompok Kontrol dan Kelompok Intervensi dalam
Memilih Penolong Persalinan (N=32)
Kategori
Pemilihan Penolong Paraji Bidan Perawat Dokter
F % F % F % F %
Total p-value
Intervensi 0 0.00% 13 40.63% 1 3.13% 2 6.25% 16 Kontrol 2 6.25% 12 37.50% 0 0.00% 2 6.25% 16 Jumlah 2 6.25% 25 78.13% 1 3.13% 4 12.50% 32
0.05
Berdasarkan tabel 4. tersebut, dapat dilihat bahwa dari perhitungan uji
statistik perbedaan antara kelompok kontrol dan intervensi dalam memilih
penolong persalinan, didapatkan p-value 0.05. Sementara batas taraf kesalahan α
yang ditetapkan adalah 5% (0.05). Oleh karena itu maka Ho ditolak dan Ha
diterima sehingga terdapat perbedaan antara kelompok kontrol dan kelompok
intervensi dalam memilih penolong persalinan. Dengan demikian terdapat
pengaruh dari edukasi persiapan persalinan aman terhadap pemilihan penolong
persalinan pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Melong Tengah.
8 Aira Putri Mardela
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jln. Raya Bandung- Sumedang Km. 21 Jatinangor-Sumedang) [email protected]
085320070753
Perbedaan antara Kelompok Kontrol dan Kelompok Intervensi dalam Memilih Tempat Persalinan
Tabel 5. Perbedaan antara Kelompok Kontrol dan Kelompok Intervensi dalam
Memilih Tempat Persalinan (N=32)
Kategori
Rumah Sendiri
Pemilihan Tempat
Puskesmas Praktik Bidan
Klinik
Bersalin
Rumah Sakit
Total p-
value F % F % F % F % F %
Intervensi 0 0.00% 10 31.25% 5 15.63% 1 3.13% 0 0.00% 16 0.0003 Kontrol 2 6.25% 2 6.25% 7 21.88% 3 9.38% 2 6.25% 16 Jumlah 2 6.25% 12 37.50% 12 37.50% 4 12.50% 2 6.25% 32
Berdasarkan tabel 5. tersebut dapat dilihat bahwa dari perhitungan uji
statistik didapatkan p-value 0.0003. Sementara taraf kesalahan α yang ditetapkan
adalah 5% (0.05). Oleh karena p hitung 0.0003 < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha
diterima sehingga terdapat perbedaan antara kelompok kontrol dan kelompok
intervensi dalam memilih tempat persalinan. Dengan demikian terdapat pengaruh
edukasi persiapan persalinan aman terhadap pemilihan tempat persalinan pada ibu
hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Melong Tengah.
Pengaruh Edukasi Persiapan Persalinan Aman Terhadap Pemilihan Penolong dan Tempat Persalinan
Berdasarkan hasil penelitian masih terdapat sebagian kecil ibu hamil yang
memilih bersalin di rumah sendiri dan ditolong oleh paraji. Hal ini perlu
diwaspadai karena persalinan tersebut tidak aman dan dapat membahayakan ibu
dan bayi. Persalinan hendaknya dilakukan di fasilitas kesehatan dan ditolong oleh
tenaga kesehatan yang kompeten dalam kebidanan.
Dari hasil penelitian, berdasarkan riwayat pertolongan persalinan
sebelumnya, lebih dari sebagian besar ibu memiliki riwayat persalinan di rumah
9 Aira Putri Mardela
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jln. Raya Bandung- Sumedang Km. 21 Jatinangor-Sumedang) [email protected]
085320070753
dan ditolong oleh paraji. Sebagian besar ibu hamil yang memilih bersalin di
rumah dan ditolong oleh paraji dikarenakan pada persalinan sebelumnya selalu
melahirkan di rumah dengan paraji. Menurut Bangsu (1995) dalam Widawati
(2008), pengalaman persalinan dan kehamilan terdahulu akan sangat
mempengaruhi terhadap pemilihan penolong persalinan, dimana ibu yang
sebelumnya persalinan ditolong oleh dukun dan tidak memiliki masalah saat
proses persalinan akan mempunyai peluang lebih besar untuk memilih dukun
untuk persalinan berikutnya.
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat juga ibu hamil yang memiliki
riwayat pertolongan persalinan di rumah dan ditolong o leh paraji, namun untuk
persalinan yang sekarang ibu hamil tersebut sudah berencana untuk bersalin di
fasilitas kesehatan dan ditolong oleh tenaga kesehatan. Hal ini bisa disebabkan
oleh banyak faktor seperti pengaruh dari orang terdekat maupun pihak profesional
kesehatan, serta perasaan tentang nilai risiko kehamilan. Menurut Reeder (2010),
saat ini pemilihan layanan maternal semakin sering dibuat berdasarkan saran dari
pihak profesional. Selain itu, output dari pengalaman seseorang dapat berbeda-
beda sehingga ibu hamil akan memiliki kecenderungan yang berbeda pula
terhadap pengalamannya pertolongan persalinan tersebut.
Jika dikaitkan dengan teori Health Belief Model dari Rosenstock (1966)
dalam Bensley (2008) bahwa melalui pengalaman dapat timbul persepsi yang
positif tentang ancaman persalinan dengan dukun dan persepsi yang positif
tentang manfaat persalinan dengan tenaga kesehatan. Sehingga bila ibu telah
mempunyai persepsi yang positif, maka ibu akan memilih tenaga kesehatan.
10 Aira Putri Mardela
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jln. Raya Bandung- Sumedang Km. 21 Jatinangor-Sumedang) [email protected]
085320070753
Dimana berdasarkan hasil penelitian pada saat pretest menunjukkan bahwa
sebagian besar ibu sudah memilih bersalin di fasilitas kesehatan dan ditolong oleh
tenaga kesehatan. Hal ini merupakan pilihan yang baik bagi ibu hamil dimana
sudah memilih pertolongan persalinan yang aman.
Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar ibu hamil yang memilih
bersalin di tenaga kesehatan lebih memilih bidan dari pada tenaga kesehatan yang
lain, seperti perawat dan dokter kandungan. Hal ini bisa disebabkan karena
mudahnya memperoleh akses pelayanan kesehatan seperti praktik bidan sehingga
mudah mendapatkan pertolongan persalinan. Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian dari Abbas dan Kristiani (2006), bahwa motivasi ibu hamil dan ibu
meneteki yang memanfaatkan untuk mau memeriksakan dirinya ke pelayanan
kesehatan yang diberikan oleh bidan, sebagian besar menyatakan masing-masing
atas kemauan sendiri, dan sebagian lainnya untuk yang memanfaatkan pelayanan
menyebutkan karena ikut-ikutan.
Pengaruh edukasi persiapan persalinan aman terhadap pemilihan penolong
dan tempat persalinan dapat terlihat pada hasil posttest. Dari hasil uji statistik
statistik disimpulkan bahwa terdapat pengaruh edukasi terhadap pemilihan
penolong dan tempat persalinan. Pada kelompok intervensi terdapat perbedaan
pemilihan penolong dan tempat persalinan pada pretest dengan posttest, dimana
hasil posttest pada kelompok intervensi menunjukkan data bahwa tidak ada lagi
ibu hamil yang memilih bersalin di rumah dan ditolong oleh paraji. Sementara
pada kelompok kontrol tidak terdapat perubahan ibu hamil yang awalnya memilih
bersalin di rumah sendiri dan memilih paraji. Hal ini disebabkan oleh
11 Aira Putri Mardela
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jln. Raya Bandung- Sumedang Km. 21 Jatinangor-Sumedang) [email protected]
085320070753
keterpaparan ibu hamil pada kelompok intervensi terhadap edukasi persiapan
persalinan aman sehingga ibu hamil mendapatkan pengetahuan tentang pemilihan
penolong dan tempat persalinan yang aman.
Menurut Bobak, Lowdermilk and Jensen (2005), tugas perkembangan ibu
terhadap kehamilan yakni persiapan persalinan merupakan proses social dan
kognitif kompleks yang bukan didasarkan pada naluri, tetapi dipelajari.
Sementara edukasi sendiri dimaksudkan untuk mengubah perilaku individu,
kelompok, dan masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada.
Dimana menurut Notoatmodjo (2011), pendekatan edukasi merupakan pendekatan
yang paling cocok terhadap upaya pemecahan masalah kesehatan masyarakat
melalui faktor perilaku dibandingkan dengan pendekatan tekanan (coercion). Hal
ini dikarenakan perubahan atau tindakan pemeliharaan kesehatan yang dihasilkan
oleh edukasi didasarkan kepada pengetahuan dan kesadarannya melalui proses
pembelajaran sehingga perilaku tersebut diharapkan akan berlangsung lama (long
lasting) dan menetap karena didasari oleh kesadaran.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Suharni (2012) bahwa pendidikan
kesehatan kehamilan dapat mempengaruhi pengetahuan ibu hamil menjadi lebih
baik dan sikap ibu hamil menjadi lebih positif dalam menyikapi kehamilannya.
Melihat pembahasan tersebut di atas, maka harus ada solusi dari
permasalahan ini khususnya yang berkaitan dengan persiapan persalinan aman
yakni dalam pemilihan penolong dan tempat persalinan. Untuk itu, karena masih
adanya ibu hamil yang memilih bersalin di rumah dan ditolong oleh paraji, maka
yang perlu dilakukan petugas kesehatan disini adalah meningkatkan upaya
12 Aira Putri Mardela
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jln. Raya Bandung- Sumedang Km. 21 Jatinangor-Sumedang) [email protected]
085320070753
edukasi yang lebih intensif dan menjangkau kepada seluruh ibu hamil sehingga
ibu hamil dapat memilih penolong persalinan yang aman, tepat dan sesuai. Dalam
hal ini, keterlibatan perawat juga sangat penting, dimana khususnya perawat
maternitas yang dapat bertindak sebagai educator bagi ibu hamil untuk
memberikan asuhan keperawatan yang tepat.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
rencana pemilihan penolong dan tempat persalinan kelompok kontrol dan
kelompok intervensi pada pretest terdapat sebagian kecil yang memilih ditolong
oleh paraji dan bersalin di rumah sendiri. Sedangkan pada posttest kelompok
kontrol sebagian kecil tetap memilih ditolong oleh paraji dan di rumah sendiri.
Sementara pada kelompok intervensi tidak ada lagi yang memilih ditolong oleh
paraji dan di rumah sendiri, dimana sebagian besar memilih bidan sebagai
penolong persalinan dan puskesmas sebagai tempat persalinan. Berdasarkan hasil
uji statistik didapatkan kesimpulan bahwa terdapat pengaruh dari edukasi
persiapan persalinan aman terhadap pemilihan penolong dan tempat persalinan
pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Melong Tengah.
13 Aira Putri Mardela
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jln. Raya Bandung- Sumedang Km. 21 Jatinangor-Sumedang) [email protected]
085320070753
SARAN
1. Bagi Institusi Puskesmas Melong Tengah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi, rekomendasi dan
evaluasi bagi puskesmas dalam memberikan pendidikan kesehatan yang
optimal kepada ibu hamil sehingga diharapkan pihak puskesmas dapat terus
memberikan edukasi yang lebih intensif dan lebih menjangkau seluruh ibu
hamil yang ada di wilayah kerja puskesmas.
2. Bagi Ibu hamil
Dari hasil penelitian yang didapatkan diharapkan bisa menambah
pengetahuan ibu hamil tentang persiapan persalinan aman sehingga ibu hamil
dapat memilih pertolongan persalinan yang aman.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai data awal untuk
penelitian selanjutnya mengenai pengaruh edukasi terhadap keputusan
pemilihan penolong dan tempat persalinan sewaktu melahirkan pada ibu
hamil. Selain itu, untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat
menggunakan jumlah sampel yang lebih besar.
14 Aira Putri Mardela
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jln. Raya Bandung- Sumedang Km. 21 Jatinangor-Sumedang) [email protected]
085320070753
DAFTAR PUSTAKA
Abbas dan Kristiani.2006. Pemanfaatan pelayanan bidan di desa Kabupaten Muaro Jambi. Working Paper Series No.20 Juli 2006, First Draft KMPK Universitas Gadjah Mada.
Bensley, R.J. 2008. Metode Pendidikan Kesehatan Masyarakat. Alih bahasa: Apriningsih, Nova S. Indah Hippy. Jakarta: EGC.
Bobak, Lowdermilk, and Jensen. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Alih bahasa: Maria A. Wijayarini, Peter I. Anugerah. Jakarta : EGC.
Depkes RI. 2003. Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan Indikator Provinsi dan Kabupaten/Kota Sehat: Keputusan Menteri Kesehatan nomor 1202/Menkes/SK/VIII/2003. Jakarta : Depertemen Kesehatan Republik Indonesia.
. 2009. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2008. Jakarta : Depertemen Kesehatan Republik Indonesia.
. 2009. Menuju Persalinan yang Aman dan Selamat Agar Ibu dan Bayi Lahir Sehat. Jakarta : Pusat Promosi Kesehatan Depertemen Kesehatan Republik Indonesia.
. 2010. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010. Badan Penelitian Pengembangan Kesehatan Depertemen Kesehatan Republik Indonesia.
Kementerian Kesehatan RI. 2011. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2562/Menkes/Per/Xii/2011 Tentang Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Laporan PWS KIA Puskesmas Melong Tengah Desember 2011: Puskesmas Melong Tengah Cimahi Selatan.
Manuaba, I.B.G. 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : ARCAN.
Notoatmodjo, S. 2011. Promosi Kesehatan : Teori dan Aplikasi, Edisi Revisi 2010. Jakarta : Rineka Cipta.
Pramudiarja, U. 2011. 43 persen perempuan Indonesia masih melahirkan di rumah. Available online at http://health.detik.com/read/2011/06/30/140321/1671755/764/43-persen- perempuan-indonesia-masih-melahirkan-di-rumah// (diakses Januari 2012)
Reeder, S.J. 2011. Keperawatan Maternitas : Kesehatan Wanita, Bayi & Keluarga. Alih bahasa: Yati Afiyanti, Imami Nur Rachmawati, Sri Djuwitaningsih. Jakarta : EGC.
Suharni, S. 2012. Pengaruh pendidikan kesehatan tentang kehamilan terhadap pengetahuan dan sikap ibu hamil di Kecamatan Mantingan. Tesis : Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.Tidak dipublikasikan.
Widawati. 2008. Faktor faktor yang berhubungan dengan pemilihan penolong persalinan di wilayah kerja Puskesmas Kopo, Kecamatan Bojongloa Kidul, Kota Bandung Tahun 2008. Tesis : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Tidak dipublikasikan.
15 Aira Putri Mardela
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jln. Raya Bandung- Sumedang Km. 21 Jatinangor-Sumedang) [email protected]
085320070753