76645389 pemerintah pusat daerah
DESCRIPTION
fsfsfTRANSCRIPT
Tugas dan Wewenang
Pemerintah daerah bersama-sama DPRD mengatur (regelling) urusan pemerintahan
daerah yang menjadi kewenangannya. Pemerintah daerah mengurus (bestuur) urusan
pemerintahan daerah yang menjadi kewenangannya. Pemerintah daerah wajib
menyebarluaskan Perda yang telah diundangkan dalam Lembaran Daerah dan Peraturan
Kepala Daerah yang telah diundangkan dalam Berita Daerah.
Pada saat pemilihan kepala daerah pemerintah daerah memberikan kesempatan yang
sama kepada pasangan calon untuk menggunakan fasilitas umum. KPUD berkoordinasi
dengan pemerintah daerah untuk menetapkan lokasi pemasangan alat peraga untuk keperluan
kampanye.
Pemerintah daerah dapat melakukan pinjaman yang bersumber dari Pemerintah,
pemerintah daerah lain, lembaga keuangan bank, lembaga keuangan bukan bank, dan
masyarakat untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah. Pemerintah daerah
dapat melakukan pinjaman yang berasal dari penerusan pinjaman hutang luar negeri dari
Menteri Keuangan atas nama Pemerintah setelah memperoleh pertimbangan Menteri Dalam
Negeri. Perjanjian penerusan pinjaman tersebut dilakukan antara Menteri Keuangan dan
Kepala Daerah.
Pemerintah daerah dengan persetujuan DPRD dapat menerbitkan obligasi daerah
untuk membiayai investasi yang menghasilkan penerimaan daerah. Pemerintah daerah dalam
meningkatkan perekonomian daerah dapat memberikan insentif dan/atau kemudahan kepada
masyarakat dan/atau investor yang diatur dalam Perda dengan berpedoman pada peraturan
perundang-undangan.
Pemerintah daerah dapat melakukan penyertaan modal pada suatu Badan Usaha Milik
Pemerintah dan/atau milik swasta. Penyertaan modal tersebut dapat ditambah, dikurangi,
dijual kepada pihak lain, dan/atau dapat dialihkan kepada badan usaha milik daerah.
Pemerintah daerah dapat memiliki BUMD yang pembentukan, penggabungan, pelepasan
kepemilikan, dan/atau pembubarannya ditetapkan dengan Perda yang berpedoman pada
peraturan perundangundangan.
Pemerintah daerah dapat membentuk dana cadangan guna membiayai kebutuhan
tertentu yang dananya tidak dapat disediakan dalam satu tahun anggaran. Pengaturan tentang
dana cadangan daerah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Pemerintah daerah wajib melaporkan posisi surplus/defisit APBD kepada Menteri
Dalam Negeri dan Menteri Keuangan setiap semester dalam tahun anggaran berjalan.
Pemerintah daerah mengajukan rancangan Perda tentang perubahan APBD, disertai
penjelasan dan dokumen-dokumen pendukungnya kepada DPRD.
Pemerintah daerah dapat membentuk badan pengelola pembangunan di kawasan
perdesaan yang direncanakan dan dibangun menjadi kawasan perkotaan. Pemerintah daerah
mengikutsertakan masyarakat sebagai upaya pemberdayaan masyarakat dalam perencanaan,
pelaksanaan pembangunan, dan pengelolaan kawasan perkotaan. Pemerintah daerah bersama-
sama DPRD mengatur (regelling) urusan pemerintahan daerah yang menjadi kewenangannya.
Pemerintah daerah mengurus (bestuur) urusan pemerintahan daerah yang menjadi
kewenangannya. Pemerintah daerah wajib menyebarluaskan Perda yang telah diundangkan
dalam Lembaran Daerah dan Peraturan Kepala Daerah yang telah diundangkan dalam Berita
Daerah.
Pada saat pemilihan kepala daerah pemerintah daerah memberikan kesempatan yang
sama kepada pasangan calon untuk menggunakan fasilitas umum. KPUD berkoordinasi
dengan pemerintah daerah untuk menetapkan lokasi pemasangan alat peraga untuk keperluan
kampanye.
Pemerintah daerah dapat melakukan pinjaman yang bersumber dari Pemerintah,
pemerintah daerah lain, lembaga keuangan bank, lembaga keuangan bukan bank, dan
masyarakat untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah. Pemerintah daerah
dapat melakukan pinjaman yang berasal dari penerusan pinjaman hutang luar negeri dari
Menteri Keuangan atas nama Pemerintah setelah memperoleh pertimbangan Menteri Dalam
Negeri. Perjanjian penerusan pinjaman tersebut dilakukan antara Menteri Keuangan dan
Kepala Daerah.
Pemerintah daerah dengan persetujuan DPRD dapat menerbitkan obligasi daerah
untuk membiayai investasi yang menghasilkan penerimaan daerah. Pemerintah daerah dalam
meningkatkan perekonomian daerah dapat memberikan insentif dan/atau kemudahan kepada
masyarakat dan/atau investor yang diatur dalam Perda dengan berpedoman pada peraturan
perundang-undangan.
Pemerintah daerah dapat melakukan penyertaan modal pada suatu Badan Usaha Milik
Pemerintah dan/atau milik swasta. Penyertaan modal tersebut dapat ditambah, dikurangi,
dijual kepada pihak lain, dan/atau dapat dialihkan kepada badan usaha milik daerah.
Pemerintah daerah dapat memiliki BUMD yang pembentukan, penggabungan, pelepasan
kepemilikan, dan/atau pembubarannya ditetapkan dengan Perda yang berpedoman pada
peraturan perundangundangan.
Pemerintah daerah dapat membentuk dana cadangan guna membiayai kebutuhan
tertentu yang dananya tidak dapat disediakan dalam satu tahun anggaran. Pengaturan tentang
dana cadangan daerah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Pemerintah daerah wajib melaporkan posisi surplus/defisit APBD kepada Menteri
Dalam Negeri dan Menteri Keuangan setiap semester dalam tahun anggaran berjalan.
Pemerintah daerah mengajukan rancangan Perda tentang perubahan APBD, disertai
penjelasan dan dokumen-dokumen pendukungnya kepada DPRD.
Pemerintah daerah dapat membentuk badan pengelola pembangunan di kawasan
perdesaan yang direncanakan dan dibangun menjadi kawasan perkotaan. Pemerintah daerah
mengikutsertakan masyarakat sebagai upaya pemberdayaan masyarakat dalam perencanaan,
pelaksanaan pembangunan, dan pengelolaan kawasan perkotaan.1
1 http://id.wikipedia.org/wiki/Pemerintah_daerah_di_Indonesia
PENGERTIAN PEMERINTAHAN DAERAH
Definisi Pemerintahan Daerah berdasarkan UU No 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan
daerah pasal 1 ayat 2, adalah sebagai berikut :
“Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
pemerintahan daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip
otonomi yang seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.”
Melihat definisi pemerintahan daerah seperti yang telah dikemukakan diatas, maka
yang dimaksud pemerintahan daerah disini adalah penyelenggaraan daerah otonom oleh
pemerintah daerah dan DPRD menurut asas desentralisasi dan unsur penyelenggara
pemerintah daerah adalah Gubernur, Bupati atau Walikota dan perangkat daerah.
Sedangkan menurut S. Pamudji dalam bukunya Kerja Sama Antar Daerah dalam
Rangka Membina Wilayah menyebutkan, bahwa yang dimaksud dengan Pemerintahan
Daerah adalah :“Pemerintahan Daerah adalah daerah otonom diselenggarakan secara
bersama-sama oleh seorang kepala wilayah yang sekaligus merupakan kepala daerah
otonom.” (Pamudji,1985:15)
Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan diatas, maka pengertian dari
Pemerintahan Daerah pada dasarnya sama yaitu suatu proses kegiatan antara pihak yang
berwenang memberikan perintah dalam hal ini pemerintah dengan yang menerima dan
melaksanakan perintah tersebut dalam hal ini masyarakat.
Pemerintah daerah memperoleh pelimpahan wewenang pemerintahan umum dari
pusat, yang meliputi wewenang mengambil setiap tindakan untuk kepentingan rakyat
berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku. Urusan pemerintahan umum yang
dimaksud sebagian berangsur-angsur diserahkan kepada pemerintah daerah sebagai urusan
rumah tangga daerahnya, kecuali yang bersifat nasional untuk menyangkut kepentingan
umum yang lebih luas.2
2 http://makalah-ip.blogspot.com/2011/03/pengertian-pemerintahan-daerah.html
Dalam hubungan antara pemerintah pusat dan daerah pada dsarnya dikenal “asas sentralisasi,
asas desentralisasi, asas dekonsentrasi, asas perbantuan, dan otonomi daerah.
A. Asas Sentralisasi
Asas sentralisasi mengandung suatu pengertian bahwa penyelengaraan pemerintah
sepenuhnya diatur oleh pemerintah pusat. Pemerintah daerah hanya melaksanakan kebijakan-
kebijakan yang telah digariskan oleh pemerintah pusat tanpa diberi kesempatan untuk
mengembangkan diri. Urusan rumah tangga daerah sepenuhnya ditentukan oleh pemerintah
pusat.
Negara republic Indonesia tidak menganut asas sentralisasi, sebagaimana diatur dalam
pasal 18 UUD 1945. Di dalam penjelasannya, menghendaki pembagian daerah Indonesia
dalam bentuk daerah otonom dan administrative.
B. Asas Desentralisasi
Asas desentralisasi merupakan penyerahan urusan pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah atau dari pemerintah daerah tingkat atasnya kepada daerah tingkat
dibawahnya. Misalnya dari pemerintah pusat kepada propinsi atau dari propinsi kepada
kabupaten.
Urusan-urusan pemerintah yang telah diserahkan asas desentralisasi, sepenuhnya jadi
wewenang dan tanggung jawab dari pemerintah daerah. Penyerahan urusan pemerintah itu
dilahirkan daerah otonom, sesuai dengan pasal 18 UUD 1945, yang kemudian dijabarkan
dalam UU No. 5 tahun 1974 yang telah diperbaharui dengan UU No. 22 Tahun 1999 di
dalamnya dinyatakan bahwa Indonesia menganut asas desentralisasi dalam penyelenggaraan
pemerintah di daerah.
C. Asas Dekonsentrasisasi
Menurut undang-undang No. 5 tahun 1974, asas dekosentrasi adalah pelimpahan
wewenang pemerintah atau kepala instansi vertikal tingkat atasnya kepada pejabat-pejabat di
daerah, misalnya dari menteri kepada gubernur atau dari gubernur kepada
bupati/walikotamadya, atau dari direktur jendral kepada kepala kantor wilayah departemen.
D. Asas Perbantuan (Asas Medebewind)
Asas perbantuan mengandung pengertian bahwa adanya pemberian tugas dari
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah, atau dari pemerintah daerah tingkat atasnya
kepada tingakt bawahnya. Pemberian tugas itu harus dipertanggungjawabkan kepada yang
menegaskannya.
Adanya asas pembantuan ini didasarkan pada pertimbangan bahwa, pelimpahan
wewenang dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah berdasarkan kemampuan
perangkat pemerintah pusat di daerah-daerah.
E. Otonomi Daerah
Otonomi daerah merupakan perwuudan dari asas desentralisasi dengan diterapkannya
asas desentralisasi, berarti daerah mempunyai hak untuk mengatur and mengurus rumah
tangganya sendiri. Hak inilah sebenarnya disebut otonomi daerah. Jadi, dengan diberikannya
hak otonomi ini, daerah mempunyai kebebasan untuk menentukan cara mengurus dan
menyelenggarkan kepentingan rumah tangga sendiri.
Sebagai dasar hukum diberikannya hak otonomi daerah adalah pasal 18 ayat 12
perubahan kedua UUD 1945. Berdasarkan pasal 18 UUD 1945 pemerintah atas persetujuan
PDR mengeluarkan undang-undang tentang pokok-pokok pemerintah di daerah No. 5 tahun
1974 yang telah diganti dengan undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang pemerintah daerah
di dalam undang-undang ini, disebutkan bahwa pelaksanaan otonomi didasarkan kepada
prinsip nyata, luas dan bertanggung jawab.3
3 http://www.masbied.com/2011/06/30/hubungan-pemerintah-pusat-dan-daerah/
KEWENANGAN PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAH DAERAH DALAM
PENGELOLAAN LINGKUNGAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam era otonomi daerah sesuai dengan ketentuan dalam UU No 22 Tentang
Pemerintahan Daerah, maka kewenangan daerah akan sedemikian kuat dan luas sehingga
diperlukan suatu peraturan perundang-undangan yang ketat untuk menghindari
ketidakteraturan dalam menyusun kebijakan dalam bidang lingkungan hidup terutama dalam
masalah penanganan penegakan hukum lingkungan dalam era otonomi daerah.
Kewenangan pemerintah Daerah menurut UU No 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah sangatlah besar sehingga tuntutan untuk meningkatkan kinerja dan penerapan
kebijakan dalam bidang lingkungan hidup sangatlah dibutuhkan.
Sistem Pemerintahan Daerah otonom sebelum UU No 22 tahun 1999 terbagi dalam
Sistem Pemerintahan Administratif dan Otonomi, dalam Sistem Pemerintahan Administratif
Pemerintah Daerah berperan sebagai pembantu dari penyelenggaraan pemerintah pusat yang
dikenal sebagai azas dekosentrasi dalam UU No 54 tahun 1970 tentang Pemerintah Daerah,
hal ini diaplikasikan dalam Pemerintahan Daerah Tingkat I dan Pemerintahan Daerah tingkat
II.
Sedangkan dalam Sistem Pemerintahan Otonomi Pemerintahan Daerah adalah
mandiri dalam menjalankan urusan rumah tanganya. Pemerintahan Daerah memerlukan alat-
alat perlengkapannya sendiri sebagai pegawai/pejabat –pejabat daerah dan bukan
pegawai/pejabat pusat. Memberikan wewenang untuk menyelenggarakan rumah tangga
sendiri berarti pula membiarkan bagi daerah untuk berinisiatif sendiri dan untuk merealisir
itu, daerah memerlukan sumber keuangan sendiri dan pendapatan-pendapatan yang diperoleh
dari sumber keuangan sendiri memerlukan pengaturan yang tegas agar di kemudian hari tidak
terjadi perselisihan antara pusat dan daerah mengenai hal –hal tersebut diatas.
Tetapi dalam UU No 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah maka terjadi
perubahan besar dalam kewenangan Pemerintahan Daerah. Pengelolaan lingkungan hidup
sangatlah penting untuk dilihat dalam era otonomi daerah sekarang ini karena lingkungan
hidup sudah menjadi isu internasional yang mempengaruhi perekonomian suatu negara.
Pemerintahan Daerah diberikan kekuasaan yang sangat besar dalam mengelola daerahnya
terutama sekali Pemerintahan Kota atau Kabupaten.
Dalam makalah ini akan dibahas masalah lingkungan hidup di era otonomi daerah dan
bagaimana Kewenangan daerah terhadap lingkungan hidup juga akibat kewenangan yang
besar tersebut.
B. Pokok Permasalahan
1. Bagaimana Kewenangan Pemerintah Daerah dijalankan dalam bidang lingkungan
hidup?
2. Apa dampak dari Kewenangan tersebut terhadap lingkungan hidup ?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pemerintah Kewenangan Pusat dan daerah dalam UU No 22 tahun 1999.
Dalam bidang lingkungan hidup kewenangan Pemerintah Pusat dan Daerah sangat
menentukan akan tetapi dengan adanya UU No 22 tentang Otonomi daerah maka
kewenangan pengelolaan lingkungan hidup menjadi terbagi dua hal ini dapat dicermati dalam
pasal 7 UU NO 22 tahun 1999, yaitu:
1) Kewenangan daerah mencakup kewenangan dalam seluruh bidang pemerintah,
kecuali kewenangan dalam bidang politik luar negeri, pertahanan keamanan,
peradilan, moneter dan fiskal, agama, serta kewenangan bidang lain.
2) Kewenangan bidang lain, sebagaimana dimaksud pada ayat(1), meliputi
kebijakan tentang perencanaan nasional dan pengendalian pembangunan
nasional secara makro, dana perimbangan keuangan, sistem administrasi
negara dan lembaga perekonomian negara, pembinaan dan pemberdayaan
sumber daya alam serta teknologi tinggi yang strategis, konservasi, dan
standarisasi nasional.
Dalam UU nomor 22 tahun 1999 memperlihatkan kewenangan pemetrintah pusat
yang ingin dibagi kepada daerah akan tetapi jika dilihat dari pasal 7 ayat 2 sangat terlihat
pembatasan kewenangan pemerintahan daerah, sebenarnya pasal 7 ayat 2 harus diperjelas lagi
apa yang dimaksud dengan kewenangan bidang lain yang diatur oleh UU No 22 tahun 1999.
Kalau dilihat dari ayat 2 maka akan terlihat kewenangan pemerintah pusat yang masih besar.
2. Penjelasan Kewenangan dalam Sistem Pemerintahan setelah UU No 22 tahun 1999
Untuk mengantisipasi berlakunya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999, tim kerja
Menko Wasbangpan dan Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup/Bapedal telah mencoba
merumuskan interpretasi kewenangan pengelolaan lingkungan hidup menurut Undang-
undang Nomor 22 Tahun 1999.
Secara umum, kewenangan pengelolaan lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi :
Kewenangan Pusat
Kewenangan Propinsi
Kewenangan Kabupaten/Kota.
Kewenangan Pusat terdiri dari kebijakan tentang :
Perencanaan nasional dan pengendalian pembangunan secara makro;
Dana perimbangan keuangan seperti menetapkan dan alokasi khusus untuk
mengelola lingkungan hidup;
Sistem administrasi negara seperti menetapkan sistem informasi dan peraturan
perundang-undangan di bidang pengelolaan lingkungan hidup;
Lembaga perekonomian negara seperti menetapkan kebijakan usaha di bidang
lingkungan hidup;
Pembinaan dan pemberdayaan sumber daya manusia;
Teknologi tinggi strategi seperti menetapkan kebijakan dalam pemanfaatan
teknologi strategi tinggi yang menimbulkan dampak;
Konservasi seperti menetapkan kebijakan pengelolaan lingkungan hidup kawasan
konservasi antar propinsi dan antar negara;
Standarisasi nasional;
Pelaksanaan kewenangan tertentu seperti pengelolaan lingkungan dalam
pemanfaatan sumber daya alam lintas batas propinsi dan negara, rekomendasi
laboratorium lingkungan dsb.
Kewenangan Propinsi terdiri dari :
Kewenangan dalam bidang pemerintahan yang bersifat lintas Kabupaten/Kota;
Kewenangan dalam bidang tertentu, seperti perencanaan pengendalian
pembangunan regional secara makro, penentuan baku mutu lingkungan propinsi,
yang harus sama atau lebih ketat dari baku mutu lingkungan nasional, menetapkan
pedoman teknis untuk menjamin keseimbangan lingkungan yang ditetapkan dalam
rencana tata ruang propinsi dan sebagainya.
Kewenangan dekonsentrasi seperti pembinaan AMDAL untuk usaha atau dan
kegiatan di luar kewenangan pusat.
Kewenangan Kabupaten/Kota terdiri dari :
Perencanaan pengelolaan lingkungan hidup;
Pengendalian pengelolaan lingkungan hidup;
Pemantauan dan evaluasi kualitas lingkungan;
Konservasi seperti pelaksanaan pengelolaan kawasan lindung dan konservasi,
rehabilitasi lahan dsb.
Penegakan hukum lingkungan hidup
Pengembangan SDM pengelolaan lingkungan hidup.
3. Pelaksanaan Kewenangan Pemerintah Pusat dan daerah dalam melakukan pengelolaan
lingkungan hidup.
Pemerintah Pusat dalam melakukan kewenangannya di bidang pengelolaan lingkungan
hidup harus mengikuti kebijakan yang telah diterapkan oleh Menko Wasbangpan dan Menteri
Negara Lingkungan Hidup. Jangan sampai pengurangan kewenangan pemerintah Pusat di
bidang lingkungan hidup tidak bisa mencegah kesalahan pengelolaan lingkungan hidup demi
mengejar Pemasukan APBD khususnya dalam pos Pendapatan Asli Daerah.
Menurut Menteri Negara Lingkungan Hidup Sonny Keraf, bahwa desentralisasi
adalah mendelegasikan secara bertahap wewenang pemerintah pusat kepada pemda dalam
pelaksanaan pengelolaan sumber daya alam secara selektif. Dalam penerapan desentralisasi
itu, menurut Sonny harus tercakup pula pemeliharaan lingkungan hidup sehingga kualitas
ekosistem tetap terjaga dan lestari. Dengan demikian, kendati desentralisasi ala Indonesia
tersebut pada awalnya merupakan reaksi politik untuk mempertahankan stabilitas dan
integritas teritorial, namun paradigma otonomi demi kesejahteraan masyarakat lokal tetap
bisa diwujudkan tanpa merusak kualitas lingkungan hidup setempat.
Permasalahan yang dihadapi oleh Pemerintah Daerah sekarang adalah Pemerintahan
daerah harus meningkatkan Pendapatan Asli Daerah mereka untuk memenuhi target APBD
(Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah) sehingga jalan termudah untuk memenuhi itu
semua adalah mengeksploitasi kembali lingkungan hidup karena cara tersebut adalah cara
yang biasa dilakukan pemerintah pusat untuk memenuhi APBN, dan cara ini akan terus
dilakukan oleh Pemerintah daerah dengan baik.
Sehingga jika waktu yang lalu pemusatan eksploitasi lingkungan hidup hanya di
daerah-daerah tertentu seperti Daerah Istimewa Aceh, Riau, Irian Jaya/ Papua, Kalimantan
dan sebagian Proponsi di Pulau Jawa maka sekarang semua Pemerintah daerah di Indonesia
akan mengekspoitasi lingkungan hidup sebesar-besarnya untuk memenuhi target APBD
untuk daerah-daerah yang mempunyai sumber kekayaan lingkungan hidup yang besar,
sehingga akan dapat terbayang semua daerah kota dan kabupaten di Indonesia akan
melakukan eksploitasi lingkungan hidup secara besar-besaran.
Karena desentralisasi dalam UU No 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
dipunyai oleh daerah kota dan kabupaten.
Permasalahan yang timbul adalah antisipasi dari pemerintah pusat sebagai pemegan
kewenangan tertinggi dalam penyelenggaraan pemerintahan. Karena seperti kita ketahui
kewenangan Pemerintah Pusat adalah:
Perencanaan nasional dan pengendalian pembangunan secara makro;
Dana perimbangan keuangan seperti menetapkan dan alokasi khusus untuk mengelola
lingkungan hidup;
Sistem administrasi negara seperti menetapkan sistem informasi dan peraturan
perundang-undangan di bidang pengelolaan lingkungan hidup;
Lembaga perekonomian negara seperti menetapkan kebijakan usaha di bidang
lingkungan hidup;
Pembinaan dan pemberdayaan sumber daya manusia;
Teknologi tinggi strategi seperti menetapkan kebijakan dalam pemanfaatan teknologi
strategi tinggi yang menimbulkan dampak;
Konservasi seperti menetapkan kebijakan pengelolaan lingkungan hidup kawasan
konservasi antar propinsi dan antar negara;
Standarisasi nasional;
Pelaksanaan kewenangan tertentu seperti pengelolaan lingkungan dalam pemanfaatan
sumber daya alam lintas batas propinsi dan negara, rekomendasi laboratorium
lingkungan dsb.
Seperti dijelaskan diatas maka kewenangan pemerintah pusat dalam melaksanakan
otonomi daerah sangatlah penting dalam lingkungan hidup. Sehingga jika terjadi berbagai
permaslahan yang timbul pemerintahan pusat harus menanganinya secara baik karena
pemrintah pusat masih mempunyai kewenangan untuk mengadakan berbagi evaluasi
kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah daerah sehingga pemerintah daerah dapat
menjalankan kewenanganya secara proporsional dalam bidang pengelolaan lingkungan
hidup.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN
Kewenangan Pemerintah Pusat dan Daerah dalam pengelolaan lingkungan
sangatlah besar sehingga perlu adanya pembatasan yang jelas dalam pengelolaan
lingkungan tersebut.
Dalam melaksanakan hal tersebut telah diatur beberapa batasan yang jelas dalam
Keputusan Bersama Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Menko Wasbangpan.
Yang perlu dicermati adalah kewenangan Pemerintah Daerah yang sangat besar
sehingga perlu adanya bentuk pengawasan yang baik yang dilakukan oleh Pemerintah
Pusat sehingga janagn sampai terjadi berbagai kebijakan yang merusak lingkungan yang
terjadi di setiap kabupaten atau kota yang ada di Indonesia. Pemerintah Pusat harus aktif
dalam melakukan pengawasan sehingga pembangunan yang berwawasan lingkungan
dapat dijalankan dengan baik oleh Pemerintah Indonesia baik oleh Pemerintah Pusat
maupun Pemerintah Daerah.4
4 http://theceli.blogspot.com/2008/04/kewenangan-pemerintah-pusat-dan.html
KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH
Pendahuluan
Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi. Daerah provinsi itu
dibagi lagi atas daerah kabupaten dan daerah kota. Setiap daerah provinsi, daerah kabupaten,
dan daerah kota mempunyai pemerintahan daerah yang diatur dengan undang-undang.
Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota mengatur dan mengurus sendiri
urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.
Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang
oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan Pemerintah Pusat. Pemerintahan daerah
berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan
otonomi dan tugas pembantuan. Susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan daerah
diatur dalam undang-undang.
Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota memiliki Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah yang anggota-anggotanya dipilih melalui pemilihan umum. Gubernur, Bupati,
dan Walikota masing-masing sebagai Kepala Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten dan
Kota dipilih secara demokratis.
Hukum administrasi negara menjadi dasar pijakan utama dan legitimasi kebijakan
penyelenggaraan pemerintahan daerah, sehingga format hukum sangat menentukan nuansa
dan dialektika otonomi daerah yang ditetapkan pemerintah pusat. Hukum tidak dapat
dilepaskan dari kebijakan pemerintahan daerah karena melalui hukum dapat diperoleh arah
tujuan negara dalam membagi kewenangan antar-tingkatan pemerintahan.
PEMBAHASAN
1. A. Pengertian Pemerintah Daerah
Definisi Pemerintahan Daerah (Pasal 1 angka 2 UU Nomor 32 Tahun 2004):
“Penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan
prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945.”
Definisi Pemerintah Daerah (Pasal 1 angka 3 UU Nomor 32 Tahun 2004):
“Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daerah.”
Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah
Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi
seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam UUD 1945.
Pemerintahan Daerah Provinsi terdiri atas Pemerintah Daerah Provinsi dan DPRD
Provinsi.
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota terdiri atas Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota dan DPRD Kabupaten/Kota.
1. B. Legaligrafi pemerintahan daerah
UU NOMOR 1 TAHUN 1945
UU NOMOR 22 TAHUN 1948
UU NOMOR 44 TAHUN 1950
UU NOMOR 1 TAHUN 1957
UU NOMOR 6 TAHUN 1959
UU NOMOR 5 TAHUN 1960
UU NOMOR 18 TAHUN 1965
UU NOMOR 5 TAHUN 1974
UU NOMOR 22 TAHUN 1999
UU NOMOR 32 TAHUN 2004
1. C. Organ Pemerintahan Daerah
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah:
1. Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dipilih melalui pemilihan kepala daerah
langsung.
2. Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dapat diberhentikan karena meninggal
dunia, permintaan sendiri, atau diberhentikan.
3. Kepala Daerah dan atau Wakil Kepala Daerah dapat diberhentikan Presiden tanpa
melalui usulan DPRD apabila dinyatakan melakukan tindakan pidana kejahatan
dengan pidana minimal 5 tahun atas tuduhan korupsi, terorisme, makar, dan atau
tindak pidana terhadap keamanan negara.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
DPRD merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah dan berkedudukan sebagai unsur
penyelenggaraan pemerintahan daerah. DPRD memiliki fungsi legislasi, anggaran, dan
pengawasan. DPRD mempunyai tugas dan wewenang. DPRD mempunyai hak: (a).
interpelasi; (b). angket; dan (c). menyatakan pendapat.
Alat kelengkapan DPRD terdiri atas: (a). pimpinan; (b). komisi; (c). panitia musyawarah; (d).
panitia anggaran; (e). Badan Kehormatan; dan (f). alat kelengkapan lain yang diperlukan.
Anggota DPRD mempunyai hak dan kewajiban. Anggota DPRD mempunyai larangan dan
dapat diganti antar waktu. Ketentuan tentang DPRD sepanjang tidak diatur dalam Undang-
Undang mengenai pemerintahan daerah berlaku ketentuan Undang-Undang yang mengatur
Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD, dan DPRD.
Hubungan antara pemerintah daerah dan DPRD merupakan hubungan kerja yang
kedudukannya setara dan bersifat kemitraan. Kedudukan yang setara bermakna bahwa
diantara lembaga pemerintahan daerah itu memiliki kedudukan yang sama dan sejajar, artinya
tidak saling membawahi. Hal ini tercermin dalam membuat kebijakan daerah berupa
Peraturan Daerah. Hubungan kemitraan bermakna bahwa antara Pemerintah Daerah dan
DPRD adalah sama-sama mitra sekerja dalam membuat kebijakan daerah untuk
melaksanakan otonomi daerah sesuai dengan fungsi masing-masing sehingga antar kedua
lembaga itu membangun suatu hubungan kerja yang sifatnya saling mendukung bukan
merupakan lawan ataupun pesaing satu sama lain dalam melaksanakan fungsi masing-
masing.
Posisi Yuridis DPRD:
1. Pasal 41 UU Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah:
“DPRD memiliki fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan.”
1. Pasal 42 huruf c UU Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah:
“DPRD mempunyai tugas dan wewenang melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan
perda dan peraturan perundang-undangan lainnya, peraturan kepala daerah, APBD, kebijakan
pemerintah daerah dalam melaksanakan program pembangunan daerah, dan kerja sama
internasional di daerah.”
Perangkat Daerah, yang meliputi :
Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah adanya
urusan pemerintahan yang perlu ditangani. Namun tidak berarti bahwa setiap penanganan
urusan pemerintahan harus dibentuk ke dalam organisasi tersendiri. Besaran organisasi
perangkat daerah sekurang-kurangnya mempertimbangkan faktor kemampuan keuangan;
kebutuhan daerah; cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus diwujudkan, jenis
dan banyaknya tugas; luas wilayah kerja dan kondisi geografis; jumlah dan kepadatan
penduduk; potensi daerah yang bertalian dengan urusan yang akan ditangani; sarana dan
prasarana penunjang tugas. Oleh karena itu kebutuhan akan organisasi perangkat daerah bagi
masing-masing daerah tidak senantiasa sama atau seragam.
Perangkat daerah provinsi terdiri atas :
1. Sekretariat Daerah
Sekretariat daerah dipimpin oleh Sekretaris Daerah. Sekretaris daerah mempunyai tugas dan
kewajiban membantu kepala daerah dalam menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan
dinas daerah dan lembaga teknis daerah.
1. Sekretariat DPRD
Sekretariat DPRD dipimpin oleh Sekretaris DPRD. Sekretaris DPRD mempunyai tugas: (a).
menyelenggarakan administrasi kesekretariatan DPRD; (b). menyelenggarakan administrasi
keuangan DPRD; (c). mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD; dan (d).
menyediakan dan mengkoordinasi tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD dalam
melaksanakan fungsinya sesuai dengan kemampuan keuangan daerah.
1. Dinas Daerah
Dinas daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah. Kepala dinas daerah bertanggung
jawab kepada kepala daerah melalui Sekretaris Daerah.
1. lembaga teknis Daerah
Lembaga teknis daerah merupakan unsur pendukung tugas kepala daerah dalam penyusunan
dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik berbentuk badan, kantor, atau rumah
sakit umum daerah. Kepala badan, kantor, atau rumah sakit umum daerah tersebut
bertanggung jawab kepada kepala daerah melalui Sekretaris Daerah.
Kecamatan dibentuk di wilayah kabupaten/kota dengan Perda berpedoman pada Peraturan
Pemerintah. Kecamatan dipimpin oleh camat yang dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh
pelimpahan sebagian wewenang bupati atau walikota untuk menangani sebagian urusan
otonomi daerah. Kelurahan dibentuk di wilayah kecamatan dengan Perda berpedoman pada
Peraturan Pemerintah. Kelurahan dipimpin oleh lurah yang dalam pelaksanaan tugasnya
memperoleh pelimpahan dari Bupati/Walikota.
1. D. Urusan Pemerintahan Daerah
Penyelenggaraan urusan pemerintahan dibagi berdasarkan kriteria eksternalitas, akuntabilitas,
dan efisiensi dengan memperhatikan keserasian hubungan antar susunan pemerintahan.
Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah, yang diselenggarakan
berdasarkan kriteria di atas terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan.
Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah provinsi merupakan urusan
dalam skala provinsi yang meliputi 16 buah urusan. Urusan pemerintahan provinsi yang
bersifat pilihan meliputi urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan potensi
unggulan daerah yang bersangkutan.
Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah kabupaten atau daerah kota
merupakan urusan yang berskala kabupaten atau kota meliputi 16 buah urusan. Urusan
pemerintahan kabupaten atau kota yang bersifat pilihan meliputi urusan pemerintahan yang
secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan
kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan daerah yang bersangkutan.
Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah,
pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.
Pemerintahan daerah dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan memiliki hubungan
dengan pemerintah pusat dan dengan pemerintahan daerah lainnya. Hubungan tersebut
meliputi hubungan wewenang, keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam,
dan sumber daya lainnya. Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya
alam, dan sumber daya lainnya dilaksanakan secara adil dan selaras. Hubungan wewenang,
keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya
menimbulkan hubungan administrasi dan kewilayahan antarsusunan pemerintahan.
Penyelenggaraan fungsi pemerintahan daerah akan terlaksana secara optimal apabila
penyelenggaraan urusan pemerintahan diikuti dengan pemberian sumber-sumber penerimaan
yang cukup kepada daerah, dengan mengacu kepada Undang-Undang yang mengatur
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, dimana besarnya
disesuaikan dan diselaraskan dengan pembagian kewenangan antara Pemerintah dan Daerah.
Semua sumber keuangan yang melekat pada setiap urusan pemerintah yang diserahkan
kepada daerah menjadi sumber keuangan daerah.
Daerah diberikan hak untuk mendapatkan sumber keuangan yang antara lain berupa :
kepastian tersedianya pendanaan dari Pemerintah sesuai dengan urusan pemerintah yang
diserahkan; kewenangan memungut dan mendayagunakan pajak dan retribusi daerah dan hak
untuk mendapatkan bagi hasil dari sumber-sumber daya nasional yang berada di daerah dan
dana perimbangan lainnya; hak untuk mengelola kekayaan Daerah dan mendapatkan sumber-
sumber pendapatan lain yang sah serta sumber-sumber pembiayaan. Dengan pengaturan
tersebut, dalam hal ini pada dasarnya Pemerintah menerapkan prinsip uang mengikuti fungsi.
Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat, daerah dapat mengadakan kerja sama
dengan daerah lain yang didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan efektifitas pelayanan
publik, sinergi dan saling menguntungkan. Kerja sama tersebut dapat diwujudkan dalam
bentuk badan kerjasama antar daerah yang diatur dengan keputusan bersama. Dalam
penyediaan pelayanan publik, daerah dapat bekerja sama dengan pihak ketiga. Kerja sama
yang membebani masyarakat dan daerah harus mendapatkan persetujuan DPRD.
Apabila terjadi perselisihan dalam penyelenggaraan fungsi pemerintahan antar
kabupaten/kota dalam satu provinsi, Gubernur menyelesaikan perselisihan dimaksud. Apabila
terjadi perselisihan antarprovinsi, antara provinsi dan kabupaten/kota di wilayahnya, serta
antara provinsi dan kabupaten/kota di luar wilayahnya, Menteri Dalam Negeri menyelesaikan
perselisihan dimaksud. Keputusan Guberneur atau Menteri Dalam Negeri sebagaimana
dimaksud bersifat final.
Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah, Presiden dapat membentuk suatu
dewan yang bertugas memberikan saran dan pertimbangan terhadap kebijakan otonomi
daerah. Dewan ini dipimpin oleh Menteri Dalam Negeri yang susunan organisasi
keanggotaan dan tata laksananya diatur lebih lanjut dengan Peraturan Presiden. Dewan
tersebut bertugas memberikan saran dan pertimbangan kepada Presiden antara lain mengenai
rancangan kebijakan: pembentukan, penghapusan dan penggabungan daerah serta
pembentukan kawasan khusus; perimbangan keuangan antara Pemerintah dan pemerintahan
daerah.
1. E. Pembagian Urusan Pemerintah
Pemerintahan daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya,
kecuali urusan pemerintahan yang oleh Undang-Undang ini ditentukan menjadi urusan
Pemerintah. Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pemerintahan daerah menjalankan otonomi
seluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan berdasarkan asas
otonomi dan tugas pembantuan. Urusan pemerintahan yang menjadi urusan Pemerintah
meliputi:
Politik luar negeri
Pertahanan
Yustisi
Moneter
Fiscal nasional
Agama
Dalam urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah di luar urusan
pemerintahan, Pemerintah dapat:
1. Menyelenggarakan sendiri sebagian urusan pemerintahan.
2. Melimpahkan sebagian urusan pemerintahan kepada Gubernur selaku wakil
Pemerintah atau;
3. Menugaskan sebagian urusan kepada pemerintahan daerah dan/atau pemerintahan
desa berdasarkan asas tugas pembantuan.
(1) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dibagi berdasarkan kriteria
eksternalitas,akuntabilitas, dan efisiensi dengan memperhatikan keserasian
hubungan antar susunan pemerintahan.
(2) Penyelenggaraan urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
pelaksanaan hubungan kewenangan antara Pemerintah dan pemerintahan daerah provinsi,
kabupaten dan kota atau antarpemerintahan daerah yang saling terkait, tergantung, dan
sinergis sebagai satu sistem pemerintahan.
(3) Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah, yang
diselenggarakan berdasarkan kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri
atas urusan wajib dan urusan pilihan.
(4) Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat wajib yang berpedoman pada
standar pelayanan minimal dilaksanakan secara bertahap dan ditetapkan oleh
Pemerintah.
1) Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah provinsi merupakan urusan
dalam skala provinsi yang meliputi:
a. perencanaan dan pengendalian pembangunan;
b. perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang;
c. penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat;
d. penyediaan sarana dan prasarana umum;
e. penanganan bidang kesehatan;
f. penyelenggaraan pendidikan dan alokasi sumber daya manusia potensial;
g. penanggulangan masalah sosial lintas kabupaten/kota;
h. pelayanan bidang ketenagakerjaan lintas kabupaten/kota;
i. fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil, dan menengah termasuk lintas
kabupaten/kota;
j. pengendalian lingkungan hidup;
k. pelayanan pertanahan termasuk lintas kabupaten/kota;
l. pelayanan kependudukan, dan catatan sipil;
m. pelayanan administrasi umum pemerintahan;
n. pelayanan administrasi penanaman modal termasuk lintas kabupaten/kota;
o. penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya yang belum dapat dilaksanakan oleh
kabupaten/kota; dan
p. urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan.
Kesimpulan
Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah
dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-
luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam UUD 1945.
Pemerintahan daerah dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan memiliki hubungan
dengan pemerintah pusat dan dengan pemerintahan daerah lainnya. Hubungan tersebut
meliputi hubungan wewenang, keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam,
dan sumber daya lainnya. Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya
alam, dan sumber daya lainnya dilaksanakan secara adil dan selaras. Hubungan wewenang,
keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya
menimbulkan hubungan administrasi dan kewilayahan antarsusunan pemerintahan.
Pelaksanaan pemerintahan daerah yang seharusnya didalam prakteknya haruslah sesuai
dengan asas legalitas. Pemerintah daerah harus bertindak sesuai kewenangan yang berlaku.
Pemerintah daerah tidak boleh bertindak dengan menyalahgunakan wewenang dan
melampaui wewenang, atau tanpa wewenang, sehingga dengan demikian dapat mewujudkan
Negara Sejahtera (welfare state )
Saran
1. Pemerintahan daerah didalam menjalankan wewenangnya didalam melaksanakan
otonomi daerahnya tidak terlepas dari prinsip – prinsip NKRI.
2. Pemerintah daerah diharapkan dapat melakukan pengawasan yang lebih optimal
terhadap pembangunan yang dilakukan oleh desa-desa di daerah otonomi tersebut
agar tercipta pembangunan yang merata didaerah otonomi tersebut.5
5 http://medizton.wordpress.com/2010/05/15/kewenangan-pemerintah-daerah/
Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah pusat meliputi:1. Politik Luar Negeri, diantaranya adalah 1] mengangkat pejabat politik dan menunjuk
warga negara untuk duduk dalam jabatan lembaga internasonal; 2] menetapkan kebijakan luar negeri; 3] melaksanakan perjanjian dengan negara lain; 4] menetapkan kebijakan perdagangan luar negeri dan lain-lain.
2. Pertahanan, diantaranya adalah 1] mendirikan dan membentuk angkatan bersenjata; 2] menyatakan damai dan perang; 3] menyatakan negara atau sebagian wilayah negara dalam keadaan bahaya; 4] membangun dan mengembangkan sistem pertahanan negara dan persenjataan; 5] menetapkan kebijakan wajib militer dan bela negara bagi setiap warga negara.
3. Keamanan, diantaranya adalah 1] mendirikan dan membentuk kepolisian negara; 2] menetapkan kebijakan keamanan nasional; 3] menindak setiap orang yang melanggar hukum negara; 4] menindak kelompok atau organisasi yang kegiatannya melanggar keamanan negara.
4. Moneter dan Fiskal, diantaranya adalah 1] mencetak uang dan menentukan nilai mata uang; 2] menetapkan kebijakan moneter; 3] mengendalikan peredaran uang.
5. Yustisia, diantaranya adalah 1] mendirikan lembaga peradilan; 2] mengangkat hakim dan jaksa; 3] mendirikan lembaga pemasyarakatan; 4] menetapkan kebijakan kehakiman dan keimigrasian, memberi grasi, amnesti, abolisi, membentuk Undang-Undang, Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PERPU), Peraturan Pemerintah, dan peraturan lain yang berskala nasonal.
6. Agama, diantaranya adalah 1] menetapkan hari libur keagamaan yang berlaku secara nasional; 2] memberikan pengakuan terhadap keberadaan suatu agama; 3] menetapkan kebijakan dalam penyelenggaraan kehidupan keagamaan.
Selain hal-hal tersebut di atas, terdapat juga urusan pemerintahan yang bersifat concurrent yaitu urusan pemerintahan yang penanganannya dalam bagian tertentu dapat dilaksanakan bersama-sama antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Pada dasarnya pemerintah pusat dapat menyelenggarakan sendiri sebagian urusan pemerintahan, melimpahkan sebagian urusan pemerintahan kepada Gubernur, Walikota, dan bupati serta menugaskan sebagian urusan pemerintahan kepada pemerintah daerah berdasarkan asas tugas pembantuan.6
6 http://id.shvoong.com/law-and-politics/administrative-law/2203806-urusan-pemerintahan-yang-menjadi-kewenangan/#ixzz1hd3Kxb00