sumber-sumber penerimaan pemerintah pusat dan pemerintah daerah & kebijakan pemerintah di bidang...

26
Sumber-Sumber Penerimaan Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah & Kebijakan Pemerintah Di Bidang Fiskal. Mata Pelajaran: Ekonomi Nama Kelompok: Anisa Febriyanti Nabila Diyan Pratiwi Guru Pembimbing: Sapari, S.Pd,. M.Pd. SMAIT ASH-SHIBGOH Tahun 2015

Upload: sapari89

Post on 10-Feb-2016

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sumber-Sumber Penerimaan Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah & Kebijakan Pemerintah Di Bidang Fiskal

Sumber-Sumber Penerimaan Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah & Kebijakan Pemerintah Di Bidang Fiskal.

Mata Pelajaran: EkonomiNama Kelompok: Anisa Febriyanti

Nabila Diyan PratiwiGuru Pembimbing: Sapari, S.Pd,. M.Pd.

SMAIT ASH-SHIBGOHTahun 2015

Page 2: Sumber-Sumber Penerimaan Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah & Kebijakan Pemerintah Di Bidang Fiskal

1

Standar

Kompetens

i

2 3

Kompetens

iDasar

Materi

Page 3: Sumber-Sumber Penerimaan Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah & Kebijakan Pemerintah Di Bidang Fiskal

Standar Kompetensi

Memahami APBD dan APBNMemahami APBD dan APBN

Page 4: Sumber-Sumber Penerimaan Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah & Kebijakan Pemerintah Di Bidang Fiskal

Kompetensi Dasari.i. Mendeskripsikan kebijakan Pemerintah di Mendeskripsikan kebijakan Pemerintah di

bidang fiskal bidang fiskal

ii.ii. Mengidentifikasi Sumber-Sumber Mengidentifikasi Sumber-Sumber Penerimaan Pemerintah Pusat Dan Penerimaan Pemerintah Pusat Dan Pemerintah DaerahPemerintah Daerah

Page 5: Sumber-Sumber Penerimaan Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah & Kebijakan Pemerintah Di Bidang Fiskal

M a t e r i :i. Kebijakan Pemerintah di Bidang Fiskal.

Dalam mengatur perekonomian, pemerintah membuat Dalam mengatur perekonomian, pemerintah membuat suatu daftar anggaran yang disebut APBN. Yang memuat suatu daftar anggaran yang disebut APBN. Yang memuat sumber penerimaan dan jenis-jenis penge-luaran negara sumber penerimaan dan jenis-jenis penge-luaran negara untuk pembayaran. untuk pembayaran.

kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah dalam kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah dalam memengaruhi perekonomian melalui pengeluaran dan memengaruhi perekonomian melalui pengeluaran dan penerimaan dalam APBN.penerimaan dalam APBN.

Page 6: Sumber-Sumber Penerimaan Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah & Kebijakan Pemerintah Di Bidang Fiskal

Pajak

Pajak atau tax dalam buku teori ekonomi Pajak atau tax dalam buku teori ekonomi makro biasanya didefinisikan sebagai uang makro biasanya didefinisikan sebagai uang atau daya beli yang diserahkan masyarakat atau daya beli yang diserahkan masyarakat kepada pemerintah dan pemerintah tidak kepada pemerintah dan pemerintah tidak tidak memberikan balas jasa secara langsung tidak memberikan balas jasa secara langsung (Soediyono:96)(Soediyono:96)

M a t e r i :

Page 7: Sumber-Sumber Penerimaan Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah & Kebijakan Pemerintah Di Bidang Fiskal

M a t e r i:Fungsi – Fungsi Pajak Fungsi – Fungsi Pajak ::a)a)Fungsi Buggeter (Sumber Utama Kas Negara)Fungsi Buggeter (Sumber Utama Kas Negara)

Pajak sangat diandalkan sebagai sumber utama penerimaan Pajak sangat diandalkan sebagai sumber utama penerimaan pemerintah yang berasal dari dalam negeri.pemerintah yang berasal dari dalam negeri.b)b)Fungsi Alokasi (Sumber Pembiayaan Pembangunan)Fungsi Alokasi (Sumber Pembiayaan Pembangunan)Pajak yang telah dihimpun negara dialokasikan untuk pembiayaan Pajak yang telah dihimpun negara dialokasikan untuk pembiayaan pembagunan disegala bidang.pembagunan disegala bidang.c)c)Fungsi Distribusi (Alat Pemerataan Pendapatan)Fungsi Distribusi (Alat Pemerataan Pendapatan)Pajak yang telah diterima pemerintah digunakan untuk Pajak yang telah diterima pemerintah digunakan untuk pembagunan disegala bidang sehingga diharapkan pembangunan pembagunan disegala bidang sehingga diharapkan pembangunan dapat merata.dapat merata.d)d)Fungsi Regulasi (Alat Pengatur Kegiatan Ekonomi)Fungsi Regulasi (Alat Pengatur Kegiatan Ekonomi)Melalui pajak Pemerintah dapat mengatur kegiatan ekonomi, Melalui pajak Pemerintah dapat mengatur kegiatan ekonomi, Melalui kebijakan fiskal, pemerintah dapat menetapkan pajak yang Melalui kebijakan fiskal, pemerintah dapat menetapkan pajak yang tinggi, misalnya untuk mengatasi tingkat inflasi.tinggi, misalnya untuk mengatasi tingkat inflasi.

Page 8: Sumber-Sumber Penerimaan Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah & Kebijakan Pemerintah Di Bidang Fiskal

M a t e r i :

Jenis-Jenis Pajak.1. Pajak menurut sifatnya a. pajak langsung b. pajak tidak langsung.

No. Pajak Langsung Pajak Tidak Langsung1.

2.

3.

4.

Pajak yang dipungut berdasarkan surat ketetapan pajak (Kohir)Dipungut setahun sekaliTidak dilimpahkan kepada orang lainContohnya PPh, PBB, dan pajak sejenis.

Tidak memiliki surat keterangan pajak (Kohir)

Dipungut setiap terjadi transaksiBisa dilimpahkan kepada orang lain

Contohnya, pajak penjualan, PPN, BBN, dan pajak sejenis.

Page 9: Sumber-Sumber Penerimaan Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah & Kebijakan Pemerintah Di Bidang Fiskal

M a t e r i:

2. Pajak menurut instansi yang memungutnya•Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut langsung oleh pemerintah pusat (Direktorat Jenderal Pajak) misalnya PPN dan PPh

•Pajak Daerah, pajak yang wewenang pemungutan-nya oleh pemerintah daerah tingkat I dan II, misalnya pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan pajak tontonan.

Page 10: Sumber-Sumber Penerimaan Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah & Kebijakan Pemerintah Di Bidang Fiskal

M a t e r i :3. Pajak menurut Objek Pajaknya3. Pajak menurut Objek Pajaknya

Objek Pajak kejadian, Objek Pajak kejadian, contoh: bea masuk dan bea keluarcontoh: bea masuk dan bea keluar

Objek Pajak Perbuatan, Objek Pajak Perbuatan, contoh: PPN dan BBNcontoh: PPN dan BBN

Objek Pajak Keadaan, Objek Pajak Keadaan, contoh: PPh dan PBB;contoh: PPh dan PBB;

Objek Pajak Pemakaian, Objek Pajak Pemakaian, contoh: bea materai dan cukaicontoh: bea materai dan cukai.

Page 11: Sumber-Sumber Penerimaan Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah & Kebijakan Pemerintah Di Bidang Fiskal

M a t e r i :

4. Pajak menurut Subjek Pajaknya

•Pajak perseorangan yaitu pajak yang dikenakan pada perseorangan.

•Pajak badan usaha yaitu pajak yang dikenakan pada badan usaha

Page 12: Sumber-Sumber Penerimaan Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah & Kebijakan Pemerintah Di Bidang Fiskal

M a t e r i :

5. Pajak menurut Asalnya •Pajak luar negeri, yaitu pajak yang dipungut terhadap

orang-orang asing yang memiliki penghasilan di Indonesia. Misalnya orang jepang yang mendirikan pabrik perakitan mobil di Indonesia.

•Pajak dalam negeri, yaitu pajak yang dipungut kepada setiap warga negara yang tinggal di Indonesia.

Page 13: Sumber-Sumber Penerimaan Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah & Kebijakan Pemerintah Di Bidang Fiskal

M a t e r i : Pungutan resmi lainnya1. Restribusi:

Pungutan langsung yang ditarik oleh pemerintah daerah dengan pemberian fasilitas kepada yang melakukan pembayaran.

Restribusi dibagi 2 golongan:a. Restribusi Jasa Umum (objeknya jasa umum)b. Restribusi Jasa Usaha (objeknya jasa usaha) contoh: restribusi kesehatan, restribusi parkir

Page 14: Sumber-Sumber Penerimaan Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah & Kebijakan Pemerintah Di Bidang Fiskal

2. Bea cukaia. Bea adalah pungutan yang dikenakan

atas jumlah harga barang yang dimasukan ke dalam daerah pabean atau dikeluarkan dari daerah pabean.

bea terdiri dari bea masuk dan bea keluar.

b. cukai adalah pungutan yang dikenakan atas barang tertentu.

Bea cukai merupakan pungutan yang dilakukan oleh pemerintah pusat.

M a t e r i : Pungutan resmi lainnya

Page 15: Sumber-Sumber Penerimaan Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah & Kebijakan Pemerintah Di Bidang Fiskal

3. IuranIuran ialah pungutan yang dilakukan sehubungan dengan pemberian suatu jasa/fasilitas tertentu yang diberikan oleh pemerintah kepada kelompok/golongan tertentu dimana pembayar iuran dianggap turut menikmati jasa/fasilitas tersebut.

contoh: iuran keamanan, iuran sampah

M a t e r i : Pungutan resmi lainnya

Page 16: Sumber-Sumber Penerimaan Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah & Kebijakan Pemerintah Di Bidang Fiskal

M a t e r i ii. Mengidentifikasi Sumber-Sumber Penerimaan

Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah

Berdasarkan APBN sumber-sumber penerimaan pemerintah adalah sebagai berikut:Berdasarkan APBN sumber-sumber penerimaan pemerintah adalah sebagai berikut:1. Penerimaan Negara, terdiri dari:1. Penerimaan Negara, terdiri dari:a. Penerimaan dalam negeria. Penerimaan dalam negeri1) Penerimaan perpajakan1) Penerimaan perpajakana) Pajak Dalam Negeri, terdiri atas pajak penghasilan (migas, non migas), Pajak a) Pajak Dalam Negeri, terdiri atas pajak penghasilan (migas, non migas), Pajak

pertambahan nilai, Pajak bumi dan bangunan, Bea perolehan hak atas tanah dan pertambahan nilai, Pajak bumi dan bangunan, Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan, cukai, pajak lainnyabangunan, cukai, pajak lainnya

b) Pajak perdagangan internasional, terdiri atas Bea masuk dan pajak/pungutan b) Pajak perdagangan internasional, terdiri atas Bea masuk dan pajak/pungutan eksporekspor

2) Penerimaan Bukan Pajak2) Penerimaan Bukan Pajaka) Penerimaan SDA (sumber daya alam), terdiri dari Minyak bumi, Gas alam, a) Penerimaan SDA (sumber daya alam), terdiri dari Minyak bumi, Gas alam,

Pertambangan umum, Kehutanan, PerikananPertambangan umum, Kehutanan, Perikananb) Bagian Laba BUMNb) Bagian Laba BUMNc) Penerimaan Negara Bukan Pajak lainnyac) Penerimaan Negara Bukan Pajak lainnyad) Hibahd) Hibah

Page 17: Sumber-Sumber Penerimaan Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah & Kebijakan Pemerintah Di Bidang Fiskal

M a t e r iSumber Penerimaan dan Jenis-jenis Pengeluaran Pemerintah Daerah1. Penerimaan Penerimaan daerah dalam pelaksanaan desentralisasi terdiri atas pendapatan daerah & pembiayaan. Pendapatan daerah bersumber dari: a. Pendapatan asli daerah1) Hasil pajak daerah2) Hasil retribusi daerah3) Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan4) Lain-lain pendapatan asli daerah b. Dana perimbangan Sebagai komponen terbesar dalam belanja daerah, dana perimbangan mempunyai peranan penting

dalam mendukung pelaksanaan desentralisasi. Selama periode 2001-2005, kebijakan dana perimbangan diarahkan untuk

a) memperkuat koreksi ketimbangan horisontal,b) meningkatkan pelayanan publik; danc) meningkatkan efisiensi melalui anggaran kinerja berdasarkan Undang-Undang nomor 17 tahun 2003

tentang Keuangan Negara. Dalam perkembangannya, dana perimbangan senantiasa menunjukkan kecenderungan meningkat dari tahun ke tahun. Apabila dalam tahun 2003 realisasi dana perimbangan sebesar 111,1 triliun rupiah (5,4 persen terhadap PDB), maka dalam tahun 2004 realisasi dana perimbangan mencapai 122,9 triliun rupiah (5,3 persen terhadap PDB), atau meningkat sebesar 10,6 persen. Selanjutnya, dalam tahun 2005, realisasi dana perimbangan diperkirakan mencapai 142,3 triliun rupiah (5,4 persen terhadap PDB), atau lebih tinggi 15,8 persen dari realisasinya dalam tahun 2004. Realisasi dana perimbangan tersebut terdiri dari realisasi dana bagi hasil (DBH), dana alokasi umum (DAU), dan dana alokasi khusus (DAK).

Page 18: Sumber-Sumber Penerimaan Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah & Kebijakan Pemerintah Di Bidang Fiskal

M a t e r i1) Dana Bagi Hasil (DBH) Dana bagi hasil (DBH) merupakan bagian daerah yang bersumber dari penerimaan yang

dihasilkan baik oleh penerimaan perpajakan, maupun sumber daya alam. Besarnya bagian daerah tersebut ditetapkan berdasarkan peraturan perunda-undangan yang berlaku, yaitu mengacu kepada Undang-Undang nomor 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, Peraturan Pemerintah nomor 104 tahun 2000 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah nomor 84 tahun 2001 tentang Dana Perimbangan, Undang-Undang nomor 18 tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Undang-Undang nomor 21 tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi provinsi Papua, serta peraturan perundang-undangan lain yang berkaitan dengan perpajakan dan sumberdaya alam. Berdasarkan ketentuan tersebut, maka besarnya realisasi DBH, selain sangat dipengaruhi oleh kinerja penerimaan dalam negeri yang dibagihasilkan, juga tergantung kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku mengenai besarnya persentase bagian daerah penghasil. Penerimaan negara yang berasal dari penerimaan perpajakan yang dibagihasilkan ke daerah melalui APBN meliputi pajak penghasilan, yaitu PPH pasal 21 dan PPH pasal 25/29 orang pribadi dalam negeri, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), serta Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB). Sementara itu, penerimaan negara yang berasal dari sumber daya alam (SDA) yang dibagihasilkan ke daerah meliputi antara lain SDA minyak bumi, SDA gas alam, SDA pertambangan umum, SDA kehutanan, dan SDA perikanan.

Page 19: Sumber-Sumber Penerimaan Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah & Kebijakan Pemerintah Di Bidang Fiskal

M a t e r iDalam perkembangannya, realisasi DBH senantiasa menunjukkan kecenderungan meningkat dari tahun

ke tahun seiring dengan meningkatnya realisasi penerimaan dalam negeri yang dibagihasilkan. Dalam tahun 2004, realisasi DBH emncapai 36,7 triliun rupiah atau meningkat 16,9 persen dibandingkan dengan realisasi DBH tahun 2003 sebesar 31,4 triliun rupiah. Sementara itu, realisasi DBH dalam tahun 2004 diperkirakan 49,2 triliun rupiah atau 34,1 persen lebih tinggi dari realisasinya dalam tahun 2004.

2) Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Umum (DAU) merupakan instrumen transfer daerah yang berperan untuk

meminimumkan ketimpangan fiskal antar daerah, sekaligus memeratakan kemampuan keuangan antar daerah, dan dialokasikan dalam bentuk block grant. Berkaitan denganitu, sebagiamana yang diamanatkan dalam Undang-Undang nomor 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, formula yang digunakan dalam perhitungan DAU adalah konsep kesenjangan fiskal, yaitu selisih antara kebutuhan fiskal dengan kapasitas fiskal. Adapun besaran Dau ditetapkan sekurang-kuranya 25 persen dari penerimaan dalam negeri (PDN) bersih, dengan rincian 10 persen untuk privinsi, dan 90 persen untuk kabupaten/kota. Untuk meningkatkan fungsi utama DAU sebagai alat pemerataan kemampuan keuangan antar daerah, maka penerapan formula DAU sejak tahun 2003-2005 dilakukan dengan kebijakan sebagai berikut: (1) sejak tahun 2004 alokasi DAU ditingkatkan, yaitu dari 25 persen menjadi 25,5 persen dari PDN bersih; (2) formula yang digunakan mengacu pada Peraturan Pemerintah nomor 104 tahun 2000 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah nomor 84 tahun 2001 tentang Dana Perimbangan; (3) tetap mempertimbangkan faktor penyeimbang (alokasi minimum/ alokasi dasar), yang terdiri atas lumpsum dan proporsional terhadap kebutuhan belanja pegawai; serta (4) DAU bagi daerah otonom baru (pemekaran) dihitung secara proporsional dari dareah induknya berdasarkan jumlah penduduk, luas wilayah, dan belanja PNS daerah.

Page 20: Sumber-Sumber Penerimaan Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah & Kebijakan Pemerintah Di Bidang Fiskal

M a t e r iDalam perkembangannya, realisasi DAU senantiasa menunjukkan kecenderungan

peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini tercermin dari daya serapnya, yaitu apabila dalam tahun 2003 realisasi DAU mencapai 77,0 triliun rupiah, maka dalam tahun 2004 realisasi DAU mencapai 82,1 triliun rupiah, atau meningkat 6,6 persen. Selanjutnya dalam tahun 2005, realisasi DAU diperkirakan mencapai 88,8 triliun rupiah, yang berarti mengalami peningkatan 8,2 persen dari realisasi DAU tahun 2004. Peningkatan perkiraan realisasi DAU ini disebabkan oleh lebih tingginya perkiraan realisasi penerimaan dalam negeri (PDN), yang membawa konsekuensi pada lebih tingginya DAU, serta meningkatnya rasio DAU terhadap PDN netto, yaitu dari 25 persen dalam tahun 2001 hingga tahun 2003, menjadi 25,5 persen dalam tahun 2004 dan tahun 2005.

3) Dana Alokasi Khusus Selain DBH dan DAU, kepada daerah juga disediakan dana alokasi khusus (DAK) yang

digolongkan ke dalam bantuan yang bersifat khusus. Pada awalnya, DAK yang disediakan bagi daerah, seluruhnya bersumber dari dana reboisasi (DR) yang dialokasikan sebesar 40 persen dari penerimaannya. Namun, mulai tahun 2003, selain untuk membiayai kegiatan reboisasi di daerah penghasil, DAK juga diberikan dalam bentuk DAK Non-DR yang disediakan bagi daerah tertentu untuk membiayai kebutuhan khusus, seperti kebutuhan yang tidak dapat diperkirakan secara umum dengan menggunakan rumus alokasi umum atau kebutuhan yang merupakan komitmen atau prioritas nasional.

Page 21: Sumber-Sumber Penerimaan Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah & Kebijakan Pemerintah Di Bidang Fiskal

M a t e r iRealisasi DAK senantiasa menunjukkan kecenderungan yang meningkat

dari tahun ke tahun. Dalam tahun 2004, realisasi DAK mencapai 4,1 triliun rupiah, atau meningkat 51,9 persen dibandingkan dengan realisasi DAK tahun 2003 sebesar 2,7 triliun rupiah. Sementara itu, realisasi DAK dalam tahun 2005 diperkirakan sebesar 4,3 triliun rupiah atau 4,9 persen lebih tinggi dari realisasinya dalam tahun 2004. Realisasi DAK tersebut terdiri atas realisasi DAK DR dan DAK Non-DR.

Realisasi DAK DR sangat dipengaruhi oleh besarnya penerimaan negara yang bersumber dari dana reboisasi yang dapat dihimpul oleh Pemerintah. Berkaitan dengan itu, realisasi DAK DR dalam tahun 2004 mencapai 1,3 triliun rupiah, dan realisasi DAK DR dalam tahun 2005 diperkirakan mencapai 0,3 triliun rupiah atau 76,9 persen lebih rendah dari realisasinya pada tahun sebelumnya.

Dalam perkembangannya, realisasi DAK Non-DR menunjukkan kecenderungan yang meningkat dari tahun ke tahun. Dalam tahun 2003, realisasi DK Non-DR mencapai 2,7 triliun rupiah, yang dipergunakan untuk membiayai bidang pendidikan, bidang kesehatan, bidang infrastruktur, serta bidang prasarana pemerintahan daerah pemekaran. Dalam tahun 2994, realisasi DAK Non-DR meningkat menjadi 2,8 triliun rupiah.

Page 22: Sumber-Sumber Penerimaan Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah & Kebijakan Pemerintah Di Bidang Fiskal

M a t e r iPeningkatan ini selain karena adanya kenaikan anggaran di setiap bidang yang

dibiayai dengan DAK Non-DR, juga sebagai akibat diperluasnya cakupan pembiayaannya dengan menambah bidang kelautan dan perikanan. Dalam tahun 2005 realisasi DAK Non-DR diperkirakan mencapai 4,0 triliun rupiah, atau 42,9 persen lebih tinggi dari realisasinya dalam tahun 2004. Peningkatan yang cukup signifikan tersebut juga disebabkan adanya peningkatan anggaran di setiap bidang yang dibiayai DAK Non-DR dan penambahan kegiatan prasarana air bersih pada bidang infrastruktur serta bidang pertanian. Dengan demikian, bidang-bidang yang dibiayai dengan anggaran DAK Non-DR dalam tahun 2005 meliputi bidang pendidikan, bidang kesehatan, bidang infrastruktur, termasuk kegiatan prasarana air bersih, bidang prasarana pemerintah daerah pemekaran, bidang kelautan dan perikanan, serta bidang pertanian.

c. Lain-lain pendapatan terdiri dari pendapatan hibah dan pendapatan dana darurat.1) Pendapatan hibah merupakan bantuan yang tidak mengikat, bersumber dari luar

negeri melalui pemerintah. Hibah dituangkan dalam suatu naskah perjanjian antara pemerintah daerah dan pemberi hibah. Dalam penggunaan disesuaikan dengan naskah perjanjian.

2) Pendapatan dana darurat adalah berasal dari APBN untuk keperluan mendesak yang diakibatkan oleh bencana nasional atau peristiwa luar biasa yang tidak dapat ditanggulangi oleh daerah dengan menggunakan sumber APBD.

Page 23: Sumber-Sumber Penerimaan Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah & Kebijakan Pemerintah Di Bidang Fiskal

M a t e r i d. Pinjaman Daerahd. Pinjaman Daerah Pemerintah menetapkan batas maksimal kumulatif pinjaman Pemerintah menetapkan batas maksimal kumulatif pinjaman

pemerintah dan pemerintah daerah dengan memperhatikan pemerintah dan pemerintah daerah dengan memperhatikan keadaan dan prakiraan perkembangan perekonomian keadaan dan prakiraan perkembangan perekonomian nasional. Pinjaman daerah bersumber dari: pemerintah, nasional. Pinjaman daerah bersumber dari: pemerintah, pemerintah daerah lain, lembaga keuangan Bank, lembaga pemerintah daerah lain, lembaga keuangan Bank, lembaga keuangan bukan Bank dan masyarakat. Pinjaman daerah keuangan bukan Bank dan masyarakat. Pinjaman daerah yang bersumber dari pemerintah diberikan melalui menteri yang bersumber dari pemerintah diberikan melalui menteri keuangan. Sedang pinjaman daerah yang bersumber dari keuangan. Sedang pinjaman daerah yang bersumber dari masyarakat berupa obligasi daerah ditertibkan melalui pasar masyarakat berupa obligasi daerah ditertibkan melalui pasar modal.modal.

Page 24: Sumber-Sumber Penerimaan Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah & Kebijakan Pemerintah Di Bidang Fiskal

kesimpulan Kebijakan fiskal merupakan kebijakan yang yang merujuk pada

kebijakan pemerintah melalui pengeluaran dan pendapatan.kebijakan fiskal berbda dengan kebijakan moneter,instrument utama kebijakan fiskal adalah menstabilkan pengeluaran dan pendapatan ekonomi suatu Negara.

Kebijakan fiskal mempunyai tujuan terhadap sistem ekonomi biaik ekonomi islam ataupun ekonomi kapitalius kebijaka fiskal mempunyai tujuan yang amat sangat berbeda begitu pula definisinya.namun definisi dan tujuan kebijakan fiskal dari sistem ekonomi islam lebih luas definisi dan tujuanya dibandingkan dengan ekonomi kapitalis yang hanya mengutamaka aspek material saja tanpa menyangkut aspeik spiritualnya.sangat berbeda dengan ekonomi islam yang menyangkut semua aspek kehidupan dari mulai sebelum kita lahir sampai kehidupan kita setelah kita hidup semua dibshas dalam sistem ekonomi islam.

Selain tujuan kebijakan fiskal juga mempunyai fungsi dan bentuk-bentuk dalam sistem ekonomi. Fungsi tersebut meliputi fungsi alokasi , distribusi dan stabilisasi.sedangkan bentuk –bentuknya secara umum dibagi menjadi tiga.

Page 25: Sumber-Sumber Penerimaan Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah & Kebijakan Pemerintah Di Bidang Fiskal

P e r t a n y a a n & j a w a b a n1. Sebutkan ciri ciri dari kebijakan fiskal? 1. Mencapai stabilitas perekonomian. 2. Memacu dan mendorong terjadinya pertumbuhan

ekonomi. 3. Memperluas dan menciptakan lapangan kerja. 4. Menciptakan terwujudnya keadilan sosial bagi

masyarakat. 5. Mewujudkan pendistribusian dan pemerataan

pendapatan.2. Apa saja pendapan daerah bersumber dari? - pendapatan hasil daerah - Dana pendapatan

Page 26: Sumber-Sumber Penerimaan Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah & Kebijakan Pemerintah Di Bidang Fiskal

Terima Kasih