77762596-persalinan-kala-1-kala-4.doc
TRANSCRIPT
DAFTAR ISI
Halaman Judul ………………………………………………………….…………….. i
Kata Pengantar……………………………………………………………………… ii
Daftar Isi ……………………………………………………………........................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………….. …………………………....1
1.2 Rumusan Masalah…..………………………………………………………….... 1
1.3 Tujuan ………………………………………………………………………...… 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Persalinan Normal ………………………………………………………………. 2
2.2 Proses Persalinan ………………………………………………………………... 2
2.2.1 Kala I .…………………………………………………………………. 2
2.2.2 Kala II..………………………………………………………………… 5
2.2.3 Kala III…..…………………………………………………………..... 6
2.2.4 Kala IV ………………………………………………………………. 7
BAB III PENUTUP
Saran ……………………………………………………………………………........9
Kesimpulan …………………………………………………………………………..9
Daftar Pustaka ……………………………………………………………………… 10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persalinan adalah tugas dari seorang ibu yang harus dihadapi dengan tabah,
walaupun tidak jarang mereka merasa cemas dalam menghadapi masalah tersebut.
Oleh karena itu, mereka memerlukan penolong yang dapat dipercaya, yang data
memberikan bimbingan dan selalu siap di depan dalam mengatasi kesukaran.
Dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai proses kelahiran.
1.2 Perumusan Masalah
Latar belakang diatas maka rumusan masalah adalah sebagai berikut : “
Bagaimana Proses Kelahiran Bayi ? “
1.3 Tujuan
Tujuan Umum :
- Untuk mengetahui proses kelahiran. Tujuan Khusus :
1. Untuk mengidentifikasi kelahiran normal.
2. Untuk mengetahui tahap-tahap proses kelahiran normal.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Persalinan Normal
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam
uterus melalui vagina ke dunia luar.
Persalinan biasa atau normal (eutosia) adalah proses kelahiran janin pada
kehamilan cukup bulan (aterm 40 minggu), pada janin letak meman- jang dan
presentasi belakang kepala, yang dususul dengan pengeluaran plasenta dan seluruh
proses kelahiran itu berakhir dalam waktu kurang dari 24 jam, tanpa tindakan atau
pertolongan buatan dan tanpa komplikasi.
2.2 Proses Persalinan
Proses persalinan terbagi menjadi 4 kala :
1. Kala I : Pembukaan serviks.
2. Kala II : Kala pengeluaran janin.
3. Kala III : Kala pengeluaran plasenta.
4. Kala IV : Hingga 1 jam setelah plasenta lahir.
2.2.1 Kala I
Tanda-tanda dan gejala inpartu :
1. Penipisan dan pembukaan serviks.
2. Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan serviks (frekuensi
minimal 2 kali dalam 10 menit ).
3. Cairan lender bercampur darah (show) melalui vagina.
4. Adanya HIS.
His ssesungguhnya dan his palsu
HIS sesungguhnya HIS palsu
HIS sesungguhnya HIS palsu
1. Rrasa sakit :
-Teratur
-Interval makin Pendek
-Semakin Lama Semakin Kuat
-Dirasakan paling sakit di
daerah punggung
-intensitas makin kuat kalau
penderita berjalan.
2. Keluar “show”
3. Servik membuka dan menipis
1. Rrasa sakit :
-Tidak teratur
-interval panjang
-kekuatan tetap
-dirasakan kuat didaerah perut
-tak ada perubahan walaupun
penderita berjalan
2. Tidak keluar ‘show’
3. Sservik tertutup dan tidak ada
pembukaan.
Fase-fase dalam persalinan kala I :
1. Fase Laten
- Dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan
serviks.
- Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm.
- Pada umumnya fase laten berlangsung hampir atau hingga 8 jam.
2. Fase Aktif
- Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap (kontraksi
dianggap adekuat, memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan
berlangsung selama 40 detik atau lebih).
- Dari pembukaan 4 cm hingga mencaspai pembukaan lengkap atau 10 cm, akan
terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm per jam (nulipara atau primigravida) atau lebih
dari 1 cm hingga 2 cm (multipara).
- Terjadi penurunan bagian terbawah janin.
Proses persalinan pada kala I :
1. Dimulai pada waktu serviks membuka karena his: kontraksi uterus yang
teratur, makin sering, makin nyeri; disertai pengeluaran darah-lendir (tidak lebih
banyak dari darah haid).
2. Berakhir pada waktu pembukaan serviks telah lengkap (pada periksa-dalam
bibir porsio tidak dapat diraba lagi). Selaput ketuban biasanya pecah pada akhir
kala I.
3. Lamanya tergantung paritas ibu : primigravida ± 12 jam, multigravida ± 7
jam.
4. Mekanisme pembukaan serviks adalah sebagai berikut : kontraksi segmen atas
uterus dan retraksi (regangan) segmen bawah uterus yang mengakibatkan pembukaan
serviks. Akhirnya segmen bawah uterus makin menipis, dan segmen atas uterus
(korpus) makin menebal.
Pada primigravida retraksi (regangan, penipisan) mendahului pembukaan serviks,
sedangkan pada multigravida berlangsung bersama-sama. Inilah yang menentukan
lamanya kala I.
Kecepatan pembukaan pada sepertiga pertama lambat, dan pada dua per tiga
kedua cepat. Pembukaan lengkap = 10 cm.
5. His
Frekuensi : 1 kali/10 menit pada permulaan persalinan 2-3 kali/10 menit pada
akhir kala I.
Lamanya : kurang lebih satu menit.
Nyerinya : berasal dari regangan seviks yang membuka.
Terjadi kalau tekanan intrauterine melebihi 20 mmHg.
Biasanya dimulai dari tulang belakang yang menjalar ke depan.
Kontraksi uterus dimulai pada tempat kira-kira batas tuba dengan uterus.
Akibatnya terhadap janin : setiap kontraksi dapat menghambat aliran darah dari
plasenta ke janin. Kalau tekanannya melebihi 75 mmHg akan menyumbat aliran
darah sama sekali. Kalau his terlampau kuat, terlampau lama, atau terlampau sering
dapat menimbulkan gawat janin.
6. Darah lendir
Darah lendir bercampur lendir yang keluar dari uterus akibat pergeseran
selaput ketuban dengan dinding uterus pada waktu pembukaan seviks.
2.2.2 Kala II
1. Dimulainya, hanya dapat diketahui dengan periksa dalam, dengan menemukan
serviks yang membuka lengkap (pembukaan lengkap, pembukaan 10 cm).
Tanda-tanda klinik lainnya ialah :
a) nyeri his yang sangat hebat;
b) pasien merasa “ingin mengejan”;
c) “darah-lendir” bertambah banyak;
d) selaput ketuban pecah;
e) perasaan seperti “mau buang air besar”;
f) hemoroid fisiologik mulai tapak.
2. Berakhir dengan lahirnya janin.
3. Lamanya
Pada primigravida kira-kira 1 jam, multipara ½ jam.
4. Mengejan
Disebab oleh turunnya kepala yang menekan rectum. Berakibat meningkatnya
tekanan intraabdominal yang memperkuat kontraksi uterus.
Jangan dibiarkan kalau serviks belum membuka lengkap atau dilakukan di luar his,
karena regangan yang berlebihan pada ligamentum serviks lateralis dapat
menimbulkan prolapsus uteri (turun peranakan) di kemudian hari.
5. Perineum yang menggembung
Terjadi pada waktu kepala janin mencapai introitus vaginae. Bertambah gembung
pada setiap kontraksi uterus, yang dapat mengakibatkan robekan perineum, kecuali
kalau dilakukan episotomi.
6. Kepala mulai tampak diantara labia minora (crowning).
7. Mekanismus persalinan.
2.2.3 Kala III
1. Dimulainya setelah bayi lahir lengkap.
2. Berakhir dengan lahirnya plasenta.
3. Lamanya biasanya 5 menit, tidak boleh lebih dari 15 menit.
4. Perlepasan plasenta merupakan akibat dari :
Retraksi otot-otot uterus setelah lahirnya janin yang akan menekan pembuluh-
pembuluh darah ibu. Kontraksinya berlangsung terus-menerus (tidak memanjang lagi
ototnya).
5. Tanda lepasnya plasenta
Talipusat menjulur keluar, atau kalu ditarik tidak ada tahanan.
Segumpal darah keluar dari vagina.
Dengan menekan korpus uteri ke atas (ke arah kepala ibu), tidak lagi menarik
talipusat ke atas.
6. Suntikan oksitosika.
2.2.4 Kala IV
Diagnosis
Dua jam pertama setalah persalinan merupakan waktu yang kritis bagi ibu dan
bayi. Keduanya baru saja mengalami perubahan fisik yang luar biasa – si ibu
melahirkan bayi dari perutnya dan bayi sedang menyesuaikan diri dari dalam perut
ibu ke dunia luar.
Petugas/bidan harus tinggal bersama ibu dan bayi untuk memastikan bahwa
keduanya dalam kondisi yang stabil dan mengambil tindakan yang tepat untuk
melakukan stabilisasi.
Penanganan
Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20-30 menit selama
jam kedua. Jika kontraksi tidak kuat, masase uterus sampai menjadi keras.
Apabila uterus berkontraksi, otot uterus akan menjepit pembuluh darah untuk
menghentikan perdarahan. Hal ini dapat mengurangi kehilangan darah dan
mencegah perdarahan pasca persalinan.
Periksa tekanan darah, nadi kantung kemih, dan perdarahan setiap 15 menit pada
jam pertama dan setiap 30 menit selama jam kedua.
Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi. Tawarkan ibu makanan
dan minuman yang disukainya.
Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan kering.
Biarkan ibu beristirahat – ia telah bekerja keras melahirkan bayinya. Bantu ibu
pada posisi yang nyaman.
Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan bayi,
sebagai permulaan dengan menyusui bayinya.
Bayi sangat siap segera setelah kelahiran. Hal ini sangat tepat untuk memulai
memberikan ASI. Menyusui juga membantu uterus berkontraksi
Jika ibu perlu ke kamar mandi, ibu boleh bangun, pastikan ibu dibantu karena
masih dalam keadaan lemah atau pusing setelah persalinan. Pastikan ibu sudah
buang air kecil dalam 3 jam pascapersalinan.
Ajari ibu atau anggota keluarga tentang :
- bagaimana memeriksa fundus dan menimbulkan kontraksi.
- Tanda-tanda bahaya bagi ibu dan bayi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Saran
Bagi ibu hamil
Sebaiknya ibu hamil dalam proses kelahirannya dibantu dengan tenaga
medis agar dalam persalinannya dapat berjalan normal
Bagi penyusun
Diharapkan penyusun lebih mendalami proses kelahiran dalam bidangnya.
3.2 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah dilakukan dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
“ tenaga medis harus mengetahui proses kelahiran agar bisa menolong
persalinan dengan baik dan benar. “
DAFTAR PUSTAKA
1. Bagian Obstetri dan Ginekologi, Unpad Pimpinan Persalinan Biasa. Obstetri
Fisiologi. 1980
2. Asuhan Persalinan Normal, Jakarta : JNPKKR
3. Asuhan Bayi Baru Lahir, Jakarta : Pusdiknakes – WHO – JHPIEGO. 2001
4. Saifudin AB, Adrian SZG, Wikhjosastro GH, Waspodo D. Buku Acuan
Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal.
5. Tjokronegoro, Arjatmo. Persalinan Normal. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, cetakan keenam. 2005